Mengenai Saya

Foto saya
Pangandaran, West Java, Indonesia
Simple

Rabu, 01 Februari 2012

Sebuah Renungan, Teguran, Sekaligus Doa

 Kawan, hidup ini ternyata,tidak sekedar mengejar cita-cita pribadi saja.


Di luar sana masih banyak orang tidak punya rumahMasih banyak orang yg bahkan tidak tahu apakah besok pagi dia masih bisa makanMasih banyak anak-anak yang bahkan tidak tahu sampai kapan mereka akan terus tidur beratapkan langit yang bahkan terkadang memuntahkan air dan beralaskan tanah yang keras
Masih banyak mereka yang masa depannya tidak jelasTapi sayangnya kita sering lupa akan hal itu
Seringkali kita hanya ingat dan berempati hanya saat penderitaan mereka disodorkan depan muka kita. Selebihnya, mungkin kita lupa. Padahal seharusnya kita lah yang mencari tahu. Kita yang mencari fakta-fakta, bukan menunggu untuk ditemukan oleh fakta. Tapi sayangnya, kenyataan yang sering terjadi adalah kita hanya menunggu.
Masih banyak mereka yang tidak mandi karena alasan-alasan yang mungkin bagi kita mudah saja, seperti air bersih, sabun, dll. Sedangkan kita pun mungkin secara sadar maupun tidak sering membuang-buang air bersih atau memiliki banyak sabun yang tidak terpakai. Masih banyak mereka yg tidak memiliki baju selain yang menempel di tubuh mereka dan kita masih sempat mengeluh ngeluh karena baju kotor yang menumpuk? Ingatlah kawan..itu artinya kita beruntung memiliki banyak baju.
Masih banyak mereka yang tidak memiliki orang tua dan kita terkadang sering menggerutu hanya karena ditegur orang tua?Ingatlah kawan..itu artinya kita beruntung karena masih diizinkan Allah untuk mewujudkan rasa sayang dan membalas kebaikan orang tua kita.Seringkali kita mengeluh dan mengomel karena kelelahan berjalan kaki. Ingatlah kawan..itu artinya kita masih punya kaki dan tubuh yang berfungsi dengan baik.
Apapun yang terjadi..Seburuk apapun keadaan kita,,cobalah kita pandang dari sudut pandang yang berbedaDan kita akan menemukan dan pada akhirnya mengerti cara Allah menyayangi, mendidik, dan memberi yang terbaik untuk kitaBecause we are loved
Tapi kenapa kita sering lupa?Kenapa kita sering tidak berinfaq jika tidak diminta?Kenapa tidak mencari tahu di mana kita bisa berinfak?
Kawan..Hidup tidak hanya bersemangat berprestasi dalam bidang akademik, organisasi, atau pekerjaan.
Semua itu bagus sekali namun semangat dan prestasi luar biasa itu tidak ada artinya bila implementasinya sama dengan nolTidak ada artinya bila ternyata kita sampai lupa dengan orang-orang di luar sanaMereka yang menjadi korban kemerdekaan yang blum merdekaMereka yang menjadi korban para pejabat yg bagai kacang lupa kulitnya ituMereka yang terlupakan, mereka yg dibohongi, mereka yg tertindas, mereka yg terjajah oleh 'kemerdekaan' negeri ini


..Bersyukurlah punya banyak makananBanyak sekali orang yg kelaparan di dunia iniDi Ethiopia, India, Indonesia, atau bahkan mungkin beberapa meter dari tempat kita duudk saat iniJadi ingatlah kawan..Jangan sampai kita membiarkan makanan membusuk di kulkas atau menjadi basi di dalam lemari / tudung saji
Kawan..Mari kita luangkan waktu..,,untuk bersyukur.
Ya, untuk bersyukur.
Karena selalu harus ada waktu untuk bersyukur.
Jangan sampai kita bersikap tidak tahu diri.
Jangan sampai kita rutin mengucapkan terima kasih kepada teman-teman namun tidak ingat untuk berterima kasih kepada Allah
Kawan...Mari kita menghargai setiap waktu yang terlewat karena waktu tidak dapat berputar kembaliBahkan Leonardo Da Vinci pernah menyatakan keheranannya mengenai manusia yangg sering tidur. Ia berpendapat manusia hidup tersebut seperti orang mati saja karena apa bedanya orang yang msh hidup dengan yang sudah meninggal apabila yang hidup juga tidak melakukan apa-apa (baca: sia2)?
Kawan..Lihat ke negeri Palestina sanaKe negeri para bayi yang terlahir untuk hidup di surga.
Ke negeri yg para penghuninya waspada setiap saat terhadap pengeboman, penjarahan, pembunuhan, dan segala ketidakadilan yg dilakukan oleh orang2 yg mengatasnamakan perebutan kembali tanah milik merekaKe negeri yang pedih karena para muslim yg seharusnya bertitel saudara tidak bertindak sepertt saudara (baca: tidak mendukung)
Kawan..Skali lagi, ingatlah..Kita harus peka
Selalu lihat ke bawah tapi jangan lupa lihat ke atas juga
Selalu lihat ke depan tapi sesekali jangan lupa untuk menoleh ke belakang juga
In order to be a better person, we can't improve urself only without caring 4 others
Kawan..bayangkanlah kesepiannya mereka yang tidak memiliki keluarga, mereka yg dimusuhin, dikucilkan, apalagi kesepian dan kepedihan orang-orang yang ditinggal mati kluarganya yang terbunuh di depan mata merekaKawan...



