Mengenai Saya

Foto saya
Pangandaran, West Java, Indonesia
Simple

Senin, 05 Maret 2012

Subuh yang Bermakna

Catatan ini saya kutip dari ceramah salah satu khotib saat saya sedang Jum'atan di Masjid yang berada di lingkungan Perusahaan tempat saya bekerja..
Cerita ini berawal saat seorang guru Agama di salah satu sekolah menjelaskan betapa nikmatnya kita apabila bisa Sholat Subuh berjamaah di masjid pada murid anak kelas IV (Empat) SD, guru tersebut menjelaskan secara jelas dengan bahasa yang mudah di mengerti oleh anak - anak. Sehingga ada salah satu anak berkeinginan untuk bisa melaksanakan Sholat Subuh berjamaah di Masjid, untuk melaksanakan keinginannya tersebut, anak itu tidak tidur karena takut ketinggalan adzan subuh dan melewatkan sholat subuh berjamaah.
Detik demi detik, menit demi menit dan jam demi jam ia lewati akhirnya adzan subuh pun berkumandang, ia pun mengambil air wudhu dan bersiap - siap berangkat ke mesjid, di saat seluruh keluarganya sedang terlelap tidur, tapi saat ia menengok suasana di luar masih begitu gelap timbul rasa bimbang dan cemas, ia takut tak bisa Sholat Subuh di masjid dan usahanya menjadi sia - sia. Tapi dengan kemurahan Allah lewatlah seorang kakek tua dengan memakai baju koko dan kopiah menuju masjid. Hati anak itu gembira dengan perlahan ia membuka pintu dan mengikuti kakek itu dia sengaja menjaga jarak agar tidak di ketahui oleh si kakek, dan akhirnya anak itu bisa melaksanakan Sholat Subuh di Masjid.


Kejadian itu terus berlanjut, hingga suatu hari kakek yang sering ia ikuti dari belakang itu meninggal dunia. Si anak kecil pun sedih ia menangis karena tidak ada lagi yang menemaninya ke mesjid lagi. Ia terus menangis hingga sang Ayah menegurnya "Kenapa nak kamu menangis?" tanya  Ayahnya, "Saya sedih karena kakek itu meninggal" jawab si Anak
"Lho memangnya siapa dia, saudara bukan, keluarga pun bukan kenapa harus di tangisi?" tanya Ayahnya
"Seandainya yang meninggal itu Ayah, bukan kakek itu mungkin aku tidak begini" jawab si anak, mendengar perkataan anaknya si Ayah terkejut, ia bagai di sambar petir melihat kenyataan bahwa anaknya lebih peduli pada kakek itu daripada dirinya.
Setelah di selidiki ternyata di keluarganya anak itu merasa tidak ada yang menjadi teladan dan contoh dalam hal beribadah, dan justru anak tersebut mendapat pelajaran agama dari orang lain bahkan ada yang tidak di kenalnya.
Mungkin dari cerita ini kita bisa ambil hikmah, bahwa betapa pentingnya seorang Ayah atau Ibu menanamkan nilai - nilai keagaman pada keluarga dan anak - anaknya.

Semoga Allah selalu meridhoi kita semua...Amiin


http://romdani45498.blogspot.com/2010/12/subuh-yang-bermakna.html

Pribadi Diri Muslimah Sebagaimana Di Kehendaki Islam

 Kita sangat perlu untuk membahas materi ini karena beberapa alasan. Diantara alasan tersebut adalah apa yang kita saksikan dalam kehidupan sebagian wanita muslimah di zaman ini. Kehidupan dengan segala bentuk ‘keanehannya’. Dalam beberapa hal begitu serius, tapi dalam hal-hal yang lain sangat kurang dan jauh dari nilai-nilai agama.
Sebagai contoh, kita bisa menyaksikan seorang wanita muslimah yang shalehah, melaksanakan syiar-syiar Islam. Namun, tidak menghiraukan kesehatan dan kebersihan mulut dan dirinya. Tidak peduli dengan kesehatan dan aroma yang keluar dari mulut atau tubuhnya. Atau sebaliknya, begitu besar perhatiannya terhadap kesehatan dan kebersihan dirinya tapi melalaikan ibadah dan pelaksanaan syiar-syiar Islam.Contoh lain, kita dapati ada seorang muslimah mencurahkan perhatiannya pada ibadah tapi tidak memiliki pandangan yang benar tentang Islam yang menyeluruh, ‘bagaimana Islam menyikapi alam, kehidupan dan manusia.’
Ada yang semangat belajar Islamnya baik. Antusias menghadiri majelis-majelis ilmu, tapi tidak menjaga lisannya dari ghibah (menggunjing) dan namimah (mengadu domba).
Ada yang hubungan pribadinya dengan Alloh Subhanahu wa Ta’ala baik, tapi tidak menjaga hubungan baik dengan tetangga dan teman-temannya.
Ada Yang hubungannya dengan teman-teman dan tetangganya baik tapi tidak melaksanakan dengan baik hak-hak orang tua. Kurang-kalau tidak dikatakan sama sekali tidak-mereka dalam berbakti kepada kedua orang tuanya.
Ada yang berbakti kepada kedua orang tuanya tetapi tidak memenuhi hak-hak suaminya. Tampil dengan dandanan indah saat menghadiri pertemuan-pertemuan dengan para wanita tetapi tidak pernah memperbaiki penampilannya di depan suaminya.
Ada yang berbakti kepada suaminya tetapi tidak membantu suaminya untuk berbakti kepada kedua orang tuanya. Atau tidak mendukung suaminya untuk berbuat kebajikan, bertakwa dan beramal shaleh.
Ada yang berbakti kepada suaminya tapi kurang memperhatikan pembinaan dan pembentukan kepribadian anak-anaknya. Kurang memperatikan perkembangan kejiwaaan dan akal mereka. Kurang memperhatikan lingkungan sekitarnya yang memberikan pengaruh kepada putra-puterinya.
Ada yang memperhatikan itu semua terapi kurang silaturahimnya kepada saudara-saudaranya.
Ada yang silaturahim terhadap keluarganya baik, tapi hubungannya dengan lingkungan sekitarnya tidak baik. Sibuk dengan urusan pribadinya. Tidak peduli dengan persoalan kaum muslimin dan muslimat.


