Mengenai Saya

Foto saya
Pangandaran, West Java, Indonesia
Simple

Sabtu, 14 Januari 2012

Cantiknya Bidadari

Terheran-heran. Tapi itulah kenyataan. Seseorang – yang mungkin dengan mudahnya – melepas jilbabnya dan merasa enjoy mempertontonkan kecantikannya. Entah dengan alasan apa, kepuasan pribadi, materi dunia, popularitas yang semuanya berujung pada satu hal, yaitu hawa nafsu yang tak terbelenggu.
Padahal… nun di surga sana, terdapat makhluk yang begitu cantik yang belum pernah seorang pun melihat ada makhluk secantik itu. Dan mereka sangat pemalu dan terjaga sehingga kecantikan mereka hanya dinikmati oleh suami-suami mereka di surga.
Berikut ini adalah kumpulan ayat dan hadits yang menceritakan tentang para bidadari surga.
Harumnya Bidadari
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sekiranya salah seorang bidadari surga datang ke dunia, pasti ia akan menyinari langit dan bumi dan memenuhi antara langit dan bumi dengan aroma yang harum semerbak. Sungguh tutup kepala salah seorang wanita surga itu lebih baik daripada dunia dan seisinya.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Kecantikan Fisik
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Rombongan yang pertama masuk surga adalah dengan wajah bercahaya bak rembulan di malam purnama. Rombongan berikutnya adalah dengan wajah bercahaya seperti bintang-bintang yang berkemilau di langit. Masing-masing orang di antara mereka mempunyai dua istri, dimana sumsum tulang betisnya kelihatan dari balik dagingnya. Di dalam surga nanti tidak ada bujangan.” (HR. Bukhari dan Muslim)
كَذَلِكَ وَزَوَّجْنَاهُم بِحُورٍ عِينٍ
“Demikianlah. Dan Kami berikan kepada mereka bidadari.” (Qs. Ad-Dukhan: 54)
Abu Shuhaib al-Karami mengatakan, “Yang dimaksud dengan hur adalah bentuk jamak dari haura, yaitu wanita muda yang cantik jelita dengan kulit yang putih dan dengan mata yang sangat hitam. Sedangkan arti ‘ain adalah wanita yang memiliki mata yang indah.
Al-Hasan berpendapat bahwa haura adalah wanita yang memiliki mata dengan putih mata yang sangat putih dan hitam mata yang sangat hitam.

Sopan dan Pemalu
Allah Subhanahu wa Ta’ala menyifati bidadari dengan “menundukkan pandangan” pada tiga tempat di Al-Qur’an, yaitu:
“Di dalam surga, terdapat bidadari-bidadari-bidadari yang sopan, yang menundukkan pandangannya, tidak pernah disentuh oleh manusia sebelum mereka (penghuni-penghuni surga yang menjadi suami mereka) dan tidak pula oleh jin. Maka nikmat Rabb-mu yang manakah yang kamu dustakan? Seakan-akan biadadari itu permata yakut dan marjan.” (Qs. Ar-Rahman: 56-58)
“Di sisi mereka ada bidadari-bidadari yang tidak liar pandangannya dan jelita matanya.” (Qs. Ash-Shaffat: 48)
“Dan pada sisi mereka (ada bidadari-bidadari) yang tidak liar pandangannya dan sebaya umurnya.”
Seluruh ahli tafsir sepakat bahwa pandangan para bidadari surgawi hanya tertuju untuk suami mereka, sehingga mereka tidak pernah melirik lelaki lain.
Putihnya Bidadari
Allah Ta’ala berfirman, “Seakan-akan bidadari itu permata yakut dan marjan.” (Qs. ar-Rahman: 58)
al-Hasan dan mayoritas ahli tafsir lainnya mengatakan bahwa yang dimaksudkan adalah bidadari-bidadari surga itu sebening yaqut dan seputih marjan.
Allah juga menyatakan,“(Bidadari-bidadari) yang jelita, putih bersih dipingit dalam kemah.” (Qs. Ar-Rahman: 72)
Maksudnya mereka itu dipingit hanya diperuntukkan bagi para suami mereka, sedangkan orang lain tidak ada yang melihat dan tidak ada yang tahu. Mereka berada di dalam kemah.
Baiklah…ini adalah sedikit gambaran yang Allah berikan tentang bidadari di surga. Karena bagaimanapun gambaran itu, maka manusia tidak akan bisa membayangkan sesuai rupa aslinya, karena sesuatu yang berada di surga adalah sesuatu yang tidak/belum pernah kita lihat di dunia ini.
Dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu, mengatakan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Allah Azza wa Jalla berfirman, “Aku siapkan bagi hamba-hamba-Ku yang shalih sesuatu yang tidak pernah dilihat oleh mata, tidak pernah didengar oleh telinga dan tidak pernah terlintas oleh pikiran.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Setelah mengetahui sifat fisik dan akhlak bidadari, maka bukan berarti bidadari lebih baik daripada wanita surga. Sesungguhnya wanita-wanita surga memiliki keutamaan yang sedemikian besar, sebagaimana disebutkan dalam hadits,
“Sungguh tutup kepala salah seorang wanita surga itu lebih baik daripada dunia dan seisinya.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Dan lagi, seorang manusia telah Allah ciptakan dengan sebaik-baik rupa,
“Dan manusia telah diciptakan dengan sebaik-baik rupa.” (Qs. At-Tiin: 4)
Dari Ummu Salamah radhiyallahu ‘anha, ia berkata, “Saya bertanya, “Wahai Rasulullah, manakah yang lebih utama, wanita dunia ataukah bidadari yang bermata jeli?”
Beliau shallallahu’‘alaihi wa sallam menjawab, “Wanita-wanita dunia lebih utama daripada bidadari-bidadari yang bermata jeli, seperti kelebihan apa yang tampak daripada apa yang tidak tampak.”
Saya bertanya, “Karena apa wanita dunia lebih utama daripada mereka?”
Beliau menjawab, “Karena shalat mereka, puasa dan ibadah mereka kepada Allah. Allah meletakkan cahaya di wajah mereka, tubuh mereka adalah kain sutra, kulitnya putih bersih, pakaiannya berwarna hijau, perhiasannya kekuning-kuningan, sanggulnya mutiara dan sisirnya terbuat dari emas. Mereka berkata, ‘Kami hidup abadi dan tidak mati, kami lemah lembut dan tidak jahat sama sekali, kami selalu mendampingi dan tidak beranjak sama sekali, kami ridha dan tidak pernah bersungut-sungut sama sekali. Berbahagialah orang yang memiliki kami dan kami memilikinya.’.” (HR. Ath Thabrani)
Subhanallah. Betapa indahnya perkataan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Sebuah perkataan yang seharusnya membuat kita, wanita dunia, menjadi lebih bersemangat dan bersungguh-sungguh untuk menjadi wanita shalihah. Berusaha untuk menjadi sebaik-baik perhiasan. Berusaha dengan lebih keras untuk bisa menjadi wanita penghuni surga..
Nah, tinggal lagi, apakah kita mau berusaha menjadi salah satu dari wanita penghuni surga?


http://romdani45498.blogspot.com/2010/11/cantiknya-bidadari.html

Menikahi Wanita Langit

"Ya Allah, bimbinglah hati ini menuju cinta-Mu. Cinta yang membuat hamba semakin merindukan-Mu. Cinta nan gung dan suci. Ya Rabb, karuniakan pada hamba-Mu seorang bidadari dunia yang Engkau cintai. Seorang wanita sorga yang Engkau hadirkan di bumi. Penyejuk hati dan jiwa. Seorang hamba-Mu yang mengantarkan diri ini pada sorga-Mu. Amin."
Air mata Fuad mengalir deras. Dadanya sesak oleh tangis yang kencang. Ia tak dapat mengendalikan gejolak yang bergemuruh di hatinya. Sejak lama ia merindukan seorang bidadari yang akan mendampinginya mengarungi hidup menuju keabadian di sorga kelak. Ia sangat mendamba seorang wanita yang membuatnya semakin cinta pada Allah.
Dulu, saat masih kuliah S.1 di Jurusan Hadits, Fakultas Ushuluddin, Universitas Al-Azhar, Kairo ia pernah ditawarkan dengan seorang mahasiswi oleh temannya yang telah menikah. Tapi saat itu ia menolak tawaran tersebut. Obsesinya untuk menyelesaikan S.2 lebih kuat mengalahkan keinginan untuk menikah. Namun kini, ia merasa dirinya harus segera menyempurnakan separuh agamanya. Ia membutuhkan seorang pendamping yang menjadi tempatnya berlabuh dan menumpahkan berbagai cerita dan gelisah jiwanya. Apalagi desakan dari Ibunya membuatnya tidak lagi bisa berdiam diri.
Ia sendiri heran, kenapa dorongan untuk menikah serasa kuat menyesak di rongga dadanya. Apakah saatnya telah tiba? Ia mencoba untuk banyak berpuasa, tapi puasa itu seakan tak mampu menundukkan gejolak itu. Berat. Hampir setiap malam ia menangis. Mengadukan perasaannya pada Sang Pencipta. Menumpahkan segala sesak di dada. Ia berdoa dalam tahajudnya yang panjang. Mengharap belas kasih dan curahan rahmat dari Sang Pemilik Jiwa. [][][]
"Selamat ya Fuad atas prestasi yang kamu raih dalam lomba Jaizah Dubes kemaren. Kapan jadi berangkat ke Australia?" Sapa Ustadz Jalal pada Fuad ketika Fuad berkunjung ke rumahnya. "Insya Allah tanggal 14 Juli nanti, Ustadz." "Insya Allah, semoga urusannya lancar dan perjalanan kamu diberkahi Allah." "Amin, syukran doanya Ustadz." "Sama-sama akhi. Apa kesibukan kamu sekarang?" "Fokus merampungkan Tesis S.2. Saya punya target tahun depan sudah bisa di-munaqasyahkan, insya Allah." "Insya Allah, akhi. Saya kagum dengan semangat dan kegigihanmu menuntut ilmu. Dalam usia yang masih muda, kamu akan menyelesaikan S.2-mu." "Biasa saja Ustadz. Belum sepadan dengan prestasi yang pernah Ustadz raih," balas Fuad penuh senyum.
"Kamu terlalu merendah Akhi, saya senang bisa mengenalmu. Jarang lho di Al-Azhar ada mahasiswa yang bisa menyelesaikan S.2-nya pada usia 26 tahun." "Seharusnya saya yang merasa senang bisa berkenalan dengan kandidat Doktor Jurusan Tafsir di Universitas Al-Azhar," jawab Fuad tak mau kalah. "Ah, kamu terlalu berlebihan memuji saya akhi. Begini Akhi, mungkin lansung saja ya pada inti pembicaraan. Saya diberi amanah oleh kakak saya di Indonesia untuk mencarikan calon suami untuk anaknya. Selama ini saya mengamati mahasiswa-mahasiswa yang saya kenal termasuk akhi.


