Mengenai Saya

Foto saya
Pangandaran, West Java, Indonesia
Simple

Rabu, 18 Januari 2012

Ucapkanlah ‘Jazakallahu khairan (semoga Allah membalas kebaikanmu)

Dari Usamah bin Zaid radhiyallahu ‘anhuma, beliau berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
من صنع إليه معروف فقال لفاعله: جزاك اللَّه خيراً، فقد أبلغ في الثناء
“Barangsiapa yang diberikan sesuatu kebaikan, maka hendaknya dia ucapkan ‘Jazakallahu khairan (semoga Allah membalas kebaikanmu)’ kepada orang yang memberi kebaikan. Sungguh hal yang demikan telah bersungguh-sungguh dalam berterimakasih.”
Takhrij Hadits: Hadits ini dikeluarkan oleh At Tirmidzi dalam Al Bir was Shilah (2035) dan Ath Thabrani dalam Ash Shaghir (148/2)
Syarah:
Nabi shallallahu alaihi wasallam bersabda,
“Barangsiapa yang diberikan sesuatu kebaikan, maka hendaknya dia ucapkan ‘Jazakallahu khairan (semoga Allah membalas kebaikanmu)’ kepada orang yang memberi kebaikan. Sungguh hal yang demikan telah bersungguh-sungguh dalam berterimakasih.”



Apabila seseorang memberikan sebuah kebaikan kepadamu dengan harta, bantuan, atau ilmu atau yang selain itu, maka Nabi shallallahu alaihi wasallam maka Rasulullah shallallahu alaihi wasallam memerintahkan untuk membalas kebaikan tersebut.
Beliau juga bersabda,
“Barangsiapa yang memberikan kebaikan kepadamu maka balaslah (kebaikan tersebut)”
Maka balasan ini sesuai dengan kondisinya. Ada orang yang balasan kebaikannya dengan engkau berikan sesuatu yang sama dengan apa yang dia berikan sebelumnya, atau bahkan lebih banyak. Ada pula yang orang yang balasannya engkau mendoakan kebaikan baginya, dan dia tidak ingin engkau balas dengan harta.
Orang yang sudah tua, memiliki banyak harta, dermawan, memiliki status sosial di masyarakat, jika dia menghadiahkan sesuatu kepadamu, lalu engkau balas memberi hadiah yang sama dengan hadiah pemberiannya, maka dia akan melihat ini sebagai sikap perendahan bagi dirinya. Akan tetapi bila terjadi yang seperti ini, berdoalah kepada Allah untuknya. Apabila kalian tidak menemukan sesuatu yang pantas untuk membalas kebaikannya, maka doakan dia sampai kalian lihat kalian telah membalasnya.
Dan dari doa ini adalah ucapan kalian,
جَزَاكَ اللَّهُ خَيْرًا
“Semoga Allah membalas kebaikanmu”
Jika dia memberikan sebuah kebaikan, manfaat kepadamu, maka ketika engkau ucapkan jazakallahu khairan engkau telah bersungguh-sungguh dalam memuji. Hal ini karena jika Allah membalas seseorang dengan kebaikan, itu merupakan kebahagiaan baginya di dunia dan akhirat.
(Diterjemahkan untuk blog http://ulamasunnah.wordpress.com/ dari Syarah Riyadhus Shalihin karya Syaikh Ibnu Utsaimin halaman 1564-1565, terbitan Darus Salam Kairo).

PS: Apabila ucapan tersebut ditujukan kepada wanita, maka dhamir (kata gantinya) diubah menjadi:
جَزَاكِ اللَّهُ خَيْرًا
“Jazakillahu khairan”


Apabila ditujukan kepada sekumpulan orang, maka gantilah dengan:
جَزَاكُمُ اللَّهُ خَيْرًا
“Jazakumullahu khairan”
Antara Ucapan “Syukron” (Terimakasih) dan Jazakallahu Khairan
Oleh: Asy Syaikh Ahmad bin Yahya An Najmi
Soal:
Apa hukumnya mengucapkan, “Syukran (terimakasih)” bagi seseorang yang telah berbuat baik kepada kita?
Jawab:
Yang melakukan hal tersebut sudah meninggalkan perkara yang lebih utama, yaitu mengatakan, “Jazaakallahu khairan (semoga ALLAH membalas kebaikanmu.”
Dan pada Allah-lah terdapat kemenangan.


http://romdani45498.blogspot.com/2010/11/ucapkanlah-jazakallahu-khairan-semoga.html

