Mengenai Saya

Foto saya
Pangandaran, West Java, Indonesia
Simple

Selasa, 31 Januari 2012

Peringatan: Cadar, Celana Ngatung dan Jenggot Bukan Ciri Teroris…

Ketahuilah wahai kaum Muslimin, menggunakan cadar bagi wanita muslimah, mengangkat celana jangan sampai menutupi mata kaki dan membiarkan janggut tumbuh bagi seorang laki-laki Muslim adalah kewajiban agama dan tidak ada hubungannya sama sekali dengan terorisme, sebagaimana yang akan kami jelaskan nanti bukti-buktinya insya Allah dari al-Qur’an dan as-Sunnah serta penjelasan para Ulama ummat.
Benar bahwa sebagian Teroris juga mengamalkan kewajiban-kewajiban di atas, namun apakah setiap yang mengamalkannya dituduh Teroris?! Kalau begitu bersiaplah menjadi bangsa yang teramat dangkal pemahamannya…


Maka inilah keterangan ringkas yang insya Allah dapat meluruskan kesalah pahaman.
Pertama: Dasar kewajiban menggunakan cadar bagi MuslimahFirman Allah Subhanahu wa Ta’ala: “Hai Nabi katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang mu’min: “Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka.” Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Al Ahzab: 59)Perhatikanlah, ayat ini memerintahkan para wanita untuk menutup seluruh tubuh mereka tanpa kecuali. Berkata As-Suyuthi rahimahullah, “Ayat hijab ini berlaku bagi seluruh wanita, di dalam ayat ini terdapat dalil kewajiban menutup kepala dan wajah bagi wanita.” (Lihat Hirasatul Fadhilah, hal. 51, karya Asy-Syaikh Bakr bin Abdullah Abu Zaid rahimahullah).Istri Nabi shallallahu’alaihi wa sallam yang mulia: ‘Aisyah radhiyallahu’anha dan para wanita di zamannya juga menggunakan cadar, sebagaimana penuturan ‘Aisyah radhiyallahu’anha berikut:“Para pengendara (laki-laki) melewati kami, di saat kami (para wanita) berihram bersama-sama Rasulullah shallallahu‘alaihi wa sallam. Maka jika mereka telah dekat kepada kami, salah seorang di antara kami menurunkan jilbabnya dari kepalanya sampai menutupi wajahnya. Jika mereka telah melewati kami, maka kami membuka wajah.” (HR. Ahmad, Abu Dawud, Ibnu Majah dan lain-lain).
Kedua: Dasar kewajiban mengangkat celana, jangan sampai menutupi mata kaki bagi laki-laki MuslimBanyak sekali dalil yang melarang isbal (memanjangkan pakaian sampai menutupi mata kaki), diantaranya sabda Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam dalam hadits Abu Hurairah radhiyallahu’anhu:“Bagian kain sarung yang terletak di bawah kedua mata kaki berada di dalam neraka.” (HR. Al-Bukhori, no. 5787).Dan hadits ‘Aisyah radhiyallahu’anha:“Bagian kain sarung yang terletak di bawah mata kaki berada di dalam neraka.” (HR. Ahmad, 6/59,257).
Ketiga: Dasar kewajiban membiarkan janggut tumbuh bagi laki-laki MuslimDari Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhuma, beliau berkata: “Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan untuk memotong kumis dan membiarkan janggut.” (HR. Muslim no. 624).Juga dari Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhuma, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:“Berbedalah dengan orang-orang musyrik; potonglah kumis dan biarkanlah janggut.” (HR. Muslim no. 625).Dan masih banyak hadits lain yang menunjukkan perintah Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam untuk membiarkan janggut tumbuh, sedang perintah hukum asalnya adalah wajib sepanjang tidak ada dalil yang memalingkannya dari hukum asal.
Demikianlah penjelasan ringkas dari kami, semoga setelah mengetahui ini kita lebih berhati-hati lagi dalam menyikapi orang-orang yang mengamalkan sejumlah kewajiban di atas. Tentu sangat tidak bijaksana apabila kita mengeneralisir setiap orang yang nampak kesungguhannya dalam menjalankan agama sebagai teroris atau bagian dari jaringan teroris, bahkan minimal ada dua resiko berbahaya apabila seorang mencela dan membenci satu kewajiban agama atau membenci orang-orang yang mengamalkannya (disebabkan karena amalan tersebut):



Pertama: Berbuat zhalim kepada wali-wali Allah, sebab wali-wali Allah adalah orang-orang yang senantiasa menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya, baik perintah itu wajib maupun sunnah.
Dan barangsiapa yang memusuhi wali Allah dia akan mendapatkan kemurkaan Allah ‘Azza wa Jalla.Allah Ta’ala berfirman: “Ingatlah, sesungguhnya wali-wali Allah itu, tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati. (Yaitu) orang-orang yang beriman dan mereka selalu bertakwa”. (Yunus: 62-63)Dari Abu Hurairah radhiyallahu’anhu, beliau berkata : Rasulullah shallallahu‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya Allah Ta’ala berfirman, ‘Barangsiapa yang memusuhi wali-Ku maka Aku umumkan perang terhadapnya.
Tidaklah hamba-Ku mendekatkan diri kepada-Ku dengan sesuatu yang lebih aku cintai daripada amal yang Aku wajibkan kepadanya. Dan senantiasa hamba-Ku mendekatkan diri kepada-Ku dengan amal-amal sunnah sampai Aku mencintainya. Apabila Aku sudah mencintainya maka Akulah pendengarannya yang dia gunakan untuk mendengar, Akulah pandangannya yang dia gunakan untuk melihat, Akulah tangannya yang dia gunakan untuk berbuat, Akulah kakinya yang dia gunakan untuk melangkah. Kalau dia meminta kepada-Ku pasti akan Aku beri. Dan kalau dia meminta perlindungan kepada-Ku pasti akan Aku lindungi.’.” (HR. Bukhari, lihat hadits Arba’in ke-38).Faidah: Para Ulama menjelasakan bahwa makna, “Akulah pendengarannya yang dia gunakan untuk mendengar, Akulah pandangannya yang dia gunakan untuk melihat, Akulah tangannya yang dia gunakan untuk berbuat, Akulah kakinya yang dia gunakan untuk melangkah” adalah hidayah dari Allah Ta’ala kepada wali-Nya, sehingga ia tidak mendengar kecuali yang diridhai Allah, tidak melihat kepada apa yang diharamkan Allah dan tidak menggunakan kaki dan tangannya kecuali untuk melakukan kebaikan
.Kedua: Perbuatan tersebut bisa menyebabkan kekafiran, sebab mencela dan membenci satu bagian dari syari’at Allah Jalla wa ‘Ala, baik yang wajib maupun yang sunnah, atau membenci pelakunya (disebabkan karena syari’at yang dia amalkan) merupakan kekafiran kepada Allah Tabaraka wa Ta’ala.Berkata Asy-Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab rahimahullah pada pembatal keislaman yang kelima:“Barangsiapa membenci suatu ajaran yang dibawa oleh Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam walaupun dia mengamalkannya, maka dia telah kafir.”Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman: “Yang demikian karena sesungguhnya mereka benci kepada apa yang diturunkan Allah (Al-Qur’an) lalu Allah menghapuskan amalan-amalan mereka.” (Muhammad: 9)Maka berhati-hatilah wahai kaum Muslimin.Dan kepada Ikhwan dan Akhwat yang telah diberikan hidayah oleh Allah untuk dapat menjalankan kewajiban-kewajiban di atas hendaklah bersabar dan tetap tsabat (kokoh) di atas sunnah, karena memang demikianlah konsekuensi keimanan, mesti ada ujian yang menyertainya.Dan wajib bagi kalian untuk senantiasa menuntut ilmu agama dan menjelaskan kepada ummat dengan hikmah dan lemah lembut, serta hujjah yang kuat agar terbuka hati mereka insya Allah, untuk menerima kebenaran ilmu yang berlandaskan al-Qur’an dan as-Sunnah dengan pemahaman Salaful Ummah, bukan pemahaman Teroris. Wallohul Musta’an.


