"...Wahai pena..! Titiplah salam kami teruntuk kaum wanita. Tak usah jemu kau kabarkan bahwa mereka adalah lambang kemuliaan. Sampaikanlah bahwa mereka adalah aurat ..."
Adakah alasan bagi wanita muslimah untuk tidak brjilbab?
Adakah alasan syar’i bagi mereka untuk memampang foto-foto mereka di dunia maya?
Tidakkah mereka sadar bahwa foto-foto mereka dikoleksi tangan-tangan jahil?
Banggakah mereka menanggung dosa mata-mata yang memandang?
Tidakkah mereka sadar bahwa syaitan bangga dan terbahak-bahak dengan apa yang mereka lakukan?
Maukah mereka mencium harum wewangian surga? Duh, Kasihan mereka yang mengatakan “mau”..
Rambut mereka terurai..
Leher. . .
Lengan tangan. .
Dada,.
mereka menampakkan keelokan wajah dan titik-titik pesona tubuhm di hadapan laki-laki non mahram. mereka menampakkan betis, lengan, kepala dan rambut. mereka keluar rumah dengan dandanan memikat dan mengundang fitnah.mereka pampang foto-foto di dunia maya ini terlebih dengan senyuman menggoda.
mereka memoles Senyum dan wajah-wajah mengundang fitnah. .
Apa yang mereka inginkan??
صِنْفَانِ مِنْ أَهْلِ النَّارِ لَمْ أَرَهُمَا قَوْمٌ مَعَهُمْ سِيَاطٌ كَأَذْنَابِ الْبَقَرِ يَضْرِبُونَ بِهَا النَّاسَ وَنِسَاءٌ كَاسِيَاتٌ عَارِيَاتٌ مُمِيلاَتٌ مَائِلاَتٌ رُءُوسُهُنَّ كَأَسْنِمَةِ الْبُخْتِ الْمَائِلَةِ لاَ يَدْخُلْنَ الْجَنَّةَ وَلاَ يَجِدْنَ رِيحَهَا وَإِنَّ رِيحَهَا لَيُوجَدُ مِنْ مَسِيرَةِ كَذَا وَكَذَا
“Ada dua golongan dari penduduk neraka yang belum pernah aku lihat: [1] Suatu kaum yang memiliki cambuk seperti ekor sapi untuk memukul manusia dan [2] para wanita yang berpakaian tapi telanjang, berlenggak-lenggok, kepala mereka seperti punuk unta yang miring. Wanita seperti itu tidak akan masuk surga dan tidak akan mencium baunya, walaupun baunya tercium selama perjalanan sekian dan sekian.” [HR. Muslim no. 2128, dari Abu Hurairah]
نِسَاءٌ كَاسِيَاتٌ عَارِيَاتٌ مَائِلَاتٌ مُمِيلَاتٌ لَا يَدْخُلْنَ الْجَنَّةَ وَلَا يَجِدْنَ رِيحَهَا وَرِيحُهَا يُوجَدُ مِنْ مَسِيرَةِ خَمْسِ مِائَةِ عَامٍ
“..wanita-wanita yang berpakaian tetapi telanjang, yang berjalan berlenggak-lenggok guna membuat manusia memandangnya, mereka tidak akan masuk Surga dan tidak akan mendapati aromanya. Padahal aroma Surga bisa dicium dari jarak 500 tahun..” [HR. Imam Malik dalam al-Muwaththa’ riwayat Yahya Al Laits, no. 1624]
Sadarkah mereka bahwa lelaki-lelaki beriman tidak meridhai apa yang mereka lakoni?
Tak sadarkah mereka bahwa lelaki berhati serigala tengah mengaung bergembira dengan apa yang mereka pajang?
Untuk sholat maka diwajibkanlah wudhu terlebih dahulu. Apakah berhijab membutuhkan hati yang bersih terlebih dahulu? Justru hijab lah yang akan membersihkan hati pemiliknya maupun hati yang memandangnya. .
Tidakkah mereka sadar bahwa maut selalu mengintai?
Ingin dikatakan cantik? Semua wanita itu cantik. Tak perlu diucapkan. Tapi baiklah akan kami katakan kepada mereka.
“Engkau cantik, kawan”
Puas kah?
Gembira kah?
Riang kah?
Menyuburkan keimanan kah?
Menambah level ketakwaan kah?
Meningkatkan kapasitas keilmuan kah?
Sayangnya itu adalah ungkapan gombal yang basi nan memuakkan. Namun bisa membuat mereka terbang ke dunia hayal.
Wahai pena, . . .
Titiplah salam kami teruntuk kaum wanita. Tak usah jemu kau kabarkan bahwa mereka adalah lambang kemuliaan. Sampaikanlah bahwa mereka adalah aurat. Berilah pengertian bahwa salah satu definisi aurat adalah bagian-bagian yang jika tersingkap atau terbuka maka timbullah gejolak rasa malu bagi pemiliknya. Artinya ketika mereka menampakkan aurat di dunia nyata maupun maya maka mereka telah mencabik rasa malu yang ada di hati. Hancurlah sudah bangunan kemuliaan itu.
Berilah kabar gembira kepada kaum hawa bahwa surga itu lebih luas daripada langit dan bumi. Mereka harus berlomba-lomba dalam kebaikan. Sebagaimana mereka, kami pun merasakan ujian kehidupan. Karena itu, ajaklah mereka untuk menetapi kesabaran. tentu sabar di dunia lebih ringan daripada sabar dalam menahan siksaan di neraka.
Bisikkan pula, selain Maha Pengampun, Allah jua Maha dahsyat siksaannya. Di dalam neraka, Allah memiliki pengawal-pengawal baik dari golongan malaikat maupun ular yang siap menyiksa hebat kaum-kaum yang ingkar.
Sampaikan untaian nasehat kami agar mereka mempelajari tauhid yang benar, aqidah yang shahih, belajar tentang halal dan haram dan mengetahui kewajiban-kewajiban mereka sebagai wanita mulia dalam islam. .
Sekiranya hati mereka luluh akan nasehat kami maka itulah kebaikan bagi mereka. Kami berdo’a semoga mereka dimudahkan dalam memahami dan menjalankan syariat islam yang indah dan paripurna ini. Tidaklah kami mengharap balasan atas apa yang kami atau pun mereka lakukan. Sekiranya mereka enggan nan sombong lagi angkuh maka sekali lagi kabarkanlah mereka bahwa adzab Allah amat pedih lagi dahsyat. .
Wahai jemari dan lisan kami.
Jadilah engkau saksi kelak di hadapan Allah bahwa kami telah menasehati wanita-wanita kami.
Wallahu a’lam.
Subhanakallahumma wabihamdika asyhadu alla ila ha illa anta astaghfiruka wa atuubu ilaika.
http://romdani45498.blogspot.com/2010/11/yang-teristimewa-bagi-wanita.html
Senin, 09 Januari 2012
Mulia dengan Ucapan Salam
“Ada apa sih Kak?” Umar tiba-tiba menarik kedua tangan adiknya, hingga posisinya berubah dari posisi duduk bersila menjadi tegak berdiri.
“Saatnya kita beraksi, Nif!” Umar memaksa Hanif berjalan keluar.
“Ke mana?” Hanif nampaknya keberatan meninggalkan acara televisi favoritnya yang hanya tayang tiap Ahad pagi.
Umar tersenyum dan menjawab, “Aku ingin traktir makanan favoritmu, Bakso!” Hanif pun tersenyum lebar.
Sesampainya di Pasar, Hanif menggerutu, karena diajak berkeliling pasar dahulu dan tidak langsung menuju Warung Bakso Sapi halal langganan mereka.
“Assalamu’alaykum Warohmatullaah,” ucap Umar tiap melewati orang-orang yang mereka jumpai, dan disambut salam serupa atau terkadang dijawab lebih panjang oleh orang yang ia salami. Beberapa kali, Umar mengiringi salamnya dengan menjabat tangan. Karena tidak ingin membuat adiknya jengkel, setelah berkeliling memutari pasar, Umar menghentikan ‘aksi salamnya’ dan segera menuju ke warung bakso.
“Kak Umar kurang kerjaan!” gerutu Hanif, ketika mereka sudah sampai di warung bakso.
“Siapa bilang? Aku melakukan yang disunnahkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, menyebarkan salam biar jadi orang mulia. Daripada nonton televisi yang nggak jelas? Udahlah, Hanif mau Bakso kan?”
Umar memang kakak teladan, selalu mensyiarkan syariat islam dengan unik, apalagi dengan adik kecilnya yang baru berumur enam tahun. Di satu sisi Ia tidak ingin mengganggu hari libur adiknya, namun di sisi lain ia tidak tega melihat adiknya terus diracuni tayangan televisi yang tidak bermanfaat. Maka, Ia pun mengalihkan liburan adiknya ke sesuatu yang lebih bermanfaat; menyebarkan salam. Sebenarnya yang dilakukan Umar adalah teladan dari sahabat Abdullah bin Umar. Suatu hari, Thufail Bin Ubay Bin Ka’ab datang lagi ke rumah Abdullah Bin Umar, dan diajak lagi ke pasar. Maka Thufail bertanya, ”Perlu apa kita ke pasar? Kamu sendiri bukanlah seorang pedagang dan tidak ada kepentingan menanyakan harga barang atau menawar barang. Lebih baik bila kita duduk bercengkerama di sini”. Abdullah Bin Umar menjawab, ”Hai Abu Bathn! Sebenarnya kita pergi ke pasar hanya untuk memasyarakatkan salam. Kita beri salam kepada siapa saja yang kita temui di sana!” (HR. Malik dalam kitab Al Muwatha’ dengan sanad shahih).
Hukum mengucapkan salam adalah sunnah yang amat dianjurkan (sunnah mu’akadah). Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ”Jika seseorang di antara kalian berjumpa dengan saudaranya, maka hendaklah memberi salam kepadanya. Jika antara dia dan saudaranya terhalang pepohonan, dinding atau bebatuan; kemudian mereka berjumpa kembali, maka ucapkan salam kepadanya” (HR. Abu Daud).
Sedangkan hukum menjawab salam adalah wajib. Sebagaimana firman Allah Ta’ala (yang artinya), “Apabila kamu dihormati dengan suatu penghormatan, maka balaslah yang lebih baik atau balaslah dengan yang serupa. Sesungguhnya Allah memperhitungkan segala sesuatu” (QS. An Nisaa’[4]: 86).
Adab dalam mengucapkan salam pun perlu diperhatikan.
Adab Pertama:
Urutan salamyang disabdakan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam hadits Riwayat Bukhary adalah sebagai berikut:
Orang yang berkendaraan memberi salam kepada yang berjalan
Orang yang berjalan memberi salam kepada orang yang duduk
Rombongan yang sedikit memberi salam kepada rombongan yang lebih banyak
Yang kecil (muda) memberi salam kepada yang besar (tua)
Adab Kedua:
Adab salam kedua adalah mendahului salam. Terlepas dari urutan dalam memberi salam, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengajarkan untuk mendahului dalam memberi salam. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengajarkan, justru yang memulai salam itulah orang yang lebih mulia.
Sabdanya, ”Seutama-utama manusia bagi Allah adalah yang mendahului salam” (HR. Abu Daud dan Tirmidzi). Seseorang pernah bertanya kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, ”Ya Rasulullah, jika dua orang bertemu muka, manakah di antara keduanya yang harus terlebih dahulu memberi salam?” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, ”Yang lebih dekat kepada Allah (yang berhak terlebih dahulu memberi salam)” (HR. Tirmidzi).
