Mengenai Saya

Foto saya
Pangandaran, West Java, Indonesia
Simple

Minggu, 15 April 2012

Kisah Tukang Gunting Rambut

Kisah ini berlaku di sebuah negara  yang mempunyai ramai penduduk yang miskin. Suatu hari, seorang lelaki  bernama Manan datang ke sebuah kedai gunting rambut untuk memotong  rambutnya. Dia pun memulakan perbualan dengan tukang gunting yang  melayaninya. Perbualan mereka kemudiannya menjadi semakin hangat.  Pelbagai topik dibincangkan, hingga akhirnya Tuhan menjadi subjek  perbualan.
"Encik, saya ni tak percaya kalau Tuhan itu ada seperti yang Encik katakan tadi," tanya si tukang gunting.
Mendengar ungkapan itu, Manan terkejut dan bertanya, "Mengapa kamu berkata demikian?"
"Mudah  saja, cuba Encik jenguk ke luar tingkap itu dan sedarlah bahawa Tuhan itu  memang tidak ada. Tolong jelaskan pada saya, jika Tuhan itu ada,  mengapa ramai orang yang sakit? Mengapa ramai anak terbiar? Jika Tuhan  itu ada, tentu tidak ada sesiapa yang sakit dan tentu juga tidak akan  berlaku penderitaan di negara ini. Tuhan apa yang mengizinkan semua itu  terjadi??!!" ungkap si tukang gunting dengan nada yang tinggi dan  angkuh.
Manan pun berfikir tentang apa yang baru saja  diperkatakan oleh tukang gunting itu. Namun, ia sama sekali tidak  memberi respon atau jawapan agar perbincangan tersebut tidak menjadi  hangat lagi.
Setelah tukang gunting itu selesai melakukan  pekerjaannya, Manan pun berjalan keluar dari kedai tersebut. Baru  beberapa langkah, dia bertembung dengan seorang lelaki berambut sangat  panjang serta tidak kemas. Tiba-tiba, tercetus difikirannya bahawa  mungkin lelaki itu sudah lama tidak pergi ke kedai gunting rambut dan  itu membuatkannya kelihatan tidak kemas.
Manan kembali masuk ke  dalam kedai dan kemudian berkata kepada si tukang gunting, "Tukang  gunting itu sebenarnya tidak ada di dunia ini sepertimana yang anda kata  bahawa Tuhan itu tidak ada!"
Si tukang gunting pun terkejut dengan kata-kata Manan itu.
"Bagaimana  mungkin mereka tidak ada, buktinya adalah saya. Saya ada di sini dan  saya adalah seorang tukang gunting!!" bentak si tukang gunting.
"Tidak,  mereka tidak ada. kalau mereka ada, tidak mungkin ada orang yang  berambut sangat panjang serta tidak kemas itu," kata Manan dengan tegas  sambil mengarahkan pandangannya kepada lelaki berambut panjang di luar  sana."


"Ah, anda merepek saja... tukang gunting selalu ada di  mana-mana. Yang terjadi pada lelaki itu adalah kerana dia tidak mahu  berusaha datang ke kedai saya dan meminta pertolongan saya untuk  digunting rambutnya," jawabnya tenang sambil tersenyum.
"Tepat sekali! Itulah jawapannya kepada soalan awak kepada saya  tadi. Tuhan itu memang ada. Yang terjadi pada  manusia itu adalah kerana  mereka tidak mahu berusaha dalam hidup dan datang mencari dan meminta  pertolongan dari Tuhannya. Itulah sebabnya mengapa begitu banyak  penderitaan di negara ini," tegas Manan.
Mendengar jawapan dari Manan tersebut menyebabkan si tukang gunting diam membisu tidak terkata.
- Tamat

Dari  cerita di atas ini, dapat kita simpulkan bahawa kadang-kadang mungkin  kita pernah lupa akan ALLAH, TETAPI ALLAH tidak lupa akan kita. Hanya  bila kita sakit atau susah barulah kita mengingatiNYA sedangkan apabila  kita hidup senang dan sihat, kadang-kadang kita lupa akan kewujudan-Nya.  Renungkanlah seketika. Berapa banyak kalikah kita memujiNYA pada setiap  hari? Dan berapa banyak kalikah kita memuji diri kita sendiri setiap  hari?




http://romdani45498.blogspot.com/2010/12/kisah-tukang-gunting-rambut.html

Menjalin Cinta Abadi Dalam Keluarga

Allohumma Sholly A’laa Sayyidina Muhammad …

Setiap orang yang telah berkeluarga, tentu menginginkan kebaikan dan kebahagiaan dalam kehidupannya bersama istri dan anak-anaknya. Hal ini sebagai perwujudan rasa cintanya kepada mereka, yang kecintaan ini merupakan fitrah yang Allah tetapkan pada jiwa setiap manusia. Allah Ta’ala berfirman,
{زُيِّنَ لِلنَّاسِ حُبُّ الشَّهَوَاتِ مِنَ النِّسَاءِ وَالْبَنِينَ وَالْقَنَاطِيرِ الْمُقَنْطَرَةِ مِنَ الذَّهَبِ وَالْفِضَّةِ وَالْخَيْلِ الْمُسَوَّمَةِ وَالْأَنْعَامِ وَالْحَرْثِ ذَلِكَ مَتَاعُ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَاللَّهُ عِنْدَهُ حُسْنُ الْمَآبِ}
Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia; dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga)” (QS Ali ‘Imran:14).
Bersamaan dengan itu, nikmat keberadaan istri dan anak ini sekaligus juga merupakan ujian yang bisa menjerumuskan seorang hamba dalam kebinasaan. Allah mengingatkan hal ini dalam firman-Nya.
{يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنَّ مِنْ أَزْوَاجِكُمْ وَأَوْلادِكُمْ عَدُوّاً لَكُمْ فَاحْذَرُوهُمْ}
Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya di antara isteri-isterimu dan anak-anakmu ada yang menjadi musuh bagimu, maka berhati-hatilah kamu terhadap mereka…” (QS At Taghaabun:14).
Makna “menjadi musuh bagimu” adalah melalaikan kamu dari melakukan amal shaleh dan bisa menjerumuskanmu ke dalam perbuatan maksiat kepada Allah Ta’ala
Salah Menempatkan Arti Cinta dan Kasih Sayang
Kita dapati kebanyakan orang salah menempatkan arti cinta dan kasih sayang kepada istri dan anak-anaknya, dengan menuruti semua keinginan mereka meskipun dalam hal-hal yang bertentangan dengan syariat Islam, yang pada gilirannya justru akan mencelakakan dan merusak kebahagiaan hidup mereka sendiri.


