Mengenai Saya

Foto saya
Pangandaran, West Java, Indonesia
Simple

Selasa, 12 Juni 2012

*** Apapun Kata Orang, Inilah Jalanku ***

Mereka bilang kerudungku seperti nenek-nenek
padahal rambut sasak mereka seperti daun kering melambai.
Mereka bilang jilbabku ketinggalan zaman
padahal tank-top mereka seperti koteka zaman batu.

Mereka bilang ucapanku seperti orang yang ceramah
padahal rumpian mereka tak lebih indah dari dengungan segerombol lebah.
Mereka bilang cara berfikirku ”ketuaan”
padahal umur kepala dua mereka tidak menjadikannya lebih dewasa dari seorang anak kecil berumur 5 tahun.

Mereka bilang tingkah polahku tidak enerjik,
padahal laku mereka lebih menyerupai banteng seruduk sana-seruduk sini.
Mereka bilang dandananku pucat,
padahal penampilan mereka lebih mirip dengan ondel-ondel
Mereka bilang aku nggak gaul,
padahal untuk mengenal konspirasi saja mereka geleng-geleng.

Mereka bilang:
aku sok suci
aku tidak menikmati hidup
aku nggak ngalir
aku fanatik sok lebay
dan sok bau surga.

Ku jawab:
Ya, aku berusaha untuk terus mensucikan diri.
Karena najis tidak pernah mendapatkan tempat dimanapun berada,
meskipun letaknya di atas tahta emas.

Ya, aku tidak menikmati hidup ini. Karena hidup yang kudambakan bukan hidup yang seperti ini yang lebih buruk dari hidupnya binatang ternak

Ya, aku nggak ngalir. Aku adalah ikan yang akan terus bergerak, tidak terseret air yang mengalir sederas apapun alirannya. Karena aku tidak ingin jatuh ke dalam pembuangan.

Ya, aku fanatik. Karena fanatik dalam kebenaran yang sesuai fitrah adalah menyenangkan dibanding fanatik dalam kesalahan yang fatrah (kufur)

Ya, aku memang sok lebay. Karena aku adalah manusia yang lemah yang terserang makhluk kecil macam virus saja tubuhku sudah ambruk, manusia yang bodoh yang tidak mengetahui nasib hidupku satu detik setelah ini, manusia yang serba kurang dan punya batas waktu yang ketika waktu itu habis aku tidak bisa mengulurnya ataupun mempercepatnya

Ya, aku ingin mencium bau surga yang dijanjikan Tuhanku yang baunya dapat tercium dari jarak ratusan tahun cahaya. Betapa meruginya orang yang tidak bisa mencium bau surga, karena itu menandakan betapa jauhnya posisinya dari surga...

Kullu maa huwa aatin qoribun
Segala sesuatu yang pasti datang itu dekat...

Manusia dibekali Islam dan Muhammad sebagai pembawa huda dan haq
Juga, manusia juga dibekali akal oleh Tuhannya
Namun, manusia diberi kebebasan memilih untuk hidupnya
Dan, there is only one choice

Untuk itulah aku memilih jalanku
Memilih jalan hidupku
Hidup yang aku dambakan
Mendamba apa yang telah dijanjikanNya
Janji yang tak akan pernah diingkari

Whatever... what they said

“Jika kamu menuruti kebanyakan manusia yang ada di muka bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah. Mereka tidak lain hanyalah mengikuti persangkaan belaka, dan mereka tidak lain hanyalah berdusta (terhadap Allah)” (Qs. Al-An’am 116).

"Allah tidak akan mengingkari janji-janjiNya, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui" (Qs. Ar-Rum 6).




http://romdani45498.blogspot.com/2011/02/apapun-kata-orang-inilah-jalanku.html

☼ Dahsyatnya Proses Sakaratul Maut ☼

“Demi Allah, seandainya jenazah yang sedang kalian tangisi bisa berbicara sekejab, lalu menceritakan (pengalaman sakaratul mautnya) pada kalian, niscaya kalian akan melupakan jenazah tersebut, dan mulai menangisi diri kalian sendiri”. (Imam Ghozali mengutip atsar Al-Hasan).
Datangnya Kematian Menurut Al Qur’an :