Adab Ketiga:
Adab salamketiga adalah menjawab setara atau Lebih. Apabila ada seseorang yang memberi salam kepada kita, maka idealnya kita memberikan jawaban yang sama (setara). Misalkan seseorang mengucapkan salam kepada kita, ”Assalaamu ‘alaikum warahmatuulaah!” Minimal kita harus menjawab, ”Wa’alaikumussalaam warahmatullaah!”
Adab Keempat:
Adab salam keempat adalah menjabat tangan. Selain mengucapkan salam, akhlaq yang indah (karimah) bagi seorang Muslim ketika bertemu dengan saudaranya adalah menjabat tangannya dengan hangat. Seseorang bertanya kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa salam, ”Wahai Rasulullah, jika seseorang dari kami bertemu dengan saudaranya atau temannya apakah harus menunduk-nunduk?” Jawab Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, ”Tidak!” Tanyanya, ”Apakah harus merangkul kemudian menciumnya?” Jawab Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, ”Tidak!” Tanyanya sekali lagi, ”Apakah meraih tangannya kemudian menjabatnya?” Jawab Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, Ya!” (HR. Muslim).
Selain memiliki nilai kehangatan dan persahabatan (ukhuwwah), jabatan tangan juga akan menghapus dosa di antara kedua muslim yang melakukannya. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ”Tidaklah dua orang Muslim yang bertemu kemudian berjabat tangan kecuali Allah akan mengampuni dosa keduanya sampai mereka melepaskan jabatan tangannya” (HR. Abu Daud). Yang tetap perlu diperhatikan hendaklah lelaki tidak berjabat-tangan dengan wanita yang bukan mahromnya; demikian pula sebaliknya.
Adab Kelima:
Adab salam kelima adalah berwajah manis dan tidak memalingkan wajah. Sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, ”Jangan kalian meremehkan kebaikan sedikit pun, meskipun hanya wajah yang manis saat bertemu dengan saudaramu” (HR. Bukhari). Yang dimaksud berwajah manis adalah penampilan yang menyenangkan serta senyum yang mengembang. Tentu saja, ketika mengucapkan salam, diusahakan menatap wajah yang disalaminya.
Makna salam adalah do’a seorang Muslim kepada saudaranya seiman. Kata “Assalaamu ‘alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh” mempunyai makna “Semoga seluruh keselamatan, rahmat dan berkah dianugerahkan Allah kepada kalian”. Nilai do’a dalam kandungan salam ini menjadi salah satu dasar mengapa salam tidak dapat diberikan kepada orang-orang non Muslim.
Do’a seorang muslim kepada non muslim adalah do’a supaya mereka mendapat petunjuk masuk dalam pangkuan Islam. Demikianlah do’a Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam kepada orang non muslim, ”Ya Allah berilah petunjuk kepada kaumku, karena sesungguhnya mereka orang yang tidak mengerti” (Sirah Nabawiyah, Abul Hasan ali An Nadwi).
http://romdani45498.blogspot.com/2010/11/mulia-dengan-ucapan-salam.html
“Saatnya kita beraksi, Nif!” Umar memaksa Hanif berjalan keluar.
“Ke mana?” Hanif nampaknya keberatan meninggalkan acara televisi favoritnya yang hanya tayang tiap Ahad pagi.
Umar tersenyum dan menjawab, “Aku ingin traktir makanan favoritmu, Bakso!” Hanif pun tersenyum lebar.
Sesampainya di Pasar, Hanif menggerutu, karena diajak berkeliling pasar dahulu dan tidak langsung menuju Warung Bakso Sapi halal langganan mereka.
“Assalamu’alaykum Warohmatullaah,” ucap Umar tiap melewati orang-orang yang mereka jumpai, dan disambut salam serupa atau terkadang dijawab lebih panjang oleh orang yang ia salami. Beberapa kali, Umar mengiringi salamnya dengan menjabat tangan. Karena tidak ingin membuat adiknya jengkel, setelah berkeliling memutari pasar, Umar menghentikan ‘aksi salamnya’ dan segera menuju ke warung bakso.
“Kak Umar kurang kerjaan!” gerutu Hanif, ketika mereka sudah sampai di warung bakso.
“Siapa bilang? Aku melakukan yang disunnahkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, menyebarkan salam biar jadi orang mulia. Daripada nonton televisi yang nggak jelas? Udahlah, Hanif mau Bakso kan?”
Umar memang kakak teladan, selalu mensyiarkan syariat islam dengan unik, apalagi dengan adik kecilnya yang baru berumur enam tahun. Di satu sisi Ia tidak ingin mengganggu hari libur adiknya, namun di sisi lain ia tidak tega melihat adiknya terus diracuni tayangan televisi yang tidak bermanfaat. Maka, Ia pun mengalihkan liburan adiknya ke sesuatu yang lebih bermanfaat; menyebarkan salam. Sebenarnya yang dilakukan Umar adalah teladan dari sahabat Abdullah bin Umar. Suatu hari, Thufail Bin Ubay Bin Ka’ab datang lagi ke rumah Abdullah Bin Umar, dan diajak lagi ke pasar. Maka Thufail bertanya, ”Perlu apa kita ke pasar? Kamu sendiri bukanlah seorang pedagang dan tidak ada kepentingan menanyakan harga barang atau menawar barang. Lebih baik bila kita duduk bercengkerama di sini”. Abdullah Bin Umar menjawab, ”Hai Abu Bathn! Sebenarnya kita pergi ke pasar hanya untuk memasyarakatkan salam. Kita beri salam kepada siapa saja yang kita temui di sana!” (HR. Malik dalam kitab Al Muwatha’ dengan sanad shahih).
Hukum mengucapkan salam adalah sunnah yang amat dianjurkan (sunnah mu’akadah). Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ”Jika seseorang di antara kalian berjumpa dengan saudaranya, maka hendaklah memberi salam kepadanya. Jika antara dia dan saudaranya terhalang pepohonan, dinding atau bebatuan; kemudian mereka berjumpa kembali, maka ucapkan salam kepadanya” (HR. Abu Daud).
Sedangkan hukum menjawab salam adalah wajib. Sebagaimana firman Allah Ta’ala (yang artinya), “Apabila kamu dihormati dengan suatu penghormatan, maka balaslah yang lebih baik atau balaslah dengan yang serupa. Sesungguhnya Allah memperhitungkan segala sesuatu” (QS. An Nisaa’[4]: 86).
Adab dalam mengucapkan salam pun perlu diperhatikan.
Adab Pertama:
Urutan salamyang disabdakan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam hadits Riwayat Bukhary adalah sebagai berikut:
Orang yang berkendaraan memberi salam kepada yang berjalan
Orang yang berjalan memberi salam kepada orang yang duduk
Rombongan yang sedikit memberi salam kepada rombongan yang lebih banyak
Yang kecil (muda) memberi salam kepada yang besar (tua)
Adab Kedua:
Adab salam kedua adalah mendahului salam. Terlepas dari urutan dalam memberi salam, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengajarkan untuk mendahului dalam memberi salam. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengajarkan, justru yang memulai salam itulah orang yang lebih mulia.
Sabdanya, ”Seutama-utama manusia bagi Allah adalah yang mendahului salam” (HR. Abu Daud dan Tirmidzi). Seseorang pernah bertanya kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, ”Ya Rasulullah, jika dua orang bertemu muka, manakah di antara keduanya yang harus terlebih dahulu memberi salam?” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, ”Yang lebih dekat kepada Allah (yang berhak terlebih dahulu memberi salam)” (HR. Tirmidzi).
Adab Ketiga:
Adab salamketiga adalah menjawab setara atau Lebih. Apabila ada seseorang yang memberi salam kepada kita, maka idealnya kita memberikan jawaban yang sama (setara). Misalkan seseorang mengucapkan salam kepada kita, ”Assalaamu ‘alaikum warahmatuulaah!” Minimal kita harus menjawab, ”Wa’alaikumussalaam warahmatullaah!”
Adab Keempat:
Adab salam keempat adalah menjabat tangan. Selain mengucapkan salam, akhlaq yang indah (karimah) bagi seorang Muslim ketika bertemu dengan saudaranya adalah menjabat tangannya dengan hangat. Seseorang bertanya kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa salam, ”Wahai Rasulullah, jika seseorang dari kami bertemu dengan saudaranya atau temannya apakah harus menunduk-nunduk?” Jawab Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, ”Tidak!” Tanyanya, ”Apakah harus merangkul kemudian menciumnya?” Jawab Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, ”Tidak!” Tanyanya sekali lagi, ”Apakah meraih tangannya kemudian menjabatnya?” Jawab Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, Ya!” (HR. Muslim).
Selain memiliki nilai kehangatan dan persahabatan (ukhuwwah), jabatan tangan juga akan menghapus dosa di antara kedua muslim yang melakukannya. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ”Tidaklah dua orang Muslim yang bertemu kemudian berjabat tangan kecuali Allah akan mengampuni dosa keduanya sampai mereka melepaskan jabatan tangannya” (HR. Abu Daud). Yang tetap perlu diperhatikan hendaklah lelaki tidak berjabat-tangan dengan wanita yang bukan mahromnya; demikian pula sebaliknya.
Adab Kelima:
Adab salam kelima adalah berwajah manis dan tidak memalingkan wajah. Sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, ”Jangan kalian meremehkan kebaikan sedikit pun, meskipun hanya wajah yang manis saat bertemu dengan saudaramu” (HR. Bukhari). Yang dimaksud berwajah manis adalah penampilan yang menyenangkan serta senyum yang mengembang. Tentu saja, ketika mengucapkan salam, diusahakan menatap wajah yang disalaminya.
Makna salam adalah do’a seorang Muslim kepada saudaranya seiman. Kata “Assalaamu ‘alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh” mempunyai makna “Semoga seluruh keselamatan, rahmat dan berkah dianugerahkan Allah kepada kalian”. Nilai do’a dalam kandungan salam ini menjadi salah satu dasar mengapa salam tidak dapat diberikan kepada orang-orang non Muslim.
Do’a seorang muslim kepada non muslim adalah do’a supaya mereka mendapat petunjuk masuk dalam pangkuan Islam. Demikianlah do’a Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam kepada orang non muslim, ”Ya Allah berilah petunjuk kepada kaumku, karena sesungguhnya mereka orang yang tidak mengerti” (Sirah Nabawiyah, Abul Hasan ali An Nadwi).
http://romdani45498.blogspot.com/2010/11/mulia-dengan-ucapan-salam.html
Kan Selalu Engkau Kukenang
“.. .berkecamuklah rasa di dada. Tersemburatlah gelora asmara. Langit-langit hati sang wanita tengah menghujankan bibit-bibit cinta. Sebuah rasa yang tak diundang dan tak ingin berlalu begitu saja.. .”“…begitulah pula datangnya kuncup bahagia di hati sang wanita yang setelah menanti lalu mendengar jawaban lelaki itu. Terkikis sudah senandung cemas yang terbalut penuh harap..”
Wanita ini adalah wanita pendamba surga. Kami dapati bahwa dia adalah wanita yang menenangkan hati sang kekasih. Dia temani belahan jiwanya dalam suka, bahagia,duka dan nestapa. Kami saksikan pula bahwa dialah wanita bijaksana nan cerdik. Pula, ia adalah keturunan bangsawan kaya dan menjadi incaran banyak lelaki.