Sewaktu menafsirkan ayat tersebut di atas, Syaikh Abdurrahman as-Sa’di berkata: “…Karena jiwa manusia memiliki fitrah untuk cinta kepada istri dan anak-anak, maka (dalam ayat ini) Allah Ta’ala memperingatkan hamba-hamba-Nya agar (jangan sampai) kecintaan ini menjadikan mereka menuruti semua keinginan istri dan anak-anak mereka dalam hal-hal yang dilarang dalam syariat. Allah telah memotivasi hamba-hamba-Nya untuk (selalu) melaksanakan perintah-perintah-Nya dan mendahulukan keridhaan-Nya…”
Oleh karena itulah, seorang kepala keluarga yang benar-benar menginginkan kebaikan dalam keluarganya hendaknya menyadari kedudukannya sebagai pemimpin dalam rumah tangganya, sehingga dia tidak membiarkan terjadinya penyimpangan syariat dalam keluarganya, karena semua itu akan ditanggungnya pada hari kiamat kelak. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“ألا كلكم راع وكلكم مسئول عن رعيته، … والرجل راع على أهل بيته وهو مسئول عنهم”
Ketahuilah, kalian semua adalah pemimpin dan kalian semua akan dimintai pertanggungjawaban tentang apa yang dipimpinnya … Seorang suami adalah pemimpin (keluarganya) dan dia akan dimintai pertanggungjawaban tentang (perbuatan) mereka
Cinta sejati yang abadi
Seorang kepala keluarga yang benar-benar mencintai dan menyayangi istri dan anak-anaknya hendaknya menyadari bahwa cinta dan kasih sayang sejati terhadap mereka tidak diwujudkan dengan hanya mencukupi kebutuhan duniawi dan fasilitas hidup mereka. Akan tetapi yang lebih penting dari semua itu pemenuhan kebutuhan rohani mereka terhadap pengajaran dan bimbingan agama yang bersumber dari petunjuk al-Qur-an dan sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Inilah bukti cinta dan kasih sayang yang sebenarnya, karena diwujudkan dengan sesuatu yang bermanfaat dan kekal di dunia dan di akhirat nanti.
Karena pentingnya hal ini, Allah Ta’ala mengingatkan secara khusus kewajiban para kepala keluarga ini dalam firman-Nya,
{يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قُوا أَنْفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَاراً وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ}
Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu” (QS at-Tahriim:6).
Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu ketika menafsirkan ayat di atas berkata, “(Maknanya): Ajarkanlah kebaikan untuk dirimu dan keluargamu”
Syaikh Abdurrahman-berkata, “Memelihara diri (dari api neraka) adalah dengan mewajibkan bagi diri sendiri untuk melaksanakan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya,


 serta bertaubat dari semua perbuatan yang menyebabkan kemurkaan dan siksa-Nya. Adapun memelihara istri dan anak-anak (dari api neraka) adalah dengan mendidik dan mengajarkan kepada mereka (syariat Islam), serta memaksa mereka untuk (melaksanakan) perintah Allah. Maka seorang hamba tidak akan selamat (dari siksaan neraka) kecuali jika dia (benar-benar) melaksanakan perintah Allah (dalam ayat ini) pada dirinya sendiri dan pada orang-orang yang dibawa kekuasaan dan tanggung jawabnya”
Demikian juga dalam hadits yang shahih ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melarang Hasan bin ‘Ali radhiyallahu ‘anhuma memakan kurma sedekah, padahal waktu itu Hasan radhiyallahu ‘anhuma masih kecil, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Hekh hekh” agar Hasan membuang kurma tersebut, kemudian beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Apakah kamu tidak mengetahui bahwa kita (Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan keturunannya) tidak boleh memakan sedekah?”
Imam Ibnu Hajar menyebutkan di antara kandungan hadits ini adalah bolehnya membawa anak kecil ke mesjid dan mendidik mereka dengan adab yang bermanfaat (bagi mereka), serta melarang mereka melakukan sesuatu yang membahayakan mereka sendiri, (yaitu dengan) melakukan hal-hal yang diharamkan (dalam agama), meskipun anak kecil belum dibebani kewajiban syariat, agar mereka terlatih melakukan kebaikan tersebut
Kemudian, hendaknya seorang kepala keluarga menyadari bahwa dengan melaksanakan perintah Allah Ta’ala ini, berarti dia telah mengusahakan kebaikan besar dalam rumah tangga tangganya, yang dengan ini akan banyak masalah dalam keluarganya yang teratasi, baik masalah di antara dia dengan istrinya, dengan anak-anaknya ataupun di antara sesama keluarganya. Bukankah penyebab terjadinya bencana secara umum, termasuk bencana dalam rumah tangga, adalah perbuatan maksiat manusia? Allah Ta’ala berfirman,
{وَمَا أَصَابَكُمْ مِنْ مُصِيبَةٍ فَبِمَا كَسَبَتْ أَيْدِيكُمْ وَيَعْفُو عَنْ كَثِيرٍ}
Dan apa saja musibah yang menimpa kamu maka adalah disebabkan oleh perbuatan (dosa)mu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu)” (QS asy-Syuura:30).
Inilah makna ucapan salah seorang ulama salaf yang mengatakan, “Sungguh (ketika) aku bermaksiat kepada Allah, maka aku melihat (pengaruh buruk) perbuatan maksiat tersebut pada tingkah laku istriku…
Dan barangsiapa yang mengharapkan cinta dan kasih sayangnya terhadap keluarganya kekal abadi di dunia sampai di akhirat nanti, maka hendaknya dia melandasi cinta dan kasih sayangnya karena Allah semata-semata, serta mengisinya dengan saling menasehati dan tolong menolong dalam ketaatan kepada-Nya. Allah Ta’ala berfirman,


