Mengenai Saya

Foto saya
Pangandaran, West Java, Indonesia
Simple

Rabu, 14 Maret 2012

30 Rahasia Hidup Bahagia

============================== 1. Berpikir, Bekerja, dan Bersyukurlah 2. Jangan Disesali, Yang Telah Berlalu Tidak Akan Kembali 3. Hari Milik Anda Yg Sesungguhnya Adalah Hari Ini ==>Jika Anda Hanya Akan Hidup Hari ini, Maka Tidak Ada Celah Sedikitpun Untuk Berbuat Dosa dan Maksiat 4. Biarkan Hari Esok Itu Datang Sendiri. ==>Telah Pasti Datangnya Ketetapan Allah, Maka Jangan Pernah Meminta Disegerakan Datangnya. 5. Jangan Dengarkan Kritik Ngawur 6. Jangan Menunggu Ucapan Terimakasih Dari Seseorang 7. Berbuat Baiklah Kepada Orang Lain, Akan Membuat Hati Anda Menjadi Lapang 8. Mengisi Waktu Senggang Dengan Aktivitas ==> Aktivitas yang Bermanfaat Akan Menghindarkan Anda Dari Rasa Stress 9. Jangan Melebur Kedalam Kepribadian Orang Lain, Terimalah Bentuk Wajah, Tubuh, dan Karakter Anda Seperti Yang Telah Diciptakan ==> Allah Sudah Menciptakan Anda Dalam Sebaik-baik Bentuk. Syukurilah dan Nikmatilah ! 10. Terimalah Qadha dan Qadar Anda Dengan Ikhlas 11. Yakinlah Dibalik Kesulitan Ada Kemudahan 12. Buatlah Minuman Yang Manis Dari Buah Jeruk ==> jeruk adalah sumber vitamin paling penting bagi tubuh 13. Jadikan Sabar dan Sholat Sebagai Senjata Dalam Menghadapi Kesulitan 14. Lapangkan Rumah Anda ==> Rumah yg Lapang dan Bersih Adalah Sumber Kesehatan 15. Jika Kehilangan Sesuatu, Yakinlah bahwa Allah Akan Menggantinya Dengan Pengganti Yang Lebih Baik. 16. Iman Adalah Rahasia Ketenangan Kehidupan Anda 17. Ambillah Madu Tanpa Merusak Sarang ==> Ambillah Ilmu dari Orang2 Shalih yang Beriman, Meskipun Ia Miskin Maka Ia lebih tinggi Derajatnya Disisi Allah Drpd Orang2 Kaya yang Tidak Beriman. 18. Yakinlah, Hanya Dengan Mengingat Allah Hati Menjadi Tenang ==> Qs.Ar-Raad,11 19. Jangan Iri Dengan Karunia & Keberhasilan Orang Lain ==> Iri Dengki Adalah Penyakit Hati yang Susah Dicari Obatnya. Ia Akan Memakan Hatimu Seperti Api yang Memakan Kayu Bakar 20. Hadapi Hidup Ini Apa Adanya 21. Hiburlah Orang-Orang Yang Memperoleh Cobaan 22. Kerjakan Sholat, Sholat, dan Sholat....!!!! 23. Tanamkan Dalam Hati Anda Keyakinan “ Cukup Allah saja Pemberi Pertolongan dan Allah Sebaik-baik Pelindung “ 24. Berkreasilah Di Muka Bumi 25. Kesabaranmu..Itulah Yang Indah 26. Ambillah Hikmah & Pelajaran Dari Setiap Peristiwa Yg Menimpa Anda 27. Jangan Jadi Binasa Hanya Karena Masalah Sepele 28. Terima Dengan Senang Hati Pembagian Rejeki Allah Kepada Anda, Niscaya Anda Akan Menjadi Orang Terkaya 29. Ingatkan Diri Anda Dengan Surga Yang Luasnya Seluas Langit dan Bumi 30. Yakinkan Diri Anda Bahwa Anda Dijadikan Sebagai Umat Pilihan Di Muka Bumi ini. Җ Җ Җ Җ Җ


http://romdani45498.blogspot.com/2010/12/30-rahasia-hidup-bahagia.html

Manfaatkan Waktu Luangmu Ukhti

============================== Tausyiah ini bisa untuk semuanya, tapi khususnya untuk para akhwat, lebih khusus lagi bagi yang masih lajang. Saya persembahkan dengan penuh cinta Motivasi ini untuk kalian saudari2ku ukhti fillah yang masih menunggu datangnya Sang Pujaan Hati Belahan Jantung: -------------------------------------------------------- Bagi akhwat yang masih lajang, mungkin banyak di antaranya yang sudah merindukan untuk menggenapkan setengah dien, tapi Allah masih belum mendatangkan jodohnya. Insya Allah hampir semuanya mengharapkan pasangan yang baik agamanya. Di antaranya ada yang menanti dengan sabar meskipun usia sudah menginjak kepala tiga. Ada yang tidak sabar menanti hingga akhirnya asal pilih saja, tidak menjadikan agama menjadi pertimbangan utamanya. Ada yang menantinya dengan santai saja, ntar kalo sudah waktunya ya datang sendiri ( kata hatinya ) . Ada pula yang hanya sekedar ingin, tapi tidak mempersiapkan menuju kesana. Tapi ada pula yang meskipun sudah siap dari segi usia, sudah punya maisyah tetapi belum punya keinginan menuju kesana. Lalu termasuk yang mana dirimu ukhti..? Bagaimanapun kondisimu ukhti… jangan sia-siakan waktumu dalam masa penantian itu. Jangan sia-siakan dengan angan-angan indah (karena belum tentu indah ) karena hal itu bisa membawamu pada zina hati. Dan jangan pernah berharap kelewat tinggi krn jika harapanmu tak terkabul akan membuatmu jatuh dan terluka. Jangan pula terlalu bersedih karena belum dapat jodoh juga. Ingatlah janji Allah dalam surat An Nuur,26: “wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji adalah buat wanita-wanita yang keji (pula), dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki- laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula).” Jika kita ingin mendapatkan pasangan yang sholeh maka jadikan diri kita sholeh juga. Kalimat ini sudah puluhan kali saya hadirkan untuk memotivasi diri. Masih ada waktu bukan? Jangan sha-siakan pula waktu, pikiran dan tenagamu untuk hal-hal yang tidak bermanfaat apalagi maksiat. Kurangi hal-hal yang mubah seperti nonton TV ( apalagi sinetron2 yg tidak bermutu sama sekali ), jalan-jalan, shopping, dll yang berlebihan. Trus harus ngapain donk??? Buanyak atuh yang bisa kita kerjakan. Kembangkan ilmu dan potensi yang kita miliki, bisa dengan menyelesaikan kuliah (bagi yang belum lulus) atau melanjutkan kuliah lagi, atau ikut kursus-kursus. Dalam hal profesi kita bisa mencari pekerjaan yang sesui dengan bidang atau minat kita tapi dipertimbangkan juga, save gak diri kita sebagai akhwat bekerja disana? Syukur kalau kita bisa bekerja sekaligus berdakwah dan mengembangkan ilmu kita disana, sekali dayung beberapa pulau terlampaui. OK? Trus coba kita pikirkan tentang masalah-masalah ummat? Jangan trus sibuk kuliah atau kerja tidak mikirkan tentang masalah ummat. Ingat sabda Rasulullah, barangsiapa ketika bangun tidak memikirkan umatku maka dia tidak termasuk dalam umatku. Masalah-masalah ummat itu ada banyak kalau kita mau BUMBATA di sekitar kita. Tidak hanya mencermati saja, tapi yang penting cari solusi. Coba kita tanya diri kita, kalau kita menyatakan bangga terhadap Islam, apa yang sudah kita perbuat untuk Islam? Kalau kita sudah berkomitmen terhadap dakwah, sudah maksimalkah yang kita lakukan selama ini? Ada banyak orang di sekitar kita yang belum berIslam dengan benar, ada banyak yang ingin belajar Islam, ada banyak yang butuh dibina, tetapi terkadang kita justru ‘membinasakan’nya dengan menelantarkan mereka. Trus apalagi yang bisa kita kerjakan? Siapkan bekal sebanyak-banyaknya mulai sekarang untuk membangun rumah tangga yang Islami dan membangn masyarakat yang Islami pula. Mulai persiapan spiritual, persiapan konsepsional, persiapan fisik, persiapan material dan persiapan sosial.Kalau ingin tahu lebih lanjut, baca buku dech, kalau ada waktu lain kali Insya Allah saya tuliskan. Oh ya, jangan lupa, belajar masak...^.^ Tuh kan… banyak sekali yang bisa dan bahkan ada yang harus kita lakukan. Katanya Ust. Hasan Al Banna, Sesungguhnya beban yang kita miliki lebih banyak dari waktu yang tersedia. Banyak yang bisa kita kerjakan, jangan ditunda-tunda, mumpung kita masih punya banyak waktu luang. Mumpung belum disibukkan oleh urusan rumah tangga, mengurus suami dan anak, dsb. Seorang ibu bercerita, masa-masa gadisnya dulu adalah masa-masa keemasan dimana dia punya banyak waktu untuk beramal, mengembangkan diri dan berkontribusi untuk ummat dan dakwah. Tapi bukan berarti trus ketika sudah berkeluarga dia tidak lagi bisa berdakwah dan beraktifitas, justru bertambah kontribusinya karena ada yang mendukung.dan membantu. Asalkan bisa memanage waktu dengan baik dan mempertimbangkan fiqih prioritas, Insya Allah bisa seimbang. Yuk, jangan hanya berdiam diri saja, jangan termasuk golongan muslimah yang hanya bisa duduk dan pasif. Terus berkarya dan bersabarlah. Insya Allah Allah maha tahu yang terbaik buat kita, siapa dan kapan waktunya. Dengan waktu yang kita miliki kita bisa mempersiapkan segala sesuatunya dengan baik dan terus berkontribusi menuju kejayaan ummat.


