Mengenai Saya

Foto saya
Pangandaran, West Java, Indonesia
Simple

Sabtu, 11 Februari 2012

Wanita Pendamba Syurga

♥♥♫•*¨*•.¸¸¸¸.•*¨*•♫♥♥♥♥♥♥♫•*¨*•.¸¸¸¸.•*¨*•♫♥♥♥♥♥♥♥♥♥
Sebuah tulisan sebagai gambaran bagaimana wanita cantik seharusnya menggambarkan dirinya…
begitu sempurna… semoga tulisan ini dapat menjadi gambaran bagi diri kita kelak….
♥♥♫•*¨*•.¸¸ﷲ¸¸.•*¨*•♫♥♥♥♥♥♥♫•*¨*•.¸¸ﷲ¸¸.•*¨*•♫♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥

Wanita pendamba syurga..
Pesona akhlakmu bagai mutiara yang berkilauan.
Halus tuturmu menggambarkan pribadi yang santun .
Kecantikan hatimu laksana kapas tanpa noda.
Kesejukan aura jiwamu seperti bidadari syurga.
Kau hiasi dirimu dengan bingkaian akhlak islami.
Semakin berwibawa karena auratmu terhijabi.
Saat wanita lain bergelimang kesenangan semu .
Menari-nari di atas lantai dansa Menenggak arak dalam gelas-gelas kristal.
Engkau justru mengurung diri Mentafakuri kehidupan akhirat yang masih ghaib .


Mengembara dalam pencarian jati diri.

 Di saat wanita lain asyik memilih busana trendi.
Sibuk memoles tubuh dan wajah.
Berlomba memamerkan aurat mereka.
Engkau justru tampil bersahaja.
Dalam balutan gamis dan kerudung panjang.
Engkau sembunyikan auratmu.
Agar tak terjamah pesona kecantikan itu.
Dari mata-mata lelaki jalang.

 Di saat wanita-wanita lain tertawa lepas.
Menikmati euphoria tanpa batas.
Menebar cinta basi pada lelaki .
Engkau justru menangis dalam sujud .
Mendaki taubat dalam bukit tahajud.
Mengemis ampunan pada Penggenggam nyawa..
Menutup lisan dari bicara sia-sia.

 Di saat wanita-wanita lain mengidolakan Miyabi, Britney Spears, Celine Dion, Maddona.
Engkau mengidolakan Khadijah, Maryam, Asiyah, Fatimah.


Di saat wanita lain bangga aibnya terbuka.
Puas jika namanya di puja-puja.
Engkau justru mengasingkan diri dari gemerlap dunia.
Merahasiakan kebaikan yang kau lakukan pada sesama.
Karena takut jatuh pada perbuatan riya’.

 Di saat wanita-wanita lain menghabiskan waktu di plaza.
Menghamburkan materi dengan sia-sia.
Engkau justru menghabiskan waktumu di mushola .
Menguatkan zikir dan memuja asma-Nya.
Merenda istigfar di atas sajadah cinta.
Di saat wanita-wanita lain hanyut dalam pesona zaman.
Bercengkerama liar dengan segala kemewahan.
Sibuk memuja artis-artis idaman.
Engkau justru sibuk mengkaji ilmu.
Mendakwahkan agama Islam tanpa ragu.
Berjibaku dengan segala kesulitan.
Meneriakkan kalimat jihad militan.

 Di saat wanita-wanita lain sibuk menenteng majalah erotis.
Menggumbar gosip sesama secara sadis.


Engkau justru teguh pada Al-Qur’an dan hadis.
Yang kau jadikan pegangan hidup.
Agar iman di dadamu tidak redup.
Wanita pendamba syurga… Agungnya akhlakmu berselimut mutiara.
Pada rahimmu kelak generasi-generasi agama.
Akan Allah amanahkan.
Engkau calon madrasah pertama .
Saat mujahid-mujahid terlahir di dunia

 Semoga kelak pribadi-pribadi seperti ini melekat pada diri kita..aamiin,
‘jazakillah ukhty yang telah menginspirasi melalui tulisan ini…’


http://romdani45498.blogspot.com/2010/11/wanita-pendamba-syurga.html

Perbedaan antara Ilmu dan Ma’rifat Menurut Imam Al-Ghazali

Ma’rifat adalah maqam kedekatan (qurb) itu sendiri yakni maqam yang memiliki daya tarik dan yang memberi pengaruh pada kalbu, yang lantas berpengaruh pada seluruh aktivitas jasmani (jawarih). `Ilm (ilmu) tentang sesuatu adalah seperti “melihat api” sebagai contoh, sedangkan ma`rifat adalah “menghangatkan diri dengan api”.

Menurut bahasa, ma`rifat adalah pengetahuan yang tidak ada lagi keraguan di dalamnya. Adapun menurut istilah yang sering dipakai menunjukkan ilmu pengetahuan tentang apa saja (nakirah). Menurut istilah Sufi, ma`rifat adalah pengetahuan yang tidak ada lagi keraguan, apabila yang berkaitan dengan objek pengetahuan itu adalah Dzat Allah swt. dan Sifat-sifat-Nya. Jika ditanya, `Apa yang disebut ma`rifat Dzat dan apa pula ma’rifat Sifat?” Maka dijawab bahwa ma’rifat Dzat adalah mengetahui bahwa sesungguhnya Allah swt.
 adalah Wujud Yang Esa, Tunggal, Dzat dan “sesuatu” Yang Mahaagung, Mandiri dengan Sendiri-Nya dan tidak satu pun yang menyerupai-Nya.

Sedangkan ma’rifat Sifat adalah mengetahui sesungguhnya Allah swt. Mahahidup, Maha Mengetahui, Mahakuasa, Maha Mendengar dan Maha Melihat, dan seluruh Sifat-sifat Keparipurnaan lainnya.
Kalau ditanya, `Apa rahasia ma`ri fat?” Rahasia dan ruhnya adalah tauhid. Yaitu, jika anda telah menyucikan sifat-sifat Mahahidup, Ilm (Ilmu), Qudrah, Iradah, Sama ; Bashar dan Kalam Allah dari segala keserupaan dengan sifat-sifat makhluk [dengan penegasan bahwa tiada satu pun yang menyamai-Nya].

