Mengenai Saya

Foto saya
Pangandaran, West Java, Indonesia
Simple

Jumat, 06 April 2012

~..~ Hidup Mawaddah Warahmah ~..~

Mawaddah artinya cinta. Imam Hasan Al Bashri mengartikan kata mawaddah sebagai metafor dari hubungan seks. Jelasnya bahwa mawaddah adalah perasaan cinta dan senang dengannya rumah tangga menjadi bergairah dan penuh semangat. Tanpa mawaddah rumah tangga akan kering. Mawaddah biasanya sangat personal. Ia tidak tergantung kepada kecantikan istri atau ketampanan suami. Boleh jadi di mata banyak orang wanita itu tidak cantik, tetapi sang suami sangat mencintainya. Pun boleh jadi wanita itu disepakati sebagai wanita cantik, tetapi sang suami ternyata sangat membencinya.
Sebagian ulama tafsir mengatakan bahwa cinta biasanya sering menggebu di masa muda atau di awal-awal pernikahan. Lama ke lamaan setelah masuk dalam rutinitas rumah tangga, getaran cinta menjadi melemah. Karenanya Allah swt. bekali rahmah sebagai pengimbangnya, supaya ketika sinyal cinta mulai redup, masih ada semangat rahmah yang akan menyelamatkan rumah tangga tersebut. Lain halnya dengan orang-orang yang membangun rumah tangga hanya dengan modal cinta, rumah tangga rentan mudah roboh dan tidak kokoh.
Ibarat mesin, mawaddah adalah dinamo penggerak yang mengairahkan. Dengan mawaddah rumah tangga menjadi dinamis dan produktif. Sebaliknya bila jiwa mawaddah hilang, rumah tangga akan menjadi monoton tanpa dinamika sama sekali. Dalam penelitian saya minimal ciri mawaddah ada tiga:
(a) Katsratut tahaady (selalu saling memberi hadiah), karena seperti kata Nabi saw. dengan saling memberi hadiah cinta akan selalu hangat.
(b) Katsratu dzikrihi (selalu saling mengingat kebaikannya). Sebab dengan mengingat kebaikannya seseorang akan selalu merasa berhutang budi. Hindari melihat keburukan dan kekurangannya, karena itu akan menumbuhkan kebencian dan perselisihan tiada henti.
(c) Katsratul ittishaali ma’ahu (selalu saling berkomunikasi) sebab dari kemunikasi akan hilang prasangka. Banyak hal yang sebenarnya dimaksudkan untuk kebaikan, tetapi karena lemahnya komunikasi seringkali kesalahpahaman terjadi.
Pertahankan Spirit Rahmah


Rahmah artinya kasih sayang, diambil dari kata rahima yarhamu. Dari kata ini pula diambil kata ar rahmaan salah satu nama Allah swt. Bahwa Allah Maha Penyayang. Para ahli tafsir mengatakan bahwa rahman-Nya Allah meliputi seluruh mahluk-Nya: manusia, binatang, dan mahluk-mahluk lainnya. Termasuk orang-orang yang tidak beriman, karenanya mereka masih bisa hidup dan bisa menikmati fasilitas kehidupan dari Allah, padahal mereka setiap hari tidak mentaati-Nya. Kata rahmah lebih bermakna kesungguhan untuk berbuat baik kepada orang lain, apa lagi kepada keluarga.
Memang setiap orang mempunyai kekurangan, dan tidak ada seorang pun yang mecapai kesempurnaan. Maka jika setiap manusia selalu mempersepsikan adanya pasangan yang sempurna, pasti pada akhirnya ia tidak akan pernah punya pasangan. Dalam pepatah Arab dikatakan: “Man talaba akhan bilaa ‘aibin laqiya bilaa akhin (orang yang mencari kawan tanpa cacat, pasti pada akhirnya ia tidak akan punya kawan).
Kata rahmah lebih mencerminkan sikap saling memahami kekuarangan masing-masing lalu berusaha untuk saling melengkapi. Sikap rahmah menekankan adanya sikap saling tolong menolong dalam bersinergi, sehingga kekurangan berubah menjadi kesempurnaan.
Sikap rahmah seringkali berperan ketika semangat cinta mulai menurun. Biasanya itu terjadi setelah usia suami istri sama-sama mencapai tahap tua. Cucu sudah mulai banyak. Badan banyak sakit-sakitan. Pada saat itu kebertahanan rumah tangga sangat ditopang oleh kekuatan rahmah (kasih sayang).
Karena itu mawaddah dan rahmah ibarat dua sayap bagi burung. Bila kedua sayap itu berfungsi dengan baik, maka rumah tangga akan berjalan penuh kebahagiaan. Ibarat burung terbang di angkasa, ia menikmati keindahan alam semesta dan penuh dengan kelapangan dada. Tanpa sedikit pun ada beban di hatinya. Terbang ke mana saja ia mau, tidak ada hambatan dan kesulitan .Waallahu A'lam.....