Setelah saya coba pikirkan dan bicarakan dengan istri saya, saya melihat akhi orang yang tepat." "Afwan Ustadz, saya kira Ustadz keliru dan terlalu berlebihan menilai saya. Saya hanya orang yang biasa saja."
"Tidak Akhi. Penilaian ini bukan asal-asalan. Tapi setelah sekian lama saya mengamati kehidupan Akhi. Kalau akhi berminat dan telah punya keinginan untuk menikah, kita bisa bicarakan lebih lanjut." "Apakah calon yang wanitanya di Indonesia Ustadz?" "Tidak, dia kuliah di Jurusan Syariah Islamiyah, tingkat tiga." "Apa saya mengenalnya Ustadz?" "Mungkin tidak. Sangat beda dengan akhi, kalau akhi seorang aktivis dia sebaliknya. Tidak banyak yang mengenalnya." "Apa dia sendiri telah siap menikah Ustadz?" "Insya Allah, kalau dia gak ada masalah. Ia selalu menuruti keinginan orang tuanya. Dia anak yang penurut. Kalau akhi bagaimana, apa sudah punya calon?" "Belum Ustadz." "Berarti pas sekali," tanggap Ustadz Jalal penuh riang dan menunjukkan wajah cerah. "Tapi Ustadz, saya butuh waktu untuk mencerna dan mempertimbangkannya. Saya belum bisa memberi jawaban sekarang. Saya butuh waktu seminggu untuk memberi jawaban pada Ustadz." "Tidak mengapa akhi. Saya bisa maklum. Silahkan ditimbang dulu dengan matang. Jika akhi menyetujui saya sangat senang sekali. Namun bila sebaliknya, tidak mengapa, saya akan mencoba menawarkan pada yang lain." "Insya Allah Ustadz, akan saya istikharahkan pada Allah, semoga Allah menunjukkan yang terbaik, amin." "Amin."
"Alhamdulillah, akhirnya amanah ini tersampaikan juga. Saya sangat senang sekali. Selamat Fuad kamu akan menikah sebentar lagi." "Doanya Ustadz, semoga saya bisa mengemban amanah ini dengan baik." "Amin, semoga Allah selalu memberkahi kalian nantinya, amin. Fuad, ada satu hal yang sangat penting untuk kamu ketahui, calon istrimu itu cacat."
Fuad sangat terkejut. "Cacat maksud Ustadz bagaimana?" "Cacat pendengaran, penglihatan, lisan, kedua tangan dan kedua kaki. Terkadang sering berbicara sendiri dan juga sering menangis tanpa sebab. Bagaimana, apa kamu sudah yakin dengan keputusanmu?" Fuad diam sejenak. Ia terlihat memikirkan sesuatu. Tak lama kemudian ia menjawab.
"Insya Allah, saya siap Ustadz," jawabnya dengan mantap. "Ini keputusanmu?" "Ini bukan keputusan saya Ustadz, tapi keputusan Allah. Saya telah meng-istikharahkan dan saya rasakan hati saya mantap dan teguh dengan pilihan ini. Saya yakin Allah lebih mengetahui apa yang terbaik untuk saya."
"Apa kamu tidak menyesal dengan pilihan yang telah kamu ambil?" "Tidak Ustadz, sama sekali tidak. Bagi saya, pilihan Allah lebih baik dan mulia. Walau secara zahir itu berat dan mungkin menyakitkan, tapi saya rela dan ikhlas. Insya Allah ada pahala dan kebaikan disana menanti. Saya teringat ketika Nabi Ibrahim harus dilemparkan ke dalam api, saat itu beliau tidak gusar dan tidak takut sedikitpun, karena Allah selalu bersama hamba-Nya yang berserah pada-Nya. Atau ketika Nabi Ibrahim harus meninggalkan istri dan anaknya di padang pasir yang tandus demi memenuhi seruan Allah."


"Saya kagum dan bangga padamu Fuad. Sebenarnya sejak awal saya ingin menceritakan padamu kondisi calonmu itu. Tapi, saat itu saya lupa untuk menyampaikannya. Maafkan atas kealpaan saya tersebut." "Tidak mengapa Ustadz, semuanya sudah terjadi, dan sebagai seorang hamba Allah kita wajib menerima kehendak takdir. Barangkali dalam takdir Allah saya harus menikah dengan seorang wanita yang cacat. Saya ikhlas Ustadz. Mungkin disana pula sumber pahala saya dari Allah. Berkhidmah pada hamba-Nya yang cacat."
"Tapi apakah akhi tidak mencoba mencari wanita lain yang lebih baik dan sempurna?" "Sebenarnya pada saat Ustdaz menawarkan anak dari kakak Ustadz pada saya, dua hari sebelumnya saya juga ditawarlan oleh teman saya, bahwa teman istrinya juga lagi mencari calon suami. Dan sebelumnya juga ada tawaran. Karena itu saya meminta pada Ustadz agar memberi saya waktu satu minggu untuk istikharah. Karena ada tiga wanita yang akan saya istikharahkan. Saya perlu waktu yang lama untuk memikirkan dan memutuskan dengan matang."
"O begitu, saya baru paham. Kekuatan apa lagi yang menguatkan langkahmu untuk menjatuhkan pilihan pada anak kakak saya tersebut?" "Istikharah dan mimpi kedua orang tua saya Ustadz. Kami mengalami mimpi yang sama dan merasakan ketentraman serta kemantapan hati yang sama." "Saya kagum padamu akhi, saya merasa tidak salah memilih dan menilai selama ini. Akhi adalah orang yang tepat. Semoga Allah merahmati hidupmu dan keluarga yang akan akhi bina nantinya, amin," ucap Ustadz Jalal dengan wajah berbinar-binar. [][][]
Satu minggu berlalu setelah pernikahan, Fuad menemui Ustadz Jalal Fakhruddin di rumahnya, di Bawwabah Tiga.
"Bagaimana kabarnya Fuad? Kamu terlihat sangat cerah dan lebih segar sekarang." "Alhamdulillah Ustadz. Segala puji bagi Allah atas nikmat yang Ia curahkan."
"Ada yang ingin saya tanyakan tentang cerita Ustadz kemaren. Ustadz mengatakan bahwa istri saya cacat pendengaran, penglihatan, lisan, kedua kaki dan tangan. Sering berbicara sendiri dan kadang suka menangis tanpa sebab. Saya telah mengetahui dua jawaban yang terakhir. Saya menyadari bahwa istri saya memang sering terlihat seolah berbicara sendiri. Awalnya saya heran. Tapi setelah saya tanyakan dan mendengar dari dekat, ia tengah berzikir, menyebut nama Allah, terkadang bershalawat pada Rasulullah, dan membaca al-Quran. Saya perhatikan ia melakukannya setiap hari, setiap waktu, tanpa henti. Sewaktu menyapu rumah, mencuci piring, menjemur pakaian, memasak, lisannya seolah tak pernah berhenti berzikir. Begitu juga saat bepergian ke luar rumah. Adapun yang Ustadz katakan, bahwa ia terkadang sering menangis tanpa sebab, saya hampir mendapati itu tiap hari juga. Ketika saya tanyakan, ia menjawab bahwa ia teringat akan dosa-dosanya pada Allah, takut jika amalnya tidak diterima, teringat azab dalam kubur, mahsyar, hari penghisaban, shirat dan siksa neraka. Jika teringat akan hal itu air matanya sering meleleh. Itulah yang saya ketahui. Sedangkan cacat pendengaran, penglihatan, lisan, kedua tangan serta kaki itu, saya tidak mendapatkan. Saya perhatikan semuanya baik dan sehat."


"Akhi Fuad, alhamdulillah akhi telah menemukan jawabannya. Sedangkan maksud saya cacat pendengaran adalah, telinganya tidak pernah mendengarkan perkataan yang sia-sia dan tidak bermanfaat. Tidak pernah mendengarkan musik dan segala lagu-lagu yang merusak iman dan jiwa. Sesungguhnya yang selalu menjadi penghibur dirinya adalah al-Quran dan nasehat-nasehat para ulama. Cacat penglihatan adalah tidak pernah melihat pada yang haram, seperti menonton film yang di dalamnya syahwat diumbar, bisa saya katakan, matanya selalu terjaga dari melihat segala hal yang mengudang dosa dan maksiat. Dan cacat lisan adalah ia tidak pernah berinteraksi dengan laki-laki, baik melalui sms, telpon, chating di YM, di FB dan seterusnya. Ia sangat menjaga hubungan dengan lawan jenis. Lisannya terjaga dari komunikasi dengan lawan jenis. Adapun cacat tangan adalah tidak pernah berbuat yang nista dan tercela. Sedangkan cacat kaki adalah selalu terjaga dari menempuh tempat-tempat maksiat. Selama di Mesir kakinya hanya melangkah untuk ke mesjid, majlis-majlis ilmu, bersilaturahmi, tidak pernah pergi ke warnet, mengikuti acara-acara yang di dalamnya bercampur laki-laki dan perempuan. Begitulah akhi, penjelasan singkatnya. Nanti setelah hidup lebih lama dengannya akhi akan banyak mengetahui tentang dirinya."
"Saya bersyukur Ustadz, inilah rupanya rahasia di balik petuntuk yang Allah berikan, dan hasil dari istikharah saya selama ini dan juga mimpi saya. Saya melihat dalam mimpi sebuah cahaya yang begitu terang, meneduhkan, menyejukkan, dan beraroma harum seperti kasturi."
Air mata Fuad menetes penuh bahagia, ia lalu bersujud syukur. Ia telah dikaruniai seorang wanita sorga yang dihadirkan Allah ke bumi. Wanita yang selalu menjadi buah bibir penduduk langit karena ketaatannya. Ia teringat dengan hadits Rasulullah. Walau di bumi istrinya tidak dikenal banyak orang tapi di langit, ia yakin istrinya selalu disebut dan didoakan oleh para malaikat.


