Mengenai Saya

Foto saya
Pangandaran, West Java, Indonesia
Simple

Kamis, 26 Januari 2012

Di balik Derita ada Bahagia

bismillah...

Di dalam kehidupan Allah tidak mentakdirkan sesuatu melainkan ada kebahagiaan untuk hambaNya karena Allah Maha Bijak dan Maha Mengetahui. Itulah sebabnya Allah tidak akan memberikan kesia-siaan. Tidak ada ketentuan Allah tanpa adanya hikmah. Betapa banyak kebaikan dan kebahagiaan yang berlimpah tersembunyi dibalik peristiwa yang menyakitkan hati tanpa kita sadari. Sebagaimana Firman Allah.
 'Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal itu baik bagimu. dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu, padahal itu buruk bagimu. Allah mengetahui sedang kamu tidak mengetahui. (QS. al-Baqarah : 216).
 Allah menguji kita dengan berbagai cobaan karena Allah lebih tahu kebaikan bagi kita. Jadi, cobaan dan ujian yang diberikan oleh Allah kepada kita, agar kita tercegah dari kehancuran dan azab yang jauh lebih besar. Akan tetapi seringkali kita malah berprasangka buruk kepada Allah karena ujian dan cobaan itu dan kita tidak pernah merasa bahwa sesungguhnya Allah berbuat baik kepada kita dengan cobaan dan ujian yang Allah telah berikan.
 Segalanya berjalan, sesuai dengan qadha' dan ketentuanNya.Dibalik segala peristiwa ada suka, ada dukaApa yang selama ini kita takutkan, malah menyenangkan Apa yang selama ini kita dambakan, malah justru menyedihkan
manusia hanya mengikuti alur jalan NYA,,tidak dapat di elak apalagi di tolak,,,
aturan hidup telah di tentukan,,manusia hanya berusaha agar bisa jadi pemenang,,menakluk kan dunia serta bahagia di akhirat nya,,,

ukhuwah fillah


http://romdani45498.blogspot.com/2010/11/di-balik-derita-ada-bahagia.html

Mari Koreksi Diri

Assalam mualaikum warohmatullahi wabarokatuh....
Bismilaahirrahmanirrakhiim....

Alhamdulillah atas nikmatMu ya Allah, karunia yang melimpah ini kadangkala membuat kita terlupa untuk mensyukuri nikmat-Mu.
Dalam kesibukan mengejar dunia ini, pernahkah kita terfikir untuk memperbaiki diri?
Adakah cukup amalan kita?
Bagaimana dengan perhitungan di akhirat yang pasti terjadi?
Bersediakah kita?
Mungkin kita biasa mendengar perkataan muhasabah, terutama apabila kita berada di akhir sesuatu program, kita diajak untuk bermuhasabah.
Namun, sejauh mana penghayatan kita terhadap maksud muhasabah tersebut?
Muhasabah
Berasal dari perkataan hisab, yaitu menghitung.
Mengapa kita perlu menghitung amalan kita?
Firman Allah dalam Surah Al-Hasyr (59:18):
18. Wahai orang-orang yang beriman! Bertaqwalah kepada Allah (dengan mengerjakan perintah-Nya dan meninggalkan larangan-Nya); dan hendaklah tiap-tiap diri melihat dan memerhatikan apa yang ia telah sediakan (dari amal-amalnya) untuk hari esok (hari Akhirat). Dan (sekali lagi diingatkan), bertaqwalah kepada Allah, Sesungguhnya Allah amat meliputi pengetahuannya akan segala sesuatu yang kamu kerjakan.


Jelas daripada ayat ini kita memang dituntut untuk menghitung amalan kita.
Andai dalam kehidupan harian kita sibuk merancang dan menghitung budget dan merancang untuk berbagai perkara, mengapa pula kita terlupa untuk menghitung bekal amalan di akhirat kelak?
Dalam ayat seterusnya (59:19) Allah memberi peringatan untuk kita tidak melupakan perintah-perintahNya.
19. Dan janganlah kamu menjadi seperti orang-orang yang telah melupakan (perintah-perintah) Allah, lalu Allah menjadikan mereka melupakan (amal-amal yang baik untuk menyelamatkan) diri mereka. Mereka itulah orang-orang yang fasik (durhaka).
Perkaitan antara kedua-dua ayat ini menunjukkan bahwa kita menghitung diri adalah dengan mengikuti perintah Allah.
Islam sebagai agama petunjuk kepada penganutnya.
Ia bukan hanya teori tapi praktikal untuk setiap urusan manusia.
Yang membedakan seorang muslim dan mukmin adalah pada amalannya.
Sebagaimana Allah menekankan dalam ayat seterusnya (59:20):
20. Tidaklah sama ahli neraka dan ahli Syurga; ahli Syurgalah orang-orang yang beroleh kemenangan (mendapat Segala Yang diingini).
Memang berbeda antara dua golongan ini.
Ibarat langit dan bumi.
Jurangnya sangat kentara antara penghuni syurga dan neraka.
Salah satunya dalam rahmat dan satu lagi dalam kelaknatan.
Jadi timbanglah dengan neraca iman, ke mana lebihnya kita?
Ke jalan ridha atau kebencian Allah?
Jadi di sini saya ingin berbagi beberapa cara untuk bermuhasabah, semoga dapat memberi manfaat.


1.Mengingati mati. Ini cara terbaik untuk bermuhasabah. Mengingatkan diri tentang kematian yang pasti terjadi membantu kita mengkoreksi diri. Secara tidak langsung menjadi pendorong untuk kita menambah amal kebaikan.
2.Mengingati kelemahan diri.Dengan kita menilai kelemahan diri kita secara tidak langsung membantu dalam memperbaiki kelemahan diri. Cara lain ialah dengan menukar kelemahan itu menjadi kekuatan. Sebagai contoh kita coba kurangkan sifat suka berkata perkara-perkara lagha dengan berzikir, mungkin nampak jauh sangat perbedaannya, namun andai coba diamalkan, InsyaAllah akan jadi kekuatan akhirnya.
3.Tidak membesarkan kekurangan orang lain. Janganlah dibesar-besarkan kekurangan orang lain karena hakikatnya Allah menutup-nutup kekurangan kita. Andai kita menutup kelemahan orang lain, Allah akan melindungi kelemahan kita.
4.Menjadikan kebaikan orang sebagai kayu ukur untuk kita.Dalam hal amalan kebaikan, amatlah wajar untuk kita meniru orang lain. Jadikan ia sebagai penyemangat atau motivasi untuk kita dan letakkan sasaran untuk menjadi yang lebih baik dari orang lain.
5.Menjadikan Rasulullah SAW sebagai panutan utama. Sangat jelas bahwa Nabi junjungan mulia adalah contoh terbaik buat kita. Mulakan dengan mengamalkan perkara-perkara yang menjadi sunnah Rosulullah.
 6.Berdoa sebanyak-banyaknya agar Allah mudahkan kita untuk berubah dan memperbaiki diri. Allah yang memegang hati kita dan Dia jugalah mampu membuka hati kita untuk suka kepada kebaikan dan membenci kejahatan. Hidayah itu milik-Nya jua.
Sahabat-sahabatku, marilah kita sama-sama bergerak dan bertindak ke arah perubahan yang Insya Allah mengundang ridha Allah.
Doakan moga kita berjaya bermujahadah ke arah kebaikan dan kekal istiqamah dalam beramal..amin.
Wallahu a"lam... Subhanaka Allahumma wabihamdika asyhadu ala illa ha illa anta astaghfiruka waatubu ilaika

Wassalamu alaikum warohmatullahi wabarokatuh...


http://romdani45498.blogspot.com/2010/11/mari-koreksi-diri.html

Cinta Sejati dalam Islam

Makna ‘Cinta Sejati’ terus dicari dan digali. Manusia dari zaman ke zaman seakan tidak pernah bosan membicarakannya. Sebenarnya? apa itu ‘Cinta Sejati’ dan bagaimana pandangan Islam terhadapnya?
Alhamdulillah, sholawat dan salam semoga terlimpahkan kepada nabi Muhammad, keluarga dan sahabatnya.
Masyarakat di belahan bumi manapun saat ini sedang diusik oleh mitos ‘Cinta Sejati‘, dan dibuai oleh impian ‘Cinta Suci’. Karenanya, rame-rame, mereka mempersiapkan diri untuk merayakan hari cinta “Valentine’s Day”.
Pada kesempatan ini, saya tidak ingin mengajak saudara menelusuri sejarah dan kronologi adanya peringatan ini. Dan tidak juga ingin membicarakan hukum mengikuti perayaan hari ini. Karena saya yakin, anda telah banyak mendengar dan membaca tentang itu semua. Hanya saja, saya ingin mengajak saudara untuk sedikit menyelami: Apa itu cinta? Adakah cinta sejati dan cinta suci? Dan cinta model apa yang selama ini menghiasi hati anda?
Seorang peneliti dari Researchers at National Autonomous University of Mexico mengungkapkan hasil risetnya yang begitu mengejutkan. Menurutnya: Sebuah hubungan cinta pasti akan menemui titik jenuh, bukan hanya karena faktor bosan semata, tapi karena kandungan zat kimia di otak yang mengaktifkan rasa cinta itu telah habis. Rasa tergila-gila dan cinta pada seseorang tidak akan bertahan lebih dari 4 tahun. Jika telah berumur 4 tahun, cinta sirna, dan yang tersisa hanya dorongan seks, bukan cinta yang murni lagi.



