Mengenai Saya

Foto saya
Pangandaran, West Java, Indonesia
Simple

Sabtu, 31 Maret 2012

Siapkan kacamu :)

Sudahkah hari ini engkau menyiapkan kaca? Mengelapnya dengan sedemikian rupa hingga mengkilap agar tidak berdebu dan tak terlihat kusam dan buram? Mematut dirimu di depannya?[ ] Lho, emangnya mau pergi ke mana? Bukan, bukan itu maksudku, tetapi kaca masa. Ya kaca waktu, melihat dirim, kepribadian kita di situ, pada penutup tahun kali ini.[ ] Tak terasa waktu telah bergitu cepat. Sebentar lagi pergantian tahun. Dari 2010 ke 2011. [ ] Lantas, apa yang telah kita rencanakan? Apa kita tetap menjalani hari-hari seperti biasa saja? Tak ada rencana peningkatan kualitas baik secara spiritual atau non spiritual?*[ ] Seyogyanya sejenak kita merenung. Bertafakkur atas segala apa yang kita lakukan dalam tempo setahun ini. Menimbang, menghitung, mengkalkulasi banyak mana antara negatif dan positif. Baik dalam kehidupan duniawi kita dan kehidupan ukhrowi kita nanti.[ ] Tentu saja hal itu untuk perbaikan, untuk menjadi lebih baik di tahun yang baru ini. Tidak sekedar melewatinya dengan hal yang relatif sama. Sebab muslim yang baik adalah muslim yang selalu terobsesi dan termotivasi untuk menjadikan hari ini, dan hari depannya lebih baik dari hari kemarin.[ ] Muslim yang baik adalah muslim yang selalu berusaha melakukan pembenahan diri. Itulah muslim yang beruntung, muslim yang bisa menjadikan hari ini lebih baik dari kemarin.[ ] Adapun muslim yang harinya relatif sama dengan hari-harinya yang kemarin, adalah muslim yang tertipu. Yang terpedaya dan dimainkan waktu.[ ] Sedang muslim yang harinya lebih buruk dari pada hari-harinya lalu, semakin hari semakin negatif, adalah muslim yang sangat merugi.


Sebagaimana deskripsi dalam hadits.[ ] Wal ashr. Demi Masa... Muslim yang baik adalah muslim yang bisa memanfaatkan waktunya untuk segala hal yang memiliki nilai akhirat. Menata niat, memanage hati dengan baik, dan mempunyai etos kerja yang selalu bernilai ibadah. Melaksanakan tugasnya dengan baik sebagai khalifah di muka bumi.[ ] Ada baiknya jika sejenak hari ini kita merenungi semuanya, apa yang telah kita lakukan setahun ini, membuka kembali lembaran dan catatan dari Diary kita masing-masing.[ ] Sebab orang yang cerdas, adalah yang mampu mengambil pelajaran dari apa yang dilihatnya, dan mengambil nasehat dari apa yang didengarnya.
[ ] Lagi pula, seorang mu'min, tak tersengat dua kali dari lubang yang sama.@ @ @[ ] Menyambut tahun baru dengan optimis. Itu yang harus kita lakukan. Memang semestinya hal ini adalah setiap waktu, namun pembukaan tahun adalah momentum yang pas. Daripada kita merayakannya dengan hal yang tak perlu dan menghambur waktu.[ ] Maka, pembukaan tahun hijriyyah, relatif jauh lebih tenang dan sakral daripada masehi (di samping faktor utama orang islam masa kini tak tahu masuknya tahun baru ini, menyedihkan).[ ] Lalu, sudahkah kita menyiapkan coretan-coretan rancangan buat hari-hari ke depan di tahun yang baru? Setidak-tidaknya harus ada getaran di hati kita, untuk menjadikan tahun yang baru lebih baik dari tahun ini. Minimal.[ ] Akhir catatan, luangkan waktu sejenak untuk muhasabah. Sungguh :-)


http://romdani45498.blogspot.com/2010/12/siapkan-kacamu.html

Perempuan Acuan Al – Qur’an

(Istimewa buat puteri Hawa kesayangan Adam)
Rasulullah SAW bersabda :
Dunia Ini adalah Hiasan “Sebaik-baik perhiasan di dunia ini adalah wanita yang solehah.”


Perempuan yang aku sayangi
Adalah pencinta agama Tuhannya
Yang mengalir rasa cinta.. takut dan harap
Terus menguasai perjalanan kehidupannya
Dari waktu ke waktu


Sehingga perjanjian antara jasad dan nyawanya berakhir

Perempuan yang aku rindui
Adalah yang di mata dan wajahnya
Terpancar sinar nur Ilahi
Lidahnya basah dengan zikrullah
Sentiasa muraqabah
Setiap waktu sibuk membaiki diri
Di sudut hati kecilnya sentiasa membesarkan Allah

Perempuan yang aku cintai
Yang menutup auratnya dari pandangan ajnabi
Kehormatan dirinya menjadi mahal nilainya
Mujahadatunnafsi adalah perjuangan yang mesti
Muhasabatunnafsi dilakukan selalu
Disanjung tinggi penduduk langit dan bumi

Perempuan yang aku dambai
Yang mendekatkan hatiku yang jauh dari Allah
Tika aku di sana dilamar duniawi
Hadirnya memperkasa Akhiratku


Sewaktu aku alpa dan leka
Lembut manjanya mentazkirah diri
Di kala aku disapa bahana
Belai kasihnya menginsafkan naluri

Perempuan yang aku kasihi
Yang bersyukur pada apa yang ada
Yang bersabar pada apa yang tiada
Cinta pada hidup yang sederhana
Demi kebahagiaan abadi di sana

Perempuan yang aku sukai
Menjadi dian pada dirinya sendiri
Yang menjadi pelita untuk putera-puteriku
Yang bakal dilahirkan
Untuk menyambung perjuanganku
Menegak kalimah Allah nan qudus
Mendaulat perjuangan suci Junjungan Mulia

Perempuan yang aku impi
Adalah wanita yang luhur haqiqi


Muslimah yang setia sejati
Mu’minah yang taat pada Ilahi

Itulah…
Perempuan acuan al-Qur’an.


http://romdani45498.blogspot.com/2010/12/perempuan-acuan-al-quran.html

Kisah Istri Kecanduan Chating

Kadang jika kita hanya sekedar menyampaikan untaian nasehat, mungkin sebagian orang belum tersentuh. Namun tatkala dikemukakan sebuah kisah, barulah hati kita mulai tersentuh dan baru bisa menarik pelajaran. Semoga kisah berikut bisa menjadi pelajaran bagi kita semua.
Kisah Bincang-bincang Seorang Istri di Dunia Maya
Kisah ini terjadi di Lebanon berdasarkan apa yang saya dengar lewat kajian bersama ustadz di majelis ilmu syar’i … Ustadz menguraikan kisah ini agar bisa menjadi perhatian bagi muslimah di sini (Sydney) agar mereka berhati-hati terhadap chatting ini dan tidak melayani sapaan dari laki-laki yang suka iseng menggoda lewat chatting ini…
Beliau adalah seorang wanita muslimah yang alhamdulillah Allah karuniakan kepadanya seorang suami yang baik akhlak dan budi pekertinya. Di rumah ia pun memilki komputer sebagaimana keluarga muslim lainnya di mana komputer bukan lagi merupakan barang mewah di Lebanon. Sang suami pun mengajari bagaimana menggunakan fasilitas ini yang akhirnya ia pun mahir bermain internet. Yang akhirnya ia pun mahir pula chatting dengan kawan-kawanya sesama muslimah.



Awalnya ia hanya chatting dengan rekannya sesama muslimah, … hingga pada suatu hari ia disapa oleh seorang laki-laki yang mengaku sama-sama tinggal dikota beliau.Terkesan dengan gaya tulisannya yang enak dibaca dan terkesan ramah. Sang muslimah yang telah bersuami ini akhirnya tergoda pada lelaki tersebut.
Bila sang suami sibuk bekerja untuk mengisi kekosongan waktunya, ia akhirnya menghabiskan waktu bersama dengan lelaki itu lewat chatting, … sampai sang suami menegurnya setiba dari kerja mengapa ia tetap sibuk di internet. Sang istri pun membalas bahwa ia merasa bosan karena suaminya selalu sibuk bekerja dan ia merasa kesepian, … ia merahasiakan dengan siapa ia chatting .. khawatir bila suaminya tahu maka ia akan dilarang main internet lagi…. Sungguh ia telah kecanduan berchatting ria dengan lelaki tersebut.
Fitnah pun semakin terjadi di dalam hatinya, .. ia melihat sosok suaminya sungguh jauh berbeda dengan lelaki tersebut, enak diajak berkomunikasi, senang bercanda dan sejuta keindahan lainnya di mana setan telah mengukir begitu indah di dalam lubuk hatinya.
Duhai fitnah asmara semakin membara, … ketika ia chatting lagi sang laki-laki itu pun tambah menggodanya, .. ia pun ingin bertemu empat mata dengannya. Gembiralah hatinya, .. ia pun memenuhi keinginan lelaki tersebut untuk berjumpa. Jadilah mereka berjumpa dalam sebuah restoran, lewat pembiacaran via darat mereka jadi lebih akrab. Dari pertemuan itu akhirnya dilanjutkan dengan pertemuan berikutnya.
Hingga akhirnya si lelaki tersebut telah berhasil menawan hatinya. Sang suami yang menasehati agar ia tidak lama-lama main internet tidak digubrisnya. Akhirnya suami wanita ini menjual komputer tersebut karena kesal nasehatnya tidak di dengar, lalu apa yang terjadi ?? Langkah itu (menjual komputer) membuat marah sang istri yang akhirnya ia pun meminta cerai dari suaminya. Sungguh ia masih teringat percakapan manis dengan laki-laki tersebut yang menyatakan bahwa ia sangatlah mencintai dirinya, dan ia berjanji akan menikahinya apabila ia bercerai dari suaminya.
Sang suami yang sangat mencintai istrinya tersebut tentu saja menolak keputusan cerai itu. Karena terus didesak sang istri akhirnya ia pun dengan berat hati menceraikan istrinya. Sungguh betapa hebatnya fitnah lelaki itu. Singkatnya setelah ia selesai cerai dengan suaminya ia pun menemui lelaki tersebut dan memberitahukan kabar gembira tentang statusnya sekarang yang telah menjadi janda. Lalu apakah si lelaki itu mau menikahinya sebagaimana janjinya???
Ya ukhti muslimah dengarlah penuturan kisah tragis ini, … dengan tegasnya si lelaki itu berkata, “Tidak!! Aku tidak mau menikahimu! Aku hanya mengujimu sejauh mana engkau mencintai suamimu,ternyata engkau hanyalah seorang wanita yang tidak setia kepada suami. Dan, aku takut bila aku menikahimu nantinya engkau tidak akan setia kepadaku! Bukan ,..bukan..wanita sepertimu yang aku cari, aku mendambakan seorang istri yang setia dan taat kepada suaminya..!”


Lalu ia pun berdiri meninggalkan wanita ini, .. sang wanita dengan isak tangis yang tidak tertahan inipun akhirnya menemui ustadz tadi dan menceritakan Kisahnya…. Ia pun merasa malu untuk meminta rujuk kembali dengan suaminya yang dulu … mengingat betapa buruknya dia melayani suaminya dan telah menjadi istri yang tidak setia.


http://romdani45498.blogspot.com/2010/12/kisah-istri-kecanduan-chating.html

M U S I B A H

Muslimin dan muslimat yang dirahmati Allooh سبحانه وتعالى,
Bersyukur kita kepada Allooh سبحانه وتعالى bahwa sampai saat ini kita masih diberi kesempatan untuk menikmati sehat wal’afiat,


suatu karunia dan anugerah untuk digunakan dalam rangka mengabdi kepada Allooh سبحانه وتعالى. Jangan lupa bahwa tidak bersyukurnya kita kepada Allooh سبحانه وتعالى justru akan mendatangkan adzab. Sudah sering kita dengar, tetapi yang paling penting adalah Tadabbur dan mempraktekkan apa yang Allooh سبحانه وتعالى berikan kepada kita.
Allooh سبحانه وتعالى berfirman dalam Surat Ibrohim (14) ayat 7 :
وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِن شَكَرْتُمْ لأَزِيدَنَّكُمْ وَلَئِن كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ
Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan: “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (ni’mat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (ni’mat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih.”
Ayat tersebut sudah sering kita dengar, maka bila setiap muslim mencamkan isi ayat tersebut, sebenarnya insya Allooh hidup kita akan mendapatkan anugerah bahkan akan ditambah oleh Allooh سبحانه وتعالى dan hidup kita akan di jauhkan dari bala’, petaka dan musibah.
Bagian dari ajaran Rosuulullooh صلى الله عليه وسلم, bahwa bila kita terkena musibah, maka kita mengucapkan:
إنا لله وإنا إليه راجعون
“Inna lillaahi wa inna ilaihi rooji’un”.
Bencana alam gempa bumi yang akhir-akhir ini menimpa saudara-saudara kita baik di Tasikmalaya atau di Sumatera-Barat, semuanya itu adalah musibah.
Perkara Musibah, apakah itu dikatakan adzab, setiap apa saja yang menimpa manusia, adalah musibah.
Bahkan musibah dalam bahasa Hadits Rosuulullooh صلى الله عليه وسلم tidak hanya perkara yang bermakana negatif, tetapi yang bermakna keuntungan pun disebut juga sebagai Musibah. Sebagaimana Shuhaib رضي الله عنه berkata, Rosuulullooh صلى الله عليه وسلم bersabda:
« عَجَبًا لأَمْرِ الْمُؤْمِنِ إِنَّ أَمْرَهُ كُلَّهُ خَيْرٌ وَلَيْسَ ذَاكَ لأَحَدٍ إِلاَّ لِلْمُؤْمِنِ إِنْ أَصَابَتْهُ سَرَّاءُ شَكَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ وَإِنْ أَصَابَتْهُ ضَرَّاءُ صَبَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ »
Aku kagum terhadap perkara urusan mu’min itu. Segala perkara urusan mu’min itu baik dan siapa pun tidak melakukannya kecuali mu’min. Ketika mereka mendapatkan keuntungan/ kebahagiaan langsung mereka bersyukur. Ketika mereka ditimpa musibah, seketika itu mereka bersikap sabar. Maka yang demikian itu, kebaikan untuknya”. (Hadits Riwayat Imaam Muslim no: 7962).


