Mengenai Saya

Foto saya
Pangandaran, West Java, Indonesia
Simple

Senin, 11 Juni 2012

KEAJAIBAN DUNIA ITU TERNYATA...

Sekelompok pelajar kelas geografi belajar mengenai “Tujuh Keajaiban Dunia”. Pada akhir pelajaran, guru meminta pelajar tersebut untuk membuat daftar apa yang mereka pikir merupakan “Tujuh Keajaiban Dunia” saat ini. Para pelajar bergumam, tertawa, dan berpikir. Mereka membayangkan semua yang hebat, yang mencengangkan.
Walaupun ada beberapa ketidaksesuaian, sebagian besar daftar berisi:
1. Piramida Besar di Mesir
2. Taj Mahal
3. Grand Canyon
4. Panama Canal
5. Empire State Building
6. St. Peter’s Basilica
7. Tembok China
Ketika mengumpulkan daftar pilihan, sang guru memperhatikan seorang pelajar, seorang gadis yang pendiam, yang belum mengumpulkan kertas kerjanya. Jadi, sang guru bertanya kepadanya apakah dia mempunyai kesulitan dengan daftarnya.
Gadis pendiam itu menjawab, “Ya, sedikit. Saya tidak bisa memilih karena sangat banyaknya.” Sang guru berkata, “Baik, katakan pada kami apa yang kamu miliki, dan mungkin kami bisa membantu memilihnya.”
Gadis itu ragu sejenak, kemudian membaca,
”Saya pikir Tujuh Keajaiban Dunia adalah:
1. Bisa bersyukur
2. Bisa merasakan
3. Bisa tertawa
4. Bisa mendengar

Dia ragu lagi sebentar, dan kemudian melanjutkan…
5. Bisa berbagi
6. Bisa mencintai
7. Dan bisa dicintai
Ruang kelas tersebut sunyi seketika…
Alangkah mudahnya bagi kita untuk melihat pada eksploitasi manusia dan menyebutnya “keajaiban” sementara kita lihat lagi semua yang telah Tuhan lakukan untuk kita, menyebutnya sebagai “biasa”.
Semoga Anda hari ini diingatkan tentang segala hal yang betul-betul ajaib dalam kehidupan Anda. bersyukurlah untuk apa yg telah anda dapatkan sampai saat ini, karena itu sesungguhnya semua merupakan suatu “keajaiban”.





http://romdani45498.blogspot.com/2011/02/keajaiban-dunia-itu-ternyata.html

Sukses Menjadi Tim Sukses Dari Sebuah Perjalanan Rumah Tangga

Ketika saat menjadi pengantin baru, semuanya serba indah dan nyaris sempurna. pasangan kita adalah pasangan yang paling pas dan sejati yang kita punya. Namun seiring dengan waktu, biasanya muncul kebosanan dan kejenuhan dari pribadi masing masing yang merasa telah mengenal satu sama lain, dan akhirnya semua terasa biasa.

Hal ini mungkin akan bertambah semakin kompleks setelah anak anak hadir dalam kehidupan rumah tangga. Kebersamaan yang dulu banyak terluangkan, seakan menipis sedikit demi sedikit terbalut dengan alasan demi anak, sibuk ataupun capek. Kalau sudah begini, konflikpun tak jarang akan hadir "meramaikan" suasana. Dan hubungan yang mendinginpun akhirnya menjadi jalan penyelesaian.

Namun,... bukankah kebosanan adalah hal yang lumrah terjadi pada setiap manusia yang hidup dalam rel yang monoton. Yang perlu dilakukan adalah sedikit meluangkan waktu untuk memoles hubungan dengan sesuatu yang baru dan lebih fresh. Tentu saja hal itu adalah hasil kreasi ekslusif dari ide suami dan istri yang jika direalisasikan akan terasa semakin meriah.

Menjadi suami istri adalah tentang menjadi partner seumur hidup dalam melampaui berbagai hambatan, cobaan dan kesulitan. Termasuk dalam mengatasi kebosanan dan berbagai masalah apapun dalam area rumah tangga. Perjalanan waktu dengan pasangan kita adalah tentang proses belajar. Dalam belajar tentu saja akan selalu ada kesalahan dari kita, makhluk yang memang tidak sempurna. Namun diharapkan kesalahan itu adalah menjadi pemicu untuk menuju sebuah kesuksesan. Menjadi partner memang bukan masalah gampang. Perbedaan yang hadir, yang walaupun tidak kita cari pasti akan ada, mengajarkan kita arti melengkapi, mengerti, empati, toleransi, dll.
Berangkat dari sebuah cobaan, disinilah kualitas kita yang sebenarnya di uji. Cukup sabarkah kita? Cukup pengertiankah kita? cukup dewasakah kita? dll. Kewujudan atas semua hal tersebut tentu saja akan lebih berarti dari pada yang hanya sebatas berteori.

Ibarat sebuah proyek yang tanpa deadline dan selalu full dengan ujian baik senang maupun susah, itulah rumah tangga. Dan semua perjuangan itu mempunyai tujuan akhir, yaitu kebahagiaan dan kedamaian berumah tangga. Untuk mewujudkan semua itu, kebersamaan suami istri yang terkemas dalam sebuah hubungan sebagai partner yang harmonis dalam segala hal, pastinya akan sangat diperlukan.