http://romdani45498.blogspot.com/2010/12/hidup-mawaddah-warahmah.html

Wanita Muslimah Juga WAajib Belajar Ilmu Syar’i

Wanita merupakan bagian dari elemen masyarakat. Sehingga secara otomatis, mereka juga memiliki andil dan tugas dalam menata dan memperbaiki masyarakat. Tidak ada keraguan lagi, untuk melaksanakan tanggung jawab dalam membina diri sendiri dan masyarakat, mutlak membutuhkan ilmu. Konsekuensinya, kaum wanita juga harus memiliki ilmu untuk menjalankan tanggung-jawab tersebut. Karenanya, ia bertanggung jawab penuh dalam pelaksanaan ibadah shalatnya, ibadah puasanya, pembayaran zakatnya, ibadah hajinya, usaha pemurnian aqidahnya, aktifitas amar ma'ruf nahi munkar dan semangat berlomba dalam setiap kebaikan. Ringkasnya, seluruh kandungan risalah Islam yang termaktub dalam Al-Qur`ân maupun Hadits tentang kewajiban seorang muslim, memiliki makna bahwa wanita juga berkewajiban untuk mempelajari dan mengajarkannya, baik secara teori maupun dalam amaliah nyata.
Semua orang telah memahami bahwa ajaran Islam memuat unsur ibadah, qiyâdah (penataan), siyâsah (pembinaan masyarakat) dan sosial kemasyarakatan, ekonomi dan semua sendi kehidupan.
Untuk menelaah dan mendalami semua itu, tidak begitu saja bisa diperoleh tanpa usaha. Namun harus dengan upaya pembelajaran dan berguru. Karenanya, mempelajari ajaran Islam –sebuah agama yang mempunyai cakupan ilmu yang luas, integral, mendalam lagi beragam– menjadi suatu kewajiban bagi setiap muslim dan muslimah. Sehingga tidak mengherankan apabila Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
طَلَبُ الْعِلْمِ فَرِيْضَةٌ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ
"Menuntut ilmu wajib bagi setiap muslim".
Namun kenyataannya, ada saja yang berkomentar dengan sekedar bersandar pada tekstual hadits belaka tentang hukum wanita menuntut ilmu adalah nâfilah (sunnat) semata dan bukan wajib. Padahal sebenarnya kata "muslim" dalam hadits di atas bermakna orang yang telah beriman kepada risalah Islam baik dari kalangan laki-laki maupun perempuan. Sehingga penakwilan semacam itu merupakan pemaknaan yang tidak benar. Oleh karena itu, Islam menaruh perhatian yang khusus pada pendidikan dan ilmu syar'i yang bermanfaat bagi mereka.
Bagi yang memperhatikan risalah Islam yang dibawa Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam, pastilah ia bisa mengetahui bahwa Islam dengan seluruh kandungan perintah dan larangannya, tidak dibatasi hanya untuk kalangan kaum Adam saja. Akan tetapi, kaum Hawa juga menjadi bagian dari perintah dan larangan risalah tersebut. Semua nash dalam al-Kitab dan as-Sunnah memberikan penjelasan adanya kesamaan kewajiban antara laki-laki dengan perempuan dalam semua hal, kecuali beberapa hal saja yang memang sudah menjadi kekhususan masing-masing. Bahkan terdapat dalil yang jelas menerangkan beban syariat yang secara khusus hanya diarahkan kepada kaum wanita, sebagaimana tertera dalam Al-Qur'ân:
"Dan ingatlah apa yang dibacakan di rumahmu dari ayat-ayat Allah dan hikmah (Sunnah Nabimu)" [al-Ahzâb/33:34].
Begitu pula yang dikatakan Ibnu 'Abbas dalam menafsirkan ayat:
وقلن قولأ معر فا
"(dan ucapkanlah perkataan yang baik - al-Ahzâb/33 ayat 32)", maksudnya, perintahkan kepada mereka untuk ikut serta beramar ma'ruf nahi munkar.
Maka, di antara peran terpenting bagi para wanita yang berkiprah di medan dakwah, yaitu mengajarkan ilmu syar'i, memberikan pengarahan dan bimbingan, dan melakukan tarbiyah dan pembinaan. Terlebih lagi dalam menangani urusan rumah tangga dan urusan suami, ia sama halnya dengan seorang wanita yang bergerak dalam aktifitas-aktifitas dakwah, secara tidak langsung memiliki peran penting melalui tutur-tutur katanya yang tertulis maupun terekam. Dengan itu, ia telah mengerahkan tenaga dan pikiran sebagai sumbangsihnya bagi agamanya.
Perlu diketahui, semenjak awal Islam, sudah terdapat perintah untuk memberikan pengajaran kepada para perempuan tentang ilmu-ilmu syar'i. Meski, pada beberapa keadaan ada yang menentang masalah ini. Namun perlu digarisbawahi, penolakan tersebut sesungguhnya pada persoalan mempelajari syair-syair yang mengandung unsur amoral, ilmu filsafat, atau mempelajari perkara-perkara yang mengakibatkan ikhtilâth (bercampurnya) antara laki-laki dengan perempuan. Akan tetapi, apabila yang dipelajari adalah ilmu syar'i yang jelas bermanfaat, maka tiada larangan di dalamnya. Bahkan terdapat anjuran untuk mendalaminya, karena ilmu syar'i tersebut bisa membenahi jiwanya, moralnya, dan perasaannya melalui aqidah yang shahîh, pedoman-pedoman agama yang luhur dan pengetahuan-pengetahuan yang akan menerangi akalnya dan memperkuat pendiriannya dalam menghadapi urusan-urusan duniawi.
TIDAK ADA PERBEDAAN UNTUK BELAJAR ANTARA LELAKI DAN WANITA
Begitulah, tidak ada perbedaan antara laki-laki dengan perempuan dalam masalah mencari ilmu. Siapa saja, muslim dan muslimah yang enggan mempelajari hukum-hukum agama, cara berhubungan dengan Rabbnya, enggan mempelajari cara pembinaan jiwa, norma sosial, inti moral dan tata krama kehidupan, maka ia telah terjerumus dalam dosa karena meremehkan ilmu-ilmu tersebut. Yang berarti dia pun telah menyodorkan dirinya pada kehidupan nista karena keterlambatan dalam menggapai dunia dan akhirat. Padahal semua itu merupakan ilmu yang bermanfaat, dan akan membebaskan seseorang dari kebodohan dan ketidakpekaan pada kebenaran, serta menghindarkannya dari sekedar orientsi keduniaan semata.
MEREKA TELAH MAJU
Dalam konteks kesetaraan derajat wanita dan lelaki dalam mendapatkan ilmu ini, sungguh tidak ada yang lebih membuktikannya daripada keberadaan wanita muslimah dalam naungan Islam. Mereka telah mencapai derajat yang tinggi dalam keilmuan.
Lihatlah para sahabiyyah (sahabat wanita), mereka semangat mengerjakan shalat jamaah bersama Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam di masjid, sepaya bisa memperoleh pengejaran dari Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam. Padahal semua bersepakat tanpa ada perbedaan pendapat, bahwa seorang wanita melaksanakan shalat di rumah, itu lebih afdhal daripada shalat di masjid. Kemudian, dikarenakan jumlah mereka banyak, akhirnya Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam mengkhususkan sebuah pintu masjid bagi mereka hingga sampai sekarang ini di masjid Nabawi, yang diberi nama "Babun Nisaa'", artinya pintu khusus untuk para wanita.
Al-Baladzuri menyebutkan dalam kitab Fûhul Buldân: "Jumlah wanita muslimah terdahulu yang mempelajari baca tulis adalah separo jumlah laki-laki yang mampu baca tulis." Al-Baladzuri juga menceritakan bahwasanya Ummu Kultsûm binti 'Uqbah cakap dalam menulis.
Diriwayatkan bahwa asy-Syifâ` al-Adawiyah dari Bani (Suku) 'Adi, keluarga besar 'Umar bin Khaththâb diminta Nabi untuk mengajarkan kepada istri beliau Shallallahu 'alaihi wa sallam, yaitu Ummul-Mukminiin Hafshah binti 'Umar bin Khaththâb cara menulis indah.
