Mengenai Saya

Foto saya
Pangandaran, West Java, Indonesia
Simple

Selasa, 20 Maret 2012

CDMA ( Capek Dech ,Males Akh.)

Ada-ada saja bahasa gaul sekarang. Sehari-hari kita mungkin sudah sering mendengar ungkapan “Capek Dech…” atau “Males Ah!” Akhirnya ada yang jadiin satu istilah menjadi CDMA. Emang ga boleh capek, atau males?Merasa capek wajar aja ketika kelelahan dengan aktifitas yang banyak atau berat. Istirahat memang perlu untuk menghilangkan rasa capek itu. Tapi bukan berarti trus berlama-lama istirahat dan tidak kembali beraktifitas. Kalau rasa malas biasanya muncul ketika kita lago ga mood atau bete atau ga sreg dengan yang kita lakukan jadinya ga semangat. Males bisa diakibatkan karena capek, jadi sebab akibat. Jangan sampai kita menjadikan capek dan malas itu menjadi alasan untuk tidak melaksanakan amanah-amanah kita atau menjadi alasan untuk menolak amanah dakwah.
“Akh, tolong bantuin acara baksos hari ahad depan ya…” “Hari Ahad? Capek dech, mau istirahat!”“
Ukh, anti jadi panitia baksos ya…” “Males Ah…enakan di rumah aja..”
Mau berangkat ngaji, “Males Ah…. nanti-nanti aja nelat atau ijin aja ya…”
Mau berangkat syuro’, “Males dateng ah..”
Disuruh ikut dauroh, “Capek Dech…kan jauh…”
Diminta jadi murrobi, “Males Ah…aku belum siap..”
De el el, itu hanya sebagian contoh aja…
Coba kita simak ayat berikut…
“Berangkatlah kamu baik dalam keadaan merasa ringan ataupun merasa berat, dan berjihadlah kamu dengan harta dan jiwamu di jalan Allah” (Q.S. At Taubah:41)
Tuh kan… harusnya kita ga merasa malas dalam beraktifitas terutama dalam aktifitas dakwah. Tetap berangkat baik dalam keadaan mood maupun badmood. Tetep semangat karena ada janji dari Allah bagi orang-orang yang beriman yang mengadakan jual beli dengan-Nya. Kalau rasa malas itu datang obatnya yang utama adalah meluruskan niat, kembalikan semangat. Karena semua berawal dari niat kita. Ketika di awal niat kita sudah baik, di tengah jalan ketika kita sedah males atau lemah, kita ingat kembali pada niat kita, untuk apa kita melakukannya. Jika kita mengharapkan ridha Allah yang tiada bandingannya maka itu bisa memacu kita untuk tidak patah semangat. Ada tips dari beberapa temen untuk mengatasi capek; istirahat tapi ga lama-lama, wudlu kalau bisa sekalian mandi biar seger, bismillah insya Allah bisa mengatasi capek-capek Kalau kita lagi bete atau males kita bisa lakukan hoby2 kita tapi yang bermanfaat. Misal baca buku atau nulis nih biar ada manfaatnya
Ada salah satu do’a dalam dzikir kita tiap pagi dan sore yang bisa kita lafadzkan untuk meminta perlindungan Allah dari kelemahan dan kemalasan.“Ya Allah aku berlindung kepada-Mu dari rasa gelisah dan sedih, dari kelemahan dan kemalasan, dari sifat pengecut dan bakhil, dari tekanan hutang, dan kesewenang-wenangan orang.
jangan lah bermalas malasan ,,,selagi kita masih hidup,,,penyesalan selalu datang dibelakang,,,jangan sampai kita memohon agar sang waktu terulang kembali,,,itu tidak mungkin terjadi,,,
 
 

"Cinta..."

  • 1). CINTA MAWADDAH
adalah jenis cinta mengebu-gebu, membara dan “nggemesi”. Orang yang memiliki cinta jenis mawaddah, maunya selalu berdua, enggan berpisah dan selalu ingin memuaskan dahaga cintanya. Ia ingin memonopoli cintanya, dan hampir tak bisa berfikir lain.
  • 2). CINTA RAHMAH
adalah jenis cinta yang penuh kasih sayang, lembut, siap berkorban, dan siap melindungi.
Orang yang memiliki cinta jenis rahmah ini lebih memperhatikan orang yang dicintainya dibanding terhadap diri sendiri. Baginya yang penting adalah kebahagiaan sang kekasih walaupun ia harus menderita. Ia sangat memaklumi kekurangan kekasihnya dan selalu memaafkan kesalahan kekasihnya.
Termasuk dalam cinta rahmah adalah cinta antara orang yang bertalian darah, terutama cinta orang tua terhadap anaknya, dan sebaliknya. Dari itu maka dalam Al Qur’an , kerabat disebut Al Arham, dzawi al arham , yakni orang-orang yang memiliki hubungan kasih sayang secara fitri, yang berasal dari garba kasih sayang ibu, disebut rahim (dari kata rahmah). Sejak janin seorang anak sudah diliputi oleh suasana psikologis kasih sayang dalam satu ruang yang disebut rahim.
Selanjutnya diantara orang-orang yang memiliki hubungan darah dianjurkan untuk selalu ber silaturrahim artinya menyambung tali kasih sayang. Suami isteri yang diikat oleh cinta mawaddah dan rahmah sekaligus biasanya saling setia lahir batin-dunia akhirat.
  • 3). CINTA MAIL
adalah jenis cinta yang untuk sementara sangat membara, sehingga menyedut seluruh perhatian hingga hal-hal lain cenderung kurang diperhatikan. Cinta jenis mail ini dalam Al Qur’an disebut dalam konteks orang poligami dimana ketika sedang jatuh cinta kepada yang muda (an tamilu kulla al mail), cenderung mengabaikan kepada yang lama.
  • 4). CINTA SYAGHAF
adalah cinta yang sangat mendalam, alami, orisinil dan memabukkan. Orang yang terserang cinta jenis syaghaf (qad syaghafaha hubba) boleh jadi seperti orang gila, lupa diri dan hampir-hampir tak menyadari apa yang dilakukan. Al Qur’an menggunakan term syaghaf ketika mengisahkan bagaimana cintanya Zulaikha, isteri pembesar Mesir kepada bujangnya, Yusuf Alaihissalam
  • 5). CINTA RA'FAH yaitu,
rasa kasih yang dalam hingga mengalahkan norma-norma kebenaran, misalnya kasihan kepada anak sehingga tidak sanggup membangunkannya untuk shalat, membelanya meskipun salah. Al Qur’an menyebut ini ketika mengingatkan agar janganlah cinta ra`fah menyebabkan orang tidak menegakkan hukum Allah, dalam hal ini kesalahan hukuman bagi penzina (Q/24:2).
  • 6). CINTA SHOBWAH
yakni cinta buta, cinta yang mendorong kelakuan yang menyimpang tanpa sanggup mengelak. Al Qur’an menyebut term ni ketika mengisahkan bagaimana Nabi Yusuf berdoa agar dipisahkan dengan Zulaiha yang setiap hari menggodanya (mohon dimasukkan penjara saja), sebab jika tidak, lama kelamaan Yusuf tergelincir juga dalam perbuatan bodoh, wa illa tashrif `anni kaidahunna ashbu ilaihinna wa akun min al jahilin (Q/12:33)
  • 7). CINTA SYAUQ (RINDU).
ini bukan dari al Qur’an tetapi dari hadis yang menafsirkan al Qur’an. Dalam surat al `Ankabut ayat 5 dikatakan bahawa barangsiapa rindu berjumpa Allah pasti waktunya akan tiba. Kalimat kerinduan ini kemudian diungkapkan dalam doa ma’tsur dari hadits riwayat Ahmad; wa as’aluka ladzzata an nadzori ila wajhika wa as syauqa ila liqa’ika,
aku mohon dapat merasakan nikmatnya memandang wajah Mu dan nikmatnya kerinduan untuk berjumpa dengan Mu.
Menurut Ibn al Qayyim al Jauzi dalam kitab “Raudlat al Muhibbin wa Nuzhat al Musytaqin”, Syauq (rindu) adalah pengembaraan hati kepada sang kekasih (safar al qalb ila al mahbub), dan kobaran cinta yang apinya berada di dalam hati sang pecinta, (hurqat al mahabbah wa il tihab naruha fi qalb al muhibbi).
  • 8). CINTA KULFAH
yakni perasaan cinta yang disertai kesadaran mendidik kepada hal-hal yang positif meski sulit, seperti orang tua yang menyuruh anaknya menyapu, membersihkan kamar sendiri, meski ada pembantu. Jenis cinta ini disebut al Qur’an ketika menyatakan bahwa Allah tidak membebani seseorang kecuali sesuai dengan kemampuannya, la yukallifullah nafsan illa wus`aha (Q/2:286)
Wallahu'alam..
  • Cinta Sejati ;
  •  
1.Tidak rela yang dicintai menderita
2.Rela berkorban apapun demi yang dicintai
3.Memenuhi segala keinginan dari yang dicintai
4.Tidak pernah memaksakan kehendak kepada yang dicintai
5.Berlaku sepanjang masa
Cinta tersebut hanya ada antara Khalik dan Makhluk, cinta antara makhluk harus ditambah syarat-syarat berikut:
6.Cintanya tersebut karena Allah Subhanahu Wa Ta'ala
7.Harus memenuhi segala aturan yang dibuat oleh Allah Subhanahu Wa Ta'ala
8.Sex bukanlah cinta dan cinta bukanlah sex, tetapi sex adalah
bunga-bunga dari cinta dan hanya ada dalam pernikahan dan hanya dengan yang dinikahi
9.Cinta bukan uang atau harta atau duniawi, tetapi cinta membutuhkan uang, harta dan duniawi.
 