Suami istri adalah tim sukses dari sebuah perjalanan hidup mereka sendiri yang menuntut kelihaian dan pengendalian diri yang luar biasa. sukses adalah tentang proses, dan berlaku hanya bagi orang orang yang mau memulai. Dan kesuksesan itu insyaallah akan datang jika mereka selalu menyatukan hati dan membulatkan tekad untuk melakukan "perjalanan panjang itu" dalam konsep ibadah kepada Allah subhanahu wata'ala. Hal ini juga berlaku bagi pribadi yang mau dan ikhlas menyerahkan hati dan diri untuk terikat dengan segala aturan yang Allah buat untuk para hamba- hambanya yang taat.





http://romdani45498.blogspot.com/2011/02/sukses-menjadi-tim-sukses-dari-sebuah.html

Senyumlah Agar Hidup Lebih Indah & Bahagia

Senyum, membuat penerimanya lebih kaya, namun ajaibnya tidak akan memiskinkan pemberinya
Senyum, hanya terjadi dalam hitungan detik, namun akan selalu terkenang sepanjang masa
Senyum, Tidak akan ada orang didunia ini yang terlalu kaya sampai sampai dia tidak memerlukannya, dan tidak ada yang terlalu miskin sampai sampai dia tak dapat memberinya
Senyum adalah tempat peristirahatan bagi hati hati yang lelah mencari semangat diri, cahaya bagi kegelapan batin, kesukaan bagi yang bersedih, dan pencerah untuk mengatasi kesulitan
Senyum tulus tidak akan bisa dipinjam, dibeli, apalagi di curi. Karena ketulusan adalah datangnya dari kerelaan dari sebuah kebaikan hati
Senyum, sumber kebahagiaan dimanapun kita berada
Senyum, jembatan penyeberangan yang menghubungkan satu sisi dengan sisi lainnya dan pengikis semua perbedaan yang terkreasi oleh manusia.
Senyum, sesuatu yang terindah bagi siapa saja yang mendapatkannya
Senyum, ekspresi dari hati atas kesenangan atau kegembiraan yang dirasakan pemiliknya, dan yang akan menghangatkan kehidupan sekitarnya.
Senyum, adalah seni dari sebuah kedamaian jiwa manusia
Terkadang orang disekitar kita sudah lelah dengan segala kepenatan mereka dan berat untuk memberikan senyuman. maka tidak ada salahnya kalau kita yang tersenyum kepada mereka
Senyum, Sangat dibutuhkan oleh orang yang tiada lagi mampu memberi.





http://romdani45498.blogspot.com/2011/02/senyumlah-agar-hidup-lebih-indah.html

Berbohong Ternyata Membahayakan Kesehatan

Mereka yang dalam posisi menyembunyikan sesuatu menempatkan dirinya dalam bahaya. Rasa bersalah hanyalah awal. Seiring dengan rasa bersalah, mereka yang berbohong, menghilangkan kebenaran atau menyimpan rahasia berisiko terhadap beberapa komplikasi kesehatan.

“Sebagai permulaan, berbohong melepaskan hormon stres. Peningkatan hormon ini menyebabkan denyut jantung dan pernapasan meningkat, pencernaan melambat, dan hipersensitif pada serat otot dan saraf," kata MD Saundra Dalton-Smith, penulis Set Free to Live Free: Breaking Through the 7 Lies Women Tell Themselves.

Efeknya mungkin tidak serius, tapi seiring waktu, berbohong dapat menyebabkan kondisi, seperti penyakit jantung koroner, stroke, kanker, diabetes, dan gagal jantung. Mengapa?

“Tekanan darah meningkat dalam hati ketika Anda berbohong. Inilah yang dapat mengancam hidup Anda dalam jangka waktu lama," kata Dr Smith, seperti dikutip dari Bettyconfidential.

Sebagai informasi, kaitan antara tekanan darah dan berbohong seperti ditunjukkan alat pendeteksi kebohongan. Polygram atau lie detector bisa akurat menguji kebohongan karena alat ini mengukur tekanan darah seseorang.

Mungkin berbohong tidak secara cepat membuat Anda terserang stroke, tapi ada bukti bahwa semakin Anda berbohong, semakin mudah Anda mendapatkan bencana.

Menurut hasil penelitian pada November 2010 oleh Departemen Psikologi Universitas Ghent di Belgia dan telah dipublikasikan jurnal Consciousness and Cognition, "Sering berkata jujur membuat seseorang sulit berbohong, dan sering berbohong membuat seseorang lebih mudah berbohong."

“Dengan kata lain, Anda menuai apa yang Anda tabur. Semakin sering Anda berbohong maka semakin mudah Anda melakukannya, begitupun sebaliknya," kata Dr Smith.

Mereka yang kerap berbohong atau menyimpan rahasia besar selama bertahun-tahun mungkin tidak merasakan gangguan apapun. Namun dari waktu ke waktu, mereka secara signifikan lebih berisiko pada kondisi kesehatan yang buruk.

Ternyata, berbohong tidak hanya menyakiti hati seseorang secara, tapi juga tubuh Anda.

"Daripada terjebak dalam lingkaran setan kebohongan seperti dalam film The Dilemma, jalan terbaik adalah jujur secara konsisten," saran Dr Smith.





http://romdani45498.blogspot.com/2011/02/berbohong-ternyata-membahayakan.html

Jangan Asal Beribadah, Karena Ibadah Bersifat Tauqifiyah!