http://romdani45498.blogspot.com/2010/11/peringatan-cadar-celana-ngatung-dan.html

Mercusuar Ukhuwah, Tinggi Menggapai Syurga

♥♥♫•*¨*•.¸¸¸¸.•*¨*•♫♥♥♥♥♥♥♫•*¨*•.¸¸¸¸.•*¨*•♫♥♥♥♥♥♥♥♥♥
Ukhuwah Islamiyyah sungguh memberi kedamaian di dalam jiwa, memberi begitu banyak warna bagi kehidupan, memberi berjuta hikmah dalam samudera cinta yang kedalamannya tak terukur namun terasakan menghidupkan Jiwa.
Wajah-wajah cinta yang penuhi kisah hari, memberi semangat yang melangit kala terlunglai jiwa di bumi, sungguh ukhuwah yang tergerai karena Allah, akan memberi sumber energi yang tak ada habisnya.
Betapa terkesimanya diri ini atas ukhuwah yang penuh ketulusan yang terurai di antara Rasulullah dan para sahabat, yang rara cinta mereka beriring bertambah dengan bertambahnya keimanan mereka kepada Allah. Para sahabat rela mengorbankan apapun untuk Rasulullah, mereka memberi tauladan sempurna di dalam menjalin ukhuwah atas nama Allah.
♥♥♫•*¨*•.¸¸ﷲ¸¸.•*¨*•♫♥♥♥♥♥♥♫•*¨*•.¸¸ﷲ¸¸.•*¨*•♫♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥
Kawan, sadarkah kita bahwa siap untuk berukhuwah berarti juga harus siap menerima segala perbedaan?Mulai dari perbedaan pendapat, pemahaman, keragaman minat dan bakat, dan kemajemukan lainnya.

Bersatu bukan berarti harus seragamm harus selalu sesuai dengan visi dan misi hidup kita. Dua hal yang harus sama adalah akidah dan tujuan perjuangan kita, yaituIslam dan ridlo Allah Swt. Selebihnya adalah perbedaan yang akan menambah indah kehidupan kita bersama, keragaman yang akan memberi warna dalam setiap episode hidup kita. Bersaudara bukan berarti menolak perbedaan, menentang kemajemukan. Bukankah perbedaan itu sudah ada sejak generasi pertama agama ini. Lihatlah bagaimana para khulafaur rasyidin dengan lapang dada menerima perbedaan di antara mereka, tanpa ada rasa dendam, fitnah atau caci maki.
Mari kita rajut kembali ukhuwah itu dengan semangat keikhlasan dan tentu saja dorongan iman. Marilah kita membuka mata lebar-lebar dan mendengarkan dengan seksama agar kita terhindar dari segala perpecahan. Saudara-saudara kita bukanlah semata yang ada dalam kelompok kita atau dalam lingkungan masyakarakat terdekat kita saja. Perbedaan pendapat adalah kewajaran karena setiap pribadi manusia adalah unik dan memiliki ciri khasnya masing-masing.
Membangun Mercusuar Ukhuwwah, Tinggi Menggapai Syurga.
Hari-hari akan menjadi bermakna, kala kita mampu bertemu dengan sahabat-sahabat yang mencintai dan kita cintai karena Allah, yang saling mengingatkan di dalam kebenaran dan kesabaran, yang tidak hanya membenarkan kita, namun membuat kita menjadi (pribadi) benar.
Ukhuwah yang tiap jalinan pertemuan dihadiri para malaikat yang menaungi dengan sayap-sayap nan indah, menjadi sebuah majelis dzikrullah, yang tidaklah di dalamnya melainkan mengagungkan dan mengingat kebesaranNYA.
Yang ada tidak hanya sekedar hadir di hadapan kita, namun senantiasa hadir di dalam do'a-do'a ketulusan di tiap sujud-sujud panjangnya untuk kita, do'a yang dipersembahkannya untuk saudara-saudari yang ditetapkannya sebagai kawan sejalan menuju syurga, do'a yang dirahasiakannya dengan Rabb-NYA, do'a kebaikan selalu untuk sahabat di jalan Allah. Subhanallah.
Bilalah hati ini belum mampu sempurna menjadi sosok saudari dan sahabat yang baik, ku berharap sangat waktu yang tersisa di perjalanan hidupku, adalah urai kasih dan do'a keberkahan untuk saudara-saudariku di jalan Allah.
Bangkitnya JIWA, adalah di saat nafas yang terhela adalah MENGINGAT ALLAH. Bahagianya JIWA kala sempurna memaknai hidup di dalam ketaqwaan kepada ALLAH, kala Rahmat dan Ridha-NYA mengalir di dalam kehidupan setiap insan.
Sahabat-sahabatku di jalan Allah, kuingin bangkit dan bahagia bersamamu, kuingin menggapai syurga bersamamu. Semoga kembali jumpa kita bersama, di atas mimbar-mimbar bercahaya, dengan wajah-wajah bercahaya, di syurga mulia. Allahumma aamiin.


