Mengenai Saya

Foto saya
Pangandaran, West Java, Indonesia
Simple

Senin, 12 Maret 2012

Aku Ingin Mencintaimu Dengan Sederhana

============================== Hari ini aku Tiba-tiba terisak. Entah mengapa. Aku sedih sekali hari ini. Kini aku sudah menikah selama lebih dari 5 tahun. Terbayang bahwa diriku pantas mendapatkan lebih dari ini. Seharusnya Aku berhak punya suami yang sudah mapan, yang bisa mengantarku ke mana-mana dengan mobil bagus. Bisa membelikan aku baju-baju dan perhiasan, bisa mengajakku menginap di sebuah hotel dan rekreasi dengan anak-anak. Bukannya aku yang harus bingung mengelola uang untuk segala kebutuhan sehari-hari, karena memang penghasilan suamiku tidak begitu besar. Sampai kapan aku mesti bersabar, sementara itu bukanlah kewajibanku. "De... Ade kenapa..?" tanya suamiku dengan nada bingung dan khawatir ketika berkesempatan berdua dikamar. Aku menggeleng dengan mata terpejam. Lalu membuka mata. Matanya tepat menancap di mataku. Di tangannya tergenggam sebuah bungkusan warna merah jambu. Aku melihat ada tatapan rasa bersalah dan malu di matanya. Sementara bungkusan itu enggan disodorkannya kepadaku. "Selamat ulang tahun ya De'..." bisiknya lirih. "Sebenernya aku mau bangunin kamu semalam, dan ngasih kado ini... tapi kamu capek banget ya?” Ucapnya takut-takut. Aku mencoba tersenyum. Dia menyodorkan bungkusan manis merah jambu itu. Dari mana dia belajar membungkus kado *seperti ini? Batinku sedikit terhibur. Aku buka perlahan bungkusnya sambil menatap lekat matanya. Ada air yang menggenang. "Maaf ya De, aku cuma bisa ngasih ini. .. Nggak bagus ya De..?" ucapnya terbata. Matanya dihujamkan ke lantai,menunduk. Kubuka secarik kartu kecil putih manis dengan bunga pink dan ungu warna favoritku. Sebuah jam tangan sederhana berwarna putih keperakan. Segala kesahku akan sedikitnya nafkah yang diberikannya menguap entah ke mana. Tiba-tiba aku malu, betapa tak bersyukurnya aku. "Jelek ya de'? Maaf ya de'... aku nggak bisa ngasih apa-apa.... Aku belum bisa nafkahin kamu sepenuhnya. Aku belum mampu membahagiakan kamu dan anak-anak, Maafin aku ya de'..." desahnya. Aku tahu dia harus rela mengirit jatah makan siangnya untuk jam tangan ini. Kupeluk dia dan tangisku meledak di pelukannya. Aku rasakan tetesan air matanya juga membasahi pundakku. Kuhadapkan wajahnya di hadapanku. Masih dalam tunduk, air matanya mengalir. Rabbi... mengapa sepicik itu pikiranku? Yang menilai sesuatu dari materi? Sementara besarnya karuniaMu masih aku pertanyakan. "Mas..lihat aku...," pintaku padanya. Ia menatapku lekat. Aku melihat telaga bening di matanya. Sejuk dan menenteramkan. Aku tahu ia begitu menyayangi aku, tapi keterbatasan dirinya menyebabkan dia tidak mampu menunjukkan kasih sayangnya secara nyata kepada istri dan anak-2nya selama ini. Hal itu pula yang menyeret dayanya untuk bisa membahagiakan aku. Tercekat aku menatap pancaran kasih dan ketulusan itu. "Tahu nggak... Mas sudah ngasih aku banyaaaak banget," bisikku di antara isakan. "Mas ngasih aku seorang suami yang sayang sama istrinya, yang perhatian. Mas ngasih aku kesempatan untuk meraih surga-Nya. Mas sudah ngasih aku seorang puteri yang cantik, imut dan pandai mengaji karena engkau yg mendidiknya langsung..," senyumku sambil berusaha menahan tangis. "Mas ngasih aku sebuah keluarga yang sayang sama aku, Mas ngasih aku mama...." bisikku dalam cekat. Terbayang wajah mama mertuaku yang perhatiannya sangat besar padaku. Rabbi... mungkin Engkau belum memberikan kami karunia yang nampak dilihat mata, belum memberikan rejeki yang melimpah kepada suamiku. Tapi rasa ini, dan rasa-rasa yang pernah aku alami bersama suamiku tak dapat aku samakan dengan mimpi-mimpiku akan sebuah rumah pribadi, kendaraan pribadi, jabatan suami yang hebat, dan segala fasilitas-fasilitas, serta harta yang hanya terasa dalam hitungan waktu dunia. Mengapa aku masih bertanya.. Mengapa keberadaan dia di sisiku masih aku nafikan nilainya. Akan aku nilai apa ketulusannya atas apa saja yang ia berikan untukku? Hanya dengan keluhan? Tiba-tiba aku teringat lagi puisi pemberiannya saat kami baru menikah: Aku ingin mencintaimu dengan sederhana Tanpa materi, tanpa cincin berlian, tanpa emas dan permata Aku hanya ingin mencintaimu seperti mawar.., yang mekar bersama fajar, dan sang dara menciumku lalu menyematkanku ke dadanya.. Aku adalah seutas tali kasih bagi cintamu dinda Aku adalah semerbak bunga mawar pernikahan kita Aku adalah setangkup kenangan saat-saat engkau bahagia Aku adalah hadiah terakhir dari kehidupanmu untuk masa depan.


http://romdani45498.blogspot.com/2010/12/aku-ingin-mencintaimu-dengan-sederhana.html

Khusnul Khatimah Setelah Berjilbab ( True Story )

