Mengenai Saya

Foto saya
Pangandaran, West Java, Indonesia
Simple

Selasa, 17 Juli 2012

MENGENAL THAGHUT

Thaghut adalah segala yang dilampaui batasnya oleh hamba, baik itu yang diikuti atau ditaati atau diibadati. Thaghut itu banyak, apalagi pada masa sekarang. Adapun pentolan-pentolan thaghut itu ada 5, diantaranya:

1. Syaithan
Syaitan yang mengajak ibadah kepada selain Allah. Adapun tentang makna ibadah tersebut dan macam-macamnya telah anda pahami dalam uraian sebelumnya. Syaitan ada dua macam: Syaitan Jin dan Syaitan Manusia. Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:
وَكَذَلِكَ جَعَلْنَا لِكُلِّ نَبِيٍّ عَدُوًّا شَيَاطِينَ الْإِنْسِ وَالْجِنِّ
“Dan begitulah Kami jadikan bagi tiap nabi musuhnya berupa syaitan-syaitan manusia dan jin” (Al An’am: 112)

Dan firmanNya Ta’ala:
الَّذِي يُوَسْوِسُ فِي صُدُورِ النَّاسِ . مِنَ الْجِنَّةِ وَالنَّاسِ
“Yang membisikkan dalam dada-dada manusia, berupa jin dan manusia” (An Naas: 5-6)

Orang mengajak untuk mempertahankan tradisi tumbal dan sesajen, dia adalah syaitan manusia yang mengajak ibadah kepada selain Allah. Tokoh yang mengajak minta-minta kepada orang yang sudah mati adalah syaitan manusia dan dia adalah salah satu pentolan thaghut. Orang yang mengajak pada system demokrasi adalah syaitan yang mengajak ibadah kepada selain Allah, dia berarti termasuk thaghut. Orang yang mengajak menegakkan hukum perundang-undangan buatan manusia, maka dia adalah syaitan yang mengajak beribadah kepada selain Allah.
Orang yang mengajak kepada paham-paham syirik (seperti: sosialis, kapitalis, liberalis, dan falsafah syirik lainnya), maka dia adalah syaitan yang mengajak beribadah kepada selain Allah, sedangkan Dia Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:
أَلَمْ أَعْهَدْ إِلَيْكُمْ يَا بَنِي آَدَمَ أَنْ لَا تَعْبُدُوا الشَّيْطَانَ إِنَّهُ لَكُمْ عَدُوٌّ مُبِينٌ
“Bukankan Aku memerintahkan kalian wahai anak-anak Adam: “Janganlah ibadati syaitan, sesungguhnya ia adalah musuh yang nyata bagi kalian” (Yaasin: 60)

2. Penguasa Yang Zhalim
Penguasa zhalim yang merubah aturan-aturan (hukum) Allah, thaghut semacam ini adalah banyak sekali dan sudah bersifat lembaga resmi pemerintahan negara-negara pada umumnya di zaman sekarang ini. Contohnya tidaklah jauh seperti parlemen, lembaga inilah yang memegang kedaulatan dan wewenang pembuatan hukum/undang-undang. Lembaga ini akan membuat hukum atau tidak, dan baik hukum yang digulirkan itu seperti hukum Islam atau menyelisihinya maka tetap saja lembaga berikut anggota-anggotanya ini adalah thaghut, meskipun sebahagiannya mengaku memperjuangkan syari’at Islam. Begitu juga Presiden/Raja/Emir atau para bawahannya yang suka membuat SK atau TAP yang menyelisihi aturan Allah, mereka itu adalah thaghut.

