Mengenai Saya

Foto saya
Pangandaran, West Java, Indonesia
Simple

Kamis, 31 Mei 2012

Silahkan Tidur Di Ruangan Saya

Sepasang suami istri setengah baya datang ke lobby sebuah hotel kecil di Philadelphia.
Sudah beberapa hotel mereka datangi dan nampaknya ini harapan terakhir.
Apalagi saat itu hujan turun deras, jadi tak banyak lagi pilihan untuk mereka berteduh.
"Semua hotel besar di kota ini telah terisi, bisakah kau memberi kami satu kamar saja..?" tanya pria itu pada petugas hotel, setengah memelas."Semua kamar telah penuh karena ada 3 event besar yang bersamaan diadakan di kota ini," jawab petugas hotel,
"tapi saya tidak mungkin meminta Anda berdua pergi untuk kehujanan di luar sana pada pukul satu dini hari seperti ini," lanjutnya.
Lalu petugas itu bertanya, "Bersediakah Anda berdua tidur di kamar saya? Tidak mewah, tapi cukup baik untuk istirahat."
Akhirnya kedua pasangan itu tidur semalam di ruang tidur sang pegawai, dan sang pegawai tidur sedapatnya.
Pasangan itu sangat berterima kasih pada sang pegawai.
Keesokan harinya, sebelum berpisah, pria tua itu berkata pada si pegawai hotel, "Orang seperti kamu seharusnya menjadi pimpinan hotel terbaik di Amerika. Karena kamu melakukan pekerjaanmu dengan hati yang mau melayani. Mungkin suatu hari saya akan membangunkan sebuah hotel untukmu".
Pegawai hotel itu hanya tersenyum lebar mendengar ocehan orang tua itu, dan mereka pun berpisah.
Kira-kira dua tahun kemudian, pegawai tersebut menerima surat yang berisi tiket ke New York permintaan agar dia menjadi tamu pasangan setengah baya yang pernah ditolongnya.
Setelah tiba di New York, pria setengah baya tersebut mengajak pegawai hotel itu ke sudut jalan antara 5th Avenue dan 34th Street. Di sana pria itu menunjuk sebuah bangunan baru yang luar biasa megah dan mengatakan,
"Itulah hotel yg saya bangun untuk kamu kelola".
Tahukah siapa pegawai tersebut?
Pegawai hotel itu adalah George Charles Boldt, yang kini dikenal sebagai pebisnis perhotelan ternama.
Karirnya melesat sejak ia dipercaya mengelola hotel milik pria yang pernah diizinkan menginap di kamarnya.
Tahukah siapa pria setengah baya yang ditolongnya?
Ia adalah William Waldorf Astor, pemilik jaringan hotel Waldorf-Astoria, yang merupakan salah satu jaringan hotel terbaik di dunia.
Kisah ini menunjukkan pada kita, sebuah kebaikan kecil bisa mengubah masa depan.
No Excuse! untuk tidak berbuat baikSeringkali kita menganggap kita tidak punya modal untuk berbisnis tapi apakah benar demikian?Modal tidak hanya uang, tapi kepercayaan dan kredibilitas adalah modal yang tidak bisa diremehkan.
Bahkan lebih besar daripada modal uang.
Kisah seperti di atas bisa kita lihat pada kisah Christopher pada buku No Excuse! halaman 11.
Sebuah kebaikan adalah investasi.
Sekalipun jangan berharap pamrih, karena setiap kebaikan akan dibalas oleh Allah SWT,
akan tetapi tidak jarang kebaikan juga langsung berbuah manis di dunia.
George Charles Boldt sudah membuktikan, juga Christopher pada buku No Excuse!
Kredibilitas juga modal yang penting.
Dalam buku No Excuse! kita bisa juga lihat kisah Conrad Hilton.
Setelah dipecat dari pekerjaaannya, ia bisa membangun hotel karena ia punya kredibilitas.
Orang percaya padanya sehingga ia dengan mudah bisa meminjam uang yang nilainya 4 kali lipat dari kekayaannya.
Jika ia tidak berinvestasi menjadi orang yang bisa dipercaya, mana mungkin orang mau invest pada Hilton yang baru kehilangan sumber penghasilan.
Sering kita dengar orang mengeluh:"Cari modal susah!""Mana ada orang mau investasi ke saya!"
Pertanyaannya:
Apakah selama ini ia telah membangun image sebagai orang yang bisa terpercaya mengelola modal?
Jadi jangan hanya mengeluh ketika tidak ada modal.
Investasi kebaikan sebanyak-banyaknya dari sekarang.
Bangun kredibilitas dan kepercayaan.Karena kebaikan sebesar biji zarah pun ada balasannya.
Kita tidak pernah tahu bagaimana kebaikan akan menolohng kita di masa depan,
tapi bisa dipastikan setiap kebaikan ada nilainya.
Investasilah dalam kebaikan. No Excuse!
 