Ummul-Mukminiin 'Aisyah binti Abi Bakar dan Ummul-Mukminîn Ummu Salamah juga memiliki kemampuan membaca, walaupun belum sampai pada derajat mahir dalam menulis. Al-Wâqidi menyebutkan bahwa Karîmah binti al-Miqdâd bisa membaca dan menulis.
'Aisyah binti Sa'ad berkata: "Ayahku telah mengajarkan kepadaku tulis-menulis".
Begitu pula dalam hal pengajaran, para wanita sahabiyyah juga mampu berkompetisi dengan kaum laki-laki. Misalanya, seperti halnya 'Aisyah Radhiyallahu 'anha telah meriwayatkan kurang lebih dua ribu hadits, begitu pula saudarinya yang bernama Asma' juga telah meriwayatkan sekitar 50 hadits. Dan masih banyak lagi di antara muslimah sahabiyyah selain keduanya yang banyak meriwayatkan banyak hadits dari Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam.
Ummu Darda yang dikaruniai ilmu pernah berkata: "Sungguh aku telah merasakan dan menjalankan berbagai macam ibadah, namun yang paling bisa merasuk dan menyembuhkan jiwaku ialah tatkala duduk dan dzikir di hadapan para ulama".
Imam Nawawi sendiri mengakui kefaqihan Ummu Darda` ini dengan pujiannya: "Semua telah bersepakat tentang kefaqihan dan kehebatan Ummu Darda` dalam hal pemikiran dan pemahaman. Beliau Radhiyallahu 'anhuma hidup pada masa Mu'awiyyah".
Demikianlah, Islam tidak melarang para wanita untuk belajar agama. Tidak mengapa bagi para wanita untuk mencari jalan kemajuan bagi dirinya. Bahkan para ahlu ilmi dan ahli fiqh zaman terdahulu maupun sekarang sepakat, bahwa menuntut ilmu syar'i yang menjadi kebutuhan pokok adalah fardhu 'ain atas mereka. Tidak ada perbedaan antara laki-laki dengan perempuan dalam hal ini. Laki-laki dan perempuan kedudukan yang sama dalam kewajiban bersyariat, dan begitu pula dalam mendapatkan balasan di akhirat, kecuali dalam beberapa aturan syariat tertentu, Allah Subhanahu wa Ta'ala membebaskan kaum wanita dari tugas tersebut. Baik, karena aturan-aturan itu mengandung unsur yang memberatkan wanita dalam menjalankannya, atau karena memang tidak sesuai dengan tabiat wanita, atau lantaran bertentangan dengan tugas utama penciptaannya, atau mengakibatkan kerusakan sosial seperti seperti ikhtilâth (percampuran antara laki-laki dan perempuan) dan lain-lain. Adapun aturan-aturan agama lainnya, wanita memiliki kesamaan dengan kaum lelaki dalam mengemban kewajiban-kewajiban dan aturan-aturan syariat.
Ada satu riwayat, bahwasanya Asma` binti Yazid bin Sakan Radhiyallahu 'anha pernah mendatangi Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam sembari berkata: "Aku adalah seorang utusan dari orang-orang yang berada di belakangku dari sejumlah wanita muslimah. Semuanya berkata dan berpendapat seperti perkataan dan pendapatku sekarang ini, 'Sesungguhnya Allah Subhanahu wa Ta'ala telah mengutusmu untuk kalangan laki-laki dan perempuan'. Kami semua juga telah beriman dan dan berittiba` (mengikuti) kepadamu. Namun kami –para wanita- memiliki gerak terbatas, menjadi pihak yang menangani urusan rumah tangga belaka. Sedangkan kaum laki-laki bisa memperoleh keutamaan yang sangat banyak dengan menunaikan shalat berjama'ah, ikut mengiringi jenazah dan bisa berangkat jihad. Tatkala mereka pergi berjihad, maka kamilah yang menjaga harta-harta dan merawat anak-anak mereka. Maka, apakah kami juga dapat menuai pahala yang sama dengan mereka, wahai Rasulullah?"
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam menoleh kepada para sahabat, seraya berseru: "Apakah kalian pernah mendengar pertanyaan seorang wanita tentang agamanya yang lebih baik daripada pertanyan wanita ini?"
Para sahabat Radhiyallahu 'anhum menjawab: "Belum pernah, wahai Rasulullah."
Lantas Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam menjawab: "Pulanglah engkau wahai Asma`, dan beritahukan kepada para wanita di belakangmu bahwa baiknya perlakuan salah seorang dari kalian kepada suaminya, semangatnya dalam mencari keridhaan (suami)nya dan terus mengikuti keinginan suaminya, maka pahala itu semua sama dengan apa engkau sebutkan tadi (tentang keutamaan kaum lelaki yang berpahala besar)".
Kemudian Asma`pulang sambil mengucapkan tahlil dan takbir dengan penuh kegembiraan mendengar jawaban dari Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam.
JANGAN TERPEDAYA OLEH PROPAGANDA BARAT
Namun ironisnya pada abad-abad terakhir ini, kaum wanita terhalang untuk mencari ilmu. Sehingga ketidaktahuannya tentang agama menimbulkan dampak kemunduran dan keterbelakangan kaum muslimin. Ibu-ibu yang tidak memiliki ilmu akan melahirkan anak-anak yang bodoh dan lemah akal.
Seorang penyair melantunkan:
وَإِذَ النِّسَاءُ نَشَأَتْ فِيْ أُمِّيَةٍ رَضَعَ الرِّجَالُ جَهَالَةُ وَخُمُولاً
Apabila wanita tumbuh dalam kebodohan,
maka kaum laki-laki menelan kebodohan dan kelemahan.
Oleh karenanya, termasuk kemajuan yang terpuji, yakni dengan dibukanya pintu pendidikan bagi remaja putri dan meningkatnya istri-istri dan ibu-ibu yang membekali diri dengan ilmu syar'i di tengah masyarakat. Sehingga tidak menimbulkan kebimbangan dalam masalah hukum agama pada seorang pun.
Adapun ilmu yang wajib dimengerti oleh setiap muslim dan muslimah, ialah ilmu-ilmu agama yang terpenting (dharuuri). Bukan ilmu yang mengandung unsur kedustaan yang dipropagandakan oleh orang-orang yang berkiblat ke negeri Barat dan para penyeru kebebasan mutlak, pencampakan rasa malu dan melakukan tindakan amoral dengan mengatasnamakan mencerdaskan otak. Mereka menamakan tarian, belajar nyanyian, musik, drama, film dan sandiwara sebagai ilmu. Begitu pula segala yang bisa menjadi pintu kerusakan wanita, entah bersumber dari budaya Barat atau Timur sebagai ilmu yang harus dipelajari.
Itu semua merupakan propaganda dusta dan perbuatan negatif yang meruntuhkan aspek kejujuran, nilai-nilai kebenaran dan ilmu yang shahîh.
Adakah korelasi antara pendidikan dan kaum wanita dengan tabarruj (bersolek), pamer kecantikan dan berjalan di jalanan tanpa arah dan tujuan layaknya wanita telanjang? Apakah aurat yang tersingkap dan pakaian sempit, transparan lagi memperlihatkan lekuk tubuh secara nyata merupakan sarana untuk memudahkan ilmu mudah untuk dipahami? Apakah hubungan itu semua dengan perolehan ilmu?
Sungguh termasuk kesalahan fatal yang paling mendasar, yakni mengadopsi budaya dari dunia Barat maupun Timur yang baik -kalau ada- atau buruk tanpa seleksi dan pemilahan. Padahal, budaya yang pantas bagi mereka belum tentu pantas untuk kita. Sebab, ajaran agama kita bertentangan dengan kebiaran mereka. Dan gaya hidup kita tidak selaras dengan kebiasaan mereka.
Adapun mengikut di belakang propaganda kebebasan dan berpartisipasi di belakang kepalsuan-kepalsuan, hanya akan menyeret kita pada musibah demi musibah, kehinaan, dan kehilangan jati diri serta kehancuran.
Semoga Allah mengentaskan setiap muslimah dari lumpur kemaksiatan. Membimbing mereka di atas jalan yang lurus dan bisa kembali di atas aqidah shahiihah, bimbingan dan arahan-Nya, hingga mereka semua bisa mengeyam kebahagiaan di dunia dan akhIrat.
Walhamdulillahi Rabbil 'Âlamîn.