{الْأَخِلَّاءُ يَوْمَئِذٍ بَعْضُهُمْ لِبَعْضٍ عَدُوٌّ إِلَّا الْمُتَّقِينَ}
Orang-orang yang berkasih sayang pada waktu itu (di akhirat) menjadi musuh satu sama lainnya, kecuali orang-orang yang bertaqwa” (QS az-Zukhruf:67).
Ayat ini menunjukkan bahwa semua jalinan cinta dan kasih sayang di dunia yang bukan karena Allah maka di akhirat nanti berubah menjadi kebencian dan permusuhan, dan yang kekal abadi hanyalah jalinan cinta dan kasih sayang karena-Nya
Lebih daripada itu, dengan melaksanakan perintah Allah ini seorang hamba –dengan izin Allah Ta’ala– akan melihat pada diri istri dan anak-anaknya kebaikan yang akan menyejukkan pandangan matanya dan menyenangkan hatinya. Dan ini merupakan harapan setiap orang beriman yang menginginkan kebaikan bagi diri dan keluarganya. Oleh karena itulah Allah Ta’ala memuji hamba-hamba-Nya yang bertakwa ketika mereka mengucapkan permohonan ini kepada-Nya, dalam firman-Nya,
{وَالَّذِينَ يَقُولُونَ رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَاماً}
Dan (mereka adalah) orang-orang yang berdoa: “Ya Rabb kami, anugerahkanlah kepada kami isteri-isteri dan keturunan kami sebagai penyejuk (pandangan) mata (kami), dan jadikanlah kami pemimpin bagi orang-orang yang bertakwa” (QS al-Furqan:74).
Imam Hasan al-Bashri ketika ditanya tentang makna ayat di atas, beliau berkata, “Allah akan memperlihatkan kepada hambanya yang beriman pada diri istri, saudara dan orang-orang yang dicintainya ketaatan (mereka) kepada Allah. Demi Allah tidak ada sesuatupun yang lebih menyejukkan pandangan mata seorang muslim dari pada ketika dia melihat anak, cucu, saudara dan orang-orang yang dicintainya taat kepada Allah Ta’ala
Akhirnya, kami menutup tulisan ini dengan berdoa kepada Allah agar Dia senantiasa melimpahkan taufik-Nya kepada kita semua dalam menjalankan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya pada diri kita sendiri maupun keluarga kita. Amien...
Ya Rabb kami, anugerahkanlah kepada kami isteri-isteri dan keturunan kami sebagai penyejuk (pandangan) mata (kami), dan jadikanlah kami pemimpin bagi orang-orang yang bertakwa
وصلى الله وسلم وبارك على نبينا محمد وآله وصحبه أجمعين، وآخر دعوانا أن الحمد لله رب العالمين
Wallohu A'lam




http://romdani45498.blogspot.com/2010/12/menjalin-cinta-abadi-dalam-keluarga.html

Cinta Lewat Internet...( Memperbaiki akhlak atau Merusak Akhlak…? )

Teman-teman, kalo sekarang ini aku tanyain apa kalian pernah ngerasain jatuh cinta nggak? Aku yakin jawabnya pasti pernah, yah begitulah sebagai mahluk yang bernyawa dan diberi cukup rasa termasuk juga rasa cinta, pasti pernah ngerasain yang namanya jatuh cinta. Minimal sekali atau mungkin berkali-kali. Saya nulis begini bukan karena saya lagi jatuh cinta yah, saya cuma lagi jatuh kangen ama yayank yang udah lama banget gak ketemuan :D
Kisah cinta kali ini dari seorang temen aku yang kalo bisa dibilang ini adalah cinta pertamanya dia di alam maya. Halah aku kok nggak nemu sih ama kalimat yang cocok untuk mengungkapkan suatu keadaan kalo mereka ini ketemuan lewat FB dan kemudian ngelanjut ke telponan dan SMS-an.
Aku rasa dan mungkin juga kalian merasa itu hal yang wajar. Ya iya tho, kalo cetingan kan cuma ngemeng lewat bahasa tulisan. Nah dari tulisan trus pengen denger suaranya trus pengen ketemuan. Itu memang hal yang amat sangat biasa.
Tapi dari yang biasa itulah aku jadi miris, secara temenku ini jadi kurang peduli ama lingkungan dan orang-orang di sekelilingnya. Even, orang itu adalah temen yang udah dianggap sebagai adiknya sendiri.
Kisahnya berawal dari si mbak (aku sebut saja mbak) pengen cetingan kek orang-orang, pengen kenal ama alam maya, punya banyak temen di luar sana. Trus niat itu makin jadi kenyataan setelah si mbak punya leptop dan fasilitas internet bisa diakses dengan halus mulus.


 Untuk selanjutnya mulailah si mbak menjelajah dunia online, yang paling mudah untuk di telusuri adalah FB.
Singkat cerita si mbak kenal ama seorang cowo yang dari perkenalan ampe babak pendekatan berlanjut ke temen deket, si cowo ini keliatan seperti dewa penolong. Seorang pendengar dan penasehat yang ulung sehingga si mbak kelipuk-kelipuk. Tiada hari yang dilewati tanpa cetingan, telponan dan SMS-an. Mbak makin tenggelam dengan bayang-bayang yang di ciptakan sendiri lewat kata-kata si cowo yang bilang kalo dia ingin melamar si mbak.
Wow, amazing.... dalam perkenalan yang begitu singkat, kurang dari 3 bulan dan asli belom pernah ketemuan si cowo udah nekat bilang mau ngelamar. Si mbak yang dalam kehidupan nyatanya sangat menjaga aurat, sangat tekun beragama, sangat menjaga pergaulan akhirnya terperosok jauh ke dalam imaginasi tanpa batas.
Lalu bagaimana dengan si adik? Si adik jadi merasa tersisih, teringat pada nasehat si mbak yang suatu ketika dulu pernah bilang: "KALO MASIH PACARAN ITU JANGAN SERING-SERING TELPON, JANGAN SERING-SERING SMS. KAN BELUM SAH JADI SUAMI ISTRI. BELOM HALAL". Karena ingin menuruti kata si mbak, sang adik pun membatasi diri berhubungan dengan lelaki yang di sayanginya.
Sekarang si adik sudah menikah dan kini giliran si mbak yang kejedot cinta. Tau sendiri donk, namanya juga kejedot, yah keliyengan gitu. Jadi nggak bisa mikir realistis dan ajaibnya si mbak jadi lupa ama nasehatnya satu ketika dulu yang bilang kalo masih pacaran itu jangan sering-sering telpon, jangan sering-sering sms. dengan alasan belum halal.
Si adik protes dan berusaha mengingatkan si mbak kalau hubungannya itu tidak wajar dan jangan terlalu berharap dengan sesuatu yang belum pasti. Tapi jawaban si mbak ternyata di luar dugaan. Si mbak sewot dan nggak mau dinasehatin. Dia anggap si adik mencapuri urusannya... Uffh..
DUNIA MAYA MENDEKATKAN YANG JAUH DAN MENJAUHKAN YANG DEKAT. Benarkah????
HIKMAH: Jangan samapai kita berubah dari kesopanan dan akhlak kita karena dunia maya,,Manfaatkan dunia maya dengan sebagaimana fungsinya,,,,


http://romdani45498.blogspot.com/2010/12/cinta-lewat-internet-memperbaiki-akhlak.html