Lalu, apa tanda-tanda ma`rifat? Tanda-tandanya adalah hidupnya kalbu bersama Allah swt. Allah swt. mewahyukan kepada Nabi Dawud a.s., “Mengertikah engkau, apakah ma’rifat-Ku itu?” Dawud menjawab, “Tldak.”Allah berfirman, “Hidupnya kalbu dalam musyahadah kepada-Ku. “

Kalau ditanya, “Tahap atau maqam manakah yang dapat disahkan sebagai ma `rifat yang hakiki?” [Jawabnya] adalah tahap musyahadah (penyaksian) dan ru’yat (melihat) dengan sirr qalbu. Hamba melihat untuk mencapai ma’rifat. Karena ma’rifat yang hakiki ada dalam dimensi batin pada iradah, kemudian Allah swt. menghilangkan sebagian tirai (hijab), lantas kepada mereka diperlihatkan nur Dzat-Nya dan Sifat-sifat-Nya dari balik hijab itu agar mereka sampai pada ma’rifat kepada Allah swt. Hijab itu tidak dibukakan seluruhnya, agar yang melihat-Nya tidak terbakar.
Sang Sufi bersyair dengan ungkapan pencapaian pada tahap spiritual tertentu :
Seandainya Aku tampak tanpa hijab
Pastilah seluruh makhluk sempurna

Namun hijab itu amat halus
Agar merevitalisasi kalbu para hamba yang `asyiq.
Ketahuilah, bahwa manifestasi (tajalli) keagungan melahirkan rasa takut (khauf) dan keterpesonaan (haibah). Sedangkan manifestasi keelokan (al-Hasan) dan Keindahan (al-Jamal) melahirkan keasyikan. Sementara manifestasi Sifat-sifat Allah melahirkan mahabbah. Dan manifestasi Dzat meniscayakan lahirnya penegasan keesaan (tauhid).

Sebagian ahli ma’rifat berkata, “Demi Allah, tidak seorang pun yang mencari dunia, selain orang itu dibutakan kalbunya oleh Allah, dan dibatalkan amalnya. Sesungguhnya Allah menciptakan dunia sebagai kegelapan, dan menjadikan matahari sebagai cahaya. Allah menjadikan kalbu juga gelap, lalu dijadikan ma’rifat sebagai cahayanya. Apabila awan telah tiba, cahaya matahari akan terhalang. Begitupun ketika kecintaan dunia tiba, cahaya ma’rifat akan terhalang dari kalbu.”
Ada pula yang mengatakan, “Hakikat ma’rifat adalah cahaya yang dikaruniakan di dalam kalbu Mukmin, dan tiada yang lebih mulia dalam khazanah kecuali ma’rifat.”


Sebagian Sufi berkata, “Matahari kalbu Sang `Arif lebih terang dan bercahaya dibandingkan matahari di siang hari. Karena matahari pada siang hari kemungkinan menjadi gelap karena gerhana, sedangkan matahari kalbu tiada pernah mengalami peristiwa gerhana (kusuf). Matahari siang tenggelam ketika malam, namun tidak demikian pada matahari kalbu.” Mereka mendendangkan syair:
Matahari siang tenggelam di waktu senja
matahari kalbu tiada pernah tenggelam
Siapa yang mencintai Sang Kekasih
`Kan terbang sayap rindunya
menemui Kekasihnya.

Dzun Nun berkata bahwa hakikat ma’rifat adalah penglihatan al-Haq atas rahasia-rahasia relung kalbu melalui perantaraan (muwashalah) Kilatan-kilatan lembut (latha’if) cahaya-cahaya:
Bagi orang `arifin, terdapat kalbu-kalbu yang diperlihatkan
Cahaya I1ahi dengan rahasia di atas rahasia
Yang terdapat dalam berbagai hijab
Tu1i dari makhluk, buta dari pandangan mereka
Bisu dari berucap dalam klaim-klaim dusta.

Sebagian di antara mereka ditanyai, “Kapankah seorang hamba mengetahui bahwa dia telah mencapai ma’rifat yang hakiki?” Dijawab, “Tatkala dia mencapai tahapan tidak menemukan dalam kalbunya sedikit pun ruang bagi selain Tuhannya.”

Sebagian Sufi ada pula yang berkata, “Hakikat ma’rifat adalah musyahadah kepada Yang Haq tanpa perantara, tanpa bisa diungkapkan, tanpa ada keraguan (syubhah).” Seperti ketika Amirul-Mukminin Ali bin Abi Thalib r.a. ditanya, “Wahai Amirul-Mukminin, apakah yang anda sembah itu yang dapat anda lihat atau tidak dapat anda lihat?” “Bukan begitu, bahkan aku menyembah Yang aku lihat, bukan dengan penglihatan mata, tetapi penglihatan kalbu,” jawab Ali.
Ja’far ash-Shadiq ditanya, “Apakah anda pernah melihat Allah swt.?”
“Aku tidak menyembah Tuhan yang tidak bisa kulihati” Ditanyakan lagi, “Bagaimana anda melihat-Nya, padahal Dia tidak dapat dilihat mata?”

Ja’far menjawab, “Mata penglihatan fisik tidak bisa melihat-Nya, tetapi mata batin (al-qulub) dapat melihat-Nya melalui hakikat iman. Tidak diketahui melalui penginderaan dan tidak pula dianalogikan dengan manusia.”

Sebagian `arifin ditanya seputar hakikat ma’rifat. Mereka berkata, “Menyucikan sirr (rahasia) kalbu dari segala kehendak ‘ dan meninggalkan kebiasaan sehari-hari, tentramnya kalbu kepada Allah swt. tanpa ada ganjalan (`alaqah), berhenti dari sikap berpaling dari Allah swt. dan menuju selain Allah swt. Mustahil, ma’rifat kepada substansi Dzat-Nya dan Sifat-sifat-Nya, dan tidak akan diketahui siapa Dia, kecuali melalui Dia sendiri, Yang Mahaluhur, Mahatinggi, serta Kemuliaan hanya kepada Diri-Nya saja.”