 
 

Betah ditransit

Seorang Bos menugaskan anak buahnya untuk pergi ke ujung Indonesia Timur untuk sebuah kepentingan bisnis. Agar semua tugas bisa terpenuhi ia memberi bekal tiket pesawat, uang makan, uang akomodasi dan perbekalan lainnya.
Karena jaraknya cukup jauh maka anak buah tersebut harus transit dahulu di Bali beberapa jam.
Ketika transit di Bali, sang anak buah begitu terpesona dengan Bali. Melihat begitu banyak orang dari berbagai bangsa di Airport membuatnya terkesima.
Karena masih ada waktu, ia lalu memutuskan untuk melihat suasana di luar airport.
Bahkan ia menyempatkan diri naik taksi ke Denpasar dan Kuta.
Makin lama melihat Bali ia makin tertarik.
Ia lalu memutuskan untuk menginap di sana, ia gunakan semua fasilitas kantor dari bosnya untuk menikmati indahnya Bali, sampai akhirnya uangnya habis.
Tanpa terasa ia sudah seminggu berada di Bali.
Menurut Anda apa yang terjadi ketika ia bertemu dengan Bosnya?
Apakah ia akan dipuji? Apakah ia akan diberi hadiah? Atau ia akan dihukum?
Apakah ia berani bertemu Bosnya?
Tahukah Anda, pegawai itu mewakili sebagian besar manusia?
Ya, manusia. Mungkin juga kita.
Manusia diciptakan Allah untuk tugas menjadi rahmat bagi sekalian alam.
Hidup di dunia adalah transit bagi manusia untuk hidup yang lebih lama setelah kematian, dan bertemu Sang Pencipta.
Tapi banyak orang yang lupa bahwa ada tujuan lain setelah kehidupan di dunia.
Manusia sudah terlalu bersuka cita dengan keindahan transit di dunia dan melupakan akhirat.
Kita diberi fasilitas otak, raga dan jiwa untuk bisa sampai ke tujuan bertemu dengan sang Pencipta.
Tapi kita gunakan semua potensi kita hanya untuk kebutuhan sementara transit di dunia.
Semoga saja kita tidak termasuk orang yang terlena di transit dunia ini.
Amin...



http://romdani45498.blogspot.com/2011/02/betah-ditransit.html 

S3, PILIHAN DILEMA SEORANG WANITA

Sahabat, berikut ini adalah kisah yang saya dapatkan dari email saya yang tergabung dalam keanggotaan mailing list teman-teman Ikatan Alumni ITB (IA-ITB). Sebuah kisah yang menunjukkan pilihan yang sulit dan dilematis sebagai seorang wanita.
Tersebutlah seorang mahasiswi yang datang menemui dosennya, ia menghampiri dosennya itu dengan wajah yang muram, lalu berkata,
"Pak, beasiswa Program Magister dan Doktor saya lolos".
Hanya itu saja kata2 yang keluar dari mulutnya, tanpa diikuti ekspresi apapun dari wajahnya, mengingat di luar sana berjuta - juta orang memimpikan pencapaian ini. Dan sang dosen tertegun, kemudian dia berkata,
"Bagus dong dik, kamu bisa bikin bangga banyak orang, dan itu merupakan jalan hidup yang sangat baik. Lalu apa yang membuat kamu terlihat bimbang?”
Akhirnya mahasiswi itu bercerita kepada sang dosen,
"Pak, sekolah hingga S2 dan S3 merupakan cita-cita saya sejak kecil, ini adalah mimpi saya, tidak terbayangkan rasa bahagia saya saat memperoleh surat penerimaan beasiswa ini. Tapi pak, saya ini akhwat, saya wanita, dan saya bahagia dengan keadaan ini. Saya tidak memiliki ambisi besar, saya hanya senang belajar dan menemukan hal baru, tidak lebih. Saya akan dengan sangat ikhlas jika saya menikah dan suami saya menyuruh saya untuk menjadi ibu rumah tangga. Lalu dengan semua keadaan ini, apa saya masih harus sekolah? Saya takut itu semua menjadi mubazir, karena mungkin ada hal lain yang lebih baik untuk saya jalani.”
Pak dosen pun terdiam, semua cerita mahasiswinya adalah logika ringan yang sangat masuk akal, dan dia tidak bisa disalahkan dengan pikirannya. Dosen itu pun berfikir, memejamkan mata sejenak, menunggu Allah SWT membukakan hatinya, memasukkan jawaban dari pertanyaan indah ini...
Dan jawaban itu datang kepadanya, masuk ke dalam idenya. Sang dosen berkata seperti ini kepada mahasiswinya. "Dik, sekarang bertanyalah kepada hati kecilmu, apa hati kecilmu masih menginginkan dirimu untuk melanjutkan pendidikan ini hingga puncak nanti?"
Sang mahasiswi bingung, dia menunduk, tak terasa air mata menetes dari kedua matanya, seakan dia merasakan konflik hati yang sangat besar yang saling ingin meniadakan. Dosen itu melanjutkan nasihatnya. "Dik, saya ingin bertanya kepadamu, kapan pertama kali engkau berhadapan dengan seorang S3 dan mendapat ilmu darinya?"
"Sejak saya kuliah di ITB, Pak," Jawab sang gadis.
Kemudian dosen itu melanjutkan ,"Ya dik, betul, saya pun demikian, saya baru diajar oleh seorang lulusan S3 semenjak saya kuliah di kampus ini. Tapi dik, coba kamu pikirkan, bahwa saat engkau memiliki anak, maka orang pertama yang akan membelai rambut anakmu adalah seorang lulusan S3. Orang yang pertama mengajaknya berjalan adalah seorang ilmuwan tinggi, dan sejak dia mulai membaca, dia akan dibimbing dan dijaga oleh seorang Doktor. Itulah peranmu sebagai ibu nanti, apakah engkau bisa membayangkan betapa beruntungnya anak manusia yang akan engkau lahirkan nanti."
Dan itulah jawaban Allah SWT melalui sang dosen tersebut. Mahasiswi itu tersadar dari konflik panjangnya, dan ia tersenyum bahagia, sangat bahagia, air matanya menjadi air mata haru, dan ia berdiri, mengucapkan terima kasihnya kepada sang dosen, dan berkata,
"Pak, terima kasih, akan saya lanjutkan pendidikan ini hingga tidak satupun puncak lagi yang menghalangi saya.”
Sahabat, mudah-mudahan kisah ini bisa menginspirasi kita semua, bahwa betapa berharganya arti pendidikan bagi seorang wanita, bukan semata karena ingin disanjung dan dipuji banyak orang karena prestasinya, tapi karena perannya sebagai seorang ibu untuk anak-anaknyalah yang menjadikannya mulia di hadapan Tuhannya. Selama kesempatan masih ada, ayo sama-sama kita gunakan kesempatan itu sebaik mungkin, dan akan lebih indah lagi apabila kesempatan tersebut diiringi dengan niat baik dan rasa syukur kepada Sang Pemberi Kesempatan, Allah SWT.