Percikan Kerinduan dari Sucinya Hati
Seperti wanita umumnya, kami dapati bahwa ia amat merindukan seorang sosok yang akan menjadi teman hidupnya. Ia membutuhkan sosok yang akan menemaninya mengarungi bahtera kehidupan.Berjumpalah wanita ini dengan lelaki dengan kepribadian yang diidam-idamkan wanita. Lelaki yang ia temui begitu agung lagi berakhlak mempesona. Lelaki tersebut tidak seperti laki-laki yang ia temui pada kaumnya. Lelaki itu begitu menenangkan kala dipandang dan tutur katanya jujur dan menarik perhatian. Berwibawa dan menjaga harga diri.
Berkecamuklah rasa di dada. Tersemburatlah gelora asmara. Langit-langit hati sang wanita tengah menghujankan bibit-bibit cinta. Sebuah rasa yang tak diundang dan tak ingin berlalu begitu saja.
Namun begitu, terbesit pikiran yang mengusiknya. Akankah pemuda dengan kebeningan hatinya tersebut mau menikahinya yang telah berumur kepala empat? Saat bingungnya mendengung, kami dapati rekan wanitanya datang mengunjungi. Rekannya mampu menangkap semburat rasa yang terpendam hingga wanita itu mencurahkan kegalauan hati dan perasaannya. Rekannya pun berhasil menenangkannya bahwa ia adalah wanita cantik dan memiliki kemuliaan nasab. Siapakah gerangan lelaki yang tak mau melamar wanita idaman sepertinya? Bergegaslah rekan wanita itu menemui sang lelaki seperti yang dipinta sang wanita. Setelah bertemu, rekan wanita tersebut berkata kepada laki-laki itu:
“… apa yang menyebabkan kau tidak menikah?”
Lelaki itu adalah orang yang fakir lagi yatim piatu. Sang ayah meninggal ketika ia dalam kandungan. Dan ketika masih kecil, ia pun ditinggal meninggal oleh sang ibu.Ia menjawab:
“tidak ada sesuatu yang bisa saya gunakan untuk menikah”.
Rekan wanita tersebut tersenyum sambil bertutur:
“sekiranya engkau diberi dan diminta menikahi wanita yang berharta, rupawan, mulia dan cukup, apakah engkau mau menerimanya?”
Laki-laki itu kemudian berkata:
“siapa?”
Rekan wanita itu kemudian menyebutkan nama sahabatnya yang tengah dirundung oleh besarnya pengharapan. Wajar memang karena wanita begitu dominan dalam hal perasaan.Gayung pun bersambut indah. Setelah mendapat nama wanita yang memang ia sangat kenal, lelaki tersebut kemudian berucap:
“kalau dia setuju maka saya terima”.
Subhanallah. Lampu hijau terlihat jelas menandakan akan dimulai proses selanjutnya. Mendengar ucapan tersebut, rekan wanita itu pun kembali menemui sahabatnya untuk menebar wewangian kabar bahagia yang baru saja didengarnya. Betapa riangnya wanita kita ini setelah mendapat berita.
Bak sejuknya tanah gersang yang kembali subur setelah dentuman hujan, bak cerahnya dedaunan muda yang indah menghijau bersemi, bak syahdunya kicauan burung menyambut mentari di pagi nan cerah, begitulah pula datangnya kuncup bahagia di hati sang wanita yang setelah menanti lalu mendengar jawaban lelaki itu. Terkikis sudah senandung cemas yang terbalut penuh harap.
Aduhai pena kami pun semakin bersemangat menarikan goresannya. Sang lelaki pun mengabarkan kepada paman-pamannya agar segera melamar sang wanita, walaupun sang wanita telah menjanda. Iya benar, wanita itu telah menjanda. Suami pertamanya meninggal kemudian wanita itu cerai dengan suami kedua. Namun itu bukanlah sebuah aib. Bukan pula sebuah cela. Adalah skenario dari Allah yang telah menetapkan yang terbaik bagi hamba-Nya. Tak ada yang mampu keluar dari rel takdir.
Rajutan Tali Pernikahan Nan Pernuh Berkah
Paman lelaki itu datang melamar sang wanita di hadapan pamannya. Maklum, ayah wanita kita ini telah wafat. Mahar dan penentuan akad nikah pun dibicarakan. Disepakati mahar kepada wanita itu berupa lembu dua puluh ekor.Di hari pernikahan, ijab kabul tengah berkumandang.
Lengkaplah sudah kebahagiaan yang menyelimuti sepasang kekasih. Sempurnalah mekar indah pucuk asmara. Telah tiba saatnya biduk harus berlayar di samudera kehidupan. Terhempas sudah karang-karang penantian yang bertengger di taman hati. Adakah jalinan yang indah selain jalinan dan untaian tali pernikahan?Adakah letupan-letupan cinta yang lebih menenteramkan hati sepasang muda-mudi selain dalam ikatan ini?Adakah hubungan yang lebih menabung kebaikan selain hubungan sah secara syar’i?
aduhai, kami telah tertampar. Kami tertampar pedas oleh pena kami sendiri agar bersegara menyempurnakan separuh din.
Saatnya Mengayuh Biduk di Samudera Kehidupan ...
Dan wanita itu pun benar-benar menunjukkan dirinya sebagai wanita yang piawai me-manage perasaan dan alur lalu lintas permasalahan yang mungkin menyerang masing-masing pasangan. Ia tunjukkan sayang nan cinta kepada pangeran hatinya. Kami dapati bahwa ia adalah wanita dengan mata air kasih yang bercucuran penuh keseejukkan, penuh kelembutan dan kebaikan. Dialah kekasih hati yang menjadi tumpahan berkeluh kesah. Dialah sosok yang nyaman sebagai sandaran bagi sang suami kala raga begitu letih mengarungi dunia luar rumah sekaligus gelanggang dakwah. Sungguh begitu agung nan mulianya wanita ini. Cara pandangnya luas dengan visi yang jauh ke depan. Begitu membantu sang suami dari segi harta maupun spirit. Suaminya pun adalah orang pilihan yang telah ditetapkan Allah. Kami dapati bahwa dia adalah lelaki yang agung nan mulia pula. Begitu banyak ujian yang lelaki ini alami hingga menjadikan sedih dan gulana. Begitu banyak cercaan dan siksaan yang ia hadapi dari orang-orang yang amat membencinya. Begitu banyak makar dan propaganda untuk membunuhnya. Dan memang demikianlah sunatullah bagi orang-orang yang menyebarkan agama Tuhannya. Akan selalu ada badai yang siap menghantam perjuangan di jalan keimanan.
Ia menyaksikan darah mengalir. Ia menyaksikan pedang terlalu sering beradu. Ia menyaksikan jasad-jasad terbujur kaku. Kami dapati lelaki itu mengalami beberapa kemenangan dan pula kekalahan. Ia saksikan kawan-kawannya terbunuh.
Dialah lelaki yang menebarkan wewangian pesona agama kita yang mulia. Dialah sosok yang tiada pamrih. Tiada ingin dipuja atau dipuji. Dialah sumber kebaikan. Duh, mata pena kami berkaca dan bergetar menuliskan tentangnya.Pantas saja Allah telah menganugerahkan wanita mulia nan brbudi luhur teruntuk lelaki itu. Allah mempersatukan dua kemuliaan untuk memenangkan agama-Nya di muka bumi.
Allahu akbar. .Allahu akbar…
Begitu mulianya dua insan itu.Pena kami kembali membulirkan air matanya karena kemuliaan mereka.Wahai pena. Kabarkanlah bahwa kami begitu rindu untuk bertemu.<span>
Telah Tiba Saatnya Berpisah ...
Kami kabarkan kembali bahwa wanita kita ini adalah nikmat Allah yang besar bagi sosok lelaki itu. Mereka arungi bahtera cinta selama seperempat abad. Telah berlalu sejuta kenangan. Wanita itu menghibur kecemasan suaminya, memberikan dorongan di saat-saat paling kritis, menyokong penyampaian risalah Tuhannya dan selalu membela pujaan hatinya dengan jiwa, raga dan hartanya. Telah tiba saatnya kita akan berpisah dengan wanita berbudi luhur itu. Telah tiba saatnya wanita itu harus meninggalkan sang kekasih karena malaikat maut sedang melaksanakan titah Rabb-Nya.Dan selanjutnyaaaaaa. .Innalillahi wa inna ilaihi raji’un. . .
Selamat jalan wahai wanita yang melambangkan kesetiaan. .
Selamat jalan jiwa yang tenang. .
Selamat jalan duhai wanita yang berhati lembut di tengah lembah kekerasan. .
Selamat jalan wahai wanita teladan yang mengagumkan. .
Selamat jalan wahai engkau yang membela kemuliaan islam. .Selamat jalan engkau wahai istri yang arif nan bijaksana. .
Selamat jalan wahai engkau ibunda kaum muslimin, Khadijah binti Khuwailid. .
Wahai Bunda,.Kepergianmu telah meninggalkan duka dan sedih bagi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.. Bagaimana tidak, suka yang terkomposisi duka telah dicicipi bersama di arena kehidupan. Sungguh pilu hati Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam yang ditinggal belahan jiwanya..Tahukah engkau wahai Bunda, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam telah menyanjungmu di depan ‘Aisyah sehingga ‘Aisyah pun cemburu.‘Aisyah bertutur di tengah cemburu yang menggebu nan melanda:
“tidaklah aku cemburu atas seseorang dari istri-istri Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam sebagaimana kecemburuanku atas Khadijah, sedangkan aku belum melihatnya sama sekali. Tetapi Rasul sering menyebutnya dan kadang-kadang beliau menyembelih seekor kambing lalu memotong-motongnya kemudian mengirimkannya kepada sahabat-sahabat Khadijah. Sehingga kadang-kadang aku berkata kepada beliau:
“sepertinya di dunia ini tak ada wanita kecuali Khadijah.” [1]
Subhanallah. Begitu cintanya Nabi kami padamu, wahai Ummul Mukminin. Dan memang engkau amat pantas mendapatkannya walau ‘Aisyah memiliki kecantikan dan kepandaian. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam telah memenuhi janjinya bahwa beliau tak akan menduakanmu selama engkau masih hidup dan walau usiamu telah lanjut. Kami mengetahui pula bahwa engkau bertabur putri-putri mulia yaitu Zainab, Ruqayyah, Ummu Kultsum dan Fathimah. Mereka adalah pembela setia suamimu. .Begitu abadi cintanya.Engkau wahai Bunda, seperti yang kami dapati dalam kitab Nisa’ Fii Hayati al-Anbiya bahwa Rasulullah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam berkata sambil memujimu:
“wanita penghuni surga yang paling mulia adalah Khadijah binti Khuwailid.” [2]
Pula dalam kitab yang lain yaitu Nisaa’ Haular Rasul war Radd ‘ala Muftariyaat al-Musytasyriqin, kami dapati pula pujian untukmu. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
“sebaik-baik wanita di bumi di masanya adalah Maryam binti Imran dan sebaik-baik wanita di bumi di masanya adalah Khadijah binti Khuwailid” [3]
Wahai Bunda, keteguhanmu mendapat limpahan karunia dari Allah. Engkau memiliki andil besar dalam perubahan peradaban bagi para wanita.