"Di sekeliling Arsy terdapat mimbar-mimbar dari cahaya yang ditempati oleh suatu kaum yang berpakaian dan berwajah (cemerlang) pula. Mereka bukanlah para nabi atau syuhada, tetapi nabi dan syuhada merasa iri terhadap mereka." Para sahabat berkata, "Wahai Rasulullah, beritahukanlah kepada kami tentang mereka.", "Mereka adalah orang-orang yang saling mencintai, bersahabat, dan saling mengunjungi karena Allah." (HR. Nasa’i).
Syahdu senandung jiwa mengalun, "Aku mencintai kalian karena ALLAH, sahabat-sahabatku. Semoga Allah mencintai kalian."
Menatap cakrawala di petala langit, membumbung tahmid pada-MU, ya Rabbi, untuk indah pelangi kehidupan.
Alhamdulillahirrabbil'alamin.
♥♥♫•*¨*•.¸¸ﷲ¸¸.•*¨*•♫♥♥♥♥♥♥♫•*¨*•.¸¸ﷲ¸¸.•*¨*•♫♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥


http://romdani45498.blogspot.com/2010/11/mercusuar-ukhuwah-tinggi-menggapai.html

Kepada para wanita…

♥♥♫•*¨*•.¸¸¸¸.•*¨*•♫♥♥♥♥♥♥♫•*¨*•.¸¸¸¸.•*¨*•♫♥♥♥♥♥♥♥♥♥ 
Khusus untuk renungan dan pengingatan semua akhwat, wanita, perempuan semuanya, Semoga Allah meletakkan secercah hidayahNya ke dalam hati kita….
Hawa… Sadarkah engkau sebelum datangnya sinar islam, kita dizalimi, hak kita dirampas, kita ditanam hidup-hidup, tiada penghormatan walau sedikit oleh kaum adam, sama sekali tidak bernilai.. kita hanya sebagai alat untuk memuaskan hawa nafsu mereka.
Tapi kini sejak rahmat Islam menyelubungi alam, saat sinar Islam berkembang, derajat kita diangkat,kehormatan kita terpelihara, kita dihargai dan di pandang mulia, dan mendapat tempat di sisi Allah sehingga tiada sebaik-baik hiasan didunia ini melainkan wanita solehah..


♥♥♫•*¨*•.¸¸ﷲ¸¸.•*¨*•♫♥♥♥♥♥♥♫•*¨*•.¸¸ﷲ¸¸.•*¨*•♫♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥
Wahai Hawa… Kenapa engkau tak menghargai nikmat iman dan islam itu? Kenapa mesti engkau kaku dalam mentaati ajaranNya, kenapa masih segan mengamalkan isi kandungannya dan kenapa masih was-was dalam mematuhi perintahNya?
Wahai Hawa.. Tangan yang menggoncang buaian bisa mengoncang dunia, sedarlah hawa kau bisa mengoncang dunia dengan melahirkan manusia yang hebat yakni yang soleh solehah, kau bisa mengalahkan dunia dengan menjadi isteri yang taat serta memberi dorongan dan sokongan pada suami yang sejati dalam menegakkan islam di mata dunia.
Tapi hawa… jangan sesekali kau coba menggoncang keimanan lelaki dengan lembut tuturmu,dengan ayu wajahmu, dengan lengguk tubuhmu. Jangan kau menghentak-hentak kakimu untuk menyatakan kehadiranmu. Jangan Hawa, jangan sesekali cuba menarik perhatian kaum adam yang bukan suamimu. Jangan sesekali mengoda lelaki yang bukan suamimu, karena aku kuatir ia mengundang kemurkaan dan kebencian Allah. Sebab memberi kegembiraan pada syaitan karena wanita adalah jala syaitan, alat yang di eksploitasikan oleh syaitan dalam menyesatkan Adam.
Hawa,.. Andai engkau masih remaja, jadilah anak yang solehah buat kedua ibubapakmu, andai engkau sudah bersuami jadilah isteri yang meringankan beban suamimu, andai engkau seorang ibu didiklah anakmu sehingga ia tak gentar memperjuangkan ad-din Allah.
Hawa,.. Andai engkau belum menikah, jangan kau risau akan jodohmu, ingatlah hawa janji Tuhan kita, wanita yang baik adalah untuk lelaki yang baik. Jangan mengadaikan kehormatanmu hanya semata-mata kerana seorang lelaki, jangan memakai pakaian yang menampakkan lekuk tubuhmu hanya untuk menarik perhatian dan memikat kaum lelaki, kerana kau bukan memancing hatinya tapi merangsang nafsunya. Jangan memulai pertemuan yang tidak bermanfaat dengan lelaki yang bukan muhrim karena aku kawatir dari mata turun ke hati, dari senyuman membawa ke salam, dari salam cenderung kepada pertemuan dan dari pertemuan.. takut lahirnya nafsu kejahatan yang menguasai diri.
Hawa, lelaki yang baik tidak melihat paras rupa, lelaki yang soleh tidak memilih wanita melalui keseksiannya, lelaki yang baik tidak menilai wanita melalui keayuaannya, kemanjaannya, serta kemampuannya mengoncang iman mereka. Tetapi hawa, lelaki yang baik akan menilai wanita melalui akhlaknya, peribadinya, dan ad-dinnya. Lelaki yang baik tidak menginginkan sebuah pertemuan dengan wanita yang bukan muhrimnya karena dia takut memberi kesempatan pada syaitan untuk menggodanya.
Oleh karena itu Hawa, jagalah pandanganmu, jagalah pakaianmu, jagalah akhlakmu, kuatkan pendirianmu.


Andai kata ditakdirkan tiada cinta dari Adam untukmu, cukuplah hanya cinta Allah menyinari dan memenuhi jiwamu, biarlah hanya cinta kedua ibubapakmu yang memberi hangatan kebahagiaan buat dirimu, cukuplah sekadar cinta kakak adik serta keluarga yang akan membahagiakan dirimu.
Hawa, Cintailah Allah dikala susah dan senang karena kau akan memperoleh cinta dari insan yang juga mencintai Allah. Cintailah kedua ibubapakmu karena kau akan mendapatkan keridhaan Allah. Cintailah keluargamu kerana tiada cinta selain cinta keluarga.
Hawa, peringatanku yang terakhir, biarlah tangan yang mengoncang buaian ini bisa mengoncang dunia dalam mencapai keridhaan Illahi. Jangan sesekali tangan ini juga yang mengoncang keimanan kaum Adam, karena aku sukar menerimanya dan aku benci mendengarnya.


http://romdani45498.blogspot.com/2010/11/kepada-para-wanita.html

♥●♥_◕_♥●♥ Tipe-tipe Wanita Dalam Alqur'an ♥●♥_◕_♥●♥

♥●♥__♥●

Ada sebuah ilustrasi menarik. Kalau kita masuk ke toko yang menjual pakaian wanita, pastilah kita akan mendapatkan begitu banyak pakaian dengan berbagai macam corak dan jenisnya.
Pilihan, tentu sepenuhnya ada di tangan kita, tidak di tangan orang lain, karena kita yang akan mengenakan pakaian tersebut.