1. Kematian bersifat memaksa dan siap menghampiri manusia walaupun kita berusaha menghindarkan resiko-resiko kematian.
Katakanlah: “Sekiranya kamu berada di rumahmu, niscaya orang-orang yang telah ditakdirkan akan mati terbunuh itu ke luar (juga) ke tempat mereka terbunuh”. Dan Allah (berbuat demikian) untuk menguji apa yang ada dalam dadamu dan untuk membersihkan apa yang ada dalam hatimu. Allah Maha Mengetahui isi hati. (QS Ali Imran, 3:154)
2. Kematian akan mengejar siapapun meskipun ia berlindung di balik benteng yang kokoh atau berlindung di balik teknologi kedokteran yang canggih serta ratusan dokter terbaik yang ada di muka bumi ini.
Di mana saja kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu, kendati pun kamu di dalam benteng yang tinggi lagi kokoh, dan jika mereka memperoleh kebaikan, mereka mengatakan: “Ini adalah dari sisi Allah”, dan kalau mereka ditimpa sesuatu bencana mereka mengatakan: “Ini (datangnya) dari sisi kamu (Muhammad)”. Katakanlah: “Semuanya (datang) dari sisi Allah”. Maka mengapa orang-orang itu (orang munafik) hampir-hampir tidak memahami pembicaraan sedikit pun? (QS An-Nisa 4:7 8)
3. Kematian akan mengejar siapapun walaupun ia lari menghindar.
Katakanlah: “Sesungguhnya kematian yang kamu lari daripadanya, maka sesungguhnya kematian itu akan menemui kamu, kemudian kamu akan dikembalikan kepada (Allah), yang mengetahui yang gaib dan yang nyata, lalu Dia beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan”. (QS al-Jumu’ah, 62: 8)
4. Kematian datang secara tiba-tiba.
Sesungguhnya Allah, hanya pada sisi-Nya sajalah pengetahuan tentang Hari Kiamat; dan Dia-lah Yang menurunkan hujan, dan mengetahui apa yang ada dalam rahim. Dan tiada seorang pun yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang akan diusahakannya besok. Dan tiada seorang pun yang dapat mengetahui di bumi mana dia akan mati. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal. (QS, Luqman 31:34)
5. Kematian telah ditentukan waktunya, tidak dapat ditunda atau dipercepat
Dan Allah sekali-kali tidak akan menangguhkan (kematian) seseorang apabila datang waktu kematiannya. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. (QS, Al-Munafiqun, 63:11)
Dahsyatnya Rasa Sakit Saat Sakaratul Maut
Sabda Rasulullah SAW : “Sakaratul maut itu sakitnya sama dengan tusukan tiga ratus pedang” (HR Tirmidzi)
Sabda Rasulullah SAW : “Kematian yang paling ringan ibarat sebatang pohon penuh duri yang menancap di selembar kain sutera. Apakah batang pohon duri itu dapat diambil tanpa membawa serta bagian kain sutera yang tersobek ?” (HR Bukhari)
Atsar (pendapat) para sahabat Rasulullah SAW .
Ka’b al-Ahbar berpendapat : “Sakaratul maut ibarat sebatang pohon berduri yang dimasukkan kedalam perut seseorang. Lalu, seorang lelaki menariknya dengan sekuat-kuatnya sehingga ranting itupun membawa semua bagian tubuh yang menyangkut padanya dan meninggalkan yang tersisa”.
Imam Ghozali berpendapat : “Rasa sakit yang dirasakan selama sakaratul maut menghujam jiwa dan menyebar ke seluruh anggota tubuh sehingga bagian orang yang sedang sekarat merasakan dirinya ditarik-tarik dan dicerabut dari setiap urat nadi, urat syaraf, persendian, dari setiap akar rambut dan kulit kepala hingga kaki”.
Imam Ghozali juga mengutip suatu riwayat ketika sekelompok Bani Israil yang sedang melewati sebuah pekuburan berdoa pada Allah SWT agar Ia menghidupkan satu mayat dari pekuburan itu sehingga mereka bisa mengetahui gambaran sakaratul maut. Dengan izin Allah melalui suatu cara tiba-tiba mereka dihadapkan pada seorang pria yang muncul dari salah satu kuburan. “Wahai manusia !”, kata pria tersebut. “Apa yang kalian kehendaki dariku? Limapuluh tahun yang lalu aku mengalami kematian, namun hingga kini rasa perih bekas sakaratul maut itu belum juga hilang dariku.”
Proses sakaratul maut bisa memakan waktu yang berbeda untuk setiap orang, dan tidak dapat dihitung dalam ukuran detik seperti hitungan waktu dunia ketika kita menyaksikan detik-detik terakhir kematian seseorang. Mustafa Kemal Attaturk, bapak modernisasi (sekularisasi) Turki, yang mengganti Turki dari negara bersyariat Islam menjadi negara sekular, dikabarkan mengalami proses sakaratul maut selama 6 bulan (walau tampak dunianya hanya beberapa detik), seperti dilaporkan oleh salah satu keturunannya melalui sebuah mimpi.
Rasa sakit sakaratul maut dialami setiap manusia, dengan berbagai macam tingkat rasa sakit, ini tidak terkait dengan tingkat keimanan atau kezhaliman seseorang selama ia hidup. Sebuah riwayat bahkan mengatakan bahwa rasa sakit sakaratul maut merupakan suatu proses pengurangan kadar siksaan akhirat kita kelak. Demikianlah rencana Allah. Wallahu a’lam bis shawab.
Sakaratul Maut Orang-orang Zhalim
Imam Ghozali mengutip sebuah riwayat yang menceritakan tentang keinginan Ibrahim as untuk melihat wajah Malaikatul Maut ketika mencabut nyawa orang zhalim. Allah SWT pun memperlihatkan gambaran perupaan Malaikatul Maut sebagai seorang pria besar berkulit legam, rambut berdiri, berbau busuk, memiliki dua mata, satu didepan satu dibelakang, mengenakan pakaian serba hitam, sangat menakutkan, dari mulutnya keluar jilatan api, ketika melihatnya Ibrahim as pun pingsan tak sadarkan diri. Setelah sadar Ibrahim as pun berkata bahwa dengan memandang wajah Malaikatul Maut rasanya sudah cukup bagi seorang pelaku kejahatan untuk menerima ganjaran hukuman kejahatannya, padahal hukuman akhirat Allah jauh lebih dahsyat dari itu.
Kisah ini menggambarkan bahwa melihat wajah Malakatul Maut saja sudah menakutkan apalagi ketika sang Malaikat mulai menyentuh tubuh kita, menarik paksa roh dari tubuh kita, kemudian mulai menghentak-hentak tubuh kita agar roh (yang masih cinta dunia dan enggan meninggalkan dunia) lepas dari tubuh kita ibarat melepas akar serabut-serabut baja yang tertanam sangat dalam di tanah yang terbuat dari timah keras.
Itulah wajah Malaikatul Maut yang akan mendatangi kita kelak dan memisahkan roh dari tubuh kita. Itulah wajah yang seandainya kita melihatnya dalam mimpi sekalipun maka kita tidak akan pernah lagi bisa tertawa dan merasakan kegembiraan sepanjang sisa hidup kita.
Alangkah dahsyatnya sekiranya kamu melihat di waktu orang-orang yang zalim (berada) dalam tekanan-tekanan sakratulmaut, sedang para malaikat memukul dengan tangannya, (sambil berkata): “Keluarkanlah nyawamu”. Di hari ini kamu dibalas dengan siksaan yang sangat menghinakan, karena kamu selalu mengatakan terhadap Allah (perkataan) yang tidak benar dan (karena) kamu selalu menyombongkan diri terhadap ayat-ayat-Nya. (QS Al-An’am 6:93)
(Yaitu) orang-orang yang dimatikan oleh para malaikat dalam keadaan berbuat lalim kepada diri mereka sendiri, lalu mereka menyerah diri (sambil berkata); “Kami sekali-kali tidak mengerjakan sesuatu kejahatan pun”. (Malaikat menjawab): “Ada, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang telah kamu kerjakan”. Maka masukilah pintu-pintu neraka Jahanam, kamu kekal di dalamnya. Maka amat buruklah tempat orang-orang yang menyombongkan diri itu. (QS, An-Nahl, 16 : 28-29)
Di akhir sakaratul maut, seorang manusia akan diperlihatkan padanya wajah dua Malaikat Pencatat Amal. Kepada orang zhalim, si malaikat akan berkata, “Semoga Allah tidak memberimu balasan yang baik, engkaulah yang membuat kami terpaksa hadir kami ke tengah-tengah perbuatan kejimu, dan membuat kami hadir menyaksikan perbuatan burukmu, memaksa kami mendengar ucapan-ucapan burukmu. Semoga Allah tidak memberimu balasan yang baik ! “ Ketika itulah orang yang sekarat itu menatap lesu ke arah kedua malaikat itu.
Ketika sakaratul maut hampir selesai, dimana tenaga mereka telah hilang dan roh mulai merayap keluar dari jasad mereka, maka tibalah saatnya Malaikatul Maut mengabarkan padanya rumahnya kelak di akhirat. Rasulullah SAW pernah bersabda, “Tak seorangpun diantara kalian yang akan meninggalkan dunia ini kecuali telah diberikan tempat kembalinya dan diperlihatkan padanya tempatnya di surga atau di neraka”.
Dan inilah ucapan malaikat ketika menunjukkan rumah akhirat seorang zhalim di neraka, “Wahai musuh Allah, itulah rumahmu kelak, bersiaplah engkau merasakan siksa neraka”. Naudzu bila min dzalik!
Sakaratul Maut Orang-orang Yang Bertaqwa

Sebaliknya Imam Ghozali mengatakan bahwa orang beriman akan melihat rupa Malaikatul Maut sebagai pemuda tampan, berpakaian indah dan menyebarkan wangi yang sangat harum.
Dan dikatakan kepada orang-orang yang bertakwa: “Apakah yang telah diturunkan oleh Tuhanmu?” Mereka menjawab: “(Allah telah menurunkan) kebaikan”. Orang-orang yang berbuat baik di dunia ini mendapat (pembalasan) yang baik. Dan sesungguhnya kampung akhirat adalah lebih baik dan itulah sebaik-baik tempat bagi orang yang bertakwa, (yaitu) surga Adn yang mereka masuk ke dalamnya, mengalir di bawahnya sungai-sungai, di dalam surga itu mereka mendapat segala apa yang mereka kehendaki. Demikianlah Allah memberi balasan kepada orang-orang yang bertakwa. (yaitu) orang-orang yang diwafatkan dalam keadaan baik oleh para malaikat dengan mengatakan (kepada mereka): “Assalamu alaikum, masuklah kamu ke dalam surga itu disebabkan apa yang telah kamu kerjakan”. (QS, An-Nahl, 16 : 30-31-32)
Dan saat terakhir sakaratul mautnya, malaikatpun akan menunjukkan surga yang akan menjadi rumahnya kelak di akhirat, dan berkata padanya, “Bergembiaralah, wahai sahabat Allah, itulah rumahmu kelak, bergembiralah dalam masa-masa menunggumu”.
Wallahu a’lam bish-shawab.
Semoga kita yang masih hidup dapat selalu dikaruniai hidayah-Nya, berada dalam jalan yang benar, selalu istiqomah dalam keimanan, dan termasuk umat yang dimudahkan-Nya, selama hidup di dunia, di akhir hidup, ketika sakaratul maut, di alam barzakh, di Padang Mahsyar, di jembatan jembatan Sirath-al mustaqim, dan seterusnya.
Allaahumma innaa nas aluka Salaamatan Fiddiin Wa ‘Aafiyatan Fil Jasadi Wa Ziyaadatan Fil ‘Ilmi Wa Barakatan Fir Rizqi Wa Taubatan Qablal Maut Wa Rahmatan Indal Maut Wa Maghfiratam Ba’dal Maut Allaahumma Hawwin ‘Alainaa Fii Sakaraatil Maut Wan Najaata Minnannar Wal ‘Afwa Indal Hisab Rabbanaa Laa Tuzigh Quluubanaa Ba’da Idzhadaitanaa Wa Hab Lanaa Milladunka Rahmatan Innaka Antal Wahhaab.
Allahumma Amin..