Kehidupa ini adalah Pentas Ujian

Apakah yang menjadikan jiwa kita mampu bersabar ketika berhadepan dengan ujian yang menekan jiwa?
Apakah yang menjadikan jiwa kita tenang ketika kegelisahan menerpa dari segenap penjuru kehidupan?
Apakah yang menjadikan kita pasrah dan bahagia padahal kekecewaan dan kesedihan silih berganti mengunjungi jiwa kita?
Kehidupan ini adalah pentas ujian, inilah yang telah sama-sama kita yakini.Gagal dan berjaya adalah warna warninya. Hidup ini penuh persimpangan dan kita seringkali juga salah pilih, lalu terhenti kekecewaan dipertengahan jalan, inilah yang sama-sama kita alami tanpa kecuali. Kita adalah insan lemah dan hina yang kadang-kadang tidak mampu menundukkan nafsu dalam diri lalu kita menangisinya dengan tangisan keinsafan dan penyesalan, inilah yang memang sedang kita rasai.
Semua ini adalah hakikat kehidupan dan diri kita. Tidak ada yang menjadikan kita lebih mulia atau lebih baik dari orang lain melainkan buah TAQWA yang kita petik dari Pohon Keimanan. Tidak ada yang menjadikan kita tabah melainkan karena SABAR yang merupakan bunga-bunganya. Kita tak akan mampu mengusir kesedihan dan kekecewaan melainkan dengan keharuman PASRAH Kepada-Nya.
Kebahagiaan akan tetap menjadi milik kita selagi pohon keimanan ini masih berdiri teguh di dalam jiwa kita. Kita kan memiliki kekuatan luar biasa selagi mana pohon ini kita bajai dan sirami dengan ilmu dan nasihat serta kita gembur-gemburkan dengan ibadah dan ketaatan. Pohon ini akan tumbuh dan merindang di dalam jiwa kita selagi kita tidak jemu-jemu mencabut rumput-rumput keraguan dan putus asaanya.
Bagi mereka yang tidak memiliki Pohon keimanan ini maka bagi mereka adalah kesedihan dan kekecewaan, hari-hari mereka adalah kegelapan dan keraguan sedangkan jiwa mereka terpaksa mengarungi kehidupan. Bagi mereka yang membiarkan Pohon ini layu tanpa jagaan sadarilah bahwa Anugerah ini milik Allah Subhanahu Wa Ta'ala yang mampu mencabut pohon ini mengikut kehendak-Nya..
Hidup ini bagaikan satu pelayaran yang sukar...
Bersabarlah karena sabar itu indah....
Sabar adalah bunga-bunga dari keimanan yang benar...


Harumnya ialah kepasrahan...
Ia itu memandang baik segala keputusan Allah Subhanahu Wa Ta'ala disamping meyakini hikmah yang tersembunyi disebaliknya...
Kelopak-kelopaknya diwarnai ketabahan,ketenangan,keteguhan jiwa sebagai lambang kepuasan dengan Qadar Allah Subhanahu Wa Ta'ala...Waallahu A'lam Bissawwab...


http://romdani45498.blogspot.com/2010/11/kehidupa-ini-adalah-pentas-ujian.html

PAHAMI Takdir ILAHI ♥♥♥♫•*¨*•.¸¸ﷲ¸¸.•*¨*•♫♥♥♥

Kenapa kita pernah merasakan patah hati? Kenapa kita pernah merasakan sedih? Kenapa kita pernah merasakan jenuh dalam menghadapi hidup ini?

Dan kenapa pula kita pernah merasakan hal-hal yang kurang berkenan dihati?Jawabannya adalah karena kita tidak memahami takdir Ilahi secara hayati. Sebuah takdir yang memang sudah tertulis untuk kita masing-masing. Setiap manusia sudah ada jalan hidupnya masing-masing akan seperti apa. Allah SWT telah menentukan jalan yang harus kita lalui dalam kehidupan kita ini. Kita hanya diberi kesempatan untuk menjalankannya, tapi aturan ada ditangan-Nya..
Apapun yang terjadi dalam kehidupan kita memang sudah diputuskan oleh Allah akan seperti itu. Maka tak perlu disesali, tak perlu ditangisi dan tak perlu diratapi. Karena bila itu terjadi maka hanya akan menambah beban dihati. Sesuatu hal yang buruk yang menimpa kita belum tentu itu buruk dihadapan Allah. Allah memberikan musibah itu mungkin agar kita mengambil hikmah dari kejadian tersebut, Meskipun terkadang kita merasa kesal, bete, sedih, dll.
Tapi sesudah itu pasti ada kebaikan. Hikmah yang bisa kita ambil antaralain dapat membuat kita lebih waspada dalam mengarungi hidup ini., membuat kita berpikir untuk tidak melakukan kesalahan itu untuk yang kedua kalinya, membuat kita lebih tegar dan berpikir lebih dewasa serta membuat kita lebih bijak dalam menghadapi suatu masalah yang akan menimpa kita selanjutnya. Satu hal yang perlu kita lakukan adalah kita harus tetap mendekatkan diri kita kepada Allah Yang Maha Esa.
Apabila kita telah memahami setiap yang terjadi merupakan sebuah takdir Ilahi maka hidup kita akan lebih tenang, tentram dan nyaman serta menyenangkan. Karena kita yakin setelah kejadian itu pasti akan ada hasil yang terbaik dan akan jauh lebih indah dari apa yang telah kita bayangkan. Jadi untuk apa diratapi.
Ingatlah, tak ada sesuatu hal yang sia-sia yang Allah berikan untuk kita. Allah tak akan menyia-nyiakan apa yang telah kita lakukan dalam setiap celah kehidupan ini. Apa yang telah kita lakukan pasti akan dilihat oleh-Nya. Tak mungkin Allah akan mencampakkan kita begitu saja.
Untuk menjalani hidup ini yang kita perlukan adalah kesabaran. Dengan sabar kita tidak akan terbuai oleh emosi keji. Dan kesabaran akan membuahkan keberhasilan..
Setelah kita memahami takdir Illahi yang kita rasakan adalah ketenangan hati. Menjalani hari tak akan mungkin ada rasa gundah hati. Hati jadi lebih bersih, jiwa jadi lebih terkondisi dengan baik. Ini bukan sekedar kata-kata tapi bagaimana cara kita untuk mau mencobanya sedikit demi sedikit dalam keseharian kita. So, marilah kita pahami takdir Ilahi dalam menyikapi setiap masalah yang terjadi dalam setiap kehidupan kita ini. Tanamlah keyakinan itu dalam diri kita maka hidup kita akan jauh lebih berarti. Ayo, bangkitlah dari keterpurukan .


http://romdani45498.blogspot.com/2010/11/pahami-takdir-ilahi.html

Jangan Panggil Aku Akhwat

jangan panggil aku akhwat...
karna melihat ikwan masih sering terpikat
dengan ikwan masih sering berkhalwat
di kampus pun masih sering berikhtilat

jangan panggil aku akhwat...