Begitu pun seorang wanita ketika berada di tengah-tengah masyarakat, ia bisa memilih tipe-tipe kepribadian yang disukainya.
Tentang hal ini Alquran menjelaskan empat tipe wanita.

♥●♥__♥●♥

Pertama, tipe wanita dengan kepribadian kuat.
Tipe ini diwakili oleh Siti Asiyah, istri Fir'aun.
Walaupun berada dalam "cengkeraman" Fir'aun, ia tetap teguh menjaga akidah dan harga dirinya sebagai seorang Muslimah.
Allah SWT mengabadikan doanya dalam Alquran, ''Ya Tuhanku, bangunkanlah untukku sebuah rumah di sisi-Mu dalam syurga dan selamatkanlah aku dari Fir'aun dan perbuatannya dan selamatkan aku dari kaum yang zalim (QS. At-Tahrim: 11).

♥●♥__♥●♥

Kedua, tipe wanita yang berusaha menjaga kesucian dirinya.
Tipe kedua ini diwakili oleh Siti Maryam.
Dalam Surat Maryam ayat 20 disebutkan bahwa Maryam adalah seorang wanita suci yang tidak pernah disentuh seorang lelaki pun.
Karena keutamaan inilah, Allah SWT berkenan mengabadikan namanya menjadi nama salah satu surat dalam Alquran dan menjadikannya ibu dari seorang nabi yang agung.

♥●♥__♥●♥


Ketiga, tipe wanita penghasut, penebar fitnah, penggemar gosip, dan sangat buruk hatinya.
Ia adalah Hindun, istrinya Abu Lahab.
Alquran menjuluki wanita ini sebagai "pembawa kayu bakar" atau wanita penyebar fitnah dan permusuhan.
Allah SWT berfirman, ''Binasalah kedua tangan Abu Lahab dan sesungguhnya dia akan binasa dan demikian pula istrinya, pembawa kayu bakar yang di lehernya ada tali dari sabut.'' (QS. Al-Lahab: 1-5).
Dalam sejarah diceritakan bagaimana "kehebatan" Hindun dalam menyebarkan gosip dan fitnah tentang Rasulullah SAW. Hindun pun dikenal sebagai partner terbaik Abu Lahab untuk menghambat dakwah Islam.

♥●♥__♥●♥

Keempat, tipe wanita penggoda.
Tipe ini diperankan oleh Siti Zulaikha.
Petualangan Zulaikha dalam menggoda Yusuf, dijelaskan dalam Alquran Surat Yusuf ayat 23, ''Dan wanita (Zulaikha) yang Yusuf tinggal di rumahnya, menggoda Yusuf untuk menundukkan dirinya (kepadanya) dan dia menutup pintu-pintu seraya berkata, "Marilah ke sini,"
Walaupun para tokoh yang dikisahkan dalam Alquran tersebut hidup ribuan tahun yang lalu, tapi karakteristik dan sifatnya tetap abadi hingga sekarang.

♥●♥__♥●♥

Ada tipe wanita pejuang yang kokoh keimanannya.
Ada tipe wanita yang tegar dalam menjaga kesucian dirinya.


Ada tipe wanita penghasut, dan ada pula tipe wanita penggoda.
Tinggal keputusan kita mau memilih yang mana.
Memilih yang pertama dan kedua, maka kemuliaan yang akan kita dapatkan.
Sedangkan kalau memilih tipe ketiga dan keempat, enak memang karena nafsu terpenuhi, tapi lambat laun kehinaan dunia dan akhirat akan kita dapatkan.

Wallahu a'lam bisshawab.

♥●♥__♥●♥


http://romdani45498.blogspot.com/2010/11/tipe-tipe-wanita-dalam-alquran.html 

♥●♥_◕_♥●♥ Kepada Para Suami ♥●♥_◕_♥●♥

♥●♥__♥●

Awal mula kehidupan seseorang berumah tangga dimulai dengan ijab-kabul.
Saat itulah yang halal bisa jadi haram, atau sebaliknya yang haram bisa jadi halal.
Demikianlah ALLAH telah menetapkan bahwa ijab-kabul walau hanya beberapa patah kata dan hanya beberapa saat saja, tapi ternyata bisa menghalalkan yang haram dan mengharamkan yang halal. . .  :-)
Saat itu terdapat mempelai pria, mempelai wanita, wali, dan saksi, lalu ijab-kabul dilakukan, sahlah keduanya sebagai suami-istri.
Status keduanya pun berubah, asalnya kenalan biasa tiba-tiba jadi suami,
asalnya tetangga rumah tiba-tiba jadi istri.


Orang tua pun yang tadinya sepasang, saat itu tambah lagi sepasang.
Karenanya, andaikata seseorang berumah tangga dan dia tidak siap serta tidak mengerti bagaimana memposisikan diri, maka rumah tangganya hanya akan menjadi awal berdatangannya aneka masalah.
Ketika seorang suami tidak sadar bahwa dirinya sudah beristri, lalu bersikap seperti seorang yang belum beristri, akan jadi masalah.
Dia juga punya mertua, itupun harus menjadi bagian yang harus disadari oleh seorang suami.
Setahun, dua tahun kalau ALLAH mengijinkan akan punya anak, yang berarti bertambah lagi status sebagai bapak.
Ke mertua jadi anak, ke istri jadi suami, ke anak jadi bapak.
Bayangkan begitu banyak status yang disandang yang kalau tidak tahu ilmunya justru status ini akan membawa mudharat.
Karenanya menikah itu tidak semudah yang diduga, pernikahan yang tanpa ilmu berarti segera bersiaplah untuk mengarungi aneka derita.
Kenapa ada orang yang stress dalam rumah tangganya?
Hal ini terjadi karena ilmunya tidak memadai dengan masalah yang dihadapinya.

