Mengenai Saya

Foto saya
Pangandaran, West Java, Indonesia
Simple

Senin, 19 Maret 2012

Janji Venus ( Part 2 )

PROLOG:
Cuplikan dialog akhir episode 'Janji Venus' part.1:
 "Aku pindah ke Irian Fi. Ayah pindah tugas kesana. Maaf aku bohong waktu itu, sedih rasanya ninggalin kota ini...", lirihku parau.
"Ya wis toh Mer, ndak papa, yang penting sekarang kamu balik lagi ke sini, ya toh?"
Aku tersenyum tak berani mengiyakan. Aku hanya ingin menyelesaikan kisahku sebelum semua terlambat, sebelum taqdir menggerogoti sisa usiaku. Aku berbisik dalam hati.
"Fia makin cantik aja nih, ayu...", aku mengalihkan topik pembicaraan sembari memperhatikan paras Fia yang memang makin nampak keanggunannya, melenyapkan gurat masa kanaknya.
"Bisa aja kau Mer. Kayaknya Meri makin kurusan nih, diet ya Bu...", candanya, membuatku tertawa.
"Nggak, biasa lah, sakit...", jujurku membuat Fia menggoreskan gurat prihatin.


"Sing sabar Mer, Insya Alloh jadi penggugur dosa...", hiburnya.
"Iya Bu Ustadz..."
"Ih, iseng!", tinjunya pelan di pundakku.
"Wis ketemu ama Mas Rasyid durung Mer?", tanya Fia tiba-tiba.
"Siapa? Mas Rasyid?", tanyaku heran. Tidak mengenal nama yang ditanyakan oleh Fia.
"Oalah Mer, lama ndak ketemu tapi mbok ya jangan dilupain toh mas mu itu...", ucapan Fia makin membuat mukaku bertekuk.
Mas Rasyid..? Siapa dia..?
Apakah dia juga orang yang pernah menggoreskan kisah pada buku kehidupanku?
-------------------------------------------------------------------------------------------------
PART 2 :
Mery sedang asyik mengobrol dengan ayahnya ketika Fia datang bersama seorang pemuda tampan. Fia masuk kerumah dan langsung memeluk mery. Mery membalas pelukan fia dan memandang sekejap kepada pria yg datang bersama Fia. Ayah mery sudah lebih dahulu masuk kedalam dantidak ingin mengganggu keakraban anak dengan sahabat lamanya.
“Oya mer, ini lho mas rasyid yang aku ceritakan tempo hari. Kamu pasti lupa, dia adalah kakak kelas kita waktu SD dulu yang suka ngejahilin kamu dan menarik-narik rambutmu yg waktu itu suka dikepang dua kayak ekor kuda..ingat?”
Mery mencoba memeras otak mengingat-ingat. Mas rasyid kakak kelasnya dulu adalah seorang laki2 yg nakal, bengal, suka bolos dan kalau ke sekolah tidak pernah pake sepatu tetapi telanjang kaki. Kini penampilannya sangat berbeda. Kini ia menjelma sebagai seorang pemuda yg tampan, bersih, dan rapi.
“ Masyaallah..ya aku ingat. Benarkah ini mas rasyid...?? apa kabar mas. Tapi kalian....?” kalimat mery menggantung karena ketidak tahuan akan sesuatu.
“ Mery..ya ini aku rasyid yg dulu suka ngusilin kamu..” jawab rasyid sambil tersenyum. “ Maafkan atas keusilanku dimasa kanak-kanak itu”. Ah, tutur katanya pelan dan lembut, bahkan terkesan malu2. Mas rasyid benar2 sudah berubah 180 derajat.


“ Mery..mas rasyid sekarang telah menjadi suamiku. Kami menikah setahun lalu. Gak nyangka ya, ternyata jodohku adalah teman sekolah SD kita. Aku suka ketawa sendiri kalo ingat hal ini. Dunia ini begitu sempit. Allah menunjukkan kuasanya bahwa jodoh kita itu sebenarnya tidak pernah jauh dari diri kita, hanya saja kita yg kadang terlalu sibuk mencari kesana kemari, mencari sosok yg sempurna. Padahal kalau kita mau sedikit membuka mata dan hati, ia ada disekitar kita sendiri tanpa kita menyadari. Lah..kamu sendiri bagaimana mer..kapan neh mau nyusul..?” fia nerocos panjang lebar kalau seandainya dia tidak melihat kalau saat itu pertanyaan fia yg terakhir membuat mery menunduk sedih.
“ Mery, kamu gak papa..?” Tanya fia yg melihat sahabatnya tiba2 sedih.
Mery sendiri merasa dadanya seperti dihantam palu godam setiap ada yg bertanya kapan dirinya akan menikah. Bahkan ayahnya sudah mulai khwatir denga dirinya.
Umurnya sudah 25 tahun, sebentar lagi selesai kuliah S2 dan akan mewarisi perusahaan ayahnya. Bayangan seorang laki-laki yang ia lihat di pantai ketika petang itu kembali hadir, menyisakan gurat luka yang dalam.
Entah kenapa pertemuan yang hanya sekali itu, bahkan cuma beberapa menit saja telah mampu membuat sensitivitas hatinya terusik. Kejadian yg sudah puluhan tahun itu tak mampu ia tepis walau puluhan pemuda datang hendak melamarnya. Dan sebutir kristal beningpun tak mampu ia tahan dari sudut matanya. Ah., kak venus..dimana engkau kini..?
“ Gak papa kok fia.. oya jadi kalian sudah menikah? Subhanallah...pantes kamu sekarang dikit gemukan. Kata orang kalau abis nikah pasti gemuk karena pikirannya sudah 'sumeleh' ( bhasa jawa: pikiran tenang dan tidak ngelantur kemana-mana ).
“Iya mer..,mas rasyid ini lho yg udah ngebet. Ternyata nikah itu enak lho mer..” jawab fia menggoda.
“ Kok enak ? emang nikah itu kayak nasi goreng gitu..?” tanya meri sambil tersenyum.
“ Bukan gitu mer. Enaknya nikah tuh hati kita jadi tenang, mata kita gak jelalatan, dan tujuan hidup makin jelas. Suami kerja utk istri, istri kerja dirumah melayani suami, dan dua-duanya berpahala. Subhanallah..indah kan? Yang bikin kita lebih nyaman lagi neh mer, jika kita senang jadi makin tambah senang karena dinikmati berdua. Jika kita sedihpun terasa beban lebih ringan karena ditanggung bersama. Coba kalo masih sendiri gitu, susah senang gak ngefek ama siapa-siapa. Iya toh mer...?” Fia akan nerocos terus kalau dia tidak melihat mata meri tiba-tiba menitikkan airmata.
Ah, kenapa aku harus melukai sahabatku tak sengaja seperti ini, batin fia. Dia merasa menyesal telah berkata banyak tadi.


“ Mery, maaf yach bukan maksudku membuatmu sedih. Ya sudah kalau gitu aku pamit dulu ya mer. Udah siang neh...”.
Meri hanya mengangguk dan mengantar sahabatnya sampai ke pintu hingga hilang ditelan pandangan.
Tengah malam..di sepertiga malam..meri menunduk menangis. Dia ingat, saat – saat hatinya galau seperti ini tiada yg dapat menenangkannya kecuali Dia, Allah Sang Maha Penggenggam Hati. Meri bergegas mengambil wudhu dan  menuju RumahNya. Yaa, menuju rumahNya disaat-saat yg tepat yaitu saat Dia turun kebumi dan berfirman:” Siapa yg meminta kepadaKu Aku beri, Siapa yg memohon ampun Aku ampuni, dan siapa yg berdoa Aku kabulkan..”, dan itu terjadi setiap malam.
Dalam tangisnya, munajatnya terasa seperti alunan kidung malam yang menyayat-nyayat:
“ Ya Rabbul izzati, ilahi robi..hamba datang kepadamu dgn segala kelemahan dan ketidakberdayaan hamba. Hamba mengakui Engkau yg kuat dan hamba yang lemah. Hamba ingin yg terbaik dalam hidup hamba menurut Engkau ya Rabb, bukan yg terbaik menurut diri hamba karena Engkau mengetahui apa yg tidak hamba ketahui.
Hamba hanya memohon atas janjiMU akan jodoh yg Engkau janjikan. Dia yang entah siapa akan Engkau takdirkan menjadi Imamku, tak kuketahui dia ada dimana. Tapi dekatkanlah dia padaku jika Engkau telah menganggap hamba mampu memikul amanah itu. Tapi jika Engkau belum berkenan, hamba ikhlas ya Allah atas segala ketentuanMU. Hamba yakin selalu ada kebaikan disetiap keputusanMU.
Allah..Dzat Yang Maha Menggenggam Hati, hanya kepadaMu hamba memohon dan kepadaMu hamba meminta pertolongan. Perkenankan ya Allah doa-doa hamba, amiin..”.
Tess..! setitik kristal bening kembali menetes di sudut pipi meri. Beginikah sakitnya orang yg lagi menanti datangnya pujaan hati belahan jantung? Tapi ia yakin, siapa jodohnya tetap akan diberikan. Allah Maha Menepati janji, hibur hatinya. Bayangan pemuda yang ditemuinya di masa kecilnya waktu di pantai 13 tahun lalu kembali menayangkan layar lebar di pelupuk matanya dan mengaduk-aduk hatinya.
*****----*****
“Meri..hari ini ayah membawakan tamu special untukmu”, tiba-tiba saja pagi itu ayah meri berkata seperti itu.
“ Siapa ayah..?” tanya meri agak enggan karena matanya masih mengantuk.