----------------------------------------

Gerbang KEMATIAN
Maka ketika Roh Meninggalkan Jasad...
Terdengarlah Suara Dari Langit Memekik, "Wahai Fulan Anak Si Fulan..
Apakah Kau Yang Telah Meninggalkan Dunia, Atau Dunia Yang Meninggalkanmu?
Apakah Kau Yang Telah Menumpuk Harta Kekayaan, Atau Kekayaan Yang Telah Menumpukmu?
Apakah Kau Yang Telah Menumpuk Dunia, Atau Dunia Yang Telah Menumpukmu?
Apakah Kau Yang Telah Mengubur Dunia, Atau Dunia Yang Telah Menguburmu.?"

Ketika Mayat Tergeletak Akan Dimandikan....

Terdengar Dari Langit Suara Memekik, "Wahai Fulan Anak Si Fulan..
Mana Badanmu Yang Dahulunya Kuat, Mengapa Kini Terkulai Lemah
Mana Lisanmu Yang Dahulunya Fasih, Mengapa Kini Bungkam Tak Bersuara
M`na Telingamu Yang Dahulunya Mendengar, Mengapa Kini Tuli Dari Seribu Bahasa
Mana Sahabat-Sahabatmu Yang Dahulunya Setia, Mengapa Kini Raib Tak Tentu Rimba"


Ketika Mayat Siap Dikafan...

Suara Dari Langit Terdengar Memekik,
"Wahai Fulan Anak Si Fulan,
Berbahagialah Apabila Kau Bersahabat Dengan Ridha
Celakalah Apabila Kau Bersahabat Dengan Murka Allah"

Wahai Fulan Anak Si Fulan...
Kini Kau Tengah Berada Dalam Sebuah Perjalanan Nun Jauh Tanpa Bekal
Kau Telah Keluar Dari Rumahmu Dan Tidak Akan Kembali Selamanya
Kini Kau Tengah Safar Pada Sebuah Tujuan Yang Penuh Pertanyaan."


Ketika Mayat Diusung....

Terdengar Dari Langit Suara Memekik,
"Wahai Fulan Anak Si Fulan.."
Berbahagialah Apabila Amalmu Adalah Kebajikan
Berbahagialah Apabila Matimu Diawali Tobat
Berbahagialah Apabila Hidupmu Penuh Dengan Taat."


Ketika Mayat Siap Dishalatkan....

Terdengar Dari Langit Suara Memekik,
"Wahai Fulan Anak Si Fulan.."
Setiap Pekerjaan Yang Kau Lakukan Kelak Kau Lihat Hasilnya Di Akhirat
Apabila Baik Maka Kau Akan Melihatnya Baik
Apabila Buruk, Kau Akan Melihatnya Buruk."


Ketika Mayat Dibaringkan Di Liang Lahat....

terdengar Suara Memekik Dari Langit,
"Wahai Fulan Anak Si Fulan..."
Apa Yang Telah Kau Siapkan Dari Rumahmu Yang Luas Di Dunia
Untuk Kehidupan Yang Penuh Gelap Gulita Di Sini Wahai Fulan Anak Si Fulan...

Dahulu Kau Tertawa, Kini Dalam Perutku Kau Menangis
Dahulu Kau Bergembira,Kini Dalam Perutku Kau Berduka
Dahulu Kau Bertutur Kata, Kini Dalam Perutku Kau Bungkam Seribu Bahasa."

Ketika Semua Manusia Meninggalkannya Sendirian....
Allah Berkata Kepadanya, "Wahai Hamba-Ku.....
Kini Kau Tinggal Seorang Diri Tiada Teman Dan Tiada Kerabat
Di Sebuah Tempat Kecil, Sempit Dan Gelap..
Mereka Pergi Meninggalkanmu.. Seorang Diri
Padahal, Karena Mereka Kau Pernah Langgar Perintahku

Hari Ini,....
Akan Kutunjukan Kepadamu Kasih Sayang-Ku Yang Akan Takjub Seisi Alam
Aku Akan Menyayangimu Lebih Dari Kasih Sayang Seorang Ibu Pada Anaknya".

Kepada Jiwa-Jiwa Yang Tenang Allah Berfirman, "Wahai Jiwa Yang Tenang
Kembalilah Kepada Tuhanmu Dengan Hati Yang Puas Lagi Diridhai-Nya
Maka Masuklah Ke Dalam Jamaah Hamba-Hamba-Ku
Dan Masuklah Ke Dalam Jannah-Ku"