Ternyata, Tak Sesholehah Yang Kukira

Hai anak Adam, sesungguhnya Kami telah menurunkan kepadamu pakaian untuk menutup auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan. Dan pakaian takwa itulah yang paling baik. Yang demikian itu adalah sebahagian dari tanda-tanda kekuasaan Allah, mudah-mudahan mereka selalu ingat.  [Q.S, Al-A’raaf :26]
--------------------------------------------------------------------------------------------------
"Pagi yang istimewa”, batinku tadi pagi sembari mengeluarkan motor dari garasi, aku baru saja menyadari ada yang berbeda di pagi ini. Nuansa alam yang kusuka : mendung sedikit panas. Suasana yg punya nuansa tersendiri bagiku, nuansa romantis.


Setiba dikampus, aku menjalani kehidupan kampus dengan ceria. Mengajar dan kuliah kali ini cukup menyenangkan. Hmm, menjadi wanita populer memang menyenangkan. disapa banyak kalangan, diperhatian banyak orang, dan yang pasti ini menjadi peluang agar bisa memberi lebih banyak manfaat bagi orang..
Sore menjelang petang. ” Saatnya pulang”, pikirku. Aku melangkah menuju lapangan parkir yang terletak di sudut kampus. Masih tersisa 5 motor, motorku salah satunya. Hmm, cukup sepi ternyata. Namun tiba-tiba, aku mengernyitkan dahi dan tanganku tertahan. Ada amplop cantik berwarna biru muda terselip di keranjang kecil motorku. Awalnya tanganku ragu untuk mengambilnya, sampai akhirnya kuyakini amplop itu tak lain adalah untukku, walau identitas pengirim tak terbaca oleh mata jeliku.
Kucoba merobek tepi amplop itu, hingga kutemukan secarik kertas berwarna putih dengan tulisan besar.
Deg!
Seketika mataku terbelalak, bibirku tak bergeming, tanganku berkeringat dingin, dan ... ” Yaa Allah!” aku berteriak.
” Ternyata, tak sesholehah yang kukira..!”.
Lututku lemas, dan tubuhku jatuh terduduk.. Aku.. aku menangis seketika itu juga membaca sepucuk surat yang hanya bertuliskan 1 kalimat itu. Tulisan tangan berwarna merah yang dibuat dengan ukuran ekstra besar.
Sepanjang perjalanan pulang dengan mengendarai motor, hampir sering aku melamun. Klakson motor dan mobil menegurku berkali-kali. Puffh, di otakku hanya ada kejadian itu. Hanya itu. Hanya itu. Sampai akhirnya setibaku dirumah, wudhu menjadi pelarianku. Adzan magrib yang bersahut-sahutan itu makin membuatku ingin bergegas. Bergegas takbir, sujud dan salam. Sudah cukup, hatiku tak kuat lagi menahan teguran itu..tangisanku meledak tak tertahankan.
Aku hanya wanita yang dititipkan beberapa keindahan oleh-Nya. Pintar, kaya, cantik dan sholehah. Setidaknya itu menurut banyak orang dikampusku. Begitu kebanyakan penilaian orang padaku. Namun, sejak kejadian sore itu, hatiku terhenyak, seakan aku disadarkan akan suatu hal yang sering terlupakan.
Kupikir aku termasuk muslimah yg cukup berilmu. Tapi ternyata, kajian-kajian keIslaman yg sering aku ikuti belum bisa teraplikasikan dlm hidupku.  
Ya, kupikir aku sholehah. Tapi ternyata, aku tak sesholehah yang kukira...


Kupikir aku termasuk muslimah yang dicintai banyak orang. Tapi ternyata, tak sedikit yang sakit hati hanya karena lisanku. Apa karena aku masih kekanak-kanakan, sehingga tak cukup dewasa menanggapi omongan orang?
Ya, kupikir aku sholehah, tapi ternyata, aku tak sesholehah yang kukira...
Kupikir aku termasuk muslimah yang teguh dalam pendirian. Tapi ternyata, aku sempat terpikir untuk melepas jilbab yang telah lama kupakai,  entah mengapa. Kini aku bebas berikhtilat dengan lawan jenis, berfoto bersama mereka, mengupload-nya di facebook. Mengumbar foto-fotoku di album foto di facebook, di Blog yang aku kelola, dan masih banyak lagi. Mungkin aku terlihat cantik dihadapan orang lain. Tapi entah, apakah aku terlihat cantik dihadapan penciptaku?
Ya, kupikir aku sholehah. Tapi ternyata, aku tak sesholehah yang kukira...
Kupikir aku termasuk muslimah yang mampu menjaga hijab. Tapi ternyata, aku masih saja belum bisa menjaga hati terhadap lawan jenis, apalagi kalau ada ikhwan yg tampan atau aktivis kampus, sampai kadang mata dan hati ini terlarut oleh perasaan, sehingga muncul virus-virus perusak hati, seakan terlupa oleh ayat Allah: ”Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk.” (Surah Al-Israa’ : 32).
Ya, mendekati zina! Aku.. aku mengakui itu adalah kebenaran. Tapi kini aku merasa aku menjadi wanita yang lemah tak berdaya, karena aku menyerah saat tahu bahwa aku terlanjur terpenjara oleh perasaan cinta yang tak halal.
Ya, kupikir aku sholehah. Tapi ternyata, aku tak sesholehah yang kukira...
Kupikir aku termasuk muslimah yang mampu menjaga niatan dalam hati. Tapi ternyata, aku bangga menjadi wanita populer yang sering menampakkan diri di depan umum. Aku memang bukan sedang mengikuti ajang puteri indonesia yang intinya pamer kecantikan dan kepintaran... tapi, hatiku gampang terkotori untuk bangga mendapatkan pujian. Hatiku mudah terprovokasi untuk riya’..
Ya, kupikir aku sholehah. Tapi ternyata, aku tak sesholehah yang kukira...
Kupikir aku termasuk muslimah yang istiqomah mengamalkan ilmu agama. Tapi ternyata, aku kadang masih mau berduaan dengan lelaki yang bukan mahram. Aku menyadari, ada muslimah lain yang bisa kuajak menamaniku bertemu lelaki itu, tapi entahlah.. aku segan memintanya menemaniku. Hhmm segan? Tidak. Aku hanya ingin sedikit menikmati rasanya berdua dengan seorang lelaki walau dalam tempo yang tidak lama.