Menurutnya, rasa tergila-gila muncul pada awal jatuh cinta disebabkan oleh aktivasi dan pengeluaran komponen kimia spesifik di otak, berupa hormon dopamin, endorfin, feromon, oxytocin, neuropinephrine yang membuat seseorang merasa bahagia, berbunga-bunga dan berseri-seri. Akan tetapi seiring berjalannya waktu, dan terpaan badai tanggung jawab dan dinamika kehidupan efek hormon-hormon itu berkurang lalu menghilang.
Wah, gimana tuh nasib cinta yang selama ini anda dambakan dari pasangan anda? Dan bagaimana nasib cinta anda kepada pasangan anda? Jangan-jangan sudah lenyap dan terkubur jauh-jauh hari.
Anda ingin sengsara karena tidak lagi merasakan indahnya cinta pasangan anda dan tidak lagi menikmati lembutnya buaian cinta kepadanya? Ataukah anda ingin tetap merasakan betapa indahnya cinta pasangan anda dan juga betapa bahagianya mencintai pasangan anda?
Saudaraku, bila anda mencintai pasangan anda karena kecantikan atau ketampanannya, maka saat ini saya yakin anggapan bahwa ia adalah orang tercantik dan tertampan, telah luntur.
Bila dahulu rasa cinta anda kepadanya tumbuh karena ia adalah orang yang kaya, maka saya yakin saat ini, kekayaannya tidak lagi spektakuler di mata anda.
Bila rasa cinta anda bersemi karena ia adalah orang yang berkedudukan tinggi dan terpandang di masyarakat, maka saat ini kedudukan itu tidak lagi berkilau secerah yang dahulu menyilaukan pandangan anda.
Saudaraku! bila anda terlanjur terbelenggu cinta kepada seseorang, padahal ia bukan suami atau istri anda, ada baiknya bila anda menguji kadar cinta anda. Kenalilah sejauh mana kesucian dan ketulusan cinta anda kepadanya. Coba anda duduk sejenak, membayangkan kekasih anda dalam keadaan ompong peyot, pakaiannya compang-camping sedang duduk di rumah gubuk yang reot. Akankah rasa cinta anda masih menggemuruh sedahsyat yang anda rasakan saat ini?
Para ulama’ sejarah mengisahkan, pada suatu hari Abdurrahman bin Abi Bakar radhiallahu ‘anhu bepergian ke Syam untuk berniaga. Di tengah jalan, ia melihat seorang wanita berbadan semampai, cantik nan rupawan bernama Laila bintu Al Judi. Tanpa diduga dan dikira, panah asmara Laila melesat dan menghujam hati Abdurrahman bin Abi Bakar radhiallahu ‘anhu. Maka sejak hari itu, Abdurrahman radhiallahu ‘anhu mabok kepayang karenanya, tak kuasa menahan badai asmara kepada Laila bintu Al Judi. Sehingga Abdurrahman radhiallahu ‘anhu sering kali merangkaikan bair-bait syair, untuk mengungkapkan jeritan hatinya. Berikut di antara bait-bait syair yang pernah ia rangkai:
Aku senantiasa teringat Laila yang berada di seberang negeri Samawah


Duhai, apa urusan Laila bintu Al Judi dengan diriku?
Hatiku senantiasa diselimuti oleh bayang-bayang sang wanita
Paras wajahnya slalu membayangi mataku dan menghuni batinku.
Duhai, kapankah aku dapat berjumpa dengannya,
Semoga bersama kafilah haji, ia datang dan akupun bertemu.
Karena begitu sering ia menyebut nama Laila, sampai-sampai Khalifah Umar bin Al Khattab radhiallahu ‘anhu merasa iba kepadanya. Sehingga tatkala beliau mengutus pasukan perang untuk menundukkan negeri Syam, ia berpesan kepada panglima perangnya: bila Laila bintu Al Judi termasuk salah satu tawanan perangmu (sehingga menjadi budak), maka berikanlah kepada Abdurrahman radhiallahu ‘anhu. Dan subhanallah, taqdir Allah setelah kaum muslimin berhasil menguasai negeri Syam, didapatkan Laila termasuk salah satu tawanan perang. Maka impian Abdurrahmanpun segera terwujud. Mematuhi pesan Khalifah Umar radhiallahu ‘anhu, maka Laila yang telah menjadi tawanan perangpun segera diberikan kepada Abdurrahman radhiallahu ‘anhu.
Anda bisa bayangkan, betapa girangnya Abdurrahman, pucuk cinta ulam tiba, impiannya benar-benar kesampaian. Begitu cintanya Abdurrahman radhiallahu ‘anhu kepada Laila, sampai-sampai ia melupakan istri-istrinya yang lain. Merasa tidak mendapatkan perlakuan yang sewajarnya, maka istri-istrinya yang lainpun mengadukan perilaku Abdurrahman kepada ‘Aisyah istri Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam yang merupakan saudari kandungnya.
Menyikapi teguran saudarinya, Abdurrahman berkata: “Tidakkah engkau saksikan betapa indah giginya, yang bagaikan biji delima?”
Akan tetapi tidak begitu lama Laila mengobati asmara Abdurrahman, ia ditimpa penyakit yang menyebabkan bibirnya “memble” (jatuh, sehingga giginya selalu nampak). Sejak itulah, cinta Abdurrahman luntur dan bahkan sirna. Bila dahulu ia sampai melupakan istri-istrinya yang lain, maka sekarang iapun bersikap ekstrim. Abdurrahman tidak lagi sudi memandang Laila dan selalu bersikap kasar kepadanya. Tak kuasa menerima perlakuan ini, Lailapun mengadukan sikap suaminya ini kepada ‘Aisyah radhiallahu ‘anha. Mendapat pengaduan Laila ini, maka ‘Aisyahpun segera menegur saudaranya dengan berkata:
يا عبد الرحمن لقد أحببت ليلى وأفرطت، وأبغضتها فأفرطت، فإما أن تنصفها، وإما أن تجهزها إلى أهلها، فجهزها إلى أهلها.
“Wahai Abdurrahman, dahulu engkau mencintai Laila dan berlebihan dalam mencintainya. Sekarang engkau membencinya dan berlebihan dalam membencinya.


 Sekarang, hendaknya engkau pilih: Engkau berlaku adil kepadanya atau engkau mengembalikannya kepada keluarganya. Karena didesak oleh saudarinya demikian, maka akhirnya Abdurrahmanpun memulangkan Laila kepada keluarganya. (Tarikh Damaskus oleh Ibnu ‘Asakir 35/34 & Tahzibul Kamal oleh Al Mizzi 16/559)
Bagaimana saudaraku! Anda ingin merasakan betapa pahitnya nasib yang dialami oleh Laila bintu Al Judi? Ataukah anda mengimpikan nasib serupa dengan yang dialami oleh Abdurrahman bin Abi Bakar radhiallahu ‘anhu?(1)
Tidak heran bila nenek moyang anda telah mewanti-wanti anda agar senantiasa waspada dari kenyataan ini. Mereka mengungkapkan fakta ini dalam ungkapan yang cukup unik: Rumput tetangga terlihat lebih hijau dibanding rumput sendiri.
Anda penasaran ingin tahu, mengapa kenyataan ini bisa terjadi?
Temukan rahasianya pada sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berikut ini:
الْمَرْأَةُ عَوْرَةٌ فَإِذَا خَرَجَتِ اسْتَشْرَفَهَا الشَّيْطَانُ. رواه الترمذي وغيره
“Wanita itu adalah aurat (harus ditutupi), bila ia ia keluar dari rumahnya, maka setan akan mengesankannya begitu cantik (di mata lelaki yang bukan mahramnya).” (Riwayat At Tirmizy dan lainnya)
Orang-orang Arab mengungkapkan fenomena ini dengan berkata:
كُلُّ مَمْنُوعٍ مَرْغُوبٌ
Setiap yang terlarang itu menarik (memikat).
Dahulu, tatkala hubungan antara anda dengannya terlarang dalam agama, maka setan berusaha sekuat tenaga untuk mengaburkan pandangan dan akal sehat anda, sehingga anda hanyut oleh badai asmara. Karena anda hanyut dalam badai asmara haram, maka mata anda menjadi buta dan telinga anda menjadi tuli, sehingga andapun bersemboyan: Cinta itu buta. Dalam pepatah arab dinyatakan:
حُبُّكَ الشَّيْءَ يُعْمِي وَيُصِمُّ
Cintamu kepada sesuatu, menjadikanmu buta dan tuli.
Akan tetapi setelah hubungan antara anda berdua telah halal, maka spontan setan menyibak tabirnya, dan berbalik arah. Setan tidak lagi membentangkan tabir di mata anda, setan malah berusaha membendung badai asmara yang telah menggelora dalam jiwa anda.