Ada yang memperhatikan persoalan pribadi dan umat islam tetapi kurang memperhatikan pengembangan pengetahuannya. Tidak menambah pengetahuannya dengan belajar dan terus membaca.
Ada yang sibuk dengan belajar tetapi mengabaikan urusan rumah tangga, putera puterinya dan suaminya.
Kalau kita merasa heran dari ini semua, keheranan kita akan bertambah ketika kita mengetahui bahwa itu semua muncul dari para wanita muslimah yang memiliki tingkat kesadaran yang cukup baik terhadap agama ini. Dari para wanita muslimah yang tumbuh dalam lingkungan Islam dan memiliki bekal pengetahuan agama yang tidak sedikit! Ini kadang-kadang dikarenakan tidak peduli atau tidak memiki pandangan yang utuh yang telah diajarkan Islam. Pandangan yang menyeluruh tentang manusia, kehidupan, dan alam sekelilingnya. Pandangan yang mendorong seseorang untuk melihat segala sesuatu dengan seimbang. Tidak memprioritaskan satu aspek dengan mengorbankan aspek lain.
Orang yang memperhatikan dengan cermat ayat-ayat Qur’an dan hadits-hadits akan mendapati begitu banyaknya  dalil yang menjelaskan perilaku yang seharusnya dimiliki wanita muslimah dalam hubungannya dengan Rabbnya, pembentukan pribadinya dan hubungannya dengan orang lain. Tatanan hidup yang mengatur segala sesuatu dari yang besar sampai yang kecil. Semua nash tersebut akan memberikan rambu-rambu yang mengantarkan pada kehidupan yang terarah dan seimbang. Kehidupan yang menjamin kebahagiaan, kesuksesan di dunia dan dan keberuntungan yang sangat besar di hari kemudian.
Semua ini yang telah digariskan oleh Islam dalam Al-Qur’an  dan sunnah akan mengantarkan seorang wanita muslimah mendapatkan kepribadiannya yang asli. Kepribadian yang sejalan dengan fitrahnya. Sehingga melahirkan wanita muslimah yang unggul, mulia dan istimewa dalam perasaan, pemikiran, prilaku dan hubungannya.
Mencapai tingkat tersebut sangatlah  penting bagi kehidupan umat manusia secara umum karena wanita memiliki pengaruh yang sangat besar bagi kehidupan generasi mendatang, mencetak para pejuang, menanamkan nilai-nilai, menghiasi kehidupan dengan cinta, kasih sayang dan keindahan serta memenuhi rumah tangga dengan rasa aman, tenang, tentram dan damai.
Wanita muslimah adalah satu-satunya wanita yang sanggup menerangi dunia wanita modern yang telah jenuh dengan filsafat materialisme dan pola hidup jahiliyah yang mendominasi kehidupan masa kini. Hal itu dengan mengenalkan dirinya, menghadapkan dirinya pada sumber permikiran yang murni untuk kemudian menata kembali kepribadiannya yang asli yaitu kepribadian yang telah dibentuk oleh Al-Qur’an dan As Sunnah.
Mudah-mudahan Allah Subhaanahu Wata’aala memberikan taufiq pada kita semua untuk istiqamah dalam agama yang telah dibawa Rasul-Nya shallallaahu ‘alaihi wa sallam.


http://romdani45498.blogspot.com/2010/12/pribadi-diri-muslimah-sebagaimana-di.html

~..~ Pantaskah Aku ~..~

Kaki ini tak kan melangkah
bila tidak Kau langkahkan
Mata ini tak kan berkedip bila tidak Kau kedipkan
Lisan ini niscaya kan kelu dan membisu
andai Engkau berkehendak
Mata ini pasti tak bisa melihat
bila Kau menginginkan
Telinga pun pasti tak kan bisa mendengar
bila Engkau mengambil pendengaran ini
Jantung pun Engkau jua yang mendetakkan
Engkau yang memasukkan oksigen
saat hamba menghela nafas ini
Engkau yang membuat hamba terlelap
saat hamba terkantuk lelah
Engkau yang menjadikan rasa kenyang
saat hamba merasa lapar
Engkau jua yang memberi hamba minum
saat hamba dahaga kehausan
Semua itu karena begitu perhatiannya


Engkau kepada hamba
Andaikata hamba harus membayar
semua pemberianMU, bagaimana Ya Raobb????????
Andaikata Engkau meminta dikembalikan
semua pemberianMU yang telah hamba nikmati
Dengan apa Ya Robb?????
Namun Engkau tidak pernah meminta ganti atau balasan dari hamba
Hanya satu kata yang Engkau minta yaitu S Y U K U R
Padahal hamba sadar
Hari demi hari tak luput dari dosa
menggunjing orang, mengadu doma orang, memfitnah,
berdusta, memakan hak orang lain, membuat sakit hati orang lain,
membentak orang tua, melihat yang Kau haramkan, membeli sesuatu yang Engkau larang dan banyak lagi Diamana letak amal sholehku Ya Robb ?????? betapa tak pantasnya hamba mengingkari semua itu betapa durjananya hamba bila bermaksiat kepadaMU Betapa tidak tau dirinya hamba bila berani meninggalkan sholat sebgai tanda syukur kepadaMU Alangkah durhakanya hamba bila setiap ujian yang Engkau timpakan, membuat hamba tidak sabar Dan marah kepada MU? Hamba tak pantas memasuki surgaMU tempat orang-orang yang Kau sayangi Namun hamba pasti tidak akan pernah kuat Ya Robb, menahan kesengsaraan di nerakaMU Tolong hamba Ya Robb, Jangan biarkan kami terlantar diakhirat nanti Meski cinta hamba padaMU separuh hati hamba sangat berharap besar akan kasih sayang MU dan KeridhoanMU...Amim..Amin Ya Robbal Alamin...


http://romdani45498.blogspot.com/2010/12/pantaskah-aku.html

Dalam Heningnya Hati...