 

"Keutamaan Membaca Al-Qur’an."

Membaca Al-Quran itu terbagi dua: 
Pertama,
Membaca secara makna, yaitu membenarkan semua yang terkandung di dalamnya dan menunaikan semua perintah yang terkandung di dalamnya.
Kedua,
Membaca secara lafazh, dan nash tentang keutamaan membaca Al-Quran baik membacanya secara keseluruhan, sebagian suratnya atau sebagian Ayatnya.
Membaca Al-Qur’an adalah seafdhal-afdhal ibadat sehingga disebut bahwa Al-Qur’an itu akan datang pada hari Kiamat sebagai pemberi syafaat bagi orang yang membacanya.
Dari Abu Umamah Radhiyallahu 'Anhu dia berkata: Aku mendengar Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wa sallam bersabda,
"Bacalah Al Qur'an sesungguhnya ia akan datang di hari Kiamat menjadi syafaat (penolong) bagi pembacanya."
(HR.  Muslim).
Bukhari meriwayatkan dalam kitab shahihnya dari Utsman Radhiyallahu 'Anhu  bahwa Nabi Muhammad Shalallahu 'Alaihi Wa sallam  bersabda:
"Sebaik-baik kalian adalah orang yang mempelajari Al Quran dan mengajarkannya".
Dari Usman bin 'Affan Radhiyallahu 'Anhu  telah berkata: Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wa sallam  bersabda,
"Sebaik-baik manusia di antara kamu adalah orang yang mempelajari Al Qur'an dan mengajarkannya."
(HR.  Bukhari).
Dari Nawwas bin Sam'an Radhiyallahu 'Anhu  telah berkata: Aku mendengar Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wa sallam bersabda,
"Di hari Akhirat kelak akan didatangkan Al Qur'an dan orang yang membaca dan mengamalkannya, didahului dengan surat Al Baqarah dan Surah Ali 'Imran, kedua-duanya menjadi hujjah (pembela) orang yang membaca dan mengamalkannya."
(HR.  Muslim)
Dari Aisyah Radhiyallahu 'Anha telah berkata: Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wa sallam  bersabda,
"Orang yang membaca Al Qur'an dengan terbata-bata karena susah, akan mendapat dua pahala."
(HR. Bukhari & Muslim).
Dari Abu Musa Al Asy'ari Radhiyallahu 'Anhu  telah berkata: Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wa sallam bersabda,
"Perumpamaan orang mukmin yang membaca Al Qur'an seperti buah Utrujjah (sejenis limau), baunya harum dan rasanya sedap. Dan perumpamaan orang mukmin yang tidak membaca Al Qur'an seperti buah kurma, tidak ada baunya tapi rasanya manis.Dan perumpamaan orang munafik yang membaca Al Qur'an seperti Raihanah (jenis tumbuhan),
baunya wangi tapi rasanya pahit.Dan perumpamaan orang munafik yang tidak membaca Al Qur'an seperti buah hanzhal (seperti buah pare), tidak berbau dan rasanya pahit.
(HR. Bukhari & Muslim).
Dari Umar bin al Khatthab Radhiyallahu 'Anhu  bahwa Nabi Muhammad Shalallahu 'Alaihi Wa sallam  bersabda,
"Sesungguhnya Allah mengangkat (martabat) sebagian orang dan merendahkan sebagian lainnya dengan sebab Al Qur'an."
(HR.  Muslim).
Dari Ibnu Umar Radhiyallahu 'Anhu  dari Nabi Muhammad Shalallahu 'Alaihi Wa sallam telah bersabda,
"Tidak boleh iri kecuali pada dua perkara:
Laki-laki yang dianugerahi (kefahaman yang sahih tentang) Al Qur'an sedang dia membaca dan mengamalkannya siang dan malam, dan laki-laki yang dianugerahi harta sedang dia menginfakkannya siang dan malam."
(HR. Bukhari & Muslim).
Dari Barra' bin 'Azib Radhiyallahu 'Anhu  telah berkata: Seorang laki-laki membaca surat Al Kahfi dan di sisinya ada seekor kuda yang diikat dengan dua tali panjang, tiba-tiba ada awan melindunginya dan semakin mendekat dan kudanya menjauhinya. Pagi-paginya laki-laki itu mendatangi Nabi Muhammad Shalallahu 'Alaihi Wa sallam dan menceritakan peristiwa tersebut, maka beliau bersabda,
"Itu adalah ketenangan yang turun karena Al Qur'an."
(HR.  Bukhari & Muslim).
Dari Ibnu 'Abbas Radhiyallahu 'Anhu beliau berkata: Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wa sallam  bersabda,
"Sesungguhnya orang yang tidak ada dalam dirinya sesuatu pun dari Al Qur'an laksana sebuah rumah yang runtuh."
(Riwayat Tirmizi, beliau berkata: Hadits ini hasan sahih)
Dari Abdullah bin 'Amru bin Al 'Ash Radhiyallahu 'Anhu  dari Nabi Muhammad Shalallahu 'Alaihi Wa sallam, beliau bersabda,
"Akan dikatakan kepada orang yang membaca Al Qur'an: Baca, tingkatkan dan perindah bacaanmu sebagaimana kamu memperindah urusan di dunia, sesungguhnya kedudukanmu pada akhir ayat yang engkau baca."
(Riwayat Abu Daud dan Tirmizi, beliau berkata: Hadits ini hasan sahih).
Dari 'Uqbah Bin 'Amir Radhiyallahu 'Anhu  berkata; Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wa sallam  keluar dan kami berada di beranda masjid. Beliau bersabda:
"Siapakah di antara kalian yang tiap hari ingin pergi ke Buthan atau 'Aqiq dan kembali dengan membawa dua ekor unta yang gemuk sedang dia tidak melakukan dosa dan tidak memutuskan hubungan silaturahmi?"
Kami menjawab, "Kami ingin ya Rasulullah"
Lantas beliau bersabda,
"Mengapa tidak pergi saja ke masjid; belajar atau membaca dua ayat Al Qur'an akan lebih baik baginya dari dua ekor unta, dan tiga ayat lebih baik dari tiga ekor unta, dan empat ayat lebih baik dari empat ekor unta, demikianlah seterusnya mengikuti hitungan unta."
(HR.  Muslim).
Dari Ibnu Mas'ud Radhiyallahu 'Anhu  bahwasanya Nabi Muhammad Shalallahu 'Alaihi Wa sallam bersabda,
"Yang paling layak mengimami kaum dalam shalat adalah mereka yang paling fasih membaca Al Qur'an."
(HR. Muslim).
Dari Jabir bin Abdullah Radhiyallahu 'Anhu  bahawasnya; Ketika Nabi Muhammad Shalallahu 'Alaihi Wa sallam mengumpulkan dua mayat laki-laki diantara korban perang Uhud kemudian beliau bersabda,
"Siapa diantara keduanya yang lebih banyak menghafal Al Qur'an?" dan ketika ditunjuk salah satunya beliau mendahulukannya untuk dimasukkan kedalam liang lahad.
(HR. Bukhari, Tirmizi, Nasa'i & Ibnu Majah).
Dari Imran bin Hushoin bahawa beliau melewati seseorang yang sedang membaca Al Qur'an kemudian dia berdoa kepada Allah lalu ia kembali membaca, lantas dia berkata aku pernah mendengar Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wa sallam  bersabda,
"Barangsiapa yang membaca Al Qur'an maka berdoalah kepada Allah dengan Al Qur'an karena sesungguhnya akan datang beberapa kaum yang membaca Al Qur'an dan orang-orang berdo'a dengannya."
(Riwayat Tirmizi, beliau berkata : Hadits ini hasan).
Dari Ibnu Mas'ud Radhiyallahu 'Anhu  ia berkata:
"Barangsiapa membaca satu huruf dari Al Qur'an maka baginya satu kebaikan, dan satu kebaikan sama dengan sepuluh pahala, aku tidak bermaksud 'Alif, Laam, Miim' satu huruf, melainkan Alif satu huruf, Laam satu huruf dan Miim satu huruf."
(Riwayat Ad Darami dan Tirmizi, beliau berkata hadits ini hasan sahih).
Masih banyak keutamaan membaca dan mempelajari Al-Qur'an serta pengamalannya, Mengapa kita harus mencari motivasi selain Al-Qur'an dan As-sunnah ?
 