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah berkata:
وَالْإِنْسَانُ مَتَى حَلَّلَ الْحَرَامَ - الْمُجْمَعَ عَلَيْهِ - أَوْ حَرَّمَ الْحَلَالَ - الْمُجْمَعَ عَلَيْهِ - أَوْ بَدَّلَ الشَّرْعَ - الْمُجْمَعَ عَلَيْهِ - كَانَ كَافِرًا مُرْتَدًّا بِاتِّفَاقِ الْفُقَهَاءِ
“Di kala seseorang menghalalkan yang haram yang telah diijmakan atau merubah aturan yang sudah diijmakan, maka dia kafir lagi murtad dengan kesepakatan para fuqaha” (Majmu Al Fatawa, Jilid III, Hal 267)

Ketahuilah wahai saudaraku, sesungguhnya para anggota parlemen itu adalah thaghut, tidak peduli darimana saja asal kelompok atau partainya, presiden dan para pembantunya, seperti menteri-menteri di negara yang bersistem syirik adalah thaghut, sedangkan para aparat keamanannya adalah sadanah (juru kunci) thaghut apapun status kepercayaan yang mereka klaim. Orang-orang yang berjanji setia pada system syirik dan hukum thaghut adalah budak-budak (penyembah/hamba) thaghut. Orang yang mengadukan perkaranya kepada pengadilan thaghut disebut orang yang berhukum kepada thaghut, sebagaimana firmanNya Ta’ala:
أَلَمْ تَرَ إِلَى الَّذِينَ يَزْعُمُونَ أَنَّهُمْ آَمَنُوا بِمَا أُنْزِلَ إِلَيْكَ وَمَا أُنْزِلَ مِنْ قَبْلِكَ يُرِيدُونَ أَنْ يَتَحَاكَمُوا إِلَى الطَّاغُوتِ وَقَدْ أُمِرُوا أَنْ يَكْفُرُوا بِهِ وَيُرِيدُ الشَّيْطَانُ أَنْ يُضِلَّهُمْ ضَلَالًا بَعِيدًا
“Apakah engkau tidak melihat kepada orang-orang yang mengaku beriman kepada apa yang telah diturunkan kepadamu dan apa yang dturunkan sebelum kamu, sedangkan mereka hendak berhukum kepada thaghut, padahal mereka telah diperintahkan untuk kafir terhadapnya” (An Nisa: 60)

3. Orang yang memutuskan dengan selain apa yang telah Allah turunkan.
Kepala suku dan kepala adat yang memutuskan perkara dengan hukum adat adalah kafir dan termasuk thaghut. Jaksa dan Hakim yang memvonis bukan dengan hukum Allah, tetapi berdasarkan hukum/undang-undang buatan manusia, maka sesungguhnya dia itu Thaghut. Aparat dan pejabat yang memutuskan perkara berdasarkan Undang Undang Dasar thaghut adalah thagut juga. Allah Ta’ala berfirman:
وَمَنْ لَمْ يَحْكُمْ بِمَا أَنْزَلَ اللَّهُ فَأُولَئِكَ هُمُ الْكَافِرُونَ
“Dan siapa saja yang tidak memutuskan dengan apa yang Allah turunkan, maka merekalah orang-orang kafir itu” (Al Maidah: 44)

Ibnu Katsir rahimahullah berkata:
“Siapa yang meninggalkan aturan baku yang diturunkan kepada Muhammad Ibnu Abdillah penutup para nabi dan dia justru merujuk pada aturan-aturan (hukum) yang sudah dinasakh (dihapus), maka dia telah kafir. Apa gerangan dengan orang yang merujuk hukum Ilyasa (Yasiq) dan lebih mendahulukannya daripada aturan Muhammad maka dia kafir dengan ijma kaum muslimin” (Al Bidayah: 13/119) Sedangkan Ilyasa (Yasiq) adalah hukum buatan Jengis Khan yang berisi campuran hukum dari Taurat, Injil, Al Qur’an.
Orang yang lebih mendahulukan hukum buatan manusia dan adat daripada aturan Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam maka dia itu kafir.
Dalam ajaran Tauhid, seseorang lebih baik hilang jiwa dan hartanya daripada dia mengajukan perkaranya kepada hukum thaghut, Allah Ta’ala berfirman:
وَالْفِتْنَةُ أَشَدُّ مِنَ الْقَتْلِ
“Fitnah (syirik & kekafiran) itu lebih dahsyat dari pembunuhan” (Al Baqarah: 191)