http://romdani45498.blogspot.com/2010/12/manfaatkan-waktu-luangmu-ukhti.html

Aku Bukan Hidangan

============================ Tadi pagi saya mendengar beberapa bait lirik lagu yg menggelitik di telinga saya. Lagu yang diputer kenceng-kenceng dari sebuah gerobak dorong seorang penjual 'gethuk' ( makanan khas kota magelang ) yg lewat didepan rumah. Entah mengapa beberapa lirik lagu tersebut tanpa sadar melekat erat di otak saya hingga membuahkan tulisan ini. Begini penggalan isi lagu yg sempet terekam di otak saya: Kalau memang dirimu ingin mengharap cintaku Kuijinkan dirimu bertamu kerumahku Kalau ingin makan ? Silahkan.. Kalau ingin minum ? Silahkan.. Tapi aku ini bukanlah hidangan untukmu Subhanallah..terlepas dari apapun maksud si pembuat lirik lagu tersebut, tapi saya menangkap sebuah pesan indah didalamnya. Lagu tersebut seperti sebuah refleksi isi hati seorang akhwat atau wanita muslimah yg menjaga kehormatannya, menjaga iffah dan ma'ruahnya. Semoga seperti dirimu ukhti... Lirik tersebut seolah menggambarkan, seorang wanita muslimah adalah barang yang mahal yang auratnya tertutup, menjaga diri, mensegel diri, menghormati diri, dan memuliakan diri. Perempuan yang menutup auratnya (dengan benar dan akhlaknya terjaga), adalah barang mahal yang tersimpan dalam etalase, terjaga dalam sebuah kotak yang tidak bisa dibuka, tersegel, tidak bisa disentuh dan harganya mahal. Karena wanita muslimah adalah wanita yang mahal, bukan pula sebuah hidangan. Dari lirik lagu tersebut juga mensyiratkan bahwa seorang ikhwan baik-baik yg jatuh cinta kepada seorang wanita baik-baik pula janganlah gampang2 mengucapkan I Love You atau maukah kau menjadi pacarku? Tapi si wanita pun memberi petunjuk dan rambu-rambu yang benar, yaitu silahkan datangi kerumahnya, maksudnya jika antum berniat suci ingin memiliki wanita tersebut kitbahlah ia dihadapan orang tuanya atau ajukan Taaruf kepada sang akhwat. Bukankah dengan datang baik-baik kerumahnya menunjukkan bahwa engkau adalah lelaki baik-baik yang mempunyai harga diri dan martabat? dan dengan mendatangi rumahnya maka engkau akan dijamu dengan makanan enak dan minuman segar..? tapi ingat sang wanita bukanlah hidangan untukmu. Kalau ingin makan..? Silahkan.. Kalau ingin minum..? Silahkan.. Tapi aku ini bukanlah hidangan untukmu.. Lihatlah, dengar, dan rasakan. Begitu jelas kan..? Seorang muslimah adalah barang dan makanan yang mahal. Ia tidak bisa seenaknya disentuh-sentuh, dipegang-pegang, ataupun dicicipi dan jika tidak selera rasanya maka boleh dikembalikan. Antum boleh datangi rumahnya, dikasih makan, dikasih minum, silahkan dicicipi makanan dan minuman itu sepuasnya, dijamin juga halal kok. Tapi ingat, sang wanita muslimah bukan hidangan untukmu ! Alangkah indahnya dunia ini jika seluruh kaum wanitanya adalah seperti ilustrasi barang mahal tersebut, bukan seperti sebuah hidangan murahan yg dijual di pasar-pasar dan emperan toko.Yang bisa dipegang-pegang atau dicicipi bahkan dimakan sekalipun, naudzubillah tsuma naudzubillah. Tapi yg terjadi sekarang ini adalah banyak saudari2 kita yg bangga memamerka auratnya (dari betis, paha, lengan, rambut, leher dan dada, apalagi lebih dari itu), mereka seolah sudah menjadi “barang obralan” yang murah, yang tidak perlu repot-repot kita ingin membukanya karena ia sudah terbuka (tidak ditutup), silahkan bebas menatap dan menyentuh-nyentuhnya (dalam kebebasan pergaulan dan persahabatan) dan “merasakannya” (dalam pacaran). Kalau sudah tidak suka lagi atau tidak cocok, boleh tidak jadi memilikinya. Jadilah, ia barang bekas. Barang bekas tentu tidak berkualitas, murah, karena sudah dipakai orang. Mengapa perempuan yang seharusnya mahal menjadi murah? Sabda Nabi, karena hilangnya rasa malu: “Al-hayu-u minal iman” (malu itu sebagian dari iman). “Iman itu ada tujuh puluh cabang dan malu adalah salah satunya” (HR. Muslim). “Segala sesuatu ada penegurnya (penjaganya), dan penegur hati adalah rasa malu!” Sangat menyedihkan, bila dulu perempuan malu kelihatan auratnya, sekarang malah bangga mempertontonkannya. Dan tulisan ini saya tutup dengan bait terakhir dari lirik lagu tersebut: Aku ini bukanlah makanan yg dihidangkan Atau pula minuman yg selalu memabukkan Kalau memang dirimu ingin mengharap cintaku Kuijinkan dirimu bertamu kerumahku Bagaimana saudara2ku..? Ingat yach, aku bukan hidangan..^.^


http://romdani45498.blogspot.com/2010/12/aku-bukan-hidangan.html

Pernah Pacaran, Cha…?