Bashirah, Mukasyafah, Musyahadah dan Mu’ayanah
Bashirah, Mukasyafah, Musyahadah dan Mu`ayanah merupakan term-term yang sinonim. Perbedaannya pada tataran makna penjelasannya yang utuh, bukan pada tataran makna asalnya. Kedudukan bashirah (mata batin) pada akal sama dengan kedudukan cahaya mata (batin) pada mata penglihatan (fisik). Kedudukan ma’rifat pada bashirah adalah seperti kedudukan bola matahari yang berpijar pada cahaya mata, sehingga dengan sinar itu, objek-objek yang jelas dan yang tidak tampak dapat dikenali.

Di dalam kehidupan (hayah) itu sendiri, Tauhid dapat diketahui.Allah swt. berfirman: “Bukankah orang yang sudah mati, kemudian dia Kami hidupkan?” (Q. s. al-An’am:122).

Sedangkan al-yaqin -ketahuilah – keyakinan (al-i`tiqad) dan ilmu, apabila telah bersemayam dalam kalbu dan tidak ada yang menjadi penghalang (ma’aridh) bagi masing-masing, akan membuahkan ma`rifat dalam kalbu. Dan ma’rifat tersebut dinamakan al-yaqin. Karena hakikat yakin adalah kejernihan ilmu yang didapatkan (acquired) melalui perolehan karunia (muktasab), sehingga menjadi seperti ilmu aksiomatik, dan kalbu menyaksikan keseluruhan, sebagaimana dikabarkan oleh syariat, baik dalarn persoalan dunia maupun akhirat. Dikatakan, `Air menjadi jelas ketika bersih dari kekeruhannya.”
Ilham adalah pencapaian (hushul) ma’rifat tersebut tanpa disertai sebab dan upaya, tetapi dengan ilham langsung dari Allah swt. setelah kalbu menjadi jernih dari segala sikap memandang baik (istihsan) dua jagad – jagad dunia maupun akhirat.

Sementara firasat adalah pengetahuan akan perlambang dari Allah swt., antara Dia dan hamba-Nya, yang memberi petunjuk pada segi esoterik (sisi paling dalam) hukum-hukumNya. Firasat tidak akan hadir, kecuali pada derajat taqarrub. Tetapi dia berada di bawah ilham. Karena ilham tidak membutuhkan alamat-alamat. Namun firasat membutuhkan alamat atau tanda perlambang, baik bersifat umum maupun khusus. Wallahu a`lam.
 
 

Ada Canda Ketika Marah

Wajah sang Istri berseri, lalu ia dekati suaminya yang siap pergi.
“Mas, nanti pulangnya jangan malam malam ya, adek  siapkan makanan kesukaan mas.”
“Benarkah ?” dengan antusias sang suami merespon. Dan istrinya mengangguk.,mengiyakan sambil tersenyum.sunggingan senyum itu merupakan harapan untuk mengembalikan suasana awal pernikahan mereka dulu. Suami istri itu, terutama sang istri , menginginkan saat saat sebelum anak anak mereka lahir satu persatu.
“Kalau sudah selesai langsung pulang. adek nunggu dirumah, kita makan bareng.” “Insya Allah.”
Sang suami berangkat dengan dilepas sang istri. Lambaian tangan dan sepotong senyuman mengukir wajah wajah mereka. Ketika hari merangkak petang, sang istri telah selesai menyiapkan hidangan. Ia tata dengan semenarik mungkin. Kini ia tinggal berdandan untuk menyambut suaminya pulang. Ternyata sampai larut malam,


sang suami belum juga pulang. Dengan kekesalannya sang istri merebahkan tubuhnya disofa. Namun, tak lama kemudian ia tertidur.
Ia terbangun ketika tangan suaminya menyentuh wajahnya.
Permohonan maaf suaminya, ditanggapinya dengan acuh. Ia marah.
“Sudah makan dek ?” Tanya sang suami
“makan aja situ sendiri !”
Sang suami tau istrinya marah. Namun, ia tetap bersikap tenang.
Ia menuju meja makan.
“ayo makan barang.”
“makan aja situ sendiri !”
“Mmh, lauknya mana nih ?” Tanya suami pura pura tidak tau
“cari aja situ sendiri !”
Sang suamipun makan. Tengah malam Sang istri terbangun. Ia merasakan perutnya merintih sakit. Buru buru ia menuju meja makan.
“mas, telurnya mana ?kok habis !”
“nelur aja situ sendiri !”
mereka pun tak jadi marahan. Mereka tertawa.
Kisah ini sudah lama saya dapatkan dari ustadzah saya. Sampai sekarang masih saya mengingatnya. Menurut beliau itu kisah nyata. Dari kisah tersebut saya mengambil ibrah. Bagaimana ditengah situasi yang semestinya ditanggapi dengan ketegangan kita mampu meredam diri, bahkan melempar joke joke segar. Letupan letupan emosional bukan sesutau yang kita nihilkan dalam keluarga kita. Tentu itu. Pada saat saat tertentu ghadhab atau marah bisa saja muncul, terlebih ketika emosi kita sangat labil. Strategi menahan diri dan tetap berusaha semaksimal mungkin untuk menampilkan ketenangan adalah pilihan terbaik.
Jika pasangan kalian tengah mengalami letupan emosional, bersikaplah wajar. Cobalah untuk memahaminya.