♥●♥__♥●♥

Begitu juga bagi wanita yang menikah, ia akan jadi seorang istri.
Tentu saja tidak bisa sembarangan kalau sudah menjadi istri, karena memang sudah ada ikatan tersendiri.
Status juga bertambah, jadi anak dari mertua, ketika punya anak jadi ibu.
Demikianlah, ALLAH telah menyetingnya sedemikian rupa, sehingga suami dan istri, keduanya mempunyai peran yang berbeda-beda.


Tidak bisa menuntut emansipasi, karena memang tidak perlu ada emansipasi,
yang diperlukan adalah saling melengkapi.
Seperti halnya sebuah bangunan yang menjulang tinggi, ternyata dapat berdiri kokoh karena adanya prinsip saling melengkapi.
Ada semen, bata, pasir, beton, kayu, dan bahan-bahan bangunan lainnya lalu bergabung dengan tepat sesuai posisi dan proporsinya sehingga kokohlah bangunan itu.

♥●♥__♥●♥

Sebuah rumah tangga juga demikian, jika suami tidak tahu posisi, tidak tahu hak dan kewajiban, begitu juga istri tidak tahu posisi, anak tidak tahu posisi, mertua tidak tahu posisi,
maka akan seperti bangunan yang tidak diatur komposisi bahan-bahan pembangunnya, ia akan segera ambruk tidak karu-karuan.
Begitu juga jika mertua tidak pandai-pandai jaga diri, misal dengan mengintervensi langsung pada manajemen rumah tangga anak, maka sang mertua sebenarnya tengah mengaduk-aduk rumah tangga anaknya sendiri.

Seorang suami juga harus sadar bahwa ia pemimpin dalam rumah tangga.
ALLAH SWT berfirman, "Laki-laki adalah pemimpin kaum wanita, karena ALLAH telah melebihkan sebagian mereka atas sebagian yang lainnya dan karena mereka telah membelanjakan sebagian harta mereka…" (Q.S. An-Nissa [4]: 34).

Dan seorang pemimpin hanya akan jadi pemimpin jika ada yang dipimpin.
Artinya, jangan merasa lebih dari yang dipimpin.
Seperti halnya presiden tidak usah sombong kepada rakyatnya, karena kalau tidak ada rakyat lalu mengaku jadi presiden, bisa dianggap orang gila.


Makanya, presiden jangan merendahkan rakyat, karena dengan adanya rakyat dia jadi presiden.
Sama halnya dengan kasus orang yang menghina tukang jahit, padahal bajunya sendiri dijahit, "Hmm, tukang jahit itu pegawai rendahan".
Coba kalau bajunya tidak dijahitkan oleh tukang jahit, tentu dia akan kerepotan menutup auratnya.
Dia dihormati karena bajunya diselesaikan tukang jahit.
Lain lagi dengan yang menghina tukang sepatu, "Ah, dia mah cuma tukang sepatu".
Sambil dia kemana-mana bergaya memakai sepatu. aneh bukan???

♥●♥__♥●♥

Tidak layak seorang pemimpin merasa lebih dari yang dipimpin, karena status pemimpin itu ada jikalau ada yang dipimpin. Misalkan, istrinya bergelar master lulusan luar negeri sedangkan suaminya lulusan SMU, dalam hal kepemimpinan rumah tangga tetap tidak bisa jadi berbalik dengan istri menjadi pemimpin keluarga.
Dalam kasus lain, misalkan, di kantornya istri jadi atasan, suami kebetulan stafnya, saat di rumah beda urusannya. Seorang suami tetaplah pemimpin bagi istri dan anak-anaknya.
Oleh karena itu, bagi para suami jangan sampai kehilangan kewajiban sebagai suami.
Suami adalah tulang punggung keluarga, seumpama pilot bagi pesawat terbang, nakhoda bagi kapal laut, masinis bagi kereta api, sopir bagi angkutan kota, atau sais bagi sebuah delman.
Demikianlah suami adalah seorang pemimpin bagi keluarganya.
Sebagai seorang pemimpin harus berpikir bagaimana nih mengatur bahtera rumah tangga ini mampu berkelok-kelok dalam mengarungi badai gelombang agar bisa mendarat bersama semua awak kapal lain untuk menepi di pantai harapan, suatu tempat di akhirat nanti, yaitu surga.^_^
Karenanya seorang suami harus tahu ilmu bagaimana mengarungi badai, ombak, relung, dan pusaran air, supaya selamat tiba di pantai harapan.


Tidak ada salahnya ketika akan menikah kita merenung sejenak, "Saya ini sudah punya kemampuan atau belum untuk menyelamatkan anak dan istri dalam mengarungi bahtera kehidupan sehingga bisa kembali ke pantai pulang nanti?!". Karena menikah bukan hanya masalah mampu cari uang, walau ini juga penting, tapi bukan salah satu yang terpenting.
Suami bekerja keras membanting tulang memeras keringat, tapi ternyata tidak shalat, sungguh sangat merugi.
Ingatlah karena kalau sekedar cari uang, harap tahu saja bahwa garong juga tujuannya cuma cari uang, lalu apa bedanya dengan garong?!
Hanya beda cara saja, tapi kalau cita-citanya sama, apa bedanya?
Buat kita cari nafkah itu termasuk dalam proses mengendalikan bahtera.
Tiada lain supaya makanan yang jadi keringat statusnya halal, supaya baju yang dipakai statusnya halal, atau agar kalau beli buku juga dari rijki yang statusnya halal.
Hati-hatilah, walaupun di kantong terlihat banyak uang, tetap harus pintar-pintar mengendalikan penggunaannya, jangan sampai asal main comot.
Seperti halnya ketika mancing ikan di tengah lautan, walaupun nampak banyak ikan, tetap harus hati-hati, siapa tahu yang nyangkut dipancing ikan hiu yang justru bisa mengunyah kita, atau nampak manis gemulai tapi ternyata ikan duyung. hoho
Ketika ijab kabul, seorang suami harusnya bertekad, "Saya harus mampu memimpin rumah tangga ini mengarungi episode hidup yang sebentar di dunia agar seluruh anggota awak kapal dan penumpang bisa selamat sampai tujuan akhir, yaitu surga".
Bahkan jikalau dalam kapal ikut penumpang lain, misalkan ada pembantu, ponakan, atau yang lainnya, maka sebagai pemimpin tugasnya sama juga, yaitu harus membawa mereka ke tujuan akhir yang sama, yaitu surga.
ALLAH Azza wa Jalla mengingatkan kita dalam sabdanya, "Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu…" (Q.S. At Tahriim [66]:6).


