Mengenai Saya

Foto saya
Pangandaran, West Java, Indonesia
Simple

Senin, 30 Januari 2012

◄♥► Sholat Ngelamun◄ ♥ ►

Kelucuan, itu memang kerap terjadi di mana saja, bahkan dalam sholat sekalipun (yang tentu saja sebenarnya ini tak patut ditertawakan,tapi memprihatinkan T_T). Lah kok bisa gitu? Ya apa lagi kalau nggak terjadinya gara-gara sholat nggak khusyu'. Aku sendiri kerap mengalami keanehan soal ini, efek sholat ngelamun. Usai takbir, melamun dari awal sampai akhir, nggak ingat apa-apa, sadarnya pas imam salam, lah kok udah selesai sholatnya Atau di tengah sholat, dengan sangat PD-nya saat berdiri pada rakaat kedua atau keempat, tak baca fatihah, tapi tanpa sadar baca tahiyyat, sadarnya pas jari telunjuk otomatis menunjuk isyarat tahiyyat tapi tangan sedang bersedekap. Atau sebaliknya,waktu duduk tahiyyat, malah baca fatihah ! Atau lupa berapa rakaat tertinggal saat jadi ma'mum masbuq, jadinya gawat, mesti clingak-clinguk ngelihat teman senasib seperjuangan yang juga ketinggalan sholat (weheheh bahasanya) sambil berjuang keras inget-inget ketinggalan berapa. Wes, buyar kabeh, ga khusyu' blas iki malah. Atau kala jadi ma'mum, berdiri sendirian padahal imamnya duduk tahiyyat.. Sering kalau ini, Yang parah, kala imam ruku', pernah aku malah nyelonong sujud. Yang paling sering, subuh, sholatnya ngantuk sih Lebih keterlaluan lagi, ketiduran pas sujud, kala sholat subuh (lah pak imamnya lama sih sujudnya) kalau ini bukan aku lho Dan ini yang tidak terlupa, tapi untungnya-sekali lagi-bukan aku yang alami.


Kebiasaan di Makkah, adalah sholat itu di masukkan microphone, jadi masjid-masjid terdengar bacaan imam. Nah, kami biasa sholat berjamaah di musholla sendiri. Entah sang teman melamun atau apa, kita saat lagi tengah khusyu'nya menyimak imam kami dengan bacaan suratnya, dia sendirian (tanpa sadar) dengan sangat keras dan merdu, teriak "Aaaamiiiin", ngikutin waladdholin-nya suara Imam dari masjid sebelah. Pernah juga ada teman yang ruku' duluan gara-gara imam masjid sebelah takbir ruku', padahal imam kami masih asyik dengan bacaannya . Nahnu fi wadin,huwa fi wadin akhor (perumpaan arab yang gambarin,orangnya di sini,pikirannya di sana,eheheh. Huwa ween,ihna ween) @ @ @Harus diakui bersama, bahwa sholat kita selama ini belum bisa sesuai dengan substansinya. Harus diakui bersama, selama ini,kita belum bisa total memi'rajkan ruh kita.
Harus diakui bersama, kita masih lebih banyak melalun dalam sholat tepat usai kita takbirotul ihrom, "Allahu Akbar". Harus diakui bersama, kita belum sepenuhnya bisa, atau tak selalu bisa sholat dalam keadaan Khusyu' (konsentrasi), Khudhu' (menghayati), Hudu' (tenang), dan Khudhur (sepenuh hati). Harus diakui bersama, kita masih belum bisa menganggap sholat sebagai "Rohah dhihniyyah Kubro", media refreshing terbesar dan terampuh bagi otak dan pikiran kita. Harus diakui bersama, sholat kita hanya diniatkan sebagai pengguguran salah satu kewajiban belaka. Kita sisihkan waktu kurang lebih lima menit.
Lalu merasa lega karena beban telah terlepas. Ya jadinya kita masih sering nakal, sholatnya terus maksiatnya jalan, es-te-em-je. Belum bisa tanha anil fakhsya' wal munkar. Kan semestinya sholat tu efek positifnya,mencegah kita dari perbuatan keji dan mungkar. Alhasil,kita mesti masih perlu banyak introspeksi diri,terutama shalat kita,tiang penyangga terpenting bagi keyakinan kita. Sebab,kata Guruku,jika ingin hidupmu beres,maka beresi dulu sholatmu,maka pasti akan stabil kehidupanmu.


http://romdani45498.blogspot.com/2010/11/sholat-ngelamun.html

Bagaimana Menghadapi Kritikan

Kritikan biasanya negatif semata-mata untuk menegur kesalahan anda. Ada juga kritikan dibuat untuk menjatuhkan anda



Dalam situasi lain, seseorang mengkritik anda dengan kata-kata kesat semata-mata untuk memalukan anda di khalayak ramai.
Jika anda dikritik, apa yang sepatutnya dibuat supaya anda kekal bermotivasi?
Berikut adalah 3 langkah bagaimana untuk memberi respon positif terhadap kritikan - kritikan negatif.

01.Maafkan Si Pengkritik Dan Maafkan Kata-katanya.
Kemaafaan adalah cara paling penting untuk membuat anda bersemangat pada tahap tinggi walaupun di kritik hebat.
Lupakan kata-kata yang mengkritik anda, ambil ia sebagai satu pengajaran sahaja. Jadikan kritikan sebagai cara anda mempelajari sesuatu.
Katakan itu bukan kritikan, tapi cara untuk mengajar anda membuat perkara yang betul. Maafkan si pengkritik. Menyimpan rasa marah terhadapnya hanya akan membuat anda tidak bermotivasi.

02.Diam Dan Tenang Ketika Di Kritik.
Jangan berpeluk tubuh ketika di kritik. Pamerkan air muka tenang, walaupun ketika itu hati anda membara, panas sebab dikritik dan telinga anda pedas mendengar suara si pengkritik.
Turunkan ego anda. Pakai mindset belajar dari kehidupan sepanjang masa untuk menjadi insan lebih baik.
Untuk anda kekal bermotivasi, anda juga perlu berfikiran positif dan bersangka baik sepanjang masa. Anggap kritikan adalah salah satu cara untuk memberitahu anda bahawa tindakan anda salah, sehingga tidak memenuhi sesetengah 'standard'.
Bertekadlah untuk membuat yang lebih baik di lain kali sekiranya anda mempunyai peluang.

03.Sembunyikan kehebatan, Pamerkan Kesanggupan Untuk Berubah dan Perbaiki Diri.



Sehebat manapun anda, elak untuk merasa riak atau merasa diri anda lebih bagus dari orang lain.
Sembunyikan kehebatan. Pamerkan kesanggupan memajukan diri melalui perubahan berterusan.
Bentuk diri anda agar menjadi semakin baik dari sehari ke sehari!
Pelajari cara yang betul, kemudian lakukanlah. Jangan memajukan diri semata-mata mahu mengalahkan si pengkritik sebaliknya majukanlah diri supaya anda berpuas hati dengan apa yang anda berjaya capai.
Dengan itu, anda akan bersemangat mencapai satu tahap pencapaian yang lebih tinggi. Jika anda mahu berjaya semata-mata kerana mahu kalahkan si pengkritik, anda hanya akan kecewa apabila dia semakin maju.
Lantas anda tidak akan bersemangat disebabkan oleh rasa iri hati, dengki dan tidak berpuas hati dengan kemajuannya.
Cara terbaik yang dapat dilakukan adalah menyembunyikan kehebatan dan pamerkan kesanggupan untuk terus berubah dan memperbaiki diri. Setkan matlamat untuk diri sendiri kemudian capai matlamat itu!
Ingatlah bahawa Mindset persaingan membunuh semangat, manakala mindset yang berusaha mencapai matlamat akan menyuburkan lagi semangat. Dengan ini, anda akan sentiasa bermotivasi!