 

Harapan Dan Cita - Cita Adalah Nafas Kehidupan

 Kadangkala kita sering tersalah faham dalam membedakan antara putus asa dan pasrah.Ini karena implementasasi keduanya hampir sama yang bermaksud berhenti atau menyerahkan apa saja yang bermaksud berhenti  atau menyerahkan apa saja yang bakal terjadi pada suratan takdir.Disini terdapat perbedaan situasi antara pasrah dan putus asa,,contohnya,para dokter ingin melakukan pembedahan kepada seorang pasien yang mengidap jantung yang kritikal,namun ahli keluarganya menolak.Mereka menolak bukan karena kesempitan uang ,tetapi mereka sudah pasrah pada ketentuan Ilahi.Akhirnya pasien itu meninggal.Dan situasi lain seorang dokter berunding dengan seorang pemuda yang ayahnya diserang strok,Meskipun keadaan ayahnya sudah kritikal,namun si anak tetap berusaha mengobati ayahnya walau berapapun biayanya,sembuh atau tidak dia pasrah pada Ilahi,seperti yang pertama pasien itu meninggal.
        Dari kedua kondisi diatas soal kesembuhan keluarga ini sudah pasrah kepada Allah SWT,dan akhirnya mendapatkan hasil  sama kehilangan untuk selamanya.Tetapi ada perbedaan diantara keduanya.Bedanya terletak pada usaha yang maksimal.Ikhtiar yang bersungguh sungguh sebagai memenuhi sunah kauniyah yang digariskan olehNYA.Oleh itu usahalah yang menjadi penentu mana yang layak disebut pasrah/tawakkal dan mana yang disebut putus asa.
         Sebelum ikhtiar yang maksimum,semestinya kita menutup rapat rapat kata pasrah.Mari kita renungkan firmanNYA:”Oleh itu sesiapa yang percaya dan berharap akan pertemuan dengan Tuhannya,hendaklah ia mengerjakan amal yang soleh dan janganlah ia mempersekutukan sesiapapun dalam ibadatnya kepada Tuhannya (Surah Al-Kahfi,ayat 110) 
              Barang siapa yang ingin tercapai hasrat yang mulia,maka beramallah,bergeraklah dan melangkahlah.Kesalahpahaman dalam membedakan dan menentukan keduanya akan membuat seseorang itu menyerah kemudian menamakan sebagai pasrah.Sebenarnya ia masih mampu berlari tapi memilih berhenti,masih mampu berenang ke tepi tapi berdiam diri akhirnya tenggelam.Padahal hidup adalah perjuangan,karena scenario hidup adalah ujian bagi manusia.Sebagaimana firmanNYA :”Dia lah yang telah mentakdirkan mati dan hidup(kamu)-untuk menguji dan menzahirkan keadaan kamu;siapakah diantara kamu yang terbaik amalannya,dan ia maha kuasa(membalas amal kamu),lagi maha pengampun (Surah Al-Mulk ayat 2).
NAFAS KEHIDUPAN
Putus asa. Mengapa dinamakan putus? Mungkin karena asa pengharapan,tujuan dan cita-cita diibaratkan sebagai rantai penggerak dalam jiwa.
Ia harus kukuh,kuat dan semakin kuat.Harapan dancita-cita adalah nafas kehidupan.Bukankah sesudah mendaki kita akan menurun?Bukankah dengan airmata juga tercapai sukacita?Cita-citalah yang membangkitkan semangat orang yang mendaki,karena dibalik pendakian aka nada penurunan,menjadikan perjalanan lebih mudah.Kalau tidak karena cita-cita hilanglah nafsu bekerja,berhenti gerak dunia,padam pelita orang-orang bijak bistari.Cita cita pokok pangkal kemajuan,karena makhluk yang bernama manusia saja yang layak mendapat kemajuan,makhluk lain tidak.
          Cita-citalah yang menghilangkan rasa sakit,melupakan kepedihan,dan kesulitan.Sebab cita-cita itu sendiri adalah ‘dynamo’ hidup.Jangan diabaikan cita-cita yang tumbuh,pupuklah ia.Baik itu pada burung yang mengangkut rumput selembar-selembar,untuk sarang anaknya.Atau para petani yang bertekun disawah,dibawah cahaya matahari sehingga hitam punggungnya,semua lantaran cita-cita.Cita-citalah tiang kemajuan,tonggak gerak bumi dan menimbulkan nafsu bergerak.Kita bergerak karena ‘percikan-percikan’ api pengharapan yang membakar niat dan tekad.Semakin besar kecintaan kita pada harapan dan cita-cita semakin besar pula percikan api dan tenaga yang dihasilkan.Bertambah kuat pula keberanian,tekad dan semangat menghadapi segala resiko dan tantangan.Semakin gigih pula otak kita bekerja mencari cara,berinovasi dan mengatur strategi agar Berjaya mendapatkannya.Dapatlah kita gantungkan azam/himmah yang tinggi.Himmah yang tinggi berbeda dengan angan-angan yang tinggi,karena angan-angan yang tinggi hanya menyebabkan seseorang pemuda itu ‘menggantang asap’ atau mengelamun,dia tidur di siang hari pada waktu orang lain bekerja keras,dan berangan angan hendak membeli mobil mewah,berangan angan naik pesawat terbang ke New York bertemu gadis cantik Hollywood dsb.Ahkirnya karena terlampau berangan angan tinggi tanpa kerja keras akhirnya pemuda itu,ketaparan.Cita-cita membawa kebesaran dan kemuliaan sedangkan angan-angan merusak dan membawa kejurang kehinaan.   
         Oleh itu tetaplah berharap,karena seorang muslim tidak akan pernah berhenti mengharap.Dalam setiap amal ibadahnya,ia selalu mengharapkan kasih sayang dan rahmat Tuhannya.Dalam setiap gerak kehidupannya,ia selalu menancapkan tujuan dan cita-cita untuk kebaikannya dan kehidupan.Dan jika harapan pernah terputus,maka sambunglah kembali.Bukankah simpul sambungan akan menjadikan tali semakin kuat?
       Terkadang lantaran putus asa yang mendalam,sesetengah orang,jemu dengan kehidupan,bak pepatah “hidup segan mati tak mau”. Seorang mukmin tidak akan mudah berputus asa,walaupun pintu disekelilingnya seakan2 tertutup.
Rasulullah SAW bersabda:”Janganlah salah seorang  dari kamu meminta mati karena kesulitan hidup yang menimpanya.Jika perlu ucapkanlah doa seperti berikut ‘Ya Allah panjangkanlah umurku sekiranya hidup ini lebih baik bagiku,dan matikanlah aku sekiranya mati itu lebih baik bagiku”(Riwayat Bukhari dan Muslim)
       Marilah membangun harapan dengan tauladan seperti Sayyidah Hajar yang tetap berlari mencari air,meskipun dalam pandangan hanya ada fatamorgana dan padang pasir saja.Dan seperti Nabi SAW,yang tidak membiarkan malaikat menjatuhkan gunung,walaupun penduduk Thaif menolak nasihat/dakwahnya dengan kasar,Malah baginda tetap menaruh Harapan pada anak dan cucu mereka.
     Dengan memperbaiki amalan(usaha)diiringi ibadah/do'a,berarti kita telah mencoba kearah perbaikan agar tercapai harapan dan cita-cita.Harapan umpama aliran darah yang terus mengalir sepanjang Hayat kita.Janganlah kita berputus asa dari Rahmat Allah SWT…… Subhannallah Walhamdilillah waLailahailallah Allahuakbar.         
 