Inilah surga Allah menaruh rindu untukmu. Allah dan malaikat Jibril pun menitipkan salam hangat dari langit ke-tujuh untukmu. Dan kepadamu, Allah telah menyediakan rumah istana dari permata. .
subhanallah
Kami dapati dalam kitab ar-Rahiq al-Makhtum bahwa Malaikat Jibril berkata kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam:
“wahai Rasulullah. Inilah khadijah, dia telah datang membawa bejana, di dalamnya ada lauk pauk, makanan atau minuman. Sekiranya dia nanti mendatangimu maka sampaikan salam Rabbnya kepadanya serta beritakan padanya kabar gembira perihal istana untuknya di surga yang terbuat dari mutiara, yang tiada kebisingan maupun rasa lelah di dalamnya.” [4]
Akhirnya. . .
selamat menikmati rumah istana dari mutiaraselamat jalan ibunda orang-orang beriman. .Biarlah kami senantiasa mengenangmu di kedalaman qolbu. .Menyerap semangatmu yang terbit seiring fajar. .Dan lihatlah namamu ada dalam benak setiap muslimah. .Walaupun tak sesempurnamu, kami harap wanita-wanita kami mampu merengkuh keteladananmu di jalan ilmu. . .
http://romdani45498.blogspot.com/2010/11/kan-selalu-engkau-kukenang.html
Wanita ini adalah wanita pendamba surga. Kami dapati bahwa dia adalah wanita yang menenangkan hati sang kekasih. Dia temani belahan jiwanya dalam suka, bahagia,duka dan nestapa. Kami saksikan pula bahwa dialah wanita bijaksana nan cerdik. Pula, ia adalah keturunan bangsawan kaya dan menjadi incaran banyak lelaki.
Percikan Kerinduan dari Sucinya Hati
Seperti wanita umumnya, kami dapati bahwa ia amat merindukan seorang sosok yang akan menjadi teman hidupnya. Ia membutuhkan sosok yang akan menemaninya mengarungi bahtera kehidupan.Berjumpalah wanita ini dengan lelaki dengan kepribadian yang diidam-idamkan wanita. Lelaki yang ia temui begitu agung lagi berakhlak mempesona. Lelaki tersebut tidak seperti laki-laki yang ia temui pada kaumnya. Lelaki itu begitu menenangkan kala dipandang dan tutur katanya jujur dan menarik perhatian. Berwibawa dan menjaga harga diri.
Berkecamuklah rasa di dada. Tersemburatlah gelora asmara. Langit-langit hati sang wanita tengah menghujankan bibit-bibit cinta. Sebuah rasa yang tak diundang dan tak ingin berlalu begitu saja.
Namun begitu, terbesit pikiran yang mengusiknya. Akankah pemuda dengan kebeningan hatinya tersebut mau menikahinya yang telah berumur kepala empat? Saat bingungnya mendengung, kami dapati rekan wanitanya datang mengunjungi. Rekannya mampu menangkap semburat rasa yang terpendam hingga wanita itu mencurahkan kegalauan hati dan perasaannya. Rekannya pun berhasil menenangkannya bahwa ia adalah wanita cantik dan memiliki kemuliaan nasab. Siapakah gerangan lelaki yang tak mau melamar wanita idaman sepertinya? Bergegaslah rekan wanita itu menemui sang lelaki seperti yang dipinta sang wanita. Setelah bertemu, rekan wanita tersebut berkata kepada laki-laki itu:
“… apa yang menyebabkan kau tidak menikah?”
Lelaki itu adalah orang yang fakir lagi yatim piatu. Sang ayah meninggal ketika ia dalam kandungan. Dan ketika masih kecil, ia pun ditinggal meninggal oleh sang ibu.Ia menjawab:
“tidak ada sesuatu yang bisa saya gunakan untuk menikah”.
Rekan wanita tersebut tersenyum sambil bertutur:
“sekiranya engkau diberi dan diminta menikahi wanita yang berharta, rupawan, mulia dan cukup, apakah engkau mau menerimanya?”
Laki-laki itu kemudian berkata:
“siapa?”
Rekan wanita itu kemudian menyebutkan nama sahabatnya yang tengah dirundung oleh besarnya pengharapan. Wajar memang karena wanita begitu dominan dalam hal perasaan.Gayung pun bersambut indah. Setelah mendapat nama wanita yang memang ia sangat kenal, lelaki tersebut kemudian berucap:
“kalau dia setuju maka saya terima”.
Subhanallah. Lampu hijau terlihat jelas menandakan akan dimulai proses selanjutnya. Mendengar ucapan tersebut, rekan wanita itu pun kembali menemui sahabatnya untuk menebar wewangian kabar bahagia yang baru saja didengarnya. Betapa riangnya wanita kita ini setelah mendapat berita.
Bak sejuknya tanah gersang yang kembali subur setelah dentuman hujan, bak cerahnya dedaunan muda yang indah menghijau bersemi, bak syahdunya kicauan burung menyambut mentari di pagi nan cerah, begitulah pula datangnya kuncup bahagia di hati sang wanita yang setelah menanti lalu mendengar jawaban lelaki itu. Terkikis sudah senandung cemas yang terbalut penuh harap.
Aduhai pena kami pun semakin bersemangat menarikan goresannya. Sang lelaki pun mengabarkan kepada paman-pamannya agar segera melamar sang wanita, walaupun sang wanita telah menjanda. Iya benar, wanita itu telah menjanda. Suami pertamanya meninggal kemudian wanita itu cerai dengan suami kedua. Namun itu bukanlah sebuah aib. Bukan pula sebuah cela. Adalah skenario dari Allah yang telah menetapkan yang terbaik bagi hamba-Nya. Tak ada yang mampu keluar dari rel takdir.
Rajutan Tali Pernikahan Nan Pernuh Berkah
Paman lelaki itu datang melamar sang wanita di hadapan pamannya. Maklum, ayah wanita kita ini telah wafat. Mahar dan penentuan akad nikah pun dibicarakan. Disepakati mahar kepada wanita itu berupa lembu dua puluh ekor.Di hari pernikahan, ijab kabul tengah berkumandang.
Lengkaplah sudah kebahagiaan yang menyelimuti sepasang kekasih. Sempurnalah mekar indah pucuk asmara. Telah tiba saatnya biduk harus berlayar di samudera kehidupan. Terhempas sudah karang-karang penantian yang bertengger di taman hati. Adakah jalinan yang indah selain jalinan dan untaian tali pernikahan?Adakah letupan-letupan cinta yang lebih menenteramkan hati sepasang muda-mudi selain dalam ikatan ini?Adakah hubungan yang lebih menabung kebaikan selain hubungan sah secara syar’i?
aduhai, kami telah tertampar. Kami tertampar pedas oleh pena kami sendiri agar bersegara menyempurnakan separuh din.
Saatnya Mengayuh Biduk di Samudera Kehidupan ...
Dan wanita itu pun benar-benar menunjukkan dirinya sebagai wanita yang piawai me-manage perasaan dan alur lalu lintas permasalahan yang mungkin menyerang masing-masing pasangan. Ia tunjukkan sayang nan cinta kepada pangeran hatinya. Kami dapati bahwa ia adalah wanita dengan mata air kasih yang bercucuran penuh keseejukkan, penuh kelembutan dan kebaikan. Dialah kekasih hati yang menjadi tumpahan berkeluh kesah. Dialah sosok yang nyaman sebagai sandaran bagi sang suami kala raga begitu letih mengarungi dunia luar rumah sekaligus gelanggang dakwah. Sungguh begitu agung nan mulianya wanita ini. Cara pandangnya luas dengan visi yang jauh ke depan. Begitu membantu sang suami dari segi harta maupun spirit. Suaminya pun adalah orang pilihan yang telah ditetapkan Allah. Kami dapati bahwa dia adalah lelaki yang agung nan mulia pula. Begitu banyak ujian yang lelaki ini alami hingga menjadikan sedih dan gulana. Begitu banyak cercaan dan siksaan yang ia hadapi dari orang-orang yang amat membencinya. Begitu banyak makar dan propaganda untuk membunuhnya. Dan memang demikianlah sunatullah bagi orang-orang yang menyebarkan agama Tuhannya. Akan selalu ada badai yang siap menghantam perjuangan di jalan keimanan.
Ia menyaksikan darah mengalir. Ia menyaksikan pedang terlalu sering beradu. Ia menyaksikan jasad-jasad terbujur kaku. Kami dapati lelaki itu mengalami beberapa kemenangan dan pula kekalahan. Ia saksikan kawan-kawannya terbunuh.
Dialah lelaki yang menebarkan wewangian pesona agama kita yang mulia. Dialah sosok yang tiada pamrih. Tiada ingin dipuja atau dipuji. Dialah sumber kebaikan. Duh, mata pena kami berkaca dan bergetar menuliskan tentangnya.Pantas saja Allah telah menganugerahkan wanita mulia nan brbudi luhur teruntuk lelaki itu. Allah mempersatukan dua kemuliaan untuk memenangkan agama-Nya di muka bumi.
Allahu akbar. .Allahu akbar…
Begitu mulianya dua insan itu.Pena kami kembali membulirkan air matanya karena kemuliaan mereka.Wahai pena. Kabarkanlah bahwa kami begitu rindu untuk bertemu.<span>
Telah Tiba Saatnya Berpisah ...
Kami kabarkan kembali bahwa wanita kita ini adalah nikmat Allah yang besar bagi sosok lelaki itu. Mereka arungi bahtera cinta selama seperempat abad. Telah berlalu sejuta kenangan. Wanita itu menghibur kecemasan suaminya, memberikan dorongan di saat-saat paling kritis, menyokong penyampaian risalah Tuhannya dan selalu membela pujaan hatinya dengan jiwa, raga dan hartanya. Telah tiba saatnya kita akan berpisah dengan wanita berbudi luhur itu. Telah tiba saatnya wanita itu harus meninggalkan sang kekasih karena malaikat maut sedang melaksanakan titah Rabb-Nya.Dan selanjutnyaaaaaa. .Innalillahi wa inna ilaihi raji’un. . .
Selamat jalan wahai wanita yang melambangkan kesetiaan. .
Selamat jalan jiwa yang tenang. .
Selamat jalan duhai wanita yang berhati lembut di tengah lembah kekerasan. .
Selamat jalan wahai wanita teladan yang mengagumkan. .
Selamat jalan wahai engkau yang membela kemuliaan islam. .Selamat jalan engkau wahai istri yang arif nan bijaksana. .
Selamat jalan wahai engkau ibunda kaum muslimin, Khadijah binti Khuwailid. .
Wahai Bunda,.Kepergianmu telah meninggalkan duka dan sedih bagi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.. Bagaimana tidak, suka yang terkomposisi duka telah dicicipi bersama di arena kehidupan. Sungguh pilu hati Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam yang ditinggal belahan jiwanya..Tahukah engkau wahai Bunda, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam telah menyanjungmu di depan ‘Aisyah sehingga ‘Aisyah pun cemburu.‘Aisyah bertutur di tengah cemburu yang menggebu nan melanda:
“tidaklah aku cemburu atas seseorang dari istri-istri Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam sebagaimana kecemburuanku atas Khadijah, sedangkan aku belum melihatnya sama sekali. Tetapi Rasul sering menyebutnya dan kadang-kadang beliau menyembelih seekor kambing lalu memotong-motongnya kemudian mengirimkannya kepada sahabat-sahabat Khadijah. Sehingga kadang-kadang aku berkata kepada beliau:
“sepertinya di dunia ini tak ada wanita kecuali Khadijah.” [1]
Subhanallah. Begitu cintanya Nabi kami padamu, wahai Ummul Mukminin. Dan memang engkau amat pantas mendapatkannya walau ‘Aisyah memiliki kecantikan dan kepandaian. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam telah memenuhi janjinya bahwa beliau tak akan menduakanmu selama engkau masih hidup dan walau usiamu telah lanjut. Kami mengetahui pula bahwa engkau bertabur putri-putri mulia yaitu Zainab, Ruqayyah, Ummu Kultsum dan Fathimah. Mereka adalah pembela setia suamimu. .Begitu abadi cintanya.Engkau wahai Bunda, seperti yang kami dapati dalam kitab Nisa’ Fii Hayati al-Anbiya bahwa Rasulullah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam berkata sambil memujimu:
“wanita penghuni surga yang paling mulia adalah Khadijah binti Khuwailid.” [2]
Pula dalam kitab yang lain yaitu Nisaa’ Haular Rasul war Radd ‘ala Muftariyaat al-Musytasyriqin, kami dapati pula pujian untukmu. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
“sebaik-baik wanita di bumi di masanya adalah Maryam binti Imran dan sebaik-baik wanita di bumi di masanya adalah Khadijah binti Khuwailid” [3]
Wahai Bunda, keteguhanmu mendapat limpahan karunia dari Allah. Engkau memiliki andil besar dalam perubahan peradaban bagi para wanita.