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah yang telah memilihkan untuk kita agama terbaik, Rasul paling mulia, kitab yang menghapus dan menyempurnakan kitab-kitab sebelumnya, dan syariat yang paling sempurna, mudah, dan penuh hikmah. Shalawat dan salam semoga terlimpah kepada hamba dan utusan Allah, Muhammad bin Abdillah, keluarga dan para sahabatnya.
Sering kita dengar istilah tauqifiyah. Salah satunya dalam masalah ibadah. Bahwa ibadah bersifat tauqifiyah. Lalu apa makna dan maksud istilah tauqifiyyah tersebut?
Makna perkataan para ulama yang menjelaskan “Ibadah adalah tauqifiyah” atau “Ibadah dibangun di atas tauqif” adalah tidak boleh beribadah kepada Allah dengan satu ibadah kecuali apabila ibadah ini telah benar-benar terdapat ketetapannya dalam nash-nash syar’i (Al-Qur’an dan sunnah) bahwa itu ibadah yang telah Allah Ta’ala Syariatkan. Karena ibadah tidak disyariatkan (tidak diperintahkan) kecuali dengan adanya dalil syar’i yang menunjukkan atas perintah tersebut.
Allah 'Azza wa Jalla berfirman,
الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ الْإِسْلَامَ دِينًا
“Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridai Islam itu jadi agama bagimu.” (QS. Al-Maidah: 3) Allah Ta’ala telah menyempurnakan agama ini untuk kita, maka apa yang tidak Allah Ta’ala syariatkan sesudah turunnya ayat ini maka bukan bagian dari agama kita.
Dari Abu Dzar radhiyallahu 'anhu, bahwasanya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda,
مَا بَقِيَ شَيْءٌ يُقَرِّبُ مِنَ الْجَنَّةِ ، ويُبَاعِدُ مِنَ النَّارِ ، إِلا وَقَدْ بُيِّنَ لَكُمْ
“Tidak ada sesuatu yang mendekatkan kepada surga dan menjauhkan dari neraka kecuali telah diterangkan kepada kalian.” (HR. Thabrani dalam al-Kabir no. 1647 dan dishahihkan dalam al-Shahihah oleh Syaikh Al-Albani rahimahullaah)
مَا تَرَكْتُ شَيْئًا مِمَّا أَمَرَكُمُ اللهُ بِهِ إِلاَّ وَقَدْ أَمَرْتُكُمْ بِهِ ، وَلاَ تَرَكْتُ شَيْئًا مِمَّا نَهَاكُمْ عَنْهُ إِلاَّ وَقَدْ نَهَيْتُكُمْ عَنْهُ
“Tidaklah aku tinggalkan sesuatu yang Allah perintahkan kepada kalian kecuali telah aku perintahkan kalian melaksanakannya. Dan tidak juga aku meninggalkan suatu larangan yang telah Allah larang kalian darinya kecuali telah aku larang kalian darinya.” (HR. al-Syafi’i dalam Musnadnya dan dihassankan Al-Albani dalam al-Shahihah)
Maka apa yang tidak pernah Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam jelaskan kepada kita, maka ia bukan bagian dari agama ini dan bukan pula amalan yang bisa mendekatkan kepada surga dan menjauhkan dari neraka.
"Ibadah adalah tauqifiyah” adalah tidak boleh beribadah kepada Allah dengan satu ibadah kecuali apabila ibadah ini telah benar-benar terdapat ketetapannya dalam nash-nash syar’i (Al-Qur’an dan sunnah) bahwa itu ibadah yang telah Allah Ta’ala syariatkan.
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullaah berkata, “Berdasarkan pengkajian terhadap ushul syariah, kita mengetahui bahwa ibadah-ibadah yang telah Allah wajibkan atau yang Dia cintai tidak ditetapkan perintahnya kecuali dengan syariat. Sedangkan adat (tradisi) adalah apa yang biasa dikerjakan manusia dalam kehidupan dunianya untuk mendapatkan apa yang dibutuhkannya. Maka hukum asal dalam masalah ini adalah tidak ada larangan. Tidak boleh dilarang kecuali apa yang telah dilarang oleh Allah dan Rasul-Nya. Hal itu, karena perintah dan larangan adalah syariat (ajaran) Allah Ta’ala. Sedangkan ibadah harus ada perintahnya. Maka yang tidak ada ketetapan bahwa itu diperintahkan, bagaimana bisa disebut ibadah? Dan adat kebiasaan apa saja yang tidak ditetapkan bahwa itu dilarang, bagaimana bisa dihukumi dilarang?
Oleh karena inilah, Imam Ahmad dan ulama hadits lainnya berkata: Sesungguhnya hukum asal dalam ibadah adalah tauqif, tidak disyariatkan kecuali apa yang telah Allah Ta’ala syariatkan. Jika tidak demikian maka kita telah masuk dalam makna firman Allah Ta’ala,
أَمْ لَهُمْ شُرَكَاءُ شَرَعُوا لَهُمْ مِنْ الدِّينِ مَا لَمْ يَأْذَنْ بِهِ اللَّهُ
“Apakah mereka mempunyai sembahan-sembahan selain Allah yang mensyariatkan untuk mereka agama yang tidak diizinkan Allah?”
Sedangkan adat (tradisi) hukum asalnya dimaafkan, tidak boleh dilarang. Kecuali apa yang telah Allah haramkan. Jika tidak demikian, maka kita telah masuk dalam makna firman Allah,
قُلْ أَرَأَيْتُمْ مَا أَنْزَلَ اللَّهُ لَكُمْ مِنْ رِزْقٍ فَجَعَلْتُمْ مِنْهُ حَرَامًا وَحَلَالًا
“Katakanlah: "Terangkanlah kepadaku tentang rezeki yang diturunkan Allah kepadamu, lalu kamu jadikan sebagiannya haram dan (sebagiannya) halal".” (QS. Yunus: 59)
Oleh karenanya, Allah mencela kaum musyrikin yang mereka membuat syariat dalam agama mereka yang tidak diizinkan oleh Allah dan mengharamkan sesuatu yang tidak Dia haramkan.” (Majmu’ al-Fatawa: 29/16-17)
Maka hukum asal dalam masalah adat (tradisi) adalah tidak ada larangan. Tidak boleh dilarang kecuali apa yang telah dilarang oleh Allah dan Rasul-Nya. Hal itu, karena perintah dan larangan adalah syariat (ajaran) Allah Ta’ala.
Syaikh Muhammad bin Ibrahim rahimahullaah berkata, “Ibadah adalah tauqifiyah, maka apa saja yang telah disyariatkan oleh Allah dan Rasul-Nya secara mutlak, seperti itulah disyariatkannya. Sedangkan yang disyariatkan dengan terikat waktu atau tempat maka kita batasi dan kita ikat dengan tempat dan waktu tersebut.” (Fatawa wa Rasail Muhammad bin Ibrahim: 6/75)
Ulama Lajnah Daimah berkata, “Ibadah dibangun di atas tauqif. Karenanya tidak boleh dikatakan bahwa ini ibadah yang disyariatkan ditinjau dari sisi asal perintahnya, jumlahnya, bentuknya, atau tempatnya kecuali dengan dalil syar’i yang menunjukan perintah itu.” (Fatawa al-Lajnah al-Daimah: 3/73)
Syaikh Ibnu Utsaimin rahimahullaah berkata, “Hukum asal ibadah adalah larangan. Karenanya bagi seseorang tidak boleh beribadah untuk Allah kecuali dengan sesuatu yang tidak pernah Allah syariatkan; baik dalam kitab-Nya atau dalam sunnah Rasul-Nya shallallahu 'alaihi wasallam. Dan kapan saja seseorang ragu terhadap salah satu amal, apakah ia ibadah atau tidak, maka pada asalnya ia bukan ibadah sehingga ada dalil yang menunjukkan bahwa hal itu merupakan ibadah.” (Fatawa Nuur ‘Ala al-Darb: 1/169)
Syaikh Shalih al-Fauzan hafizhahullah berkata, “Ibadah adalah tauqifiyah, tidak boleh mengamalkan suatu ibadah di satu tempat, waktu, corak ibadah tertentu kecuali dengan tauqif dan perintah dari Syaari’ (pembuat syariat/Allah Ta’ala). Adapun orang yang membuat-buat hal baru yang tidak pernah diperintahkan oleh Syaari’ dari urusan ibadah, tempatnya, waktunya, atau bentuknya maka ia adalah bid’ah.” (al-Muntaqa’ min Fatawa al-Fauzan: 13/16)
 Syaikh Abdul Aziz bin Baaz rahimahullaah berkata, “Ibadah adalah tauqifiyah, maka tidak disyariatkan kecuali apa yang telah dibawa oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam seperti shalat lima waktu, zakat, puasa Ramadlan, haji dan ibadah-ibadah lainnya yang telah Allah syariatkan berupa shalat-shalat sunnah, shadaqah, shaum, haji, jihad dan yang selain itu yang telah ditetapkan dari Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bukti disyariatkannya, baik berupa sabda atau amal beliau, seperti shalat Dzuha, shalat istikharah, tahiyatul masjid dan amal-amal ibadah lainnya yang telah ditunjukkan oleh dalil-dalil syar’i.”
Karenanya tidak boleh dikatakan bahwa ini ibadah yang disyariatkan ditinjau dari sisi asal perintahnya, jumlahnya, bentuknya, atau tempatnya kecuali dengan dalil syar’i yang menunjukan perintah itu.
(Lajnah Daimah)
Ringkasnya, bahwa hukum asal ibadah adalah haram dan tidak boleh ditegakkan kecuali adanya dalil syar’i yang memerintahkannya; baik berupa perintah dasar adanya, waktu, tempat, atau tata caranya. Karenanya bagi yang ingin beribadah kepada Allah harus mengetahui dan memastikan bahwa amal ibadah yang akan dikerjakannya memang benar-benar ada perintahnya dari Al-Qur’an dan sunnah. Dia juga harus memperhatikan tentang waktt, tempat, dan tata caranya karena semua itu menjadi bagian makna tauqifiyah.





