Mengenai Saya

Foto saya
Pangandaran, West Java, Indonesia
Simple

Rabu, 28 Maret 2012

"Untukmu uhti fillah "

Untukmu, Ukhti…. Pernikahan atau Perkawinan,membuka tabir rahasia……
Proses pencapaiannya memakan satu perjalanan panjang..
Kadang, untuk menuju ke sana,


ALLAH S.W.T Yang Maha Bijaksana pun justru memberi kesusahan untuk menguji kita..
Tak jarang Ia melukai hati, hingga hikmahnya tertanam dalam..
Tak perlu kita pertanyakan, “apa maksud ALLAH ?”
Karena andai kita berbesar hati dan mau mencerna,
ALLAH S.W.T punya alasan tersendiri yang memang sukar dimengerti… Yang pasti..
jika kita kehilangan cinta, kita harus tetap percaya bahwasanya,
ketika Ia mengambil sesuatu, Ia telah siap memberi yang lebih baik..
Menunggu….! itu satu pilihan..! Toh, walaupun suami yang kau tunggu tentunya tidaklah semulia Muhammad…
Tidaklah setakwa Ibrahim…. Pun tidaklah setabah Ayub… Atau segagah Musa…
Apalagi setampan Yusuf.. Tapi…. setidak-tidaknya, suamimu adalah pria akhir zaman..
Yang bercita-cita membangun keturunan yang sholeh/hah…
Mengapa menunggu..? Karena walaupun kita ingin mengambil keputusan,
kita tidak ingin tergesa-gesa… Karena walaupun kita ingin cepat, kita tidak ingin sembarangan….
Karena walaupun kita ingin segera menemukan orang yang kita inginkan,
kita tidak ingin kehilangan jati diri dalam proses pencarian itu….
Jika ingin berlari, belajarlah berjalan dahulu… Jika ingin berenang, belajarlah mengapung dahulu… Jika ingin dicintai, belajarlah mencintai dahulu….
Tentunya… tetap lebih baik menunggu orang yang tepat, orang yang kita inginkan, orang yang dicintai dan mencintai, ketimbang memaksa dan memuaskan diri dengan apa yang ada…… karena…hidup ini terlampau singkat untuk dilewatkan bersama pilihan yang salah..
Berani bertindak gegabah, layaknya berani menerima resiko….
Bunga mawar tak mekar dalam semalam, namun bisa layu dalam sedetik…


 Kota Palestina tak dibangun dalam sehari, namun bisa hancur dalam sekejap.. Perkawinan tak dirajut dalam pertimbangan sesaat, namun bisa saja musnah, juga dalam sesaat….!
Pernikahan atau Perkawinan, bukanlah akhir dari sebuah perjalanan… Itulah yang kelak mengajarkan kita kewajiban bersama… Suami menjadi pelindung, istri penghuninya…. Suami adalah nahkoda kapal, istri navigatornya Suami bagai balita yang nakal, istri penuntun kenakalannya… Saat suami menjadi raja, istri menikmati anggur singgasananya.. Seandainya suami supir yang lancang, sabarlah memperingatkannya…
Akan halnya… Haruskah terus menunggu..? Jawabannya ada pada diri kita… Pastinya, menunggu mempunyai suatu tujuan yang mulia dan misterius… Menguji kadar iman dan takwa…. belajar meniti sabar dan Ridha…. Seribu kali gagal, seribu satu kali mengulangi….
Toh, tak perlu mendambakan yang benar-benar bersahaja…. Karena memiliki suami yang tak cela, justru kamu kan tersentak dari alpa… Kamu bukanlah Khadijah…. yang begitu sempurna dalam menjaga… Pun bukanlah Hajar… yang begitu setia dalam sengsara…. Kamu hanyalah seorang wanita biasa, yang terus berusaha menjadi Sholehah….
Pada akhirnya… Cinta yang agung, terus bertambah selama kehidupan…. Banyak hal yang indah, memang memerlukan waktu yang tak singkat…. dan penantian yang tak pasti…. Akan tetapi…. Walaupun menunggu membutuhkan pengharapan… Namun tetap menjanjikan satu hal yang tak dapat seorangpun bayangkan..
Mari kita kembalikan kepada ALLAH S.W.T… DIA Yang Maha Pengatur, dengan segala keagungan-NYA menuntut kita untuk selalu bersabar dalam setiap penantian….. Lagi-lagi untuk sebuah alasan…. Entah apa…!!!

والله أعلم بصواب


http://romdani45498.blogspot.com/2010/12/untukmu-uhti-fillah.html 

Aku Ingin Anak Lelakiku Menirumu ( Renungan Dan Motivasi )

Ketika lahir, anak lelakiku gelap benar kulitnya, Lalu kubilang pada ayahnya:
"Subhanallah, dia benar-benar mirip denganmu ya!"
Suamiku menjawab:
"Bukankah sesuai keinginanmu? Kau yang bilang kalau anak lelaki ingin seperti aku."
Aku mengangguk. Suamiku kembali bekerja seperti biasa. Ketika bayi kecilku berulang tahun pertama, aku mengusulkan perayaannya dengan mengkhatamkan Al Quran di rumah Lalu kubilang pada suamiku:
"Supaya ia menjadi penghafal Kitabullah ya,Yah."
Suamiku menatap padaku seraya pelan berkata:
"Oh ya. Ide bagus itu."
Bayi kami itu, kami beri nama Ahmad, mengikuti panggilan Rasulnya. Tidak berapa lama, ia sudah pandai memanggil-manggil kami berdua: Ammaa. Apppaa. Lalu ia menunjuk pada dirinya seraya berkata: Ammat! Maksudnya ia Ahmad. Kami berdua sangat bahagia dengan kehadirannya.
Ahmad tumbuh jadi anak cerdas, persis seperti papanya. Pelajaran matematika sederhana sangat mudah dikuasainya. Ah, papanya memang jago matematika. Ia kebanggaan keluarganya. Sekarang pun sedang S3 di bidang Matematika.
Ketika Ahmad ulang tahun kelima, kami mengundang keluarga. Berdandan rapi kami semua. Tibalah saat Ahmad menjadi bosan dan agak mengesalkan. Tiba-tiba ia minta naik ke punggung papanya. Entah apa yang menyebabkan papanya begitu berang, mungkin menganggap Ahmad sudah sekolah, sudah terlalu besar untuk main kuda-kudaan, atau lantaran banyak tamu dan ia kelelahan. Badan Ahmad terhempas ditolak papanya, wajahnya merah, tangisnya pecah, Muhammad terluka hatinya di hari ulang tahunnya kelima.
Sejak hari itu, Ahamad jadi pendiam. Murung ke sekolah, menyendiri di rumah. Ia tak lagi suka bertanya, dan ia menjadi amat mudah marah. Aku coba mendekati suamiku, dan menyampaikan alasanku. Ia sedang menyelesaikan papernya dan tak mau diganggu oleh urusan seremeh itu, katanya.
Tahun demi tahun berlalu. Tak terasa Ahmad telah selesai S1. Pemuda gagah, pandai dan pendiam telah membawakan aku seorang mantu dan seorang cucu.