http://romdani45498.blogspot.com/2010/11/menikahi-wanita-langit_08.html

The Measure Of Muslimah

Saudariku nan cantik
Kuhadirkan ini.. dari bibir pena hati
Ketika..
Semua melihat setiap keindahan yang kau tambahkan pada dirimu
Mereka temukan gemilang rupawan yang kau tampilkan pada ragamu
Banyak yang memandangmu makin menarik sepanjang hari
Setiap lisan menjadi pemberita ceritamu
Dan ruang memori menyimpan daya tarikmu
Bisa jadi beberapa hati.. telah terjatuh di hatimu
Gemerlapnya kau di mata semesta
Sukses memenuhi espektasi dunia

Saudariku..
Mari kita coba melirik.. ukuran estetika langit

Bukan barisan cincin di jarimu nan rapuh
Namun kelembutan kasih lewat belaian sayangmu

Bukan gelang yang melingkar di lenganmu nan fana
Namun kebaikan dan kemurahan yang tercurah pada kemanfaatanmu

Bukan kalung yang menjuntai di lehermu yang tak kan abadi
Namun arah yang kau buat demi tujukan pandanganmu

Bukan pakaian yang mahal dan sebentar kemudian kau bosan
Namun keanggunan yang tampil dalam kesederhanaanmu

Bukan sepatu yang ber-hak tinggi yang kemudian patah dan kau buang
Namun kemampuan diri meninggikan kemuliaan bagi kehormatanmu

Bukan tas ber-merk yang sesuai dengan warna bajumu yang esoknya berganti baru
Namun kesetiaanmu menjinjing amanah demi suksesnya dakwah

Bukan jam tangan berlapis berlian yang jika hilang kau menangisinya
Namun perjalanan waktumu yang berisi ilmu dan ibadah

Bukan anting bertahta mutiara yang kemudian tersangkut di rambutmu kemudian jatuh
Namun kompetensimu untuk memberikan perhatian dengan banyak mendengarkan sebagai teman, sahabat dan saudara

Bukan make-up warna warni yang luntur bersama peluhmu
Namun warna warni pikir kreatifmu yang berkontribusi bagi umat ini



Bukan lipstick nomor satu yang kau oles dan esoknya kau bilang tidak cocok

Namun lisan dengan kata-kata bernas dan berhias qur’an yang mampu mengirimkan kebenaran menerobos keangkuhan

Bukan pemutih yang kau pakai setiap pagi dan malamnya membuatmu mengeluh kulit iritasi
Namun keinginanmu untuk memutihkan setiap sisi diri dengan hiasan ilmu tentang dien ini

Bukan bermacam pembersih kulit yang kau usapkan kemudian membuatmu meringis karena muncul jerawat
Namun kesadaranmu untuk senantiasa bertaubat atas dosa kecil dan besar

Bukan meni-pedi yang mempercantik lentik jari dan menghabiskan uang untuk banyak perawatan
Namun kecantikan jemarimu yang terus menawarkan bantuan dan memancarkan kedermawanan

Bukan penampilanmu yang glamor dan me-magnet bagi pandangan dunia
Namun sinar kebaikan yang terpancar dari cahaya hatimu yang menarik keberkahan

Bukan kerinduanmu akan dicintai oleh seseorang di bumi nan megah
Namun kecintaanmu yang akan terus merindui bertemu Allaah




Bukan karena INI, saudariku..
Namun karena ITU..
Kecantikan hatimu itulah.. ”The Measure of Muslimah”

*Mencoba mengukur.. meski sebenarnya tak kan terukur


http://romdani45498.blogspot.com/2010/11/measure-of-muslimah.html

Saat Kematian Memberi Salam Padaku

Aku tertegun ketika melihat sosok dengan wajah pucat dan disumpal dengan kapas pada mulut, hidung, dan telinganya. Yang terbujur kaku dihadapanku. Diselimuti dengan kain berlapis. Dia begitu mirip denganku. Di sekelilingnya orang-orang terisak sambil membacakan surat Yaasin untuknya. Seorang perempuan yang mirip ibuku menangis tersedu-sedu ketika membuka kain penutup mukanya. Lalu dua perempuan lain yang sebaya dengannya menenangkan dia. Dan di sekitar rumahnya ada orang-orang yang menyesali kematiannya yang dianggap begitu cepat.


Ada orang yang tidak percaya kalau dia telah wafat. Ada orang yang merasa kasihan pada dia dan keluarga yang ditinggalkannya. Suasana disitu begitu riuh oleh isak para pelayat. Di teras rumahnya seorang bapak menahan tangis lirih airmatanya. Dia mencoba terlihat tegar meski sebenarnya hatinya begitu lemah untuk menerima kenyataan yang ada. Disampingnya seorang temannya mencoba menemaninya, dan hal itu agak meringankan kesedihannya. Dia masih ingat, ketika dulu anaknya yang masih TK memenangkan lomba menggambar tingkat provinsi dan tentang cita-cita anaknya yang ingin menjadi presiden, dia begitu bangga. Betapa anaknya itu akan tumbuh menjadi sosok yang sangat luar biasa. Tak pernah dia berpikir kalau semua itu akan pupus pada usia anaknya yang masih 18 tahun. Sungguh tragis.
Tiba-tiba, sesuatu yang aneh bergerak dalam kepalaku. Ada sesuatu. Ini seperti rumahku. Hey !! Aku ingat, Aku kenal orang-orang ini. Perempuan yang menangis ketika membuka kain penutup muka itu adalah ibuku, dan bapak itu, itu adalah bapakku. Dan jasad yang terbaring itu, itu jasadku. Aku bingung. Benar-benar bingung. Aku sudah mati? Tidak! Ini pasti mimpi. Yah, ini pasti mimpi.
Lalu tiba-tiba aku merasa panas pada tubuhku. Sangat panas, lalu kemudian perlahan-lahan mulai sejuk. Seketika itu muncul sesosok laki-laki bercahaya dan berwajah tampan yang mengenakan jubah putih serta sorban yang juga berwarna putih di kepalanya. Dia menghampiri diriku.
“siapa gerangan tuan?” tanyaku kebingungan. “aku adalah amalmu yang akan menemanimu dalam kuburmu.” jawabnya, lalu ia tersenyum padaku.
Aku masih bingung.
Lalu di halaman rumahnya, terdapat sebuah pagar kain yang berbentuk segi empat 3X3 m, sepertinya itu adalah tempat bekas untuk memandikan jasadku. Tanahnya masih basah. Didalamnya masih terdapat sebuah altar yang beralaskan gedebong pisang. Aroma sabun masih menyengat di dalamnya. Di situlah jasadku dimandikan, di wudhukan sampai bersih dari segala najis dan kotoran.
Semakin banyak orang yang berdatangan mengucapkan belasungkawa. Ada yang hanya melihat saja, ada yang ikut sibuk mempersiapkan kain kafan dan lain-lain. Semua perabot di ruang tamu dikeluarkan. Lalu tak berselang lama, enam orang pria dengan tubuh kekar datang sambil memanggul sebuah keranda mayat. Orang-orang yang menghalangi jalan segera minggir. Lalu keranda itu diletakkan dipinggir jasadku. Setelah semua selesai membaca surat Yaasin untukku, jasadku dikafani dan diletakkan pada keranda itu, kemudian orang-orang yang ku kenal yang adalah tetanggaku mengangkat keranda itu dan membawanya ke masjid terdekat dengan rumahku untuk dishalati. Di belakang para pengangkat keranda itu ada sepupuku, hafid, dia memegang payung hitam yang gagangnya disambung dengan tongkat yang biasa digunakan untuk kegiatan Pramuka.


Setelah dishalati, seorang kiai yang masih ada hubungan darah dengan bapakku mulai berdoa dan berpidato meminta keikhlasan dari orang-orang yang ku kenal. “…. barang kali almarhum punya sangkutan mohon diikhlaskan. Bagi yang sangkutannya cukup besar dan tidak ikhlas jika merelakannya silahkan ungkapkan saja sekarang, agar almarhum merasa ringan di alam sana.”
Setelahnya, keranda yang berisi jasadku itu diantar menuju pekuburan terdekat. Di sana sudah disiapkan liang kubur untuk jasadku dengan ukuransekitar 2X1,5 meter dan kedalaman sekitar 2 meter. Iring-iringan orang yang mengantar kepergianku begitu banyak. Sampai ada yang tidak aku kenal sama sekali. Dan diantara orang-orang itu ada teman-temanku yang ikut mengantar jasadku. Dan hampir semua teman-teman perempuanku menangis, diantaranya adalah gadis yang sangat aku cintai. Yah, dialah pujaan hatiku, Fatimah az-Zahra. Namanya mirip dengan putri Rasulullah, dan dia begitu cantik. Dialah satu-satunya gadis yang ada di dalam hatiku. Meski aku tidak pernah mengungkapkan cintaku padanya secara terang-terangan, tapi dia tahu aku sangat mencintainya. Dan akupun tahu dia juga mencintaiku. Dan sungguh sangat ironis melihat cinta kami terpisahkan oleh maut.
Sampai disana, jasadku dikeluarkan dari keranda, dan di dalam liang kubur itu sudah bersiap-siap orang-orang yang akan menerima jasadku untuk mereka letakkan di tempat peristirahatan terakhirku. Dan setelah doa dan azan dikumandangkan, secara perlahan tanah kuburan itu diletakkan pada jasadku, sampai akirnya tenggelamlah jasadku di tanah itu. Jasadku terkubur disitu. Kemudian pak kiai membacakan doa lagi untukku. Dan orang-orang mulai beranjak pergi meninggalkan kuburku. Satu per satu mereka pergi. Mulai dari orang-orang yang tidak aku kenal, para tetangga, teman-temanku– juga Fatimah az-Zahra–, keluarga dekatku, dan disitu hanya tersisa ibu dan bapakku. Ibuku masih terisak-isak, sedangkan bapakku mencoba tegar dan menenangkan ibuku. Ingin rasanya aku memanggil mereka berdua, tapi itu sia-sia.
Akirnya sepi, tempat itu menjadi sepi. Hanya gundukan tanah yang masih basah yang dimana jasadku bersemayam didalamnya. Kini aku sudah mati. Mungkin untuk beberapa hari aku masih diingat dan masih banyak orang yang berkunjung ke rumahku, tapi itu tidak akan lama. Pasti aku akan dilupakan. Aku tahu itu. Waktulah yang akan menjawabnya.
Selamat jalan untuk diriku yang telah wafat. Selamat tinggal untuk kedua orang tuaku, keluarga besarku, teman-temanku, guru-guruku, tetanggaku, dan selamat tinggal Fatimah az-Zahra gadis impianku. Semoga kau temukan pendamping hidup yang setia seperti Ali bin Abi Thalib. Aku mencintaimu, aku mencintai kalian semua. Innalillahi wa inna illahi rojiun………….
Allah SWT telah berfirman:
كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ وَنَبْلُوكُمْ بِالشَّرِّ وَالْخَيْرِ فِتْنَةً وَإِلَيْنَا تُرْجَعُونَ
“Setiap yang berjiwa pasti akan merasakan mati, dan Kami menguji kalian dengan kejelekan dan kebaikan sebagai satu fitnah (ujian), dan hanya kepada Kami lah kalian akan dikembalikan.” (Al-Anbiya`: 35)