http://romdani45498.blogspot.com/2011/01/bagaimana-menghadapi-kritikan.html

Lulus Ujian Akhir..? Bidadari Surga Menantimu

♥♥♫•*¨*•.¸¸¸¸.•*¨*•♫♥♥♥♥♥♥♫•*¨*•.¸¸¸¸.•*¨*•♫♥♥♥♥♥♥♥♥♥
Hidup penuh ujian. Allah SWT berfirman bahwa Ia memberi ujian agar mengetahui siapakah yang terbaik amalnya. Allah SWT berfirman, “Sesungguhnya kami telah menjadikan apa yang ada di bumi sebagai perhiasan bagimu, agar kami menguji mereka siapakah di antara mereka terbaik perbuatannya.” (QS. al-Kahfi: 17)
Sesungguhnya ritme ujian hidup tak ubahnya seperti ujian akhir yang dihadapi para mahasiswa. Sebelum ujian tiba, mahasiswa harus mengikuti perkuliahan reguler dengan tekun dan menyimak apa yang diajarkan dosen agar mendapat ilmu yang bermanfaat dan lulus ujian. Mahasiswa yang terbaik persiapan belajarnya, maka niscaya akan mampu menghadapi ujian itu dengan baik pula. Suka atau tidak, mahasiswa harus menghadapinya, sehingga wajib baginya untuk menyiapkan perbekalannya, sebelum, menjelang, saat dan sesudah ujian. Demikian pula seorang muslim, ia harus menyiapkan bekal untuk menghadapi ujian hidup agar sukses memasuki surga.
Sebelum Ujian TibaSetidaknya ada 5 hal yang harus disiapkan seorang muslim sebelum menghadapi ujian hidupnya, yaitu :
1. Kenali sang pemberi ujian, Allah SWT.
Sebagai mahasiswa, kita harus mengenali tipe dosen yang mengajar dan mengetahui cara mengajarnya, pun dalam memberikan nilai. Apa yang dinilai dan bagaimana ia menilai. Seorang dosen tentu memiliki bobot penilaian sekian persen untuk nilai uts, uas, kehadiran, quiz dan tugas.Allah SWT memiliki 99 asmaul husna. Rasulullah SAW bersabda,
“Allah memiliki sembilan puluh sembilan nama, seratus kurang satu. Barangsiapa memperhitungkannya dia masuk surga.(Artinya, mengenalnya dan melaksanakan hak-hak nama-nama itu).” (HR. Bukhari). Ia Maha Pengasih dan Penyayang, tetapi jangan lupa, Ia juga Maha Keras Siksanya.
2. Simak apa yang diajarkan sang pemberi ujian
Dosen biasanya memberi kisi-kisi ketika mendekati ujian, bahkan jauh hari, saat tengah mengajar, dengan kata-katanya, “Catat ini, karena biasanya akan keluar dalam soal ujian.” Kisi-kisi ujian itu difirmankan Allah SWT, “Sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dan sedikit ketakutan, penyakit, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar “. (QS. Al Baqarah : 153 )
3. Banyak latihan
Mahasiswa harus berlatih dengan mengerjakan soal-soal dan banyak membaca. Ini akan memudahkan ketika menghadapi ujian.Seorang muslim pun demikian, ia harus menempa dirinya dengan ibadah harian, dan tidak memanjakan diri dengan kesenangan duniawi. Orang beriman, mereka telah dilatih oleh-Nya untuk hanya bergantung pada-Nya melalui shalat, doa dan zikir. Mereka dilatih untuk hidup Zuhud (dunia ditangannya namun tidak di hati) melalui zakat, infaq dan shodaqoh. Mereka dilatih untuk bersabar, menahan hawa nafsu melalui puasa. Mereka dilatih untuk bersatu antar sesamanya, kaum mu\’minin, melalui haji. Semua itu adalah bekal untuk mempersiapkan pejuang sejati.
4. Jangan absen untuk menghadap-Nya.
Mahasiswa absen lebih dari 4 kali di kelas? Dapat dipastikan, tidak akan bisa mengikuti ujian akhir.Shalat wajib Anda tinggalkan? Maka kesempatan untuk berkompetisi hilang sudah. Shalat adalah tiang agama. “Yang pertama-tama dipertanyakan (diperhitungkan) terhadap seorang hamba pada hari kiamat dari amal perbuatannya adalah tentang shalatnya. Apabila shalatnya baik maka dia beruntung dan sukses dan apabila shalatnya buruk maka dia kecewa dan merugi.” (HR. Annasa\’i dan Attirmidzi)
5. Kerjakan tugas-tugas dari Allah SWT.
Dosen memberi tugas? Kerjakan, karena jika tidak, kita tidak akan bisa mendapat nilai A.Apa yang ditugaskan Allah SWT pada kita?“Dan hendaklah ada diantara kamu orang-orang yang mengajak kepada kebaikan, dan menyeru kepada yang ma\’ruf dan mencegah dari yang munkar. Dan merekalah orang-orang yang beruntung.” (QS. Ali Imran: 104)“Serulah manusia kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang lebih baik.” (QS. An-Naml : 120)
6. Bertanya jika ada yang tidak diketahui.
Mahasiswa belajar sendiri, mungkin bisa saja dilakukan, namun belum tentu sempurna hasilnya karena terkadang ada catatan yang tak lengkap atau ada ilmu yang diketahui teman, tetapi tak diketahui oleh kita. Bertanya, adalah kunci pembuka ilmu.Seorang muslim dapat saja belajar sendiri dengan membaca buku-buku Islam, tetapi ia tetap harus bertanya pada teman yang lebih paham ataupun kepada para ulama. ” Maka bertanyalah kepada orang yang mempunyai pengetahuan jika kamu tidak mengetahui.”(QS.16 : 43)
Menjelang UjianWaktu ujian tengah semester maupun akhir semester, telah ditetapkan waktunya. Dalam hidup, tidak bisa tidak, cepat atau lambat, ujian pasti terjadi. Ada 4 hal yang harus dipersiapkan ketika ujian semakin dekat, yaitu :
1. Persiapkan ilmu, analisa ujian
Analisa ujian yang dihadapi, jangan reaktif. Siapkan jurus-jurus untuk menghadapi ujian, karena setiap soal berbeda bobotnya.Bekal ilmu untuk menghadapi ujian hidup, sangat penting. Dengan ilmu, kita dapat mengetahui mana jalan yang diridhai-Nya dan mana yang tidak. “Sedikit ilmu lebih baik dari banyak ibadah. Cukup bagi seorang pengetahuan fiqihnya jika dia mampu beribadah kepada Allah (dengan baik) dan cukup bodoh bila seorang merasa bangga (ujub) dengan pendapatnya sendiri.” (HR. Athabrani).
2. Belajar dari soal-soal sebelumnya.
Mahasiswa harus rajin mencari foto kopi soal di semester sebelumnya, karena soal ujian biasanya mirip.Pelajarilah ujian yang dihadapi para nabi, ambil hikmah dari setiap ujian. Bagaimana ending penderitaan yang dialami para nabi? Semuanya ada di dalam Al Qur’an. “Apakah kamu mengira akan masuk surga padahal belum datang kepadamu (ujian) seperti (yang dialami) orang-orang terdahulu sebelum kami. Mereka ditimpa kemelaratan, penderitaan, diguncang (dengan berbagai cobaan). Sehingga Rosul dan orang-orang yang beriman bersamanya berkata, “Kapankah datang pertolongan Allah?” Ingatlah sesungguhnya pertolongan Allah itu dekat.” (QS. Al-Baqarah: 214)
3. Belajar dari buku wajib dan buku tambahan
Ada buku wajib kampus dan buku tambahan.Buku wajib seorang muslim adalah Al Qur\’an dan Hadits. Dan untuk buku tambahan adalah buku-buku Islam kontemporer agar wawasan bertambah. “Aku tinggalkan untuk kalian dua perkara. Kalian tidak akan sesat selama berpegangan dengannya, yaitu Kitabullah (Al Qur’an) dan sunnah Rasulullah saw.” (HR. Muslim).
 4. Berdoa
Berdoalah kepada Allah SWT semoga Ia memudahkan dalam mengerjakan soal-soal ujian.Senjata orang-orang beriman adalah doa. “Doa adalah senjata seorang mukmin dan tiang (pilar) agama serta cahaya langit dan bumi.” (HR. Abu Ya'la)