============================== Prolog: Hheu, pingin nulis tentang hal yang berbau remaja ah sore ini, aku teringat masa awal-awal masuk kuliah yang ruaarrr biasa, subhanallah.. dimana segalanya sekarang jauh berbeda daripada ketika aku sudah menikah. Suatu cerita yang benar2 aku alami, kisah indah di suatu sore dirumahku. ------------------------------------------------------------------ Jadi inget suatu hari, suatu sore dimana semua kawan-kawanku sudah pulang kerumah masing-masing, aku masih sibuk berkutat dengan kertas, spidol, pensil, penghapus, segala macem deh, pusing ngehias ini itu buat bahan Buletin Kampus di kampus tercinta. Tiba-tiba seorang teman mendekatiku dan duduk, mukanya nampak serius, "Cha, kasih tahu aku tentang Islam..." Subhanallah! Sontak saja aku yang sedang serius merasa ndak pingin diganggu menoleh dengan muka keheranan, Apakah hidayah sedang datang pada temanku ini? Kulihat raut mukanya, tidak ada air muka yang menandakan dia sedang bercanda atau sekedar iseng saja. "Iya... mau tanya apa? akan kujawab semampu yang kubisa insya Allah...", aku pun jadi terlarut ikut serius. Bahan mading yang membuatku mumet kutinggalkan begitu saja. Ada yang lebih membutuhkanku. "Cha, pacaran itu boleh gak sih..?" Gedubraksss! Kukira tuh orang mau nanya tentang jilbab atau apaaan gitu, udah semangat pisan, pingin banget menambah jumlah perempuan berjilbab di kelasku yang hanya berjumlah 4 orang! Huff... Tapi gapapa lah, toh dia sedang mencari kebenaran, maka aku pun berusaha menjelaskan semampu yang kubisa. Ku jelaskan tentang batasan-batasan ikhwan akhwat, arti pacaran, bagaimana yang seharusnya, ku sampaikan dengan pelan dan tidak ingin ada kesan memaksa. Dia diam. Merenungkan kata-kataku sejenak sebelum akhirnya bertanya lagi, "Icha pernah pacaran..?" Jujur, malu aku ditanya kayak gitu, sangat malu. Kenapa masih juga ada orang yang bertanya pertanyaan demikian padaku, keluargaku, sodara-sodaraku, teman-temanku, hmm... apakah aku masih nampak seperti orang yang mau berpacaran? "Nggak...", pelan kujawab. "Oh, gak pernah ya, gak mau atau gak laku?" Toeweweewww!! Sumpe deh waktu itu aku cuma bisa cengo', dia pun tertawa, oalaaah mbakyuuu... "Becanda cha, heheh..maaf ya... aku cuma penasaran aja kenapa kamu nggak mau pacaran.." "Kamu mau nggak punya suami yang udah pernah disentuh ama banyak perempuan?" langsung jawabku kritis. "Ya kagak laaah..", protesnya sengit. "Nah, apalagi perempuan coba, laki-laki mana yang mau istrinya udah pernah disentuh banyak laki-laki, ada gak kira-kira menurutmu?" Tiba-tiba saja dia diam danmenunduk dalam. Raut mukanya berubah. Aku jadi merasa ndak enak hati, mungkin pemahamannya belum sampai kesana, aku hanya merutuki diri dalam hati, mengapa secepat ini aku menjelaskan tentang pacaran! Pelan-pelan, chaaa... "Kamu benar, cha...", lirihnya. Kulihat wajahnya meredup, ada tanda-tanda tangis akan pecah. oh, tidak! Aku sudah membuat temanku itu menangis, hhiks...maafkan aku Allah... "Maaf ya, Nanda, aku gak ada maksud apa-apa kok..", kataku, hampir menangis juga. Bener-bener ndak enak hati aku pada dirinya, duh... "Gapapa, cha... aku mau bilang makasih malah, kata-katamu tadi bener-bener nancep, dosaku sudah terlalu banyak.." "Ssst...ndak boleh gitu, Allah Maha Pengampun kok, sekarang udah tau kan harusnya gimana, asal bisa lebih baik aja kitanya.." "Aku udah pernah pacaran 9 kali, cha... dan tak terhitung sudah berapa ratus kali beberapa laki2 dari pacarku itu menyentuh kulitku. Berarti aku ini dah kotor dan hina banget ya cha..hikz hikz.." Wew! Ckckckk.. temanku itu memang berparas cantik. Ya Allah.... "Ya gapapa itu masa lalu, yang penting jangan diulang lagi dan bertobat mulai sekarang...", hiburku menenangkan. Tiba-tiba teringat sebuah cerita dari seseorang. Aku pun menceritakannya pada temanku itu, dia mendengarkan dengan seksama, serius, sesekali gulir airmata mengalir dari sudut matanya. Cantik, subhanallah...tasbihku dalam hati. Ya Allah, semoga airmata itu tanda perwujudan datangnya hidayahMu padanya. Bidadari. Sungguh, dia cantik sekali... Kuceritakan padanya tentang seorang wanita yang begituuu cantik, sampai-sampai hampir seluruh lelaki di kampusnya berlomba untuk mendapatkan cinta si gadis tersebut. Akan tetapi, ada seorang lelaki yang menarik perhatian si gadis. Seorang lelaki yang tak pernah sekalipun terlihat memandang dirinya. Lelaki yang hampir selalu terlihat menundukkan pandangannya. Gadis itu pun heran, ada apa dengan lelaki tersebut, apakah dia tak tertarik dengan kecantikan dirinya itu? Suatu ketika, sang gadis bertanya pada sang lelaki tersebut di sebuah perpustakaan. Sang gadis bertanya, apakah sang lelaki tak mau seperti para lelaki di kampus tersebut yang berusaha merebut hati dirinya? Dengan pandangan menunduk laki-laki itu menjelaskan semuanya. Tentang aurat wanita tersebut, tentang bagaimana seharusnya wanita tersebut bersikap, dan lainnya, sampai sang gadis tersebut menangis dan pergi dengan perasaan yang tak menentu di hati. Beberapa waktu berselang, suatu hari sang lelaki disuruh pergi ke perpustakaan karna ada seseorang yang menunggunya. Betapa terkejutnya sang lelaki ketika melihat bahwa seorang akhwat bercadar-lah yang sedang menunggunya. Dengan perasaan tak menentu sang lelaki tersebut bertanya: "Assalamualaikum..Siapakah anda?" Hanya diam. Dan akhwat tersebut menyingkap cadar yang menutupi wajahnya. Betapa shocknya sang lelaki, bahwa ternyata akhwat yang ada dihadapannya adalah sang gadis primadona kampus tersebut! Lelaki yang heran dengan perubahan gadis tersebut hanya bisa diam. "Kamu harus bertanggung jawab..", ucap sang gadis. Sang lelaki kaget, bertanggung jawab untuk apa? "Kamu yang sudah membuatku jadi seperti ini..." In the end, sang lelaki itu pun menikah dengan sang gadis. Kuakhiri cerita tersebut dengan sungging senyum di wajahnya. "Indah sekali cha...", lirihnya. "Iya..mau nggak kayak gitu, dapet cowok sholeh?", tanyaku sambil nyengir. Suasana sudah lebih mencair. "Mau lah, Cha...", jawabnya sambil tersenyum "Makanya, yuk, kita sama-sama jadi akhwat shalihah, jaga diri baik-baik, jaga hijab dan tutup aurat, biar layak dijemput pangeran shalih.." "Iya, Cha... Bantuin ya, aku mau belajar dikit-dikit dulu, semoga nanti aku bisa segera berjilbab.." "Aamiin.....!!!", hebohku keras. Duh, senangnya... "Tapi serius nih Icha*belum pernah pacaran?", tanyanya lagi, masih penasaran. "Belum, gak laku ya..hehehe..." jawabku sambil nyengir. "Ya gak gitu juga kali, cha..”sanggahnya. "Heheh, iya, jodoh di tangan Allah, pacaran mah nanti aja, mending nikah..", mulai deh pembicaraan menjurus ke arah yang lebih serius. "Iya ya, kayak ibuku tuh cha, nikah umur 19 tahun, eh terus kalo mau nikah gimana? masa gak pacaran dulu?", pertanyaanya masih bersambung. "Namanya bukan pacaran, tapi ta'aruf..." "O, gitu.. beda ya ama pacaran? Kalo gitu, Icha udah pernah ta'aruf? Toeeengsss! Gubraaaaksss... Au ah gelap! Aku pun ngelanjutin bikin bahan buat Buletin besok, sedangkan temanku itu izin pulang karna sudah dijemput Ibunya. "Makasih ya cha, nanti ku sms mau tanya-tanya lagi... Assalamu'alaykum.." "Iya, Wa'alaykumsalam Warahmatullah.." Hilang bayangan temanku itu dari pandangan. Kulihat langit sudah tampak memerah, pukul 5 lewat pantas saja. Tugas buletin masih belum rampung. Pikiranku melayang... Kamu udah pernah pacaran, Cha..? Gak mau atau Gak laku? Pertanyaan itu terngiang di telingaku. Menggetarkan hati dan menimbulkan kesan yang berkepanjangan. Sampai saat ini masih bisa kurasakan... Ah, mengapa pertanyaan itu harus ada... Belum saatnya kumemikirkannya... Terserah orang mau bilang aku nggak laku atau apa, yang pasti aku tak mau berpacaran, dan tak pernah akan bangga menyandang status pernah berpacaran, titik! Karena ku ingin tetap utuh Tetap suci jasad lahir dan batinku Hanya untuk suamiku kelak, Dimana akad telah terucap, cinta terikat dalam sebuah pernikahan... ----------------------------------------------------------------------------- Epilog: Dan alhamdulillah puji syukur bagi Allah, Allah lah yang menjagaku hingga sampai detik-detik ketika aku menikah 3 bulan yg lalu, seumur hidup sebelum ini aku belum pernah merasakan pacaran. Kini aku malah melakukan pacaran itu, tentu saja setelah aku menikah, dengan suamiku yg halal yg sudah dikirimkan Allah untukku. Mau tahu rasanya pacaran setelah menikah..? Subhanallah..Allahu Akbar. Sangat indah..sungguh indah. Segala sesuatu yg dulu haram sekarang menjadi halal, bernilai ibadah pula. Subhanallah, begini indahnya pacaran setelah menikah. Semua tindakan sekecil apapun adalah barokah dan bernilai pahala. Kalu sudah begini, lalu dimanakah sebenarnya nikmatnya berpacaran..?


http://romdani45498.blogspot.com/2010/12/pernah-pacaran-cha.html

Belajar Mencintaimu, KarenaNya.. ( Diary Anum )