karna sholat pun masih sering telat
beribadah masih tidak hikmat
membaca Alqur'an masih tercekat
hafalan surat pun masih belum tamat

jangan panggil aku akhwat...
kepada org tua dan guru masih belum hormat
masih suka mendengar lagu-lagu barat
kpd org lain sering berpikiran jahat
bersaing pun dengan tidak sehat

jangan panggil aku akhwat...
karna diri ini masih sering khilaf
masih susah minta maaf begitupun memberi maaf

jangan panggil aku akhwat...
karna menjalankan perintah Allah aku masih belum patuh
karna jiwa ini masih rapuh
setiap hari selalu mengeluh
oleh orang tua pun masih susah disuruh



jangan panggil aku akhwat...
karna diri ini masih sering berbuat salah
mulut ini masih sering fitnah
dimana-mana selalu ghibah

jangan panggil aku akhwat...
karna diri ini masih jarang bersedekah
hati ini selalu resah sering marah-marah
dan pada orang lain pun tidak ramah

jangan panggil aku akhwat..
sungguh sebutan itu belum tepat...
tapi aku janji selalu berusaha jadi orang yang bermanfaat
buat keluarga dan para kerabat
untuk kehidupan yang baik dunia walakhirat


http://romdani45498.blogspot.com/2010/11/jangan-panggil-aku-akhwat.html

Jangan panggil KAMI... Ikhwan

Saudaraku…Alhamdulillah, kita telah dimasukan oleh-Nya termasuk kedalam golongan orang yang senantiasa berusaha menegakkan kalimatul haq dan al-izzah Islamiyah yaitu dalam shaf-shaf barisan tentara-Nya—Jundullah. Dalam derap perjalanan dakwah yang telah, sedang, dan akan kita jalani; ada banyak sekali onak duri yang menjadi aral rintang—yang meski dihadapi, bukan dihindari. Aral rintangan tersebut datang dari dalam dan luar diri kita; kesemuanya itu menuntut adanya kebersihan jiwa, akal dan hati.
Saudaraku yang dirahmati Allah…
Salah satu faktor dari dalam yang sering terlupakan atau dianggap remeh adalah masalah “hijab” diantara kita yang kian menipis. Hijab disini kami pandang dari dzahir dan batin. Dari dzahir adalah mulai melebarnya nilai toleransi tentang batasan hijab dan pemakluman “keadaan darurat” yang menjurus pada kebiasan untuk menganggap biasa saling pandang, seringnya frekuensi bertemu atau sekedar saling titip pesan! Dan banyak hal yang tak bisa aku sebutkan satu persatu. waspadailah dosa-dosa yang kecil itu wahai ukhti shalilah. Bukankah tak ada dosa kecil jika dilakukan secara terus menerus? Tanamkanlah dihatimu wahai saudaraku! Bahwasanya dosa adalah setiap hal yang membuatmu tidak suka jika diketahui orang lain, karena membuat harga dirimu jatuh. Berbuatlah ihsan pada diri sendiri dan orang lain. mungkin kita perlu merenungi sebuah pertanyaan retoris yang dilontarkan seorang ahli hikmah:
Saudaraku, Bantu kami…Jangan panggil kami ikhwan!
Selagi engkau masih menemui kami mengumbar pandangan. Hingga lepas panah syetan daru busurnya dan melesat dengan sebenar-benar kecepatan kecelah hati tanpa terasa. Hingga lupa makna ghudul bashar menjaga pandanagn) yang pernah kami ceritakan dan kita kaji bersama.


Sebagai kaum Adam, sudah menjadi fitrah untuk senang kepada kaummu, kaum Hawa. Tapi sungguh fitrah tersebut bisa menjadi salah satu jalan menuju neraka-Nya seandainya kami tidak memaknai dan menerapkannya secara tepat; sesuai dengan kaidah syar’i. Dan tentunnya tanpa bantuanmu agar pandangan kami tidak buas dan liar mustahil untuk terwujud. Apakah menurutmu mungkin seekor singa jantan yang kelaparan akan membiarkan mangsanya lepas begitu saja? Terlebih ketika da kesempatan yang sangat memungkinkan untuk memangsanya? Mari kita tengok kembali sebuah nasehat dari sebuah hadist qudsi.“Pandangan mata itu adalah sebuah anak panah dari panah-panah Iblis. Maka barangsiapa meninggalkannya (mengelakkannya dari melihat wanita) karena takut kepada-Ku, niscaya Aku ganti dengan iman yang dirasakan lezat manisnya didalam hatinya.” (Riwayat Thabrani dan Hakim dari Ibnu Mas’ud)
Ketahuilah, kami akan jujur kepadamu. Kami adalah laki-laki normal dan punya keinginan-keinginan. Kami bukan malaikat! Dan seringkali walau secara dzahir kami menjaga adab-adab Islamiyah, namun disisi lain kami juga bisa terjatuh dalam menikmati keberadaanmu, kaum Hawa. Akankah engkau dan kaummu tega jika kami terjatuh dalam kubangan yang penuh kemaksiatan itu? Jawablah jujur wahai ukhti...!
Saudaraku...Jangan panggil kami ikhwan!
Jika engkau masih melihat kami berkhalwat (berduaan dengan lawan jenis bukan mahram) dan berikhtilat (campur baur pria dan wanita). Dengan dalih ini tidak apa-apa masih syar’i dan untuk kepentingan organisasi. Atau dengan alasan, tak masalah tanpa hijab yang penting hati bersih dan niatan suci, sedang lingkaran kemaksiyatan mengelilinginya? Ketahuilah wahai ukhti muslimah Arrijalu qowwamuna’alan-nisa—bahwasanya laki-laki adalah pemimpin atas wanita. Apa jadinya jika sebagai laki-laki kami lemah dalam menerapkan ilmu dan syariat-Nya. Terlebih karena engkau sebagai kaum Hawa seringkali membuat niatan dan maksud kami berubah. Oleh karena itu nasehatilah kami, jika kami melanggar syariat-Nya! Jangan ragu dan malu. Tegaslah kepada kami, niscaya nasehat darimu akan menjadi pengontrol dan penyeimbang hati kami dalam melakukan tugas sebagai qowam—pemimpin. Saudaraku…Jangan panggil kami ikhwan! Jika engkau masih menemui kami sholat fardhu dengan munfarid—sendirian— dan meninggalkan sholat jama’ah, dengan alasan darurat dan tanggung untuk menutup syura’ (rapat) atau aksi yang sedang dilakukan.
Terlebih ketika kami dengan sengaja mengakhirkan waktu shalat! Karena hal tersebut menandakan hati kami sedang “tidak sehat”. Jangan engkau sungkan menyiram kami dengan kritik tajam yang membangun. Ketahuilah bahwasanya “siraman” yang engkau lakukan menandakan dinamisnya tandzim (organisasi) yang kita berada didalamnya. Peringatkanlah kami! Peringatkan kami, wahai ukhti! Adapun jika kami diam dan acuh maka tinggalkan syura’, pertemuan atau kegiatan apapun yang kita berada didalamnya. Coba kita renungkan firman-nya yang mulia:


“Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan sebagian mereka (adalah) menjadi penolong bagi sebagian yang lain. Mereka menyuruh (mengerjakan) yang ma’ruf, mencegah yang mungkar, mendirikan shalat, menunaikan zakat, dan mereka taat kepada Allah dan Rasul-Nya. Mereka itu pasti akan diberi rahmat oleh Allah. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” (At-Taubah: 71)
Saudaraku yang dirahmati Allah...Jangan panggil kami ikhwan!
Jika kau menemui kami mundur dari gelanggang tarbiyah dakwah dan jihadiyah; meski selangkah. Dengan alasan mengatur strategi kembali dan beristirahat barang sejenak untuk menyurun kekuatan. Padahal jiwa ini mengatakan kami takut maut yang menghadang.Engkau dan kaummu (kaum Hawa—ed) tentunya lebih paham dimana letak kelemahan kami. Karena itu bantulah kami memompa ghirah agar menjadi bola semangat yang auranya dapat menggetarkan musuh-musuh Allah dari jarak sekian-sekian dari perjalan waktu. Bantu kami dengan doamu dan kaummu agar ruh-ruh jihad tidak lepas dari jiwa kami. Dan doakan kepada Allah semata agar kami menjadi saefullah—pedang Allah yang tajam dan ditaakuti musuh-musuh-Nya. Jangan biarkan kami mengeluh! Ingatkanlah selalu kami dengan firman-Nya:“Apakah kamu menyangka bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum datang padamu (cobaan0 sebagimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu? Mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan—dengan bermacam-macam goncangan dari cobaan; sehingga berkatalah Rosul dan orang-orang yang bersamanya’ bilakah datangnya pertolongan Allah? ‘Ingatlah sesungguhnya pertolongan Allah itu dekat”


http://romdani45498.blogspot.com/2010/11/jangan-panggil-kami-ikhwan.html

Adab-adab Berbicara bagi Wanita Muslimah

Wahai saudariku muslimah………
1) Berhati-hatilah dari terlalu banyak berceloteh dan terlalu banyak berbicara, Allah Ta'ala berfirman:
” لا خير في كثير من نجواهم إلا من أمر بصدقة أو معروف أو إصلاح بين الناس ” (النساء: الآية 114).
Artinya:
"Dan tidak ada kebaikan pada kebanyakan bisikan-bisikan mereka, kecuali bisikan-bisikan dari orang yang menyuruh (manusia) memberi sedekah, atau berbuat ma'ruf, atau mengadakan perdamaian diantara manusia ". (An nisa:114)
Dan ketahuilah wahai saudariku,semoga Allah ta'ala merahmatimu dan menunjukimu kepada jalan kebaikan, bahwa disana ada yang senantiasa mengamati dan mencatat perkataanmu.
"عن اليمين وعن الشمال قعيد. ما يلفظ من قولٍ إلا لديه رقيب عتيد ” (ق: الآية 17-18)
Artinya:
"Seorang duduk disebelah kanan,dan yang lain duduk disebelah kiri.tiada satu ucapanpun yang diucapkan melainkan ada didekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir" (Qaaf:17-18).
Maka jadikanlah ucapanmu itu menjadi perkataan yang ringkas, jelas yang tidak bertele-tele yang dengannya akan memperpanjang pembicaraan.
1) Bacalah Al qur'an karim dan bersemangatlah untuk menjadikan itu sebagai wirid keseharianmu, dan senantiasalah berusaha untuk menghafalkannya sesuai kesanggupanmu agar engkau bisa mendapatkan pahala yang besar dihari kiamat nanti.
عن عبد الله بن عمرو رضي الله عنهما- عن النبي صلى الله عليه وسلم قال: ” يقال لصاحب القرآن: اقرأ وارتق ورتّل كما كنت ترتّل في الدنيا فإن منزلتك عند آخر آية تقرؤها رواه أبو داود والترمذي
Dari abdullah bin ‘umar radiyallohu ‘anhu, dari Nabi Shallallahu Alaihi wa aalihi wasallam, beliau bersabda:



dikatakan pada orang yang senang membaca alqur’an: bacalah dengan tartil sebagaimana engkau dulu sewaktu di dunia membacanya dengan tartil, karena sesungguhnya kedudukanmu adalah pada akhir ayat yang engkau baca.
HR.abu daud dan attirmidzi
2) Tidaklah terpuji jika engkau selalu menyampaikan setiap apa yang engkau dengarkan, karena kebiasaan ini akan menjatuhkan dirimu kedalam kedustaan.
عن أبي هريرة رضي الله عنه أن النبي صلى الله عليه وسلم قال: ” كفى بالمرء كذباً أن يتحدّث بكل ما سمع “
Dari Abu hurairah radiallahu 'anhu,sesungguhnya Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Cukuplah seseorang itu dikatakan sebagai pendusta ketika dia menyampaikan setiap apa yang dia dengarkan."
(HR.Muslim dan Abu Dawud)
3) jauhilah dari sikap menyombongkan diri (berhias diri) dengan sesuatu yang tidak ada pada dirimu, dengan tujuan membanggakan diri dihadapan manusia.
عن عائشة – رضي الله عنها- أن امرأة قالت: يا رسول الله، أقول إن زوجي أعطاني ما لم يعطني؟ قال رسول الله صلى الله عليه وسلم: ” المتشبّع بما لم يُعط كلابس ثوبي زور “.
Dari aisyah radiyallohu ‘anha, ada seorang wanita yang mengatakan:wahai Rasulullah, aku mengatakan bahwa suamiku memberikan sesuatu kepadaku yang sebenarnya tidak diberikannya.berkata Rasulullah Shallallahu Alaihi wa aalihi wasallam,: orang yang merasa memiliki sesuatu yang ia tidak diberi, seperti orang yang memakai dua pakaian kedustaan." (muttafaq alaihi)
4) Sesungguhnya dzikrullah memberikan pengaruh yang kuat didalam kehidupan ruh seorang muslim, kejiwaannya, jasmaninya dan kehidupan masyarakatnya. maka bersemangatlah wahai saudariku muslimah untuk senantiasa berdzikir kepada Allah ta'ala, disetiap waktu dan keadaanmu. Allah ta'ala memuji hamba-hambanya yang mukhlis dalam firman-Nya:
” الذين يذكرون الله قياماً وقعوداً وعلى جنوبهم… ” (آل عمران: الآية 191).
Artinya:
"(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring…" (Ali imran:191).



5) Jika engkau hendak berbicara,maka jauhilah sifat merasa kagum dengan diri sendiri, sok fasih dan terlalu memaksakan diri dalam bertutur kata, sebab ini merupakan sifat yang sangat dibenci Rasulullah Shallallahu Alaihi wa aalihi wasallam, dimana Beliau bersabda:
” وإن أبغضكم إليّ وأبعدكم مني مجلساً يوم القيامة الثرثارون والمتشدقون والمتفيهقون “.
"sesungguhnya orang yang paling aku benci diantara kalian dan yang paling jauh majelisnya dariku pada hari kiamat : orang yang berlebihan dalam berbicara, sok fasih dengan ucapannya dan merasa ta'ajjub terhadap ucapannya."
(HR.Tirmidzi,Ibnu Hibban dan yang lainnya dari hadits Abu Tsa'labah Al-Khusyani radhiallahu anhu)
6) Jauhilah dari terlalu banyak tertawa,terlalu banyak berbicara dan berceloteh.jadikanlah Rasulullah Shallallahu Alaihi wa aalihi wasallam, sebagai teladan bagimu, dimana beliau lebih banyak diam dan banyak berfikir beliau Shallallahu Alaihi wa aalihi wasallam, menjauhkan diri dari terlalu banyak tertawa dan menyibukkan diri dengannya.bahkan jadikanlah setiap apa yang engkau ucapkan itu adalah perkataan yang mengandung kebaikan, dan jika tidak, maka diam itu lebih utama bagimu. Rasulullah Shallallahu Alaihi wa aalihi wasallam, bersabda:
” من كان يؤمن بالله واليوم الآخر فليقل خيراً أو ليصمت “.
" Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir,maka hendaknya dia berkata dengan perkataan yang baik,atau hendaknya dia diam."
(muttafaq alaihi dari hadits Abu Hurairah radhiallahu anhu)
8) jangan kalian memotong pembicaraan seseorang yang sedang berbicara atau membantahnya, atau meremehkan ucapannya. Bahkan jadilah pendengar yang baik dan itu lebih beradab bagimu, dan ketika harus membantahnya, maka jadikanlah bantahanmu dengan cara yang paling baik sebagai syi'ar kepribadianmu.
9) berhati-hatilah dari suka mengolok-olok terhadap cara berbicara orang lain, seperti orang yang terbata-bata dalam berbicara atau seseorang yang kesulitan berbicara.Alah Ta'ala berfirman:
” يا أيها الذين آمنوا لا يسخر قوم من قوم عسى أن يكونوا خيراً منهم ولا نساء من نساء عسى أن يكن خيراً منهن ” (الحجرات: الآية 11).
"Hai orang-orang yang beriman, janganlah sekumpulan orang laki-laki merendahkan kumpulan yang lain, boleh jadi yang ditertawakan itu lebih baik dari mereka. Dan jangan pula sekumpulan perempuan merendahkan kumpulan lainnya, boleh jadi yang direndahkan itu lebih baik."(QS.Al-Hujurat:11)


10) jika engkau mendengarkan bacaan Alqur'an, maka berhentilah dari berbicara, apapun yang engkau bicarakan, karena itu merupakan adab terhadap kalamullah dan juga sesuai dengan perintah-Nya, didalam firman-Nya:
: ” وإذا قرىء القرآن فاستمعوا له وأنصتوا لعلكم ترحمون ” (الأعراف: الآية 204).
Artinya: "dan apabila dibacakan Alqur'an,maka dengarkanlah dengan baik dan perhatikanlah dengan tenang agar kalian diberi rahmat". Qs.al a'raf :204
11) bertakwalah kepada Allah wahai saudariku muslimah,bersihkanlah majelismu dari ghibah dan namimah (adu domba) sebagaimana yang Allah ‘azza wajalla perintahkan kepadamu untuk menjauhinya. bersemangatlah engkau untuk menjadikan didalam majelismu itu adalah perkataan-perkataan yang baik,dalam rangka menasehati,dan petunjuk kepada kebaikan. perkataan itu adalah sebuah perkara yang besar, berapa banyak dari perkataan seseorang yang dapat menyebabkan kemarahan dari Allah ‘azza wajalla dan menjatuhkan pelakunya kedalam jurang neraka. Didalam hadits Mu'adz radhiallahu anhu tatkala Beliau bertanya kepada Nabi Shallallahu Alaihi wa aalihi wasallam: apakah kami akan disiksa dengan apa yang kami ucapkan? Maka jawab Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam bersabda:
” ثكلتك أمك يا معاذ. وهل يكبّ الناس في النار على وجوههم إلا حصائدُ ألسنتهم ” ( رواه الترمذي).
"engkau telah keliru wahai Mu'adz, tidaklah manusia dilemparkan ke Neraka diatas wajah-wajah mereka melainkan disebabkan oleh ucapan-ucapan mereka."
(HR.Tirmidzi,An-Nasaai dan Ibnu Majah)
12- berhati-hatilah -semoga Allah menjagamu- dari menghadiri majelis yang buruk dan berbaur dengan para pelakunya, dan bersegeralah-semoga Allah menjagamu- menuju majelis yang penuh dengan keutamaan, kebaikan dan keberuntungan.
13- jika engkau duduk sendiri dalam suatu majelis, atau bersama dengan sebagian saudarimu, maka senantiasalah untuk berdzikir mengingat Allah ‘azza wajalla dalam setiap keadaanmu sehingga engkau kembali dalam keadaan mendapatkan kebaikan dan mendapatkan pahala. Allah ‘azza wajalla berfirman:
” الذين يذكرون الله قياماً وقعوداً وعلى جنوبهم “. (آل عمران: الآية 191)
Artinya: "(yaitu) orang – orang yang mengingat Allah sambil berdiri,atau duduk,atau dalam keadaan berbaring" (QS..ali 'imran :191)
14- jika engkau hendak berdiri keluar dari majelis, maka ingatlah untuk selalu mengucapkan:


” سبحانك الله وبحمدك أشهد أن لا إله إلا أنت، أستغفرك وأتوب إليك “.
"maha suci Engkau ya Allah dan bagimu segala pujian,aku bersaksi bahwa tidak ada Ilah yang berhak untuk disembah kecuali Engkau, aku memohon ampun kepada-Mu, dan aku bertaubat kepada-Mu"
Sehingga diampuni bagimu segala kesalahanmu di dalam majelis tersebut.


http://romdani45498.blogspot.com/2010/11/adab-adab-berbicara-bagi-wanita.html

Teruntuk Wanitaku

Teruntuk wanitaku yg klak menemaniku arungi samudera khidupan dalam bahtera rumah tangga, "maafkan aku yg tak kunjung untuk menjemputmu di dermaga cinta, bukan krena aku tak mau, bukannya aku me nunda2.. untuk bisa berjumpa & bersama mu, bukan.!!
Siapapun engkau yg kelak kan jadi wanitaku, aku tak tahu, mungkin kita sudah saling kenal dahulu / baru mengenal saat nanti kita pertama bertemu. Dan aku berharap kau sabar menanti hadirku, sbagaimana ku bersabar menanti hadirmu...
Duhai wanitaku yg kelak kan menjadi bida2ri dalam istana hatiku, ' ku ingin kau tahu bahwa ku tak kunjung datang menjemputmu,.. karena masih ada satu yg ingin ku pinta pada Rabbku untuk bisa menghapal stengah juz dalam Al-qur’an & menyelesaikan membaca buku sirah Nabiku. "Krena aku ingin kelak menjadi seorang imam yg baik bagimu. Aku ingin menjadi seorang ayah yg baik bagi anak2 kita kelak, dgan memberitahukan kpada mereka tentang sirah Nabi mereka, manusia yg paling mulia akhlaknya, manusia yg sharusnya menjadi panutan & idola bgi mereka.
Terdengar begitu tinggi? Ya, mungkin terdengar begitu, akupun mrasakannya, namun menurutku itu salah satu bekal yg harus kumiliki sbelum ku menjadi nahkoda dalam bahtera rumah tangga kita, krena bgitu brat tanggung jawab kami -para lelaki- yg kelak kan menjadi suami & ayah, 'seorang suami & ayah bertanggung jawab tuk menjaga dirinya sendiri & keluarganya dari siksaan api neraka, begituLah dalam Al-qur’an yang kuimani. Hapal stengah juz dalam Al-qur’an & slesai membaca sirah Nabiku itu inginku, ataw mungkin bisa disebut janjiku, sbelum ku datang jemputmu tuk mlayar bahtera kita. ' Dan aku akan pnuhi janjiku itu, sbagai seorang muslim & sbagai seorang lelaki yg pantang tuk mengingkari janji yg tlah kubuat sendiri.
Duhai wanitaku yg kelak kan menyemai bunga2 cinta di taman hatiku, "tahukah engkau bahwa disini ku terus menanti hadirmu disisi ..? Dan kuharap kau pun Bgitu pada diriku..
Duhai wanitaku yg kelak membawa sepoi angin kasih yg semilir, seorang PenyaiR pernah menyatakan bahwa ” Cinta adalah kecocokan jiwa, dan jikalau itu tiada, Cinta takkan pernah tercipta, dalam hitungan tahun, bahkan millennia”, dan bagiku pernyataan diatas bisa kusederhanakan sbagai sbuah kcenderungan hati ktika dalam proses istikhoroh, & itu yg belum kudapat selama ini, stelah beberapa proses mengenal wanita telah kulalui, & kecenderungan hati itu akan hadir padamu.