http://romdani45498.blogspot.com/2011/02/jangan-asal-beribadah-karena-ibadah.html

Belajar Ilmu Lidah

Lidah, benda sederhana yang merupakan bagian tubuh kita sebagai karunia Allah ini, ternyata menyimpan banyak kegunaan dan resiko. Dia bisa membawa kebaikan dan atau malah sebaliknya menjerumuskan seseorang, bahkan sejauh jauhnya. Susunan alfabet yang sederhana dari sebuah kata yang dihasilkan lidah kita, memiliki daya pengaruh yang bisa berdampak negatif jika tidak dirangkai secara bijaksana.

Seni mendidik lidah, benar benar memberikan efek luar biasa, salah satunya dalam kehidupan berumah tangga. Keharmonisan dan kesejukan suasana didalamnya ada kaitannya erat dengan hal yang bernama lidah. Kemampuan pasangan menghadirkan kata kata yang menyejukkan dan meneduhkan akan tentu saja membawa kedamaian didalam rumah. Dan sebaliknya, kealpaan kita menjaga dan menahan lisan dari mengeluarkan kata kata yang menyakitkan akan membawa dampak yang sangat tidak ringan. Mungkin diawalnya tidaklah terlalu terasa, namun seiring dengan waktu, jika kebiasaan buruk ini tetap di "jaga" maka bom waktu itu akan setiap saat meledak dan menghancurkan rumah tangga.