Saat Ujian
1. Hadapi dengan tenang dan sabar.
Saat memasuki ruang ujian, hadapilah dengan tenang dan sabar, jangan tergesa-gesa.Pun di dalam menghadapi ujian hidup, wajib sabar ketika ujian itu datang. Rasulullah SAW bersabda, “Sabar yang sebenarnya ialah sabar pada saat bermula tertimpa musibah.” (HR. Al Bukhari)
2. Konsentrasi pada soal ujian, jangan curang.
Soal telah dibagikan. Konsentrasilah pada soal ujian dan jangan coba-coba menyontek!Saat ujian datang, seorang muslim jangan justru lari dari-Nya dengan cara bermaksiat kepada-Nya. Berapa banyak kita saksikan manusia yang ditimpa ujian dan cobaan, bukannya mendekat kepada-Nya, tetapi justru bermaksiat dengan lari dari jalan da\’wah ataupun memisahkan diri dari barisan. “syaghalatna amwaluna waahluna : kami telah dilalaikan oleh harta dan keluarga” (QS. 48:11)
3. Selesaikan yang mudah dahulu.
Menghadapi ujian dari dosen, membutuhkan strategi, jangan mengerjakan soal-soal yang sulit dahulu, tetapi kerjakan yang mudah.Jangan memasuki bidang ujian yang kita tidak mampu memasukinya. Rasulullah SAW bersabda, “Tidak semestinya seorang muslim menghina dirinya. Para sahabat bertanya, “Bagaimana menghina dirinya itu, ya Rasulullah?” Nabi saw menjawab, “Melibatkan diri dalam ujian dan cobaan yang dia tak tahan menderitanya.”(HR. Ahmad dan Attirmidzi)
4. Jangan mengeluh bila soalnya sulit
Ujian kita sangat sulit? Jangan mengeluh. Karena percuma saja, toh ujian tak akan selesai dengan keluhan.Seorang muslim janganlah sampai mengeluh ketika ujian menimpa, karena Rasulullah SAW bersabda, “Ada 3 hal yang termasuk pusaka kebajikan, yaitu merahasiakan keluhan, merahasiakan musibah dan merahasiakan sodaqoh (yang kita keluarkan).” (HR. Athabrani).
Sesudah Ujian
1. Evaluasi
Apakah ujian itu dapat kita lalui dengan baik? Ucapkan hamdalah bila berhasil melaluinya.
Seorang muslim ketika telah melewati ujian berupa penderitaan dan kesedihan, hendaknya tetap istiqomah di jalan-Nya. Dari Abu Hurairah ra katanya, sabda Rasulullah saw, “Tidak disengat seseorang mukmin itu dua kali dalam satu lubang.”
 2. Ambil hikmahnya.
Ada hikmah di setiap kejadian. Karena khasanah kebaikan kembali kepada-Nya. Bahkan ketika tertusuk duri, ada hikmahnya. “Tiada seorang muslim tertusuk duri atau yang lebih dari itu, kecuali Allah mencatat baginya kebaikan dan menghapus darinya dosa.” (HR. Al Bukhari)
3. Bersiap menghadapi ujian selanjutnya.
Ujian mahasiswa tentu tidak hanya satu mata kuliah, tetapi ada beberapa macam.Selama hayat masih dikandung badan, maka bersiaplah menghadapi ujian-ujian yang beraneka ragam bentuknya. “Apakah kamu mengira kamu akan dibiarkan saja mengatakan “kami beriman” sedang mereka tidak di uji lagi” (QS. Al Ankaabut: 2-3)
Untuk Apa Ujian Itu?
Untuk apakah ujian itu Allah SWT berikan kepada hamba-hamba-Nya?
Ujian adalah sunnatullah dari Allah untuk memisahkan orang-orang munafik dari barisan orang-orang beriman, memisahkan antara loyang dengan emas. “Allah menguji hamba-Nya dengan menimpakan musibah sebagaimana seorang menguji kemurnian emas dengan api (pembakaran). Ada yang ke luar emas murni. Itulah yang dilindungi Allah dari keragu-raguan. Ada juga yang kurang dari itu (mutunya) dan itulah yang selalu ragu. Ada yang ke luar seperti emas hitam dan itu yang memang ditimpa fitnah (musibah).”(HR. Athabrani)
 Ujian adalah tarbiyah dari Allah untuk meningkatkan derajat hamba-Nya, sebagai wujud kasih sayang-Nya. “Seorang hamba memiliki suatu derajat di surga. Ketika dia tidak dapat mencapainya dengan amal-amal kebaikannya maka Allah menguji dan mencobanya agar dia mencapai derajat itu.” (HR. Athabrani).
Ujian adalah sunatullah untuk orang-orang yang berada di jalan Al Haq. Jika kita tidak merasakan adanya ujian yang berat, maka patut dipertanyakan apakah jalan yang kita lalui adalah jalan yang benar. Saad bin Abi Waqqash berkata, “Aku bertanya kepada Rasulullah saw, “Ya Rasulullah, siapakah orang yang paling berat ujian dan cobaannya” Nabi saw menjawab, “Para nabi kemudian yang meniru (menyerupai) mereka dan yang meniru (menyerupai) mereka. Seseorang diuji menurut kadar agamanya. Kalau agamanya tipis (lemah) dia diuji sesuai dengan itu (ringan) dan bila imannya kokoh dia diuji sesuai itu (keras). Seroang diuji terus-menerus sehingga dia berjalan di muka bumi bersih dari dosa-dosa.” (HR. Al Bukhari)
Dalam menghadapi ujian, seorang mu\’min harus selalu berprasangka baik kepada Tuhannya. “Besarnya pahala sesuai dengan besarnya ujian dan cobaan. Sesungguhnya Allah Azza wajalla bila menyenangi suatu kaum Allah menguji mereka. Barangsiapa bersabar maka baginya manfaat kesabarannya dan barangsiapa murka maka baginya murka Allah.” (HR. Attirmidzi).
Allah SWT menghibur orang-orang beriman dalam menghadapi ujian dengan firman-Nya, “Dan janganlah kamu bersikap lemah dan janganlah pula kamu bersedih hati, padahal kamulah orang yang paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang-orang yang beriman.” (QS. 3 : 139).
PenutupUjian hidup tidak selamanya berbentuk penderitaan dan kesedihan hati, tetapi bisa juga dalam bentuk kenikmatan dan kesenangan. Bila ujian itu dalam bentuk kesenangan, apakah sang hamba dapat bersyukur? Bila dalam penderitaan, apakah sang hamba bersabar? Syukur dan sabar adalah keistimewaan orang-orang yang beriman, yang dikagumi oleh sang nabi.
Surga memiliki kriteria (muwashofat) untuk orang-orang yang akan memasukinya. Nilai A, B, C, D, atau E, adalah hak prerogatif Allah SWT. Tugas manusia adalah berdoa, berikhtiar dan bersabar. Dan tentu saja, untuk mengetahui apakah kita benar-benar lulus atau tidak, jawabannya ada di hari akhir nanti.
Lulus ujian, akan menaikkan derajat kita di sisi-Nya dan tiada lain balasannya adalah ridha-Nya, surga-Nya, dan bidarari yang bermata jeli. Allah SWT berfirman, “Dan (di dalam Surga itu) ada bidadari-bidadari yang bermata jeli laksana mutiara yang tersimpan baik.” (QS. Al Waqiah : 22-23). Bidadari menantimu. Selamat ujian.
Di waktu ujian badai terus melanda
Engkau tetap gigih berjuang.
Membenarkan sabda junjungan
Terus memburu menuntut janji,
Pastilah Islam gemilang lagiUjian bukan batu penghalang
Karena itulah syarat dalam berjuang
Ujian adalah tarbiyah dari Allah
Apakah kita kan sabar ataupun sebaliknya 
 
 

Rinduku RINDU YANG TERLARANG♥◦°˚¨˚°*•‧::‧☺*•♫.•♥.•*¨:*•♫.•♥.•

Teruntuk dia yang telah memberikan sebingkis rindu yang terlarang..
♥◦°˚¨˚°*•::☺*•♫.•♥.•*¨:*•♫.•♥.
Ku rasakan indah bila ku mendengar suaramu
Terasa manis bila kau membuaiku dengan alunan lagu rindu
Betapa syahdu aliran rasa yang melenakanku..
♥◦°˚¨˚°*•::☺*•♫.•♥.•*¨:*•♫.•♥.•
Teruntuk dia yang menyematkan sebongkar rindu yang terlarang..