http://romdani45498.blogspot.com/2010/12/wanita-muslimah-juga-waajib-belajar.html 

Ketika Cobaan Hidup Menerpa

Kita telah diperingatkan......!!

“Jika kamu (hai para muslimin) tidak melaksanakan apa yang telah diperintahkan Allah itu, niscaya akan terjadi kekacauan di muka bumi dan kerusakan yang besar.” (QS. Al Anfaal: 73)
Bencana demi bencana datang silih berganti menyapa kita. Mulai dari banjir yang menerjang beberapa kota, kecelakaan transportasi darat, laut sampai udara dan beberapa musibah lain, seperti angin puting beliung, gempa dan tanah longsor, belum lagi musibah karena penyakit Demam berdarah, diare, busung lapar dsb. Astaghfirullah, hati manusia mana yang acuh melihat keadaan seperti itu?! Deraian airmata atau isak tangis entah karena kehilangan sanak saudara atau kehilangan harta benda atau karena penyakit yang sedang diderita. Dan keadaan seperti itu sangatlah berat jika dirasakan khususnya bagi wanita yang mempunyai beberapa peran, wanita sebagai ibu atau sebagai istri. Wanita yang mempunyai hati selembut kapas, penuh simpati, mudah terbawa suasana, dan mudah pula rapuh hatinya.


Siapa yang tak kenal hati wanita?! Wanita adalah sesosok manusia yang dianugerahi dengan perasaan yang halus. Selembut-lembutnya hati seorang laki-laki masih lembut hati seorang wanita yang paling tegar sekalipun. Betapa hatinya bagaikan gelas-gelas kaca, sekali pecah hancur sampai berkeping-keping. Perasaan seperti itu sangat rentan terhadap kekecewaan dan kesedihan. Biasanya wanita mengekspresikan perasaan tersebut dengan menangis, entah menangis secara sembunyi-sembunyi ataupun menangis secara berlebihan, yaitu dengan menampak-nampakkan kepada setiap orang untuk menunjukkan betapa sedihnya ia. Namun jika tangisan tersebut berlebihan hingga mengeraskan suara dan seakan-akan menunjukkan kekecewaan atas Qadha’ dan Qadhar Allah Subhanu Wata’alla ini yang tidak boleh, Allah menguji manusia dengan batas kemampuan masing-masing manusia:
“Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya.” (QS. Al Baqoroh: 286)
“Dari Abu Musa, Abdullah bin Qais radhiyallahu’anhu bahwa Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam berlepas diri dari wanita yang meratap ketika ditimpa musibah, mencukur rambut dan merobek-robek saku baju.”
Menangislah sewajarnya jika memang dengan menangis hati kita lebih lega, karena menangis adalah ciri seorang wanita. Menangis tidak selamanya termasuk bagian orang yang lemah dan tidak tegar, misalnya para shahabat seperti umar bin khaththab radhiyallahu’anhu pernah menangis jika mengingat keagungan Allah Subhanahu wa Ta’ala, sehingga menempatkan waktu yang sesuai untuk menangis itu yang terbaik. Musibah rilih berganti, laksana bergantinya siang dan malam, hati yang kuatlah yang diperlukan untuk menepis kesedihan-kesedihan yang melanda. Dan hati yang kuat hanya ada bersama dengan iman yang kuat, rasa pasrah terhadap segala takdir-Nya.
Saudariku, mungkin diantara kita saat ini ada yang sedang mengalami musibah tersebut, mungkin keluarga kita atau handai taulan kita. Maka jadilah orang yang kuat dan dapat menguatkan orang di sekitar kita, serahkanlah kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala serta katakanlah “Innalillahi wa inna ilahi roji’un” “sesungguhnya kami adalah milik Allah dan kepada-Nya lah kami kembali.” Hal tersebut akan lebih baik untuk kita lakukan, dan telah dicontohkan oleh para salaf ketika mereka ditimpa musibah.
Dan janganlah menangis berlebihan bahkan hingga disertai menyakiti diri sendiri seperti memukul-mukul pipi sendiri atau mengatakan kata-kata yang kasar yang menunjukan rasa tidak suka dan tidak sabar atas musibah dan cobaan tersebut atau malah menyalah-nyalahkan kehendak Allah Subhanahu wa Ta’ala. Bahkan ada yang keterlaluan sampai mengakhiri hidupnya (bunuh diri), ia meyakini dapat menyudahi kesempitan yang sedang dialaminya di dunia akan tetapi sebenarnya malah membuka kesempitan yang lain yang justru ia tidak bisa berbuat apa-apa lagi setelah itu, laksana beralih dari pasir yang panas ke dalam bara api. Na’udzubillahi min dzalik.


Mereka berpikir bahwa kematian dapat mengakhiri apa yang mereka tidak sukai, menghindar dari masalah, dan bersikap sebagaimana pengecut. Namun sebenarnya ia akan dihadapkan masalah yang lebih berat dan ia takkan mungkin bisa bunuh diri lagi untuk melarikan diri. Ternyata pikiran sempit mereka dapat menyulitkan mereka sendiri bahkan kesulitan yang paling sulit.
Dari Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu’anhu dari Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam beliau bersabda: “Bukan termasuk golongan kami orang yang menampari pipi, merobek-robek saku dan berseru-seru dengan seruan jahiliyyah.” (Muttafaqun ilaihi)
Saudariku disetiap perjalanan hidup kita tak lekang dari musibah dan cobaan, baik dengan kehilangan orang yang kita sayangi, kehilangan harta yang telah kita kumpulkan, atau penyakit yang telah kita derita. Sebagai mukmin yang cerdas hendaknya kita mengambil kesempatan untuk meraup pahala dari setiap kesulitan yang sedang kita hadapi. Dan hendaknya kita bisa memetik hikmah disetiap musibah dan cobaan.
Wallohu a’lam bishowab.


http://romdani45498.blogspot.com/2010/12/ketika-cobaan-hidup-menerpa.html

"Mencintai Allah Bagi Manusia Sebuah Kepastian"

Sering kali kita mendengar kata cinta ini, baik cinta kepada kekasih, orang tua, anak, sudara atau pada barang2 kesayangan kita. Dan bila di telaah ternyata cinta itu adalah sebuah apresiasi kita pada sesuatu, baik orang tua, anak, saudara atau kekasih yang mana yang kita cintai itu memberikan sesuatu kenikmatan yang kita rasakan, baik kenikmatan ragawi ataupun jiwa, contoh bila kita memandang seorang gadis atau pria yang tampan, sesungguhnya sang pria atau gadis itu telah memberi keindahan dan kenikmatan kepada kita yang dapat kita rasakan sehingga karena rindu ataupun ingin mendapatkan keindahan dan kenikmatan itu terus menerus maka kita ingin selalu dekat dengan pemberi keindahan dan kenikmatan itu. Begitu juga kecintaan kita pada hal2 yang lain, pastilah hal-hal yang kita cintai itu memberikan suatu keindahan dan kenikmatan kepada kita sehingga kita ingin selalu dekat dengan kenikmatan dan keindahan itu,bahkan mungkin juga ada mereka-mereka yang akan melakukan apa saja untuk mendapatkan kenikmatan dan keindahan itu dan untuk selalu dekat dengan kenikmatan dan keindahan itu.
Kemudian ketika kita membicarakan kenikmatan dan keindahan maka kita seharusnya bertanya “siapakah pemberi keindahan dan kenikatan yang ada ini?” sehingga kita tidak akan terkecoh oleh keindahan dan kenikmatan semu yang mungkin kita temukan saat ini. Dan tentu saja jawaban bagi pertanyaan itu adalah tiada lain Allah SWT, yang memiliki segala keindahan dan kenikmatan yang di berikan di muka bumi ini, maka sesuai dengan kaidah bahwa mencintai sesuatu itu di karenakan kenikmatan dan keindahan yang telah di berikan kepada kita oleh sesuatu itu kepada yang menerima (manusia) dengan ini dapat di katakan bahwa mencintai Allah SWT bagi manusia adalah sesuatu yang pasti.
Mengapa? Seperti telah di sampaikan di atas bahwa Dialah pemilik dan pemberi kenikmatan dan keindahan itu maka sungguh tidak mungkin bagi seorang manusia yang sadar akan keindahan dan kenikmtan itu untuk tidak mencintai keindahan dan kenikmatan dan sangat tidak mungkin