============================== Diary.. Anum sedih lagi malam ini Walau dia tak peduli Walau dia permainkan hati... Tersenyumlah.. Dan, Tetaplah mencintainya, karnaNya... --------------------------- Lagi-lagi langit menangis sore tadi, hmm, sesuai dengan suasana hati... Aku ini masih 17 tahun, baru kelas 2 SMA dan sekarang berani mencintai seorang makhluk Allah yg bukan siapa-siapa bagiku. Jika kita menyukai seseorang, dan melihat seseorang itu dengan yang lain, huah, perasaan apa yang muncul, patah hati? kecewa? sakit hati? sedih? cemburu? Yap! Tentu saja perasaan itu semua ada, hmm..jadi teringat ucapan seseorang, di saat kita cemburu, berarti cinta kita masih salah...what’t the meaning? wallahu a'lam, yang pasti nyaris tidak mungkin ada cinta tanpa sebuah cemburu (?), ndak tau juga ding! Dan aku sedang merasakan itu, saat ini!! *nah loh*, 15 taun, apakah ini cinta? atau hanya rasa yang bernamakan suka? atau bahkan mungkin sekedar kagum semata? Wallahu a'lam..yang pasti udah sepakat pisan, Cinta itu kalo kita memang sudah benar-benar terikat dalam pernikahan, titik! Ngeliat percakapan dia dengan yang lain *halah! :p*, bukan secara langsung itu juga, tapi melalui sebuah media perantara, jujur, langsung weh diri ini merasa gimanaaa gitu, sedih? jelas!, sakit hati? hmm belum, cemburu? Nah, yang satu ini nih aku nggak tau . Air mata ngucur, beriringan dengan hujan yang turun, langsung diri ini matiin lepi, merasa sebal dengan internet, matiin hape, pokoe semua yang bisa dimatiin kumatiin! Astaghfirullah..lama kelamaan mikir, apa hak-ku untuk cemburu? Cintaku salah! Cinta yang benar tidak akan sampai membuat diri ini seperti ini, huff..masih dengan airmata berlinangan dan wajah yang sembap, kuberusaha menahan tangis. Cintailah dia hanya karna Allah, Num...Hanya karnaNya...Mengharap ridha dan surgaNya... Tarik nafas panjang, huuufff...walaupun masih berat dan tangis belum juga mau reda, kuhapus airmata perlahan, berusaha tersenyum, sendiri... Berusaha menghilangkan rasa cemburu itu di hati, pelan.... Aku berpikir, dia memang pantas dengan – mbak akhwat sejati yang subhanallah membuatku iri -- itu, yang mungkin lebih mencintainya, dan lebih di cintai oleh dia... Dibanding dengan anak kecil ingusan yang bandel dan sok tau, susah dinasehatin segala macem...hmm, hobi banget memang diriku ini menyiksa hati, tapi lumayan, dengan begitu aku jadi tau diri dan mau nggak mau harus menerima kenyataan yang ada, sedih? jelas! hhiks... Dengan hati gerimis, akhirnya aku pun kembali menyalakan leptopku, menghubungkan dengan internet, dan menulis tulisan ini... Melatih diri, biarkan cinta ini ada hanya karnaNya, tidak lebih...dan tidak kurang... Karna aku memang bukan akhwat sejati, belum.. Masih harus banyak belajar lagi, agar tidak menyesal nanti... Ketika kita menemukan seseorang yang keunikannya SEJALAN dengan kita… kita bergabung dengannya dan jatuh ke dalam suatu keindahan yang serupa yang dinamakan CINTA Ada hal-hal yang tidak ingin kita lepaskan Orang-orang yang tidak ingin kita tinggalkan…. tapi ingatlah…..melepaskan BUKAN akhir dari duni. CINTA yang AGUNG adalah ketika kamu menitikkan air mata dan MASIH peduli terhadapnya… Adalah ketika dia tidak mempedulikanmu dan kamu MASIH menunggunya dengan setia.. Adalah ketika dia mulai mencintai yang lain dan kamu MASIH bisa tersenyum sembari berkata ‘Aku turut berbahagia untukmu’.. Apabila cinta tidak berhasil….BEBASKAN dirimu Biarkan hatimu kembali melebarkan sayapnya dan terbang ke alam bebas LAGI... MENCINTAI….. Bukanlah bagaimana kamu melupakan, Melainkan bagaimana kamu memaafkan.. Bukanlah bagaimana kamu mendengarkan, melainkan bagaimana kamu mengerti.. Bukanlah apa yang kamu lihat, melainkan apa yang kamu rasakan.. Bukanlah bagaimana kamu melepaskan, melainkan bagaimana kamu bertahan.. Lebih berbahaya mencucurkan air mata dalam hati dibandingkan menangis tersedu-sedu Air mata yang keluar dapat dihapus, sementara air mata yang tersembunyi menggoreskan luka yang tidak akan pernah hilang…. Dalam urusan cinta, kita SANGAT JARANG menang….. tapi ketika cinta itu TULUS, meskipun kalah, kita tetap MENANG hanya karena kamu berbahagia…….. dapat mencintai seseorang…… LEBIH dari kamu mencintai dirimu sendiri….. Akan tiba saatnya dimana kita harus berhenti mencintai seseorang BUKAN karena orang itu berhenti mencintai kita, MELAINKAN karena kita menyadari bahwa orang itu akan lebih berbahagia apabila kita melepaskannya Kadang kala, orang yang kamu cintai adalah orang yang PALING menyakiti hatimu dan kadang kala, teman yang menangis bersamamu adalah cinta yang tidak kamu sadari… Puisi yang indah, dan jadi bahan renungan yang amat dalam untuk diri... Rasulullah SAW menjelaskan tentang kaum Anshar dalam sabdanya:" Tidak ada yang mencintai mereka kecuali orang mukmin, dan tidak ada yang membenci mereka kecuali orang munafiq. Siapa yang mencintai mereka, maka Allah akan mencintainya, dan siapa yang membenci mereka, Allah pun membencinya". Rasulullah SAW bersabda, Allah berfirman, "Orang-orang yang saling mencintai karena-Ku akan mendapatkan mimbar-mimbar yang terbuat dari cahaya, lalu para Nabi dan syuhada iri dibuatnya". Rasulullah SAW bersabda, Allah SWT berfirman, "Wajib bagiku mencintai orang-orang yang saling mencintai karena-Ku, duduk bersama dalam satu pertemuan karena-Ku, saling mengunjungi karena-Ku, dan saling mengorbankan dirinya karena-Ku." Rasulullah SAW bersabda:" Jika seseorang mencintai saudaranya, hendaklah dia memberitahukannya bahwa dia mencintainya" Jadi, jangan bersedih lagi, Anum... Biarkan semuanya berjalan apa adanya, karna akan terjawab sesudahnya, percaya pada Allah dan terus berdo'a serta berusaha, semuanya sudah tertulis rapi lagi indah...lebih indah dari yang kau harapkan...insya Allah...di Lauh Mahfudz sana...aamiin... Mungkin dia bisa lebih bahagia tanpamu, dengan akhwat yang dicintainya... Berusaha sabar dan kuat, jangan jadikan ini cinta yang salah! Jangan sampai Allah murka, dan menggeser kedudukan cinta pada Allah dan RasulNya di posisi pertama, naudzhubillah... Belajar mencintainya...dengan benar dan ikhlas...Ya...hanya karna Allah Ta'ala... Mumpung masih sempat kukatakan, Aku mencintaimu karnaNya, kakakku..semoga hanya Karna DIA, tidak lebih dan kurang... ----****----- *Jangan menangis lagi, Anum... Biarkan dia pergi dengan bidadarinya jika itu memang sudah ketentuan dariNya, ikhlas....karna semua hanya karna Allah semata..., skenario yang baik lagi indah insya Allah...*


http://romdani45498.blogspot.com/2010/12/belajar-mencintaimu-karenanya-diary.html

Aku Harus Kaya! Karena Jalan dan Pilihanku, Beda...