Betapa cinta tlah membutakan mata beningku
Cinta..
Walo aku tau jika cinta itu buta
Bahwa cinta itu tidak memandang logika
Bahwa cinta tidak bermata
Bahwa cinta bisa datang kapan saja, kepada siapa saja,
CINTA TIDAK PERNAH PEDULI RASA...
♥◦°˚¨˚°*•::☺*•♫.•♥.•*¨:*•♫.•♥.•

Padamu yang mencintaiku dalam diam..


Sungguh, betapa menyakitkan rasa yang tengah melanda ini..
Sebuah rasa yang jelas- jelas haram
Karna, KAU DISANA TLAH BERDUA
DAN, AKU DISINIPUN TLAH BERDUA..
♥◦°˚¨˚°*•::☺*•♫.•♥.•*¨:*•♫.•♥.•
Padamu yang mencintaiku dalam hening..
Masih pantaskah kita lanjutkan hubungan terlarang ini..?
Masih bolehkah ku mendengar senandung rindu yang menggelitik jiwa ini..?
Sementara, akan ada yang terluka dengan hubungan terlarang kita..?
BAHKAN, AZAB DIA AKAN MENUNGGU KITA..?
♥◦°˚¨˚°*•::☺*•♫.•♥.•*¨:*•♫.•♥.•
Duhai kekasih gelapku..
Ijinkan aku mengundurkan diri dari HUBUNGAN GELAP INI..
karna hubungan kita hanyalah SATU PERSINGGAHAN..
HUBUNGAN YANG PENUH DENGAN KENIKMATAN MAYA..
SEBUAH CINTA YANG PENUH NAFSU DAN AMBISI SEMATA..
♥◦°˚¨˚°*•::☺*•♫.•♥.•*¨:*•♫.•♥.•
Duhai KEKASIH GELAPKU..
Lepaskanlah aku..
Anggaplah aku adik kandungmu..
Aku juga amat menyayangimu.tapi aku tau ini tidak boleh..


Bahwa hati kita tidak boleh terbagi
Bahwa kesetiaan kita tengah di uji..
Bahwa CINTA TIDAK HARUS MEMILIKI....
 ♥◦°˚¨˚°*•::☺*•♫.•♥.•*¨:*•♫.•♥.•
Ya ALLAH..
Ampunilah aku dan dia..
Angkatlah RINDU YANG HARAM INI DARI JIWA KAMI..
Gantilah dengan cinta penuh persaudaraan..
Jangan biarkan kami terlena dengan bujukan setan yang MENGATAS NAMAKAN CINTA...
♥◦°˚¨˚°*•::☺*•♫.•♥.•*¨:*•♫.•♥.•
Ya MUHAIMIN..
BERIKANLAH KESETIAAN DAN KEIKLASAN KAMI  DALAM MENCINTAI PASANGAN KAMI..
JANGAN BIARKAN KAMI MENJADI PENGKHIANAT CINTA..

BERIKANLAH RASA SETIA DAN CINTA YANG TIADA TARA TUK MENCARI RIDHOMU YA IZZATI..
YA ALLAH..
AMPUNILAH PENGKHIANATAN INI..
DAN MULAI DETIK INI,, AKAN KAMI AKHIRI HUBUNGAN TERLARANG INI...
 ♥◦°˚¨˚°*•::☺*•♫.•♥.•*¨:*•♫.•♥.•
YA ALLAH YA RABBI..


TUNTUNLAH KAMI DAN SAYANGILAH KAMI...
JANGAN BIARKAN KAMI KESEPIAN DI DUNIA DAN AKHIRAT INI...
AMIN..AMIN...YA RABBAL ALAMIN...
♥◦°˚¨˚°*•::☺*•♫.•♥.•*¨:*•♫.•♥.•


http://romdani45498.blogspot.com/2010/11/rinduku-rindu-yang-terlarang.html

Berhentilah Sejenak

♥♥♫•*¨*•.¸¸¸¸.•*¨*•♫♥♥♥♥♥♥♫•*¨*•.¸¸¸¸.•*¨*•♫♥♥♥♥♥♥♥♥♥
Waktu memang tak pernah berhenti berjalan, meski manusia di dalamnya tak bergerak sekali pun. Beruntunglah orang-orang yang selalu mengisi kehidupannya dengan berbagai macam kegiatan dan amalan. Semangat dan tekad yang kuat di dalam hati memang mampu membuat manusia bergerak layaknya air yang mengalir,terus bergerak mengikuti arus.
Ketika kita yakin bahwa hidup ini cuma sekali dan dunialah tempat kita menempa amal, mempersiapkan bekal yang terbaik sebelum akhirnya memasuki akhirat yang kekal, maka sepatutnya kita paham bahwa tak ada waktu yang boleh disia-siakan. Begitu banyak yang bisa dan harus kita kerjakan. Bahkan terkadang kita merasa bahwa waktu 24 jam yang diberikan masih kurang jika harus dibagi untuk mengerjakan amanah pekerjaan, kuliah, dakwah, keluarga, dan mengurusi diri sendiri.
Berlomba-lombalah dalam mengerjakan kebaikan, karena sesungguhnya Allah Maha Melihat apa yang kita kerjakan. Tapi terkadang ketika kita begitu sibuk mengerjakan amanah, ada hal-hal yang kita abaikan. Saudaraku, cobalah bertanya pada diri sendiri. Jujurlah pada nurani. Sudahkah hak-hak diri kita tunaikan? Apakah ibadah kita tetap terjaga?


Atau justru tilawah semakin berkurang dan malam demi malam selalu terlewatkan tanpa sempat sujud meski hanya dua rakaat di sepertiga malam?
Ibarat orang yang sedang melakukan perjalanan jauh, maka sesekali perlu berhenti untuk beristirahat atau mengisi bahan bakar kendaraan. Seperti itulah layaknya kita. Ketika bergerak, harus ada waktu dimana kita mengisi kekuatan, menenangkan pikiran, baru kemudian bergerak lagi. Rasakanlah betapa kosongnya hati ketika salat kita tak lagi khusyuk (bahkan terburu-buru), tilawah kita tak pernah mencapai target, Dhuha tak sempat dilakukan, dan akhirnya malam hanya meninggalkan lelah yang amat sangat. Apakah itu yang kita rasakan saat ini?
Jika iya, maka berhentilah sejenak. Sejenak saja... tanyalah pada diri, sudah sejauh mana kita tidak lagi tawazun (seimbang) pada diri? Saudaraku, benahilah kembali hak-hak diri dan orang lain yang selama ini mengkin terabaikan. Shalatlah sambil mengingat dosa-dosa yang mungkin sering kita lakukan tanpa kita sadari. Perbanyak doa agar kita selalu diberi kekuatan dan kesabaran. Bacalah Al-quran sambil merenungkan maknanya. Kerjakan amalan sunnah yang selama ini mungkin jarang sekali tersentuh.
 Beruntunglah orang yang melakukan tasbih (shalat) ketika manusia sedang tertidur.
Ia pendam keinginannya diantara tulang rusuknya (dadanya).Dalam suasana yang diliputi ketenangan yang khusyu.Berdzikir kepada Allah sedang air matanya mengalir.Kelak air matanya itu di kemudian hari akan menjadi pelita.Guna menerangi jalan yang ditempuhnya di hari perhimpunan.Seraya bersujud kepada Allah di penghujung malam.Kembalilah kepada Allah dengan hati yang khusyu.Dan berdoalah kepada-Nya dengan mata yang menangis.Niscaya Dia akan menyambutmu dengan pemaafan yang luas.Dan Dia akan menggantikan semua keburukanmu itu.Dengan kebaikan yang dilimpahkan-Nya kepadamu tanpa habis-habisnya.Semua pemaafan itu diberikan bagi hamba yang kembali pada-Nya.Sebagai karunia yang berlimpah dari Pencipta alam semesta. Bagi orang-orang yang segera bertaubat kepada-Nya
Berhenti sejenak bukan berarti lantas mematahkan langkah dan menghambat tujuan. Justru kita harus berhenti sejenak untuk mengisi kekuatan kita dan melihat apa saja yang telah kita lakukan. Karena kita adalah manusia, bukan batu karang yang tetap berdiri meski diterjang ombak. Karena kita adalah manusia, bukan gunung tinggi yang tetap kokoh meski diterpa angin kencang.