============================ Kisah ini saya dapat dari sahabatku yang bekerja di salah satu perusahaan asing, di Kaltim: Disini saya kutibkan kisah nyata seorang gadis yang menginjak remaja atau kerennya jaman sekarang (ABG) yang sebelumnya tidak karuan tingkah lakunya, namun setelah sadar akan kekeliruannya dan sudah mengerti "HIKMAH MEMAKAI JILBAB" ,Allah justru memanggilnya. Kisah nyata ini dari kawan saya bekerja. Kisah nyata ini semoga berguna bagi yang membacanya, terutama kaum Hawa, juga bagi yang punya istri, yang punya anak perempuan, adik perempuan, saudara perempuan, kakak perempuan, yang masih punya Ibu, yang punya keponakan perempuan... ------------------------------------------------------------ Sahabatku menceritakan: Ini cerita tentang adikku Nur Annisa , gadis yang baru beranjak dewasa namun rada Bengal dan tomboy. Pada saat umur adikku menginjak 17 tahun, perkembangan dari tingkah lakunya rada mengkhawatirkan ibuku, banyak teman cowoknya yang datang kerumah dan itu tidak mengenakkan ibuku sebagai seorang guru ngaji. Untuk mengantisipasi hal itu ibuku menyuruh adikku memakai jilbab, namun selalu ditolaknya hingga timbul pertengkaran pertengkaran kecil diantara mereka. Pernah satu kali adikku berkata dengan suara yang rada keras: "Mama coba lihat deh, tetangga sebelah anaknya pakai jilbab namun kelakuannya ngga beda beda ama kita kita, malah teman teman Ani yang disekolah pake jilbab dibawa om om, sering jalan jalan, masih mending Ani, walaupun begini-gini ani nggak pernah ma kaya gituan", bila sudah seperti itu ibuku hanya mengelus dada, kadangkala di akhir malam kulihat ibuku menangis , lirih terdengar doanya: "Ya Allah, kenalkan Ani dengan hukum Engkau ya Allah ". Pada satu hari didekat rumahku, ada tetangga baru yang baru pindah. Satu keluarga dimana mempunyai enam anak yang masih kecil kecil. Suaminya bernama Abu Khoiri (entah nama aslinya siapa) aku kenal dengannya waktu di masjid. Setelah beberapa lama mereka pindah timbul desas desus mengenai istri dari Abu Khoiri yang tidak pernah keluar rumah, hingga dijuluki si buta, bisu dan tuli. Hal ini terdengar pula oleh Adikku, dan dia bertanya sama aku: "Kak, memang yang baru pindah itu istrinya buta, bisu dan tuli ? "..hus aku jawab sambil lalu" kalau kamu mau tau datangin aja langsung kerumahnya". Eehhh tuuh, anak benar benar datang kerumah tetangga baru. Sekembalinya dari rumah tetanggaku , kulihat perubahan yang drastis pada wajahnya, wajahnya yang biasa cerah nggak pernah muram atau lesu mejadi pucat pasi….entah apa yang terjadi.? Namun tidak kusangka selang dua hari kemudian dia meminta pada ibuku untuk dibuatkan Jilbab ..yang panjang lagi..rok panjang, lengan panjang…aku sendiri jadi bingung….aku tambah bingung campur syukur kepada Allah SWT karena kulihat perubahan yang ajaib.. yah kubilang ajaib karena dia berubah total..tidak banyak lagi anak cowok yang datang kerumah atau teman teman wanitanya untuk sekedar bicara yang nggak karuan...kulihat dia banyak merenung, banyak baca baca majalah islami yang biasanya dia suka beli majalah anak muda kaya gadis atau femina ganti jadi majalah majalah islam, dan kulihat ibadahnya pun melebihi aku …tak ketinggalan tahajudnya, baca Qur'annya, sholat sunat nya…dan yang lebih menakjubkan lagi....bila teman ku datang dia menundukkan pandangan…Segala puji bagi Engkau ya Allah SWT jerit hatiku.. Tidak berapa lama aku dapat panggilan kerja di kalimantan, kerja di satu perusahaan asing (PMA). Dua bulan aku bekerja disana aku dapat kabar bahwa adikku sakit keras hingga ibuku memanggil ku untuk pulang ke rumah (rumahku di Madiun). Di pesawat tak henti hentinya aku berdoa kepada Allah SWT agar Adikku di beri kesembuhan, namun aku hanya berusaha, ketika aku tiba di rumah, didepan pintu sudah banyak orang, tak dapat kutahan aku lari masuk kedalam rumah, kulihat ibuku menangis, aku langsung menghampiri dan memeluk ibuku, sambil tersendat sendat ibuku bilang sama aku: "Dhi,adikkmu bisa ucapkan dua kalimat Syahadah diakhir hidupnya..".Tak dapat kutahan air mata ini... Setelah selesai acara penguburan dan lainnya, iseng aku masuk kamar adikku dan kulihat Diary diatas mejanya..diary yang selalu dia tulis, Diary tempat dia menghabiskan waktunya sebelum tidur kala kulihat sewaktu almarhumah adikku masih hidup, kemudian kubuka selembar demi selembar...hingga tertuju pada satu halaman yang menguak misteri dan pertanyaan yang selalu timbul di hatiku..perubahan yang terjadi ketika adikku baru pulang dari rumah Abu Khoiri…disitu kulihat tanya jawab antara adikku dan istri dari tetanggaku, isinya seperti ini : Tanya jawab ( kulihat dilembaran itu banyak bekas tetesan airmata ): Annisa : Aku berguman (wajah wanita ini cerah dan bersinar layaknya bidadari), ibu, wajah ibu sangat muda dan cantik. Istri tetanggaku : Alhamdulillah, sesungguhnya kecantikan itu datang dari lubuk hati. Annisa : Tapi ibu kan udah punya anak enam, tapi masih kelihatan cantik. Istri tetanggaku : Subhanallah, sesungguhnya keindahan itu milik Allah SWT dan bila Allah SWT berkehendak, siapakah yang bisa menolaknya. Annisa : Ibu, selama ini aku selalu disuruh memakai jilbab oleh ibuku, namun aku selalu menolak karena aku pikir nggak masalah aku nggak pakai jilbab asal aku tidak macam macam dan kulihat banyak wanita memakai jilbab namun kelakuannya melebihi kami yang tidak memakai jilbab, hingga aku nggak pernah mau untuk pakai jilbab, menurut ibu bagaimana? Istri tetanggaku : Duhai Annisa, sesungguhnya Allah SWT menjadikan seluruh tubuh wanita ini perhiasan dari ujung rambut hingga ujung kaki, segala sesuatu dari tubuh kita yang terlihat oleh bukan muhrim kita semuanya akan dipertanggung jawabkan dihadapan Allah SWT diakhirat nanti, jilbab adalah hijab untuk wanita. Annisa : Tapi yang kulihat banyak wanita yang memakai jilbab yang kelakuannya nggak enak, nggak karuan. Istri Tetanggaku : Jilbab hanyalah kain, namun hakekat atau arti dari jilbab itu sendiri yang harus kita pahami. Annisa : Apa itu hakekat jilbab ? Istri Tetanggaku : Hakekat jilbab adalah hijab lahir batin. Hijab mata kamu dari memandang lelaki yang bukan mahram kamu. Hijab lidah kamu dari berghibah (ghosib) dan kesia-siaan, usahakan selalu berdzikir kepada Allah SWT. Hijab telinga kamu dari mendengar perkara yang mengundang mudharat baik untuk dirimu maupun masyarakat. Hijab hidungmu dari mencium cium segala yang berbau busuk. Hijab tangan-tangan kamu dari berbuat yang tidak senonoh. Hijab kaki kamu dari melangkah menuju maksiat. Hijab pikiran kamu dari berpikir yang mengundang syetan untuk memperdayai nafsu kamu. Hijab hati kamu dari sesuatu selain Allah SWT, bila kamu sudah bisa maka jilbab yang kamu pakai akan menyinari hati kamu, itulah hakekat jilbab. Annisa : Ibu, aku jadi jelas sekarang dari arti jilbab, mudah mudahan aku bisa pakai jilbab, namun bagaimana aku bisa melaksanakan semuanya. Istri tetanggaku : Duhai Anisa bila kamu memakai jilbab itulah karunia dan rahmat yang datang dari Allah SWT yang Maha Pemberi Rahmat, yang Maha Penyayang, bila kamu mensyukuri rahmat itu kamu akan diberi kekuatan untuk melaksanakan amalan amalan jilbab hingga mencapai kesempurnaan yang diinginkan Allah SWT. Duhai Anisa, ingatlah akan satu hari dimana seluruh manusia akan dibangkitkan dari kuburnya. Ketika ditiup terompet yang kedua kali, pada saat roh roh manusia seperti anai anai yang bertebaran dan dikumpulkan dalam satu padang yang tiada batas, yang tanahnya dari logam yang panas, tidak ada rumput maupun tumbuhan. Ketika tujuh matahari didekatkan di atas kepala kita namun keadaan gelap gulita. Ketika seluruh Nabi ketakutan. Ketika ibu tidak memperdulikan anaknya, anak tidak memperdulikan ibunya, sanak saudara tidak kenal satu sama lain lagi, kadang satu sama lain bisa menjadi musuh, satu kebaikan lebih berharga dari segala sesuatu yang ada di alam ini. Ketika manusia berbaris dengan barisan yang panjang dan masing masing hanya memperdulikan nasib dirinya, dan pada saat itu ada yang berkeringat karena rasa takut yang luar biasa hingga menenggelamkan dirinya, dan rupa rupa bentuk manusia bermacam macam tergantung dari amalannya, ada yang melihat ketika hidupnya namun buta ketika dibangkitkan, ada yang berbentuk seperti hewan, ada yang berbentuk seperti syetan, semuanya menangis, menangis karena hari itu Allah SWT murka, belum pernah Allah SWT murka sebelum dan sesudah hari itu, hingga ribuan tahun manusia didiamkan Allah SWT dipadang mahsyar yang panas membara hingga Timbangan Mizan digelar itulah hari Yaumul Hisab. Duhai Annisa, bila kita tidak berusaha untuk beramal dihari ini, entah dengan apa nanti kita menjawab bila kita di sidang oleh Yang Maha Perkasa, Yang Maha Besar, Yang Maha Kuat, Yang Maha Agung, Allah SWT. Di Yaumul Hisab nanti! Di Hari Perhitungan nanti!! Sampai disini aku baca diarynya karena kulihat, berhenti dan banyak tetesan airmata yang jatuh dari pelupuk matanya, Subhanallah, kubalik lembar berikutnya dan kulihat tulisan, kemudian kulihat tulisan kecil di bawahnya: buta, tuli dan bisu, wanita yang tidak pernah melihat lelaki selain muhrimnya, wanita yang tidak pernah mau mendengar perkara yang dapat mengundang murka Allah SWT, wanita yang tidak pernah berbicara ghibah, ghosib dan segala sesuatu yang mengundang dosa dan sia sia tak tahan airmata ini pun jatuh membasahi diary. Itulah yang dapat saya baca dari diarynya, semoga Allah SWT menerima Adikku disisinya, Amin , Subhanallah. Bapak-Bapak, Ibu-ibu, Saudara-Saudaraku, adik-adikku dan semua kaum muslimah yang dimuliakan oleh Allah SWT dimanapun engkau berada. Saya mengharap kisah nyata ini bisa menjadi iktibar, menjadi pelajaran bagi kita , bagi putri-putri kita semua. Semoga meresap dihati yang membacanya dan semoga Allah SWT senantiasa memberi petunjuk, memberi Rahmat, hidayah bagi yang membaca dan menghayatinya. Semoga Allah SWT senantiasa memberikan kekuatan iman kita untuk menjalankan (memenuhi) segala perintah-Nya dan menjauhi segala apa-apa yang dilarang-Nya, dan mendapat derajat takwa yang tinggi, selamat didunia sampai di akhirat nanti, mendapat pertolongan dan syafa'at di hari yaumul hisab dan mendapat surga yang tinggi, amien. Wallaahu a'lam bish shawab, billaahi taufik wal hidayah.