============================== Hmm, pingin bercerita tentang apa yang aku alami kira2 sebulan yg lalu, saat aku pergi berlibur ke jakarta… Sebelumnya aku mohon maaf yang sebesar-besarnya kalau kalian mengira aku nulis note ini dengan tujuan nyombong karena didalamnya banyak sekali hal yang berhubungan dengan materi, sama sekali nggak! Wallahi…aku Cuma pingin berbagi, dan semoga dari apa yang kuceritakan bisa diambil setidaknya secuil hikmah yang bisa ‘ngena’ di hati semua orang, aamiin… ---------------------------------------------------------------------- Hari itu sekitar jam 10-an pagi aku sekeluarga meluncur ke Jakarta, ke daerah Gatot Subroto, tepatnya Rumah Makan Dapur Sunda, soale ada acara arisan keluarga dari pihak Ayahku. Nah, yang dapet giliran jadi tuan rumah tuh arisan ngundang kita ya ke RM.Dapur Sunda itu (yang suka dengerin Delta FM Jakarta pasti tau ), jam 11 teng pun ujug-ujug udah nyampe weh di tujuan (soale aku tidur di jalan, heheh :D). Pas nyampe sono udah lumayan banyak keluarga yang ngumpul, aku pun duduk di sebelah Ibu dan kita langsung disuruh mesen minum. Hmm, aku liat buku menu, ckckck, ampun dah, harganya lumayan bikin mata ini melotot, aku pun mesen Jus Alpukat paporitku, hheu.. Ampe jam 12 lewat orang-orangnya masih ada yang belum dateng, jadi acara makan kagak dimulai-mulai, aku pun ngajak Ibu buat sholat dulu, yawiss lah aku en’ Ibu langsung melesat ke musholla buat sholat. Tempat sholat-nya enak euy, adeemmm…*iyalaaah ada AC-nya. Pas udah kelar sholat balik ke meja, wedewww, makanannya udah bejibun euy, buanyak buanget, aku ampe bingung, makanan segini banyak apa bakal abis, ngeliat dari orang yang dateng yang jumlahnya pun nggak banyak-banyak buanget, huff, yawdah lah, daripada kebanyakan mikir, aku pun langsung weh makan, bismillah…ikan gurame pun masuk ke tubuh ini *hhe*, ama tumis toge, ama sate, ama sambel terasi, ama tahu goreng, ama…apa lagi ya…*ketahuan deh icha tukang makan :)* Jam setengah 2 pun acara makan kelar, dan bener aja, makanan yang sisa tuh banyaaaaak buanget, jadinya pada dibungkusin en’ dibawa pulang. Yang bikin aku shock dan perasaan ini gak menentu adanya tuh pas tau berapa total makan semua itu, 2 juta lebih! Astaghfirullah….pas udah masuk mobil aku langsung diskusi ama keluargaku, kebetulan aku duduk di depan ama Ayah, Ibu dan suami di bangku belakang, “Sekali makan ngumpul gitu aja 2 juta, ampun deh…”, kataku memulai pembicaraan. “Iya, tapi nilai silahturahminya cha yang mahal…”, Ayah yang pertama nanggepin. “Ya tapi masa ampe 2 juta gitu…”, jawabku lagi. “Nggak kebayang kan orang yang ngundang kita itu harus punya gaji berapa coba kalo dalam satu hari aja dia udah harus ngeluarin uang 2 juta?”, tanggap ayah lagi. “Padahal zaman sekarang orang nyari gaji 2 juta aja tuh susahnya minta ampun…”, lirihku sedih. Setelah itu diskusi keluarga kami pun makin ‘panas’, Ibu dan kakak mulai ikut serta dalam diskusi tersebut, nasihat kehidupan oleh Ayah feat Ibu pun ikut menyemarakan konfrensi kami di mobil yang sedang melaju menuju daerah Pondok Indah. Nasihat Kehidupan yang luar biasa bagiku, membuat mata ini terbuka untuk tak menyia-nyiakan kehidupan sekarang, karena masa depan aku lah yang menggenggam, yang menentukan. Syukran Jazilan Ayah Ibu, aku tau kalian berdua ‘cerewet’ itu sebagai tanda sayang kalian, tak ingin Aku dan kakak gagal di masa depan… :) Jam setengah 3 kita udah nyampe di PIM alias Pondok Indah Mall, nyari parkir tuh Masya Allah susahnyeee kagak nahan, ampuuunnnn.. Sebelumnya yang nggak tau PIM, hmm..PIM itu merupakan salah satu Mall Besar di Jakarta, setiap kali kesana aku selalu sesak nafas, harga barang-barang didalamnya tuh selangiiiit…ampuuunnn..pusing aku! Tapi entah kenapa Ayah Ibu seneng buangep kesana. Katanya gak papa gak tiap hari kok..^.^ Pas menginjakkan kaki disana kita semua mencar, Ayah ama suamiku dan Aku sama Ibu. Aku sih manut aja deh, ngikut, ngekor ama Ibunda tercinta, beliau katanya mau nyari sepatu ama baju gamis, yawesss kita pun masup ke Metro. Aku emang kurang suka belanja, apalagi buat baju dan apapun yang berbau sandang atau buat penampilan diri, diri ini emang bisa dibilang cuek soal penampilan, gapapa deh berpenampilan seadanya, asal tetep rapi, syar’i dan nggak bikin mata orang sakit tentunya *hahaha*. Beda halnya kalau aku dilepas di belantara toko buku semacam Gramedia, uang lebaranku aja ludes dibuatnya, hhu… Makanya suka males kalo nemenin Ibu milih-milih, dan tak jarang aku ngeluh, dasar perempuan..ckckck. Lanjuttt… Pertama udah tuh Ibu nemu sepatu yang cucok, pas bayar di kasir, olala! Di sebelah Ibu ada orang yang belanja ampe Rp 2.860.400, 00,- !!!!! Ckckckcck…aku Cuma cengo aja ngeliatnya, innalillahi…segitu gampangnya orang ngehamburin uang. Miriiiisssssssss bangeeetttttssss…tapi ya aku mah mikirnya, kalo mereka belanjanya aja udah di PIM, berarti mereka udah sanggup dan gak masalah dengan harga yang selangit, pas aku kesana aja ‘hawanya’ aja tuh udah beda buangep, kinclong-kinclong, bikin silau, TAPI…. Abis itu Ibu nanya aku mau beli apa, aku bilang nggak mau beli apa-apa, aku emang kurang suka beli sesuatu di tempat kayak gitu, masih banyak tempat yang harganya jauh lebih merakyat, pikirku. Setelah keliling-keliling aku ama Ibu akhirnya ketemu lagi ama Ayah dan suami, sama Ayah aku ditanya, “Icha beli apa?” “Nggak beli apa-apa..” “Sok atuh milih, mau beli apa”, suruh Ayah. “Nggak ah, gak usah..”, tolakku. “Ke gramed aja dia mah yah, beli buku…”, suamiku ujug-ujug ngomong. “Mau ke gramed?”, Tanya Ayah lagi. “Udah lah nggak usah, ntar aja, nanti kemaleman..”, Ibu ngasih keputusan. “Yaudah, mentahnya aja..”, kata Ayah lagi. Alhamdulillah, aku yang emang lagi seret keuangan dan tinggal nyisa beberapa lembar seribuan di dompet pun dapet rejeki, duh, seneng buangep, alhamdulillah! ^ ^ Pas pulang masuk mobil diskusi kami pun berlanjut, suami ngomong, “Dek icha, tadi aku liat orang belanja ampe 8 juta!” “Hah??? Boong??”, sumpe deh bener aku kaget buanget! “Ih, beneran, sumpe deh..”, katanya, meyakinkan. “Ya Allah, mubadzir banget!!”, mirisku bener-bener sedih, hiks. “Ya itu mah sih terserah dia lah, yang punya uang dia, mau diapain juga ya suka-suka dia!!”, mulai deh suami tercinta godain aku. “Iya tapi walaupun orang kaya nggak harus ampe segitunya banget kaleee..”, kataku tetep keukeuh. “Makanya kamu harus jadi orang kaya..”, si Ibu nanggepin. APAA?????? Duh! “Ya tapi aku kalo ditaqdirin jadi orang kaya juga gak mau kayak gitu, naudzhubillah..”, aku tetep kekeuh. “Tapi bukan berarti kamu jadi berpikir ngapain jadi orang kaya, terus males-malesan dan nggak mau berusaha, jangan berpatokan juga bahwa orang kaya itu susah masuk surga…”, tambah Ibu. “Iya ngerti, tapi aku nggak mau jadi orang kaya yang berfoya-foya, ngamburin uang seenaknya, bayangin aja belanja 8 juta! Nggak kebayang orang yang kurang mampu dapet 8 juta gimana coba, lah ini, 8 juta kayak beli kacang rebus aja..”, aku tetep berpendapat, kesel banget abisnya. Dan meluncur lah terus nasihat-nasihat dari Ibu yang ampe bikin aku menitikkan air mata dalam diam. Huff… “Jalanku, pilihanku, beda bu…”, hati ku pun berkata. Tapi alunan nasihat dari Ibu selanjutnya pun aku paham dan mengerti, dan membuatku mengazzamkan diri untuk jadi orang sukses kelak nanti, aamiin, Insya Allah. “Kalo kita berusaha untuk akhirat, insya Allah yang dunia kita juga dapet, tapi kalau kita berusaha hanya untuk dunia, maka kita nggak akan dapet akhirat..”, begitulah kurang lebih nasihat Ibu yang ngena di hati. Jalanku beda, Pilihanku beda… Karena aku sudah menekadkan diri untuk menjalani kehidupan dunia ini dengan Islam, dengan Allah, dengan Al-Qur’an…menggenggamnya kuat-kuat, dan tak akan kulepas!! Ya, aku akan jadi kaya, insya Allah…setidaknya kaya hati…kaya tidak selalu harus materi toh, lagipula kalaupun diri ini bisa kaya materi kelak, tak ingin kubuang kekayaan itu untuk foya-foya, untuk suatu kemubadziran dan yang berlebihan. Aku ingin seperti Bunda Khadijah, yang kekayaannya sepenuhnya untuk islam, untuk perjuangan suaminya tercinta, Rasulullah SAW, lillahi ta’ala, subhanallah… :) Jalanku beda, Pilihanku beda… Walaupun keluargaku, saudaraku, keluarga besarku semuanya punya kebiasaan dan jalan yang berbeda, aku tak ingin sama, selangkah dengan mereka, karena aku punya pilihan jalan yang berbeda… Aku ingin kaya, bukan untuk diriku sendiri, bukan untuk kehidupan dunia yang fana semata, aku ingin membantu sesama, keluarga, dan siapapun yang membutuhkannya… Tapi, aku juga ingin dari sekarang belajar sederhana, tak membuang uang seenaknya, wong aku juga belum bisa nyari uang yg gede, walau gaji dari kerja parttimeku bisa buat kebutuhanku sendiri, seenggaknya dari sekarang aku belajar menghasilkan uang dan berpikir, merenungi, bahwa nyari uang itu nggak gampang! Dan jangan jadi anak manja yang apa-apa minta ama orangtua, ih, naudzhubillah… :( Aku ingin dan harus ‘kaya’, tapi tetap hidup sederhana dan secukupnya saja…karena harta membuat manusia buta, Karena harta hanya suatu cobaan di dunia, karena harta membuat manusia lupa akan Tuhannya… Aku ingin sepenuhnya jiwa raga, harga benda, dan semuanya hanya untuk islam, walaupun aku tau, aku masih teramat jauh dari niatanku itu, ya, itu baru sekedar niat, ucapan belaka, tapi semoga bisa kuaplikasikan di kehidupan nyata kelak, aamiin… Hmm…afwan jiddan kalo rada ‘aneh’ nih tulisan, aku bingung, rada susah untuk menyampaikan maksudku membuat tulisan ini, makanya jadi rada ribet susah dipahami gimanaaaa gitu, tapi semoga ada hikmah positif yang bisa diambil, dan maafkan apabila ada yang nggak berkenan dari secuil tulisan ini..intinya: TERUSLAH BERUSAHA!