“ Pak yusuf..?” jawab ayah singkat.
“ Ayaaahh..pak yusuf kan sopir keluarga kita ayah, masa tamu special buat meri sih..’ jawab meri agak sewot.
“ Pokoknya nanti meri lihat saja..” ayahnya langsung diam.
Meri duduk disamping ayahnya ketika ibu datang dari dalam membawakan camilan pagi. Hari ini adalah hari minggu. Keluarga meri biasa lebih suka menghabiskan waktunya untuk menonton tv dirumah.
“ Nduk, kamu gak pengin cepat-capat nikah ? umurmu sudah cukup lho nduk, pemuda seperti apa yg kamu tunggu nak..” tiba-tiba saja pertanyaan ibu menohok jantung meri. Dia menunduk tapi menjawab dengan pelan,
“ Ibu, siapapun wanita pasti ingin menikah, begitu juga meri. Tapi meri menyerahkan semua itu sama Allah. Pemuda-pemuda yg ayah datangkan kepada meri beberapa waktu lalu, mereka hanya ingin menjajagi meri dulu dan berkenalan barang setahun dua tahun. Itukah yg dinamakan cinta Bu? Demi Allah..itu bukan cinta Bu. Mereka ingin kami berpacaran, dan ayah ibu tau meri tidak pernah menginginkan berpacaran. Allah dan rasulNya tidak meridhoi hal itu..” jawab meri tegas.
“ Lalu kalau engkau tidak mau mengenal mereka dulu bagaimana para pemuda itu mengenalmu mer? Ayah dan ibumu ini pengin segera menimang cucu..?” tanya ibu yg mulai khawatir dengan pendirian meri. Karena ibu tahu betul, sekali meri bilang tidak..keputusan itu akan tetap ia pegung taguh sampai kapanpun.
“ Sudahlah bu, kita serahkan saja kepada meri. Dia lebih tau mana yg terbaik buat dirinya sendiri. Segalanya yg dipaksakan akibatnya nanti tidak baik..” jawab ayah yg lebih bijaksana membuat meri merasa agak lega.
“ Sekarang, apa rencanamu nduk..? apa engkau sudah memiliki calon sendiri..?” tanya ibu hati-hati.
“ Meri memang lagi menunggu seseorang bu.. menunggu janji seseorang yg meri temui di pantai tiga belas tahun lalu. Tapi meri tidak tahu dia ada dimana sekarang..” jawab meri yg merasa hatinya sendiri juga merasa tak yakin akan kata2nya. Tiba-tiba hatinya kembali terasa ditusuk sembilu.
“ Lah kamu ini aneh to nduk, menunggu janji seseorang yg tidak kamu ketahui dimana berada...?” protes ibu.


“ Tapi hati kecil meri entah kenapa yakin akan betemu dengannya suatu saat bu. Ibu percaya dengan mimpi..? tanya meri yg membuat ayah dan ibunya melongo.
“ Kamu mimpi apa to mer, jaman sekarang masih percaya mimpi..” ayah menimpali.
“ Tapi ayah...” meri membela diri, “ Kalau meri bermimpi itu ketika meri tertidur dalam dzikir kepada Allah sehabis sholat tahajud, dan ketika terjaga hati meri merasakan ketenangan luar biasa, apakah itu mimpi yg biasa..? Meri juga tidak ingin percaya kepada mimpi bu, tapi mimpi itu datang berkali-kali, dan keyakinan kuat dalam hati meri yg membuat meri mampu bertahan selama ini..”.
“ Kamu tahu nama orang yang ada dalam mimpimu itu mer..?” ayah bertanya.
“ Kak venus..” jawab meri pelan nyaris tanpa suara.
Ayah dan ibu hanya saling pandang mendengar jawaban meri.
---------------------**************------------------------------
Sehabis dhuhur pak yusuf, sopir pribadi keluarga meri datang. Pak yusuf tampak lebih segar dari biasanya. Bibirnya selalu tersenyum ketika berbicara. Dan ternyata pak yusuf tidak datang sendirian. Ada seorang pemuda berbaju kokok putih berbordir indah dan bercelana satin datang bersamanya.
“ Pak, ini anak saya Rama yang saya ceritakan kepada bapak waktu itu. Dia baru pulang dari Kairo setelah menyelesaikan studi  S2 nya dengan  beasiswa dari kampusnya. Dia mendapat tawaran bekerja menjadi dosen di perguruan tinggi di solo mulai minggu depan..” pak yusuf tanpa basa basi langsung memperkenalkan anaknya kepada keluarga meri.
Rama, anak pak yusuf..adalah sosok pemuda yg tinggi dan agak kurus dengan jenggot tipis itu tersenyum menyambut uluran tangan ayah meri. Tutur kata dan bahasanya sangat santun. Ayah meri  tak pernah lepas dari memperhatikan pemuda ini. Wajahnya terang bersinar dan selalu tersenyum. Dia tidak banyak bicara kalau tidak diajak ngobrol.
Saat itu meri yang hatinya sedang kalut tak menentu lagi berada ke pantai. Ia ingin mengenang kembali segala memorinya yang sempat ikut terbawa oleh seseorang yang sudah lama dirindukannya. Disebuah tempat yang pernah ia kunjungi di masa kecilnya. Memandangi langit yang nampak indah dengan gugusan rasi bintang Merkurius dan Venus yang  tiga belas tahun lalu ia nikmati.
Ia mendesah. Beberapa kali menahan nafas. Kadang matanya berkedip menahan desiran angin yang berhembus kencang menabrak wajahnya.


Tatkala ia menatap ombak-ombak dihadapannya. Jilbab putihnya berkibar-kibar diterpa angin laut yang dingin. Hari sudah menjelang sore saat itu.
Assalamualaikum..Gadis kecil, sedang apa di sini, kok sendirian di pantai..?”
Sebuah suara tiba-tiba terdengar dari belakangnya. Suaranya pelan dan lembut, tapi kalimat yang diucapkannya seperti menyambar telinganya. Kalimat itu pula yg pertama kali ia dengar 13 tahun lalu ketika ia ada di pantai ini. Kalimat yg diucapkan oleh seseorang yg baru ia kenal 5 menit dan ia panggil dengan ‘Kakak’. Cuma sapaannya kali ini ada nada salam menyertainya.
“ Waalaikumsalam...” meri menolah ke arah sumber suara. Seorang pemuda berwajah bersih, berbaju kokok indah dan jenggot tipis berdiri tak jauh dari tempatnya berdiri. Meri tercekat memandangnya, buru-buru ia menunduk.
“ Kakak siapa...?” tanya meri.
“ Ini tempat saya menghabiskan waktu di masa kecil, sambil memandang langit menyaksikan bintang yg bersinar terang. Sebentar lagi gelap, pemandangan di langit sana yang lagi saya tunggu..”. Pemuda itu menjawab dengan jawaban yg lain, tidak menjawab pertanyaan meri.
“ Saya juga sedang menunggu hal itu. Sebuah rasi bintang Venus dan Merkurius yang indah..”. Tiba-tiba saja hati meri merasa deg-degan. Pemuda dihadapannya ini seperti ia kenal sebelumnya. Bibirnya ingin berkata tidak tapi hatinya membenarkan. Seribu kecamuk didada membuat suaranya seperti desiran angin, pelan dan sendu.
Tak terasa waktu berjalan cepat. Hari sudah hampir gelap. Dilangit beberapa bintang mulai bermunculan disana. Angin pantai bertiup lebih dingin dari sebelumnya.
“ Nama ukhti siapa..?” tiba-tiba pemuda itu bertanya.
“ Meri...”
Pemuda itu tersenyum. Ada pancaran indah dimatanya yg berusaha ia sembunyikan. Tapi sempat terlihat oleh meri walau sekilas. Ia sampai lupa untuk menanyakan siapa nama pemuda itu. Dan pemuda itupun tidak mencoba memperkenalkan diri padanya.
Saat itu rasi bintang Venus dan Merkurius sudah nampak di langit. Rasi merkurius di sebelah atas, bersinar terang dan indah. Sedangkan rasi venus yg tidak kalah indahnya berada di bawahnya, seolah  menjadi penyangga agar tidak jatuh. Seolah kakak beradik yang saling menjaga.