juga akan menjauhi kenikmatan dan keindahan itu dan maka dari itu lagi saya tegaskan bahwa bagi manusia yang sadar siapa pemilik dan pemberi kenikmatan dan keindahan adalah sebuah kepastian untuk mencintai Allah SWT serta ingin selalu dan selalu dekat denganNya, agar dapat selalu merasakan keindahan dan kenikmatan yang di curahkanNya sebab Dialah pemilik segala kenikmatan dan keindahan itu semua, dan sungguh-sungguh pasti manusia akan selalu ingin dekat dan bersama pemberi kenikmatan dan keindahan itu sebagai apresiasi kecintaan mereka. Dari pada itu hanya sang pemilik keindahan dan kenikmatanlah itu sendirilah yang mampu memberi kenikmatan dan keindahan itu karena yang tak punya atau tidak memiliki tidak akan mampu untuk memberi. Dan Allah SWT lah yang memiliki itu itu semua.

Wallahu a’lam


http://romdani45498.blogspot.com/2010/12/mencintai-allah-bagi-manusia-sebuah.html

Kepuasan dan Kesederhanaan

•*¨*•.¸¸¸¸.•*¨*•♫♥♥♥♥♥♥♫•*¨*•.¸¸¸¸.•*¨*•♫♥♥♥♥♥♥♥♥♥  
Rasa puas itu relatif bagi setiap orang, ada yang sudah terpuaskan dalam satu sisi masih mencari kepuasan di sini lain. Karena tidak ada satu parameter yang dapat digunakan untuk mengukur kadar kepuasan dalam setiap diri manusia.
Ketidakpuasan sesungguhnya akan memacu motivasi seseorang untuk berjuang, dan meningkatkan kadar hidup dan prestasi dirinya. Tetapi bukan berarti ketidakpuasan itu sendiri membelenggu hidup seseorang. Selama seseorang tidak merasa puas dengan keadaannya maka ia akan berusaha untuk memenuhi hasrat keinginannya. Sesungguhnya keinginan itu tidak ada habis-habisnya untuk diikuti dan sangat sulit mengukur tingkat kepuasannya.
“Merasa puas, mudah di sokong, sederhana hidupnya” kesannya adalah mengajarkan seseorang untuk tidak mengejar materi. tetapi kalau ditelaah lebih dalam lagi sesungguhnya bukan demikian.
Ketika seseorang telah dapat menerima apa yang telah dikerjakannya, apa yang telah diusahakannya,


dan apa yang telah di raihnya sesungguhnya inilah kepuasan bagi dirinya, tidak perlu merepotkan orang lain, tidak membuat susah orang lain, dan hidupnya pasti akan jauh dari permasalahan, pikirannya tidak terlalu rumit, makannya pun lahap, tidurnya pun nyenyak. inilah kehidupan yang sederhana.
jadi kesederhanaan bukan hanya dilihat dari sekedar materi.
Dengan memiliki materi dan kehidupan yang kecukupan maupun lebih, kita harus dapat mensyukurinya, merasa puas dengan hasil keringat kita sendiri, dengan tidak melekatinya serta dapat berbagi dengan orang lain. Inilah yang disebut dengan kesederhanaan. Memiliki bukan untuk sendiri tetapi memiliki untuk berbagi dengan sesama.
Dengan demikian seseorang sudah sewajarnya mengejar prestasi, harus berkerja keras tanpa harus terbelenggu di dalamnya. Hidup ibarat air yang mengalir, yang dapat mengaliri sawah dan ladang disekitarnya, dari dataran tinggi yang akhirnya mengalir ke samudera luas, menguap menjadi awan dan akan turun sebagai hujan, untuk kembali lagi memberi kehidupan pada semuanya.
Memang sulit mengukur tingkat kepuasan seseorang, tetapi biar bagaimanapun kita membutuhkan rasa penasaran dan rasa keingintahuan serta ketidakpuasan yang positif untuk mendorong kita agar dapat bekerja lebih maksimal lagi. Seperti rakit yang masih kita butuhkan untuk menyeberangi sungai atau lautan. ketika telah sampai pada tujuan, sudah pasti kita tidak membutuhkannya lagi. Tidak perlu membawa rakit itu sepanjang perjalanan anda di daratan (kecuali ada banjir hahhahaha) karena hanya akan membawa penderitaan dan beban yang berkepanjangan. Bila kita melekat pada ‘rakit’ maka kita pasti tidak akan menemukan kebahagiaan yang sejati.
Artinya bila kita telah sampai pada level tertentu merasa puaslah dan berbagilah pada sesama kurangi kemelekatan, terimalah apa yang menjadi milikmu dengan hati yang lapang dan sadarilah itu semua hanya sementara, dengan demikian kita akan bahagia dalam menjalani hidup ini. Sederhana dalam pola pikir, sederhana dalam bertindak, sederhana dalam bertutur kata, sederhana dalam kehidupan adalah orang yang bersahaja.
  ♫•*¨*•.¸¸ﷲ¸¸.•*¨*•♫♥♥♥♥♥♥♫•*¨*•.¸¸ﷲ¸¸.•*¨*•♫♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥ 




http://romdani45498.blogspot.com/2010/12/kepuasan-dan-kesederhanaan.html

Rumah Tangga

*¨*•.¸¸¸¸.•*¨*•♫♥♥♥♥♥♥♫•*¨*•.¸¸¸¸.•*¨*•♫♥♥♥♥♥♥♥♥♥  
Pengertian dari sebuah rumah tangga, adalah hidup bersama dalam satu atap, menjaga keharmonisan dan pengertian.
Rumah tangga bukan berarti rumah yang ada tangganya. ‘Tangga’ hanya perumpamaan, bila mampu menyelesaikan permasalahan keluarga adalah langkah ‘naik’ meniti anak tangga. Tangga kehidupan penuh dengan ujian, rintangan. Bila ingin melangkah ‘naik’, harus penuh tekad, dengan kepala dingin, kehangatan, dan penuh kebijaksanaan dalam menjalani proses kematangan dalam berumahtangga.
Harus satu demi satu anak tangga dilewati untuk suatu kemajuan, membina rumah yang penuh dengan keceriaan dan kebahagiaan, menjadikan rumah sbg home sweet home.
Bila ada kemunduran artinya ia harus melangkah ‘turun’, karena sangat sulit untuk meraih kebahagiaan yang lebih tinggi.
Membina Rumah tangga, bila sudah ‘turun’ kembali sampai ‘lantai dasar’, artinya keputusan untuk keluar rumah sudah hampir terjadi, ini masih bisa dibenahi, dengan kekuatan cinta dan pengertian akan mampu membawanya ‘naik’ kembali. Selama masih berada di dalam rumah Sesungguhnya ‘naik turun’ hal biasa, merupakan proses yg penuh arti dan makna.
Tetapi bila sudah di’lantai dasar’ ternyata ada juga yg mau keluar dari rumah, siapapun tidak mampu lagi mempertahankannya.
Bila ada yang memilih melangkah ‘turun’ ke ‘basement’, dari pada harus ‘keluar’ rumah, mungkin hidupnya akan terasa ’sesak’, tiada gairah, penuh dengan kesumpekan. Tidak berani ‘keluar rumah’ juga tidak mau ‘naik’ lagi ke atas. Hidup yang kelabu tanpa cinta dan kasih sayang apalagi keharmonisan.
Bila keadaan semakin kacau, ingatlah tekad awal ketika membina rumah tangga, jangan sampai “sudah jatuh tertimpa tangga”
Mereka pun harus mampu bangkit dan kembali ‘naik’ meniti ‘tangga’ kehidupannya yang baru.
Inilah sedikit renungan tentang ‘rumah tangga’ hanya sekedar perumpamaan.