Semua ini berasal dari Allooh, segala puji adalah hanya untuk Allooh سبحانه وتعالى.
Ketika kita ditimpa musibah mereka bersikap sabar. Sabar bukan berarti menerima saja, melainkan juga termasuk mengendalikan jiwa (Habsunnafsi). Artinya bahwa segala sesuatu ini adalah milik Allooh سبحانه وتعالى, maka segala sesuatu ini terjadi sesuai dengan kehendak-Nya. Kita tidak boleh mengeluh, kecewa  atau sedih berlebihan, karena itu akan bertentangan dengan sabar.
Musibah bisa bermakna baik, bisa juga bermakna buruk. Hanya pada umumnya musibah dimaknakan negatif (buruk). Tetapi itulah Hadits Rosuulullooh صلى الله عليه وسلم, bahwa musibah bisa berarti baik, bisa berarti buruk.
Apa yang terjadi pada saudara-saudara kita baik di Sumatera Barat maupun di Tasikmalaya (Jawa-Barat) baru-baru ini, semua itu adalah kehendak Allooh سبحانه وتعالى.
Seperti disebutkan dalam Surat Al Zazalah (99) ayat 5:
بِأَنَّ رَبَّكَ أَوْحَى لَهَا
Karena sesungguhnya Tuhanmu telah mewahyukan (memerintahkan) kepada bumi”.
Berarti itu adalah instruksi Allooh سبحانه وتعالى kepada bumi dan berbagai gejala di alam semesta ini. Demikianlah bagi kita orang yang beriman kepada Allooh سبحانه وتعالى. Oleh karena itu, kita janganlah meniru pendirian dan pendapat orang-orang materialis, yang menggambarkan semata-mata itu akibat gerakan (pergeseran) lempengan bumi. Mereka menyebutkan itu adalah fenomena alam. Tetapi bagi kita orang beriman adalah bahwa itu merupakan kebesaran dan kekuasaan Allooh سبحانه وتعالى yang berkuasa dan mengatur serta memiliki bumi ini, karena bumi ini adalah atas aturan Allooh, bumi tidak akan bergerak tanpa aturan dan kehendak Allooh سبحانه وتعالى. Itulah yang harus diyakini oleh setiap orang yang beriman kepada Allooh dan beriman kepada ajaran-Nya.
Bahwa dalam Hadits yang diriwayatkan oleh Imaam Al Bukhoory, Rosuulullooh صلى الله عليه وسلم bersabda bahwa termasuk bagian aturan Allooh سبحانه وتعالى, bahwa umat ini terlahir sebagai tanda akhir zaman. Bukankah Muhammad Rosuulullooh صلى الله عليه وسلم adalah Nabi Akhir Zaman? Dan beliau adalah Penutup para Nabi, berarti tidak ada lagi Nabi, artinya zaman ini akan hanya dibimbing oleh satu orang Rosuul. Berarti Hari Kiamat akan terjadi hanya pada zaman umat Muhammad Rosuulullooh صلى الله عليه وسلم.
Seperti Rosuulullooh صلى الله عليه وسلم sabdakan:



« إِنَّ مِنْ أَشْرَاطِ السَّاعَةِ أَنْ يُرْفَعَ الْعِلْمُ وَيَظْهَرَ الْجَهْلُ وَيَفْشُوَ الزِّنَا وَيُشْرَبَ الْخَمْرُ وَيَذْهَبَ الرِّجَالُ وَتَبْقَى النِّسَاءُ حَتَّى يَكُونَ لِخَمْسِينَ امْرَأَةً قَيِّمٌ وَاحِدٌ »
Sesungguhnya diantara tanda hari kiamat adalah diangkatnya ‘ilmu dan merebaknya kejahilan dan tersebarnya zina, diminumny khamr dan kaum laki-laki musnah dan yang tinggal adalah kaum wanita sehingga 50 perempuan hanya memiliki 1 pemimpin (laki-laki).” (Hadits Riwayat Imaam Muslim no: 6957 dari Anas bin Maalik رضي الله عنه)
Dalam Hadits yang lain bahwa “Ilmu dicabut” artinya diwafatkannya para ‘Ulama. Sehingga bila tidak lagi ada orang ‘Alim berarti kualitas dan kuantitas ilmu ketika mendekati hari Kiamat semakin hilang.
Secara kualitas, disebutkan dalam Hadits, bahwa orang yang jelata, tidak berilmu berbicara tentang perkara-perkara yang sangat umum, sudah dianggap sebagai Ustadz / Kyai dan sejenisnya. Sekarang hal ini sudah mulai terjadi, bahwa seseorang itu sebenarnya tidak menguasai suatu ilmu, tetapi karena sering berbicara lalu ia ternobatkan begitu saja sebagai seorang ‘Alim. Padahal ke-‘ulamaan seseorang itu semestinya harus lah memenuhi beberapa kreteria.
Juga disebutkan dalam Hadits, Rosuulullooh صلى الله عليه وسلم bersabda, bahwa tanda-tanda dekatnya Hari Kiamat adalah seringnya terjadi gempa bumi. Dan itu terjadi semakin sering, selesai gempa yang satu, terjadi gempa yang lain lagi. Tinggallah kita siap-siap saja.
Gempa yang terjadi di Tasikmalaya atau di Sumatera-Barat menimpa saudara-saudara kita yang semua mayoritasnya adalah kaum muslimin. Maka yang harus kita ambil pelajaran (ibroh) minimal tiga perkara :
Pertama, melakukan Ta’ziyah, dengan mendoakan (mengatakan) kepada mereka:
أُمَّ سَلَمَةَ زَوْجَ النَّبِىِّ -صلى الله عليه وسلم- تَقُولُ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- يَقُولُ « مَا مِنْ عَبْدٍ تُصِيبُهُ مُصِيبَةٌ فَيَقُولُ إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ اللَّهُمَّ أْجُرْنِى فِى مُصِيبَتِى وَأَخْلِفْ لِى خَيْرًا مِنْهَا إِلاَّ أَجَرَهُ اللَّهُ فِى مُصِيبَتِهِ وَأَخْلَفَ لَهُ خَيْرًا مِنْهَا »
Tidaklah seorang hamba ketika ditimpa musibah, kemudian mengatakan: Sesungguhnya kita adalah milik Allooh dan semua akan kembali kepada Allooh سبحانه وتعالى. Ya Allooh, lindungilah aku dari musibahku dan ganti dia dengan yang lebih baik. Kecuali Allooh akan hindarkan dari musibahnya dan Allooh ganti dengan yang lebih baik.” (Hadits Riwayat Imaam Muslim no: 2166 dari Ummu Salaamah رضي الله عنها ).
Itulah yang disebut Ta’ziyah, bukan memasukkan sejumlah uang ke dalam amplop, melainkan memotivasi agar mereka tabah.


Kedua, kita berdo’a:
Ya Allooh, angkatlah bala’ dari mereka, segera pulihkan saudara-saudara kami; yang kelaparan, pulihkan kembali kenyang. Yang telanjang, berikanlah mereka pakaian. Yang goncang jiwanya teguhkanlah, istiqomahkan lah mereka. Yang mati, jadikanlah mereka husnul-khootimah.”
Ketiga, bila kita mampu, punya rizqi, salurkan kepada mereka. Tidaklah akan berkurang harta kita, bila kita bershodaqoh.Bahkan melalui Abu Hurairoh رضي الله عنه, Rosuulullooh صلى الله عليه وسلم bersabda:
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَا مِنْ يَوْمٍ يُصْبِحُ الْعِبَادُ فِيهِ إِلَّا مَلَكَانِ يَنْزِلَانِ فَيَقُولُ أَحَدُهُمَا اللَّهُمَّ أَعْطِ مُنْفِقًا خَلَفًا وَيَقُولُ الْآخَرُ اللَّهُمَّ أَعْطِ مُمْسِكًا تَلَفًا
Tidaklah suatu pagi seorang hamba turun kepadanya dua malaikat, satu diantaranya mengatakan ‘Ya Allooh, berikan kepada orang yang berinfaq, pengganti.’ Dan malaikat yang lain mengatakan, ‘Ya Allooh berikan kepada orang yang bakhil (kikir) itu kehilangan’.” (Hadits Riwayat Imaam Al Bukhoory no: 1442 dan Imaam Muslim no: 2383)
Maksudnya, Rosuulullooh صلى الله عليه وسلم berdo’a kepada Allooh سبحانه وتعالى agar orang-orang yang berinfaq diberikan pengganti yang lebih banyak dari infaqnya, dan orang yang tidak mau berinfaq akan hilang hartanya.
Maka resepnya bagi orang yang ingin selalu bertambah hartanya, sukalah berinfaq untuk saudara kita yang sedang mendapat bencana di Tasikmalaya, di Sumatera Barat, Jambi atau dimana saja. Shodaqoh (infaq) adalah obat. Maka siapa yang punya penyakit, maka agar penyakitnya sembuh (hilang), diantara “obatmya” adalah dengan shodaqoh (infaq).
Yang harus kita ingat adalah apa yang akan terjadi, sebagai I’tibar (pelajaran). Sikap seorang mu’min menghadapi suatu peristiwa ataupun dosa itu diperhitungkan sekali. Yang baru saja terjadi gempa adalah di Tasikmalaya dan Sumatera Barat, itu di daerah yang  secara fisik bangunan-bangunan gedung tidak terlalu tinggi-tinggi.
Bagaimana halnya bila itu terjadi di Jakarta yang bangunan gedungnya tinggi-tinggi sampai puluhan tingkat? Na’uudzubillaahi min dzaalik !  Kita berlindung kepada Allooh سبحانه وتعالى semoga itu tidak terjadi. Semua itu harus kita ingat, harus dijadikan I’tibar (pelajaran).
Bulan Syawwal ini kita baru saja selesai melaksanakan ibadah Romadhoon. Bulan Romadhoon adalah bulan yang “mencuci” kita dari dosa dan salah.



Mudah-mudahan kita termasuk yang dinyatakan oleh Rosuulullooh صلى الله عليه وسلم  sebagai orang yang bersih dari dosa.
Sebagaimana Maalik bin Al Huwairis رضي الله عنه berkata, bahwa Rosuulullooh صلى الله عليه وسلم suatu hari naik ke atas mimbar dan ketika menginjak setiap tangga mimbar berkata ‘Aamiiin’ sampai tiga kali. Sabda Rosuulullooh صلى الله عليه وسلم ketika beliau mendengar pernyataan malaikat Jibril, beliau mengucap  “Aamiiin”.
عن مالك بن الحويرث قال : صعد رسول الله صلى الله عليه و سلم المنبر فلما رقي عتبة قال : ( آمين ) ثم رقي عتبة أخرى فقال : ( آمين ) ثم رقي عتبة ثالثة فقال : ( آمين ) ثم قال : ( أتاني جبريل فقال : يا محمد من أدرك رمضان فلم يغفر له فأبعده الله قلت : آمين قال : ومن أدرك والديه أو أحدهما فدخل النار فأبعده الله قلت : آمين فقال : ومن ذكرت عنده فلم يصل عليك فأبعده الله قل : آمين فقلت : آمين )
“Yaa Muhammad, barangsiapa yang menemui bulan Romadhoon kemudian tidak mendapat pengampunan, maka Allooh jauhkan dia, lalu aku berkata ‘Aamiiin’. Malaikat lagi berkata, ‘Barangsiapa yang mengalami kedua orangtuanya atau salah satu dari keduanya hidup kemudian dia masuk dalam neraka, maka Allooh jauhkan dia, maka aku berkata ‘Aamiiin’. Ketika malaikat berkata, ‘Barangsiapa yang aku disebut disisinya, tetapi tidak mengucapkan sholawat atasku, maka Allooh akan jauhkan dia, maka aku berkata ‘Aamiiin’.” (Hadits Riwayat Imaam Ibnu Hibban no: 409 dan Syaikh Syu’aib Al Arna’uth berkata hadits ini shohiih li ghoirihi).
Artinya beliau mendo’akan seperti do’a malaikat Jibril itu.
Maksudnya, siapa yang selesai bulan Romadhoon, tidak mendapatkan ampunan dosa dari Allooh سبحانه وتعالى, maka ia akan semakin jauh dari Allooh سبحانه وتعالى.
Mudah-mudahan kita selalu dilindungi oleh Allooh سبحانه وتعالى dari “jauh” itu. “Jauh” bisa bermakna jauh dari petunjuk Allooh سبحانه وتعالى. Inilah yang berbahaya.
Pertama,bila seseorang jauh dari petunjuk Allooh سبحانه وتعالى, sekuat dan sebesar apapun kita menyelamatkan orang itu, tidak akan bisa menyelamatkan orang itu. Barangsiapa yang Allooh سبحانه وتعالى sesatkan, tidak seorangpun yang bisa menolong (memberikan) hidayah kepadanya.
Kedua, kalau Allooh سبحانه وتعالى menjauhkan seseorang dari barokah hidup, umur sudah sekian tua, tetapi tidak ada isinya. Catatan hidupnya di akhirat akan kosong.
Ketiga, bila seseorang dijauhkan dari rahmat dan ridho Allooh سبحانه وتعالى, maka ia akan selalu merugi dalam hidupnya di dunia dan di akhirat.