Syaikh Sulaiman Ibnu Sahman rahimahullah berkata: “Seandainya penduduk desa dan penduduk kota perang saudara hingga semua jiwa musnah, tentu itu lebih ringan daripada mereka mengangkat thaghut di bumi ini yang memutuskan (persengketaan mereka itu) dengan selain Syari’at Allah” (Ad Durar As Saniyyah: 10 Bahasan Thaghut)

Bila kita mengaitkan ini dengan realita kehidupan, ternyata umumnya manusia menjadi hamba thaghut dan berlomba-lomba meraih perbudakan ini. Mereka rela mengeluarkan biaya berapa saja (berkolusi; menyogok/risywah) untuk menjadi Abdi Negara dalam sistem thaghut, mereka mukmin kepada thaghut dan kafir terhadap Allah. Sungguh buruklah status mereka ini….. !!

4. Orang yang Mengaku Mengetahui Hal Yang Ghaib Selain Allah.
Semua yang ghaib hanya ada di Tangan Allah, Dia Ta’ala berfirman:
عَالِمُ الْغَيْبِ فَلَا يُظْهِرُ عَلَى غَيْبِهِ أَحَدًا
“Dialah Dzat yang mengetahui hal yang ghaib, Dia tidak menampakan yang ghaib itu kepada seorangpun” (Al Jin: 26)
Bila ada orang yang mengaku mengetahui hal yang ghaib, maka dia adalah thaghut, seperti dukun, paranormal, tukang ramal, tukang tenung, dsb. Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam telah menjelaskan bahwa orang yang mendatangi dukun atau tukang ramal dan dia mempercayainya, maka dia telah kafir, dan apa gerangan dengan status si dukun tersebut ??!

5. Orang Yang Diibadati Selain Allah Dan Dia Ridha Dengan Peribadatan itu.
Orang yang senang bila dikultuskan, sungguh dia adalah thaghut. Orang yang membuat aturan yang menyelisihi aturan Allah dan RasulNya adalah thaghut. Orang yang mengatakan “Saya adalah anggota badan legislatif” sama dengan ucapan: “Saya adalah Tuhan” karena orang-orang di badan legislatif itu sudah merampas hak khusus Allah Subhanahu Wa Ta’ala, yaitu membuat hukum (undang-undang). Mereka senang bila hukum yang mereka gulirkan itu ditaati lagi dilaksanakan, maka mereka adalah thaghut. Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:
وَمَنْ يَقُلْ مِنْهُمْ إِنِّي إِلَهٌ مِنْ دُونِهِ فَذَلِكَ نَجْزِيهِ جَهَنَّمَ كَذَلِكَ نَجْزِي الظَّالِمِينَ
“Dan barang siapa yang mengatakan di antara mereka ; “Sesungguhnya Aku adalah Tuhan selain Allah” maka Kami membalas dia dengan Jahannam, begitulah Kami membalas orang-orang yang zalim” (Al Anbiya: 29)

Itulah tokoh-tokoh thaghut di dunia ini.
Orang tidak dikatakan beriman kepada Allah sehingga dia kufur kepada thaghut, kufur kepada thaghut adalah separuh laa ilaaha ilallaah. Thaghut yang paling berbahaya pada masa sekarang adalah thaghut hukum, yaitu para penguasa yang MEMBABAT aturan Allah, mereka menindas umat ini dengan besi dan api, mereka paksakan kehendaknya, mereka membunuh, menculik, dan memenjarakan kaum muwahhidin yang menolak tunduk kepada hukum mereka. Akan tetapi banyak orang yang mengaku Islam berlomba-lomba untuk menjadi budak dan hamba mereka. Mereka juga memiliki ulama-ulama jahat yang siap mengabdikan lisan dan pena demi kepentingan ‘tuhan’ mereka.
Semoga Allah Subhanahu Wa Ta’ala cepat membersihkan negeri kaum muslimin dari para thaghut dan kaki tangannya, Aamiin ya Rabbal ‘aalamiin.





http://romdani45498.blogspot.com/2011/03/mengenal-thaghut.html

Tunangan Halalmu Hanya Selepas Nikah!