mana pun, banyak sekali orang-orang terbuang yg mungkin jauuuuhh lebih tersakiti daripada kitaMereka dianggap hinaMereka dipandang rendahEntah berapa banyak cacian yg sudah mereka dengarPerlakuan kasar yang mereka dapat juga tak terhitungLihatlah semuanya lebih dekat..dan kita akan sadar betapa sempurnanya hidup kita, paling tidak bagi diri kita sendiri 
♥♥♫•*¨*•.¸¸ﷲ¸¸.•*¨*•♫♥♥♥♥♥♥♫•*¨*•.¸¸ﷲ¸¸.•*¨*•♫♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥


http://romdani45498.blogspot.com/2010/11/sebuah-renungan-teguran-sekaligus-doa.html

== Menghormati Dhuafa ==

Suatu hari, saya terlibat sebuah pembicaraan di sebuah masjid bersama beberapa pengurus masjid tersebut. Topik obrolan seputar marbot (penjaga masjid) yang bermaksud meminjam uang kas masjid untuk biaya pernikahan keponakannya. “Keponakan saya anak yatim piatu, saya yang menanggung semua kebutuhannya sejak kecil. Sekarang hendak menikah pun, butuh biaya tambahan, ” kira-kira begitu permohonannya.
Mengingat jasa dan jerih payahnya dalam menjaga dan membersihkan masjid tersebut, sebagian besar pengurus tak keberatan untuk membantunya. Yang menjadi masalah, apakah bantuan pinjaman itu akan diambil dari kas masjid atau dari sumber lainnya. Sementara menurut bendahara masjid, kondisi keuangan masjid belum bagus. Obrolan pun menjadi lebih serius, tentu saja tanpa melibatkan orang yang bersangkutan.
Seorang pengurus agak ragu untuk meminjamkan, bukannya ia kikir. Justru sebaliknya, ia berpendapat jika sebaiknya sang marbot benar-benar dibantu, bukan dipinjamkan sejumlah uang. “Saya khawatir ini akan memberatkan dia, jika setiap bulan harus mencicil ke kas masjid”.
Pengurus lainnya setuju untuk memberinya sejumlah uang tanpa harus dikembalikan. Begitu juga dengan beberapa pengurus lainnya yang sepakat untuk mengumpulkan uang yang mungkin tak sepenuhnya akan menutupi kekurangan biaya pernikahan, namun sedikit bisa meringankan bebannya.
Seorang pengurus lainnya pun mengajukan diri untuk berkeliling ke seluruh jamaah untuk membantu Pak marbot ini, memberi kesempatan untuk bersedekah. Sebab, bukan saja meringankan beban Pak marbot, melainkan juga memuliakan anak yatim yang hendak menjalankan sunnah Rasulullah SAW.
Tetapi kesempatan itu tiba-tiba berubah, seorang pengurus lain mengusulkan ide lain yang dianggap akan lebih membuat Pak marbot lebih terhormat. “Apakah dengan memberinya bantuan begitu saja Pak marbot menjadi tidak terhormat?” tanya yang lain.
Tentu saja tidak, ia tetap terhormat dan tak berkurang kehormatannya. Hanya saja usul yang satu ini dirasa lebih pas, dan akan mendudukkan seseorang pada posisi yang sejajar, tak merasa ‘berhutang’ dan tak merasa ‘di bawah’. Yang dipinjamkan pun tak harus menunduk-nunduk setiap kali bertemu orang yang membantunya. Sementara yang memberi bantuan pun tak serta merta merasa di atas atau seolah lebih terhormat.
Ide cemerlang itu yakni dengan mempekerjakan Pak marbot sesuai keahliannya. Sangat kebetulan, ia memiliki beberapa keahlian seperti membuat taman, memasang rumput dan merapihkan tanaman, membetulkan genteng bocor, atau pekerjaan-pekerjaan berat lainnya yang ternyata sering dibutuhkan warga perumahan sekitar masjid. Ia akan mendapatkan upah dari hasil kerjanya itu, sehingga ia akan merasa puas dengan uang didapatkannya karena bukan hasil meminjam atau menerima bantuan tanpa berbuat apa-apa. Pak marbot pun tak harus pusing memikirkan pengembalian uang kas masjid jika ia benar-benar jadi meminjamnya.
Semua pengurus masjid menyetujui ide tersebut dan langsung memanggil Pak marbot untuk membicarakannya. Dan Alhamdulillah ia menyetujuinya dengan senang hati dan bersemangat. Pagi itu juga, beberapa pengurus masjid dan warga perumahan mulai mengorder pekerjaan, ada yang memasang rumput, membuat taman atau sebagai tenaga angkut puing.
***
Berat, mungkin memang lebih berat apa yang harus dikerjakan Pak marbot untuk mendapatkan sejumlah uang guna membiayai pernikahan keponakannya. Tetapi saya yakin itu lebih suka dilakukannya, ketimbang ia menadahkan tangannya di bawah tanpa berbuat apapun. Itu juga lebih baik daripada ia harus pusing memikirkan pengembalian pinjaman. Dan yang terpenting, hal itu membuat dirinya jauh lebih terhormat.