Siapa suami yang tidak ingin disuguhi kata kata yang halus dan penuh pengertian dari para istri istri mereka. Walaupun tidak ada makanan yang terhidang, walaupun kehidupan tidak selalulah berjalan sesuai dengan impian dan keinginan, namun kemampuan istri mendidik lidah mereka dengan baik, akan membawa semangat bagi para suami untuk lebih memberikan yang terbaik yang mereka mampu demi keluarga.

Pun demikian dengan para istri. siapapun dan dimanapun istri, tidak akan pernah berharap seorang suami yang kasar yang selalu menyakiti dan meremehkan mereka melalui kata katanya.

Kata kata yang baik yang terucap dari mulut kita dan kita ucapkan berulang-ulang, akan menyatu dengan diri kita. Apabila kata sudah menyatu dengan pikiran dan hati, maka hal itu akan memunculkan keajaiban-keajaiban. Tapi semua ini hanya berlaku bagi yang mengucapkan dengan sepenuh hati demi membahagiakan dan mendamaikan pasangan kita.

POros dari semua kejadian ini tentu fatwa dari hati manusia tersebut, Karena ibarat teko, dia hanya akan menguarkan isi asli didalamnya. Oleh karena itu, menjaga hati, tidaklah kalah penting dari semua itu. Hal ini dapat dilakukan salah satunya dengan memelihara diri. Jika hati kita akan terbiasa untuk memelihara diri dari godaan-godaan untuk mengeluarkan kata-kata yang tidak bermanfaat, maka sebenarnya kata-kata yang kita ungkapkan
memiliki makna yang akan masuk ke dalam pikiran kita. Pikiran akan memberikan gambaran atas kata yang kita ucapkan. Ketika kita mengucapkan kalimat yang baik dan penuh kasih,maka lambat laun kita pun akan tertuntun untuk menjadi pribadi yang mengasihi. Dan jika hal itu selalu kita jaga untuk terus menerus kita lakukan, niscaya kebahagiaan dan kedamaian akan selalu menghiasi rumah tangga kita.





http://romdani45498.blogspot.com/2011/02/belajar-ilmu-lidah.html

Alphabet Menuju Sukses

A : Accept (Menerima)
Terimalah diri Anda sebagaimana adanya.

B : Believe (Percaya)
Percayalah terhadap kemampuan Anda untuk meraih apa yang Anda inginkan dalam hidup.

C : Care (Peduli)
Pedulilah pada kemampuan Anda meraih apa yang Anda inginkan dalam hidup.

D : Direct (Langsung)
Arahkan pikiran pada hal-hal positif yang meningkatkan kepercayaan diri.

E : Earn (Menerima/Mendapatkan)
Terimalah penghargaan yang diberi orang lain dengan tetap berusaha menjadi yang terbaik.

F : Face (Hadapi)
Hadapi masalah dengan benar dan yakin.

G : Go (Pergi)
Berangkatlah menuju kebenaran.

H : Homework (PR)
Pekerjaan rumah adalah langkah penting untuk pengumpulan informasi.

I : Ignore (Abaikan)
Abaikan celaan orang yang menghalangi jalan Anda mencapai tujuan.

J : Jealously (Kecemburuan)
Rasa iri dapat membuat Anda tidak menghargai kelebihan Anda sendiri, jadi hindarilah.

K : Keep (Menjaga)
Terus berusaha walaupun beberapa kali gagal.

L : Learn (Belajar)
Belajar dari kesalahan dan berusaha untuk tidak mengulanginya.

M : Mind (Pikiran)
Perhatikan urusan sendiri dan tidak menyebar gosip tentang orang lain.

N : Never (Jangan Pernah)
Jangan pernah putus asa.

O : Observe (Amati)
Amatilah segala hal di sekeliling Anda. Perhatikan, dengarkan, dan belajar dari orang lain.

P : Patience (Kesabaran)
Sabar adalah kekuatan tak ternilai yang membuat Anda terus berusaha.

Q : Question (Pertanyaan)
Pertanyaan perlu untuk mencari jawaban yang benar dan menambah ilmu.

R : Respect (Hargai/Hormati)
Hargai diri sendiri dan juga orang lain.

S : Self Confidence, Self Esteem / Self Respect (Percaya Diri, Penghargaan Diri)
Kepercayaan diri dan penghargaan atas diri sendiri membebaskan kita dari saat-saat tegang.

T : Take (Ambil)
Bertanggung jawab pada setiap tindakan Anda.

U : Understand (Memahami/Mengerti)
Pahami bahwa hidup itu selalu ada potensi untuk naik.

V : Value (Nilai)
Nilai diri sendiri dan orang lain, berusahalah melakukan yang terbaik.

W : Work (Kerja)
Bekerja dengan giat, jangan lupa berdoa.

X : X'tra (Ekstra)
Usaha lebih keras membawa keberhasilan.

Y : You (Kamu)
Anda dapat membuat suatu yang berbeda.