Pertunangan bermaksud perjanjian yang dibuat oleh pasangan untuk melangsungkan perkahwinan. Ia adalah satu sunnah yang dituntut dalam Islam sebagaimana yang dilakukan oleh Rasulullah SAW kepada isteri baginda Aisyah Binti Abu Bakar dan Hafsah Binti Umar. Dengan berlangsungnya ikatan pertunangan tersebut, maka tergalaslah sebuah komitmen yang tidak rasmi pada diri seorang lelaki dan wanita yang belum berkahwin untuk mengenal hati budi masing-masing.
Islam membenarkan pertunangan sebagai cara untuk pasangan yang ingin berkahwin mengenali bakal isteri dan suami termasuklah ahli keluarga mereka sama ada dari segi fizikal dan mentaliti. Jadi sudah tidak hairan lagi pada kita jika ramai pasangan yang bercinta pada hari ini melangsungkan pertunangan sebelum mereka berganjak ke gerbang perkahwinan. Tapi silapnya pada masa kini, fitrah pertunangan ini sudah menjadi fitnah.
Konsep Pertunangan
Menurut konsep pertunangan dalam Islam yang sebenarnya, sesebuah pasangan perlu bertunang terlebih dahulu sebelum berkenalan dengan lebih rapat dengan pilihan hati mereka. Ia tidak lain adalah untuk menjaga kesucian sebuah perhubungan agar diredhai oleh Allah. Namun, yang berlaku pada hari ini adalah sebaliknya. Selepas berkenalan dengan pasangan masing-masing dan berpuas hati dengan sikap, perangai dan tingkah laku barulah mereka mengikat tali pertunangan. Ia sekadar menjadi petanda seseorang itu sudah mempunyai pemilik.
Bertunang tiada bezanya dengan bercinta. Ramai yang tersalah tafsir dengan adanya ikatan pertunangan, maka mereka mempunyai lesen untuk berdua-duaan, berpegang-pegangan dan melakukan pelbagai aktiviti bersama. Sememangnya dalam tempoh bertunang pasangan dibenarkan untuk mengenali dengan lebih mendalam tentang diri pasangan dan pada waktu inilah mereka perlu memanfaatkan masa yang ada untuk berkenalan tetapi kita perlu ingat, jangan sampai ia melanggar syariat yang digariskan oleh Islam.
Jauhi Perkara Zina
Kebanyakan umat Islam hari ini menganggap penzinaan itu adalah semata-mata melakukan persetubuhan haram. Sebenarnya, bukan perbuatan zina itu sahaja yang dilarang keras tetapi kelakuan dan tindak tanduk yang mendorong berlakunya perbuatan tersebut. Maksud perkataaan zina itu luas yang mana meliputi semua aspek perlakuan. Rasulullah SAW bersabda yang bermaksud, "Zina kedua-dua mata itu memandang perempuan yang ajnabi, zina kedua-dua telinga itu mendengar, zina kedua-dua tangan itu menyentuh, zina kedua-dua kaki itu melangkah dan zina hati itu mengingini dan menangan-angankannya." (Hadis Riwayat Bukhari & Muslim)
Jelaslah kepada kita semua perlakuan dalam perhubungan antara lelaki dan perempuan yang sudah akil baligh dan bukan mahram termasuklah yang sudah bertunang atau tidak, melainkan yang sudah berkahwin adalah dikira zina. Ia adalah perkara-perkara yang membuka peluang dan menimbulkan dorongan sekali gus memberi laluan mudah kepada pasangan bertunang untuk melakukan permulaan zina. Ini kerana, mereka telah meletakkan diri mereka berdua-duaan di suatu tempat dan seterusnya mendorong melakukan kemuncak kepada perbuatan yang terkutuk. Apabila berdua, maka akan ada yang ketiga.