♥♥♫•*¨*•.¸¸ﷲ¸¸.•*¨*•♫♥♥♥♥♥♥♫•*¨*•.¸¸ﷲ¸¸.•*¨*•♫♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥


http://romdani45498.blogspot.com/2010/11/berhentilah-sejenak.html

rintionc^^ Cinta Laki – laki Biasa ^^

Menjelang hari H, Nania masih saja sulit mengungkapkan alasan kenapa dia mau menikah dengan lelaki itu. Baru setelah menengok ke belakang, hari – hari yang dilalui, gadis cantik itu sadar, keheranan yang terjadi bukan semata miliknya, tapi melainkan milik orang banyak : Papa, Mama, kakak – kakak, tetangga dan teman – teman Nania. Mereka ternyata sama herannya.
Kenapa? Tanya mereka di hari Nania mengantarkan surat undangan.


Saat itu teman – teman baik Nania sedang duduk di kantin menikmati hari – hari sidang yang baru saja berlalu. Suasana sore di kampus sepi. Berpasang – pasang mata tertuju pada gadis itu.
Tiba – tiba saja pipi Nania bersemu merah, lalu matanya berpijar bagaikan lampu neon lima belas watt. Hatinya sibuk merangkai kata – kata yang barangkali berterbangan di otak melebihi kapasitas. Mulut Nania terbuka. Semua menunggu. Tapi tak ada apapun yang keluar dari sana. Ia hanya menarik nafas, mencoba bicara dan? Menyadari, dia tak punya kata – kata!
Dulu gadis berwajah indo itu mengira punya jawaban, alasan detil dan spesifik, kenapa bersedia menikah dengan laki – laki itu. Tapi kejadian di kampus adalah kali kedua Nania yang pintar berbicara mendadak gagap. Yang pertama terjadi 3 bulan lalu saat Nania menyampaikan keinginan Rafli untuk melamarnya. Arisan keluarga Nania dianggap momen yang tepat, karena semua berkumpul. Bahkan hingga generasi ketiga, sebab kakak – kakaknya yang sudah berkeluarga membawa serta buntut mereka.
Kamu pasti bercanda!
Nania kaget. Tapi melihat senyum yang tersungging di wajah kakak tertua, disusul senyum serupa dari kakak nomor dua, tiga dan terakhir dari Papa dan Mama membuat Nania menyimpulkan : mereka serius ketika mengira Nania bercanda.
Suasana sekonyong – konyong hening. Bahkan keponakan – keponakan Nania yang balita melongo dengan gigi – gigi mereka yang ompong. Semua menatap Nania!
Nania serius! Tegasnya sambil menebak – nebak, apa lucunya jika Rafli memang melamarnya.
Tidak ada yang lucu, suara Papa tegas, Papa hanya tidak mengira Rafli berani melamar anak Papa yang paling cantik! Nania tersenyum. Sedikit lega karena kalimat Papa barusan adalah pertanda baik. Perkiraan Nania tidak sepenuhnya benar sebab setelah itu berpasang – pasang mata kembali menghujaninya, seperti tatapan mata penuh selidik seisi ruang pengadilan pada tertuduh yang duduk layaknya pesakitan.
Tapi Nania tidak serius dengan Rafli, kan? Mama mengambil inisiatif bicara, masih seperti biasa dengan nada penuh wibawa, maksud Mama siapa saja boleh datang melamar siapapun, tapi jawabannya tidak harus iya, toh?
Nania terkesima.
Kenapa?
Sebab kamu gadis Papa yang paling cantik.


Sebab kamu paling berprestasi dibandingkan kami. Mulai dari ajang busana, sampai lomba beladiri. Kamu juga juara debat bahasa Inggris, juara baca puisi seprovinsi. Suaramu bagus! Sebab masa depanmu cerah. Sebentar lagi kamu meraih gelar insinyur. Bakatmu yang lain pun luar biasa. Nania sayang, kamu bisa mendapatkan laki – laki manapun yang kamu mau!
Nania memandangi mereka, orang – orang yang amat dia kasihi, Papa, kakak – kakak dan terakhir Mama. Takjub dengan rentetan panjang uraian mereka atau satu kata “kenapa” yang barusan Nania lontarkan.
Nania cuma mau Rafli, sahutnya pendek dengan air mata mengambang di kelopak.
Hari itu dia tahu, keluarganya bukan sekadar tidak suka, melainkan sangat tidak menyukai Rafli. Ketidaksukaan yang mencapai stadium empat. Parah. Tapi kenapa?
Sebab Rafli cuma laki – laki biasa, dari keluarga biasa, dengan dengan pekerjaan dan gaji yang amat sangat biasa.
Bergantian tiga saudara tua Nania mencoba membuka matanya.
Tak ada yang bisa dilihat pada dia, Nania! Cukup!
Nania menjadi marah. Tidak pada tempatnya ukuran – ukuran duniawi menjadi parameter kebaikan seseorang menjadi manusia. Di mana iman, di mana tawakkal hingga begitu mudah menentukan masa depan sesorang dengan melihat pencapaiannya hari ini?
Sayangnya Nania lagi – lagi gagal membuka mulut dan membela Rafli. Barangkali karena nania memang tidak tahu bagaimana harus membelanya. Gadis itu tak punya fakta dan data konkret yang bisa membuat Rafli tampak “luar biasa”. Nania cuma punya idealisme berdasarkan perasaan yang telah menuntun Nania menapaki hidup hingga umur dua puluh tiga. Dan nalurinya menerima Rafli. Disampingnya Nania bahagia. Mereka akhirnya menikah.
***
Setahun pernikahan.
Orang – orang masih sering menanyakan hal itu, masih sering berbisik – bisik di belakang Nania, apa sebenarnya yang dilihat dari Rafli. Jeleknya, Nania masih belum mampu juga menjelaskan kelebihan – kelebihan Rafli agar tampak di mata mereka.
Nania hanya merasakan cinta begitu besar dari Rafli, begitu besar hingga Nania bisa merasakannya hanya dari sentuhan tangan, tatapan mata atau cara dia meladeni Nania. Hal – hal sederhana yang membuat perempuan itu sangat bahagia.