http://romdani45498.blogspot.com/2011/02/s3-pilihan-dilema-seorang-wanita.html 

Syndrome Emotional

Dalam riwayat Abu Hurairah dikatakan "Orang yang kuat tidaklah yang kuat dalam bergulat, namun mereka yang bisa mengendalikan dirinya ketika marah" (H.R. Malik).
Rasa kesal saat kita terhadap orang yang serng menyakiti kita dan ada keinginan untuk membalas perbuatan ialah suatu bentuk dari kemarahan. Dampaknya memang cukup mengkhawatirkan nich. Sahabat, ayo kita belajar lebih sabar menjalani hidup ini. Ingat, kalau bisa karena terbiasa. So, Yuk mari kita realisasikan untuk sabar dalam kehidupan kita sehari-hari. Kali ini Nai ingin berbagi tentang cara-cara meredam amarah. Check this out :
1. Langkah awal saat kita merasakan perasaan marah melanda, sebaiknya kita segera Membaca Ta’awwudz. Karena hanya kepada Allah lah kita bisa meminta pertolongan.
"dan jika syetan datang menggodamu, berlindunglah kepada Allah...." (al- a'raf : 200)
Rasulullah bersabda Ada kalimat kalau diucapkan niscaya akan hilang kemarahan seseorang, yaitu A’uudzu billah mina-syaithaani-r-rajiim, Aku berlindung kepada Allah dari godaan syaitan yang terkutuk (H.R. Bukhari Muslim).
2. Berikutnya sahabat, segeralah mengambil air wudhu.
Rasulullah bersabda Kemarahan itu dari syetan, sedangkan syetan tercipta dari api, api hanya bisa padam dengan air, maka kalau kalian marah berwudlulah (H.R. Abud Dawud).
Nach jadi kalau s`habat sedang Syndrome emotional. Yach maksud Nai penyakit orang kalau sedikit-sedikit diselasaikan dengan cara kemarahan. Kita langsung saja ambil air wudhu.
3. Masih belum hilangkah perasaan marah sahabat? Jika sahabat marah dengan keadaan berdiri maka duduklah, jika masih belum hilang maka berbaringlah.
Kalau kalian marah maka duduklah, kalau tidak hilang juga maka bertiduranlah (H.R. Abu Dawud).
Sahabat, Setiap emosi memerlukan persiapan tenaga untuk mengekspresikannya. Misalnya marah, takut, atau ragu-ragu memerlukan kinerja organ dalam yang berbeda untuk dapat menunjang kebutuhan tenaga yang diperlukan. Disini yang berperan mengatur kinerja organ dalam adalah saraf otonom. Yang merangsang saraf otonom paling efektif adalah titik perut (pusar). Jadi sahabat selain sebagai titik tolak ukur yang membagi dua sama panjang antara tubuh bagian atas (dari perut hingga kepala) dan tubuh bagian bawah (dari perut hingga kaki), pusar adalah pusat emosi yang ada pada tubuh kita. Nach, pada saat sahabat duduk maka posisi pusar kita dalam keadaan tertekuk maka itulah insya allah membantu emosi kita meredah.
4. Jika langkah diatas masih belum mampu menghilangkan rasa kesal didiri sahabat. Sebaiknya sahabat, diam. Menjaga perkataan lalu banyak-banyak berzikir atau membaca surut cinta dari Allah (Al qur’an).
Ajarilah (orang lain), mudahkanlah, jangan mempersulit masalah, kalau kalian marah maka diamlah (H.R. Ahmad).
5. Islam punya solusi kok sahabat untuk meredam amarah. Nggak perlu ke dukun untuk sibuk balas dendam terlalu kuno dan primitif plus konvensional jika sahabat menggunakan cara tersebut. Ingat yach, jika kita yang menyimpan dendam kesumat maka pemiliknyalah yang akan mendapat akibat tersebut pertama kali. Yach penyakit datang dari diri kita sendiri. Fikiran jadinggak beres.
Ketahuilah, sesungguhnya marah itu bara api dalam hati manusia. Tidaklah engkau melihat merahnya kedua matanya dan tegangnya urat darah di lehernya? Maka barangsiapa yang mendapatkan hal itu, maka hendaklah ia menempelkan pipinya dengan tanah (sujud). (H.R. Tirmidzi)
Nai ingat saran sahabatku yang selalu melindungi diri ini dikala setiap masalah menghampiri Nai “Nai, remember! always ikhlas and possitive thinking in this world”. Sempat lelah menghadapi masalah yang seabrek mengunjungi namun Nai selalu ingat pesan sahabat. Jadi, kalau kita ikhlas nggak mungkin kita menghadapi masalah dengan marah apalgi sampai ngambaek sama Allah. Jangan yach, sahabatku!
Allah SWT berfirman dalam surat Al-Insyirah 5-6 : “karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.”
"Allah tidak membebani seseorang itu melainkan sesuai dengan kesanggupannya."
...
( Surah Al-Baqarah ayat 286 )
 Sahabat, Jangan lagi yach marah. Rugi!
Rugi tenaga, energi tubuh kita habis karena marah-marah.
Rugi waktu, tadinya kita bisa aktivitas yang bermanfaat jadi terhambat gara-gara marah.
Rugi barang, nach bagi sahabat nich yang punya kebiasaan marah terus banting barang. Sayang atuh kalau barangnya di buang-buang mending di sedekahin saja, lebih bermanfaat.
Rugi kesehatan, kesel sendiri kan jadinya kalau terus-terusan marah? Apa lagi kalu lagi ngambek kalau kata orang palembang bilang sich di cugakin alias d kacangin. Waduh, sedih amat yach kalau marah terus nggak ada yang perhatiin. Makanya sahabatku, jangan marah-marah lagi yach? Say stop syndrome emotionial, yes to love. Peace!
Mudah-mudahan kita menjadi sosok yang lebih baik untuk nanti dan esok.