 

♥●♥_◕_♥●♥ Muslimah cantik dzahir dan bathin ♥●♥_◕_♥●♥ ♥●♥_◕_♥●♥

Kemegahan Masjid Nabawi telah tampak dari kejauhan. Setiap langkah yang membawaku mendekati masjid, seolah menambah kerinduan akan junjungan kita, Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam.
Itu adalah sebagian dari rahmat mengunjungi tanah suci, yaitu memperoleh kesempatan untuk merasakan kesyahduan berada di masjid warisan Nabi serta menikmati perjumpaan dengan sesama Muslimah dari seluruh penjuru bumi. Kami semua berada dalam satu kesamaan yang menggetarkan cinta dan rindu yang begitu tulus terhadap Nabi Muhammad.
Saat itu aku tengah menanti giliran berdoa di Raudhah-tempat antara kamar Nabi dengan mimbar di Masjid Nabawi. Di tempat ini, doa yang dipanjatkan insya Allah sangat makbul. Pandangan mataku tertuju pada seorang Muslimah. Belakangan aku tahu namanya Farhana, seorang gadis belia.
Sosok Farhana memang menarik perhatianku. Di tengah jamaah yang resah menunggu dibukanya pintu Raudhah, ia kelihatan tenang saja. Matanya terus mencermati kitab yang ada di depannya. Tampak sekali Farhana tengah membaca dengan khidmat dan penuh ketenangan.
Aku yang beberapa saat kemudian bisa duduk di sebelahnya, tertarik untuk ikut melongok kitab apa itu. Ternyata sebuah buku dengan tulisan huruf Arab gundul.
Apa yang tertangkap mataku membuatku semakin tertarik padanya. Ditilik dari wajahnya, tidak ada rona Timur Tengah pada dirinya. Yang terlihat dengan jelas adalah kecantikan khas wanita India atau Pakistan. Namun saat itu ia mengenakan jubah hitam. Aku juga sempat lihat, ketika belum memasuki daerah khusus wanita, ia mengenakan burdah yang rapat menutup wajah cantiknya itu.
Sekelebat ia menoleh ke arahku. Barangkali merasa dirinya diperhatikan. Aku melempar senyum.
"Assalaamualaikum. Saya tidak bermaksud apa-apa. Tetapi saya tertarik melihat Anda dan kitab yang Anda baca. Anda berasal darimana?" sapaku dalam bahasa Inggris.
Jawabannya sungguh di luar perkiraan, "Wa'alaikum salaam. Saya berasal dari London."
Wow, pikiranku, tebakanku, salah semua. Kitab Arab gundul, jubah dan burdah berwarna hitam, wajah India, tapi berasal dari London?
Aku semakin tertarik untuk mengenal lebih jauh sister Muslimahku yang satu ini. Kami akhirnya terlibat perbincangan hangat.
♥●♥__♥●♥
Farhana keturunan India. Konon keluarganya sudah tinggal di London sejak beberapa generasi lalu.
Ketika berusia sekitar 13 tahun, orangtuanya menyekolahkan Farhana di sebuah boarding school (sekolah berasrama) khusus Muslimah di London. Di sekolah ini, para gadis muda usia digembleng agar menjadi seorang ustadzah. Mereka diharapkan dapat menjadi hafidzah Al-Qur'an serta menguasai berbagai kitab. Sekolah ini memang menjadi tempat pengkaderan ustadzah yang kelak akan disebar ke berbagai sekolah lain. Farhana sendiri dalam usia yang masih muda telah menjadi ustadzah di Moslem School, London.
Pikiranku segera terganggu sebuah pertanyaan, bagaimana bisa dia yang seumur hidupnya tinggal di kota London, salah satu pusat kebudayaan Barat, tetap bisa kokoh memelihara aturan-aturan sebagai seorang Muslimah? Pikiran itu kolantarkan pada Farhana.
Gadis cantik itu mengaku sebagai penganut mazhab Hanafi. Mazhab ini mengajarkan bahwa wanita tidak boleh berpakaian yang menarik perhatian lawan jenis. Oleh karena itu, Muslimah hendaknya memakai pakaian yang warnanya paling aman, yaitu hitam atau gelap. Burdah selalu dipakai manakala mereka memasuki daerah yang ada nonmuhrimnya. Ini semua diperlukan agar para Muslimah bisa senantiasa kehormatannya terjaga, apalagi bagi mereka yang hidup menjadi minoritas di sebuah komunitas.
Sebuah paparan yang inspiratif bagiku. Aku kembali mencecar dengan obrolan lanjutan, "Farhana, saya tinggal di sebuah negeri dengan penduduk 90 persen beragama Islam. Namun kadang kami tetap harus memperjuangkan hak meski hanya untuk menggunakan jilbab sederhana ini."
Aku lalu menjelaskan peraturan di zaman perkuliahan dulu, yang mengharuskan foto di kartu mahasiswi memperlihatkan rambut dan telinga. "Bagaimana pula dengan dirimu yang harus hidup sebagai minoritas di tengah pusat kebudayaan Barat yang demikian bebas? Tidakkah kau merasa terganggu?" pertanyaanku polos.
Dia menggeleng mantap. "Alhamdulillah, kami tidak pernah merasa tertekan hidup di London. Kami tinggal di sebuah kawasan Muslim yang sangat tegas menerapkan aturan-aturan Islam. Bahkan kami mempunyai beberapa sekolah, lengkap dari play group sampai tingkat pendidikan tinggi," sambungnya.
"Farhana, aku tidak mengerti. Sedang aku yang hidup di kampung halamanku sendiri, jauh di Timur, jauh dari pusat kebudayaan Barat, merasa sangat risau dan resah dengan pengaruh Barat yang demikian membahana dalam kehidupan keseharian kami. Setiap hari aku dikejar kekhawatiran, apakah anak remajaku tidak sedang terpengaruh oleh gemerlapnya kehidupan bebas ala Barat, yang hidup untuk mengejar kenikmatan? Sementara kau dapat hidup dengan kokoh memegang ajaran Islam tepat di tengah-tengah jantung kebudayaan Barat. Oh, Farhana, aku sungguh-sungguh kagum," seruku spontan.
Ia segera menanggapi, "Kalau kau begitu resah dengan masa depan anakmu, sebaiknya kirimkan putra-putrimu ke boarding school kami di London. Insya Allah ia akan terpelihara dalam iman Islam yang kokoh. Dan tentunya aku bisa berkesempatan mengajar anakmu nanti," sambungnya sambil tersenyum.
Aku menggeleng-gelengkan kepala tak habis-habisnya. Sungguh kagum aku dibuatnya. Komunitas Muslim dimana Farhana tinggal di London demikian berhati-hati menjaga aqidahnya.
Ada salah satu cara yang ditempuh mereka guna memperteguh keyakinan agamanya. Yaitu dengan tidak mau mengenal televisi. Perkembangan berita terkini cukup diikuti lewat koran atau majalah atau internet yang sumbernya tepercaya. Mereka tak mau membuang waktu dengan menonton acara televisi yang sebagian besar justru melalaikan seorang Muslim dari ibadah dan kemurnian aqidah.
Mereka tidak membuat dan memajang foto, karena takut akan terjerumus pada pemujaan dan berbangga diri atau pengkultusan terhadap tokoh-tokoh tertentu. Alasannya, Nabi Muhammad pun tak boleh dipuja-puja dan dikultuskan berlebih-lebihan, karena bagaimanapun beliau tetaplah seorang hamba Allah.
Kutatap matanya yang berbinar, sungguh cantik. Sempat terlintas dalam pikiranku, tidakkah dia pernah merasa tergoda untuk memamerkan wajah cantiknya? Tetapi jawabannya langsung kudapatkan dari kesyahduan tatap matanya saat kembali menyimak kitab di hadapannya. Wajah itu memancarkan sinar kebahagiaan dan ketenangan batin.
Oh, Farhana, kau sungguh beruntung. Tidak perlu ada keresahan sedemikian rupa seperti yang dirasakan oleh wanita lain, yang banting tulang demi mendapatkan kesempurnaan dalam penampilan fisik. Kau telah menemukan kebahagiaan yang hakiki dengan melaksanakan ajaran Islam secara kaffah. Kau tak perlukan lagi puja atau puji dari luar, karena Islam jalan selamat telah kaujalani secara total dan memberimu kebahagiaan sebagai hamba Allah yang sejati.
Sejujurnya, aku merasa sangat malu. Aku dan komunitas di negeriku serasa tak kuasa menghadapi gelombang pengaruh Barat yang menerjang pada seluruh sisi kehidupan. Banyak kaum Muslimah yang merasa malu bila tak bergaya ala Barat. Hilang sudah jubah dan dan kain panjang, berganti celana jeans dan pakaian ketat. Tak lupa pula mewarnai rambut supaya lebih menyerupai para noni Barat yang kosmopolit. Kami tenggelam dalam sudut pandang yang menekankan bahwa penampilan adalah segala-galanya. Kami tenggelam dalam pemujaan fisik sehingga rohani kami lupa untuk diisi dengan sempurna.
Ya Allah, Farhana yang lahir dan dibesarkan di kota kosmopolitan, justru tak sedikit pun terpengaruh dengan gegap gempitanya dunia Barat. Ia begitu tegar dan teguh dengan keyakinannya.
terinspirasi dari kisah nyata seorang sahabat hati..
♥●♥__♥●♥
 