Ya, kupikir aku sholehah. Tapi ternyata, aku tak sesholehah yang kukira...
Kupikir aku termasuk muslimah yang lembut hati dan tutur katanya. Tapi ternyata, kadang ada saja orang yg sakit hati karena omonganku. Ya, kupikir aku sholehah. Tapi ternyata, aku tak sesholehah yang kukira...
Kupikir, aku termasuk muslimah yang banyak berkontribusi untuk da’wah. Tapi ternyata, aku menjadi muslimah yang tidak jauh beda dengan orang-orang yang sukanya menghina dan mencela jam'aah lain yang berjuang di jalan dakwah.
Ya, kupikir aku sholehah. Tapi ternyata, aku tak sesholehah yang kukira...
Aku hampir saja sombong dalam menilai diriku sendiri. Sampai akhirnya, Allah menegurku dengan kuasa-Nya. Aku tertipu tak lain oleh diriku sendiri. Ya, kupikir aku sholehah. Tapi ternyata, aku tak sesholehah yang kukira...
Kupikir, aku termasuk muslimah yang qonaah dalam menerima takdir Allah, tentang pembagian rejeki dan bentuk wajah yang telah diberikan Allah untukku, tp aku masih suka tak bersyukur dengan mencela betapa sedikitnya penghasilanku dan betapa kurang cantiknya wajahku dibanding akhwat-akhwat yg lain. 
Ya, kupikir aku sholehah. Tapi ternyata, aku tak sesholehah yang kukira...
Kupikir, aku tak pernah melukai perasaan sahabat-sahabatku. Tapi betapa mereka sering tersakiti hanya karena sebuah prasangka buruk dariku terhadap mereka yang belum tentu benar. Betapa seringnya aku enggan untuk meminta maaf lebih dulu kepada mereka mengingat aku merasa lebih baik dari mereka. Betapa sombongnya diri ini. 
Ya, kupikir aku sholehah. Tapi ternyata, aku tak sesholehah yang kukira...
Sekarang aku mengetahui, predikat Sholehah hanya Allah-lah yang menilai. Bukan dari manusia. Kalau dibilang cantik, pintar, kaya, memang iya pernyataan mereka itu tidak ada yg salah. Tapi kalau sholehah..?? Tidak ada satu orangpun yg berhak memberi penilaian bahwa aku sudah sholehah, kecuali Allah Yang Maha Mulia.
Rabbul Izzati..ampuni hamba yg telah dzalim ini.
(sedang mengaca pada cermin.....melihat sesosok wanita dalam raga ini.....sudah sholehahkah diriku..??)
“Dunia Adalah Perhiasan dan Sebaik-baik Perhiasan Adalah Wanita Sholehah” [Al-Hadist]


Wallau’alamBishowab


http://romdani45498.blogspot.com/2010/12/ternyata-tak-sesholehah-yang-kukira.html

1000 Burung Kertas

Sewaktu Boy dan Girl baru pacaran,
Boy melipat 1000 burung kertas buat Girl,
menggantungkannya di dalam kamar Girl.
Boy mengatakan 1000 burung kertas itu menandakan 1000 ketulusan
hatinya.

Waktu itu...

Girl dan Boy setiap detik selalu merasakan betapa indahnya cinta mereka
berdua...

Tetapi pada suatu saat, Girl mulai menjauhi Boy.
Girl memutuskan untuk menikah dan pergi ke Perancis...
ke Paris...Tempat yang dia impikan di dalam mimpinya berkali2 itu...
Sewaktu Girl mau memutuskan Boy, Girl bilang sama Boy,
kita harus melihat dunia ini dengan pandangan yang dewasa.
Menikah bagi cewek adalah kehidupan kedua kalinya.


Aku harus bisa memegang kesempatan ini dengan baik.
Kamu terlalu miskin, sungguh aku tidak berani membayangkan
bagaimana kehidupan kita setelah menikah...!!

Setelah Girl pergi ke Perancis,
Boy bekerja keras...

dia pernah menjual koran...
menjadi karyawan sementara...
bisnis kecil...
setiap pekerjaan kerjakan dengan sangat baik dan tekun.
Sudah lewat beberapa tahun...
Karena pertolongan teman dan kerja kerasnya,
akhirnya dia mempunyai sebuah perusahaan.
Dia sudah kaya, tetapi hatinya masih tertuju pada Girl,
dia masih tidak dapat melupakannya.

Pada suatu hari... waktu hujan,
Boy dari mobilnya melihat sepasang orang tua berjalan sangat pelan di
depan.



Dia mengenali mereka, mereka adalah orang-tua Girl....
Dia ingin mereka lihat kalau sekarang dia tidak hanya mempunyai mobil
pribadi,

tetapi juga mempunyai villa dan perusahaan sendiri,
ingin mereka tahu kalau dia bukan seorang yang miskin lagi,
dia sekarang adalah seorang Boss.
Boy mengendarai mobilnya sangat pelan sambil mengikuti sepasang
orang-tua
tersebut.

Hujan terus turun tanpa henti, biarpun kedua orang-tua itu memakai
payung,
tetapi badan mereka tetap basah karena hujan.
Sewaktu mereka sampai tempat tujuan,

Boy tercegang oleh apa yang ada di depan matanya, itu adalah tempat
pemakaman.

Dia melihat di atas papan nisan Girl tersenyum sangat manis
terhadapnya.


Di samping makamnya yang kecil, tergantung burung2 kertas yang
dibuatkan
Boy.

Dalam hujan, burung2 kertas itu terlihat begitu hidup,
Orang-tua Girl memberitahu Boy,
Girl tidak pergi ke Paris,
Girl terserang kanker,
Girl pergi ke surga.
Girl ingin Boy menjadi orang,
mempunyai keluarga yang harmonis,
maka dengan terpaksa berbuat demikian terhadap Boy dulu.
Girl bilang dia sangat mengerti Boy,
dia percaya kalau Boy pasti akan berhasil.

Girl mengatakan...

kalau pada suatu hari Boy akan datang ke makamnya
dan berharap dia membawakan beberapa burung kertas buatnya lagi.