♥♥♫•*¨*•.¸¸¸¸.•*¨*•♫♥♥♥♥♥♥♫•*¨*•.¸¸¸¸.•*¨*•♫♥♥♥♥♥♥♥♥♥
Ya Allah...
Di saat diri ini menghadap-Mu.
Untuk memuji nama-Mu dan memohon kasih-Mu.
Dalam keheningan hati, kami panjatkan do'a kepada-Mu.
Kepada Engkau Maha Mengetahui segala apa yang jadi hajat hati ini
Kepada Engkau Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang.
Kiranya Engkau jaga hati ini untuk selalu ingat kepada-Mu.
Memuji kebesaran nama-Mu dengan segala ciptaan-Mu.
Ditengah segala perbedaan yang ada
Jadikanlah setiap yang hadir dalam hidup kami.
Sebagai sarana untuk semakin mencintai-Mu.
Bersama seorang kekasih yang telah Engkau kirimkan dalam hidupku.
Jagalah cinta kami kepada-Mu
Jaga dan lindungilah kekasihku di sana.
Karena hanya Engkaulah sebaik-baik penjaga dan pelindung bagi kami.
Perkenankanlah do'a dan hajat dalam hidupnya.
Karena Engkau Maha Pengasih lagi Maha Penyayang
 ♥♥♫•*¨*•.¸¸ﷲ¸¸.•*¨*•♫♥♥♥♥♥♥♫•*¨*•.¸¸ﷲ¸¸.•*¨*•♫♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥ 
Ya ALLAH.....
Kami datang kepada-Mu.
Membawa segenap cinta kami yang telah Engkau anugrahkan kepada kami.
Jika cinta kami ini adalah kehendak atas kuasa cinta-Mu.
Berikanlah kami kekuatan dan kesabaran dalam menjalaninya berdua
Tunjukkan jalan kemudahan buat kami.
Jauhkan dari segala kesulitan dan fitnah yang akan mengganggu cinta kami.
Yakinkanlah hati kami untuk selalu memuji-MU bersama cinta kami.
Tunjukkanlah kepada kami semua bahwa cinta kami adalah anugrah dari-Mu
Jadikanlah perbedaan ini sebagai rahmat dari-Mu untuk kami.
Jadikan kami jodoh-Mu yang baik.
Satukan kami dalam ikatan tali suci-Mu yang abadi.
Kami serahkan segala urusan dan kebutuhan cinta kami kepada-Mu
Sesungguhnya cinta ini adalah milik-Mu ya Allah.
Engkau pula yang akan senantiasa menjaganya.
Kami akan selalu memuji-Mu dalam cinta kami.
Ridloilah cinta kami Ya Ya Allah...
 
 

Tahukah Engkau Tentang Ibu?

♥♥♫•*¨*•.¸¸¸¸.•*¨*•♫♥♥♥♥♥♥♫•*¨*•.¸¸¸¸.•*¨*•♫♥♥♥♥♥♥♥♥♥
Ketika mendengar kata-kata ibu,terlintas dibenak kita sesosok yang anggun, lemah lembut, penuh perhatian, penuh kasih sayang, dan rela berkorban.
Ibu adalah orang yang tak pernah kita lupakan dalam sejarah perjalanan hidup ini, karena ialah yang melahirkan, membesarkan dan mendidik kita, dari kita lahir sampai akhirnya kita dewasa. Ibu yang selalu mengasihi kita, menghibur ketika kita sedih,


memberikan semangat ketika kita lemah, menyayangi ketika semua orang tak peduli dengan kita.
Ibu yang tak pernah menampakan permasalahan di wajahnya, walau rela berhutang hanya karena ingin memenuhi kebutuhan sehari-hari anaknya.
♥♥♫•*¨*•.¸¸ﷲ¸¸.•*¨*•♫♥♥♥♥♥♥♫•*¨*•.¸¸ﷲ¸¸.•*¨*•♫♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥ 

Walaupun demikian, pernakah sang ibu meminta kepada kita untuk membayar semua yang telah ia berikan kepada anak-anaknya?


Bahkan, tak pernah sedikitpun terfikir baginya untuk meminta balasan atas segala pengorbanannya selama ini. Bahkan dengan tersenyum ia selalu berkata kepada anak-anaknya “Anakku, aku sangat menyayangimu”.
Walaupun tanpa sadar, sering kali anak-anak yang selalu disayanginya ini mengeluarkan kata-kata kasar, menggerutu bahkan mencaci maki ibunya hanya masalah-masalah kecil yang sebenarnya hanya butuh sedikit kesabaran bagi sang anak untuk mengerti semuanya. Ibu, sebuah kata yang takkan terlupakan.




http://romdani45498.blogspot.com/2010/12/tahukah-engkau-tentang-ibu.html

Seuntai Pesan Buat Ayah Dan Calon Ayah….

♥♥♫•*¨*•.¸¸¸¸.•*¨*•♫♥♥♥♥♥♥♫•*¨*•.¸¸¸¸.•*¨*•♫♥♥♥♥♥♥♥♥♥
Allah subhanahu wa ta'ala telah memberikan kedudukan yang mulia bagi siapa saja yang telah menjadi seorang ayah. Oleh karena itu kesempatan yang diberikan ini pun sudah seharusnya jangan sampai disia-siakan begitu saja.
Rasulallah sholallohu alaihi wa sallam  pun memberikan kabar gembira kepada setiap ayah, melalui sabda beliau
"Tiga Doa yang mustajab dan tidak ada keraguan di dalamnya, yaitu Do'a seorang ayah dan do'a seorang yang sedang berpergian dan do'a orang yang terdzholimi..."  (HR. Abu Daud)