 Dan jangan sekali kali menyerangnya dalam situasi demikian. Yakinlah bahwa cara demikian tidak cukup membantu. Saya terkenang dengan kisah Rasulullah saw. ketika Aisyah pernah marah dengan Rasulullah dengan mengatakan ,” engkau ini hanya mengaku ngaku saja sebagai nabi.” MEndengar letupan emosi sang istri, suami yang lembut jiwanya ini hanya tersenyum tanpa balik membalas sama sekali.
Dalam situasi marah tidaklah tepat untuk melakukan blaming partner atau menyalahkan pasangan. Rasulullah sendiri lebih memilih untuk diam. Kejadian demikian tidak hanya sekali. Ia berlangsung berkali kali. Imam Bukhari meriwayatkan bahwa Rasulullah saw pernah bertengkar dengan istrinya, Aisyah putrid Abu Bakar. Waktu itu Abu bakar bertindak sebagai penengah atas perselisihan beliau.
“Bicaralah atau saya yang akan berbicara terlebih dahulu,” kata Rasulullah “Anda bicaralah dulu ! jangan mengucapkan yang tidak benar !” kata Aisyah dengan lantang, mendengar kata kata putrinya yang terlalu kasar pada suaminya RAsulullah, Abu bakar lalu menampar muka putrinya hingga mulutnya berdarah. Kemudian Abu bakar berkata :” Aisyah ! engkau ini memusuhi dirimu sendiri. Apakah beliau pernah berkata yang tidak benar
Aisyah lalu berlindung dibelakang Rasulullah.
“Kami tidak mengundangmu untuk melakukan itu, kami tidak menghendaki tindakan seperti itu darimu,” kata Rasul kepada Sahabatnya, Abu Bakar.
SUBHANALLAH. Teramat indah untuk menelusuri kepribadian Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam sebagai seorang suami. Sangat mempesona dan mengagumkan, tetapi begitu susah jiwa ini untuk meniru dan meneladaninya. Lihatlah bahwa letupan letupan emosi dapat muncul dalam keluarga Rasul sekalipun. Karena, ia memang menjadi sesuatu yang natural bisa terjadi.
Persoalan terletak pada bagaimana kita menghadapinya. Terus terang, saya masih belajar untuk meneladani kisah kisah yang menginspirasi diatas. Kadang kala saya berhasil menciptakan suasana itu, tetapi beberapa yang lain, saya merasa belum berhasil. Bersikap tenang, tidak melakukan blaming partner, bahkan mendahului untuk meminta maaf, atau menyisipkan canda canda segar ditengah kemarahan pasangan kita, sehingga ia luluh, bukanlah persoalan mudah. Namun, saya yakin bukan berarti pula ia tidak mungkin dilakukan.

Bagi saya , belajar mendengar letupan emosi kekasih kalian adalah pekerjaan besar para pejuang yang memiliki kebesaran jiwa.
 Wallahualam, semoga Allah mengampuni saya jika karena pengetahuan saya yang kurang luas sehingga saya menulis, berbuat dan berbicara salah.


http://romdani45498.blogspot.com/2010/11/ada-canda-ketika-marah.html

Musyawarah

Sebahagian orang tua merasa berhak memaksa anak-anaknya agar mengikuti kemauan orang tua itu sendiri, tanpa perlu bermusyawarah sedikitpun bahkan pemeberitahuan.  Tapi tidak demikian dengan Nabi Ibrahim as terhadap anaknya, Ismail as. Meskipun diketahui itu suatu pesan dari Allah SWT lewat mimpi, Nabi Ibrahim tidak begitu saja mem-Veto anaknya.  Beliau membuka ruang musyawarah dengan kepala dingin, meskipun dengan anaknya sendiri.
 “Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka pikirkanlah, apa pendapatmu?” (QS. Ash Shaaffaat:102).
Terbukti hingga sekarang, musyawarah menjadi suatu cara penting dalam hidup dalm ber-kelurga,bermasyarakat atw ber negara.  Antara lain bertujuan untuk meraih partisipasi ,pendapat orang banyak.  Apalagi, masing-masing manusia dikaruniai akal dan hati, sehingga setiap orang punya pikiran dan pertimbangan.  Namun, manusia juga memiliki kelemahan, sehingga berpeluang memberi pengaruh lemah terhadap kualitas keputusan. 


Untuk menghasilkan keputusan yang berkualitas, perlu dibantu dengan pendapat-pendapat dari orang lain.
 Cara musyawarah Nabi Ibrahim dengan anaknya sepatutnya dicontoh oleh setiap orang tua ataw para pemimpin  Mengikutsertakan anak dalam pembuatan suatu keputusan merupakan suatu proses belajar langsung. Apalagi anak kelak juga akan menjadi ayah (atau ibu) ataw pemimpin.  Karena itu perlu belajar berbicara dengan .. sopan, terutama dengan orang tua, apapun nanti hasil keputusan yang akan dibuat. Sebagaimana dicontohkan Ismail:   “wahai Bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar” (QS. Ash Shaaffaat:102). semoga kita jadi orang tua yang suka bermusyawarah seperti nabi Ibrahim as.dan punya anak anak yang sholeh dan sopan seperti nabi Ismail as,Amiin Allahuma amiin.(anda bersedia memulai nya???


http://romdani45498.blogspot.com/2010/11/musyawarah.html

Berbagai 3 Hal Penting dalam Hidup Manusia

Berikut Berbagai 3 Hal Penting dalam Hidup Manusia menurut Andrie Wongso (Motivator) :
Ada 3 Hal dalam hidup yang tidak bisa kembali:
  1. Waktu
  2. Kata-kata
  3. Kesempatan
Ada 3 Hal yang dapat menghancurkan hidup seseorang:
  1. Kemarahan
  2. Keangkuhan
  3. Dendam
Ada 3 Hal yang tidak boleh hilang dalam hidup:
  1. Harapan
  2. Keikhlasan
  1. Kejujuran
Ada 3 Hal yang paling berharga dalam hidup:
  1. Kasih sayang
  2. Keluarga dan teman
  3. Berbuat kebajikan
Ada 3 Hal dalam hidup yang tidak pernah pasti:
  1. Kekayaan
  2. Kesuksesan
  3. Mimpi
Ada 3 Hal yang akan membentuk karakter seseorang:
  1. Komitmen
  2. Ketulusan
  3. Kerja keras
Ada 3 Hal yang bisa membuat kita sukses:
  1. Imajinasi
  2. Kemauan
  3. Ketekunan
Dengan memperhatikan, mencermati, dan menjalankan berbagai macam “3 hal” di atas, maka bukan mustahil Anda akan bisa meraih segala sesuatu yang dingiinkan/diimpikan selama ini.
 
 

Bertaubat

Sepulang sholat di masjid entah kenapa leher dan punggungunya terasa sakit. Sudah dibawa ke dokter namun tak kunjung sembuh. Istrinya selalu saja mengingatkan agar bersabar dan berusaha membesarkan hatinya. 'Ini ujian Pak..' Kata Istrinya. 'Kenapa aku selalu bernasib buruk? Apakah Allah dendam padaku?' ucap Laki-laki tua itu sambil menangis putus asa.
'Istighfar Pak, Allah tidak pernah dendam kepada kita. Untuk apa? Allah tidak membutuhkan apapun. Lanjut Istrinya. 'Tapi mengapa Allah menghukumku? Bukankah itu berarti Allah membenciku?' Isak tangisnya terdengar. 'Bukan benci Pak, itu tandanya Allah sayang ama kita. Allah mengingatkan agar kita segera bertaubat. Mungkin kita pernah melakukan perbuatan dosa yang tanpa kita sadari.'
'Aku banyak berdosa, istriku.' kata beliau, setelah itu terdiam membisu. Istri yang mendengar apa yang diucapkan suaminya menangis tersedu-sedu. Laki-laki tua itu mengelus kakinya yang terasa sakit luar biasa. Tiba-tiba mengatakan sesuatu. 'Aku melakukan perbuatan dosa yang begitu banyak. Aku hanya ingin bertaubat sebelum ajal itu tiba.' Istrinya tak kuasa membendung tangis berlari meninggalkan dalam kesendirian.
Sepeninggal istrinya, matanya menerawang bagaikan rekaman yang diputar ulang, makin lama bayangan itu makin terlihat jelas. Satu persatu wajah terlihat jelas. Wajah-wajah itu tersenyum mengejeknya. Ditangannya terselip amplop dengan nilai rupiah, izin proyek dua milyar, fee bertemu dengan kepala negara satu milyar, makelar kasus tiga milyar, uang jasa memenangkan tender satu juta US Dolar. Bayangan wajah- wajah menyeramkan itu menghilang berubah menjadi lorong bercahaya. 'Astaghfirullah, ampunilah aku Ya Allah..'ucapnya lirih, dengan wajah penuh dengan air mata kemudian terdiam untuk selamanya. Beliau memilih untuk bertaubat dan mengembalikan semua hartanya kepada negara. Allah telah berkenan membukakan pintu taubat.


http://romdani45498.blogspot.com/2010/11/bertaubat.html

Ketenangan Hidup

Ilmu fisika, biologi, falak, dan kimia telah menunjukan kepada kita bahwa dunia diciptakan dengan aturan-aturan dan ukuran-ukuran yang rapi. Tidak ada tempat bagi sesuatu yang terjadi secara kebetulan, semua berjalan mengikuti hukum-hukum yang telah Allah ciptakan di alam semesta ini.
“… dan, Dia telah menciptakan segala sesuatu, dan Dia menetapkan ukuran-ukurannya dengan serapi-rapinya.” (QS Al Furqaan:2)
Sesungguhnya Kami menciptakan segala sesuatu menurut ukuran.” (QS Al Qamar:49)
Dan, tentu saja Allah menciptakan semua ini bukan tanpa tujuan. Tidak mungkin tanpa tujuan. Pasti, akan selalu ada hikmah di balik semua penciptaan ini.Namun, keyakinan akan semua hikmah ini, bukan berarti kita akan mengetahuinya. Karena keterbatasan ilmu manusia, bisa saja hikmah-hikmah itu masih tersembunyi, tidak terungkap oleh pandangan manusia yang terbatas ini.
“… mungkin kamu tidak menyukai sesuatu, padahal Allah menjadikan padanya kebaikan yang banyak. ” (QS. An Nisaa’:19)
“Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.” (QS. Al Baqarah:216)
Dan, saya yakin bahwa keterbatasan ini pun memberikan hikmah yang luar biasa bagi kehidupan manusia. Tidak semuanya harus ada jawaban, yang perlu kita yakini adalah semuanya demi kebaikan kita. Dalilnya sudah jelas dan sudah kita hafal bahwa Allah Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.



Kadang kita berusaha keras, namun hasil seolah tidak kunjung datang. Saya kata seolah sebab itu hanyalah pandangan kita yang terbatas.  Strategi, taktik, dan rencana matang tidak selamanya akan menghasilkan sesuatu yang sesuai dengan keinginan kita. Bisa jadi, Allah telah menyiapkan yang lain yang pastinya akan lebih baik dari itu.
“… Kamu tidak mengetahui barangkali Allah mengadakan sesudah itu sesuatu hal yang baru.” (QS Ath Thalaaq:1)
Dan kamu tidak dapat menghendaki (menempuh jalan itu) kecuali apabila dikehendaki Allah, Tuhan semesta alam. (At Takwir:29)
Jika saya berikhtiar itu semata-mata karena memenuhi perintah Allah. Manusia hanya berusaha, sedangkan Allah yang menentukan akibat dan hasilnya. Dan saya merasa yakin bahwa akibat dan hasil yang dipilihkan Allah bagi saya adalah yang terbaik bagi saya.
Jika demikian, mengapa kita harus takut dan khawatir dalam menjalani hidup? Bukankah semuanya untuk kebaikan kita sendiri. Pahit mungkin terasa pahit yang kita alami. Kita tidak menyukai. Kita membencinya. Padahal boleh jadi itu yang terbaik bagi kita.
Ya Allah, ampunilah hamba-Mu ini. Yang sering mengeluh dengan pemberian-Mu. Yang sering lupa bahwa Engkau memberikan yang terbaik.
Mudah-mudahan, mulai detik ini kita  merasa tentram terhadap rahmat Allah, keadilan-Nya, kebijaksanaan-Nya, dan ilmu-Nya. Hidup yang lebih tenang karena “melihat” peran Allah dalam setiap peristiwa dan setiap urusan. Hidup yang tenang, karena hidup dalam lindungan dan pemeliharaan Allah.


http://romdani45498.blogspot.com/2010/11/ketenangan-hidup.html

Seputaran ulang tahun…Ucapan…serta Merayakannya.

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah. Shalawat dan salam semoga dilimpahkan kepada Rasulullah, keluarga dan para sahabatnya serta mereka yang mengikuti jejak langkahnya. Amma ba’d.
Pertanyaan.Saya telah mengkaji makalah yang diterbitkan oleh koran Al-Madinah yang terbit pada hari Senin, tanggal 28/12/1410 H. Isinya menyebutkan bahwa saudara Jamal Muhammad Al-Qadhi, pernah menyaksikan program Abna’ Al-Islam yang disiarkan oleh televisi Saudi yang menayangkan acara yang mencakup perayaan hari kelahiran. Saudara Jamal menanyakan, apakah perayaan hari kelahiran dibolehkan Islam? dst.
Jawaban.Tidak diragukan lagi bahwa Allah telah mensyari’atkan dua hari raya bagi kaum muslimin, yang pada kedua hari tersebut mereka berkumpul untuk berdzikir dan shalat, yaitu hari raya ledul Fitri dan ledul Adha sebagai pengganti hari raya-hari raya jahiliyah. Di samping itu Allah pun mensyari’atkan hari raya-hari raya lainnya yang mengandung berbagai dzikir dan ibadah, seperti hari Jum’at, hari Arafah dan hari-hari tasyriq. Namun Allah tidak mensyari’atkan perayaan hari kelahiran, tidak untuk kelahiran Nabi dan tidak pula untuk yang lainnya. Bahkan dalil-dalil syar’i dari Al-Kitab dan As-Sunnah menunjukkan bahwa perayaan-perayaan hari kelahiran merupakan bid’ah dalam agama dan termasuk tasyabbuh (menyerupai) musuh-musuh Allah dari kalangan Yahudi, Nashrani dan lainnya. Maka yang wajib atas para pemeluk Islam untuk meninggalkannya, mewaspadainya, mengingkarinya terhadap yang melakukannya dan tidak menyebarkan atau menyiarkan apa-apa yang dapat mendorong pelaksanaannya atau mengesankan pembolehannya baik di radio, media cetak maupun televisi, berdasarkan sabda Nabi Saw dalam sebuah hadits shahih.


“Barangsiapa membuat sesuatu yang baru dalam urusan kami (dalam Islam) yang tidak terdapat (tuntunan) padanya, maka ia tertolak.” [1]
Dan sabda beliau,“Barangsiapa yang melakukan suatu amal yang tidak kami perintahkan maka ia tertolak.”[2]
Dikeluarkan oleh Muslim dalam kitab Shahihnya dan dianggap mu’allaq oleh Al-Bukhari namun ia menguatkannya.
Kemudian disebutkan dalam Shahih Muslim dari Jabir Radhiyallahu ‘anhu, dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, bahwa dalam salah satu khutbah Jum’at beliau mengatakan.“Amma ba’du. Sesungguhnya sebaik-baik perkataan adalah Kitabullah, sebaik-baik tuntunan adalah tuntunan Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam, seburuk-buruk perkara adalah hal-hal baru yang diada-adakan dan setiap hal baru adalah sesat.”[3]
Dan masih banyak lagi hadits-hadits lainnya yang semakna. Disebutkan pula dalam Musnad Ahmad dengan isnad jayyid dari Ibnu Umar , bahwa Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda.
“Barangsiapa yang menyerupai suatu kaum, berarti ia dari golongan mereka.”[4]
Dalam Ash-Shahihain disebutkan, dari Abu Sa’id Radhiyallahu ‘anhu, dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, bahwa beliau bersabda.
“Kalian pasti akan mengikuti kebiasaan-kebiasaan orang-orang sebelum kalian sejengkal demi sejengkal dan sehasta demi sehasta, bahkan, seandainya mereka masuk ke dalam sarang biawak pun kalian mengikuti mereka.” Kami bertanya, “Ya Rasulullah, itu kaum Yahudi dan Nashrani?” Beliau berkata, “Siapa lagi.”[5]
Masih banyak lagi hadits-hadits lainnya yang semakna dengan ini, semuanya menunjukkan kewajiban untuk waspada agar tidak menyerupai musuh-musuh Allah dalam perayaan-perayaan mereka dan lainnya. Makhluk paling mulia dan paling utama, Nabi kita Muhammad, tidak pernah merayakan hari kelahirannya semasa hidupnya, tidak pula para sahabat beliau pun, dan tidak juga para tabi’in yang mengikuti jejak langkah mereka dengan kebaikan pada tiga generasi pertama yang diutamakan. Seandainya perayaan hari kelahiran Nabi, atau lainnya, merupakan perbuatan baik, tentulah para sahabat dan tabi’in sudah lebih dulu melaksanakannya daripada kita, dan sudah barang tentu Nabi Saw mengajarkan kepada umatnya dan menganjurkan mereka merayakannya atau beliau sendiri melaksanakannya. Namun ternyata tidak demikian, maka kita pun tahu, bahwa perayaan hari kelahiran termasuk bid’ah, termasuk hal baru yang diada-adakan dalam agama yang harus ditinggalkan dan diwaspadai, sebagai pelaksanaan perintah Allah Subhanahu wa Ta’ala dan perintah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam.


Sebagian ahli ilmu menyebutkan, bahwa yang pertama kali mengadakan perayaan hari kelahiran ini adalah golongan Syi’ah Fathimiyah pada abad keempat, kemudian diikuti oleh sebagian orang yang berafiliasi kepada As-Sunnah karena tidak tahu dan karena meniru mereka, atau meniru kaum Yahudi dan Nashrani, kemudian bid’ah ini menyebar ke masyarakat lainnya. Seharusnya para ulama kaum muslimin menjelaskan hukum Allah dalam bid’ah-bid’ah ini, mengingkarinya dan memperingatkan bahayanya, karena keberadaannya melahirkan kerusakan besar, tersebarnya bid’ah-bid’ah dan tertutupnya sunnah-sunnah. Di samping itu, terkandung tasyabbuh (penyerupaan) dengan musuh-musuh Allah dari golongan Yahudi, Nashrani dan golongan-golongan kafir lainnya yang terbiasa menyelenggarakan perayaan-perayaan semacam itu. Para ahli dahulu dan kini telah menulis dan menjelaskan hukum Allah mengenai bid’ah-bid’ah ini. Semoga Allah membalas mereka dengan kebaikan dan menjadikan kita semua termasuk orang-orang yang mengikuti mereka dengan kebaikan.
Pada kesempatan yang singkat ini, kami bermaksud mengingatkan kepada para pembaca tentang bid’ah ini agar mereka benar-benar mengetahui. Dan mengenai masalah ini telah diterbitkan tulisan yang panjang dan diedarkan melalui media cetak-media cetak lokal dan lainnya. Tidak diragukan lagi, bahwa wajib atas para pejabat pemerintahan kita dan kementrian penerangan secara khusus serta para penguasa di negara-negara Islam, untuk mencegah penyebaran bid’ah-bid’ah ini dan propagandanya atau penyebaran sesuatu yang mengesankan pembolehannya. Semua ini sebagai pelaksanaan perintah loyal terhadap Allah dan para hambaNya, dan sebagai pelaksanaan perintah yang diwajibkan Allah, yaitu mengingkari kemungkaran serta turut dalam memperbaiki kondisi kaum muslimin dan membersihkannya dari hal-hal yang menyelisihi syari’at yang suci. Hanya Allah lah tempat meminta dengan nama-namaNya yang baik dan sifat-sifat-Nya yang luhur, semoga Allah memperbaiki kondisi kaum muslimin dan menunjuki mereka agar berpegang teguh dengan KitabNya dan Sunnah NabiNya Shallallahu ‘alaihi wa sallam serta waspada dari segala sesuatu yang menyelisihi keduanya. Dan semoga Allah memperbaiki para pemimpin mereka dan menunjuki mereka agar menerapkan syari’at Allah pada hamba hambaNya serta memerangi segala sesuatu yang menyelisihinya. Sesungguhnya Allah Maha kuasa atas hal itu.
Shalawat dan salam semoga senantiasa dilimpahkan kepada Nabi kita Muhammad, keluarga dan para sahabatnya...

Mencegah lebih baik daripada mengobati;Sesuatu yg lebih baik daripada ucapan “happy b’day or wish U all the best”Atau mengucapkan SELAMAT HARI ULANG TAHUN
Diantara bentuk kebaikan/perhatian yg kita ungkapkan kepada orang lain adalahmemberinya ucapan selamat di hari ulang tahunnya.
Sebagai seorang muslim sebaiknya kita tinggalkan, kebiasaan ini,karena mengucapkan “selamat ulang tahun (dan sejenisnya)” bukanlah tradisi islam.
Islam hadir dengan solusi mu’amalah (interaksi sosial) yang jauh lebih baik…yakni…do’a.Ya, mendoakan kebaikan bagi kawan atau siapapun orang yang kita sayangi,sebagai bentuk perhatian kita pada orang tersebut.
Namun, JANGANLAH kita mendoakan orang lain HANYA pada saat di hari ultahnya sajaatau jangan kita mengkhususkan hari tersebut.Hendaknya kita mendoakan orang lain kapan saja.
Nah…kali ini akan saya coba angkat sebuah tuntunan agung dalam mendoakan orang lain…
Al-Imam Muslim rohimahulloh meletakkan beberapa hadits dalam kitab Shohih-nya,yang kemudian diberi judul oleh Al-Imam An-Nawawi Asy-Syafi’i rohimahulloh :“Keutamaan doa untuk kaum muslimin dengan tanpa sepengetahuan dan kehadiran mereka.”
Rosululloh shollallohu ‘alayhi wa sallam bersabda dalam hadits dari shahabiyahUmmud Darda`rodhiyallohu ‘anha :
دَعْوَةُ الْمَرْءِ الْمُسْلِمِ لِأَخِيهِ بِظَهْرِ الْغَيْبِ مُسْتَجَابَةٌعِنْدَ رَأْسِهِ مَلَكٌ مُوَكَّلٌ كُلَّمَا دَعَا لِأَخِيهِ بِخَيْرٍ قَالَ الْمَلَكُ الْمُوَكَّلُ بِهِ آمِينَ وَلَكَ بِمِثْلٍ
“Doa seorang muslim kepada saudaranya secara rahasia dan tidak hadir di hadapannya adalah sangat dikabulkan. Di sisinya ada seorang malaikat yang ditunjuk oleh Alloh. Setiap kali ia berdoa untuk saudaranya dengan kebaikan, malaikat tersebut berkata (kepadanya): “Ya Alloh, kabulkanlah, dan (semoga) bagimu juga (mendapatkan balasan) yang semisalnya.” (HR. Muslim)



Al-Imam An-Nawawi rohimahulloh menjelaskan hadits diatas dalam kitabnya, Al-Minhaj, dengan mengatakan : “Makna بظهر الغيب adalah tanpa kehadiran orang yang didoakan di hadapannya dan tanpa sepengetahuannya. Amalan yang seperti ini benar-benar menunjukkan di dalam keikhlasannya.Dan dahulu sebagian para salaf jika menginginkan suatu doa bagi dirinya sendiri, maka iapun akan berdoa dengan doa tersebut bagi saudaranya sesama muslim dikarenakan amalan tersebut sangat dikabulkan dan ia akan mendapatkan balasan yang semisalnya.”
Asy-Syaikh Muhammad bin Sholih Al-Utsaimin rohimahulloh menjelaskan : “Bahwasanya jika seseorang mendoakan saudaranya (sesama muslim) dengan tanpa sepengetahuan dan kehadiran saudaranya di hadapannya. Seorang malaikat berkata, ‘Amin (Ya Alloh, kabulkanlah), dan bagimu juga (mendapatkan balasan) yang semisalnya.’ Maka malaikat akan mengaminkan atas doamu jika engkau mendoakan bagi saudaramu tanpa sepengetahuan dan kehadirannya.”======================================================
Subhanalloh…Demikianlah salah satu dari sekian banyak keindahan islam, keagungan sunnah…ketika kita mendoakan orang lain TANPA SEPENGETAHUAN orang tersebut…maka malaikat akan meng-amin-kan doa kita…ditambah mendoakan kebaikan yang serupa pula untuk diri kita.
Ya Ayyuhal ikhwahTelah berlalu beberapa “birthday reminder” kalian di facebook saya…Dan dibulan September ini akan muncul pula “birthday reminder” saya di facebook kalian…
Namun kali ini indahnya persahabatan kita…tidaklah diukur dari siapa yang lebih dulu mengetik ucapan-ucapan selamat di wall saat ulang tahun…akan tetapi yang jauh lebih penting dari hal itu adalah…siapa yang paling tulus mendoakan…semoga Alloh memberi kita hati yang tulus dan ikhlas untuk berdoa…
Mungkin saya tidak selalu ada saat kalian bahagia…Dan saya pun sering tidak ada saat kalian berduka…Namun ketidakhadiran itu tidaklah berarti ketidakpedulian…Yakinlah kawan…insya Alloh, doa saya bersama kalian…
Kemudian…Saya tidaklah sebaik ‘Umar ibn Khoththob…bahkan sangat jauh…Namun, saya harap bisa mempunyai kawan yang mewariskan keutamaan Uwais Al-Qorni…
Ya…Uwais Al-Qorni…seorang yg tidak terkenal di dunia…Tetapi…namanya, suaranya, doanya sangat dikenal oleh penduduk langit sana…
Ya Ayyuhal ikhwahDoakan saya…
Semoga malaikat-Nya mendoakan kalian juga…Dan semoga Alloh ‘Azza wa Jalla…mengabulkan doa kita semua…


http://romdani45498.blogspot.com/2010/11/seputaran-ulang-tahunucapanserta.html

Money Game Halalkah ?

Makin merebaknya bisnis berbau money game Saat ini sangat banyak tawaran menggiurkan untuk mendapatkan penghasilan yang lebih besar, mendadak kaya dalam waktu singkat, tanpa harus bekerja keras, seperti bisnis konvensional pada umumnya. hati-hatilah dengan tawaran seperti ini. Bisa jadi anda terjebak dalam penipuan, bisnis money game, arisan berantai, bisnis sistem piramida.
Bisnis berbau money game saat ini sangat marak di Indonesia, hingga mencapai jutaan member. Mereka memanfaatkan kebodohan masyarakat dan angan-angan ingin cepat kaya serta kurangnya pemahaman ilmu dien khususnya masalah perniagaan.
Bisnis seperti ini memiliki bentuk, produk, dan sistem yang beragam, tapi intinya adalah permainan uang.
Ciri-ciri bisnis money game yang marak saat ini adalah:
1. Setiap calon member diwajibkan membeli hak usaha (biaya keanggotaan) Member yg baru tidak mendapatkan apa-apa dari uang pendaftaran yg mereka keluarkan, atau mendapatkan produk tapi tidak sesuai dengan biaya hak usaha yang member keluarkan. Uang pendaftaran  ini akan dibagikan kepada upline yang telah ‘bekerja’ merekrut member baru.
2. Produk hanyalah sebuah kedok untuk melegalkan usaha mereka…!Produk hanyalah tameng untuk mendapatakan izin usaha, penjualan dan kualitas produk tidak diprioritaskan, bonus dari penjualan produk sangat kecil dan bukan menjadi prioritas para  member untuk memperbanyak jualan produk.
3.  Bonus terbesar yang didapatkan dari bisnis ini adalah mendapat anggota/downline baru sebanyak mungkin. Tujuan utama mereka tidaklah ingin memasarkan/menjual produk ‘unggulan’ mereka, tapi mendapatkan anggota baru. Dengan support sekolah bisnis,


mereka mendidik member untuk menjadi sales Hak Usaha/Keanggotaan, bukan agen produk. Dengan kata lain mengajarkan member untuk dapat member.
4. Member baru dibujuk membeli lebih dari 1 hak usahaHak Usaha/Keagenan yang ditawarkan tidak cuma satu, tapi banyak, member baru dibujuk membeli sebanyak-banyaknya dengan kedok investasi. Member tidak akan mendapatkan apa-apa dari tambahan hak usaha melainkan  hanya mendapatkan tambahan ‘harapan’ untuk jadi kaya.
5. Member yg menjadi leader  lebih banyak dapat bonus, meskipun sudah pasifIni ciri khas money game, member bergabung lebih dulu akan menikmati hasil yang ‘melimpah’, dari hasil kerja keras para downline mereka, sementara downline hanya mendapatkan mimpi dan angan-angan dari para leader.
6.Bisnis ini akan tutup (bangkrut) ketika tidak ada lagi yang ikut bergabung.Mayoritas bisnis ini tidak bertahan lama, karena pendapatan terbesar mereka adalah dari pendaftaran member baru, sementara produk yang mereka pasarkan kalah bersaing, mahal dan kadang-kadang kurang dibutuhkan.
Bila mereka sudah stagnan, maka mereka mengganti ‘wajah’ bisnis mereka dengan sistem yg baru, dan selalu berhasil mendapatkan ‘korban’ yang banyak.
7. Impian dan kesuksesan yang mereka tawarkan, sangat berlebihan, jauh dari kenyataan dan sebagiannya lagi kebohongan
Setiap presentasi yang mereka paparkan selalu menampilkan sosok yang sukses, padahal hanya segelintir orang (sukses di atas penderitaan ribuan downline), dengan cara seperti ini orang akan sangat mudah tertarik. Padahal sungguh sangat tidak realistis semua orang bisa kaya dari bisnis member get member.
 Berdasarkan ini semua, maka system bisnis semacam ini tidak diragukan lagi keharamannya, karena beberapa sebab yaitu :
1. Ini adalah penipuan terhadap anggota
2. Transaksi tanpa ada barang yang diperjual belikan. produk hanyalah kedok.
3. Merupakan bentuk lain dari perjudian karena sifatnya untung-untungan, seseorang bisa dapat harta tanpa bekerja.
4. Di negara maju meskipun non muslim bisnis semacam ini sudah dilarang karena sistem seperti ini adalah sebuah permainan dan penipuan,  bisa membahayakan perekonomian nasional baik bagi kalangan individu maupun bagi masyarakat umum.


Kesimpulannya : Bisnis berbau money game adalah alat untuk memancing orang-orang yang sedang mimpi di siang bolong menjadi jutawan. Bisnis ini adalah memakan harta manusia dengan cara yang bathil, juga merupakan bentuk spekulasi. Dan spekulasi adalah bentuk perjudian.
Semoga kita tidak terjebak dalam impian semu bisnis semacam ini dan berusaha mencari rizki yang halal untuk diri dan keluarga kita.


http://romdani45498.blogspot.com/2010/11/money-game-halalkah.html