Ketika lahir, cucuku itu, istrinya berseru sambil tertawa-tawa lucu: "Subhanallah! Kulitnya gelap, Mas, persis seperti kulitmu!"
Ahmad menoleh dengan kaku, tampak ia tersinggung dan merasa malu.
"Salahmu. Kamu yang ingin sendiri, kan. Kalau lelaki ingin seperti aku!"
Di tanganku, terajut ruang dan waktu. Terasa ada yang pedih di hatiku. Ada yang mencemaskan aku.
Cucuku pulang ke rumah, bulan berlalu. Kami, nenek dan kakeknya, datang bertamu. Ahmad kecil sedang digendong ayahnya. Menangis ia. Tiba-tiba Ahmad anakku menyergah sambil berteriak menghentak,
"Ah, gimana sih, kok nggak dikasih pampers anak ini!"
Dengan kasar disorongkannya bayi mungil itu.
Suamiku membaca korannya, tak tergerak oleh suasana. Ahmad, papa bayi ini, segera membersihkan dirinya di kamar mandi. Aku, wanita tua, ruang dan waktu kurajut dalam pedih duka seorang istri dan seorang ibu. Aku tak sanggup lagi menahan gelora di dada ini. Pecahlah tangisku serasa sudah berabad aku menyimpannya. Aku rebut koran di tangan suamiku dan kukatakan padanya:
"Dulu kau hempaskan Ahmad di lantai itu! Ulang tahun ke lima, kau ingat? Kau tolak ia merangkak di punggungmu! Dan ketika aku minta kau perbaiki, kau bilang kau sibuk sekali. Kau dengar? Kau dengar anakmu tadi? Dia tidak suka dipipisi. Dia asing dengan anaknya sendiri!"
Allahumma Shali ala Muhammad. Allahumma Shalli alaihi wassalaam. Aku ingin anakku menirumu, wahai Nabi.
Engkau membopong cucu-cucumu di punggungmu, engkau bermain berkejaran dengan mereka Engkau bahkan menengok seorang anak yang burung peliharaannya mati. Dan engkau pula yang berkata ketika seorang ibu merenggut bayinya dari gendonganmu,
"Bekas najis ini bisa kuseka, tetapi apakah kau bisa menggantikan saraf halus yang putus di kepalanya?"
Aku memandang suamiku yang terpaku. Aku memandang anakku yang tegak diam bagai karang tajam. Kupandangi keduanya, berlinangan air mata. Aku tak boleh berputus asa dari Rahmat-Mu, ya Allah, bukankah begitu? Lalu kuambil tangan suamiku, meski kaku, kubimbing ia mendekat kepada Ahmad.


Kubawa tangannya menyisir kepala anaknya, yang berpuluh tahun tak merasakan sentuhan tangan seorang ayah yang didamba. Dada Ahmad berguncang menerima belaian. Kukatakan di hadapan mereka berdua,
"Lakukanlah ini, permintaan seorang yang akan dijemput ajal yang tak mampu mewariskan apa-apa: kecuali Cinta.
Lakukanlah, demi setiap anak lelaki yang akan lahir dan menurunkan keturunan demi keturunan.
Lakukanlah, untuk sebuah perubahan besar di rumah tangga kita! Juga di permukaan dunia. Tak akan pernah ada perdamaian selama anak laki-laki tak diajarkan rasa kasih dan sayang, ucapan kemesraan, sentuhan dan belaian, bukan hanya pelajaran untuk menjadi jantan seperti yang kalian pahami. Kegagahan tanpa perasaan.
Dua laki-laki dewasa mengambang air di mata mereka. Dua laki-laki dewasa dan seorang wanita tua terpaku di tempatnya.
Memang tak mudah untuk berubah. Tapi harus dimulai. Aku serahkan bayi Ahmad ke pelukan suamiku. Aku bilang:
"Tak ada kata terlambat untuk mulai, Sayang."
Dua laki-laki dewasa itu kini belajar kembali. Menggendong bersama, bergantian menggantikan popoknya, pura-pura merancang hari depan si bayi sambil tertawa-tawa berdua, membuka kisah-kisah lama mereka yang penuh kabut rahasia, dan menemukan betapa sesungguhnya di antara keduanya Allah menitipkan perasaan saling membutuhkan yang tak pernah terungkapkan dengan kata, atau sentuhan. Kini tawa mereka memenuhi rongga dadaku yang sesak oleh bahagia, syukur pada-Mu
Ya Allah! Engkaulah penolong satu-satunya ketika semua jalan tampak buntu.
Engkaulah cahaya di ujung keputusasaanku.
Tiga laki-laki dalam hidupku aku titipkan mereka di tangan-Mu.
Kelak, jika aku boleh bertemu dengannya, Nabiku, aku ingin sekali berkata:
Ya, Nabi. aku telah mencoba sepenuh daya tenaga untuk mengajak mereka semua menirumu!

Amin, Alkhamdulillah


SEBARKAN ke teman anda jika menurut anda catatan ini bermanfaat
++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++
Jika anak di besarkan dengan celaan, ia belajar memaki Jika anak di besarkan dengan permusuhan, ia belajar berkelahi Jika anak di besarkan dengan ketakutan, ia belajar gelisah Jika anak di besarkan dengan rasa iba, ia belajar menyesali diri Jika anak di besarkan dengan olok-olok, ia belajar rendah diri Jika anak di besarkan dengan dipermalukan, ia belajar merasa bersalah Jika anak di besarkan dengan dorongan, ia belajar percaya diri Jika anak di besarkan dengan toleransi, ia belajar menahan diri Jika anak di besarkan dengan pujian, ia belajar menghargai Jika anak di besarkan dengan penerimaan, ia belajar mencinta Jika anak di besarkan dengan dukungan, ia belajar menenangi diri Jika anak di besarkan dengan pengakuan, ia belajar mengenali tujuan Jika anak di besarkan dengan rasa berbagi, ia belajar kedermawaan Jika anak di besarkan dengan kejujuran dan keterbukaan, ia belajar kebenaran dan keadilan Jika anak di besarkan dengan rasa aman, ia belajar menaruh kepercayaan Jika anak di besarkan dengan persahabatan, ia belajar menemukan cinta dalam kehidupan Jika anak di besarkan dengan ketentraman, ia belajar berdamai dengan pikiran

Huallahua'alm bisyawwab


http://romdani45498.blogspot.com/2010/12/aku-ingin-anak-lelakiku-menirumu.html

Taaruf atau Pacaran ( ? )

Cerita ini bermula seminggu yg lalu saat icha silaturahmi kerumah salah seorang sahabatku di Kota Batik Pekalongan. Saat kami sedang ngobrol di kamar tamu, sebuah suara lagu tiba-tiba mengalir kenceng dari dalam kamar salah seorang penghuni rumah. Ketika aku tanya siapa yg memutar musik kenceng itu, sahabatku menjawab,” dia adek bungsuku yang laki-laki. Udah pacaran 8 tahun sejak SMP dan sekarang patah hati karena diputus pacarnya seminggu yang lalu”.
Deggg..kaget diriku mendengarnya *pura-pura keget persisnya, udah biasa denger yg beginian..:p*. Sebenarnya bukan karena kaget mendengar orang putus cinta dan patah hati, tapi kaget mendengar syair lagu yg diputer kenceng tersebut sebagai pelampiasan kekesalan dan patah hatinya. Diriku geleng-geleng kepala ke kanan kiri dan keatas bawah mendengarnya ( emang ada cha geleng2 kepala ke atas n kebawah..? :D ).
Pengin tahu syair lagu apa yg icha maksud..?
Neh diriku putar ulang penggalan syair lagu itu: ( jangan buat ngamen yak..? :D )
Jeng jeng jeng..*backsound mode ON* :
Tapi kau pergi dengan duda anak 3 pilihan ibumu
Hatiku hancur, berserakan berhamburan kayak jeroannya binatang..
Ya sudah, ku menangis seadanya sekuat tenaga..ya sudahlah..
Kau memang setan alas tak punya perasaan,
Hancuuuuuurrrr....
Doaku di akad nikahmu
Semoga si duda diracun orang biar terus mampus..
( Kata sahabatku seh kalau gak salah ini lagunya bang Iwan Fals, kagak tahu dah apa judulnya..*karena bagiku kagak penting xixixi* )
Astaghfirullah..terlepas dari apa maksud bang iwan atau si pencipta lagu tersebut.... Diriku mencoba untuk menggali apa yg terjadi dengan si ‘patah hati’ tersebut. Begitu mengerikannya efek dari seorang yg patah hati. Sebenernya sih lagu tersebut gak cocok2 amat ama kejadian sesungguhnya, tp kata adik temenku itu isi lagu tersebut sudah mewakili rasa sakit hatinya.