 

Duh,,,Jaga Hijab Donk…

Dia ikhwan ya? Tapi kok kalau bicara sama akhwat dekat sekali???,” tanya seorang akhwat kepada temannya karena ia sering melihat seorang aktivis rohis yang bila berbicara dengan lawan jenis, sangat dekat posisi tubuhnya.
“Mbak, akhwat yang itu sudah menikah? Kok akrab sekali sama ikhwan itu?,” tanya sang mad’u kepada murabbinya karena ia sering melihat dua aktivis rohis itu kemana-mana selalu bersama sehingga terlihat seperti pasangan yang sudah menikah.
“Duh… ngeri, lihat itu… ikhwan-akhwat berbicaranya sangat dekat……,” ujar seorang akhwat kepada juniornya, dengan wajah resah, ketika melihat ikhwan-akhwat di depan masjid yang tak jauh beda seperti orang berpacaran.
“Si fulan itu ikhwan bukan yah? Kok kelakuannya begitu sama akhwat?,” tanya seorang akhwat penuh keheranan.


Demikianlah kejadian yang sering dipertanyakan. Pelanggaran batas-batas pergaulan ikhwan-akhwat masih saja terjadi dan hal itu bisa disebabkan karena:1. Belum mengetahui batas-batas pergaulan ikhwan-akhwat.2. Sudah mengetahui, namun belum memahami.3. Sudah mengetahui namun tidak mau mengamalkan.4. Sudah mengetahui dan memahami, namun tergelincir karena lalai.
Dan bisa jadi kejadian itu disebabkan karena kita masih sibuk menghiasi penampilan luar kita dengan jilbab lebar warna warni atau dengan berjanggut dan celana mengatung, namun kita lupa menghiasi akhlak. Kita sibuk berhiaskan simbol-simbol Islam namun lupa substansi Islam. Kita berkutat menghafal materi Islam namun tidak fokus pada tataran pemahaman dan amal.
Sesungguhnya panggilan ‘ikhwan’ dan ‘akhwat’ adalah panggilan persaudaraan. ‘Ikhwan’ artinya adalah saudara laki-laki, dan ‘akhwat’ adalah saudara perempuan. Namun di ruang lingkup aktivis rohis, ada dikhotomi bahwa gelar itu ditujukan untuk orang-orang yang berjuang menegakkan agama-Nya, yang islamnya shahih, syamil, lurus fikrahnya dan akhlaknya baik. Atau bisa dikonotasikan dengan jamaah. Maka tidak heran bila terkadang dipertanyakan ke-‘ikhwanan’-nya atau ke-‘akhwatan’-nya bila belum bisa menjaga batas-batas pergaulan (hijab) ikhwan-akhwat.Aktivis sekuler tak lagi segan
Seorang ustadz bercerita bahwa ada aktivis sekuler yang berkata kepadanya, ”Ustadz, dulu saya salut pada orang-orang rohis karena bisa menjaga pergaulan ikhwan-akhwat, namun kini mereka sama saja dengan kami. Kami jadi tak segan lagi.”
Ungkapan aktivis sekuler di atas dapat menohok kita selaku jundi-jundi yang ingin memperjuangkan agama-Nya. Menjaga pergaulan dengan lawan jenis memang bukanlah hal yang mudah karena fitrah laki-laki adalah mencintai wanita dan demikian pula sebaliknya. Hanya dengan keimanan yang kokoh dan mujahadah sajalah yang membuat seseorang dapat istiqomah menjaga batas-batas ini.
Pelanggaran batas-batas pergaulan ikhwan-akhwat
Berikut ini adalah pelanggaran-pelanggaran yang masih sering terjadi:
1. Pulang BerduaUsai rapat acara rohis, karena pulang ke arah yang sama maka akhwat pulang bersama di mobil ikhwan. Berdua saja. Dan musik yang diputar masih lagu dari Peterpan pula ataupun lagu-lagu cinta lainnya.
2. Rapat Berhadap-HadapanRapat dengan posisi berhadap-hadapan seperti ini sangatlah ‘cair’ dan rentan akan timbulnya ikhtilath. Alangkah baiknya - bila belum mampu menggunakan hijab - dibuat jarak yang cukup antara ikhwan dan akhwat.



3. Tidak Menundukkan Pandangan (Gadhul Bashar)Bukankah ada pepatah yang mengatakan, “Dari mana datangnya cinta? Dari mata turun ke hati”. Maka jangan kita ikuti seruan yang mengatakan, ”Ah, tidak perlu gadhul bashar, yang penting kan jaga hati!” Namun, tentu aplikasinya tidak harus dengan cara selalu menunduk ke tanah sampai-sampai menabrak dinding. Mungkin dapat disiasati dengan melihat ujung-ujung jilbab atau mata semu/samping.
4. Duduk/ Jalan BerduaanDuduk berdua di taman kampus untuk berdiskusi Islam (mungkin). Namun apapun alasannya, bukankah masyarakat kampus tidak ambil pusing dengan apa yang sedang didiskusikan karena yang terlihat di mata mereka adalah aktivis berduaan, titik. Maka menutup pintu fitnah ini adalah langkah terbaik kita.
5. “Men-tek” Untuk Menikah“Bagaimana, ukh? Tapi nikahnya tiga tahun lagi. Habis, ana takut antum diambil orang.” Sang ikhwan belum lulus kuliah sehingga ‘men-tek’ seorang akhwat untuk menikah karena takut kehilangan, padahal tak jelas juga kapan akan menikahnya. Hal ini sangatlah riskan.
6. Telfon Tidak UrgenMenelfon dan mengobrol tak tentu arah, yang tak ada nilai urgensinya.
7. SMS Tidak UrgenSaling berdialog via SMS mengenai hal-hal yang tak ada kaitannya dengan da’wah, sampai-sampai pulsa habis sebelum waktunya.
8. Berbicara Mendayu-Dayu“Deuu si akhiii, antum bisa aja deh…..” ucap sang akhwat kepada seorang ikhwan sambil tertawa kecil dan terdengar sedikit manja.
9. Bahasa Yang AkrabVia SMS, via kertas, via fax, via email ataupun via YM. Message yang disampaikan begitu akrabnya, “Oke deh Pak fulan, nyang penting rapatnya lancar khaaan. Kalau begitchu.., ngga usah ditunda lagi yah, otre deh :).“ Meskipun sudah sering beraktivitas bersama, namun ikhwan-akhwat tetaplah bukan sepasang suami isteri yang bisa mengakrabkan diri dengan bebasnya. Walau ini hanya bahasa tulisan, namun dapat membekas di hati si penerima ataupun si pengirim sendiri.
10. Curhat“Duh, bagaimana ya…., ane bingung nih, banyak masalah begini … dan begitu, akh….” Curhat berduaan akan menimbulkan kedekatan, lalu ikatan hati, kemudian dapat menimbulkan permainan hati yang bisa menganggu tribulasi da’wah. Apatah lagi bila yang dicurhatkan tidak ada sangkut pautnya dengan da’wah.
11 Yahoo Messenger/Chatting Yang Tidak UrgenYM termasuk fasilitas. Tidaklah berdosa bila ingin menyampaikan hal-hal penting di sini. Namun menjadi bermasalah bila topik pembicaraan melebar kemana-mana dan tidak fokus pada da’wah karena khalwat virtual bisa saja terjadi.