Renungan Pagi

♥♥♫•*¨*•.¸¸¸¸.•*¨*•♫♥♥♥♥♥♥♫•*¨*•.¸¸¸¸.•*¨*•♫♥♥♥♥♥♥♥♥♥


Aku bersyukur kepadaMu, Ya Allah! Engkau menganugerahi aku banyak hal yang tidak bisa terukur dengan uang. Aku bersyukur kepadaMu karena dari apa yang sudah terjadi aku bisa mengambil pelajaran yang sangat berharga dan tidak Engkau beri aku "ikan" , Engkau memberiku "kail". Aku bersyukur kepadaMu karena Engkau telah ajari aku bagaimana aku bersyukur dan optimis akan masa depanku.

♥♥♫•*¨*•.¸¸ﷲ¸¸.•*¨*•♫♥♥♥♥♥♥♫•*¨*•.¸¸ﷲ¸¸.•*¨*•♫♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥
Lebih baik hidup sederhana daripada hidup dengan harta melimpah aku tidak bersyukur. Kondisi sederhana lebih aku sukai jika kekayaan hanya akan membuatku lupa dan sombong kepadaMu. Kondisi sibuk lebih aku sukai jika kesenggangan hanya akan membuatku terlena dan lalai atasMu. Sungguh bersyukur itu harus dapat dilakukan dalam keadaan lapang dan sempit, dalam kondisi kaya dan miskin, dalam kondisi sibuk dan senggang.
♥♥♫•*¨*•.¸¸ﷲ¸¸.•*¨*•♫♥♥♥♥♥♥♫•*¨*•.¸¸ﷲ¸¸.•*¨*•♫♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥

Aku semakin mengenal Engkau. Semakin menunjukkan bahwa ujian ini semakin memantapkan diriku untuk teguh di jalanMu. Semakin memiliki pelajaran bahwa harta adalah amanah dan Engkau akan cabut amanah itu jika aku tidak sanggup memikulnya. Semakin memiliki pelajaran bahwa harta adalah pinjaman dan semuanya dikembalikan kepada Engkau.

♥♥♫•*¨*•.¸¸ﷲ¸¸.•*¨*•♫♥♥♥♥♥♥♫•*¨*•.¸¸ﷲ¸¸.•*¨*•♫♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥
Saya sekarang paham mengapa selama ini gajiku masih di bawah standar. Bisa jadi, memang kita belum siap kaya dan mempersiapkan bagaimana menjadi kaya. Ternyata, Allah SWT punya rencana yang lebih bagus. Justru ini bukti kasih sayang Allah SWT yang harus senantiasa disyukuri setiap saat. Gaji kecil semestinya tidak menjadi alasan untuk mengurangi keikhlasan kita kepada Allah SWT. Allah SWT menginginkan kita dermawan dalam kondisi lapang dan sempit. Semestinya gaji kecil tidak menyurutkan langkah untuk bisa menjadi dermawan dan hemat.

 ♥♥♫•*¨*•.¸¸ﷲ¸¸.•*¨*•♫♥♥♥♥♥♥♫•*¨*•.¸¸ﷲ¸¸.•*¨*•♫♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥



"Sungguh, ya Allah, dalam hal ini aku sangat lemah. Hanya kepadaMu tempatku mohon ampunan dan pertolongan dariMu. "


http://romdani45498.blogspot.com/2010/11/renungan-pagi.html

== Cinta di atas Cinta ==

Perempuan oh perempuan! Pengalaman batin para pahlawan dengan mereka ternyata jauh lebih rumit dari yang kita bayangkan. Apa yang terjadi, misalnya, jika kenangan cinta hadir kembali di jalan pertaubatan seorang pahlawan? Keagungan!
Itulah misalnya pengalaman batin Umar bin Abdul Aziz. Sebenarnya, Umar seorang ulama, bahkan seorang mujahid. Namun, ia besar di lingkungan istana Bani Umayyah, hidup dengan gaya hidup mereka, bukan gaya hidup seorang ulama. Ia bahkan menjadi trendsetter di lingkungan keluarga kerajaan. Shalat jamaah kadang ditunda karena ia masih sedang menyisir rambutnya.
Namun, begitu ia menjadi khalifah, tiba-tiba kesadaran spiritualnya justru tumbuh mendadak pada detik inagurasinya. Ia pun bertaubat. Sejak itu, ia bertekad untuk berubah dan merubah dinasti Bani Umayyah. “Aku takut pada neraka,” katanya menjelaskan rahasia perubahan itu kepada seorang ulama terbesar zamannya, pionir kodifikasi hadits, yang duduk di sampingnya, Al-Zuhri.
la memulai perubahan besar itu dari dalam dirinya sendiri, istri, anak-anaknya, keluarga kerajaan, hingga seluruh rakyatnya. Kerja keras itu membuahkan hasil;