http://romdani45498.blogspot.com/2010/12/khusnul-khatimah-setelah-berjilbab-true.html

Kisah Bidadari Ainaa’ ul Mardhiyah

============================== Abu Laits meriwayatkan dengan sanadnya dari Abdul Wahid bin Zaid: "Pada suatu hari ketika kami di dalam upacara persiapan untuk pergi berjihad, aku memerintahkan kawan-kawanku untuk mulai keluar ke medan peperangan pada hari Senin, lalu seorang dari kami membaca ayat 11 surah At-taubah yang berarti: "Sungguh Allah SWT telah membeli dari kaum Mukminin jiwa dan harta mereka dengan surga ". Di dalam majlis itu ada seorang pemuda yang berumur 15 tahun. Ia yang baru kematian bapaknya telah menerima harta waris yang banyak telah berkata:" Ya Abdul Wahid, aku bersaksikan padamu untuk menjualkan diri dan hartaku untuk mendapatkan surga itu " . Aku berkata padanya: "Sungguh berat untuk menghadapi tajamnya pedang itu sedangkan kamu masih anak, aku takut kamu tidak tabah, juga tidak sabar untuk menghadapinya sehingga tidak kuat melanjutkan penjualan itu". Pemuda itu lantas berkata: "Wahai Abdul Wahid, apakah aku akan lemah kalau aku menjualkan diriku pada Allah SWT? Aku persaksikan padamu sekali lagi bahwa aku telah menjualkan diriku pada Allah SWT. Kami tidak merasakan anak kecil tidak bisa melakukannya ". Maka pemuda itu menyerahkan semua hartanya yang ada kecuali pedang, kuda dan perbekalan untuk ke medan peperangan. Bila tiba hari Senin, beliaulah orang yang pertama sampai untuk berangkat ke perbatasan dan mengucap salam kepada ku : "Assalamualaikum ya Abdul Wahid". Aku menjawab: "Wa alaikassalam warahmat Allah wabarakaatuh. Semoga Allah SWT memberi keuntungan dalam jualanmu itu. "Ketika perjalanan, pemuda itu berpuasa di siang hari dan shalat serta menjaga keamanan kami di waktu malam. Beliau jugalah yang menjaga ternak yang kami bawa sambil melayani kebutuhan kami di siang hari. Ketika sampai di perbatasan negeri Rum, tiba-tiba pada suatu hari setelah waktu Asar, pemuda itu datang meluru sambil menyeru: "Alangkah rindunya aku akan Ainaa 'ul Mardhiyah". Banyak di antara kami menyangka pemuda itu mengalami gangguan saraf memori. Lalu aku menyambut kedatangannya seraya bertanya: "Wahai kesayanganku, apakah itu Ainaa 'ul Mardhiyah?". Lantas beliau menjawab: "Tadi aku tertidur sebentar. Aku bermimpi seseorang datang kepadaku seraya berkata, mari aku bawa kamu bertemu Ainaa 'ul Mardhiyah. Aku dibawa ke satu taman yang sangat cantik. Di situ ada sungai yang airnya sangat jernih. Aku melihat banyak gadis yang kecantikan mereka tidak dapat aku gambarkan, lengkap dengan perhiasan sedang bermain di taman itu. Bila mereka menyadari kehadiranku, dengan wajah teramat gembira mereka berkata Demi Allah, itulah suami Ainaa 'ul Mardhiyah. Lantas aku memberikan salam kepada mereka, Assalamualaikunna, apakah di sini tempat Ainaa 'ul Mardhiyah? Mereka menjawab salamku dan berkata tidak, kami hanyalah budak dan pelayannya, majulah kamu ke depan lagi. "Pemuda itu melanjutkan ceritanya:" Akupun meneruskan perjalananku sehingga sampai ke satu taman yang ada sungai susu yang tidak berubah rasa. Kehadiranku disambut oleh sekumpulan gadis yang lebih cantik dari yang pernah ku lihat sebelum mereka. Mereka berkata, Demi Allah lihatlah, suami Ainaa 'ul Mardhiyah sudah sampai. Akupun mengucapkan salam kepada mereka lantas bertanya, apakah ada di antara kamu ini Ainaa 'ul Mardhiyah? Sesudah menjawab salamku mereka berkata yang mereka adalah budak serta server-server Ainaa 'ul Mardhiyah. Mereka meminta agar aku melanjutkan perjalananku. "Pemuda itu berkata lagi:" Aku melanjutkan perjalananku sehingga sampai ke satu lembah yang ada sungai khamar pula. Di situ banyak gadis sedang bersuka ria, yang mana mereka lebih cantik sehingga menyebabkan aku lupa akan kecantikan gadis yang aku lihat sebelum mereka. Akupun mengucap Assalamualaikunna, apakah ada pada kamu Ainaa 'ul Mardhiyah? Mereka juga berkata tidak, kami hanyalah budak dan pelayannya, teruskan perjalanan kamu ke depan. "Pemuda itu menyambung cerita:" Tiba-tiba aku bertemu pula dengan sungai madu di dalam satu kebun. Ku lihat kebun itu dipenuhi dengan banyak gadis yang bagaikan cahaya dalam kecantikan mereka. Aku mengucap Assalamualaikunna, apakah di sini ada Ainaa 'ul Mardhiyah? Mereka menjawab Ya Wali Allah, kami hanyalah budak serta pelayannya saja. Majulah kamu ke hadapan ". Pemuda itu mengakhirkan cerita:" Akupun meneruskan perjalanan. Tiba-tiba aku sampai pada satu kemah yang terbuat dari permata yang berlubang. Ku lihat ada seorang gadis yang lebih cantik dari sebelumnya sedang menjaga pintu kemah tersebut. Setelah ia melihat akan kehadiranku, dengan nada gembira ia berseru, wahai Ainaa 'ul Mardhiyah, suami kamu sudah sampai. Dengan rasa penuh rindu, akupun meluru masuk ke dalam kemah tersebut. Di dalam kemah itu ada satu tempat tidur yang terbuat dari emas yang bertaburan permata yakut serta berlian. Sungguh aku terpesona bila ku lihat akan kehadiran seorang gadis yang sangat cantik rupawan, menatap aku dalam senyuman duduk di atas tempat tidur tersebut. Dengan alunan suara merdu ia menyambut aku dengan kalimat, Marhaban bi waliyir Rahman, sudah terlalu hampir saat pertemuan kita. Aku ingin mendekapnya. Tapi Ainaa 'ul Mardhiyah lantas berkata kepadaku, sabarlah dahulu wahai kakandaku karena belum waktunya, kamukan masih hidup di alam dunia. Nanti bila malam kamu akan berbuka puasa di sini InsyaAllah. Kemudian akupun tersedar dari tidurku. Wahai Abdul Wahid, aku rasa tidak sabar lagi ... "Abdul Wahid berkata:" Belum sempat pemuda itu menghabiskan ceritanya, tiba-tiba kami diserang oleh pasukan musuh. Bersama pemuda itu kami melakukan serangan balasan terhadap pasukan musuh tersebut. Setelah ia berhasil membunuh sembilan orang kafir, akhirnya ku lihat pemuda itu rebah Akupun segera pergi ke arahnya. Dalam kondisi tubuhnya yang berlumuran darah, ku lihat pemuda itu dalam keadaan tersenyum dan bau tubuh yang wangi sehingga ia meninggal dengan syahid.