Masya Allah, kita harus meyakini bahwa doa sang ayah adalah maqbul alias mustajab. Maka berikanlah perkataan-perkataan yang baik kepada anak-anak kita agar anak kita menjadi anak yang shalih.
Lebih jauh dari pada itu semua, kita berharap hubungan baik pun dapat terjalin antara ayah dengan anaknya. Wahai para ayah. Sekali lagi tentu kita sangat menyayangi anak-anak kita, sebab merekalah pdnerus harapan dan cita-cita keluarga. Jangan merasa engkau belum berhasil dalam mendidik anak-anakmu dikarenakan engkau seorang yang tak berharta. Juga jangan berlebihan jika di dunia ini engkau memiliki segalanya, berikanlah sesuai dengan batas-batas tertentu, tidak pelit dan juga tidak boros.
Jika memang engkau tak memiliki harta ataupun ilmu yang ingin engkau warisi untuk anak-anakmu, engkau masih memiliki seuntai do'a.
"Duhai ananda, maafkan ayah jika ayah tidak bisa memberikanmu yang terbaik. Ayah belum sempat menyekolahkanmu untuk menuntut ilmu agama sesuai dengan cita-citamu itu.
Maafkan ayah karena tak bisa mewarisi harta yang melimpah, tapi....perlu engkau tahu wahai anakku, bahwa aku telah mempersiapkan seuntai kata untukmu. Kata-kata yang akan mempertemukan kita di surga-Nya nanti. Ya...kita akan bertemu di sana, di taman firdaus. Kita akan kembali membina sebuah keluarga yang paling bahagia di antara keluarga-keluarga yang ada di dunia. Salam sayang dari ayahmu....".


http://romdani45498.blogspot.com/2010/12/seuntai-pesan-buat-ayah-dan-calon-ayah.html

Anakku

Anakku...
Bila ibu boleh memilih Apakah ibu berbadan langsing atau berbadan besar karena mengandungmu
Maka ibu akan memilih mengandungmu
Karena dalam mengandungmu ibu merasakan keajaiban dan kebesaran Allah


Sembilan bulan nak...
Engkau hidup di perut ibu
Engkau ikut kemanapun ibu pergi
Engkau ikut merasakan ketika jantung ibu berdetak karena kebahagiaan
Engkau menendang rahim ibu ketika engkau merasa tidak nyaman, karena ibu kecewa dan berurai air mata

Anakku...
Bila ibu boleh memilih apakah ibu harus operasi caesar, atau ibu harus berjuang melahirkanmu
Maka ibu memilih berjuang melahirkanmu
Karena menunggu dari jam ke jam, menit ke menit kelahiranmu
Adalah seperti menunggu antrian memasuki salah satu pintu surga
Karena kedahsyatan perjuanganmu untuk mencari jalan ke luar ke dunia sangat ibu rasakan
Dan saat itulah kebesaran Allah menyelimuti kita berdua
Malaikat tersenyum diantara peluh dan erangan rasa sakit,
Yang tak pernah bisa ibu ceritakan kepada siapapun

Dan ketika engkau hadir, tangismu memecah dunia
Saat itulah...
Saat paling membahagiakan
Segala sakit & derita sirna melihat dirimu yang merah,



Mendengarkan ayahmu mengumandangkan adzan,
Kalimat syahadat kebesaran Allah dan penetapan hati tentang junjungan kita Rasulullah di telinga mungilmu

Anakku...
Bila ibu boleh memilih apakah ibu berdada indah,
atau harus bangun tengah malam untuk menyusuimu,
Maka ibu memilih menyusuimu,
Karena dengan menyusuimu ibu telah membekali hidupmu dengan tetesan-tetesan dan tegukan tegukan yang sangat berharga
Merasakan kehangatan bibir dan badanmu didada ibu dalam kantuk ibu,
Adalah sebuah rasa luar biasa yang orang lain tidak bisa rasakan

Anakku...
Bila ibu boleh memilih duduk berlama-lama di ruang rapat
Atau duduk di lantai menemanimu menempelkan puzzle
Maka ibu memilih bermain puzzle denganmu

Tetapi anakku...
Hidup memang pilihan...
Jika dengan pilihan ibu, engkau merasa sepi dan merana
Maka maafkanlah nak...


Maafkan ibu... Maafkan ibu...
Percayalah nak,
ibu sedang menyempurnakan puzzle kehidupan kita,
Agar tidak ada satu kepingpun bagian puzzle kehidupan kita yang hilang
Percayalah nak...
Sepi dan ranamu adalah sebagian duka ibu
Percayalah nak...
Engkau adalah selalu menjadi belahan nyawa ibu... 