http://romdani45498.blogspot.com/2011/02/syndrome-emotional.html 

Mengenang Sang Kekasih

Setelah Nabi wafat, seketika itu pula kota Madinah bising dengan tangisan ummat Islam; antara percaya - tidak percaya, Rasul Yang Mulia telah meninggalkan para sahabat.
Beberapa waktu kemudian, seorang arab badui menemui Umar dan dia meminta,
"Ceritakan padaku akhlak Muhammad!".
Umar menangis mendengar permintaan itu. Ia tak sanggup berkata apa-apa. Ia menyuruh Arab badui tersebut menemui Bilal. Setelah ditemui dan diajukan permintaan yg sama, Bilal pun menangis, ia tak sanggup menceritakan apapun. Bilal hanya dapat menyuruh orang tersebut menjumpai Ali bin Abi Thalib.
Orang Badui ini mulai heran. Bukankah Umar merupakan seorang sahabat senior Nabi, begitu pula Bilal, bukankah ia merupakan sahabat setia Nabi. Mengapa mereka tak sanggup menceritakan akhlak Muhammad?
Dengan berharap-harap cemas, Badui ini menemui Ali. Ali dengan linangan air mata berkata,
"Ceritakan padaku keindahan dunia ini!."
Badui ini menjawab, "Bagaimana mungkin aku dapat menceritakan segala keindahan dunia ini...."
Ali menjawab, "Engkau tak sanggup menceritakan keindahan dunia padahal Allah telah berfirman bahwa sungguh dunia ini kecil dan hanyalah senda gurau belaka, lalu bagaimana aku dapat melukiskan akhlak Muhammad, sedangkan Allah telah berfirman bahwa sungguh Muhammad memiliki budi pekerti yang agung! (QS. Al-Qalam[68]: 4)"
Badui ini lalu menemui Siti Aisyah r.a. Isteri Nabi yang sering disapa "Khumairah" oleh Nabi ini hanya menjawab, khuluquhu al-Qur'an (Akhlaknya Muhammad itu Al-Qur'an). Seakan-akan Aisyah ingin mengatakan bahwa Nabi itu bagaikan Al-Qur'an berjalan.
Badui ini tidak puas, bagaimana bisa ia segera menangkap akhlak Nabi kalau ia harus melihat ke seluruh kandungan Qur'an. Aisyah akhirnya menyarankan Badui ini untuk membaca dan menyimak QS Al-Mu'minun[23]: 1-11.
Bagi para sahabat, masing-masing memiliki kesan tersendiri dari pergaulannya dengan Nabi. Kalau mereka diminta menjelaskan seluruh akhlak Nabi, linangan air mata-lah jawabannya, karena mereka terkenang akan junjungan mereka. Paling-paling mereka hanya mampu menceritakan satu fragmen yang paling indah dan berkesan dalam interaksi mereka dengan Nabi terakhir ini.
Mari kita kembali ke Aisyah. Ketika ditanya, bagaimana perilaku Nabi, Aisyah hanya menjawab, "ah semua perilakunya indah."
Ketika didesak lagi, Aisyah baru bercerita saat terindah baginya, sebagai seorang isteri.
"Ketika aku sudah berada di tempat tidur dan kami sudah masuk dalam selimut, dan kulit kami sudah bersentuhan, suamiku berkata, 'Ya Aisyah, izinkan aku untuk menghadap Tuhanku terlebih dahulu.'"
Apalagi yang dapat lebih membahagiakan seorang isteri, karena dalam sejumput episode tersebut terkumpul kasih sayang, kebersamaan, perhatian dan rasa hormat dari seorang suami, yang juga seorang utusan Allah.
Nabi Muhammad jugalah yang membikin khawatir hati Aisyah ketika menjelang subuh Aisyah tidak mendapati suaminya disampingnya. Aisyah keluar membuka pintu rumah. terkejut ia bukan kepalang, melihat suaminya tidur di depan pintu. Aisyah berkata,