http://romdani45498.blogspot.com/2010/12/kisah-bidadari-ainaa-ul-mardhiyah.html 

Pasanganmu Adalah Cermin Dirimu

============================== Bertahun-tahun yang lalu, Aku berdoa kepada Allah untuk memberikan pasangan hidup,dan seolah-olah kudengar Allah menjawab doaku: "Engkau tidak memiliki pasangan karena engkau tidak memintanya", begitu Tuhan menjawab. Tidak hanya aku meminta pasangan hidup, aku menjelaskan kriteria pasangan yang kuinginkan. Aku menginginkan pasangan yang sholeh, baik hati, lembut, mudah mengampuni, hangat, jujur, penuh dengan damai dan sukacita, murah hati, penuh pengertian, pintar, humoris, penuh perhatian. Aku bahkan memberikan kriteria pasangan tersebut secara fisik yang selama ini kuimpikan. Sejalan dengan berlalunya waktu, Aku menambahkan daftar kriteria yang kuinginkan dalam pasanganku. Suatu malam, dalam doa, Tuhan berkata dalam hatiku," Hamba-Ku, Aku tidak dapat memberikan apa yang engkau inginkan. " Aku bertanya, "Mengapa Tuhan?" dan Tuhan menjawab, " Karena Aku adalah Tuhan dan Aku adalah Adil. Aku adalah Kebenaran dan segala yang Aku lakukan adalah benar." Aku bertanya lagi, "Tuhan, aku tidak mengerti mengapa aku tidak dapat memperoleh apa yang aku pinta dari-Mu?" " Jawab Tuhan, "Aku akan menjelaskannya kepadamu, Adalah suatu ketidak adilan dan ketidakbenaran bagi-Ku untuk memenuhi keinginanmu karena Aku tidak dapat memberikan sesuatu yang bukan seperti engkau. Tidaklah adil bagi-Ku untuk memberikan seseorang yang penuh dengan cinta dan kasih kepadamu jika terkadang engkau masih kasar, atau memberikan seseorang yang pemurah tetapi engkau masih kejam, atau seseorang yang mudah memaafkan kesalahan tetapi engkau sendiri masih suka menyimpan dendam, memberikan seseorang yang sensitif, namun engkau sendiri tidak..." Kemudian Tuhan berkata kepadaku, "Adalah lebih baik jika Aku memberikan kepadamu seseorang yang Aku tahu dapat menumbuhkan segala kualitas yang engkau cari selama ini daripada membuat engkau membuang waktu mencari seseorang yang sudah mempunyai semuanya itu. Pasanganmu akan berasal dari tulang rusukmu dan dagingmu, dan engkau akan melihat dirimu sendiri di dalam dirinya dan kalian berdua akan menjadi satu, saling melengkapi, dan saling nasehat menasehati utk tetap berada dalam ridhoKu.." "Jika kalian nanti menikah,Pernikahan adalah seperti sekolah - suatu pendidikan jangka panjang. Pernikahan adalah tempat dimana engkau dan pasanganmu akan saling menyesuaikan diri dan tidak hanya bertujuan untuk menyenangkan hati satu sama lain, tetapi untuk menjadikan kalian manusia yang lebih baik, dan membuat suatu kerjasama yang solid. Aku tidak memberikan pasangan yang sempurna karena engkau sendiri tidak sempurna,karena kesempurnaan hanya milikKu. Pasanganmu yg sebenarnya adalah cerminan dirimu sendiri. Bagaimana dirimu, begitulah yg akan engkau dapatkan. Bukankah sudah kufirmankan kepadamu, 'Laki2 baik utk wanita baik2,dan wanita baik2 utk laki2 baik2 pula'. Aku memberikanmu seseorang yang dapat tumbuh bersamamu..agar engkau tahu makna bersyukur kepadaKU.." Dan sekarang, ternyata Tuhan memang benar. Aku mendapatkan seorang pasangan yg bukan terbaik menurut kriteriaku, tpi kriteria terbaik yg dipilihkan Tuhan untukku. Terimakasih ya Allah. Kisah ini untuk teman2ku yang sudah menikah, yang baru saja menikah, dan yang sedang mencari jodohnya...