Boy langsung berlutut,


berlutut di depan makam Girl,
menangis dengan begitu sedihnya.
Hujan pada hari itu terasa tidak akan berhenti,
membasahi sekujur tubuh Boy.

Boy teringat senyum manis Girl yang begitu manis dan polos,
Mengingat semua itu,
hatinya mulai meneteskan darah...
Sewaktu orang-tua itu keluar dari pemakaman,
mereka melihat kalau Boy sudah membukakan pintu mobil untuk mereka.
Lagu sedih terdengar dari dalam mobil tersebut.

"Hatiku tidak pernah menyesal,
semuanya hanya untukmu 1000 burung kertas,
1000 ketulusan hatiku,
beterbangan di dalam angin
menginginkan bintang yang lebat besebaran di langit...
melewati sungai perak,
apakah aku bisa bertemu denganmu?

Tidak takut berapapun jauhnya,


hanya ingin sekarang langsung berlari ke sampingmu.

Masa lalu seperti asap...
hilang dan tak kan kembali.
menambah kerinduan di hatiku...
Bagaimanapun dicari,
jodoh kehidupan ini pasti tidak akan berubah.." 


http://romdani45498.blogspot.com/2010/12/1000-burung-kertas.html

Usah Ungkit Kebaikan Dibuat

Ada banyak perkara yang kita tidak boleh lupa. Kita tidak lupa ibu bapa, kita ingat harta benda dan antara yang kita tidak lupa ialah kebaikan yang pernah kita lakukan.
Malah, sesetengah daripada kita apabila berjumpa orang yang pernah kita berjasa, teringat jasa kita. Kalau itu yang kita teringat, kita akan sentiasa banyak mengungkit dan mungkin nanti akan ada banyak halangan dalam berhubung sesama manusia.
Dalam pertemuan kali ini, mari kita mendengar pesanan dan nasihat Luqman al-Hakim kepada anaknya.
Pesannya: "Wahai anakku, hendaklah kamu ingat kebaikan orang dan lupa kejahatan orang. Dan hendaklah kamu lupa kebaikan kamu terhadap orang dan ingatlah kejahatan yang kamu lakukan kepada orang."
Mari kita perhalusi pesanan Luqman di atas.



1. Mengingati segala kebaikan yang dilakukan orang lain kepada kita. Apabila kita ingat kebaikan orang, kita akan berasa kekurangan kebaikan yang kita lakukan kepada orang lain dan kita akan berusaha melakukan kebaikan.
2. Mengingati segala kejahatan yang kita lakukan. Ini supaya kita tidak mengulangi kesalahan dan kesilapan kita terhadap orang lain.
3. Lupakan kebaikan yang pernah kita lakukan. Apa-apa kebaikan yang pernah kita lakukan hendaklah kita lupakan, kerana Allah saja yang dapat menilai apa yang kita buat.
Ditakuti nanti, apabila kita sentiasa ingat kebaikan yang kita lakukan, menyebabkan syaitan akan memaut hati kita dan membisikkan supaya mengungkit kebaikan yang pernah dilakukan.
Orang yang mengungkit kebaikan yang dilakukan menyebabkan amalan berkenaan menjadi sia-sia dan tidak bernilai di sisi Allah.
Sabda Rasulullah s.a.w bermaksud: "Orang yang mengungkit kebaikannya sama seperti daun kering yang dijilat api."
Betapa ruginya amalan perbuatan terbabit. Habis begitu sahaja hanya dengan sekali ungkitan.
4. Lupakan kejahatan yang pernah dilakukan orang terhadap kita. Sebagai manusia, memanglah susah untuk kita melupakan kejahatan yang pernah dilakukan orang terhadap kita.
Bagaimanapun, agama kita menuntut supaya melupakan kejahatan mereka. Kita perlu melawan supaya kita boldh lupakan kejahatan orang lain.
Apabila kita melupakan kejahatan dan kesalahan orang lain, kita dapat membantu dan menolong mereka dengan melakukan kebaikan.
Sabda Rasulullah s.a.w bermaksud: "Orang yang baik ialah orang yang berbuat baik kepada orang membuat baik kepadanya dan membuat baik kepada orang yang membuat jahat terhadapnya."
Lupakan kejahatan orang terhadap kita. Tiada guna mengingati kejahatan dan kesalahan orang kerana ia boleh merosakkan akal serta kebahagiaan hidup kita, malah menjadikan hidup kita tidak ceria.
Marilah kita sama-sama mengikhlaskan diri dalam segala tindakan tanpa mengingati dan mengungkit kebaikan yang dilakukan supaya mendapat keredaan Allah serta kebahagiaan dunia mahupun akhirat.


http://romdani45498.blogspot.com/2010/12/usah-ungkit-kebaikan-dibuat.html

Berbahagialah Orang-Orang Yang Beriman…

Berbahagialah orang'' beriman
Yaitu orang-orang yang mengikuti perintah dan menjauhi larangan TUHANnya
Orang-orang yang hidupnya berpedoman pada Al-Qur’an dan As-Sunnah…


Orang-orang yang merendahkan hati lewat ruku’ dan sujudnya pada ALLAH…
Orang-orang yang hati dan lisannya basah oleh zikruLLAH…
Orang-orang yang hatinya hanya disandarkan pada ILLAHI…
Orang-orang yang meneguhkan diri untuk mencintai ALLAH dan mencintai Rasulullah lebih dari apapun di dunia ini….
Orang-orang yang hatinya yakin dengan PERTOLONGAN ALLLAH , setiap kesulitan akan ada jalan kemudahan ..

Orang-orang yang setiap perbuatanya iklas karena ALLAH.. tak pernah memandang pendapat manusia… walau dicerca dan dihina…
Orang-orang yang meneguhkan hatinya pada keimanan pada ALLAH…
Orang-orang yang mensucikan diri… dari kekotoran hati…dari perbuatan sia-sia…
dari harta haram… Orang-orang yang menyibukkan diri dengan lautan ilmu ALLAH..