Maka mudah,mudahan dengan selesai Romadhoon yang baru lalu, Allooh سبحانه وتعالى memberikaan kepada kita ampunan dari dosa-dosa. Aamiiin.
Dengan dimulainya bulan Syawwal ini, kita mulai lagi dari titik awal. Selesai Romadhoon kita sudah bersih, maka jangan berbuat noda dan dosa lagi dari bulan ini.  Mari kita hati-hati, mari kita sama-sama kendalikan, sayangilah diri dan sayang terhadap semua orang. Jangan berbuat dosa. Kalau ada yang berbuat dosa, hendaknya saling mengingatkan. Kalau kita punya sangkut-paut antara sesama manusia segeralah selesaikan. Karena ini lah yang paling sulit. Dari Abu Hurairoh رضي الله عنه, bersabda Rosuulullooh صلى الله عليه وسلم:
من كانت عنده مظلمة من أخيه من عرضه أو ماله فليتحلله اليوم قبل أن يؤخذ حين لا يكون دينار ولا درهم وان كان له عمل صالح أخذ منه بقدر مظلمته وان لم يكن له أخذ من سيئات صاحبه فجعلت عليه
“Barangsiapa yang mempunyai kedzoliman terhadap saudaranya berkenaan dengan harga diri atau hartanya, maka hendaknya minta dihalalkan hari ini, sebelum diambil ketika tidak lagi bermanfaat dinar dan dirham, betapapun dia mempunyai amalan yang shoolih maka akan diambil darinya sebesar kedzolimannya. Dan jika tidak mempunyai amalan shoolih, maka kejelekan saudaranya akan ditimpakan kepadanya.” (Hadits Riwayat Imaam Ahmad no:10580. Berkata Syaikh Syu’aib Al Arna’uth, hadits ini sanadnya shohiih sesuai dengan syarat Imaam Al Bukhoory dan Imaam Muslim)
Menghadapi masa-masa yang akan datang.
Seperti firman Allooh سبحانه وتعالى dalam Surat Al Hasyr (59) ayat 18 :
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَلْتَنظُرْ نَفْسٌ مَّا قَدَّمَتْ لِغَدٍ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ
“Hai orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allooh dan hendaknya setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari mendatang (hari esok).”
Maka sebelum semua musibah yang tersebut diatas itu terjadi, maka antisipasi kita baik secara pribadi maupun bersama-sama adalah :
1. At Taubah.
Bertaubat kepada Allooh سبحانه وتعالى. Jangan kita merasa tidak punya dosa. Baik kita punya dosa atau bersih dari dosa, bertaubat adalah bagian dari amalan shoolih. Allooh سبحانه وتعالى:
وَتُوبُوا إِلَى اللَّهِ جَمِيعًا أَيُّهَ الْمُؤْمِنُونَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ



“Bertaubatlah kalian kepada Allooh wahai seluruh orang-orang mu’min, mudah-mudahan kalian beruntung”. (QS. An Nuur ayat 31)
Jadi bertaubat bukan hanya karena salah. Setiap saat, setiap hari kita harus bertaubat kepada Allooh سبحانه وتعالى. Rosuulullooh صلى الله عليه وسلم yang bersifat ma’shum (tidak punya dosa), tetapi beliau selalu bertaubat (istighfar) tidak kurang dari 70 kali sehari semalam.
Maka bagi kita yang orang biasa ini hendaknya bertaubatnya lagih banyak lagi. Taubat merupakan salah satu penghindar dari bala’. Bahkan Taubat dan Istighfar bukan hanya penolak bala’ tetapi juga pendatang rizqi, bahkan ia adalah penyubur bagi orang yang mandul (belum punya anak). Maka bagi siapa saja yang sudah menikah sekian lama belum dikaruniai anak, banyak-banyaklah Taubat dan Istighfar, maka Allooh سبحانه وتعالى akan berikan kepada kalian harta dan anak. Inilah salah satu firman Allooh سبحانه وتعالى. Oleh karena itu yakini, bahwa obat penyubur dari kemandulan adalah Istighfar dan Taubat. Sebagaimana Allooh سبحانه وتعالى berfirman dalam QS Nuh (71) ayat 10-12:
فَقُلْتُ اسْتَغْفِرُوا رَبَّكُمْ إِنَّهُ كَانَ غَفَّاراً
Artinya:
“maka aku katakan kepada mereka: ‘Mohonlah ampun kepada Tuhanmu, sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun” (QS Nuh (71) ayat 10)
يُرْسِلِ السَّمَاء عَلَيْكُم مِّدْرَاراً
Artinya:
“niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat,” (QS Nuh (71) ayat 11)
وَيُمْدِدْكُمْ بِأَمْوَالٍ وَبَنِينَ وَيَجْعَل لَّكُمْ جَنَّاتٍ وَيَجْعَل لَّكُمْ أَنْهَاراً
“dan membanyakkan harta dan anak-anakmu, dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan (pula di dalamnya) untukmu sungai-sungai.” (QS Nuh (71) ayat 12)
2. Ta’atlah dan tidak  bermaksiat.
Kalimat ini mudah mengucapkannya, tetapi untuk mempraktekkannya maka perlu dengan pembiasaan. Perlu dengan pendidikan, bahkan kadang perlu dengan hukuman. Misalnya kepada anak-anak kita, agar mereka patuh pada kita, kadang-kadang perlu dihukum / dipukul (dengan pukulan yang tidak melukai). Seperti halnya pada diri kita, agar kita terbiasa selalu taat dan patuh kepada Allooh سبحانه وتعالى, hukumlah sesekali tempo, dengan hukuman yang syar’i.


3. Melakukan Ishlah (perbaikan).
Melakukan perbaikan dengan iman dan taat, sesuai dengan Syari’at Allooh سبحانه وتعالى, bukan dengan maksiat. Yaitu dengan semakin meningkatkan iman dan ibadah.
4. Melakukan Amar Ma’ruf dan Nahi Munkar.
Musibah yang muncul bisa jadi semakin hari akan semakin parah. Karena rumusnya adalah: Semakin dunia ini dipenuhi kemaksiatan, maka semakin adzab Allooh سبحانه وتعالى akan diturunkan. Dalam Hadits Shohiih dari Abi Qotadah bin Rib’i رضي الله عنه, bahwa Rosuulullooh صلى الله عليه وسلم dilalui jenazah, kemudian beliau bersabda:
مستريح ومستراح منه فقالوا ما المستريح وما المستراح منه قال العبد المؤمن يستريح من نصب الدنيا وأذاها والعبد الفاجر يستريح منه العباد والبلاد والشجر والدواب
Mustariihun wa mustaroohun minhu”. Kemudian para shohabat bertanya, “Apa maksudnya Mustariihun wa mustaroohun minhu?” Maka beliau صلى الله عليه وسلم menjawab, “Seorang hamba yang mu’min beristirahat dari lelahnya dunia dan perkara yang melukainya, sedangkan seorang hamba yang berdosa akan beristirahat darinya manusia, negeri, pohon dan hewan.”. (Hadits Riwayat Imaam An Nasaa’i no: 1930, dishohiihkan oleh Syaikh Nashiruddin Al Albaany).
Itulah sabda Rosuulullooh صلى الله عليه وسلم. Bagaimana jadinya bila yang memenuhi bumi ini adalah orang-orang fasik, dzolim dan maksiat? Maka bumi ini semakin kering, maka wajar yang semula hijau yang selalu menumbuhkan biji-bijian, buah-buahan, bahan makanan, sekarang manjadi tidak berbuah lagi.
Orang dzolim, fasiq dan maksiat itu bila mereka mati maka yang istirahat ada tiga pihak: Manusia, negeri dan hewan. Sebaliknya bila orang banyak bertaqwa, maka semua akan tumbuh, berbuah. Buah-buahan hasil bumi ini suka dimakan oleh orang yang bertaqwa.
Maka bisa kita tanyakan kepada diri kita, apakah maksiat itu semakin berkurang ataukah semakin menyebar di muka bumi? Bila maksiat semakin tumbuh dan menyebar, berarti kita semakin terancam. Untuk itu agar kita tidak semakin terancam, kita harus melakukan Amar Ma’ruf Nahi Munkar.
Telah diriwayatkan oleh Al Imam Al Turmudzi di dalam Sunannya, kitab “Al Fitan” Jilid 4/495 melalui salah seorang shohaby bernama ‘Imron bin Hushoin r.a. Lalu Ibnu Abid Dunya, dalam kitabnya “Dzammul Malaa’hi” (“Tercelanya berbagai alat lahwun/ alat-alat yang melalaikan”) melalui salah seorang shohaby, Anas bin Maalik r.a, dan haditsnya dishohiihkan oleh syaikh Nasiruddin Al Albaany dalam Silsilah Hadits Shoohih No: 2203;


bahwa Rosuul Muhammad صلى الله عليه وسلم bersabda:
« في هذه الأمة خسف ومسخ وقذف ” فقال رجل من المسلمين : يا رسول الله ، ومتى ذلك ؟ قال : ” إذا ظهرت المعازف وكثرت القيان وشربت الخمور »
Di tengah-tengah ummat ini akan terjadi tanah longsor, tsunami dan lemparan dari atas langit.”
Salah seorang shohabat lalu bertanya, “Wahai Rosuul, kapankah itu?” Rosuul صلى الله عليه وسلم menjawab, “Jika telah nampak musik, semakin banyak penyanyi wanita dan khomr (minuman keras) telah diminum.”
Semua itu bisa kita Taddaburi bahwa hal tersebut adalah sebagaimana yang Rosuul sabdakan. Seperti kita dengar bahwa di daerah Jabotabek ini terdapat pabrik khomer terbesar. Semakin banyak peminumnya, tentu semakin banyak pula produksinya, sehingga semakin besar pula pajak yang didapat dari perusahaan khomer itu. Bila bangsa dan negara ini dibangun dari hasil khomer, maka apakah yang akan terjadi?
Jika penyanyi wanita, musik dan khomer sudah dikonsumsi oleh masyarakat, maka terjadilah tiga perkara yang dimaksud dalam hadits tersebut diatas. Hadits tersebut Shohiih.
Mungkin kita tidak melakukan kemaksiatan tersebut, bahkan kita melakukan perbaikan, tetap saja kita akan ikut terkena musibah dimaksud. Sebagaimana Zainab bintu Jahsy رضي الله عنها meriwayatkan bahwa Nabi صلى الله عليه وسلم memasuki rumahnya dan mengatakan,
لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَيْلٌ لِلْعَرَبِ مِنْ شَرٍّ قَدْ اقْتَرَبَ فُتِحَ الْيَوْمَ مِنْ رَدْمِ يَأْجُوجَ وَمَأْجُوجَ مِثْلُ هَذِهِ وَحَلَّقَ بِإِصْبَعِهِ الْإِبْهَامِ وَالَّتِي تَلِيهَا قَالَتْ زَيْنَبُ بِنْتُ جَحْشٍ فَقُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَنَهْلِكُ وَفِينَا الصَّالِحُونَ قَالَ نَعَمْ إِذَا كَثُرَ الْخَبَثُ
Laa illaaha illalloohu, kebinasaan bagi orang Arab sehubungan dengan kejahatan yang telah mendekat”. Kemudian Zainab bertanya,“Ya Rosuulullooh, apakah kita juga termasuk yang akan dibinasakan, sedangkan di tengah-tengah kita ada orang-orang yang shoolih?” Rosuulullooh صلى الله عليه وسلم menjawab: “Benar, jika yang banyak adalah kemaksiatan dan kefasikan,”. (Hadits Riwayat Imaam Al Bukhoory no: 3346 dan Imaam Muslim no: 7418).
Maka orang-rang shoolih pun akan dibinasakan bersama-sama orang fasik. Hanya saja, tentu di akhirat perhitungannya berbeda. Orang yang shoolih yang terkena bencana adalah orang yang syahid, sedangkan yang bermaksiat mati terkena bencana adalah mati dalam keadaan kufur.
5.  Syari’at Islam harus diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Tidak perlu ragu dan tidak boleh canggung, syari’at Islam harus ditegakkan dalam kehidupan sehari-hari. Karena yang demikian itu adalah penyelamat. Termasuk Hukum Qishos.


 Orang membunuh hukumannya harus dibunuh pula. Orang mengatakan bahwa hukum Qishos itu kejam dan sadis, tidak sesuai dengan hak azasi manusia, dst. Padahal Allooh سبحانه وتعالى sudah berfirman dalam Al Qur’an:
وَلَكُمْ فِي الْقِصَاصِ حَيَاةٌ يَا أُولِي الْأَلْبَابِ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
“Sesungguhnya dalam Hukum Qishos itu terdapat kehidupan”. (QS. Al Baqoroh ayat 179)
Maksudnya, dalam hukum Qishos itu justru terdapat hikmah untuk menjaga kelestarian kehidupan. Bila hukum bunuh diterapkan bagi si pembunuh, orang lain akan jera, tidak berani membunuh dan akhirnya tidak terjadi pembunuhan
Maka Syari’at Islam harus dijalankan. Kita umat Muhammad Rosuulullooh صلى الله عليه وسلم apalagi Ahlussunnah wal Jamaah hendaknya mendukung  proses diberlakukannya Syari’at Muhammad Rosuulullooh صلى الله عليه وسلم di berbagai kehidupan. Bila itu bisa terjadi, insya Allooh masa keemasan Islam seperti yang pernah terjadi di zaman para shohabat, akan terjadi lagi. Kita umat Islam akan menjadi berwibawa, mulia, bermartabat, dicintai Allooh سبحانه وتعالى, seperti zaman keemasan Islam. Tetapi bila Syari’at Islam ini diinjak-injak, diolok-olok, didustakan, maka terjadi berbagai bencana seperti sekarang, bahkan mungkin akan lebih dahsyat lagi.
Allooh سبحانه وتعالى berfirman dalam Surat Al Isroo’ (17) ayat 16 :
وَإِذَا أَرَدْنَا أَن نُّهْلِكَ قَرْيَةً أَمَرْنَا مُتْرَفِيهَا فَفَسَقُواْ فِيهَا فَحَقَّ عَلَيْهَا الْقَوْلُ فَدَمَّرْنَاهَا تَدْمِيراً
“Dan jika Kami hendak membinasakan suatu negeri, maka Kami perintahkan kepada orang-orang yang hidup mewah di negeri itu (supaya menta’ati Allooh), tetapi mereka melakukan kedurhakaan dalam negeri itu, maka sudah sepantasnya berlaku terhadapnya perkataan (ketentuan Kami), kemudian Kami hancurkan negeri itu sehancur-hancurnya”
Ayat semacam tersebut terdapat juga dalam Surat Faathir dan Surat Al Mu’minuun.
Kalau mereka terang-terangkan menyatakan kafir kepada ajaran Allooh, kepada Syari’at Allooh سبحانه وتعالى, maka mereka akan dibinasakan baik di dunia apalagi di akhirat.
Tarof maknanya Kufur. Kalimat “Fafasaqu”, artinya fasiq, keluar dari ketaatan. Jadi bila orang yang kerjanya maksiat, melanggar Syari’at Allooh, melanggar apa yang menjadi perintah Allooh سبحانه وتعالى mengerjakan apa yang menjadi larangan Allooh maka mereka juga akan diporak-porandakan.
Berbagai kerusakan di muka bumi ini termasuk musibah, karena manusia sudah kafir dan maksiat kepada Allooh سبحانه وتعالى.