http://romdani45498.blogspot.com/2010/12/anakku.html

Ukhti.., Aku Amat Iri Padamu

Dengan hati yang masih diliputi rasa malu yang teramat sangat kepada Allah, aku memberanikan diri untuk menulis tentang semua kecemburuan yang selama ini kupendam dalam-dalam…
$0D
Selama ini, aku berusaha untuk tidak mengingat kecemburuanku ini, tapi setiap hari selalu ada saja sesuatu yang membuatku terus berpikir, “Kenapa dia? Bukan aku?”
Jujur, aku bukan Akhwat yang seperti orang-orang bilang, “Berjilbab lebar dan tertutup rapat..”.
Bukan berarti aku saat ini masih lancang menantang Allah dengan keadaan masih ’berbuka-bukaan’ ria...
Tapi, apakah yang namanya tertutup rapat hanya dilihat dari luarnya saja?
Aku malu jika ada orang yang memanggilku, shalihah…terlebih-lebih dosen2 di kampusku memang biasa memanggil kami dengan sebutan seperti itu, sebagai doa dan panggilan sayang mereka kepada kami…
Shalihah…!!
Dari katanya saja sudah mencerminkan pribadi yang baik…
Tapi aku apa?
Pernah suatu hari aku lagi nge-YM...
Ada chat baru masuk, dari Risma temenku...
Risma : Assalamualaykum icha cantik
Aku : Wa alaikumussalam
Aku : Jangan panggil aku cantik
Risma : lah kok dipanggil cantik marah?
Aku : Gak sesuai kenyataan..:P
Risma : yawdah deh icha shalihah
Aku : Jangan panggil aku shalihah, soalnya aku gak begitu
Risma : Lah aneh ih
Risma : Bukannya di aminin
Aku : hhe..
Aku : Iya deh isma cantik, pinter, shalihah, en’ ngegemesin :D
Isma : amin..
Aku : =)
Sekedar tambahan doang...
Ya, aku masih terlalu malu dan merasa tak pantas untuk dipanggil shalihah, akhwat lah, apalah..
Sebagai contoh, gak perlu jauh-jauh mencari..
Aku mempunyai beberapa orang teman yang dari kepribadiannya saja sudah subhanallaaaah banget, sungguh, aku begitu iri melihat mereka yang begitu...
Mulai dari yang paling luar, dari tampilan saja, subhanallah, jilbab lebar, atasan panjang, rok panjang, kaos kaki, manset, lengkap!
Dan mereka mengenakan itu semua bukan hanya sekedar tuntutan kuliah saja, tapi memang di kehidupan sehari-hari pun mereka bisa berpenampilan seperti itu...dilihat lebih runutnya lagi, wajah mereka pun bisa dibilang ’imut-imut’ (hhi, kalo mereka tau bisa ditimpuk nih :P),, eh, aku serius, wajah mereka masih bersih bangedh, duh! Kagag nahan deh liatnya, seakan cahaya surga memancar dari wajah mereka..hhe..bahkan ada tuh ya seorang temen aku, pas ngeliat mukanya dan kalo ketemu ama dia tuh aku segen banget, malu banget, saking kerasa banget bahwa dia Akhwat yang beneeeer2 shalihah...ckckckckckckckckck...malahan aku pernah nangis pas ngeliat mukanya aja...(beneran..)
Terus dari perilakunya..?
wuih..dahsyat abis..emang sih masih suka ketawa ketiwi cekikikan ama kita2 yang gendernya perempuan, masih suka banting-bantingan, masih suka tereak-tereakan, tapi ya itu, Cuma di depan yang gendernya perempuan, kalo di depan para lelaki (halah!), gak kalem2 bangedh, tapi ya cukup nge-akhwat lah, kalo ada pertemuan di suatu ruangan yang dicampur Ikhwan, mereka langsung keluar, aku juga ikutan sih, hhe...kan niatnya.., ”Jaga hati..”,
ya iyalah, perlu bin harus banget tuh begitu, soalnya ada satu kelas ikhwan, kelas H, yang hampir sebagian besar berwajah kinclong, duh! Sapa coba yang kuat hati ngeliat yang begituan, makanya daripada patah hati di akhir cerita, mending ngehindar biar gak jatuh hati.. :)
Akhlak alias keislamannya?
Duasyaaaaat abiiisss...untuk anak seumuran kita, mereka itu bener2 dah dahsyat bangedh deh ibadahnya...
Shalat 5 waktu..wajib banget, jalan terus, jama’ah kagag boleh lewat..
Dhuha, tiap pagi pasti dikerjain...
Al-matsurat,,dikerjain juga..
Tahajjud..tiap malem istiqomah...
Tilawah, buanyaaaak bangedh..
Muroja’ah kudu jalan tiap hari..
Hafalan, udah lebih dari 5 juz, bahkan ada yang udah 10 juz...
Segitu udah bagusnya mereka, mereka masih suka malu ama Allah, karena mereka masih merasa menjadi hamba yang lemah, yang masih kuraaaang banget ibadahnya, hiks..gimana aku yang emang dah dasarnya pas-pasan malah mungkin kurang?
Dari sisi akademik, mereka sungguh-sungguh anak yaaaaaang cerdas sekaleee..nilainya tinggi2,,selalu dapet IP diatas 3...hhu...
Dari yang lainnya mereka juga punya bakat dengan kelebihan lain, ada yang jago drama, jago B.Inggris, jago dakwah, jago pidato, jago ceramah :D,,dan laen2...
Nah, wajar kan jika aku iri kepada mereka?
Mereka yang Allah memberikan kepada mereka begituuu banyak karunia,,Keluarga yang Islami, baik, dan terpandang,,fasilitas yang serba ada, keadaan jasad dan batin yang amat baik, materi yang tak pernah kurang, kecerdasan yang amat luar biasa, iman yang begitu besarnya, status di kalangan sosial yang cukup terpandang, perhatian yang banyak, cinta banyak orang kepada mereka...
Sedangkan aku?
Apakah mereka pernah iri kepada diriku?
Aku rasa tidak, kalaupun iya, apa yang pantas mereka iri-kan dari seorang Icha..?
Aku masih belum bisa menata hati dengan baik, perilaku-ku juga masih jauh dari kata ’Akhwat’, Ibadahku mungkin masih dibawah cukup...
Entah mengapa aku tidak bisa berpikir positif sedikit terhadap diriku sendiri, setidaknya berkata dalam hati...
”Cha, dibalik semua kekuranganmu, kamu pasti masih mempunyai kelebihan yang patut kau syukuri, bukan kau abaikan merasa diri tak punya kebaikan..”
Tapi aku tak bisa berpikir seperti itu...
Suatu hari, saat acara baksos di sekolah SMA tempat aku sekolah dulu, Tiba-tiba datang 3 orang temanku waktu SMA dulu. Akhwat banget, jilbab panjang, dan rapat tertutup, wajah mereka penuh pesona. Teh Lina memperkenalkan aku kepada mereka, duh, rasanya malu banget, berasa gak pantes banget..hiks..hiks…salah satu temen Teh Lina itu ada yang cantik banget…aseli cantiiiik banget, mukanya putih sunda pisan lah pokona mah..malu banget pas ditatap ama dia..hiks-hiks.. >.<