12. Bercanda ikhwan-akhwat“Biasa aza lagi, ukhtiii… hehehehe,” ujar seorang ikhwan sambil tertawa. Bahkan mungkin karena terlalu banyak syetan di sekeliling, sang akhwat hampir saja mencubit lengan sang ikhwan.
Dalil untuk nomor 1-5:a. Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir, maka jangan sekali-kali dia bersendirian dengan seorang perempuan yang tidak bersama mahramnya, karena yang ketiganya ialah syaitan.” (HR.Ahmad)
b. Allah SWT berfirman, “Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman, ‘Hendaknya mereka menahan pandangannya dan memelihara kemaluannya……” (QS.24: 30)
c. Allah SWT berfirman, “Katakanlah kepada wanita yang beriman, ‘Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya……” (QS.24: 31)
d. Rasulullah SAW bersabda, “Pandangan mata adalah salah satu dari panah-panah iblis, barangsiapa menundukkannya karena Allah, maka akan dirasakan manisnya iman dalam hatinya.”
e. Rasulullah saw. Bersabda, “Wahai Ali, janganlah engkau ikuti pandangan yang satu dengan pandangan yang lain. Engkau hanya boleh melakukan pandangan yang pertama, sedang pandangan yang kedua adalah resiko bagimu.” (HR Ahmad)
Dalil untuk nomor 6-12:“… Maka janganlah kamu tunduk dalam berbicara sehingga berkeinginanlah orang yang ada penyakit di dalam hatinya…” (Al Ahzab: 32)

Penutup
Di dalam Islam, pergaulan laki-laki dan perempuan sangatlah dijaga. Kewajiban berjillbab, menundukkan pandangan, tidak khalwat (berduaan), tidak ikhtilath (bercampur baur), tidak tunduk dalam berbicara (mendayu-dayu) dan dorongan Islam untuk segera menikah, itu semua adalah penjagaan tatanan kehidupan sosial muslim agar terjaga kehormatan dan kemuliaannya.
Kehormatan seorang muslim sangatlah dipelihara di dalam Islam, sampai-sampai untuk mendekati zinanya saja sudah dilarang. “Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk.” (QS. Al Isra:32).
Pelanggaran di atas dapat dikategorikan kepada hal-hal yang mendekati zina karena jika dibiarkan, bukan tidak mungkin akan mengarah pada zina yang sesungguhnya, na’udzubillah. Maka, bersama-sama kita saling menjaga pergaulan ikhwan-akhwat. Wahai akhwat…., jagalah para ikhwan.


Dan wahai ikhwan…., jagalah para akhwat. Jagalah agar tidak terjerumus ke dalam kategori mendekati zina.
“Ya Rabbi…, istiqomahkanlah kami di jalan-Mu. Jangan sampai kami tergelincir ataupun terkena debu-debu yang dapat mengotori perjuangan kami di jalan-Mu, yang jika saja Engkau tak tampakkan kesalahan-kesalahan itu pada kami sekarang, niscaya kami tak menyadari kesalahan itu selamanya. Ampunilah kami ya Allah…… Tolonglah kami membersihkannya hingga dapat bercahaya kembali cermin hati kami. Kabulkanlah ya Allah… “


http://romdani45498.blogspot.com/2010/12/duhjaga-hijab-donk.html

" 3 Hal Yang Membuat Satu Orang Lebih Unggul Dari Yang Lain "

Di dalam Islam, setiap manusia mempunyai kedudukan yang sama dihadapan Allah, namun ada 3 ( tiga ) hal yang membuat satu orang lebih unggul dari orang lain, yaitu :

1. Alim
Yang bermakna berpengetahuan dan mereka yang memiliki pengetahuan luas biasanya di sebut sebagai Ulama.
Tentulah sangat jelas berbeda antara oarng yang berpengetahuan dengan orang yang tidak berpengetahuan, sebab mereka yang berpengetahuan pastilah dalam setiap ucapanya itu bersandar pada ilmu yang dimilikinya dan bukanya asal berbicara semaunya sendiri dan berdasarkan ego dirinya sendiri.
Dalam menghadapai atau menyelesaikan masalah pun mereke yang berilmu pastilah akan lebih bisa menyelesaikan masalah untuk mencari jalan keluar dari pada orang yang tidak berilmu.
Maka dari itu orang-orang yang alim selalu menjadi penuntun bagi orang-orang jahil seperti halnya saya ini.
Kelebihan orang-orang alim diatas orang-orang lain ini pun di sampaikan dalam al-Quran surat Az-Zumar, ayat 9.
"(apakah kamu Hai orang musyrik yang lebih beruntung) ataukah orang yang beribadat di waktu-waktu malam dengan sujud dan berdiri, sedang ia takut kepada (azab) akhirat dan mengharapkan rahmat Tuhannya? Katakanlah: "Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?" Sesungguhnya orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran."

2. Jihad
Jihad di sini bukalah seperti apa yang di definisikan oleh mereka orang-orang barat, yang mengidentikan jihad dengan bom bunuh diri dan membunuhi orang-orang yang tidak berdosa.



Di sini Jihad apa bila dilihat secara Etimologi adalah berasal dari kata Jahada yang bermakna kesungguhan, kemampuan, kekuatan, kelapangan dan keteguhan. Yaitu berusaha mengerahkan segala kemampuan, kekuatan dan kesungguhan demi tercapainya sebuah tujuan akhir.
Dan Jihad secara Terminologi adalah memerangi orang-orang yang memusuhi Islam dan juga termasuk orang-orang Musyrik.
Para Fukaha membagi Jihad dengan empat bentuk yaitu:
1.Jihad al Nafsi ( Jihad terhadap diri sendiri melawan hawa nafsu )
2.Jihad al Syaithan ( Jihad melawan kemunkaran Syaithan )
3.Jihad terhadap penguasa/penegak kezaliman dan kemunkaran
4.Jihad melawan musuh-musuh Allah dari orang-orang kafir, munafik dan orang-orang yang berbuat keburukan di muka bumi ini.
Di karenakan tidak semua orang rela untuk melakukan Jihad ini maka kelebihan orang-orang yang berjihad diatas orang-orang lain ini pun disampaikan dalam al-Quran surat an-Nisa, ayat 95.
"Tidaklah sama antara mukmin yang duduk (yang tidak ikut berperang) yang tidak mempunyai 'uzur dengan orang-orang yang berjihad di jalan Allah dengan harta mereka dan jiwanya. Allah melebihkan orang-orang yang berjihad dengan harta dan jiwanya atas orang-orang yang duduk[340] satu derajat. kepada masing-masing mereka Allah menjanjikan pahala yang baik (surga) dan Allah melebihkan orang-orang yang berjihad atas orang yang duduk[341] dengan pahala yang besar."
[340] Maksudnya: yang tidak berperang karena uzur.
[341] Maksudnya: yang tidak berperang tanpa alasan. sebagian ahli tafsir mengartikan qaa'idiin di sini sama dengan arti qaa'idiin Maksudnya: yang tidak berperang karena uzur..