Maka marilah kita bersama-sama mengendalikan diri jangan sampai kita fasik apalagi kafir kepada Allooh سبحانه وتعالى.Hendaknya kita setiap hari selalu ingat dan sadar dengan apa yang kita nyatakan dan apa yang kita perbuat. Kita tidak tahu ajal kita kapan, kita juga tidak akan tahu apa yang kita dapatkan esok hari dan tidak akan tahu di bumi mana kita akan mati. Maka kita harus selalu menyadari segala perkataan dan perbuatan kita, agar kita beruntung dan selamat di dunia ini dan di akhirat nanti, mudah-mudahan mendapat ridho dari Allooh سبحانه وتعالى.
Tanya-Jawab.
Pertanyaan:
Untuk lebih konkrit lagi tentang menyikapi musibah, diatas disinggung bahwa salah satunya adalah dengan mendo’akan orang-orang yang terkena musibah.
Juga yang sering dilakukan di masjid Istiqlal, ba’da sholat Jum’at disana dilakukan sholat Ghoib untuk mereka yang telah nyata-nyata meninggal dunia akibat bencana alam.  Ternyata sekarang ada orang-orang yang belum dinyatakan secara pasti meninggal dunia karena hilang dan jumlahnya lebih banyak, mungkin tertimbun tanah longsor atau tertimbun runtuhan bangunan, jumlahnya mungkin ratusan bahkan ribuan orang.
Pertanyaannya, bagaimanakah dengan sholat Ghoib itu sendiri, apakah perlu dilakukan atau tidak? Dan bagaimana menyikapi mereka yang ternyata meninggal dunia tetapi tidak ditemukan jenazahnya, apakah keluarganya atau masyarakat perlu melakukan sholat Ghoib?
Jawaban :
Definisi Sholat Ghoib adalah sholat Jenazah, tetapi pada Jenazah yang belum disholati. Kalau definisinya sesuai dengan keadaan tersebut, maka lakukanlah sholat Ghoib.  Seperti orang yang terkubur, tertimbun longsor, dan tidak terdeteksi, maka yang demikian dibenarkan untuk sholat Ghoib. Karena sholat Ghoib dilakukan untuk saudara kita kaum muslimin yang tidak ada yang menyolatinya, sedangkan mereka langsung terkubur. Maka secara Syar’i, sholat Ghoib itu dibenarkan, untuk korban yang tidak diketahuinya dan tidak ada yang menyentuh.
Pertanyaan:
Belakangan ini setelah peristiwa bom Bali dan Bom Hotel JW Mariot,  kita baca  dalam berita media masa bahwa ada orang-orang tua yang melarang anaknya ikut kelompok pengajian, karena mereka mengkhawatirkan anaknya akan terpengaruh oleh pelaku-pelaku pengebom itu. Pertanyaaannya, ketika kita hendak ber-Amar Ma’ruf Nahi Munkar itu rambu-rambunya seperti apa, dan tata-caranya yang dibenarkan oleh Syari’at itu bagaimana, karena ketika orang melakukan Amar Ma’ruf Nahi Munkar lalu ia langsung dicurigai?


Jawaban:
Berbicara Amar Ma’ruf Nahi Munkar adalah Kitab, bukan bahasan. Seseorang menyuruh berbuat yang Ma’ruf atau mencegah orang lain berbuat Munkar, pertama ia harus tahu mana yang disebut Munkar dan mana yang Ma’ruf. Kalau orang hendak mengajar atau melarang tetapi ia tidak tahu apa yang harus diajarkan dan yang dilarang, maka itu celaka, ia akan mengajarkan taqlid kepada orang. Maka ia harus ber-Ilmu tentang apa yang diseru dan ber-Ilmu tentang apa yang harus dilarang.
Kedua, akhlak seorang Da’i atau seorang yang melakukan Amar Ma’ruf Nahi Munkar adalah penting. Oleh karena itu Rosuulullooh صلى الله عليه وسلم berbekal Akhlak yang mulia dan sangat luhur. Oleh karena itu, seorang Da’i atau seorang yang melaksanakan Amar Ma’ruf Nahi Munkar maka akhlaknya harus lah baik dan mulia.
Ketiga, ketika menyampaikan dan menyuruh, yang disampaikan harus berupa dalil. Sehingga tidak terjadi ketika seorang wanita berkerudung lalu ditanya, siapa yang menyuruh kamu berkerudung (berjilbab), lalu ia menjawab: “Ustad Fulan”.
Berarti ia belum paham. Seharusnya ia menjawab: Yang menyuruh aku berkerudung adalah Allooh سبحانه وتعالى dalam Al Qur’an, dan Rosuulullooh صلى الله عليه وسلم dalam Hadits, dengan menunjukkan ayat dan haditsnya. Dan kita di Indonesia ini dijamin menjalankan Syari’at Allooh سبحانه وتعالى. Tidak usah takut dan khawatir.
Adapun lalu dimunculkan wacana kebencian terhadap Islam (Islam-phobia), benci terhadap kaum muslimin,  harus disadari bahwa yang demikian itu perbuatan orang kaafir.
Dan itu adalah teori bisnis orang kaafir, bagaimana agar orang tertarik dengan dagangannya dan tidak tertarik dengan dagangan orang lain. Jangan pakai yang itu, pakailah yang ini, dst.
Maka ketika berdakwah, mengajar, menyampaikan, harus jelas dalilnya, dasarnya, landasannya, serta pemahamannya. Sehingga tidak lalu terjadi Islam-phobia. Karena Islam-phobia tidak datang dari kaum muslimin. Upaya apa saja yang menjadikan kaum muslimin benci terhadap Islam, itu namanya upaya Islam-phobia. Dan itu tidak dilakukan oleh kaum muslimin.
Singkatnya, untuk berda’wah adalah : Ilmu – Akhlak – Hujjah yang kuat. Insya Allooh bila seseorang ditunjukkan ajaran yang benar beserta dalil-dalilnya, maka orang akan tertarik bahkan akan bertambah keyakinannya; dibandingkan bila dengan menurut pendapat, pikiran ataupun ro’yu seseorang.
Islam bukanlah ro’yu (akal) atau pendapat seserorang, melainkan Wahyu. Bahkan kata ulama Imaam Al ‘Auzaa’i: “Waspadalah kalian terhadap pendapat manusia, meskipun pendapat itu dihias dengan bingkai yang indah”.


Karena  itu adalah hanya suatu pendapat. Sedangkan bila berasal dari Al Qur’an dan Rosuulullooh صلى الله عليه وسلم, maka xakinilah kebenarannya.
Demikianlah bahasan kali ini, mudah-mudahan bermanfaat,
سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوبُ إِلَيْكَ
والسلام عليكم ورحمة الله وبركاته


http://romdani45498.blogspot.com/2010/12/m-u-s-i-b-h.html

Sunnah-Sunnah yang Terlupakan (Bagian Ketiga)

19. Do'a Sesudah Tasyahhud Akhir Sebelum Salam
Sesudah tasyahhud akhir sebelum salam terdapat do'a-do'a yang dianjurkan untuk kita baca.
Di antaranya:
(1). Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Apabila salah seorang dari kalian selesai dari tasyahhud akhir, maka mintalah perlindungan kepada Allah dari empat perkara, yaitu mengucapkan:


اللَّهُمَّ إِنِّيْ أَعُوْذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ جَهَنَّمَ، وَمِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ، وَمِنْ فِتْنَةِ الْمَحْيَا وَالْمَمَاتِ، وَمِنْ شَرِّ فِتْنَةِ الْمَسِيْحِ الدَّجَّالِ
"Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari siksa neraka jahannam, dari siksa kubur, dari fitnahnya (cobaan) hidup dan mati, dan dari kejahatan fitnahnya Al-Masih Ad-Dajjal." (HR. Al-Bukhariy 2/102 no.1377 dan Muslim 1/412 no.588 dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, lafazh ini milik Muslim)
Bahkan sebagian 'ulama mewajibkan membaca do'a ini (do'a minta perlindungan dari empat perkara: neraka jahannam; siksa kubur; fitnah hidup dan mati; dan fitnah Al-Masih Ad-Dajjal) setelah tasyahhud akhir sebelum salam. Mereka berdalil dengan hadits ini di mana Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam memerintahkannya. (Lihat Shifatu Shalaatin Nabiy shallallahu 'alaihi wa sallam hal.182-183)
Al-Imam Muslim berkata, "Telah sampai (khabar) kepadaku bahwasanya Thawus (muridnya Ibnu 'Abbas radhiyallahu 'anhu) berkata kepada anaknya, "Apakah engkau membaca do'a ini di dalam shalatmu?" Dia menjawab, "Tidak." Maka berkatalah bapaknya, "Ulangilah shalatmu!" (Lihat Shahih Muslim no.590)Untuk itu janganlah kita meninggalkan do'a ini di dalam shalat kita yakni setelah selesai dari tasyahhud akhir.
(2). Dari 'A`isyah radhiyallaahu 'anhaa bahwasanya Rasulullah di dalam shalatnya membaca do'a:
اللَّهُمَّ إِنِّيْ أَعُوْذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ، وَأَعُوْذُ بِكَ مِنْ فِتْنَةِ الْمَسِيْحِ الدَّجَّالِ، وَأَعُوْذُ بِكَ مِنْ فِتْنَةِ الْمَحْيَا وَالْمَمَاتِ. اللَّه$D9�مَّ إِنِّيْ أَعُوْذُ بِكَ مِنَ الْمَأْثَمِ وَالْمَغْرَمِ
"Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari siksa kubur, aku berlindung kepada-Mu dari fitnahnya Al-Masih Ad-Dajjal, dan aku berlindung kepada-Mu dari fitnahnya hidup dan mati. Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari (berbuat) dosa dan (terlilit) hutang."
Berkatalah 'A`isyah, "Maka ada seseorang yang berkata, "Betapa banyaknya (seringnya) engkau meminta perlindungan dari hutang, wahai Rasulullah!" Maka Rasulullah bersabda, "Sesungguhnya seseorang apabila berhutang, ketika dia berbicara maka dia berdusta dan ketika berjanji maka dia menyelisihi." (HR. Al-Bukhariy 1/202 no.832 dan Muslim 1/412 no.589)
Hal ini dikarenakan ketika orang yang mempunyai hutang ditagih, dia mengatakan, "Nanti akan saya bayar besok." Ketika besoknya didatangi dia mengatakan, "Maaf, saya belum punya uang, pekan depan saja.", dan seterusnya.
(3). Membaca do'a:
اللَّهُمَّ إِنِّيْ ظَلَمْتُ نَفْ�$B3ِيْ ظُلْمًا كَثِيْرًا، وَلاَ يَغْفِرُ الذُّنُوْبَ إِلاَّ أَنْتَ، فَاغْفِرْ لِيْ مَغْفِرَةً مِنْ عِنْدِكَ وَارْحَمْنِيْ، إِنَّكَ أَنْتَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ


"Ya Allah, sesungguhnya aku telah menzhalimi diriku sendiri dengan kezhaliman yang banyak. Dan tidak ada yang mengampuni dosa-dosa kecuali Engkau, maka ampunilah aku dengan ampunan dari sisi-Mu, serta rahmatilah aku. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (HR. Al-Bukhariy 8/168 dan Muslim 4/2078)(4). Membaca do'a:
اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِيْ مَا قَدَّمْتُ، وَمَا أَخَّرْتُ، وَمَا أَسْرَرْتُ، وَمَا أَعْلَنْتُ، وَمَا أَسْرَفْتُ، وَمَا أَنْتَ أَعْلَمُ بِهِ مِنِّيْ. أَنْتَ الْمُقَدِّمُ، وَأَنْتَ الْمُأَخِّرُ لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ
"Ya Allah, ampunilah dosa-dosaku yang telah aku lakukan dan yang belum aku lakukan, yang aku sembunyikan dan yang aku tampakkan, juga yang aku melampaui batas dan apa-apa yang Engkau ketahui dariku. Engkaulah Yang Mendahulukan dan Engkaulah Yang Mengakhirkan. Tidak ada yang berhak diibadahi kecuali Engkau." (HR. Muslim 1/534)
(5). Membaca do'a:
اللَّهُمَّ أَعِنِّيْ عَلَى ذِكْرِكَ وَشُكْرِكَ وَحُسْنِ عِبَادَتِكَ
"Ya Allah, tolonglah aku agar senantiasa mengingat-Mu, bersyukur kepada-Mu dan beribadah kepada-Mu dengan sebaik-baiknya." (HR. Abu Dawud 2/86, An-Nasa`iy 3/53 dan dishahihkan oleh Asy-Syaikh Al-Albaniy di dalam Shahih Abu Dawud 1/284)(6). Membaca do'a:
اللَّهُمَّ إِنِّيْ أَعُوْذُ بِكَ مِنَ الْبُخْلِ، وَأَعُوْذُ بِكَ مِنَ الْجُبْنِ، وَأَعُوْذُ بِكَ مِنْ أَنْ أُرَدَّ إِلَى أَرْذَلِ الْعُمْرِ، وَأَعُوْذُ بِكَ مِنْ فِتْنَةِ الدُّنْيَا وَعَذَابِ الْقَبْرِ
"Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari sifat kikir, dan aku berlindung kepada-Mu dari sifat penakut/pengecut. Dan aku berlindung kepada-Mu dari dikembalikan kepada umur yang paling rendah. Dan aku berlindung kepada-Mu dari fitnahnya dunia dan siksa kubur." (HR. Al-Bukhariy bersama Fathul Baarii 6/35)
(7). Membaca do'a:
اللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ الْجَنَّةَ وَأَعُوْذُ بِكَ مِنَ النَّارِ
"Ya Allah, sesungguhnya aku meminta kepada-Mu surga dan aku berlindung kepada-Mu dari neraka." (HR. Abu Dawud, lihat Shahih Ibnu Majah 2/328)
(8). Membaca do'a:
اللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ يَا أَللهُ بِأَنَّكَ الْوَاحِدُ الْأَحَدُ الصَّمَدُ الَّذِيْ لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُوْلَدْ وَلْمْ يَكُنْ لَهُ كُفُوًا أَحَدٌ، أَنْ تَغْفِرَ لِيْ ذُنُوْبِيْ إِنَّكَ أَنْتَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ



"Ya Allah, sesungguhnya aku meminta kepada-Mu Ya Allah, bahwasanya Engkaulah Yang Esa lagi Tunggal,
Tempat bergantung. Yang tidak beranak dan tidak pula diperanakkan. Dan tidak ada sesuatu pun yang setara dengan-Nya. (Aku mohon) agar Engkau mengampuni dosa-dosaku. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (HR. An-Nasa`iy dengan lafazhnya 3/52, Ahmad 4/338 dan dishahihkan oleh Asy-Syaikh Al-Albaniy di dalam Shahih An-Nasa`iy 1/280)
(9). Membaca do'a:
اللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ بِأَنَّ لَكَ الْحَمْدَ لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ وَحْدَكَ لاَ شَرِيْكَ لَكَ، الَمَنَّانُ، يَا بَدِيْعَ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضِ يَا ذَا الْجَلاَلِ وَالْإِكْرَامِ، يَا حَيُّ يَا قَيُّوْمُ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ الْجَنَّةَ وَأَعُوْذُ بِكَ مِنَ النَّارِ
"Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepada-Mu bahwasanya segala puji hanya untuk-Mu, tidak ada yang berhak diibadahi kecuali Engkau satu-satunya, tidak ada sekutu bagi-Mu. (Engkau) Yang Maha Pemberi anugerah. Wahai Pencipta langit dan bumi. Wahai Dzat Yang Memiliki Keagungan dan Kemuliaan. Wahai Yang Maha Hidup, Wahai Yang Maha Berdiri Sendiri, sesungguhnya aku meminta kepada-Mu surga dan aku berlindung kepada-Mu dari neraka." (HR. Ash-Haabus Sunan, lihat Shahih Ibnu Majah 2/329)
(10). Membaca do'a:
اللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ بِأَنِّيْ أَشْهَدُ أَنَّكَ أَنْتَ اللهُ لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ الْأَحَدُ الصَّمَدُ الَّذِيْ لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُوْلَدْ وَلَمْ يَكُنْ لَهُ كُفُوًا أَحَدٌ
"Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepada-Mu, bahwasanya aku bersaksi bahwa Engkau, Engkaulah Allah, tidak ada yang berhak diibadahi kecuali Engkau. Yang Esa, Tempat bergantung, yang tidak beranak dan tidak pula diperanakkan. Dan tidak ada sesuatu pun yang setara dengan-Nya." (HR. Abu Dawud 2/62, At-Tirmidziy 5/515, Ibnu Majah 2/1267 dan Ahmad 5/360, lihat Shahih At-Tirmidziy 3/163 dan Shahih Ibnu Majah 2/329)
(11). Membaca do'a:
اللَّهُمَّ إِنِّيْ أَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا عَمِلْتُ وَمِنْ شَرِّ مَا لَمْ أَعْمَلْ بَعْدُ
"Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari kejelekan apa-apa yang aku lakukan dan dari kejelekan apa-apa yang belum aku lakukan." (HR. An-Nasa`iy dengan sanad shahih, Ibnu Abi 'Ashim di dalam As-Sunnah 370 dengan tahqiq Asy-Syaikh Al-Albaniy)
(12). Membaca do'a:
اللَّهُمَّ حَاسِبْنِيْ حِسَابًا يَسِيْرًا