“ Kenapa meri ada disini..?”
“ Saya senang berada disini. Dulu sebelum saya pindah dari kota ini mengikuti dinas kerja ayah di irian, tempat ini menjadi favorit saya menghabiskan hari dimasa kecil. Disini pula saya mengenal cinta dan kehidupan. Kehidupan yg sangat indah dari alam yg disuguhkan oleh Yang Maha Menciptakan alam ini. Disini pula pertama kali saya mengenal cinta, dan disini pulalah cinta saya bermula tanpa saya sadari waktu itu”.
Si pemuda tersenyum mendengar penjelasan meri. Binar indah dimatanya semakin terlihat. Meri yg memperhatikan hal itu menjadi bertanya-tanya tak mengerti, ada sesuatu yg dirasakannya tapi tak mampu ia katakan.
“ Meri.. di dunia yang berbeda kau bisa temukan kehidupan menamparmu dengan keras, Mengajarimu memeluk harap, melukis bayang cita di kaki mimpi. Bagiku menemukan cinta Tak sekedar rasa bahagia. Tapi pula datang sang duka... Bahagia karena saat ini masih dapat bersama cintanya, duka karena takut esok tak ada lagi cinta bersamanya. Seperti Venus dan Merkurius itu. Mereka seperti kakak adik yang enggan dipisahkan. Tapi bisa jadi sebentar lagi, Tuhan memisahkan keduanya. Kau dan aku hanya pemeran, Kuncinya ada pada sang Sutradara kehidupan.. Dan hari ini, Kakak datang menjemputmu…”
Apa yg dikatakan pemuda itu membuat meri tercekat. Kata-kata itu adalah kata-kata yg diucapkan venus 13 tahun lalu. Ia tak yakin akan semua ini. Tanya yg sejak tadi dipendamnya ia tumpahkan juga.
“ Apakah kakak ini......?” Meri menggantung kalimatnya, ia ragu dan menatap pemuda itu dgn perasaan harap dan cemas. Seribu perasaan berkecamuk didadanya.
“ Meri...ini kak venus. Apakah engkau lupa dulu kita ketemu disini tanpa sengaja? Khaifa haluk ya ukhti..?” Pemuda yg bernama venus itu menjawab dgn pertanyaan yg bagai petir menyambar telinga meri.
“ Kak venus..? benarkah ini kak venus..? eeeennggg.. ana bi khoir..” airmatapun mengambang disudut mata meri.
“ Kenapa kakak pergi meninggalkan meri waktu itu..?” tanya meri.
“ Meri..,kakak tidak pergi. Meri lah yg pergi meninggalkan kakak. Bukankah tadi meri yg mengatakan bahwa saat itu meri harus ikut pindah ke irian karena ayah meri bertugas disana? Dan meri tidak meninggalkan pesan maupun pamit sama kakak”.


“ Maafkan meri kak. Waktu itu tempat kerja ayah juga mendadak ngasih mutasi kepindahan ayah ke irian. Jadi kami sekeluarga panik dan tidak sempat memberi kabar siapapun. Kakak sendiri kemana..?” jawab meri merasa sangat bersalah.
“ Setelah meri pergi kakakpun ikut pindah ke rumah budhe di jogya dan melanjutkan kuliah disana. Alhamdulillah kakak mendapatkan beasiswa dari tempat kakak kuliah untuk melanjutkan studi ke Kairo. Minggu depan, kakak mendapat tawaran bekerja di perguruan tinggi di solo. Setelah itu.....”
Penjelasan venus terpotong ketika sebuah suara tiba-tiba mengagetkan mereka.
“ Rama...ayah mencari-carimu. Hari sudah petang dan sebentar lagi kita pulang”. Pak yusuf, ayah venus, tiba-tiba berada di tempat itu dengan ayah dan ibu meri.
“ Rama...?” meri mengulang kata-kata pak yusuf. ia tak mengerti dengan semua ini. Ia menatap venus dgn tanda tanya besar di kepala.
“ Meri.., nama kakak memang sebenarnya adalah Rama. Nama venus ini bukankah meri sendiri yg memberikan nama ini kepada kakak ketika kita bertemu disini..? dan beliau adalah ayahku...” jelas Venus alias Rama sambil menunjuk kearah pak yusuf yg tak lain adalah sopir pribadi keluarga meri.
“ Subhanallah..Allahu akbar. Jadi kalian sudah saling kenal..?” tanya ayah meri tiba-tiba. Ibu meri juga tegak terheran-heran menyaksikan pemandangan didepannya.
“ Pak yusuf....” Kata ayah meri sambil menghampiri ayah venus,” Ini berkah luarbiasa dan rejeki silaturahmi dari kekeluaargaan kita selama ini pak. Allah menginginkan kita untuk lebih merekatkan silaturahmi ini dengan menjadi sebuah keluarga besar yg utuh..”
“ Maksud bapak...? “ Tanya pak yusuf tak mengerti.
“ Saya ingin berbesan dengan pak yusuf...” dan kata-kata terakhir ayah meri ini membuat Rama alias Venus dan meri saling pandang, sama-sama tersenyum dan menunduk malu.
Meri menunduk malu. Hatinya berbunga-bunga dan merekah. Kata-kata Fia waktu itu terngiang kembali di telinganya: "Allah menunjukkan kuasanya bahwa jodoh kita itu sebenarnya tidak pernah jauh dari diri kita, hanya saja kita yg kadang terlalu shbuk mencari kesana kemari, mencari sosok yg sempurna. Padahal kalau kita mau sedikit membuka mata dan hati, ia ada disekitar kita sendiri tanpa kita menyadari.."
Ah Fia, kata-katamu memang benar sahabatku, Batin meri bahagia.


------------------------------------------------------------------------
Meri, di dunia yang berbeda ini..
Kau bisa temukan kehidupan menamparmu dengan keras
Mengajarimu memeluk harap, melukis bayang cita di kaki mimpi
Bagiku menemukan cinta tak sekedar rasa bahagia
Tapi pula datang sang duka...


Bahagia karena saat ini masih dapat bersama cintanya,
Duka karena takut esok tak ada lagi cinta bersamanya. 
Seperti Venus dan Merkurius itu.
Sekarang..,Mereka seperti kakak adik yang enggan dipisahkan.
Tapi bisa jadi sebentar lagi,
Tuhan memisahkan keduanya.
Kau dan aku hanya pemeran
Kuncinya ada pada sang Sutradara kehidupan... 

TAMAT !


http://romdani45498.blogspot.com/2010/12/janji-venus-part-2.html 

Berapa Point Tampang Kita ( ? )

“ Dindaaaaaa…banguuuun…”,,lengkingan Ibu terdengar sayup-sayup di telingaku. Ada apa sih? Orang masih mengantuk kok dibangunkan segala?
“ Iya..”, kujawab lengkingan Ibu dengan lemah. Huaaa..susahnya mata ini untuk terbuka,,berat sekali rasanya. Gara-gara begadang semalaman kali ya,makanya sehabis sholat subuh tadi aku sengaja membaringkan tubuhku lagi., di dalam tidurku masih sempat diriku berpikir.
Semenit...Dua menit..Tiga menit...
” Dindaaaaa....banguuuun...”, terdengar lagi lengkingan Ibuku, dirinya sadar, anaknya masih terbuai di alam mimpi.
”Huah..Iyaaaa..”, suaraku terdengar lebih kencang, tetapi mataku tetap terkatup.
Malasnya bangun pagi-pagi, kalau bukan karena hari ini kuliah pagi diriku pasti sudah melanjutkan mimpi dari tadi. Dengan mata masih tertutup aku duduk di atas kasur, meregangkan tangan dan kaki, lalu melangkah gontai keluar kamar.
Byuurrr...sayup-sayup terdengar suara air yang berasal dari kamar mandi. Berarti adikku masih mandi. Sambil menunggu, diriku merebahkan diri diatas sofa, ikut menonton acara yang sedang ditonton Ibuku.  Sebuah acara ceramah pagi di MNC.TV.
Topik yang dibahas di acara tersebut cukup menarik, tentang “Kriteria mencari Pasangan Hidup”. Mataku terpaku pada acara tersebut, padahal masih diserang kantuk yang luar biasa.
Aku terus menatap ke ‘benda kotak’ yang bersuara itu, mendengarkan dengan serius kandungan yang terdapat pada acara tersebut. Tiba-tiba, salah satu yang berceramah mengeluarkan sebuah kalimat yang cukup membuat hatiku tersambar...
" Kalo nyari suami, harus liat dulu kitanya bagaimana, kalo mau dapet suami yang shaleh, kitanya juga harus shalihah, kalo mau dapet suami yang tampan, kitanya juga kudu bisa mengimbangi, Jangan kalo kita sendiri tampangnya point 6,2 masa mau dapet suami yang tampangnya point 9..? ya gak bakalan dapet, seenggaknya nyari yang point 6 kek...”
Jegerrrrrr..!! Sakit...mendengarnya hatiku sungguh sakit, sungguh keterlaluan sekali yang berceramah, dengan kesal aku beranjak dari sofa dan bersegera menuju kamar mandi.
"Apa maksudnya ia berkata seperti itu..? Point 6,2..?


