Mengenai Saya

Foto saya
Pangandaran, West Java, Indonesia
Simple

Sabtu, 16 Juni 2012

JIKALAU LELAKI TERLUKA

♫•*¨*•.¸¸ﷲ¸¸.•*¨*•♫♥♥♥♥♥♥♫•*¨*•.¸¸ﷲ¸¸.•*¨*•♫♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥
Banyak kaum perempuan akan menangis saat tersakiti hatinya oleh kaum lelaki. Memang kaum perempuan bisa menangis selama berjam-jam, atau bahkan berhari-hari saat hatinya benar-benar terluka. Tapi dalam waktu singkat, kesedihan akan sirna tanpa disadari dan keceriaan kembali hadir.
Bagaimanakah dengan kaum lelaki? Saat hatinya terluka, mungkin tidak ada air mata yang menetes. Memang banyak lelaki yang seakan tidak memiliki kesedihan sedikitpun. Tetapi yang terlihat hanyalah kebencian dan kekecewaan karena tersakiti.
Benarkah kaum lelaki tidak sedih? Sebenarnya jauh di lubuk hatinya yang paling dalam, ada kesedihan yang terpendam. Meski waktu telah lama berlalu dan segala hal telah berubah, tapi kesedihan itu masih melekat dan muncul dalam ingatannya secara tiba-tiba.
Saat kaum lelaki sudah memiliki pasangan baru, tanpa diduga, dia akan terkenang pada moment dimana dia pernah berjalan dengan mantan PASANGANnya.
Ia akan mengingat bahwa perempuan itu pernah mengisi hari-harinya yang indah dan Ia begitu mencintainya. Saat itulah lelaki akan mengalami kesedihan yang begitu dalam. Tentu saja, hal ini tidak akan terjadi sekali, tapi berulangkali. Sehingga dapat dibayangkan betapa tersiksanya perasaan seorang lelaki.
Dalam sekejap perasaan lelaki menjadi down. Lelaki seakan menjadi begitu lemah dan rapuh. Tapi uniknya, ia berusaha menutupi dan tetap memperlihatkan sikap sewajarnya untuk memulihkan perasaannya sendiri. Sehingga, tak ada seorang pun yang merasakan, kecuali hatinya sendiri yang teriris.
Hati yang terluka akan selalu dipendam dalam diri seorang lelaki, hingga ia benar-benar bisa menghilangkan luka tersebut dari dirinya. Life's must go on, right guys?




http://romdani45498.blogspot.com/2011/02/jikalau-lelaki-terluka.html

Nasihatilah kami….

♫•*¨*•.¸¸ﷲ¸¸.•*¨*•♫♥♥♥♥♥♥♫•*¨*•.¸¸ﷲ¸¸.•*¨*•♫♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥
Kepada seorang ulama, orang-orang mulia, dan para aulia, aku mengatakan: “Berilah kami nasihat. Yang mampu menyadarkan hati.
Sungguh hati kami sudah ringkih karena dosa. Sayap-sayap kami telah patah karena kesalahan. Kami, larut dalam dosa demi dosa. Kami, melanggar perintah Yang Maha Mengetahui yang ghaib. Sampai hati kami
menjadi kasar kesat.
Ia lalu memberi nasihat. “Panas sekali hati ini. Duka lara yang begitu dalam, ya Rabb, Wahai Ibnu Adam, mengapa engkau lama melakukan dosa tanpa menyesal. Mengapa engkau bermain dengan neraka. Mengapa engkau sepelekan Yang Maha Memaksa. Dia Yang memberimu makan siang dan malam.
Dia Yang menjadikanmu duduk dan menjadikanmu berjalan. Kemudian engkau bangkit berdiri dan melanggar perintah-Nya? Padahal Dia Maha Tinggi Kuasa-Nya. Maha Agung Kekuatan-Nya.
Di manakah pikiranmu wahai yang tertipu? Lupakah engkau dengan hari perlintasan, saat melewati jembatan. Semua burung terpuruk jatuh karena takut. Semua orang tenggelam ketakutan dan kengerian. Abu Bakar ra, ketakutannya membuat dirinya gemetar seperti burung. Dadanya mengeluarkan suara bergemuruh. Umar bin Khattab ra, ketakutannya telah menjatuhkannya di atas tanah. Lalu ia dipapah oleh orang-orang.
Sedangkan Utsman bin Affan ra, dzun nuurain, ketakutannya menjadikannya menangis setelah melihat kuburan. Dan lihatlah Ali binAbi Thalib ra, yang ketakutannya menumpahkan air matanya. Adalah Umar bin Abdul Aziz, menangis dan dadanya juga bersuara mendidih. Ia mengatakan, “Wahai manusia, ingatlah pagi hari itu. Demi Allah, andai Al Qur’an ini diturunkan di atas batu cadas, yang keras, batu itu akan pecah. Jika ia diturunkan di bebatuan, batu itu akan terbelah.
Sementara engkau membaca Al Qur’an dalam kondisi lalai dan lupa…
Subhanallah, engkau telah tertipu dengan masa muda. Engkau tertipu karena hiasan pakaian. Engkau lupa, saat suatu hari jasadmu tertimbun tanah.
Maka, jangan lalai dari dzikir kepada-Nya. Jangan lupa untuk bersyukur kepada-Nya. Jangan merasa aman dari makar-Nya. Dialah yang telah menyumbat hidung Fir’aun terlaknat, dengan tanah. Dialah yang mencerai beraikan seluruh pasukannya. Sungguh menderita sekali siapapun yang mendurkhakai-Nya. Padahal mereka telah mendapat hempasan angin begitu hebat. Padalah Dia telah membuktikan kemarahan-Nya dengan
menghancurkan rumah-rumah. Padahal Dia telah meratakan gunung-gunung dengan mudahnya.
Rambutmu telah memunculkan uban. Tapi engkau masih menggenggam kapak kemaksiatan. Mengapa tidak engkau mempan oleh ayat-ayat? Mengapa engkau bergeming dengan nasihat dan nasihat? Mengapa engkau tak
mengingat kematian dan kematian? Engkau tetap berlalu dengan kesombongan, dan mengendarai semua kemungkaran.
Dahulu, Ibnu Wahb pernah mendengar firman Allah swt, “Wa idz yatahaajjuuna fin naar…” (Ingatlah), ketika mereka saling berbantahan di neraka. Usai mendengar ayat itu ia jatuh pingsan di rumahnya. Dan tak lama kemudian, ia menghembuskan nafasnya yang terakhir di sore hari itu. Dahulu, Umar pernah menyimak sejumlah surat Al Qur’an lalu terpelanting jatuh, dan sakit selama satu bulan. Air matanya seperti anak-anak sungai. Dahulu, Sofyan pernah membaca surat Az Zalzalah. Lalu ia seperti menghadapi hari kematiannya. Sungguh
sebagian burung elang bisa jatuh dari langit. Sungguh di antara batu-batu akan terbelah dan mengeluarkan air dari sela-selanya.
Sungguh telah banyak ulama yang tidak sadarkan diri karena ketakutannya kepada Allah swt.
Periksalah hatimu. Ingatlah dosa-dosamu. Musa tersungjur ketakutan dan jatuh pingsan. Hatinya tak pernah sepi dari ketakutan dan kegelisahan.Sebagian orang-orang shalih, wajahnya berhias bekas air mata. Lalu mengapa engkau bisa melewati pagi dan siang begitu saja? Sedangkan para Rasul seluruhnya mengatakan, duhai jiwaku, duhai jiwaku. Apakah engkau melupakan kubur wahai yang tertipu? Apakah engkau melupakan hari kebangkitan? Hari penampakan segala yang ada dalam dada.
Sebagian orang-orang shalih ada yang datang ke tempat tidurnya. Tapi ia lalu bangun kembali, berdiri dan menangis tersedu. Orang-orang bertanya, “Ada apa dengan dirimu?” Ia mengatakan, “Tiba-tiba aku teringat firman Allah “Yauma-idzin tu’radhuuna laa takhfaa minkum khaafiyah..” (Hari itu akan ditampakkan, tanpa ada yang tersembunyi dari kalian). Ayat ini saja sudah cukup.
Sa’id bin Musayyib. Imam yang sangat dicinta. Orang zuhud yang dekat kepada Allah. Salah satu matanya tak mampu melihat karena menangis. Rona wajahnya menjadi kuning karena khusyu’ tatkala ia sujud dan ruku’. Yazin bin Harun. Imam yang terpercaya. Ia juga buta karena tangisan. Tapi ia tidak pernah mengadu dan mengeluh. Saat orang-orang bertanya padanya, “Apa yang engkau perbuat dengan kedua matamu yang
indah?” Ia mengatakan, “Aku telah mengikatnya disisi Yang Maha Esa. Aku menghilangkannya karena tangisan di waktu sahur. Karena ketakutan kepada Yang Maha Kuat Kehendak-Nya.
Jika mendengar kisah-kisah ini, demi Allah kita menjadi sadar akan cacat yang ada. Kita tidur sepanjang malam. Seperti kita bukan orang yang memeluk agama ini. Seorang salaf mengatakan, “Wahai yang tertipu, jika engkau mengira Allah tak melihatmu, lalu engkau melakukan prilaku ini dan itu, pasti engkau ragu. Dan jika engkau mengetahui bahwa Dia melihat perilaku dan perbuatanmu, menghitung dan memantau gerak gerikmu. Tapi engkau tetap berani melanggar yang dilarang-Nya, meremehkan tuntunan-Nya, sungguh itu pertanda engkau tidak memiliki hati dan pikiran. Tidak pernahkah engkau menghunjungi kubur? Tidak takutkah engkau melihat kubur? Tidak pernahkah engkau melihat seorang terbujur mati? Lalu ulat berjalan dimata mereka. Kecantikan,
keindahan, pangkat, kedudukan terlah pergi. Hanya amal.
Sebaik-baik air mata, adalah air mata taubat. Semulia-mulia kesedihan adalah kesedihan orang yang kembali kepada Allah swt. Kantuk yang paling menenangkan adalah kantuknya orang-orang yang melakukan tahajjud. Pakaian yang paling indah adalah pakaian ihram. Betapa nikmatnya lapar orang-orang puasa. Betapa bahagianya orang-orang yang melakukan shalat. Betapa mulianya pengorbanan orang yang bersedekah.