Inilah surga Allah menaruh rindu untukmu. Allah dan malaikat Jibril pun menitipkan salam hangat dari langit ke-tujuh untukmu. Dan kepadamu, Allah telah menyediakan rumah istana dari permata. .
subhanallah
Kami dapati dalam kitab ar-Rahiq al-Makhtum bahwa Malaikat Jibril berkata kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam:
“wahai Rasulullah. Inilah khadijah, dia telah datang membawa bejana, di dalamnya ada lauk pauk, makanan atau minuman. Sekiranya dia nanti mendatangimu maka sampaikan salam Rabbnya kepadanya serta beritakan padanya kabar gembira perihal istana untuknya di surga yang terbuat dari mutiara, yang tiada kebisingan maupun rasa lelah di dalamnya.” [4]
Akhirnya. . .
selamat menikmati rumah istana dari mutiaraselamat jalan ibunda orang-orang beriman. .Biarlah kami senantiasa mengenangmu di kedalaman qolbu. .Menyerap semangatmu yang terbit seiring fajar. .Dan lihatlah namamu ada dalam benak setiap muslimah. .Walaupun tak sesempurnamu, kami harap wanita-wanita kami mampu merengkuh keteladananmu di jalan ilmu. . .
http://romdani45498.blogspot.com/2010/11/kan-selalu-engkau-kukenang.html
Jadilah Wanita Sholehah
Kamu yang selalu baik dan perhatian atas kekurangan ini....kamu yang selalu sabar atas kebodohan diri ini....Kamu yang terbaik, tapi aku abaikan....Dan ketulusanmu kini harus kau berikan kepada orang yang tepat untuk kebahagianmu....
Aku tidak kuat lagi melihatmu selalu tersakiti oleh diri ini....Kamu yang harus menemukan seseorang untuk mengobati semua rindu dan rasa sakit hatimu....Yang mau menerima kelebihanmu dengan ikhlasnya hati....Dan dengan dia kamu dapat mencurahkan segenap isi hatimu....
Semoga saja kamu dapati hati yang tulus mencintaimu....Aku hanya orang yang beruntung dapat mengenal dirimu.... Maafkan aku, yang tidak mampu menjaga cinta dan rasa sayangmu.... walau sesungguhnya aku menyayangimu.... Aku tak ingin kau terluka karena mencintaiku....Hapuslah air matamu dan lupakanlah aku.... Dan ingat satu hal !Kamu adalah wanita cerdas, cantik dan baik hati....
Jadilah Wanita yang solehah...!Dengan tidak mementingkan urusan cinta kepada makhluk Tuhan saja! Berdoalah kepada-Nya,!Agar kamu diberikan jodoh yang baik pula, Yaitu seorang Suami "bukan pacar" ...!
Aku baru sadar, Selama ini aku mengerti Islam....Tapi aku tidak mengamalkan Islam dalam hidup, selama ini.... Cukup apa yang telah aku lakukan denganmu....Menjadi pelajaran yang sangat berharga bagi diri ini....
Saat kamu menemukan seseorang yang tepat...Kuharap dia adalah yang terbaik untukmu...Terbaik untuk menuju keridhoan Allah...Mendampingimu sampai akhir nanti....Membawamu menuju jalan yang dapat membuatmu bahagia dunia akhirat....
Terimaksih atas apa yang kamu berikan padaku...Aku tidak akan melupakannya....Kamu sudah masuk kedalam bagian sejarah hidupku....
http://romdani45498.blogspot.com/2010/11/jadilah-wanita-sholehah.html
Aku tidak kuat lagi melihatmu selalu tersakiti oleh diri ini....Kamu yang harus menemukan seseorang untuk mengobati semua rindu dan rasa sakit hatimu....Yang mau menerima kelebihanmu dengan ikhlasnya hati....Dan dengan dia kamu dapat mencurahkan segenap isi hatimu....
Semoga saja kamu dapati hati yang tulus mencintaimu....Aku hanya orang yang beruntung dapat mengenal dirimu.... Maafkan aku, yang tidak mampu menjaga cinta dan rasa sayangmu.... walau sesungguhnya aku menyayangimu.... Aku tak ingin kau terluka karena mencintaiku....Hapuslah air matamu dan lupakanlah aku.... Dan ingat satu hal !Kamu adalah wanita cerdas, cantik dan baik hati....
Jadilah Wanita yang solehah...!Dengan tidak mementingkan urusan cinta kepada makhluk Tuhan saja! Berdoalah kepada-Nya,!Agar kamu diberikan jodoh yang baik pula, Yaitu seorang Suami "bukan pacar" ...!
Aku baru sadar, Selama ini aku mengerti Islam....Tapi aku tidak mengamalkan Islam dalam hidup, selama ini.... Cukup apa yang telah aku lakukan denganmu....Menjadi pelajaran yang sangat berharga bagi diri ini....
Saat kamu menemukan seseorang yang tepat...Kuharap dia adalah yang terbaik untukmu...Terbaik untuk menuju keridhoan Allah...Mendampingimu sampai akhir nanti....Membawamu menuju jalan yang dapat membuatmu bahagia dunia akhirat....
Terimaksih atas apa yang kamu berikan padaku...Aku tidak akan melupakannya....Kamu sudah masuk kedalam bagian sejarah hidupku....
http://romdani45498.blogspot.com/2010/11/jadilah-wanita-sholehah.html
Pak tua dan seorang pemuda...(Nasehat kehidupan…)
Bismillahirrohmanirrohim...
Suatu hari seorang tua bijak didatangi seorang pemuda yang sedang dirundung masalah.
Tanpa membuang waktu pemuda itu langsung menceritakan semua masalahnya.
Pak tua bijak hanya mendengarkan dengan seksama,
lalu Ia mengambil segenggam serbuk pahit dan meminta anak muda itu untuk mengambil segelas air.
Ditaburkannya serbuk pahit itu ke dalam gelas, lalu diaduknya perlahan,
"Coba minum ini dan katakan bagaimana rasanya ", ujar pak tua
"Pahit, pahit sekali ", jawab pemuda itu sambil meludah ke samping
Pak tua itu tersenyum, lalu mengajak tamunya ini untuk berjalan ke tepi telaga belakang rumahnya.
Kedua orang itu berjalan berdampingan dan akhirnya sampai ke tepi telaga yang tenang itu.
Sesampai disana, Pak tua itu kembali menaburkan serbuk pahit ke telaga itu,
dan dengan sepotong kayu ia mengaduknya.
Lalu pak tua berkata kepada anak muda itu,
"Coba ambil air dari telaga ini dan minumlah."
Saat si pemuda mereguk air itu, Pak tua kembali bertanya lagi kepadanya,
"Bagaimana rasanya ?"
"Segar", sahut si pemuda."Apakah kamu merasakan pahit di dalam air itu ?" tanya pak tua
"Tidak, " sahut pemuda itu.
Pak tua tertawa terbahak-bahak sambil berkata:
"Anak muda, dengarkan baik-baik.
Pahitnya kehidupan, adalah layaknya segenggam serbuk pahit ini,tak lebih tak kurang.
Jumlah dan rasa pahitnyapun sama dan memang akan tetap sama.
Tetapi kepahitan yang kita rasakan sangat tergantung dari wadah yang kita miliki.
Kepahitan itu akan didasarkan dari perasaan tempat kita meletakkannya.
Jadi saat kamu merasakan kepahitan dan kegagalan dalam hidup,
hanya ada satu yang kamu dapat lakukan;
Lapangkanlah dadamu menerima semuanya itu,
luaskanlah hatimu untuk menampung setiap kepahitan itu".
Pak tua itu lalu kembali menasehatkan:
"Hatimu adalah wadah itu;
Perasaanmu adalah tempat itu;
Kalbumu adalah tempat kamu menampung segalanya.
Jadi jangan jadikan hatimu seperti gelas,
buatlah laksana telaga yg mampu menampung setiap kepahitan itu,
dan merubahnya menjadi kesegaran dan kedamaian.
Karena Hidup adalah sebuah pilihan,
mampukah kita jalani kehidupan dengan baik sampai ajal kita menjelang?
Belajar bersabar menerima kenyataan adalah yang terbaik.”
Semoga sekelumit Nasehat ini menjadikan kita semakin Bijak dalam mengarungi bahtera kehidupan...
http://romdani45498.blogspot.com/2010/11/pak-tua-dan-seorang-pemudanasehat.html
Suatu hari seorang tua bijak didatangi seorang pemuda yang sedang dirundung masalah.
Tanpa membuang waktu pemuda itu langsung menceritakan semua masalahnya.
Pak tua bijak hanya mendengarkan dengan seksama,
lalu Ia mengambil segenggam serbuk pahit dan meminta anak muda itu untuk mengambil segelas air.
Ditaburkannya serbuk pahit itu ke dalam gelas, lalu diaduknya perlahan,
"Coba minum ini dan katakan bagaimana rasanya ", ujar pak tua
"Pahit, pahit sekali ", jawab pemuda itu sambil meludah ke samping
Pak tua itu tersenyum, lalu mengajak tamunya ini untuk berjalan ke tepi telaga belakang rumahnya.
Kedua orang itu berjalan berdampingan dan akhirnya sampai ke tepi telaga yang tenang itu.
Sesampai disana, Pak tua itu kembali menaburkan serbuk pahit ke telaga itu,
dan dengan sepotong kayu ia mengaduknya.
Lalu pak tua berkata kepada anak muda itu,
"Coba ambil air dari telaga ini dan minumlah."
Saat si pemuda mereguk air itu, Pak tua kembali bertanya lagi kepadanya,
"Bagaimana rasanya ?"
"Segar", sahut si pemuda."Apakah kamu merasakan pahit di dalam air itu ?" tanya pak tua
"Tidak, " sahut pemuda itu.
Pak tua tertawa terbahak-bahak sambil berkata:
"Anak muda, dengarkan baik-baik.
Pahitnya kehidupan, adalah layaknya segenggam serbuk pahit ini,tak lebih tak kurang.
Jumlah dan rasa pahitnyapun sama dan memang akan tetap sama.
Tetapi kepahitan yang kita rasakan sangat tergantung dari wadah yang kita miliki.
Kepahitan itu akan didasarkan dari perasaan tempat kita meletakkannya.
Jadi saat kamu merasakan kepahitan dan kegagalan dalam hidup,
hanya ada satu yang kamu dapat lakukan;
Lapangkanlah dadamu menerima semuanya itu,
luaskanlah hatimu untuk menampung setiap kepahitan itu".