http://romdani45498.blogspot.com/2010/12/pasanganmu-adalah-cermin-dirimu.html

Menyeberangi Alam Barzakh

============================ Saya pegang nisan dikubur arwah abang Hamid yang baru saja kami kebumikan tadi. Pikiran saya berputar putar. "Aii .. malah melamun? Kenapa?" tanya Bakar, teman baik saya yang juga sama menjadi penggali kubur di Bekasi, Muar, Johor., Malaysia. "Tak ada apa-apa. Tengok saja kain ini, dah kotor sekali kena tanah," saya berdalih, coba menyembunyikan hal yang mengusik kepala . Mari cepat ke pondok ... Mandur mau ketemu. Dia mau bicara tentang pekerjaan, gaji, overtime. Pak Dolah, teman-teman lain dah pergi dah, "tambah Bakar sambil memikul cangkul dan botol airnya." Pergilah dulu, nanti aku datang, "balas saya lantas duduk termenung. Sepeninggal Bakar, saya duduk di pinggir kubur Abang Hamid. Saya termenung. Ada satu hal yang sedang menyucuk-nyucuk pikiran saya. Sebenarnya sudah lama ia bermain-main di benak tapi sekarang ini makin mendesak. Orang-orang sudah balik, Munkar dan Nakir sudah datangkah menanyai Abang Hamid, hati saya bertanya. Kata orang, setelah tujuh langkah kita tinggalkan pusara, maka akan datanglah dua malaikat itu untuk menanyai si mayat. Kalau bagus amalannya saat hidup, berbahagialah. Tapi kalau bergelimang dengan kemungkaran, bersiap sedialah ... Saya teringat cerita konon ada orang yang menekap telinga ke kubur dan dengar suara dentuman situs kaki di dalam. Konon cerita, lalu itu terdengar pula suara hantaman dan si mati menjerit-jerit. Eee ... seramnya. Seperti apa rupa Munkar dan Nakir. besarkah badannya, garangkah rupanya atau berjubah dan maniskah wajahnya? Kalau dibelasahnya kita, tentu sakitnya tak terperi. Kalau lipan, kalajengking dan ular datang habislah kita di sengat, digigit dan dipatuk. Hendak lari tak bisa, mau mengadu tak bisa, kita seoranglah menanggung sakit pedih. Astaghfirullahal adzim ... Saya masih duduk melangu di pinggir kubur Abang Hamid . Jiwa muda saya makin menggaru-garu. Kian lama saya termenung kian ia mengganas dan mengacau pikiran. "Pergi ... pergi sekarang! Johar, inilah saatnya kalau mau mencoba. Teman-Teman dah tak ada, cepat ..", ia berbisik di telinga saya. Jari-jemari saya bergerak-gerak. Lutut dah mulai menggeletar manakala kepala terasa pusing. Saya beristighfar beberapa kali menentramkan jiwa yang bergelora, namun bisikan itu makin kuat berkumandang di telinga. "Cepat, cepat, cepat! Inilah saatnya. Johar , apa kamu tunggu lagi? Bukankah engkau sangat ingin tahu, jangan ditunda lagi. Kau takut? Alah, kalaupun tertangkap orang, engkau juga tidak akan dibunuh .. Jangan pedulilah, itu cerita orang aja. Entah iya entah tidak. Engkau orang muda, kuat semangat, apa kamu takut. Cepat Johar, cepat, cepaaaaat ..!". Dimulai lafaz bismillah dan selawat kepada Nabi, saya terus bangun dan terjun ke dalam kubur di sebelah pusara Abang Hamid. Ia baru saja digali sebab di sini, kami biasanya sudah menggali sekitar 10 kuburan sebagai persediaan. Maklumlah, Bekasi ini area besar, kalau ada banyak kematian sekaligus, tidaklah timbul masalah. Di dalam lahad saya berbaring dan bergumam, Lailahaillallah, Lailahaillallah, Lailahaillallah.. Saya pejamkan mata, menggigil melihat dinding lahat di depan mata. Bau tanah dan sempitnya ruang di dalam lahad itu menyebabkan saya benar-benar ketakutan. Munkar, Nakir, ular, kalajengking, api tinggi menggulung, nanah, darah dan segala siksaan yang pernah didengar dari guru-guru agama saya terbayang di depan mata . Saya juga teringat pada alunan suara seorang wanita membaca Al Qur'an dari salah satu kuburan di sini yang saya dengar beberapa bulan lalu.Jeritan, tangisan dan raungan dari kubur-kubur lain yang didengar pada malam-malam setelah itu juga pernah menyerbu pikiran saya. Suara-suara aneh dari kubur itulah yang sebenarnya menghentk-hentak jiwa saya untuk menyaksikan sendiri keadaan di dunia bawah. Bunyinya memang gila, mana bisa manusia hidup menyeberangi ke dunia bawah, tapi saya ingin juga merasakannya. Lailahaillallah Lailahaillallah Lailahaillallah Saya terus bergumam dan bergumam hingga tiba-tiba dunia menjadi kelam dan sedetik kemudian bergema satu suara yang amatmenakutkan. GGRUUMMM ... PPPRRAAAPPP!! Tanah di kubur Abang Hamid saya lihat tiba-tiba bergerak. Setelah itu satu lagi sisi tanah kuburnya bergejolak diiringi suara yang sangat mengintimidasi. "Ya Allaaaaahhh. .. apa yang terjadi ini? "saya menggeletar karena suara itu datang dari dua arah dan saling rapat merapati. Air mata seperti hendak mengalir. GGGRRRRUUUMMM. .. Tanah di kubur Abang Hamid bergerak lagi saling himpit menghimpit. Saya menggigil mendengar suara itu yang dentumannya lebih dahsyat dari tanah longsor. Saya coba menekup telinga karena tidak tahan dengan suara yang keras itu, tapi tangan saya tiba-tiba kaku. Ingin saja saya melompat dari kubur, pun demikian kaki bagai dipaku ke tanah, tak dapat bergerak. ARGGHKKK ... ERRRKKKKKKK Terdengar pula suara seorang pria mengerang.Suaranya laksana dia sedang menahan kesakitan yang amat sangat tapi seperti tersekat dikerongkong. Nafas saya sudah tidak tentu arah, takut yang amat sangat. AARRKKK ... UUURRRKKGGH!!! Saya menggigil ketika dia mengerang-ngerang lagi. Perasaan simpati tak dapat dibendung. Ingin rasanya saya menarik pria itu keluar dari terus dihimpit, tapi di sebelah saya cuma lapisan tanah yang tidak mampu ditembus. Saya masih terbaring dengan napas turun naik ketika tiba-tiba ... PPPR-RRAAPPPPP!!!. .. suara papan patah berderai. PRRAAKK ... TTAAPP ... PRRAAPP! Kepingan demi kepingan papan tersebut patah hingga hancur berkeping lalu disudahi dengan suara pria tersebut mengaduh. Serentak itu, terdengar pula tulang-tulang patah! Air mata saya meleleh. ketika ini hati saya berkata, mungkin inilah yang Nabi maksudkan bahwa tanah dan dinding kubur akan menghimpit tubuh orang-orang yang mengkufuri Allah sampai patah tulang selangkanya akibat siksaan ini. Aduh, tidak terbayang peri sakitnya pria yang sedang mengerang itu. Jantung saya bagai hendak tercabut dan darah terasa kering ketika mendengar dia mengerang-ngerang dan tulang-temulangnya patah Berderap-derap. Di saat saya terbungkam dengan apa yang terjadi, tiba-tiba satu deruan angin yang maha dahsyat datang menerpa. Desingannya menyakitkan telinga. Seiring dengan kerasnya suara angin itu, hadir sesuatu berwarna hitam seperti asap, makin lama makin membesar lalu membentuk sosok hitam yang teramat besar. Di tangannya tergenggam sebatang besi yang sedang membara, merah menyala. Tiba-tiba sosok itu mengayunkan besi tersebut. Langsung lengan saya menepis, namun ketika besi itu menyentuh lengan, saya menjerit kesakitan. Aduh, panasnya menyebabkan kulit tangan saya ini bagai tersengat dan dagingnya mengelupas. "ARGGGHHHH" Jangan pukul aku lagiiiii!!! " saya meraung ketika sosok hitam itu memukul kaki saya. Saya coba menghindari, tapi pukulan itu tetap singgah ke sasaran. Bagai ingin tercabut mulut saya menjerit karena panasnya besi itu membakar daging paha saya. "Arrgghhh ... sakit, sakiiittt!!" saya meraung-raung, tapi sosok hitam besar itu terus mengayunkan besi panasnya ke kepala, kaki, tangan, badan dan perut saya. Dalam pada itu, tanah di kubur sebelah terus-terusan bergerak himpit menghimpit. Bumi tempat saya berpijak bergetar hebat laksana dilanda gempa. Suara pria mengerang dan tulang-temulangnya patah Berderap bagai dahan patah, tetap terdengar. Dalam hati saya meraung, matilah aku sekarang .. Patahlah tulang aku, remuklah badan aku dihantam dengan besi panas. Saya menjerit, menepis, mengelak sampai tiba-tiba saya terasa sesuatu yang sangat dingin menyentuh ke tubuh saya. Seketika itu juga sosok hitam besar hilang entah ke mana dan suara bumi bergetar dan pria mengerang lenyap segera. Suasana terasa hening. "Johar ... Johar!!" sayup-sayup nama saya dipanggil. Dengan susah payah, saya membuka mata. Tapi saya tidak kuat, badan terlalu letih. Wajah seseorang terlihat samar2 dimata. "Johar ... bangun, bangun!" nama saya dipanggil lagi, badan digoncang-goncang. Saya buka mata sedikit. Ooo ... rupa-rupanya Bakar. Bersama-sama Pak Dollah, mereka mengangkat saya keluar dari kubur. Setelah diberi air, badan dikipas, barulah saya segar kembali. Bakar memberitahu, setelah menunggu lama di pondok, dia dan Pak Dollah dan Mandur mencari saya untuk membayar uang kerja menggali kuburan. Lama mencari, akhirnya dia jumpa saya di dalam lubang kubur sedang terbaring seorang diri. "Engkau menepis sana, menghindari sini. Habis tanah kubur tu engkau tumbuk. Aku ambil air, aku Siramlah," kata Bakar sambil menunjukkan gayung air yang digunakannya lalu disambut gelak tawa teman-teman. Saya hanya tersenyum tawar. Tak terdaya saya hendak ceritakan apa yang telah terjadi sebentar tadi, khawatir mereka tidak percaya. Setelah kejadian itu saya terlantar selama beberapa bulan akibat badan penuh dengan lebam-lebam. Mungkin lebam akibat meninju dan menendang tanah, mungkin juga akibat pukulan besi panas itu. Saya juga dibawa ke seorang ustadz untuk memulihkan semangat. Keluarga dan teman-teman menggeleng kepala dengar cerita saya. Mereka berebut menyuruh saya menceritakan pengalaman menakutkan itu. Ada yang insaf, ada juga yang mengatakan semua itu karut atau mainan setan, mimpi dan igauan semata. Entahlah apa kata mereka, tapi saya puas. Akhirnya saya telah saksikan sendiri siksaan di dalam kubur. Sama dengan apa yang dilihat itu adalah kondisi yang sebenarnya terjadi di dunia bawah atau hanya mimpi semata-mata akibat terlelap saat meracau, itu saya tidak ceritakan. Yang penting keinginan untuk mengetahui sendiri sepeti apa dunia bawah itu telah tertunai. ------------------------------------ --------- Sesungguhnya janji Allah itu benar ... MATI itu benar ... SYURGA - NERAKA itu benar .... dan siksa kubur .. itu juga benarrrr .... . Semoga ALLAH terima segala amalan kita dan mengampuni dosa-dosa kita .... amin Ya Rabbal A'lamin