Tidak ada lelaki yang bisa mencintai sebesar cinta Rafli pada Nania.
Nada suara Nania tegas, mantap, tanpa keraguan.
Ketiga saudara Nania hanya memandang lekat, mata mereka terlihat tak percaya.
Nia, siapa pun akan mudah mencintai gadis secantikmu! Kamu adik kami yang tak hanya cantik, pintar dan punya kehidupan sukses!
Nania merasa lidahnya kelu. Hatinya siap memprotes. Dan kali ini dilakukannya sungguh – sungguh.
Mereka tak boleh meremehkan Rafli.
Beberapa lama keempat adik dan kakak itu beradu argumen.
Tapi Rafli juga tidak jelek, Kak! Betul.
Tapin dia juga tidak ganteng kan?
Rafli juga pintar! Tidak sepintarmu, Nania.
Rafli juga sukses, pekerjaannya lumayan.
Hanya lumayan, Nania. Bukan sukses.
Tidak sepertimu.
Seolah tak ada apapun yang bisa meyakinkan kakak – kakaknya, bahwa adik mereka beruntung mendapatkan suami seperti Rafli. Lagi – lagi percuma.
Lihat hidupmu Nania, Nania. Lalu lihat Rafli!
Kamu sukses, mapan, kamu bahkan tidak perlu lelaki untuk menghidupimu.
Teganya kakak Nania mengatakan itu semua. Padahal adik mereka sudah menikah dan sebentar lagi punya anak. Ketika 5 tahun pernikahan berlalu, ocehan tu tak juga berhenti. Padahal Nania dan Rafli sudah memiliki 2 orang anak, satu lelaki dan satu perempuan. Keduanya menggemaskan. Rafli bekerja lebih rajin setlah mereka memiliki anak – anak. Padahal itu tidak perlu, sebab gaji Nania lebih dari cukup untuk hidup senang. Tak apa, kata lelaki itu, ketika Nania memintanya untuk tidak terlalu memforsir diri.


 Gaji Nania cukup, maksud Nania jika digabungkan dengan gaji abanng.
Nania tak bermaksud menyinggung hati lelaki itu. Tapi dia tak perlu khawatir, sebab suaminya yang berjiwa besar selalu bisa menangkap hanya maksud baik...
Sebaiknya Nania tabungkan saja, untuk jaga – jaga, ya? Lalu dia mengelus pipi nania dan mendaratkan kecupan lembut. Saat itu sesuatu seperti kejutan listrik menyentakkan otak dan membuat pikiran Nania cerah.
Inilah hidup yang diimpikan banyak orang. Bahagia!
Pertanyaan kenpa dia menikahi laki – laki biasa, dari keluarga biasa, dengan pendidikan biasa, berpenampilan biasa, dengan pekerjaan dan gaji yang amat sangat biasa, tak lagi mengusik perasaan Nania. Sebab, ketika bahagia, alasan – alasan menjadi tidak penting.
Mengijak tahun ketujuh pernikahan, posisi Nania di kantor semakingemilang, uang mengalir begitumudah, rumah Nania besar, anak – anak pintar dan lucu, dan Nania memiliki suami yang terbaik di dunia. Hidup perempuan itu berada di puncak!
Bisik – bisik masih terdengar, setiap Nania dan Rafli melintas dan bergandengan mesra. Bisik orang – orang di kantor, bisik tetangga kanan – kiri, bisik saudara – saudara Nania, bisik Papa Mama.
Sungguh beruntung suaminya. Istrinya cantik. Cantik ya? Dan kaya!
Tak imbang!
Dulu bisik – bisik itu membuiatnya frustasi. Sekarang pun masih, tapi Nania belajar untuk bersikap cuek tidak peduli. Toh dia hidup dengan perasaan bahagia yang kian membukit dari hari ke hari.
Tahun kesepuluh pernikahan, hidup Nania masih belum bergeser dari puncak. Anak – anak semakin besar. Nania mengandung anak ketiga.
Selama kurun waktu itu, tak sekalipun Rafli melukai hati Nania atau membuat Nania menangis.
***
Bayi yang dikandung Nania tidak juga keluar. Sudah lewat 2 minggu dari waktunya.
Plasenta kamu sudah berbintik – bintik. Sudah tua, Nania. Harus segera dikeluarkan!


Mula – mula dokter kandungan langganan Nania memasukkan sejenis obat ke dalam rahim Nania. Obat itu akan menimbulkan kontraksi hebat hingga perempuan itu merasa sakityang teramat sangat. Jika semuanya normal, hanya dalam hitungan jam, mereka akan segera melihat si kecil.
Rafli tidak beranjak dari sisi tempat tidur Nania dirumah sakit. Hanya waktu – waktu sholat lelaki itu meninggalkannya sebentar ke kamar mandi dan menunaikan sholat di sisi tempat tidur. Sementara kakak – kakak serta orang tua Nania belum satu pun yang datang.
Anehnya, meski obat kedua sudah dimasukkan, delapan jam setelah obat pertama, Nania tak menunjukkan tanda – tanda akan melahirkan. Rasa sakit dan melilit sudah dirasakan Nania per lima menit, lalu tigamenit. Tapi pembukaan berjalan lambat sekali.
Baru pembukaan satu. Belum adaperubahan, Bu. Sudah bertambah sedikit, kata seorang suster 4 jam kemudian menyemaikan harapan.
Sekarang pembukaan satu lebih sedikit. Nania dan Rafli berpandangan. Mereka sepakat suster terakhir yang memeriksa memiliki sense humor yang tinggi.
Tiga puluh jam berlalu. Nania baru pembukaan dua. Ketika pembukaan pecah, didahului keluarnya darah, mereka terlonjak bahagia, sebab dulu – dulu kelahiran akn mengikuti setelah ketuban pecah. Perkiraan mereka meleset.
Masih pembukaan dua, Pak! Rafli tercengang. Cemas. Nani` tak bisa menghibur karena rasa sakit yang sudah tak sanggup lagi ditanggungnya. Kondisi perempuan itu semakin payah. Sejak pagi tak sesuap nasi pun bisa ditelannya.
Bang? Rafli termangu. Iba hatinya melihat sang istri memperjuangkan dua kehidupan.
Dokter?
Kita operasi, Nia. Bayinya mungkin terlililt tali pusar.
Mungkin? Rafli dan Nania berpandangan.
Kenapa tidak dari tadi kalau begitu?
Bagaimana jika terlambat?
Mereka berpandangan, Nania berusaha mengusir kekhawatiran. Ia senang senang karena Rafli tidak melepaskan genggaman tangannya hingga ke pintu kamar operasi.


Ia tak suka merasa sendiri lebih awal.
Pembiusan dilakukan, Nania digiring keruangan serba putih. Sebuah sekat ditaruh di perutnya hingga dia tidak bisa menyaksikan ketrampilan dokter – dokter itu. Sebuah lagu dimainkan. Nania merasa dalam perahu yang diguncang ombak. Berayun – ayun. Kesadarannya naik turun. Terakhir, telinga perempuan itu sempat menangkap teriakan – teriakan di sekitarnya dan langkah – langkah cepat yang bergerak, sebelum dia kemudian tak sadarkan diri. Kepanikan ada di udara. Bahkan dari luar Rafli bisa menciumnya. Bibir lelaki itu tak berhenti melafalkan dzikir.
Seorang dokter keluar, Rafli dan keluarga Nania mendekat.
Pendarahan hebat!
Rafli membayangkan sebuah sumber air yang meluap, berwarna merah. Ada varises di mulut rahim yang tidak terdeteksi dan entah bagaimana pecah! Bayi mereka selamat, tapi Nania dalam kondisi kritis.
Mama Nania yang baru tiba, menangis. Papa termangu lama sekali. Saudara – saudara Nania menyimpan isak, sambil menenangkan orang tua mereka. Rafli seperti berada dalam atmosfer yang berbeda. Lelaki itu tercenung beberapa saat, ada rasa cemas yang mengalir di pembuluh – pembuluh darahnya dan tak bisa dihentikan, menyebar dan meluas cepat seperti kanker.
Setelah itu adalah hari – hari penuh doa bagi Nania.
***
Sudah seminggu lebih Nania koma. Selama itu Rafli bolak – balik dari kediamannya ke rumah sakit. Ia harus membagi perhatian bagi Nania dan juga anak – anak. Terutama anggota keluarganya yang baru, si kecil. Bayi itu sungguh menakjubkan, fisiknya sangat kuat, juga daya hisapnya. Tidak sampai 4 hari, mereka sudah boleh membawanya pulang. Mama, Papa dan ketiga saudara Nania terkadang ikut menunggui Nania di rumah sakit, sesekali mereka kerumah dan melihat perkembangan si kecil. Walau tak banyak, mulai terjadi percakapan antara pihak keluarga Nania dengan Rafli.
Lelaki itu sungguh luar biasa. Ia nyaris tak pernah meninggalkan rumah sakit, kecuali untuk melihat anak – anak di rumah. Syukurnya pihak perusahaan tempat Rafli bekerja mengerti dan memberikan izin penuh. Toh, dedikasi Rafli terhadap kantor tidak perlu diragukan.
Begitulah Rafli menjaga Nania siang dan malam. Dibawanya sebuah Qur’an kecil, dibacakannya dekat telinga Nania yang terbaring di ruang ICU. Kadang perawat dan pengunjung lain yang kebetulan menjenguk sanak famili mereka, melihat lelaki dengan penampilan sederhana itu bercakap – cakap dan bercanda mesra..