♥●♥__♥●♥


Kepada pembantu jangan hanya mampu nyuruh kerja saja, karena kalau saja dulu lahirnya ALLAH tukarkan,
majikan lahir dari orang tua pembantu, dan pembantu lahir dari orang tua majikan,
maka si majikan yang justru sekarang lagi ngepel.
Pembantu adalah titipan ALLAH, kita harus mendidiknya dengan baik,
kita sejahterakan lahir batinnya, kita tambah ilmunya, mudah-mudahan orang tuanya bantu-bantu di kita,
anaknya bisa lebih tinggi pendidikannya, dan yang terpenting lagi lebih tinggi akhlaknya.
Inilah pemimpin ideal, yaitu pemimpin yang bersungguh-sungguh mau memajukan setiap orang yang dipimpinnya. Siapapun orangnya didorong agar menjadi lebih maju.

♥●♥__♥●♥


http://romdani45498.blogspot.com/2010/11/kepada-para-suami.html

Pernikahan,.............

♥♥♫•*¨*•.¸¸¸¸.•*¨*•♫♥♥♥♥♥♥♫•*¨*•.¸¸¸¸.•*¨*•♫♥♥♥♥♥♥♥♥♥
Mendengar curhatan beberapa teman yang telah menikah, rasanya membuat pandangan saya sedikit terbuka. Tentang universitas kehidupan yang luar biasa ini. Yang saya jalani hampir 5 bulan lamanya, bersama seorang pria dengan karakter yang luar biasa asing bagi saya. Karakter yang unik, dan seumur hidup baru saya temui hanya dari satu orang, suami saya.
Seorang teman mencoba membagi kisahnya dengan saya, “Jadi, dek, waktu saya nikah sama suami saya dulu, bayangan saya itu muluk-muluk. Menikah dengan ikhwan tarbiyah, amanahnya dulu segudang, sering memimpin rapat, jadi pembina beberapa halaqah, pikir saya bakalan menjadi istri pualing penak sejagad raya.” hm.. nampaknya kisah yang menarik. Saya pun mulai khusyuk mendengarkan. ” Tapi, beberapa hari di awal pernikahan, saya itu benar-benar merasa aneh. Suami saya ternyata tipe yang tidak bisa sama sekali mengungkapkan ‘sayang’. Bagi beberapa orang itu sepele, tapi tau sendiri, kan, wanita itu pengennya dimanja, diperhatikan,.. apalagi kalo sedang sensitif.. Beberapa waktu saya menangis terus tanpa dia ketahui… ” hmm.. Seketika saya ingat suami saya, dan merasa betapa beruntungnya saya..
Kemudian teman saya melanjutkan “Tapi, pada akhirnya saya sadar, saya sedang mengharapkan sesuatu yang sia-sia. Bukankah hakikat tarbiyah adalah memberi? lagipula, saya tidak sedang menikah dengan malaikat. Dan barangkali Allah memang ingin saya mencintainya dari sisi yang lain”
“Dan ternyata benar dek, suami saya adalah orang yang tidak pernah mempersoalkan kesalahan saya. Justru dia mengingatkan saya dengan cara yang saya paling bisa terima. Ternyata beliau orang yang paling mengerti saya.. Meski proses memahami itu juga sempat meremukkan hati, tapi sekarang saya begitu mencintainya, dengan segala kekurangan beliau..”
Subhanallah, saya tersentuh.. Kesabaran teman saya tersebut, dan sikap positive thinking nya luar biasa.. dan satu hal yang saya tangkap dari statement beliau, tentang ‘memberi’.. Ya, pada hakikatnya adalah memberi. Mungkin kita tidak menerima sesuatu sekarang, tapi setidaknya kita bisa memberi semuanya sekarang. Dan, mungkin saja kita tidak menerima sesuatu yang kita inginkan, tapi ternyata Allah memberi yang kita butuhkan.. Biarkan saat-saat menyesuaikan diri itu menjadi pelajaran bagi kita..
Hal yang menarik yang juga saya tangkap dari teman saya, beliau tidak langsung kecewa karena ‘pangeran’ yang dia idamkan selama ini tidak sesempurna yang dia bayangkan dulu. Tapi dia tetap mengambil segi positifnya, ‘Allah ingin saya mencintainya dari sisi yang lain’.. senantiasa berpositif thinking pada Allah, dan pasangan kita tentunya.
Sebab, pernikahan itu bukan mempertemukan dua manusia yang sempurna, tapi dua insan yang tidak sempurna, yang pada akhirnya saling menyempurnakan satu sama lain.
Allah menyediakan madrasah luar biasa dalam pernikahan. Universitas seumur hidup. Dengan SKS kesabaran, pengertian, penghormatan, pengabdian, kesetiaan, pengorbanan.. Tinggal bagaimana kita berusaha untuk mencapai nilai terbaik dalam SKS-SKS tersebut. Selalu ada remidiasi, kesempatan perbaikan saat hasil dirasa belum maksimal. Selalu ada waktu, selalu ada kesempatan..
Melalui madrasah ini pulalah pada akhirnya saya menyadari, fithrah perempuan yang begitu kuat dan terasa.. seperti lagu nasyid yang lumayan terkenal dari Maidany
Ia ibarat kaca yang berdebu Jangan terlalu keras membersihkannya Nanti ia mudah retak dan pecah
Ia ibarat kaca yang berdebu Jangan terlalu lembut membersihkannya Nanti ia mudah keruh dan ternoda
Ia bagai permata keindahan Sentuhlah hatinya dengan kelembutan Ia sehalus sutera di awan Jagalah hatinya dengan kesabaran
Lemah-lembutlah kepadanya Namun jangan terlalu memanjakannya Tegurlah bila ia tersalah Namun janganlah lukai hatinya
Bersabarlah bila menghadapinya Terimalah ia dengan keikhlasan Karena ia kaca yang berdebu Semoga kau temukan dirinya Bercahayakan iman
♥♥♫•*¨*•.¸¸ﷲ¸¸.•*¨*•♫♥♥♥♥♥♥♫•*¨*•.¸¸ﷲ¸¸.•*¨*•♫♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥
“Kaca yang berdebu”.. ya,, perumpamaan bagi kaum wanita.. saya juga, ternyata. Ego saya dulu menyangkal ini semua, ingin berbeda dari akhwat kebanyakan. Pada akhirnya saya menyerah, mengakui, saya pun seperti kaca yang berdebu…
this article is dedicated to my beloved
“I’m sorry, I’m not an angel, I’m only a human.. with so many foolishness.. I’m sorry..”
 