Saat itulah, anda mulai menemukan jati diri pasangan anda seperti apa adanya. Saat itu anda mulai menyadari bahwa hubungan dengan pasangan anda tidak hanya sebatas urusan paras wajah, kedudukan sosial, harta benda. Anda mulai menyadari bahwa hubungan suami-istri ternyata lebih luas dari sekedar paras wajah atau kedudukan dan harta kekayaan. Terlebih lagi, setan telah berbalik arah, dan berusaha sekuat tenaga untuk memisahkan antara anda berdua dengan perceraian:
فَيَتَعَلَّمُونَ مِنْهُمَا مَا يُفَرِّقُونَ بِهِ بَيْنَ الْمَرْءِ وَزَوْجِهِ. البقرة 102
“Maka mereka mempelajari dari Harut dan Marut (nama dua setan) itu apa yang dengannya mereka dapat menceraikan (memisahkan) antara seorang (suami) dari istrinya.” (Qs. Al Baqarah: 102)
Mungkin anda bertanya, lalu bagaimana saya harus bersikap?
Bersikaplah sewajarnya dan senantiasa gunakan nalar sehat dan hati nurani anda. Dengan demikian, tabir asmara tidak menjadikan pandangan anda kabur dan anda tidak mudah hanyut oleh bualan dusta dan janji-janji palsu.
Mungkin anda kembali bertanya: Bila demikian adanya, siapakah yang sebenarnya layak untuk mendapatkan cinta suci saya? Kepada siapakah saya harus menambatkan tali cinta saya?
Simaklah jawabannya dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam:
تُنْكَحُ الْمَرْأَةُ لأَرْبَعٍ لِمَالِهَا وَلِحَسَبِهَا وَجَمَالِهَا وَلِدِينِهَا ، فَاظْفَرْ بِذَاتِ الدِّينِ تَرِبَتْ يَدَاكَ. متفق عليه
“Biasanya, seorang wanita itu dinikahi karena empat alasan: karena harta kekayaannya, kedudukannya, kecantikannya dan karena agamanya. Hendaknya engkau menikahi wanita yang taat beragama, niscaya engkau akan bahagia dan beruntung.” (Muttafaqun ‘alaih)
Dan pada hadits lain beliau bersabda:
إِذَا خَطَبَ إِلَيْكُمْ مَنْ تَرْضَوْنَ دِينَهُ وَخُلُقَهُ فَزَوِّجُوهُ إِلاَّ تَفْعَلُوا تَكُنْ فِتْنَةٌ فِى الأَرْضِ وَفَسَادٌ عَرِيضٌ. رواه الترمذي وغيره.
“Bila ada seorang yang agama dan akhlaqnya telah engkau sukai, datang kepadamu melamar, maka terimalah lamarannya. Bila tidak, niscaya akan terjadi kekacauan dan kerusakan besar di muka bumi.” (Riwayat At Tirmizy dan lainnya)
Cinta yang tumbuh karena iman, amal sholeh, dan akhlaq yang mulia, akan senantiasa bersemi. Tidak akan lekang karena sinar matahari, dan tidak pula luntur karena hujan, dan tidak akan putus walaupun ajal telah menjemput.



الأَخِلاَّء يَوْمَئِذٍ بَعْضُهُمْ لِبَعْضٍ عَدُوٌّ إِلاَّ الْمُتَّقِينَ. الزخرف 67
“Orang-orang yang (semasa di dunia) saling mencintai pada hari itu sebagiannya menjadi musuh bagi sebagian yang lain kecuali orang-orang yang bertaqwa.” (Qs. Az Zukhruf: 67)
Saudaraku! Cintailah kekasihmu karena iman, amal sholeh serta akhlaqnya, agar cintamu abadi. Tidakkah anda mendambakan cinta yang senantiasa menghiasi dirimu walaupun anda telah masuk ke dalam alam kubur dan kelak dibangkitkan di hari kiamat? Tidakkah anda mengharapkan agar kekasihmu senantiasa setia dan mencintaimu walaupun engkau telah tua renta dan bahkan telah menghuni liang lahat?
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
ثَلاَثٌ مَنْ كُنَّ فِيهِ وَجَدَ حَلاَوَةَ الإِيمَانِ: أَنْ يَكُونَ اللَّهُ وَرَسُولُهُ أَحَبَّ إِلَيْهِ مِمَّا سِوَاهُمَا، وَأَنْ يُحِبَّ الْمَرْءَ لاَ يُحِبُّهُ إِلاَّ لِلَّهِ، وَأَنْ يَكْرَهَ أَنْ يَعُودَ فِى الْكُفْرِ كَمَا يَكْرَهُ أَنْ يُقْذَفَ فِى النَّارِ. متفق عليه
“Tiga hal, bila ketiganya ada pada diri seseorang, niscaya ia merasakan betapa manisnya iman: Bila Allah dan Rasul-Nya lebih ia cintai dibanding selain dari keduanya, ia mencintai seseorang, tidaklah ia mencintainya kecuali karena Allah, dan ia benci untuk kembali kepada kekufuran setelah Allah menyelamatkan dirinya, bagaikan kebenciannya bila hendak diceburkan ke dalam kobaran api.” (Muttafaqun ‘alaih)
Saudaraku! hanya cinta yang bersemi karena iman dan akhlaq yang mulialah yang suci dan sejati. Cinta ini akan abadi, tak lekang diterpa angin atau sinar matahari, dan tidak pula luntur karena guyuran air hujan.
Yahya bin Mu’az berkata: “Cinta karena Allah tidak akan bertambah hanya karena orang yang engkau cintai berbuat baik kepadamu, dan tidak akan berkurang karena ia berlaku kasar kepadamu.” Yang demikian itu karena cinta anda tumbuh bersemi karena adanya iman, amal sholeh dan akhlaq mulia, sehingga bila iman orang yang anda cintai tidak bertambah, maka cinta andapun tidak akan bertambah. Dan sebaliknya, bila iman orang yang anda cintai berkurang, maka cinta andapun turut berkurang. Anda cinta kepadanya bukan karena materi, pangkat kedudukan atau wajah yang rupawan, akan tetapi karena ia beriman dan berakhlaq mulia. Inilah cinta suci yang abadi saudaraku.
Saudaraku! setelah anda membaca tulisan sederhana ini, perkenankan saya bertanya: Benarkah cinta anda suci? Benarkah cinta anda adalah cinta sejati? Buktikan saudaraku…
Wallahu a’alam bisshowab, mohon maaf bila ada kata-kata yang kurang berkenan atau menyinggung perasaan.


Footnote:
1) Saudaraku, setelah membaca kisah cinta sahabat Abdurrahman bin Abi Bakar ini, saya harap anda tidak berkomentar atau berkata-kata buruk tentang sahabat Abdurrahman bin Abi Bakar. Karena dia adalah salah seorang sahabat nabi, sehingga memiliki kehormatan yang harus anda jaga. Adapun kesalahan dan kekhilafan yang terjadi, maka itu adalah hal yang biasa, karena dia juga manusia biasa, bisa salah dan bisa khilaf. Amal kebajikan para sahabat Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam begitu banyak sehingga akan menutupi kekhilafannya. Jangan sampai anda merasa bahwa diri anda lebih baik dari seseorang apalagi sampai menyebabkan anda mencemoohnya karena kekhilafan yang ia lakukan. Disebutkan pada salah satu atsar (ucapan seorang ulama' terdahulu):
مَنْ عَيَّرَ أَخَاهُ بِذَنْبٍ مَنْ عَابَهُ بِهِ لَمْ يَمُتْ حَتَّى يَعْمَلَهُ
"Barang siapa mencela saudaranya karena suatu dosa yang ia lakukan, tidaklah ia mati hingga terjerumus ke dalam dosa yang sama."
2) Tentang Harut dan Marut bukankah itu adalah nama malaikat ? Maka saya perlu untuk meluruskan penafsiran hal ini.
Benar, ada sebagian ulama' beanggapan bahwa dua nama ini adalah nama kedua malaikat yang diturunkan ke bumi untuk diuji.
Kronologinya: Dahulu para Malaikat memperolok-olok dan merasa keheranan dengan tingkah laku umat manusia. Maka Allahpun membuktikan bahwa ulah manusia itu tidak ada yang perlu diherankan, sebab mereka hidup dibekali dengan hawa nafsu. Dan untuk semamkin membuktikan akan hal itu, maka Allah meminta agar para malaikat memilih dua orang dari mereka yang hendak diuji dengan diberi hawa nafsu. Maka merekapun memilih Harut dan Marut, doa malaikat yang paling rajin dan paling bertaqwa. Akan tetapi tatkala keduanya telah diberi hawa nafsu, dan diturunkan di muka bumi, maka keduanya membuat kerusakan seperti yang dilakukan oleh manusia.
Saudaraku! Perlu diketahui bahwa kisah ini tidak benar adanya, karena alasan berikut:
1- Kisah ini bersumber dari bani israil (israiliyat) sehingga tidak layak (dijadikan dalil). Setelah Ibnu Katsir merinci berbagai riwayat yang menjadi dasar anggapan ini, beliau menyimpulkan: "Dari ini semua, terbukti bahwa kisah ini bersumber dari penuturan Ka'ab Al Ahbar, yang pada gilirannya ia menukilkannya dari kitab-kitab Bani Israil.". (Tafsir Ibnu Katsir 1/355)
Pada kesempatan lain, beliau berkata : "Singkat kata, perincian cerita itu bersumberkan dari dongeng-dongeng Bani Israil, karena tidak pernah ada satupun hadits shahih dari Nabi Muhammad, yang memiliki sifat ma'shum