Coba saja simak isi syair tersebut.. sampe nyumpahin orang segala agar suaminya mati diracun orang..naudzubillah..
Usut punya usut..ternyata  dia ditinggalin pacarnya karena pacarnya akan dinikahkan dengan pemuda pilihan orang tuanya yg katanya lebih cakep, lebih pinter, lebih kaya, dan ‘lebih-lebih’ yang lain. * yang pasti gak lebih blangsak tentunya..hehehe*
Nah lho.., Apa yg bisa kita gali dari peristiwa tersebut ?
Ada beberapa hikmah yg bisa kita ambil sebagai pelajaran buat kita, diantaranya:
1.       Pacaran itu TIDAK HALAL ! Jadi kalau endingnya adlh tidak bersatu alias kalian PUTUS, itu lebih baik karena perbuatan ‘Maksiat-maksiat kecil’ terhenti sementara.
2.       Mencintai  manusia yg terlalu berlebihan melebihi cinta kepada  Allah dan rasulNya hanya akan membuat dirimu sakit dan terluka. Buktinya..? tuh ente sudah liat sendiri kasus diatas..:)
3.       Kalau memang Allah tidak berkehendak mereka bukan jodohnya, mau pacaran bertahun-tahun ampe bulukanpun tetep tidak akan bersatu. Kholash..jodoh ditangan Allah.
Kalau keadaan sudah seperti itu, lantas apa yang harus kita perbuat?? Kecewa..? Bunuh diri..? Nangis 3hari 3malam di goa selarong n kagak mau mandi..? atau merancang strategi untuk balas dendam..???
Sahabat2ku fillah..
Kecewa itu pasti, tapi jangan sampai membuat dirimu futur.  Nangis berhari-hari sampe tidak makan dan minum kayak ular..?:D.  Rasanya tidak perlu ! Mau bunuh diri..? dengan gantung diri di pohon cabe pake tali sepatu...?:D.  Bunuh diri itu hanyalah perbuatan rendah dan dzalim dan orang yg putus asa dari rahmat Allah. Atau mau balas dendam..? Ingat, barangsiapa yg memelihara dendam dalam hatinya, maka dirinya sendiri yg akan menjadi korban pertamakali.
Kalau hati sudah dipenuhi cinta kepada makhluk secara berlebihan melebihi cinta kepada Allah,maka bersiaplah untuk sakit hati. Engkau meyakini sepenuh hati bahawa Allah pasti menjodohkan dia dengan engkau, lalu bukannya meminta yang terbaik dalam istikharahmu, tetapi benar-benar ‘menyuruh’ atau 'mendikte' Allah. Pokoknya, mesti dia Ya Allah.. pokoknya harus dia..! Kalau bukan dia gak mau !
Maka engkau meminta dengan ‘paksa’, lalu Allah Yang Maha Baik pun akhirnya memberi juga padamu yang kau minta itu. Maka yakinkah kamu Allah memberikan dengan kelembutan, atau melemparnya dengan kemarahan karena niatmu yang sudah terkotori..? Maka bersiaplah untuk menggigit jari dan menghadapi murkaNya kelak.


Hadapi patah hati dan kecewa itu dengan kacamata IMAN, jangan pakai kacamata PERASAAN, dan Kembalilah kepada prinsip islam, bahwa cinta yang benar hanya akan ditempuh dengan jalan yang benar pula, yaitu Taaruf atau pernikahan.
INGAT : Cara yg benar untuk menjadi suami terbaik adalah dari istri. Dan cara yg benar untuk menjadi istri terbaik hanyalah melalui suami, bukan dengan cara PACARAN. Pacaran hanya akan mengajarkan kamu menjadi 'Ahli maksiat terbaik' dan 'Ahli zina terbaik', bukan menjadi Istri atau Suami terbaik !
Dalam taaruf, jika ada pihak-pihak tertentu yg merasa keberatan dan ada sesuatu yg tidak membuat sreg dihati, maka taaruf bisa dihentikan dengan persetujuan kedua belah pihak. Nah lebih enak kan? Tidak ada sakit hati, tidak ada kecewa, tidak ada dendam. Karena yg ada adalah proses pencarian dan pertemuan dua karakter manusia dengan dasar ridho Allah. Jika bertemu karenaNya, tak bertemupun jg karenanya. Subhanallah..begini indahnya islam mengajarkan kepada pemeluknya dalam mensiasati hubungan lawan jenis agar tidak tejerumus dalam kemaksiatan, tapi kenapa memilih pacaran...????
Yak..akhirnya berakhir sudah tulisan singkat ini. Boleh kasih saran tapi dilarang meng-kritik, kalo mau ngasih kripik sih boleh..*terutama kripik singkong..:D *
Sekian dan terimakasih, yuk mari..^.^


http://romdani45498.blogspot.com/2010/12/taaruf-atau-pacaran.html

Kau Tahu Apa Itu Cinta (?)

Love , cinta, atau menjadi deretan huruf apa pun ia dan dalam bahasa apa pun, selalu saja indah dan asyik untuk dibicarakan. Iya nggak sih? Bo'ong banget kalo kamu sampe menggelengkan kepala. Bahkan topik inilah yang paling universal untuk dibicarakan atau pun dinikmati. Apalagi untuk remaja-remaji seusia kamu, kayak nggak ada tema lain yang mendominasi pembicaraan selain love and love mulu. Iya apa iya? Moga kamu nggak bosen selama sebulan full kami ngomongin si ‘Daun Waru' ini. Soalnya kami emang pengen kamu jadi remaja cerdas, termasuk dalam memahami dan menyikapi cinta. Setuju kan?
Sahabat RDM...
Cinta emang indah dan nikmat untuk dibicarakan atau pun dirasakan. Cinta ternyata ibarat dua sisi mata pisau yang tajam. Bila tak benar menggunakannya bukan tak mungkin kita malah akan terluka karenanya. Seperti kata Kahlil Gibran neh bahwa di balik sayap indah cinta, waspadalah ada terselip sebilah pisau tajam untuk mencabikmu. Ciee? nggak usah bingung bagi kamu yang nggak ngeh dengan bahasa kiasan Bung Gibran ini.
Ketika kamu jatuh cinta, dunia terasa indah dan berbunga-bunga. Kamu jadi rajin ke sekolah, rajin belajar, suka tersenyum, nyapa kiri-kanan *Sampe batu ama air pancuran juga disapa*, dll. Tapi semua itu akan berubah banget ketika kamu dapetin orang yang kamu cintai dengan tulus ternyata tidak membalas cintamu. Hiks..?


langit seakan runtuh. Lagu Pupus -nya Dewa 19 didendangkan berulang-ulang. Emang enak bertepuk sebelah tangan? Kamu pun merasa jadi orang paling merana sedunia dan selalu terbayang gimana caranya gantung diri pake tali sepatu di pohon tomat *mati gakak yach..*. Tapi apa iya sih, cinta cuma sebatas itu?
What is love?
Apa cinta itu? Bila ada sepuluh orang kamu tanya tentang pertanyaan ini, akan ada sepuluh jawaban pula yang bakal disodorkan. Bahkan para filsuf dan pemikir dari jaman baheula hingga jaman kiwari masih pada kebingungan untuk mendefinisikan tentang cinta ini. Bahkan ada yang bilang, cinta tidak untuk didefinisikan karena it's all about feeling (duilee.. sampe segitunya)
Tapi ada satu hal yang kita pasti sepakat, bahwa semua makluk hidup pasti mempunyai cinta. Induk ayam saja rela mengais-ngais tanah demi mendapat seekor cacing demi disuapkannya pada mulut anaknya. Belum lagi kalo kamu berusaha mendekati anak ayam yang masih imut, jangan salahkan bila kamu bakal diterjang sama induknya. Dan icha pastikan ente pasti lari sambil ngomel-ngomel, iya toh? Hayooo ngaku ! Semua itu karena dorongan naluri, rasa cinta.
Apalagi yang namanya manusia, keberadaan naluri mencintai dan dicintai ini sudah built-up diberi dari sononya. Karena rasa ini adalah perwujudan dari naluri mempertahankan jenis atau bahasa kerennya, gharizah nau' . Bisa kamu bayangkan bila seorang suami tidak mencintai istri dan anaknya, maka ia tak akan mau bersusah payah bekerja mencari nafkah. Begitu juga seorang ibu, tanpa cinta tak mau ia merasakan lelahnya mengandung sembilan bulan lamanya, sekitnya melahirkan dengan nyawa sebagai taruhannya, menyusui hingga dua tahun, dan mendidik serta membesarkan anak-anaknya.
Tanpa cinta, tak mungkin Rasulullah Muhammad saw. menghabiskan seluruh hidupnya untuk berpikir dan berbuat demi umatnya. Bahkan di saat detik-detik akhir kehidupannya saat sakaratul maut menjelang, tahu nggak apa yang diingat beliau tercinta ini? Ummati ? ummati'..ummati..(umatku? umatku). Bukan menyebut nama anak-anaknya, bukan pula menyebut nama istri-istrinya, apalagi menyebut harta yang memang tidak beliau punya, tapi Rasulullah menyebut umatnya. Termasuk kita yang hidup ribuan tahun jaraknya dari beliau pun sudah disebut dalam lisan sucinya. Betapa beliau mengkhawatirkan umatnya dengan penuh cinta. Malu nggak sih kita bila mengingat ini, sedalam apa balasan cinta kita untuk Rasulullah saw.? Maka sungguh indah senandung lagu milik Bimbo dengan penggalan lirik seperti ini: Rindu kami padamu, ya Rasul, rindu tiada terperi. Berabad jarak darimu ya Rasul, serasa dikau di sini'.
Siapa sih yang nggak merasa cinta pada sosok mulia ini? Pasukan perang Tabuk rela menjadikan tubuhnya sebagai tameng anak panah demi menyelamatkan sang Nabi tercinta. Tubuh dan nyawa mereka tak ada artinya dibandingkan dengan keselamatan sang Rasul mulia. Bahkan ketika mendengar berita tentang isu wafatnya Rasul, semua sahabat menangis tersedu-sedu.