♫•*¨*•.¸¸ﷲ¸¸.•*¨*•♫♥♥♥♥♥♥♫•*¨*•.¸¸ﷲ¸¸.•*¨*•♫♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥ 


http://romdani45498.blogspot.com/2010/12/rumah-tangga.html

10 Alasan Kenapa Wanita Misterius ( ? )

Kenapa wanita terkesan misterius di mata pria..?? Wanita bilang minta ini, begitu dikasih ini dia bilang minta itu. Wanita bilang suka barang bernama A, tetapi ketika si pria memberinya barang bernama A, dia bilang suka barang bernama C. Wanita bilang tidak cinta pada seorang pria, tapi diam-diam ia suka memperhatikan gerik gerik si pria dari kejauhan, dan sering melamunkannya ketika lagi dikamar. Bahkan sering bernyanyi-nyanyi lagu cinta sambil mandi. aneh kan..??
Lalu kenapa wanita begitu misterius..?
Ini jawabannya:
1. Sebenarnya Laki-laki-lah yang Misterius..
Coba tanya diri anda sendiri buat para laki-laki, ketika ada wanita cantik lewat..beranikah dirimu langsung untuk berkenalan??? wanita cantik juga manusia biasa, sudah hukum alam bila laki-laki mengejar wanita dan kumbang yg menghampiri bunga. Bagaimana wanita bisa tau kadar cinta para lelaki bila hanya berani melihat dari kejauhan..
Yang ada laki-laki Cuma bisa suit suit menggoda.. begitu si wanita cantik menoleh, eh ternyata ia berkumis dan bercambang.. :D

2. Karena Wanita Sulit Menentukan Salah Satu Pria yang Tulus Mencintainya.
Coba bayangkan seorang wanita cantik yang didatangi 10 pria yang menawarkan kelebihan masing2. Sanggupkah buat kamu ( seorang wanita) memilih yang tepat sementara kamu tidak tahu kelemahan masing-masing, dan waktu terus berjalan..???? Wanita membutuhkan proses lama untuk mengetahui si pria mencintainya dgn tulus atau tidak.
Sebaliknya: Bila seorang pria dihadapkan pada 10 wanita cantik untuk memilih, maka dengan gampang ia bisa memilih salah satunya meski ia tidak tahu bagaimana kualitas dari wanita yg dipilihnya. Karena pria itu 'nafsunya' satu langkah lebih maju daripada wanita.



3. Karena Wanita Melihat ‘pertama kali’ dari Hati Seorang Pria ( beda dgn lelaki yg melihat wanita pertamakali dari cantiknya )
Pernahkah dirimu melihat wanita cantik jalan dengan pria biasa? kalau pernah coba lihat apa yang dimiliki pria tersebut, bila ia tidak punya wajah tampan, harta, dan kedudukan. So...??? beauty and the beast !

4. Karena Wanita Ingin Dimengerti
Sebagai laki-laki jauhkan segera ego dirimu terhadap wanita yang engkau cintai, karena wanita bukan orang bodoh...Sebenarnya mereka lebih banyak tau kalau kamu sedang berbohong, walaupun dengan terpaksa mereka memasang tampang bloon. itu semua dilakukan oleh wanita karna ia mencintailu, ia bersikap sabar sampai kamu sadar sendiri..!!!
Kenapa wanita selalu ingin dimengerti..? Karena biasanya pria yg selalu memegang kendali dalam setiap hubungan. Karena itu sebagai feedbacknya maka wanita selalu ingin dimengerti. adil kan..?? ^.^

5. Jangan Pernah Mengatakan Cinta kepada Wanita Bila Kamu Tidak Mampu Memikirkan Akibat Bila Melukai Hati Wanita yang Kamu Cintai...
Karena hal itu akan membuat dirimu sebagai lelaki bingung ketika ada masalah yang terjadi antara kalian berdua. sedangkan kebanyakan wanita tidak ingin mengambil keputusan lebih dahulu sebelum engkau para lelaki.
Bukankah yg biasa dan gampang mengatakan “Putus” adalah kaum lelaki ?
Bukankah yg biasa dan gampang mengatakan “Cerai” adalah kaum lelaki ?

6. Karena Wanita Menginginkan Lelaki yang Jantan ( TEGAR )....
Ini berlaku buat kamu para lelaki yang suka cengeng bila diputusin atau ngadu ke temen2 kalau tuh cewe yang kamu cintai ternyata belagu.



7. Karena Wanita Harus Matre..! ( dalam arti yang wajar )
Untuk survive bisa hidup adalah memerlukan materi. Ini kayaknya berlaku untuk semua manusia. Kalo dirimu para pria punya cinta, engkau berarti harus berkorban untuk mendapatkannya juga mempertahankannya.. Kalo boleh berterus terang, mana ada wanita yg mau dgn pria pengangguran? Tak ada ! syarat untuk hidup adalah pria minimal mampu mengurusi dan menghidupi dirinya sendiri dulu...setelah diri sendiri udah bisa diurus baru engkau perjuangkan cintamu. Karena sudah sunatullah bahwa pria lah yang menafkahi wanita. Tul gak..??

8. Introspeksilah Dirimu Sendiri.
60 % pria punya pikiran kalau ada wanita yang ngeliatin dia, langsung berpikir tuh cewe suka ama dia,
80 % pria punya pikiran kalo ada cewe buka omongan pertama kali, langsung berpikir tuh cewe cinta ama dia...
buat anda lelaki..intinya wanita itu membuka hati kepada pria manapun, jadi kalau dirimu para pria suka ama wanita langsung aja diutarain maksud anda. Ajak taruf atau ajak nikah, diterima ato gak diterima..terima beres kan persoalannya..??
Kodrat wanita adalah Menunggu, dan kodrat Lelaki adalah Mengejar. Kalimat ini sudah sama-sama maklum kita ketahui.