"Mengapa engkau tidur di sini?"
Nabi Muhammmad menjawab, "Aku pulang sudah larut malam, aku khawatir mengganggu tidurmu sehingga aku tidak mengetuk pintu. itulah sebabnya aku tidur di depan pintu."
Mari berkaca di diri kita masing-masing. Bagaimana perilaku kita terhadap isteri kita? Nabi mengingatkan,
"Berhati-hatilah kamu terhadap isterimu, karena sungguh kamu akan ditanya di hari akhir tentangnya."
Para sahabat pada masa Nabi memperlakukan isteri mereka dengan hormat, mereka takut kalau wahyu turun dan mengecam mereka.
Buat sahabat yang lain, fragmen yang paling indah ketika sahabat tersebut terlambat datang ke Majelis Nabi. Tempat sudah penuh sesak. Ia minta izin untuk mendapat tempat, namun sahabat yang lain tak ada yang mau memberinya tempat. Di tengah kebingungannya, Rasul memanggilnya. Rasul memintanya duduk di dekatnya. Tidak cukup dengan itu, Rasul pun melipat sorbannya lalu diberikan pada sahabat tersebut untuk dijadikan alas tempat duduk. Sahabat tersebut dengan berlinangan air mata, menerima sorban tersebut namun tidak menjadikannya alas duduk akan tetapi mencium sorban Nabi.
Senangkah kita kalau orang yang kita hormati, pemimpin yang kita junjung tiba-tiba melayani kita bahkan memberikan sorbannya untuk tempat alas duduk kita. Bukankah kalau mendapat kartu lebaran dari seorang pejabat saja kita sangat bersuka cita?
Begitulah akhlak Nabi, sebagai pemimpin ia ingin menyenangkan dan melayani bawahannya. Dan tengoklah diri kita. Kita adalah pemimpin, bahkan untuk lingkup paling kecil sekalipun, sudahkah kita meniru akhlak Rasul Yang Mulia.
Nabi Muhammad juga terkenal suka memuji sahabatnya. Kalau kita baca kitab-kitab hadis, kita akan kebingungan menentukan siapa sahabat yang paling utama.
Terhadap Abu Bakar, Rasul selalu memujinya. Abu Bakar-lah yang menemani Rasul ketika hijrah. Abu Bakarlah yang diminta menjadi Imam ketika Rasul sakit.
Tentang Umar, Rasul pernah berkata, "Syetan saja takut dengan Umar, bila Umar lewat jalan yang satu, maka Syetan lewat jalan yang lain." Dalam riwayat lain disebutkan, "Nabi bermimpi meminum susu. Belum habis satu gelas, Nabi memberikannya pada Umar yang meminumnya sampai habis. Para sahabat bertanya, Ya Rasul apa maksud (ta'wil) mimpimu itu? Rasul menjawab ilmu pengetahuan."
Tentang Utsman, Rasul sangat menghargai Ustman karena itu Utsman menikahi dua putri nabi, hingga Utsman dijuluki dzu an-Nurain (pemilik dua cahaya).
Mengenai Ali, Rasul bukan saja menjadikannya ia menantu, tetapi banyak sekali riwayat yang menyebutkan keutamaan Ali. "Aku ini kota ilmu, dan Ali adalah pintunya." "Barang siapa membenci Ali, maka ia merupakan orang munafik."
Lihatlah diri kita sekarang. Bukankah jika ada seorang rekan yang punya sembilan kelebihan dan satu kekurangan, maka kita jauh lebih tertarik berjam-jam untuk membicarakan yang satu itu dan melupakan yang sembilan. Ah...ternyata kita belum suka memuji; kita masih suka mencela. Ternyata kita belum mengikuti sunnah Nabi.



http://romdani45498.blogspot.com/2011/02/mengenang-sang-kekasih.html

Berani Mencintai, Berani Menikahi

♫•*¨*•.¸¸ﷲ¸¸.•*¨*•♫♥♥♥♥♥♥♫•*¨*•.¸¸ﷲ¸¸.•*¨*•♫♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥
Duh... Sore ini entah kenapa ingin sekali membahas judul di atas ^_^
Berani Mencintai, Berani Menikahi. Yo, siapa yang siap????
Sadar gak ya, selama ini mudah kita mencintai.. Namun kita tak berani untuk mengambil langkah pasti?
Berbeda dengan sepasang sandal yang hanya punya aspek kiri dan kanan, menikah merupakan persatuan dua manusia, pria dan wanita. Dari anatomi saja sudah tidak sebangun, apalagi urusan jiwa dan hatinya. Kecocokan, minat dan latar belakang keluarga bukan jaminan segalanya akan lancar.. Lalu apa?Kalau kita berani mencintai, sejatinya kita sedang belajar untuk bertindak dewasa. Mengapa? Karena MENIKAH adalah proses pendewasaan. Dan untuk memasukinya diperlukan pelaku yang kuat dan berani. Berani menghadapi masalah yang akan terjadi dan punya kekuatan untuk menemukan jalan keluarnya.
Kedengarannya sih indah, tapi kenyataannya? Harus ada ‘Komunikasi dua arah’, ‘Ada kerelaan mendengar kritik’, ‘Ada keikhlasan meminta maaf’, ‘Ada ketulusan melupakan kesalahan,dan Keberanian untuk mengemukakan pendapat’.
Sekali lagi, apa sudah selesai sampai disini saja dalam hal cinta-mencintai? Salah.
Ketika memutuskan untuk siap mencintai, selanjutnya kita harus bersiap memasuki pintu gerbang cinta yang sebenarnya. Ya. gerbang itu bernama PERNIKAHAN. MENIKAH bukanlah upacara yang diramaikan gending cinta, bukan rancangan gaun pengantin ala cinderella, apalagi rangkaian mobil undangan yang memacetkan jalan.
MENIKAH adalah berani memutuskan untuk berlabuhnya cinta, ketika ribuan kapal pesiar yang gemerlap memanggil-manggil……
MENIKAH adalah proses penggabungan dua orang berkepala batu dalam satu ruangan dimana kan diuji sejauh mana pembuktian cinta mereka yang sebenarnya.
Karena MENIKAH adalah proses pengenalan diri sendiri maupun pasangan kita. Tanpa mengenali diri sendiri, bagaimana kita bisa memahami orang lain…?? Tanpa bisa memperhatikan diri sendiri, bagaimana kita bisa memperhatikan pasangan hidup…?
Jika berani mencintai,
Harus berani menikahi.
Khususnya bagi para kaum lelaki.
Jangan bisanya cuma obral janji..
Sana-sini banyak yang terlukai.
Akhrnya menumpuk sakit hati.
Karena MENIKAH sangat membutuhkan keberanian tingkat tinggi, toleransi sedalam samudra, serta jiwa besar untuk ‘Menerima’ apa yang ada dan apa adanya.
Siapa yang berani mencintai, maka harus bersiap untuk menikahi...
Bukankah dengan menikah, mereka akan disejajarkan Rasululloh SAW dengan mujahid fii sabilillah yang dijanjikan akan mendapat pertolongannya! Karena kata beliau, tiga golongan yang menjadi keharusan Alloh untuk membantu mereka adalah orang yang menikah untuk memelihara kesucian diri, budak yang hendak membayar kemerdekaan dirinya, dan orang-orang yang berperang di jalan Alloh. [HR Ahmad, Turmudzi, an-Nasa'i dan Ibnu Majah]
Tuh… Subhanalloh khan? Nunggu apa lagi! Kalau udah siap lahir bathin, ikrarkan cinta dengan menikah saat ini! Jangan beraninya cuma bermain cinta sembunyi, diam-diam tapi gak punya nyali...
*Peace ^_^



http://romdani45498.blogspot.com/2011/02/berani-mencintai-berani-menikahi.html

Laki-laki yang Bernama Ayah

♫•*¨*•.¸¸ﷲ¸¸.•*¨*•♫♥♥♥♥♥♥♫•*¨*•.¸¸ﷲ¸¸.•*¨*•♫♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥
Ayah…
Bagiku seorang yang namanya jarang kusebut. Mengapa? Sebab bagiku, sosok seorang ayah itu tidak memberi definisi apa-apa dalam kehidupanku.
Seseorang yang hampir dikatakan tidak ada rasa kepedulian terhadap anaknya. Entah mengapa begitu dingin seorang yang dinamakan ‘Ayah’ itu.
Bila ditanya, siapakah orang yang paling aku sayang di dunia ini… jawabannya tentulah ibuku. Karena bagiku, sosok ibulah yang paling berperan penting dalam kehidupanku selama ini.
Entah seperti anak-anak lainnya atau tidak.. tapi yang pasti, aku kurang merasakan peran seorang ayah. Ia sering pulang malam, dan ketika sampai rumah pun.. tidak ada kehangatan yang diberikan olehnya.
Sosok yang membuatku geram dan akhirnya tidak ada penghormatan sama sekali padanya. Saat itu ku ingat pasti tatkala usiaku beranjak 9 tahun, aku pernah mencemoohnya dengan kata-kata yang tidak pantas diucapkan seorang anak pada ayahnya. Hanya karena keinginanku tidak bisa dipenuhi olehnya. Aku hanya berfikir, bahwa kalau sudah tidak mendapat perhatian darinya, paling tidak bentuk perhatian itu bisa tergantikan dengan terpenuhinya kebutuhanku. Minta dibelikan mainan, baju baru dan sebagainya. Namun ternyata itu nihil semua.
Semakin jengkel lah aku, bahkan aku tidak ingin dikecup keningnya oleh orang yang dinamakan ayah tersebut pada saat syukuran sederhana di hari ulang tahunku.
Beranjaknya usia, ketika saat itu aku masuk Sekolah Menengah Pertama… itulah pertama kalinya sejarah dalam hidupku, peran orang tua khususnya ayah sangat berarti besar. Betapa paniknya aku, ketika pulang sekolah rok biru seragamku basah oleh cairan yang berwarna merah. Aku pun kaget dan panik luar biasa, padahal saat itu ibuku tengah naik haji ke tanah suci bersama nenekku. Yang ada di rumah, hanyalah aku bersama adik dan sosok yang dinamakan ‘Ayah’.
Ia lah yang menyambutku, tatkala aku menangis tersedu-sedu sampai rumah dalam keadaan sedih dan karena ditambah dengan perutku yang sakitnya luar biasa.Aku malu. Lalu aku masuk kamar tanpa berkata apa-apa terhadap ayahku. Ia menyusul ke kamarku dan menanyakan apa yang terjadi, lalu aku pun luluh dan mau menjelaskan keadaanku padanya saat itu.
Ayahku tersenyum dan berkata, “Gak apa-apa, ini pertanda anak gadis ayah sudah dewasa. Kamu sudah mendapat tamu bulanan. Nanti ya ayah belikan pembalut dulu.”.
Degg… hatiku teriris dengan kata-kata lembut darinya. Ohh Tuhan, di saat kritis dan aku tidak tahu harus berbuat apa, justru ialah yang hadir menemaniku. Ialah yang menenangkanku disaat kondisiku seperti itu, tanpa hadirnya peran ibu disampingku.
Semakin tersadar, ayahku mempunyai peran berarti dalam hidupku. Tidak hanya ibuku. Ialah sosok yang hebat itu, sosok yang hadir disaat aku membutuhkannya.
Pun saat aku menginjak usia dewasa, aku semakin mengerti arti dari hadirnya seorang ayah. Aku melihat beban berat sedang ditanggungnya. Aku melihat segala hal yang menjadi kebutuhanku perlahan terpenuhi.. Satu per satu bisa aku dapatkan. Bersama itu pula satu per satu uban putih muncul diantara rerimbunan rambut ayahku.
Ya. Semakin hari aku tersadar, banyak perubahan yang terjadi pada diri ayahku.. Warna rambutnya yang berubah, kerutan di wajahnya yang tidak lagi tersembunyi dan itu membuatku semakin yakin, bahwa ayahku tengah berjuang keras dalam membahagiakan keluarganya. Seperti tatkala ia telat pulang kerja malam hari karena ada rapat di kantornya, ia selalu membawakan kami makanan yang bersisa dari rapat di kantornya. Melihat wajahnya yang sumringah benar-benar menandakan rasa senangnya ketika bisa membawakan makan malam untuk anak serta istrinya.
Karena ayahku adalah sosok yang harus selalu terlihat kuat…Bahkan ketika ia tidak kuat untuk tidak menangis. Ia harus terlihat tegas bahkan saat ia ingin memanjakanku.
Ayahku ingin anak-anaknya punya lebih banyak kesempatan daripada dirinya, menghadapi lebih sedikit kesulitan, dan tidak tergantung pada siapapun tapi selalu membutuhkan kehadirannya.
Ayahku pernah berkata “Ayah akan selalu memelihara janggut, meski telah memutih,
agar kamu bisa ‘melihat’ para malaikat bergelantungan disini dan agar kamu selalu bisa mengenali ayah.”
Dan ayah juga penah berpesan: "Mbak, jangan cengeng ya meski kamu ini adalah seorang wanita, jadilah selalu bidadari kecil ayah dan bidadari terbaik untuk ayah anak-anakmu kelak! Seorang laki-laki yang lebih bisa melindungimu melebihi perlindungan Ayah, tapi jangan pernah kamu gantikan posisi Ayah di hatimu."
Ohh ayah. Baru aku meyakini, bahwa betapa beruntungnya aku memiliki ayah sepertimu. Ayah terbaik sepanjang perjalanan hidupku. Seorang ayah yang memberi banyak pelajaran kehidupan.

Ayah..Namamu kan selalu terpatri.
Meski sedikit perhatian yang tercurah.
Bagiku sudah sangat berarti.
Ketika peluhmu mengalir.
Yang begitu agung, maka..
Tercucilah rindu.
Pada alunan kata yang sejuk.
Terima kasih ayahku. Untuk setiap peluh yang kau teteskan, untuk setiap kerut dahimu yang tidak sempat kuhitung, untuk setiap jaga sepanjang malam ketika aku sakit dan ketika kau merindukanku, untuk tetes ‘air mata laki-laki’ yang begitu mahal ketika kau mengkhawatirkan aku, untuk kepercayaanmu padaku, meski seringkali ku hianati. Sungguh tidak akan pernah bisa terbalas segalanya. Dan aku mencintaimu karena-Nya.
♫•*¨*•.¸¸ﷲ¸¸.•*¨*•♫♥♥♥♥♥♥♫•*¨*•.¸¸ﷲ¸¸.•*¨*•♫♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥



http://romdani45498.blogspot.com/2011/02/laki-laki-yang-bernama-ayah.html

Lihat Diri Kita Sendiri

Barangsiapa merasa cukup dengan apa yang telah diberikan Allah, maka dia kaya.
Barangsiapa suka memandang harta orang lain, dia akan mati miskin.
Barangsiapa tidak redha (tidak rela) dengan apa yang telah diberikan Allah kepadanya, maka dia telah menentang keputusanNya (qadha’Nya)
Barangsiapa memandang remeh kesalahannya, maka dia akan memandang besar kesalahan orang lain.
Barangsiapa memandang besar kesalahannya, maka dia akan memandang remeh kesalahan orang lain.
Barangsiapa membuka aib orang lain, maka aib keturunannya akan tersingkap.
Barangsiapa menggali lubang untuk mencelakakan saudaranya, maka dia sendiri akan terjerumus ke dalamnya.
Barangsiapa bergaul dengan ulama, maka dia akan dimuliakan.
Barangsiapa memasuki tempat-tempat biasa dikunjungi orang-orang bodoh, maka dia akan direndahkan.
Dan barangsiapa memasuki tempat-tempat kemaksiatan, maka dia akan dituduh berbuat maksiat.



http://romdani45498.blogspot.com/2011/02/lihat-diri-kita-sendiri.html

Kecantikan ...

Kecantikan seorang lelaki bukan kepada rupa fisikal tetapi pada murnirohani. Lelaki yang cantik adalah:-
1) Lelaki yang mampu mengalirkan air mata untuk ingatan
2) Lelaki yang bersedia menerima segala teguran
...
3) Lelaki yang memberi madu, setelah menerima racun
4) Lelaki yang tenang dan lapang dada
5) Lelaki yang baik sangka
6) Lelaki yang tak pernah putus asa

Kecantikan lelaki berdiri di atas kemuliaan hati. Seluruh kecantikan Yangada pada Nabi Muhammad adalah kecantikan yang sempurna seorang lelaki..
Kegagahan Wanita

Kegagahan seorang wanita bukan kepada besarny otot di badan, tetapi padakekuatan perasaan. Perempuan yang gagah adalah:-
1) Perempuan yang tahan menerima sebuah kehilangan
2) Perempuan yang tidak takut pada kemiskinan
3) Perempuan yang tabah menanggung kerinduan setelah ditinggalkan
4) Perempuan yang tidak meminta-minta agar di penuhi segala keinginan.
Kegagahan perempuan berdiri di atas teguh iman. Seluruh kegagahan yang adapada Khadijah adalah kegagahan sempurna bagi seorang perempuan.
Sabda Rasulullah SAW:
"Sebarkanlah ajaranku walaupun satu ayat " Surah Al-Ahzab : Ayat 71
"Niscaya Allah memperbaiki bagimu amalan-amalanmu dan mengampuni bagimudosa-dosamu. Dan barangsiapa mentaati Allah dan Rasul-Nya, makasesungguhnya ia telah mendapat kemenangan yang besar.



http://romdani45498.blogspot.com/2011/02/kecantikan.html