 Mengapa tampang manusia dinilai-nilai begitu? sungguh keterlaluan..! Hanya Allah yang boleh menilai manusia. Kalau soal keimanan atau ilmu agama sih aku memang bisa menerima, toh Allah juga berfirman demikian dalam Al-Quran, tapi mengapa tampang? Sungguh menyakitkan kata-katanya itu.. itu hanya akan melemahkan mental orang!" Diriku mengomel sendiri dalam hati.
Diriku berkaca di depan cermin, dan berpikir...
Bagi penceramah itu tampangku ini akan dinilainya berapa? Bisa saja dia memberikan nilai 5. Tapi memangnya siapa dia? Merasa hebat bisa menilai tampang manusia, Allah kan sudah menciptakan bentuk manusia dengan rebaik-baiknya, dan dengan gampangnya dia menilai-nilai, berasa dirinya baik apa?
 Tidakkah ia tahu bahwa Allah telah berfirman : “Sungguh, Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya.” (QS. At-Tin: 4)
Nah, apakah ia akan mengingkari firman Allah ini..? kalau dia menilai tampang manusia dengan memberi point2 tertentu dengan angka seperti itu, maka semua tampang manusia seharusnya pointnya adalah nilai tertinggi yg ada yaitu 10 atau 100 karena Allah yg menciptakan manusia. Sungguh, amat sangat mudah bagi Allah menciptakan seluruh manusia di dunia ini dengan wajah yang cantik atau tampan semua. Tapi dengan begitu, kita jadi sama. Tak ada pembeda antara manusia yg satu dgn yang lain. Satu-satunya pembeda antara manusia hanyalah ketakwaannya kepada Allah.
Sungguh kesal hati ini, kesal, teramat kesal. Juga menyesal. Mengapa aku harus mendengarkan ceramah itu. Bodohnya!
Kecemasan menyergapku. Melilitku dan memaksa diriku untuk berlutut padaNya.
"Tampangku ini biasa saja, apa akan ada yang mau denganku..?" Kataku dalam hati.
Pertanyaan itu terngiang-ngiang bersahut-sahutan didalam hati. Bergaung menggetarkan nurani. Membuatku terus cemas, dibalut ketakutan.
*******--------------******
Keesokkan harinya, diriku pergi keluar kota bersama keluargaku. Menuju rumah nenek, Ibu dari ayahku.
Selama berada di kota itu, diriku banyak melihat banyak pasangan muda bertebaran di setiap sudut kota itu. Maklum, kota besar. Diriku mencocokkan pendapat si penceramah itu dengan kenyataan yang kulihat sekarang.


Ah, pendapat si penceramah itu tidak sepenuhnya benar, banyak pasangan yang terlihat amat kontras. Tapi dimataku mereka semua tampak sama, manusia memang sama, tidak ada yang lebih baik atau lebih buruk. Diriku merasa mulai tenang. Toh jodoh ditangan Allah, pikirku optimis.
Sebelum pulang, nenekku berkata lembut sambil tersenyum...
”Cucu nenek sudah besar ya, nenek baru sadar kalo nenek punya cucu secantik ini...”
Sontak semuanya yang sedang berkumpul tertawa, Ayah langsung menyahut bangga..
”Iya dong! Bener kan ya Nek, Dinda tuh emang cantik..”, nyengir Ayah terlihat lebar dari sudut mataku. Aku tersenyum nunduk dan malu.. kata hatiku: akhirnya ada juga yg mengatakan aku cantik..*Perempuan, dimana-mana selalu teranjung jika dipuji*.
Buk! Tinjuan melay`ng di punggung ayahku. Memang sudah biasa seperti itu, aku dan ayahku akrab selayaknya teman. Diriku paling kesal dipuji begitu, apalagi oleh ayah, makanya diriku melayangkan tinjuan itu tanpa ampun.
“Yeee dipuji kok gak mau!”, Ayah menggoda.
“Cieee..yang udah cantik mah beda..”, Adikku ikut membuatku panas.
“Iiiih..naon!! geleuuuuh...”, aku berteriak kesal.
 Ya, setidaknya mereka berkata seperti itu karena mereka keluargaku, tidak mungkin mereka berkata “Kamu jelek!”, walaupun memang begitulah kenyataannya.
*********------------*********
Setiap bertemu akhwat berjilbab, diriku selalu berucap dalam hati..
“Subhanallah..cantiknya..”
Diriku selalu minder bila bertemu akhwat berjilbab. Ya, apalagi yang memang bisa dibilang cantik.
Aku bukanlah apa-apa jika dibandingkan dengan mereka itu. Keimanan dan penampilan jelas kontras terlihat. Tak jarang mata ini berkaca jika mengingat ucapan penceramah itu.
“Kalo mau dapat suami yang tampan, kita juga harus bisa mengimbangi. Kalo tampang kita point 6,2 jangan mencari yg tampang point 9..”


Aah,,siapa pula yang meminta untuk dilahirkan dengan fisik yang buruk, tidak ada, fisik yang Allah berikan sekarang ini sudah sebaik-baiknya, bukan keinginan kita. Wajah kita yg sudah diciptakan Allah ini sudah sangat baik dan sempurna, tinggal kita bisa mensyukuri atau tidak. Wajah yg tampan adalah anugrah, wajah yg cantik juga anugrah. Tapi keduanya juga merupakan ujian. Kalu si empunya wajah tidak bisa mensyukuri maka wajah tampan dan cantiknya hanya akan menjadi fitnah.
Lupakan ucapan orang itu..! Lupakan...!
Masih berkecamuk hati ini.
Bisakah ikhlas menerima?
Hmm..kalo dipikir2 tega juga ya tuh yang ceramah bilang begitu,,bikin kita2 yang bertampang biasa jadi cemas ajeh..huuuu...
Tenang ajalah..masalah jodoh mah in Allah’s Hand..hha..maksudnya ditangan Allah...apa hak kita menentukan kalo yang tampan cocok ama yang cantik, begitupun sebaliknya?
Lagian tenang ajaaaaaaa,, masalah jodoh dah Allah tetapkan jauh sebelum kita lahir,,jadi tinggal tunggu tanggal maennya ajeh! :)
Tak ada yang mustahil di dunia ini..
Jika kita beriman..dan bertakwa...
(Raihan-Ashabul Kahfi)
Pesen icha cuma satu:
Siapapun kamu, baik yg merasa punya tampang pas-pasan atau cakep, punya point 5 atau 9. Semua itu gak penting. Yang penting adalah hati dan ketakwaan kita.
Cakep atau pas-pasan tak  menjamin kamu akan diridhoi..karena seseorang masuk surga bukan karena keindahan rupa...
Cakep atau pas-pasan tak akan bisa menjadi pembela saat engkau dihadapkan pada pengadilan Yang Maha Adil.. Ketampanan atau Kecantikan tidak akan pernah bisa menjadi pemberat amal-amalmu di mizan. Tak juga bisa meringankan azab yang ditimpakan di hari kemudian..
So,,smile...keep spirit...Don’t worry be happy....




http://romdani45498.blogspot.com/2010/12/berapa-point-tampang-kita.html

Takut Kepada Allah

“Tidak akan masuk neraka seseorang yang menangis karena merasa takut kepada Allah sampai susu (yang telah diperah) bisa masuk kembali ke tempat keluarnya.” (HR. Tirmidzi [1633]).
Pernahkan kita merenung dimanakah kadar ketakutan kita kepada Allah SWT.??? Diatas ketakutan kita kepada sesama manusia ataukah sebaliknya.???
Takut kepada Allah yang sebenarnya dan yang terpuji adalah takut yang menghalangi pemiliknya dari apa-apa yang diharamkan oleh Allah dan mendorongnya untuk melaksanakan perintah-perintah-Nya.
“Ada tujuh golongan yang akan dinaungi oleh Allah pada hari ketika tidak ada naungan kecuali naungan-Nya;
[1] seorang pemimpin yang adil,
[2] seorang pemuda yang tumbuh dalam [ketaatan] beribadah kepada Allah ta’ala,
[3] seorang lelaki yang hatinya bergantung di masjid,
[4] dua orang yang saling mencintai karena Allah; mereka berkumpul dan berpisah karena-Nya,
[5] seorang lelaki yang diajak oleh seorang perempuan kerkedudukan dan cantik [untuk berzina] akan tetapi dia mengatakan, ‘Sesungguhnya aku takut kepada Allah’,
[6] seorang yang bersedekah secara sembunyi-sumbunyi sampai-sampai tangan kirinya tidak tahu apa yang diinfakkan oleh tangan kanannya, dan [
7] seorang yang mengingat Allah di kala sendirian sehingga kedua matanya mengalirkan air mata (menangis).” (HR. Bukhari [629] dan Muslim [1031]).
Banyak orang yang tak menahan lisannya dalam berkata-kata, dan tidak sadar bahwa dosa lisannya kian membumbung tinggi sehingga mengobarkan api dendam dan amarah di dunia dan mengobarkan api  yang begitu dahsyat di akhirat kelak.  Hal ini terjadi karena dia menyampingkan ketakutannya kepada Allah. Semoga kita bukan salah satu diantaranya.