"Ya Allah, hisablah aku dengan hisab yang ringan." (HR. Ahmad, Al-Hakim dan beliau menshahihkannya serta disepakati oleh Adz-Dzahabiy, lihat Shifatu Shalaatin Nabiy shallallahu 'alaihi wa sallam hal.184)
Bacalah do'a-do'a ini semampu kita. Karena di antara waktu yang mustajabah adalah berdo'a setelah tasyahhud akhir sebelum salam. Do'a-do'a ini pun bisa dibaca pada saat sujud. (Lihat Shifatu Shalaatin Nabiy shallallahu 'alaihi wa sallam hal.183)
20. Do'a Melunasi Hutang
Apabila kita mempunyai hutang apalagi hutang yang sifatnya melilit, maka hendaklah kita memperbanyak membaca do'a-do'a berikut:
اللَّهُمَّ اكْفِنِيْ بِحَلاَلِكَ عَنْ حَرَامِكَ وَأَغْنِنِيْ بِفَضْلِكَ عَمَّنْ سِوَاكَ
"Ya Allah, cukupkanlah aku dengan apa-apa yang Engkau halalkan dari apa-apa yang Engkau haramkan. Dan kayakanlah (cukupkanlah) aku dengan karunia-Mu dari segala sesuatu selain Engkau." (HR. At-Tirmidziy 5/560, lihat Shahih At-Tirmidziy 3/180)
اللَّهُمَّ إِنِّيْ أٍعُوْذُ بِكَ مِنَ الْهَمِّ وَالْحَزَنِ وَالْعَجْزِ وَالْكَسَلِ وَالْبُخْلِ وَالْجُبْنِ وَضَلَعِ الدَّيْنِ وَغَلَبَةِ الرِّجَالِ
"Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari keresahan dan kesedihan, kelemahan dan sikap malas, kekikiran dan sikap penakut serta dililit hutang dan dikalahkan lawan." (HR. Al-Bukhariy 7/158)
21. Do'a ketika Takut kepada Suatu Kaum
Apabila kita merasa takut akan kejahatan suatu kaum atau orang tertentu seperti para preman dan yang sejenisnya, maka hendaklah kita membaca:
اللَّهُمَّ اكْفِنِيْهِمْ بِمَا شِئْتَ
"Ya Allah, cukupkanlah aku dari (gangguan) mereka dengan apa yang Engkau kehendaki." (HR. Muslim 4/2300)
22. Do'a untuk Orang Sakit ketika Mengunjunginya
Ketika kita mengunjungi orang yang sakit, hendaklah membaca:
لاَ بَأْسَ طَهُوْرٌ إِنْ شَاءَ اللهُ



"Tidak apa-apa, (sakit ini) sebagai pembersih (dosa-dosa), insya Allah." (HR. Al-Bukhariy bersama Fathul Baarii 10/118)
أَسْأَلُ اللهَ الْعَظِيْمَ رَبَّ الْعَرْشِ الْعَظِيْمِ أَنْ يَشْفِيَكَ
"Aku memohon kepada Allah Yang Maha Agung, Rabb 'Arsy yang agung, agar menyembuhkanmu." (HR. Abu Dawud dan At-Tirmidziy, lihat Shahih At-Tirmidziy 2/210 dan Shahiihul Jaami' 5/180)
Tentang keutamaan do'a ini, dijelaskan oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, "Tidak ada seorang hamba yang muslim yang menjenguk orang yang sakit yang belum datang ajalnya, lalu dia mengucapkan do'a ini sebanyak tujuh kali kecuali dia akan sembuh." (Idem)
Inilah beberapa sunnah berupa do'a-do'a yang selayaknya untuk dibaca dan diamalkan. Masih banyak do'a ataupun sunnah-sunnah lainnya. Insya Allah akan dibahas pada edisi-edisi mendatang.Semoga Allah selalu membimbing kita ke jalan yang lurus dan memberikan taufiq-Nya kepada kita semua sehingga bisa melaksanakan apa-apa yang dicintai dan diridhai-Nya. Aamiin. Wallaahu A'lam.


http://romdani45498.blogspot.com/2010/12/sunnah-sunnah-yang-terlupakan-bagian_15.html

Sunnah-Sunnah yang Terlupakan (Bagian Kedua)

13. Dzikir-Dzikir Adzan
(1).Membaca seperti apa yang diucapkan muadzdzin kecuali pada kalimat "hayya 'alash shalaah" dan "hayya 'alal falaah" maka mengucapkan: لاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللهِ. (HR. Al-Bukhariy 1/152 dan Muslim 1/288)
(2). Mengucapkan:


وَأَنَا أَشْهَدُ أَنْ لاَّ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، رَضِيْتُ بِاللهِ رَبًّا، وَبِمُحَمَّدٍ رَسُوْلاً، وَبِالإِسْلاَمِ دِيْنًا
"Aku bersaksi bahwa tidak ada yang berhak diibadahi kecuali Allah semata, tidak ada sekutu bagi-Nya, dan bahwasanya Muhammad itu adalah hamba dan utusan-Nya. Aku ridha Allah sebagai Rabb, aku ridha Muhammad sebagai Rasul dan aku ridha Islam sebagai agamaku." (HR. Muslim 1/290)
Dzikir ini diucapkan setelah muadzdzin mengucapkan tasyahhud (dua kalimat syahadat: asyhadu allaa ilaaha illallaah, asyhadu anna muhammadar rasuulullaah). (HR. Ibnu Khuzaimah 1/220)
(3). Bershalawat kepada Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam setelah selesai menjawab adzan (yakni setelah muadzdzin selesai adzan). (HR. Muslim 1/288)
(4).Berdo'a setelah selesai menjawab adzan:
اللَّهُمَّ رَبَّ هَذِهِ الدَّعْوَةِ التَّامَّةِ، وَالصَّلاَةِ الْقَائِمَةِ، آتِ مُحَمَّدًا الْوَسِيْلَةَ وَالْفَضِيْلَةَ، وَابْعَثْهُ مَقَامًا مَحْمُوْدًا الَّذِيْ وَعَدْتَهُ
"Ya Allah, Rabb Pemilik seruan yang sempurna ini dan Rabb shalat yang ditegakkan ini. Berilah kepada Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam wasilah (kedudukan dan derajat yang mulia) dan keutamaan, dan bangkitkanlah dia pada kedudukan yang terpuji yang telah Engkau janjikan kepadanya."Tentang keutamaannya maka disebutkan oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, "Barangsiapa yang mengucapkan do'a ini ketika (selesai) mendengar adzan, maka halal baginya syafa'atku pada hari kiamat". (HR. Al-Bukhariy 1/152 no.614)
Suatu keutamaan yang besar! Selayaknya bagi kita untuk tidak melewatkannya. Ketika mendengar seruan adzan maka konsentrasikanlah untuk menjawabnya. Jangan tersibukkan oleh urusan lain kecuali urusan yang sifatnya darurat. Setelah selesai adzan, berdo'alah dengan do'a tersebut, niscaya di hari kiamat kita akan mendapatkan syafa'atnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam.
Disebutkan bahwa salah seorang 'ulama besar abad ini sedang menerima telepon. Ketika terdengar seruan adzan, beliau rahimahullah mengatakan kepada sang penelpon, "Maaf, saya akan menjawab adzan dulu, nanti pembicaraannya dilanjutkan lagi."Suatu tauladan yang mulia yang patut untuk ditiru.Adapun tambahan "innaka laa tukhliful mii'aad" adalah tambahan yang syaadz (menyelisihi hadits yang lebih shahih), lihat Al-Kalimuth Thayyib dengan takhrijnya oleh Asy-Syaikh Al-Albaniy dan lainnya.
(5). Berdo'a untuk dirinya antara adzan dan iqamah, karena sesungguhnya berdo'a ketika itu tidak akan ditolak. (HR. Abu Dawud, At-Tirmidziy dan Ahmad, lihat Irwaa`ul Ghaliil 1/262)
14. Dzikir-Dzikir Menjelang Tidur


(1).Mengumpulkan kedua telapak tangannya kemudian meniup keduanya lalu membaca surat Al-Ikhlaash, Al-Falaq dan An-Naas. Kemudian mengusap badannya semampunya dengan kedua tangannya, dimulai dari kepalanya, wajahnya dan bagian depan dari badannya.
Hal ini dilakukan tiga kali. (HR. Al-Bukhariy bersama Fathul Baarii 9/62 dan Muslim 4/1723)
(2). Membaca ayat kursi.
Barangsiapa yang membacanya ketika dia merebahkan dirinya di tempat tidurnya maka sesungguhnya akan senantiasa ada baginya dari sisi Allah yang akan menjaganya dan syaithan tidak akan mendekatinya sampai subuh. (HR. Al-Bukhariy bersama Fathul Baarii 4/487)
(3). Membaca surat Al-Baqarah:285-286 (dua ayat terakhir).
Barangsiapa yang membaca dua ayat ini pada malam hari maka dua ayat ini akan mencukupinya. (HR. Al-Bukhariy bersama Fathul Baarii 9/94 dan Muslim 1/554)
(4). Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Apabila salah seorang dari kalian bangkit dari tempat tidurnya kemudian kembali lagi maka kibasilah (bersihkanlah) tempat tidurnya tersebut dengan ujung kain/sarungnya tiga kali dan sebutlah nama Allah. Karena sesungguhnya dia tidak tahu apa yang menggantinya setelah dia meninggalkannya. Dan apabila dia berbaring (hendak tidur) maka ucapkanlah:
 بِاسْمِكَ رَبِّيْ وَضَعْتُ جَنْبِيْ، وَبِكَ أَرْفَعُهُ، فَإِنْ أَمْسَكْتَ نَفْسِيْ فَارْحَمْهَا، وَإِنْ أَرْسَلْتَهَا فَاحْفَظْهَا بِمَا تَحْفَظُ بِهِ عِبَادَكَ الصَّالِحِيْنَ
"Dengan nama-Mu, Ya Tuhanku, aku meletakkan lambungku, dan dengan nama-Mu pula aku mengangkatnya. Maka jika Engkau menahan jiwaku (ruhku) maka rahmatilah dia. Dan jika Engkau melepaskannya maka jagalah dia dengan sesuatu yang Engkau jaga dengannya hamba-hamba-Mu yang shalih." (HR. Al-Bukhariy 11/126 dan Muslim 4/2084)
(5). Membaca:
اللَّهُمَّ إِنَّكَ خَلَقْتَ نَفْسِيْ وَأَنْتَ تَوَفَّاهَا، لَكَ مَمَاتُهَا وَمَحْيَاهَا، إِنْ أَحْيَيْتَهَا فَاحْفَظْهَا، وَإِنْ أَمَتَّهَا فَاغْفِرْ لَهَا، اللَّهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ الْعَافِيَةَ
"Ya Allah, sesungguhnya Engkau telah menciptakan jiwaku (ruhku) dan Engkaulah yang mewafatkannya. Milik Engkaulah mati dan hidupnya. Jika Engkau menghidupkannya maka jagalah dia dan jika Engkau mematikannya maka ampunilah dia. Ya Allah, sesungguhnya aku meminta kepada-Mu keselamatan." (HR. Muslim 4/2083 dan Ahmad 2/79, dan lafazh hadits ini miliknya)
(6). Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam apabila ingin tidur maka beliau meletakkan tangan kanannya di bawah pipi kanannya kemudian membaca:


اللَّهُمَّ قِنِيْ عَذَابَكَ يَوْمَ تَبْعَثُ عِبَادَكَ
"Ya Allah, lindungilah aku dari 'adzab-Mu pada hari Engkau membangkitkan hamba-hamba-Mu." Dibaca tiga kali. (HR. Abu Dawud 4/311 dan ini lafazhnya, lihat Shahih At-Tirmidziy 3/143)
(7). Membaca:
بِاسْمِكَ اللَّهُمَّ أَمُوْتُ وَأَحْيَا
"Dengan nama-Mu, Ya Allah, aku mati dan aku hidup." (HR. Al-Bukhariy bersama Fathul Baarii 11/113 dan Muslim 4/2083)
(8). Membaca Subhaanallaah 33x, Alhamdulillaah 33x dan Allaahu Akbar 34x. Barangsiapa yang mengucapkannya ketika merebahkan diri di tempat tidurnya maka hal ini lebih baik baginya daripada seorang pembantu. (HR. Al-Bukhariy bersama Fathul Baarii 7/71 dan Muslim 4/2091)
(9). Membaca:
اللَّهُمَّ رَبَّ السَّمَوَاتِ السَّبْعِ وَرَبَّ الْعَرْشِ الْعَظِيْمِ، رَبَّنَا وَرَبَّ كُلِّ شَيْءٍ، فَالِقَ الْحَبِّ وَالنَّوَى، وَمُنْزِلَ التَّوْرَاةِ وَالإِنْجِيْلِ وَالْفُرْقَانِ، أَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ كُلِّ شَيْءٍ، أَنْتَ آخِذٌ بِنَاصِيَتِهِ اللَّهُمَّ أَنْتَ الأَوَّلُ فَلَيْسَ قَبْلَكَ شَيْء، وَأَنْتَ الآخِرُ فَلَيْسَ بَعْدَكَ شَيْءٌ، وَأَنْتَ الظَّاهِرُ فَلَيْسَ فَوْقَكَ شَيْءٌ، وَأَنْتَ الْبَاطِنُ فَلَيْسَ دُوْنَكَ شَيْءٌ، اِقْضِ عَنَّا الدَّيْنَ وَأَغْنِنَا مِنَ الْفَقْرِ
"Ya Allah, Rabbnya langit yang tujuh dan Rabbnya 'arsy yang agung. Rabb kami dan Rabbnya segala sesuatu, Yang membelah biji-bijian dan biji kurma. Yang menurunkan Taurat, Injil dan Al-Qur`an. Aku berlindung kepada-Mu dari kejahatan segala sesuatu. Engkaulah Yang memegang ubun-ubunnya. Ya Allah, Engkaulah Yang Awwal maka tidak ada sesuatu pun yang sebelum-Mu. Dan Engkaulah Yang Akhir maka tidak ada sesuatu pun yang setelah-Mu. Dan Engkaulah Yang Zhahir (Maha Tinggi) maka tidak ada sesuatu pun yang ada di atas-Mu. Dan Engkaulah Yang Bathin (Maha Dekat) maka tidak ada sesuatu pun yang lebih dekat daripada-Mu. (Ya Tuhanku) lunasilah hutang kami dan cukupilah kami dari kemiskinan." (HR. Muslim 4/2084)
(10). Membaca:
الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِيْ أَطْعَمَنَا وَسَقَانَا، وَكَفَانَا، وَآوَانَا، فَكَمْ مِمَّنْ لاَ كَافِيَ لَهُ وَلاَ مُؤْوِيَ
"Segala puji hanya bagi Allah yang telah memberi kami makan, dan yang telah memberi kami minum, yang telah mencukupkan kami dan yang telah melindungi kami. Karena berapa banyak orang yang tidak mempunyai yang mencukupinya dan yang melindunginya." (HR. Muslim 4/2085)