http://romdani45498.blogspot.com/2010/12/aku-harus-kaya-karena-jalan-dan.html

Buat Kita, Para Wanita…

============================== Yoo, hari yang cukup melelahkan, alhamdulillah..*wajib disyukuri toh?*, mau cerita dikit aaah.. Hari ini dari pagi baru mulai jam KP pertama aja udah nungguin jam pulang *cape dee, cha!*. soale niatnya hari ini tuh pas pulang KP mau kerumah sahabat. Nah, ada kejadian hari ini yang cukuuuppp membuat diri ini tersentak ruaarrr biasa, kejadian yang menampar diri ini, duh, betapa kejadian ini amat sangadh menegurku secara tidak langsung... (Sabar dan semangat ya cha, ilmu ini harus engkau bagi dengan saudari2mu disana..^.^ ) Kan pas pulang KP naik bis jurusan Semarang - Kartasura, soale mau kerumah budhe di Boyolali, nah, aku pun menjadi penumpang pertama, aku pun anteng weh langsung duduk di bangku paling depan dekat pak kusir bis , trus tanpa babibu menyantap es krim yang kubeli *hahah, ketahuan deh , bis pun jalan, tapi nggak beberapa kemudian berenti lamaaa banget buat ngetem nyari penumpang, eh, ujug-ujug aya bapak-bapak duduk di sebelahku, huaaah, untung bangkunya cukup luang, jadi kagak kena deh , lagian tuh bapak-bapak sibuk ngoceh ama supir bisnya. Nah, di tengah perjalanan, pas di lampu merah, ada seorang wanita melintas depan bis buat nyebrang jalan, olala! Bajunya nampak 'indah' dan 'nikmat' dipandang mata!! Baju nge-presssss ketat buangep lengan pendek dengan menampakkan likak likuk tubuhnya dengan teramat jelaaaassss!!! Serta tak ketinggalan punggungnya nampak 'menggoda' dilihat orang banyak karna dibiarkan terbuka oleh wanita tersebut. Pakai rok panjang yg tipis, tapi sisi kiri roknya nya terbelah hampir setengah paha. Entah itu model rok panjangnya begitu atau memang sengaja dibikin seperti itu...ku tak tahulah. Dan, tahukah? Bapak-bapak yang duduk di sebelahku dan supir bis-nya pun matanya pada mengikuti wanita tersebut, sampai benar2 wanita itu menghilang dari pandangan..astaghfirullah!!!!! Setelah wanita tersebut hilang dari pandangan, si bapak-bapak dan supir bis pun asik mendiskusikan wanita tersebut dalam bahasa jawa, innalillahi, allahu rabbi, ampuni kami...wanita-wanita akhir zaman ini...astaghfirullah... Nggak cuma satu itu sodara sodari, tenyataaaa, setiap ada wanita melintas di depan bis dengan menampakkan auratnya, maka si bapak-bapak dan pak supir tersebut matanya bakal mengikuti wanita tersebut, layaknya semut melihat gula, dan setelah wanita itu berlalu dari hadapan mata, maka pak sopir dan bapak itu mendiskusikannya panjang lebar..naudzhubillah! Lain cerita kalo yang lewat wanita dengan mengenakan jilbab rapi lagi syar'i, dan auratnya aman terlindungi, boro-boro diikuti oleh mata-mata mereka para laki-laki itu, dilirik pun kagak, aku pun yang duduk di sebelah si bapak-bapak nggak ngerasa tuh diliat ama bapak-bapak itu, secoro tuh orang duduknya ngebelakangin aku soale dia duduk ngadep samping ngobrol ama pak supir, lagian apa yang mau diliat, liat nih tas ransel gede pak! hehehe.. Huff, jadi dapet pelajaran hari ini... Kita sebagai kaum hawa, wanita, yang Allah berikan kemuliaan dan kehormatan kepada kita, HENDAKNYA lah.. Wajib, Harus, Kudu, Must ! Menutup aurat kita dengan benar, tutupi lah rambut indahmu dengan kain lebar, tebal, dan tidak tembus pandang, tutupi lah lekuk tubuh semampaimu dengan baju lebar lagi longgar, besar...biarin aja deh disangka emak-emak atau gendut or apa , yang penting kita mulia di mata Allah juga manusia, tutup semua yang HARUS ditutup, kecuali muka dan telapak tangan.. Kejadian barusan memberiku begiiituuu banyak pelajaran, teguran juga buat wanita lainnya, se-shalih apapun laki-laki, nggak menjamin pandangannya luput dari pemandangan nggak enak semacam itu, aku yakin hal itu membuat mereka kesal dengan ulah kita, kelakuan kita, mengumbar aurat seenaknya! "Bila seorang wanita keluar rumah, maka setan menghiasi wanita itu dan menggelatung dipundaknya, kepalanya, pinggulnya, dadanya, dari samping kanan dan kiri, depan belakang". Mending deh yang ngeliat ikhwan shalih yang insya Allah mereka bisa ghaudhul bashar, lah kalo yang liat laki-laki semisal bapak-bapak dan supir bis tersebut? Astaghfirullah, naudzhubillah! Nggak pantas rasanya kita bangga dengan apa yang telah kita tampakkan pada mereka, lekuk tubuh kita, uraian rambut kita, mulus kulit kita, tidak lah mereka puji, saudariku! Yang ada kita menjadi bahan tertawaan mereka, menjadi khayalan kotor mereka, astaghfirullah, naudzhubillah! Ampuni kami Yaa Allah.. Apa kita tidak malu saudariku? Tidak malu aurat kita terumbar begitu saja, murah dan gratis..! Tanpa mereka harus menikahi kita saudariku, tanpa mereka harus membayar sepeser pun, tanpa mereka harus berjuang, tanpa mereka...bla bla bla...ah, dengan mudahnya mereka bisa menikmati setiap sisi tubuh kita, naudzubillah..hiks..huaaaa...T_T Itu baru saja satu contoh, belum contoh lainnya, apa bisa kau hitung, berapa banyak mata yang memandang pemandangan yang seharusnya tidak boleh mereka lihat tersebut? dan selama itu berapa banyak sudah dosa yang telah kita dapat, Astaghfirullah...Allah Yaa Ghoffar ampuni kami, para wanita akhir zaman yang tau apa yang Kau perintahkan itu wajib, tapi kami tak mematuhi..hhiks.. Kalau menutup aurat masih teramat susah dirasa, apabila kita sulit rasanya menyembunyikan harta-harta berharga kita tersebut, ingatlah.. Apakah kita tidak kasian dengan suami kita kelak yang hanya mendapatkan sisa, karena sebelumnya entah sudah berapa banyak laki-laki lain yang menikmatinya, naudzhubillah..naudzhubillah...naudzhubillah... "Dan katakanlah kepada para perempuan yang beriman, agar mereka menjaga pandangannya, dan memelihara kemaluannya, dan janganlah menampakkan perhiasannya (auratnya), kecuali yang (biasa) terlihat. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kerudung ke dadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya (auratnya), kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putra-putra mereka, atau putra-putra suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putra-putra saudara laki-laki mereka, atau putra-putra saudara perempuan mereka, atau para perempuan (sesama Islam) mereka, atau hamba sahaya yang mereka miliki, atau para pelayan laki-laki (tua) yang tidak mempunyai keinginann (terhadap perempuan) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat perempuan. Dan janganlah mereka menghentakkan kakinya agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan bertobatlah kamu semua kepada Allah, wahai orang-orang yang beriman agar kamu beruntung ". (An-Nur : 31) Semoga hidayah Allah mengetuk kita saudariku, selalu... kita tetap istiqomah dan tidak berhati batu, yang tak mau mendengar lagi patuh..Allahumma Aamiin... Afwan jiddan dengan kata-kataku yang nggak berkenan, tulisan ini cuma ungkapan emosi diri ini, jangan sampai tubuh kita dinikmati laki-laki yang seharusnya tak boleh melihatnya!!!!!! Semoga ada ibrah yang bisa dipetik dari secuil kisah ini, semoga kita bukan termasuk orang yang merugi, aamiin.. ;)