Banyak orang yang tega tanpa izin mengambil hak orang lain, hak fakir miskin, hak anak yatim, hak bawahan, hak rakyat dan hak anak dan orang tua, dll melalui pencurian kecil, besar, korupsi dan sebagainya dan tidak sadar bahwa dosa atas rampasan hak-hak tersebut akan menjadi kendaraan yang setia mengantarnya ke Janannam…Naudzubillahi mindzalik…
Banyak orang yang sangat menikmati hubungannya dengan lawan jenis sehingga mereka menghalalkan perzinahan demi menuruti syahwat dan hawa nafsu yang dimanjakan, menikmatinya dan terus menerus melakukannya, sehingga apa yang merupakan dosa besar tak akan mampu menggetarkan dadanya, melembutkan hatinya, menjatuhkan air matanya karena dosa dan ketakutannya kepada Allah.padahal dalam perzinahan itu ada enam perkara, tiga perkara di dunia dan tiga perkarra di akhirat. Adapun yang ada di dunia  adalah hilangnya sinar wajahnya, pendek umurnya dan terus-menerus dalam kefakiran. Dan adapun yang ada di akhirat adalah mendapatkan murka Allah, dan akan mendapatkan sejelek-jeleknya hisab dan siksa neraka.(HR.Al-Baihaqi). Maka takutlah kepada Allah...
Seseorang tak akan berani melakukan dosa besar dan dosa kecil karena ketakutannya kepada Allah,
Seseorang tak akan sanggup menzalimi orang lain jika dia takut kepada Allah,
Seorang anak tak akan durhaka kepada kedua orang tuanya karena rasa takut kepada Allah,
Para orang tua tak akan menelantarkan dan menyia-nyiakan anak-anaknya karena mereka takut kepada Allah,
Para orang kaya tak akan menghambur-hamburkan hartanya di jalan yang haram jika mereka takut kepada Allah,
Seseorang tak akan berani mencuri, merampas ataupun merampok sesuatu yang bukan miliknya karena besarnya rasa takut kepada Allah,
Seorang penguasa tidak akan zalim kepada rakyatnya karena ketakutannya kepada Allah,
Seorang atasan akan berbuat adil kepada bawahannya karena ketakutannya kepada Allah,
Sehingga pada akhirnya manusia yang beriman dan ihsan tak akan mau melakukan hal-hal haram yang dilarang oleh Allah karena dia senantiasa merasa takut,merasa dilihat dan diawasi oleh Allah SWT.
Takutlah kepada Allah…takutlah kepada Allah…



Dan menangislah karena penyesalan atas dosa yang telah diperbuat dan menangislah karena takut kepada Allah.
Rasulullah SAW bersabda, “Ada dua buah mata yang tidak akan tersentuh api neraka; mata yang menangis karena merasa takut kepada Allah, dan mata yang berjaga-jaga di malam hari karena menjaga pertahanan kaum muslimin dalam [jihad] di jalan Allah.” (HR. Tirmidzi [1639], disahihkan Syaikh al-Albani dalam Sahih Sunan at-Tirmidzi [1338]).
 “Tidak ada yang lebih dicintai oleh Allah selain dua jenis tetesan air dan dua bekas [pada tubuh]; yaitu tetesan air mata karena perasaan takut kepada Allah, dan tetesan darah yang mengalir karena berjuang [berjihad] di jalan Allah. Adapun dua bekas itu adalah; bekas/luka pada tubuh yang terjadi akibat bertempur di jalan Allah dan bekas pada tubuh yang terjadi karena mengerjakan salah satu kewajiban yang diberikan oleh Allah.” (HR. Tirmidzi [1669] disahihkan oleh Syaikh al-Albani dalam Sahih Sunan at-Tirmidzi [1363])

Semoga kita tergolong kepada orang-orang yang terhindar dari perbuatan haram karena takut kepada Allah...
Aamiiin Yaa Rabb.
=============


http://romdani45498.blogspot.com/2010/12/takut-kepada-allah.html

Mari Kita Merenung,,,!!!!

Pernahkah Anda mengetik di komputer dan tiba-tiba listriknya padam? Kemudian ketika listrik kembali hidup, kita memeriksa hasil ketikan tadi. Kita merasa kecewa.


 Karena hasil ketikan yang telah kita buat sebelum listrik padam banyak yang hilang, banyak yang belum ter-save. Kita belum sempat mem-back up file tersebut.
 Walhasil kita melakukan perbuatan, namun tidak terlihat hasilnya. Seolah perbuatan kita sia-sia.
Bila ini terjadi, kita merasa kesal. Karena tulisan yang telah diketik, merupakan hasil perenungan kita, berasal dari ide yang terlintas di benak atau telah tertata dalam kata-kata yang apik dan tepat. Bisa jadi tulisan yang telah diketik merupakan hasil terjemahan yang telah diramu dan diungkapkan dengan bahasa Indonesia yang tepat dan sesuai EYD.
Allah berfirman, "Sesungguhnya orang-orang yang kafir kepada ayat-ayat Allah dan membunuh para nabi yang memang tidak dibenarkan dan membunuh orang-orang yang menyuruh manusia berbuat adil, maka gembirakanlah mereka bahwa mereka akan menerima siksa yang pedih. Mereka itu adalah orang-orang yang lenyap (pahala) amal-amalnya di dunia dan akhirat, dan mereka sekali-kali tidak memperoleh penolong." (QS Ali Imran (3):21-22) Allah berfirman, "Mereka itu orang-orang yang kufur terhadap ayat-ayat Tuhan mereka dan (kufur terhadap) perjumpaan dengan Dia. Maka hapuslah amalan-amalan mereka, dan Kami tidak mengadakan suatu penilaian bagi (amalan) mereka pada hari kiamat (karena tidak ada lagi pahala amal yang tersisa,pentj)." (QS Al-Kahfi (18):105)
Adakah persamaan kondisi di atas dengan dua ayat ini? Ada. Apa persamaannya? Persamaannya; sama-sama melakukan perbuatan, namun tidak ada hasilnya. Sudah mengetik susah payah hingga beberapa halaman, namun hasilnya tidak terlihat. Karena belum sempat di-save.
Sudah melakukan perbuatan yang dianggap baik, tapi ternyata ketika menghadap Allah, hasil (pahala) dari perbuatan atau amal itu tidak ada. Mengapa pahala amal shalih dapat hilang, bisa terhapus? Dua ayat di atas sudah menjelaskan mengenai penyebabnya.
Oleh karenanya berhati-hatilah lantaran berbagai penyebab yang dapat melenyapkan atau menghapus pahala amal-amal shalih. Bukankah sakit hati, kesal; ketika kita sudah mengetik beberapa halaman, namun hasilnya tidak ada. Karena kita belum sempat men-save, sebelum lampu atau listrik mati.
Di dalam sebuah hadits, Rasulullah Saw bersabda, "Kedengkian, iri hati dapat memakan/melenyapkan berbagai kebaikan, seperti api membakar kayu bakar." (HR Abu Dawud dan Ibnu Majah)
Kedengkian itu seperti letikan api yang menyambar kayu bakar atau seperti bara puntung rokok yang terkena bensin. Terlihat kecil tapi dapat banyak memakan korban, begitulah karakter api dan demikian pula karakter dari kedengkian.