Z : Zero (Nol)
Selalu ingat, usaha nol membawa hasil nol pula.




http://romdani45498.blogspot.com/2011/02/alphabet-menuju-sukses.html

MENJADI BODOH DAN BELAJAR

Seorang guru besar bertanya pada empat mahasiswanya yang baru saja mengikuti sidang disertasi doktoralnya,
“Apa yang akan kalian lakukan setelah menyelesaikan jenjang doktor ini? mengingat ini adalah pencapaian level tertinggi dalam jenjang pendidikan akademik yang diidamkan oleh banyak orang,” tanya sang guru besar.
“Saya akan bekerja mengejar puncak karir di perusahaan yang saya dambakan, kebetulan saya sudah positif diterima di perusahaan tersebut dan dijanjikan menduduki posisi strategis di situ,” jawab mahasiswa pertama dengan bangganya.
“Dengan kemampuan yang saya miliki, saya akan bekerja di laboratorium ternama dunia untuk mengejar mimpi saya menjadi ilmuwan yang bisa menemukan teori-teori baru sebagai kelanjutan dari hasil riset disertasi saya kemarin,” jawab mahasiswa kedua penuh antusias.
“Perusahaan keluarga saya sedang mengalami pertumbuhan yang cukup baik, dan mereka berharap kehadiran saya nantinya akan membuat citra perusahaan semakin berkibar dan melejit di mata dunia”, jawab mahasiswa ketiga dengan penuh percaya diri.
“Saya akan melepas semua atribut kependidikan saya agar menjadi orang bodoh,” ujar mahasiswa keempat yang cukup mengagetkan guru besar dan teman-temannya.
“Maksud Anda?” sergah guru besarnya tanda tak mengerti dengan apa yang disampaikan mahasiswa keempatnya itu.
“Banyak orang di dunia ini yang berhasil menyelesaikan studinya hingga ke jenjang tertinggi seperti yang kita semua capai saat ini, tapi tak banyak yang menjadi pintar karena kesombongan yang selalu menyelimuti mereka. Sedangkan saya akan melepaskan semua atribut kependidikan saya agar menjadi orang bodoh yang senantiasa mau untuk belajar. Ya, mau untuk belajar dan terus belajar.
Belajar untuk bisa menghargai orang lain. Belajar untuk bisa berempati pada orang lain. Belajar untuk bisa bermanfaat bagi orang lain. Belajar untuk tidak merendahkan orang lain. Belajar untuk bisa memaafkan setiap jengkal kesalahan orang lain.Belajar untuk bisa menerima orang lain dengan segala kekurangannya. Belajar untuk bisa tersenyum dalam kondisi sepahit apapun. Belajar untuk selalu ikhlas dan bersyukur. Serta belajar untuk bisa menjadi hamba yang taat pada Tuhannya, karena itu yang tidak pernah saya dapatkan dalam semua level pendidikan yang saya tempuh selama ini. Sehingga saya harus terus belajar dan belajar,” lanjut mahasiswa keempat menjelaskan keinginannya.
Sontak terdiamlah guru besar dan teman-temannya mendengar jawaban di luar dugaan tersebut, seraya merenungi bahwa pendidikan sebenarnya bukanlah di jenjang formal seperti yang telah mereka capai saat ini, tetapi di universitas kehidupan yang menuntut kemampuan untuk memahami orang lain dan lingkungannya, dan guru terbaiknya adalah pengalaman masa lalu yang berharga.