http://romdani45498.blogspot.com/2011/02/nasihatilah-kami.html

Mengapa Rosulullah Selalu Sehat Selama Hidupnya

Selama ini kita mengenal dua bentuk pengobatan. Pengobatan sebelum terjangkit penyakit / pencegahan ( At thib Al wiqo`i), dan pengobatan setelah terjangkit penyakit (at thib al `ilaji). Nah, dengan mencontoh pola makan Rasulullah, kita sebenarnya sedang menjalani terapi pencegahan penyakit dengan makanan. (attadawi bil ghidza`). Ini tentu jauh lebih baik daripada kita harus “berhubungan” dengan obat-obat kimia.
Dalam setiap aktifitas dan pola hidupnya, Rasulullah memang sudah disiapkan untuk menjadi contoh teladan bagi semua manusia., termasuk dalam hal pola makan. Ini bukan perkara remeh. Sebab salah satu faktor penting penunjang fisik prima Rasulullah adalah kecerdasan beliau dalam memilih menu makanan dan mengatur pola konsumsinya.
1. Hal pertama yang menjadi menu keseharian Rasulullah adalah udara segar di subuh hari.
Sudah umum di ketahui bahwa udara pagi kaya dengan oksigen dan belum terkotori oleh zat-zat lain. Ini ternyata sangat besar pengaruhnya terhadap vitalitas seseorang dalam aktifitasnya selama sehari penuh. Maka tidak usah heran ketika kita tidak bangun di subuh hari, kita menjadi terasa begitu malas untuk beraktifitas.

2. Selanjutnya rasulullah menggunakan siwak untuk menjaga kesehatan mulut dan giginya.
3. Lepas Subuh, Rasulullah membuka menu sarapannya dengan segelas air yang dicampur dengan sesendok madu asli.
Khasiatnya luar biasa. Dalam Al qur`an, kata “syifa” / kesembuhan, yang dihasilkan oleh madu, diungkapkan dengan isim nakiroh, yang berarti umum, menyeluruh. Di tinjau dari ilmu kesehatan, madu befungsi membersihkan lambung, mengaktifkan usus-usus, menyembuhkan sembelit, wasir dan peradangan. Dalam istilah orang arab, madu dikenal dengan “al hafidz al amin”, karena bisa menyembuhkan luka bakar. (baca : Tak Satupun Zat Di Dunia Yang Sebanding Dengan Madu)
4. Masuk waktu dluha, Rasulullah selalu makan tujuh butir kurma ajwa`/matang.
Sabda beliau, barang siapa yang makan tujuh butir korma, maka akan terlindungi dari racun. Dan ini terbukti ketika seorang wanita yahudi menaruh racun dalam makanan Rasulullah dalam sebuah percobaan pembunuhan di perang khaibar, racun yang tertelan oleh beliau kemudian bisa dinetralisir oleh zat-zat yang terkandung dalam kurma. Bisyir ibnu al Barra`, salah seorang sahabat yang ikut makan racun tersebut, akhirnya meninggal. Tetapi Rasulullah selamat. Apa rahasianya? Tujuh butir kurma!
Dalam sebuah penelitian di Mesir, penyakit kanker ternyata tidak menyebar ke daerah-daerah yang penduduknya banyak mengkonsumsi kurma. Belakangan terbukti bahwa kurma memiliki zat-zat yang bisa mematikan sel-sel kanker. Maka tidak perlu heran kalau Allah menyuruh Maryam ra, untuk makan kurma disaat kehamilannya. Sebab memang itu bagus untuk kesehatan janin.
Dahulu, Rasulullah selalu berbuka puasa dengan segelas susu dan korma, kemudian sholat maghrib. Kedua jenis makanan itu kaya dengan glukosa, sehingga langsung menggantikan zat-zat gula yang kering setelah seharian berpuasa. Glukosa itu suadah cukup mengenyangkan, sehingga setelah sholat maghrib, tidak akan berlebihan apabila bermaksud untuk makan lagi.
5. Menjelang sore hari, menu Rasulullah selanjutnya adalah cuka dan minyak zaitun.
Tentu saja bukan cuma cuka dan minyak zaitunnya saja, tetapi di konsumsi dengan makanan pokok, seperti roti misalnya. Manfaatnya banyak sekali, diantaranya mencegah lemah tulang dan kepikunan di hari tua, melancarkan sembelit, menghancurkan kolesterol dan memperlancar pencernaan. Ia juga berfungsi untuk menncegah kanker dan menjaga suhu tubuh di musim dingin.
Ada kisah menarik sehubungan dengan buah tin dan zaitun, yang Allah bersumpah dengan keduanya. Dalam alquran, kata “at tin” hanya ada satu kali, sedangkan kata “az zaytun” di ulang sampai tujuh kali. Seorang ahli kemudian melakukan penelitian, yang kesimpulannya, jika zat-zat yang terkandung dalam tin dan zaitun berkumpul dalam tubuh manusia dengan perbandingan 1:7, maka akan menghasilkan ”ahsni taqwim”, atau tubuh yang sempurna, sebagaimana tercantum dalam surat at tin. Subhanallah! Syaikh Ahmad Yasin adalah salah seorang yang rutin mengkonsumsi jenis makanan ini, sehingga wajarlah beliau tetap sehat, kuat dan begitu menggentarkan para yahudi, meskipun lumpuh sejak kecil. Kalau saja beliau tidak lumpuh, barangkali sudah habis para yahudi Israel itu.
6. Di malam hari, menu utama Rasulullah adalah sayur-sayuran.
Beberapa riwayat mengatakan, belaiau selalu mengkonsumsi sana al makki dan sanut. Anda kenal nama tersebut? Di mesir, kata Dr. Musthofa, keduanya mirip dengan sabbath dan ba`dunis. Masih tidak kenal juga? Dr. Musthofa kemudian menjelaskan, secara umum sayur-sayuran memiliki kandungan zat dan fungsi yang sama, yaitu memperkuat daya tahan tubuh dan melindunginya dari serangan penyakit. Jadi, asalkan namanya sayuran, sepanjang itu halal, Insya Allah bergizi tinggi. Maka, para penggemar kangkung dan bayam tidak usah panik. Para pedagang tauge juga tidak perlu pindah haluan. OK?
Disamping menu wajib di atas, ada beberapa jenis makanan yang disukai Rasulullah tetapi beliau tidak rutin mengkonsumsinya. Diantaranya tsarid, yaitu campuran antara roti dan daging dengan kuah air masak. Jadi ya kira-kira seperti bubur ayam begitulah. Kemudian beliau juga senang makan buah yaqthin atau labu manis, yang terbukti bisa mencegah penyakit gula. Kemudian beliau juga senang makan anggur dan hilbah.
Sekarang masuk pada tata cara mengkonsumsinya. Ini tidak kalah pentingnya dengan pemilihan menu. Sebab setinggi apapun gizinya, kalau pola konsumsinya tidak teratur, akan buruk juga akibatnya. Yang paling penting adalah menghindari isrof, atau berlebihan. Kata Rasulullah, “cukuplah bagi manusia itu beberapa suap makanan, kalaupun harus makan, maka sepertiga untuk makanannya, sepertiga untuk air minumnya dan sepertiga lagi untuk nafasnya” (al hadis).
Ketika seseorang terlalu banyak makanannya, maka lambungnya akan penuh dan pernafasannya tidak bagus, sehingga zat-zat yang terkandung dalam makanan tersebut menjadi tidak berfungsi dengan baik. Imbasnya, kondisi fisik menjadi tidak prima, dan aktifitaspun tidak akan maksimal. Dr. Musthofa menekankan bahwa assyab`u ,yang berarti kenyang itu bukan al imtila`, atau memenuhi. Tetapi kenyang adalah tercukupinya tubuh oleh zat-zat yang dibutuhkannya, sesuai dengan proporsi dan ukurannya. Jadi ini penting; jangan kekenyangan!
Kemudian Rasulullah juga melarang untuk idkhol at thoam alatthoam, alias makan lagi sesudah kenyang. Suatu hari, di masa setelah wafatnya rasulullah, para sahabat mengunjungi Aisyah ra. Waktu itu daulah islamiyah sudah sedemikian luas dan makmur. Lalu, sambil menunggu Aisyah ra, para sahabat, yang sudah menjadi orang-orang kaya, saling bercerita tentang menu makanan mereka yang meningkat dan bermacam-macam. Aisyah ra, yang mendengar hal itu tiba-tiba menangis. “apa yang membuatmu menangis, wahai bunda?” tanya para sahabat.
Aisyah ra lalu menjawab, “dahulu Rasulullah tidak pernah mengenyangkan perutnya dengan dua jenis makanan. Ketika sudah kenyang dengan roti, beliau tidak akan makan kurma, dan ketika sudah kenyang dengan kurma, beliau tidak akan makan roti”. Dan penelitian membuktikan bahwa berkumpulnya berjenis-jenis makanan dalam perut telah melahirkan bermacam-macam penyakit. Maka sebaiknya jangan gampang tergoda untuk makan lagi, kalau sudah yakin bahwa anda sudah kenyang.
Yang selanjutnya , rasulullah tidak makan dua jenis makanan panas atau dua jenis makanan yang dingin secara bersamaan. Beliau juga tidak makan ikan dan daging dalam satu waktu dan juga tidak langsung tidur setelah makan malam, karena tidak baik bagi jantung. Beliau juga meminimalisir dalam mengkonsumsi daging, sebab terlalu banyak daging akan berakibat buruk pada persendian dan ginjal. Pesan Umar ra ” Jangan kau jadikan perutmu sebagai kuburan bagi hewan-hewan ternak!”.
Maha Besar Allah yang telah mengutus Rosulullah untuk di jadikan suri tauladan bagi seluruh manusia.
Allahumma sholli ala Muhammad , Allahumma sholli alaihi wassalim...