فَإِذَا جَاءَ أَجَلُهُمْ لاَ يَسْتَأْخِرُونَ سَاعَةً وَلاَ يَسْتَقْدِمُونَ
“Maka apabila telah tiba ajal mereka (waktu yang telah ditentukan), tidaklah mereka dapat mengundurkannya barang sesaat pun dan tidak pula mereka dapat mendahulukannya.” (An-Nahl: 61)
وَلَنْ يُؤَخِّرَ اللهُ نَفْسًا إِذَا جَاءَ أَجَلُهَا
“Dan Allah sekali-kali tidak akan menangguhkan kematian seseorang apabila telah datang ajal/waktunya.” (Al-Munafiqun: 11)
Wahai betapa meruginya seseorang yang berjalan menuju alam keabadian tanpa membawa bekal. Janganlah engkau, wahai jiwa, termasuk yang tak beruntung tersebut. Perhatikanlah peringatan Rabbmu:
وَلْتَنظُرْ نَفْسٌ مَّا قَدَّمَتْ لِغَدٍ
“Dan hendaklah setiap jiwa memerhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat).” (Al-Hasyr: 18)
Al-Hafizh Ibnu Katsir rahimahullahu menjelaskan ayat di atas dengan menyatakan, “Hisablah diri kalian sebelum kalian dihisab, dan lihatlah amal shalih apa yang telah kalian tabung untuk diri kalian sebagai bekal di hari kebangkitan dan hari diperhadapkannya kalian kepada Rabb kalian.” (Al-Mishbahul Munir fi Tahdzib Tafsir Ibni Katsir, hal. 1388)
Janganlah engkau menjadi orang yang menyesal kala kematian telah datang karena tiada berbekal, lalu engkau berharap penangguhan.
وَأَنْفِقُوا مِنْ مَا رَزَقْنَاكُمْ مِنْ قَبْلِ أَنْ يَأْتِيَ أَحَدَكُمُ الْمَوْتُ فَيَقُولَ رَبِّ لَوْلاَ أَخَّرْتَنِي إِلَى أَجَلٍ قَرِيبٍ فَأَصَّدَّقَ وَأَكُنْ مِنَ الصَّالِحِينَ
“Dan infakkanlah sebagian dari apa yang telah Kami berikan kepada kalian sebelum datang kematian kepada salah seorang di antara kalian, lalu ia berkata, ‘Wahai Rabbku, mengapa Engkau tidak menangguhkan kematianku sampai waktu yang dekat hingga aku mendapat kesempatan untuk bersedekah dan aku termasuk orang-orang yang shalih?’.” (Al-Munafiqun: 10)
Karenanya, berbekallah! Persiapkan amal shalih dan jauhi kedurhakaan kepada-Nya! Wallahu ta’ala a’lam bish-shawab.
Semoga Bermanfaat…


Aku tertegun ketika melihat sosok dengan wajah pucat dan disumpal dengan kapas pada mulut, hidung, dan telinganya. Yang terbujur kaku dihadapanku. Diselimuti dengan kain berlapis. Dia begitu mirip denganku. Di sekelilingnya orang-orang terisak sambil membacakan surat Yaasin untuknya. Seorang perempuan yang mirip ibuku menangis tersedu-sedu ketika membuka kain penutup mukanya. Lalu dua perempuan lain yang sebaya dengannya menenangkan dia. Dan di sekitar rumahnya ada orang-orang yang menyesali kematiannya yang dianggap begitu cepat. Ada orang yang tidak percaya kalau dia telah wafat. Ada orang yang merasa kasihan pada dia dan keluarga yang ditinggalkannya. Suasana disitu begitu riuh oleh isak para pelayat. Di teras rumahnya seorang bapak menahan tangis lirih airmatanya. Dia mencoba terlihat tegar meski sebenarnya hatinya begitu lemah untuk menerima kenyataan yang ada. Disampingnya seorang temannya mencoba menemaninya, dan hal itu agak meringankan kesedihannya. Dia masih ingat, ketika dulu anaknya yang masih TK memenangkan lomba menggambar tingkat provinsi dan tentang cita-cita anaknya yang ingin menjadi presiden, dia begitu bangga. Betapa anaknya itu akan tumbuh menjadi sosok yang sangat luar biasa. Tak pernah dia berpikir kalau semua itu akan pupus pada usia anaknya yang masih 18 tahun. Sungguh tragis. Tiba-tiba, sesuatu yang aneh bergerak dalam kepalaku. Ada sesuatu. Ini seperti rumahku. Hey !! Aku ingat, Aku kenal orang-orang ini. Perempuan yang menangis ketika membuka kain penutup muka itu adalah ibuku, dan bapak itu, itu adalah bapakku. Dan jasad yang terbaring itu, itu jasadku. Aku bingung. Benar-benar bingung. Aku sudah mati? Tidak! Ini pasti mimpi. Yah, ini pasti mimpi. Lalu tiba-tiba aku merasa panas pada tubuhku. Sangat panas, lalu kemudian perlahan-lahan mulai sejuk. Seketika itu muncul sesosok laki-laki bercahaya dan berwajah tampan yang mengenakan jubah putih serta sorban yang juga berwarna putih di kepalanya. Dia menghampiri diriku. “siapa gerangan tuan?” tanyaku kebingungan. “aku adalah amalmu yang akan menemanimu dalam kuburmu.” jawabnya, lalu ia tersenyum padaku. Aku masih bingung. Lalu di halaman rumahnya, terdapat sebuah pagar kain yang berbentuk segi empat 3X3 m, sepertinya itu adalah tempat bekas untuk memandikan jasadku. Tanahnya masih basah. Didalamnya masih terdapat sebuah altar yang beralaskan gedebong pisang. Aroma sabun masih menyengat di dalamnya. Di situlah jasadku dimandikan, di wudhukan sampai bersih dari segala najis dan kotoran. Semakin banyak orang yang berdatangan mengucapkan belasungkawa. Ada yang hanya melihat saja, ada yang ikut sibuk mempersiapkan kain kafan dan lain-lain. Semua perabot di ruang tamu dikeluarkan. Lalu tak berselang lama, enam orang pria dengan tubuh kekar datang sambil memanggul sebuah keranda mayat. Orang-orang yang menghalangi jalan segera minggir. Lalu keranda itu diletakkan dipinggir jasadku. Setelah semua selesai membaca surat Yaasin untukku, jasadku dikafani dan diletakkan pada keranda itu, kemudian orang-orang yang ku kenal yang adalah tetanggaku mengangkat keranda itu dan membawanya ke masjid terdekat dengan rumahku untuk dishalati. Di belakang para pengangkat keranda itu ada sepupuku, hafid, dia memegang payung hitam yang gagangnya disambung dengan tongkat yang biasa digunakan untuk kegiatan Pramuka. Setelah dishalati, seorang kiai yang masih ada hubungan darah dengan bapakku mulai berdoa dan berpidato meminta keikhlasan dari orang-orang yang ku kenal. “…. barang kali almarhum punya sangkutan mohon diikhlaskan. Bagi yang sangkutannya cukup besar dan tidak ikhlas jika merelakannya silahkan ungkapkan saja sekarang, agar almarhum merasa ringan di alam sana.” Setelahnya, keranda yang berisi jasadku itu diantar menuju pekuburan terdekat. Di sana sudah disiapkan liang kubur untuk jasadku dengan ukuransekitar 2X1,5 meter dan kedalaman sekitar 2 meter. Iring-iringan orang yang mengantar kepergianku begitu banyak. Sampai ada yang tidak aku kenal sama sekali. Dan diantara orang-orang itu ada teman-temanku yang ikut mengantar jasadku. Dan hampir semua teman-teman perempuanku menangis, diantaranya adalah gadis yang sangat aku cintai. Yah, dialah pujaan hatiku, Fatimah az-Zahra. Namanya mirip dengan putri Rasulullah, dan dia begitu cantik. Dialah satu-satunya gadis yang ada di dalam hatiku. Meski aku tidak pernah mengungkapkan cintaku padanya secara terang-terangan, tapi dia tahu aku sangat mencintainya. Dan akupun tahu dia juga mencintaiku. Dan sungguh sangat ironis melihat cinta kami terpisahkan oleh maut. Sampai disana, jasadku dikeluarkan dari keranda, dan di dalam liang kubur itu sudah bersiap-siap orang-orang yang akan menerima jasadku untuk mereka letakkan di tempat peristirahatan terakhirku. Dan setelah doa dan azan dikumandangkan, secara perlahan tanah kuburan itu diletakkan pada jasadku, sampai akirnya tenggelamlah jasadku di tanah itu. Jasadku terkubur disitu. Kemudian pak kiai membacakan doa lagi untukku. Dan orang-orang mulai beranjak pergi meninggalkan kuburku. Satu per satu mereka pergi. Mulai dari orang-orang yang tidak aku kenal, para tetangga, teman-temanku– juga Fatimah az-Zahra–, keluarga dekatku, dan disitu hanya tersisa ibu dan bapakku. Ibuku masih terisak-isak, sedangkan bapakku mencoba tegar dan menenangkan ibuku. Ingin rasanya aku memanggil mereka berdua, tapi itu sia-sia. Akirnya sepi, tempat itu menjadi sepi. Hanya gundukan tanah yang masih basah yang dimana jasadku bersemayam didalamnya. Kini aku sudah mati. Mungkin untuk beberapa hari aku masih diingat dan masih banyak orang yang berkunjung ke rumahku, tapi itu tidak akan lama. Pasti aku akan dilupakan. Aku tahu itu. Waktulah yang akan menjawabnya. Selamat jalan untuk diriku yang telah wafat. Selamat tinggal untuk kedua orang tuaku, keluarga besarku, teman-temanku, guru-guruku, tetanggaku, dan selamat tinggal Fatimah az-Zahra gadis impianku. Semoga kau temukan pendamping hidup yang setia seperti Ali bin Abi Thalib. Aku mencintaimu, aku mencintai kalian semua. Innalillahi wa inna illahi rojiun…………. Allah SWT telah berfirman: كُلُّ نَفْسٍ ذَائِقَةُ الْمَوْتِ وَنَبْلُوكُمْ بِالشَّرِّ وَالْخَيْرِ فِتْنَةً وَإِلَيْنَا تُرْجَعُونَ “Setiap yang berjiwa pasti akan merasakan mati, dan Kami menguji kalian dengan kejelekan dan kebaikan sebagai satu fitnah (ujian), dan hanya kepada Kami lah kalian akan dikembalikan.” (Al-Anbiya`: 35) فَإِذَا جَاءَ أَجَلُهُمْ لاَ يَسْتَأْخِرُونَ سَاعَةً وَلاَ يَسْتَقْدِمُونَ “Maka apabila telah tiba ajal mereka (waktu yang telah ditentukan), tidaklah mereka dapat mengundurkannya barang sesaat pun dan tidak pula mereka dapat mendahulukannya.” (An-Nahl: 61) وَلَنْ يُؤَخِّرَ اللهُ نَفْسًا إِذَا جَاءَ أَجَلُهَا “Dan Allah sekali-kali tidak akan menangguhkan kematian seseorang apabila telah datang ajal/waktunya.” (Al-Munafiqun: 11) Wahai betapa meruginya seseorang yang berjalan menuju alam keabadian tanpa membawa bekal. Janganlah engkau, wahai jiwa, termasuk yang tak beruntung tersebut. Perhatikanlah peringatan Rabbmu: وَلْتَنظُرْ نَفْسٌ مَّا قَدَّمَتْ لِغَدٍ “Dan hendaklah setiap jiwa memerhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat).” (Al-Hasyr: 18) Al-Hafizh Ibnu Katsir rahimahullahu menjelaskan ayat di atas dengan menyatakan, “Hisablah diri kalian sebelum kalian dihisab, dan lihatlah amal shalih apa yang telah kalian tabung untuk diri kalian sebagai bekal di hari kebangkitan dan hari diperhadapkannya kalian kepada Rabb kalian.” (Al-Mishbahul Munir fi Tahdzib Tafsir Ibni Katsir, hal. 1388) Janganlah engkau menjadi orang yang menyesal kala kematian telah datang karena tiada berbekal, lalu engkau berharap penangguhan. وَأَنْفِقُوا مِنْ مَا رَزَقْنَاكُمْ مِنْ قَبْلِ أَنْ يَأْتِيَ أَحَدَكُمُ الْمَوْتُ فَيَقُولَ رَبِّ لَوْلاَ أَخَّرْتَنِي إِلَى أَجَلٍ قَرِيبٍ فَأَصَّدَّقَ وَأَكُنْ مِنَ الصَّالِحِينَ “Dan infakkanlah sebagian dari apa yang telah Kami berikan kepada kalian sebelum datang kematian kepada salah seorang di antara kalian, lalu ia berkata, ‘Wahai Rabbku, mengapa Engkau tidak menangguhkan kematianku sampai waktu yang dekat hingga aku mendapat kesempatan untuk bersedekah dan aku termasuk orang-orang yang shalih?’.” (Al-Munafiqun: 10) Karenanya, berbekallah! Persiapkan amal shalih dan jauhi kedurhakaan kepada-Nya! Wallahu ta’ala a’lam bish-shawab. Semoga Bermanfaat…