Pak tua itu lalu kembali menasehatkan:
"Hatimu adalah wadah itu;
Perasaanmu adalah tempat itu;
Kalbumu adalah tempat kamu menampung segalanya.
Jadi jangan jadikan hatimu seperti gelas,
buatlah laksana telaga yg mampu menampung setiap kepahitan itu,
dan merubahnya menjadi kesegaran dan kedamaian.
Karena Hidup adalah sebuah pilihan,
mampukah kita jalani kehidupan dengan baik sampai ajal kita menjelang?
Belajar bersabar menerima kenyataan adalah yang terbaik.”
Semoga sekelumit Nasehat ini menjadikan kita semakin Bijak dalam mengarungi bahtera kehidupan...
http://romdani45498.blogspot.com/2010/11/pak-tua-dan-seorang-pemudanasehat.html
Masa lalu...penyegar di kala perlu
Tidak semua masa lalu itu negative. Bahkan masa lalu harus tetap didudukkan dalam bingkai yang tepat. Hari ini disebut hari ini, juga karena ada hari kemarin. Sebagaimana disebut hari esok, karena ada hari ini.
Begitulah. Seluruh perjalanan hidup ini tak pernah sepi dari petuah, apa pun bentuknya. Dari kata-kata hingga berderet peristiwa. Semuanya nyata adanya manfaat dibaliknya. Al-Qur’an sendiri sebagiannya berisikan kisah-kisah umat terdahulu. Bahkan kisah-kisah di dalam Al-Qur’an merupakan kisah terbaik. Tak lain agar kita belajar dari masa lalu. Allah SWT. berfirman, “Demikianlah Kami kisahkan kepadamu (Muhammad) sebagian kisah umat yang telah lalu, dan sesungguhnnya telah Kami berikan kepadamu dari sisi Kami suatu peringatan (al-Qur'an).” (QS. Thaha (20): 99)
Banyak sekali fungsi kisah-kisah masa lalu itu. Diantaranya sebgai pengingat, sebagai sarana belajar. Allah SWT. berfirman, “Berapalah banyaknya kota yang Kami telah membinasakannya, yang penduduknya dalam keadaan zalim, maka (tembok-tembok) kota itu roboh menutupi atap-atapnya dan (berapa banyak pula) sumur yang telah ditinggalkan dan istana yang tinggi. Maka apakah mereka tidak berjalan di muka bumi, lalu mereka mempunyai hati yang dengan itu mereka dapat memahami atau mempunyai telinga yang dengan itu mereka dapat mendengar Karena sesungguhnya bukanlah mata itu yang buta, tetapi yang buta, ialah hati yang di dalam dada.” (QS. Al-Hajj (22): 45-46)
Maka, apapun warna masa lalu kita, dalam batas tertentu ia tetap ada gunanya. Tetapi ia bukan segala-galanya. Ia seperti taman rekreasi bagi jiwa kita. Kadang kita perlu memutar ulang, sekadarnya, agar kita bisa berwisata sejenak. Mengenang seluruh lorong-lorong hidup yang pernah kita lalui. Untuk kemudian kembali kepada apa yang nyata di hari ini. Untuk selanjutnya, kita menatap hari esok dengan lebih hati-hati.
Merenungkan masa lalu, harus juga diiringi denga membayangkan masa depan. Terlebih dalam kontek kehidupan akhirat. Agar terjadi keseimbangan yang wajar. Kita harus menumbuhkan kesadaran dalam diri, bahwa segala kehidupan ini akan ada akhirnya. Tinggal masalahnya bagaimana akhir diri kita.
Orang-orang shalih pendahulu kita, banyak mengajarkan bagaimana mereka sering menangis membayangkan apa yang akan terjadi esok pada dirinya. Seperti yang dilakukan oleh Rabi’ bin Hutsain. Suatu malam ia melakukan shalat tahajjud ia membaca firman Allah yang artinya, “Apakah orang-orang yang membuat kejahatan itu menyangka bahwa Kami akan menjadikan mereka seperti orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang saleh, yaitu sama antara kehidupan dan kematian mereka Amat buruklah apa yang mereka sangka itu.” (QS. Al-Jatsiyah (45): 21)
Ia terus mengulang-ulang ayat tersebut. Sampai datang waktu pagi. Ia tidak beralih dari ayat itu. Sampai datang waktu pagi. Ia tidak beralih dari ayat tersebut dalam keadaan menangis tersedu-sedu.Hidup ini harus berjalan diatas rel yang seimbang. Sesekali tengoklah masa lalu. Tetapi jangan lupa pula sering-seringlah menatap masa depan. Setiap kita hanyalah pejalan, yang pasti mengakhiri perjalanannya, cepat atau lambat.
http://romdani45498.blogspot.com/2010/11/masa-lalupenyegar-di-kala-perlu.html
Begitulah. Seluruh perjalanan hidup ini tak pernah sepi dari petuah, apa pun bentuknya. Dari kata-kata hingga berderet peristiwa. Semuanya nyata adanya manfaat dibaliknya. Al-Qur’an sendiri sebagiannya berisikan kisah-kisah umat terdahulu. Bahkan kisah-kisah di dalam Al-Qur’an merupakan kisah terbaik. Tak lain agar kita belajar dari masa lalu. Allah SWT. berfirman, “Demikianlah Kami kisahkan kepadamu (Muhammad) sebagian kisah umat yang telah lalu, dan sesungguhnnya telah Kami berikan kepadamu dari sisi Kami suatu peringatan (al-Qur'an).” (QS. Thaha (20): 99)
Banyak sekali fungsi kisah-kisah masa lalu itu. Diantaranya sebgai pengingat, sebagai sarana belajar. Allah SWT. berfirman, “Berapalah banyaknya kota yang Kami telah membinasakannya, yang penduduknya dalam keadaan zalim, maka (tembok-tembok) kota itu roboh menutupi atap-atapnya dan (berapa banyak pula) sumur yang telah ditinggalkan dan istana yang tinggi. Maka apakah mereka tidak berjalan di muka bumi, lalu mereka mempunyai hati yang dengan itu mereka dapat memahami atau mempunyai telinga yang dengan itu mereka dapat mendengar Karena sesungguhnya bukanlah mata itu yang buta, tetapi yang buta, ialah hati yang di dalam dada.” (QS. Al-Hajj (22): 45-46)
Maka, apapun warna masa lalu kita, dalam batas tertentu ia tetap ada gunanya. Tetapi ia bukan segala-galanya. Ia seperti taman rekreasi bagi jiwa kita. Kadang kita perlu memutar ulang, sekadarnya, agar kita bisa berwisata sejenak. Mengenang seluruh lorong-lorong hidup yang pernah kita lalui. Untuk kemudian kembali kepada apa yang nyata di hari ini. Untuk selanjutnya, kita menatap hari esok dengan lebih hati-hati.
Merenungkan masa lalu, harus juga diiringi denga membayangkan masa depan. Terlebih dalam kontek kehidupan akhirat. Agar terjadi keseimbangan yang wajar. Kita harus menumbuhkan kesadaran dalam diri, bahwa segala kehidupan ini akan ada akhirnya. Tinggal masalahnya bagaimana akhir diri kita.
Orang-orang shalih pendahulu kita, banyak mengajarkan bagaimana mereka sering menangis membayangkan apa yang akan terjadi esok pada dirinya. Seperti yang dilakukan oleh Rabi’ bin Hutsain. Suatu malam ia melakukan shalat tahajjud ia membaca firman Allah yang artinya, “Apakah orang-orang yang membuat kejahatan itu menyangka bahwa Kami akan menjadikan mereka seperti orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang saleh, yaitu sama antara kehidupan dan kematian mereka Amat buruklah apa yang mereka sangka itu.” (QS. Al-Jatsiyah (45): 21)
Ia terus mengulang-ulang ayat tersebut. Sampai datang waktu pagi. Ia tidak beralih dari ayat itu. Sampai datang waktu pagi. Ia tidak beralih dari ayat tersebut dalam keadaan menangis tersedu-sedu.Hidup ini harus berjalan diatas rel yang seimbang. Sesekali tengoklah masa lalu. Tetapi jangan lupa pula sering-seringlah menatap masa depan. Setiap kita hanyalah pejalan, yang pasti mengakhiri perjalanannya, cepat atau lambat.
http://romdani45498.blogspot.com/2010/11/masa-lalupenyegar-di-kala-perlu.html
Hijab
"Hai Nabi katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang mukmin, hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya keseluruh tubuh mereka, yang demikian itu supaya mereka tidak diganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." Bagi saudari-saudariku yang sudah mengenakan pakaian muslimah tentu sudah tidak asing lagi dengan ayat-ayat diatas, bukan maksudku untuk meremehkan kalian semua dalam hal ini, akan tetapi aku tuliskan kembali semua ini sekedar untuk mengingatkan kembali tentang semangat kita semua dalam berpakaian mauslimah yang syar'i, karena di zaman yang serba modern saat ini bukanlah hal mustahil jika kita bisa saja tergoda oleh buaian dunia sehingga jauh dari aturan-aturan syariat. Naudzubillah. Tak terkecuali diriku. Semoga kita terhindar dari itu semua. Aku yakin, dengan saling mengingatkan di antara kita,
Insya Allah akan menambah keimanan kita . Teruntuk saudariku yang belum terketuk hatinya untuk mengenakan jilbab syar'i semoga dapat menambah wawasan dan menambah keyakinan bahwa tak ada kerugian ketika kita menaati apa yang Allah perintahkan. Saya dan muslimah lain mendoakan semoga kalian diberikan hidayah-Nya. Dan juga para lelaki, para suami maupun calon suami, sudah kewajiban Anda untuk juga tahu akan hal seperti ini karena Anda adalah pemimpin/calon pemimpin dalam keluarga yang tentunya anda mempunyai istri atau anak-anak perempuan yang menjadi tanggung jawab Anda untuk senantiasa mengingatkan dalam kebaikan dan nantinya pasti dimintai pertanggungjwaban. Saudariku sudah selayaknyalah kita memudahkan orang-orang yang bertanggung jawab, karena kesadaran kita sendiri untuk berjilbab karena kita tahu kita lebih takut kepada Allah.Saudariku, lalu sebenarnya hijab yang wajib dikenakan itu seperti apa? Menutup seluruh anggota badan kecuali muka dan telapak tangan *)Tebal dan tidak transparan *)Tidak mengundang fitnah atau menjadi perhiasan bagi dirinya *) Longgar *) tidak menggunakan wangi2-an *)Tidak menyerupai kaum laki-laki *)Tidak berbusana seperti wanita non-muslim *)Tidak mencolok Saya hanya menuliskan poin-poinnya saja. Selanjutnya Anda bisa mengakses lewat buku-buku, salah satunya yang berjudul "Pakaian Wanita Muslimah" karya Syaikh Utsaimin. Saudariku, sudahkah kita, anak-anak kita nantinya, saudara perempuan kita berjilbab sesuai syariah? Mari senantiasa perbaiki niatan kita dan juga busana kita sehingga ketika kita berpakaian tidak hanya sekedar ikut tren tapi juga berniat melaksanakan perintah Allah yang menuai pahala. Saudariku, semoga tulisan sederhana saya ini bisa kembali mengingatkanku dan kalian semua. Dakwah tidak sekedar berkata akan tetapi butuh suri tauladan. Semoga kita bisa mengikuti suri tauladan yang baik, Nabi Muhammad Saw. Semoga kita senantiasa dimudahkan oleh-Nya untuk menapaki dinul Islam. Amiin
http://romdani45498.blogspot.com/2010/11/hijab.html
Insya Allah akan menambah keimanan kita . Teruntuk saudariku yang belum terketuk hatinya untuk mengenakan jilbab syar'i semoga dapat menambah wawasan dan menambah keyakinan bahwa tak ada kerugian ketika kita menaati apa yang Allah perintahkan. Saya dan muslimah lain mendoakan semoga kalian diberikan hidayah-Nya. Dan juga para lelaki, para suami maupun calon suami, sudah kewajiban Anda untuk juga tahu akan hal seperti ini karena Anda adalah pemimpin/calon pemimpin dalam keluarga yang tentunya anda mempunyai istri atau anak-anak perempuan yang menjadi tanggung jawab Anda untuk senantiasa mengingatkan dalam kebaikan dan nantinya pasti dimintai pertanggungjwaban. Saudariku sudah selayaknyalah kita memudahkan orang-orang yang bertanggung jawab, karena kesadaran kita sendiri untuk berjilbab karena kita tahu kita lebih takut kepada Allah.Saudariku, lalu sebenarnya hijab yang wajib dikenakan itu seperti apa? Menutup seluruh anggota badan kecuali muka dan telapak tangan *)Tebal dan tidak transparan *)Tidak mengundang fitnah atau menjadi perhiasan bagi dirinya *) Longgar *) tidak menggunakan wangi2-an *)Tidak menyerupai kaum laki-laki *)Tidak berbusana seperti wanita non-muslim *)Tidak mencolok Saya hanya menuliskan poin-poinnya saja. Selanjutnya Anda bisa mengakses lewat buku-buku, salah satunya yang berjudul "Pakaian Wanita Muslimah" karya Syaikh Utsaimin. Saudariku, sudahkah kita, anak-anak kita nantinya, saudara perempuan kita berjilbab sesuai syariah? Mari senantiasa perbaiki niatan kita dan juga busana kita sehingga ketika kita berpakaian tidak hanya sekedar ikut tren tapi juga berniat melaksanakan perintah Allah yang menuai pahala. Saudariku, semoga tulisan sederhana saya ini bisa kembali mengingatkanku dan kalian semua. Dakwah tidak sekedar berkata akan tetapi butuh suri tauladan. Semoga kita bisa mengikuti suri tauladan yang baik, Nabi Muhammad Saw. Semoga kita senantiasa dimudahkan oleh-Nya untuk menapaki dinul Islam. Amiin
http://romdani45498.blogspot.com/2010/11/hijab.html
Prinsip Berpakaian Muslimah
Wanita muslimah yang menyadari petunjuk agamanya selalu memperhatikan kesederhanaan dalam segala hal, termasuk berpakaian dan berpenampilan. Dia senantiasa berusaha untuk berpenampilan baik, syar’i, tidak berlebih-lebihan, dan tidak menunjukkan kesombongan. Dia tidak akan berpakaian dan berpenampilan seperti orang-orang kafir. Dia juga tidak akan mengikuti gaya orang-orang yang mengajak untuk berlebih-lebihan dalam berganti pakaian baru serta membuang baju yang telah dikenakan sekali, dengan mengikuti mode yang tidak mengenal batasan.