Pernah juga, kak Akbar ( aktivis seniorku ), bertanya padaku via YM...
Kak akbar : Dek..
Kak akbar : Masih suka pake celana panjang?
Aku : Iya nih kak, masih..
Aku : Aku belum bisa pake rok permanen..
Kak akbar : Oh.. celan panjangnya jeans apa kain longgar..?
Aku : kain longgar dong kak..
Kak akbar : Diusahakan pake rok panjang ya dek
Aku : Iya kak, Insya Allah...
Fuh, cukup singkat, tapi cukup memberi gambaran kepada kalian tentang aku, ya, aku masih suka pake celana panjang, karena dipikiran aku, pake rok itu ribet, susah jalan, dll...
Di kampus aku kan diwajibin pake rok ( tepatnya sih organisasi rohis yg mewajibkan ), walaupun di dalem rok aku masih pake celana panjang, tapi ya jalannya susah aja, emang sih kalo mau loncat ato apa masih bisa karena pake celana panjang, tapi kan gak mungkin kalo diangkat ampe atas banget..
Repotnya, pas naik bis dan hujan gede...kalo naik bis susah aja kudu ngangkat2 rok, lebih parah pas hujan, kalo jalanan ketutup banjir, dan kita mau lompatin tuh banjir, susah banget, alhasil, sepatuku selalu saja basah..hhu...
Beda banget ama para akhwat yang biasa pake rok setiap saat...
Jadi,
Wajar kan jika aku iri kepada Akhwat-akhwat itu?
Mereka, Allah karuniai nikmat yang amaaat luar biasa. Kecantikkan mereka, tak membuat mereka menjadi bangga untuk menampakannya ke semua manusia. Dan hal itu tak pula membuat mereka bangga, malah mereka semakin merunduk dengannya. Mereka menutupi kekurangan mereka dengan lebih mendekatkan diri kepada Rabbi. Perilaku mereka juga amat mencerminkan hati yang terjaga.
Ukhti..
Jelas aku cemburu padamu..amat cemburu...
Lantas, apa yang bisa kuperbuat?
Ukhti...
Keberadaanmu amat berarti..
Di dunia kau menjadi permata,
Di mata Allah kau bidadari surga...
Ingin sekali aku sepertimu ukhti..
Keindahanmu tertata rapi, rapat terbungkus..
Keimananmu tersimpan rapi di relung hati,
Tapi setiap insan bisa menikmati,
Bisa merasakan..
Ukhti...
Tawamu pada dunia,
Bisa membuat bidadari pun cemburu padamu (kayak nama buku ya? :D)
Lembut tuturmu,
Anugerah bagi insan yang mengharap...
Kembang senyummu,
Membuat gerimis hati yang melihat...
Ukhti...
Bisakah aku sepertimu ukhti?
Bisakah?
Ukhti..
Aku ingin sekali sepertimu,
Berkobar semangat jihad di jalan Allah..
Bisa menempatkan hati di wadah yang tepat..
Ukhti..
Kumohon bantulah aku...
Walaupun hanya dengan alunan doamu..
Sungguh, aku amat menunggu....
Di sebalik berrih wajahmu
Di balik tabir dirimu
Ada rahasia agung yang tersembunyi dalam diri
Itulah sekeping hati
Yang takut pada Ilahi
Berpegang pada janji mengabdikan diri...
(Hijjaz : Puteriku Sayang)
Tapiiiii..
Aku dan kakak-kakak akhwat itu sama”lah makhluk Allah..
Kami makhluk mulia..
Jika kami tak ada, kalian pun tak ada.. (apa siiiih... :P)
Kemarin aku baca buku yang banyaaaak banget membahas wanita...
Dan banyak banget hal-hal yang baru kutahu sekarang ini…
          Aku bertanya$2C “Ya Rasulullah, manakah yang lebih utama, wanita dunia ataukah bidadari yang bermata jeli?”
          Beliau menjawab, “Wanita-wanita dunia lebih utama dari bidadari-bidadari seperti kelebihan apa yang nampak dari apa yang tidak terlihat.”
Aku bertanya, “Mengapa wanita-wanita dunia lebih utama daripada bidadari?”
          Beliau menjawab, “Karena shalat mereka, puasa dan ibadah mereka kepada Allah. Allah meletakkan cahaya di wajah mereka, tubuh mereka adalah kain sutera, kulitnya putih bersih, pakaiannya berwarna hijau, perhiasaannya kekuningan, sanggulnya mutiara, dan sisinya terbuat dari emas. Mereka berkata, ”Kami hidup abadi dan tidak mati. Kami lemah lembut dan tidak jahat sama sekali. Kami selalu mendampingi dan tidak beranjak sama sekali. Kami ridha dan tak pernah bersungut-sungut sama sekali. Berbahagialah orang yang memiliki kami, dan kami memilikinya.” (HR Ath Thabrani, dari Ummu Salamah)
Ada syair yang aku baca dari Buku Om Salim A.Fillah yang subhanallah baguuuus banget, sayangnya Om Salim juga lupa siapa yang nulis tuh syair, saking terkagum-kagum ama sang penulis syair itu...hhe.. :D
Bukan dari tulang ubun dia dicipta
Sebab berbahaya membiarkannya dalam sanjung dan puja
Tak juga dari tulang kaki
Karena nista menjadikannya diinjak dan diperbudak
Tetapi dari rusuk kiri
Dekat ke hati untuk dicintai
Dekat ke tangan untuk dilindungi...
Subhanallah banget kan, begitu mulianya kita kaum wanita...hiks..terharu banget... :)
Banyak banget pelajaran yang aku ambil dari buku tsb, ups! Lupa disebuttin judulnya...Agar Bidadari Cemburu Padamu...wuih! Dahsyat banget gak tuh..xixixixixixixixixixixixixixixixixixixixi... :P
Pingin nangis banget pas bacanya..
Segitunya Islam memuliakan wanita..
Tapi mengapa masih banyak wanita yang tidak memuliakan dirinya sendiri?
Mereka masih suka menampakkan aurat tanpa merasa risih sedikit pun, mereka kira semua mata akan menikmati semua yang ia ‘pamerkan’, mereka tidak tahu malu dan berpikir, bahwa masih ada banyak hati yang tersiksa dengan keadaan mereka yang seperti itu…Jangankan yang Ikhwan, aku pun yang perempuan pun malu melihat keadaan banyak wanita yang seperti itu…
Duh…ya Allah teguhkanlah azzam-ku untuk terus melangkah dan bertambah baik di jalanMu..amin..amin..amin…
Akhirnya aku segera tersadar
Hanya kepada Allah lah tempat aku bersandar
Yang akan menguatkan hatiku yang terkapar
Insya Allah azzamku akan terwujud lancar...
Alhamdulillah,,..
Innashalati wanusuukii wama yahya wama maati, lillahirabbil’alamin…
Teruntuk semua Ukhti yang selalu membuatku iri... :)
Uhibukki fillah...^_^