Berbahagialah dia… seperti yang ALLAH kabarkan lewat firman-Nya…
Hati terasa lapang… terasa indah… tiada kesusahan… tiada kegelisahan.. tiada ketakutan… tiada kekalutan…. Karena semua urusan telah diserahkan pada-NYA…
Orang-orang yang beriman merasa kehidupan ini merupakan ujian dari ALLAH…

Ujian yang harus dihadapi dengan kesabaran… dengan ketabahan…
Dengan menyadari semua perbuatan ada pertanggung-jawaban…
Mereka rela hidup dibawah peraturan yang MAHA PENGATUR HIDUP…
Mereka merasa tiada memiliki apapun di dunia ini…seperti pada saat dia hadir di dunia ini…telanjang…… Tanpa membawa apapun jua….dia merasa semua yang dimiliki di dunia ini,


seperti keluarga, harta, jabatan merupakan amanah dari YANG MAHA MEMILIKI KEHIDUPAN…
Yang dengan sekuat tenaga dan daya upaya yang diberikan ALLAH akan mereka jaga dengan sebaik-baiknya sesuai perintah-NYA… sehingga mereka dapat pertanggung-jawabkan kelak dihadapan-NYA pada hari dimana tiada tempat berlindung kecuali atas RAHMAT-NYA….

Berbahagialah orang-orang yang beriman……. Orang-orang yang hatinya tak pernah mati… Yang tak pernah lepas dari mengingat ALLAH…
Baik pada saat dia tidur, duduk ataupun berdiri…tiada duka cita pada hati dan wajahnya… dia merasa apa yang diciptakan ALLAH tiada yang sia-sia… Semua merupakan sunah-NYA…tak pernah berburuk sangka pada ALLAH dan juga pada manusia lainnya… Dia percaya takdir ALLAH merupakan yang terbaik pada setiap mahluk….

Berbahagialah orang-orang yang beriman….
Orang-orang yang lembut hati untuk menerima kebaikan… menerima cahaya keimanan… Tak pernah ada pertentangan dalam hatinya dalam mengamalkan perintah ALLAH… Hatinya selalu tawadu’……tunduk patuh menjalankan perintah-NYA dan menjauhi semua larangan-NYA…
Wajahnya selalu berseri dengan senyum yang selalu menghiasi… hatinya jernih… Tiada kesombongan dari lisan ataupun prilakunya… kata-katanya tiada mengandung kesia-siaan… Orang-orang yang matanya selalu basah dengan air mata… air mata ketawadu’an…. Hati berdebar.. Jiwa tergetar saat menyebut nama-NYA YANG AGUNG… berbahagialah dia.. berbahagialah dia…

Ohh..ALLAH… tolonglah hamba ini….
Yang ingin menjadi bagian dari hamba-hamba-MU yang berbahagia itu…
Masukkan hamba dalam golongan mereka Ya ALLAH…
Golongan orang-orang yang ENGKAU sayangi…ENGKAU beri rahmat….masukkanlah hamba ini ya ALLAH….


Hamba ingin merasakan manisnya iman seperti yang mereka rasakan atas RAHMAT-MU atas PERTOLONGAN-MU… Amiin Ya Rabbal 'Alamiin.

UJIAN hrs dihadapi dgn KESABARAN dan KETABAHAN…
Dgn menyadari semua perbuatan ada pertanggung-jwbn…Kita rela hidup dibwh peraturan yg MAHA PENGATUR HIDUP…
Kita merasa tiada memiliki apapun di dunia ini…seperti pd saat dia hadir di dunia ini…telanjang.. Tanpa membawa apapun jua….dia merasa semua yg dimiliki di dunia ini, seperti keluarga, harta, jabatan merupakan amanah dari YANG MAHA MEMILIKI KEHIDUPAN…


http://romdani45498.blogspot.com/2010/12/berbahagialah-orang-orang-yang-beriman.html

Do’a-Ku Untuk Bunda

Bunda.....aku tahu kadang bunda berdusta padaku.......
Ketika ananda dulu makan......bunda memindahkan nasi punya bunda
padaku...bunda berdusta dengan mengatakan "Bunda tidak lapar, makanlah nak"

Ketika aku dan adik mendapatkan ikan dari hasil pancingan, bunda memasak masakan yang enak dan bergizi dengan ikan tersebut, bunda hanya memakan sisa ikan tersebut...
bunda berdusta kepada kami....."Makanlah nak.... bunda tidak suka ikan.....

Ketika kami sekeluarga dalam kesulitan.....aku & adik-ku semua harus sekolah...suatu malam kami terbangun melihat bunda masih bekerja demi agar kami bisa sekolah....ketika ku tanya"Bunda kenapa belum tidur?"....Bunda berdusta...."Cepatlah tidur lagi nak...Bunda Tidak capek kok"

Ketika aku baru masuk madrasah dan aku masih enggan masuk sekolah...bunda mengantarkan, bunda menunggu kami (aku & adikku), ketika lonceng berbunyi....bunda menyambut kami dengan sebotol teh manis dengan peluh dan keringat yang membasahi Bunda...kami pun memberikan kembali botol tersebut pada Bunda...tapi Bunda berdusta kepada Kami dengan mengatakan ...."Bunda belum haus minumlah dulu........


Bunda.......kami masih ingat ketika kami memakan 1 telor dadar yang diiris-iris dan dibagi untuk ananda dan adik-adik ....Ananda bertanya mana telor untuk Bunda?.......Bunda berdusta dengan menjawab.."Nanti Bunda masak lagi................

Bunda , ketika Bunda dengan tubuh yang lemah terbaring sakitpun, Bunda tersenyum kepada kami dengan menahan rasa sakit yang sangat. Bunda masih berdusta pada kami........kami tak kuat menahan air mata kami. Tapi Bunda masih berdusta dengan mengatakan " Jangan menangis sayang.....bunda nggak apa-apa......

Bunda kami tahu sekarang arti dusta Bunda kepada kami.....Bunda teramat sayang dan cinta kepada kami..

Masih senantiasa teringat dalam benak kami...
Ketika kami muda betapa Ibunda ingin memeluk kami ..tapi kami mengunci kamar kami.....
Ketika sebagian dari kami lulus SMA Ibunda kami  menangis terharu.....tapi kami malah berpesta dengan teman-teman kami..

Ketika Ibunda & Ayahanda kami membayar uang kuliah dan mengantar kami kuliah pertama...tapi kami malah minta diturunkan di gerbang kampus karena malu dengan teman-teman kami..

Ketika  mereka membantu biaya pernikahan.....akan tetapi malah kami menjauh pindah beratus kilometer dari mereka ...

Ketika dia memberi nasehat cara merawat bayi......tetapi kami malah berkomentar "Maaf Bunda zaman sudah berubah......