Seorang muslimah yang baik senantiasa berpakaian dalam batas-batas kesederhanaan yang telah diterangkan Al-Qur’an, sebagai salah satu sifat hamba Allah yang beriman. Allah berfirman, “Dan orang-orang yang apabila membelanjakan (harta), mereka tidak berlebihan, dan tidak (pula) kikir, dan adalah (pembelanjaan itu) di tengah-tengah antara yang demikian (sederhana).” (Al-Furqan: 67)
Muslimah sangat berhati-hati agar tidak terperangkap perbudakan mode dan fashion yang ditebar rumah-rumah mode dan busana di negara-negara kafir. Pun demikian, dia tidak akan terbujuk rayuan para desainer yang menampilkan pakaian-pakaian tidak syar’i. Dia akan menghindari pakaian dan penampilan yang telah diperingatkan Rasulullah. Beliau bersabda, “Celakalah hamba dinar, hamba dirham, hamba kain sutera, hamba beludru. Apabila diberi dia ridha, dan jika tidak diberi dia tidak ridha.” (Shahih Al-Bukhari, Kitab Al-Jihad).
…jangan terperangkap perbudakan mode dan fashion di rumah-rumah mode dan busana di negara-negara kafir. Jangan terbujuk rayuan para desainer yang menampilkan pakaian-pakaian tidak syar’i…
Ini mengingat, wanita muslimah memiliki petunjuk agama yang melindunginya dari ketergelinciran ke jurang kesombongan, kebanggaan, dan kekaguman pada penampilan dan hal-hal lain yang menjadi sumber kerusakan. Hal demikian seperti dijelaskan dalam sabda Rasulullah SAW:
“Ketika ada orang yang melenggang dengan penuh kesombongan dan berjalan dengan penuh kecongkakan, yang kagum pada dirinya sendiri, maka Allah akan menancapkannya ke bumi, dan dia masih terus tenggelam di dalamnya sampai Hari Kiamat kelak.” (Shahih Al-Bukhari, Kitab Al-Libas wa Az-Zinah)
Oleh karena itu, sesungguhnya wanita muslimah akan menghiasai diri dengan perhiasan yang dihalalkan dan keindahan yang disyariatkan agamanya. Dia juga akan mengenakan pakaian yang bagus dan bersih, dengan tidak menyimpang dan berlebih-lebihan. Semuanya itu adalah kebaikan yang dihalalkan Allah SWT dan kesederhanaan yang diserukan Islam. Ada perbedaan nyata antara wanita sederhana lagi bijak dengan wanita yang berlebih-lebihan dan tidak bisa menggunakan akalnya.
Wanita muslimah yang sadar akan pakaian dan penampilan sederhana tidak akan berlebih-lebihan dalam berhias, berpakaian, dan berpenampilan. Sebaliknya, dia tidak juga terlalu kikir untuk membeli pakaian atau membeli hal-hal yang mendukung penampilannya, atau bahkan sama sekali tidak mau berhias dan berpenampilan baik.
Yang demikian itu karena wanita yang mengenakan pakaian bagus dengan landasan kesombongan dan kemewahan serta kecongkakan atas teman-teman wanita lainnya merupakan perbuatan dosa. Allah tidak menyukai setiap orang-orang sombong lagi membanggakan diri. Sedangkan wanita yang mengenakan pakaian karena mensyukuri nikmat Allah, menutup aurat, dan menunjukkan ketaatannya, maka dia akan mendapatkan pahala.
Wanita muslimah yang tidak mau mengenakan pakaian bagus karena sifat kikirnya, maka dia tidak akan mendapatkan tempat dan penghormatan di dalam jiwa orang lain serta tidak akan mendapatkan pahala dari Allah. Sedangkan wanita yang menolak pakaian bagus karena zuhud, dengan anggapan bahwa tindakan itu adalah tindakan menghambakan diri kepada-Nya, lebih dari itu dia mengharamkannya, maka dia telah melakukan perbuatan dosa, sebagaimana dinyatakan Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah. Perlu diketahui bahwa kebahagiaan dan kesejahteraan muslimah dalam agama dan dunianya terletak pada penghematan dan kesederhanaan, dalam segala hal. Tidak berlebihan, tidak pula terlalu kikir.
…Prinsip bagi wanita muslimah: berpakaian bersih, bagus, rapi, wajar, tidak berlebih-lebihan dan tidak pula sombong…
Demikianlah sikap dan prinsip bagi wanita muslimah yang menyadari petunjuk agamanya dan berpegang teguh kepada hukum-hukum agamnya yang penuh toleransi. Dia akan berpakaian bersih, bagus, rapi, wajar, tidak berlebih-lebihan dan tidak pula sombong, yang dikenakan dengan tujuan untuk mensyukuri nikmat Allah, serta merefleksikan ketaatan kepada-Nya.
http://romdani45498.blogspot.com/2010/11/prinsip-berpakaian-muslimah.html
Seorang muslimah yang baik senantiasa berpakaian dalam batas-batas kesederhanaan yang telah diterangkan Al-Qur’an, sebagai salah satu sifat hamba Allah yang beriman. Allah berfirman, “Dan orang-orang yang apabila membelanjakan (harta), mereka tidak berlebihan, dan tidak (pula) kikir, dan adalah (pembelanjaan itu) di tengah-tengah antara yang demikian (sederhana).” (Al-Furqan: 67)
Muslimah sangat berhati-hati agar tidak terperangkap perbudakan mode dan fashion yang ditebar rumah-rumah mode dan busana di negara-negara kafir. Pun demikian, dia tidak akan terbujuk rayuan para desainer yang menampilkan pakaian-pakaian tidak syar’i. Dia akan menghindari pakaian dan penampilan yang telah diperingatkan Rasulullah. Beliau bersabda, “Celakalah hamba dinar, hamba dirham, hamba kain sutera, hamba beludru. Apabila diberi dia ridha, dan jika tidak diberi dia tidak ridha.” (Shahih Al-Bukhari, Kitab Al-Jihad).
…jangan terperangkap perbudakan mode dan fashion di rumah-rumah mode dan busana di negara-negara kafir. Jangan terbujuk rayuan para desainer yang menampilkan pakaian-pakaian tidak syar’i…
Ini mengingat, wanita muslimah memiliki petunjuk agama yang melindunginya dari ketergelinciran ke jurang kesombongan, kebanggaan, dan kekaguman pada penampilan dan hal-hal lain yang menjadi sumber kerusakan. Hal demikian seperti dijelaskan dalam sabda Rasulullah SAW:
“Ketika ada orang yang melenggang dengan penuh kesombongan dan berjalan dengan penuh kecongkakan, yang kagum pada dirinya sendiri, maka Allah akan menancapkannya ke bumi, dan dia masih terus tenggelam di dalamnya sampai Hari Kiamat kelak.” (Shahih Al-Bukhari, Kitab Al-Libas wa Az-Zinah)
Oleh karena itu, sesungguhnya wanita muslimah akan menghiasai diri dengan perhiasan yang dihalalkan dan keindahan yang disyariatkan agamanya. Dia juga akan mengenakan pakaian yang bagus dan bersih, dengan tidak menyimpang dan berlebih-lebihan. Semuanya itu adalah kebaikan yang dihalalkan Allah SWT dan kesederhanaan yang diserukan Islam. Ada perbedaan nyata antara wanita sederhana lagi bijak dengan wanita yang berlebih-lebihan dan tidak bisa menggunakan akalnya.
Wanita muslimah yang sadar akan pakaian dan penampilan sederhana tidak akan berlebih-lebihan dalam berhias, berpakaian, dan berpenampilan. Sebaliknya, dia tidak juga terlalu kikir untuk membeli pakaian atau membeli hal-hal yang mendukung penampilannya, atau bahkan sama sekali tidak mau berhias dan berpenampilan baik.
Yang demikian itu karena wanita yang mengenakan pakaian bagus dengan landasan kesombongan dan kemewahan serta kecongkakan atas teman-teman wanita lainnya merupakan perbuatan dosa. Allah tidak menyukai setiap orang-orang sombong lagi membanggakan diri. Sedangkan wanita yang mengenakan pakaian karena mensyukuri nikmat Allah, menutup aurat, dan menunjukkan ketaatannya, maka dia akan mendapatkan pahala.