http://romdani45498.blogspot.com/2011/02/mengapa-rosulullah-selalu-sehat-selama.html

Carilah Iman Yang Separoh Lagi....

Ketika salah seorang sahabat bernama Ukaf bin Wida’ah al-Hilali menemui Rasulullah saw dan mengatakan bahwa ia belum menikah, beliau bertanya, “Apakah engkau sehat dan mampu?” Ukaf menjawab, “Ya, alhamdulillah.” Rasulullah saw bersabda, “Kalau begitu, engkau termasuk teman setan. Atau engkau mungkin termasuk pendeta Nasrani dan engkau bagian dari mereka. Atau (bila) engkau termasuk bagian dari kami, maka lakukanlah seperti yang kami lakukan, dan termasuk sunnah kami adalah menikah. Orang yang paling buruk diantara kamu adalah mereka yang membujang. Orang mati yang paling hina di antara kamu adalah orang yang membujang.” Kemudian Rasulullah saw menikahkannya dengan Kultsum al-Khumairi. (HR Ibnu Atsir dan Ibnu Majah)
Anas bin Malik ra berkata, telah bersabda Rasulullah saw, “Barangsiapa menikah, maka ia telah melengkapi separuh dari agamanya. Dan hendaklah ia bertaqwa kepada Allah dalam memelihara yang separuhnya lagi.” (Hadist Riwayat Thabrani dan Hakim)
Pernah suatu ketika tiga orang shahabat datang bertanya kepada istri-istri Nabi saw tentang peribadatan beliau. Setelah mendapat penjelasan, masing-masing ingin meningkatkan peribadatan mereka. Salah seorang berkata, “Adapun saya, akan puasa sepanjang masa tanpa putus.” Yang lain berkata, “Adapun saya akan menjauhi wanita, saya tidak akan kawin selamanya.” Ketika hal itu didengar oleh Nabi saw, beliau keluar seraya bersabda, “Benarkah kalian telah berkata begini dan begitu? Demi Allah, sesungguhnya akulah yang paling takut dan taqwa diantara kalian. Akan tetapi aku berpuasa dan aku berbuka, aku shalat dan aku juga tidur dan aku juga mengawini perempuan. Maka barangsiapa yang tidak menyukai sunnahku, maka ia tidak termasuk golonganku.” (Hadits Riwayat Bukhari dan Muslim)
Ibnu Mas’ud ra pernah berkata, “Jika umurku tinggal sepuluh hari lagi, sungguh aku lebih suka menikah daripada aku harus menemui Allah swt sebagai seorang bujangan.” (Ihya Ulumuddin hal. 20)
Dalam suatu kesempatan Imam Malik pernah berkata, “Sekiranya saya akan mati beberapa saat lagi, sedangkan istri saya sudah meninggal, saya akan segera menikah.” Demikian rasa takut pengarang kitab al-Muwatha’ ini kepada Allah kalau ia meninggal dalam keadaan membujang. (30 Pertunjuk Pernikahan dalam Islam, Drs. M. Thalib)
Lalu kenapa kita masih menahan diri untuk menikah? Pengalaman mengajarkan bahwa ternyata kita dapat menjadi semacam tempat penyalur rejeki (dari Allah) bagi orang-orang yang lemah diantara kita (istri dan anak-anak, bahkan orangtua dan mertua sekaligus). Itu dapat terjadi manakala kita telah buat keputusan untuk mengambil tanggung jawab atas mereka. Seakan-akan Allah mengatakan bahwa Dia akan membantu kita untuk mewujudkan setiap niat baik dan tangung jawab kita.
Allah swt menyukai orang-orang yang dapat ‘mewakili’-Nya dalam hal pembagian rejeki. Salah satu kesukaan-Nya adalah bahwa Dia akan berikan lebih banyak lagi rejeki kepada wakil-wakil-Nya agar hal itu dapat bermanfaat bagi hamba-hamba-Nya yang ada dibawah tanggung-jawab mereka. Dan Allah (yang menyenangi orang-orang yang berbuat baik) menyukai mereka yang mengambil tanggung-jawab atas urusan-urusan yang disukai-Nya.
Percayalah bahwa ketika kita buat keputusan untuk menikah, itu berarti bahwa kita sedang menyenangkan Allah. Pada saat yang sama, kita menjadikan setan stress dan ‘uring-uringan’. Pada gilirannya nanti, Allah akan memperlihatkan bahwa hanya kepada-Nyalah semua makhluk bergantung dan mendapatkan rejekinya. Sementara itu, setan bekerja lebih keras lagi untuk menanamkan rasa takut terhadap segala resiko (yang mungkin timbul) dari pernikahan, sekaligus dia menampakkan ‘kebaikan-kebaikan’ hidup sendiri (membujang).
Bila kita menikah, padahal saat ini kita (misalnya) seperti ‘tulang punggung’ bagi keluarga orangtua, maka Allah yang maha pengasih dan maha penyayang tidak akan menambah berat beban yang harus kita pikul, bahkan Dia akan meringankannya melalui pernikahan. Nampaknya hal ini tidak bisa masuk akal, akan tetapi demikianlah ketetapan Allah dalam memelihara ciptaan-Nya. Akal kita memang sangat terbatas, bahkan sekedar untuk memahami ciptaan-Nya saja hamper-hampir kita tidak mampu.
Bila kita menikah, sedangkan kita tidak sedikitpun punya niatan untuk meninggalkan bakti kepada orangtua dan hubungan baik dengan sanak-saudara, niscaya Allah akan memberi jalan keluar bagi masalah-masalah yang mungkin timbul terhadap mereka. Segala sesuatu datang dari Allah dan semuanya akan kembali kepada-Nya. Keadaan seberat apapun, pasti tidak akan menyusahkan-Nya sedikitpun dalam menyelesaikan masalah-masalah keseharian kita.
Bila kita menikah, maka kita akan (segera) masuk ke dalam orang-orang yang beruntung yang akan diakui sebagai ummat Rasulullah saw. Begitu besarnya perhatian Rasulullah saw akan hal nikah sehingga seseorang seperti Julabib, (maaf) yang punya wajah jelek, hitam, miskin dan tidak punya keberanian untuk nikah (karena keadaannya) pun ‘digesa’ dan didorong untuk menikah. Seakan Rasulullah marah kepada mereka yang sudah masuk dalam kategori layak nikah namun dia mengabaikannya.