Ketika mereka memendam rindu ingin bertemu kami …Bunda bilang “Mas lebaran pulang ya?”...akan tetapi apa Jawaban kami "Maaf Bunda kami sibuk dengan pekerjaan kami.......(lebaran itu merupakan lebaran yg paling menyedihkan bagiku Bunda)

Ketika di Usia mereka lanjut dan sakit-sakitan sehingga memerlukan perawatan kami.... sebagai gantinya malah kami membaca pengaruh negatif orangtua yang menumpang di rumah cucu-cucunya......
(Sehingga ketika sebagian besar dari kita, baru merasa seperti dijatuhi palu godam yang meremukan hati , ketika orang tua kita di panggil-Nya, bahwa ternyata kita belum melakukan apapun untuk kedua orangtua kita)

Untuk itu Ya Allah ampunilah kedurhakaan kami...
Ya Allah senantiasa perbaiki ahlak kami...
Ya Allah rahmatillah senantiasa orangtua kami.
Bunda ayahanda terima kasih atas segalanya..............
Bunda Ayahanda kami rindu padamu saat ini.....
Bunda ayahanda kami ingin engkau hadir bersama kami.........

Bunda Ayahanda maafkan segala kenakalan kami..............
Ya Allah ampunilah kedurhakaan kami......
Ya Allah rahmatillah senantiasa ayah bunda kami kami.
Ya Allah cintailah…kasihilah…sayangilah mereka
sebagaimana mereka demikian sayang kepada kami........................
RABBIGHFIRLI WALIWALIDAYYA WARHAMHUMA KAMA RABBAYANI SHOGHIRO.




http://romdani45498.blogspot.com/2010/12/doa-ku-untuk-bunda.html

Oh Ibuku...

Oh Ibuku...
Sebenarnya setiap hari kulantunkan do’a untukmu...
Tapi pada hari ini... sebagai Hari Ibu...
Merupakan momentum untuk mengingat jasamu...
Dan setiap kali ku mengingatmu sebagai ibuku...
Aku sungguh berterima kasih kepadamu.
Dan aku belum bisa berbuat banyak untuk membahagiakanmu.

Aku dulu bukan siapa-siapa dan bukan apa-apa...
Dari perutmu-lah aku memulai kehidupan.
Sesungguhnya aku berasal dari air yang hina.
Yang setiap orang merasa jijik...
Tapi di perutmulah ku mulai berubah.
Ku menjadi segumpal darah, segumpal daging…
Dan akhirnya terberbentuk seorang bayi yang lucu.
Di perutmulah ku mulai dihargai…
Aku mulai disayang, dibelai dan diharapkan kehadirannya.
Ku rasakan belaian kasih sayangmu.
Ku dengarkan doamu untuk kebaikanku.


Oh Ibuku...
Kau bawa aku kemanapun pergi..
Kau mulai tidak bebas bergerak dan bertambah berat...
Tapi kumerasakan hatimu semakin bahagia...
Kumerasakan aku semakin disayang...
Aku semakin sering dibelai...
Aku juga sering mendengar ceritamu...
Aku juga sering diajak bercanda dengan tendangan kakiku.

Oh Ibuku...
Setelah umurku 9 bulan lebih
Saat aku ingin keluar melihat dunia...
Ku dengar rintihanmu...
Ku dengar rasa sakitmu yang sangat...
Engkau mengaduh dan mengatur napas menahan sakit yang sangat...
Dan akupun mulai berontak ingin keluar
Dan Engkau semakain mengaduh menahan sakit.
Alhamdulillah aku bisa melalui lubang sempit yang tidak masuk akal
Aku keluar bersama dengan air ketuban dan cucuran darah...
Ku dengar Engkau berteriak menahan sakit...
Tetapi kemudian setelah mendengarku menaangis dengan kencang..


Engkau malah bersyukur dengan raut muka yang sangat bahagia.

Oh Ibuku...
Setelah ku dibersihkan dan diberi pakaian dan selimut.
Ku mulai merasakan dingin, tapi kau dekap aku...
Ku mulai merasakan lapar, kau beri aku susumu, dari daging dan darahmu.
Saat aku takut dan kaget kau peluk aku dengan sayang sehingga akupun tenang.
Semakin hari kau semakin menyayangiku.
Bahkan saat aku buang air kecil dan air besar...
Kaupun mengganti popokku dengan senyuman dan bercanda...
Bahkan aku diberi ciuman.

Oh ibuku...
Setelah sebulan umurku...
Sayup-sayup aku  mulai mengenal wajahmu..
Wajah yang penuh ikhlas dan kasih
Wajah yang sabar dan keibuan...
Wajah yang selama ini telah menyayangiku...

Oh ibuku...
Hari berganti hari..


Tahun berganti tahun...
Aku semakin besar...
Dan sekarang baru ku sadar...
Betapa banyaknya dosaku padamu oh ibu...
Saat kau suruh membelikan sesuatu...
Aku tidak mau karena sedang asyik nonton.
Saat kau nasehati aku...
Aku tidak mendengarkannya dan bergumam...
Cerewet amat sih ibu...
Bahkan saat aku bertengkar ...aku pun membentakmu...

Oh Ibuku...
Baru kali ini ...
Setelah sekian lama...
Setelah ku melihat isteriku melahirkan
Setelah ku mempunyai anak satu demi satu...
Ku baru sadar begitu besar perjuanganmu
Begitu tulus kasih sayangmu...
Tapi ...
Aku merasa belum berbuat banyak untukmu...
Saat ku kecil disibukkan dengan mainanku


Saat ku ABG aku asik dengan teman-temanku
Disibukkan dengan belajar.
Saat ku dewasa disibukkan dengan tugas-tugas kuliah.
Saat aku lulus dan mendapat pekerjaan aku langsung menikah
Hasil gajiku hanya sedikit yang ku kirim untukmu.
Karena aku mulai membbiayai keluargaku...

Aku belum banyak berbuat untuk membahagiakanmu...
Walaupun engkau tidak mengharapkan itu.
Tapi aku tidak mau Engkau ’pergi’ meninggalkanku
Dan aku belum memenuhi impian-impianmu kepadaku.
Dan di hari ini...
Ku ucapkan TERIMA KASIH ibu...
Aku tak bisa memberi apa-apa...
Hanya do’a dan mengikuti ajaranmu
Agar Engkau diampuni dan pahala mengalir selalu ..
Walau yang tinggal hanya namamu...

Karena jasamu tiada terbalas.
Semoga engkau mau memaafkanku atas dosa-dosaku



Hanya tangisku sebagai saksi
atas rasa cintaku padamu.




http://romdani45498.blogspot.com/2010/12/oh-ibuku.html