http://romdani45498.blogspot.com/2010/12/buat-kita-para-wanita.html

Item..Item

============================ Hari ini adalah kedua kalinya aku ta'lim. Hho. Pagi-pagi SMS adik tingkatku pas dikampus, menanyakan perihal apakah ia akan hadir atau tidak. Ternyata, ia sedang sakip, yauwiss, aku pun bersiap untuk datang ke masjid Imam Ahmad bin Hambal sendiri lagi. Jam setengah 9 lewat dikit udah standby mau berangkat. Hari ini berusaha menyesuaikan diri, jilbab hitam, baju kerah lengan panjang hitam dengan bordiran bagus di ujung bawah ( hehe punya sendiri dikagumin ), dan rok panjang biru gelap. Walaupun masih casual layaknya masih remaja biasa, tapi setidaknya gak terlalu mencolok lah di tengah komunitas itu, pikirku. Turun dari lantai atas ke lantai bawah, pas pamit izin ama Ibu, beliau ngegodain: "Meuni item-item, udah jadi penggemar item-item sekarang...", ibu cengengesan. Aku juga. "Biar gak terlalu mencolok, biar gak terlalu keliatan ABG-nya, heheh..", aku ikut cecengiran menanggapi. "Muka kamu juga udah gosong gitu Cha, ngapain aja sih..." "Hheu, namanya juga anak jalanan...", aku ngeles . "Yawdah hati-hati... nanti pulang langsung nyusul ke rumah nenek aja..." "Iya, Assalamu'alaykum.." "Wa'alaykumussalam..." Aku pun berangkat dengan diiringi sepenggal doa dan airmata Ibunda tercintah *gayanye :p*. Sepanjang perjalanan nih hati tenaaang banget. Biasa aja. Kagak sedeg-degan minggu yang lalu. Bahkan pas turun dari angkot dan jalan beberapa meter ke tuh masjid, surely, aku kayak masih SMP mau ke sekolah biasa aja, malah masih bisa sedikit senyum-senyum sambil menatap langit yang cerah *hihih, orang aneh, jalan sambil sesenyuman*. Bahagia ngeliat layangan yang terbang melintas angkasa *hueheheh*, pokoe hatiku tralala gembira, without nervous, without shy... Sampai masjid, masih sepi, yaeyalah, masih jam 9 lewat dikit, kajian dimulai jam 10. Pas mau naik tangga ngeliat seorang akhwat berkacamata dan bercadar sedang membereskan dagangannya. Kami bersitatap, aku pun mencoba tersenyum. Sepertinya beliau juga membalas senyumanku, walaupun tak terlihat, tapi tampak dari matanya yang mengecil, tanda ia sedang tersenyum *AnakSokTahuJanganDitiru :p*. Sampai dilantai 2 tempat akhwat, tampak beberapa akhwat sudah bersiap di tempat masing-masing, tapi masjid masih lowong, masih sepiiiii banget. Bahagia melihat Ibu yang minggu lalu aku ketemu. Beliau sudah duduk di tempatnya minggu lalu bersama anak perempuannya. Aku langsung bersimpuh dan menyapa, "Ibu... Assalamu'alaykum...", beneran deh bahaaaagia. Seneng banget ketemu Ibu itu lagi... ^ ^ "Eh... Wa'alaykumussalam.. udah ditungguin tadi, ayo duduk sini...", Ibu itu menyambut dengan ramah, anak perempuannya pun tersenyum. "Sendiri neng?" "Iya Bu..." "Ibunya nggak diajak?" "Udah.. tapi ada acara di rumah nenek..." "Oh, iya..." Baru datang, mulai lagi lah obrolanku dengan Ibu tersebut. Seru. Beliau menjelaskan lagi beberapa hal padaku, subhanallah.. sungguh Ibu yang baik hati. Beliau menjelaskan soal dzikir pagi dan petang, melihatkan buku dzikir beliau. Karangan Ustadz Yazid Jawwas. Dari beliau pula lah aku tahu kalau Ustadz tersebut keturunan Arab, dan menetap di Solo. Ditunjukan oleh Ibu tersebut aku pun melihat anak perempuannya Ustadz Yazid, subhanallah.. bahagiaaa.. ^_^ Aku bertanya pada anak perempuan Ibu itu yang dieeem banget, heheh, "Namanya sapa teh? Aku lupa..." "Hana...", ucapnya pelan. Ibunya langsung bertanya, "Eneng teh namanya siapa? Ibu juga lupa.." Jreeeeeenggsss... aku tertawa pelan. "Icha Bu..." "Iya, Ibu catet aja lah.. takut lupa...", ujar beliau sambil menggores namaku di halaman terakhir bukunya. Setelah itu Ibu tersebut bertanya soal keluargaku. Ayah kerja dimana, aku asal darimana, berapa bersaudara, umur ibu ayah, wuih, pokoe itu udah kayak Ibu tersebut mau bikin autobiografiku, heheh... Yang lucu pas aku bilang kalo Ayahku orang Sunda, Ibu orang Palembang, "Ibunya putih ya? Orang Palembang kan putih-putih...", tanya Ibu itu. "Iya Bu, putih..." "Ngikut Ayah ya berarti, Icha..?" "Nggak Bu, Ayah juga putih..." "Loh kok tapi....", Ibu itu tertawa. Aku ikut tertawa. Maklum. "Iya, anaknya nggak ada yang ngikut putih, gelap semua kulitnya...", jawabku sambil tersenyum. "Karna lahir di Irian mungkin...", Ibu itu menggodaku. "Hhe... mungkin..." "Gapapa, yang penting mah hatinya yang putih, imannya, akhlaknya..." Aku mengangguk tanda setuju. Satu lagi peristiwa hari ini yang relevan dengan judul diatas, hehehe... Kami terus diskusi sampai kajian akan dimulai. Lebih sepi dibanding minggu lalu yang cukup bejubel. Tapi segitu juga cukup ramai lah. Mataku sudah biasa melihat pemandangan seperti itu. Bahkan ada beberapa mungkin orang yang juga baru ikut kajian sepertiku masih memakai celana panjang dan jilbab yang terbilang pendek. Maklum. Aku juga dulu gitu. Semua sedang dalam proses belajar, akan berubah seiring berjalannya waktu, insya Allah... Aamiin. Penjelasan demi penjelasan aku dengarkan dengan seksama. Catat, Dengar. Agak kurang konsen karna lalu lalang orang yang lewat, datang terlambat. Tapi, masih pahim inti yang disampaikan. Tak lama, datanglah seorang akhwat dengan jilbab putih lebar. Dia melihatku, dan duduk tepat di depanku. Aku yang sedang konsen jadi agak terpecah fikirannya karna merasa mengenal akhwat tersebut. Akhwat itu membalik badan dan mengajak bersalaman, "Icha ya?" "Iya, siapa ya?" "Suci..." "Kita pernah kenal ya?" "Aku temennya Muthi...", jawabnya dengan menyebut nama teman SMA-ku. Aha! Gotcha! Aku ingat... Akhwat tersebut. Aku pernah bertemu dengannya di bis. 2 kali. Keberaniannya memakai jilbab yang begituuuu lebar ke sekolah. Subhanallah.... Aku langsung fokus lagi dengan kajian. Terlihat akhwat itu mengajak ngobrol anaknya Ibu yang duduk di sebelahku. Ternyata akhwat itu kakak kelas anak ibu tersebut di SMP. Agak kesal juga dengannya karna mengobrol di saat kajian berlangsung. Tapi aku cuek, fokus sendiri, tenggelam dalam kesibukanku mendengar dan mencatat. Jam setengah 12 kajian selesai, karena masjidnya mau digunakan buat sholat jumat. Sampai poin 119 Aqidah Thahawiyah. Materinya tentang...: Membahas larangan memberikan fatwa kalo kita nggak tau ilmunya, keutamaan haji dan jihad, percaya kepada malaikat maut (baru tau, kalo ternyata namanya malaikat maut, tidak ada yang namanya malaikat izrail xixixi), percaya pada azab, nikmat, dan fitnah kubur. Penjelasan lebih lanjut nanti aku terangkan kemudian sebagai sebuah note di RDM ini, insya Allah jika lain kali ada waktu.. ( Inilah sebenarnya INTI dari tulisna ini, tapi lainkali saya tuliskan yach, cerita ini hanya sebagai prolog saja..hihihi, pada gemes ya ama icha..) Selesai tanya jawab, aku dan Suci berbincang banyak hal. Senang melihat akhwat tersebut, baik hati, lembut. Beda banget ama aku yang grasak grusuk, heheh.. pas aku ngomong, dia bilang aku lucu, sambil tangannya mendarat di pipiku, waduh, baru kenal juga.. jadi malu... Ternyata dia datang ke kajian tersebut bersama kakak laki-lakinya, subhanallah, sudah dari 2 tahun lalu dia rutin datang kesana. Dia bercerita bahwa Ibunya belum mau diajak mengikuti kajian tersebut, ketika aku tanya tentang Ayahnya, ternyata Ayahnya sudah meninggal dunia, Innalillahi.. Isbirr Ukhti... Dari Suci pula lah, aku mengenal beberapa orang akhwat. Bahkan aku sempat bersalaman dengan akhwat bercadar! Subhanallah... lemas, bahagia, deg-degan, hhi.. norak memang kelihatannya, tapi, Ya Allah... andai kalian jadi aku, fiuh, yang tadinya cuma lihat dari jauh doang... hhiks... akhwat sejati.. akhwat sejati... I hope Someday, I can be like them... aamiin... Bertukar nomor HP, memakan kue-kue kecil yang disediakan panitia, aku turun kebawah bersama Suci. "Cha, aku pingin tuh gamis yang ungu... bagus banget ya..." Aku melirik sebuah gamis yang tergantung.. "Iya...", aku mengangguk mengiyakan. Memang bagus. Warnanya perpaduan ungu tua, sedang, dan muda. Tidak terkesan tua. Memang lucu. "Icha udah pernah pakai gamis?" "Belum.. Padahal pingin banget nyobain, tapi belum sempet nemu aja...", Suci tersenyum. "Enak badannya kecil, kalau aku, agak susah...", aku tertawa kecil. "Nggak juga lah.. malah icha bagus pake gamis, badannya tinggi..." Aku tersenyum geer dan sedikit senang. tapi kalimat berikutnya..? "Tapi sayang, icha kulitnya agak item yach...?" Olalaaaaaaa..baru saja anganku dibawa naik ke awan, sedetik kemudian langsung dibanting ke bumi. Sakiiittt. Tapi tak apalah, aku tahu kok niatnya bicara begitu cuma bercanda. Sabar cha, sabar... toh emang dasarnya aku item, apa mau dikate...?hehehe.. Aku pamit. Suci pulang bersama kakaknya. Aku naik angkot. Setelah mengucap salam, aku melangkah... Fiuh, hari yang luar biasa, alhamdulillah... Aku makin terbiasa. Biar saja orang mengatakan aku item, kulitku item, wajahku item, pakaianku item..sebodo amir teh.., yang penting Ikhlaskan niat, satu tujuan, semua hanya karna Allah Subhanahu Wa Ta'ala, aamiin, insya Allah... Begitulah kali kedua aku ta'lim di tempat itu. Bahagia. Pingin ngajak orang-orang turut serta.. yoo.. Semangap! Allahu Akbar! oya satu lagi, yang merasa item jangan minder yach. Tetep pede aja, klo gak pede ya di pede-pedein. Liat tuh muadzin Rasulullah sahabat Bilal bin Rabbah: meskipun dulunya seorang budak yg berkulit hitam, tapi kedudukannya di mata rasulullah dan disisi Allah swt bgitu mulia. Karena apa..? karena imannya yg kuat menancap didada, karena keteguhannya memegang tauhid, dan akidahnya yg menghunjam sanubari tanpa lekang. Bahkan Rasulullah bersabda bahwa beliau mendengar suara sendal bilal di surga. Subhanallah..Allahu akabar.. Biar item yg penting akhlaknya, imannya, perilakunya,dan ibadahnya berusaha untuk tetap PUTIH. Kita jawab apa teman-teman..? Allahumma..Amiin. Pinter..Sipsip...^.^, matur nuwun yak..:)