(11). Membaca:
اللَّهُمَّ عَالِمَ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ فَاطِرَ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضِ، رَبَّ كُلِّ شَيْءٍ وَمَلِيْكَهُ، أَشْهَدُ أَنْ لاَّ إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ، أَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ نَفْسِيْ، وَمِنْ شَرِّ الشَّيْطَانِ وَشِرْكِهِ، وَأَنْ أَقْتَرِفَ عَلَى نَفْسِيْ سُوْءًا، أَوْ أَجُرَّهُ إِلَى مُسْلِمٍ
"Ya Allah, Yang mengetahui perkara ghaib dan yang nampak, Pencipta langit dan bumi, Rabbnya segala sesuatu dan Yang memilikinya. Aku bersaksi bahwasanya tidak ada yang berhak diibadahi kecuali Engkau. Aku berlindung kepada-Mu dari kejahatan diriku dan dari kejahatan syaithan dan sekutunya. Dan jangan sampai aku menjerumuskan diriku ke dalam kejelekan atau menimpakannya kepada seorang muslim." (HR. Abu Dawud 4/317 dan At-Tirmidziy, lihat Shahih At-Tirmidziy 3/142)
(12). Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Jika kamu ingin pergi ke tempat tidur maka berwudhu`lah sebagaimana kamu berwudhu` untuk shalat. Kemudian berbaringlah di sebelah sisimu yang kanan lalu ucapkanlah:
اللَّهُمَّ أَسْلَمْتُ نَفْسِيْ إِلَيْكَ، وَفَوَّضْتُ أَمْرِيْ إِلَيْكَ، وَوَجَّهْتُ وَجْهِيْ إِلَيْكَ، وَأَلْجَأْتُ ظَهْرِيْ إِلَيْكَ، رَغْبَةً وَرَهْبَةً إِلَيْكَ، لاَ مَلْجَأَ وَلاَ مَنْجَا مِنْكَ إِلاَّ إٍلَيْكَ، آمَنْتُ بِكِتَابِكَ الَّذِيْ أَنْزَلْتَ وَبِنَبِيِّكَ الَّذِيْ أَرْسَلْتَ
"Ya Allah, aku menyerahkan diriku kepada-Mu dan aku memasrahkan urusanku kepada-Mu. Dan aku hadapkan wajahku kepada-Mu dan aku sandarkan punggungku kepada-Mu, dalam keadaan harap dan cemas hanya kepada-Mu. Tidak ada tempat berlindung dan menyelamatkan diri dari (siksa)Mu kecuali hanya kepada-Mu. Aku beriman kepada kitab-Mu yang telah Engkau turunkan dan (aku beriman) kepada Nabi-Mu yang telah Engkau utus." Rasulullah menyatakan kepada orang yang mengucapkan do'a ini: "Jika kamu mati maka kamu mati di atas fithrah (Islam)." (HR. Al-Bukhariy bersama Fathul Baarii 11/113 dan Muslim 4/2081)
(13). Membaca surat As-Sajdah dan Al-Mulk. (HR. At-Tirmidziy dan An-Nasa`iy, lihat Shahiihul Jaami' 4/255)Do'a-do'a menjelang tidur ini jika tidak mampu dibaca semua maka bacalah semampunya.
15. Do'a ketika Berbolak-balik (di Pembaringan) di Malam Hari
Ketika kita sedang tidur di malam hari kemudian badan kita berbolak-balik ke kanan dan ke kiri, maka hendaklah kita mengucapkan:
لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ الْوَاحِدُ الْقَهَّارُ، رَبُّ السَّمَوَاتِ وَالأَرْضِ وَمَا بَيْنَهُمَا الْعَزِيْزُ الْغَفَّارُ
"Tidak ada yang berhak diibadahi kecuali Allah, Yang Esa lagi Maha Perkasa. Rabbnya langit dan bumi serta semua yang ada di antara keduanya, Dzat Yang Maha Mulia lagi Maha Pengampun." (HR. Al-Hakim, lihat Shahiihul Jaami' 4/213)


16. Do'a ketika Tersentak dalam Tidur dan Orang yang Dihinggapi Rasa Kesepian
Hendaklah dia membaca:
أَعُوْذُ بِكَلِمَاتِ اللهِ التَّامَّاتِ مِنْ غَضَبِهِ وَعِقَابِهِ وَشَرِّ عِبَادِهِ وَمِنْ هَمَزَاتِ الشَّيَاطِيْنِ وَأَنْ يَحْضُرُوْنَ
"Aku berlindung dengan kalimat (firman) Allah yang sempurna dari kemurkaan dan siksaan-Nya serta dari kejahatan hamba-hamba-Nya dan dari bisikan-bisikan syaithan, serta apabila mereka datang (yakni berlindung dari kedatangan mereka dari kalangan syaithan)." (HR. Abu Dawud 4/12, lihat Shahih At-Tirmidziy 3/171
17. Amalan dan Do'a ketika Melihat Mimpi Buruk dan Mimpi Kosong (Mimpi yang Tidak Bisa Ditafsirkan)
(1). Hendaklah dia meludah ringan ke arah kirinya tiga kali. Berlindung kepada Allah dari godaan syaithan dan (berlindung) dari kejelekan apa yang dilihatnya, tiga kali. (HR. Muslim 4/1772, 1773)
(2). Tidak menceritakannya kepada siapapun. (HR. Muslim 4/1772)
(3). Mengubah/Berpindah dari posisi tidur sebelumnya. (HR. Muslim 4/1773)(4). Hendaklah dia bangkit untuk melakukan shalat kalau dia mau. (HR. Muslim 4/1773)
18. Dzikir-Dzikir ketika Bangun Tidur
Ketika bangun tidur hendaklah kita membaca:
الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِيْ أَحْيَانَا بَعْدَ مَا أَمَاتَنَا وَإِلَيْهِ النُّشُوْرُ
"Segala puji hanya bagi Allah yang telah menghidupkan kami setelah mematikan kami, dan hanya kepada-Nya (kami) dikumpulkan." (HR. Al-Bukhariy bersama Fathul Baarii 11/113 dan Muslim 4/2083
لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ. سُبْحَانَ اللهِ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ وَلاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ، وَلاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ، رَبِّ اغْفِرْلِيْ
"Tidak ada yang berhak diibadahi kecuali Allah satu-satu-Nya, tidak ada sekutu bagi-Nya. Milik-Nya kerajaan dan milik-Nya segala puji dan Dia Maka Kuasa atas segala sesuatu. Maha Suci Allah, dan segala puji hanya milik Allah, dan tidak ada yang berhak diibadahi kecuali Allah, dan Allah Maha Besar. Dan tidak ada daya dan kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah Yang Maha Tinggi lagi Maha Agung. Ya Tuhanku, ampunilah aku."Siapa yang mengucapkannya maka akan diampuni (dosa-dosanya),


dan jika berdo'a maka akan dikabulkan dan jika dia bangkit lalu berwudhu` kemudian shalat maka akan diterima shalatnya. (HR. Al-Bukhariy bersama Fathul Baarii 3/39 dan lainnya)
الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِيْ عَا$D9�َانِيْ فِيْ جَسَدِيْ وَرَدَّ عَلَيَّ رُوْحِيْ وَأَذِنَ لِيْ بِذِكْرِهِ
"Segala puji hanya bagi Allah yang telah memberi keselamatan kepadaku dalam jasadku dan yang telah mengembalikan ruhku kepadaku dan yang telah mengizinkanku untuk berdzikir/mengingat-Nya." (HR. At-Tirmidziy 5/473, lihat Shahih At-Tirmidziy 3/144)Dan membaca surat Aali 'Imraan:190-200. (HR. Al-Bukhariy bersama Fathul Baarii 8/237 dan Muslim 1/530)Semoga Allah selalu membimbing kita ke jalan yang lurus. Aamiin. Wallaahu A'lam.




http://romdani45498.blogspot.com/2010/12/sunnah-sunnah-yang-terlupakan-bagian.html

Sebab -Sebab Turunnya “IMAN” Dalam Diri Kita

SEBAB-SEBAB TURUNNYA KADAR IMAN dalam diri
1. KebodohanKebodohan merupakan pangkal dari berbagai perbuatan buruk. Seseorang berbuat jahat boleh jadi karena ia tak tahu bahwa perbuatan itu dilarang agama,


atau ia tidak tahu ancaman dan bahaya yang akan dihadapinya kelak di akhirat, atau ia tidak tahu keperkasaan Sang Maha Kuasa yang mengatur denyut jantungnya, mengatur musibah dan rezekinya.
2. Ketidakpedulian, keengganan dan melupakanKetidakpedulian menyebabkan pikiran seseorang diisi dengan hal-hal duniawi yang hanya ia sukai (yang ia pedulikan), sedangkan yang bukan ia sukai tidak diberi tempat dipikirannya. Ini menyebabkan ia tidak ingat (dzikir) pada Allah
Kengganan seseorang untuk melakukan suatu kebaikan padahal ia tahu hal itu telah diperintahkan Allah, maka ia termasuk orang yang men-zhalimi (melalaikan) dirinya sendiri. Allah akan mengunci hatinya dari jalan yang lurus (al-Kahfi 18:5), dan ia akan menjadi teman syeitan (Thaaha 20:124).Melupakan kewajiban dan kepatuhan seseorang dalam beribadah berawal dari sifat lalai atau lemah hatinya. Waktu dan energinya harus didorong agar diisi lebih banyak dengan perbuatan amal sholeh, kalau tidak maka kesenangan duniawi akan semakin menguasai dirinya hingga ia semakin jauh dari ingat (dzikir) kepada Allah.
3. Menyepelekan dan melakukan perbuatan dosaAwal dari perbuatan dosa adalah sikap menyepelekan (tidak patuh terhadap) perintah dan larangan Allah. Perbuatan dosa umumnya dilakukan secara bertahap, misalnya dimulai yang dianggap dosa kecil. Dosa-dosa kecil yang disepelekan merupakan proses pendidikan jahat (pembiasaan) untuk menyepelekan dosa-dosa besar.
4. Jiwa yang selalu memerintahkan berbuat jahatIbnul Qayyim Al Jauziyyah mengatakan, Allah menggabungkan dua jiwa, yakni jiwa jahat dan jiwa yang tenang sekaligus dalam diri manusia, dan mereka saling bermusuhan dalam diri seorang manusia. Disaat salah satu melemah, maka yang lain menguat. sungguh merugi orang-orang yang jiwa jahatnya menguasai tubuhnya.Seperti sabda Rasulullah, “.barang siapa yang diberi petunjuk Allah maka tidak ada yang dapat menyesatkannya, dan barang siapa yang disesatkannya maka tidak ada seorangpun yang dapat memberinya petunjuk”.Sifat lalai, tidak mau belajar agama, sombong dan tidak peduli merupakan beberapa cara untuk membiarkan jiwa jahat dalam tubuh kita berkuasa. Sedangkan sifat rendah hati, mau belajar, mau melakukan instropeksi (muhasabah) merupakan cara untuk memperkuat jiwa kebaikan (jiwa tenang) yang ada dalam tubuh kita.

Sebab-sebab dari luar diri kita (External) :
1. SyaitanSyaitan adalah musuh manusia. Tujuan syaitan adalah untuk merusak keimanan orang. Siapa saja yang tidak membentengi dirinya dengan selalu mengingat Allah maka ia menjadi sarang syaitan, menjerumuskannya dalam kesesatan, ketidak patuhan terhadap Allah, membujuknya melakukan dosa.


2. Bujukan dan rayuan duniaAllah SWT berfirman : “Ketahuilah, bahwa sesungguhnya kehidupan dunia itu hanyalah permainan dan suatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah-megah antara kamu serta berbangga-bangga tentang banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani; kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur. Dan di akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridaan-Nya. Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu”. (QS, al-Hadiid 57:20).Dalam situasi dimana tujuan dunia menguasai hati kita maka hanya tersisa sedikit porsi akhirat di hati kita, dan inilah awal dari menurunnya keimanan kita.
3. Pergaulan yang burukRasulullah bersabda : “Seseorang itu terletak pada agama teman dekatnya, sehingga masing-masing kamu sebaiknya melihat kepada siapa dia mengambil teman dekatnya” (HR Tirmidzi, Abu Dawud, al-Hakim, al-Baghawi).Seorang teman yang sholeh selalu memperhatikan perintah dan larangan Allah, karenanya ia selalu mengajak siapa saja orang disekitarnya untuk menuju kepada kebaikan dan mengingatkan mereka bila mendekati kemungkaran. teman yang baik adalah teman yang bisa mendekatkan diri kita dengan AllahBerada diantara teman-teman yang sholeh akan membuat seorang wanita tidak merasa asing bila mengenakan jilbab.Sebaliknya berada diantara orang-orang yang tidak sholeh atau berperilaku buruk menjadikan kita dipandang aneh bila berjilbab atau bahkan ketika hendak melakukan sholat.