http://romdani45498.blogspot.com/2011/02/menjadi-bodoh-dan-belajar.html

Kisah Gadis Kecil Yang Shalihah

Aku akan meriwayatkan kepada anda kisah yang sangat berkesan ini, seakan-akan anda mendengarnya langsung dari lisan ibunya.
Berkatalah ibu gadis kecil tersebut:
Saat aku mengandung putriku, Afnan, ayahku melihat sebuah mimpi di dalam tidurnya. Ia melihat banyak burung pipit yang terbang di angkasa. Di antara burung-burung tersebut terdapat seekor merpati putih yang sangat cantik, terbang jauh meninggi ke langit. Maka aku bertanya kepada ayah tentang tafsir dari mimpi tersebut. Maka ia mengabarkan kepadaku bahwa burung-burung pipit tersebut adalah anak-anakku, dan sesungguhnya aku akan melahirkan seorang gadis yang bertakwa. Ia tidak menyempurnakan tafsirnya, sementara akupun tidak meminta tafsir tentang takwil mimpi tersebut.
Setelah itu aku melahirkan putriku, Afnan. Ternyata dia benar-benar seorang gadis yang bertakwa. Aku melihatnya sebagai seorang wanita yang shalihah sejak kecil. Dia tidak pernah mau mengenakan celana, tidak juga mengenakan pakaian pendek, dia akan menolak dengan keras, padahal dia masih kecil. Jika aku mengenakan rok pendek padanya, maka ia mengenakan celana panjang di balik rok tersebut.
Afnan senantiasa menjauh dari segenap perkara yang membuat murka Allah. Setelah dia menduduki kelas 4 SD, dia semakin menjauh dari segenap perkara yang membuat murka Allah. Dia menolak pergi ke tempat-tempat permainan, atau ke pesta-pesta walimah. Dia adalah seorang gadis yang perpegang teguh dengan agamanya, sangat cemburu di atasnya, menjaga shalat-shalatnya, dan sunnah-sunnahnya. Tatkala dia sampai SMP mulailah dia berdakwah kepada agama Allah. Dia tidak pernah melihat sebuah kemungkaran kecuali dia mengingkarinya, dan memerintah kepada yang ma’ruf, dan senantiasa menjaga hijabnya.
Permulaan dakwahnya kepada agama Allah adalah permulaan masuk Islamnya pembantu kami yang berkebangsaan Srilangka.
Ibu Afnan melanjutkan ceritanya:
Tatkala aku mengandung putraku, Abdullah, aku terpaksa mempekerjakan seorang pembantu untuk merawatnya saat kepergianku, karena aku adalah seorang karyawan. Ia beragama Nasrani. Setelah Afnan mengetahui bahwa pembantu tersebut tidak muslimah, dia marah dan mendatangiku seraya berkata: “Wahai ummi, bagaimana dia akan menyentuh pakaian-pakaian kita, mencuci piring-piring kita, dan merawat adikku, sementara dia adalah wanita kafir?! Aku siap meninggalkan sekolah, dan melayani kalian selama 24 jam, dan jangan menjadikan wanita kafir sebagai pembantu kita!!”
Aku tidak memperdulikannya, karena memang kebutuhanku terhadap pembantu tersebut amat mendesak. Hanya dua bulan setelah itu, pembantu tersebut mendatangiku dengan penuh kegembiraan seraya berkata: “Mama, aku sekarang menjadi seorang muslimah, karena jasa Afnan yang terus mendakwahiku. Dia telah mengajarkan kepadaku tentang Islam.” Maka akupun sangat bergembira mendengar kabar baik ini.
Saat Afnan duduk di kelas 3 SMP, pamannya memintanya hadir dalam pesta pernikahannya. Dia memaksa Afnan untuk hadir, jika tidak maka dia tidak akan ridha kepadanya sepanjang hidupnya. Akhirnya Afnan menyetujui permintaannya setelah ia mendesak dengan sangat, dan juga karena Afnan sangat mencintai pamannya tersebut.
Afnan bersiap untuk mendatangi pernikahan itu. Dia mengenakan sebuah gaun yang menutupi seluruh tubuhnya. Dia adalah seorang gadis yang sangat cantik. Setiap orang yang melihatnya akan terkagum-kagum dengan kecantikannya. Semua orang kagum dan bertanya-tanya, siapa gadis ini? Mengapa engkau menyembunyikannya dari kami selama ini?
Setelah menghadiri pernikahan pamannya, Afnan terserang kanker tanpa kami ketahui. Dia merasakan sakit yang teramat sakit pada kakinya. Dia menyembunyikan rasa sakit tersebut dan berkata: “Sakit ringan di kakiku.” Sebulan setelah itu dia menjadi pincang, saat kami bertanya kepadanya, dia menjawab: “Sakit ringan, akan segera hilang insya Allah.” Setelah itu dia tidak mampu lagi berjalan. Kamipun membawanya ke rumah sakit.
Selesailah pemeriksaan dan diagnosa yang sudah semestinya. Di dalam salah satu ruangan di rumah sakit tersebut, sang dokter berkebangsaan Turki mengumpulkanku, ayahnya, dan pamannya. Hadir pula pada saat itu seorang penerjemah, dan seorang perawat yang bukan muslim. Sementara Afnan berbaring di atas ranjang.
Dokter mengabarkan kepada kami bahwa Afnan terserang kanker di kakinya, dan dia akan memberikan 3 suntikan kimiawi yang akan merontokkan seluruh rambut dan alisnya. Akupun terkejut dengan kabar ini. Kami duduk menangis. Adapun Afnan, saat dia mengetahui kabar tersebut dia sangat bergembira dan berkata: “Alhamdulillah… alhamdulillah… alhamdulillah.” Akupun mendekatkan dia di dadaku sementara aku dalam keadaan menangis. Dia berkata: “Wahai ummi, alhamdulillah, musibah ini hanya menimpaku, bukan menimpa agamaku.”
Diapun bertahmid memuji Allah dengan suara keras, sementara semua orang melihat kepadanya dengan tercengang!!
Aku merasa diriku kecil, sementara aku melihat gadis kecilku ini dengan kekuatan imannya dan aku dengan kelemahan imanku. Setiap orang yang bersama kami sangat terkesan dengan kejadian ini dan kekuatan imannya. Adapun penerjamah dan para perawat, merekapun menyatakan keislamannya!!
Berikutnya adalah perjalanan dia untuk berobat dan berdakwah kepada Allah.
Sebelum Afnan memulai pengobatan dengan bahan-bahan kimia, pamannya meminta akan menghadirkan gunting untuk memotong rambutnya sebelum rontok karena pengobatan. Diapun menolak dengan keras. Aku mencoba untuk memberinya pengertian agar memenuhi keinginan pamannya, akan tetapi dia menolak dan bersikukuh seraya berkata: “Aku tidak ingin terhalangi dari pahala bergugurannya setiap helai rambut dari kepalaku.”