http://romdani45498.blogspot.com/2010/12/itemitem.html

Jika Aku Tak Mampu Menjadi Seorang Ibu

=========================== Duh cha.., judulnya serem amat yak, khususnya bagi akhwat. Siapa sih akhwat di dunia ini yang nggak mau jadi seorang ibu? aneh, sungguh aneh kalo ada akhwat yang berpikiran demikian, naluri perempuannya kagak jalan tuh..:) Udah dasarnya emang seneng ama anak kecil *yaiyalah, sopo juga yang gak suka*, alhamdulillah lagi punya ponakan kecil nan lucu bernama Sabrina, lengkap sudah! Rasanya kalo liat anak kecil diri kita dibuat gemes oleh mereka, ya toh? Kalo gak salah, baca dimanaaa gitu, sebuah penelitian membuktikan, bahwa perempuan bakal paling merekah mukanya ketika melihat anak kecil dan hewan yang menggemaskan, nah loh! Emang dasarnya perempuan sih yee.. ^ ^ Terus apa hubungannya cha ama tuh judul? Nggak sih, cuma pingin merenung aja, toh semua kemungkinan di dunia ini ada, sudah tuntas tercatat jauh sebelum kita lahir, akhir-akhir ini suka mikir aja, andai kelak aku di vonis ndak bisa punya anak bakal gimana ya? Hush! Naudzhubillah, jangan sampai terjadi, sekali lagi kan segala kemungkinan di dunia ini ada, ya toh? Sodara ku pun ada yang udah berbelas tahun nikah tapi belum juga diberi momongan, so why? Ya itu kan taqdir Allah, kita harus menerimanya dengan lapang dada, ujian, berarti Allah tahu kita bisa menghadapi cobaan itu, sejauh mana kita bisa bersabar, sedalam apa iman kita... Tapi, hiks... ya sedih juga lah kalo misalnya kita tiba-tiba diketahui ndak akan bisa punya keturunan, punya generasi penerus yang (Insya Allah) akan dilatih jadi ikhwan dan akhwat sejati yang tangguh. Kalo divonis dokter gitu gimana coba..??? Kalo divonisnya udah nikah, ya tentu sedihnya bareng-bareng ama pasangan kita, dan masih bisa lah berdua itu nyari solusi terbaik, tapi kalo divonisnya belum nikah? gimana tuhh? hhiks... Eit! Tapi jangan buru-buru percaya vonis-an dokter! Allah ada, Allah gak tidur ! Dokter juga manusia, dan manusia bagiku ndak berhak memvonis! Siapa mereka? Tuhan? Bukan kan? so, hanya Allah sajalah yang kita percaya, walaupun (misalnya) kita divonis gitu ama dokter, cuek beybeh aja, Allah Maha Baik, Banyak do'a, usaha, plus tawakal, siapa tau the miracle from Allah will come, kalo DUIT-nya ( Doa, Usaha, Ikhtiar, dan Tawakal ) udah maksimal dan belum terjadi apa yang diharap, isbirr, innallaha ma'asshobiriin.. Iman kita sedang diuji... Allah cinta ama kita... insya Allah... Cukuplah Allah bagiku; tidak ada Tuhan selain Dia. Hanya kepadaNya aku bertawakal dan Dia adalah Tuhan yang memiliki 'Arsy yang agung. (At-taubah : 129) Dan jika kamu memohon kepada Allah 'Azza wa Jalla, wahai manusia, mohonlah langsung ke hadirat-Nya dengan keyakinan yang penuh bahwa do'amu akan dikabulkan, karena Allah tidak mengabulkan do'a hambaNya yang keluar dari hati yang lalai. (HR.Ahmad) Kalo udah nikah blum dikasih anugerah terindah itu bagi perempuan, isbirr, tenang aja, Allah tahu yang terbaik... Kalo yang belum nikah dan di dunia (belum tentu oleh Allah demikian) oleh dokter divonis ndak bisa punya anak, isbirr juga, Allah Maha Adil, ndak akan Allah memberi keburukkan bagi hambaNya yang bertakwa, jangan takut ndak akan punya pasangan hidup di dunia, insya Allah akan ada ikhwan baik yang akan menerimamu apa adanya, membimbingmu penuh cinta, dan diniatkan semua hanya karna Allah ta'ala, insya Allah... kita ndak akan tahu sebelum mencoba, jangan pesimis dulu, wokeh? Huff, terlalu cepat memang aku bicara hal ini, sangat teramat cepat, tapi lebih baik merenung di awal daripada terlambat kemudian, karena semua perempuan di dunia ini insya Allah adalah para calon Ibu, Ibu dari anak-anak yang kelak lahir, calon para pejuang di jalanNya, aamiin... Aku ingin bisa merasakan menjadi seorang ibu kelak, menjadi bidadari bagi anak-anakku kelak, menuai pahala besar dari Allah dengan status mulia itu... IBU.... Allah tahu yang terbaik, semoga kita semua kelak bisa merasakan menjadi seorang ibu, seorang ayah, sepasang orangtua untuk anak-anak yang akan lahir ke dunia kelak... anak-anak yang shalih dan shalihah, berbakti pada ibu ayahnya, yang beriman pada Allah, yang berjuang untuk agama, nusa, bangsa, Allahumma Aamiin... Ya Tuhanku, anugerahkanlah kepadaku (anak) yang termasuk orang-orang yang shalih. (As-Shaffat : 100) Ya Tuhanku, berilah aku dari sisiMu keturunan yang baik. Sesungguhnya Engkau Maha Mendengar (memperkenankan) do'a. (QS. Ali Imran : 38) Tuhan kami, karuniakanlah kepada kami ister-isteri kami dan cucu-cucu kami yang menyenangkan kami dan jadikanlah kami sebagai ikutan bagi orang-orang yang bertaqwa. (QS. Al-Furqan : 74) Ya Allah, aku memohon kepada Engkau ilmu yang berguna, rezeki yang luas, dan kesembuhan dari segala rupa penyakit. Ya Tuhanku, ampunilah dosaku dan dosa ayah dan ibuku kasihilah mereka sebagaimana kasih mereka padaku sewaktu aku masih kecil. Allahumma Aamiin... Sing semangat semuanya, kepada para Ibu dan Calon Ibu... Mari...^ ^


http://romdani45498.blogspot.com/2010/12/jika-aku-tak-mampu-menjadi-seorang-ibu.html