Tips Ta’aruf Yang Aman

Untuk Ikhwan Yang Hendak Ta’aruf sama Akhwat :
"Hati hati, Antum Sedang Berurusan Dengan Makhluk Ciptaan-Nya Yang Paling Perasa, Paling Sensitif, dan Paling Lembut Hatinya.. Jangan engkau Lukai Mereka !"
Prolog :
Izinkan saya bicara dari hati seorang wanita, yang mungkin bisa mewakili suara saudar-saudariku, para akhwat pada umumnya. Proses ’ta’aruf’ merupakan suatu proses awal menuju proses selanjutnya, yaitu khitbah dan akhirnya sebuah pernikahan. Memang tidak semua sukses sampe tahap itu. Sang Sutradaralah yang mengatur. Semua adalah skenario dan rekayasaNya. Manusia hanya berencana dan ikhtiar, keputusan tetap dalam genggamanNya. Tapi kita manusia juga diberi pilihan. Hidup adalah pilihan. Mau baik ato buruk, mau syurga or neraka, mau sukses ato gagal, semua adalah pilihan. Namun tetap Allah Yang Maha Menentukan.
Saya ingin titip pesan pada para ikhwan yang sudah memutuskan hendak melontarkan perkataan ’ta’aruf’ pada seorang akhwat; Bagi para ikhwan, pikirkanlah baik-baik, matang-matang, dan masak-masak sebelum menawarkan sebuah jalinan bernama ta’aruf. Jangan mudah melontarkannya jika tak ada komitmen dan kesungguhan untuk meneruskannya. Mengertilah keadaan akhwat. Antum tahu, bahwa sifat kaum hawa itu lebih sensitif. Akhwat mudah sekali terbawa perasaan. Disadari atau tidak, diakui atau tidak, akhwat adalah makhluk yang kadang mudah sekali GeEr, suka disanjung, suka diberi pujian apalagi diberi perhatian lebih.
Jadi saat kata ta’aruf atau mungkin khitbah itu keluar dari lisan seorang lelaki baik dan sholih seperti antum, tak ada alasan bagi akhwat untuk menolak. Karena jika akhwat menolak tanpa alasan yang jelas, maka hanya fitnah yang ada. Jadi, tolong tanyakan lagi pada diri antum, apakah kata-kata itu memang keluar dari lubuk hati antum yang terdalam? Apakah antum sudah memohon petunjuk kepada yang Maha Menguasai Hati? Apa antum benar-benar siap (ilmu, iman, mental, fisik, materi, dll) untuk menjalin ikatan suci bernama pernikahan? Sekali lagi, berhati-hatilah dengan kata ta’aruf. Karena ta’aruf adalah gerbang menuju pernikahan.
Proses ’ta’aruf’ menuju pernikahan memerlukan sebuah rentang waktu tertentu. Bila diibaratkan ta’aruf adalah pintu halaman rumah antum dan pernikahan adalah pintu rumah antum, kemudian timbul pertanyaan, berapa jauhkah jarak pintu gerbang menuju pintu rumah antum? padahal selama perjalanan akan banyak cobaan menghadang. Bunga-bunga indah di halaman rumah antum bisa membuat akhwat terpesona. Kolam ikan yang indah juga membuat akhwat terlena. Ingin sekali akhwat memetiknya, ingin sekali akhwat berlama-lama di sana menikmati keindahan dan kenikmatan yang antum sajikan. Tapi tdk berhak, karena belum mendapat izin dari si empunya rumah.
Akhwat ingin segera mencapai sebuah keberkahan, tapi di tengah jalan antum menyuguhkan keindahan-keindahan yang membuat akhwat lupa akan tujuan semula. Lebih menyakitkan lagi jika antum membuka gerbang itu lebar-lebar dan akhwatpun menyambut panggilan antum dengan hati berbunga-bunga. Tapi setelah akhwat mendekat dan sampai di depan pintu rumah antum, ternyata pintu rumah antum masih tertutup. Bahkan antum tak berniat membukakannya. Saat itulah hati akhwat hancur berkeping-keping. Setelah semua harapan terangkai, tapi kini semua runtuh tanpa sebuah kepastian. Atau mungkin antum akan membukakannya, tapi kapan? Antum bilang jika saatnya tepat.
Lalu antum membiarkan akhwat menunggu di teras rumah antum dengan suguhan yang membuat akhwat kembali terbuai, tanpa ada sebuah kejelasan. Jangan biarkan akhwat berlama-lama di halaman rumah antum jika memang antum tak ingin atau belum siap membukakan pintu untuknya. Akhwat akan segera pulang karena mungkin saja salah alamat. Siapa tahu rumah antum memang bukan tempat berlabuhnya hati mereka. Ada rumah lain yang siap menjadi tempat bernaung mereka dari teriknya matahari dan derasnya hujan di luar sana. Mereka tak ingin mengkhianati calon suami mereka yang sebenarnya. Di istananya ia menunggu calon bidadarinya. Menata istananya agar tampak indah.
Sementara mereka berkunjung dan berlama-lama di istana orang lain.
Akhi, sebelum ijab qobul itu keluar dari lisan antum, cinta adalah cobaan. Cinta itu akan cenderung pada nafsu. Cinta itu akan cenderung untuk mengajak berbuat maksiat . Itu pasti! Langkah-langkah syetan yang akan menuntunnya. Kita tentunya tdk mau memakai label ‘ta’aruf untuk membungkus suatu kemaksiatan bukan? Hati-hatilah dengan hubungan ta’aruf yang menjelma menjadi TTM (Ta’aruf Tapi Mesra). Tolong hargai akhwat sebagai saudara antum. Akhwat bukan kelinci percobaan. Akhwat punya perasaan yang tidak berhak antum buat ’coba-coba’. Pikirkanlah kembali. Mintalah petunjukNya. Jika antum memang sudah siap dan merasa mantap, segera jemput mereka.
AKAN TETAPI SAUDARA DAN SAUDARIKU..INGATLAH BAIK-BAIK HAL INI..
Tatkala Akhwat di tolak ikhwan, buang jauh-jauh rasa kecewa,  harus siap menerima dengan keikhlasan, kesabaran, qana’ah, beriman dengan qadha Dan Qadharnya Allah..!!
Tatkala Ikhwan di tolak Akhwat, buang jauh-jauh rasa kecewa,  harus siap menerima dengan keikhlasan, kesabaran, qana’ah Dan beriman dengan qadha Dan Qadharnya Allah..!!
Kedua fenomena itu banyak terjadi Dan akan selalu terjadi, kita harus bijak menanggapi, kita harus cari ilmu yang mesti dipelajari.