Rasulullah SAW telah bersabda, "Janganlah seorang lelaki berdua-duaan dengan wanita, sesungguhnya yang ketiga di antara mereka berdua adalah syaitan." (Hadis Riwayat Imam Ahmad).
Ramai Bersubahat
Larangan berdua-duaan dan perlakuan yang membawa kepada perbuatan zina itu bukan sahaja ditujukan kepada pasangan yang bertunang sahaja tetapi termasuklah orang-orang sekeliling yang turut terbabit atau bersubahat. Ramai antara kita yang tidak sedar bahawa mereka secara tidak langsung terlibat dengan perlakuan yang hampir kepada zina. Contohnya dalam kalangan ibu bapa yang sengaja membiarkan anak-anak teruna dan gadis mereka keluar berdua-duaan. Kononnya, ibu bapa yang 'sporting' dan memberi kebebasan serta kepercayaan kepada anak-anak mereka.
Kerana ceteknya ilmu agama dan terpengaruh dengan amalan dan budaya sosial Barat yang moden dan terkini, mereka tidak mahu dipandang kolot dan dan dilihat alim. Ramai yang menganggap apa yang mereka lakukan itu adalah perkara biasa dan sudah menjadi tradisi malah selari dengan zaman moden sekarang ini. Tambahan pula, ada ibu bapa yang sengaja membiarkan anak-anak berdua-duaan dengan tunang dan kekasih mereka kerana mengingatkan manisnya zaman percintaan mereka semasa muda dahulu dan ingin anak-anak mereka merasai nikmat alam percintaan sebagaimana mereka dahulu.
Bertunang Bukan Tiket Buat Maksiat
Fenomena keruntuhan akhlak yang berlaku dalam kalangan muda mudi sekarang khususnya yang beragama Islam boleh menyebabkan merebaknya kelahiran anak luar nikah dan sebagainya. Itu adalah antara bukti-bukti penerimaan ibu bapa dan masyarakat sekeliling kepada aktiviti berdua-duaan pada pasangan bertunang. Jangan biarkan diri terhantuk baru tengadah. Sedarlah, pengaruh budaya barat dalam bidang sosial ini harus dianggap sebagai virus berbahaya yang merosakkan budaya Islam sekaligus meruntuhkan kekuatan umat Islam.
Oleh itu, walaupun sudah bertunang, jangan anggap ia sebagai tiket untuk berdua-duaan dan menghalalkan segala bentuk perhubungan sebagaimana suami isteri. Pastikan jalinan hubungan cinta itu tidak melanggar hukum Allah dengan tidak ada pergaulan bebas, tidak berdua-duaan, tidak mendedahkan aurat, tidak meninggalkan solat dan sebagainya. Jangan jadikan hubungan tersebut perkara yang melalaikan dan merugikan. Kita masih belum menjadi hak milik pasangan kita sepenuhnya. Jagalah maruah agama, diri dan keluarga. Jangan disebabkan racun dalam percintaan ini disangka baja dan mampu menyuburkan hubungan yang dibina berkekalan kerana setiap apa yang berlaku berbalik kepada ketentuan Allah.
Cinta yang suci dan terpelihara pasti akan membawa pasangan yang sudah bertunang ke gerbang perkahwinan sehingga kemanisannya dan kebahagiaannya tidak mampu diungkapkan dengan kata-kata. Ketika itulah fitrah menjadi anugerah.