CARA MENAIKKAN KADAR IMAN :1. Pelajarilah berbagai ilmu agama Islam yang bersumber pada Al-Qur’an dan Hadits
a. Perbanyaklah membaca Al-Qur’an dan renungkan maknanyaAyat-ayat Al-Qur’an memiliki target yang luas dan spesifik sesuai kebutuhan masing-masing orang yang sedang mencari atau memuliakan Tuhannya. Sebagian ayat Al-Qur’an mampu menggetarkan kulit seseorang yang sedang mencari kemuliaan Allah, dilain pihak Al-Qur’an mampu membuat menangis seorang pendosa, atau membuat tenang seorang pencari ketenangan.“Ini adalah sebuah kitab yang Kami turunkan kepadamu penuh dengan berkah supaya mereka memperhatikan ayat-ayatnya dan supaya mendapat pelajaran orang-orang yang mempunyai pikiran.” (QS, Shaad 38:29)”Dan Kami turunkan dari Al Qur’an suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman dan Al Qur’an itu tidaklah menambah kepada orang-orang yang lalim selain kerugian.” (QS, al-Israa’ 17:82)
b. Pelajarilah ilmu mengenai Asma’ul Husna, Sifat-sifat Yang Maha Agung.Bila seseorang memahami sifat Allah yang Maha Mendengar, Maha Melihat dan Maha Mengetahui, maka ia akan menahan lidahnya, anggota tubuhnya dan gerakan hatinya dari apapun yang tidak disukai Allah.Bila seseorang memahami sifat Allah yang Maha Indah,


Maha Agung dan Maha Perkasa, maka semakin besarlah keinginannya untuk bertemu Allah di hari akhirat sehingga iapun secara cermat memenuhi berbagai persyaratan yang diminta Allah untuk bisa bertemu dengan-Nya (yaitu dengan memperbanyak amal ibadah).Bila seseorang memahami sifat Allah yang Maha Santun, Maha Halus dan Maha Penyabar, maka iapun merasa malu ketika ia marah, dan hidupnya merasa tenang karena tahu bahwa ia dijaga oleh Tuhannya secara lembut dan sabar.
c. Pelajari dengan cermat sejarah (Siroh) kehidupan Rasulullah SAW.Dengan memahami perilaku, keagungan dan perjuangan Rasulullah, akan menumbuhkan rasa cinta kita terhadapnya, kemudian berkembang menjadi keinginan untuk mencontoh semua perilaku beliau dan mematuhi pesan-pesan beliau selaku utusan Allah.Seorang sahabat r.a. mendatangi Rasulullah saw dan bertanya, “Wahai Rasul Allah, kapan tibanya hari akhirat?”. Rasulullah saw balik bertanya : “Apakah yang telah engkau persiapkan untuk menghadapi hari akhirat?”. Si sahabat menjawab , “Wahai Rasulullah, aku telah sholat, puasa dan bersedekah selama ini, tetap saja rasanya semua itu belum cukup. Namun didalam hati, aku sangat mencintai dirimu, ya Rasulullah”. Rasulullah saw menjawab, “Insya Allah, di akhirat kelak engkau akan bersama orang yang engkau cintai”. (HR Muslim) Inilah hadits yang sangat disukai para sahabat Rasulullah SAW. Jelaslah bahwa mencintai Rasulullah adalah salah satu jalan menuju surga, dan membaca riwayat hidupnya (siroh) adalah cara terpenting untuk lebih mudah memahami dan mencintai Rasulullah SAW.
d. Mempelajari Jasa-jasa dan Kualitas Agama IslamPerenungan terhadap syariat Islam, hukum-hukumnya, akhlak yang diajarkannya, perintah dan larangannya, akan menimbulkan kekaguman terhadap kesempurnaan ajaran agama Islam ini. Tidak ada agama lain yang memiliki aturan dan etiket yang sedemikian rincinya seperti Islam, dimana untuk makan dan ke WC pun ada adabnya, untuk aspek hukum dan ekonomi ada aturannya, bahkan untuk berhubungan suami -istripun ada aturannya.
e. Mempelajari Kehidupan Orang-orang Sholeh (generasi Shalafus Sholihin, para sahabat Rasulullah SAW, murid-murid para sahabat, tabi’in dan tabi’it tabi’in)Mereka adalah generasi-generasi terbaik dari Islam. Mereka adalah orang-orang yang kadar keimanannya diibaratkan sebesar gunung Uhud sementara manusia zaman kini diibaratkan kadar keimananya tak lebih dari sebutir debu dari gunung Uhud.
2. Renungkanlah tanda-tanda kebesaran Allah yang ada di alam (ma’rifatullah)Singkirkan dulu kesombongan akal kita, renungkan secara tulus bagaimana alam ini diciptakan. Sungguh pasti ada kekuatan luar biasa yang mampu menciptakan alam yang sempurna ini, sebuah struktur dan sistem kehidupan yang rapi, mulai dari tata surya, galaksi hingga struktur pohon dan sel-sel atom.Renungkan pula rahasia dan mukjizat Qur’an.
3. Berusaha keras melakukan amal perbuatan yang baik secara ikhlasAmal perbuatan perlu digerakkan. Dimulai dari hati, kemudian terungkap melalui lidah kita dan kemudian anggota tubuh kita. Selain ikhlas, diperlukan usaha dan keseriusan untuk melakukan amalan-amalan ini.a.


Amalan HatiDilakukan melalui pembersihan hati kita dari sifat-sifat buruk, selalu menjaga kesucian hati. Ciptakan sifat-sifat sabar dan tawakal, penuh takut dan harap akan Allah. Jauhi sifat tamak, kikir, prasangka buruk dan sebagainya.b. Amalan LidahPerbanyak membaca Al-Qur’an, zikir, bertasbih, tahlil, takbir, istighfar, mengirim salam dan sholawat kepada Rasulullah dan mengajak orang lain kepada kebaikan, melarang kemungkaran.c. Amalan Anggota TubuhDilakukan melalui kepatuhan dalam sholat, pengorbanan untuk bersedekah, perjuangan untuk berhaji hingga disiplin untuk sholat berjamaah di mesjid (khususnya bagi pria).
Menaikkan kadar iman bukanlah suatu pekerjaan mudah, karena begitu banyak usaha (menuntut ilmu, amalan-amalan) yang harus kita lakukan disamping godaan (syaitan, duniawi) yang akan kita hadapi.mari saling mengingatkan dan menyebarkan kebaikan serta berusaha sungguh2 mengamalkannya.Semoga kita termasuk orang-orang yang beruntung disisi Allah.


http://romdani45498.blogspot.com/2010/12/sebab-sebab-turunnya-iman-dalam-diri.html

Mengendalikan Cinta Dengan Jihad

Pernahkah Anda merasa bahwa apa yang sedang Anda lakukan itu salah tapi masih juga dilakukan? Pendeknya, sudah tahu keliru tapi terus saja maju.
Itulah yang dialami seorang teman saya. Orangnya cerdas dan kini dia mendapat beasiswa untuk belajar di sebuah perguruan tinggi pendidikan agama terkenal di luar negeri. Kepiawaiannya sangat diakui rekan dan para dosennya. Bahkan karya tulisnya mengenai agama menghiasi majalah dan surat kabar. Namun dia mengeluh kepada saya, bahwa saat ini dia tak bisa konsentrasi belajar karena memikirkan hubungan cinta jarak jauhnya. Ya, dia tengah menjalin cinta dengan seseorang yang sedang studi juga di negara lain sejak beberapa bulan ini. Benang-benang asmara terajut lewat email, chatting, dan SMS, nyaris setiap hari. Ada saja hal-hal yang saling dicurhatkan dan dilaporkan. Masya Allah!
Namun, konflik batin terus menggelayuti hati dan pikiran teman saya itu. Betapa tidak, dia tahu bahwa semua itu mengganggu konsentrasi belajarnya, apalagi saat ini dia sedang mempersiapkan ujian akhirnya. Terbayang jika gagal, maka orang tua yang siang malam mendoakannya pasti akan kecewa. Lebih-lebih lagi, dia juga paham bahwa apa yang mereka lakukan selama ini adalah dosa yang bisa dikategorikan sebagai zina hati. Dia juga mengerti bahwa itu semua bisa terjadi karena godaan syaithan la’natullah, yang makin menggila kala imannya sedang lemah. Namun apa daya, dia merasa tidak sanggup melawan arus deras godaan cinta itu. Dia merasa terus terhanyut oleh buaian syaithan yang kali ini seakan berwajah manis. Bayangan sang kekasih sungguh sulit untuk dihapuskan. Pikirannya yang cerdas dan pengetahuan yang luas mengenai syariat Islam seakan berubah menjadi tumpul kala digunakan untuk mengatasi konflik batin ini.


****
Alhamdulillah, suatu saat dia mendatangi majelis taklim dan mendengar lantunan firman Allah SWT: “Sesungguhnya syaithan itu adalah musuh bagimu, maka jadikanlah ia sebagai musuh, karena sesungguhnya syaithan itu hanya mengajak golongannya supaya mereka menjadi penghuni neraka yang menyala-nyala.” (QS Fathir: 6). Suara hafidz yang tartil itu sungguh merasuk dalam qalbunya dan menjadi media penghantar Nur Hidayah-Nya.
“Jihad...!!!” teriaknya tanpa sadar.
Benar sekali, jihadun nafs (jihad melawan hawa nafsu diri-sendiri) dan jihadusy syaithan (jihad melawan syaithan). Dua istilah yang intinya satu yakni jihad ini menggetarkan hati dan pikirannya. Teringat tausyiah salah seorang gurunya: “Kata Al-Jihad di-kasrah huruf jim secara bahasa bermakna kesulitan, kesukaran, kepayahan. Sedangkan secara syar’i bermakna mencurahkan segala kemampuan dalam memerangi musuh, khususnya orang-orang kafir.”
Kuncinya adalah “Mengerahkan segala kemampuan, baik materi atau bahkan nyawa kita, untuk membela agama Allah dan melawan musuh Allah dan Rasul-Nya”. Jadi, jika usaha kita biasa-biasa saja atau sambil lalu belumlah dikatakan sebagai jihad.
Menurut Ibnul Qayyim ra., jihadun nafs adalah jihad seorang hamba untuk menundukkan dirinya dalam ketaatan kepada Allah SWT, dengan melakukan apa yang diperintahkan Allah dan menjauhi apa yang dilarang-Nya, serta memerangi diri sendiri di jalan Allah. Sedangkan jihadusy syaithan ada dua tingkatan, pertama berjihad untuk menghalau segala sesuatu yang dilontarkan syaithan pada manusia berupa syubhat dan keraguan yang dapat membahayakan perkara iman. Orang yang mampu mengerjakannya akan membuahkan keyakinan. Kedua, berjihad untuk menghalau segala apa yang dilemparkan syaithan berupa kehendak buruk dan syahwat. Orang yang mampu melakukannya akan membuahkan kesabaran. Sabar akan menolak syahwat dan kehendak buruk, keyakinan akan menolak keraguan dan syubhat.
Dua jenis jihad inilah yang perlu kita lakukan terlebih dahulu sebelum jihadul kuffar (jihad melawan orang kafir yang menyerang aqidah Islam) dan jihadul munafiqin (jihad melawan orang munafiq yang yang menyerang aqidah Islam).
****
“Jadi... tunggu apa lagi”, pikir teman saya itu, “Musuh sudah jelas walaupun tidak tampak, yaitu syaithan. Jalan sudah ada, yaitu jihad. Saya akan mulai dengan berniat lilLaahi Ta’ala, sebab amal perbuatan akan sia-sia di mata Allah jika tidak dilandasi dengan niat yang benar, Innamal a’malu bin niyyaat”. Beberapa program jihadun nafs dan jihadusy syaithan dia canangkan dan dia jalankan dengan penuh kesungguhan dan keyakinan. Genderang perang melawan hawa nafsu dan syaithan ditabuhnya dengan menggelegar.


Hatinya ikhlas, jika memang sang kekasihnya itu adalah jodohnya, Insya Allah akan dipertemukan dengannya dalam pernikahan yang syar’i.
Untuk mewujudkannya, tidak perlu komunikasi hotline 24 jam sehari dengan sang kekasih seperti yang sudah-sudah. Yang penting, amanah belajar harus dituntaskan dulu. Namun dalam masa belajar ini, adalah rugi di mata Allah jika hanya mempelajari pengetahuan duniawi tanpa mendasarinya dengan pengetahuan ukhrawi. Oleh sebab itu, jika suatu saat dia akan mengajak kekasihnya untuk menikah maka diniatkan sebagai ajakan untuk beribadah.
Jika godaan nafsu datang, dia hadapi dengan memperbanyak puasa, istighfar, dan zikir. Untuk meneguhkan hati dan fisiknya, dia perbanyak tilawatil Qur’an dan Qiyamul Lail. Jika ada perkara meragukan, apakah tergolong kebaikan atau justru keburukan, dia ingat sabda Rasulullah SAW: “Kebaikan itu adalah akhlaq yang baik. Dan dosa adalah apa-apa yang meragukan jiwamu dan engkau tidak suka dilihat orang lain dalam melakukan hal itu.” (HR Muslim).
Teman saya itu senyum-senyum kecut jika ingat apa saja yang pernah dia lakukan selama ini. Kebodohan atau kekurang pengetahuannya memang berbuah kejahilan; menjahili apa-apa yang menjadi ketentuan Allah SWT, yaitu: apa yang disuruh-Nya dilalaikan, apa yang dilarang-Nya justru dijalankan sebaik-baiknya. Astaghfirullah...
Kini teman saya sangat bahagia karena merasa tidak dibiarkan oleh Allah SWT bergelimang dalam kesesatan dan maksiat. Ia merasa sangat bersyukur karena telah mendapat taufiq dan hidayah-Nya dalam mengendalikan cintanya dengan jihad.


http://romdani45498.blogspot.com/2010/12/mengendalikan-cinta-dengan-jihad.html

Sehimpun Doa Untuk Berharap

Ya Allah, Ya Rahman Ya Rahim….
Jika Engkau takdirkan panjang usiaku


Tetapkanlah aku di jalan-Mu
Agar aku istiqamah menapaki ridho-Mu
Teguh menjalankan perintah-Mu, tunduk pada ketentuan-Mu
Jadikanlah diri ini orang yang selalu menjauhi larangan-Mu
Agar tidak sia-sia sisa umurku berlalu.

Ya Allah, Ya Malik Ya Quddus….
Jika Engkau izinkan aku berpasangan dengan makhluk-Mu
Pilihkanlah untukku pasangan yang mencintai-Mu
Dan mencintai kekasih-Mu di atas segala-galanya
Tetapkan hati ini agar senantiasa mendekap kesetiaan padanya
Jadikan ia pasangan perjuanganku merengkuh kesyahidan
Anugerahilah cinta tulus agar hati kami saling menenteramkan
Teduhkan pandangan ini untuknya
Siramkan kesabaran di dada ini menerima kekurangannya.