Jangan Malu Jadi Orang "ANEH"

Bismillaahirrohmanirrohiim,
“Dunia memang aneh”, Gumam Pak Ustadz
“Apanya yang aneh Pak?” Tanya Penulis yang fakir ini..
“Tidakkah antum (kamu/anda) perhatikan di sekeliling antum, bahwa dunia menjadi terbolak-balik, tuntunan jadi tontonan, tontonan jadi tuntunan,sesuatu yang wajar dan seharusnya dipergunjingkan, sementara perilakumenyimpang dan kurang ajar malah menjadi pemandangan biasa”
“Coba antum rasakan sendiri, nanti Maghrib, antum ke masjid, kenakanpakaian yang paling bagus yang antum miliki, pakai minyak wangi, pakaisorban, lalu antum berjalan kemari, nanti antum ceritakan apa yang antumalami” Kata Pak Ustadz.
Tanpabanyak tanya, penulis melakukan apa yang diperintahkan Pak Ustadz,menjelang maghrib, penulis bersiap dengan mengenakan pakaian dan wewangiandan berjalan menunju masjid yang berjarak sekitar 200 M dari rumah.
Belum setengah perjalanan, penulis berpapasan dengan seorang ibu muda yangsedang jalan-jalan sore sambil menyuapi anaknya”


“Aduh, tumben nih rapi banget, kayak pak ustadz. Mau ke mana, sih?” Tanyaibu muda itu.
Sekilas pertanyaan tadi biasa saja, karena memang kami saling kenal, tapiketika dikaitkan dengan ucapan Pak Ustadz di atas, menjadi sesuatu yanglain rasanya…
“Kenapa orang yang hendak pergi ke masjid dengan pakaian rapi dan memangsemestinya seperti itu dibilang “tumben”?
Kenapa justru orang yang jalan-jalan dan memberi makan anaknya di tengahjalan, di tengah kumandang adzan maghrib menjadi biasa-biasa saja?
Kenapa orang ke masjid dianggap aneh?
Orang yang pergike masjid akan terasa “aneh” ketika orang-orang lainjustru tengah asik nonton reality show “TAKE ME OUT” .
Orang ke masjid akan terasa “aneh” ketika melalui kerumunan orang-orangyang sedang ngobrol di pinggir jalan dengan suara lantang seolah meningkahisuara panggilan adzan.
Orang ke masjid terasa “aneh” ketika orang lebih sibuk mencuci motor danmobilnya yang kotor karena kehujanan.
Ketika hal itu penulis ceritakan ke Pak Ustadz, beliau hanya tersenyum,“Kamu akan banyak menjumpai “keanehan-keanehan” lain di sekitarmu,” kataPak Ustadz.
“Keanehan-keanehan” di sekitar kita?
Cobalah ketika kita datang ke kantor, kita lakukan shalat sunah dhuha,pasti akan nampak “aneh” di tengah orang-orang yang sibuk sarapan, bacakoran dan mengobrol.
Cobalah kita shalat dhuhur atau Ashar tepat waktu, akan terasa “aneh”,karena masjid masih kosong melompong, akan terasa aneh ditengah-tengahsebuah lingkungan dan teman yang biasa shalat di akhir waktu.
Cobalah berdzikir atau tadabur al Qur’an ba’da shalat, akan terasa aneh ditengah-tengah orang yang tidur mendengkur setelah atau sebelum shalat. Danmakin terasa aneh ketika lampu mushola/masjid harus dimatikan agar tidurnyanyaman dan tidak silau. Orang yang mau shalat malah serasa menumpang ditempat orang tidur, bukan malah sebaliknya, yang tidur itu justru menumpangdi tempat shalat. Aneh, bukan?
Cobalah hari ini shalat Jum’at lebih awal, akan terasa aneh, karena masjidmasih kosong, dan baru akan terisi penuh manakala khutbah ke dua menjelangselesai.


Cobalah anda kirim artikel atau tulisan yang berisi nasehat, akan terasaaneh di tengah-tengah kiriman e-mail yang berisi humor, plesetan, asalnimbrung, atau sekedar gue, elu, gue, elu, dan test..test, testsaja.
Cobalah baca artikel atau tulisan yang berisi nasehat atau hadits, atauayat al Qur’an, pasti akan terasa aneh di tengah orang-orang yang membacaartikel-artikel lelucon, lawakan yang tak lucu, berita hot atau lainnya.
Dan masih banyak keanehan-keanehan lainnya, tapi sekali lagi jangan takutmenjadi orang “aneh” selama keanehan kita sesuai dengan tuntunan syari’atdan tata nilai serta norma yang benar.
Jangan takut dibilang “tumben” ketika kita pergi ke masjid, dengan pakaianrapi, karena itulah yang benar yang sesuai dengan al Qur’an (Al A’raf:31)
Jangan takut dikatakan “sok alim” ketika kita lakukan shalat dhuha dikantor, wong itu yang lebih baik kok, dari sekedar ngobrol ngalor-ngidultak karuan.
Jangan takut dikatakan “Sok Rajin” ketika kita shalat tepat padawaktunya,karena memang shalat adalah kewajiban yang telah ditentukan waktunyaterhadap orang-orang beriman.
“Maka apabila kamu Telah menyelesaikan shalat(mu), ingatlah Allah di waktuberdiri, di waktu duduk dan di waktu berbaring.. Kemudian apabila kamu Telahmerasa aman, Maka Dirikanlah shalat itu (sebagaimana biasa). Sesungguhnyashalat itu adalah fardhu yang ditentukan waktunya atas orang-orang yangberiman.” (Annisaa:103)
Jangan takut untuk shalat Jum’at/shalat berjama’ah berada di shaf terdepan,karena perintahnya pun bersegeralah. Karena di shaf terdepan itu adakemuliaan sehingga di jaman Nabi Salallahu’alaihi wassalam para sahabatbisa bertengkar cuma gara-gara memperebutkan berada di shaf depan.
“Hai orang-orang beriman, apabila diseru untuk menunaikan shalat Jum’at,maka bersegeralah kamu kepada mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli[1475]. Yang demikian itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui”. (AlJumu’ah:9)
Jangan takut kirim artikel berupa nasehat, hadits atau ayat-ayat al Qur’an,karena itu adalah sebagian dari tanggung jawab kita untuk salingmenasehati, saling menyeru dalam kebenaran, dan seruan kepada kebenaranadalah sebaik-baik perkataan;
“Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepadaAllah, mengerjakan amal yang saleh, dan berkata: “Sesungguhnya Aku termasukorang-orang yang menyerah diri?” (Fusshilat:33)