3. Takwa
Takwa merupakan posisi yang tinggi di dalam Islam bahkan lebih tinggi dari pada orang-orang yang beriman, dan arti takwa itu sendiri yakni takut kepada Allah swt yang disertai aktifitas atau mencegah diri dari segala larangan sembari mengerjakan segala perintahnya, bukan takut dengan diam atau bukan mencegah diri dari berberbuat sesuatu.


Mereka orang-orang yang bertakwa bukan saja menjaga diri dari larangan dan mengerjakan apa yang di perintahkan oleh Allah, namun mereka juga selalu menjaga diri dalam beraktifitas dan selalu berhati-hati dalam dari berbagai kesalahan, dari tindakan yang sia-sia dan dari segala sesuatu yang melampaui batas yang telah di tetapkan bagi manusia.
Dan kelebihan dari orang-orang yang bertakwa diatas orang-orang lain ini pun disampaikan dalam al-Quran surat al-Hujurat, ayat 13.
"Hai manusia, Sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal."




http://romdani45498.blogspot.com/2010/12/3-hal-yang-membuat-satu-orang-lebih.html

Sayank PutusSs YuuKk…

Buat komporin aja nih yang belum juga putus sama “pacar”nya, santai aja lagi kalo “pacaran” cuma buat seneng-seneng waduh yang cewek jangan mau coz, kalian yang dijadikan “objek” untuk kesenangan para kaum adam, dan para cowok kaya ga ada “maenan” lain apa?, ngapain bales dendam karena pernah disakitin (ga baik loo!). Lagi pula siapa suruh “pacaran” weeeeeeeeeeee.....
Kalian mau kenal pasangan lebih “dalam”? Buat apa? Kecocokan? Bullsh*t semua tuh (mode sensor on).dalam islam tuh ga ada namanya pacaran sebelum nikah bahkan ta'aruf pun ga ada. Jadi putusin aja si doi deeh, dunia ga bakalan kiamat kok (suer deh!)
“Mencari jodoh yang baik adalah senantiasa memeperbaiki diri hari demi hari. Lalu kita menjemputnya dari tangan Allah diiringi senyuman sang bidadari” (Salim A. Fillah, gue never die)
Cihui, bagus kan? Jadi udah jelas banget kalo mau dapet jodoh yang baik yaa tinggal betulin diri kok “Pasangan kita adalah cerminan diri kita” (siiip dah). Pacaran adalah sesuatu yang indah tetapi yang begini nih yang ngerusak, pacaran sebelum nikah (uuuggghhhhh). Lihat kebiasaan orang pacaran telpon-telponan sampai larut malam (mentang-mentang nelpon “nyuntik”), bahkan kalo ngobrol bedua'an aja (ga ada orang di sekitar) omongannya jadi pada jorok deh (ngaku aja).
“sayang coba deh kamu kesini sekarang, nanti aku bukain deh dari jendela” (Gubrak)


Ngapain malem-malem beduaan di kamar? Ga mungkin maen PS kan?Inget kan kata ana sebelumnya “Kucing kalo dikasih ikan ya ga nolak donk”. Yang cewek pake baju tanktop celana BUPATI (tau kan?) yahhh laki-laki normal sih seneng ngeliatnya (yang normal loo).
“Sekali rezeki dua kali azab” Inget tuh kata Rasulullah SAW, tapi bukan berarti lihat sekali ga lepas-lepas tuh mata ngeliat (saruwa bae bos). Berpaling kek, nunduk kek, tokek kek (lho!) yang penting ga lihat lagi deh, anggap aja yang sekilas rezeki kita (Gubrak).
Yang ceweknya juga jangan dipamerin tuh berlian, namanya berlian yaa indah dan yang pasti mahal, udah tau mahal masih dilihatin kesembarang orang lagi (sadar dong say................ur!).
“Katakanlah kepada wanita yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung kedadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putera-putera mereka, atau putera-putera suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara lelaki mereka, atau putera-putera saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita islam, atau budak-budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. Dan janganlah mereka memukulkan kakinyua agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung.” (Q.S.An-Nur:31)
Tuh jelas banget tata cara berpakaian untuk kalian para wanita dan lihat kata terakhirnya “supaya kamu beruntung”, Pencipta kita loooh yang ngomong jadi kalo para wanita ga nurutin kaya diatas berarti sial, contoh : digodain sama cowok (Inget! Kucing........), mata orang jelalatan ngeliatin (Risih ga sih?) dan penderitaannya lagi diperkaos (ngertikan?) abis itu dibunuh (ihhh serem)belum selesai tuh penderitaannya di kubur pasti disiksa (seyem banget) dan lengkap deh masuk neraka (hiks).
Inget kawan neraka tuh suuuangat panas walaupun di musin salju sekalipun. Anggap ga dibunuh siap nanggung aib seumur hidup, 7 turunan 8 tanjakan 2 belokan (lho)?.Yang cowoknya juga jangan seneng dulu merasa kebela (wajar kita kan sejenis :D), jaga pandangan kalian dan yang penting sadarkan orang rumah kalian soal ini, pasti punya ibu kan atau saudara perempuan.
Sadarkan dulu orang rumah kita agar taat, apalagi kalian punya “kekuasaan” sebagai laki-laki dan kakak dirumah ( guee banget tuuuh), “paksa” adik kalian buat pake hijab, berbicaralah yang ma'ruf dengan ibu kalian dan lakukan terus-menerus walaupun mereka bosan dan gerah, lakukan terus.



Jadi kembali lagi kepada sang pacar (:D) Sayang, kita putus! Kalian pasti siap dan bisa cayoooooo....
KALIAN PASTI SIAP DAN BISA !
Buat para cewek rugi pacaran emang siapa dia berani pegang tangan kamu, cium kamu dan “cemek-cemek” kamu, kamu tuh mahal,jangan gara-gara diajak nonton sama makan aja udah luluh (huuuuuu). Yang cowok juga ngabisin duit aja sih bahkan sampe berlutut “mengemis”cinta kemana harga diri looooo(malu kang).
Jomblo bukan aib, jomblo juga bukan penyakit dan jangan takut dibilang homo gara-gara ga pacaran (hiks). Jomblo tuh trend, jomblo tuh bebas dan jomblo tuh normal lagipula “jomblo bukan berarti ga laku”.Pulsa kita jadi hemat, waktu tidur kita lebih banyak (kantong mata tuh dah gede).
Khusus buat para cowok, memang kalau sudah ketagihan pacaran apalagi udah level 10 wah susah banget, minta ampun susahnya tapi buktinya ana bisa, berarti kalian juga pasti bisa. Ciuman enak? Enak, Memeluk enak?Enak, Meraba-raba(gelap bang?) bahkan sampai oral atau ML, semua itu bisa kita “hilangkan” sementara sampai kita siap untuk kewajibannya (jangan mau enaknya doank).
“Tiga kunci kebahagiaan seorang laki-laki: Isteri shalihah yang dipandang membuat semakin sayang, jika kamu pergi membuatmu merasa aman kerena bisa menjaga kehormatan dirinya dan hartamu. Kendaraan yang baik yang bisa mengantar kemanapun pergi. Dan, rumah yang lapang, damai, penuh kasih sayang...”(HR Abu Dawud)
Dan masalah mendapatkan ketiganya sepertinya sudah jelas deh, untuk mendapatkan yang pertama inget kata mas Salim yang diatas dan masalah yang kedua juga udah di jawab kok
“Dan Katakanlah: "Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) Yang Mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan.”(QS At-Taubah:105)
Tuntas deh kejawab semuanya, Tinggal Kalian yang belum putusin si doi saatnya PUTUS! Jangan takut Allah beserta kalian! Jadilah orang-orang yang beruntung dengan mengikuti MUTLAK kata-kata Allah SWT dan Rasulnya. SAYANG HARI INI KITA PUTUS, KU HARAP KAU MENGERTI ! (PASTI BISA)