Rafli percaya meskipun tidak mendengar, Nania bisa merasakn kehadirannya.
Nania, bangun Cinta? Kata – kata itu dibisikkannya berulang – ulang sambil mencium tangan, pipi dan kening istrinya yang cantik.
Ketika 10 hari berlalu dan pihak keluarga mualai pesimisdan berfikir untuk pasrah, rafli masih berjuang. Datang setiap hari ke rumah sakit, mengaji dekat Nania sambil menggenggam tanga istrinya mesra. Kadang lelaki itu membawakan buku – buku kesukaan nania ke rumah sakit dan membacanya dengan suara pelan. Memberikan tambahan di bagian ini dan itu. Sambil tak bosan – bosannya berbisik... Nania, bangun Cinta? Malam – mala penantian dilewatkan Rafli dalam sujud dan permohonan. Asalkan Nania sadar, yang lain tak jadi soal. Asalkan dia bisa melihat lagi cahaya di mata kekasihnya, senyum di bibir Nania, semua yang menjadi sumber semangat bagi orang – orang di sekitarnya, bagi Rafli.
Rumah mereka tak sama tanpa kehadiran Nania. Anak – anak merindukan ibunya. Di luar Rafli tak memedulikan yang lain, tidak wajahnya yang lama tak bercukuratau badannya yang semakin kurus akibat sering lupa makan.
Ia ingin melihat Nania lagi dan semua antusias perempuan itu di mata, gerak bibir, kernyitan kening, serta gerakan – gerakan kecil lain di wajahnya yang cantik. Nania sudah tidur terlalu lama. Pada hari ke-37, doa Rafli terjawab. Nania sadar dan wajah penat Rafli adalah yang pertama ditangkap matanya.
Seakan telah begitu lama. Rafli menangis, menggenggam tangan Nania dan mendekapkannya ke dadanya, mengucapkan syukur berulang – ulang dengan air mata yang meleleh.
Asalkan Nania sadar, semua tak penting lagi.
Rafli membuktikan kata – kata yang diucapkannya beratus kali dalam doa.
Lelaki biasa itu tak pernah lelah merawat Nania selama 11 tahun terakhir. Memandikan dan menyuapi Nania, lalu mengantar anak – anak ke sekolah satu per satu. Setiap sore setelah pulang kantor, lelaki itu cepat – cepat menuju rumah dan menggendong Nania ke teras, melihat senja datang sambil memangku Nania seperti remaja belasan tahun yang sedang jatuh cinta. Ketika malam Rafli mendandani Nania agar cantik sebelum tidur.
Membersihkan wajah pucat perempuan cantik itu, memakaikannya gaun tidur. Ia ingin Nania selalu merasa cantik. Meski sering kali Nania mengatakan itu tak perlu. Bagaimana bisa merasa cantik dalam keadaan lumpuh?



Tapi Rafli dengan upayanya yang terus – menerus dan tak kenal lelah selalu meyakinkan Nania, membuatnya pelan – pelan percaya bahwa dialah perempuan paling cantik dan sempurna di dunia. Setidaknya di mata Rafli.
Setiap hari minggu Rafli mengajak mereka sekeluarga jalan – jalan keluar. Selama itu pula dia selalu menyertakan Nania. Belanja, makan di restoran, nonton bioskop, rekreasi kemana pun Nania harus ikut. Anak – anak, seperti juga Rafli, melakukan hal yang sama, selalu melibatkan nania. Begitu bertahun – tahun.
Awalnya tentu Nania sempat merasa risih dengan pandangan orang – orang di sekitarnya. Mereka semua yang menatapnya iba, lebih – lebih pada Rafli yang berkeringat mendorong kursi roda Nania kesana kemari. Masih dengan senyum hangat di anatara wajah yang bermanik keringat.
Lalu berangsur Nania menyadari, mereka, orang – orang yang ditemuinya di jalan, juga tetangga – tetangga, sahabat dan teman – teman Nania tak puas hanya memberi pandangan iba, namun juga mengomentari, mengoceh, semua berbisik – bisik.
Baik banget suaminya! Lelaki lain mungkin sudah cari perempuan kedua!
Nania beruntung! Ya, memiliki seseorang yang menerima dia apa danya.
Tidak, tidak cuma menerima apa adanya, kalian lihat bagaimana suaminya memandang penuh cinta. Sedikit pun tak pernah bernuka masam!
Bisik – bisik serupa juga lahir dari kakaknya yang tiga orang, Papa dan Mama.
Bisik – bisik yang serupa dengungan dan sempat membuat Nania makin frustasi, merasa tak berani, merasa?
Tapi dia salah. Sangat salah. Nania menyadari itu kemudian. Orang – orang di luar mereka memeng tetap berbisik – bisik, barangkali selamanya akan selalu begitu. Hanya saja, bukankah bisik – bisik itu kini berbeda bunyi?
Dari teras Nania menyaksikan anak – anaknya bermain basket dengan ayah mereka... Sesekali perempuan itu ikut tergelak melihat kocak permainan.
Ya,22 tahun pernikahan. Nania menghitung – hitung semua, anak – anak yang beranjak dewasa, rumah besar yang mereka tempati, kehidupan yang lebih dari yang bisa dia syukuri.



Meski tubuhya tak berfungsi sempurna. Meski kecantikannya tak lagi sama karena usia, meski karir telah direbut takdir dari tangannya.
Waktu telah membuktikan segalanya. Cinta luar biasa dari laki – laki biasa yang tak pernah berubah, untuk Nania.
Seperti yang diceritakan oleh seorang sahabat.


http://romdani45498.blogspot.com/2010/11/cinta-laki-laki-biasa.html

-- Sekuntum Mawar Untukmu –

Seorang gadis remaja datang menemui ayahnya yang sedang menyendiri. Ia mengadu pada ayahnya tentang masa kecilnya yang dianggapnya tak sebahagia teman-temannya dulu. Memang kehidupan keluarga tersebut sangat sederhana, jauh dari kemewahan dan kemapanan.