Wanita muslimah yang tidak mau mengenakan pakaian bagus karena sifat kikirnya, maka dia tidak akan mendapatkan tempat dan penghormatan di dalam jiwa orang lain serta tidak akan mendapatkan pahala dari Allah. Sedangkan wanita yang menolak pakaian bagus karena zuhud, dengan anggapan bahwa tindakan itu adalah tindakan menghambakan diri kepada-Nya, lebih dari itu dia mengharamkannya, maka dia telah melakukan perbuatan dosa, sebagaimana dinyatakan Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah. Perlu diketahui bahwa kebahagiaan dan kesejahteraan muslimah dalam agama dan dunianya terletak pada penghematan dan kesederhanaan, dalam segala hal. Tidak berlebihan, tidak pula terlalu kikir.
…Prinsip bagi wanita muslimah: berpakaian bersih, bagus, rapi, wajar, tidak berlebih-lebihan dan tidak pula sombong…
Demikianlah sikap dan prinsip bagi wanita muslimah yang menyadari petunjuk agamanya dan berpegang teguh kepada hukum-hukum agamnya yang penuh toleransi. Dia akan berpakaian bersih, bagus, rapi, wajar, tidak berlebih-lebihan dan tidak pula sombong, yang dikenakan dengan tujuan untuk mensyukuri nikmat Allah, serta merefleksikan ketaatan kepada-Nya.
http://romdani45498.blogspot.com/2010/11/prinsip-berpakaian-muslimah.html
Agar engkau lebih cantik…
Konon katanya seorang lelaki akan mudah terkesan oleh kecantikan wajah, katanya pula bahwa kebahagiaan lelaki akan sempurna bila memiliki istri yang cantik memikat bak malaikat.
Tapi….
Asumsi ini ternyata terbantahkan. tidak hanya dibantah oleh syariat, tapi juga realitas yang bisa antum lihat.. kisah dibawah ini misalnya…
Konon, Christina Onassis, mempunyai wajah yang sangat cantik. Ia juga memiliki kekayaan yang sangat besar. Mendiang ayahnya meninggalkan harta warisan yang berlimpah, antara lain kapal pesiar pribadi, dan pulau milik pribadi juga. Telah beberapa kali menikah, tetapi Christina harus menghadapi kenyataan pahit. Seluruh pernikahannya berakhir dengan kekecewaan. Terakhir ia menutup kisah hidupnya dengan satu keputusan: Bunuh diri.
Kecantikan wajah Christina tidak membuat suaminya semakin sayang ketika memandangnya. Jalinan perasaan antara ia dan suami-suaminya tidak pernah kuat.
Kasus ini memberikan ibroh kepada kita bahwa bukan kecantikan wajah secara fisik yang dapat membuat suami semakin sayang ketika memandangnya. Ada yang bersifat psikis, atau lebih tepatnya bersifat qalbiyyah!
Cerita diatas disalin dari: Buletin al-Izzah edisi no16/thn III/Muharram 1425 H (Bulletin ini diterbitkan oleh Forkimus (Forum Kajian Islam Muslimah Salafiyah) Mataram, Lombok, NTB) dan dipost ulang oleh www.muslimah.or.id]
Nah! Bantahan keduanya adalah sabda Rasululloh shalallohu ‘alaihi wa sallam:
“Seorang wanita dinikahi karena empat hal; karena hartanya, keturunannya, kecantikannya, dan agamanya. Maka PILIHLAH YANG TAAT BERAGAMA niscaya kamu akan beruntung.” (HR. Bukhori, Muslim)
Hadist diatas nyata menunjukan bahwasanya Rasululloh –Nabi kita yang senantiasa benar perkataannya dan tidak berbicara dengan kejahilan – menyatakan bahwa “pilihlah yang taat beragama, niscaya kamu akan beruntung”.
Bila ada yang berpendapat; kan kecantikan itu menggembirakan! mengapa tidak diutamakan?
Na’am, memang benar kegembiraan mata dikala memandang.. adalah oleh apa yang dilihatnya, akan tetapi itu hanyalah sesaat saja, karena yg terjadi dikemudian hari adalah hatilah yg akan bicara. Hatilah yang akan merasa. Hatilah yang akan menilai. Apabila ia memandang dengan sejuk suatu sosok, maka sejuklah semua yang ada padanya. dan bila ia memandang gusar suatu sosok, maka muramlah dunia.
Sungguh kesejukan hati seorang suami terhadap istri adalah…
bila ia memandang indahnya akhlak sang istri,
keanggunannya dalam menjaga diri,..
dan ketaatannya untuk berbakti,..
inilah semua keindahan yang akan menjadikan semakin bertumpuk-tumpuknya rasa sayang sang suami. Dengannya akan membuncah-buncah cinta diantara dua rongga dadanya, bak dua merpati putih yang berkejar-kejaran didalam mahligai jiwa dan rasa.
Inilah sebuah nasihat kepada para muslimah… kepada mereka yang mendambakan diri menjadi wanita Sholehah… seorang yang -meskipun ia wanita penggenggam bara api- namun tangannya senantiasa sejuk membelai mahramnya dengan kasih yang suci.
Maka,..Yaa Ukhti,..
Muslimah cantik ialah muslimah yg cantik hatinya.. lisan.. juga perbuatannya
Dia Adalah istri, ibu, anak, dan menantu yang terbaik dipandangan Alloh
Ketika menjadi istri.. ia istri yang mendukung suami untuk semakin taat kepada Alloh
Baik budipekertinya dan selalu ingin dipandang indah oleh suaminya.
Ketika menjadi ibu ia adalah ibu yang bisa mendidik buah hatinya untuk mengenal agama.
Bijak dalam memberi teladan, tahu kapan saat menegasi anak-anaknya atar sebuah kesalahan, sebagaimana ia juga tahu kapan saat mencandai anak-anaknya saat mereka duduk menangis dan butuh perhatian. Amat dalam kasih sayangnya kepada anak-anak yang dipercayakan suaminya kepadanya.
Ketika menjadi anak ia adalah anak yang berbakti..
Sayang pada ummi dan abi, menuruti apa yang dikehendakinya, bahkan memenuhi sebelum mereka menghendakinya.
Ketika menjadi menantu ia adalah menantu yang hormat dan perhatian.
Santun pada ayahanda dan ibunda suaminya.. sebagaimana santunnya ia pada ayah ibu kandung yang amat dikasihinya.
Saudariku… ini adalah sebuah nasihat sederhana namun luas sekali kebaikannya..
Insya Alloh, Apabila engkau mengambilnya maka tidak ada yang akan diuntungkan melainkan dirimu sendiri.
http://romdani45498.blogspot.com/2010/11/agar-engkau-lebih-cantik.html
Tapi….
Asumsi ini ternyata terbantahkan. tidak hanya dibantah oleh syariat, tapi juga realitas yang bisa antum lihat.. kisah dibawah ini misalnya…
Konon, Christina Onassis, mempunyai wajah yang sangat cantik. Ia juga memiliki kekayaan yang sangat besar. Mendiang ayahnya meninggalkan harta warisan yang berlimpah, antara lain kapal pesiar pribadi, dan pulau milik pribadi juga. Telah beberapa kali menikah, tetapi Christina harus menghadapi kenyataan pahit. Seluruh pernikahannya berakhir dengan kekecewaan. Terakhir ia menutup kisah hidupnya dengan satu keputusan: Bunuh diri.
Kecantikan wajah Christina tidak membuat suaminya semakin sayang ketika memandangnya. Jalinan perasaan antara ia dan suami-suaminya tidak pernah kuat.
Kasus ini memberikan ibroh kepada kita bahwa bukan kecantikan wajah secara fisik yang dapat membuat suami semakin sayang ketika memandangnya. Ada yang bersifat psikis, atau lebih tepatnya bersifat qalbiyyah!
Cerita diatas disalin dari: Buletin al-Izzah edisi no16/thn III/Muharram 1425 H (Bulletin ini diterbitkan oleh Forkimus (Forum Kajian Islam Muslimah Salafiyah) Mataram, Lombok, NTB) dan dipost ulang oleh www.muslimah.or.id]
Nah! Bantahan keduanya adalah sabda Rasululloh shalallohu ‘alaihi wa sallam:
“Seorang wanita dinikahi karena empat hal; karena hartanya, keturunannya, kecantikannya, dan agamanya. Maka PILIHLAH YANG TAAT BERAGAMA niscaya kamu akan beruntung.” (HR. Bukhori, Muslim)
Hadist diatas nyata menunjukan bahwasanya Rasululloh –Nabi kita yang senantiasa benar perkataannya dan tidak berbicara dengan kejahilan – menyatakan bahwa “pilihlah yang taat beragama, niscaya kamu akan beruntung”.
Bila ada yang berpendapat; kan kecantikan itu menggembirakan! mengapa tidak diutamakan?
Na’am, memang benar kegembiraan mata dikala memandang.. adalah oleh apa yang dilihatnya, akan tetapi itu hanyalah sesaat saja, karena yg terjadi dikemudian hari adalah hatilah yg akan bicara. Hatilah yang akan merasa. Hatilah yang akan menilai. Apabila ia memandang dengan sejuk suatu sosok, maka sejuklah semua yang ada padanya. dan bila ia memandang gusar suatu sosok, maka muramlah dunia.
Sungguh kesejukan hati seorang suami terhadap istri adalah…
bila ia memandang indahnya akhlak sang istri,
keanggunannya dalam menjaga diri,..
dan ketaatannya untuk berbakti,..
inilah semua keindahan yang akan menjadikan semakin bertumpuk-tumpuknya rasa sayang sang suami. Dengannya akan membuncah-buncah cinta diantara dua rongga dadanya, bak dua merpati putih yang berkejar-kejaran didalam mahligai jiwa dan rasa.
Inilah sebuah nasihat kepada para muslimah… kepada mereka yang mendambakan diri menjadi wanita Sholehah… seorang yang -meskipun ia wanita penggenggam bara api- namun tangannya senantiasa sejuk membelai mahramnya dengan kasih yang suci.
Maka,..Yaa Ukhti,..
Muslimah cantik ialah muslimah yg cantik hatinya.. lisan.. juga perbuatannya
Dia Adalah istri, ibu, anak, dan menantu yang terbaik dipandangan Alloh
Ketika menjadi istri.. ia istri yang mendukung suami untuk semakin taat kepada Alloh
Baik budipekertinya dan selalu ingin dipandang indah oleh suaminya.
Ketika menjadi ibu ia adalah ibu yang bisa mendidik buah hatinya untuk mengenal agama.
Bijak dalam memberi teladan, tahu kapan saat menegasi anak-anaknya atar sebuah kesalahan, sebagaimana ia juga tahu kapan saat mencandai anak-anaknya saat mereka duduk menangis dan butuh perhatian. Amat dalam kasih sayangnya kepada anak-anak yang dipercayakan suaminya kepadanya.
Ketika menjadi anak ia adalah anak yang berbakti..
Sayang pada ummi dan abi, menuruti apa yang dikehendakinya, bahkan memenuhi sebelum mereka menghendakinya.
Ketika menjadi menantu ia adalah menantu yang hormat dan perhatian.
Santun pada ayahanda dan ibunda suaminya.. sebagaimana santunnya ia pada ayah ibu kandung yang amat dikasihinya.
Saudariku… ini adalah sebuah nasihat sederhana namun luas sekali kebaikannya..
Insya Alloh, Apabila engkau mengambilnya maka tidak ada yang akan diuntungkan melainkan dirimu sendiri.
http://romdani45498.blogspot.com/2010/11/agar-engkau-lebih-cantik.html
Langganan:
Postingan (Atom)