http://romdani45498.blogspot.com/2010/12/sayank-putusss-yuukk.html

Seorang Lelaki Dan Seekor Anjing

 Lelaki itu terlihat kusut...
Beban permasalahan terasa berat untuk ditanggungnya. Pagi tadi ia harus uring uringan dengan istrinya. Persoalan2 sepele sering memicu pertengkaran antara keduanya. Padahal, usia pernikahan mereka belumlah seumur jagung. Rumah baginya tidak lagi sebagai taman syurga, tetapi telah berubah menjadi ladang penyiksaan yang menyempitkan jiwa. Kepalanya terasa penat.
Pagi itu ia putuskan untuk pergi dari rumah.. tak ada tujuan yang jelas dia mau kemana. Ia hanya ingin pergi meninggalkan rumah. Dengan diam diam, tak ingin diketahui istrinya, lelaki itu pergi ke luar. Ia hanya berjalan kaki. Terus saja ia berjalan., sesekali muncul keinginan untuk menceraikan istrinya. Namun, niatan itu urung ketika wajah anaknya melintas dikepalanya. “astaghfirullah!” dan ia terus berjalan.
Ia baru menyadari kalau perjalanan yang ia tempuh telah terlalu jauh ketika adzan dzuhur dikumandangkan. Didepannya persisi berdiri sebuah masjid. Terik panas yang membakar tubuhnya tak mempu melelehkan beban pikirannya. Shalat dulu, pikirnya. Mungkin air wudhu mampu memberikan kesegaran. Ia tergerak untuk berwudhu dan selanjutknya shalat dzuhur.
Setelah shalat lelaki itu beristirahat sejenak di serambi. Sampai akhirnya ia berhasrat untuk menyampaikan segala beban pikirannya kepada imam masjid yang tadi memimpin shalat berjamaah. Imam itu masih sangat muda, tetapi sorot matanya teduh. Entah oleh dorongan apa, lelaki itu bercerita tentang beban pikirannya kepada sang imam.



“Mas, saya hanya ingin bertanya. Kalau antum dikejar anjing, apa yang akan anda lakukan ?” Tanya sang imam.
Lelaki itu terdiam sejenak . ia belum mengetahui hubungan antara pertanyaan sang imam dengan persoalan yang membelit dirinya. Namun, ia mencoba untuk menanggapi.
“Saya akan lari,” jawabnya singkat
“Oo, begitu,” kata sang imam. “ dengan lari anda yakin anjing itu akan berhenti mengejar anda ?”
“Saya tidak yakin.” jawab lelaki itu
“Kalau begitu apa yang akan anda lakukan ?” kembali sang imam bertanya
“Saya akan ambil balok. Saya akan pukul anjing itu,,kata lelaki itu
 “Dengan memukulnya anda yakin anjing itu akan berhenti mengejar anda ?
” Mendengar komentar sang imam, lelaki itu kembali terdiam. Ia lalu menggelengkan kepala.
Llalu?“ Tanya sang imam.
“Ya sudah, saya akan balik mengonggonginya !” kata lelaki itu.
Sang imam tertawa.
Entah karena dorongan apa, lelaki itu mendadak turut tertawa.
“Ha.. ha.. ha… anda yakin anjing itu akan berhenti mengejar anda ?”
“Saya akan berlari sambil berteriak, “ hei, siapa pemilik anjing ini! Tolong , anjingmu mengejarku !” jawab lelaki itu masih sambil tertawa.
Sang imam mendadak terdiam.
Lelaki itu memandang sang imam dengan penuh pertanyaan.
“Yah ! tepat sekali, mas. Jika masalah yang kau hadapi itu ibarat anjing, maka, antum harus berlari kepada pemilik masalah,” kata sang imam.
“Allah !?” Tanya si lelaki.


Sang imam hanya menganggukkan kepala.

**********************************************************

Kehidupan rumah tangga tidak bisa lepas dari permasalahan. Kita lebih susah membayangkan bahwa kehidupan kita/ keluarga kita akan bertabur bunga sepanjang harinya. Pada setiap lipatan hidup kita, pastilah akan dijumpai permasalahan. Setiap lautan yang diarungi oleh sebuah kapal, tidak selalu tenang airnya. Saat saat tertentu akan ada gelombang yang menghempaskan. Ada orang yang merasa tersiksa dengan permasalahan yang menimpa kita/ keluarga kita. Permasalahan menjadi bara yang meluluh lantakkan jalinan cinta sang kekasih. Permasalahannya telah berubah menjadi gempa yang meratakan bangunan cinta.
Ada juga orang yang melihat sebaliknya. Setiap permasalahan dalam keluarga disikapinya sebagai angin yang menggiring layar perahu kearah pantai tujuan. Ketika permasalahan datang , cara pandangnya telah mengarahkannya untuk memperkukuh kebersamaan dengan sang kekasih. Kebersamaan akan mempermudah kita untuk menjadikan permasalahan sebagai energi yang memberikan dorongan menuju kematangan diri dan keluarga.
Kebersamaan menjadikan setiap permasalahan menjadi jauh lebih ringan. Disinilah kita menemukan keindahan cinta; saat kita menghadapi derita secara bersama sama.. ketika Ali bin Abi Thalib menikah dengan Fatimah puteri Muhammad saw kehidupan keluarga mereka berada dalam kesederhanaan dan kekurangan. Tapi lihatlah penuturan ikhlas mereka : “ Demi Allah, aku selalu menimba air dari sumur sehingga dadaku terasa sakit.” Kata Ali bin Ali Thalib kepada Fatimah. Saat itu, fatimah yang diajak bicara berkomentar,” dan aku, Demi Allah , memutar penggiling hingga kedua tanganku melepuh.”
Kebersamaan lahir dari sikap kita memandang masalah. Tapi sikap itu lahir dari apa ? ia muncul dari balik bilik kesadaran kehambaan kita. Kesadaran kehambaan pada akhirnya akan melahirkan ketenangan. Dan inilah modal kita untuk mengurai setiap permasalahan menjadi energi pematangan: KETENANGAN.
Dalam hal inilah kita dapat menemukan pemahaman dari firman Allah :” Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah-lah hati menjadi tenteram.” (QS. Ar-Ra’d;28)
Itulah sebabnya ketika ditimpa oleh permasalah hidup nabi Ya’kub As segera membangun kesadaran kehambaan :” Sesungguhnya hanya kepada Allah aku mengadukan kesusahan dan kesedihanku, dan aku mengetahui dari Allah apa yang kamu tiada mengetahuinya.” (QS. Yusuf ; 86)


Kebersamaan dan ketenangan menjadi karang yang menghadang gulungan gelombang yang menerjang. Menghadapi masalah dengan sudut pandang positif akan lebih mematangkan diri dan mendewasakan kita dalam bersikap.
Anda bisa mengeluh karena mawar berduri, atau berbahagia dan takjub karena duri berbunga mawar 

============================================

Teruslah bergerak, hingga kelelahan itu lelah mengikutimu.
Teruslah berlari, hingga kebosanan itu bosan mengejarmu.
Teruslah berjalan, hingga keletihan itu letih bersamamu.
Teruslah bertahan, hingga kefuturan itu futur menyertaimu.
Teruslah berjaga, hingga kelesuan itu lesu menemanimu (KH Rahmat Abdullah).”
“Memang di kehidupan ini tidak ada yang pasti, tetapi kita harus berani memastikan dan memperjuangkan apa-apa yang akan kita raih! Karena sesungguhnya, cita-cita yang tinggi tidak menjamin seseorang dapat meraih kesuksesan. Tapi…orang yang sukses pasti mempunyai cita-cita yang tinggi…
“Jadilah seperti air yang suci lagi mensucikan, bergerak untuk menghidupkan, mengalir untuk kebaikan, memancar dengan kekuatan, dikelola menjadi energi bagi kehidupan. Selamat berjuang dan terus belajar memaknai kehidupan. Moga bias lebih baik, memberi yang terbaik, mendapatkan dan menjadi yang terbaik.”
Ingatlah selalu Firman Allah:
“Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya…(Q.S. Al-Baqarah: 286)….
Semoga  Allah memberikan kemudahan bagi dirimu wahai saudara/i ku untuk tetap istiqomah di jalan-Nya.
Amieen...


You will neverwalk alone.
Innallaha ma’ana, because Allah always with us.
Semangat.. Allahu Akbar.”


http://romdani45498.blogspot.com/2010/12/seorang-lelaki-dan-seekor-anjing.html