(terlindung dari kesalahan) dan yang tidak berkata-kata atas dasar hawa nafsunya.' (Tafsir Ibnu Katsir 1/360)
2- Malaikat adalah makhluq Allah yang taat dan patuh kepada Allah Ta'ala, sehingga tidak mungkin dan tidak masuk di akal bila ada oknum dari mereka yang mengajarkan ilmu sihir kepada manusia. Padahal kita semua tahu, bahwa ilmu sihir adalah kekufuran. Sehingga penafsiran ini nyata-nyata bertentangan dengan firman Allah Ta'ala pada surat Al A'araf 206, & Al Anbiya' 26-27. Terlebih-lebih menurut kisah-kisah Israiliyat yang ada, kedua malaikat yang diturunkan ke bumi itu ternyata adalah malaikat Jibril dan Mikail. Tentu ini adalah suatu hal aneh dan tidak dapat diterima nalar sehat.
Oleh karena itu, Ibnu Katsir dan juga lainnya menegaskan bahwa penafsiran yang benar dalam hal ini, Harut dan Marut adalah nama dua orang yang tinggal di negri Babil (Iraq). Keduanya mengajarkan sihir kepada masyarakat kala itu. Setelah usai menjelaskan maka ini, Ibnu Katsir berkata : "Inilah pernafsiran yang paling tepat dan benar, karenanya tidak perlu merisaukan pendapat-pendapat lainnya." (tafsir Ibnu Katsir 1/351) Wallahu Ta'ala a'alam
***


http://romdani45498.blogspot.com/2010/11/cinta-sejati-dalam-islam.html

Nabi Adam Menelan Anak Syetan

Kisah Syaitan Khannas Syaitan sememangnya tidak pernah mengenal putus asa untuk menghancurkan anak cucu Adam. Suatu hari si Ibu Syaitan ternampak anaknya yang bernama Khannas. Lalu di panggilnya “Khannaz…. mari sini ikut mak…” Lalu di pun pergi menuju ke rumah Nabi Adam dan Siti Hawa.
Ketika itu, Nabi Adam baru saja meninggalkan rumah untuk pergi mencari nafkah. Maka tinggal lah Siti Hawa keseorangan di rumah.


 Tiba-tiba, pintu rumahnya di ketuk, lalu dibuka oleh Siti Hawa lalu dia bertanya “Siapa kamu..” Ibu Syaitan menjawab “Tolong jagakan anak saya… nanti saya akan datang untuk ambil dia balik” Siti Hawa yang mempunyai sifat keibuan dan tidak mengetahui apa-apa terus memberi pertolongan.
Apabila Nabi Adam pulang, baginda terperanjat dan bertanyakan Siti Hawa “Anak siapakah ini?” Lalu Siti Hawa menjawab “Tak tahulah, tadi ada seorang wanita menyuruh kita menjaga anak ini.” Nabi Adam berfikir dan berkata “Ini tentu anak Syaitan yang mahu menganggu anak cucu kita…”
“Apa yang harus kita lakukan sekarang..?” tanya Siti Hawa pada Nabi Adam. Setelah agak lama berfikir, Nabi Adam menjawab “Kita potong-potong badannya sehingga kecil dan kita gantungkan daging-dagingnya di pokok luar rumah kita… Nanti apabila Ibu nya datang biar dia nampak dan tahulah dia anak nya sudah tidak ada…”
Keesokkan pagi, Ibu syaitan itu pun datang lagi ketika Nabi Adam sudah keluar bekerja, “Mana anak aku…” Tanya Ibu syaitan pada Siti Hawa, Siti Hawa pun dengan terus terang memberitahu apa yang telah meraka berdua lakukan terhadap anak syaitan tersebut.
“Semalam Adam pulang ke rumah , lalu ia mengatahui yang anak itu anak syaitan, lalu  kami kerat2 anak kamu dan kami gantungkan daging-dagingnya di atas pokok di luar sana…” terang Siti Hawa.
“Oh… benarkah?” jawab Ibu Syaitan dengan selamba. Kemudian Ibu Syaitan memanggil anaknya “Khannasss….!!!” Tiba2 daging2 khannas yang telah dikerat bergantungan di atas pokok itu pun bercantum kembali dan menjadi hidup dan menjadi Khannas kembali…. Ibu Syaitan masih tidak berputus asa dan masih meminta Siti Hawa menjaga Khannas malah dia berpesan akan kembali lagi esok harinya. Apabila Nabi Adam pulang, baginda terkejut melihat anak Syaitan yang bernama  Khannaz itu masih hidup dan bertanya pada Siti Hawa kenapa anak Syaitan itu masih berada di rumah meraka.
Hawa menerangkan apa yang berlaku. “Kita tak boleh biar kan usaha Syaitan untuk menganggu hidup anak cucu kita..” kata Nabi Adam. “Apa harus kita lakukan…”tanya Siti Hawa. “Beginilah..kita bakar anak Syaitan ini dan abu nya kita buangkan ke laut, biar abunya di bawa arus laut, tentu Ibunya tidak akan mendapat anaknya ini lagi…” terang Nabi Adam.
Keesokan paginya datanglah Ibu Syaitan ini bertanyakan anaknya Khannas ketika Nabi Adam sudah keluar bekerja.
“Mana anak aku?” tanya Ibu Syaitan. “Anak kamu sudah kami bakar dan abunya kami buang ke Laut!” jawab Siti Hawa.


“Oh benarkah? Kata Ibu Syaitan lalu sekali lagi memanggil anaknya “Khannas!!!” Kemudian bercantumlah kembali daging Khannas dari abu, dan menjadi Khannas kembali dan kemudian diserahkan kembali pada Siti Hawa untuk menjaga Khannas.
Apabila Nabi Adam pulang, baginda mendapati anak Syaitan itu masih juga berada di rumah nya
“Ini tak boleh jadi, kita tak boleh biar kan mereka ganggu anak cucu kita” kata Nabi Adam. “Apa harus kita lakukan?” tanya Siti Hawa. “Begini sajalah… kita belah dua anak syaitan ini.. kamu telan sebelah, aku telan sebelah. Habis cerita!” cadang Nabi Adam.
Keesokan hari, datanglah lagi si Ibu Syaitan bertanyakan anaknya ketika Nabi Adam sudah keluar bekerja. “Mana anak aku” tanya Ibu Syaitan. “Kali ini kamu tak dapat balik anak kamu..”jawab Siti Hawa dengan penuh yakin “Kenapa?” tanya Ibu Syaitan. “Anak kamu telah kami telan.!!” Jawab Siti Hawa dengan tegas “Oh Benarkah? Lalu Ibu Syaitan memanggil anaknya… Khannas !!! Tiba-tiba terdengarlah suara Khannas dari dalam badan Siti Hawa… “Bagus anakku.. kamu duduk sana, jangan sesekali keluar…” Ibu Syaitan memberi arahan Maka duduklah Khannas di dalam tubuh badan manusia sehingga hari ini dan hingga hari kiamat.
Syaitan Khannas ini tugasnya:- - Bila kita makan dia pun makan, bila kita minum dia pun minum. Apa-apa sahaja aktiviti kita buat dia akan menyertainya JIKA KITA TAK BACA BISMILLAH. - Bila kita solat dia akan berusaha supaya KITA BERASA WAS-WAS, sebab itulah kadang-kadang bila tengah bersolat tu tiba-tiba saja tak ingat berapa rakaat dah kita solat. - Kadang-kadang bila buat kerja kita keliru dan ingat-ingat lupa obatnya  banyakkan dengan BERISTIGHFAR… - Syaitan Khannas ini akan belari / bermain dalam darah kita…Obatnya…banyakkanlah Zikir…
Sahabat Rasulullah pernah bertanya bagaimana hendak mengelak dari Khannas ini. Pesan Rasulullah SAW, setiap apa yang hendak kita lakukan mulakanlah dengan membaca BISMILLAH dan Doa, atau sekurang-kurangnya bacalah BISMILLAH. Khannas akan berasa kelaparan bila kita berpuasa dan akan menjadi bertambah kurus bila kita makan mulakan dengan baca Bismillah. Dan mana yang sudah menjadi Suami Isteri tu sebelum BERSAMA. Bacalah BISMILLAH dan doa-doa. Nanti Khannas dan syaitan-syaitan yang lain akan ikut serta. Lihatlah bagaimana Syaitan yang tak pernah putus asa mau memperdayakan anak cucu Adam..
Dalam Surah An-Naas juga ada menceritakan hal Syaitan bernama Khannas yang sentiasa  buat kita was-was. Apa-apa pun mulakan apa sahaja aktiviti dengan nama Allah BISMILLAH.