Sebelum kedengkian itu dapat padam, maka kedengkian itu akan terus menghabiskan kebaikan yang kita miliki. Berhati-hatilah pada kedengkian.
Diriwayatkan dari Abu Hurairah ra. bahwa Rasulullah Saw pernah bertanya kepada para sahabat, "Tahukah kalian siapa orang yang bangkrut (pailit)?" Mereka menjawab, "Menurut kami, orang yang bangkrut adalah orang yang tidak memiliki uang dan harta kekayaan." Rasulullah Saw bersabda, "Umatku yang bangkrut adalah orang yang pada hari kiamat membawa pahala shalat, puasa dan zakat, tetapi dia pernah memaki, menuduh dan makan harta orang lain, serta pernah membunuh dan menyakiti orang lain, kemudian pahalanya diambil untuk diberikan kepada masing-masing orang dari mereka (yang dimaki, dituduh, yang hartanya diambil, yang dibunuh dan disakiti,pentj) sehingga pahalanya habis padahal tuntutan mereka (yang dimaki, dituduh, yang hartanya diambil, yang dibunuh dan disakiti,pentj) banyak yang belum terpenuhi, akhirnya sebagian dosa dari masing-masing mereka diambil untuk dibebankan kepada orang itu, lalu dia dilemparkan ke neraka." (HR Muslim, kitab tentang Kezaliman)
Berhati-hatilah dalam berinteraksi, bermuamalah dan bergaul dengan orang lain. Jangan sampai kita memaki, menuduh atau menyakiti hati orang lain. Bayangkanlah! Jika kita (na'udzu billahi min dzalik) yang termasuk kategori orang yang bangkrut. Kita mempunyai pahala shalat, puasa, zakat dan ibadah-ibadah lainnya. Namun di samping itu, kita juga kerap berbuat dzalim (na'udzubillah min dzalik). Apakah pahala shalat, puasa, zakat dan ibadah-ibadah lainnya dapat menutup tuntutan dari kedzaliman yang pernah dilakukan? Untuk selanjutnya silahkan bayangkan sendiri!
Pesan-pesan yang terdapat dalam ayat dan dua hadits di atas merupakan pesan yang harus diwaspadai. Jangan sampai kebaikan kita seperti kayu bakar yang dimakan api. Jangan sampai kebaikan kita seperti hasil ketikan yang belum sempat di-save. Padahal kita telah menghabiskan tenaga, waktu dan harta yang tidak sedikit untuk berbuat baik.




http://romdani45498.blogspot.com/2010/12/mari-kita-merenung.html

Bila AlQuran bisa Bicara..!!!

Waktu engkau masih kanak-kanak, kau laksana kawan sejatikuDengan wudu' aku kau sentuh dalam keadaan suciAku kau pegang, kau junjung dan kau pelajariAku engkau baca dengan suara lirih ataupun keras setiap hariSetelah usai engkaupun selalu menciumku mesra Sekarang engkau telah dewasa...Nampaknya kau sudah tak berminat lagi padaku...Apakah aku bacaan usang yang tinggal sejarah...Menurutmu barangkali aku bacaan yang tidak menambah pengetahuanmu Atau menurutmu aku hanya untuk anak kecil yang belajar mengaji saja? Sekarang aku engkau simpan rapi sekali hingga kadang engkau lupa dimana menyimpannya Aku sudah engkau anggap hanya sebagai perhiasan rumahmuKadangkala aku dijadikan mas kawin agar engkau dianggap bertaqwa Atau aku kau buat penangkal untuk menakuti hantu dan syetan Kini aku lebih banyak tersingkir, dibiarkan dalam kesendirian dalam kesepian Di atas lemari, di dalam laci, aku engkau pendamkan. Dulu...pagi-pagi...surah-surah yang ada padaku engkau baca beberapa halamanSore harinya aku kau baca beramai-ramai bersama temanmu di surau..... Sekarang... pagi-pagi sambil minum kopi...engkau baca Koran pagi atau nonton berita TVWaktu senggang..engkau sempatkan membaca buku karangan manusia Sedangkan aku yang berisi ayat-ayat yang datang dari Allah Yang Maha Perkasa.Engkau campakkan, engkau abaikan dan engkau lupakan... Waktu berangkat kerjapun kadang engkau lupa baca pembuka surahku (Basmalah)Diperjalanan engkau lebih asyik menikmati musik duniawiTidak ada kaset yang berisi ayat Alloh yang terdapat padaku di laci mobilmuSepanjang perjalanan radiomu selalu tertuju ke stasiun radio favoritmuAku tahu kalau itu bukan Stasiun Radio yang senantiasa melantunkan ayatku Di meja kerjamu tidak ada aku untuk kau baca sebelum kau mulai kerjaDi Komputermu pun kau putar musik favoritmuJarang sekali engkau putar ayat-ayatku melantunE-mail temanmu yang ada ayat-ayatkupun kadang kau abaikanEngkau terlalu sibuk dengan urusan duniamu Benarlah dugaanku bahwa engkau kini sudah benar-benar melupakankuBila malam tiba engkau tahan nongkrong berjam-jam di depan TVMenonton pertandingan Liga Italia , musik atau Film dan Sinetron lagaDi depan komputer berjam-jam engkau betah dudukHanya sekedar membaca berita murahan dan gambar sampah Waktupun cepat berlalu...aku menjadi semakin kusam dalam lemariMengumpul debu dilapisi abu dan mungkin dimakan kutuSeingatku hanya awal Ramadhan engkau membacaku kembaliItupun hanya beberapa lembar darikuDengan suara dan lafadz yang tidak semerdu duluEngkaupun kini terbata-bata dan kurang lancar lagi setiap membacaku Apakah Koran, TV, radio , komputer, dapat memberimu pertolongan ? Bilaengkau di kubur sendirian menunggu sampai kiamat tiba Engkau akandiperiksa oleh para malaikat suruhanNya Hanya dengan ayat-ayat Allah yang ada padaku engkau dapat selamat melaluinya. Sekarang engkau begitu enteng membuang waktumu...Setiap saat berlalu...kuranglah jatah umurmu...Dan akhirnya kubur sentiasa menunggu kedatanganmu..Engkau bisa kembali kepada Tuhanmu sewaktu-waktuApabila malaikat maut mengetuk pintu rumahmu. Bila aku engkau baca selalu dan engkau hayati...Di kuburmu nanti....Aku akan datang sebagai pemuda gagah nan tampanYang akan membantu engkau membela diriBukan koran yang engkau baca yang akan membantumu Dari perjalanan di alam akhiratTapi Akulah "Qur'an" kitab sucimuYang senantiasa setia menemani dan melindungimu Peganglah aku lagi . .. bacalah kembali aku setiap hariKarena ayat-ayat yang ada padaku adalah ayat suciYang berasal dari Alloh, Tuhan Yang Maha Mengetahui Yang disampaikan oleh Jibril kepada Muhammad Rasulullah. Keluarkanlah segera aku dari lemari atau lacimu...Jangan lupa bawa kaset yang ada ayatku dalam laci mobilmuLetakkan aku selalu di depan meja kerjamuAgar engkau senantiasa mengingat Tuhanmu Sentuhilah aku kembali...Baca dan pelajari lagi aku....Setiap datangnya pagi dan sore hariSeperti dulu....dulu sekali...Waktu engkau masih kecil , lugu dan polos...Di surau kecil kampungmu yang damaiJangan aku engkau biarkan sendiri....Dalam bisu dan sepi....Mahabenar Allah, yang Mahaperkasa lagi Mahabijaksana.