http://romdani45498.blogspot.com/2011/02/dahsyatnya-proses-sakaratul-maut.html

Penawar Kebingungan dan Kebimbangan

Segala puji hanya bagi Allah subhanahu wata’ala, shalawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada baginda Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam, dan aku bersaksi bahwa tiada tuhan yang berhak disembah dengan sebenarnya selain Allah yang Maha Esa dan tiada sekutu bagi -Nya dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan -Nya.
Amma Ba’du:
Terkadang, didalam kehidupan seorang yang beriman tidak terlepas dari kebimbangan dan kesedihan yang mengeruhkan kebeningan kehidupannya dan mematahkan kenikmatannya. Perkara ini akan menghapuskan dosa-dosanya dan mengangkat derajatnya. Selain itu, dia akan mendapat manfaat yang lain, yang paling penting adalah bahwa semua cobaan hidup ini akan mengarahkan seorang yang beriman untuk kembali kepada Allah subhanahu wata’ala, bersimpuh di hadapan -Nya, bertdharru’ kepada -Nya, sehingga dengannya hati akan mendapatkan ketenangan dan ketentraman, serta akan merasakan kebahagiaan dan merasa dekat dengan Allah Azza Wa Jalla, yaitu sebuah kebahagiaan yang tidak bisa terlukiskan.
Selain itu, semua perkara yang mengeruhkan hidup akan menjadikan seorang mu’min mengetahui kehinaan duniawi. Perasaan ini akan membawanya kepada zuhud dengan dunia dan tidak cendrung kepadanya, dia akan mementingkan akherat dengan penuh keyakinan bahwa dia lebih baik dan lebih kekal abadi, sebab tidak ada kebimbangan di dalam surga dan tidak pula kesedihan sebagaimana ditegaskan di dalam firman Allah subhanahu wata’ala:
Dan mereka berkata: "Segala puji bagi Allah yang telah menghilangkan duka cita dari kami. Sesungguhnya Tuhan kami benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Mensyukuri. (35)Yang menempatkan kami dalam tempat yang kekal (surga) dari karunia -Nya; di dalamnya kami tiada merasa lelah dan tiada pula merasa lesu". (QS. Fathir: 34-35)
Alangkah agungnya manfaat yang didapatkan bagi orang yang mengetahui hikmah Allah yang terakandung di dalamnya. Dan di bawah ini beberapa langkah yang bermanfaat untuk menghalau rasa bimbang, bingung, sedih dan berencana bagi orang yang menggunakannya secara baik:
Pertama: Beriman dan beramal shaleh. Allah subhanahu wata’ala berfirman:
Barang siapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan. (QS. Al-Nahl: 97)
Ini adalah janji Allah subhanahu wata’ala kepada orang yang beriman dan beramal shaleh bahwa Dia akan menganugarahkan kepada mereka kehidupan yang baik. Diriwayatkan oleh Muslim di dalam kitab shahihnya dari Shuhaib RA berkata: Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda
Sungguh menakjubkan perkara seorang yang beriman, sesungguhnya segala perkara orang yang beriman itu baik, dan hal itu tidak terjadi kecuali bagi orang yang beriman, jika dia mendapatkan kebaikan maka dia bersyukur maka itu adalah lebih baik baginya, dan apabila mendapat musibah dia bersabar dan itu lebih baik baginya”.[1]
Kedua: Kegembiraan seorang muslim karena apa yang diperolehnya berupa pahala yang agung, upah yang besar, sebagai balasan atas kesabaran dan harapan pahala dari Allah subhanahu wata’ala atas bencana-bencana yang menimpanya itu baik berupa kebimbangan duniawi dan segala bentuk musibahnya.
Diriwayatkan oleh Imam Al-Bukhari dan Muslim dari Abi Hurairah RA bahwa Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
Apa apa yang menimpa seorang muslim baik keletihan, penyakit yang akut, kebimbangan, kesedihan, gangguan, kebingungan bahkan duri yang menusuknya, kecuali Allah akan menghapuskan dengannnya kesalahan-kesalahannya”, [2]
di dalam riwayat yang lain disebutkan: Bahkan kecemasan kecuali Allah subhanahu wata’ala akan menghapuskan dengannya segala keburukan-keburukannya”,[3]
di dalam riwayat yang lain disebutkan oleh Imam Muslim: Apapun yang menimpa seorang muslim baik duri atau yang lebih kecil darinya kecuali Allah akan mengangkat derajatnya dengan musibah tersebut atau dia akan dihapuskan kesalahannya”.[4]
Akhirnya seorang muslim menyadari bahwa apapun musibah yang menimpanya, baik kebimbangan dan kecemasan pada hakekatnya hal itu sebagai penghapus bagi kesalahan-kesalahannya dan tabungan bagi kebaikannya. Seorang ulama salaf berkata: Seandainya bukan karena musibah maka kita akan datang pada hari kiamat sebagai orang yang merugi. Bahkan salah seorang di antara mereka senang jika ditimpa musibah sebagaimana kesenangan mereka hidup dalam suasana sentosa.
Ketiga: Mengetahui hakekat dunia, bahwa dia fana, kesenangan yang ada padanya sangatlah sedikit, kelezatannya bisa mendatangkan kekeruhan, tidak pernah menjanjikan kecerahan bagi siapapun, jika seseorang tertawa di dunia dalam sesaat, maka orang itu menangis di dunia dalam
waktu yang panjang, jika dia seseorang gembira di dunia dalam waktu yang pendek maka dia juga membuat seseorang, banyak bersedih. Allah subhanahu wata’ala berfirman:
Dan masa (kejayaan dan kehancuran) itu, Kami pergilirkan di antara manusia (agar mereka mendapat pelajaran);. (QS. Ali Imron: 140).
Maka hari-hari bergilir satu hari untuk kemenangan dan di hari yang lain penderitaan. Diriwayatkan oleh Muslim di dalam kitab shahihnya dari Abi Hurairah RA bahwa Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda: Dunia ini adalah penjara bagi orang yang beriman dan surga bagi orang kafir”.[5]
Dunia juga sebagai ladang kelelahan, gangguan, kebingungan, kecemasan maka seorang yang beriman akan merasa tenang setelah meninggalkannya. Diriwayatkan oleh Al-Bukhari dan Muslim di dalam kitab shahihnya dari Abi Qotadah bahwa jenazah seseorang melewati Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wasallam lalu bersabda: Tenang dan orang lain tenang darinya”. Para shahabat bertanya: Wahai Rasulullah apa yang anda maksudkan dengan kata tenang dan orang lain tenang darinya?. Maka beliau bersabda:
Seorang hamba yang beriman akan tenang terlepas dari keletihan duniawi dan gangguannya menuju rahmat Allah sementara hamba yang bejat akan membuat manusia, negeri, pohon dan hewan akan tenang dengan kepergiannya”.[6]
Inilah makna tentang hakekat dunia yang disadari oleh orang yang beriman maka dengan kesadaran ini segala musibah dan kebimbangan akan menjadi enteng, sebab dia menyadari bahwa itulah hakekat dunia.
Keempat: Kebimbangan dan kecemasan yang terjadi dunia ini akan membuat jiwa ini tercerai berai, memporak-porandakan kekuatannya, namun jika seseorang menjadikan orientasinya mengarah kepada akherat maka Allah subhanahu wata’ala akan mengumpulkan kekuatannya dan tekadnya akan dimantapkan. Diriwayatkan oleh Al-Turmudzi di dalam kitab sunannya dari Anas bin Malik bahwa Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
Barangsiapa yang menjadikan negeri akherat sebagai orientasinya maka Allah akan menjadikan kekayaan di dalam hatinya dan Dia akan mengumpulkan segala kekuatannya sementara dunia ini akan datang mengejarnya dengan penuh ketundukan, dan barangsiapa yang menjadikan dunia sebagai orientasinya maka Allah akan menjadikan kefakiran di hadapannya dan mencerai beraikan kekuatannya dan dunia tidak datang kepadanya kecuali apa yang telah ditetapkan baginya”.[7]
Kelima: Berdo’a. Langkah ini adalah penawar yang paling ampuh dalam menghilangkan kebimbangan dan kebingungan. Allah subhanahu wata’ala berfirman:
Dan apabila hamba-hamba -Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila ia memohon kepada -Ku, (QS. Al-Baqarah: 186).
Allh subhanahu wata’ala berfirman:
Berkata Musa: "Ya Tuhanku, lapangkanlah untukku dadaku. (QS. Thaha: 25).
Dan Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wasallam meminta perlindungan kepada Allah subhanahu wata’ala dari segala kebimbangan dan kesedihan. Diriwayatkan oleh Al-Buhkari di dalam kitab shahihnya dari Anas bin Malik berkata : Aku menjadi pembantu Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wasallam di dalam rumah tangganya dan apabila beliau memasuki rumah keluarganya maka beliau bersabda:
(( اَللَّهُمَّ إِنِّيْ أَعُوْذُ بِكَ مِنَ الْهَمِّ وَالْحُزْنِ، وَالْعَجْزِ وَالْكَسَلِ، وَالْبُخْلِ وَالْجُبْنِ، وَضَلَعِ الدَّيْنِ وَغَلَبَةِ الرِّجَالِ))
“Ya Allah! Sesungguhnya aku berlindung kepada -Mu dari (hal yang) menyedihkan dan menyusahkan, lemah dan malas, bakhil dan penakut, lilitan hutang dan penindasan orang.”[8]
Diriwayatkan oleh Abu Dawud di dalam kitab sunannya dari hadits riwayat Abdurrahman bin Abi Bakroh bahwa Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda: Do’a orang yang kesusahan adalah;
(( اَللَّهُمَّ رَحْمَتَكَ أَرْجُو فَلاَ تَكِلْنِيْ إِلَى نَفْسِيْ طَرْفَةَ عَيْنٍ، وَأَصْلِحْ لِيْ شَأْنِيْ كُلَّهُ، لاَ إِلَـهَ إِلاَّ أَنْتَ )).
“Ya Allah! Aku mengharapkan (mendapat) rahmat -Mu, oleh karena itu, jangan Engkau biarkan diriku sekejap mata (tanpa pertolongan atau rahmat dari -Mu). Perbaikilah seluruh urusanku, tiada Tuhan yang berhak disembah selain Engkau.”[9]
Apabila seorang hamba mendengungkan do’a ini dengan hati yang sadar, niat yang benar dan dibarengi dengan usaha-usaha yang menyebabkan do’a tersebut diterima maka Allah pasti memberikan apa-apa yang dimintanya dan dia berbuat untuk mewujudkan keinginannya serta kecemasan akan berbuah kesenangan dan kegembiraan.
Keenam: Bertawakkal kepada Allah subhanahu wata’ala.
Dia berfirman:
Dan barang siapa yang bertawakal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan) nya. (QS. Al-Thalaq: 3)
Artinya mencukupkan keperluannya baik dari perkara dunia atau akherat. Syekh Abdurrahman As-Sa’di berkata: Maka pada saat hati ini bergantung kepada Allah subhanahu wata’ala, berserah diri kepada -Nya, tidak menyerah pada kecemasan, tidak pula dikendalikan oleh hayalan-hayalan yang buruk, maka dia akan percaya kepada Allah, mengharap pada karunia -Nya, dengannya pula segala serpihan-serpihan kebimbangan dan kebingungan akan terusir, serta akan terbebas dari banyak jenis penyakit hati dan jasad. Hati akan merasakan kekuatan, kelapangan dan kegembiraan yang tidak bisa terlukiskan….”.[10]
Langkah-langkah untuk menggapai kebahgiaan itu ternyata sangat banyak bagi mereka yang menyadarinya, dan aku hanya menyebutkan beberapa langkah yang penting saja, dan semua langkah ini akan bertumpu pada membaca Al-Qur’an yang dibarengi dengan perenungan, dia adalah pelipur hati, cahaya bagi dada, penghapus kesedihan, penghilang segala kebimbangan dan kebingungan, obat bagi segala macam penyakit baik penyakit badan atau hati
Allah subhanahu wata’ala berfirman:
Katakanlah: "Al Qur'an itu adalah petunjuk dan penawar bagi orang-orang yang beriman”. QS. Fushilat: 44).
Allah subhanahu wata’ala berfirman:
Dan Kami turunkan dari Al Qur'an suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman”. (QS. Al-Isro’: 82)
Maka barangsiapa yang membaca Al-Qur’an ini dengan penuh perenungan dan meresapi maknanya maka segala kecemasan dan kebimbangan akan hilang dari dirinya. Allah subhanahu wata’ala berfirman:
(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tentram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah -lah hati menjadi tenteram. (QS. Al-Ra’du: 28).




http://romdani45498.blogspot.com/2011/02/penawar-kebingungan-dan-kebimbangan.html

Dosakah Bila..??

Anda pernah berciuman? Udah berapa kali anda berciuman? Dengan siapa anda melakukannya? Merasa berdosakah ande setelah melakukannya? Ups.. Sebelum kalian menjawab pertanyaan di atas, ada baiknya kalian simak dulu kisah berikut ini :
Ya Allah Ya Rabbi, Astagfirullahaladzim.. Seorang Abdullah bin umar duduk-duduk di pintu rumahnya. Ia melihat seorang pemuda tampan. Abdullah lari masuk rumah dan menguncinya. Beberapa saat kemudian bertanya : “ fitnah itu sudah pergi atau belum !” mereka menjawab : “ sudah pergi “ maka Abdullah keluar dari rumah .
Ada yang bertanya : “ Wahai abdullah , apa yang di lakukan anak itu terhadap kamu ! Apa ada sesuatu yang kau dengar dari Rasulullah mengenai dia !.
Abdullah ra. Menjawab ; “ memandang mereka itu haram ,berbicara atau berkumpul juga haram “.
Al Qadli Al Imam rh. Berkata ; “ Aku pernah mendengar seorang masyayikh berkata ; “ Setiap wanita ada satu syetan , dan syetan setiap anak remaja terdapat 18 syetan . “ ada riwayat ; “ Barang siapa yang mencium anak remaja dengan syahwat , allah ta`ala akan menyiksa di neraka 500 tahun < Padahal 1 jam di Akhirat = 1000 tahun waktu di Dunia >. Dan barang siapa yang mencium wanita dengan syahwat, seolah- olah ia berzina 70 perawan. Dan barang siapa yang berzina dengan perawwan, maka ibaratnya sudah berzina dengan 70.000 janda.
Sekarang coba anda jawab pertanyaan diatas. Gimana.. Masih mau melakukannya? Jika ya, bersiap-siaplah mengunia neraka selama 500 tahun. Padalah 1 jam di akhirat = 1000 tahun di dunia. Coba hitung aja berapa tahun jadinya.
Semoga kisah diatas bisa dijadikan renungan dan buat yang sudah terlanjur melakukannya semoga segera sadar dan bertobat. Jangan jadikan hawa nafsu dan bisikan setan sebagai pedoman. Karena itu hanya akan menjerumuskan kehidupan kita kelak di akhirat.





http://romdani45498.blogspot.com/2011/02/dosakah-bila.html

Orang Bilang.......

Pernah mendengar kisah seorang bapak yang menuntun keledai dengan anaknya?
Dahulu kala terkisah seorang bapak yang sedang menaiki keledai bersama anaknya kemudian mereka melewati sebuah perkampungan, bertemulah mereka dengan sekumpulan orang yang sedang asyik minum di sebuah kedai.
"Alangkah kejamnya mereka! keledai itu mereka naiki berdua!"
Demi mendengar perkataan orang tersebut sang ayah berkata,"Nak kamu saja yang naik, ayahmu tidak enak mendengar perkataan orang tadi"
Berjalanlah mereka dengan sang ayah berjalan disamping sambil menuntun kedelai yang dinaiki oleh anaknya.
Tanpa terasa mereka melewati kerumunan orang di pasar, berkatalah salah satu dari mereka'
"Lihat, anak yang durhaka, si ayah disuruhnya berjalan sementara ia asyik menaiki keledainya!"
Demi mendengar hal tersebut sang anak berkata,"Ayahku lebih baik ayah saja yang duduk disini biarlah aku berjalan saja"
Berlanjutlah perjalanan mereka, tak lama kemudian mereka melewati sekumpulan ibu-ibu yang sedang sibuk mencuci di sungai.
"Lihatlah, Ayah yang kejam, dia asyik menaiki keledainya sementara anaknya disuruhnya jalan!"
"Nak lebih baik kita tidak usah menaiki keledai ini mungkin kita tuntun saja" sang ayah berkata kepada anaknya sambil turun dari punggung keledai tersebut.
Tak berapa lama sampailah mereka ke tempat tujuan, ke rumah kerabatnya.
"Apakah kalian menuntunnya dari rumah sampai kesini? alangkah bodohnya kalian mengapa kalian tidak menaiki saja keledai ini, tampaknya ia cukup kuat"
Sebuah hikmah yang dapat kita ambil adalah bahwa lakukanlah menurut kita yang terbaik harus kita lakukan kalaupun ada kritik ataupun pendapat dari banyak orang perhatikan bahwa tidak semua pendapat itu harus kita ikuti karena tidak semua orang memiliki pandangan yang sama..





http://romdani45498.blogspot.com/2011/02/orang-bilang.html

SAPA SANG MALAM

♫•*¨*•.¸¸ﷲ¸¸.•*¨*•♫♥♥♥♥♥♥♫•*¨*•.¸¸ﷲ¸¸.•*¨*•♫♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥
Wahai Pecandu sujud... Berlehalah pada udara pengabdian... Kemudian terlena pada detik-detik penghambaan... Ia memabukkanmu pada sebuah Cinta... Dan menerbangkanmu ke rengkuh kasih Sang Kekasih... Khawatirmu, dihilangkan... IA pula Menenangkan... Kau datang dengan tanya... Dan pergi tanpa hampa... Sebuah jawaban penyejuk... Dalam sebuah sujud... Dan tiada lagi ragu... Dan resah di hatiku...
Wahai kelana dunia... Tempalah raga pada 1/3 sunyi... Dengan mencabut darinya sebuah lelap... Dan merampas selembar kantuknya... Lalu paksakan jasad itu mendemonstrasikan cinta... Menampilkan atraksi rasa... Pada sebuah pERsinggahan rindu... Namun jangan biar raga bersendiri... Dalam persembahannya... Sandingkan ia dng hati dan jiwa... Pada sebuah pelaminan hamba...
Bersama tarian sang hujan... Siapakah Fulan... Yang dibangunkan, kemudian tahajud? Siapakah Fulana, yang merendah mengharap hikmah dlm sujud? Fulan dan Fulana... Malam ini ada cinta di hati mereka... Terjalin pd sbuah titik rasa... Cita bsar pd asa... Rindu syahdu dlm do'a... Fulan dan Fulana... Sdang jatuh cinta... Pada Sang Mahasegala... Rabbanã... Aku juga ingin jatuh CINTA...
Sang gelap mengheningkan cipta... Dan kaca bening pecah berderai... Kesyahduan sunyi memaksa insani memerah rasa... Tak ingin jatuh pada kecewa... Melewati masa sepi tanpa arti... Sedangkan telah ditaburkan sejuta cinta pada lekuk-lekuk malam... Dan engkaulah pejuang... Segera kumpulkan cinta... Sebanyak kau bisa...
Duhai para pejuang... Drita bangun adlh pd deraan kantuk... Ia mrayumu untk mundur dan lelap... Malas adlh onak duri... Yang menghalangimu... Untuk mnyerah dan lemah... Musuh jiwa adlh syaithan yang nyata... Mgiringmu untuk kalah d tidur yang lena... mereka hrus kcewa malam ini... Sperti kmrn d esok nanti... Bawa luka2 prangmu... Dibiarkan Sang Maha Pnyembuh Mngobatinya... Dng Basuhan CINTA...
Mengalirkan do'a pada arus hening... Menghanyutkan asa di ombak sunyi... Menderaskan harap pada gelombang sepi... Hentilah di samudra ini... Pada ujung diam di tepi malam... Untuk menyelami samudra penghambaan...
Gelap ini hampir usai... Diputus terang... Senandung dzikir mengiring malam kembali keperaduan... Dan insan beriman... Sebaiknya menguatkan mujahadahnya... Untuk mencuri Perhatian Sang Maha Cinta... Dengan sujud2 menghamba... Agar kembali ke dunia insani... tanpa merugi... Dan DIA selalu menanti... Kita kembali... Menyerah diri...
Wahai Indonesia... Bangkitlah... Malam menyarumu tuk kembali mngukir asa... Akankah kau gores pd gelap... Sejarah indah ttg harapan... Ia mdayu pada kidung-kidung sunyi... Mnguap mnuju langit... Dan trungkap pintunya hnya dng sujud... Sdngkan Palestina... mlawan musuhnya... Dng snjata do'a d peluru tahajud... Maka muntahkan amunisi malam ini... Kita harus bisa... Harapan msh ada...





http://romdani45498.blogspot.com/2011/02/sapa-sang-malam.html

Hidup... Perlu Hati Yang Besaaaaar...

♫•*¨*•.¸¸ﷲ¸¸.•*¨*•♫♥♥♥♥♥♥♫•*¨*•.¸¸ﷲ¸¸.•*¨*•♫♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥
Terbersit...
Kita hidup... seperti dalam sebuah perjalanan. Yang sangat panjang. Perlu bekal yang sungguh tak main-main dalam perjalanan yang satu ini. Minuman berupa ilmu... Makanan berupa amal... Dan sandang... berupa hati...
Minuman bernama ilmu... bukan hal sepele... seperti halnya minuman pada umumnya... ia menghilangkan dahaga. Mengganti cairan yang dikeluarkan oleh tubuh melalui rutinitas. Rutinitas, yang bagi sebagian orang, mungkin akan menjemukan... melelahkan... dan seperti sebuah roda, yang tak kan berhenti berputar. Ia harus cukup. sehingga saat dahaga itu datang, kita bisa memanfaatkannya... Perjalanan bernama hidup... di mana kan banyak hal yang mungkin tidak kita kenali dengan baik. Akan ada sekian banyak kejutan, yang tidak pernah kita sangka. Dengan minuman bernama ilmu inilah, setidaknya kita punya sedikit persediaan pengetahuan. Akan seperti apakah perjalanan ini ke depan.
Perjalanan panjang ini... akan menuju sebuah ujung... yang selalu kita inginkan. Dan semua manusia impikan. Yaitu, kebahagiaan... Jika manusia yang hidup... pada waktu-waktu makannya.. selalu sampai pada hal yang disebut kenyang... Maka kenyang itulah... kebahagiaan dalam perjalanan ini... Dan hal yang akan mengenyangkan kita dalam perjalanan ini, adalah amalan... Amal ini akan di olah oleh gigi-gigi pikir kita... dipilah oleh hati kita... dan dikerjakan oleh anggota tubuh kita... Inilah yang menjadikan manusia menemukan kenyang... Yaitu... kebahagiaan...
Dan hati... adalah bekal paling urgen dalam perjalanan ini... kita akan bertemu banyak kendaraan yang menyemburkan genangan air ke pakaian kita. Kita akan melihat banyak sampah di jalanan. Kita akan bertemu banyak hal... baik dan buruk, yang perlu menjadi perhatian bagi kita. Pula dalam perjalanan ini, akan bertemu orang-orang yang tak sebaik harap kita. Tak seindah mau kita. Tak sebagus ingin kita. Dan juga akan banyak batu, yang menjadi sandungan. Lubang yang menganga-kan cobaan. Inilah saatnya, kita buka hati kita. Bekal yang satu ini, mestinya sangat besar. Sehingga cukup menjadi wadah bagi masalah. Hati yang besar... akan menjadikan kita tangguh dalam perjalanan ini.
Inginnya kita... semua berjalan baik-baik saja. Namun, mengaku beriman tanpa melalui ujian... adalah kebohongan besar...
Semoga, kitalah pemilik hati besar dalam perjalanan ini... Sehingga meski sekotor apapun pakaian kita oleh percikan air dari kendaraan yang lewat. Tak kan membutakan pikir kita dengan caci membabi buta. Sesering apapun kita tersandung pada batu-batu yang berserakan. Kita masih bisa tersenyum, tanpa kecewa tiada tara. Amiiin...
Mari sahabat... kita menjalani hidup ini... dengan berbesar hati...





http://romdani45498.blogspot.com/2011/02/hidup-perlu-hati-yang-besaaaaar.html

Aku Ingin MencintaiMu Setulusnya, Sebenar-Benar Cinta

Tuhan, betapa aku malu atas apa yang telah engkau berisebagai manusia tempat segala khilaf tertuju padaku, sungguh tak ada apaapa pada diriku yang kecil ini.
Terlena, sungguh aku sering terlena pada pesona nafsu dunia dan diri.aku ingin kembali, tertunduk pilu dalam sujud syukur kembali pada cahayaMu.. ..
.. .. .. .. .. ..Ya Robbi menghamba padaMu adalah tujuan akhir penantianku, setiap detak yang berdekub karena Izin KuasaMu.
setiap langkah yang tak putus beriring dengan Asmamu Ya Robbi.
Fikir pilu segala keluh kesah hanya tercurah padaMu, tak kan berkah langkahku tanpa ridhoMu Ya Rahman.cahayaMu, cahaya dam sepi hidup menjadi senyum keikhlasan yang tak putus pada RahmatMu, lahirkan, lahirkan kembali pada fitrah yang suci dengan kidung Sholawat yang menggema pada jagat rayaMu.
Dalam sepi, aku sering hilang tak mengigatMu, namun Engkau tetap menyapihku dalam nikmatnya nafas yang kuhembus dalam raga,tak putus-tak putus Engkau mengingatkanku dan Halusnya PeringatanMu.Tak lalu Engkau memberikanku hukuman, sungguh betapa kuasannya diriMu Ya Robbi.
Sujud yang mengalun merdu dalam sepertiga malam membuat terhanyut dalam ribuan bulir air mata taubat..sebiji Zarrahpun terhitung baik Kebaikan dan keburukan..Berkahi kami ya Robbi..
"aku ingin mencintaiMu setulusnya sebenar-benar aku cintadalam do'a, dalam ucapan, dalam setiap langkahku, aku ingin mendekatiMu selamanya sehina apapun diriku,kuberharap untuk bertemu denganMu ya Robbi.. .. "





http://romdani45498.blogspot.com/2011/02/aku-ingin-mencintaimu-setulusnya.html

Sakit dan Musibah adalah Penghapus Dosa Bagi Seorang Muslim

Kesehatan adalah sebagian di antara nikmat Allah yang banyak dilupakan oleh manusia. Benarlah ketika Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda, ”Ada dua nikmat yang sering kali memperdaya kebanyakan manusia, yaitu nikmat Kesehatan dan nikmat Kelapangan waktu” (HR. Bukhari).
Dan tidaklah seseorang merasakan arti penting nikmat sehat kecuali setelah jatuh sakit. Kesehatan adalah nikmat yang sangat agung dari Allah Ta’ala di antara sekian banyak nikmat. Dan kewajiban kita sebagai seorang hamba adalah bersyukur kepada-Nya sebagaimana firman Allah Ta’ala yang artinya, ”Karena itu, ingatlah kamu kepada-Ku niscaya Aku ingat (pula) kepadamu, dan bersyukurlah kepada-Ku, dan janganlah kamu mengingkari (nikmat)-Ku” (QS. Al Baqarah [2]: 152)
Ketahuilah wahai saudaraku -(semoga Allah merahmati kita semua)- telah menjadi ketetapan dari Allah Azza wa Jalla bahwa setiap manusia pasti pernah mengalami sakit dan musibah selama hidupnya.
Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman :
“Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar, (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah mereka mengucapkan ‘Inna lillaahi wa innaa ilaihi roji’uun’. Mereka itulah yang mendapat keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka, dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk ”. (QS. Al-Baqarah [2]: 155-157).
Sakit dan musibah yang menimpa seorang mukmin mengandung hikmah yang merupakan rahmat dari Allah Ta’ala. Imam Ibnul Qayyim berkata : “Andaikata kita bisa menggali hikmah Allah yang terkandung dalam ciptaan dan urusan-Nya, maka tidak kurang dari ribuan hikmah. Namun akal kita sangat terbatas, pengetahuan kita terlalu sedikit dan ilmu semua makhluk akan sia-sia jika dibandingkan dengan ilmu Allah, sebagaimana sinar lampu yang sia-sia dibawah sinar matahari. Dan inipun hanya kira-kira, yang sebenarnya tentu lebih dari sekedar gambaran ini”. (Syifa-ul Alil fi Masail Qadha wal Qadar wa Hikmah wa Ta’lil hal 452).
Dari Abdullah r.a katanya : “ aku datang mengunjungi Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam ketika beliau sakit, lalu kusentuh baginda seraya berkata “ ya, Rasulullah ! demammu bertambah parah.” Jawab baginda “ memang demamku sama dengan dua orang kamu.” Kataku pula, “ semoga anda mendapat pahala berganda pula.” Jawab baginda : “ semoga!” kemudian sabda baginda pula : “ tidak ada seorang muslim yang ditimpa cobaan berupa sakit dan sebagainya melainkan dihapuskan Allah taala dosa-dosanya seperti pohon kayu menggugurkan daunnya.”
Huraian dari hadis di atas ialah segala bencana , penyakit,kesusahan atau kerungsingan yang menimpa tubuh badan atau akal fikiran seseorang mukmin adalah menjadi kaffarah( penghapus) kekotoran dosa dan kesalahan orang yang ditimpa bencana itu.
Anas r.a berkata, Rasulullah bersabda “ bahawa besarnya sesuatu balasan itu menurut besarnya sesuatu bencana ujian, dan bahawa Allah apabila mengasihi sesuatu kaum diuji mereka, kemudian sesiapa yang menerima ujian itu dengan reda, maka dia akan beroleh keredaan Allah, dan sesiapa yang bersikap keluh kesah serta benci menerima ujian itu , maka dia akan mendapat kemurkaan daripada Allah.” (HR. at-Tirmidzi dan Ibnu Majah).
Dalam menyikapi sakit dan musibah tersebut, berikut ini ada beberapa prinsip yang harus menjadi pegangan seorang muslim :
1]. Sakit dan Musibah adalah Takdir Allah Azza wa Jalla
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman :
“Tiada suatu bencanapun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauh Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah”. (QS. Al-Hadid [57]: 22).
“Tidak ada sesuatu musibahpun yang menimpa seseorang melainkan dengan izin Allah; Dan barangsiapa yang beriman kepada Allah, niscaya Dia akan memberi petunjuk kepada hatinya. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu”. (QS. At-Taghaabun [64]: 11).
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda : “Allah Subhanahu wa Ta’ala telah menetapkan semua takdir seluruh makhluk sejak lima puluh ribu tahun sebelum Allah menciptakan langit dan bumi”. (HR. Muslim no. 2653).
2]. Sakit dan Musibah Adalah Penghapus Dosa
Ini adalah hikmah terpenting sebab diturunkannya sakit dan musibah. Dan hikmah ini sayangnya tidak banyak diketahui oleh saudara-saudara kita yang tertimpa musibah. Acapkali kita mendengar manusia ketika ditimpa sakit dan musibah malah mencaci maki, berkeluh kesah, bahkan yang lebih parah meratapi nasib dan berburuk sangka dengan takdir Allah. Nauzubillah, kita berlindung kepada Allah dari perbuatan semacam itu. Padahal apabila mereka mengetahui hikmah dibalik semua itu, maka -insya Allah- sakit dan musibah terasa ringan disebabkan banyaknya rahmat dan kasih sayang dari Allah Ta’ala.
Hikmah dibalik sakit dan musibah diterangkan Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam, dimana beliau bersabda:
“Tidaklah seorang muslim tertimpa suatu penyakit dan sejenisnya, melainkan Allah akan mengugurkan bersamanya dosa-dosanya seperti pohon yang mengugurkan daun-daunnya”. (HR. Bukhari no. 5660 dan Muslim no. 2571).
“Tidaklah seseorang muslim ditimpa keletihan, penyakit, kesusahan, kesedihan, gangguan, kegundah-gulanan hingga duri yang menusuknya, melainkan Allah akan menghapuskan sebagian dari kesalahan-kesalahannya”. (HR. Bukhari no. 5641).
“Tidaklah menimpa seorang mukmin rasa sakit yang terus menerus, kepayahan, penyakit, dan juga kesedihan, bahkan sampai kesusahan yang menyusahkannya, melainkan akan dihapuskan dengan dosa-dosanya”. (HR. Muslim no. 2573).
“Tidaklah seorang muslim tertusuk duri atau yang lebih dari itu, melainkan ditetapkan baginya dengan sebab itu satu derajat dan dihapuskan pula satu kesalahan darinya”. (HR. Muslim no. 2572).
“Janganlah kamu mencaci-maki penyakit demam, karena sesungguhnya (dengan penyakit itu) Allah akan menghapuskan dosa-dosa anak Adam sebagaimana tungku api menghilangkan kotoran-kotoran besi”. (HR. Muslim no. 2575).
Walaupun demikian, apabila seorang mukmin ditimpa suatu penyakit tidaklah meniadakan usaha (ikhtiar) untuk berobat. Rasulullah shallalllahu alaihi wa sallam bersabda : “Allah tidak menurunkan penyakit melainkan pasti menurunkan obatnya”. (HR. Bukhari no. 5678).
Dan yang perlu diperhatikan dalam berobat ini adalah menghindarkan dari cara-cara yang dilarang agama seperti mendatangi dukun, paranormal, ‘orang pintar’, dan sebangsanya yang acapkali dikemas dengan label ‘pengobatan alternatif’. Selain itu dalam berobat juga tidak diperbolehkan memakai benda-benda yang haram seperti darah, khamr, bangkai dan sebagainya karena telah ada larangannya dari Rasulullah shallalllahu alaihi wa sallam yang bersabda:
”Sesungguhnya Allah tidak menjadikan kesembuhan kalian dalam sesuatu yang diharamkan-Nya” (HR. Bukhari). "Barangsiapa mendatangi 'arraaf' (tukang ramal) kepadanya, tidak akan diterima shalatnya selama empat puluh hari." (HR.Muslim).
“Sesungguhnya Allah tidak menjadikan kesembuhan penyakit kalian pada apa-apa yang diharamkan atas kalian”. (HR. Bukhari, di-maushulkan ath-Thabrani dalam Mu’jam al Kabiir, berkata Ibnu Hajar : ‘sanadnya shahih’, Fathul Baari : X/78-79).
Dan tentunya kita harus berobat sebagaimana yang di syari'atkan Islam adanya.
"Wahai Rasulullah, apakah kami harus berobat ?", beliau menjawab, "Ya berobatlah kalian, sebab Allah tidak meletakkan suatu penyakit kecuali Dia (juga) meletakkan obat untuknya, selain satu penyakit: penyakit tua." (HR. Ahmad).
3]. Wajib Bersabar dan Ridho Apabila Ditimpa Sakit dan Musibah.
Apabila sakit dan musibah telah menimpa, maka seorang mukmin haruslah sabar dan ridho terhadap takdir Allah Azza wa Jalla, dan harapkanlah pahala serta dihapuskannya dosa-dosanya sebagai ganjaran dari musibah yang menimpanya. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman :
“Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar, (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah mereka mengucapkan ‘Inna lillaahi wa innaa ilaihi roji’uun’. Mereka itulah yang mendapat keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka, dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk ”. (QS. Al-Baqarah [2]: 155-157).
Dalam beberapa hadis Qudsi Allah Azza wa Jalla berfirman :
“Wahai anak Adam, jika engkau sabar dan mencari keridhoan pada saat musibah yang pertama, maka Aku tidak meridhoi pahalamu melainkan Syurga”. (HR. Ibnu Majah no.1597).
Maksud hadis diatas yakni apabila seorang hamba ridho dengan musibah yang menimpanya maka Allah ridho memberikan pahala kepadanya dengan Syurga.
“Jika anak seorang hamba meninggal dunia, maka Allah akan berkata kepada malaikat-Nya : ‘Apakah kalian telah mencabut nyawa anak hamba-Ku?. Para Malaikat menjawab : ‘Ya, benar’. Lalu Dia bertanya lagi : ‘Apakah kalian mengambil buah hatinya?’. Malaikat menjawab : ‘Ya’. Kemudian Dia berkata : ‘Apa yang dikatakan oleh hamba-Ku itu?’. Malaikat menjawab ‘Ia memanjatkan pujian kepada-Mu dan mengucapkan kalimat istirja’ (Inna lillaahi wa innaa ilaihi roji’un). Allah Azza wa Jalla berfirman : ‘Bangunkan untuk hamba-Ku sebuah rumah di surga dan namai dengan (nama) Baitul Hamd (rumah pujian)’.” (HR. Tirmidzi no.1021)
“Tidaklah ada suatu balasan (yang lebih pantas) di sisi-Ku bagi hamba-Ku yang beriman jika Aku telah mencabut nyawa kesayangannya dari penduduk dunia kemudian ia bersabar atas kehilangan orang kesayangannya itu melainkan Syurga”. (HR. Bukhari).

“Allah Yang Maha Mulia dan Maha Agung berfirman : ‘Jika Aku menguji hamba-Ku dengan dua hal yang dicintainya (yakni menjadikan seorang hamba kehilangan dua penglihatannya/buta) lalu ia bersabar maka Aku akan menggantikan keduanya dengan Syurga”. (HR. Bukhari).
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda : “Sesungguhnya besarnya pahala itu tergantung besarnya ujian. Dan sesungguhnya jika Allah menyukai suatu kaum, maka Dia akan menguji mereka. Barangsiapa yang ridho maka baginya keridhoan, dan barangsiapa yang murka maka baginya kemurkaan”. (HR. Tirmidzi no. 2396, Ibnu Majah no. 4031).
Hikmah lainnya dari sakit dan musibah adalah menyadarkan seorang hamba yang tadinya lalai dan jauh dari mengingat Allah -karena tertipu oleh kesehatan badan dan sibuk mengurus harta- untuk kembali mengingat Robb-nya. Karena jika Allah mencobanya dengan suatu penyakit atau musibah barulah ia merasakan kehinaan, kelemahan, teringat akan dosa-dosa, dan ketidakmampuannya di hadapan Allah Ta’ala, sehingga ia kembali kepada Allah dengan penyesalan, kepasrahan, memohon ampunan dan berdoa kepada-Nya.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman : “Dan sesungguhnya Kami telah mengutus (rasul-rasul) kepada umat-umat sebelummu, kemudian Kami siksa mereka dengan (menimpakan) kesengsaraan dan kemelaratan supaya mereka bermohon (kepada Allah) dengan tunduk merendahkan diri”. (QS. Al-An’am [6]: 42).
Sakit dan musibah merupakan pintu yang akan membukakan kesadaran seorang hamba bahwasanya ia sangat membutuhkan Allah Azza wa Jalla. Tidak sesaatpun melainkan ia butuh kepada-Nya, sehingga ia akan selalu tergantung kepada Robb-nya. Dan pada akhirnya ia akan senantiasa mengikhlaskan dan menyerahkan segala bentuk ibadah, doa, hidup dan matinya, hanyalah kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala semata.
"Katakanlah, "Sesungguhnya Shalatku, Ibadahku, Hidupku, dan Matiku hanyalah untuk Allah Rabb Semesta Alam, tiada sekutu bagi-Nya dan demikian itulah yang diperlihatkan kepadaku dan aku adalah orang yang pertama-tama menyerahkan diri." (QS. Al-An'am [6]: 162-163).





http://romdani45498.blogspot.com/2011/02/sakit-dan-musibah-adalah-penghapus-dosa.html