Dan ketika mendapati beliau masih hidup tetapi dengan luka sekujur tubuh, para sahabat lega meski masih merasa sedih dengan terlukanya sosok yang dicintai. Ingin rasanya mereka menjadi pengganti rasa luka itu selama bisa mengurangi rasa sakit yang diderita Rasulullah akibat tusukan pedang dan anak panah. Semua itu mereka lakukan karena cinta.
Bila kita mau menoleh pada hal lain barang sejenak, akan kita dapati matahari yang bersinar tanpa syarat ke bumi, hujan pun turun untuk membasahi ladang gersang, dan tanah yang masih juga menumbuhkan tanaman buat manusia. Semua itu terjadi dengan begitu teratur, begitu indah, dan begitu setia. Dari siapa? Tentu dari Yang Maha Memiliki Cinta itu sendiri; Allah Swt.
Perwujudan cinta
Lalu bagaimana dengan kita? Dengan apa kita harus membalas semua rasa cinta yang pernah, sedang, dan akan terus kita rasakan hingga akhir hayat kita itu? Ada pepatah yang mengatakan kasih ibu sepanjang jalan, kasih anak sepanjang galah. Kamu pasti tahu dong, beda panjang jalan dan galah. Jauh banget kan? Kalau kasih ibu saja sepanjang itu, lalu bagaimana dengan kasih dan cinta Muhammad saw. pada umatnya? Lalu bagaimana lagi dengan kasih dan cinta Allah Swt. pada kita? Sungguh, seandainya seluruh pohon di bumi ini dijadikan pena dan air laut sebagai tintanya tetap tak bisa melukiskan sedalam dan sejauh apa cinta Allah pada kita.
Pernahkah kita merasakan dengan sadar cinta Allah dalam setiap tarikan dan hembusan nafas? Dalam setiap langkah yang kita buat, dalam setiap detik waktu yang terlewat, pernahkah itu kita sadari? Semua itu ibarat matahari, yang karena terbiasanya kita dengan sinarnya kita jadi lupa pada jasanya. Bayangkan bila sedetik saja Allah menarik pasokan oksigen untuk kita hirup, makhluk seisi dunia bisa kelabakan. Tapi Allah begitu sayang dan cinta terhadap kita sehingga tak peduli orang yang durhaka terhadapNya juga diberi pasokan oksigen yang sama dengan mereka yang taat. Meski tentunya ada konsekuensi juga kan? Mereka yang taat jelas tempat kembalinya di akhirat; surga. Begitu pun dengan yang durhaka sudah dintentukan tempatnya; neraka.
Sahabat-sahabat RDM..
Pernah nggak kamu dicintai oleh orang lain yang begitu tulus mencintaimu tanpa pamrih? Apa yang ingin kamu lakukan? Kamu pasti berusaha membalas ketulusannya dan berusaha mencintainya dengan tulus pula. Lalu, bagaimana dengan membalas ketulusan Allah dan rasulNya yang sudah begitu mencintai kita tanpa pamrih? Yaitu dengan berusaha menjalankan perintaNya dan menjauhi laranganNya.
BTW, kalo kamu sedang jatuh cinta, apa sih yang akan kamu lakukan demi si dia? Kalo si dia nggak suka liat kamu pakai baju merah, pasti kamu nggak bakal pakai baju itu demi menyenangkan hatinya meski sebetulnya kamu setengah mati suka warna merah.


Jika si dia suka banget makan bakso kamu pasti berusaha setengah mati bisa mentraktirnya makan bakso meski kamu lagi kanker alias kantong kering. Kenapa bisa begitu? Karena cinta identik dengan ketaatan. Identik dengan keinginan untuk membahagiakan. Itu pulalah yang ingin kita lakukan bila ingin membalas cinta Allah dan RasulNya. Wajar dan sangat adil kan?
Bentuk riilnya?
Ketika kamu melaksanakan sholat lima waktu dan puasa Ramadhan, kamu sedang melakukan sebentuk bukti riil cinta kepadaNya. Tapi itu belum cukup, karena Islam bukan hanya agama ritual saja. Ketika kamu menutup aurat, kamu melakukannya karena cinta. Ketika kamu patuh dan sopan pada orang tua, sayang pada yang lebih muda, ringan tangan pada saat orang lain membutuhkanmu, bersedia mendengar keluh kesah kesedihan teman yang lagi durundung duka, itu semua juga sebagian bukti cinta.
Ketika kamu menasihati temanmu untuk tidak berpacaran dan tidak suka membolos, itu juga bukti cinta. Ketika kamu tahu menjalankan syariat Islam adalah wajib dan kamu mendakwahkannya pada yang lain, itu juga bentuk cinta. Bahkan tersenyum pun (asal bukan senyum yang TP alias tebar pesona yah) itu juga bentuk kecintaan kita pada sesama.
Jangan mentang-mentang kamu udah ngaji duluan, lalu merasa sok bener sendiri tanpa mau membagi cintamu itu dengan mendakwahkannya. Emang surga milik kamu sendiri? Nggak kan? Alangkah enaknya surga itu bila kita bisa menghuninya beramai-ramai. Bukankah kamu lebih suka rumahmu didatangi banyak temanmu daripada bengong sendirian nggak ada yang diajak ngomong. Tul nggak?
Cuekin aja kalo ada temanmu yang suka becanda bilang ? Enak lho masuk neraka bisa ketemu bintang film macam Britney Spears, J-Lo, Mas Nunu alias Keanu Reeves or Miyabi..?. Anggap saja mereka adalah orang-orang yang membutuhkan sentuhan cintamu dalam bentuk dakwah, amar makruf nahi munkar . Jangan benci mereka dan jangan pula dijauhi. Sentuh akal dan perasaannya sehingga mereka dapat memperoleh hidayah dan terjerumus' dalam cinta; Islam.
Karena cinta
Yups, benar sekali bahwa semua kejadian di dunia ini tidak pernah terlepas dari yang namanya cinta. Mulai dari nongolnya kamu di dunia ini adalah hasil pertautan cinta ibu-bapakmu sampai kamu bisa beriman dan berislam hingga hari ini juga karena cintanya Rasul terhadap umatnya, juga cinta Allah terhadap hambaNya. Cinta bukan melulu Tejo yang naksir Surti, tidak selalu sang putri yang menunggu pangeran idaman datang meminang. Tapi cinta adalah kehidupan itu sendiri.
Pernahkah kamu menikmati setiap aliran cinta yang merambati tubuhmu di saat kamu menarik nafas segar di pagi hari, merasakan sejuknya embun yang menetes di wajahmu,