http://romdani45498.blogspot.com/2010/12/bila-alquran-bisa-bicara.html

Doa Akhir Tahun & Awal Tahun

DOA AKHIR TAHUN Bismillaahir-rahmaanir-rahiim Wa sallallaahu 'ala sayyidinaa wa maulaanaa Muhammadiw wa' alaa aalihi wa sahbihii wa sallam. Allaahumma maa 'amiltu fi haazihis-sanati mimmaa nahaitani' anhu fa lam atub minhu wa lam tardahuu wa lam tansahuu wa halimta ' alayya ba'da qudratika 'alaa uquubati wa da'autani ilattaubati minhu ba'da jur'ati alaa ma'siyatika fa inni astagfiruka fagfirlii wa maa' amiltu fiihaa mimma tardaahu wa wa'attani 'alaihis-sawaaba fas'alukallahumma yaa Kariimu yaa zal -jalaali wal ikraam, an tataqabbalahuu minni wa laa taqta 'rajaa'i minkaa yaa Kariim, wa sallallaahu' alaa sayyidinaa Muhammadiw wa 'alaa' aalihii wa sahbihii wa sallam Artinya: Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Semoga Allah melimpahkan rahmat dan keselamatan kepada junjungan kami nabi Muhammad SAW, beserta para keluarga dan sahabatnya. Ya Allah, segala yang telah ku kerjakan selama tahun ini dari apa yang menjadi larangan-Mu, sedang kami belum bertaubat, padahal Engkau tidak melupakannya dan Engkau bersabar (dengan kasih sayang-Mu), yang sesungguhnya Engkau berkuasa memberikan siksa untuk saya, dan Engkau telah mengajak saya untuk bertaubat sesudah melakukan maksiat.Karena itu ya Allah, saya mohon ampunan-Mu dan berilah ampunan kepada saya dengan kemurahan-Mu. Segala apa yang telah saya kerjakan, selama tahun ini, berupa amal perbuatan yang Engkau ridhai dan Engkau janjikan akan membalasnya dengan pahala, saya mohon kepada-Mu, wahai Dzat Yang Maha Pemurah, wahai Dzat Yang Memiliki Kebesaran*dan Kemuliaan, semoga berkenan menerima amal kami dan semoga Engkau tidak memutuskan harapan kami kepada-Mu, wahai Dzat Yang Maha Pemurah. Dan semoga Allah memberikan rahmat dan kesejahteraan atas penghulu kami Muhammad, keluarga dan sahabatnya. Amin yaa rabbal 'alamin. Nb: Doa akhir tahun dibaca waktu Ashar, sesudah sholat Ashar. DOA AWAL TAHUN Bismillaahir-rahmaanir-rahiim Wa sallallaahu' alaa sayyidinaa wa maulaanaa Muhammadiw wa 'alaa' aalihi wa sahbihii wa sallam. Allaahumma antal-abadiyyul- qadiimul-awwal, wa 'alaa fadlikal-'azimi wa juudila-mu'awwali, wa hazaa' aamun jadidun qad aqbala nas'alukal 'ismata fiihi minasy-syaitaani wa auliyaa'ihi wa junuudihi wal'auna' alaa haazihin-nafsil-ammaarati bis-suu'i wal-isytigaala bimaa yuqarribuni ilaika Zulfa yaa zal-jalaali wal-ikraamin yaa arhamar-raahimiin, wa sallallaahu 'alaa sayyidinaa wa maulaanaa Muhammadiw wa' alaa 'aalihi wa ashaabihii wa sallam Amin yaa rabbal' alamin Artinya: Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Semoga Allah senantiasa melimpahkan rahmat dan keselamatan kepada junjungan kami Nabi Muhammad SAW, beserta keluarga dan sahabatnya. Ya Allah Engkaulah Yang Abadi, Dahulu, lagi Awal. Dan hanya kepada anugerah-Mu yang Agung dan kedermawanan-Mu tempat bergantung. Dan ini tahun baru benar-benar telah datang. Kami mohon kepada-Mu perlindungan dalam tahun ini dari (godaan) setan, kekasih-kekasihnya dan bala tentaranya. Dan kami memohon pertolongan untuk mengalahkan hawa nafsu amarah yang mengajak pada kejahatan, agar kami sibuk melakukan amal yang dapat mendekatkan diri kami kepada-Mu wahai Dzat yang memiliki Keagungan dan Kemuliaan. Semoga Allah senantiasa melimpahkan rahmat dan keselamatan kepada junjungan kami Nabi Muhammad SAW, beserta para keluarganya dan sahabatnya. Amin yaa rabbal 'alamin.  


http://romdani45498.blogspot.com/2010/12/doa-akhir-tahun-awal-tahun.html 

"Insya Allah masuk Syurga."

Tersebutlah sepasang pengantin baru yang lagi “hot-hotnya” menikmati indahnya cinta mereka. Mereka berdua bagaikan sepasang kupu-kupu yang selalu bercanda di setiap bunga yang mereka hinggapi. Maklumlah, sedekat apapun mereka sekarang, toh Insya Allah , Allah Ta'ala sudah meridhainya dalam ikatan pernikahan... Sang istri berperawakan tinggi dan langsing, kulitnya putih dan wajahnyapun cantik rupawan dengan jilbab yang menutupi keindahan rambutnya yang hanya dia perlihatkan kepada suami tercintanya.... Sang suami berperawakan pendek dan gendut, dengan kulit yang hitam dan wajah yang… ya... begitulah. Tapi karena dia seorang pengusaha sukses dan memang orang yang shaleh, maka sang bidadari pun mau dipinangnya. Suatu saat sang istri sedang berdiri di teras sebuah kamar hotel di pinggir pantai yang indah menikmati kebesaran Allah Ta'ala lewat ciptaan-NYA yang berupa lautan biru. Sang suami pun memandanginya sambil tidak henti-hentinya mengucapkan syukur. Didekati sang istrinya, sambil memeluknya sang suami pun berkata….. “Sayangku…., "Di sekian banyak perbuatan abang yang penuh dengan dosa, abang yakin, abang pernah melakukan sesuatu yang Allah senangi. Terbukti…., Allah memberikan hadiah berupa istri secantik kamu.” “Jikalau bukan karena Allah Ta'ala, tak mungkinlah abang yang pendek, gendut, hitam dan culun ini dapat beristri seorang bidadari seperti kamu.” Sang suami pun merendah. “Itulah mengapa, tak henti-hentinya abang bersyukur atas nikmat ini.” Katanya. Lalu sang istri menanggapi…., “Benar abang selalu bersyukur kehadirat ALLAH Ta'ala ?” Tanyanya. “Benar sayangku.” Jawab sang suami. “Jikalau begitu bang, Insya Allah kita berdua akan masuk syurga.” Sambung sang istri. Sang suami heran dan langsung balik bertanya, “Kenapa kamu bisa berkata begitu sayang?” “Sebab bukankah salah satu yang masuk syurga itu adalah orang yang syukur dan sabar?” Tanya sang Istri. “Betul sayangku.” Jawab sang suami. “Itulah bang, kenapa kita Insya Allah bakal masuk syurga.... Abang bersyukur memiliki istri seperti saya... dan saya pun bersabar memiliki suami seperti abang.” Jawab sang istri polos. ???!!!@_^!!!???^_@ ~ ~>(^-^)<~~ ” Ada dua perkara, siapa saja memilikinya, Allah Subhanahu Wa Ta'ala mencatatnya sebagai orang yang ber-syukur dan sabar; dan siapa saja tidak memilikinya, Allah tidak mencatatnya sebagai orang yang bersyukur dan sabar. Siapa saja yang dalam urusan agamanya memandang kepada orang yang lebih tinggi darinya, lalu dia berusaha meneladaninya, dan dalam urusan agama-nya melihat kepada orang yang lebih rendah darinya, lalu ia memuji Allah Subhanahu Wa Ta'ala atas karunia-Nya yang telah Dia berikan kepadanya, maka Allah Subhanahu Wa Ta'ala mencatatnya sebagai orang yang bersyukur dan sabar. Siapa saja yang dalam urusan agamanya memandang kepada orang yang lebih rendah darinya, dan dalam urusan dunia-nya melihat kepada orang yang lebih tinggi darinya, lalu ia bersedih atas apa yang tidak ada pada dirinya dari dunia itu, maka Allah Subhanahu Wa Ta'ala tidak mencatatnya sebagai orang yang bersyukur dan sabar.” (HR. At-Tirmidzi). 




http://romdani45498.blogspot.com/2010/12/insya-allah-masuk-syurga.html

"Tingkatan Marah"

Tingkatan Pertama : Marah-Marah Ini terbagi kepada beberapa macam: [1] Terjadi di dalam hati, misalnya jengkel terhadap Rabb-nya karena taqdir buruk menimpanya. Ini haram hukumnya, terkadang bisa menjerumuskan kepada kekufuran. Allah Ta'ala berfirman. Artinya : "Di antara manusia ada yang menyembah Allah dengan berada di tepi, maka jika memperoleh kebajikan, tetaplah ia dalam keaadaan itu, dan jika ditimpa suatu bencana berbaliklah ia ke belakang. Ia rugi dunia dan akhirrat" [QS. Al-Hajj : 11]. [2] Dengan lidah, misalnya meminta celaka dan binasa dan yang semisal itu. Ini juga hara [3] Dengan anggota tubuh seperti menampar pipi, merobek saku, menjambak rambut dan semisalnya. Semua ini haram karena bertentangan dengan sabar yang merupakan kewajiban. Tingkatan Kedua : Bersabar Seperti diucapkan oleh seorang penyair ; sabar seperti namanya, pahit rasanya tetapi lebih manis akibatnya dari pada madu. Maka orang ini akan melihat bahwa suatu musibah itu berat, namun ia tetap menjaga imannya sehingga tidak marah-marah, meski ia berpandangan bahwa adanya musibah itu dan ketiadaannya tidaklah sama. Ini hukumnya wajib karena Allah Ta'ala memerintahkan untuk bersabar. Allah Ta'ala berfirman : Artinya : "Dan ta'atlah kepada Allah dan Rasul-Nya dan janganlah kamu berbantah-bantahan, yang menyebabkan kamu menjadi gentar dan hilang kekuatanmu dan bersabarlah. Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar." (QS. Al-Anfal : 46) Tingkatan Ketiga : Ridha Yakni manusia ridha dengan musibah yang menimpanya. Ia berpandangan bahwa ada dan tidaknya musibah sama saja baginya, sehingga adanya musibah tadi tidak memberatkannya. ia pun tidak merasa berat memikulnya. Ini dianjurkan dan tidak wajib menurut pendapat yang kuat. Perbedaan tingkatan ini dengan tingkatan sebelumnya nampak jelas karena adanya musibah dan tidak adanya sama saja dalam tingkatan ridha. Adapun pada tingkatan sebelumnya, jika ada musibah dia merasakan berat, namun ia tetap bersabar. Tingkatan Keempat : Bersyukur Ini merupakan tingkatan yang paling tinggi. Di sini seseorang bersyukur atas musibah yang menimpanya karena ia memahami bahwa musibah ini menjadi sebab pengampunan kesalahan-kesalahannya bahkan Insya Allah malah menambah kebaikannya. Nabi Shalallahu 'Alaihi Wa sallam bersabda. Artinya : “Tiada suatu musibah pun yang menimpa seorang Muslim, melainkan dengannya Allah hapuskan (dosa-dosa kecil) darinya sampai-sampai sebatang duri pun yang menusuknya.” ( Shahih Al-Bukhari, kitab Al-Mardla, no. 5640; Shahih Muslim, kitab Al-Birr wa Ash-Shilah, no. 2572.). “Tidaklah orang Muslim ditimpa cobaan berupa penyakit atau lainnya, melainkan Allah menggugurkan keburukannya, sebagaimana pohon yang menggugurkan daunnya.” (HR. Bukhari-Muslim). 




http://romdani45498.blogspot.com/2010/12/tingkatan-marah.html

"Kebahagiaan Itu Di Ciptakan Dan 'Tidak' Di Cari."