Jangan takut artikel kita tidak dibaca, karena memang demikianlah Allahmenciptakan ladang amal bagi kita. Kalau sekali kita menyerukan, sekalikita kirim artikel,lantas semua orang mengikuti apa yang kita serukan,lenyap donk ladang amal kita….
Kalau yang kirim e-mail humor saja, gue/elu saja, test-test saja bisa kirime-mail setiap hari, kenapa kita mesti risih dan harus berpikir ratusan ataubahkan ribuan kali untuk saling memberi nasehat. Aneh nggak, sih?
Jangan takut dikatain sok pinter, sok menggurui, atau sok tahu. Lha wongitu yang disuruh kok, “sampaikan dariku walau satu ayat” (potongan darihadits yang diriwayatkan oleh Al-Bukhari no. 3461 dari hadits Abdullah IbnUmar).
Jangan takut baca e-mail dari siapapun, selama e-mail itu berisi kebenarandan bertujuan untuk kebaikan. Kita tidak harus baca e-mail dari orang-orangterkenal, e-mail dari manager atau dari siapapun kalau isinya sekedar danala kadarnya saja, atau dari e-mail yang isinya asal kirim saja. Mutiaraakan tetap jadi mutiara terlepas dari siapapun pengirimnya. Pun sampahtidak akanpernah menjadi emas, meskipun berasal dari tempat yang mewahsekalipun.
Lakukan “keanehan-keanehan” yang dituntun manhaj dan syari’at yang benar.
Kenakan jilbab dengan teguh dan sempurna, meskipun itu akan serasa anehditengah orang-orang yang berbikini dan ber ‘you can see’.
Jangan takut mengatakan perkataan yang benar (Al Qur’an & Hadist), meskipunakan terasa aneh ditengah hingar bingarnya bacaan vulgar dan tak bermoral.
Lagian kenapa kita harus takut disebut “orang aneh” atau “manusia langka”jika memang keanehan-keanehan menurut pandangan mereka justru yang akanmenyelamatkan kita?
Selamat jadi orang aneh yang bersyari’at dan bermanhaj yang benar…


http://romdani45498.blogspot.com/2010/11/jangan-malu-jadi-orang-aneh.html

Motivasi Tips Ta'ruf yang Aman

Bismillaahirrahmaanirrahim
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
===========================
Untuk Ikhwan Yang Hendak Ta’aruf sama Akhwat :
"Hati hati, Antum Sedang Berurusan Dengan Makhluk Ciptaan-Nya Yang Paling Perasa, Paling Sensitif, dan Paling Lembut Hatinya.. Jangan engkau Lukai Mereka !"


Prolog :
Izinkan saya bicara dari hati seorang wanita, yang mungkin bisa mewakili suara saudar-saudariku, para akhwat pada umumnya. Proses ’ta’aruf’ merupakan suatu proses awal menuju proses selanjutnya, yaitu khitbah dan akhirnya sebuah pernikahan. Memang tidak semua sukses sampe tahap itu. Sang Sutradaralah yang mengatur. Semua adalah skenario dan rekayasaNya. Manusia hanya berencana dan ikhtiar, keputusan tetap dalam genggamanNya. Tapi kita manusia juga diberi pilihan. Hidup adalah pilihan. Mau baik ato buruk, mau syurga or neraka, mau sukses ato gagal, semua adalah pilihan. Namun tetap Allah Yang Maha Menentukan.
Saya ingin titip pesan pada para ikhwan yang sudah memutuskan hendak melontarkan perkataan ’ta’aruf’ pada seorang akhwat; Bagi para ikhwan, pikirkanlah baik-baik, matang-matang, dan masak-masak sebelum menawarkan sebuah jalinan bernama ta’aruf. Jangan mudah melontarkannya jika tak ada komitmen dan kesungguhan untuk meneruskannya. Mengertilah keadaan akhwat. Antum tahu, bahwa sifat kaum hawa itu lebih sensitif. Akhwat mudah sekali terbawa perasaan. Disadari atau tidak, diakui atau tidak, akhwat adalah makhluk yang kadang mudah sekali GeEr, suka disanjung, suka diberi pujian apalagi diberi perhatian lebih.
Jadi saat kata ta’aruf atau mungkin khitbah itu keluar dari lisan seorang lelaki baik dan sholih seperti antum, tak ada alasan bagi akhwat untuk menolak. Karena jika akhwat menolak tanpa alasan yang jelas, maka hanya fitnah yang ada. Jadi, tolong tanyakan lagi pada diri antum, apakah kata-kata itu memang keluar dari lubuk hati antum yang terdalam? Apakah antum sudah memohon petunjuk kepada yang Maha Menguasai Hati? Apa antum benar-benar siap (ilmu, iman, mental, fisik, materi, dll) untuk menjalin ikatan suci bernama pernikahan? Sekali lagi, berhati-hatilah dengan kata ta’aruf. Karena ta’aruf adalah gerbang menuju pernikahan.
Proses ’ta’aruf’ menuju pernikahan memerlukan sebuah rentang waktu tertentu. Bila diibaratkan ta’aruf adalah pintu halaman rumah antum dan pernikahan adalah pintu rumah antum, kemudian timbul pertanyaan, berapa jauhkah jarak pintu gerbang menuju pintu rumah antum? padahal selama perjalanan akan banyak cobaan menghadang. Bunga-bunga indah di halaman rumah antum bisa membuat akhwat terpesona. Kolam ikan yang indah juga membuat akhwat terlena. Ingin sekali akhwat memetiknya, ingin sekali akhwat berlama-lama di sana menikmati keindahan dan kenikmatan yang antum sajikan. Tapi tdk berhak, karena belum mendapat izin dari si empunya rumah.
Akhwat ingin segera mencapai sebuah keberkahan, tapi di tengah jalan antum menyuguhkan keindahan-keindahan yang membuat akhwat lupa akan tujuan semula. Lebih menyakitkan lagi jika antum membuka gerbang itu lebar-lebar dan akhwatpun menyambut panggilan antum dengan hati berbunga-bunga. Tapi setelah akhwat mendekat dan sampai di depan pintu rumah antum, ternyata pintu rumah antum masih tertutup. Bahkan antum tak berniat membukakannya. Saat itulah hati akhwat hancur berkeping-keping. Setelah semua harapan terangkai, tapi kini semua runtuh tanpa sebuah kepastian. Atau mungkin antum akan membukakannya, tapi kapan? Antum bilang jika saatnya tepat.

Lalu antum membiarkan akhwat menunggu di teras rumah antum dengan suguhan yang membuat akhwat kembali terbuai, tanpa ada sebuah kejelasan. Jangan biarkan akhwat berlama-lama di halaman rumah antum jika memang antum tak ingin atau belum siap membukakan pintu untuknya. Akhwat akan segera pulang karena mungkin saja salah alamat. Siapa tahu rumah antum memang bukan tempat berlabuhnya hati mereka. Ada rumah lain yang siap menjadi tempat bernaung mereka dari teriknya matahari dan derasnya hujan di luar sana. Mereka tak ingin mengkhianati calon suami mereka yang sebenarnya. Di istananya ia menunggu calon bidadarinya. Menata istananya agar tampak indah. Sementara mereka berkunjung dan berlama-lama di istana orang lain.
Akhi, sebelum ijab qobul itu keluar dari lisan antum, cinta adalah cobaan. Cinta itu akan cenderung pada nafsu. Cinta itu akan cenderung untuk mengajak berbuat maksiat . Itu pasti! Langkah-langkah syetan yang akan menuntunnya. Kita tentunya tdk mau memakai label ‘ta’aruf untuk membungkus suatu kemaksiatan bukan? Hati-hatilah dengan hubungan ta’aruf yang menjelma menjadi TTM (Ta’aruf Tapi Mesra). Tolong hargai akhwat sebagai saudara antum. Akhwat bukan kelinci percobaan. Akhwat punya perasaan yang tidak berhak antum buat ’coba-coba’. Pikirkanlah kembali. Mintalah petunjukNya. Jika antum memang sudah siap dan merasa mantap, segera jemput mereka.
AKAN TETAPI SAUDARA DAN SAUDARIKU..INGATLAH BAIK-BAIK HAL INI..
Tatkala Akhwat di tolak ikhwan, buang jauh-jauh rasa kecewa, harus siap menerima dengan keikhlasan, kesabaran, qana’ah, beriman dengan qadha Dan Qadharnya Allah..!!
Tatkala Ikhwan di tolak Akhwat, buang jauh-jauh rasa kecewa, harus siap menerima dengan keikhlasan, kesabaran, qana’ah Dan beriman dengan qadha Dan Qadharnya Allah..!!
Kedua fenomena itu banyak terjadi Dan akan selalu terjadi, kita harus bijak menanggapi, kita harus cari ilmu yang mesti dipelajari.
Yang celaka Adalah hamba penampilan, hamba bangsawan, hamba dinar … Yang selamat Adalah hamba Allah yang mengutamakan Tauhid Dalam hidupnya.
INTI BAHASAN:
Taaruf secara harfiah diartikan sebagai perkenalan. Taaruf yang akan saya obrolkan dalam tulisan ini adalah perkenalan menuju pernikahan. Perkenalan sebagaimana perkenalan dalam pertemanan adalah sebuah pembukaan dalam berteman. Pembukaan berarti belum melakukan berteman. Jadi kalo selama taaruf sudah mencicipi apa yang ada dalam pernikahan berarti sudah bukan masuk kategori taaruf lagi.




Metode taaruf secara islami yang saya pahami yaitu mencari tahu kepribadian calon pasangan dengan memasang detektif-detektif untuk mengorek informasi dari orang-orang terdekatnya. Dari cerita beberapa keluarga yang sukses dengan metode ini mengaku metode tersebut lebih efektif daripada mengorek langsung pada orangnya karena:
1. perasaan cinta seringkali muncul terlalu awal meski sudah menyadari bahwa dia bukan orang yang tepat untuknya sehingga mekso untuk tetap memilih dia
2. sulit sekali bagi orang lain untuk melalukan pengakuan dosa (aib) saat ini di depan orang lain, kecuali mengakui dosa yang lalu-lalu.
Dulu seorang teman yang ingin menggunakan metode taaruf, jadi bingung daftar pertanyaan apa yang harus saya titipkan kepada detektif saya agar pertanyaan tersebut mengena dan mewakili seluruh informasi yang seharusnya saya peroleh.
Buat priotitas dulu, yaitu hal prinsip apa yang diinginkan? dan hal apa yang tidak disenangi? Contoh yang prinsip, biasanya cuma sedikit misal 3 buah: agama, akhlak, pemikiran. Hal yang tidak disenangi: buruk rupa, pemboros, penggosip, perokok.
<span>Berikut Contoh Membuat Daftar Pertanyaannya (tentunya dengan mengaca pada diri sendiri dahulu): </span>
1. Agama:
Kalo ingin yang ahli ibadah “Adakah amalan sunnah yang sudah jadi kebiasaan?”, karena mereka yang mampu merawat amalan sunnah, sudah hampir dipastikan amalan wajibnya tidak terbengkalai.
2. Akhlak:
Detektif saya dulu yang kreatif memberi saran pertanyaan “Bagaimana perhatiannya dengan keluarganya?”. Ini pertanyaan bagus menurut saya, karena dia yang sangat perhatian dengan keluarga sudah barang tentu besoknya keluarga akan jadi perhatian utama.
“Apakah emosinya stabil?”. .,Ini juga masukan dari salah seorang adek kelas. Kalo 'emotional stablenya' bagus dia sudah mulai masuk area kedewasaan yang matang.
3. Pemikiran:
Menyatukan visi itu sangat penting sehingga tau mau dibawa kemana keluarga ini? Atau pendidikan semacam apa yang diberikan kepada anak. Visi bisa ditanyakan langung kpd yg bersangkutan, “apa visimu wahai calon teman setiaku?”.