 dan bugarnya badan untuk memulai beraktivitas? Bila belum, cobalah. Pejamkan matamu dan rilekskan pikiranmu. Maka biarkan ada yang bening mengaliri sanubarimu. Oksigen yang terhirup, embun yang lembut, sinar mentari yang hangat, tubuh yang sehat, iman yang kuat dan pikiran yang mantap, itu semua ada karena cinta.
Jadi bukan Joy Tobing aja yang bisa menyenandungkan Karena Cinta . Kita juga bisa. Karena memang setiap detil kehidupan ini terjadi, semua karena cinta. So , kamu-kamu udah pada ngeh kan, bahwa cinta bukan melulu seperti yang kamu pahami selama ini, sekadar hubungan taksir-menaksir antar lawan jenis.
Cinta ternyata bisa begitu luas dan indah. Semoga dengan diguyurnya kamu sebulan ini dengan semua hal tentang cinta, bisa membuka hati dan akalmu tentang makna cinta itu sendiri. Sehingga kamu pun bisa melangkah dengan mantap di kehidupan dengan menaburkan sebanyak mungkin cinta kepada sesama. Bukan cinta sempit yang sulit dibedakan dengan nafsu, tapi lebih mengarahkan arti cinta kepada kebenaran itu sendiri, yakni Al-Islam. Agama yang selama ini menjadi pilihan hidup kita. Nggak berlebihan kan? Bahkan tulisan ini pun dibuat juga karena cinta icha sama kalian, sang calon pemegang tongkat estafet dakwah di masa depan. Sungguh, betapa indah dan ringan semua hal bila kita mendasarkannya karena cinta. Yakinlah...^.^




http://romdani45498.blogspot.com/2010/12/kau-tahu-apa-itu-cinta.html

Adakah Istri Yang Tidak Cerewat ?

Adakah istri yang tidak cerewet?
Sulit menemukannya. Bahkan istri Khalifah sekaliber Umar bin Khatab pun cerewet.
Seorang laki-laki berjalan tergesa-gesa. Menuju kediaman khalifah Umar bin Khatab. Ia ingin mengadu pada khalifah; tak tahan dengan kecerewetan istrinya. Begitu sampai di depan rumah khalifah, laki-laki itu tertegun. Dari dalam rumah terdengar istri Umar sedang ngomel, marah-marah. Cerewetnya melebihi istri yang akan diadukannya pada Umar. Tapi, tak sepatah katapun terdengar keluhan dari mulut khalifah. Umar diam saja, mendengarkan istrinya yang sedang gundah. Akhirnya lelaki itu mengurungkan niatnya, batal melaporkan istrinya pada Umar.



Apa yang membuat seorang Umar bin Khatab yang disegani kawan maupun lawan, berdiam diri saat istrinya ngomel? Mengapa ia hanya mendengarkan, padahal di luar sana, ia selalu tegas pada siapapun?
Umar berdiam diri karena ingat 5 hal. Istrinya berperan sebagai BP4. Apakah BP4 tersebut?
1. Benteng Penjaga Api Neraka
Kelemahan laki-laki ada di mata. Jika ia tak bisa menundukkan pandangannya, niscaya panah-panah setan berlesatan dari matanya, membidik tubuh-tubuh elok di sekitarnya. Panah yang tertancap membuat darah mendesir, bergolak, membangkitkan raksasa dalam dirinya. Sang raksasa dapat melakukan apapun demi terpuasnya satu hal: syahwat.
Adalah sang istri yang selalu berada di sisi, menjadi ladang bagi laki-laki untuk menyemai benih, menuai buah di kemudian hari. Adalah istri tempat ia mengalirkan berjuta gelora. Biar lepas dan bukan azab yang kelak diterimanya Ia malah mendapatkan dua kenikmatan: dunia dan akhirat
Maka, ketika Umar terpikat pada liukan penari yang datang dari kobaran api, ia akan ingat pada istri, pada penyelamat yang melindunginya dari liukan indah namun membakar. Bukankah sang istri dapat menari, bernyanyi dengan liuka yang sama, lebih indah malah. Membawanya ke langit biru. Melambungkan raga hingga langit ketujuh. Lebih dari itu istri yang salihah selalu menjadi penyemangatnya dalam mencari nafkah.
 2. Pemelihara Rumah
Pagi hingga sore suami bekerja. Berpeluh. Terkadang sampai mejelang malam. Mengumpulkan harta. Setiap hari selalu begitu. Ia pengumpul dan terkadang tak begitu peduli dengan apa yang dikumpulkannya. Mendapatkan uang, beli ini beli itu. Untunglah ada istri yang selalu menjaga, memelihara. Agar harta diperoleh dengan keringat, air mata, bahkan darah tak menguap sia-sia Ada istri yang siap menjadi pemelihara selama 24 jam, tanpa bayaran.
Jika suami menggaji seseorang untuk menjaga hartanya 24 jam, dengan penuh cinta, kasih sayang, dan rasa memiliki yang tinggi, siapa yang sudi? Berapa pula ia mau dibayar. Niscaya sulit menemukan pemelihara rumah yang lebih telaten daripada istrinya. Umar ingat betul akan hal itu. Maka tak ada salahnya ia mendengarkan omelan istri, karena (mungkin) ia lelah menjaga harta-harta sang suami yang semakin hari semakin membebani.
3. Penjaga Penampilan
Umumnya laki-laki tak bisa menjaga penampilan. Kulit legam tapi berpakaian warna gelap. Tubuh tambun malah suka baju bermotif besar. Atasan dan bawahan sering tak sepadan.


Untunglah suami punya penata busana yang setiap pagi menyiapkan pakaianannya, memilihkan apa yang pantas untuknya, menjahitkan sendiri di waktu luang, menisik bila ada yang sobek. Suami yang tampil menawan adalah wujud ketelatenan istri. Tak mengapa mendengarnya berkeluh kesah atas kecakapannya itu
4. Pengasuh Anak-anak
Suami menyemai benih di ladang istri. Benih tumbuh, mekar. Sembilan bulan istri bersusah payah merawat benih hingga lahir tunas yang menggembirakan. Tak berhenti sampai di situ. Istri juga merawat tunas agar tumbuh besar. Kokoh dan kuat. Jika ada yang salah dengan pertumbuhan sang tunas, pastilah istri yang disalahkan. Bila tunas membanggakan lebih dulu suami maju ke depan, mengaku,? akulah yang membuatnya begitu.? Baik buruknya sang tunas beberapa tahun ke depan tak lepas dari sentuhan tangannya. Umar paham benar akan hal itu.
5. Penyedia Hidangan
Pulang kerja, suami memikul lelah di badan. Energi terkuras, beraktivitas di seharian. Ia butuh asupan untuk mengembalikan energi. Di meja makan suami Cuma tahu ada hidangan: ayam panggang kecap, sayur asam, sambal terasi danlalapan. Tak terpikir olehnya harga ayam melambung; tadi bagi istrinya sempat berdebat, menawar, harga melebihi anggaran. Tak perlu suami memotong sayuran, mengulek bumbu, dan memilah-milih cabai dan bawang. Tak pusing ia memikirkan berapa takaran bumbu agar rasa pas di lidah. Yang suami tahu hanya makan. Itupun terkadang dengan jumlah berlebihan; menyisakan sedikit saja untuk istri si juru masak. Tanpa perhitungan istri selalu menjadi koki terbaik untuk suami. Mencatat dalam memori makanan apa yang disuka dan dibenci suami.
Dengan mengingat lima peran ini, Umar kerap diam setiap istrinya ngomel. Mungkin dia capek, mungkin dia jenuh dengan segala beban rumah tangga di pundaknya. Istri telah berusaha membentenginya dari api neraka, memelihara hartanya, menjaga penampilannya, mengasuh anak-anak, menyediakan hidangan untuknya. Untuk segala kemurahan hati sang istri, tak mengapa ia mendengarkan keluh kesah buah lelah.
Umar hanya mengingat kebaikan-kebaikan istri untuk menutupi segala cela dan kekurangannya. Bila istri sudah puas menumpahkan kata-katanya, barulah ia menasehati, dengan cara yang baik, dengan bercanda. Hingga tak terhindar pertumpahan ludah dan caci maki tak terpuji
Akankah suami-suami masa kini dapat mencontoh perilaku Umar ini. Ia tak hanya berhasil memimpin negara tapi juga menjadi imam idaman bagi keluarganya. Wallahu A'lam........


http://romdani45498.blogspot.com/2010/12/adakah-istri-yang-tidak-cerewat.html

Ternyata Ayah Itu Menakjubkan

Ayah ingin anak-anaknya punya lebih banyak kesempatan daripada dirinya, menghadapi lebih sedikit kesulitan, lebih tidak tergantung pada siapapun dan (tapi) selalu membutuhkan kehadirannya.
Ayah hanya menyuruhmu mengerjakan pekerjaan yang kamu sukai.
Ayah membiarkan kamu menang dalam permainan ketika kamu masih kecil, tapi dia tidak ingin kamu membiarkannya menang ketika kamu sudah besar.
Ayah tidak ada di album foto keluarga, karena dia yang selalu memotret.
Ayah selalu tepat janji! Dia akan memegang janjinya untuk membantu seorang teman, meskipun ajakanmu untuk pergi memancing sebenarnya lebih menyenangkan.
Ayah akan tetap memasang kereta api listrik mainanmu selama bertahun-tahun, meskipun kamu telah bosan, karena ia tetap ingin kamu main kereta api itu.
Ayah selalu sedikit sedih ketika melihat anak-anaknya pergi bermain dengan teman-teman mereka. Karena dia sadar itu adalah akhir masa kecil mereka.