Ya Allah Ya Salam Ya Ghaffar….
Jika Kau titipkan kepadaku ujian yang berat untuk dipikul
Karuniakan kesabaran pada diri ini untuk menghadapi
Jagalah qalbu ini dari prasangka buruk kepada-Mu
Berikan cahaya ketabahan dalam mengarungi


Kuatkan iman agar tak lebur oleh tangis kepedihan
Agar tak rapuh jiwa ini merenungi hikmah di balik rahasia-Mu
Lembutkanlah hati ini memahami makna Cinta-Mu

Ya Allah Yaa Bari Yaa Jabbar….
Jika Engkau berikan aku waktu hidup lebih lama
Jadikan diri ini tamak akan kebaikan
Tak terlena oleh penyakit wahn membahayakan
Bina diri ini menjadi insan tangguh
Dalam meneladani orang-orang saleh dahulu
Mantapkan hati menapaki perjuangan dakwah

Ya Allah Yaa Rahman Yaa Rahim….
Jadikan jiwa ini pecinta kalam-Mu dan sunnah kekasih-Mu
Yang menemani setiap alunan nafas kami
Yaa Allah Yaa Rahman Yaa Rahim…
Jangan keringkan air mata  dari jiwa hina berdebu ini
Agar terus mampu diri ini tenggelam pada samudera istighfar
Mengemis keselamatan dari azab yaumul hisab
Selamatkan kami dari azab-Mu…
Sehimpun Doa Untuk Berharap


Ya Allah, Ya Rahman Ya Rahim….
Jika Engkau takdirkan panjang usiaku
Tetapkanlah aku di jalan-Mu
Agar aku istiqamah menapaki ridho-Mu
Teguh menjalankan perintah-Mu, tunduk pada ketentuan-Mu
Jadikanlah diri ini orang yang selalu menjauhi larangan-Mu
Agar tidak sia-sia sisa umurku berlalu.

Ya Allah, Ya Malik Ya Quddus….
Jika Engkau izinkan aku berpasangan dengan makhluk-Mu
Pilihkanlah untukku pasangan yang mencintai-Mu
Dan mencintai kekasih-Mu di atas segala-galanya
Tetapkan hati ini agar senantiasa mendekap kesetiaan padanya
Jadikan ia pasangan perjuanganku merengkuh kesyahidan
Anugerahilah cinta tulus agar hati kami saling menenteramkan
Teduhkan pandangan ini untuknya
Siramkan kesabaran di dada ini menerima kekurangannya.

Ya Allah Ya Salam Ya Ghaffar….
Jika Kau titipkan kepadaku ujian yang berat untuk dipikul
Karuniakan kesabaran pada diri ini untuk menghadapi


Jagalah qalbu ini dari prasangka buruk kepada-Mu
Berikan cahaya ketabahan dalam mengarungi
Kuatkan iman agar tak lebur oleh tangis kepedihan
Agar tak rapuh jiwa ini merenungi hikmah di balik rahasia-Mu
Lembutkanlah hati ini memahami makna Cinta-Mu

Ya Allah Yaa Bari Yaa Jabbar….
Jika Engkau berikan aku waktu hidup lebih lama
Jadikan diri ini tamak akan kebaikan
Tak terlena oleh penyakit wahn membahayakan
Bina diri ini menjadi insan tangguh
Dalam meneladani orang-orang saleh dahulu
Mantapkan hati menapaki perjuangan dakwah

Ya Allah Yaa Rahman Yaa Rahim….
Jadikan jiwa ini pecinta kalam-Mu dan sunnah kekasih-Mu
Yang menemani setiap alunan nafas kami
Yaa Allah Yaa Rahman Yaa Rahim…
Jangan keringkan air mata  dari jiwa hina berdebu ini
Agar terus mampu diri ini tenggelam pada samudera istighfar
Mengemis keselamatan dari azab yaumul hisab


Selamatkan kami dari azab-Mu…


http://romdani45498.blogspot.com/2010/12/sehimpun-doa-untuk-berharap.html

Jumat, 30 Maret 2012

Teruntuk Saudara Seimanku…

Muhasabah: Teruntuk Saudara Seimanku…
-         Jika kau merasa lelah dan tak berdaya dari usaha yang sepertinya sia-sia….. Alloh tau betapa kau telah berjerih payah
-         Jika kau telah menangis sekian lama dan hatimu terasa perih….. Alloh telah menghitung dentingan air matamu
-         Jika kau pikir bahwa hidupmu sedang menanti sesuatu dan waktu serasa berlalu….. Alloh sedang menanti bersamamu
-         Jika kau MERASA SENDIRIAN dan Saudara-Saudaramu SIBUK dengan banyak urusan…. Alloh senantiasa berada di dekatmu


-         Ketika kau berpikir, kau sudah mencoba segalanya dan tak tau harus berbuat apa lagi…. Alloh selalu punya jawabnya
-         Ketika segala sesuatu tidak masuk akal dan kau merasa sangat tertekan….. Alloh mampu menenangkanmu
-         Jika kau merasa ada jejak-jejak harapan terbesit di hatimu….. Alloh sedang berbisik kepadamu
-         Ketika segala sesuatu berjalan lancar dan kamu merasa ingin mengucap syukur….. Alloh telah memberkahimu
-         Ketika kau memiliki tujuan untuk dipenuhi dan mempunyai mimpi untuk digenapi…… Alloh telah membuka matamu dan memanggilmu dengan namamu
-         Ketika sesuatu yang indah terjadi dan engkau dipenuhi ketakjuban……. Alloh telah tersenyum padamu
Ingatlah saudaraku…..
Dimanapun engkau, kemanapun engkau dan kapanpun engkau menghadap….. Alloh SWT TAU !!!
Mari mendekat pada Alloh SWT lebih dekat. Agar tunduk kala yang lain angkuh. Agar teguh kala yang lain runtuh. Agar tegar kala yang lain terlempar. Rapatkan Shaf ! Bangkitkan Semangat ! Allohu Akbar itulah pangilan jiwamu dalam merungkuh Rabb-Mu yakni Alloh SWT Rabb semesta alam dan meniti ajaran Rasul-Nya yakni Muhammad SAW yang mulia.  Wallohu’ Ta’ala ‘Alam Bish Showab.


http://romdani45498.blogspot.com/2010/12/teruntuk-saudara-seimanku.html

“ Surat Cinta “

Ya Ayyuhal Ikhwah Akhwatifillah…….
            Kutulis surat ini saat cinta memotivasiku. Karena kusadar betapa pentingnya kita bersaudara karena Alloh SWT, karena kusadar betapa perlunya kita saling mengingatkan ketika berjalan di atas jalan dakwah dan pendidikan… sebagaimana ukiran sejarah Rasululloh SAW ketika mempersatukan antara Muhajirin dan Anshor… dengan contoh teladan yang indah dan agung tentang cinta dan ikrar mengutamakan saudaranya dari pada diri sendiri…
            Oleh karenanya Ukhti/Akhi…
            Kenali saudara-saudaramu, bersatupadulah, bekerjasamalah menggalakkan mekanisme saling menasihati dan menegur secara terbuka, ciptakan suasana saling bertanggungjawab dan berkasih sayang
            Ayyuhal ikhwah Wa Akhwati Mahabbah
            Peranan yang kita mainkan ini sangat sulit dan berat, namun harus kita sadari musuh-musuh Islam senantiasa mengintip dan mengatur berbagai tipu daya untuk memperdayai kita… ingatlah bahwa cita-cita yang diharapkan tidak akan terwujud kecuali tercapai melalui pertarungan hebat dan seru antara haq dan bathil. Baik bersumber dari diri kita sendiri maupun dari luarnya…
            Ikhwanii Wa Akhwatil Karimah…
            Marilah kita terus berusaha menjaga hati agar selalu bersih dan senantiasa intropeksi diri sehingga dijauhkan dari segala yang merusak. Berikut adalah hal yang patut kita renungi bersama…
1.      Selalu bersifat tawadhu dan berlemah lembut terhadap saudara muslim kita dalam jalan dakwah
2.      Sopan santun dan jangan bersikap Sombong
3.      Jangan menonjolkan diri sebab yang demikian itu memusnahkan simpati orang
4.      Kenali kemampuan diri dan kemampuan saudara-saudara kita dengan baik
5.      Jangan suka meremehkan saudara-saudara kita
6.      Jauhakan diri dari terpedaya oleh diri sendiri sebab akan menjauhakan diri dari barisan dakwah dan jalan-Nya


7.      Jangan menganggap bahwa ilmu yang kita miliki atau kemampuan dan kekuatan pribadi adalah semata-mata hak kita, karena sesungguhnya tidak ada kekuatan kecuali dengan izin Alloh yang Maha Tinggi dan Maha Agung
8.      Hendaklah kita saling berwasiat supaya bertanggung jawab bersama-sama dalam melaksanakan tugas dakwah dengan cara meyakinkan dan menjauhkan diri dari kehidupan mewah dan bermalas-malasan
9.      Hendaklah senantiasa memikirkan dakwan juga pendidikan dan aktif dengan urusan dakwah dan pendidikan
10.  Hendaklah dipahami bahwa kita semua menjadi benteng dakwah dan pendidikan, maka janganlah dakwah dan pendidikan itu dirusakkan oleh perbuata kita sendiri.

Wallohu’ Ta’ala ‘Alam Bish Showab


http://romdani45498.blogspot.com/2010/12/surat-cinta.html

“ MARI BERKARYA! “

agaimanakah Caranya kita berkhidmat,
berbakti ataupun berkarya untuk islam?

“ MARI BERKARYA! “
          Sebuah pertanyaan besar yang menggelitik jiwa, sebuah cita-cita mulia dan sebuah tujuan utama yang harus selalu ada dalam benak setiap muslim/muslimah. Seluruh kaum muslimin pasti mengidam-idamkannya dah bahkan akan mencari jalan untuk meraihnya, akan tetapi kemalasan dan keputusasaan seringkaali membuat sebagian kita berhenti dalam sebuah “ angan-angan kosong “. Berkhidmat untuk Islam merupakan sebuah tangga kehormatan. Berkhidmat untuk Islam terwujud dalam dakwah, yaitu mendakwahi setiap insane untuk memberikan pengabdian hanya kepada Alloh SWT semata.
          Malik bin Dinar Radhiyallohu’ Anhum berkata: “ Sesungguhnya dada orang-orang beriman dipenuhi amal-amal kebaikan sedangkan dada orang-orang berkuman dipadati amal-amal keburukan. Alloh melihat cita-cita kalian, maka telitilah dimanakah cita-citamu?, semoga Alloh merahmatimu “. Ada banyak faidah besar yang dapat diraih jika tugas mulia (berkhidmat) ini dapat kita tunaikan, di antaranya:
Pahala dan balasan yang besar.
Lihat: {QS. Az-Zalzalah (99): 7}.
Terjaganya keturunan.
“ Dan hendaklah takut kepada Alloh orang-orang yang seandainya meninggalkan di belakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatirkan terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu hendaklah mereka bertaqwa kepada Alloh dan hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar “. {QS. An-Nisaa’ (4): 9}.
Besarnya kekuatan kaum muslimin.


“ Dan taatlah kepada Alloh dan RasulNya dan janganlah kamu berbantah-bantahan, yang menyebabkan kamu menjadi gentar dan hilang kekuatanmu dan bersabarlah…”. {QS. Al-Anfal (8): 46}.
Kembalinya ‘izzah (kemuliaan) umat.
“ Hai orang-orang mukmin, jika kamu menolong (agama) Alloh, niscaya dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu “. {QS. Muhammad: 7}.
Saudaraku kaum muslimin yang dicintai karena Alloh…
        Untuk dapat berkidmat bagi Islam, ada beberapa langkah penting dan cara yang harus diperhatikan, di antaranya:
1.   Jujurkan tekad dan ikhlaskan niat.
Lihat: {QS. Al-Bayyinah (98): 5}.
2.   Fahamilah jalan yang sedang ditempuh dan berjalanlah di atasnya, yaitu ashshiraath al-mustaqim (jalan yang lurus).
“ Dan bahwa (yang kami perintahkan ini) adalah jalanKu yang lurus, maka ikutilah Dia, dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain)…”. {QS. Al-An’am (6): 153}.
3.   Raihlah “ kesempatan pahala “ pada setiap keadaan dengan berbagai kemampuan.
Lihat: {QS. Al-Maa’idah (5): 87}.
4.   Kerahkan dan korbankan apa saja yang kita miliki, termasuk jiwa dan raga.
“ Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajika (yang sempurna), sebelum kamu menafkahkan sebagian harta yang kamu cintai…”. {QS. Ali-Imran (3)}.
5.   Tempuhlah jalan para Ulama, Da’i dan kaum reformis, pejuang Tauhid dan Sunnah.
“ Dan barangsiapa yang mentaati Alloh dan RasulNya, mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi nikmat Alloh, yaitu: para Nabi, Shiddiqin, Orang-orang yang Mati Syahid dan orang-orang yang Shaleh…”. {QS. An-Nisaa’ (4): 69}.
6.   Jauhi sikap malas, lemah dan tak berdaya.



“ Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah (pula) kamu bersedih hati, padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang-orang yang beriman “.                                  {QS. Ali-Imran (3): 139}.
7.   Ikatlah hati hanya kepada Alloh SWT semata, perbanyaklah do’a, istiqhfar, dzikir dan membaca serta mentadaburi Al-Qur’an.
Lihat: {QS. Ar-Ra’d (13): 28}.
8.   Bergabunglah dengan para ulama yang hidupnya dipenuhi perjuangan dakwah.
“ Dan bersabarlah kamu bersama dengan orang-orang yang menyeru Rabbnya di pagi dan senja hari dengan mengharap keridhaanNya; dan janganlah kedua matamu berpaling dari mereka (karena) mengharapkan perhiasan kehidupan dunia ini; dan janganlah kamu mengikuti orang hatinya telah kami lalaikan dari mengingat Kami, serta menuruti hawa nafsunya dan adalah keadaan itu melewati batas “. {QS. Al-Kahfi (18): 28}.
9.   Tatalah waktu, agar kita dapat meraih sesuatu yang gemilang.
Lihat: {QS. Al-‘Ashr (103): 1-3}.
Wallohu’ Ta’ala a’lam bish Showab. Washallallaahu’ ala nabiyyina Muhammad wa ‘alaa alihi wa shahbihi wa sallam. Wallahamdulillahi Rabbil’ Alamien.




http://romdani45498.blogspot.com/2010/12/mari-berkarya.html