Mengenai Saya

Foto saya
Pangandaran, West Java, Indonesia
Simple

Rabu, 15 Februari 2012

Diam Itu Emas

Bismillaahirrahmanirrakhiim.....

Dalam upaya mendewasakan diri kita, salah satu langkah awal yang harus kita pelajari adalah bagaimana menjadi pribadi yang berkemampuan dalam menjaga juga memelihara lisan dengan baik dan benar. Sebagaimana yang disabdakan Rasulullah saw,


 "Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir hendaklah berkata benar atau diam.", hadits diriwayatkan oleh Bukhari.
1. Jenis-jenis Diam
Sesungguhnya diam itu sangat bermacam-macam penyebab dan dampaknya. Ada yang dengan diam jadi emas, tapi ada pula dengan diam malah menjadi masalah. Semuanya bergantung kepada niat, cara, situasi, juga kondisi pada diri dan lingkungannya. Berikut ini bisa kita lihat jenis-jenis diam:
a. Diam Bodoh
Yaitu diam karena memang tidak tahu apa yang harus dikatakan. Hal ini bisa karena kekurangan ilmu pengetahuan dan ketidakmengertiannya, atau kelemahan pemahaman dan alasan ketidakmampuan lainnya. Namun diam ini jauh lebih baik dan aman daripada memaksakan diri bicara sok tahu.
b. Diam Malas
Diam jenis ini merupakan keburukan, karena diam pada saat orang memerlukan perkataannya, dia enggan berbicara karena merasa sedang tidak mood, tidak berselera atau malas.
c. Diam Sombong
Ini pun termasuk diam negatif karena dia bersikap diam berdasarkan anggapan bahwa orang yang diajak bicara tidak selevel dengannya.
d. Diam Khianat
Ini diamnya orang jahat karena dia diam untuk mencelakakan orang lain. Diam pada saat dibutuhkan kesaksian yang menyelamatkan adalah diam yang keji.
e. Diam Marah
Diam seperti ini ada baiknya dan adapula buruknya, baiknya adalah jauh lebih terpelihara dari perkataan keji yang akan lebih memperkeruh suasana. Namun, buruknya adalah dia berniat bukan untuk mencari solusi tapi untuk memperlihatkan kemurkaannya, sehingga boleh jadi diamnya ini juga menambah masalah.

f. Diam Utama (Diam Aktif)


Yang dimaksud diam keutamaan adalah bersikap diam hasil dari pemikiran dan perenungan niat yang membuahkan keyakinan bahwa engan bersikap menahan diri (diam) maka akan menjadi maslahat lebih besar dibanding dengan berbicara.
2. Keutamaan Diam Aktif
a. Hemat Masalah
Dengan memilih diam aktif, kita akan menghemat kata-kata yang berpeluang menimbulkan masalah.
b. Hemat dari Dosa
Dengan diam aktif maka peluang tergelincir kata menjadi dosapun menipis, terhindar dari kesalahan kata yang menimbulkan kemurkaan Allah.
c. Hati Selalu Terjaga dan Tenang
Dengan diam aktif berarti hati akan terjaga dari riya, ujub, takabbur atau aneka penyakit hati lainnya yang akan mengeraskan dan mematikan hati kita.
d. Lebih Bijak
Dengan diam aktif berarti kita menjadi pendengar dan pemerhati yang baik, diharapkan dalam menghadapi sesuatu persoalan, pemahamannya jauh lebih mendalam sehingga pengambilan keputusan pun jauh lebih bijak dan arif.
e. Hikmah Akan Muncul
Yang tak kalah pentingnya, orang yang mampu menahan diri dengan diam aktif adalah bercahayanya qolbu, memberikan ide dan gagasan yang cemerlang, hikmah tuntunan dari Allah swt akan menyelimuti hati, lisan, serta sikap dan perilakunya.
f. Lebih Berwibawa
Tanpa disadari, sikap dan penampilan orang yang diam aktif akan menimbulkan wibawa tersendiri. Orang akan menjadi lebih segan untuk mempermainkan atau meremehkan.
Selain itu, diam aktif merupakan upaya menahan diri dari beberapa hal, seperti:
1. Diam dari perkataan dusta


2. Diam dari perkataan sia-sia
3. Diam dari komentar spontan dan celetukan
4. Diam dari kata yang berlebihan
5. Diam dari keluh kesah
6. Diam dari niat riya dan ujub
7. Diam dari kata yang menyakiti
8. Diam dari sok tahu dan sok pintar
Mudah-mudahan kita menjadi terbiasa berkata benar atau diam. Semoga pula Allah ridha hingga akhir hayat nanti, saat ajal menjemput, lisan ini diperkenankan untuk mengantar kepergian ruh kita dengan sebaik-baik perkataan yaitu kalimat tauhiid "laa ilaha illallah" puncak perkataan yang menghantarkan ke surga. Aamiin


http://romdani45498.blogspot.com/2010/11/diam-itu-emas.html

Apakah Nabi Pernah Berbuat Salah ?