9. Karena Laki-laki itu MEMILIH..!!!!!
Dengarkan kata iwan falls dan naff : ‘Aku Bukan Pilihan’. Kalo maksud yang ini pahami sendiri yach, sesuaikan dengan kemampuan nalar dirimu sendiri, icha yakin banyak pria yang tersesat disini nih.....
10.  Kalo anda para pria masih gak ngerti ama semua alasan diatas, berharaplah dirimu punya wajah tampan..tapi kalo engkau gak punya wajah tampan, kejarlah cita-citamu dahulu...tapi kalo kamu gak punya cita-cita, segera up-grade otak anda.


http://romdani45498.blogspot.com/2010/12/10-alasan-kenapa-wanita-misterius.html

Orkes Sakit Hati

Hari ini aku lagi sebel dengan kaum yg bernama cowok. Apa pasal..??
baytheway anyway busway...hari ini 2 orang temanku patah hati lagi gara-gara makhluk yg bernama cowok alias kaum adam.
Haduh mbakyuuuu.. sudah kubilang juga PACARAN itu kagak ada enak-enaknya tp bikin dosa dan sakit hati. Nah kalo sudah begini siapa yg mesti disalahin..??? tentu saja cowok ! :D...* itu kata temenku lho, bukan icha yg ngomong*


Yang pasti seh dua-duanya salah.
Sudah tahu resiko orang pacaran adalah sakit hati, kenapa masih dilakuin..?? walaupun bilangnya 'Pacaran sehat' tapi emangnya Pacaran yg sehat itu kayak gimaan seh..?? coba kasih tahu diriku.....!!
Ada yg bilang," Pacaran sehat tuh kemana-mana mesti bawa sabun ama pepsodent.." kata temenku.
"maksud lo...??" tanyaku gak ngerti2 pisan.
" Yaelah..masa gak tahu seh. Kalo kita abis cium pipinya pacar, tuh pipi langsung dibersihin pake sabun biar gak ada kuman yg nempel. en tuh pepsodent buat gosok gigi kita biar kuman dari pipi si dia jg kagak nempel di mulut kita.."
Towewwewwew....
Diriku ketawa abis dengernya. Katanya abis sakit hati tapi masih bisa becanda..?? Oalah wanitaaaaa..memang susah dirimu kupahami.. :p
Jika ada makhluk yg sanggup menaklukkan penguasa hanya dgn sebuah senyuman..itulah Wanita.
Jika ada makhluk yg dapat mengubah rumah gubuk menjadi laksana istana bagi penghuninya..itulah Wanita.
Jika ada makhluk yg dapat mengubah sebuah istana mnjdi neraka yg membara..itulah Wanita.
Wanita2 itu laksana telur yg tersimpan dgn baik. Berkulit putih, bermata jeli, dan rambut berkilau laksana sayap burung nazar.
Kecantikanmu..,seperti kebeningan mutiara di kedalaman lautan, tidak pernah tersentuh tangan manusia. Itulah potret wanita yg senantiasa menjaga diri --> wanita sholehah.
Wahai kaum Adam..,
Wanita memang membutuhkan dirimu. Tp jangan lantas membuat kamu jadi egois. Ia dicipta dari sebagian tulang rusukmu yg bengkok, maka jika dibiarkan akan tetap bengkok, dan jika dipaksa ia akan patah. Maka berpesan pesan baiklah kamu kepada wanita, entah kepada Ibumu, nenekmu, saudara perempuanmu, atau calon istrimu. Datangilah mereka dari arah mana saja yg Allah ridhoi, berilah salam dgn sebutan yg pantas, dan tegurlah dgn kata2 yg santun lagi baik, agar kamu mendapat rahmat dari Penciptamu.


Wahai kaum Adam..,
Ibumu adlh jg seorang wanita. Jika engkau suka menzalimi dan menyakiti hati wanita, maka bayangkanlah jika seandainya ada laki-laki lain menyakiti ibumu, apakah engkau tidak marah..??
Jika engkau sering mempermainkan hati wanita, mengobrak abrik perasaannya lalu kau meninggalkannya, maka bayangkanlah jika ada laki-laki lain yg melakukan hal yg sama itu kepada adik perempuanmu,atau kpd kakak perempuanmu,atau kpd saudara perempuanmu.. apakah engkau tidak marah.?? sekali lagi aku tanya, apakah engkau tidak marah..?? Ataukah engkau sudah tidak percaya lagi dgn keadilan Tuhan yg bernama "Hukum Karma"..??
Wahai kaum adam..,
engkau dan aku sama. Hanya sifat2 dasar yg membedakan kita. Apakah hanya karena itu engkau lantas merasa lebih baik dan berhak menzalimi kami..?
Duh, janganlah begitu !! Marilah kita melangkah bersama, hidup rukun dan bersahabat, saling melengkapi yg tidak ada, dan saling menyempurnakan dalam kekurangan.
seperti indahnya syair Melly Goeslaw.." Dan ku tlah jatuh cinta, aku wanita dan engkau lelaki..perasaanku berkata iam falling in love. Sang cinta mendekatlah, malam menyanggupi jadi saksi..perasaanku berkata iam falling in love......."
Halaahhhh..Boleh koment tapi tidak menerima kritik, terutama dari kaum pria..:D
( terimkasih yak bagi kaum pria yg udah mau mengerti..xixixi )




http://romdani45498.blogspot.com/2010/12/orkes-sakit-hati.html

Kemuliaan Bulan Muharam...