http://romdani45498.blogspot.com/2010/12/menyeberangi-alam-barzakh.html 

Tujuh ( 7 ) Sebab Kamu Patah Hati

============================ Kamu Yang Patah Hati, kamu yang lagi bersedih, kamu yang lagi merasa sendiri, kamu yang merasa pingin mati, kamu yang…pokoknya kamu yang merasa tersakiti, maksudnya kamu yang berstatus ukhti. Kenapa ukhti? Iya, karena ukhti atau akhwat yang biasanya jadi korban patah hati. Karena akhwat yang biasanya suka nangis bombay kalo ta’aruf gak jadi, atau diputusin sepihak sama ikhwan. Ukhti fillah, Kenapa sih kamu patah hati? Karena ikhwan idamanmu mutusin kamu? Karena ikhwan yg udah taruf bertahun2 trnyata memilih akhwat lain drpd kmu? Karena kamu gak sesuai dengan kriteria yang dia mau? atau karena keluarga nggak setuju? Atau bisa jadi semua pertanyaan tadi kamu setuju alias emang sedang menimpamu? KETAHUILAH..Patah hati itu terjadi karena harapan kamu lebih besar daripada kenyataan yang menimpamu. Ingat , ajang ta’aruf ( dalam islam ) atau pacaran, atau apapun istilahnya itu.. tidak harus selalu terus dan berakhir bahagia di pelaminan. Kemungkinan antara gagal dan terus sekitar fifty-fifty. Namanya aja sedang dalam proses, untuk saling mengenal diri satu sama lain. Kalo ada salah satu pihak, atau malah kedua belah pihak merasa nggak cocok, maka persiapkan hatimu untuk menerima segala kemungkinan. Termasuk ta’aruf putus di tengah jalan. Tapi kan pedih. Iya, siapa yang gak merasa sedih ketika harapan sudah di depan mata dan proses tinggal selangkah saja? Tapi kalo bukan jodoh, biar kata juga kamu nangis tujuh hari tujuh malam sampe kering air matamu, atau keluar air mata darah tetep aja gak bakal nyambung. Jadi, nangis dan bersedih secara wajar boleh. Tapi jangan keterusan. Rugi banget kalo itu terjadi pada dirimu. Si ikhwan yang mutusin kamu saat ini pasti udah lagi asyik proses taaruf sama akhwat lain. Atau bisa jadi ia malah sudah gak ingat sama sekali sama kamu yang pernah diajaknya ta’aruf. Memang nggak semua ikhwan kayak gini. Ada juga yang mungkin aja sama-sama lagi bersedih kayak kamu saat ini. Tapi ikhwan biasanya cepet banget ngelupainnya. Apalagi bila ini menyangkut perasaan. Dia pasti sudah menyibukkan diri dengan pekerjaan or aktivitas lain sekedar untuk ngelupain kamu. Maka rugi banget kalo kamu berlarut-larut dalam masa patah hati. Nah, daripada kamu cuma manyun mending kita telaah dan analisa disini…Cuma butuh waktu 20 menit utk membaca notes ini sampe selesei. Penyebab patah hati. Ada banyak banget sebab-sebab kenapa sebuah proses ta’aruf menjelang khitbah ( lamaran ), atau bahkan sudah khitbah itu sendiri, putus di tengah jalan. Tulisan ini dibuat sekedar cermin buat Saudariku semua agar lebih berhati-hati ke depannya. Agar tidak mengulang kesalahan yang sama. Bukankah orang buta tak mau kehilangan tongkatnya untuk kedua kali? Apalagi kamu kan bukan termasuk kategori orang buta ini. Jangan mau kehilangan hatimu yang kedua kali. Trus bagi kamu yang belum pernah patah hati, tulisan ini bisa jadi pelajaran tanpa maksud menggurui. Bukankah orang bijak itu adalah dia yang bisa mengambil pelajaran dan hikmah dari pengalaman orang lain? Sebutir mutiarapun, biarpun jatuh ke lumpur akan tetap berkilau. Dan kata2 hikmah yg keluar dari mulut si miskin, akan lebih bermakna drpd kata2 kasar dari si Kaya. Setuju..? Tujuh macam penyebab kamu patah hati: 1. Keluarga. Kamu dan si ikhwan sudah sama-sama setuju untuk proses ta’aruf menuju ke pernikahan. Setelah mantap, si dia datang menghadap keluargamu. Awalnya baik-baik saja. Tapi ketika ditanyakan Maisyah alias sumber nafkah, ortu merasa masa depan anaknya akan suram kalo jadi menikah dengan ikhwan tersebut. Dengan berbagai alasan seperti: - anak saya masih pingin sekolah lagi - adik-adiknya masih butuh banyak biaya. Biar anak saya cari duit dulu untuk bantu keluarga - kakaknya belum nikah. Gak boleh sebagai adik mendahului kakak ( di adat jawa, hal ini msih berlaku ). - Kalo jodoh gak akan lari ke mana - Dll Nah, kalo ortu udah pake kalimat alasan di atas padahal kamu sudah ngebet banget pengin menyempurnakan separuh agama, alamat ada batu terjal menghadang langkah kalian berdua untuk proses lebih lanjut. Kalo kamu gigih meyakinkan ortu trus kemudian mereka luluh tidak masalah. Tapi kalo ternyata pendirian ortu jauh lebih gigih daripada perjuanganmu, ini merupakan indikasi bagi kamu untuk patah hati. Atau mungkin bukan maisyah atau nafkah yang jadi alasan. Bisa juga karena domisili yang jauh. Kamu di pulau Jawa, si calon ada di Kalimantan atau Sulawesi misalnya. Ortu kamu gak tega berjauhan dari putri tercinta. Tapi si dia juga gak mungkin pindah ke Jawa karena beberapa alasan tertentu. Atau, alasan lain semisal beda suku. Kamu dari Jawa, calonmu orang Sunda. Atau sebaliknya. Pokoknya ortu pingin anaknya dapat jodoh yang sama asal sukunya. Sehingga ta’aruf gak nyambung dan gak bisa berlanjut menjadi khitbah. Kamu kudu pasrah dengan keputusan keluarga untuk gak jadi meneruskan proses dengan ikhwan tersebut. Apalagi kalo kamu gak punya alasan kuat atau daya tawar dalam keluarga. Misal : kamu selama ini kolokan banget dalam keluarga. Apa-apa mama, sedikit-sedikit papa, kesana-kemari minta antar, gak mandiri, jadi ortu dan keluarga gak tega kalo kamu dinikahi ikhwan tersebut. Khawatirnya anak kesayangan mereka bakal kelaparan. Padahal kamunya udah setengah mati siap lahir batin untuk hidup sengsara dengan ikhwan pujaan karena menurutmu ia baik dan sholeh. Tapi apa daya, keluarga juga siap lahir batin untuk tetap menghalangi niatmu jadian dengan pilihan hatimu. 2. Kelompok ngaji . Kamu merasa udah “KLIK” sama seorang ikhwan dan berniat melanjutkan proses ke arah ta’aruf yang lebih serius. Keluarga pun juga gak ada masalah. Tapi ternyata, ada hal lain yang membuat proses kalian tersendat. Turut campurnya pembina pengajian tentang siapa yang akan menjadi jodohmu. Mulai dari anggapan kamu belum cukup siap untuk membina rumah tangga karena baru aja mengawali ngaji hingga ternyata calonmu ternyata tidak satu kelompok pengajian. Wejangan-wejangan pun mulai dilancarkan untuk ‘menyadarkan’ kamu. ‘Kamu masih kecil. Umur juga masih 20 tahunan. Ngaji dulu yang rajin, jangan mikirin nikah mulu.’ ‘Sudah sampe mana ta’arufnya?’ ‘Kamu yakin dengan ikhwan ini? Dia nggak satu jama’ah dengan kita loh…’ ‘Jangan lama-lama prosesnya. Tiga bulan dari sekarang harus sudah nikah…’ Karena nggak tahan dengan intervensi ini, proses kalian tak bisa berlanjut. Kamu pun patah hati. 3. Pihak si dia. Kali ini si ikhwan yang berinisiatif mengakhiri proses ta’aruf atau bahkan khitbah denganmu. Kok bisa? Apa salahku??? Mungkin itu pertanyaan yang akan menghantuimu ketika diputuskan sepihak. Bukankah selama ini visi dan misi kita sama? Bukankah tak ada masalah serius dalam proses ini? Ortu dan keluarga juga udah setuju. Semua kluarga besar juga udah beri lampu ijo. Lalu apa? ‘Maaf, sepertinya ta’aruf kita sampai di sini dulu saja.’ ‘Sebaiknya kita off dulu aja ta’arufnya. Masih banyak hal yang perlu kita pertimbangkan sebelum dilanjutkan..’ ‘Kita tak usah berhubungan dulu sementara ini. Saya punya banyak hal yang harus dipikirkan.’ Dan banyak alasan lain. Itu masih mending ada kata-kata yang mengisyaratkan ‘kita putus.’ Karena ada juga beberapa tipe yang inginnya ta’aruf STOP tapi tak ada cukup keberanian untuk mengatakannya pada kamu. Yang begini nih malah bikin pusing dan bingung. Dibilang sudah ‘ada yang punya’ tapi belum jatuh khitbah. Atau bagi yang sudah jatuh khitbah tapi tak ada kejelasan kapan nikah. Tapi dibilang masih ‘free’, kok sudah proses setengah jalan. Nah, ribet banget jadinya.! Ikhwan tipe ini sebetulnya pingin mutusin kamu tapi dia gak punya keberanian untuk ngomong langsung. Alasan klisenya, khawatir menyakiti hati perempuan. Padahal dengan sikapnya yang menggantung ini aja sudah cukup menyakitkan, Jadi kalo kamu ngadepin tipe ini, kamu yg kudu tegas dan punya sikap. Secara syar’i, memang tak perlu ada alasan bagi pihak yang memutuskan lebih dulu untuk memberi penjelasan mengapa dan kenapa ia memutuskanmu. Bisa jadi, ia merasa kurang cocok selama proses ta’aruf meski kamunya ngotot sebaliknya. Bisa jadi meski visi dan misi sesuai, tapi ternyata tak bisa sejalan menurut kacamata si ikhwan. Atau…bisa jadi juga ternyata ada akhwat yang ternyata jauh lebih segalanya dari kamu yang menerima panah asmaranya. Dia lebih cantik, lebih kaya, anak pejabat dan konglomerat, dan supaya gak terkesan di cap matre, si ikhwan pun pake alasan kalo nih akhwat dakwah dan pemahamannya jauh lebih kenceng daripada kamu. Kok bisa? Kan dia sedang proses denganku. Bahkan ia sudah menemui ortu dan jatuh khitbah. Bagaimana mungkin ia ternyata dengan enaknya minta putus gitu aja? Dan yang lebih menyakitkan, sebelum putus dengan kamu, ia sudah proses ta’aruf dan khitbah dengan akhwat lain! Kamu benar-benar nggak bisa terima kondisi ini. Padahal kondisi ini bisa saja terjadi. Dan sangat bisa. Jadi, ketika kamu akhirnya menjadi pihak yang diputus karena setelah dibandingkan dan ditimbang memakai kacamata ikhwan tipe ini, ternyata levelmu kalah jauh dengannya, maka jangan menyesal. Bahkan sebaliknya, kamu seharusnya bersujud syukur karena Allah telah menunjukkan “bentuk aslinya” sebelum kalian terlanjur menikah. Meski resikonya kamu jadi patah hati. Dan satu lagi, jangan pernah kamu membenci dirinya, ikhwan yang telah mencuri hatimu. 