“Yah, kenapa selama aku kecil, ayah jarang sekali memberikan hadiah untukku? Bahkan saat aku mendapat juara kelas dan di hari ulang tahunku pun, sebuah hadiah hampir tak pernah aku dapatkan dari ayah, kenapa yah?”, tanya gadis itu kepada ayahnya.
Tajam matanya menerawang jauh ke depan, kemudian ayahnya menjawab,
“Nak memang ayah tak pernah memberi hadiah boneka dan mainan apapun padamu selayaknya teman-temanmu yang lain, tapi sejak kecil hingga kini, telah ayah berikan untukmu hadiah yang sangat berharga dalam hidupmu, sekuntum mawar indah.”
Mengernyit dahi anak gadisnya tanda keheranan, “Hah, sekuntum mawar indah? Kapan? Seingatku ayah tak pernah memberi aku hadiah sekuntum mawar.”
Dengan halus lembut tanda bijaksana, lalu,
“Nak, telah kuberikan sekuntum mawar nan indah untukmu sejak dulu. Yang harumnya mampu melembutkan tutur katamu. Indah kelopaknya mampu membuatmu bijaksana. Duri tajam di tangkainya mampu menjagamu dari tangan – tangan jahat yang hendak mengambilnya dari genggamanmu.”
“Ia selalu mekar mewangi bila malam tiba dan ia kan melayu bila engkau melalaikannya. Harum baunya, indah kelopaknya dan tajam durinya takkan pernah engkau dapatkan di taman-taman bunga mana pun engkau berada.”
“Maksud ayah?”,tanya anak gadisnya penuh heran dengan apa yang barusan didengarnya.
“Harum baunya adalah santun kata yang selalu ia ajarkan untukmu hingga engkaupun menjadi santun dalam bertutur. Indah kelopaknya adalah akhlak mulya yang dicontohkannya padamu hingga engkaupun menjadi bijaksana. Dan duri tajam di tangkainya adalah peringatan keras yang ia tegaskan padamu agar setan tak mengambil celah dari iman di dadamu.”
“Ia selalu mekar mewangi saat malam tiba sebagaimana ia selalu tegak terjaga dalam tahajjudnya di sepertiga malam terakhir. Layunya adalah gundah hatinya tatkala engkau melalaikan dan menyakitinya. Santun kata, indah akhlak dan peringatan kerasnya takkan pernah engkau temukan ditempat lain dimanapun engkau berada. Karena sekuntum mawar indah itu milikmu satu-satunya.”, ujar ayahnya lirih penuh makna.
Sambil menunjuk seorang wanita yang tergeletak lemah di atas dipan bambu tua karena sakit, ia berkata,
“Sekuntum mawar indah itu ibumu.”


Melangkah pelan gadis remaja tersebut dengan mata berkaca-kaca menuju wanita itu sembari berkata,

“Aku sayang ibu…”


http://romdani45498.blogspot.com/2010/11/sekuntum-mawar-untukmu.html

Sejuk Embun di Nisan Mu

Semalam sudah dirimu tertidur di situ...
Dalam kesendirian...
Dalam kesunyian...
Dalam kesenyapan...
Dalam keheningan...

Pagi tadi, embun sejuk telah membasahi nisanmu...
Nisan yang masih putih dan jernih membisu

Aku tahu kamu tersenyum di sana


Meski tangis anak-anakmu belum jua reda...
Tangisan pilu kehilangan ibu

Anak-anakmu yang sepanjang hidupnya,
akan selalu merindukan buaianmu
Merindukan pelukan hangatmu
Merindukan bisikan lembutmu
Merindukan kecupan kasih sayangmu

Bergetar jemariku saat kugoreskan kata-kata keabadian ini saudariku..

Aku tahu, jasad bekumu kini telah jadi cahaya..
Sesuai namamu
Yang tak akan pernah lekang
Tak akan pernah lapuk
Atas beribu-ribu ayat suci yang engkau daras dalam hatimu kala remajamu..

Angin pagi ini bertiup lembut, mendesau...
Menggoyang pucuk-pucuk kamboja di atas nisanmu..
Matahari masih bersedu sedan..
Bahkan rintik air hujan masih sesekali menangis...


Rintik hujan yang semalam turut mengantarmu ke persemayaman terakhirmu.

Dan dalam diam, dari kejauhan, ku untai sebaris doa, buatmu
Li yarhamakillah
Li yarhamakir Robb
Melewati ribuan mil
Menyabrang bentang luas samudera
Menembus awan
Melesat secepat kilat, secepat cahaya

Dan dengan senyum manismu, senyum indahmu, kau terima bingkisan sederhana itu dariku..

Jauh di lubuk sanubariku, tergetar sebuah janjiku buatmu
Pegang janjiku ini,untukmu,saudariku
Akan aku gantikan buaianmu
Pelukanmu
Rengkuhanmu
Untuk anak-anakmu..
Masa depan mereka ada pada tengkukku

Hanya ini yang bisa aku berikan untukmu...


Aku janji , bibir-bibir mungil anak-anakmu..
Akan selalu menguntai "Robbighfili waliwaalidayya" untukmu..
Kalimat yang selalu membahagiakanmu dalam tidur panjangmu

Usahlah kau khawatir saudariku...
Lantunkan selalu ayat-ayat suci itu dalam kesendirianmu..
Ia yang akan menemanimu...
Menungguimu...
Sampai saat doa anak-anakmu berlarian lagi dalam pelukanmu...

Aaah ya Ukhtaah




http://romdani45498.blogspot.com/2010/11/sejuk-embun-di-nisan-mu.html

… Aku sungguh mencintainya karena Allah, Allah, Allah …

♥♥♥♥ ♥♥♫•*¨*•.¸¸¸¸.•*¨*•♫♥♥♥♥♥♥♫•*¨*•.¸¸¸¸.•*¨*•♫♥♥♥♥♥♥♥♥♥
Yaa Allah…
Apalah hamba ini?
Manusia hina yang terlahir dari tanah yang kotor
Hitam dan berlumpur…

Siapalah hamba ini?
Pencari petunjuk yang munafik
Yang tertawa dalam kemaksiatan
Dan menangis dalam kebaikan…

Kenapakah hamba ini?


Mencari Cinta sejati dengan niat suci
Menunggu teman pembawa kunci surga
Dan kekasih penerang jiwa di dunia dan akhirat
Sungguh…
Hamba tidak tahu apa-apa
Apa itu kebenaran hakiki?
Wujud Cinta yang dikasihi,
Dan kekasih yang diridhoi.

Lalu…
Apalah hamba ini?

Yaa Allah…
Engkaulah pencipta pasangan-pasangan hidup
Lalu salahkah hamba meminta kebaikan
Dan melihat firman-Mu terbukti?


Di satu sisi, sudut yang terang,
Aku mengajak kepada kebaikan
Dengan malantunkan Ayat-Ayat Mu Yang Maha Pengasih


Berniat bersama bergandeng tangan
Menuju jalan-Mu
Menuju naungan ’Arsy-Mu
Menuju surga firdaus-Mu, dan
Menuju rahmat dan ridho-Mu

Lalu… siapalah hamba ini?

Yaa Allah Yang Maha Bercahaya
Engkau adalah Sang Pencipta cahaya Cinta di hati,
Pencipta Cinta yang diridhoi
Murkakah Engkau jika hamba memiliki Cinta
Yang tercipta di bumi ini?
Jauhkah hamba dari-Mu jika hamba mencintai
yang baik?

Sungguh Engkaulah Penolong…
Maka Tolonglah Yaa Allah!
Tolonglah Yaa Allah!
Tolonglah! Tunjukkanlah yang lurus jalannya!



Yaa Allah Yang Menciptakan Cinta Kasih…
Jika yang di hati itu adalah kebaikan untuk hamba,
Dan jika hamba adalah kebaikan untuk yang ada di hati,
Maka satukanlah dalam rahmat-Mu

Yaa Allah Yang Menciptakan Keindahan Kasih Sayang…
Jika yang di hati adalah jawaban terhadap doa
Maka ridhoilah dengan ampunan-Mu
Tetapkanlah menuju surga-Mu

Yaa Allah Yang Maha Lembut…
Jika ternyata yang di hati adalah keburukan
bagi sesama, maka JAUHKANLAH
Jika ternyata yang terjadi adalah kemurkaan-Mu
terhadap sesama, maka AMPUNILAH
Jika ternyata yang dijalani adalah kesesatan
maka BERILAH PETUNJUK kepada yang bercahaya,
yang lurus jalannya dan yang diridhoi

 Hamba memohon dengan sangat
Hamba memohon dengan sangat


Hamba memohon dengan sangat
Hati yang terjaga, Cahaya yang benderang dan Cinta yang diridhoi!

 … Aku sungguh mencintainya karena Allah, Allah, Allah …

 To someone in deepest of my heart


http://romdani45498.blogspot.com/2010/11/aku-sungguh-mencintainya-karena-allah.html