Mengenai Saya

Foto saya
Pangandaran, West Java, Indonesia
Simple

Kamis, 12 April 2012

A2DC:Ada Apa Dengan Cewek [Part#3]

Sebelumnya, saya tak berniat untuk kembali meneruskan sekuel artikel A2DC -Ada Apa dengan Cewek, setelah beberapa wajtu lalu saya rampung menuliskan dua part A2DC -dengan gaya bahasa yang sungguh sederhana. Saat itu, saya rasa dua part A2DC sudah cukup.
Tapi, saya tiba-tiba teringat beberapa pertanyaan yang dilontarkan sebagian sahabat saya, tentang beberapa hadits yang 'dirasakan' memojokkan kaum hawa! Oh, oh, itu sungguh persepsi salah tentang hadits-hadits yang dipertanyakan itu! Saya pun akhirnya tergerak untuk mengupas hadits-hadits tersebut, dan menunjukkan pada sahabat, bahwa hadits tersebut ternyata mempunyai arti yang sangat indah bagi cewek.
Ya, saya pun merasa harus kembali menyambung A2DC dengan part ketiga!
Ikut, yuk!
###
Disana ada hadits shahih yang artinya, "Tidak diperbolehkan bagi seorang wanita untuk bepergian lebih dari dua marhalah (lebih kurang sejauh 70 km) kecuali bersama mahramnya". Sebagian orang berkomentar, 'Ah, Islam sangat membatasi wanita!'
Hei, hei. Jangan salah persepsi. Saya ingin menjelaskannya dengan dua poin saja. Bismillah.
Poin pertama, ayolah, coba perhatikan tujuan hadits tersebut. Ya, bisa kamu pahami, bahwa Islam sangat melindungi kaum hawa, terutama harga dirinya.


 Dengan hadits diatas, sebenarnya bisa dirasakan, bahwa wanita begitu disayang oleh Islam -tak begitu saja dilepaskan tanpa perhatian! Islam tak ingin wanita dilecehkan harga dirinya. Hei.. Bukankah ini sebuah penghargaan yang sangat indah?
Ya, karena harga diri seorang cewek begitu mulia. Kamu ingat pameo terkenal, 'Jadilah mawar, cantik tapi berduri' itu, kan? Ya, Islam pun menempatkan cewek semulia itu: cantik tapi tetap dalam keamanannya.
Poin kedua, ulama mempunyai dua pendapat menanggapi hadits ini.
Kelompok pertama berpendapat, bahwa hadits ini wajib dilakukan seperti apapun keadaan yang ada -mau aman atau tidak, wanita tak boleh bepergian jauh kecuali bersama mahramnya.
Ok, ok, saya tahu bahwa pendapat ini malah semakin menguatkan persepsi beberapa sahabat bahwa Islam mempersulit wanita. Tapi, jangan lupa poin pertama diatas! Dengan begitu, pendapat pertama ini benar-benar berpotensi merealisasikan arti 'wanita bagaikan mawar berduri', dan ditambah lagi, 'Didalam kotak kaca'. Indah, bukan?
Jadi, jangan dilihat dengan sebelah mata, tapi pahami secara keseluruhan!
Plus, jangan melupakan pendapat kelompok kedua.
Kelompok kedua, berpendapat bahwa Rasulullah berkata seperti itu dengan melihat keadaan zaman beliau. Atau katakan, berkata karena tuntutan zaman. Masa itu, masih banyak penjegal berkeliaran di padang pasir. Banyak penyamun, perampok dan berbagai tindak kriminal lain, yang bahkan lelaki pun beresiko besar untuk terdzalimi ditengah perjalanannya. Jika cowok saja beresiko mendapat bahaya besar seperti itu, apalagi cewek!
Dari sini, Rasulullah pun memberikan solusi syar'i untuk menjaga keamanan bagi seorang wanita yang ingin melakukan perjalanan jauh, dengan mengharuskannya bepergian bersama mahram. Nah, lagi-lagi, suatu perhatian yang besar bagi kaum hawa, bukan?
Kalimat 'bersama mahram' itu sendiri, diartikan dengan kalimat 'segala sesuatu yang bisa membuat wanita merasa aman dalam perjalanan'. Dari sini, ulama kelompok kedua tak mengharuskan wanita untuk bepergian bersama mahram -mereka memperbolehkan wanita bepergian bersama sekelompok wanita lain -tentu mereka bukan mahram, dengan catatan jika memang keamanannya bisa terjamin (lihat lagi kitab-kitab Ilmu Fiqh dalam bab Haji). Sedangkan yang dikatakan Rasul dalam hadits itu, hanya salah satu contoh saja!
Nah, coba kita 'pasang' pemahaman ini ke masa kini. Jika kita melihat masa sekarang, saya rasa perjalanan bagi cewek, jauh lebih terjamin keamanannya dibanding masa lalu.


Yah, sekarang jarang ada perompak atau penyamun ditengah jalan yang membahayakan pengguna jalan -kalaupun ada, pun sedikit jumlahnya. Kesadaran masyarakat tentant keamanan lingkungan pun tinggi. Kantor polisi dimana-mana bisa ditemui. Jika faktor keamanan masa kini dan dimanapun daerahnya bisa menjamin cewek melakukan perjalanan lebih dari 70 km, maka silahkan berpegian -tak ada larangan!
Ya, catatan yang paling penting adalah: jaminan keamanan bagi sang cewek.
Nah, mudah, bukan? Islam itu luas sekali, sahabat.
Hanya saja, bagi sahabat-sahabat cewek, jangan lupa jaga diri jika memang ingin bepergian jauh sendirian. Dan tetap saja, bepergian berdua dengan kakak atau ayah atau siapapun mahrammu, lebih baik daripada kamu bepergian sendirian.
Yang jelas, hasil akhir menurut pendapat kelompok kedua adalah selama keamanan terjamin, silahkan saja cewek bepergian lebih dari 70 km meski sendirian! Ya, pendapat kedua juga menjaga 'mawar berduri' tersebut, sekaligus menghilangkan pandangan bahwa 'Islam mempersulit wanita'.
Kedua pendapat itu, dalam pandangan saya, sama-sama indah!
###
Hadits kedua, berkata bahwa 'Ketika seorang wanita datang, maka ia datang dengan wajah setan'. Ow, ow, ow!! Diskriminasi-kah?
Bukan!
Memahami hadits ini, tak bisa difahami dengan 'kulit luar' saja -kita butuh mengupasnya, untuk memahami isinya.
Hadits ini mengandung tiga poin penting yang harus difahami, agar tak terjebak persepsi salah tentang Islam. Perhatikan, deh:
Pertama, hadits ini difokuskan secara langsung untuk kaum adam -semua cowok. Ya, kamu diperingatkan, jika kamu melihat cewek, kontrol gerakan hatimu -jangan sampai terhanyut dengan hasutan setan dan hawa nafsumu!
Karena, sifat dasar wanita yang memang menarik perasaan lelaki, bisa saja dipergunakan oleh setan sebagai alat untuk menggelincirkan kita -cowok.



Kedua, reminder secara tak langsung bagi kaum hawa, bahwa tabiat aslimu bisa saja dipergunakan oleh setan untuk memperalat lawan jenismu. Jadi, jaga dirimu baik-baik!
Menjaga diri baik-baik, tentu saja dengan menjaga aurat dan menjalani hidupmu dengan pagar-pagar agama. Dari sana, kamu tidak akan bisa diperalat oleh setan untuk menjadikanmu mangsa.
Ketiga, dengan hadits ini, kita tak bisa begitu saja mengambil keputusan, bahwa wanita sama saja dengan setan -Islam sama sekali menghapus statemen gila ini, statemen yang pernah menjadi salah satu hasil debat para lelaki di Eropa di Abad Pertengahan. Islam menganggap bahwa wanita adalah saudara kandung lelaki!
Memahami kalimat 'datang dalam wajah setan', sama dengan memahami seorang perampok membunuh korbannya dengan pistol. Coba nalar, apakah pistol tersebut yang bersalah, ataukah perampoknya?
Begitu pula wanita yang digunakan sebagai alat oleh setan. Ya, hanya alat, tak lebih. Ia tetap saja wanita dengan segala hak dan kehormatannya.
Semoga semua sahabat cewek saya, terbebas dari tipu daya setan. Begitu pula semua sahabat cowok.
Tapi, berbeda fakta jika memang si cewek 'punya greget' dan si cowok juga 'hidung belang'. Keduanya bersalah, lah.
Nah, sekarang, sudah bisa memahami maksud hadits itu, kan? Insya Allah!
###
Kedua hal yang kita bahas panjang lebar diatasl cocok seratus persen dengan salah satu hadits yang artinya, "Wanita adalah sesuatu yang seharusnya ditutupi (dilindungi). Ketika ia keluar, setan akan 'memperalatnya' (sebagai godaan untuk lawan jenisnya). Wanita sangat dekat dengan TuhanNya, adalah ketika ia berada dalam rumahnya'. [HR. Atturmudzi]
Ya, hadits ini sama sekali tak melarang cewek keluar rumah -tapi menganjurkannya untuk lebih sering didalam rumah demi menjaga diri plus harga dirinya. Dan disisi lain, memberi tahukan bahwa seorang cewek, selalu diincar setan untuk digunakan sebagai alat menggelincirkan cowok!
Nah, bisa lebih hati-hati, kan? Selalu pagari dirimu dengan syariat. Yup, insya Allah!
###


Hei, hei, tersisa satu hadits, dan ternyata saya harus meneruskan A2DC Part #4!
Ehm, tunggu saja!


http://romdani45498.blogspot.com/2010/12/a2dcada-apa-dengan-cewek-part3.html

A2DC: Ada Apa Dengan Cewek [Part#2]


Hm, ditulisan A2DC Part I kita sudah panjang lebar membahas tentang kecantikan. Dan disana tersisa lagi dua pertanyaan penting yang harus dijawab!
Ikut yuk!
###
Termasuk pertanyaan yang menyibukkan pikiran sebagian sahabat, adalah hadits menyatakan bahwa cewek itu kurang akalnya juga kurang agamanya. Oh-oh, gawat, seakan Islam mendiskreditkan kodrat cewek!
Hohoho, sahabat, jangan salah sangka! Tak ada diskriminasi sama sekali dikalimat tersebut. Perhatikan alur penjelasannya.
"Kurang akal" disini, jika kita mau membuka lembaran tentang ilmu jiwa -psikologi- adalah hal yang benar. Bagaimana bisa?
Ya, seperti yang diketahui semuanya, kebanyakan cewek berperasaan lebih kuat daripada cowok dan kebanyakan cowok lebih suka bermain akal daripada bermain perasaan! Dengan kata lain: cowok jarang sekali mau menggunakan perasaannya dalam menghadapi sesuatu, dan cewek sering sekali mengalahkan akalnya, demi perasaannya.
Hm, ini sebuah realita, bukan? Jadi, ini bukan sesuatu yang aneh. Normal kok.
Malah, perbedaan kadar seringnya aktifasi -istilah ini sungguh gatal ditangan saya!- penggunaan akal dan perasaan antara cewek dan cowok ini, menjadi hal yang saling melengkapi, saling menyempurnakan. Minimnya penggunaan perasaan cowok, akan diobati dengan perasaan cewek yang memang aktif maksimal. Begitu juga tentang akal. Nah, keadaan yang saling melengkapi ini, adalah rahasia kebahagiaan antara cewek dan cowok!
Jadi, jangan artikan 'kurang akal' disini sebagai 'kebodohan' -ini salah. Karena disana banyak cewek yang kualitas otaknya lebih baik daripada kebanyakan cowok -salah satu saingan berat saya saat sekolah, adalah seorang cewek!
Lagipula, mau tak mau harus diakui, bahwa sepertiga hukum agama kita, ditransmisikan oleh seorang wanita hebat: Sy Aisyah. Bayangkan saja: sepertiga hukum agama kita! Hei, itu bukan sesuatu yang sedikit!


Nah, kalau realita berkata seperti ini, apakah masih ragu dengan kecerdasan cewek? Bahkan adik putri saya lebih dulu hafal Alqur'an daripada saya! Huhuhuhuhu.
Ok, itu tentang istilah 'kurang akal'. Kalau 'kurang agamanya'?
Sahabat, ini juga bukan sebuah olokan, kok. Lagi-lagi, hanya istilah saja, dan perlu penjelasan yang pas. Saya lebih condong memilih arti 'kurang agama' disini dengan 'tak berat tugas agamanya' -seperti perkataan Ulama. Karena memang beban syariat yang diemban kaum hawa, lebih ringan daripada beban kaum adam!
Lihat saja, disana ada kewajiban jihad bagi kaum adam -jika keadaan menuntutnya, lalu kewajiban menafkahi keluarga, kewajiban shalat lima waktu. Dan saat kita memindahkan pandangan pada kaum hawa, tak ada kewajiban jihad bagi mereka, bukan? Mereka pun tak wajib menafkahi keluarga. Juga ketika 'ada kunjungan bulanan', pun tak ada kewajiban shalat bagi mereka.
Nah, sudah bisa memahami 'kurang agamanya', kan?
Lalu dari segi pahala bagaimana? Hohoho, jangan khawatir. Salah seorang Shahabiyyah -shahabat wanita- pernah bertanya pada Rasulullah dengan hal yang sama, dan membandingkannya dengan pahala jihad dari kaum adam dan kewajiban-kewajiban lain bagi mereka yang tak diwajibkan pada kaum hawa. Bagaimana dengan pahala mereka? Jawab Rasulullah, mereka akan mendapat pahala yang sama persis dengan pahala jihad dan lainnya, jika mereka mau membahagiakan dan mentaati suami!
Wah, wah, kawan, jadi istri yang shalihah, ya!
Bahkan dihadits lain, disebutkan bahwa cewek akan diampuni dosanya ketika ia melahirkan anaknya -suatu hal yang tak mungkin terjadi pada cowok. Selain itu, pandangan penuh cinta antara suami istri, pun sumber pahala!
Wah.. Saya ingin istri yang shalihah, amin!
Jelas sekali kan, arti 'kurang agama'? Dan 'kurang agama' bukan berarti 'kurang pahala!'
Berlanjut dari sini, maka semua orang yang belum baligh -cowok ataupun cewek, bisa dikatakan lebih kurang agamanya dari cewek -ya, tak ada beban agama bagi mereka!
Jadi, jangan buruk sangka pada Rasulullah gara-gara hadits tersebut. Rasulullah begitu memuliakan cewek, sampai beliau berkata yang arti bebasnya: Cewek itu saudara kandung cowok. Tak akan memuliakan cewek, kecuali cowok yang mulia, dan tak akan menghina cewek, kecuali cowok kurang ajar!


Buat sahabat-sahabatku yang cowok, sekarang, kamu mau pilih kategori yang mana?
Oh-oh, kalau saya, ingin jadi cowok mulia saja!
###
Terakhir, tentang pertanyaan mengenai hadits Rasulullah yang berkata bahwa mayoritas penduduk neraka adalah cewek.
Widiw, serem.. Semoga kita semua tak masuk neraka, amin.
Lagi-lagi, jangan melihat hadits ini dengan sebelah mata!
Coba sedikit kita bermain akal, simpel saja: seperti yang diketahui, popularitas cewek lebih banyak dari cowok. Ayolah, ini real. Bahkan seingat saya, saya pernah membaca disalah satu koran ibu kota, perbandindan jumlah cewek di Negeri kita daripada cowok, adalah 3:1. Malahan dalam prediksi Rasulullah, kelak diakhir zaman, perbandingan jumlah cewek dan cowok adalah 50:1!
Nah, kalau memang popularitas cewek lebih banyak, maka bukan hal yang aneh, bukan, jika diakhirat nanti cewek tetap lebih banyak? Jika masuk neraka, pula jumlah dan perbandingan tetap akan seperti itu. Logis, bukan? Apakah berarti ini sebuah olokan?
Lagipula, jika kita mau menghitung, realita yang ada, jumlah antara cewek yang berpegang teguh pada agama dan tidak, lebih banyak yang tidak!
Ugh, ini benar-benar suatu realita yang sungguh pahit! Tapi jangan putus asa! Seharusnya, hal ini menjadi pelecut untuk kamu yang menyadari realita ini, agar berusaha selalu berpegang teguh pada agama, plus berusaha merubah realita yang ada! Insya Allah!
Ok, lanjut.
Malah kalau melihat hadits ini, seharusnya cewek malah bangga, loh.
Aneh! Bagaimana bisa?
Seperti yang kamu tahu, sebesar apapun dosa seorang muslim, selama ia tidak menyekutukan Allah, ia tak akan kekal dineraka. Neraka hanya 'putaran pertama' bagi mereka untuk membersihkan dosa, dan setelah dosa mereka bersih, mereka akan abadi dalam surga. Dan begitu juga muslimah!



Jadi, mensinkronkan antara pernyataan beliau 'mayoritas penduduk neraka adalah kaum hawa' dengan 'semua orang Islam pasti masul surga', menghasilkan kesimpulan yang berkata: 'mayoritas penduduk neraka adalah kaum hawa' hanya pada putaran pertama, pada proses pembersihan dosa. Dan pada putaran terakhir, kita mau tak mau akan mengakui, 'mayoritas penduduk surga adalah cewek'!
Ya, mayoritas penduduk surga adalah cewek!
Nah, bangga kan, menjadi mayoritas penduduk surga?
Tapi, tetap dong, kamu harus berdoa agar masuk surga tanpa harus wisata gratis ke neraka dahulu. Hehe. Siapa sih yang mau main-main kesana?
Ya Rabb, jaga iman kami hingga akhir hayat kami, dan masukkan kami ke surga tanpa harus ke neraka! Amin!
###
Yah, catatan Part #2 ini adalah kepanjangan dari Part #1 yang membahas kecantikan wanita. Membicarakan kecantikan mereka, saya mengingt salah satu kalam Sy Aly yang pernan saya hafalkan, "Aqlul mar'ah fijamaaliha, wa jamalurrajul fi aqlih". Prioritas penggunaan pikiran bagi seorang cewek, terletak pada urusan kecantikan wajahnya. Sedangkan ketampanan seorang cowok, terletak pada kualitas akal pikirnya!
Hmmmm. Silahkan ditafsiri, yah :D Yang jelas, kalam ini mengandung anjuran penting bagi cewek dan cowok! Silahkan memecahkan teka-teki! :D
###
Pernah suatu saat saya jatuh cinta pada seorang cewek cantik, agamanya pun cantik. Wajahnya diatas rata-rata pula! Oh-oh, saya begitu bingung dengan perasaan saya!
Hari-hari saya jadi tidak tenang. Saya rasa ini normal, tapi juga saya rasa kebingungan saya sungguh keterlaluan!
Daripada terus-terusan bingung, saya pun mencoba memberanikan diri untuk curhat pada Baba. Tapi, ugh, saya tak bisa mengatakannya dengan jujur! Saya bertanya dengan membuat perumpamaan, "Baba, mmmmm... Kalau semisal ada cowok seneng sama salah satu cewek, itu hukumnya gimana?"



Mengejutkan, Baba l`ngsung menohok dada saya dengan jawaban beliau, "Kalau kamu sekarang sedang jatuh cinta, nggak papa kok, Ahmad. Itu udah waktunya. Cuman awas, jangan sampai melenceng dari rel Islam..."
Aduh-aduh, wajah saya memerah! Aaaaargh, rahasia saya terbongkar oleh Baba!!


http://romdani45498.blogspot.com/2010/12/a2dc-ada-apa-dengan-cewek-part2.html

Miskin Tapi Bermatabat...

Coba ajukan pertanyaan kepada khalayak, "Di lingkungan ini siapa yang tergolong miskin?". Bagi masyarakat yang benar-benar miskin sudah lumrah untuk tunjuk tangan dan mengaku miskin karena keadaan sebenarnya memang benar-benar miskin.


 Hal itu bisa ditunjukkan dengan kenyataan, misalnya ia tidak punya rumah, tinggal di sebuah rumah petak kecil, tidak ada peralatan mewah di dalam rumahnya seperti televisi, tidak juga memiliki kendaraan. Kepala keluarga dan anak-anaknya tak memiliki alat komunikasi berupa telepon selular, pakaian seadanya, dan makan pun boleh dibilang susah.
Tetapi sekadar diketahui, ada segolongan orang yang ketika mendapat pertanyaan tersebut memiliki dua versi jawaban, tergantung kondisi dan maksud apa pertanyaan tersebut diajukan. Jika maksudnya hanya untuk mengelompokkan antara orang berkecukupan (baca: kaya) dan orang miskin, maka ia akan menjaga gengsinya untuk berdiri di jajaran orang kaya. Namun kalau maksud pertanyaan itu untuk mendata orang yang akan mendapatkan jatah sembako gratis, pengobatan gratis, kompor gas dan tabung gratis, maka orang yang semula mengaku kaya pun mendadak miskin.
Orang yang hidup berkecukupan dan bergelimang harta, kadang merasa iri kepada orang miskin. Misalnya ketika ada pembagian kompor dan tabung gas sebagai pengganti minyak tanah, ada orang yang marah karena tidak mendapatkan jatah. Ketua RT dan RW-nya sengaja tidak mencantumkan namanya dalam daftar penerima karena ia tergolong kaya. Padahal, ia sudah bertahun-tahun menggunakan kompor gas. Kalau ingin mengganti, ia bisa membeli sendiri kompor yang baginya tak seberapa harganya itu.

Sebaliknya, lebih banyak lagi orang miskin yang iri kepada orang kaya. Iri melihat rumah tetangganya bagus dan setiap tahun direnovasi, tetangganya punya mobil baru, ganti televisi, bisa pergi rekreasi setiap akhir pekan, pakaiannya bagus dan mahal, dan hal-hal konsumtif lainnya.
Berbeda sekali dengan orang yang dianggap miskin di Kota Madinah di masa Rasulullah. Di Kotas Madinah yang damai, beberapa orang miskin dari kaum Muhajirin menemui Rasulullah. Di hadapan Rasul yang mulia tersebut, orang-orang itu mengadukan sedikit kegundahan mereka. Tidak dalam nada protes, hanya sekedar lemohon penjelasan.
“Wahai Rasulullah, alangkah beruntungnya orang-orang kaya, mereka bisa berjuang seperti kami, akan tetapi mereka juga bisa berinfak dengan kekayaan yang mereka miliki. Sementara kami tidak.” Begitulah keluhan yang orang-orang miskin itu sampaikan kepada Rasulullah
Mendengar pengaduan itu, Rasulullah menjawab dengan penuh kasih sayang. “Maukah kalian aku beritahu tentang amalan yang bisa menjadikan diri kalian seperti mereka? Bacalah, tasbih (Subhanallah) tiga puluh tiga kali, tahmid (Alhamdulillah) tiga puluh tiga kali dan takbir (Allahu Akbar) tiga puluh tiga kali usai shalat.”
Mendengar jawaban dari Rasulullah itu, orang-orang miskin itupun lega, mereka pulang dengan membawa ketenangan dan kedamaian.


 Tetapi beberapa waktu kemudian, orang-orang kaya di Kota Madinah juga mendegar tentang amalan yan diajarkan Rasulullah kepada orang-orang miskin itu. Dan, orang-orang kaya itupun membaca wirid seperti yang dilakukan oleh orang-orang miskin itu. Mereka mengucapkan tasbih, tahmid dan takbir setiap usai melaksanakan shalat.
Mendengar hal itu, orang-orang miskin di Kota Madinah kembali menghadap Rasulullah, serta menjelaskan apa yang terjadi. Bahwa orang-orang kaya juga melakukan apa yang mereka lakukan. Akhirnya Rasulullah pun memberi jawaban bahwa itu adalah karunia yang diberikan Allah SWT. kepada siapa yang Ia kehendaki.
Kisah ini sangat indah menggambarkan bermartabatnya orang-orang miskin di masa itu. Apa yang mereka keluhkan di hadapan Rasulullah bukan perkara kemiskinan dalam konteks konsumtif seperti tidak bisa makan enak, banyaknya hutang, tidak punya pakaian bagus atau kendaraan. Mereka iri kepada orang kaya karena selain bisa beribadah dengan tenang, orang kaya juga bisa berinfak dengan kekayaannya. Orang-orang miskin di Kota Madinah itu sangat ingin memiliki amalan seperti halnya orang kaya, hal itulah yang menjadi delik aduannya di hadapan Rasul.
Kita sering merasa miskin, merasa tidak cukup dengan apa yang dimiliki serta tidak pernah bersyukur atas anugerah yang Allah berikan. Yang kita ributkan soal harta, makanan, pakaian, rumah, kendaraan, bukan perkara produktifitas serta amalan kebaikan.
Orang-orang yang dianggap miskin, sesungguhnya kaya selagi mereka tak cepat putus asa, tak selalu mengeluh dan menangisi nasib, tak mengemis dan selalu berharap belas kasihan dari orang lain, tak menjadikan dirinya beban bagi orang lain. Semasa rasa syukur selalu menjadi kekuatan utama dalam menjalani kehidupan, dan menjadikan Allah satu-satunya tempat bergantung dan meminta, mereka adalah orang-orang kaya.
Mereka menghayati betul firman Allah SWT, “Allah telah memberikan kepadamu (keperluanmu) dari segala apa yang kamu mohonkan kepada-Nya. Dan jika kamu menghitung nikmat Allah, tidaklah kamu dapat menghinggakannya. Sesungguhnya manusia itu sangat dhalim dan sangat mengingkari (nikmat Allah).” (QS. Ibrahim : 34)
Meski kenyatannya mereka miskin, tetapi mereka kaya karena merasa cukup dalam urusan dunia. Lebih kaya lagi karena memiliki senantiasa memiliki rasa untuk iri kepada orang kaya dalam hal kebaikan, punya keinginan kuat untuk bisa melakukan hal seperti yang bisa dilakukan orang-orang kaya dalam hal kebaikan. Inilah yang disebut miskin bermartabat, yang tak menjadikan kemiskinan mereka sebagai alasan untuk tidak berbuat kebaikan, apalagi menjadikan kemiskinan sebagai alat untuk mendapatkan sesuatu dengan cara meminta dan berharap belas kasihan.


http://romdani45498.blogspot.com/2010/12/miskin-tapi-bermatabat.html

4 Tipe Wanita........

Ada sebuah ilustrasi menarik. Kalau kita masuk ke toko yang menjual
pakaian wanita, pastilah kita akan mendapatkan begitu banyak pakaian
dengan berbagai macam corak dan jenisnya.
Pilihan, tentu sepenuhnya ada di tangan kita, tidak di tangan orang
lain, karena kita yang akan mengenakan pakaian tersebut.
Begitu pun seorang wanita ketika berada di tengah-tengah


masyarakat, ia bisa memilih tipe-tipe kepribadian yang disukainya.
Tentang hal ini Alquran menjelaskan empat tipe wanita.

 Pertama, tipe wanita dengan kepribadian kuat.
Tipe ini diwakili oleh Siti Asiyah, istri Fir'aun.
Walaupun berada dalam "cengkeraman" Fir'aun, ia tetap teguh
menjaga akidah dan harga dirinya sebagai seorang Muslimah.
Allah SWT mengabadikan doanya dalam Alquran, ''Ya Tuhanku,
bangunkanlah untukku sebuah rumah di sisi-Mu dalam syurga dan
selamatkanlah aku dari Fir'aun dan perbuatannya dan selamatkan aku
dari kaum yang zalim (QS. At-Tahrim: 11).

Kedua, tipe wanita yang berusaha menjaga kesucian dirinya.
Tipe kedua ini diwakili oleh Siti Maryam.
Dalam Surat Maryam ayat 20 disebutkan bahwa Maryam adalah
seorang wanita suci yang tidak pernah disentuh seorang lelaki pun.
Karena keutamaan inilah, Allah SWT berkenan mengabadikan
namanya menjadi nama salah satu surat dalam Alquran dan
menjadikannya ibu dari seorang nabi yang agung.

Ketiga, tipe wanita penghasut, penebar fitnah, penggemar gosip, dan


sangat buruk hatinya.
Ia adalah Hindun, istrinya Abu Lahab.
Alquran menjuluki wanita ini sebagai "pembawa kayu bakar" atau
wanita penyebar fitnah dan permusuhan.
Allah SWT berfirman, ''Binasalah kedua tangan Abu Lahab dan
sesungguhnya dia akan binasa dan demikian pula istrinya, pembawa
kayu bakar yang di lehernya ada tali dari sabut.'' (QS. Al-Lahab: 1-5).
Dalam sejarah diceritakan bagaimana "kehebatan" Hindun dalam
menyebarkan gosip dan fitnah tentang Rasulullah SAW. Hindun pun
dikenal sebagai partner terbaik Abu Lahab untuk menghambat
dakwah Islam.

Keempat, tipe wanita penggoda.
Tipe ini diperankan oleh Siti Zulaikha.
Petualangan Zulaikha dalam menggoda Yusuf, dijelaskan dalam
Alquran Surat Yusuf ayat 23, ''Dan wanita (Zulaikha) yang Yusuf
tinggal di rumahnya, menggoda Yusuf untuk menundukkan dirinya
(kepadanya) dan dia menutup pintu-pintu seraya berkata, "Marilah ke
sini,"
Walaupun para tokoh yang dikisahkan dalam Alquran tersebut hidup
ribuan tahun yang lalu, tapi karakteristik dan sifatnya tetap abadi


hingga sekarang.

Ada tipe wanita pejuang yang kokoh keimanannya.
Ada tipe wanita yang tegar dalam menjaga kesucian dirinya.
Ada tipe wanita penghasut, dan ada pula tipe wanita penggoda.
Tinggal keputusan kita mau memilih yang mana.
Memilih yang pertama dan kedua, maka kemuliaan yang akan kita
dapatkan.
Sedangkan kalau memilih tipe ketiga dan keempat, enak memang
karena nafsu terpenuhi, tapi lambat laun kehinaan dunia dan akhirat
akan kita dapatkan.
Wallahu a'lam bisshawab. 

Anda pilih yang nomor berapa...???


http://romdani45498.blogspot.com/2010/12/4-tipe-wanita.html

Dimanakah Ibu…???

Ibu, suatu panggilan yang tak pernah dilupakan anak. Ibu adalah pendidik anaknya, maka tak heran jika Indonesia menyebutnya sebagai pendidik bangsa. Karena Ibu adalah guru pertama yang paling utama bagi anak dimasa pertumbuhannya dan hbu adalah orang terdekat bagi anak. Maka wajar jika anak lebih dekat kepada ibunya ketimbang ayah. Karena ayah lebih sering keluar rumah untuk mencari nafkah. Sementara fungsi utama ibu adalah sebagai ibu dan pengatur rumah tangga. Ayah pergi kerja untuk mencari nafkah dan ibu mendidik anak sambil mengurus rumah. Inilah gamabaran ideal keluarga sakinah, namun hal ini sudah jarang didapati di rumah-rumah di wilayah perkotaan. Tapi tidak heran jika fenomena ibu ikut bekerja mengikuti ayah terdapat di wilayah kabupaten. Namun, karena minimnya lapangan pekerjaan diwilayah kabupaten banyak ibu pergi ke kota-kota besar untuk mencari kerja, bahkan banyak diantara mereka nekat untuk pergi ke luar negeri. Tak heran, di Indramayu muncul istilah “Sembok lunga kerja, Mamang kawin maning”
Sungguh ironis, ibu meninggalkan kewajiban mengurus rumah tangga dan mendidik anak dan ayah menggantikan peran ibu di rumah bahkan ongkang-ongkang kaki sambil menunggu kiriman uang dari sang istri. Inilah potret buram keluarga di era kapitalisme, dimana orang berbondong-bondong mencari uang untuk menghidupi kebutuhan yang serba mahal ditambah pemerintah yang tidak memihak rakyat yang setiap hari kerjanya hanya menjual saham BUMN yang notabene milik rakyat, jika kurang dana maka menambah hutang ke Bank Dunia. Tidak dipungkiri bahwa yang paling berpengaruh saat ini adalah paham femenisme atau kesetaraan gender yang ter-doktrin dibenak ibu-ibu modern saat ini. Dalihnya adalah untuk memajukan perempuan. Perempuan harus mampu mandiri, ia harus berdiri tegak di atas kakinya sendiri, ia harus bebas menentukan sikap dan hidupnya apapun kondisi yang akan dihadapi bahkan mereka bebas untuk menentukan mau hamil atau tidak dalam urusan rumah tangganya. Namun pada faktanya, keterkungkungan, kimiskinan, kekerasan, dan ketertindasan justru dialami perempuan. Mereka berpendapat, hal ini terjadi karena ketidakadilan perlakuan terhadap perempuan, baik di dalam keluarga maupun Negara. Dalam pandangan mereka, penyebab utama keterkungkungan perempuan ini adalah pemberlakuan tatanan kehidupan patriarkis yang sebagian besarnya merugikan kaum perempuan dan menjadikan kaum perempuan ‘tidak berdaya’.
Tidak menjadi fenomena yang ‘wah’ untuk kasus gugat cerai yang angkanya tiap tahun semakin bertambah di Surabaya mencapai 80%, Makassar 75%, Semarang dan Medan 70%, kemudian Bandung dan Jakarta 60% (Data Departemen Agama 2009).


Menurut Departemen Agama, tingginya permintaan gugat cerai istri terhadap suami tersebut diduga karena kaum perempuan merasa mempunyai hak yang sama dengan lelaki, atau akibat globalisasi sekarang ini, atau kaum perempuan sudah keblablasan. Di Indramayu sendiri, menurut Data Pengadilan Agama tahun 2008 bulan Juni terdapat 359 kasus. Maka tidak heran, perempuan Indramayu terkenal dengan istilah RCTI (Rangda Cilik Turunan Indramayu).

Dimanakah ibu sekarang? Perginya ibu bekerja membuat anak tidak mendapatkan kasih sayang yang utuh, timbulah masalah-masalah baru. Runtuhnya struktur keluarga, meningkatnya angka perceraian, meningkatnya kasus penelantaran anak, fenomena Un-wed dan no-mar, merebaknya free sex, meningkatnya kasus aborsi, dilema wanita karir, sindrom Cinderella complex, eksploitasi perempuan, pelecehan seksual, anak-anak bermasalah, dan yang baru-baru ini kasusnya mencuat adalah penyiksaan terhadap TKI. Ibu, engkaulah pembentuk putra-putrimu menjadi generasi khoiru ummah (generasi terbaik) yang soleh,dan soleha. Oleh karena itu, mubah saja ibu pergi bekerja membantu ayah. Namun jangan tinggalkan peranmu sebagai pengatur rumah tangga dan mengurus anak dalam bimbingan suami. Tinggalkan paham feminisme-mu dalam benak, karena kesetaraan gender hanya menghantarkan kaum perempuan pada kehancuran. Tinggalkan sistem kapitalis yang sudah bobrok ini. beralihlah ke sistem buatan Allah, yaitu dengan menerapkan syariah Islam dalam naungan Daulah Khilafah.




http://romdani45498.blogspot.com/2010/12/dimanakah-ibu.html

~..~ Sampaikanlah/Amalkanlah Ilmu Mu Walau Hanya Satu Ayat ~..~

SEBELUM tidur, Rasulullah SAW berpesan kepada Aisyah ra :

"Ya Aisyah jangan engkau tidur sebelum melakukan empat perkara, yaitu :



1. Sebelum khatam Al Qur'an
2. Sebelum membuat para Nabi memberimu syafaat di hari akhir
3. Sebelum para muslim meridhoi kamu
4. Sebelum kau laksanakan haji dan umroh"

Bertanya Aisyah :
"Ya Rasulullah.. Bagaimana aku dapat melaksanakan empat perkara seketika?"
Rasul tersenyum dan bersabda : 1. "Jika engkau tidur bacalah : Al Ikhlas tiga kali seakan-akan kau mengkhatamkan Al Qur'an." Bismillaahir rohmaanir rohiim,
Qulhualloohu ahad' Alloohushshomad' lam yalid walam yuulad' walam yakul lahuu kufuwan ahad' (3x)
2. "Membaca sholawat untuk ku dan para nabi sebelum aku, maka kami semua akan memberi syafa'at di hari kiamat“. Bismillaahir rohmaanir rohiim, Alloohumma shollii 'alaa Muhammad wa'alaa alii Muhammad (3x)“
3. "Beristighfarlah untuk para muslimin maka mereka akan meridhoi kamu“. Astaghfirulloohal adziim aladzii laa ilaaha illaa huwal hayyul qoyyuum wa atuubu ilaih (3x)
4. "Perbanyaklah bertasbih, bertahmid, bertahlil, bertakbir maka seakan - akan kamu telah melaksanakan ibadah haji dan umroh“.
Bismillaahir rohmaanir rohiim, Subhanalloohi Walhamdulillaahi walaailaaha illalloohu alloohu akbar (3x)
*Untuk ingatan kita bersama.
Kalau berkenan.. Jgn di inbox aja, broadcast yah ke saudara Muslim yang lain. RasuIullah saw bersabda ilmu yang bermanfaat ialah salah satu amal yang kekal bagi orang yang mengajarnya, meski hanya 1 ayat,dan meskipun kita sudah meninggal dunia.. Silahkan SHARE jika tulisan ini membawa manfa'at... Barokallahu fikum.. Jazakumullah...Khoiron..


http://romdani45498.blogspot.com/2010/12/sampaikanlahamalkanlah-ilmu-mu-walau.html

"Bila Insan merenung"

Bila  insan benar-benar merenungi dirinya,
asal-muasal penciptaannya sampai tumbuh menjadi manusia 'sempurna',
niscaya ia tidak akan terkena penyakit ujub.
Ia pasti meminta kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala agar dihindarkan dari penyakit ujub sejauh-jauhnya.
Dalam sebuah syair yang dituju-kan kepada orang-orang yang terbelenggu penyakit ujub:
Wahai orang yang pongah dalam keangkuhannya.
Lihatlah tempat buang airmu,
sebab 'kotoran itu' selalu hina.
Bila saja  manusia itu merenungkan apa yang ada dalam perut mereka, niscaya tidak ada satupun orang yang akan menyombongkan dirinya, baik ia muda  maupun orang tua, miskin ataupun kaya...
Apakah ada anggota tubuh yang lebih dimuliakan selain kepala?
Namun demikian, lima macam kotoranlah yang keluar darinya!
Hidung beringus sementara telinga baunya tengik.
Tahi mata bercelemotan, sementara dari mulut mengalir air liur...
Wahai bani Adam yang berasal dari tanah, dan bakal dilahap tanah, tahanlah dirimu dari kesombongan,
karena engkau bakal menjadi santapannya  kelak.
Syair  ini mengingatkan diri  pada asal muasal penciptaan manusia dan keadaan diri serta kesudahan hidup ini.  Maka apakah yang mendorong diri untuk  berlagak sombong? Pada awalnya diri  berasal dari setetes mani hina, kemudian akan menjadi bangkai yang kotor sedangkan selama hidup, kemanapun diri ini pergi...,selalu membawa kotoran.
Banyak dalil agar diri ini jangan sombong, antara lain:
Allah Subhanahu Wa Ta'ala  berfirman:
Tilka alddaaru al-aakhiratu naj'aluhaa lilladziina laa yuriiduuna 'uluwwan fii al-ardhi walaa fasaadan waal'aaqibatu lilmuttaqiina
Artinya:
"Negeri akhirat (*) itu, Kami jadikan untuk orang-orang yang tidak ingin menyombongkan diri dan berbuat kerusakan di (muka) bumi. Dan kesudahan (yang baik) *) itu adalah bagi orang-orang yang bertakwa."
(QS. Al-Qashash [28]:83).
 (*). Yang dimaksud kampung akhirat di sini ialah kebahagiaan dan keni'matan di akhirat, Yakni Syurga.
Allah Subhanahu Wa Ta'ala  berfirman :

walaa tamsyi fii al-ardhi marahan innaka lan takhriqa al-ardha walan tablugha aljibaala thuulaan
Artinya:
" Dan janganlah kamu berjalan di muka bumi ini denfan sombong, karena sesungguhnya kamu sekali-kali tidak dapat menembus bumi dan sekali-kali kamu tidak akan sampai setinggi gunung."
(QS. Al-Israa' [17]:37).
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

walaa tusha''ir khaddaka lilnnaasi walaa tamsyi fii al-ardhi marahan inna allaaha laa yuhibbu kulla mukhtaalin fakhuurin
Artinya:
" Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri."
(QS. Luqman [31]:18).
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:

udkhuluu abwaaba jahannama khaalidiina fiihaa fabi'sa matswaa
almutakabbiriina
Artinya:
 (Dikatakan kepada mereka): "Masuklah kamu ke pintu-pintu neraka Jahannam, sedang kamu kekal di dalamnya. Maka itulah seburuk-buruk tempat bagi orang-orang yang sombong ".
(QS. Al-Mu'min [40]:76)
Dari Abdullah bin Mas’ud Radhiyallahu 'Anhu ,  Nabi Muhammad Shalallahu 'Alaihi Wa sallam  bersabda:
“Tidak akan masuk Syurga orang yang di dalam hatinya ada sifat sombong walaupun hanya sebesar atom.” Ada seorang laki-laki berkata: “Sesungguhnya seseorang itu suka memakai pakaian yang bagus dan sandal/sepatu yang bagus pula.”
Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wa sallam kembali bersabda:
Sesungguhnya Allah Subhanahu Wa Ta'ala adalah Maha Indah dan menyukai keindahan. Sifat sombong adalah mengabaikan kebenaran dan memandang rendah manusia yang lain”
[H.R. Muslim].
Dari al-Aghar dari Abu Hurarirah dan Abu Sa’id, Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wa sallam bersabda:
“Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman; Kemuliaan adalah pakaian-Ku, sedangkan sombong adalah selendang-Ku. Barang siapa yang melepaskan keduanya dari-Ku, maka Aku akan menyiksanya”.
[H.R.  Muslim].
Dari Salamah bin al-Akwa' Radhiyallahu 'Anhu bahwasanya ada seorang lelaki makan di sisi Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wa sallam  dengan menggunakan tangan kirinya, lalu Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wa sallam bersabda:
"Makanlah dengan menggunakan tangan kananmu."
Orang itu berkata: "Saya tidak dapat makan seperti  itu."
Rasulullah  Shalallahu 'Alaihi Wa sallam  bersabda:
"Kamu tidak bisa ?" Ia berbuat seperti itu tidak ada yang mendorongnya, melainkan kesombongannya juga.
Salamah berkata: "Orang itu akhirnya benar-benar tidak dapat mengangkat tangan kanannya ke mulutnya," -yakni tangannya terus cacat untuk selama-lamanya, sebab tidak dapat digunakan apa-apa-.
(Hadits Riwayat Muslim).
Dari beberapa Ayat Al-Qur'an dan Hadits  di atas seharusnya cukup sudah  untuk menyadarkan diri ini bahwa sifat sombong sangat berbahaya sekali!
Imam Ghazali dalam kitabnya, ”Ihya’ ’Uluumuddiin” menulis bagaimana mungkin manusia bisa bersifat sombong sementara dalam dirinya terdapat 1-2 kilogram kotoran yang bau?
"Sebaik-baiknya manusia adalah jika yang menyadari akan kekurangannya, dan ia kembali mengakui kehinaannya (kerendahannya).
Menyadari diri tidak ada artinya karena  banyak memiliki kekurangan. Tetapi jika seseorang selalu merasa sempurna, mulia, dan tanpa cacat, maka justru sikap tersebut  akan menghalanginya menuju Allah Subhanahu Wa Ta'ala."
"Sifat rendah hati, yaitu taat dalam mengerjakan kebenaran dan menerima kebenaran itu yang datangnya dari siapapun."
(Fudlail bin Iyadl).
Wahai diri ini, camkanlah Firman Allah Subhanahu Wa Ta'ala ini:

awa lam yaraa al-insaanu annaa khalaqnaahu min nuthfatin fa-idzaa huwa khashiimun mubiinun
Artinya:
" Dan apakah manusia tidak memperhatikan bahwa Kami menciptakannya dari setitik air (mani), maka tiba-tiba ia menjadi penantang yang nyata!"
(QS. Yaa Siin [36]:77). 

Abi,abi,abi.....aku ingat alif,ba',ta',tsa'

Kisah Hidup Al-Ustadz Ahmad Izzah Al-Andalusy

Suatu petang, pada Tahun 1525. Penjara tempat tahanan orang-orang di situ terasa hening mencengkam. Jendral Adolf Roberto, pemimpin penjara yang terkenal bengis, tengah memeriksa setiap kamar tahanan.
Setiap tahanan penjara membungkukkan badannya rendah-rendah ketika ‘algojo penjara’ itu melintasi di hadapan mereka. Karena kalau tidak, sepatu ‘boot keras’ milik tuan Roberto yang fanatik Kristian itu akan mendarat di wajah mereka. Roberto marah besar ketika dari sebuah kamar tahanan terdengar seseorang mengumandangkan suara-suara yang amat ia benci.
“Hai…hentikan suara jelekmu! Hentikan…!” Teriak Roberto sekeras-kerasnya sambil membelalakkan mata.
Namun apa yang terjadi? Laki-laki di kamar tahanan tadi tetap saja bersenandung dengan khusyu’nya. Roberto bertambah berang. Algojo penjara itu menghampiri kamar tahanan yang luasnya tak lebih sekadar cukup untuk satu orang.


Dengan marah ia menyemburkan ludahnya ke wajah tua sang tahanan yang keriput hanya tinggal tulang. Tak puas sampai di situ, ia lalu menyundut wajah dan seluruh badan orang tua renta itu dengan rokoknya yang menyala. Sungguh ajaib… Tak terdengar secuil pun keluh kesakitan.

Bibir yang pucat kering milik sang tahanan amat galak untuk meneriakkan kata Rabbi, wa ana ‘abduka… Tahanan lain yang menyaksikan kebiadaban itu serentak bertakbir sambil berkata, “Bersabarlah wahai ustaz…Insya Allah tempatmu di Syurga.”
Melihat kegigihan orang tua yang dipanggil ustaz oleh sesama tahanan, ‘algojo penjara’ itu bertambah memuncak marahnya. Ia memerintahkan pegawai penjara untuk membuka sel, dan ditariknya tubuh orang tua itu keras-kerasnya sehingga terjerembab di lantai.
“Hai orang tua busuk! Bukankah engkau tahu,  aku tidak suka bahasa hinamu itu?! Aku tidak suka apa-apa yang berhubung dengan agamamu! Ketahuilah orang tua dungu, bumi Sepanyol ini kini telah berada dalam kekuasaan bapa kami, Tuhan Jesus. Anda telah membuat aku benci dan geram dengan ‘suara-suara’ yang seharusnya tidak didengari lagi di sini. Sebagai balasannya engkau akan kubunuh. Kecuali, kalau engkau mau minta maaf dan masuk agama kami.”
Mendengar “khutbah” itu orang tua itu mendongakkan kepala, menatap Roberto dengan tatapan yang tajam dan dingin. Ia lalu berucap, “Sungguh…aku sangat merindukan kematian, agar aku segera dapat menjumpai kekasihku yang amat kucintai, Allah. Bila kini aku berada di puncak kebahagiaan karena akan segera menemuiNya, patutkah aku berlutut kepadamu, hai manusia busuk? Jika aku turuti kemauanmu, tentu aku termasuk manusia yang amat bodoh.”
Sejurus saja kata-kata itu terhenti, sepatu lars Roberto sudah mendarat di wajahnya. Laki-laki itu terhuyung. Kemudian jatuh terkapar di lantai penjara dengan wajah berlumuran darah. Ketika itulah dari saku baju penjaranya yang telah lusuh, meluncur sebuah ‘buku kecil’. Adolf Roberto berusaha memungutnya. Namun tangan sang Ustaz telah terlebih dahulu mengambil dan menggenggamnya erat-erat.
“Berikan buku itu, hai laki-laki dungu!” bentak Roberto.
“Haram bagi tanganmu yang kafir dan berlumuran dosa untuk menyentuh barang suci ini!”ucap sang ustaz dengan tatapan menghina pada Roberto.
Tak ada jalan lain, akhirnya Roberto mengambil jalan paksa untuk mendapatkan buku itu. Sepatu lars seberat dua kilogram itu ia gunakan untuk menginjak jari-jari tangan sang ustaz yang telah lemah.



Suara gemeretak tulang yang patah terdengar menggetarkan hati. Namun tidak demikian bagi Roberto. Laki-laki bengis itu malah merasa bangga mendengar gemeretak tulang yang terputus. Bahkan ‘algojo penjara’ itu merasa lebih puas lagi ketika melihat tetesan darah mengalir dari jari-jari musuhnya yang telah hancur.
Setelah tangan tua itu tak berdaya, Roberto memungut buku kecil yang membuatnya berang. Perlahan Roberto membuka sampul buku yang telah lusuh. Mendadak algojo itu termenung.
“Ah…seperti aku pernah mengenal buku ini. Tetapi kapan? Ya, aku pernah mengenal buku ini.”
Suara hati Roberto bertanya-tanya. Perlahan Roberto membuka lembaran pertama itu. Pemuda berumur tiga puluh tahun itu bertambah terkejut tatkala melihat tulisan-tulisan “aneh” dalam buku itu. Rasanya ia pernah mengenal tulisan seperti itu dahulu. Namun, sekarang tak pernah dilihatnya di bumi Sepanyol.
Akhirnya Roberto duduk di samping sang ustaz yang sedang melepaskan nafas-nafas terakhirnya. Wajah bengis sang algojo kini diliputi tanda tanya yang dalam. Mata Roberto rapat terpejam. Ia berusaha keras mengingat peristiwa yang dialaminya sewaktu masih kanak-kanak.
Perlahan, sketsa masa lalu itu tergambar kembali dalam ingatan Roberto. Pemuda itu teringat ketika suatu petang di masa kanak-kanaknya terjadi kekacauan besar di negeri tempat kelahirannya ini. Petang itu ia melihat peristiwa yang mengerikan di lapangan Inkuisisi (lapangan tempat pembantaian kaum muslimin di Andalusia). Di tempat itu tengah berlangsung pesta darah dan nyawa. Beribu-ribu jiwa tak berdosa gugur di bumi Andalusia.
Di ujung kiri lapangan, beberapa puluh wanita berhijab (jilbab) digantung pada tiang-tiang besi yang terpancang tinggi. Tubuh mereka bergelantungan tertiup angin petang yang kencang, membuat pakaian muslimah yang dikenakan berkibar-kibar di udara. Sementara, di tengah lapangan ratusan pemuda Islam dibakar hidup-hidup pada tiang-tiang salib, hanya karena tidak mau memasuki agama yang dibawa oleh para rahib.
Seorang anak- anak laki-laki lucu dan tampan, berumur sekitar tujuh tahun, malam itu masih berdiri tegak di lapangan Inkuisisi yang telah senyap. Korban-korban kebiadaban itu telah syahid semua. Bocah lucu itu melimpahkan airmatanya menatap sang ibu yang terkulai lemah di tiang gantungan. Perlahan-lahan bocah itu mendekati tubuh sang ummi yang tak sudah bernyawa, sambil menggayuti abinya. Sang anak itu berkata dengan suara parau, “Ummi, ummi, mari kita pulang. Hari telah malam. Bukankah ummi telah berjanji malam ini akan mengajariku lagi tentang alif, ba, ta, tsa….? Ummi, cepat pulang ke rumah ummi…”
Bocah kecil itu akhirnya menangis keras, ketika sang ummi tak jua menjawab ucapannya. Ia semakin bingung dan takut, tak tahu apa yang harus dibuat . Untuk pulang ke rumah pun ia tak tahu arah. Akhirnya bocah itu berteriak memanggil bapaknya, “Abi…Abi…Abi…”


Namun ia segera terhenti berteriak memanggil sang bapa ketika teringat petang kemarin bapanya diseret dari rumah oleh beberapa orang berseragam.
“Hai…siapa kamu?!” jerit segerombolan orang yang tiba-tiba mendekati bocah tersebut. “Saya Ahmad Izzah, sedang menunggu Ummi…” jawabnya memohon belas kasih. “Hah…siapa namamu bocah, coba ulangi!” bentak salah seorang dari mereka. “Saya Ahmad Izzah…” dia kembali menjawab dengan agak kasar. Tiba-tiba “Plak! sebuah tamparan mendarat di pipi si kecil. “Hai bocah…! Wajahmu tampan tapi namamu bodoh. Aku benci namamu. Sekarang kutukar namamu dengan nama yang lebih baik. Namamu sekarang ‘Adolf Roberto’…Awas! Jangan kau sebut lagi namamu yang buruk itu. Kalau kau sebut lagi nama lamamu itu, nanti akan kubunuh!” ancam laki-laki itu.”
Bocah itu mengigil ketakutan, sembari tetap menitikkan air mata. Dia hanya menurut ketika gerombolan itu membawanya keluar lapangan Inkuisisi. Akhirnya bocah tampan itu hidup bersama mereka.
Roberto sadar dari renungannya yang panjang. Pemuda itu melompat ke arah sang tahanan. Secepat kilat dirobeknya baju penjara yang melekat pada tubuh sang ustaz. Ia mencari-cari sesuatu di pusat perut laki-laki itu. Ketika ia menemukan sebuah ‘tanda hitam’ ia berteriak histeria, “Abi…Abi…Abi…” Ia pun menangis keras, tak ubahnya seperti Ahmad Izzah dulu. Fikirannya terus bergelut dengan masa lalunya. Ia masih ingat betul, bahwa buku kecil yang ada di dalam genggamannya adalah Kitab Suci milik bapanya, yang dulu sering dibawa dan dibaca ayahnya ketika hendak menidurkannya. Ia jua ingat betul ayahnya mempunyai ‘tanda hitam’ pada bagian pusat perut.
Pemuda bengis itu terus meraung dan memeluk erat tubuh tua nan lemah. Tampak sekali ada penyesalan yang amat dalam atas tingkah-lakunya selama ini. Lidahnya yang sudah berpuluh-puluh tahun lupa akan Islam, saat itu dengan spontan menyebut, “Abi… aku masih ingat alif, ba, ta, tsa…” Hanya sebatas kata itu yang masih terekam dalam benaknya.
Sang ustaz segera membuka mata ketika merasakan ada tetesan hangat yang membasahi wajahnya. Dengan tatapan samar dia masih dapat melihat seseorang yang tadi menyiksanya habis-habisan kini sedang memeluknya. “Tunjuki aku pada jalan yang telah engkau tempuhi Abi, tunjukkan aku pada jalan itu…” Terdengar suara Roberto meminta belas.
Sang ustaz tengah mengatur nafas untuk berkata-kata, lalu memejamkan matanya. Air matanya pun turut berlinang. Betapa tidak, jika setelah puluhan tahun, ternyata ia masih sempat berjumpa dengan buah hatinya, di tempat ini. Sungguh tak masuk akal. Ini semata-mata bukti kebesaran Allah.



Sang Abi dengan susah payah masih boleh berucap. “Anakku, pergilah engkau ke Mesir. Di sana banyak saudaramu. Katakan saja bahwa engkau kenal dengan Syaikh Abdullah Fattah Ismail Al-Andalusy. Belajarlah engkau di negeri itu,”
Setelah selesai berpesan sang ustaz menghembuskan nafas terakhir dengan berbekal kalimah indah “Asyahadu anla Illaahailla llah, wa asyahadu anna Muhammad Rasullullah…’. Beliau pergi dengan menemui Rabbnya dengan tersenyum, setelah sekian lama berjuang dibumi yang fana ini.
Kini Ahmah Izzah telah menjadi seorang alim Ulama di Mesir. Seluruh hidupnya dibaktikan untuk agamanya, ‘Islam, sebagai ganti kekafiran yang di masa muda sempat disandangnya. Banyak pemuda Islam dari berbagai penjuru berguru dengannya…”   Al-Ustadz Ahmad Izzah Al-Andalusy.
Benarlah firman Allah…
Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama Allah, tetaplah atas fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrahnya itu. Tidak ada perubahan atas fitrah Allah. Itulah agama yang lurus, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.” (QS. 30:30)
Namun perlu diingat,  pertahankan akidah ini di bumi tercinta tanah air Indonesia.Bisa jadi yang terjadi di Spanyol terjadi juga di sini.Ingatlah peristiwa Poso,Sampit,Ambon.Ribuan muslim yang dibantai habis.Tidak kenal wanita,anak2,orang tua semuanya dibunuh dengan sadis.Bahkan wanita hamil dirobek perutnya untuk mengeluarkan bayinya secara paksa.Waspadalah selalu.




http://romdani45498.blogspot.com/2010/12/abiabiabiaku-ingat-alifbatatsa.html

10 Kiat Menghadapi Cobaan

Mengarungi kehidupan pasti seseorang akan mengalami pasang surut. Kadang seseorang mendapatkan nikmat dan kadang pula mendapatkan musibah atau cobaan. Semuanya datang silih berganti. Kewajiban kita adalah bersabar ketika mendapati musibah dan bersyukur ketika mendapatkan nikmat Allah. Berikut adalah beberapa kiat yang bisa memudahkan seseorang dalam menghadapi setiap ujian dan cobaan.

1. Mengimani takdir ilahi
Setiap menghadapi cobaan hendaklah seseorang tahu bahwa setiap yang Allah takdirkan sejak 50.000 tahun sebelum penciptaan langit dan bumi pastilah terjadi. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Allah telah mencatat takdir setiap makhluk sebelum 50.000 tahun sebelum penciptaan langit dan bumi
Beriman kepada takdir, inilah landasan kebaikan dan akan membuat seseorang semakin ridho dengan setiap cobaan. Ibnul Qayyim mengatakan, “Landasan setiap kebaikan adalah jika engkau tahu bahwa setiap yang Allah kehendaki pasti terjadi dan setiap yang tidak Allah kehendaki tidak akan terjadi.

2. Yakinlah, ada hikmah di balik cobaan
Hendaklah setiap mukmin mengimani bahwa setiap yang Allah kehendaki pasti ada hikmah di balik itu 498.blogspot.com/2010/12/10-kiat-menghadapi-cobaan.htmlsemua, baik hikmah tersebut kita ketahui atau tidak kita ketahui.
“Maka apakah kamu mengira, bahwa sesungguhnya Kami menciptakan kamu secara main-main (saja), dan bahwa kamu tidak akan dikembalikan kepada Kami? Maka Maha Tinggi Allah, Raja Yang Sebenarnya; tidak ada Tuhan selain Dia, Tuhan (Yang mempunyai) 'Arsy yang mulia.” (QS. Al Mu’minun: 115-116)
Allah Ta’ala juga berfirman,
“Dan Kami tidak menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada antara keduanya dengan bermain-main. Kami tidak menciptakan keduanya melainkan dengan haq.” (QS. Ad Dukhan: 38-39)



3. Ingatlah bahwa musibah yang kita hadapi belum seberapa
Ingatlah bahwa Nabi kita shallallahu ‘alaihi wa sallam sering mendapatkan cobaan sampai dicaci, dicemooh dan disiksa oleh orang-orang musyrik dengan berbagai cara. Kalau kita mengingat musibah yang menimpa beliau, maka tentu kita akan merasa ringan menghadapi musibah kita sendiri karena musibah kita dibanding beliau tidaklah seberapa. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
Musibah yang menimpaku sungguh akan menghibur kaum muslimin.

4. Ketahuilah bahwa semakin kuat iman, memang akan semakin diuji
“Para Nabi, kemudian yang semisalnya dan semisalnya lagi. Seseorang akan diuji sesuai dengan kondisi agamanya. Apabila agamanya begitu kuat (kokoh), maka semakin berat pula ujiannya. Apabila agamanya lemah, maka ia akan diuji sesuai dengan kualitas agamanya. Seorang hamba senantiasa akan mendapatkan cobaan hingga dia berjalan di muka bumi dalam keadaan bersih dari dosa.

5. Yakinlah, di balik kesulitan ada kemudahan
Dalam surat Alam Nasyroh, Allah Ta’ala berfirman,
“Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.” (QS. Alam Nasyroh: 5)
“Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.” (QS. Alam Nasyroh: 6). Qotadah mengatakan, “Diceritakan pada kami bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah memberi kabar gembira pada para sahabatnya dengan ayat di atas, lalu beliau mengatakan,

6. Hadapilah cobaan dengan bersabar
“Sabar dan iman adalah bagaikan kepala pada jasad manusia. Oleh karenanya, tidak beriman (dengan iman yang sempurna), jika seseorang tidak memiliki kesabaran.Yang dimaksud dengan bersabar adalah menahan hati dan lisan dari berkeluh kesah serta menahan anggota badan dari perilaku emosional seperti menampar pipi dan merobek baju.



7. Bersabarlah di awal musibah
“Yang namanya sabar seharusnya dimulai ketika awal ditimpa musibah. Itulah sabar yang sebenarnya. Sabar yang sebenarnya bukanlah ketika telah mengeluh lebih dulu di awal musibah.

8. Yakinlah bahwa pahala sabar begitu besar
Ingatlah janji Allah,
“Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas.” (QS. Az Zumar: 10). Al Auza’i mengatakan, “Pahala bagi orang yang bersabar tidak bisa ditakar dan ditimbang. Mereka benar-benar akan mendapatkan ketinggian derajat.” As Sudi mengatakan, “Balasan orang yang bersabar adalah surga.

9. Inna lillahi wa inna ilaihi rooji'un ..
“Siapa saja dari hamba yang tertimpa suatu musibah lalu ia mengucapkan: “Inna lillahi wa inna ilaihi rooji'un. Allahumma'jurnii fii mushibatii wa akhlif lii khoiron minhaa
[Segala sesuatu adalah milik Allah dan akan kembali pada-Nya. Ya Allah, berilah ganjaran terhadap musibah yang menimpaku dan berilah ganti dengan yang lebih baik]”, maka Allah akan memberinya ganjaran dalam musibahnya dan menggantinya dengan yang lebih baik.”
Ketika, Abu Salamah (suamiku) wafat, aku pun menyebut do'a sebagaimana yang Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam perintahkan padaku. Allah pun memberiku suami yang lebih baik dari suamiku yang dulu yaitu Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam.

10. Introspeksi diri
Musibah dan cobaan boleh jadi disebabkan dosa-dosa yang pernah kita perbuat baik itu kesyirikan, bid’ah, dosa besar dan maksiat lainnya. Allah Ta’ala berfirman,
Dan apa saja musibah yang menimpa kamu maka adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri.” (QS. Asy Syura: 30).



 Maksudnya adalah karena sebab dosa-dosa yang dulu pernah diperbuat.[13] Ibnu ‘Abbas mengatakan, “Akan disegerakan siksaan bagi orang-orang beriman di dunia disebabkan dosa-dosa yang mereka perbuat, dan dengan itu mereka tidak disiksa (atau diperingan siksanya) di akhirat.
Smoga saja kita ini termasuk orang" yang bersabar dalam menghadapi ujian hidup
Dan smoga kita bisa belajar dan introspeksi diri utk bisa menjadi lebih baik lagi....amien




http://romdani45498.blogspot.com/2010/12/10-kiat-menghadapi-cobaan.html