Sahabat sekalian, sekarang kita berada di Bulan Muharram, yaitu bulan pertama dalam kalender Hijriah. Bulan ini termasuk salah satu dari empat bulan haram (suci), sebagai mana yang difirmankan oleh Allah:
“Sesungguhnya bilangan bulan di sisi Allah adalah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram”. (At-Taubah: 36).
Semua ahli tafsir sepakat bahwa empat bulan yang tersebut dalam ayat di atas adalah Zulqa’dah, Zul-Hijjah, Muharam dan Rajab.
Ketika haji wada’ Rasulallah bersabda:
Dari Abi Bakrah RA bahwa Nabi SAW bersabda: “Setahun ada dua belas bulan, empat darinya adalah bulan suci. Tiga darinya berturut-turut; Zulqa’dah, Zul-Hijjah, Muharam dan Rajab”. (HR. Imam Bukhari, Muslim, Abu Daud dan Ahmad).
Dalam hadist di atas Nabi SAW hanya menyebut nama empat bulan, dan ini bukan berarti selain dari nama bulan yang disebut di atas tidak suci, karena bulan Ramadhan tidak disebutkan dalam hadist diatas. Dan kita semua tahu bahwa bulan Ramadhan adalah bulan yang penuh dengan kesucian, ada Lailatul Qadar, juga dinamakan dengan bulan rahmat, maghfirah dan pembebasan dari api neraka.
Ibnu Rajab al-Hambali ( 736 – 795 H ) mengatakan, Muharam disebut dengan syahrullah (bulan Allah) karena memiliki dua hikmah. Pertama, untuk menunjukkan keutamaan dan kemuliaan bulan Muharam. Kedua, untuk menunjukkan otoritas Allah SWT dalam mensucikankan bulan Muharam.
Bulan Muharram mempunyai karakteristik tersendiri, dan diantara
karakteristik bulan Muharram adalah:
Karakteristik Pertama: Semangat Hijrah
Setiap memasuki tahun baru Islam, kita hendaknya memiliki semangat baru untuk merancang dan melaksanakan hidup ini secara lebih baik. Kita seharusnya merenung kembali hikmah yang terkandung di balik peristiwa hijrah yang dijadikan momentum awal perhitungan Tahun Hijriyah.
Tahun hijriyah mulai diberlakukan pada masa Khalifah Umar bin Khattab. Sistem penanggalan Islam itu tidak mengambil nama ‘Tahun Muhammad’ atau ‘Tahun Umar’. Artinya, tidak mengandung unsur pemujaan seseorang atau penonjolan personifikasi, tidak seperti sistem penanggalan Tahun Masehi yang diambil dari gelar Nabi Isa, Al-Masih (Arab) atau Messiah (Ibrani).
Tidak juga seperti sistem penanggalan Bangsa Jepang, Tahun Samura, yang
mengandung unsur pemujaan terhadap Amaterasu O Mi Kami (dewa matahari) yang diproklamasikan berlakunya untuk mengabadikan kaisar pertama yang dianggap keturunan Dewa Matahari, yakni Jimmu Tenno (naik tahta tanggal 11 pebruari 660 M yang dijadikan awal perhitungan Tahun Samura) Atau penangalan Tahun Saka bagi suku Jawa yang berasal dari Raja Aji Saka.
Penetapan nama Tahun Hijriyah (al-Sanah al-Hijriyah) merupakan kebijaksanaan Khalifah Umar. Seandainya ia berambisi untuk mengabadikan namanya dengan menamakan penanggalan itu dengan Tahun Umar sangatlah mudah baginya melakukan itu. Umar tidak mementingkan keharuman namanya ataumembanggakan dirinya sebagai pencetus ide sistem penanggalaan Islam itu.
Ia malah menjadikan penanggalan itu sebagai zaman baru pengembangan Islam, karena penanggalan itu mengandung makna spiritual dan nilai historis yang amat tinggi harganya bagi agama dan umat Islam.
Selain Umar, orang yang berjasa dalam penanggalan Tahun Hijriyah adalah Ali bin Abi Thalib. Beliaulah yang mencetuskan pemikiran agar penanggalan Islam dimulai penghitungannya dari peristiwa hijrah, saat umat Islam meninggalkan Makkah menuju Yatsrib (Madinah).
Dalam sejarah hijrah nabi dari Makkah ke madinah terlihat jalinan ukhuwah kaum Ansor dan Muhajirin yang melahirkan integrasi umat Islam yang  angat kokoh. Kaum Muhajirin-Anshar membuktikan, ukhuwah Islamiyah bisa membawa umat Islam jaya dan disegani.
Bisa dimengerti, jika umat Islam dewasa ini tidak disegani musuh-musuhnya, menjadi umat yang tertindas, serta menjadi bahan permainan umat lain, antara lain akibat jalinan ukhuwah Islamiyah yang tidak seerat kaum Mujahirin-Anshar.
Dari situlah mengapa konsep dan hikmah hijrah perlu dikaji ulang dan diamalkan oleh umat Islam. Setiap pergantian waktu, hari demi hari hingga tahun demi tahun, biasanya memunculkan harapan baru akan keadaan yang
lebih baik.
Islam mengajarkan, hari-hari yang kita lalui hendaknya selalu lebih baik dari hari-hari sebelumnya. Dengan kata lain, setiap Muslim dituntut untuk menjadi lebih baik dari hari ke hari.
Hadis Rasulullah yang sangat populer menyatakan, ‘
‘Barangsiapa yang hari
ini lebih baik dari kemarin, adalah orang yang beruntung”. Bila hari ini sama dengan kemarin, berarti orang merugi, dan jika hari ini lebih jelek dari kemarin, adalah orang celaka.”
Oleh karena itu, sesuai dengan firman Allah:
”Hendaklah setiap diri memperhatikan (melakukan introspeksi) tentang apa-apa yang telah diperbuatnya untuk menghadapi hari esok (alam akhirat) dan bertakwalah, sesungguhnya Allah maha tahu dengan apa yang kamu perbuatkan”. (QS. Al-Hasyar: 18).
Karakteristik Kedua: Di sunnahkan berpuasa
Pada zaman Rasulullah, orang Yahudi juga mengerjakan puasa pada hari
‘asyuura. Mereka mewarisi hal itu dari Nabi Musa AS.
Dari Ibnu Abbas RA, ketika Rasulullah SAW tiba di Madinah, beliau melihat orang-orang Yahudi berpuasa. Rasulullah SAW bertanya, “Hari apa ini? Mengapa kalian berpuasa?” Mereka menjawab, “Ini hari yang agung, hari ketika Allah menyelamatkan Musa dan kaumnya serta menenggelamkan Fir’aun. Maka Musa berpuasa sebagai tanda syukur, maka kami pun berpuasa. “Rasulullah SAW bersabda, “Kami orang Islam lebih berhak dan lebih utama untuk menghormati Nabi Musa daripada kalian.” (HR. Abu Daud).
Puasa Muharram merupakan puasa yang paling utama setelah puasa ramadhan.
Rasululllah SAW bersabda:
Dari Abu Hurairah RA, Rasululllah SAW bersabda:
“Sebaik-baik puasa setelah puasa ramadhan adalah puasa dibulan muharram, dan sebaik-baik
shalat setelah shalat fardhu adalah shalat malam”. (HR. Muslim, Abu Daud, Tarmizi, dan Nasa’ ).
Puasa pada bulan Muharam yang sangat dianjurkan adalah pada hari yang
kesepuluh, yaitu yang lebih dikenal dengan istilah ‘asyuura.
Aisyah RA pernah ditanya tentang puasa ‘asyuura, ia menjawab,
“Aku tidak
pernah melihat Rasulullah SAW puasa pada suatu hari yang beliau betul-betul mengharapkan fadilah pada hari itu atas hari-hari lainnya, kecuali puasa pada hari kesepuluh Muharam.” (HR Muslim).
Dalam hadits lain Nabi juga menjelaskan bahwa puasa pada hari ‘asyura (10 Muharram) bisa menghapuskan dosa-dosa setahun yang telah lewat.ו
Dari Abu Qatadah RA, Rasululllah SAW ditanya tentang puasa hari ‘asyura, beliau bersabda: ”Saya berharap ia bisa menghapuskan dosa-dosa satu tahun yang telah lewat” (HR. Muslim).
Disamping itu disunnahkan untuk berpuasa sehari sebelum ‘Asyura yaitu puasa Tasu’a pada tanggal 9 Muharram, sebagaimana sabda Nabi SAW yang termasuk dalam golongan sunnah hammiyah (sunnah yang berupa keinginan/cita2 Nabi tetapi beliau sendiri belum sempat melakukannya):
Ibnu Abbas RA menyebutkan, Rasulullah SAW melakukan puasa ‘asyuura dan
beliau memerintahkan para sahabat untuk berpuasa. Para sahabat berkata, “Ini adalah hari yang dimuliakan orang Yahudi dan Nasrani. Maka Rasulullah
saw. bersabda, “Tahun depan insya Allah kita juga akan berpuasa pada tanggal sembilan Muharam.” Namun, pada tahun berikutnya Rasulullah telah wafat. (HR Muslim, Abu Daud).
Berdasar pada hadis ini, disunahkan bagi umat Islam untuk juga berpuasa pada tanggal sembilan Muharam. Sebagian ulama mengatakan, sebaiknya puasa selama tiga hari: 9, 10, 11 Muharam.
Ibnu Abbas r.a. berkata, Rasulullah saw. bersabda,
“Puasalah pada hari ‘asyuura dan berbedalah dengan orang Yahudi. Puasalah sehari sebelum
‘asyuura dan sehari sesudahnya.” (HR Ahmad).
Ibnu Sirrin berkata: melaksanakan hal ini dengan alasan kehati-hatian. Karena, boleh jadi manusia salah dalam menetapkan masuknya satu Muharam.
Boleh jadi yang kita kira tanggal sembilan, namun sebenarnya sudah tanggal
sepuluh. (Majmuu’ Syarhul Muhadzdzab VI/406) .
Mudah-mudahan dengan masuknya awal tahun baru hijriyah ini, kita bisamerancang hidup kita kedepan agar lebih baik dan bermanfaat bagi umat
manusia, yakni mengubah perilaku buruk menjadi baik, melaksanakan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya,