Mengenai Saya

Foto saya
Pangandaran, West Java, Indonesia
Simple

Sabtu, 09 Juni 2012

Kiat-Kiat Mempererat Cinta Suami Istri

Ada kejadian, seorang laki-laki sebelum menikah menginginkan istri yang cantik parasnya dan beberapa kriteria lainnya. Tetapi pada saat pernikahan, dia mendapatkan istrinya sangat jauh dari kriteria yang ia tetapkan. Subhanallah! Inilah jodoh, walaupun sudah berusaha keras, tetapi jika Allah menghendaki lain, semua akan terjadi. Pada awalnya ia terkejut karena istrinya ternyata kurang cantik, padahal sebelumnya sudah nazhar (melihat) calon istrinya tersebut. Sampai ayah dari pihak suami menganjurkan anaknya untuk menceraikan istrinya tersebut.

Tetapi kemudian ia bersabar. Dan ternyata ia mendapati istrinya tersebut sebagai wanita yang shalihah, rajin shalat, taat kepada orang tuanya, taat kepada suaminya, selalu menyenangkan suami, juga rajin shalat malam.
Pada akhirnya, setelah sekian lama bergaul, sang suami ini merasa benar-benar puas dengan istrinya. Bahkan ia berpikir, lama-kelamaan istrinya bertambah cantik, dan ia sangat mencintai serta menyayanginya. Karena kesabaranlah Allah menumbuhkan cinta dan ketentraman. Ternyata faktor fisik tidaklah begitu pokok dalam menentukan kebahagiaan dan keharmonisan rumah tangga, walaupun bisa juga ikut berperan menentukan.

Berikut ini kami bawakan kiat-kiat praktis sebagai ikhtiar merekatkan cinta kasih antara suami istri, sehingga keharmonisan bisa tercipta.

Pertama.
Saling memberi hadiah
Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wassalam telah bersabda:
"Saling memberi hadiahlah kalian, niscaya kalian akan saling cinta mencintai."
(HR. Bukhari dlm Adabul Mufrad, dihasankan oleh Syaikh al Albani)

Memberi hadiah merupakan salah satu bentuk perhatian seorang suami kepada istrinya, atau istri kepada suaminya. Terlebih bagi istri, hadiah dari suami mempunyai nilai yang sangat mengesankan. Hadiah tidak harus mahal, tetapi sebagai simbol perhatian suami kepada istri.
Seorang suami yang ketika pulang membawa sekedar oleh-oleh kesukaan istrinya, tentu akan membuat sang istri senang dan merasa mendapat perhatian. Dan seorang suami, semestinya lebih mengerti apa yang lebih disenangi oleh istrinya. Oleh karena itu, para suami hendaklah menunjukkan perhatian kepada istri, diungkapkan dengan memberi hadiah meski sederhana.

Kedua.
Mengkhususkan waktu untuk duduk bersama
Jangan sampai antara suami istri sibuk dengan urusan masing-masing, dan tidak ada waktu untuk duduk bersama. Ada pertanyaan yang diajukan kepada Syaikh bin Baaz. Ada seorang pemuda tidak memperlakukan istri dengan baik. Yang menjadi penyebabnya, karena ia sibuk menghabiskan waktunya untuk berbagai pekerjaan yang berhubungan dengan studi dan lainnya, sehingga meninggalkan istri dan anak-anaknya dalam waktu lama.

Masalah ini ditanyakan kepada Syaikh, apakah diperbolehkan sibuk menuntut ilmu dan sibuk beramal dengan resiko mengambil waktu yang seharusnya dikhususkan untuk isteri?
Syaikh bin Bazz menjawab pertanyaan ini. Beliau menyatakan, tidak ragu lagi, bahwa wajib atas suami untuk memperlakukan istrinya dengan baik berdasarkan firman Allah:
"Pergaulilah mereka dengan baik." (QS. An Nisa':19)
Juga sebagaimana sabda Nabi Shalallahu 'Alaihi Wassalam kepada Abdullah bin 'Amr bin Ash, yaitu manakal sahabat ini sibuk dengan shalat malam dan sibuk dengan puasa, sehingga lupa dan lalai terhadap istrinya, maka Nabi Shalallahu 'Alaihi Wassalam berkata:
"Puasalah dan berbukalah. Tidur dan bangunlah. Puasalah sebulan selama tiga hari, karena sesungguhnya kebaikan itu memiliki sepuluh kali lipat. Sesungguhnya engkau memiliki kewajiban atas dirimu. Dirimu sendiri memiliki hak dan engkau juga mempunyai kewajiban terhadap isterimu, juga kepada tamumu. Maka, berikanlah haknya setiap orang yang memiliki hak." (Muttafaqun 'alaihi).

Banyak hadits yang menunjukkan adanya kewajiabn agar suami memperlakukan isteri dengan baik. Oleh karena itu, para pemuda dan para suami hendaklah memperlakukan isteri dengan baik, berlemah lembut sesuai dengan kemampuan. Apabila memungkinkan untuk belajar dan menyelesaikan tugas-tugasnya di rumah, maka lakukanlah di rumah, sehingga disamping dia mendapatkan ilmu dan menyelesaikan tugas, dia juga dapat membuat isteri dan anak-anaknya senang. Kesimpulannya, adalah disyari'atkan atas suami mengkhususkan waktu-waktu tertentu, meluangkan waktu untuk isterinya, agar sang isteri merasa tentram, memperlakukan isterinya dengan baik; terlebih lagi apabila tidak memiliki anak.

Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wassalam bersabda:
"Sebaik-baik kalian adalah yang terbaik di antara kalian terhadap keluarganya. Dan saya adalah orang yang terbaik di antara kalian terhadap keluargaku."
Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wassalam juga bersabda:
"Orang yang paling sempurna imannya adalah yang tebaik akhlaknya di antara mereka. Dan sebaik-baik kalian adalah yang terbaik terhadap isteri-isteri kalian." (HR. Tirmidzi)
Sebaliknya, seorang istri juga disyari'atkan untuk membantu suaminya, misalnya menyelesaikan tugas-tugas studi ataupun tugas kantor.
Hendaklah dia bersabar apabila suaminya memiliki kekurangan karena kesibukannya, sehingga kurang memberikan waktu yang cukup kepada isterinya.
Berdasarkan firman Allah, hendaklah antara suami dan istri saling bekerjasama :
"Tolong menolonglah kalian di atas kebaikan dan takwa." (QS. Al Maidah :2)

Juga berdasarkan keumuman sabda Nabi Shalallahu 'Alaihi Wassalam:
"Allah akan selalu menolong hamba-Nya selama hamba-Nya itu menolong saudaranya." (Muttafaqun 'alaihi, diterjemahkan dari buku Fatawa Islamiyyah)

Nasihat Syaikh bin Baaz tersebut ditujukan kepada kedua belah pihak. Kepada suami hendaklah benar-benar tidak sampai melalaikan, dan kepada istri pun untuk bisa bersabar dan memahami apabila suaminya sibuk bukan untuk hal-hal yang tidak bermanfaat. Untuk para isteri, bisa juga mengoreksi diri mereka.
Mungkin diantara sebab suami tidak kerasan di rumah karena memiliki isteri yang sering marah, selalu bermuka masam dan ketus apabila berbicara.

Ketiga.
Menampakkan wajah yang ceria
Di antara cara untuk mempererat cinta kasih, hendaklah menampakkan wajah yang ceria. Ungkapan dengan bahasa wajah, mempunyai pengaruh yang besar dalam kegembiraan dan kesedihan seseorang. Seorang isteri akan senang jika suaminya berwajah ceria, tidak cemberut. Secara umum Nabi Shalallahu 'Alaihi Wassalam bersabda:
"Sedikit pun janganlah engkau menganggap remeh perbuatan baik, meskipun ketika berjumpa dengan saudaramu engkau menampakkan wajah ceria." (HR. Muslim)

Begitu pula sebaliknya, ketika suami datang, seorang isteri jangan sampai menunjukkan wajah cemberut atau marah. Meskipun demikian, hendaknya seorang suami juga bisa memahami kondisi isteri secara kejiwaan. Misalnya, isteri yang sedang haidh atau nifas, terkadang melakukan tindakan yang menjengkelkan. Maka seorang suami hendaklah bersabar.

Ada pertanyaan dari seorangb isteri yang disampaiakan kepada Syaikh bin Baaz, sebagai berikut:
Suami saya-semoga Allah memaafkan dia-, meskipun dia berpegang teguh dengan agama dan memiliki akhlak yang tinggi serta takut kepada Allah, tetapi dia tidak memiliki perhatian kepada saya sedikitpun. Jka di rumah, ia selalu berwajah cemberut, sempit dadanya dan terkadang dia mengatakan bahwa sayalah penyebab masalahnya. Tetapi Allah lah yang mengetahui bahwa saya-alhamdulillah-telah melaksanakan hak-haknya. Yakni menjalankan kewajiban saya sebagai isteri. Saya berusaha semaksimal mungkin dapat memberikan ketenangan kepada suami dan menjauhkan segala hal yang membuatnya tidak suka.
Saya selalu sabar atas tindakan-tindakannya terhadap saya.
Setiap saya bertanya sesuatu kepadanya, dia selalu marah, dan dia mengatakan bahwa ucapan saya tidak bermanfaat dan kampungan. Padahal perlu diketahui, jika kepada teman-temannya, suami saya tersebut termasuk murah senyum. Sedangkan terhadap saya, ia tidak pernah tersenyum; yang ada hanyalah celaan dan perlakuan buruk. Hal ini menyakitkan dan saya merasa sering tersiksa dengan perbuatannya. Saya ragu-ragu dan beberapa kali berpikir untuk meninggalkan rumah.

Wahai Syaikh, apabila saya meninggalkan rumah dan mendidik sendiri anak-anak saya dan berusaha mencari pekerjaan untuk membiayai anak-anak saya sendiri, apakah saya berdosa? Ataukah saya harus tetap tinggal bersama suami dalam keadaan seperti ini, (yaitu) jarang berbicara dengan suami, (ia) tidak bekerja sama dan tidak merasakan problem saya ini?


Di jawab oleh Syaikh bin Baaz: "Tidak diragukan lagi, bahwa kewajiban atas suami isteri ialah bergaul dengan baik dan saling menampakkan wajah penuh dengan kecintaan.
Dan hendaklah berakhlak dengan akhlak yang mulia, (yakni) dengan menampakkan wajah ceria, berdasarkan firman Allah:
"Pergaulilah mereka dengan baik." (QS. An Nisa:19)
Juga dalam surat Al Baqarah ayat 228:
"Dan para wanita mempunyai hak yang seimbang dengan kewajibannya menurut cara yang ma'ruf, akan tetapi, para suami mempunyai satu tingkatan kelebihan daripada isteri." (QS. Al Baqarah :228)

Arti kelebihan disini, secara umum laki-laki lebih unggul daripada wanita. Tetapi nilai-nilai yang ada pada setiap individu di sisi Allah, tidak berarti laki-laki pasti derajatnya lebih tinggi. Sesungguhnya yang paling mulia diantara kalian di sisi Allah adalah yang paling bertakwa.
Dan berdasarkan sabda Nabi Shalallahu 'Alaihi Wassalam:
"Kebaikan itu adalah akhlak yang baik." (HR. Muslim)
Dan berdasarkan sabda Nabi Shalallahu 'Alaihi Wassalam:
"Sedikitpun janganlah engkau menganggap remeh perbuatan baik, meskipun ketika berjumpa dengan saudaramu engkau menampakkan wajah ceria." (HR. Muslim)

Juga berdasarkan sabda Nabi Shalallahu 'Alaihi Wassalam:
"Orang yang paling sempurna imannya adalah yang terbaik akhlaknya di antara mereka. Dan sebaik-baik kalian adalah yang terbaik terhadap isteri-isteri kalian." (HR. Tirmidzi)

Ini semua menunjukkan, bahwa motivasi berakhlak yang baik dan menampakkan wajah ceria pada saat bertemu serta bergaul dengan baik kepada kaum Muslimin, berlaku secara umum; terlebih lagi kepada suami atau isteri dan kerabat. Oleh karena itu, engkau telah berbuat baik dalam hal kesabaran dan ketabahan atas penderitaanmu, yaitu menghadapi kekasaran dan keburukan suamimu. Saxa berwasiat kepada dirimu untuk terus meningkatkan kesabaran dan tidak meninggalkan rumah di karenakan hal itu. Insya Allah akan mendatangkan kebaikan yang banyak. Dan akibat yang baik, insya Allah diberikan kepada orang-orang yang sabar.

Banyak ayat yang menunjukkan, barangsiapa yang bertakwa dan bersabar, maka sesungguhnya balasan yang baik itu bagi orang-orang yang bertakwa. Dan sesungguhnya Allah akan memberi ganjaran yang besar tanpa hisab kepada orang-orang yang sabar.
Tidak ada halangan dan rintangan untuk bercanda dan bergurau, serta mengajak bicara suami dengan ucapan-ucapan yang dapat melunakkan hatinya, dan yang dapat menyebabkan lapang dadanya dan menumbuhkan kesadaran akan hak-hakmu. Tinggalkanlah tuntutan-tuntutan kebutuhan dunia (yang tidak pokok) selama sang suami melaksanakan kewajiban dengan memberikan nafkah dari kebutuhan-kebutuhan pokok, sehingga ia menjadi lapang dada dan hatinya tenang. Engkau akan merasakan balasan yang baik, insya Allah.

Semoga Allah memberikan taufik kepada dirimu untuk mendapatkan kebaikan dan memperbaiki keadaan suamimu. Semoga Allah membimbingnya kepada kebaikan dan memperbaiki akhlaknya. Semoga Allah membimbingnya untuk dapat bermuka ceria dan melaksanakan kewajiban-kewajibannya kepada isterinya dengan baik. Sesungguhnya, Allah adalah sebaik-baik yang diminta, dan Dia adalah pemberi hidayah kepada jalan yang lurus. (Dinukil dari buku Fatawa Islamiyyah).

Ini menunjukkan, bahwa seorang wanita diperbolehkan untuk mengeluh dan menyampaikan problemnya kepada orang yang alim, atau orang yang dianggap bisa menyelesaikan masalahnya. Hal ini tidak sama dengan sebagian wanita yang sering, atau suka menceritakan rahasia rumah tangganya, termasuk kelemahan dan keburukan suaminya kepada orang lain, tanpa bermaksud menyelesaikan masalahnya.

Sehubungan dengan permasalahan ini, Syaikh Utsaimin mengatakan, bahwa apa yang disampaikan oleh sebagian wanita yang menceritakan keadaan rumah tangganya kepada kerabatnya, bisa jadi (kepada) orang tua isteri atau kakak perempuannya, atau kerabat yang lainnya, bahkan kepada teman-temannya, (hukumnya) adalah diharamkan. Tidak halal bagi seorang wanita membuka rahasia rumah tangganya dan keadaan suaminya kepada seorangpun. Karena seorang wanita yang shalihah adalah yang bisa menjaga dan memelihara kedudukanmartabat suaminya. Nabi Shalallahu 'Alaihi Wassalam telah memberitakan, seburuk-buruk manusia kedudukannya disisi Allah pada hari Kiamat ialah seorang laki-laki yang suka menceritakan keburukan isterinya atau seorang wanita yang menceritakan keburukan suaminya.
Meski demikian, jangan dipahami bahwa secara mutlak seorang wanita tidak boleh menceritakan keburukan seorang suami. Karena, pada masa Nabi Shalallahu 'Alaihi Wassalam pun ada seorang wanita yang datang kepada Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wassalam dan berkata: "Ya, Rasulullah. Suami saya adalah orang yang kikir, tidak memberi nafkah yang cukup bagi saya. Bolehkah saya mengambil darinya tanpa sepengetahuannya untuk sekedar mencukupi kebutuhan saya dan anak saya?"
Mendengar penuturan orang ini, Nabi Shalallahu 'Alaihi Wassalam menjawab:
"Ambillah nominal yang mencukupi kebutuhanmu dan anakmu." (Muttafaqun 'alaih)

Keempat.
Memberikan penghormatan dengan hangat kepada pasangannya
Memberikan penghormatan dengan hangat kepada pasangannya, baik ketika hendak pergi keluar rumah ataupun ketika pulang. Penghormatan itu hendaklah dilakukan dengan mesra. Dalam beberapa hadits diriwayatkan, ketika hendak pergi shalat, Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wassalam mencium isterinya tanpa berwudhu lagi dan langsung shalat. Ini menunjukkan, bahwa mencium isteri dapat mempererat hubungan antara suami isteri, meluluhkan kebekuan ataupun kekakuan antara suami isteri. Tentunya dengan melihat situasi, jangan dilakukan di hadapan anak-anak.

Perbuatan sebagian orang ketika seorang isteri menjemput suaminya yang datang dari luar kota atau dari luar negeri, ia mencium pipi kanan dan pipi kiri di tempat umum. Demikian ini tidak tepat. Memberikan penghormatan dengan hangat tidak mesti dengan mencium pasangannya. Misalnya, seorang suami dapat memanggil isterinya dengan baik, tidak menjelek-jelekkan keluarganya, tidak menegur isterinya dihadapan anak-anak mereka. Atau seorang isteri, bila melakukan penghormatan dengan menyambut kedatangan suaminya di depan pintu. Apabila suami hendak bepergian, isteri menyiapkan pakaian yang telah disetrika dan dimasukkannya ke dalam tas dengan rapi.

Suami hendaknya menghormati isterinya dengan mendengarkan ucapan isteri secara seksama. Sebab terkadang, ada sebagian suami, jika isterinya berbicara, ia justru sibuk dengan handphonenya mengirim sms atau sambl membaca Koran. Dia tidak serius mendengarkan ucapan isterinya. Dan jika menanggapinya, hanya dengan kata-kata singkat. Jika isteri mengeluh, suami mengatakan "hal seperti ini saja dipikirkan!"
Meskipun sepele atau ringan, tetapi hendaklah suami menanggapinya dengan serius, karena bagi isteri mungkin merupakan masalah yang besar dan berat.

Kelima.
Hendaklah memuji pasangannya
Di antara kebutuhan manusia adalah keinginan untuk di puji- dalam batas- yang wajar. Dalam masalah pujian ini, para ulama telah menjelaskan, bahwa pujian diperbolehkan atau bahkan dianjurkan dengan syarat-syarat: untuk memberikan motivasi, pujian itu diungkapkan dengan jujur dan tulus, dan pujian itu tidak menyebabkan orang yang dipuji menjadi sombong atau lupa diri.
Abu Bakar As Siddiq radhiallahu amhu pernah di puji, dan dia berdoa kepada Allah: "Ya Allah, janganlah Engkau hukum aku dengan apa yang mereka ucapkan. Jangan jadikan dosa bagiku dengan pujian mereka, jangan timbulkan sifat sombong. Jadikanlah aku lebih baik dari apa yang mereka sangka, dan ampunilah aku atas perbuatan-perbuatan dosa yang mereka tidak ketahui."
Perkataan ini juga di ucapkan oleh Syaikh Al Albani ketika beliau di puji-puji oleh seseorang dihadapan manusia. Beliau rahimahullah menangis dan mengucapkan perkataan Abu Bakar tersebut serta mengatakan: "Saya ini hanyalah penuntut ilmu saja".
Seorang isteri senang pujian dari suaminya, khususnya dihadapan orang lain, seperti keluarga suami atau isteri. Dia tidak suka jika suami menyebutkan aibnya, khususnya dihadapan orang lain. Jika masakan isteri kurang sedap jangan dicela.

Keenam.
Bersama-sama melakukan tugas yang ringan
Di antara kesalahan sebagian suami ialah, mereka menolak untuk melakukan sebagian tugas di rumah. Mereka mempunyai anggapan, jika melakukan tugas di rumah, berarti mengurangi kedudukannya, menurunkan atau menjatuhkan kewibawaannya di hadapan sang isteri. Pendapat ini tidak benar.
Nabi Shalallahu 'Alaihi Wassalam melakukan tugas-tugas di rumah, seperti menjahit pakaiannya sendiri, memperbaiki sandalnya dan melakukan tugas-tugas di rumah. Diriwayatkan oleh Imam Ahmad dalam Musnadnya dan terdapat dalam Jami'ush Shaghir.

Terlebih lagi dalam keadaan darurat, seperti isteri sedang sakit setelah melahirkan. Terkadang isteri dalam keadaan repot, maka suami bisa meringankan beban isteri dengan memandikan anak atau menyuapi anak-anaknya. Hal ini disamping menyenangkan isteri, juga dapat menguatkan ikatan yang lebih erat lagi antara ayah dan anak-anaknya.

Ketujuh.
Ucapan yang baik
Kalimat yang baik adalah kalimat-kalimat yang menyenangkan.
Hendaklah menghindari kalimat-kalimat yang tidak menyenangkan, bahkan menyakitkan. Seorang suami yang menegur isterinya karena tidak berhias, tidak mempercantik diri dengan celak dimata, harus dengan ucapa yang baik. (Nasihat untuk akhwat yg berkeluarga atau ibu-ibu. Hendaknya wanita mempercantik diri dan berhias untuk suaminya. Yang terjadi, umumnya berdandan dan mempercantik diri kalau mau keluar rumah, atau kalau ada walimah, misalnya. Sedangkan di rumah, ia enggan mempercantik diri dan tampil seadanya. Padahal berdandan dan mempercantik diri untuk keluar rumah hukumnya haram.)

Misalnya dengan perkataan "Mengapa engkau tidak memakai celak?" Isteri menjawab dengan kalimat yang menyenangkan: "Kalau aku memakai celak, akan mengganggu mataku untuk melihat wajahmu".
Perkataan yang demikian menunjukkan ungkapan perasaan cinta isteri kepada suami. Ketika ditegur, ia menjawab dengan kalimat yang menyenangkan. Berbeda dengan kasus lain. Saat suami isteri berjalan-jalan di bawah bulan pernama, suami bertanya:"Tahukah engkau bulan purnama di atas?" Mendengar pertanyaan ini, sang isteri menjawab:"Apakah engkau lihat aku buta?"

Kedelapan.
Perlu berekreasi berdua tanpa membawa anak
Rutinitas pekerjaan suami di luar rumah dan pekerjaan isteri di rumah membuat suasana menjadi keruh. Sekali-kali diperlukan suasana lain dengan cara pergi berdua tanpa membawa anak. Hal ini sangat penting, karena bisa memperbaharui cinta suami isteri. Kita mempunyai anak, lantas bagaimana caranya? Ini memang sebuah problem. Kita cari solusinya, jangan menyerah begitu saja.
Bukan berarti setelah mempunyai anak banyak tidak bisa pergi berdua. Tidak! kita bisa meminta tolong kepada saudara, kerabat ataupun tetangga untuk menjaga anak-anak, lalu kita dapat pergi bersilaturahmi atau belanja ke toko dan lain sebagainya. Kemudian pada kesempatan lainnya, kita pergi berekreasi membawa isteri dan anak-anak.

Kesembilan.
Hendaklah memiliki rasa empati pada pasangannya

Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wassalam bersabda:
"Perumpamaan kaum mukminan antara satu dengan yang lainnya itu seperti satu tubuh. Apabila ada satu anggota tubuh yang sakit, maka anggota tubuh yang lain pun ikut merasakannya sebagai orang yang tidak dapat tidur dan orang yang terkena penyakit demam." (HR. Muslim)
Ini berlaku secara umum kepada semua kaum muslimin. Rasa empati harus ada. Yaitu merasakan apa yang dirasakan oleh orang lain, termasuk kepada isteri atau suami. Jangan sampai suami sakit, terbaring ditempat tidur, isteri tertawa-tawa disampingnya, bergurau, bercanda. Begitu pula sebaliknya, jangan sampai karena kesibukan, suami kemudian kurang merasakan apa yang dirasakan oleh isteri.

Kesepuluh.
Perlu adanya keterbukaan
Keterbukaan antara suami dan isteri sangat penting. Di antara problem yang timbul di keluarga, lantaran antara suami dan isteri masing-masing menutup diri, tidak terbuka menyampaikan problemnya kepada pasangannya. Yang akhirnya kian menumpuk. Pada gilirannya menjadi lebih besar, sampai akhirnya meledak.
Inilah sepuluh tips untuk merekatkan hubungan suami isteri, sehingga biduk rumah tangga tetap harmonis dan tentram. Semoga bermanfaat, menjadi bekal keharmonisan keluarga.




http://romdani45498.blogspot.com/2011/02/kiat-kiat-mempererat-cinta-suami-istri.html

Kau Begitu Istimewa, Wahai Insan Pilihan

Ibnul Jauzi dalam kitab ’salwatul ahzaan’ menyebutkan bahwa :
Nabi Adam as ketika ingin mendekati siti Hawwa (ya’ni bersetubuh) maka siti Hawwa minta mahar / mas kawin, lalu Adam as berdoa: Ya Rabbi apakah yang harus aku berikan padanya? Jawab Tuhan: Ya Adam bacalah sholawat untuk kekasihku Muhammad saw dua puluh kali. Maka dilaksanakan oleh Adam as.
Ka’bul ahbaar berkata: Allah telah mewahyukan pada Nabi Musa as: Hai Musa maukah engkau tidak merasakan haus pada hari kiamat? Jawab Musa: Ya. Maka firman Allah: Banyak – banyaklah membaca sholawat untuk Muhammad saw.
Diriwayatkan ada seorang pendurhaka di Bani Israil, ketika ia mati dilempar oleh orang-orang karena sangat durhakanya, tiba-tiba Allah menurunkan wahyu kepada nabi Musa as: Mandikanlah dan sembahyangkan lah orang mati itu, karena Aku telah mengampunkan padanya.
Nabi Musa bertanya: Karena apakah Tuhan ia mendapat pengampunanMu?
JawabNya: Pada suatu hari ketika ia membaca taurat menemui nama Muhammad lalu ia membaca sholawat pada Muhammad saw maka diampunkan karena itu.

Dalam kitab ’syaraful musthafa’ ada keterangan Abu Said berkata:
Pada suatu malam ketika siti Aisyah menjahit diwaktu sahur, tiba-tiba hilang jarumnya sedang lampu mati, kemudian datang Nabi saw dan teranglah tempat itu dengan sinar Nabi saw sehingga mendapatkan kembali jarum, maka berkata Aisyah ra: Alangkah terangnya wajahmu ya Rasulullah, maka sabda Nabi saw:
Celakalah orang yang tidak dapat melihat padaku. Siti Aisyah bertanya: Siapakah yang tidak melihat wajahmu? Jawab Nabi saw: Orang bakhil. Siti Aisyah berkata: siapakah yang bakhil itu? Jawab Nabi saw: ialah orang yang tidak membaca sholawat jika mendengar namaku disebut orang.
Begitu istimewanya kedudukan dan kemuliaan Nabi Muhammad. Keagungan dan kemuliaan beliau terlihat sebelum dan sesudah beliau dilahirkan. Subhanalloh,

“Ya Allah, limpahkanlah shalawat atas cahaya di antara segala cahaya, rahasia di antara segala rahasia, penawar duka, dan pembuka pintu kemudahan, yakni Sayyidina Muhammad, manusia pilihan, juga kepada keluarganya yang suci dan sahabatnya yang baik, sebanyak jumlah kenikmatan Allah dan karunia-Nya.”.. Amiiiin.




http://romdani45498.blogspot.com/2011/02/kau-begitu-istimewa-wahai-insan-pilihan.html

Sabarlah Kakak

Hari yang cukup berat bagiku. Lembaran-lembaran rekening koran terasa memburamkan mataku, ditambah lagi beberapa trouble di program komputer yang baru. Kepala seperti berasap, Alhamdulillah deras hujan siang ini meneduhkanku. Sejenak kubuka HP dan mengirimkan pesan singkat untukmu. Sesibuk apapun aku tak pernah mengabaikanmu.
Saat ini aku sungguh-sungguh mengkhawatirkanmu. Tadi pagi aku harus berangkat ke kantor lebih awal, sementara engkau, kakakku tersayang berangkat lebih siang. Sebenarnya aku telah memintamu untuk istirahat di rumah tapi engkau bersikeras dan memaksa untuk tetap bekerja. "Kasihan anak-anak," katamu.
~~@~~
Gerimis belum juga reda, sambil berlari kecil kudekap tas kesayanganku. Langkahku terhenti, urung masuk ke pos satpam yang begitu kental dengan aroma rokok. Aku hanya berdiri di teras, menikmati gerimis sore sambil memperhatikan teman-temanku yang pulang satu persatu. Kuambil telepon genggamku, penuh antusias kutelepon kakakku. Kucoba beberapa kali namun belum juga ada jawaban. Beberapa saat kemudian ada pesan singkat: "Saya sedang mengajar, dek. 5 menit lagi telepon ya." Senyumku pun mengembang.
~~@~~
"Halo, assalamu'alaikum Kakak," sapaku penuh kelembutan. Terbayang wajah pucat yang tersenyum manis padaku.
"Wa'alaikum salam, Adekku sayang. Apa kabar matahariku? Semoga senja tak meredupkan sinarmu." dalam suara yang serak pun engkau tak kehilangan kelebayanmu.
"Alhamdulillah baik. Kakak ada di mana sekarang, kok bising banget?"
"Sedang menuju ke Pondok Kopi, Dek. Di sini gerimis." Kurasakan kepenatan yang sangat di parau suaramu.
"Ya sudah, Kak. Kakak hati-hati ya..." belum sempat kuselesaikan kalimatku, tiba-tiba sambungan telepon sudah terputus. Kutelepon kembali sampai berkali-kali tak juga diangkat. Ada rasa perih yang tiba-tiba menyeruak hatiku.
Dengan lincah kutekan tombol-tombol huruf di HPku. "Segitunya sih, Kak. Aku pikir kakak naik sepeda motor dan bukan naik bus," begitu isi smsku. Sedikit pun tak ada rasa amarah di hatiku, justru rasa khawatir yang makin membelenggu.
"Bukan begitu etikanya, seperti orang yang baru datang dan langsung mengajak pulang!" keras sekali kau membalas smsku.
Lantas siapa yang tidak sopan? Engkau yang menutup telepon sementara aku belum menyelesaikan pembicaraan. Tanpa sadar air mataku menetes, menyatu dengan rintik gerimis yang membasahiku. Aku sungguh kecewa, engkau menyalahartikan maksudku. Aku sama sekali tidak ingat bahwa sepeda motornya sedang diservis di bengkel hari ini. Yang kupikirkan saat itu adalah keselamatanmu.
~~@~~
Beberapa minggu ini kau uji kesabaranku. Aku menyayangimu, tak hendak kucampur dengan amarah dan kecewaku. Aku sungguh berharap engkau pun begitu. Sabarlah, Kakak....




http://romdani45498.blogspot.com/2011/02/sabarlah-kakak.html

Belajar Dan Terus Belajar

♫•*¨*•.¸¸ﷲ¸¸.•*¨*•♫♥♥♥♥♥♥♫•*¨*•.¸¸ﷲ¸¸.•*¨*•♫♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥
Cinta kasih dan kasih sayang tidak akan muncul begitu saja, tanpa kita mau belajar untuk mengembangkannya. Kesabaran dan Ketenangan Hati tidak akan di dapat begitu saja, tanpa mau merenungi diri untuk terus berubah dan berubah. Menyadari segala sesuatu adalah proses.
Proses perubahan dan proses pembelajaran. Tidak ada anak SD yang langsung mengerti pelajaran SMP, dan Anak Kuliahan mengerti Pelajaran Profesor. Semua ada prosesnya, semua ada pembelajarannya.
Sakit hati, kesedihan, kemalangan, kegagalan, ketimpangan semua adalah bentuk-bentuk dari bagian pelajaran kehidupan yang sangat berharga. Dengan mempelajari, mengamati, menganalisa semua itu diatas, maka akan kita akan mampu menghargai sebuah bentuk pengorbanan, perjuangan dan perngendalian diri dari semua hal yang tidak akan pernah sia-sia.
Hasilnya adalah ketegaran, kematangan, kedewasaan, kemajuan, kesuksesan, dan keseimbangan diri dan kebahagiaan dengan kebijaksanaan baru dalam diri.
Orang yang tidak pernah sakit, biasanya jarang menghargai kesehatan.
Orang yang tidak pernah miskin, tidak akan mengerti arti perjuangan.
Orang yang tidak pernah gagal, tidak akan mengerti arti dari keterpurukan.
tetapi karena ada kesakitan, kemiskinan, kegagalan disana ada harapan untuk berubah,
disana dapat munculnya semangat hidup baru untuk bangkit dari keterpurukan,
ada sinar terang akan akan selalu membimbing menuju jalan keluar yang terindah.
Dengan menyadari hal ini, maka bangkitlah, semangatlah dan majulah
melangkah tidak perlu langsung berlari, tetapi pelan-pelan berjalan dengan mantap.
Seperti anak kecil yang belajar berlari, belajar bermain, dan belajar untuk dewasa.
Tiada kata terlambat semua dimulai dri tekad dan kemauan,
sebuah tekad untuk melangkah maju, tekad untuk menjalani kehidupan yang lebih baik lagi,
tekad untuk melangkah dengan sejuta harapan, dan sejuta kerja keras, dengan segenap perjuangan baru dan pengorbanan demi mendapatkan masa depan yang jauh lebih ceria…
Perhatikan duniamu, perhatian dunia orang lain, dan perhatikan dunia seluruhnya. Disana masih penuh dengan hal-hal baru yang menanti untuk di jangkau, menanti untuk di jalani, menanti untuk di rasakan, menanti untuk di buktikan.
Tiada jalan yang akan berakhir bila kita sendiri tidak berhenti untuk berjalan.
Marilah melangkah dalam suka cita, melangkah dalam semangat, melangkah dengan penuh kemantapan dan kematangan potensi diri.
Ayo Belajar dan Ikuti pelajaran Hidupmu
Cari guru yang tepat untuk membimbingmu, Lihatlah dan bacalah semua buku yang bermafaat,
carilah sahabat yang tidak pernah meninggalkanmu dan selalu membimbingmu keluar dari tempat yang gelap. Dan selalu memberikanmu tempat yang terang dan nyaman untuk dirimu.
Mari belajar dan terus belajar……..




http://romdani45498.blogspot.com/2011/02/belajar-dan-terus-belajar.html

A Letter for my Lover

♫•*¨*•.¸¸ﷲ¸¸.•*¨*•♫♥♥♥♥♥♥♫•*¨*•.¸¸ﷲ¸¸.•*¨*•♫♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥
Mungkin engkau sering bertanya-tanya dalam hati atau mungkin menerka-nerka mengenai perasaanku kepada dirimu untuk saat ini.
Inilah jawaban atas pertanyaanmu itu………….
Kekasihku yang aku cintai karena Allah,
Andaikan engkau tahu seand`inya memandang mu tidaklah dosa maka aku akan terus memandang mu.
Andaikan rindu ini adalah halal maka aku akan menghubungimu hingga berjam-jam dan meminta mu untuk datang menemuiku.
Andaikan di saat engkau memegang tanganku, memelukku, dan menciumku ini adalah halal bagi kita berdua. Maka akulah orang yang paling bahagia.
Tetapi ketika kau memegang tanganku dan memelukku dalam hati ku bercampur baur antara bahagia dan takut akan dosa, Andaikan aku bukan orang yang paham akan hukum Allah maka akulah orang yang ingin selalu engkau sentuh dan engkau peluk. Tapi aku sudah tahu hukumnya:
“Janganlah seorang laki-laki berkholwat (berduaan) dengan seorang wanita kecuali bersama mahromnya…”[HR Bukhori: Muslim]
“Seandainya kepala seseorang di tusuk dengan jarum dari besi itu lebih baik dari pada menyentuh wanita yang tidak halal baginya.” (Hadits hasan riwayat Thobroni dalam Al-Mu’jam Kabir 20/174/386 dan Rauyani dalam Musnad: 1283, lihat Ash Shohihah 1/447/226)
Apakah engkau tahu setiap hari, setiap menit aku ingat padamu dan berharap engkau menghubungiku.
Tapi yang aku bisa hanya menatap wajahmu dari sebuah foto yang terpajang dalam jejaring social.
Mungkin engkau menganggapku kolot, tapi aku mengetahui satu hal :
”Melepaskan pandangan kepada yang haram akan mengakibatkan kecemasan, kesedihan dan luka di hati. Orang yang bahagia adalah orang yang dapat menundukkan pandangannya dan takut kepada Tuhannya”Mungkin engkau merasa aku bukanlah orang yang romantis, aku tidak perhatian dan kau tidak pernah aku perdulikan.
Mungkin untuk saat ini aku memanglah begitu karena aku takut akan hukum Allah, bukan hanya aku yang akan Allah beri balasan tetapi kita berdua dan kedua orang tua kita yang membiarkan kita.
Sudah seminggu ini engkau sulit menghubungiku dan ketika engkau tahu nomer telepon ku yang baru, engkau bertanya kenapa aku tidak memberitahumu…
Aku berusaha agar kau tidak menghubungiku sehingga engkau bosan dan dapat meninggalkan aku cepat.
Tapi apakah engkau tahu di dalam hati kecilku….engkaulah orang pertama yang paling ingin aku beritahu. Dan memberikan solusi kenapa nomerku tidak aktiv lagi.
Hari jumat aku sakit demam dan flu,
Tahukah kamu aku ingin sekali engkau datang dan menghawatirkan aku.
Malam itu engkau mengirimiku sebuah pesan bahwa kau tidak datang,…
Tahukah kau, aku ingin sekali membalas pesan mu dan mengatakan aku sedang sakit.
Dan berharap engkau akan datang cepat dengan mencemaskan aku atau setidaknya engkau akan mengirimiku atau menelepon mencemaskan aku.
Berkali-kali aku baca pesanmu dan mencoba membalasnya. Ketika aku mengetik sebuah kata kemudian aku menghapusnya dan terjadi berulang-ulang.
Apakah engkau tahu mengapa aku tidak membalas pesanmu
karena dua buah kata yaitu tidaklah halal. Ya karena hubungan kita tidak halal jadi aku takut Allah akan marah.
Inilah jawaban atas tanyamu………
Engkau datang memberikan aku kebahagiaan dan sekaligus memberikan aku sebuah kecemasan.
Oleh karena itu aku menuliskan surat ini untuk mu kekasihku…….
Dan inilah yang ku rasakan………..
Untuk kekasihku mungkin aku tidak tahu seberapa besar cintamu kepadaku dan apakah aku lah seorang yang berada di hatimu.
Tetapi aku sangat tahu bahwa aku cinta padamu, aku rindu padamu, dan untuk saat ini engkaulah seorang yang berada di hatiku.
Aku berterima kasih kepada Allah telah mempertemukan kita berdua. Dan aku berterima kasih kepadamu sudah menjadi bagian yang menempati ruang kosong di hatiku. Semoga allah merahmati kita berdua. Dan apabila kau tidak bisa bersabar untuk menungguku, mungkin itulah jalan terbaik yang diberikan oleh Allah sehingga kita berdua akan menemukan pasangan yang terbaik untuk kita.
Semoga Allah mengganti kecemasan dan kekecewaan ini dengan sesuatu yang dapat menenangkan di kemudian hari. Amin..
Inilah surat dari hatiku untuk kekasihku yang aku cintai karena Allah.
♫•*¨*•.¸¸ﷲ¸¸.•*¨*•♫♥♥♥♥♥♥♫•*¨*•.¸¸ﷲ¸¸.•*¨*•♫♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥




http://romdani45498.blogspot.com/2011/02/letter-for-my-lover.html

Wahai Suamiku Ajarilah Aku Untuk Mencintai-Nya

♫•*¨*•.¸¸ﷲ¸¸.•*¨*•♫♥♥♥♥♥♥♫•*¨*•.¸¸ﷲ¸¸.•*¨*•♫♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥
Wahai suamiku, aku ingin menceritakan bagian dari sejarah hidupku, mau kah engkau mendengarnya…?
“baiklah, aku akan mendengarkannya”
Aku belum puas dan tidak akan cukup jika engkau datang hanya memberikan aku sebuah surga dunia.
Wahai suamiku, jikalau engkau rela menghabiskan sebagian gajimu untuk mencicil ataupun membeli rumah walaupun RSSSSSS (rumah sangat small sehingga selonjoranpun susah sekali)…maukah kau berjanji mencicil dari sekarang untuk membangunkan aku sebuah rumah di akhirat nanti….?
Untuk saat ini aku rela engkau membelikan RSSSSSS tapi ketika nanti kita memiliki anak, tolong donk “S”nya dikurangi 5 menjadi rumah agak small. Mengenai masalah rumah dunia itu bisa kita negosiasikan. Tapi mengenai masalah rumah akhirat aku tidak ingin bernegosiasi.
Asal kamu ketahui wahai suamiku, kamu harus membayar waktu-waktu yang telah berlalu karena telah membuat aku menunggu kedatanganmu terlalu lama.
Tahukah engkau wahai suamiku, sebelum engkau datang ada beberapa lelaki yang sempat singgah dan telah mengisi hari-hariku.
Si fulan yang pertama datang dengan cinta tapi dia berkata untuk tahap pengenalan dia ingin pacaran dengan aku sebagai tahap awal hubungan kami. Tahukah kamu wahai suamiku, si fulan orangnya tampan, orang berada dan berpendidikan. Banyak sekali teman kuliahku yang jatuh hati padanya. Dan tahukah suamiku aku telah menolaknya…
Bukan bermaksud sok jual mahal tapi memang kita…. Eh maksudnya aku sebagai perempuan memiliki aurat yang sifatnya mahal jadi tidak sembarang orang asal tembak dan aku asal terima.
Dan Belum apa-apa si fulan udah megang-megang tangan aku…
“maaf ya suami ku kalau aku pernah di sentuh oleh orang yang bukan muhrimnya…”
Tapi wahai suamiku…ketika dia melakukan itu kemudian aku mengingat Allah dan aku tidak ingin mengulanginya lagi selain dengan muhrimku.
tahukah apa yang aku rasakan pada saat itu, suamiku..
“apa yang kamu rasakan pada saat itu..”
Lelaki itu tidak sayang kepadaku….
“kenapa kamu berpikir seperti itu…bukannya dia bilang cinta sama kamu..”
Lelaki itu tidak sayang kepadaku karena kalau dia benar-benar sayang dan cinta kepadaku dia tidak akan menuruti hawa nafsu dengan menyentuh tanganku yang bukan muhrimnya, kalau benar dia cinta kepadaku ketika dia datang ke rumahku maka temuilah orang tuaku untuk melamarku dan menjadikan aku halal baginya. Bukan sebaliknya dia datang ke rumah untuk bertemu dengan aku dan menjerumuskan aku ke dalam api neraka”
“suamiku…maukah engkau mendengarkan ceritaku yang ke dua…atau kau sudah mengantuk..?
“baik, aku akan mendengarkan ceritamu lagi. Ayo lanjutkan”
Si fulan datang dengan cinta, segala kekurangan si fulan telah aku terima dengan lapang dada, baik mengenai keluarga, ekonomi dan pendidikan. Tahukah kau wahai suamiku aku pernah berencana untuk menikah dengan si fulan. Si fulan sudah menemui orang tuaku.
Tapi pernah suatu ketika dia menanyakan suatu pertanyaan dan sekaligus permintaan yang sama sekali aku tidak bisa menerimanya..
“pertanyaan apakah itu wahai isteriku..?”
Dia pernah berkata “boleh tidak sebelum kita menikah, kamu membuka jilbab kamu…setidaknya aku ingin mengetahui kondisi fisik kamu.”
Tahukah wahai suamiku apa yang ingin aku ucapkan di hadapan si fulan…inilah yang ingin aku ucapkan “dasar lelaki goblok!!!!”.
Maaf ya wahai suamiku, aku menggunakan kata tidak sopan. Tapi bukankah perbuatan si fulan terhadapku melampaui kata tidak sopan.
Wahai suamiku, ketika dia menanyakan hal itu, aku bagaikan sebuah manakin dimana jilbabku hanya selembar kain yang siap lepas siapapun ingin membeli dan jika tidak jadi maka selembar kain itu siap menempel di kepalaku kembali.
Si fulan tidak mencintaiku….
“bukankah dia pernah mengatakan cinta padamu dan dia sudah menemui orang tua mu untuk menikahi kamu…?”
Yang aku tahu ketika seseorang mencintai orang lain maka orang tersebut akan menjaga kehormatan dan kemaluan orang yang dia cintai.
Tapi apa yang terjadi dengan si fulan…dia malah ingin melihat rambutku yang merupakan salah satu aurat dari seorang perempuan.
Tidakkah itu menghina aku…bukan…bukan aku yang telah si fulan hina…tapi agamaku telah ia hina dengan mengatakan hal tersebut tidakkah itu menginjak-injak kesucianku yang telah dijaga oleh agamaku….
“kemudian apa yang kamu katakana untuk membatalkan rencana pernikahan kalian?”.
“Pertanyaan bagus sekali wahai suamiku…
Seminggu berselang dari pertanyaan bodoh si fulan kami tidak saling bertemu. Dan kemudian aku mengatakan bahwa aku ingin memutuskan untuk batal menikah dan menjelaskan pernyataan-pernyataan klise dan aku ingin melanjutkan kuliahku di luar kota (ga bohong loh) sehingga dia percaya bahwa kami memang tidak sesuai.
Sebenarnya aku tidak marah sedikitpun kepada si fulan. Malah aku berterima kasih kepada Allah telah membukakan pintu sehingga aku bertemu dengan si fulan ke 3….mau tahukah engkau wahai suamiku siapa gerangan si fulan yang ke 3….
“siapakah si fulan yang ke 3 wahai istriku…?”
Si fulan yang ke 3 tidak banyak cerita…karena motto hidupnya ‘talk less, do more’. Gayanya kampungan banget. Mau nikahin aku tapi malah deketin orang tua dan kakakku. Yang jelas pada awalnya aku tidak menyukainya.
Kalau ketemu aku bukannya tanyain kabar aku malah tanyain kabar orang tuaku.
Kalau ketemu aku, dia malah buang muka.
Kalaupun ngobrol sama aku, si fulan tidak banyak bicara selain itu juga kalau aku berbicara suka langsung ditinggal. Tidak sopan banget kan….
Kalau ketemu dengan aku, si fulan tidak menanyai aku sudah makan apa belum tapi malah Tanya aku sudah sholat apa belum.
Si fulan tidak menanyai aku kerja di mana tapi si fulan menanyai aku…apakah bahagia kerja di tempat aku bekerja…
Selain itu setiap malam gangguin aku tidur lagi… masa jam 3 sering miscall ga jelas…waktu aku angkat eh malah di matiin.
Dan yang paling menjengkelkan tiba-toba datang ke rumah untuk melamarku mendadak banget. Memang sih…si fulan datang hanya bersama kedua orang tuanya tapi mau di taruh di mana mukaku yang panik ini.
Satu dua jam orang tua si fulan dan orang tua ku membicarakan hal-hal yang membuatku sangat tidak aku mengerti pada saat itu.
Kemudian ada sebuah pertanyaan terlontar dari ayahku..
”kalau kami sih setuju saja jika anak kami setuju…bagaimana Ai..kamu setuju tidak”
“anu…a….a…kakak bisa memberikan aku rumah?”tiba-tiba pertanyaan ini terlontar dan memang ini merupakan pertanyaan ampuh untuk menolak lamaran laki-laki. Biarlah aku dibilang perempuan matrealistis.
“insyaallah saya sudah dan sedang mencicil sebuah rumah untuk kelak keluarga saya…selain itu saya ingin membangun rumah ke 2 untuk keluarga saya kelak…” ternyata pertanyaan pertama berhasil dijawab oleh si fulan.
“maksudnya rumah ke 2….kamu mau membangun 2 rumah untuk isteri pertama dan isteri kedua..?”dengan penjelasan si fulan aku langsung melontarkan pertanyaan di luar dugaan selain itu pertanyaan ini sebagai senjata pula untuk menolaknya.
“O…..bukan..bukan itu maksud saya… maksud saya yaitu 1 rumah untuk kehidupan sekarang dan 1 rumah untuk kehidupan akhirat. Insyaallah saya ingin membahagiakan isteri dan anak kami kelak tidak hanya untuk di dunia tapi untuk di akhirat juga….jadi bagaimana dek Ai…apakah penjelasan saya sudah cukup..”
“apa yang bisa kak Rama janjikan jika kelak aku menjadi isteri kakak?”pada saat itu aku berusaha untuk mencari celah agar dapat alasan untuk menolak si fulan.
“mengenai harta aku tidak bisa menjanjikan apa-apa karena untuk saat ini alhamdulillah aku hanya seorang karyawan biasa di mana aku harus membiayai sekolah adikku dan kehidupan keluargaku. Tapi yang jelas aku ingin menjanjikan kebersamaan di mana kita hidup susah senang bersama. Meraih mimpi-mimpi kita bersama. Dan aku ingin sekali menggenggam tangan isteriku dan anak-anakku ketika memasuki pintu syurga.
Jikalau janji-janji ini memang tidak berkenan di hati dek Ai, saya akan terima dengan ikhlas dan semoga ada seseorang yang bisa memberikan janji yang lebih indah dari pada diri saya.”
“memang janji-janji itu tidaklah sesui dengan harapan saya,tahukah kau…aku ingin sekali calon suamiku menjanjikan aku mas kawin yang mahal, pesta pernikahan yang megah, rumah yang siap huni, mobil yang akan terpakir di garasi. Tapi sangat sayang…janjimu sungguh lebih menggiurkan…dari pada itu semua. Baiklah kak, 6 bulan dari sekarang aku ingin menagih janji-janjimu.” tanpa berpikir lama dan panjang lebar lagi seakan-akan pertanyaan jebakanku telah terjawab sempurna oleh si fulan. Sederhana tetapi indah. Pada saat itu yang tergambar di benakku adalah keluarga yang indah tawa dan canda menghiasi perkarangan rumah.
Selama 6 bulan dari masa lamaran si fulan tidak berbuat yang aneh-aneh yang bisa membuat aku membatalkan rencana pernikahan untuk yang kedua kalinya.
Setiap bertemu dengan si fulan ada saja pelajaran untuk lebih mencintai-Nya. Ketidak sukaan kepada si fulan pada saat awal berangsur menjadi mengaguminya.
Sampai akhirnya 6bulan yang di tunggupun datang dengan sempurna akhirnya Aisyah ingin menagih janji-janji Muhammad Rama dalam sebuah pernikahan.
Wahai suamiku, sudah kau lihat kan…untuk menunggu dirimu aku harus melewati si fulan - si fulan itu… ternyata untuk bertemu dengan dirimu, aku harus melewati itu semua.
Tapi Yang jelas wahai suamiku aku belum puas dengan surga dunia yang telah engkau berikan berikanlah aku janjimu yang terakhir yaitu menggenggam tangan ku dan anak-anak kita ke dalam pintu syurga
Dan wahai suamiku untuk menggapai janji mu yang terakhir maka ajarilah aku untuk mencintai-Nya.




http://romdani45498.blogspot.com/2011/02/wahai-suamiku-ajarilah-aku-untuk.html

Bagaimana Menyikapi Hidup

Banyak orang yang bertanya bagaimana menyikapi hidup?
ada yang bilang: “Jalani aja…”
ada yang bilang: “seperti air mengalir, jangan di bendung biar saja mengalir”
“Jangan kau lihat kebelakang… tataplah kedepan”
“Jangan hidup dengan masa lalu… jadikan masa lalumu membuat kau lebih hidup!”
“Jangan Melawan kehendak alam, dengarkan suara hatimu, dan jangan kau tentang nuranimu…”
“Jangan membuat hari-harimu menderita karena pikiranmu”
Semua pesan-pesan diatas, benar adanya.. tetapi semua penuh dengan kata JANGAN….. Jangan ini Jangan itu…. Jangan begini Jangan begitu… Sepintas memang kata-kata yang bijaksana…
Tetapi secara umum, orang yang sedang gundah, tidak senang mendengar kata JANGAN, karena baginya itu adalah larangan. dan siapapun tidak menyukai larangan, walalupun hai itu positif…
Jadi gimana dong?
Diganti kali yah sentuhan kata-katanya:
“Cobalah kita bersama menjalaninya… kamu tidak sendirian, saya pun sedang belajar melangkah dalam kehidupan ini…”
“Hidup ini memang seperti air yang mengalir, biarkanlah ia mengalir ke tempat-tempat yang memerlukannya…”“Memang setiap manusia memiliki masa lalunya, bahagia dan sedih adalah satu proses yang kita jalani, semua itu dapat menjadikan kita lebih bijak dalam menjalani kehidupan ini… mari melangkah mantap ke depan sana… langkahkan kakimu… satu dua…tiga…”
“Biarlah kau telah menderita kemarin, marilah isi kebahagiaan bagi masa depan nantinya”
Akhirnya:
Bersikap ramah pada siapapun merupakan kewajiban yang perlu kita jalankan…..
Bersikap luwes pada apapun merupakan sikap yang perlu dikembangkan…
Tetapi tidak menjadi lemah dan lemes dalam menghadapi segala persoalan hidup..
Jalani dan isilah hari-harimu dengan hal-hal positif yang membuatmu tegar….




http://romdani45498.blogspot.com/2011/02/bagaimana-menyikapi-hidup.html

AKU…”AKU”, Siapa “AKU”? AKU pun tak tahu…

Menangis… tertawa.. sedih… bahagia.. tersenyum.. dan cemberut..
adalah satu bentuk ekspresi, tentunya semua tidak lepas dari perasaan, perasaan yang berasal dari bentuk-bentuk pikiran yang diprakasi oleh si “aku”
Bila sesuatu melukai “KU”, menghancurkan”KU”, seseorang menghina “KU”, mencampakan “KU”, pasti “aku” akan berontak, sedih, menagis, menderita dan tidak akan menerima semua itu padahal hanya itulah yang “ku” dapatkan… bertanya-tanya mengapa “HARUS AKU YANG MENJALANI?”
Bila seseorang mencintai “KU”, menyayangi “KU”, mengharapkan “KU”,membahagiakan “KU”… sesuatu membuat “KU” senang, membuat “KU” ada, dihargai, dipuji, Pasti Aku akan berteriak kesenangan, AKU akan menyambut dengan senyuman, kebahagiaan…
dan berpikir semua itu “SUDAH SEHARUSNYA KU DAPATKAN!”
Lucunya kita sering tak menyadari…
SUKA dan DUkA seperti siklus SIANG dan MALAM yang berputar sangat cepat.
Bagaimana bentuk-bentuk pikiran itu bekerja dan berinteraksi satu dengan yang lainnya…… begitu cepatnya HUKUM PERUBAHAN berlaku, Begitu besarnya HARGA DIRI ini, begitu sulitnya PENGENDALIAN PIKIRAN ini… dengan menyadari hal ini… JANGANLAH PESIMIS…
Marilah bersikap realistis….
pada saat sedih itu datang, nikmatilah rasa sedih itu, tumbuhkan semangat juangmu, dan bersyukurlah karena kau bisa menangis untuk mencuci matamu yang hampir kering… dan yakinlah kebahagiaan itu pasti masih ada untuk membawamu keluar dari Jurang Derita…
Mulailah untuk tersenyum, walau kau baru bisa tersenyum pahit, dan dengan kemantapan hati… senyuman yang manispun akan kau miliki…
Praktek Tidak semudah teori.. tetapi dengan adanya Teori maka Praktekpun bisa dilakukan… mau atau tidaknya saja kita mengubah Pola berpikir kita, mengubah konsep kita, dan pelan-pelan meluluhkan si “AKU”
AKU dapat berubah menjadi lebih “AKU”
dan “AKU” dapat mulai mengerti AKU
sampai AKU dapat mengenali si “AKU”
dan ternyata AKU tidak sama dengan “AKU”
walau “AKU” sesungguhnya adalah AKU…
Bingung? hahahhahaa…. pegangan!
karena AKU pun tidak tahu siapa “AKU”
Hanya puisi Chairil Anwar yang berbisik….
AKU adalah Binatang Jalang…




http://romdani45498.blogspot.com/2011/02/akuaku-siapa-aku-aku-pun-tak-tahu.html

Damai Dalam Hati

Damai dalam Hati: “Mudah untuk diucapkan….. tetapi sangat sulit dilakukan!”
ini adalah ungkapan yang biasa klise di ucapkan setiap orang yang merasa sulit menemukan kedamaian.
Bahkan bagi mereka yang merasa sudah memiliki sedikit ketenangan bathin sekalipun, masih sulit mempertahankan ketenangan itu ketika satu “tamparan” mendarat di pipinya. Apalagi tamparan dalam bentuk kasat mata yang menampar harga dirinya dan ke’Aku’annya, akan meledak rasanya dan lenyap sudah raut ketenangan di wajahnya.
Hal ini adalah hal biasa karena kita adalah MANUSIA. seorang manusia biasa yang belum terlepas dari Kekotoran bathin, belum terlepas dari kesombongan, keangkuhan dan keserakahan, serta kebencian.
Masih diliputi oleh keinginan akan nama baik, jabatan, dan pujian. sulitnya untuk menerima kritikan, dan ingin selalu tampil dipermukaan. padahal tanpa disadari kita sering menilai orang lain, menjudge atau menghakimi orang lain tanpa melihat kekurangan dan kesalahan kita sendiri.
Kedamaian tidak akan muncul hanya karena teori diatas kertas, kedamaian juga tidak dapat muncul bila hanya melihat dari kulit luarnya saja. Kedamaian harus dirasakan, dijalani, dipraktekan.
Tidak membuat rugi diri sendiri dan tidak pula membuat rugi orang lain. Tidak menyakiti diri sendiri, dan tidak menyakiti orang lain.
Melatih kesabaran kita , membuat kita dapat melihat segala persoalan dengan lebih jernih lagi.
Praktek yang sulit untuk menciptakan kedamaian, padahal Ajaran universal ini berlaku kepada siapa saja dan mengatasi ruang dan waktu, tetapi sulit diwujudkan, selama kemarahan, kebencian, kebodohan bathin masih menguasai kita semua.
tetapi apapun bentuknya kita bertekad untuk mewujudkan hal tersebut, dimulai dari dalam hati, dimulai dengan mengintrospeksi diri sendiri, dimulai dengan melihat bentuk-bentuk pikiran kita, dimulai dengan semakin membuka diri kita, melihat bahwa setiap orang memiliki dua sisi, sisi baik dan sisi buruk.
Tidak ada orang yang 100% baik dan tidak ada orang yang 100% jahat……… dengan menyadari hal ini semoga hidup kita akan jauh lebih damai.




http://romdani45498.blogspot.com/2011/02/damai-dalam-hati.html