4. Pihak kamu. Maksudnya? adalah kamu sebagai pihak yang memutuskan. Karena ketika kamu memutuskan dia juga bukan tanpa pertimbangan. Meski konsekuensinya kamu musti menangis lagi. Kamu akhirnya memutuskan dia meski dengan rasa berat hati, tapi memang hal terbaik yang menurutmu perlu diambil. Why? Karena setelah melalui proses ta’aruf ternyata visi misi kalian nggak cocok. Ambil contoh misalnya dia adalah teman lamamu ketika di SMU dulu. Kamu mengenal dia sebagai seorang yang cerdas, baik hati dan tidak sombong, serta menyenangkan. Ketika ia mengajak serius ke pernikahan dan kamu mengajukan syarat bahwa ia harus mau berubah dengan mulai serius mengkaji Islam misalnya, ternyata ia menolak. Ia merasa bahwa waktu dan energinya sudah terkuras untuk bekerja, jadi mana ada waktu untuk ngaji apalagi berdakwah. Masih mending kalau ia mendukung syariat dan khilafah sebagai bagian dari perjuanganmu, tapi kalo ternyata ia malah menganggap itu ide gila alias khayal? Kamu pun merasa berat untuk berjuang seorang diri bila ia yang jadi suamimu nanti ternyata tak bisa diajak seiring sejalan menggapai cita-cita. Atau bisa juga visi dan misi sejalan tapi ternyata kalian berdua tak bisa menjadi mitra yang baik. Sama-sama egonya gede banget. Gak ada yang mau ngalah kalo ada masalah. Misal kamu pingin dia sebagai pihak cowok menghubungi kamu dulu dalam perencanaan ketemu ortu atau hal-hal persiapan pernikahan. Tapi ikhwannya sendiri, ia merasa bahwa harusnya kamu yang menghubungi dia kalo emang ortumu pingin ketemuan sama calon menantu. Satu sama lain merasa ‘yang butuh siapa’. Waduh…kalo udah kayak gini, kamu pun jadi pusing berat. Mending cukup sekian saja. Kamu pun mengambil keputusan besar dengan resiko patah hati. 5. Ajal. Masa-masa ta’aruf sudah terlewati. Khitbah juga sudah dilakukan sang pujaan hati. Hanya tinggal menentuk`n hari H menuju pernikahan. Semua hal pun sudah dipersiapkan dengan matang. Menjelang seminggu pernikahan, ternyata takdir berkata lain. Sang kekasih meninggalkan dunia fana untuk bertemu dengan sang pencipta. siapa yang bisa menduga kapan ajal datang? Kamu pun patah hati. Rasa-rasanya sebagian hatimu telah dibawanya pergi ke alam baqa. Kamu pun bertekad tak akan jatuh cinta lagi. sampe sebegitunyakah? Padahal, mempunyai suami atau pun calon suami seorang pejuang, apalagi ini pejuang bukan sembarang pejuang, tapi pejuang syariat dan khilafah, salah satu resiko adalah ajal. Terlebih bila perjuangannya benar-benar di garis yang telah ditentukan, no compromise terhadap ide dan sistem kufur. Bukannya malah mencari jalan aman dengan alasan demi perjuangan. Kembali ke ajal. Semua manusia pasti akan pernah merasakannya. Bahkan semua makhluk yang bernyawa pasti akan selalu diintai oleh si ajal ini. Jadi kenapa patah hati? Bukankah itu menunjukkan bahwa Allah mencintai sang calon-mu daripada rasa cinta yang kamu punya? Kenapa tak berusaha mengikhlaskan kepergiannya dan mengiringinya dengan doa? Aku ikhlas kok. Mungkin itu penyangkalanmu. Kalo ikhlas, lalu kenapa menutup hati bagi yang lain? Bukankah life must go on? Hidup masih terus berjalan, meski dengan atau tanpa kekasih hati. Kalo kamu terus menerus menutup diri, ungkapan ikhlas kamu cuma di mulut. Padahal sikap kamu malah menunjukkan sebaliknya. Ini nggak konsisten namanya. Siapa sih yang pingin dijemput maut di saat menjelang hari H pernikahan? GAK ADA ! Si dia pun gak akan rela seandainya melihat kamu yang terus-menerus bersedih menangisi kepergiannya. Sedih boleh. Menangis juga boleh. Tapi kalo terus-terusan? Udah nggak bagus untuk kesehatan fisik dan mentalmu, juga nggak bagus bagi kelangsungan aktifitas dan dakwahmu. 6. Sama-sama gengsi. Gengsi? ini adalah jenis makanan mental terburuk untuk ditelan. Kamu punya rasa merah jambu ke salah satu ikhwan alias kamu pingin banget untuk mendampingi perjuangannya alias lagi, kamu pingin banget jadi istrinya. Tapi apa daya, kamu merasa kalo jadi akhwat tuh gak boleh mengungkapkan perasaan duluan. Tabu dan pamali katanya, kalo hukum social masyarakat diserahkan pada perasaan manusia, memang repot. Bagaimana kalo akhwat nembak ikhwan duluan. Ada nggak sih contoh teladan kita? Ada..yaitu ibunda Khatijah yg menginginkan Nabi Saw utk menjdi suaminya..! Kembali ke gengsi. Kamu gak ada inisiatif untuk mengungkapkan isi hati ke ikhwan pujaan. Ternyata si ikhwan juga mengalami hal yang sama. Bukannya gak berani, tapi si ikhwan mengidap sakit minder yg berlebihan. Si ikhwan pingin nikah tapi apa daya Maisyah ( harta ) yang ia punya pas-pasan. Padahal dalam hatinya ia udah ngebet pingin banget dapetin Aisyah alias punya istri. Belum apa-apa ia udah minder duluan, khawatir gak ada akhwat yang mau. Belum lagi kalo kamu bertipe ‘high’ alias Tajir. Kamu udah cantik, cerdas, ortumu pejabat dan pengusaha sekaligus, kamu pun berdarah biru di sukumu, dakwahmu oke, jam terbangmu tinggi, wah…pokoknya tipe ‘Yang semua lelaki inginkan’. Si dia yang telah memikat hatimu jadi gak PD untuk pedekate atau taaruf. Meski ikhwan-ikhwan yang lain antri kayak nagih utang, kamu tetap gak bisa ke lain hati. Nah, kalo kamu tetap bertahan pada gengsimu dan si ikhwan pujaan juga bertahan pada gengsi dan mindernya, sampe kapan pun kalian sulit bersatu..! SOLUSINYA: Si akhwat yg harus berkata duluan ! Bukanlah hal yg hina dan murahan ketika seorg akhwat mengajukan diri utk dilamar ikhwan jika memang si ikhwan sudah diridhoi dari segi agamanya. Bahkan itu suatu hal yg mulia. Itulah yg terjadi pada ibunda Khadijah. 7. Dipersulit segala sesuatunya. Semua pihak udah oke dari segala segi. Kamu dan keluarga udah mantap, calon dan keluarga juga sudah siap. Materi yang biasanya jadi kendala, juga tak ada masalah kali ini. Tinggal menentukan hari H. Tapi ternyata tak dinyana tak diduga, ternyata kerabat dekat calon ada yang meninggal. Nenek yang begitu dicintai seluruh anggota keluarga ternyata dipanggil Allah. Jadwal kalian mundur. Gak mungkin kan pernikahan dilanjutkan di saat ada kerabat yang meninggal? Ketika suasana sudah mulai kembali normal, ternyata ayahnya sakit dan masuk rumah sakit. Kolesterol dan darah tingginya kambuh. Ketika si ayah sembuh, ternyata calon mendapat tugas kerja ke luar pulau. Padahal ortu terutama ibu kamu gak ngijinin anaknya dibawa jauh dari tanah kelahirannya. Kondisi seperti ini silih berganti, ada saja aral melintang ketika kalian berusaha meneruskan pernikahan. Seakan-akan ada ‘Tangan’ lain yang tak terlihat dan jauh lebih kuat kekuatannya yg membuat semua ini terjadi. Menyalahkan takdir? JANGAN SAMPAI Saudariku! Takdir tak pernah salah. Ingat..Tuhan tidak pernah salah menuliskan takdirNya. Tuhan tidak pernah dzalim terhdap hambaNya. Malah sebaiknya, everything happen for the best alias semua pasti ada hikmahnya. Ini cuma salah satu tanda kekuasaanNya bahwa ada rencana yang jauh lebih baik daripada yang kalian punya. **************************** Nah, setelah kamu baca ketujuh penyebab itu, kamu bisa menelaah dan menganalisa diri kamu sendiri, golongan yang manakah saya? Atau, kamu pernah mengalami ketujuh-tujuhnya? Saya ingat sebuah artikel yang saya baca di internet tentang seorang akhwat yang melalui masa ta’aruf hingga belasan kali. Semua itu berakhir di tengah jalan tanpa ada ujung yang bernama pernikahan. Tahu nggak apa reaksi akhwat tersebut? Kesan yang saya tangkap ia begitu tabah dan tawakal. Ia tak pernah lelah dan bosan dari satu ta’aruf ke ta’aruf berikutnya. Dan yang utama, ia nggak kenal yang namanya menangis apalagi patah hati. Subhanallah..beginilah harusnya sikap seorang akhwat sejati.. Dia menyandarkan nasib jodohnya kepada Allah Yang Maha Menggenggam hati, tidak pernah sekalipun dia suudzon kepada Rabbnya, karena kacamata IMAN adalah benteng yg dia pakai, bukan PERASAAN ! Lalu bagaimana obatnya untuk mengatasi 7 penyebab Patah Hati tersebut..?? Saya tidak akan mengulasnya disini, juga tidak akan membuat note baru utk menjawab pertanyaan tersebut. Jawaban dari pertanyaan trsebut beberapa waktu lalu sudah saya jelaskan dan saya posting di Catatan sebelumnya berjudul: "Tujuh ( 7 ) Motivasi Mengubah Patah Hati Jadi Pelangi". Silahkan dibuka2 kembali dalam postingan2 sebelumnya di page RDM ini. Selamat membaca.