Waullahu’alam….



BERPULANG KEPADA KITA UNTUK MEMBUANG ATAU BERKAWAN DENGAN SYAITAN ITU..


http://romdani45498.blogspot.com/2010/11/nabi-adam-menelan-anak-syetan.html 

POLIGAMI RASULULLAH

Mengapa Rasulullah Saw. tidak membatasi empat orang isteri saja, padahal qur’an membatasi jumlah isteri ketika beliau sedang beristeri sembilan orang, dan mengapa tidak ditalak selebihnya? Jawabannya; di ayat lain, Allah SWT telah mengharamkan isteri-isteri beliau nikah dengan umatnya, karena status mereka adalah ummahat (ibu-ibu kaum muslimin) (Q.S: al-Ahzab: 6 dan 53). Jika seandainya ditalak, maka akan dikemanakan mereka. Bukankah hal yang sama, kita tidak tega melakukannya untuk anak perempuan kandung, saudara, dan ibu kita.



Sebab lainnya; jika Rasulullah menalak isterinya, maka akan membuat isteri-isterinya bersedih, mendatangkan kebencian keluarga dan kabilah mereka. Ada orang yang bilang; kalau begitu apa bedanya dengan isteri-isteri kaum muslim yang tertalak, bukankah mereka juga akan bersedih, keluarga dan kabilahnya akan tersinggung.
mengapa Rasulullah berpoligami? Karena, hal itu adalah perintah Allah SWT berdasarkan sebab-sebab tertentu. Jika Rasulullah pengagum sex, mengapa beliau tidak melakukan poligami saat usia muda? Sejarah telah mengabarkan kepada kita, bahwa beliau monogami bersama Siti Khadijah selama dua puluh lima tahun. Saat-saat dimana jiwa muda bergelora. Juga, Siti Khadijah lebih tua dari beliau lima belas tahun. Beliau tidak nikah, kecuali setelah Siti Khadijah wafat.
Ketika Rasulullah berusia lima puluh tiga tahun, ditambah dengan aktifitas dakwah yang padat, salat tahajud sampai kaki beliau bengkak, ikut bertempur memerangi orang-orang kafir, menerima tamu-tamu yang berkunjung, mengadakan perjanjian-perjanjian damai demi keamanan dengan Yahudi, orang-orang munafik, dan kabilah-kabilah tetangga, dll. Yang jika ditela’ah, satu orang anak manusiapun tidak mampu melakukan berbagai aktifitas yang padat tadi. Mungkinkah, Rasulullah masih punya waktu banyak dan tenaga yang cukup untuk bersenang-senang dengan isteri-isterinya? Belum lagi kehidupan beliau yang penuh dengan kezuhudan dan kesederhanaan.
Sampai-sampai, saat beliau sangat lapar, dua butir batu beliau gunakan untuk menonggak perutnya, agar rasa lapar tidak terasa. Makan hanya dengan tiga butir kurma dan dapurnya hampir tidak pernah berasap. Juga, keseringan puasanya. Padahal umatnya dilarang puasa wisal (bersambung) sedangkan beliau sendiri puasa wisal sampai tiga hari berturut-turut.
Kalau Rasulullah pengagum sex, mengapa beliau memilih isteri-isteri yang sudah lanjut usia, lemah dan juga memilih Siti Aisyah yang masih kecil? Mengapa pula Rasulullah memilih janda-janda? Sejarah membuktikan, bahwa semua isteri Rasulullah adalah wanita-wanita lanjut usia, lemah, dan janda. Kecuali Siti Aisyah. Bahkan sebagian mereka telah sangat lanjut usia. Seperti Siti Khadijah, Siti Saudah, dan Siti Zainab binti Khuzaimah.
Berikut adalah sebab-sebab Rasulullah poligami
Beliau nikah dengan Siti Saudah binti Zam’ah yang janda ditinggal mati suami. Sedangkan kerabatnya adalah orang-orang musyrik. Usia Siti Saudah kala itu enam puluh enam tahun. Lebih tua dengan beliau lima belas tahun. Demi tidak membiarkan Siti saudah dalam kesendirian, sebatang kara. Karena kalau dia kembali ke kerabatnya yang musyrik, maka Islamnya akan terancam. Sebelumnya Siti Aisyah bermimpi, bahwa Siti Saudah menjadi isteri Rasulullah. (Sahihul Jami’: 915).



Rasulullah nikah dengan Siti Aisyah dan Siti Hafsah sebagai penghargaan kepada keduanya, juga kepada kedua orang tua keduanya. Sebab kedua bapak mereka adalah menteri beliau. Hal ini demi tidak menghalangi keduanya untuk menziarahi Rasulullah kapan saja.
Rasulullah nikah dengan Umu Salamah (Hindun binti Abi Umayah bin Almuqirah). Karena Umu Salamah adalah salah peserta hijrah ke Habasyah dan Madinah. Suaminya yang baik hati, Abu Salamah meninggal dunia, sedangkan dia mempunyai anak-anak yang butuh asuhan. Maka Rasulullah menikahinya demi memuliakan dia, karena dia penyabar, juga karena dia termasuk golongan orang-orang yang menganut Islam dimasa awal-awal. Dan yang jelas, demi memuliakan mantan suaminya yang begitu baik. Dengan cara mengasuh anak-anaknya. Rasulullah sebenarnya telah berdoa kepada Allah agar Umi Salamah mendapatkan suami yang terbaik. Di malam pertama, Rasulullah menanyai anak-anaknya. Karena beliau tidak melihat mereka nampak bersama ibunya. Umi Salamah menjawab; mereka di rumah paman mereka. Rasulullah tidak menerima hal itu, lalu memerintahkan kepadanya agar mereka balik. Setelah itu Rasulullah bersabda; “barang siapa yang memisahkan antara orang tua dan anaknya, maka Allah akan memis`hkannya dengan orang yang dia cintai di hari kiamat”. (Sunan Turmudzi dan Sahihul Jami’: 6412). Rasulullah sangat menyayangi anak-anak Umu Salamah. Menimang mereka, bermain bersama, makan bersama.
Adapun Umu Habibah (Ramlah binti Abi Sufyan) mendapatkan terror dari bapak dan saudaranya. Lalu dia hijrah bersama suaminya ke Habsyah. Tiba di sana, suaminya masuk agama Kristen. Jadilah dia dalam kesendirian. Rasulullah kemudian mengirim utusan kepada Raja Habsyah, Najasyi, agar meminangnya untuk Rasulullah, demi memuliakan Umu Habibah. Jika dia kembali kepada kerabatnya, maka dipastikan, dia akan sengsara lagi.
Siti Zainab binti Jahsy adalah sepupu Rasulullah. Allah memerintahkan beliau agar menikahinya, demi menghapus adat tabanni (anak angkat). Karena sebelumnya, Siti Zainab adalah isteri dari anak angkat Rasulullah. Lalu diceraikan suaminya.
Siti Juwairiyah binti Harits menjadi tawanan perang Bani Mustaliq. Bapaknya, Harits adalah kepala suku. Ketika Rasulullah kembali ke Madinah. Harits bermaksud hendak menjumpai Rasulullah dan menebus anaknya dengan beberapa ekor onta. Kala Harits tiba disuatu tempat yang bernama Aqiq, merasa kagum dengan onta-onta disitu dan memilih dua ekor untuk dia sembunyikan tanpa diketahui oleh masyarakat muslim disitu. Setibanya dihadapan Rasulullah, dia berkata; aku datang menebus putriku yang telah kalian tawan. Rasulullah bertanya; mana dua ekor onta yang telah kau sembunyikan di Aqiq tanpa sepengetahuan penduduknya? Harits kaget; Demi Allah, tak seorangpun yang tau hal itu. Aku bersaksi bahwa tiada tuhan selain Allah dan engkau adalah Rasulullah. Lalu Rasulullah memintanya agar menikahkan putrinya dengan beliau. Maka Harits langsung memenuhinya. Perhatikan, bagaimana Rasulullah memuliakan Siti Juwairiyah, bapaknya (karena dia masuk Islam), dan kerabatnya. Bukan saja Rasulullah membebaskan Siti Juwairiyah, tapi menikahinya. Para sahabatpun langsung membebaskan tawanan-tawanan yang ada pada mereka.


Demi hormat kepada keluarga Rasulullah. Tawanan perang Bani Mustaliq kala itu berjumlah sekitar seratus orang.
Siti Zainab binti Khuzaimah paling tua disbanding Rasulullah. Suaminya gugur pada perang Uhud. Tiada seorangpun yang mencoba menikahinya. Rasulullah kemudian menikahinya. Zainab binti Khuzaimah terkenal kala itu, dengan panggilan Umu Masakin (ibu para fakir miskin). Karena dia sering berinfak.
Siti Shafiyah binti Huyayyi tertawan pada perang Khaibar. Dalam perang itu suami, bapak, saudara, dan pamannya ter- bunuh. Rasulullah membebaskannya, demi kasih sayang, hormat, dan agar ada yang menaunginya. Siti Shafiyah sebelumnya bermimpi, bulan purnama jatuh di pangkuannya. Tatkala dia menceritakan mimpinya kepada keluarganya. Pamannya langsung menamparnya dan berkata; kau mau dengan Nabinya bangsa Arab itu!
Secara garis besar, alasan Rasulullah berpoligami adalah demi menanamkan benih kasih sayang dengan kerabat dan kabilah isteri-isterinya. Agar mereka masuk Islam. Hikmah lainnya; agar kepribadian Rasulullah dirumah diketahui oleh banyak orang. Sebagaimana kita ketahui bersama, bahwa banyak orang yang nampak di luar rumah sebagai seorang yang alim dan bertaqwa, tetapi ketika di dalam rumahnya, sifat-sifat tadi tidak bisa dipertahankan.
Hikmah lainnya; rumah-rumah isterinya menjadi pusat penyebaran risalah Islam. Lebih lagi, bila ajaran yang menyangkut masalah khusus perempuan.
Penutup: Poligami yang dilakukan oleh Rasulullah sesungguhnya sarat dengan catatan-catatan penting. Beliau tidak melakukannya secara bebas dan tanpa pertimbangan. Sangat berbeda dengan praktek poligami oleh kebanyakan orang sekarang.


http://romdani45498.blogspot.com/2010/11/poligami-rasulullah.html

Berubah Itu Langkah Demi Langkah

Bismillaahirrahmanirrakhiim...
Banyak orang yang ingin berubah. Namun dia merasakan begitu sulit berubah. Apa penyebabnya?
Anda pernah membaca artikel Bisakah Memakan Sepeda?
Saat pertanyaan ini diajukan kepada peserta pelatihan saya, jawabannya macam-macam. Banyak yang mengatakan tidak mungkin. Bagaimana bisa memakan sepeda? Mereka anggap saya hanya bercanda.
Padahal, orang yang memakan sepeda bukan fiktif bukan juga bercanda. Ini benar, adanya tercatat di Guiness Book of Record. Bahkan katanya, sudah terpecahkan oleh orang yang memakan Harley Davidson. Wow!
Bagaimana bisa? Inilah kuncinya. Ini adalah kunci yang bisa membuat perbedaan sangat mendasar. Pemahaman inilah yang menjadikan seseorang menjelma menjadi orang hebat atau tidak. Inilah rahasia <span>berubah</span>!
Rahasia Berubah Itu Langkah Demi Langkah
Orang bisa memakan sepeda, bahkan Harley Davidson, karena mereka memakannya secara bertahap. Pemakan sepeda memotong-motong sepedanya, bahkan dihancurkan, kemudian dimakan sedikit demi sedikit. Akhirnya dia bisa menghabiskan sepeda (masuk ke dalam perutnya) dalam waktu 3 bulan.
Lama? Iya, memang lama. Tetapi berhasil. Jika sepeda hanya pelototi saja. Jika kita hanya memikirkan bagaimana cara makan sepeda sekaligus, kita bisa menyerah. Langsung saja kita mengatakan: “Mustahil!”
Begitu juga dalam berubah. Jika Anda ingin menjadi seseorang yang lebih baik, mulailah berubah. Langkah demi langkah, jangan berpikir sekaligus. Saat kita berpikir bahwa kita harus berubah sekaligus, meski mulut tidak berucap, pikiran bawah sadar kita akan mengatakan itu mustahil. Apa akibatnya? Dia tidak mengambil langkah untuk berubah.
Bagaimana kita bisa menghafal Al Quran? Bukankah banyak sekali? Para penghafal Al Quran menghafal ayat demi ayat, bahkan bisa jadi satu ayat pun di potong-potong dulu agar mudah menghafalnya.


Berubah itu selangkah demi selangkah. Sama seperti Anda makan, sesuap demi sesuap.
Berubah Sedikit Tetapi Kontinyu
Sepotong demi sepotong, sepeda pun habis dimakan. Selangkah demi selangkah, para pelari marathon pun bisa melalui puluhan kilo meter. Putaran demi putaran ban mobil Anda, ratusan kilo meter pun bisa ditempuh.
Jangan anggap sepele perubahan yang kecil atau sedikit. Jika dilakukan secara kontinyu, akan membawa perubahan besar dalam hidup Anda. Seorang trainer (Wiwoho) pernah mengatakan Kesuksesan besar adalah kasil dari kumpulan kesuksesan-kesuksesan kecil.
Rasulullah saw, dengan indah bersabda:
Amalan-amalan yang paling disukai Allah ialah yang lestari (langgeng atau berkesinambungan) meskipun sedikit. (HR. Bukhari)
Lakukanlah perubahan itu, meski pun kecil, sebab tidak ada yang kecil jika kita melakukan secara terus menerus, langkah demi langkah.
Siap-siap…. berubah!


http://romdani45498.blogspot.com/2010/11/berubah-itu-langkah-demi-langkah.html

LOVE in ISLAM

Cerita ini berawal dari sepasang kekasih yang saling mendukung satu sama lain dalam mengejar cita-cita mereka, perjalanan menuju impian tersebut pun berjalan diluar dugaan dan harapan akan lebih bisa bersama-sama, tidak terjadi sama sekali karena perubahaan yang tidak sangka-sangka itu berawal disaat mereka memasuki bangku kuliah di salah satu Universitas Negeri di Jakarta.
Zahra adalah nama gadis dari sepasang kekasih tersebut yang berasal dari keluarga Agamis, tidak begitu menyadari akan ilmu yang didapat dari keluarganya dan masih tidak mengetahui akan kebaikan yang tersimpan di dalamnya. Sedangkan kekasihnya adalah Alif Putra Arrahman berasal dari keluarga Islam tetapi kurang menekankan nilai-nilai agama dalam kesehariannya, beda dengan Zahra yang memiliki ibu yang sholeha dan selalu mengingatkannya.
Ketika Zahra memutuskan untuk memasuki BEM LDK di kampusnya, Zahra mengenal teman y`ng sholeha seperti Ka Yumi, Ka Raslyn dan Syiefa yang seumuran dengannya. Ka Yumi sebagai wakil ketua LDK merupakan sosok gadis yang sangat berbeda dari yang lain, karena tutur katanya yang lembut, sangat menjaga pergaulannya dan terutama akan auratnya, sehingga Zahra memutuskan untuk bergabung dengan LDK. Di pihak lain yaitu Alif merasa kaget dan tak menduga dengan keputusan yang diambil oleh kekasihnya itu, karena Alif sebelumnya Zahra tak memperlihatkan ketertarikan akan LDK dan dia hanya mengenal Zahra sebagai gadis yang anti rohis sewaktu masa SMA karena tidak ingin di cap gadis yang alim dan ingin dikenal sebagai gadis yang smart dan girly.
Zahra yang telah akrab dengan ka Yumi, membuatnya tidak ragu untuk menceritakan hubungan terlarangnya dengan Alif. Ka Yumi sebagai seorang mentor, memberikan nasihat yang baik dan benar di mata Alloh Swt dan Rasullulloh Saw dengan cara menjelaskan ‘iffah artinya menjaga diri dari sesuatu yang haram dan menjelaskan juga tentang Love in Islam bagi seorang wanita dan laki-laki yang beriman kepada Alloh Swt yaitu Menikah.
Perubahan pun terjadi pada Zahra, dimulai dari tutur katanya yang semakin lembut dan pakaiannya yang semakin tetutup sedangkan Alif merasa bingung dengan perubahaan kekasihnya tersebut dan ditambah dengan sikap Zahra yang tak lagi mau berhubungan dengannya, walaupun sebatas melalui telepon sehingga menimbulkan tanda tanya besar kepada Zahra.



Sebulan lamanya Alif berada pada ketidakpastian akan hubungannya dengan Zahra, sampai suatu hari, Zahra setelah mengikuti kajian Sabtu yang membahas tentang ‘iffah dan Love in Islam yang sudah di jelaskan Ka Yumi sebelumnya pada Zahra, membuatnya berani untuk menghadapi Alif. Akhrinya minggu pagi Zahra bertemu Alif dengan ditemani Syiefa, Zahra memberikan penjelasan akan alasannya untuk memutuskan hubungannya dengan Alif menjadi sebagai sebatas teman.Alif terpukul akan keputusan Zahra terhadap hubungan mereka, tetapi Alloh telah menyentuh hati Alif melalui kata harapan Zahra terhadap Alif yaitu menginginkan Alif belajar lebih dalam tentang Islam.
Alif pun keluar dari BEM Pencinta Alam lalu bergabung dengan LDK di kampusnya, tanpa diketahui oleh Zahra. Alif berubah menjadi seorang ikhwan dan mempunyai seorang teman sholeh seperti akhi Ridwan yang meluruskan niat Alif belajar Islam bukan karena wanita, tetapi semata untuk Alloh Swt dan RasulNya.Empat bulan lamanya Alif bergabung dengan LDK sampai diadakan sebuah rapat antar akhwat dan ikhwan, barulah Zahra mengetahuinya, Alif sudah menjadi seorang Ikhwan ketika nama Alif Putra Arrahman disebut sebagai koordinator panitia perlengkapan.
Selama masa kuliah berlangsung, mereka berusaha menjaga pergaulannya agar berjalan sesuai syari’at, sampai mereka mencapai kesuksesan menjadi lulusan predikat cumlaud. Zahra menjadi asisten dosen di fakultasnya sambil mengambil S2 sedangkan Alif telah menjadi pengacara sukses menjadi konsultan di berbagai perusahaan terkenal.
Alif yang telah menyadari Love in Islam bagi laki-laki yang beriman yaitu menikah maka akhirnya dapat membuktikan cintanya pada Zahra dengan memilih Zahra sebagai calon istinya, kemudian Alif melamar kepada keluarga H. Muhammad Yusuf yang merupakan keluarga Zahra, dengan niat karena Alloh dan Rasulnya. Maka Zahra dan Alif melakukan shalat istiqarah agar mendapatkan ketenangan. Dua minggu berlalu, barulah sampai jawaban dari ayah Zahra atas lamaran Alif ternyata Zahra bersedia untuk menjadi istrinya, sehingga akhirnya mereka pun menikah dengan islami yang telah melahirkan anak yang sholeh dan sholeha. THE END
Sebuah cerita renungan bagi wanita dan laki-laki yang beriman untuk memahami Love in Islam agar kita selalu dalam ridho Alloh SWT dan Rasullulloh Saw pun bangga kepada kita.


http://romdani45498.blogspot.com/2010/11/love-in-islam.html

*** Mereka... di hari Esok ***

Langit kota kami saat ini masih gelap akibat hujan dan sepertinya mulai mereda beberapa menit tadi sebelum adzan subuh berkumandang. Menyusuri jalan menuju masjid Aisyah, kami disambut gerimis dan pemandangan yang berbeda dengan keadaan sebelumnya. Dedaunan pohon-pohon flamboyan yang berjejeran terlihat melebat dan besar kemungkinan beberapa hari lagi bunga-bunganya yang indah nan merah bergaya akan bersemi. Ketika melewatinya, tetesan-tetesan air hujan yang tertahan di daunnya, dan tercampur embun, sedikit membasahi pakaian kami.
Melangkah beberapa meter ke arah gerbang masjid, mulai terdengar bacaan Al-qur’an para jama’ah shalat subuh yang sedang menanti kedatangan imam sholat. Dan secara perlahan, suara-suara itu mulai terdengar sedikit lebih keras ketika kami memasuki pintu bagian kiri masjid. Masjid Aisyah namanya.
>>Semburat Takwa Kaum Beriman
 Sambil menunggu sang imam, seperti yang kami sebutkan, sebagian besar jama’ah shalat subuh tersebut terlihat membaca Al-qur’an. Ada yang menambah hafalannya atau mengulang-ngulang kembali hafalan sebelumnya. Sepertinya, tidak hanya hafalan Al-qur’an namun juga hafalan hadits-hadits.
>>Ada Do’a Orang Mulia. .
 Untuk mereka yang menghafal hadits dan menyampaikannya, kami berdo’a kepada Allah agar menjaga mereka dan menganugerahkan mereka kebaikan. Bagaimana tidak, sementara orang termulia dan paling bertakwa di bumi, yaitu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, telah sisipkan do’a teruntuk mereka?
Diriwayatkan oleh Ahmad dan At-Tirmidzi dari Ibnu Mas’ud ia berkata, “Aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, ‘Semoga Allah mencerahkan wajah seseorang yang mendengar sesuatu dari kami lalu ia menyampaikannya sebagaimana (apa) yang didengarnya. Betapa banyak orang yang menyampaikan lebih paham dari orang yang mendengarnya’.”[1]
 Subhanallah, semoga mereka benar-benar mendapat bagian dari do’a Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam itu.
Kembali ke dalam masjid, sebagian orang mungkin menganggap pemandangan seperti itu adalah hal yang biasa. Namun jujur kami akui, hal-hal seperti itu begitu mengundang takjub apalagi mereka adalah remaja yang duduk di bangku sekolah, bukan para mahasiswa yang berada pada level pendidikan yang lebih tinggi, bukan pula orang tua yang jiwanya memang memiliki tingkat kesadaran yang apik.


>>Aku Seorang Anak Kecil..
 Dahulu umat ini memiliki Samurah bin Jundub radhiallahu ‘anhum. Tahukah anda tentangnya? Seolah-olah memperkenalkan diri di hadapan kita, dia berkata dengan tegas,
Di zaman Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam (masih hidup -ed), aku adalah seorang anak kecil. Namun begitu, aku turut pula menghafal hadits dari beliau, sementara orang-orang yang ada di sekelilingku semuanya lebih tua dariku.”[2]
 Itulah ucapan seorang anak kecil yang jiwanya terpercik sejuknya risalah langit, sebuah risalah yang Allah gerimiskan melalui lisan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Subhanallah.
>>Sepercik Mutiara Hikmah..
 Menulis catatan ini, sebenarnya ada tema khusus yang hendak kami perbincangkan. Namun ketika mengutip ucapan Samurah bin Jundub (radhiallahu anhum) tersebut, kami menemukan beberapa mutiara hikmah.
Mari kembali merenungi ucapan samurah kecil, “Di zaman Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam (masih hidup -ed), aku adalah seorang anak kecil. Namun begitu, aku turut pula menghafal hadits dari beliau, sementara orang-orang yang ada di sekelilingku semuanya lebih tua dariku.”[3]
 Mudah menebak bahwa ucapan tersebut terlontar dari jiwa-jiwa belia yang semangat menuntut ilmu syar’i. Mereka menyerap risalah langit langsung dari lisan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Hal ini menjadikan mereka menjelma sebagai punggawa-punggawa yang Allah peruntukkan bagi kemuliaan islam.
Di masjid aisyah, ketika berada dalam majelis ilmu, kami sering berjumpa dengan anak-anak. Sering pula membuat iri. Mereka terlihat serius mendengar pembahasan sebuah kitab yang dikaji sang ustadz padahal tema-tema yang sedang dibicarakan membutuhkan proses berpikir. Tak hanya itu, mereka pula menyediakan alat tulis untuk merekam ilmu dengan tinta-tinta mereka.
Membaca ucapan sahabat Samurah pula, terlihat jelas bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam tidak melarang anak-anak dalam belajar ilmu langsung dari beliau. Sebaliknya, beliau begitu perhatian dengan anak-anak. Beliau mempersiapkan generas-generasi tangguh untuk peradaban islam.
Pernah suatu ketika di ramadhan tahun lalu, kami menghadiri acara buka puasa. Hadir pula anak-anak. Salah satu anak yang masih begitu muda, sebelum berbuka, membacakan kami salah satu hadits yang dihafalnya. Tak hanya itu, walaupun suaranya tak begitu jelas mengucap kata atau kalimat,