Duhai wanitaku yg kelak berbagi kasih denganku, tahukah engkau, dalam setiap untaian doaku selalu kusebut namamu…
istri yang sholehah yg cantik hati dan parasnya yg mencintai & dicintai Alloh Subhanahu wa ta’ala,istri yg sholehah yg cantik hati & parasnya yg bisa menerima diriku & kluargaku apa adanya,istri yg sholehah yg cantik hati & parasnya yg bersamaku membentuk rumah tangga yg kan hadirkan barokah, ridho & ampunan Alloh Subhanahu wa ta’ala,istri yg sholehah yg cantik hati n parasnya yg bersamaku mendidik anak2 kita kelak menjadi anak2 yg sholeh & sholehah,istri yg cantik hati & parasnya yg mengingatkanku ktika ku salah n khilaf,istri yg sholehah yg cantik hati & parasnya yg jika dipandang membuatku smakin sayang,' jika ku pergi membuatku merasa aman karena bisa menjaga kehormatan dirimu & hartaku sbagaimana disebutkan oleh Nabi dalam sabdanya.
Itulah nama2 mu yg slalu kusebut dalam untaian doaku, yg dgan sebutan 2 itu juga doaku untuk dirimu, shingga aku ridho padamu & Alloh pun ridho padamu, shingga kelak syurgalah yg kan jadi tempat kembalimu...
Duhai wanitaku yang kelak menjadi ibu dari anak-2 ku, "Aku sadar, sungguh sangat sadar", aku hanyalah manusia biasa, lelaki biasa, tak sepertiRosululloh yg mulia & paling baik terhadap keluarganya, tak sperti para sahabat, tabi’in, tabi’ut tabi’in & para ulama salafussholeh yg bgitu baik ibadahnya, yg zuhud kehidupannya, yg bgitu besar kecintaan mereka pada Nabi dan Rabb mereka., " Aku hanyalah lelaki biasa, umat Rosululloh yg tengah brusaha untuk mengikuti sunnah2 nya, yg sdang brusaha untuk mencontoh akhlaknya. "Aku hanyalah lelaki biasa yg rindu kau hadir disisiku. Dan saat kutulis catatan kecil ini, saat itulah kurasakan rindu tuk hidup bersamamu, dalam ikatan perjanjian yg suci yg tak hanya disaksikan oleh para manusia, namun juga oleh Ilahi Robbi.
Duhai wanitaku, ku sadar & kau pun sadari bahwa bahagia tiada slalu menyertai, terkadang jalan terjal harus bersama kita daki, aral lintang harus kita lewati, tak jarang kita harus mengusap air mata yg menetes di pipi, namun itu tiada menyurutkan kita tuk langkahkan kaki, dengan ilmu dan kemantapan hati, serta petunjuk Ilahi, bersama kita melayar bahtera ini..
Kemana kan kusembunyikan rinduketika hati tak mampu tuk berdustabahwa ku ingin kau hadir disisikutuk temaniku melayar bahtera cintaMenuju keridhoan, barokah & ampunan Alloh Subhanahu wa ta’ala…..
dalam rindu yg menyesak dijiwa & ingatan akan janji yg belum tertunaikan dg sempurna…:)


http://romdani45498.blogspot.com/2010/11/teruntuk-wanitaku.html

Sudahkah Engkau Baktikan Dirimu untuk Orang Tuamu ?

Alloh yang Maha Bijaksana telah mewajibkan setiap anak untuk berbakti kepada orang tuanya. Bahkan perintah untuk berbuat baik kepada orang tua dalam Al Qur’an digandengkan dengan perintah untuk bertauhid sebagaimana firman-Nya, “Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan ‘ah’ dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia. Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah: ‘Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil.’” (Al Isro’: 23)


Arti Penting dan Kedudukan Berbakti Pada Orang Tua
Berbakti kepada kedua orang tua merupakan salah satu amal sholih yang mulia bahkan disebutkan berkali-kali dalam Al Quran tentang keutamaan berbakti pada orang tua. Alloh Ta’ala berfirman: “Sembahlah Alloh dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. Dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapak.” (An Nisa: 36). Di dalam ayat ini perintah berbakti kepada dua orang tua disandingkan dengan amal yang paling utama yaitu tauhid, maka ini menunjukkan bahwa amal ini pun sangat utama di sisi Alloh ‘Azza wa Jalla. Begitu besarnya martabat mereka dipandang dari kacamata syari’at. Nabi mengutamakan bakti mereka atas jihad fi sabilillah, Ibnu Mas’ud berkata: “Aku pernah bertanya kepada Rosululloh, ‘Amalan apakah yang paling dicintai Alloh?’ Beliau menjawab, ‘mendirikan sholat pada waktunya,’ Aku bertanya kembali, ‘Kemudian apa?’ Jawab Beliau, ‘berbakti kepada orang tua,’ lanjut Beliau. Aku bertanya lagi, ‘Kemudian?’ Beliau menjawab, ‘Jihad di jalan Alloh.’” (HR. Al Bukhori no. 5970). Demikian agungnya kedudukan berbakti pada orang tua, bahkan di atas jihad fi sabililllah, padahal jihad memiliki keutamaan yang sangat besar pula.
Ancaman Durhaka Kepada Orang Tua
Wahai saudaraku, Rosululloh menghubungkan kedurhakaan kepada kedua orang tua dengan berbuat syirik kepada Alloh. Dalam hadits Abi Bakrah, beliau bersabda: “Maukah kalian aku beritahukan dosa yang paling besar ?” para sahabat menjawab, “Tentu.” Nabi bersabda, “(Yaitu) berbuat syirik, duraka kepada kedua orang tua.” (HR. Al Bukhori)
Membuat menangis orang tua juga terhitung sebagaa perbuatan durhaka, tangisan mereka berarti terkoyaknya hati, oleh polah tingkah sang anak. Ibnu ‘Umar menegaskan: “Tangisan kedua orang tua termasuk kedurhakaan yang besar.” (HR. Bukhari, Adabul Mufrod hlm 31. Lihat Silsilah Al Ahaadits Ash Shohihah karya Al Imam Al Albani, 2.898)
Alloh pun menegaskan dalam surat Al Isro’ bahwa perkataan “uh” atau “ah” terhadap orang tua saja dilarang apalagi yang lebih dari itu. Dalam ayat itu pula dijelaskan perintah untuk berbuat baik pada orang tua.
Sekarang kita ketahui bersama apa arti penting dan keutamaan berbakti pada orang tua. Kita ingat kembali, betapa sering kita membuat marah dan menangisnya orang tua? Betapa sering kita tidak melaksanakan perintahnya? Memang tidak ada ketaatan kepada makhluk dalam bermaksiat kepada Alloh, akan tetapi bagaimana sikap kita dalam menolak itupun harus dengan cara yang baik tidak serampangan. Bersegeralah kita meminta maaf pada keduanya, ridho Alloh tergantung pada ridho kedua orangtua.