Biismillahir riohmaanir rohiim
Assalamu'alaikum warahmatullahi Wabarakatuh ...
Bagaimanakah kita harus menyikapi konsep kema’shuman Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam itu. Bila kita merujuk kepada al-Qur’an dan as-sunnah, maka akan kita temukan ayat-ayat dalam al-Qur’an yang isinya menegur beliau (misalnya QS. at-Tahrim: 1 dan QS. Abasa: 1-11) dan di dalam as-sunnah maka akan kita temukan juga hal yang semisal, seperti beliau pernah shalat dzuhur 2 rakaat karena lupa, yang akhirnya beliau melakukan sujud sahwi.
Beliau shallallahu ‘alahi wa sallam juga ditegur oleh Allah berkenaan dengan fitnah yang terjadi pada ‘Aisyah.
Mengenai kema’shuman Rasulullah serta para Nabi dan Rasul secara umum, perlu dibagi menjadi dua macam:
1. Kema’shuman dari kesalahan dalam menyampaikan ajaran agama
Yaitu apakah Rasulullah serta para Nabi dan Rasul terjaga dari melakukan kesalahan dalam menyampaikan agama? Jawabnya: ya. Allah Ta’ala berfirman:
آمَنَ الرَّسُولُ بِمَا أُنْزِلَ إِلَيْهِ مِنْ رَبِّهِ وَالْمُؤْمِنُونَ ۚ كُلٌّ آمَنَ بِاللَّهِ وَمَلَائِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ لَا نُفَرِّقُ بَيْنَ أَحَدٍ مِنْ رُسُلِهِ ۚ وَقَالُوا سَمِعْنَا وَأَطَعْنَا ۖ غُفْرَانَكَ رَبَّنَا وَإِلَيْكَ الْمَصِيرُ
“Rasul telah beriman kepada Al Quran yang diturunkan kepadanya dari Tuhannya, demikian pula orang-orang yang beriman. Semuanya beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya dan rasul-rasul-Nya. (Mereka mengatakan): “Kami tidak membeda-bedakan antara seseorangpun (dengan yang lain) dari rasul-rasul-Nya”, dan mereka mengatakan: “Kami dengar dan kami taat”. (Mereka berdoa): “Ampunilah kami ya Tuhan kami dan kepada Engkaulah tempat kembali“. (QS. Al Baqarah: 285)
Pada ayat di atas, setiap mu’min diwajibkan untuk beriman kepada apa yang dibawa oleh para Nabi dan Rasul, ini menunjukkan bahwa ajaran yang dibawa oleh para Nabi dan Rasul terbebas dari kesalahan, kealpaan dan kecacatan. Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah -rahimahullah- berkata:
ان الأنبياء صلوات الله عليهم معصومون فيما يخبرون به عن الله سبحانه وفى تبليغ رسالاته باتفاق الأمة ولهذا وجب الايمان بكل ما اوتوه
“Para Nabi Shalawatullah ‘alaihim mereka ma’shum dalam mengabarkan dan menyampaikan ajaran agama dari Allah, ini disepakati para ulama. Oleh karena itulah mengimani apa yang mereka bawa adalah wajib” (Majmu’ Fatawa, 289-290/10)
2. Kema’shuman dari dosa dan maksiat
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah -rahimahullah- juga menjelaskan bahwa kema’shuman dari dosa dan maksiat terdapat perbedaan pendapat diantara para ulama. Sebagian ulama berpendapat mereka ma’shum secara mutlak. Sebagian yang lain berpendapat bahwa mereka ma’shum dari dosa besar saja. Sebagian yang lain berpendapat bahwa mereka hanya ma’shum dalam penyampaian risalah namun tidak ma’shum dari dosa dan maksiat.
Sebagian ulama yang berpendapat bahwa para Nabi dan Rasul ma’shum secara mutlak berdalil dengan alasan logika, yaitu bagaimana mungkin kita diperintahkan untuk meneladani dan mentaati para Nabi dan Rasul jika mereka pernah berbuat dosa. Alasan logika yang lain adalah, para Nabi dan Rasul adalah manusia-manusia sempurna, jika mereka berbuat dosa dan maksiat, tentu tidak sempurna lagi. Pendapat ini lemah karena hanya didasari oleh logika saja. Maka Syaikhul Islam pun menyanggahnya:
فهذا انما يكون مع البقاء على ذلك وعدم الرجوع والا فالتوبة النصوح التى يقبلها الله يرفع بها صاحبها الى اعظم مما كان عليه كما قال بعض السلف كان داود عليه السلام بعد التوبة خيرا منه قبل الخطيئة
“Logika tersebut bisa saja benar jika para Nabi dan Rasul terus-menerus berbuat dosa lalu tidak ruju’, padahal tidak demikian. Dan taubat nasuha yang diterima oleh Allah dapat mengangkat orang yang bertaubat tersebut kepada martabat yang lebih tinggi daripada sebelum ia bertaubat. Sebagaimana perkataan para salaf:
كان داود عليه السلام بعد التوبة خيرا منه قبل الخطيئة
‘Nabi Daud ‘Alaihissalam keadaannya lebih mulia setelah bertaubat daripada sebelum ia berbuat kesalahan‘” (Majmu’ Fatawa, 294/10)
Oleh karena itu kita jumpai banyak dalil yang menunjukkan bahwa para Nabi dan Rasul pernah berbuat dosa. Namun jika kita perhatikan setiap dalil yang menunjukkan para Nabi dan Rasul berbuat dosa selalu digandengkan dengan taubat dan ruju’nya mereka.
Nabi Adam dan istrinya ‘Alaihimassalam berkata:
قَالَا رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَإِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ
“Keduanya berkata: “Ya Tuhan kami, kami telah menganiaya diri kami sendiri, dan jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami, niscaya pastilah kami termasuk orang-orang yang merugi” (QS. Al A’raf: 23)
Nabi Nuh ‘Alaihissalam berkata:
قَالَ رَبِّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ أَنْ أَسْأَلَكَ مَا لَيْسَ لِي بِهِ عِلْمٌ ۖ وَإِلَّا تَغْفِرْ لِي وَتَرْحَمْنِي أَكُنْ مِنَ الْخَاسِرِينَ
“Nuh berkata: Ya Tuhanku, sesungguhnya aku berlindung kepada Engkau dari memohon kepada Engkau sesuatu yang aku tiada mengetahui (hakekat)nya. Dan sekiranya Engkau tidak memberi ampun kepadaku, dan (tidak) menaruh belas kasihan kepadaku, niscaya aku akan termasuk orang-orang yang merugi” (QS. Hud: 47)
Allah Ta’ala menceritakan tentang Nabi Daud ‘Alaihissalam :
فَاسْتَغْفَرَ رَبَّهُ وَخَرَّ رَاكِعًا وَأَنَابَ فَغَفَرْنَا لَهُ ذَٰلِكَ ۖ وَإِنَّ لَهُ عِنْدَنَا لَزُلْفَىٰ وَحُسْنَ مَآبٍ
“Nabi Daud meminta ampun kepada Tuhannya lalu menyungkur sujud dan bertaubat. Maka Kami ampuni baginya kesalahannya itu. Dan sesungguhnya dia mempunyai kedudukan dekat pada sisi Kami dan tempat kembali yang baik” (QS. Shad: 24-25)
Begitu juga Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam. Banyak terdapat hadits dari yang menunjukkan bahwa beliau tidak lepas dari kesalahan. Sebagaimana hadits:
سألت عائشة عن دعاء كان يدعو به رسول الله صلى الله عليه وسلم . فقالت : كان يقول ” اللهم ! إني أعوذ بك من شر ما عملت ، وشر ما لم أعمل ” . وفي رواية : ” ومن شر ما لم أعمل
“Aisyah ditanya tentang doa yang biasa diamalkan oleh Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam. Ia menjawab: ‘Beliau sering berdoa: ‘Ya Allah, aku berlindung dari keburukan yang telah aku perbuat dan keburukan yang belum aku perbuat’. Dalam riwayat lain: ‘Dari keburukan yang aku belum tahu’‘” (HR. Muslim no.2716)
Oleh karena itu beliau tidak pernah bosan bertaubat. Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:
يَا أَيُّهَا النَّاسُ تُوبُوا إِلَى اللَّهِ فَإِنِّى أَتُوبُ فِى الْيَوْمِ إِلَيْهِ مِائَةَ مَرَّةٍ
“Wahai manusia, bertaubatlah kepada Allah. Sungguh aku biasa bertaubat kepada Allah seratus kali dalam sehari” (HR. Muslim no.7034)
Sehingga pendapat yang kuat adalah sebagaimana yang dijelaskan oleh Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah:
فإن القول بأن الانبياء معصومون عن الكبائر دون الصغائر هو قول أكثر علماء الاسلام وجميع الطوائف حتى إنه قول اكثر أهل الكلام
“Pendapat yang menyatakan bahwa para Nabi itu ma’shum dari dosa besar namun tidak ma’shum dari dosa kecil adalah pendapat mayoritas ulama dan seluruh aliran-aliran Islam yang ada, bahkan sampai-sampai ini pun merupakan pendapat mayoritas ahlul kalam” (Majmu’ Fatawa, 319/4)
Kesimpulan: pendapat yang benar -wallahu’alam-, para Nabi dan Rasul ma’shum dari dosa besar dan ma’shum dari terus-menerus melakukan dosa kecil. Mereka pernah berbuat kesalahan yang tergolong dosa kecil namun segera bertaubat dan pasti diampuni oleh Allah Ta’ala. Dengan demikian akan selaras dengan sabda Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam:
كُلُّ ابْنِ آدَمَ خَطَّاءٌ وَخَيْرُ الْخَطَّائِينَ التَّوَّابُونَ
“Setiap manusia pasti banyak berbuat salah, dan sebaik-baik orang yang berbuat salah adalah orang yang sering bertaubat” (HR. Tirmidzi no.2687. At Tirmidzi berkata: “Hadits ini gharib”. Di-hasan-kan Al Albani dalam Al Jami Ash Shaghir, 291/18)
Wallahu 'alam Bishawab ...
Jika ada yg bnar s'mata2 hanya dari Allah Azza Wa Jalla sdangkan jika ada yg salah krena kesalahan saya yg dhoif ini..Wasallam
Wallahi Taufiq Wal Hidayah ..Semoga Bermanfaat !!!
Subhanakallahumma wabihamdika asyhadu alla ila ha illa anta astaghfiruka wa atuubu ilaika....
 
 

Cinta Dan Jodoh (2)

Suatu ketika saya pernah mendengar sebuah joke tentang wanita. Kurang lebih begini jokenya, kalau  wanita berumur 0 – 18 tahun dia akan berkata, “siapa aku”. Kalau berumur 18 – 25 tahun dia akan berkata, “siapa kamu” dan kalau berumur lebih dari 25 tahun dia akan berkata, “siapa saja”, maksudnya siapa saja yang mau sama dia. Hahaha…Geli juga saya mendengar joke itu. Konyol memang, tapi tentu itu hanya sebuah joke kecil yang tidak perlu diperdebatkan.
Sebagai contoh, banyak kasus wanita yang kalap karena bingung belum dapat jodoh, lalu jika ada pria yang berpangkat, tanpa iman yang melekat, datang mendekat, dengan pesona memikat serta  bujuk rayu manis yang membakat, diterima begitu saja tanpa sekat, lama-lama semakin rekat, tak tanggung-tanggung zina juga disikat, lalu dengan alasan tugas sang pria harus segera berangkat, dan hancurlah semua dalam waktu yang singkat. Apakah hal ini yang ingin dilakukan? Tentu tidak kan?
Seringkali orang pada usia-usia tertentu, terutama kaum wanita, akan mengalami kebimbangan karena belum menemukan jodohnya. Karena tidak mau “dengan siapa saja” seperti joke di atas, lalu beragam cara dia lakukan demi terpenuhinya hasrat untuk mendapatkan seorang jodoh. Nah disini yang perlu kehati-hatian, jangan-jangan yang dilarang agama pun dilakukannya juga, karena ini merupakan cara-cara halus setan dalam menyesatkan manusia.


Dia tidak sadar bahwa jodoh sudah Allah tetapkan, tapi karena ketidaktahuan dan ketidaksabarannya sehingga bisikan-bisikan setanpun mau-maunya dia ikuti.
Tak jarang orang datang dan minta pertolongan ke ahli nujum sekedar menanyakan seputar jodoh yang menjadi permasalahannya, misalnya dukun, peramal, paranormal, atau bahkan ustadz, kyai dsb, yang dalam penerapan ajarannya, bisa jadi melenceng dari yang diajarkan oleh Rasulullah SAW alias syirik. Seringkali mandi kembang, ruwatan, tabur bunga, dan sejumlah amalan lain yang jelas-jelas tidak ada tuntunannya dari Rasul, dilakukan tanpa ia sadari bahwa itu adalah suatu kesyirikan. Akibatnya jika suatu amalan tertolak maka sesungguhnya setanlah yang akan menerimanya.
Contoh amalan yang diperintahkan oleh ahli nujum yang seolah-olah sesuai dengan syariat islam, misalnya diperintahkan untuk membaca QS Al-Ikhlas 1000 kali atau lebih di tengah malam, atau puasa 40 hari berturut-turut, atau meletakkan ayat Al-Qur’an di dompet atau tempat lain sebagai pemikat hati lawan jenis atau penolak bala. Nah jika diperhatikan sekilas, semua hal ini seolah-olah terlihat baik padahal sebenarnya tidak, di sinilah pintarnya setan dalam mengelabui manusia.
Membaca QS. Al-Ikhlas-nya memang betul, tapi 1000 kali atau lebih di tiap malamnya itu yang kurang betul karena tidak dicontohkan oleh Rasulullah SAW. Puasa memang betul, tapi puasa 40 hari berturut-turut itu yang kurang betul karena tidak ada dalilnya. Al-Qur’an memang betul diturunkan Allah, tapi kan untuk dibaca (QS Al-‘Alaq : 1) dan diamalkan, bukan untuk dijadikan jimat pemikat hati lawan jenis atau penolak bala dengan tulisan ayatnya yang ditempelkan atau dibawa ke mana-mana, apalagi kalau ayat Al-Qur’an tersebut dimasukkan dalam dompet dan tanpa disadarinya saat ke kamar mandi dompet itu ikut terbawa masuk, masya Allah, alangkah hinanya ayat-ayat Allah diperlakukan seperti itu. Dan jika itu semua dilakukan maka setanlah (jin) yang akan membimbing setiap langkah kehidupannya.
Tipu daya setan dalam menjerumuskan manusia memang sangat halus serta tidak terbatas sampai di situ saja. Di kalangan anak muda, bahkan di kalangan orang berumur sekalipun, setan masih berupaya untuk menipu daya manusia, misalnya menyusup ke relung cinta dan rindu hati manusia. Sungguh halus tipu dayanya. Pelan-pelan setan masuk dalam jiwa manusia dan mendompleng atas nama cinta.
Memang benar rasa cinta itu dari Allah, tapi kalau cinta itu dimanifestasikan dengan cara yang batil, maka setanlah yang akan berperan di dalamnya. Kita ambil contoh, pacaran misalnya.
Banyak orang beranggapan bahwa pacaran merupakan cara yang tepat untuk mengetahui karakter calon pasangannya, idealkah atau tidak. Padahal banyak sekali keburukan yang dihasilkan sebagai akibat dari pacaran. Tak jarang dari pihak wanita yang hilang kesucian, kehormatan dan harga dirinya karena terperdaya oleh bujuk rayu laki-laki pasangannya, dijanjikan akan dinikahi tapi ternyata malah ditinggal.


Atau sebaliknya tak jarang dari pihak laki-laki yang hancur dan merugi karena terperdaya bujuk rayu wanita pasangannya, minta dibelikan ini dibelikan itu padahal masih banyak kebutuhan lain yang masih harus dipenuhi, sehingga berantakanlah hidupnya.
Lewat hubungan haram tanpa mahrom ini (pacaran), tak jarang orang banyak melakukan dosa yang dapat berakibat buruk untuk kehidupannya. Mulai dari remaja, orang dewasa hingga orang tua sering terjebak dengan hubungan semacam ini, yang jika dibiarkan akan menghancurkan hidupnya sendiri. Gadis remaja kehilangan masa depannya karena hamil muda diluar nikah, dan yang orang tua hancur rumah tangganya karena perselingkuhan. Bahkan lebih parahnya lagi, setan membisiki dia agar nekat bunuh diri setelah semua kejadian buruk ini menimpanya, padahal semua adalah akibat kesalahannya sendiri. Padahal bagi pelaku bunuh diri, sudah pasti neraka tempatnya, karena dianggap mendahului takdir Allah. Lalu apakah ini yang kita inginkan, tentu tidak kan?
Di tulisan berikut, insya Allah kembali akan saya lanjutkan tentang bahaya cinta palsu yang disusupi setan dalam hati manusia. Yang dengan akal busuknya setan mengatakan bahwa seolah-olah cinta adalah segala-galanyanya. Sehingga segala-galanya pun rela dipersembahkan untuk pasangannya yang belum sah secara agama. Selain itu akan kita bahas juga lebih dalam lagi bagaimana peran setan (jin) dalam memperdayakan manusia melalui pengenalan karakter palsu atau pacaran, bahkan yang mengatasnamakan ta’aruf bagi para aktivis dakwah padahal hakikatnya itu adalah perangkap setan melalui pacaran yang terselubung. Jadi kita tunggu saja, insya Allah…


Walloohu a’lam bishshowab.


http://romdani45498.blogspot.com/2010/11/cinta-dan-jodoh-2.html

* jodoh ditangan TUHAN *

Assalamu alaikum warahmatullahi wabarakatuh,,
bismillahirrahmanirrahim,,,,
Cinta yang didasari ketulusan karna ALLAH ,maka akan sadar segalanya berawal dari ALLAH.seorang yang mencintai karna ALLAH tidak memandang status,kedudukan dan tidak mengharapkan balasan dari seseorang yang di cintai,namun yg diharapkan hanyalah balasan dari ALLAH di akhirat kelak.seorang yang mencintai karna ALLAH tidak akn mengejar materi,cintanya berasal dari hati dan lebih kekel,karna cintanya fi balut keimana sehingga akan mendapatkan kemuliaan dari ALLAH serta di bahagiakan pula kehidupannya di dunia.



Saat,terakhir manusia diciptakan untuk berpasangan,TUHAN telah menciptakan pasangan hidup itu dan menyatukan hati keduanya dlm kebersanaan .tugas manusia adalah menanti,mencari,dan menemukan diman pasangannya,serta memperbanyak ikhtiar,doa serta tawakkal kepada ALLAH.
Dan Tuhan menurunkan isyarat bila saat itu hadir,dimana hanya hati yang memahami isyarat itu.ada yg ditakdirkan bertemu dalam waktu singkat,ada pula yg harus mennti dlm waktu lama.dan orang yg paling beruntung adalah orang yang bisa menemukan pasangan jiwanya,dalam cinta yg terbingkai indah dalam pernikahan,untuk membangun rumah tangga yang di harumkan oleh sikap iffah(menjaga diri dr perbuatan dosa) dibersihkan oleh kesucian dan ibadah yg diterangi oleh cinta kasih.
Cinta adalah fitrah dalam islam,melarang pacaran,namun islam memperbolehkan mengenal(taaruf) caranya adalah dg mengenal,kemudian silaturrahim,bukan hanya berduaan(khalwat) bisa jg melalui perantara sodara,maupun sahabat yang amanah dan jujur selnjutnya adalah khitbah(lamaran).
Agama kita tidakmengharamkan cinta dan tidak pula melarangnnya.bahkan cinta dalam islam memiliki kedudukan yang luhur dan tempat yang luas dalam masyarakat muslim.rasul kita tidak melihat 2 orang yg saling mencintai selain pernikahan sbgaimana sabda beliau di dalam hadits shahih.kita ingin membina hubungan kokoh yang memebimbing kita kpda jalan yg lurus.cinta kita bertujuang membina rumah tangga yang pondasinya adalah ' laa ilaaha illallah muhammadan Rasulullah bahwa dasarnya adalh cinta dan kasih sayang.
RASULULLAH SALLALAHU ALAIHI WASALLAM bersabda :
''barang siapa mencintai karna ALLAH,membenci krna ALLAH,memberi karna ALLAH,dan mencegah karna ALLAH, maka ia sudah menyempurnakan iman.( di shahihkan oleh al- Albani)...


http://romdani45498.blogspot.com/2010/11/jodoh-ditangan-tuhan.html

Ciri-ciri akhwat genit

Berpakaian yang mengundang pandangan
Mungkin ia memakai jilbab lebar, gamis, namun jilbab dan busana muslimah yang dikenakannya dibuat sedemikian rupa agar menggoda pandangan para ikhwan. Warna yang mencolok, renda-renda, atau aksesoris lain yang membuat para pria jadi terpancing untuk memandang.
2.    Senang dilihat
Akhwat genit, senang sekali bila banyak dilihat oleh para ikhwan. Maka ia pun sering tampil di depan umum,


sering mencari-cari perhatian para ikhwan, sering membuat sensasi-sensasi yang memancing perhatian para ikhwan dan suka berjalan melewati jalan yang terdapat para ikhwan berkumpul.
3.    Kata-kata mesra yang Islami
Seringkali akhwat-akhwat genit melontarkan kata-kata mesra kepada para ikhwan. Tentu saja kata-kata mesra mereka berbeda dengan gayanya orang berpacaran, namun mereka menggunakan gaya bahasa Islami. misalnya; Jazakallah yach akhi; Akh, antum bisa saja dech; Pak, jangan sampai telat makan lho; sesungguhnya Allah menyukai hamba-Nya yang qowi; Kaifa haluka akhi; minta tausiah dunks; Akh, besok syura jam 9, jangan mpe telat lhoo..
4.    SMS tidak penting
Biasanya akhwat-akhwat genit banyak beraksi lewat SMS. Karena aman, tidak ketahuan orang lain, bisa langsung dihapus. Ia sering SMS tidak penting, menanyakan kabar, mengecek shalat malam sang ikhwan, mengecek shaum sunnah, atau SMS hanya untuk mengatakan Afwan atau Jazakallah.
5.    Banyak bercanda
Akhwat genit banyak bercanda dengan para ikhwan. Mereka pun saling tertawa tanpa takut terkena fitnah hati. Betapa banyak fitnah hati, VMJ, yang hanya berawal dari sebuah canda-mencandai.
6.    Tidak khawatir berikhtilat
Ada saat-saat di mana kita tidak bisa menghindari khalwat dan ikhtilat. Namun seharusnya saat berada pada kondisi tersebut seorang mukmin yang takut kepada Allah sepatutnya memiliki rasa khawatir berlama-lama di dalamnya, bukan malah enjoy dan menikmatinya. Demikian si akhwat genit. Saat terjadi ihktilat, akhwat genit tidak khawatir. Bukannya ingin cepat-cepat keluar dari kondisi tersebut, akhwat genit malah menikmatinya, berlama-lama, dan malah bercanda-ria dengan pada ikhwan laki-laki di sana.
7.    Berbicara dengan nada
Maksudnya berbicara dengan intonasi kata yang bernada, mendayu, atau agak mendesah, atau dengan gaya agak kekanak-kanakan, atau dengan gaya manja. Semua gaya bicara seperti ini dapat menimbulkan bekas pada hati laki-laki yang mendengarnya. Dan ketahuilah wahai muslimah, hal ini dilarang oleh syari’at. Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman yang artinya: “Maka janganlah kalian merendahkan suara dalam berbicara sehingga berkeinginan jeleklah orang yang ada penyakit dalam hatinya dan ucapkanlah perkataan yang maruf.” (QS. Al Ahzab: 32).


Para ulama meng-qiyaskan (menganalogikan) merendahkan suara untuk semua gaya bicara yang juga dapat menimbulkan penyakit hati pada lelaki yang mendengarnya.
Mari sama-sama kita perbaiki diri. Kita tata lagi pergaulan kita dengan lawan jenis. Karena inilah yang telah diperintahkan oleh syari’at. Dan tidaklah Allah memerintahkan sesuatu kepada hamba-Nya, kecuali itu kebaikan. Dan tidaklah Allah melarang sesuatu kepada hamba-Nya, kecuali itu keburukan. Dan sesungguhnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam telah mewasiatkan kepada ummatnya bahwa fitnah (cobaan) terbesar bagi kaum laki-laki adalah cobaan syahwat, yaitu yang berasal dari wanita: “Tidaklah ada fitnah sepeninggalanku yang lebih besar bahayanya bagi laki-laki selain fitnah wanita. Dan sesungguhnya fitnah yang pertama kali menimpa bani Israil adalah disebabkan oleh wanita.” (HR. Muslim).

 Tambahan :
Akhwat dengan Dakwah abal-abalnya… Lihat aja kerjaan mereka rapat sampe pulang larut malam, berjuang demi dakwah tapi menelantarkan Iffah (harga diri) mereka.
Akhwat yang Genit itu… Tuh lihat saja si fulana berteriak tentang dakwah, menggunakan hijab ketika sedang syuro dengan ikhwan, tapi dibelakang masih suka aja ngirim sms tausyiah ke ikhwan… cie ile..maksudnya sih nasehat… nasehat apa nasehat tuh Ukh…
Akhwat genit itu… Yang satu ini lebih parah lagi, saking begitu perduli sama palestina… Nonton nasyid Palestina sampai jingkrak jingkrakan nggak karuan… nggak moshing aja sekalian ukh! biar manteb.. biar METAAAL sekaliaaan! CADAAAAAAS!
Akhwat genit itu… Wedew… lihat aja tuh akhwat yang jilbabnya panjang buangetttt.. tapi kenapa ya..? kalau habis nonton nasyid terus pada lari histeris, ngantri sama munsyid yang udah jadi thagut… minta tanda tanganlah! Minta foto barenglah!… payah dagh!
Akhwat dengan Dakwah abal-abalnya… Nggak kalah parahnya sama yang lain, retorika dakwahnya sih bagus, eh… pas nikah kerjaannya khawatir melulu, ngak mau sabar nemenin perjuangan suaminya… Akhirnya futurlah si suami yang dulu waktu di kampus asooooy berat semangat dakwahnya. Sekarang udah sibuk NYARI DUIT lantaran ‘TANGGUNG JAWAB’ keluarga…nuntuuuuut terus!
Akhwat dengan Dakwah abal-abalnya… Kalau umur 20 tahunan akhwat-akhwat ini memang pada jual mahal kalau ada ikhwan yang khitbah, ntar pas umur 25 tahun pada cari yang ideal… ntar kalau ngak dapat-dapat sampai umur 30.. SIAPA AJA DAH! nah tahu rasa lu…sok ideal sih!


Akhwat dengan dakwah abal-abalnya… Katanya aktivis dakwah..? katanya teguh menegakkan tauhid..? tapi kok kamu marah ya ukh waktu Aa Gym Poligami..? kenapa oh kenapa..?
Akhwat genit itu… Tuh lihat aja si fulana, kalau ketemu ikhwan yang pendek kecil dan tidak menarik itu pasti JAGA PANDANGAN, busyet dagh pas ketemu ikhwan tinggi putih dan lagi nyelesain S2 itu… bukan cuma mata yang jelalatan tapi hatinya luntur sama thagut perasaan…payah dagh…
Akhwat genit itu… Cie ile… peduli banget ukh sama ikhwan… eh ngapain berlagak minta pendapat sama ikhwan tentang diri ukhti, minta pendapat apa cuma ingin diperhatiin aza sama ikhwan… hayo ngaku…ngaku…ngaku…?
Akhwat genit itu… Percaya nggak… si fulana itu depan ikhwan doang sok alim, di kos-kosan sih tetap aja telpon – telponan sama oknum tertentu… ku tunggu kau di batas waktu katanya… hehehe.. gubraks.!


http://romdani45498.blogspot.com/2010/11/ciri-ciri-akhwat-genit.html

Ilmu Adalah Pemimpin Amal

Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh..
Alhamdulillah wa shalaatu wa salaamu ‘ala Rosulillah wa ‘ala alihi wa shohbihi wa man tabi’ahum bi ihsaanin ilaa yaumid diin....
Mu’adz bin Jabal –radhiyallahu ‘anhu- mengatakan,
العِلْمُ إِمَامُ العَمَلِ وَالعَمَلُ تَابِعُهُ
“Ilmu adalah pemimpin amal dan amalan itu berada di belakang setelah adanya ilmu.”(Al Amru bil Ma’ruf wan Nahyu ‘anil Mungkar, hal. 15)
Bukti bahwa ilmu lebih didahulukan daripada amalan
Ulama hadits terkemuka, yakni Al Bukhari berkata, “Al ‘Ilmu Qoblal Qouli Wal ‘Amali (Ilmu Sebelum Berkata dan Berbuat)” Perkataan ini merupakan kesimpulan yang beliau ambil dari firman Allah ta’ala,
فَاعْلَمْ أَنَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَاسْتَغْفِرْ لِذَنْبِكَ
“Maka ilmuilah (ketahuilah)! Bahwasanya tiada sesembahan yang berhak disembah selain Allah dan mohonlah ampunan bagi dosamu.” (QS. Muhammad [47]: 19)
Dalam ayat ini, Allah memulai dengan ‘ilmuilah’ lalu mengatakan ‘mohonlah ampun’. Ilmuilah yang dimaksudkan adalah perintah untuk berilmu terlebih dahulu, sedangkan ‘mohonlah ampun’ adalah amalan. Ini pertanda bahwa ilmu hendaklah lebih dahulu sebelum amal perbuatan.
menulis-1Sufyan bin ‘Uyainah rahimahullah berdalil dengan ayat ini untuk menunjukkan keutamaan ilmu.


Hal ini sebagaimana dikeluarkan oleh Abu Nu’aim dalam Al Hilyah ketika menjelaskan biografi Sufyan dari jalur Ar Robi’ bin Nafi’ darinya, bahwa Sufyan membaca ayat ini, lalu mengatakan, “Tidakkah engkau mendengar bahwa Allah memulai ayat ini dengan mengatakan ‘ilmuilah’, kemudian Allah memerintahkan untuk beramal?” (Fathul Bari, Ibnu Hajar, 1/108)
Al Muhallab rahimahullah mengatakan, “Amalan yang bermanfaat adalah amalan yang terlebih dahulu didahului dengan ilmu. Amalan yang di dalamnya tidak terdapat niat, ingin mengharap-harap ganjaran, dan merasa telah berbuat ikhlas, maka ini bukanlah amalan (karena tidak didahului dengan ilmu, pen). Sesungguhnya yang dilakukan hanyalah seperti amalannya orang gila yang pena diangkat dari dirinya.” (Syarh Al Bukhari libni Baththol, 1/144)
Ibnul Munir rahimahullah berkata, “Yang dimaksudkan oleh Al Bukhari bahwa ilmu adalah syarat benarnya suatu perkataan dan perbuatan. Suatu perkataan dan perbuatan itu tidak teranggap kecuali dengan ilmu terlebih dahulu. Oleh sebab itulah, ilmu didahulukan dari ucapan dan perbuatan, karena ilmu itu pelurus niat. Niat nantinya yang akan memperbaiki amalan.” (Fathul Bari, 1/108)
Keutamaan ilmu syar’i yang luar biasa
Setelah kita mengetahui hal di atas, hendaklah setiap orang lebih memusatkan perhatiannya untuk berilmu terlebih dahulu daripada beramal. Semoga dengan mengetahui faedah atau keutamaan ilmu syar’i berikut akan membuat kita lebih termotivasi dalam hal ini.
Pertama =>Allah akan meninggikan derajat orang yang berilmu di akhirat dan di dunia
Di akhirat, Allah akan meninggikan derajat orang yang berilmu beberapa derajat berbanding lurus dengan amal dan dakwah yang mereka lakukan. Sedangkan di dunia, Allah meninggikan orang yang berilmu dari hamba-hamba yang lain sesuai dengan ilmu dan amalan yang dia lakukan.
Allah Ta’ala berfirman,
يَرْفَعِ اللَّهُ الَّذِينَ آَمَنُوا مِنْكُمْ وَالَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ
“Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat.”(QS Al Mujadalah: 11)
Kedua =>seorang yang berilmu adalah cahaya yang banyak dimanfaatkan manusia untuk urusan agama dan dunia meraka.
Dalilnya, satu hadits yang sangat terkenal bagi kita, kisah seorang laki-laki dari Bani Israil yang membunuh 99 nyawa.


 Kemudian dia ingin bertaubat dan dia bertanya siapakah di antara penduduk bumi yang paling berilmu, maka ditunjukkan kepadanya seorang ahli ibadah. Kemudian dia bertanya kepada si ahli ibadah, apakah ada taubat untuknya. Ahli ibadah menganggap bahwa dosanya sudah sangat besar sehingga dia mengatakan bahwa tidak ada pintu taubat bagi si pembunuh 99 nyawa. Maka dibunuhlah ahli ibadah sehigga genap 100 orang yang telah dibunuh oleh laki-laki dari Bani Israil tersebut.
Akhirnya dia masih ingin bertaubat lagi, kemudian dia bertanya siapakah orang yang paling berilmu, lalu ditunjukkan kepada seorang ulama. Dia bertanya kepada ulama tersebut, “Apakah masih ada pintu taubat untukku.” Maka ulama tersebut mengatakan bahwa masih ada pintu taubat untuknya dan tidak ada satupun yang menghalangi dirinya untuk bertaubat. Kemudian ulama tersebut menunjukkan kepadanya agar berpindah ke sebuah negeri yang penduduknya merupakan orang shalih, karena kampungnya merupakan kampung yang dia tinggal sekarang adalah kampung yang penuh kerusakan. Oleh karena itu, dia pun keluar meninggalkan kampung halamannya. Di tengah jalan sebelum sampai ke negeri yang dituju, dia sudah dijemput kematian. (HR. Bukhari dan Muslim). Kisah ini merupakan kisah yang sangat masyhur. Lihatlah perbedaan ahli ibadah dan ahli ilmu.
Ketiga =>Ilmu adalah warisan para Nabi
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِنَّ الأَنْبِيَاءَ لَمْ يُوَرِّثُوا دِينَارًا وَلاَ دِرْهَمًا إِنَّمَا وَرَّثُوا الْعِلْمَ فَمَنْ أَخَذَ بِهِ أَخَذَ بِحَظٍّ وَافِرٍ
“Sesungguhnya para Nabi tidak mewariskan dinar dan dirham, mereka hanyalah mewariskan ilmu. Barangsiapa yang mengambilnya, maka dia telah memperoleh keberuntungan yang banyak.”(HR. Abu Dawud no. 3641 dan Tirmidzi no. 2682. Syaikh Al Albani dalam Shohih wa Dho’if Sunan Abi Daud dan Shohih wa Dho’if Sunan Tirmidzi mengatakan bahwa hadits ini shohih)
Keempat, orang yang berilmu yang akan mendapatkan seluruh kebaikan
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ يُرِدِ اللَّهُ بِهِ خَيْرًا يُفَقِّهْهُ فِى الدِّينِ
“Barangsiapa yang Allah kehendaki mendapatkan seluruh kebaikan, maka Allah akan memahamkan dia tentang agama.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah mengatakan,“Setiap orang yang Allah menghendaki kebaikan padanya pasti akan diberi kepahaman dalam masalah agama.


Sedangkan orang yang tidak diberikan kepahaman dalam agama, tentu Allah tidak menginginkan kebaikan dan bagusnya agama pada dirinya.”(Majmu’ Al Fatawa, 28/80)
Ilmu yang wajib dipelajari lebih dahulu
Ilmu yang wajib dipelajari bagi manusia adalah ilmu yang menuntut untuk diamalkan saat itu, adapun ketika amalan tersebut belum tertuntut untuk diamalkan maka belum wajib untuk dipelajari. Jadi ilmu mengenai tauhid, mengenai 2 kalimat syahadat, mengenai keimanan adalah ilmu yang wajib dipelajari ketika seseorang menjadi muslim, karena ilmu ini adalah dasar yang harus diketahui.
Kemudian ilmu mengenai shalat, hal-hal yang berkaitan dengan shalat, seperti bersuci dan lainnya, merupakan ilmu berikutnya yang harus dipelajari. Kemudian ilmu tentang hal-hal yang halal dan haram, ilmu tentang mualamalah dan seterusnya.
Contohnya seseorang yang saat ini belum mampu berhaji, maka ilmu tentang haji belum wajib untuk ia pelajari saat ini. Akan tetapi ketika ia telah mampu berhaji, ia wajib mengetahui ilmu tentang haji dan segala sesuatu yang berkaitan dengan haji. Adapun ilmu tentang tauhid, tentang keimanan, adalah hal pertama yang harus dipelajari karena setiap amalan yang ia lakukan tentunya berkaitan dengan niat. Kalau niatnya dalam melakukan ibadah karena Allah maka itulah amalan yang benar. Adapun kalau niatnya karena selain Allah maka itu adalah amalan syirik. Ini semua jika dilatarbelakangi dengan aqidah dan tauhid yang benar.
Penutup
Marilah kita awali setiap keyakinan dan amalan dengan ilmu agar luruslah niat kita dan tidak terjerumus dalam ibadah yang tidak ada tuntunan (alias bid’ah). Ingatlah bahwa suatu amalan yang dibangun tanpa dasar ilmu malah akan mendatangkan kerusakan dan bukan kebaikan.
‘Umar bin ‘Abdul ‘Aziz mengatakan,
من عبد الله بغير علم كان ما يفسد أكثر مما يصلح
“Barangsiapa yang beribadah kepada Allah tanpa ilmu, maka dia akan membuat banyak kerusakan daripada mendatangkan kebaikan.”(Al Amru bil Ma’ruf wan Nahyu ‘anil Mungkar, hal. 15)
Di samping itu pula, setiap ilmu hendaklah diamalkan agar tidak serupa dengan orang Yahudi. Sufyan bin ‘Uyainah –rahimahullah- mengatakan,
مَنْ فَسَدَ مِنْ عُلَمَائِنَا كَانَ فِيهِ شَبَهٌ مِنْ الْيَهُودِ وَمَنْ فَسَدَ مِنْ عِبَادِنَا كَانَ فِيهِ شَبَهٌ مِنْ النَّصَارَى


 “Orang berilmu yang rusak (karena tidak mengamalkan apa yang dia ilmui) memiliki keserupaan dengan orang Yahudi. Sedangkan ahli ibadah yang rusak (karena beribadah tanpa dasar ilmu) memiliki keserupaan dengan orang Nashrani.” (Majmu’ Al Fatawa, 16/567)
Semoga Allah senantiasa memberi kita bertaufik agar setiap amalan kita menjadi benar karena telah diawali dengan ilmu terdahulu. Semoga Allah memberikan kita ilmu yang bermanfaat, amal yang sholeh yang diterima, dan rizki yang thoyib.
Alhamdulilllahilladzi bi ni’matihi tatimmush sholihaat.Wa shallallahu ‘ala nabiyyina Muhammad wa ‘ala alihi wa shohbihi wa sallam.


http://romdani45498.blogspot.com/2010/11/ilmu-adalah-pemimpin-amal.html

Bisik Bisik Tetangga

Manusia - Eh, Udah subuh ya?
Malaikat - Bangunlah wahai anak Adam, tunaikan sholat subuh mu .
Syaitan - Alahhhhhh, tidurlah, masih ngantuk ini…nanti aja?.zzzzzzzz

Manusia - mau makan, lapar ??
Malaikat - Wahai Anak Adam, mulailah dengan Bismillah…
Syaitan - Ahh, tidak usah… udah lapar ini !! mmm..enaknyaaaa? .

 Manusia - Hari ini mau pakai apa ya?
Malaikat - Wahai anak Adam, pakailah pakaian yang menutup aurat..
Syaitan - Ah panas!!, tidak ada terusan langsung, seperti orang kampung!!!

 Manusia - Azan sudah kedengaran.. .
Malaikat - Wahai anak Adam, bersegeralah menunaikan kewajiban
Syaitan - Baru jam berapa.. rilex lah..Nanti aja?.

 Manusia - Eh, eh… tidak boleh lihat ini, berdosa…
Malaikat - Wahai anak Adam, alihkanlah pandanganmu, sesungguhnya Allah Maha Melihat dan mengetahui !


Syaitan - Perggghh… bagus banget… . rugi loooh kalau tidak melihatnya..Mubadzir...

 Manusia - Saudaraku sedang melakukan dosa
Malaikat - Wahai anak Adam, cegahlah dia..
Syaitan - Untuk apa kau sibuk? Jangan ganggu urusan orang lain..

 Manusia - Baguskah kalau aku sampaikan nasihat ini kepada orang lain
Malaikat - Wahai anak Adam, nasihat-menasihatilah sesama kamu..
Syaitan - Pikirlah sendiri, semua juga sudah besar, buat apa susah2…?

 Manusia - aku telah berdosa..
Malaikat - Wahai anak Adam, bertaubatlah kamu, sesungguhnya Allah Maha pengampun.
Syaitan - Nanti dulu, lain kali kamu boleh bertaubat… lagipun hanya sekali….rugilah. .. (kalau sempat saja)

 Manusia - Kalau pergi, mesti seronok!
Malaikat - Wahai anak Adam, kakimu ingin melangkah ke jalan yang dimurkai Allah, berpalinglah dari jalan itu .
Syaitan - Jangan bimbang, tiada sesiapapun yang tau…Lanjutlah?

 Manusia - Uuhhh? letihnya hari ini..tak solat lagi nieee?
Malaikat - Wahai anak Adam, taatilah Allah dan RasulNYA, kebahagiaan di dunia dan akhirat untukmu. Solat itu wajib bagimu…


Syaitan - Hey anak Adam, ikutilah aku,kebahagiaan di dunia (saja) dan kebahagiaan diakhirat (jangan mimpi!) untukmu…

 Sekarang anda mempunyai 3 pilihan :
1. Anda - Patut saya biarkan info ini dalam pengetahuanku saja???
2. Malaikat - Ingatkan pada kawan yang anda kenal, beritahu tentang info ini....
3. Syaitan - Untuk apa sibuk-sibuk??


http://romdani45498.blogspot.com/2010/11/bisik-bisik-tetangga.html

11 Keistimewaan Islam

Ada 2 wasiat Allah buat manusia:
1. Wasiat Khusus
Yaitu wasiat Allah yang disampaikan buat anak-anak Ibrahim melalui Nabi Ibrahim A.S.
Sebagaimana firman Allah:
"Dan Ibrahim telah mewasiatkan ucapan itu kepada anak-anaknya, demikian pula Ya'qub. (Ibrahim berkata): "Hai anak-anakku! Sesungguhnya Allah telah memilih agama ini bagimu, maka janganlah kamu mati kecuali dalam memeluk agama Islam." (QS. 2 : 132)
2. Wasiat Umum
Yaitu wasiat Allah untuk seluruh orang beriman, sebagaimana Firman Allah:
"Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam." (QS. 3 : 102)
Dalam 2 wasiat tersebut, Allah mewasiatkan agar kita jangan mati kecuali dalam memeluk agama Islam. Ayat-ayat ini juga bisa menjawab syubhat yang didengung-dengungkan oleh Kaum Liberal yang menyatakan semua agama sama. Kalo memang sama, kenapa Allah hanya menyuruh kita untuk memeluk agama Islam???
Berikut saya sampaikan 11 Keistimewaan Islam agar kita lebih yakin memeluk agama ini, dan tidak menjual aqidah kita hanya untuk mendapatkan nikmat dunia belaka. Naudzubillahi min dzalik.
1. Lafadz Islam diberikan langsung oleh Allah SWT.
Allah berfirman: "Sesungguhnya agama (yang diridhai) disisi Allah hanyalah Islam..." (QS. 3 : 19). Hal ini berbeda dengan agama lain yang namanya berdasarkan nama orang, nama tempat, dan nama-nama lainnya yang berhubungan dengan agama itu. Misal Nasrani yang dhambil dari nama tempat yaitu Nazareth, Budha berasal dari nama Sidharta Gautama Budha, dan lain sebagainya.



2. Islam menghapus seluruh dosa dan kesalahan bagi orang kafir yang masuk Islam.
Hal ini berdasarkan Firman Allah:
"Katakanlah kepada orang-orang yang kafir itu : "Jika mereka berhenti (dari kekafirannya), niscaya Allah akan mengampuni mereka tentang dosa-dosa mereka yang sudah lalu; dan jika mereka kembali lagi, sesungguhnya akan berlaku (kepada mereka) sunnah (Allah tenhadap) orang-orang dahulu ." (QS. 8 : 38)
3. Islam menjadi sebab terhindar seseorang dari api neraka.
Rasulullah bersabda, "Tidak akan masuk Neraka barang siapa dalam hatinya ada iman walaupun seberat biji sawi." (HR. Muslim).
4. Islam adalah agama dalil.
Pada waktu jaman Rasulullah SAW masih hidup, setiap permasalahan selalu menunggu dalil atau wahyu dari Allah SWT. Islam bukan agama opini, dalam menafsirkan Al-Quran, kita diharuskan menafsirkan berdasarkan pemahaman para Sahabat yang langsung didapat dari Rasulullah SAW.
Diriwayatkan pula dari Jundab, dia berkata, Rasulullah bersabda, "Siapa saja yang berbicara mengenai Al Qur'an dengan pendapatnya sendiri kemudian benar maka ia tetap dianggap salah" (HR Abu Dawud, HR At Tirmidzi)
Apapun yang disampaikan oleh Rasulullah SAW pasti berdasarkan wahyu, karena Allah berfirman:
"Seandainya dia (Muhammad) mengadakan sebagian perkataan atas (nama) Kami, niscaya benar-benar Kami pegang dia pada tangan kanannya. Kemudian benar-benar Kami potong urat tali jantungnya." (QS. 69 : 44-46)
5. Islam menghapus agama samawi yang lainnya.
Allah berfirman:
"Barangsiapa mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu)daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi." (QS. 3 : 85)
6. Hukum Islam berlaku untuk semua lapisan umat.



 Ada kisah wanita yang termasuk kaum berada yang mencuri yang tetap mendapat hukuman potong tangan.
Hadis yang diriwayatkan oleh penyusun hadis termasyhur yaitu Muslim, adalah sebagai berikut:
“Bersumber dari Aisyah isteri Nabi Saw, sesungguhnya orang-orang Quraisy dibingungkan oleh masalah seorang wanita Makhzumiyah yang kedapatan mencuri, sekalipun ia mengingkarinya. Mereka memperbincangkan, siapakah yang berani menyampaikan masalah ini kepada Rasulullah.
Dengan serentak mereka mengusulkan, ‘Tidak ada yang berani melakukan itu kecuali Usamah, orang yang dikasihi Rasulullah.’ Maka dibawalah wanita tersebut menghadap Baginda Rasul.
Mendengar permintaan pengecualian hukuman atas wanita itu, wajah Rasulullah berubah memerah. Beliau bersabda, ‘Jadi kamu ingin memintakan syafa’at terhadap salah satu hukum Allah?’ Usamah bin Zaid menjawab, “Maafkan aku wahai Rasulullah’.
Satu sore Rasulullah berdiri dan berpidato. Setelah memanjatkan puja puji kepada Allah sebagaimana mestinya, beliau kemudian bersabda, ‘Syahdan. Sesungguhnya yang membuat binasa orang-orang sebelum kamu ialah, manakala di antara mereka ada orang mulia yang mencuri, mereka membiarkannya saja. Tetapi jika orang lemah yang mencuri, maka segera dihukum. Demi Dzat yang jiwaku berada dalam genggamanNya, sesungguhnya aku apabila mendapati kenyataan Fatimah puteri Muhammad mencuri, maka akan aku potong tangannya’.Kemudian Rasulullah Saw tetap memerintahkan untuk memotong tangan wanita yang mencuri tersebut.
Yunus, ibnu Syihab, Urwah dan Aisyah berkata, ‘Setelah peristiwa itu wanita tadi lalu bertaubat dengan baik dan menikah. Satu hari dia datang menemuiku untuk minta tolong mengajukan hajat permintaannya kepada Rasulullah, dan aku penuhi permintaannya tersebut.’ “
7. Dalam Islam, orang yang khilaf atau lupa tidak dihukum.
Allah berfirman:
"...Dan tidak ada dosa atasmu terhadap apa yang kamu khilaf padanya, tetapi (yang ada dosanya) apa yang disengaja oleh hatimu. Dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (QS. 33 : 5)
8. Islam membahas semua urusan / perkara baik duniawi maupun ukhrowi.
Seluruh urusan dibahas oleh Islam secara detail. Bahkan urusan, maaf, buang air kecil pun juga di atur.


Pernah kaum musyrikin berkata kepada Salman Al Farisi radliallahu anhu: “Nabi kalian telah mengajarkan kepada kalian segala sesuatu sampai pun perkara adab buang hajat”. Salman menjawab: “Ya, beliau mengajarkan kami adab buang hajat”. (HR. Muslim no. 262)
9. Islam saja agama yang sempurna
Allah berfirman:
"... Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu..." (QS. 5 : 3)
10. Islam menghendaki kemudahan dan sesuai dengan kemampuan.
Allah berfirman:
"...Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu..." (QS. 2 : 185)
11. Islam untuk semua umat.
Allah berfirman:
"Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam." (QS. 21 : 107)
Hadits shahih Muslim :
Dari Jabir bin Abdullah Al-Anshari radiyallahu’anh, ia berkata: Rasulullah shalallahu’alaihi wasallam bersabda: “Aku diberi lima perkara yang tidak pernah diberikan kepada seorang nabi sebelumku. Semua nabi sebelumku diutus hanya kepada kaumnya, sedangkan aku diutus kepada semua manusia yang berkulit merah dan hitam. Dihalalkan bagiku harta rampasan perang yang tidak pernah dihalalkan kepada seorang pun sebelumku. Bumi diciptakan untukku dalam keadaan suci menyucikan dan sebagai mesjid. Barang siapa yang menemui waktu salat, maka salatlah di tempat ia berada. Aku diberi kemenangan dengan membuat takut musuh selama jarak perjalanan satu bulan. Dan aku juga diberi syafaat.“
Wallahu' alam bishawab.


http://romdani45498.blogspot.com/2010/11/11-keistimewaan-islam.html

Futur (ketika iman sedang “turun”)…

♥♥♫•*¨*•.¸¸¸¸.•*¨*•♫♥♥♥♥♥♥♫•*¨*•.¸¸¸¸.•*¨*•♫♥♥♥♥♥♥♥♥♥
Bismillah….
Malam ini, di tengah sepi dan gelapnya kamar,mentafakuri atas diri yang masih hina..
Aku disini bahkan tak dapat terpejam..
Resah.. gundah..
Aku terserang sebuah virus, penyakit, mematikan…
Bahkan jika tak kusembuhkan segera ini akan semakin menggerogotiku..
Aku tahu teori dalam penyembuhannya, tapi tak mudah bagiku menjalankannya…
Penyakit itu bernama futur..
Sudah cukup lama penyakit ini menggerogotiku hingga sampai sekarang aku tak sanggup lagi menahannya tuk menyakitiku…
Resah hati ini karena dibuat jauh dari pemiliknya…
Gersang jiwa ini karena haus akan mata air cinta Rabbnya…
Hampa jiwa ini karena kosong dari menyebut namaNya…
Gundah jiwa ini karena mulai berjalan tak tentu arah..
Aahh!!
Aku benci virus ini..!!


Aku ingin segera sembuh…
Tak mau lagi penyakit ini menggerogoti dan mematikanku…
Tak mau lagi penyakit ini menghancurkan hidup dan matiku…
Aku ingin segera sembuh..!!
Aku ingin segera bangkit..!!
“Ya Allah…sungguh hidupku hanya untukMu, apalagi matiku…
Maka kembalikan aq tuk lebih dekat padaMu…”

♥♥♫•*¨*•.¸¸ﷲ¸¸.•*¨*•♫♥♥♥♥♥♥♫•*¨*•.¸¸ﷲ¸¸.•*¨*•♫♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥
-tak bisa kubayangkan hidupku tanpa cintaMu…
-janganlah Kau tinggalkan diriku,
-tak kan mampu kuhadapi semua,
-hanya bersamaMu ku akan bisa…
-karna Kau lah Rabbku…
-karna Kau lah Cintaku..
-hidupku untukMu, matiku untukMu,
-oh Rabbku, Engkau begitu.. SEMPURNA….
(andra n’ the backbones-Sempurna, dg gubahan seperlunya)
♥♥♫•*¨*•.¸¸ﷲ¸¸.•*¨*•♫♥♥♥♥♥♥♫•*¨*•.¸¸ﷲ¸¸.•*¨*•♫♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥


http://romdani45498.blogspot.com/2010/11/futur-ketika-iman-sedang-turun.html