 ia membacakan kami salah satu surat yang ada di juz 29 atau juz lain namun bukan surat-surat di juz 30. Ia pula menghafal do’a-do’a nabawi. Sang ayah mengakui, si anak di rumah sering mendengar dan menemani sang ibu mengulang-ngulang hafalan Al-qur’annya.
Segala puji bagi Allah, sungguh, segala  puji bagi-Nya. Begitu penting pendidikan bagi sosok belia itu. Hari ini, anak-anak adalah biji ajaib. Lusa, mereka akan indah bertunas. Kelak, mereka adalah pohon kemuliaan islam yang akarnya menghujam jauh ke dalam bumi, dan buahnya akan dinikmati generasi-generasi selanjutnya.
Kelak, semoga kami bisa mengikuti para orang tua yang menitipkan anak-anaknya untuk mengenyam pendidikan di sekolah-sekolah berbasis keagamaan. Di sekolah model tersebut, anak-anak mendapat pelajaran-pelajaran yang memang menjadi cabang ilmu agama, seperti Bahasa Arab, Fiqh, Hadits, Al-Qur’an, Aqidah, Adan dan Akhlak, Sejarah Islam, dan lainnya. kami yakin, ini adalah salah satu senjata ampuh untuk menahan serangan para orientalis dan musuh-musuh luar islam lainnya, termasuk pula “musuh dalam selimut”. Mereka menyerang islam dengan merusak “biji yang sedang bertunas” tadi.
Di sana, kasian anak-anak yang duduk-duduk di jalanan sambil merokok, mendengar musik, membicarakan hal-hal murahan, balapan motor, dan kerjaan lainnya yang benar-benar jauh dari kesahajaan. Bahkan, kami ketahui, ada diantara meninggal dalam kecelakaan balapan motor gaya anak muda. Mereka meninggal dengan cara mengenaskan.
Kasian mereka yang sedang teracuni virus merah jambu lalu memprakarsainya dengan pacaran yang jelas-jelas haram. Lihatlah disana, mereka menjadi korban cinta.
Kasian anak-anak atau remaja yang asyik menonton acara-acara televisi masa kini. Di hadapannya, tersaji lagu-lagu dan film picisan. Aurat-aurat lawan jenis menjadi hal yang lumrah bagi pandangan. Adegan-adegan maksiat terperagakan secara sempurna di depan mata, lalu terekam begitu apik dalam memori mereka. Lisan-lisan mereka menyenandungkan nada-nada percintaan menirukan artis-artis di layar kaca.
Di Facebook, jejaring sosial yang benar-benar menghipnotis itu, kerapkali kami mendapati seorang anak  yang duduk di bangku sekolah menengah pertama selalu mengupdates status tentang seorang artis barat. Kami mengenal anak itu namun tak mengenal si artis, hanya namanya saja: Justin Beiber. Kami tak tahu nama artis ini tertulis dengan benar atau tidak. Si anak tadi, begitu tahu berbagai macam hal tentang justin. Dia benar-benar sedih sekiranya tidak sempat menonton konser sang artis. Album lagunya pun menjadi koleksi. Nampaknya ia benar-benar ngefans hingga pada taraf cinta.
Inilah salah satu musibah itu yang menginangi para remaja. Sekiranya ditanyakan kepada si anak, “Manakah yang engkau cinta, Allah dan Rasul-Nya atau Justin?.” Merupakan musibah yang kedua kalinya sekiranya jawabannya adalah nama terakhir.


Kalaupun jawabannya adalah pilihan pertama, tentu terlihat jelas bahwa kecintaannya itu menipis.
Siapa yang salah? Siapa yang berdosa? Kepada siapa Allah titipkan si anak? Kami tak ingin melempar batu lalu menunjuk jari ke arah siapapun. Kami harap semua pihak harus tertampar, termasuk kami pribadi.
>>Senandung Cinta. .
 Sebagai penutup, sebenarnya ada kesamaan antara kalimat-kalimat di status (Facebook) si anak dengan ucapan si kecil Samurah: sama-sama mendendangkan cinta.
 Luapan-luapan kekaguman si anak dengan Justin kerapkali memuncak hingga diproklamirkan di Dumay (dunia maya). Begitu pula si Samurah kecil, luapan-luapan cinta saat berada di majelis Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam terproklamirkan hingga terekam apik dalam kitab hadits Shahih Bukhari dan Shahih Muslim. Ah, dua senandung cinta yang amat bertolak belakang.
Wallahu a’lam, subhanakallahumma waibhamdika astaghfiruka wa atuubu ilaika
***


http://romdani45498.blogspot.com/2010/11/mereka-di-hari-esok.html

Jangan Su’udzon

Allah berfirman dalam Surat Al Hujuroot 12 sbb.:
Artinya: Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu adalah dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah sebahagian kamu menggunjing sebahagian yang lain. Sukakah salah seorang di antara kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang.
Rasulullah pernah bersabda: Jauhillah tempat-tempat yang bisa memunculkan prasangka buruk.
Kalau ada orang yang selalu suudzdzon dan selalu mencari cela orang lain maka sebenarnya ia adalah orang yang batinnya rusak. Orang mukmin senantiasa mencari maaf dan ampunan atetpi orang munafik selalu mencari cela orang lain.
Itulah sebagian pintu-pintu masuknya syetan untuk menguasai benteng hatinya.Kalau kita teliti secara mendetail kita pasti tidak akan mempu menghitung semua pintu masuknya syetan ke dalam hati manusia
Sekarang bagiamana solusi dari hal ini? Apakah cukup dengan zikrullah dan mengucapkan “Laa haula wa laa quwwata illa billah”? ketahuilah bahwa upaya untuk membentengi hati dari masuknya serbuan syetaan adalah dengan menutup semua pintu masuknya syetan dengan membersihkan hati kita dari sifat-sifat tercela yang disebutkan di atas. Bila kita bisa memutuskan akar semua sifat tercela maka syetan mendapatkan berbagai halangan untuk memasukinya ia tidak bisa menembus ke dalam karena zikrullah. Namun perlu diketahui bahwa zikir tidak akan kokh di hati selagi hati belum dipenuhi dengan ketakwaan dan dijauhkan dari sifat-sifat tercela. Bila orang yang hatinya mamsih diliputi oleh akhlak tercela maka zikrullah hanyalah omongan jiwa yang tidak menguasai hati dan tidak akan mampu menolak kehadiran syetan. Oleh sebab itu Allah berfirman:
Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa bila mereka ditimpa was-was dari syaitan, mereka ingat kepada Allah$2C maka ketika itu juga mereka melihat kesalahan-kesalahannya. ( Al A’raaf 201)
Perumpamaan syetan adalah bagaikan anjing lapar yang mendekati anda. Bila anda tidak memiliki roti atau daging pasti ia akan meninggalkanmu walaupun Cuma menghardiknya dengan ucapan kaita. Tapi bila di tangan kita ada daging maka ia tidak akan pergi dari kita walaupun kita sudah berteriak ia ingin merebut daging dari kita. Demikian juga hati bila tidak memiliki makanan syetan akan pergi hanya dengan dzikrullah. Syahwat bila menguasi hati maka ia akan mengusir dzikrullah dari hati ke pinggirnya saja dan tidak bisa merasuk dalam relung hati.



Sedangkan orang-orang muttaqin yang terlepas dari hawa nafsu dan sifat-sifat tercela maka ia akan dimasuki syetan bukan karena syahwat tapi karena kelalaian daari dzikrullah apabila ia kembali berdzikir maka syetan langsusng. Inilah yang ditegaskan firman Allah dalam ayat sebelumnya:
Artinya: Dan jika kamu ditimpa sesuatu godaan syaitan, maka berlindunglah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. ( Al A’roof ayat 200)
Dalam ayat lain disebutkan:
Artinya: Apabila kamu membaca Al Qur'an, hendaklah kamu meminta perlindungan kepada Allah dari syaitan yang terkutuk. Sesungguhnya syaitan ini tidak ada kekuasaannya atas orang-orang yang beriman dan bertawakkal kepada Tuhannya. Sesungguhnya kekuasaannya (syaitan) hanyalah atas orang-orang yang mengambilnya jadi pemimpin dan atas orang-orang yang mempersekutukannya dengan Allah. (An Nahl 98-100)
Mengapa Rasulullah SAW pernah bersabda: “Bila Umar ra. Melewati suatu lereng maka syetan mengambil lereng selain yang dilewati Umar.”? Karena Umar memiliki hati yang bersih dari sifat-sifat tercela sehingga syetan tidak bisa mendekat. Kendatipun hati berusaha menjauhkan diri dari syetan dengan dzikrullah tapi mustahil syetan akan menjauh dari kita bila kita belum membersihkan diri dari tempat yang disukai syetan yaitu syahwat, seperti orang yang meminum obat sebelum melindungi dir dari penyakit dan perut masih disibukkan dengan makanan yang kerasa dicerna. Taqwa adalah perlindungan hati dari syahwat dan nafsu apabila zikrullah masuk kedalam hati yang kosong dari zikir maka syetan mendesak mamsuk seperti masuknya penyakit bersamaan dengan dimakannya obat dalam perut yang masih kosong.Allab SWT berfirman :
Artinya: Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat peringatan bagi orang-orang yang mempunyai hati atau yang menggunakan pendengarannya, sedang dia menyaksikannya. (Qoof 37)
WAllahu a’lamu bis showab.
ukhuwah fillah..


http://romdani45498.blogspot.com/2010/11/jangan-suudzon.html