Untuk itu, hendaknya tidak seorangpun merasa kecil hati dengan keadaannya saat ini. Banyak keadaan dimana orang-orang memandang bahwa keadaan kita jauh lebih baik daripada mereka. Barangkali orang-orang di luar kita tidak sepenuhnya memahami keadaan kita, akan tetapi pada kenyataannya memang selalu ada orang-orang yang posisinya jauh dibawah kita dan selalu ada orang-orang yang keadaannya lebih buruk daripada kita.
Lalu dari mana kita mulai? Orang-orang tua yang arif-bijaksana selalu mengingatkan agar kita selalu memperbaharui niat kita, menguatkannya hingga kita berazam untuk mewujudkan sesuatu yang kita hajatkan. Dengan ijin Allah, niat yang kuat (azam) akan dapat mengaktifkan fikir, menggerakkan anggota badan dan melibatkan segala sesuatu di sekitar kita untuk merealisasikan apa yang kita niatkan. Untuk perkara yang tidak baik saja Allah memberinya ijin, lalu bagaimana pula bila niat itu sesuatu yang Allah sukai?
Langkah selanjutnya adalah doa. Dengan menguatkan niat, doa kita akan terasa lebih berkesan. Ada masa-masa tertentu setiap hari ketika Allah merespon doa secara ‘cash’ (tunai). Tidak seorangpun tahu rahasia ini, sehingga orang yang bersungguh-sungguh (dengan urusan doa yang diijabah ini) tidak akan menyiakan masanya, sehingga tidak ada masa kecuali selalu dalam berhubungan dengan Sang pengijabah doa.
Langkah berikutnya, yakni seiring dengan doa yang sedang kita panjatkan, adalah ikhtiar. Kita boleh menyukai siapa saja, yang agama kita membenarkannya untuk kita menikahinya. Akan tetapi ketetapan pasangan kita adalah hak Allah. Kita boleh memilih dan memilah, tapi yakin kita adalah bahwa keputusan Allah adalah yang terbaik buat kita. Allah mengetahui sedangkan kita tidak tahu kecuali sebatas pada apa yang diberitahukan-Nya kepada kita.
Bila kita menyukai seseorang untuk menjadi pasangan (suami atau istri) kita lalu hal itu sesuai dengan keinginan dan ilmu kita, akan tetapi Allah (dengan keluasan ilmu-Nya) tidak menghendakinya terjadi, maka pernikahan itu tidak akan dapat diwujudkan meski seluruh jin dan manusia membantu kita. Bila kita menyukai seseorang dan Dia sendiri telah menetapkannya untuk kita, maka pernikahan akan terwujud meskipun seluruh jin dan manusia menghalanginya.
Bila kita tidak suka kepada seseorang sedangkan Allah suka agar kita menyenangi dan menikahinya, ini adalah suatu pertanda bahwa Allah menyimpan banyak kebaikan yang (sebagian besarnya) dirahasiakan-Nya agar menjadi ‘surprise’ bagi kita pada saat yang ditentukan-Nya sendiri kelak, baik di dunia ataupun di akhirat. Dan kesukaan Allah yang lain adalah bahwa Dia mecurahkan kebaikan yang semakin bertambah dan berlipat kepada hamba-hamba yang diridhoi-Nya.
Dari banyak pengalaman, saat menjelang pernikahan (setelah kita buat keputusan untuk itu) adalah masa-masa yang sering dipenuhi dengan kecamuk ‘perang bathin’. Seolah ini adalah perang antara kebaikan dan keburukan. Bila kita terus maju dengan segala resikonya, kita akan menang lalu sampailah kita ke gerbang pernikahan. Sebaliknya, bila kita ragu dan menjadi terhalang dengan ‘hal-hal kecil’, kita akan kalah dan kita tidak akan sampai ke gerbang itu. Maka bila kita sudah buat keputusan, kita mesti buang jauh segala bentuk keraguan dan kita mesti belajar untuk menjadi tidak peduli dengan segala rintangan. Subhanallah.




http://romdani45498.blogspot.com/2011/02/carilah-iman-yang-separoh-lagi.html

Ukhty..

Ukhty..,Aku Bisikkan lagi Pesan Cinta Untukmu ( sebuah motivasi )



Sssst.. Ukhty kemarilah! Aku bisikkan sesuatu untukku dan untukmu…
Tahukah engkau ukhty, bahwasanya kita tidak dapat menguasai hati kita sendiri. Sebagai contoh, tiba-tiba saja engkau jatuh cinta dengan seorang pemuda yang selama ini engkau benci. Atau tiba-tiba saja engkau jatuh cinta.. padahal engkau tidak ingin terjebak dalam kezinaan. Engkau berusaha sekuat tenaga untuk tidak mencintainya… sanggupkah engkau mempertahankannya saat virus2 itu menyebar keseluruh aliran darahmu, duhai ukhty? Jawabmu, “bisa…”
Tapi coba tanyakan hatimu…
So pasti diiringi dengan uring-iringan, gundah gulana, gelisah, tangisan, bahkan jeritan… wanita oh wanita…. tipu daya syetan sungguh menyebalkan… semakin ingin dilupa justru semakin menjadi-jadi gentayangan diseluruh jiwa dan pikiran…. bukankah begitu ukhty???
Ketahuilah duhai ukhty, bahwasanya ALLAH TA'ALA membatasi manusia dengan hatinya. Tidak percaya? Cobalah simak firman-Nya berikut :

“Dan ketahuilah bahwa sesungguhnya ALLAH S.W.T membatasi antara manusia dan hatinya, dan sesungguhnya kepada-NyaLAH kamu akan dikumpulkan.” (QS. Al-Anfal : 24)
Perhatikanlah ukhty, selain ALLAH S.W.T membatasi hati kita dengan diri kita sendiri, ternyata ALLAH TA'ALA juga tidak memberikan kita hak untuk menguasai hati kita…karena sesungguhnya ALLAH S.W.T yang berkuasa atas hati setiap manusia.
Imam Ahmad dengan sanadnya kepada Abdullan bin’Amr, bahwasanya ia mendengar Rasulloh Shallallohu’alayhi wa sallam bersabda :
“Sesungguhnya hati manusia seluruhnya ada diantara dua jemari ALLAH S.W.T seperti satu hati, Dia berbuat (mengatur) terhadapnya sesuai dengan kehendak-Nya”
Lantas…Ukhty, bagaimana mungkin kita dapat melihat cahaya ALLAH TA'ALA apabila hati kita berkarat?
Maka, kemarilah! Kubisikkan untukmu lima pesan cinta yang menjadi penghalang antara HATI dan ALLLAH TA'ALA, menghambat perjalanan kita dan menimbulkan penyakit didalam hati kita…
Lima Pesan Cinta itu adalah:

1. TERLALU BANYAK BERGAUL DAN BERCANDA DENGAN MANUSIA.
Hal ini bisa memenuhi hati dengan polusi Bani Adam, sehingga hati mereka menjadi hitam. Akibat yang ditanggungnya adalah gesekan dengan teman-teman yang jahat, banyak kemaslahatannya yang terbuang sia-sia, sibuk dengan urusan mereka, pikiran terpecah untuk memenuhi berbagai macam keinginan dan tuntutan mereka. Jika seperti ini keadaannya, lalu APA YANG MENYISA BAGI ALLAH DAN KAMPUNG AKHIRAT?!?
“Teman2 akrab pada hari itu, sebagiannya menjadi musuh bagi sebagian yang lain kecuali orang2 yg bertakwa” (QS. Az-Zukruf :67)
Maka, untuk mencari keseimbangan dalam masalah pergaulan ini atau pergaulan yang bermanfaat ialah bergaul dengan manusia dalam kebaikan, seperti mempelajari ilmu, berjihad, nasehat menasehati, menjauhi mereka dalam keburukan dan hal-hal mubah yang kelewatan.
Jika kita terpaksa harus bergaul dengan mereka dalam keburukan dan tidak mungkin untuk menghindar, maka kita harus waspada agar jangan sampai menyerupai mereka dan kita harus bersabar menghadapi gangguan mereka. Sebab sudah selayaknya jika mereka mengganggu kita, terlebih jika kita tidak memiliki kekuatan dan pendukung. Sebab jika kita berbuat seperti yg mereka perbuat, hanya akan mendatangkan kehinaan dan celaan orang2 mukmin dan ALLAH S.W.T
2. MENGARUNGI HAMPARAN LAUTAN DAN ANGAN-ANGAN YANG TIDAK BERTEPI.
Hal ini merupakan lautan yang diarungi orang-orang yang bangkrut! Ada yang berangan2 memegang kekuasaan, memiliki harta yang menumpuk, memiliki suami ganteng dan lain sebagainya. Setiap orang menciptakan didalam jiwanya gambaran yang diinginkannya. Seakan2 dia beruntung mendapatkannya. Namun ketika dia tersadar, ternyata tangannya hampa dan hanya memegang bantal
Sebaliknya orang yang memiliki hasrat yang tinggi, maka angan2nya berkisar pada ilmu dan iman serta amal yang bisa mendekatkan dirinya kepada ALLAH S.W.T

3. BERGANTUNG KEPADA SELAIN ALLAHS.W.T
Ini merupakan perusak hati yang paling besar dan tidak ada bahaya yang lebih berbahaya selain dari hal ini, tidak ada yang lebih menghambat kemaslahatan dan kebahagiaannya selain dari hal ini. Ketahuilah, bahwa JIKA HATI BERGANTUNG KEPADA SELAIN ALLAHH, MAKA ALLAH MENYERAHKANNYA KEPADA SESUATU YANG DIJADIKANNYA SEBAGAI GANTUNGANNYA ITU.

4. MAKANAN YANG BERLEBIHAN
Ada dua macam kaitannya dengan makanan ini, yaitu :
a. Jenis makanannya itu adalah makanan yang diharamkan. Makanan yg diharamkan ini ada 2 macam, yang haram menurut hak ALLAH, seperti bangkai, darah, babi, binatang buas yg bertaring dan burung yg bercakar tajam. Dan yang haram menurut hak manusia, seperti barang curian dan yg diambil tidak berdasarkan ridho pemiliknya.
b. Makanan yang merusak karena pertimbangan porsi dan jumlahnya serta melebihi batasnya, seperti berlebih2an dalam mengkonsumsi makanan yang halal dan makan terlalu kenyang, karena dapat memberatkannya untuk mengerjakan ketaatan dan membuatnya sibuk dengan urusan makanan semata, sehingga bisa membuat badannya menjadi gemuk dan menguatkan syahwat, yg berarti membuka jalan yang lapang bagi syetan, sebab syetan bisa menyusup kedalam tubuh manusia lewat aliran darahnya.

5. BANYAK TIDUR
Karena banyak tidur membuat badan terasa berat, membuang2 waktu secara percuma, mengakibatkan lalai dan malas serta hal-hal makruh lainnya. Sedangkan tidur yng paling bermanfaat adalah jika memang diperlukan untuk tidur.

Nah, ukhty.. menurutmu mana yang saat ini sedang menggerogoti hatimu???
Yuk, kita obati bareng2 sebelum hati kita menjadi bertambah sakit dan akhirnya MATI !!




http://romdani45498.blogspot.com/2011/02/ukhty.html

Keberkahan Sholat Fardhu

Ada seorang teman bertutur, 'Saya bekerja di Daan mogot Jakarta, sementara istri dan anak masih tinggal bersama mertua di Cikampek, dan pulang ke Cikampek setiap malam Jumat dan hari Sabtu. Malam jumat seperti biasanya saya pulang ke cikampek, pas kebetulan waktu itu habis gajian jadi sekalian saya beli susu buat anak. Saya menyegerakan sholat maghrib.
Setelah sholat maghrib saya pulang naik bis mayasari jurusan jati bening, didalam bis saya berpikir nanti sholat isya di jati bening ato sampe dirumah. namun akhirnya saya mantap sholat isya di jati bening, alhamdulillah setelah selesai sholat saya langsung dapat bis Kramat jati yang kebetulan agak kosong arah purwakarta keluar tol cikopo, yang biasanya saya kalau menunggu bis paling tidak 30 menit baru dapat. Saya duduk sendirian dan tas yang berisi susu, berkas kantor dan hp saya taruh di bangku sebelah saya, sementara jok belakang saya ada 5 penumpang lainnya yang sama duduk sendirian di setiap bangkunya. karena kecapean saya tertidur di bis. Sampe di Cikopo, saya bangun dan langsung turun tanpa membawa tas dan langsung naik angkot jurusan Cikampek, namun setelah angkot jalan kurang lebih 20 meter saya baru sadar klu tas ketinggalan di bis.
Akhirnya saya turun dan naik angkot jurusan purwakarta untuk mengejar bis tersebut, dalam perjalanan tak henti2nya saya berdzikir dan berdoa, Ya Allah kalo memang tas dan isinya masih rezeki dan milikku pertemukan dengan bis tersebut, tapi kalo memang bukan hakku lagi, saya ikhlas dan saya sedekahkan bagi yang menemukannya dan semoga menjadi sarana ibadah buat yang menemukan. Alhamdulillah, Allah masih mengabulkan doa saya... setelah hampir sampai terminal Purwakarta, bis tersebut berhenti dan akhirnya tas lengkap dengan isinya kembali ke tangan saya.. Subhanallah... saya tak henti-hentinya mengucapkan kalimat syukur.. Ya Allah hanya Engkaulah yang Maha Pengatur semua atas kejadian di muka bumi ini.. semoga cerita ini pelajaran bagi kita semua yang belajar sholat tepat waktu dan rajin bershodaqoh.




http://romdani45498.blogspot.com/2011/02/keberkahan-sholat-fardhu.html

** Berjiwa Besar **

Sangatlah beruntung bagi seseorang muslim yang sudah bangun sebelum terlambat untuk bersiap-siap untuk mencari/mengumpulkan bekal yang akan dibawa ke tempat kembalinya yang kekal dan abadi. Yaitu tempat untuk selama-lamanya. Ialah tempat bersenang-senang, tempat mengasuh dan istirahat, setelah sekian lama mengarungi kehidupan dunia dengan bermacam-macam pengalaman suka dan duka dan dengan merasakan pahit dan getirnya penghidupan dunia.
Dan sesudah habis masa hidupnya di dunia, mau tak mau umat manusia seluruhnya harus meninggalkan dunia yang bersejarah dengan membawa hasil usahanya. Hasil usaha yang berupa perbuatan-perbuatan baik yang dalam Islam terkenal dengan istilah amal-amal shaleh atas dasar keimanan dan ketaqwaannya orang muslim. Atau membawa hasil usahanya yang tanpa disertai iman, tentunya usaha buruk yang tidak dapat dipertanggungjawabkannya di hadapan Pengadilan Maha Agung di kemudian hari.
Banyak diantara umat manusia yang tidak/belum memahami bagaimana seharusnya menghadapi tempat terakhir itu. Mereka hidup di dunia ini dengan kesenangan dan kegembiraan di luar batas. Untuk memenuhi semua itu, mereka mencari dan mengumpulkan harta di dunia sebanyak-banyaknya yang menjadi kebanggaan mereka dengan kekayaan materiil yang cukup terkenal dengan predikat kaya raya.
Padahal sesungguhnya dan pada hakekatnya, bukanlah "kekayaan harta" itu yang menjadi kebanggaan bagi seorang muslim. Akan tetapi yang sebetulnya, bahwa kekayaan jiwa yang menurut Islam, itulah yang diutamakan dalam kehidupan di dunia ini. Kekayaan jiwa yang merupakan "jiwa besar" itulah sebenarnya yang harus dipunyai oleh setiap orang muslim. Yaitu yang sesuai dengan sabda Rasulullah SAW yang artinya ; "Bukanlah yang dinamakan kaya, karena banyak harta kekayaan, tetapi yang disebut/dinamakan kaya, adalah 'kaya jiwa'". (Bukhari dan Muslim).

Kaya Jiwa
Harta benda yang banyak yang dianggap sebagai kekayaan, sesungguhnya bukan kekayaan hakiki. Karena kekayaan harta benda itu tidak kekal, tidak selamanya tetapi sewaktu-waktu bisa habis dengan berbagai sebabnya. Seperti terbakar, musnah terlalap api, dicuri penjahat atau digarong perampok, dan juga bisa habis dengan dibelanjakan.
Adapun kaya jiwa bagi seseorang muslim itu tidak akan habis dan tidak akan luntur dan tidak akan menjadikan miskin. Sebab "kaya jiwa" bagi seseorang adalah menempatkannya dan mendudukkannya sebagai orang yang "berjiwa besar".
Dan untuk mendapatkan jiwa besar bagi seorang muslim, tidaklah semudah seperti yang disangka oleh sementara orang. Tetapi lebih dahulu harus tabah dan ulet untuk memperolehnya. Yakni dengan melalui, menjalani atau mengalami beberapa macam ujian. Ujian-ujian mana harus ditempuh dengan kesungguhan dan ketekunan, agar berhasil dengan predikat "berjiwa besar".
Ujian-ujian itu antara lain, adalah seperti : akhlak, hawa nafsu, sabar dan menahan marah.

Akhlak
Bagi setiap orang muslim sangat perlu memiliki "akhlak" yakni budi pekerti dengan watak dan tabiat yang baik dengan melalui pendidikan yang benar, untuk terciptanya, "pendidikan budi pekerti yang tinggi". Sehingga seorang yang telah mendapat pendidikan budi pekerti itu akan selalu dan selamanya tahu dan mengerti berapalah harga dirinya, dan apa perlunya dia diciptakan hidup di dunia yang penuh dengan kekejaman dan penipuan yang dikendalikan oleh musuh besar umat manusia, musuh sejak bapa dan ibu umat manusia, Adam dan Hawa masih turun temurun hingga sekarang dan sampai nanti selama umat manusia masih bernyawa, hidup di muka bumi ini, musuh yang nyata atau tidak nyata (tersembunyi).
Maka dengan pendidikan budi pekerti yang mengarah pada tingkat kemuliaan, yakni ketaqwaan kepada Allah SWT, musuh-musuh besar itu tidak akan berbuat apa-apa, bahkan mereka takluk dan tunduk, tidak sanggup menjalankan tipu dayanya terhadap manusia yang berpendidikan akhlak, budi pekerti yang luhur, yang sudah terlatih selalu berada di bawah pengawasan, bimbingan dan petunjuk dari Allah SWT dengan berdasarkan "jiwa besarnya" seseorang itu.
Jiwa besar yang tumbuh subur di dalam hati setiap orang mukmin, yaitu mencontoh akhlaknya Nabi Muhammad SAW. Sebagaimana pernyataan dari Allah SWT dalam firmanNya (dalam surat 68, ayat 4); "Dan engkau Muhammad sesungguhnya mempunyai budi pekerti yang agung".
Dan menurut hadits, riwayat Hakim dan Baihaqi (pengakuan Nabi Muhammad SAW sendiri) sabda beliau ; "Aku diutus hanya untuk menyempurnakan budi pekerti yang mulia!"
Makanya dengan adanya jiwa seseorang muslim yang sudah dididik dengan pendidikan akhlak, budi pekerti yang agung, yang mulia dan yang tinggi jadilah jiwanya kaya atau "berjiwa besar" sehingga dapat menghadapi segala macam halangan, rintangan atau pun hambatan yang menghadangnya untuk melanjutkan dan menunaikan kewajiban-kewajiban untuk taat kepada Allah dan RasulNya, seperti adanya.

Hawa Nafsu
Mengikuti hawa nafsu, bisa melalaikan hati untuk mengingat Allah lalu melanggar batas-batas yang sudah ditentukan Allah SWT dalam syariatNya.
Maka kalau demikian halnya akan hilanglah tujuan hidup seseorang muslim untuk berbuat sesuatu amal kebaikan dalam mencapai keridhaan dari Allah SWT. Sedang Allah SwT menyuruh melawan hawa nafsu, angkara murka yang membawa seseorang ke lembah neraka.
Oleh karena itu sekuat iman kita sebagai Muslim haruslah berjuang melawan kemauan nafsu itu, karena mentaati perintah-perintah Allah SWT dengan firmanNya (dalam Al-Quran, S-29 ayat 69) ; "Dan orang-orang yang berjuang untuk memperoleh keridhaan kami, pasti tunjukkan kepada mereka jalan kami, dan sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang berbuat kebaikan".
Bagi orang-orang yang "berjiwa besar" tidak akan ragu-ragu untuk berjuang menegakkan kebenaran agama Islam serta mempertahankan kesuciannya. Yaitu tidak lain hanyalah karena mentaati perintah-perintahNya dan disamping itu mengharapkan keridhaan daripadaNya.
Perjuangan yang demikian itu adalah paling baik dalam menuju kemenangan dengan hasil yang menggembirakan. Dan Allah SWT akan menunjukkan jalan yang terbaik, yaitu dengan memberikan perlindungan pimpinan dan bimbingan, sehingga mendapat pahala yang berlipat ganda diberikan kepada mereka yang berjuang untuk kebaikan itu.
Itulah semacam kebahagiaan, yang diberikan kepada mereka yang berjiwa besar yang sanggup menahan hawa nafsu.

Sabar
Kesabaran adalah keteguhan hati untuk menghadapi atau menentang hawa nafsu yang menghalangi berbuat amal-amal shaleh.
Maka barang siapa yang dapat bertahan dari pengaruh-pengaruh hawa nafsu, merekalah orang-orang tabah, teguh, dan sabar, dan merekalah yang beruntung : "Man shabara zhafira!" (Barang siapa sabar, pasti tercapai maksudnya).
Inilah hasil dari orang yang berjiwa besar yang bisa menghadapi setiap tantangan dan diatasinya dengan kesungguhan dan keteguhan iman yang berada dalam hatinya yang suci, tidak terpengaruh oleh ajakan nafsu yang tidak benar. Mereka ini dapat dikatakan memenuhi apa yang difirmankan Allah dalam S.41, ayat 30 : "Sesungguhnya mereka itulah orang-orang yang mengatakan : Allah itu Tuhan kami! kemudian mereka teguh dalam pendiriannya..."
Dengan pengakuan, bahwa sesungguhnya Allah adalah Tuhan yang mereka sembah dan tempat mereka menyandarkan kesabaran, sehingga teguh dalam pendiriannya, tidak tergoyahkan oleh ajakan hawa nafsu. Maka oleh karena itu bagi mereka akan diberikan pahala sebagai upah dari kesabaran mereka, sesuai dengan firmanNya dalam S.39, ayat 10 : "...Sesungguhnya orang-orang yang sabar (berhati teguh) itu akan dibayar cukup pahalanya dengan tiada terbatas".

Menahan Amarah
Menurut hadits, riwayat Muslim, sabda Rasulullah SAW: "Bukanlah ukuran kekuatan seorang itu dengan bergulat, tetapi yang disebut kuat, ialah orang yang dapat menahan hawa nafsu ketika marah!"
Demikianlah ukuran kekuatan jiwa seseorang, tidak diukur dengan adu kekuatan tenaga, berkelahi atau bergulat untuk kalah atau menang. Akan tetapi yang disebut kuat dalam istilah agama Islam, ialah mereka yang dapat menahan nafsu ketika timbul amarahnya. Itulah karena didalam diri seseorang yang berjiwa besar dapat menahan marah, padahal dia kuasa untuk melampiaskan kemarahannya.
Yaitu sesuai dengan sabda Rasulullah SAW menurut riwayat Abu Dawud dan Abid Dunya : "Siapa-siapa yang dapat menahan amarahnya, padahal dia kuasa untuk melampiaskan marahnya itu, maka Allah akan memenuhi hatinya dengan iman dan rasa aman ketenangan."
Dan lagi menurut hadits, riwayat Ahmad dan Abu Dawud, sabda Rasulullah SAW : "Sesungguhnya marah itu dari syetan, dan setan itu dijadikan dari api, dan yang dapat memadamkan api itu hanyalah air. Maka apabila seseorang dalam keadaan marah, hendaklah segera berwudhu!"

Dan menurut riwayat Thabrany, Nabi Muhammad SAW, bersabda : "Andaikata seorang yang marah itu suka membaca : "Auudzu billahi minasy-sayitthonirrajiim" (aku berlindung kepada Allah dari godaan syetan yang terkutuk), niscaya hilang amarahnya!"
Sungguh hebat orang-orang yang "berjiwa besar" dengan akhlak, budi pekerti yang mulia dan terpuji itu dapat mengatasi kemungkaran-kemungkaran dan mengamalkan kebaikan-kebaikan.




http://romdani45498.blogspot.com/2011/02/berjiwa-besar.html

Apakah???

Apakah anda selalu shalat Fajar berjama'ah di masjid setiap hari .?
Apakah anda selalu menjaga Shalat yang lima waktu di masjid .?
Apakah anda hari ini membaca Al-Qur'an .?
Apakah anda rutin membaca Dzikir setelah selesai melaksanakan Shalat wajib .?
Apakah anda selalu menjaga Shalat sunnah Rawatib sebelum dan sesudah Shalat wajib .?
Apakah anda (hari ini) Khusyu dalam Shalat, menghayati apa yang anda baca .?
Apakah anda (hari ini) mengingat Mati dan Kubur .?
Apakah anda (hari ini) mengingat hari Kiamat, segala peristiwa dan kedahsyatannya .?
Apakah anda telah memohon kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala sebanyak tiga kali, agar memasukkan anda ke dalam Surga .? Maka sesungguhnya barang siapa yang memohon demikian, Surga berkata :"Wahai Allah Subhanahu wa Ta'ala masukkanlah ia ke dalam Surga".
Apakah anda telah meminta perlindungan kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala agar diselamatkan dari api neraka sebanyak tiga kali .? Maka sesungguhnya barangsiapa yang berbuat demikian, neraka berkata :"Wahai Allah peliharalah dia dari api neraka". Berdasarkan hadits Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam yang artinya :"Barangsiapa yang memohon Surga kepada Allah sebanyak tiga kali, Surga berkata :"Wahai Allah masukkanlah ia ke dalam Surga. Dan barangsiapa yang meminta perlindungan kepada Allah agar diselamatkan dari api neraka sebanyak tiga kali, neraka berkata :"Wahai Allah selamatkanlah ia dari neraka". [Hadits Riwayat Tirmidzi]
Apakah anda (hari ini) membaca hadits Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam .?
Apakah anda pernah berfikir untuk menjauhi teman-teman yang tidak baik .?
Apakah anda telah berusaha untuk menghindari banyak tertawa dan bergurau .?
Apakah anda (hari ini) menangis karena takut kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala .?
Apakah anda selalu membaca Dzikir pagi dan sore hari .?
Apakah anda (hari ini) telah memohon ampunan kepada Allah Subhanahu wa ta'ala atas dosa-dosa (yang engkau perbuat) .?
Apakah anda telah memohon kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala dengan benar untuk mati Syahid .? Karena sesungguhnya Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam telah bersabda yang artinya :"Barangsiapa yang memohon kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala dengan benar untuk mati syahid, maka Allah Subhanahu wa Ta'ala akan memberikan kedudukan sebagai syuhada meskipun ia meninggal di atas tempat tidur". [Hadits Riwayat Tirmidzi Nasa'i, Ibnu Majah, Ibnu Hibban]
Apakah anda telah berdo'a kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala agar ia menetapkan hati anda atas agama-Nya. ?
Apakah anda telah mengambil kesempatan untuk berdo'a kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala di waktu-waktu yang mustajab .?
Apakah anda telah membeli buku-buku agama Islam untuk memahami agama .? [Tentu dengan memilih buku-buku yang sesuai dengan pemahaman yang dipahami oleh para Shahabat Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam, karena banyak juga buku-buku Islam yang tersebar di pasaran justru merusak pemahaman Islam yang benar]
Apakah anda telah memintakan ampunan kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala untuk saudara-saudara mukminin dan mukminah .? Karena setiap mendo'akan mereka anda akan mendapat kebajikan pula.
Apakah anda telah memuji Allah Subhanahu wa Ta'ala (dan bersyukur kepada-Nya, pent) atas nikmat Islam .?
Apakah anda telah memuji Allah Subhanahu wa Ta'ala atas nikmat mata, telinga, hati dan segala nikmat lainnya .?
Apakah anda hari-hari ini telah bersedekah kepada fakir miskin dan orang-orang yang membutuhkannya .?
Apakah anda dapat menahan marah yang disebabkan urusan pribadi, dan berusaha untuk marah karena Allah Subhanahu wa Ta'ala saja .?
Apakah anda telah menjauhi sikap sombong dan membanggakan diri sendiri .?
Apakah anda telah mengunjungi saudara seagama, ikhlas karena Allah Subhanahu wa Ta'ala .?
Apakah anda telah menda'wahi keluarga, saudara-saudara, tetangga, dan siapa saja yang ada hubungannya dengan diri anda .?
Apakah anda termasuk orang yang berbakti kepada orang tua .?
Apakah anda mengucapkan "Innaa Lillahi wa innaa ilaihi raji'uun" jika mendapatkan musibah .?
Apakah anda hari ini mengucapkan do'a ini : " Allahumma inii a'uudubika an usyrika bika wa anaa a'lamu wastagfiruka limaa la'alamu = Ya Allah sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari menyekutukan Engkau sedangkan aku mengetahui, dan aku memohon ampun kepada-Mu terhadap apa-apa yang tidak aku ketahui". Barangsiapa yang mengucapkan yang demikian, Allah Subhanahu wa Ta'ala akan menghilangkan darinya syirik besar dan syirik kecil.
Apakah anda berbuat baik kepada tetangga .?
Apakah anda telah membersihkan hati dari sombong, riya, hasad, dan dengki .?
Apakah anda telah membersihkan lisan dari dusta, mengumpat, mengadu domba, berdebat kusir dan berbuat serta berkata-kata yang tidak ada manfaatnya .?
Apakah anda takut kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala dalam hal penghasilan, makanan dan minuman, serta pakaian .?
Apakah anda selalu bertaubat kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala dengan taubat yang sebenar-benarnya di segala waktu atas segala dosa dan kesalahan .?
Sobat2 harmoni islam
Jawablah pertanyaan-pertanyaan di atas dengan perbuatan, agar kita menjadi orang yang beruntung di dunia dan akhirat, inysa Allah.aamiin




http://romdani45498.blogspot.com/2011/02/apakah.html

Bayangkanlah Bila,,,

♥●♥_◕_♥●♥
"Bu, kenapa sih kok bapak kerjanya di pasar, temen-temen Aa bapak nya kerja nya dikantor, katanya enak bu, kalo dikantor itu bersih, ada komputer terus ada buku-buku, ntar kalau Aa maen ke kantor bapak, Aa bisa maen komputer..." Itu pertanyaan polos dari keponakan saya yang baru berumur 5 tahun dan masih duduk di bangku TK.
Mungkin karena faktor teman- temannya di sekolah yang sering bercerita tentang ayah-ayah mereka yang kebanyakan memang pegawai kantoran dan bercerita tentang segala "keistimewaan" bekerja di kantor sehingga muncul pertanyaan tersebut. Tentu saja sang ibu keponakan saya itu berusaha dengan "bahasa yang dapat dimengerti anak-anak" menjelaskan dengan lugas tentang apa itu pekerjaan.
Yang pasti dari sejak kecil, anak-anak memang harus ditanamkan bahwa pekerjaan itu cakupannya luas dan amat luas seluas samudera kalau memang kita bisa mencari, menggali dan mewujudkan walaupun dengan perjuangan yang amat panjang.. apapun bentuk pekerjaan itu, asalkan halal. Dan tentu saja bagi orang-orang yang beruntung mempunyai pendidikan yang tinggi dan pekerjaan yang bagus bukan berarti harus berbesar kepala seolah tidak membutuhkan lagi orang - orang disekelilingnya, terutama orang - orang yang karena pendidikannya terbatas dan hanya berkesempatan untuk menjadi pedagang asongan, pembantu rumah tangga dan lain sebagainya.
Karena semua pekerjaan adalah mata rantai yang tak terputus seperti simbiosis mutualisma yang saling menguntungkan satu sama lain tanpa harus korupsi, tanpa harus sikut sana sikut sini. Dan pekerjaan itu bukan terbatas hanya dikantor saja. Kalau semua orang bekerja dikantor, kita dapat bayangkan betapa sulit ruang gerak kita. Bukan begitu?
♥●♥_◕_♥●♥
Bayangkanlah bila para penumpang bis, angkot dan sebagainya yang akan kelimpungan tujuh keliling bila para supir "ngambek" tidak mau menyupir.
Bayangkanlah bila orang-orang di dalam mobil yang kehausan tapi dia tidak menemukan satupun pedagang asongan yang menjual minuman karena semua pedagang asongan "ngambek" untuk berdagang. Dan saya pernah merasakan tersiksanya kehausan setelah berpeluh keringat mengejar bis sementara pedagang asongan tak kunjung muncul. Ketika itu saya hanya bisa membayangkan betapa indahnya meminum seteguk air yang ditawarkan pedagang asongan andai saja mereka muncul dihadapan saya saat itu.
Bayangkanlah bila murid2 ketinggalan banyak pelajaran karena guru mereka "bosan" mengajar.
Bayangkanlah bila para kontraktor perencana gedung yang "hilang" tender karena buruh2 bangunan "enggan" bekerja.
Bayangkanlah bila para karyawan digedung-gedung perkantoran yang kelaparan saat makan siang.. karena pedagang-pedagang makanan disekitar kantor mereka "mogok" jualan.
Bayangkanlah bila ibu-ibu dirumah yang harus "berpeluh keringat " mengerjakan pekerjaan rumah tangga yang tiada habis-habisnya karena para khadimat mereka "pulang kampung" dan tidak mau lagi bekerja.
Bayangkanlah bila kantor-kantor, mall-mall ataupun perusahaan-perusahaan yang gedungnya kotor tak terurus karena para petugas cleaning service nya "tidak mau" lagi bekerja.
Ternyata...kita butuh mereka...para supir, pedagang asongan, pedagang makanan, para pembantu rumah tangga dan lain sebagainya. Mereka amat berjasa bagi kita walaupun kadang keberadaan mereka tidak kita hargai.
Keramahan dan penghargaan terhadap orang - orang kecil dan hal - hal kecil amat sangat dibutuhkan, apapun status dan pekerjaan orang tersebut.
Seperti raut muka ceria anak anak ditempat saya mengajar tiap sabtu dan Minggu yang dengan semangatnya menceritakan pekerjaan ayah mereka yang hanya seorang pemulung dimata orang lain. Tetapi dimata mereka ayah mereka lah pahlawan dikeluarga, yang dengan tegarnya menghadapi tantangan hidup, walaupun hanya bisa memberi tempat tinggal sebuah petakan ukuran 3x4 m dengan harga sewa Rp. 70.000 ribu perbulan.
Dan tidak ada salahnya kita bergaul dengan mereka, untuk mengingatkan agar selalu bersyukur atas nikmat yang telah Allah berikan.
Dan anak-anak yang beruntung karena keluarga mereka berkecukupan pun harus tahu dan diajarkan bahwa disekitar mereka masih banyak anak-anak yang kurang beruntung. Indahnya bila hidup ini saling mengasihi dan menghargai.
Satu hal lagi dari sekian banyak PR yang harus kita bayangkan, yaitu...
Bayangkanlah bila para istri "berhenti total" untuk mengurus anak-anak, suami dan rumah tangga nya karena terlalu jenuh dengan rutinitas seputar dapur, sumur dan kasur. Mengenai hal satu ini ada satu pertanyaan dari salah seorang teman saya, "Lalu kami ini para lelaki harus bagaimana? Membiarkan para istri bekerja dikantor dan anak-anak serta keluarga terbengkalai?"
Ups...tentu saja tidak. At least memberi ruang gerak bagi para istri untuk maju bersama. Intinya maju bersama dalam artian dalam rumah tangga. Kalau suami maju dan berkembang, dia juga harus berfikir dan bertindak untuk membuat istrinya maju juga. Sehingga proses pembelajaran di rumah tangga terus menerus berlangsung, long life learning, sehingga istri bisa mengaktualisasikan diri.
Sehingga konteks rumah tangga itu bukan berarti "memperbantukan" istri ibarat pembantu yang harus stay tune 24 jam sehari dengan tanpa adanya proses pembelajaran buat si istri. Menjadi ibu rumah tangga secara full pun tidak masalah apalagi bila dibarengi dengan kegiatan - kegiatan yang manfaat di sekitar lingkungannya. Menjadi ibu bekerja pun juga tidak masalah asalkan balance antara keluarga dan pekerjaan. Karena yang terpenting dalam keluarga adalah kualitas komunikasi yang intens bukan kuantitasnya, dan saling berbagi tugas dengan suami dalam mengurus rumah tangga.
♥●♥_◕_♥●♥
Dan bagi para ibu, tentu saja bekerja bukan hanya dikantor saja, nanti kalau semua ibu - ibu bekerja dikantor, lalu siapa nanti yang akan sabar mengajar anak - anak TK, SD, SMP, SMU sampaiUniversitas? Siapa yang akan memeriksa ibu - ibu hamil jika saja tidak ada dokter kandungan perempuan? Siapa yang akan berjualan masakan untuk disantap para karyawan?Dan tentu saja masih banyak lagi profesi - profesi lainnya bagi para ibu yang bekerja.
Saya masih ingat dulu saat SD, dibuku Teks Pelajaran Bahasa Indonesia sering terdapat contoh - contoh kalimat seperti :
"Ibu pergi ke pasar, bapak pergi kekantor..", kalau boleh merevisi nya sih... rasa-rasanya tidak ada salahnya kalau konteks kalimat itu ditambahkan lagi menjadi :
"Ibu pergi mengajar, bapak pergi kekantor"
Atau konteks itu bisa berubah total secara situasional dan kondisional..:
"Pada hari Minggu ... ayah pergi ke pasar, ibu istirahat di rumah..."
Asik kan? Bila saling berbagi tugas di hari-hari yang semoga penuh berkah ini...




http://romdani45498.blogspot.com/2011/02/bayangkanlah-bila.html