Ayah mulai merencanakan hidupmu ketika tahu bahwa ibumu hamil, tapi begitu kamu lahir, ia mulai membuat revisi.
Ayah membantu membuat impianmu jadi kenyataan bahkan diapun bisa meyakinkanmu untuk melakukan hal-hal yang mustahil, seperti mengapung di atas air setelah ia melepaskanya.
Ayah mungkin tidak tahu jawaban segala sesuatu, tapi ia membantu kamu mencarinya.
Ayah mungkin tampak galak di matamu, tetapi di mata teman-temanmu dia tampak lucu dan menyayangi.
Ayah sulit menghadapi rambutnya yang mulai menipis…. jadi dia menyalahkan tukang cukurnya menggunting terlalu banyak di puncak kepala (*_~).
Ayah akan selalu memelihara janggut lebatnya, meski telah memutih, agar kau bisa “melihat” para malaikat bergelantungan di sana dan agar kau selalu bisa mengenalinya.
Ayah selalu senang membantumu menyelesaikan PR, kecuali PR matematika terbaru.
Ayah lambat mendapat teman, tapi dia bersahabat seumur hidup.
Ayah benar-benar senang membantu seseorang… tapi ia sukar meminta bantuan.
Ayah terlalu lama menunda untuk membawa mobil ke bengkel, karena ia merasa dapat memperbaiki sendiri segalanya.
Ayah di dapur. Membuat memasak seperti penjelajahan ilmiah. Dia punya rumus-rumus dan formula racikannya sendiri, dan hanya dia sendiri yang mengerti bagaimana menyelesaikan persamaan-persamaan rumit itu. Dan hasilnya?…. mmmmhhh…” tidak terlalu mengecewakan” (^_~).
Ayah akan sesumbar, bahwa dirinyalah satu- satunya dalam keluarga yang dapat memasak tumis kangkung rasa barbecue grill. (*_~).
Ayah mungkin tidak pernah menyentuh sapu ketika masih muda, tapi ia bisa belajar dengan cepat.
Ayah sangat senang kalau seluruh keluarga berkumpul untuk makan malam… walaupun harus makan dalam remangnya lilin karena lampu mati.
Ayah paling tahu bagaimana mendorong ayunan cukup tinggi untuk membuatmu senang tapi tidak takut.


Ayah akan memberimu tempat duduk terbaik dengan mengangkatmu dibahunya, ketika pawai lewat.
Ayah tidak akan memanjakanmu ketika kamu sakit, tapi ia tidak akan tidur semalaman. Siapa tahu kamu membutuhkannya.
Ayah menganggap orang itu harus berdiri sendiri, jadi dia tidak mau memberitahumu apa yang harus kamu lakukan, tapi ia akan menyatakan rasa tidak setujunya.
Ayah percaya orang harus tepat waktu. karena itu dia selalu lebih awal menunggumu di depan rumah dengan sepeda tuanya, untuk mengantarkanmu dihari pertama masuk sekolah

AYAH ITU MURAH HATI…..
Ia akan melupakan apa yang ia inginkan, agar bisa memberikan apa yang kamu butuhkan…. .
Ia membiarkan orang-orangan sawahmu memakai sweater kesayangannya. ….
Ia membelikanmu lollipop merk baru yang kamu inginkan, dan ia akan menghabiskannya kalau kamu tidak suka…..
Ia menghentikan apasaja yang sedang dikerjakannya, kalau kamu ingin bicara…
Ia selalu berfikir dan bekerja keras untuk membayar spp mu tiap semester, meskipun kamu tidak pernah membantunya menghitung berapa banyak kerutan di dahinya….
Bahkan dia akan senang hati mendengarkan nasehatmu untuk menghentikan kebiasaan merokoknya.. .. Ayah mengangkat beban berat dari bahumu dengan merengkuhkan tangannya disekeliling beban itu….
Ayah akan berkata “tanyakan saja pada ibumu” ketika ia ingin berkata “tidak”.
Ayah tidak pernah marah, tetapi mukanya akan sangat merah padam ketika anak gadisnya menginap di rumah teman tanpa izin
Dan diapun hampir tidak pernah marah, kecuali ketika anak lelakinya kepregok menghisap rokok dikamar mandi.
Ayah mengatakan “tidak apa-apa mengambil sedikit resiko asal kamu sanggup kehilangan apa yang kamu harapkan”


Pujian terbaik bagi seorang ayah adalah ketika dia melihatmu melakukan sesuatu persis seperti caranya….
Ayah lebih bangga pada prestasimu, daripada prestasinya sendiri….
Ayah hanya akan menyalamimu ketika pertama kali kamu pergi merantau meningalkan rumah, karena kalau dia sampai memeluk mungkin ia tidak akan pernah bisa melepaskannya.
Ayah mengira seratus adalah tip..; Seribu adalah uang saku..; Gaji pertamamu terlalu besar untuknya…
Ayah tidak suka meneteskan air mata ….
ketika kamu lahir dan dia mendengar kamu menangis untuk pertama kalinya, dia sangat senang sampai-sampai keluar air dari matanya (ssst..tapi sekali lagi ini bukan menangis). Ketika kamu masih kecil, ia bisa memelukmu untuk mengusir rasa takutmu…ketika kau mimpi akan dibunuh monster… tapi…..ternyata dia bisa menangis dan tidak bisa tidur sepanjang malam, ketika anak gadis kesayangannya di rantau tak memberi kabar selama hampir satu bulan.
Kalau tidak salah ayah pernah berkata :” kalau kau ingin mendapatkan pedang yang tajam dan berkwalitas tinggi, janganlah mencarinya dipasar apalagi tukang loak, tapi datang dan pesanlah langsung dari pandai besinya. Begitupun dengan cinta dan teman dalam hidupmu,jika kau ingin mendapatkan cinta sejatimu kelak, maka minta dan pesanlah pada Yang Menciptakannya”
Untuk masadepan anak lelakinya Ayah berpesan: “jadilah lebih kuat dan tegar daripadaku, pilihlah ibu untuk anak-anakmu kelak wanita yang lebih baik dari ibumu , berikan yang lebih baik untuk menantu dan cucu-cucuku, daripada apa yang yang telah ku beri padamu”
Dan untuk masa depan anak gadisnya ayah berpesan: “jangan cengeng meski kau seorang wanita, jadilah selalu bidadari kecilku dan bidadari terbaik untuk ayah anak-anakmu kelak! laki-laki yang lebih bisa melindungimu melebihi perlindungan Ayah, tapi jangan pernah kau gantikan posisi Ayah di hatimu”
Ayah bersikeras,bahwa anak-anakmu kelak harus bersikap lebih baik daripada kamu dulu….
Ayah bisa membuatmu percaya diri… karena ia percaya padamu…
Ayah tidak mencoba menjadi yang terbaik, tapi dia hanya mencoba melakukan yang terbaik….
Dan terpenting adalah… Ayah tidak pernah menghalangimu untuk mencintai Tuhan, bahkan dia akan membentangkan seribu jalan agar kau dapat menggapai cintaNya, karena diapun mencintaimu karena cintaNya.