walaupun hanya memerintah dalam waktu 2 tahun 5 bulan, tetapi ia berhasil menggelar keadilan, kemakmuran dan kejayaan serta nuansa kehidupan zaman Khulal’a’ Rasyidin. Maka, ia pun digelari Khalifah Rasyidin Kelima.
Akan tetapi, itu ada harganya. Fisiknya segera anjlok. Saat itulah istrinya datang membawa kejutan besar; menghadiahkan seorang gadis kepada suaminya untuk dinikahinya (lagi). Ironis, karena Umar sudah lama mencintai dan sangat menginginkan gadis itu, juga sebaliknya. Namun, istrinya Fatimah, tidak pernah mengizinkannya; atas nama cinta dan cemburu. Sekarang, justru sang istrilah yang membawanya sebagai hadiah. Fatimah hanya ingin memberikan dukungan moril kepada suaminya.
Itu saat terindah dalam hidup Umar, sekaligus saat paling mengharu-biru. Kenangan romantika sebelum saat perubahan bangkit kembali dan menyalakan api cinta yang dulu pernah membakar segenap jiwanya. Namun, cinta ini hadir di jalan pertaubatannya, ketika cita-cita perubahannya belum selesai. Cinta dan cita bertemu atau bertarung, di sini, di pelataran hati Sang Khalifah, Sang Pembaru.
Apa yang salah kalau Umar menikahi gadis itu? Tidak ada! Tapi, “Tidak! Ini tidak boleh terjadi. Saya benar-benar tidak merubah diri saya kalau saya masih harus kembali ke dunia perasaan semacam ini,” kata Umar. Cinta yang terbelah dan tersublimasi di antara kesadaran psiko-spiritual, berujung dengan keagungan; Umar memenangkan cinta yang lain, karena memang ada cinta di atas cinta! Akhirnya, ia menikahkan gadis itu dengan pemuda lain.
Tidak ada cinta yang mati di sini. Karena sebelum meninggalkan rumah Umar, gadis itu bertanya dengan sendu, “Umar, dulu kamu pernah sangat mencintaiku. Tapi, kemanakah cinta itu sekarang?” Umar bergetar haru, namun kemudian menjawab, “Cinta itu masih tetap ada, bahkan kini rasanya jauh lebih dalam!”


http://romdani45498.blogspot.com/2010/11/cinta-di-atas-cinta.html

== Sedikit Obat untuk Bersemangat dalam Perjuangan ==

Anda sering menunda-nunda shalat wajib lewat daripada waktu keutamaannya? Dan Anda malas untuk berjamaah di masjid? Jarang membaca al-Qur’an dan tidak bersemangat dalam dakwah Islam? Merasa disorientasi dalam aktivitas sehari-hari dan merasa seolah-olah 24 jam hari ini terbuang dengan percuma?, jika salah satu pertanyaan ini Anda jawab “ya” berarti Anda bisa jadi kemungkinan besar mengidap sindrom futur. Iman itu naik dan turun katanya, mungkin inilah yang menyebabkan seringkali kita mengalami saat-saat dimana kita merasa down, merasa useless dan merasa lesu. Adakalanya pula kita merasa sangat semangat dan bahagia, dan mampu menyelesaikan semua hal yang perlu diselesaikan. Betul, (pengaruh) keimanan memang naik dan turun, tetapi trend-nya harus dijaga agar tetap naik. Futur adalah penyakit yang memang pasti akan menyerang seseorang yang tingkat keimanannya tinggi, bukan untuk menjatuhkannya, tapi untuk memperkuat dan membawa keimanannya ke level yang lebih tinggi. Kira-kira grafiknya tingkat keimanan seperti ini :
Pertanyaannya adalah, bagaimana jika kita berada dalam keadaan futur, lalu ingin menaikkan tingkat keimanan kita kembali supaya kita menjadi bergairah kembali di dalam keislaman dan dakwah kita? setidaknya ada beberapa hal yang bisa kita lakukan untuk meningkatkan keimanan kita.
1. Salah satu penyebab dominan futurnya seseorang dalam perjuangan Islam adalah karena dia tidak benar-benar memahami dan menyadari tujuan aktivitasnya. Seseorang yang mengetahui dengan pasti tujuannya dan urgensi daripadanya pasti akan selalu bersemangat dalam meraih apa yang menjadi tujuannya. Berbeda dengan seseorang yang hanya ikut-ikutan tanpa mengetahui jelas tujuan apa yang akan dia wujudkan, maka orang seperti ini pasti akan mudah mengalami futur.
Oleh karena itu, kita benar-benar harus menggambarkan dengan jelas apa yang menjadi tujuan aktivitas kita, memahami urgensinya dengan sungguh-sungguh, insya Allah semangat kita pun akan mengalir. Contoh, seorang laki-laki yang telah menikah dan mempunyai anak tidak punya waktu untuk futur dalam bekerja apabila dia sadar dan paham bahwa aktivitas kerja itu adalah yang menjamin istri dan anak-anaknya tetap hidup dan meraih cita-cita mereka. Maka sayangnya dan cintanya kepada anak dan istrinya membawa dia untuk bekerja keras, siang-malam karena dia mengetahui secara pasti tujuan aktivitasnya.
2. Baca al-Qur’an dan as-Sunnah serta terjemahannya, ayat apa saja yang penting kita memahami isinya, bila perlu bukalah tafsirnya. Qalbu yang tidak diisi dengan al-Qur’an laksana rumah yang bobrok, maka bacalah al-Qur’an dan fahami maknanya. Saya pribadi mempunyai ayat-ayat dan hadits yang selalu saya baca manakala saya merasa futur, tidak berarti yang lain tidak penting, tetapi tujuannya adalah mengingatkan kita akan perjuangan kita. Misal, saya selalu membaca surat an-Nuur 55, at-Taubah 111 dan ash-Shaff 10-11.
3. Bacalah sirah nabawiyah ataupun hayatu shahabat dan kisah-kisah para pejuang-pejuang di dalam Islam. Gambarkan dalam benak Anda bagaimana mereka berjuang dengan seluruh harta bahkan nyawa mereka hanya untuk kemuliaan Allah dan rasul-Nya. Setelah membaca, coba kita adakan komunikasi internal dan perenungan qalbu. Cobalah bandingkan pengorbanan mereka dan izzah mereka sebagai seorang muslim. Bahwa mereka menginginkan surga yang sama seperti yang kita inginkan, dan ternyata aktivitas kita tidak dapat dibandingkan dengan aktivitas mereka, padahal keinginannya sama-sama surga.
4. Kunjungi dan mintalah nasehat kepada orang-orang yang Anda anggap mampu untuk memberikan semangat dan nasehat kepada Anda. Ketika saya masih kuliah, dan mengalami futur ataupun disorientasi hidup, maka biasanya saya menelpon atau mengunjungi ustadz-ustadz saya untuk hanya ngobrol barang sesaat dan bercengkerama, menanyakan kabar mereka dan terkadang saya meminta nasehat secara langsung. Jiwa selalu perlu re-charge, kunjungilah dan mintalah nasehat pada mereka yang punya tegangan cukup untuk men-charge Anda. Selain itu kita juga dapat mengunjungi kajian-kajian Islam, training-training, dan acara-acara Islam lainnya yang juga dapat kita manfaatkan untuk meningkatkan lagi keimanan kita.
5. Bila memungkinkan, ambillah waktu sejenak untuk beristirahat dan menenangkan diri. Tidak perlu waktu khusus untuk berlibur ataupun cuti, karena perjuangan Islam tidak mengenal cuti dan libur. Tetapi bisa dengan hal yang sederhana, misalnya dengan melakukan hal yang kita sukai dirumah atau bertafakkur alam. Setelah pikiran kita tenang, maka buatlah resolusi Anda dengan menuliskan apa yang Anda inginkan sebagai perubahan.
6. Bila semua cara diatas tidak membantu. Ada cara terakhir yang bisa dilakukan: Paksakan saja!. Terkadang kita perlu menjerumuskan diri kedalam lubang kebaikan. Tidak ada cara lain yang lebih bagus daripada “paksakan saja”, ketika kita sedang futur. Just-do-it, itu kuncinya. Bila sedang malas shalat berjamaah maka paksakan saja,
bila malas berdakwah, maka paksakan dengan cara minta amanah untuk dikerjakan. Jerumuskan diri Anda pada tempat yang Anda terpaksa harus berbuat baik. Karena paksaan awalnya memang terkadang perlu sebelum Anda enjoy dengan aktivitas itu. Pengamatan yang saya lakukan memberikan saya suatu kesimpulan, bahwa seseorang dengan tanggungjawab dan amanah yang semakin besar justru lebih sedikit futurnya daripada seseorang dengan amanah yang sedikit. Jadi jerumuskan diri Anda dalam amanah. Bisa dengan menjadi ketua organisasi, wakil ketua, sekretaris, bendahara, kepala departemen, ataupun apa saja yang akhirnya menuntut kita untuk banyak beraktivitas.

Kisah C.I.N.T.A♥◦°˚¨˚°*•‧::‧☺*•♫.•♥.•*¨:*•♫.•♥.•

Di suatu pulau kecil ada seorang gadis bernama CINTA dan teman-temannya


 namanya kecantikan, kesedihan, kegembiraan, kekayaan,
 mereka hidup berdampingan dengan baik
 namun suatu ketika datang badai menghepas pulau kecil itu dan air laut tiba-tiba naik dan akan menggelamkan pulau itu
semua penghuni pulau cepat2 berusaha menyelamatkan diri,

CINTA sangat kebingungan sebab ia tak dapat berenang dan tdk mempunyai prahu dia berdiri di tepi pantai mencoba mencari pertolongan
 smentara itu air smakin naik membasahi kakinya
 tak lama CINTA melihat Kekayaan sdang mengayuh perahu

 'kekayaan!kekayaan! tolong aku!,' teriak CINTA'
 Aduh! maaf, CINTA' kata kekayaan"
aku tak dapat membawamu serta perahuku ini tenggelam
 lagipula tak ada tempat lagi bagimu.

 CINTA sedih sekali namun kemudian dilihatnya Kegembiraan lewat dgn perahunya
 " kegembiraan! tolong aku ! " teriak CINTA
 namun kegembiraan terlalu gembira karna ia menemukan perahu sehingga ia tak dpt mendengar teriakan CINTA,
 air semakin tinggi dan CINTA smakin panik.

Tak Lama lewatlah kecantikan


 " Kecantikan! bawalah aku bersamamu!, " teriak CINTA lg
 " Wah, CINTA kamu basah dan kotor, aku tak bisa membawamu nanti bisa mengotori perahuku yang indah ini
 " sahut kecantikan.
CINTA sdih skali mendengarnya ia mlai menangis terisak-isak

 Saat itulah lewat kesedihan
 " Oh Kesedihan, bawalah aku bersamamu!, " kata cinta
 " Maaf CINTA aku sedang sedih dan aku ingin sendirian saja, " kata kesedihan sambil terus mengayuh perahunya.
CINTA putus asa.

Ia merasakan air makin naik dan akan menenggelamkannya.
Pada saat kritis itulah tiba2 terdengar suara
 "CINTA! Mari cepat naik ke perahuku!"
 CINTA menoleh ke arah suara itu dan cepat2 naik keperahu itu,tepat sebelum air menenggelamkannya
 di pulau terdekat, CINTA turun dan perahu itu langsung pergi lgi.

Pada saat itu barulah CINTA sadar ia sama sekali tdk mengetahui siapa yang menolongnya,
 CINTA segera bertanya kpd penduduk pulau itu
 " Yang tadi adalah WAKTU ," kata penduduk itu



 "Tapi, mengapa ia menyelamatkan aku ?
 Aku tdk mengenalinya Bahkan teman2ku yg mengenalku pun enggan menolong" Tanya CINTA heran

 SEBAB  HANYA WAKTULAH YANG TAHU BERAPA NILAI SESUNGGUHNYA DARI CINTA ITU.....!


http://romdani45498.blogspot.com/2010/11/kisah-cinta.html

◄♥►Merenung, Ibadah Terbesar . . .◄ ♥ ►

Kita pasti tahu, bahwa tujuan asal penciptaan kita adalah tiada lain kecuali untuk beribadah (Q.S.addzariyaat 56). Sudah seyogyanya apabila semua langkah kita, gerak tubuh kita, kedipan mata kita, pertarikan nafas kita, sampai perdetak jantung kita harus bernilai ibadah. Seharusnya juga tidak satu detikpun diri kita luput dari prosesi pelaksanaan ibadah itu. Itu seharusnya, tapi pada kenyataannya? Berapakah waktu yang di sana mencakup semua gerak-gerik kita, tindak tanduk kita yang terbuang? Tercampakkan sia-sia tidak bermakna ibadah? Lalu, mengapa hal ini terjadi? Bukankah itu sudah keluar dari jalur penghambaan? Tidak tepat sasaran dengan (liya'buduuni)? Kenaifan kita akan hal ini adalah (salah satunya) karena kesalahfahaman kita dalam memaknai arti ibadah.

Bagi kita, bila disebutkan kata ibadah, maka yang terilustrasikan dibenak kita seketika itu juga adalah hanya sholat di mesjid, puasa romadhon, zakat (fitrah lagi), dan haji, itu saja. Sehingga tanpa sadar kita mempersempit arti ibadah yang seharusnya luas mencakup semua gerak kita, permilimeter. Padahal sholat 5 waktu dan sejenisnya yang tergambar dibenak kita tadi adalah baru "ibadah protokoler" yang memang wajib kita lakukan. Nah, di sana masih ada "ibadah extra" yang mungkin jarang kita lakukan, semacan dhuha, tahajjud, shodaqoh, puasa sunnah, umroh, dan lain-lain. Bahkan masih ada "ibadah non formal" semacam dzikir sirri, sholawat, menata hati dan niat (masuk dalam hal ini,kerja,jika diniati untuk ibadah,maka jadi ibadah),dan seterusnya.Nah, salah satu ibadah non formal yang sangat jarang kita lakukan, padahal ibadah yang ini paling santai dan ringan, adalah MERENUNG, atau kontemplasi atau tafakkur.
Sekarang, seringkah kita merenung akan birunya langit? Hijaunya daun? Semilirnya angin? Segarnya air? Asinnya garam? Manisnya gula? Bahkan gurihnya buntut ikan mujair goreng? Atau kenapa lombok berwarna merah, tidak biru muda saja? Pernahkah hati kita tergetar setelah melihat barisan pohon yang berjejer di tepi jalan? Indahnya temaram bulan purnama? Dinginnya malam? Atau ketika naik perahu, kok nggak tenggelam? Pernahkah bibir kita terucap kata (Subhanallah) setelah melihat lantas memikirkan keajaiban-keajaiban itu? Merasakan sebuah ketenangan yang luar biasa, berdesir di sanubari kita setelah meresapi semua itu? Merasakan kedamaian yang tiada banding? Takjub atas semua itu dengan sebuah finishing touch bahwa semua ini Ada Yang Menciptakan? Seandainya sekali saja hal itu terlintas di benak kita, niscaya kedamaian akan memeluk kita. Apalagi jika kita membiasakannya. Merenung, itulah salah satu ibadah besar yang kerap kita lupakan. Berapa ayat dalam al-quran yang menganjurkan kita untuk bertafakkur, tetapi kita hanya melewatinya saja tanpa melaksanakannya. Sudah saatnya bagi kita menuju proses wushul ilallah melalui jalan ini. Karena sebenarnya, tafakkur inilah ibadah non formal terbesar, inilah multimedia dzikir sirri, mengingatNya melalui ciptaanNya. Bahkan diceritakan, ada seorang sahabat yang mendapat jaminan surga, karena selalu merenung setiap menjelang tidur.
Nah, sekarang, bagaimana dengan kita? Jalan terbuka lebar bagi kita, siapapun kita, semenumpuk apapun dosa kita. Tinggal kita, mau apa tidak menempuhnya. Wallahu a'lam


http://romdani45498.blogspot.com/2010/11/merenung-ibadah-terbesar.html

Kalo Yang Menguasainya Nafsu = Kelakuan Monyet

Tingkah polah monyet itu begitu lincah dan lucu sebenarnya. Toh mereka juga hanya sekedar mencari makan. Cerita soal monyet selalu menarik. Bisa kelucuannya, kerakusanya atau juga kelincahannya yang luar biasa.
Anda tahu bagaimana menangkap monyet? Ada banyak cara menangkap monyet, namun yang paling populer dan unik adalah menangkap monyet dengan buah ceri di dalam botol.
Menangkap monyet dengan buah ceri memang sangat unik. Buah ceri dengan warna merah yang menarik perhatian, dimasukan ke dalam botol yang bening dan memiliki leher botol yang sempit, hanya cukup untuk memasukan buah ceri dan jalan masuk tangan monyet.
Botol yang berisi buah ceri, diikat kuat-kuat di suatu pohon atau pokok kayu. Agar botol itu tidak bisa dibawa monyet pergi. Biasanya dipilih di tempat-tempat yang mencolok bagi kawanan monyet.
Monyet yang tertarik dengan buah ceri akan segera menghampiri dan mengambil buah ceri dari dalam botol.


Namun karena tangan monyet menggengam buah ceri, maka monyet tersebut tidak bisa melepaskan diri dari botol. Monyet itupun tertangkap.
Kasihan. Monyet itu terjebak dalam perangkap karena keinginannya memakan buah ceri yang lezat, tanpa menggunakan akal sehat dan pikiran yang jernih. Kurang waspada dan cermat, hanya didorong oleh nafsunya memakan buah ceri yang kelihatannya mudah untuk diambil dan enak.
Hati-hati! Jika anda melihat sesuatu begitu mudah dan enak, maka saatnya anda berpikir jernih dan cermat. Wasada dan penuh perhitungan. Jika anda melihat sesuatu keuntungan begitu besar dan tanpa perlu mengeluarkan usaha, maka saatnya anda berpikir lebih keras dan teliti.
Amati nafsu anda. Jangan anda biarkan nafsu menjerumuskan anda masuk dalam perangkap dan membuat anda hancur.
Saya akan ambil contoh berjudi misalnya. Tawaran kemenangan yang dijanjikan, mungkin akan membuat semua orang tertarik. Namun orang yang cermat dan bijak tidak akan melirik sedikitpun. Itu hanyalah jebakan untuk “monyet-monyet“ pemburu buah ceri yang lezat, namun tidak akan pernah menikmati kelezatan dari jebakan tersebut, melainkan hanya penderitaan dan kenistaan
“It’s time for greatness — not for greed. It’s a time for idealism — not ideology. It is a time not just for compassionate words, but compassionate action.”– Marian Wright Edelman


http://romdani45498.blogspot.com/2010/11/kalo-yang-menguasainya-nafsu-kelakuan.html

Ku Tinggalkan Dia Karna DIA♥◦°˚¨˚°*•‧::‧☺*•♫.•♥.•*¨:*•♫.•♥.•

Kali ini saya ingin menulis sesuatu yang beda, terinspirasi olehperasaan seorang perempuan yang langka dimata saya, langka karenadiusianya yang baru seperempat abad dia mampu melepaskan manis dan nikmatnya dunia, langka karena akhirat menjadi tujuannya dimana teman teman seusianya sedang sibuk pacaran, cari calon suami, dan yang ia lakukan adalah mengesampingkan cinta seorang jejaka karena ALLAH, langka tapi nyata.

 ♥◦°˚¨˚°*•::☺*•♫.•♥.•*¨:*•♫.•♥.•
I have to leave him for the sake of ALLAH (الله ) , begitu katanya, bukan karena tidak mencintai sang jejaka, atau menolak kehadiran cinta yang begitu indah dihati tapi semata mata karena sang gadis takut cintanya kepada ALLAH (الله ) terganggu hingga memberi ruang kepada cinta selain ALLAH (الله ) .
♥◦°˚¨˚°*•::☺*•♫.•♥.•*¨:*•♫.•♥.•
Kemudian saya teringat ucapan sahabat saya yang lain “De, gue maumencintai perempuan yang solehah yang bisa mendekatkan gue kepada ALLAH (الله ) “ jujur saya tidak setuju dengan pernyataan ini, karena buat saya mendekat kepada ALLAH (الله ) itu hukumnya utama, persoalan apakah kemudian sayaakan diberi pasangan yang soleh atau tidak itu mutlak hak ALLAH (الله ) , karena kalau saya sudah memperolah cinta ALLAH (الله ) maka pastilah ALLAH akan menitipkan saya pada kekasihnya yang lain, perempuan yang baik untuk lelaki yang baik dan sebaliknya, itu janji ALLAH (الله ) dan ALLAH (الله ) tidak pernah ingkar janji.
Jadi jangan dibalik seperti sahabat saya, cari perempuan dulu untukmendekati ALLAH (الله ) makanya gak dapat dapat dan mau sampai kapan begitu? perempuan gak dapat, ALLAH (الله ) pun semakin jauh, yang benar adalah cari ALLAH dulu, dan jikapun cinta perempuan itu hadir, tanyakan lagi dan pulangkan kepada ALLAH (الله ) untuk mengukur apakah cinta ALLAH yang didahulukan atau sebaliknya jangan takut kehilangan.
 ♥◦°˚¨˚°*•::☺*•♫.•♥.•*¨:*•♫.•♥.•
Kutinggalkan Dia demi DIA (الله )
Duhai jejaka … ”namamukah yang tertulis di lauh mahfuz sana sebagaijodoh saya?” belum tentu, ”engkaukah yang akan menemani saya di titian jalan menuju syurga? dirimukah yang akan melengkapkan separuh dari agama saya?” jawaban dari pertanyaan ini ada pada ALLAH, bukan dihati saya dan hatimu. Dan jika kamu tercipta bukan untuk saya, haruskah saya marah kepada ALLAH (الله ) , tentu tidak jika luka kita kembalikan kepada pemilik cinta, dariNYA (الله ) cinta berasal dan kembali padaNYA.
“apakah ketampanan yang ALLAH (الله ) berikan menghias wajahmu ini diciptakan ALLAH (الله ) untuk saya?” tolong jawab!! Dan bisa dipastikan kamu takkan pernah dapat memberi jawaban “apakah kamu tercipta untuk saya” karena jawabannya bukan di tanganmu, tetapi di tangan ALLAH (الله ) , di tangan TUHAN kita, iya ALLAH (الله ) , TUHAN (الله ) saya dan TUHAN (الله ) kamu.
♥◦°˚¨˚°*•::☺*•♫.•♥.•*¨:*•♫.•♥.•


Tahukah kamu, hati saya gelisah memikirkan kamu, takut kehilangan kamu, terbayang betapa beratnya ketika kamu tiada, menjalani hari hari tanpa sms darimu, melewati waktu tanpa mendengar suaramu, tak ada lagi gelak tawa canda dan nasehat yang kerap hadir di perbincangan kita di malam nan syahdu, tak ada lagi yang akan menanyakan apakah saya sehat hari ini, sudah makankah saya, sudah bayar zakat, sudah shalat tepat pada waktunya bahkan menjadi alarm saya mengingatkan untuk tahajud…
♥◦°˚¨˚°*•::☺*•♫.•♥.•*¨:*•♫.•♥.•
Namun ketakutan ini mengalahkan ketakutan saya kepada ALLAH (الله ) , saya takut DIA murka karena saya menikmati yang bukan hak saya, takut murka ALLAH (الله ) karena jantung saya yang berdegup kencang telah saya isi dengan bayangan kamu yang bagai hantu mengikuti saya kemanapun saya pergi ada kamu dihati saya, padahal detak jantung ini titipan ALLAH (الله ) yang harus saya pertanggungjawabkan.
Jadi maafkan saya jika ketakutan saya pada ALLAH (الله ) melebihi kegelisahan saya memikirkan kamu yah, biarkan saya sendiri dulu, izinkan saya bersama DIA (الله ) saja.
“Now, I have to leave you for the sake of ALLAH (الله ) ”
Sesungguhnya ALLAH (الله ) takkan pernah menyia-yiakan pengorbanan kita sayang bila kita tinggalkan semua ini karena ALLAH, yakinlah akan hadir sesuatu yang indah di hari akhir nanti, bukankah kamu yang bilang ketika kita mengejar akhirat maka dunia akan mengikuti “Dan sesungguhnya hari kemudian itu lebih baik bagimu daripada yang sekarang (permulaan). Dan kelak TUHANmu pasti memberikan karunia-Nya kepadamu, lalu (hati) kamu menjadi [ikhlas] puas” (QS. Ad-Dhuhaa [93]: 4-5)
♥◦°˚¨˚°*•::☺*•♫.•♥.•*¨:*•♫.•♥.•
Kini saya tinggalkan dirimu karena ALLAH, saya kembalikan kamu kepada pemilikmu, saya titipkan lelaki terbaik yang pernah hadir dalam hidup saya ini kembali kepada pemilik sesungguhnya, ALLAH. Sesungguhnya kita harus bertawakkal kepada ALLAH bukan? iya bertawakal kepada ALLAH (الله ) , TUHANku dan TUHANmu.
Kekasihku, jangan menangis, usah bersedih atas perpisahan sementara ini jika benar saya tercipta untukmu maka tiada ada yang dapat menghalanginya bukan? Namun sebelum saat itu tiba berdoalah pada ALLAH semoga kita berdua diberi kekuatan untuk berpisah, mohonlah padanya dengan penuh pengharapan, tak ada yang perlu kita tangisi, kita hanya berpisah sementara sampai ALLAH (الله ) menjadikan semua halal untuk kita.
♥◦°˚¨˚°*•::☺*•♫.•♥.•*¨:*•♫.•♥.•


Dan ketika kamu merasa lemah, mohonlah kekuatan dari-NYA, kamu intan terpilih, mutiara pilihan ALLAH (الله ), jagalah kilaumu sayang jangan biarkan cinta merusaknya, saya berdoa untuk kamu, selalu. Mari kita berlari mencari cinta ALLAH (الله ) , berlomba lomba berbuat kebaikan agar dimata ALLAH kita pas untuk dipasangkan, jika saatnya tiba semua halal untuk kita, ini adalah hasil dari upaya kita mengejar cinta ALLAH (الله ).
Iya hingga lebel “halal” itu menjadi milik kita “bukankah makan diwaktumagrib lebih indah setelah berpuasa, daripada makan diwaktu magribsetelah seharian makan yang enak enak, iya kita jadikan perpisahan inisebagai “puasa” dan berbuka kemudian.


http://romdani45498.blogspot.com/2010/11/ku-tinggalkan-dia-karna-dia.html