http://romdani45498.blogspot.com/2010/12/tujuh-7-sebab-kamu-patah-hati.html

7 Perkara Ganjil

============================ Ada seorang pemuda yang kerjanya menggali kubur dan mencuri kain kafan untuk dijual. Pada suatu hari, pemuda tersebut berjumpa dengan seorang ahli ibadah untuk menyatakan kekesalannya dan keinginan untuk bertobat kepada Allah Dia berkata, "Sepanjang aku menggali kubur untuk mencuri kain kafan, aku telah melihat 7 perkara ganjil yang menimpa mayat-mayat tersebut. Karena aku merasa sangat insaf atas perbuatanku yang sangat keji itu dan ingin sekali bertaubat. "" Yang pertama, aku lihat mayat yang pada siang harinya menghadap kiblat. Tetapi pabila aku menggali kembali kuburnya pada waktu malam, aku lihat wajahnya telah membelakangkan kiblat. Mengapa terjadi begitu, wahai tuan guru? " tanya pemuda itu. "Wahai anak muda, mereka itulah golongan yang telah mensyirikkan Allah sewaktu hidupnya. Karena Allah menghinakan mereka dengan memalingkan wajah mereka dari mengadap kiblat, untuk membedakan mereka dari golongan muslim yang lain," jawab ahli ibadah tersebut. Hubungkan pemuda itu lagi, "Golongan yang kedua, aku lihat wajah mereka sangat elok saat mereka dimasukkan ke dalam liang lahat. Tatkala malam hari ketika aku menggali kubur mereka, ku lihat wajah mereka telah berubah menjadi babi. Mengapa begitu halnya, wahai tuan guru?". Jawab ahli ibadah tersebut, "Wahai anak muda, mereka itulah golongan yang meremehkan dan meninggalkan sholat sewaktu hidupnya. Sesungguhnya sholat merupakan amalan yang pertama sekali dihisab. Jika sempurna sholat, maka sempurnalah amalan-amalan kita yang lain,". Pemuda itu menyambung lagi, "Wahai tuan guru, golongan yang ketiga yang aku lihat, pada waktu siang mayatnya kelihatan seperti biasa saja. Bila aku menggali kuburnya pada waktu malam, ku lihat perutnya terlalu gelembung, keluar pula ulat yang terlalu banyak dari perutnya itu." Ahli ibdah menjawab, "Mereka itulah golongan yang gemar memakan harta yang haram, wahai anak muda,". "Golongan keempat, ku lihat mayat yang jasadnya bertukar menjadi batu bulat yang hitam warnanya. Mengapa terjadi begitu, wahai tuan guru?". Jawab ahli ibadah itu, " Wahai pemuda, itulah golongan manusia yang durhaka kepada kedua ibu bapaknya sewaktu hayatnya. Sesungguhnya Allah sama sekali tidak redha kepada manusia yang mendurhakai ibu bapaknya. "" Aku lihat ada pula mayat yang kukunya amat panjang, hingga membelit-belit seluruh tubuhnya dan keluar segala isi dari tubuh badannya, kenapa begitu wahai guru ..? " sambung pemuda itu. "Anak muda, mereka itulah golongan yang gemar memutuskan silaturrahim. Saat hidupnya mereka suka memulai pertengkaran dan tidak bertegur sapa lebih dari 3 hari. Bukankah Rasulullah saw pernah bersabda, baawa siapa yang tidak bertegur sapa melebihi 3 hari bukanlah termasuk umat beliau, "jelas ahli ibadah tersebut." Wahai guru, golongan yang keenam yang aku lihat, sewaktu siangnya lahadnya tandus. Tatkala malam ketika aku menggali kembali kubur itu, ku lihat mayat tersebut terapung dan lahadnya dipenuhi air hitam yang amat busuk baunya, "." Wahai pemuda, itulah golongan yang memakan harta riba sewaktu hayatnya, "jawab ahli ibadah tadi." Wahai guru, golongan yang terakhir yang aku lihat, mayatnya sentiasa tersenyum dan berseri-seri pula wajahnya. Mengapa demikian halnya wahai tuan guru? " tanya pemuda itu lagi. Jawab ahli ibadah tersebut, "Wahai pemuda, mereka itulah golongan manusia yang berilmu. Dan mereka beramal pula dengan ilmunya sewaktu hayat mereka. Inilah golongan yang memperoleh keridhaan dan kemuliaan di sisi Allah baik sewaktu hayatnya maupun sesudah matinya." Ingatlah, sesungguhnya dari Allah kita datang dan kepada-lah kita akan kembali. Kita akan dipertanggungjawabkan atas setiap amal yang kita lakukan, hatta amalan sebesar zarah.


http://romdani45498.blogspot.com/2010/12/7-perkara-ganjil.html