http://romdani45498.blogspot.com/2010/11/sudahkah-engkau-baktikan-dirimu-untuk.html

Inspirasi Si Kecil Bernama Semut

Kita seringkali terdengar perumpamaan rajin seperti semut tetapi tahukah kita kenapa wujud perumpamaan sedemikian ? mungkinkah ada perumpamaan lain yang juga sesuai untuk semut?
Semut, makhluk Allah yang kecil, tetapi kecilnya seperti cili padi, pedas dan [I]confirm[/I] berasap? kenapa ya?



Kalau kita perhatikan semut, semut akan selalu berusaha secara berulang-ulang dan terus menerus sehingga ia berjaya mencapai matlamat yang digenggam.
Analogi yang diberikan cukup mudah. Bayangkan kalau ada cebisan makanan di lantai, dan cebisan itu saiznya jauh lebih besar daripada si semut, tetapi pernahkah nampak semut tidak mengerumuni cebisan makanan itu? Tidak bukan? Semut akan berusaha mengangkut cebisan makanan itu ke sarangnya sedikit demi sedikit sehinggalah habis.
Andai dalam perjalanan mengangkut cebisan makanan itu terhalang, semut akan berusaha sedaya upaya dan memilih jalan yang lain mungkin ke kiri dan mungkin juga ke kanan sehinggalah matlamatnya untuk mengangkut cebisan makanan tersebut ke sarangnya tercapai.
kadang-kadang jalan yang dilalui si semut itu terhalang dek air, maka ia bersama kawan-kawannya saling berkerja sama membuat jambatan. Jika semut-semut yang lain sudah menyeberang, maka semut-semut yang membentuk jambatan akan merapat ke tepi.
SubhanAllah, Indahnya ciptaan illahi :)
Hakikatnya, semut mempunyai kekuatan yang luar biasa dalam mewujudkan tekadnya untuk meraih apa yang diinginkan malahan ia tidak pernah kenal erti penat mahu pun lelah.
Sebagai perkongsian cerita, pada suatu masa dahulu ada seorang arab badwi pergi merantau kerana sesuatu keperluan. Dia merasa sangat letih dan penat serta berputus asa. Maka ia terduduk dan berfikir untuk kembali lagi. Kemudian dia melihat seekor semut yang merangkak naik ke atas batu besar, namun semut tersebut jatuh dan semut itu terus merangkak naik lagi ke atas batu besar itu berulang-ulang kali.
Setelah mencuba, akhirnya semut itu berjaya menaiki batu besar itu . Melihatkan situasi tersebut, si arab badwi itu berkata " Saya sepatutnya bersabar dan berusaha keras lebih daripada semut tersebut."
Akhirnya si arab badwi itu meneruskan perjalanannya dan berjaya sampai ke tempat yang ditujunya dan dia berkata "Cari dan raih , jangan pernah berkeluh kesah dan bosan dari usaha meraih apa yang kamu inginkan. Kerana penyakit orang yang ingin mencari dan meraih sesuatu adalah bosan."

Hebatkan si kecil bernama semut?
Terdapat kajian yang dijalankan menunjukkan semut mengumpulkan makanannya dari musim panas sehinggalah ke musim sejuk. Oleh sebab semut tidak banyak keluar pada musim sejuk, maka makanan yang telah dikumpul hanya di makan apabila tiba musim sejuk ini.

Cara semut untuk memastikan makanan yang disimpan itu kekal elok, maka dengan kuasa illahi semut tersebut akan membelah ditengah biji bijian itu di tengah bagi memastikan makanan itu tahan lama.
Semut mempunyai sifat cekal dan kesabaran yang tinggi malahan kita wajar mengambil iktibar darinya. Malah seandainya anda meletakkan sebuah batu ditengah-tengah jalan yang digunakan oleh kawanan semut, mereka tidak berundur sebaliknya mencari jalan lain dan berusaha sehingga matlamat itu tercapai.
Kalau dulu, saya hanya percaya perlu rajin seperti semut, tetapi kini saya percaya perlu gigih dan cekal seperti semut.


http://romdani45498.blogspot.com/2011/01/inspirasi-si-kecil-bernama-semut.html