Dan untuk semua yang sedang merindukan Ayah, ssssssssttt…!
Tau gak siii? Ternyata ayah itu benar-benar MENAKJUBKAN! 


http://romdani45498.blogspot.com/2010/12/ternyata-ayah-itu-menakjubkan.html 

Sepotong Doa Dari Pelangi Nila

Belakangan ini aku sering melamun dan berfikir, mencoba muhasabah diri.
Allah..
aku hanyalah segelintir dari sebagian besar hambamu yang menghiba di fajar siddiq. Saat munculnya cahaya membentang di cakrawala, Tiadalah hamba dapat bangun dihari-hari sebelumnya semenjak sepertiga malam tadi  jika bukan suara-suara 'Angel dan Pelangi-pelangi' lain yang membisikkan lembut ke telinga kananku, “Nila bangun sayang, malaikat menunggumu bermunajah, mari terbang tinggi bersama kami..”
Sementara setan dari sisi kiri tempat tidurku berbisik,
“ Nila, semalam kamu pulang kerja pukul 00.30, hari ini kamu pun masuk pagi pukul 08.00, besok sajalah kamu bangun, ketika waktumu dimalam hari tak tersita di depan meja kerja” , Lalu Tubuhku limbung bersama rasa kantuk yang luar biasa menyerang, hoaaamm…!! Setanpun bersorak menang menyaksikan kekalahanku.
Tiiittt…tiiiittt… Suara dering ponsel kembali memekakkan telingaku, pukul 02.30 pagi. sebuah sms masih sempat kubaca:
" Sahabat cantikku Pelangi Nila, aku dan pelangi2 yang lain sedang menunggumu untuk terbang tinggi ke Istana pelangi. Ibu Peri dan Angel menunggumu disana.." ( From Pelangi Ungu ).
Saat ingin kuletakkan ponselku dan kembali memejamkan mata, sebuah bunyi sms kembali masuk:
“ Pelangi Nila , bangun sayang…  Sungguh hamba Allah yg bertakwa diantara kamu adalah yg bangun diwaktu malam dan sedikit tidur. Sekarang sudah saatnya terbang tinggi. Ayok kita temui DIA bersama-sama, hanya ada aku, kau, dan DIA...” (From Angel)
Huaaa… indah kata-kata itu, sontak aku bangun dengan kekuatan entah dari mana.


Perasaanku penuh seketika oleh cinta pelangi yang membumbungkan jiwa-jiwa hausku. Kubasuh muka dan sebagian tubuh dengan air wudhu, kubentangkan sajadah, berharap menjadi armada terbang sebagai permadani menuju langit tempat kami para pelangi berkumpul bermunajah. Ah…rindunya… nila kangen dengan Angel.
=O=0==0==0*******==0==0=0
Dalam sujudku aku menangis tersedu, aku teringat sebuah kejadian yang menguras habis airmataku dan pelangi lain. Ada luka yang tertoreh, ada bekas lecutan hangus yang menjelaga dinding hati, ketika sebuah kecemburuan menguasai hati kami dalam perebutan tahta dihati Angel. Lalu entah mengapa aku mempunyai kesimpulan bahwa semua yang terjadi ini adalah salah satu bentuk teguran dari Sang Maha Cinta, bukan sebagai ujian, karena aku bukanlah orang suci yang patut di uji. Aku adalah pendosa yang lebih pantas di timpa Azab, dan semoga beserta keikhalasanku ada dosa yang Allah perkenankan kekurangannya.
Allah..,
hamba yang fakir iman berharap cinta yang sedikit ini tak terbagi. Berharap ketika datang kepadaMU ,aku tak ingin cintaku sudah berkurang. Aku tak ingin mencintai Angel dan pelangi-pelanginya yang lain melebihi cintaku kepadaMU yang memang sudah semestinya lebih besar. Aku hanya ingin cintaku kepada sahabat2 pelangiku yg lain semata-mata untuk lebih mendekatkanku kepadaMu.
Allah… Aku ingin mandiri dalam mendirikan sholat malamku, Karena tak selamanya tangan Angel akan mampu meraihku, Karena tak selamanya suara-suara lembut Sahabat Pelangi–ku akan memerdukan desau angin malamku, Karena tak selamanya aku menggantungkan sisa kantukku dengan hentakan suara ponsel, Karena tak selamanya aku bangun dengan cinta mereka yang kadang membuatku buta dan membuatMu cemburu.
Tidak ya Allah…!!! Jangan ya Allah, setan selalu pandai menipu kami atas nama cinta dan ukhuwah, kepicikannya dalam menyesatkan kami selalu tak terlihat oleh beningnya mata-mata kami yang jeli. Namun bukankah itu semua tak luput dari KemahaanMu sebagai dzat yang Maha melihat, Maha mengetahui lagi Maha meluruskan dari kealpaan yang mambuat kami menyesatkan diri.
Hati Nila semakin terbebani saat diingatnya bahwa biasanya sahabatnya selalu datang menawarkan pelukan saat dia ingin menangis seperti saat ini.
Malam masih sepi, menyisakan hembusan beku. Suasana  musim hujan semakin menambah kekakuan yang tercipta. Nila masih ditengah tangisan malamnya ketika dia rasakan sebuah hawa hangat pelan-pelan menyentuh pundaknya.


Dan entah bagaimana, Nila tak pernah tahu, pelukan hangat yang merangkulnya kali ini tak bisa digantikan meskipun dari Ibu Peri maupun si Angel yang mampu memberikan kehangatan yang mengaliri seluruh tubuhnya melebihi jaket bulu panjang yang sering dikenakannya saat musim dingin.
Sentuhan hangat itu semakin terasa merengkuhnya. Seolah terbawa dalam hangatnya kasih, Pelangi Nila semakin larut dalam tangisannya didekap pelukan tak bertuan. Dan ketika Nila mulai menyadari bahwa tak seorangpun yang memeluknya, ia kemudian tahu bahwa yang kini mendekapnya dengan kehangatan adalah kasih sayang Allah Sang Maha Segalanya.
Allah Yang Maha Mulia yang kini sedang memeluknya dengan kehangatan yg merasuk kedalam dada dan sanubarinya. Pelukan tangan Ilahi yang sangat menentramkan dan menghangatkan jiwanya yg pilu. Yaa..disaat semua kemungkinan tidak mungkin lagi terjadi, saat itulah usapan tangan Allah menepis airmata yang berjatuhan. Nila kini tak sendirian lagi, Nila kini tak nelangsa lagi. Nila mendekap balik kehangatan yang sekarang dirasakannya, "Nila sayang Allah..Angel, Ibu peri, dan sahabat2 pelangiku yang lain", akunya.
Duh Sahabatku para pelangi disana..apakah engkau juga merasakan hal yang sama dengan apa yg Nila rasakan..? Didunia nyata kita tak pernah bertemu, tapi di keheningan malam di kaki tahajud subuh kita bisa berkumpul bersama, bersatu dalam batin, mendekap dalam dekapan ukhuwah yg agung untuk saling mendoakan didalam kebaikan, keselamatan, kemudahan rejeki, kesehatan dan nikmat iman.
Astaghfirullah… Yaa… Ghofar… kepadaMu kami kembali, menyerahkan sekeping hati yang Engkau titipkan, mempertanggungjawabkan apa yang telah kami isikan di dalamnya (hati), menerima segala bentuk dera siksa jika apa yang kami isikan tidak sesuai dengan risalah kitabullah dan sunnah-sunnah RosulMu. Lindungi kami dari segala kesia-siaan waktu mendamba selainMu, sucikanlah cinta kami yaa Muqollibal Qulub, tsabit qolbi ‘ala dynika. Dan rengkuhlah kami dalam naungan cintaMu di akhir masa nanti, dalam cinta yang berbingkai namaMu dan kekasihmu Muhammad sholallahu ‘alaihi wasalam.
Amin, Yaa Robal ‘alamin…


http://romdani45498.blogspot.com/2010/12/sepotong-doa-dari-pelangi-nila.html

Kisah Cinta Abadi Sang Cicak

Ketika sedang merenovasi rumah, seorang pemuda coba meruntuhkan suatu tembok. Rumah di Japan biasanya memiliki ruang kosong di antara tembok yang dibuat dari kayu. Ketika tembok itu mulai roboh, dia menemui seekor cicak yang terperangkap di antara ruangkosong itu kerana kakinya melekat pada sebatang paku.