Untuk ngecek dia ngegombal atau gak, cek melalui detektif lewat pertanyaan, “Bahasan apa yang sering diperbincangkan? Agama? Pendidikan? Sepak Bola?”. Kalo pengen yang sama-sama berjuang dalam berdakwah pilih yang mengutamakan bahasan agama. Tambahan, kalo pengen yang cerdas selidiki sekritis apa dia menilai sesuatu.
4. Buruk rupa:
Kalo ini… foto tidak menjamin sama dengan kualitas fisiknya. Baiknya ketemu langsung atau kalo cari aman (dari penyakit hati), lihat dari kejauhan bagaimana sebenarnya fisiknya. Kalo anaknya berjilbab gak mungkin donk minta dibuka gitu, tanya ke temen deketnya apakah ada yang minus? misal ada yang tidak normal atau punya penyakit kulit? dll..
5. Pemboros:
“Bagaimana model belanjanya? Membeli tanpa pikir panjang? Sering ngutang?”
6. Penggosip:
Pancing orangnya dengan membeberkan atau menanyakan salah satu kejelekan orang . Kalo dia tidak berminat ngomongin soal itu...oohh aman, dia tidak termasuk org yg suka membicarakan aib orang.
7. Perokok:
“Berapa batang rokok yang dihabiskan setiap hari? Tipe social smoker atau 'sak karepe dewe smoker'..?”
Mulai centang dan uncentang jawaban, yang prinsip wajib terpenuhi semua, kalo gak ntar bisa stress lho. Yang tidak disenangi masih bisa ditoleransi jika ada 1 atau 2 tidak sesuai maunya kita, kita bisa bersabar untuk membentuk dia dikemudian hari. Karena mau yang 100% sesuai kemauan susah sahabatku.
Yang perlu digarisbawahi jangan berharap yang muluk-muluk jika kamu atau calon teman setiamu tidak memenuhi salah satu kriteriamu lalu berikrar: “Saya saat ini memang masih…... Tapi saya akan mencoba dari sekarang dan besok untuk tidak begini lagi”. Mungkin niatnya terlaksana untuk 1-2 bulan setelah menikah, tapi setelah itu kembali lagi ke asal. Karena kebiasaan baik itu dipupuk selama paling tidak 2 tahun.
Semoga pesan ini bisa menjadi bahan renungan antum, para ikhwan, calon qowwam kami dalam mengarungi bahtera rumah tangga Islami yang akan melahirkan generasi penyeru dan pembela agama ALLAH. Akhirnya saya minta maaf, afwan jiddan bila dalam pesan ini ada hal-hal yg kurang akhsan..


Yang paling utama adalah memohon jawaban kpd Allah lewat sholat istikharah berkali-kali. Sebelum ijab qabul baiknya niat ingsun, “Ya Rabb inilah orang terbaik yang Engkau pilihkan untukku. Jika kelak ada yang tidak puas aku tidak akan mengungkit-ngungkit masa taarufku dahulu.”.
Mungkin ada yang ingin menambahkan bagaimana sebaiknya model pertanyaan taaruf? Atau ada yang kontra? Sumonggo di feedback..kami menerima sharing apapun disini.
Barakallahufikum..semoga bermanfaat
Wassalam..


http://romdani45498.blogspot.com/2010/11/motivasi-tips-taruf-yang-aman.html

Ketika Kasih Sayang Allah Menyapa…

Di penghujung malam ketika bintang-bintang menyapa penghuni bumi
Ketika Ruh terpisah dari jasad,lelap indah dalam balutan mimpi
Jiwa-jiwa yang rindu,jiwa-jiwa yang patuh,jiwa-jiwa yang ikhlas
Tak akan membiarkan waktu terlewat dengan sia-sia
Jiwa perindu menantikan keheningan
Hatinya bedzikir memuja Rabbnya,lisanya selalu melafatkan Ayat-AyatNYA
Bermunajat
Di penghujung malam ketika hembusan angin berbagi kesejukan
Seorang hamba tak lagi merasakan sejuknya
Jiwanya selau resah,gundah gulana,angan jauh mengembara bersama pekatnya malam
Di temani tetesan air mata mencari setetes embun(hidayah) sebagai penenang jiwa
Ketika IA menyadari bahwa setiap detik yang terlewati akan di minntai pertanggung jawaban
Tersungkur ia dalam ketakutan...seolah lumpuh,diam membisu terpikirkan masih ada perjalanan panjang
Andaikan ia bisa ia ingin memulai hidupnya dari janin,dan ketika melihat dunia,ingin terlahir. . .
Di antara hamba-hamba yang setia pada Rabbnya,selalu bersujud pada illahnya
Dia merasa perjalan hidupnya sangat melelahkan
Dia selalu berkeluh kesah,kenapa hidupnya seperti ini
Dia bosan dengan rutinitas dunia,dia merasa hidupnya penuh lumuran dosa


Kesenangan dunia membiusnya mengajak menghamba pada NAFSU-NAFSU,dan setia pada NAFSU
Dia lupa pada Rabbnya,dia lalai akan perintah-perintah Rabbnya
Pada keputus asaan inilah KASIH-SAYANG ALLAH MENYAPANYA
Melalui tangan-tangan calon Bidadari-Bidadari syurga
Rabb menunjukan cintanya,ia mulai mengenali dirinya'
Tersenyum ia kini meniti hari-harinya,hadir di antara hamba-hamba yang peduli akan dienya
Syukur pada Rabbnya adalah Ketika Allah membukakanpintu hatinya merasakan nikman IMAN
Andai tidak akulah orang yang yang paling merugi,dan hal yang paling di takutkan
Bila ALLAH mengunci hatiku pada kekafiran,Dia katakan di akhir ceritanya
Dan aku yakinkan kepadanya Bahwa Allah mencintai hamba-hambanya,menyadari kesalahanya
dan menyegerakan untuk BERTAUBAT.


http://romdani45498.blogspot.com/2010/11/ketika-kasih-sayang-allah-menyapa.html

Trik Playboy beraksi,Akhwat wajib baca…

Berdasarkan dari betapa mudahnya wanita diperdaya oleh lelaki/cowok. Bahkan dengan sangat angkuhnya wanita sering berpendapat bahwa dirinya tidak akan mudah termakan rayuan gombal lelaki. Itu benar, karena dimasa sekarang ini tidak ada lelaki yang bibirnya bisa mengucapkan rayuan gombal seperti film-film Indonesia toempoe doeloe. Tetapi dengan pendidikan dan teknologi yang berkembang, metode kami berubah.
Kami bisa memanfaatkan semua SDM dan SDA yang ada di sekitar kami untuk menunjang tegaknya diagnosa “SERIUS” dihadapan target (wanita). Apakah property “nebeng”? Oh tidak! Bahkan hanya dengan kesederhanaan, malah jadi pamungkas yang cukup jitu untuk meluluhkan hati wanita incaran kami. Karena dengan kesederhanaan dan property seadanya, akan mendatangkan kesan ketulusan dan bersahaja. Yang kemudian menimbulkan cinta sepenuh hati, berakibat kepasrahan. Ini fokusnya, kepasrahan yang artinya diriku sepenuhnya kuserahkan padamu, termasuk my virgin (klo masih).
Wahai wanita, tidak semua diantara kami kaum lelaki mengincar hartamu, yang merupakan incaran kami sebenarnya adalah SEX, sejauh mana dirimu memberikan rasa penasaran kepada kami, selama itu pula kami sanggup bersandiwara dengan sekuat tenaga kami. Mengapa kami sebut sandiwara? Karena kami menyimpulkan bahwa yang telah beristeri saja masih banyak yang selingkuh (meski tidak semuanya).
Pernikahan yang kejelasan statusnya dilindungi oleh hukum agama dan UU Negara, masih sering kami injak-injak.
Apalagi status pacaran? Yang sama sekali tidak dikuatkan oleh peraturan manapun. Artinya seorang cowok bisa saja berpacaran dengan seribu cewek dalam waktu bersamaan atau sebaliknya. Maka jadilah pemuda-pemudi bangsa ini sebagai pakar zina, dari yang kecil sampai yang besar.
Tapi masalah jadi bangsa apa bukan urusan kami, selagi kami masih bisa menikmati kenikmatan dunia lewat tubuh wanita secara free, maka paradigma “Pacaran sebagai proses penjajakan” akan selalu kami sebarkan dengan cara apapun.


Sex dengan pacar sendiri sangat berbeda rasanya dengan sex dengan pelacur manapun dengan harga pakai berapapun. Sebab wanita yang selalu jadi target kami tentunya bersih, sehat, bebas penyakit menular seks (PMS), terawat dan terdidik.
Soal kaya atau miskin si target itu bisa disesuaikan. Maksudnya apabila kami telah sukses memperdaya hati target, maka keadaan keuangan akan sangat mudah dikendalikan berdasarkan scenario “rasa pengertian” yang kami ciptakan di hati target. Pulsa yang kami keluarkan untuk menjalin kedekatan tidak sebanding dengan kenikmatan yang menanti kami.
Target berjilbab? Bisa sukses bisa juga tidak.
Usaha kami dalam berburu “kenikmatan” terhadap target berjilbab memerlukan beberapa trik tambahan. Tetap bersikap sederhana, apa adanya, bersahaja, pengakuan terhadap kekurangan diri, bersikap humoris dan sedikit bumbu religi yang didapat dari ceramah ustadz-ustadz di televisi bisa jadi referensi tambahan.
Usaha kami sukses terhadap target yang berjilbab yang juga masih berpakaian ketat, sehingga jilbab kadang-kadang hanya menutupi rambutnya dan tidak menutupi ukuran “hardware” indahnya. Kulit target yang halus mulus karena sering tertutup dari polusi udara dan matahari memberikan sensasi yang tidak sama dengan target tidak berjilbab pada umumnya.
Luar biasa!!!
Usaha kami gagal apabila target berjilbab tapi juga berpakaian yang lebar, sehingga tidak tampak keindahannya lewat mata secara fisik, tapi kami sangat yakin dibalik pakaian yang lebar itu tersimpan lebih banyak keindahan. Kami kurang pasti penyebab kegagalan usaha kami terhadap target tersebut, bisa jadi keteguhan target dalam memegang keyakinan bahwa keindahan yang mereka miliki merupakan “harta berharga” yang hanya akan disuguhkan kepada suami mereka nantinya.
Kenyataan yang menggembirakan adalah target “kokoh” semacam ini berjumlah sangat sedikit jika dibandingkan dengan total target “empuk” yang banyak tersedia di sekitar kami.
Pada umumnya target menginginkan “keseriusan”. Ketidaktahuan mereka terhadap makna kata serius ini yang sering kami manfaatkan sebagai peluluh hati mereka. Trik yang kami gunakan bermacam-macam, mulai dari kirim sms yang bertuliskan “Aku serius lho sama kamu”, telepon diatas jam 23.00 (tarif murah) untuk bicara panjang lebar dengan topik yang dipilih secara random. Ini trik yang paling sederhana dan cukup jitu untuk target yang masih lugu atau pura-pura lugu soal keseriusan hubungan. Maksudnya walau target sudah mengerti tentang trik yang kami jalankan dalam meraih target, tapi seiring waktu dan semangat kami yang tidak berputus asa dalam menjalankan skenario, cepat lambat target yang dulunya pura-pura lugu akan luluh akhirnya melihat semangat tulus palsu kami.