Kami (aku, suamiku dan Afnan) pergi untuk yang pertama kalinya ke Amerika dengan pesawat terbang. Saat kami sampai di sana, kami disambut oleh seorang dokter wanita Amerika yang sebelumnya pernah bekerja di Saudi selama 15 tahun. Dia bisa berbicara bahasa Arab. Saat Afnan melihatnya, dia bertanya kepadanya: “Apakah engkau seorang muslimah?” Dia menjawab: “Tidak.”
Afnanpun meminta kepadanya untuk mau pergi bersamanya menuju ke sebuah kamar yang kosong. Dokter wanita itupun membawanya ke salah satu ruangan. Setelah itu dokter wanita itu kemudian mendatangiku sementara kedua matanya telah terpenuhi linangan air mata. Dia mengatakan bahwa sesungguhnya sejak 15 tahun dia di Saudi, tidak pernah seorangpun mengajaknya kepada Islam. Dan di sini datang seorang gadis kecil yang mendakwahinya. Akhirnya dia masuk Islam melalui tangannya.
Di Amerika, mereka mengabarkan bahwa tidak ada obat baginya kecuali mengamputasi kakinya, karena dikhawatirkan kanker tersebut akan menyebar sampai ke paru-paru dan akan mematikannya. Akan tetapi Afnan sama sekali tidak takut terhadap amputasi, yang dia khawatirkan adalah perasaan kedua orang tuanya.
Pada suatu hari Afnan berbicara dengan salah satu temanku melalui Messenger. Afnan bertanya kepadanya: “Bagaimana menurut pendapatmu, apakah aku akan menyetujui mereka untuk mengamputasi kakiku?” Maka dia mencoba untuk menenangkannya, dan bahwa mungkin bagi mereka untuk memasang kaki palsu sebagai gantinya. Maka Afnan menjawab dengan satu kalimat: “Aku tidak memperdulikan kakiku, yang aku inginkan adalah mereka meletakkanku di dalam kuburku sementara aku dalam keadaan sempurna.” Temanku tersebut berkata: “Sesungguhnya setelah jawaban Afnan, aku merasa kecil di hadapan Afnan. Aku tidak memahami sesuatupun, seluruh pikiranku saat itu tertuju kepada bagaimana dia nanti akan hidup, sedangkan fikirannya lebih tinggi dari itu, yaitu bagaimana nanti dia akan mati.”
Kamipun kembali ke Saudi setelah kami amputasi kaki Afnan, dan tiba-tiba kanker telah menyerang paru-paru!!
Keadaannya sungguh membuat putus asa, karena mereka meletakkannya di atas ranjang, dan di sisinya terdapat sebuah tombol. Hanya dengan menekan tombol tersebut maka dia akan tersuntik dengan jarum bius dan jarum infus.
Di rumah sakit tidak terdengar suara adzan, dan keadaannya seperti orang yang koma. Tetapi hanya dengan masuknya waktu shalat dia terbangun dari komanya, kemudian meminta air, kemudian wudhu’ dan shalat, tanpa ada seorangpun yang membangunkannya!!
Di hari-hari terakhir Afnan, para dokter mengabari kami bahwa tidak ada gunanya lagi ia di rumah sakit. Sehari atau dua hari lagi dia akan meninggal. Maka memungkinkan bagi kami untuk membawanya ke rumah. Aku ingin dia menghabiskan hari-hari terakhirnya di rumah ibuku.
Di rumah, dia tidur di sebuah kamar kecil. Aku duduk di sisinya dan berbicara dengannya.
Pada suatu hari, istri pamannya datang menjenguk. Aku katakan bahwa dia berada di dalam kamar sedang tidur. Ketika dia masuk ke dalam kamar, dia terkejut kemudian menutup pintu. Akupun terkejut dan khawatir terjadi sesuatu pada Afnan. Maka aku bertanya kepadanya, tetapi dia tidak menjawab. Maka aku tidak mampu lagi menguasai diri, akupun pergi kepadanya. Saat aku membuka kamar, apa yang kulihat membuatku tercengang. Saat itu lampu dalam keadaan dimatikan, sementara wajah Afnan memancarkan cahaya di tengah kegelapan malam. Dia melihat kepadaku kemudian tersenyum. Dia berkata: “Ummi, kemarilah, aku mau menceritakan sebuah mimpi yang telah kulihat.” Kukatakan: “(Mimpi) yang baik Insya Allah.” Dia berkata: “Aku melihat diriku sebagai pengantin di hari pernikahanku, aku mengenakan gaun berwarna putih yang lebar. Engkau, dan keluargaku, kalian semua berada disekelilingku. Semuanya berbahagia dengan pernikahanku, kecuali engkau ummi.”
Akupun bertanya kepadanya: “Bagaimana menurutmu tentang tafsir mimpimu tersebut.” Dia menjawab: “Aku menyangka, bahwasannya aku akan meninggal, dan mereka semua akan melupakanku, dan hidup dalam kehidupan mereka dalam keadaan berbahagia kecuali engkau ummi. Engkau terus mengingatku, dan bersedih atas perpisahanku.” Benarlah apa yang dikatakan Afnan. Aku sekarang ini, saat aku menceritakan kisah ini, aku menahan sesuatu yang membakar dari dalam diriku, setiap kali aku mengingatnya, akupun bersedih atasnya.
Pada suatu hari, aku duduk dekat dengan Afnan, aku, dan ibuku. Saat itu Afnan berbaring di atas ranjangnya kemudian dia terbangun. Dia berkata: “Ummi, mendekatlah kepadaku, aku ingin menciummu.” Maka diapun menciumku. Kemudian dia berkata: “Aku ingin mencium pipimu yang kedua.” Akupun mendekat kepadanya, dan dia menciumku, kemudian kembali berbaring di atas ranjangnya. Ibuku berkata kepadanya: “Afnan, ucapkanlah la ilaaha illallah.”
Maka dia berkata: “Asyhadu alla ilaaha illallah.”
Kemudian dia menghadapkan wajah ke arah qiblat dan berkata: “Asyhadu allaa ilaaha illallaah.” Dia mengucapkannya sebanyak 10 kali. Kemudian dia berkata: “Asyhadu allaa ilaaha illallahu wa asyhadu anna muhammadan rasuulullaah.” Dan keluarlah rohnya.
Maka kamar tempat dia meninggal di dalamnya dipenuhi oleh aroma minyak kasturi selama 4 hari. Aku tidak mampu untuk tabah, keluargaku takut akan terjadi sesuatu terhadap diriku. Maka merekapun meminyaki kamar tersebut dengan aroma lain sehingga aku tidak bisa lagi mencium aroma Afnan. Dan tidak ada yang aku katakan kecuali alhamdulillahi rabbil ‘aalamin. (AR)*




http://romdani45498.blogspot.com/2011/02/kisah-gadis-kecil-yang-shalihah.html