 

Dalam sujud malam ku

♥♥♫•*¨*•.¸¸¸¸.•*¨*•♫♥♥♥♥♥♥♫•*¨*•.¸¸¸¸.•*¨*•♫♥♥♥♥♥♥♥♥♥
Dalam sujud malam bersama Mu.....


Ku tersadar....
Betapa anugerah Mu tak hanya selaksa.
Betapa diri Mu sang maha dimaha.
Aku baru tersadar Nikmat Mu tak pernah henti Kau curahkan.
Kepada seluruh hamba Mu.
Meski ia tak jarang pula mendurhakai Mu.
Seperti aku…
Dalam sujud malam bersama Mu.
Aku tersadar....
Betapa aku begitu hina.
Melakoni dengan indah semua yang Engkau murkai tanpa merasa sesal.
Mungkin hanya pada sujud malam aku tersadar.
Dan esok…kembali aku lakoni semua murka Mu
Wahai sang maha dimaha
Wahai sang raja diraja.
Slalu tak mampu aku memohonkan asaku yang beribu.
Karna begitu berlaksa-laksa nikmat Mu untukku
Malam ini…yang kupinta cuma satu.
Tetapkanlah aku untuk melewati malam-malam yang lain dengan sujud panjang bersama Mu.
Tak hanya malam dengan sujud panjang .
Juga pada setiap saat Kau anugerahkan hembusan nafas dan detak jantungku.


Aku slalu mampu berada pada rasa syukur atas berlaksa nikmat Mu.
Agar aku tetap berada dalam jalan Mu
♥♥♫•*¨*•.¸¸ﷲ¸¸.•*¨*•♫♥♥♥♥♥♥♫•*¨*•.¸¸ﷲ¸¸.•*¨*•♫♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥
*Saat aku tersadar atas segala nikmat Mu dan tersadar akan hinanya diriku*


http://romdani45498.blogspot.com/2010/11/dalam-sujud-malam-ku.html

Enggan Berjilbab Dengan Alasan Belum Dapat Hidayah?

Banyak dari wanita muslimah yang belum mau (atau tidak mau?!) berjilbab berdalih: "Allah belum memberiku hidayah. Do'akan aku agar segera mendapat hidayah." Maka mereka ini telah TERPEROSOK ke dalam kesalahan yang NYATA. Kami ingin bertanya: "Bagaimana engkau TAHU bahwa Allah belum memberimu hidayah?"
Jika jawabannya: "Aku tahu."
Maka jawablah dua pertanyaan ini:
1. Apakah engkau ingin mengatakan bahwa dirimu telah melihat ke dalam kitab yang tersembunyi (al-Lauhul Mahfuzh)? Bahwa dirimu telah ditulis sebagai orang yang belum atau tidak mendapatkan hidayah, dan dirimu telah tertulis sebagai orang yang celaka dan bakal masuk neraka?
2. Apakah engkau ingin mengatakan bahwa dirimu telah diberitahu oleh orang lain atau makhluk lain? Bahwa dirimu tidak termasuk wanita yang mendapatkan hidayah?
Jika kedua pertanyaan tersebut tidak mampu kau jawab, bagaimana engkau bisa mengetahui bahwa Allah belum memberimu hidayah?
Duhai saudariku muslimah...
Pernahkah engkau mencoba untuk MENCATAT, berapa banyak dosa yang kau lakukan dengan "hati yang ringan" dalam setiap harinya hanya dengan SATU perintah Allah yang ENGGAN kau taati?
Siapkanlah alat tulismu dan cobalah kau catat mulai hari ini:
1. Ketika keluar rumah tanpa berjilbab, maka pada hakikatnya dirimu telah berbuat maksiat karena memperlihatkan aurat. Ada berapa orang yang bukan mahram yang lewat di depan rumahmu dan melihat dirimu "memamerkan" aurat? Catat...
2. Ketika berada di jalan menuju ke pasar atau kemana pun tujuanmu, ada berapa banyakkah orang yang bukan mahram yang melihat dirimu "memamerkan" aurat? Catat...
3. Ketika berada di tempat tujuan, tempat kerja atau apapun tempat yang kau tuju, ada berapa banyakkah orang yang bukan mahram melihatmu "memamerkan" aurat? Catat....
4. Demikian pula ketika menuju pulang ke rumahmu, ada berapa banyakkah orang yang melihat dirimu "memamerkan" aurat? Catat...



Maka cobalah kau jumlah, terhadap berapa banyak orangkah dirimu "mempertontonkan" aurat dalam sehari ini?
Lalu cobalah engkau membaca firman Allah Ta'ala berikut ini:
وَمَنْ يَعْمَلْ مِثْقَالَ ذَرَّةٍ شَرًّا يَرَهُ
"Dan barang siapa yang mengerjakan kejahatan seberat zarah pun, niscaya dia akan melihat (balasan) nya pula." (Az Zalzalah: 8)
Siapakah di antara teman-temanmu atau keluargamu yang dapat membelamu ketika dirimu sudah terbujur kaku di dalam kuburmu?
Engkau menambah dosa dengan dosa, lalu dirimu mengharap tingkatan-tingkatan surga dan kemenangan seorang ahli ibadah. Apakah kau lupakan Rabb-mu saat Dia mengeluarkan Adam dari Surga menuju dunia hanya karena disebabkan satu dosa..??
Ketahuilah wahai saudariku....
Hidayah (petunjuk) ada dua macam, yaitu hidayatut taufiq dan hidayatul irsyad.
1. Hidayatut Taufiq
Semata-mata datangnya dari Allah. Sebagaimana yang dimaksud dalam firman-Nya:
إِنَّكَ لا تَهْدِي مَنْ أَحْبَبْتَ وَلَكِنَّ اللَّهَ يَهْدِي مَنْ يَشَاءُ وَهُوَ أَعْلَمُ بِالْمُهْتَدِينَ
"Sesungguhnya kamu tidak akan dapat memberi petunjuk kepada orang yang kamu kasihi, tetapi Allah memberi petunjuk kepada orang yang dikehendaki-Nya, dan Allah lebih mengetahui orang-orang YANG MAU menerima petunjuk." (Al-Qashash: 56)
2. Hidayatul Irsyad
Ini dimiliki oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dan setiap orang yang berdakwah ilallah, yang mengajak orang lain menuju kebaikan. Sebagaimana dalam firman-Nya:
…وَإِنَّكَ لَتَهْدِي إِلَى صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ
"…Dan sesungguhnya kamu benar-benar memberi petunjuk kepada jalan yang lurus." (Asy Syura: 52).