Jika tujuan utama kami yaitu tubuh indah target belum didapatkan, maka bukti keseriusan palsu kami dapat dikuatkan dengan memboyong mereka ke orang tua kami atau sebaliknya, kami bersedia diboyong ke orang tua target. Sampai disini saja keberanian kami untuk bermain dengan kata serius, untungnya karena 99% target telah takluk pada level trik ini.
Kenyataan yang juga menggembirakan kami adalah apabila ternyata orang tua kami atau oramg tua target juga memiliki paradigma “Pacaran adalah proses penjajakan” atau “Pacaran adalah proses yang harus dilalui oleh remaja normal”.
Luar biasa!!!
Target yang telah beranggapan bahwa “inilah jodohku”, dengan paradigma ini kami telah mendapatkan kepercayaan penuh dari segala pihak untuk memperlakukan target semau kami. Termasuk menikmati kenyamanan sensasi seks penuh gratisan yang kami tunggu-tunggu selama perjuangan. Tidak perlu buru-buru, karena kami sangat dan sangat memperhatikan situasi, kondisi dan domisili.
Soal dikemudian hari kami bosan dengan target yang sudah habis manisnya karena kami hisap atau muncul target baru yang lebih segar, maka skenario pelepasan diri dapat dijalankan dengan berbagai alasan. Sangat mudah melakukannya mengingat semua manusia memiliki kekurangan, kekurangan inilah yang harus diangkat ke permukaan dan menjadi pokok bahasan yang berlanjut dengan putusnya hubungan. Alasan ketidakcocokan bisa menjadi penangkal pertanyaan orang tua masing-masing pihak.
Putus. Juga merupakan jalan baru bagi kami untuk memulai skenario pengejaran target baru. Tampang berduka, bahkan tampang tegar paska putus pun bisa menjadi pesona di hadapan target baru ini. Tentunya kami tidak meninggalkan trik-trik peluluhan hati yang kami terapkan terhadap target-terget sebelumnya seperti sederhana, tampil apa adanya, bersahaja, sedikit ditambah bumbu humoris karena target pada umumnya ingin dekat dengan orang yang selalu bisa membuatnya tersenyum dalam setiap keadaan. Target selalu ingin merasakan aman, nyaman, disayang, diperhatikan (beberapa). Maka sedaya upaya kami akan ciptakan suasana tersebut hanya didekat kami. Persepsi bahwa di dekat kami maka target merasa aman, nyaman, tenang, tersenyum, dan damai merupakan paradigma yang harus kami ciptakan di dalam kepala target.
Untuk kesekian kalinya kami selalu sukses dalam pencapaian tujuan kami, menjadikan kami sangat berpengalaman dan cerdas dalam program ini, dengan atau tanpa hambatan sama sekali. Sungguh indah dunia ini, dipenuhi dengan target-target berpendidikan tapi bodoh yang menunggu giliran untuk kami habisi.
“Ahh, saya kan gak pernah serius klo pacaran, ngapain takut!”



Jika terget berfikiran seperti kata-kata di atas, maka pemikiran seperti ini juga merupakan peluang besar bagi kami untuk memulai skenario peluluhan hati. Yang kami utamakan lebih dahulu adalah mengadakan ikatan super tidak jelas bernama Pacaran, soal cinta atau tidak, itu cuma masalah waktu. Trik-trik yang kami lancarkan akan mengubah keadaan hati target seiring waktu yang dilalui bersama-sama dan komitmen semu tentang pacaran yang kami atau orang lain ciptakan.
“Ahh, tidak semua cowok seperti itu, cowokku ga gitu and ga mungkin begitu!”.
Kata-kata sejenis ini merupakan tolak ukur keberhasilan skenario BHSP (Bina Hubungan Saling Percaya) yang nantinya menjadi peluang besar untuk mendapatkan tubuh target di kemudian hari. Karena salah satu yang kami ingin bentuk adalah pendapat target bahwa kami adalah cowok yang berbeda dengan cowok pada umumnya.
Jika Anda wanita berpenampilan menarik atau tidak, bertubuh indah baik tertutup atau tidak, mencari keseriusan hubungan, mencari cinta dari sesama manusia tanpa pemahaman yang jelas…
Maka Anda target kami berikutnya!!!
Wahai wanita, ketahuilah bahwa seorang laki-laki yang benar-benar serius terhadapmu akan datang kepada orang tuamu dengan berkata “Pak, saya ingin menikahi putri Bapak, sekarang saya punya penghasilan Rp…../bulan, dst”, sedangkan laki-laki yang benar-benar serius ingin menghabisimu akan datang langsung kepadamu dengan berkata “Maukah kamu jadi pacarku?”.
Puncak kehinaan wanita ketika ia menerima tembakan seorang lelaki untuk jadi kekasihnya.
Puncak kemuliaan wanita ketika orang tua/walinya mempertimbangkan lamaran seorang lelaki untuk jadi isterinya.
Hancurkan harga diri dengan pacaran, muliakan diri dengan pernikahan.
Tidak ada solusi termuat dalam tulisan ini, meskipun solusinya tertulis tetapi tidak akan menghentikan kegiatan kami, kami hanya bisa berhenti jika semua target mengaplikasikan solusi yang sebenarnya sudah mereka tahu.
Pacaran sebagai proses penjajakan, penjajakan = peng”injak-injakan” atau pen”jaja”an.
Jika Anda belum pacaran, Nantikan kehadiran kami di sisi Anda!
Jika Anda telah putusan, Nantikan juga kehadiran kami di sisi Anda!
Jika Anda masih pacaran, maka tunggu tanggal “main” kami bersama Anda!


http://romdani45498.blogspot.com/2010/11/trik-playboy-beraksiakhwat-wajib-baca.html

Generasi Pertama

"Sesungguh nya ALLAH telah ridha terhadap orang-orang mukmin ketika mereka berjanji setia kepada mu di bawah
pohon, maka ALLAH mengetahui apa yang ada dalam hati merka lalu memberi ketenangan atas mereka
dan memberi balasan atas mereka dengan kemenangan yang dekat{waktu nya},"{QS. Al-fath:18}
Ayat ini menjelas kan tentang cita-cita tertinggi yang di capai oleh orang-orang yang beriman,
oleh orang-orang yang jujur,dan di cari oleh orang-orang yang beruntung mendapat keridhaan ALLAH.
Bagi mereka itu adalah segala nya,keridhaan ALLAH merupakan tujuan palinh agung,paling terhormat dan
karunia paling tertinggi.
D i sini di jelas kan tentang ke ridhaan yang sejujur nya,karena mereka membaiat Rasulullah di bawah pohon,
dan ALLAH mengetahui apa yang ada di dalam hati mereka.baiat mereka adalah baiat dengan mempertaruh kan
nyawa mereka yang sangat berharga hanya untuk mencapai keridhaan ALLA subhanahu wata'ala.
baiat dengan mempertaruh kan jiwa merea yang berharga untuk menuju ke ridhaan ALLAH,dn baiat untuk
kehidupan mareka.
dalam kematian mereka terdapat kehidupan risalah,dalam kematian mereka terdapat kekekalan iman,dan dalam
kepergian mereka terdapat ke abadian perjanjian.


ALLAH mengetahui apa saja yang ada di dalam hati mereka,ke imanan yang tertancap dalam,keyakinan
yang kuat,ke ikhlasan yang bersih,dan kejujuran yang mendalam.mereka lelah untuk berpaya-payah,
tidak tidur malam,menahan lapar dan haus,di timpa bencana,kesempitan,ke sulitan,kepengapan,
tapi ALLAH ridha kepada mereka.
Mereka rela meninggal kan keluarga harta benda,anak-anak dan rumah,mereka merasakan getir nya perpisahan,pahit nya keterasingan,letih dan penat nya perjalanan,namun ALLAH ridha kepada mereka.mereka di isolir di asingkan,
di siksa dan di sakiti namun ALLAH ridha kepda mereka.
Apaka ganjaran orang-orang yang berjuang di jalan ALLAH dan orang -orang yang membela agama sepenuh hati itu
hanya rampasan perang yang berupa unta dan kambing???apakah balasan orang-orang yang
membela risalah dan mempertahan kan agama hanya berupa harta benda yang melimpah???
apakah kau kira gemerincing dirham,taman-taman yang indah,atau rumah-rumah yang megah dapat
meredam gelora-gelora orang yang suci dari pilihan itu??TIDAK...
keridahan ALLAH akan membuat mereka ridha dan ampunan ALLAH akan membuat mereka bergembira
firman ALLAH,,,
"Dan , DIA memberi balasan kepada mereka karena kesabaran mereka{dengan }syurga dan {pakaian}
sutera.di dalam nya mereka duduk bertelekan di atas dipan,mereka tidak merasakan di dalam nya {terik nya}
matahari dan tidak pula dinginyang berlabihan. dan naungan [pohon-pohon syurga itu} dekat di atas mereka
dan di edar kan kepada mereka bejana-bejana dari perak dan piala-piala yang bening laksana kaca.

{yaitu}kaca-kaca {yang tebuat} dari perakyang di ukur mereka dengan sebaik-baik nya." {QS.Al-insan:12-16}


http://romdani45498.blogspot.com/2010/11/generasi-pertama.html