Dia merasa kasihan sekaligus heran. Lalu dia memperhati paku itu, ternyata paku tersebut telah ada disitu 10 tahun lalu ketika rumah itu pertama kali dibuat.
Apa yang terjadi? Bagaimana cicak itu dapat bertahan dengan keadaan terperangkap selama 10 tahun??? Dalam keadaan gelap selama 10 tahun, tanpa bergerak sedikit pun, itu adalah sesuatu yang mustahil dan tidak masuk akal.
Pemuda itu lalu berfikir, bagaimana cicak itu dapat bertahan hidup selama 10 tahun tanpa berpindah dari tempatnya sejak kakinya melekat pada paku itu!
Pemuda itu lalu menghentikan pekerjaannya dan memperhatikan cicak itu, apa yang dilakukan dan apa yang dimakannya hingga dapat bertahan. kemudian, tidak tahu dari mana datangnya, seekor cicak lain muncul dengan makanan di mulutnya…. AHHHH!
Pemuda itu merasa terharu melihat hal itu. Ternyata ada seekor cicak lain yang selalu memperhatikan cicak yang terperangkap itu selama 10 tahun.
Sungguh ini sebuah cinta…cinta yang indah. Cinta dapat terjadi bahkan pada hewan yang kecil seperti dua ekor cicak itu. Apa yang dapat dilakukan oleh cinta? tentu saja sebuah keajaiban.
Bayangkan, cicak itu tidak pernah menyerah dan tidak pernah berhenti memperhatikan pasangannya selama 10 tahun. Bayangkan bagaimana hewan yang kecil itu dapat memiliki kurnia yang begitu mengagumkan.
Moral.Saya tersentuh ketika mendengar cerita ini. Lalu saya mulai berfikir tentang hubungan yang terjalin antara keluarga, teman, kekasih, saudara lelaki, saudara perempuan….. Seiring dengan berkembangnya teknologi, akses kita untuk mendapatkan informasi berkembang sangat cepat. Tapi tak peduli sejauh apa jarak diantara kita, berusahalah semampumu untuk tetap dekat dengan orang-orang yang kita kasihi.

JANGAN PERNAH MENGABAIKAN ORANG YANG ANDA KASIHI!!!


http://romdani45498.blogspot.com/2010/12/kisah-cinta-abadi-sang-cicak.html

Mendapatkan Petunjuk Dan Rahmat....

Berapa 1 + 1 ?
Tahukah Anda jika jawaban 2 tidak selamanya benar. Jika kita berbicara pada basis 10, maka 1+1 = 2. Tetapi jika kita bicara pada basis 2, maka 1+1 = 10. Anda ingat pelajaran tentang basis saat SMA? Ada hikmah besar dari ilmu matematika ini, hikmah yang insya Allah bisa menyelamatkan kita.
Apa hikmahnya? Dalam penilaian sesuatu, cara berpikir, selalu mengikuti sebuah kaidah atau pola tertentu. Lihatlah anak kecil, mereka berpikir dengan cara yang sederhana atau polos. Kenapa? Karena kaidah atau pola yang ada di dalam pikiran anak itu masih sederhana.
Berapa panjang meja di depan Anda? Anda hanya akan menjawab dengan tepat jika Anda sudah mengukurnya dengan meteran standar atau ada orang lain yang sudah mengukurnya dan memberitahu kepada Anda. Jika tidak, maka Anda hanya mampu menebak yang hasilnya bisa benar bisa tidak.
Tebakan Anda pun, sebenarnya berpatokan pada pengalaman Anda tentang ukuran panjang. Orang yang belum terbiasa dengan satuan kaki (feet) akan sulit membayangkan seekor buaya yang panjangnya 10 kaki. Tapi bagi yang sudah berpengalaman, maka dengan mudah bisa membayangkan sepanjang apa buaya tersebut.



Hikmah kedua, bahwa dalam berpikir kita memerlukan sebuah patokan atau acuan, baik alat ukur yang jelas atau setidaknya informasi yang sudah kita dapatkan baik dari pengalaman sendiri maupun orang lain.
Kaidah-kaidah yang ada didalam pikiran kita dibentuk dari berbagai informasi yang ada. Informasi tersebut bisa didapatkan dengan cara membaca, menonton, mendengar, dan mengalami termasuk kerja panca indra kita.
Kaidah-kaidah inilah yang akan kita gunakan dalam proses berpikir dalam hidup. Kemudian menghasilkan kesimpulan dan kita akan mengaplikasikannya dalam tindakan sehari-hari. Tindakan sehari-hari Anda akan menentukan sukses Anda, dunia dan akhirat.
Pemahaman proses berpikir ini, akan membantah pemahaman orang-orang yang hanya mengandalkan akal atau pikiran atau mengedepankan akal diatas segalanya. Kenapa? Karena tidak mungkin! Akal atau pikiran akan bekerja mengikuti kaidah-kaidah tertentu yang dibentuk dari kumpulan informasi yang didapatnya. Artinya informasi selalu mendahului akal. Kecuali untuk hal-hal yang bersifat naluriah, seperti haus haru minum, lapar harus makan, dan sebagainya.
Bahkan seorang Rasulullah saw. Cara berpikir Rasulullah saw dilandasi informasi yang berupa wahyu, yang langsung datang dari Allah. Saat Rasulullah saw melakukan kesalahan dalam berpikir, maka Allah langsung menegurnya. Artinya, hasil pemikiran saja tidak memberikan hasil yang dijamin benar.
Lalu, bagaimana agar pemikiran lebih mendekati kebenaran? Jawabannya tiada lain dengan menggunakan kaidah-kaidah yang dijamin kebenarannya, yaitu Al Quran dan Hadits Sahih.
Pertanyaan untuk bahan muhasabah kita, mana yang lebih banyak di memori kita, apakah informasi dari Al Quran dan Hadist atau informasi dari selainnya?
Kita dijejali dengan berbagai informasi, hampir setiap waktu. Dari TV, radio, internet, media masa, obrolan, dan banyak sumber lainnya. Pertanyaanya, berapa waktu yang kita miliki untuk menyerap informasi dari Al Quran dan hadits?
Padahal, jika kita mendahulukan akal daripada syara’ adalah merupakan asal dari segala finah
“asal segala fitnah adalah mendahulukan akal daripada syara’ ” [Ibnul Qayyim]
Ini yang disebut oleh Ibnul Qayyim sebagai fitnah subhat. Yang sering mengikuti finah subhat adalah fintah syahwat yaitu
“serta mendahulukan hawa nafsu daripada akal” [Ibnul Qayyim]


Orang yang terkena fitnah ini adalah mereka lebih mengutamakan hawa nafsu, kemudian akal mengikutinya, baru kemudian syara’. Artinya mereka berargumen dengan dalil syara’ hanya untuk mengikuti hawa nafsunya.
“Mereka tidak lain hanyalah mengikuti sangkaan-sangkaan dan apa yang diingini oleh hawa nafsu mereka.” (An-Najm: 23).
Ibnul Qayyim pun memberikan solusinya:
“Fitnah syubhat dihalau dengan keyakinan, dan fitnah syahwat dihalau dengan kesabaran. Dengan kesempurnaan akal dan kesabaran, maka fitnah syahwat itu bisa ditolak, dan dengan kesempurnaan ilmu serta keyakinan maka fitnah syubhat itu juga bisa ditaklukkan. Dan hanya kepada Allahlah kita memohon pertolongan.”
Lanjutnya:
“Jika seorang hamba selamat dari fitnah syubhat dan syahwat, maka ia telah memperoleh dua tujuan yang agung, yang keduanya merupakan sumber kebahagiaan, kemenangan dan kesempurnaannya. Dua hal itu adalah petunjuk dan rahmat.”
Lalu barangsiapa yang mengikuti petunjuk-Ku, ia tidak akan sesat dan tidak akan celaka.” (Thaha: 123).
Semoga, kita semua menjadi manusia yang mendapatkan petunjuk dan rahmat dari Allah SWT.


http://romdani45498.blogspot.com/2010/12/mendapatkan-petunjuk-dan-rahmat.html