Jenis hidayah yang ke dua ini (hidayatul irsyad), dimiliki oleh setiap orang yang berdakwah ilallah, karena orang yang berdakwah ilallah hanya memberikan sebuah KUNCI menuju jalan yang benar dan lurus kepada orang lain.
Adapun akhir perkaranya, semua kembali kepada Allah. Sehingga, pada akhirnya Allah-lah saja yang menentukan seseorang mendapatkan hidayah dari-Nya (hidayatut taufiq), ataukah tidak.
[Lihat kitab al Qaulul Mufid ‘ala Kitab at Tauhid (1/348-349)]
Maka yang menjadi masalah adalah, apakah seseorang yang sudah melihat datangnya hidayah mau menerima hidayah (petunjuk) tersebut ataukah dia LEBIH SENANG BERPALING menjauhi hidayah tersebut, lalu mengatakan, "Belum mendapat hidayah." (?!)
Orang-orang yang telah "melihat" datangnya hidayah tetapi TIDAK MAU mengikutinya, maka pada hakikatnya adalah orang-orang yang LEBIH MENYUKAI kesesatan daripada hidayah (petunjuk).
Hal ini telah digambarkan oleh Allah Ta'ala sebagaimana dalam firman-Nya:
وَأَمَّا ثَمُودُ فَهَدَيْنَاهُمْ فَاسْتَحَبُّوا الْعَمَى عَلَى الْهُدَى
"Dan adapun kaum Tsamud maka mereka telah Kami beri petunjuk tetapi mereka lebih menyukai buta (kesesatan) dari petunjuk itu.." (Al Fushshilat: 17)
Allah Ta'ala berfirman:
وَاتَّقُوا اللَّهَ وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ شَدِيدُ الْعِقَابِ
"Dan bertakwalah kepada Allah dan ketahuilah bahwa Allah sangat keras siksaan-Nya." (Al-Baqarah: 196)
Allah Ta’ala berfirman:
فَإِنْ لَمْ يَسْتَجِيبُوا لَكَ فَاعْلَمْ أَنَّمَا يَتَّبِعُونَ أَهْوَاءَهُمْ وَمَنْ أَضَلُّ مِمَّنَ اتَّبَعَ هَوَاهُ بِغَيْرِ هُدًى مِنَ اللَّهِ إِنَّ اللَّهَ لا يَهْدِي الْقَوْمَ الظَّالِمِينَ
“Maka apabila mereka tidak memenuhi seruanmu (wahai Muhammad), ketahuilah bahwa sesungguhnya mereka itu hanyalah mengikuti hawa nafsu mereka. Dan siapakah yang lebih sesat daripada orang yang mengikuti hawa nafsunya tanpa petunjuk dari Allah. Sesungguhnya Allah tidak akan memberikan petunjuk kepada kaum yang zhalim.” (Al-Qashash: 50).
Allah Ta'ala berfirman:


وَاللَّهُ يُرِيدُ أَنْ يَتُوبَ عَلَيْكُمْ وَيُرِيدُ الَّذِينَ يَتَّبِعُونَ الشَّهَوَاتِ أَنْ تَمِيلُوا مَيْلا عَظِيمًا
"Dan Allah hendak menerima tobatmu, sedang orang-orang yang mengikuti hawa nafsunya bermaksud supaya kamu berpaling sejauh-jauhnya (dari kebenaran)." (An Nisaa': 27)


http://romdani45498.blogspot.com/2010/11/enggan-berjilbab-dengan-alasan-belum.html

<< Mencintaimu Apa Adanya.... >>

Hampir tiga tahun kami mengarungi mahligai rumah tangga ini. Kami begitu bahagia, segala sesuatunya tampak begitu sempurna. Tak ada yang tak baik dalam pandangku tentang dia. Seorang istri yang sangat manis berhias senyum  mempesona. Dia begitu lembut dan bersahaja, penawar segala penat dan kegalauan jiwa.
~~@~~
Saat itu ada yang beda. Pada suatu malam, aku melihat ia begitu gelisah. Terpancar kerut keningnya yang menyimpan sesuatu beban yang sangat berat. Tak kulihat senyum manis yang mengiasi bibirnya.  Matanya kuyu seperti lelah yang teramat dalam. Lalu kuhampiri dia dan duduk tepat di sampingnya.
"Ada apa Dek? Sepertinya engkau sedang memikirkan sesuatu yg berat." ucapku sambil memegang tangannya dengan lembut.
"Ini Kak... Kerjaanku belum ada yang selesai. Tiap hari bertambah terus..."
"Ooh.. Itu toh.. Sini kakak  bantuin entry datanya. Adek sebutkan dan aku yg menulis sambil mengeceknya" kata ku ringan.


"Tapi ini banyak banget Kak. Bisa sampai pagi."
"Sampai tahun depan juga saya jabanin, Dek. Yang penting kamu tidak terus-menerus tertekan karena pekerjaan yang tidak kelar. Ayo kita action!" kataku penuh semangat.
Aku membantunya hingga dini hari, lalu kucoba menenangkan dirinya dengan memijit kepala, pundak, tangan dan kakinya hingga ia tertidur.
" Istirahatlah sayang, mimpikan yang terindah untuk kita," bisikku penuh kasih seraya kukecup lembut keningnya.
~~~@~~
Usai sholat shubuh, aku siap-siap sarapan dan berangkat kerja. Ia begitu sigap mempersiapkan segala sesuatunya untuk keperluan kerjaku. Ketika ingin berangkat kerja, kulihat mukanya kembali ceria. Begitu bersinar seperti mentari pagi ini.
Setibanya di kantor, aku membuka tas dan kulihat ada secarik kertas putih terlipat rapi. Segera kuambil dan kubaca...
"Kakakku sayaaang... Aku sangat senang dengan segala ketulusan dan perhatianmu.Aku ingin selalu menemani tiap langkah hidup dan gerak hatimu.  Aku pun ingin melahirkan jundullah dari rahimku yang berasal dari benihmu.... Terima kasih Kakak...."
Waao..ww!Aku terpana membaca surat itu. Seperti dalam mimpi!
"Kuingin membuatmu menjadi istri yang paling bahagia dan menjadikanmu seorang ibu yang baik bagi anak-anakku. Moga Allah kabulkan doa kita."gumamku lirih hampir tanpa suara.
Tergambar jelas dalam benakku dia tersenyum mempesona, layaknya bidadari syurga....
~~@~~


http://romdani45498.blogspot.com/2010/11/blog-post_21.html