"Semua orang ingin bahagia... Tapi sedikit yang berusaha melakukan hal untuk menciptakan kebahagiaan itu. Seperti pepatah mengatakan; “Kesuksesan yang kau ingini, Namun usahamu tak berarti sedikit pun. Sungguh perahu itu tak mungkin berlabuh dipermukaan tanah kering” Diciptakan dan dicari adalah konsep yang menarik untuk diteliti. Diciptakan mengindikasikan bahwa kebahagiaan itu sangat tergantung dengan diri yang akan bahagia. Kalimat ini mengingatkan kita akan Firman Allah Subhanahu Wa Ta'ala dalam Al-Qur’an; (in ahsantum ahsantum li-anfusikum wa-in asa'tum falahaa fa-idzaa jaa-a wa'du al-aakhirati liyasuu-uu wujuuhakum waliyadkhuluu almasjida kamaa dakhaluuhu awwala marratin waliyutabbiruu maa 'alaw tatbiiraan Artinya: "Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik bagi dirimu sendiri dan jika kamu berbuat jahat, maka (kejahatan) itu bagi dirimu sendiri, dan apabila datang saat hukuman bagi (kejahatan) yang kedua, (Kami datangkan orang-orang lain) untuk menyuramkan muka-muka kamu dan mereka masuk ke dalam mesjid, sebagaimana musuh-musuhmu memasukinya pada kali pertama dan untuk membinasakan sehabis-habisnya apa saja yang mereka kuasai." (QS. Al-Israa' [17] : 7). Kalimat diciptakan juga mengajak kita untuk segera berpikir bahwa kebahagiaan itu tidak jauh dari kita. Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman: (afalam yanzhuruu ilaa alssamaa-i fawqahum kayfa banaynaahaa wazayyannaahaa wamaa lahaa min furuujin) Artinya: "Maka apakah mereka tidak melihat akan langit yang ada di atas mereka, bagaimana Kami meninggikannya dan menghiasinya dan langit itu tidak mempunyai retak-retak sedikitpun ?." Kesejahteraan dan kebahagiaan itu merujuk pada keyakinan diri akan hakikat mutlak yang dicari-cari. Yaitu keyakinan akan hak Allah Ta’ala dan semua amalan yang dikerjakan oleh diri berdasarkan keyakinan itu dengan hati nurani dan batin yang bersih. Kebahagiaan itu bukan suatu hal yang merujuk pada jasmani dan badaniah dan bukan juga sebuah khayalan. Sebanarnya kebahagiaan itu bersifat kondisional. Jika kita sedang jaya dan sukses, barulah kebahagiaan itu datang. Tapi jika kita bangkrut dan jatuh miskin, maka kebahagiaan itu akan hilang. Dari sini saja dapat dilihat bahwa kebahagiaan yang seperti itu hanya bersifat sesaat saja tergantung dengan kondisi eksternal manusia. Kebahagiaan juga bukan merupakan sebuah khayalan yang hanya bisa dinikmati dalam fikiran belaka. Dalam islam, kebahagiaan itu bersifat mutlak jika kita benar-benar telah mengerti apa itu konsep kebahagiaan yang sebenarnya. Kebahagiaan itu akan datang dengan sendirinya jika hati telah dipenuhi dengan iman yang kuat dan bertindak sesuai dengan keyakinan yang kita punya itu. Jika hati telah penuh dengan iman, walaupun kita disiksa sekalipun itu tidak akan jadi masalah. Seperti Bilal bin Rabah yang tetap merasa bahagia dapat mempertahankan keimanannya meskipun ia dalam kondisi disiksa. Imam Abu Hanifah yang tetap merasa bahagia meskipun ia dijebloskan ke penjara dan dicambuk setiap hari, karena menolak diangkat jadi hakim negara dan Para sahabat nabi yang rela meninggalkan kampung halamannya hanya demi mempertahankan imannya. Mereka semua tetap merasa bahagia karena mereka hidup dengan keyakinan dan menjalankan keyakinannya. Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman: (yaa ayyuhaa alladziina aamanuu ittaquu allaaha haqqa tuqaatihi walaa tamuutunna illaa wa-antum muslimuuna) Artinya: "Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam." (QS. Ali-'Imran [3] : 102). Hati akan mendapatkan kenikmatan tersendiri jika hati digunakan untuk mengingat Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Betapa bahagianya hati jika bisa berkenalan dengan sang pencipta alam semesta ini. Itulah kebahagiaan puncak dari semua kebahagiaan yang ada. Lebih dari apa yang dibayangkan oleh manusia karena tidak ada yang lebih tinggi dari pada kemuliaan Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Tidak ada satu dzat pun yang bisa menyaingi Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Laa ilaaha illallah, tiada Tuhan selain Allah. Itulah yang harus kita ingat. Berkenalan dengan pejabat, orang penting dan artis idola saja Subhanallah! bahagianya minta ampun, apalagi berkenalan dengan Allah Subhanahu Wa Ta'ala, pastilah kebahagiaannya lebih lebih dan teramat lebih bahagia lagi. Apalagi jika kita ingat kalau hidup di dunia ini hanya sementara dan apa yang ada pada kita hanya merupakan sebuah titipan saja. Itu hanyalah perhiasan duniawi saja, sedangkan Sifat Allah Baqa’ yaitu kekal. Manusia, hewan ,tumbuhan, dan makhluk lainnya selain Allah akan mati dan hancur. Kita akan kembali kepada-Nya dan itu pasti. Hanya Allah lah yang kekal. Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman: (kullu man 'alayhaa faanin) Artinya: "Semua yang ada di bumi itu akan binasa." (wayabqaa wajhu rabbika dzuu aljalaali waal-ikraami) Artinya: "Dan tetap kekal Dzat Tuhanmu yang mempunyai kebesaran dan kemuliaan." (QS. Ar-Rahmaan [55] : 26-27). Kita bisa mengenal Allah Subhanahu Wa Ta'ala dengan cara mengenal ayat-ayat-Nya, Allah Subhanahu Wa Ta 'ala berfirman : (syahida allaahu annahu laa ilaaha illaa huwa waalmalaa-ikatu wauluu al'ilmi qaa-iman bialqisthi laa ilaaha illaa huwa al'aziizu alhakiimu) Artinya: [18]. "Allah menyatakan bahwasanya tidak ada Tuhan melainkan Dia (yang berhak disembah), Yang menegakkan keadilan. Para Malaikat dan orang-orang yang berilmu (juga menyatakan yang demikian itu). Tak ada Tuhan melainkan Dia (yang berhak disembah), Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana." (inna alddiina 'inda allaahi al-islaamu wamaa ikhtalafa alladziina uutuu alkitaaba illaa min ba'di maa jaa-ahumu al'ilmu baghyan baynahum waman yakfur bi-aayaati allaahi fa-inna allaaha sarii'u alhisaabi) Artinya: [19]. "Sesungguhnya agama (yang diridhai) di sisi Allah hanyalah Islam. Tiada berselisih orang-orang yang telah diberi Al Kitab [Kitab-Kitab yang diturunkan sebelum Al-Qur'an] kecuali sesudah datang pengetahuan kepada mereka, karena kedengkian (yang ada) di antara mereka. Barangsiapa yang kafir terhadap ayat-ayat Allah maka sesungguhnya Allah sangat cepat hisab-Nya." (QS. Ar-Rahmaan [55] : 18-19). Maha Benar Allah dengan segala Firman-Nya. Itulah konsep kebahagiaan yang sebenarnya menurut pandangan Islam. Hidup penuh keimanan dan mengenal Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Semoga kita diberikan-Nya untuk lebih mengenal konsep kebahagiaan yang hakiki. Agar kita semua bisa meraih kebahagiaan itu. Aamiin Yaa Rabb. Semangat ya…!!!




http://romdani45498.blogspot.com/2010/12/kebahagiaan-itu-di-ciptakan-dan-tidak.html