Yang celaka Adalah hamba penampilan, hamba bangsawan, hamba dinar … Yang selamat Adalah hamba Allah yang mengutamakan Tauhid Dalam hidupnya.
---------------------------------------------------------------------------------------------------
INTI BAHASAN:
 Taaruf secara harfiah diartikan sebagai perkenalan. Taaruf yang akan saya obrolkan dalam tulisan ini adalah perkenalan menuju pernikahan. Perkenalan sebagaimana perkenalan dalam pertemanan adalah sebuah pembukaan dalam berteman. Pembukaan berarti belum melakukan berteman. Jadi kalo selama taaruf sudah mencicipi apa yang ada dalam pernikahan berarti sudah bukan masuk kategori taaruf lagi.
Metode taaruf secara islami yang saya pahami yaitu mencari tahu kepribadian calon pasangan dengan memasang detektif-detektif untuk mengorek informasi dari orang-orang terdekatnya. Dari cerita beberapa keluarga yang sukses dengan metode ini mengaku metode tersebut lebih efektif daripada mengorek langsung pada orangnya karena:
1. perasaan cinta seringkali muncul terlalu awal meski sudah menyadari bahwa dia bukan orang yang tepat untuknya sehingga mekso untuk tetap memilih dia
2. sulit sekali bagi orang lain untuk melalukan pengakuan dosa (aib) saat ini di depan orang lain, kecuali mengakui dosa yang lalu-lalu.
Dulu seorang teman yang ingin menggunakan metode taaruf, jadi bingung daftar pertanyaan apa yang harus saya titipkan kepada detektif saya agar pertanyaan tersebut mengena dan mewakili seluruh informasi yang seharusnya saya peroleh.
Buat priotitas dulu, yaitu hal prinsip apa yang diinginkan? dan hal apa yang tidak disenangi? Contoh yang prinsip, biasanya cuma sedikit misal 3 buah: agama, akhlak, pemikiran. Hal yang tidak disenangi: buruk rupa, pemboros, penggosip, perokok.
Berikut Contoh Membuat Daftar Pertanyaannya (tentunya dengan mengaca pada diri sendiri dahulu):
1. Agama:
Kalo ingin yang ahli ibadah “Adakah amalan sunnah yang sudah jadi kebiasaan?”, karena mereka yang mampu merawat amalan sunnah, sudah hampir dipastikan amalan wajibnya tidak terbengkalai.
2. Akhlak:
Detektif saya dulu yang kreatif memberi saran pertanyaan “Bagaimana perhatiannya dengan keluarganya?”. Ini pertanyaan bagus menurut saya, karena dia yang sangat perhatian dengan keluarga sudah barang tentu besoknya keluarga akan jadi perhatian utama.
“Apakah emosinya stabil?”. .,Ini juga masukan dari salah seorang adek kelas. Kalo 'emotional stablenya' bagus dia sudah mulai masuk area kedewasaan yang matang.
3. Pemikiran:
Menyatukan visi itu sangat penting sehingga tau mau dibawa kemana keluarga ini? Atau pendidikan semacam apa yang diberikan kepada anak. Visi bisa ditanyakan langung kpd yg bersangkutan, “apa visimu wahai calon teman setiaku?”.
Untuk ngecek dia ngegombal atau gak, cek melalui detektif lewat pertanyaan, “Bahasan apa yang sering diperbincangkan? Agama? Pendidikan? Sepak Bola?”. Kalo pengen yang sama-sama berjuang dalam berdakwah pilih yang mengutamakan bahasan agama. Tambahan, kalo pengen yang cerdas selidiki sekritis apa dia menilai sesuatu.
4. Buruk rupa:
Kalo ini… foto tidak menjamin sama dengan kualitas fisiknya. Baiknya ketemu langsung atau kalo cari aman (dari penyakit hati), lihat dari kejauhan bagaimana sebenarnya fisiknya. Kalo anaknya berjilbab gak mungkin donk minta dibuka gitu, tanya ke temen deketnya apakah ada yang minus? misal ada yang tidak normal atau punya penyakit kulit? dll..
5. Pemboros:
“Bagaimana model belanjanya? Membeli tanpa pikir panjang? Sering ngutang?”
6. Penggosip:
Pancing orangnya dengan membeberkan atau menanyakan salah satu kejelekan orang . Kalo dia tidak berminat ngomongin soal itu...oohh aman, dia tidak termasuk org yg suka membicarakan aib orang.
7. Perokok:
“Berapa batang rokok yang dihabiskan setiap hari? Tipe social smoker atau 'sak karepe dewe smoker'..?”
Mulai centang dan uncentang jawaban, yang prinsip wajib terpenuhi semua, kalo gak ntar bisa stress lho. Yang tidak disenangi masih bisa ditoleransi jika ada 1 atau 2 tidak sesuai maunya kita, kita bisa bersabar untuk membentuk dia dikemudian hari.
Karena mau yang 100% sesuai kemauan susah sahabatku.
Yang perlu digarisbawahi jangan berharap yang muluk-muluk jika kamu atau calon teman setiamu tidak memenuhi salah satu kriteriamu lalu berikrar:  “Saya saat ini memang masih…... Tapi saya akan mencoba dari sekarang dan besok untuk tidak begini lagi”. Mungkin niatnya terlaksana untuk 1-2 bulan setelah menikah, tapi setelah itu kembali lagi ke asal. Karena kebiasaan baik itu dipupuk selama paling tidak 2 tahun.
Semoga pesan ini bisa menjadi bahan renungan antum, para ikhwan, calon qowwam kami dalam mengarungi bahtera rumah tangga Islami yang akan melahirkan generasi penyeru dan pembela agama ALLAH. Akhirnya saya minta maaf, afwan jiddan bila dalam pesan ini ada hal-hal yg kurang akhsan..
Yang paling utama adalah memohon jawaban kpd Allah lewat sholat istikharah berkali-kali. Sebelum ijab qabul baiknya niat ingsun, “Ya Rabb inilah orang terbaik yang Engkau pilihkan untukku. Jika kelak ada yang tidak puas aku tidak akan mengungkit-ngungkit masa taarufku dahulu.”.
Mungkin ada yang ingin menambahkan bagaimana sebaiknya model pertanyaan taaruf? Atau ada yang kontra? Sumonggo di feedback..kami menerima sharing apapun disini.