http://romdani45498.blogspot.com/2011/03/tunangan-halalmu-hanya-selepas-nikah.html

'Frust' Dalam Bercinta

Siapa yang pernah merasakan tahulah betapa perihnya. Benarlah kata pujangga,"sakit yang paling dahsyat ialah mencintai seseorang, tetapi tidak berbalas."
Aneh sekali derita sakit putus cinta ini... benci, tapi rindu. Dendam tapi sayang. Dunia terasa sempit, dada terasa mencengkam.
Orang yang paling boleh menyakitkan hati kita ialah dia yang pernah paling kita cintai. Ramai orang yang hancur hidupnya kerana putus cinta. Terlupakah pesan bijak pandai:
"Cintailah sesuatu itu sekadar saja, berkemungkinan ia akan menjadi kebencianmu pada suatu ketika, bencilah yang engkau benci itu sekadar saja, berkemungkinan ia akan menjadi kecintaanmu pada satu ketika."
Sesetengahnya hilang kewarasan berfikir. Hilang semangat juang. Malah ada yang sanggup bunuh diri.
Benarlah kata orang: "Dunia akan terkejut mendengar seseorang membunuh diri kerana kematian ibunya, tetapi tidak akan terkejut apabila pembunuhan diri itu disebabkan kematian kekasih yang dicintainya."
Justeru, yang minta mati, akibat frust cinta ramai sekali.
(Ingat senikata lagu: Oh, Tuhanku kau cabutlah nyawaku). Buruk sekali keadaan orang yang 'frust' dalam bercinta. Inilah salah satu akibat cinta nafsu. Jika kita berani 'memperkosa' kesucian cinta, awas ia akan menuntut balas dengan cara yang paling kejam.
Ketahuilah, seseorang pernah gagal dalam percintaan, kemungkinan dia akan terus melihat kebahagiaan itu laksana pelangi.
Tidak pernah di kepalanya sendiri, selamanya di atas kepala orang lain. Pesimis. Prejudis. Bagaimana hendak dihadapi segalanya?
Putus cinta adalah bukti bahawa tidak ada cinta sejati kecuali cinta yang diasaskan oleh cinta Allah.
Cubalah anda fikirkan, apakah punca pihak sana atau pihak sini memutuskan cintanya? Mungkin kerana hadirnya orang ketiga? Mungkin dihalang oleh orang tua? Mungkin kerana sudah jemu? Macam-macam alasan diberikan.
Ketika itu lupa segala sumpah setia, akujanji, lafaz janji yang dimetrai sewaktu sedang 'syok' bercinta. Hingga dengan itu mereka yang dikecewakan seolah-olah tidak pernah mengenal orang yang dicintai itu. Dia benar-benar berbeza (seolah-olah dia tidak pernah kita kenali!).
Putus cinta bukanlah pengakhiran segalanya. Ia adalah satu permulaan yang baik jika ditangani dengan positif. Memanglah di awalnya kita rasa sukar menerima hakikat. Tetapi percayalah... kita tetap ada Allah.
Semuanya dari Allah. Dan segala yang datang dari Allah ada baik belaka, walaupun belum terserlah kebaikannya pada pandangan kita. Namun yakinlah, pandangan kita terbatas, pandangan Allah Maha Luas.
Sesuatu yang kita cintai, belum tentu membawa kebaikan kepada kita. Manakala sesuatu yang kita benci, belum tentu memudaratkan kita.
Sebagai hamba Allah, renungilah maksud firman Allah dalam surah Al Baqarah;
"Ada sesuatu perkara yang kamu cintai tetapi itu membawa keburukan kepada kamu. Ada pula sesuatu perkara yang kamu benci tetapi sebaliknya ia membawa kebaikan kepada kamu. Sedarlah kamu tidak mengetahui, Allah-lah yang lebih mengetahui."
Kita inginkan orang yang kita cintai itu terus setia bersama kita. Biar sampai menempuh alam perkahwinan, beranak cucu hingga ke akhir hayat. Segala kata pengukuhan telah diberikan.
Kita rasa dialah terbaik untuk kita (you are the answer of my prayer). Tetapi entah macam mana, dia berpaling tadah.
Waktu itu kita terhenyak lalu berkata, "mengapa aku terpaksa menanggung derita ini." Kita frust kerana merasakan dialah yang terbaik, tercantik, ter... ter... segala-galanya. Sukar membayangkan ada orang lain seumpama dia. Cinta diberikan seluruhnya. Ketika si dia pergi tanpa berpaling, kita berkata, "ya Tuhan, kenapa aku yang terpaksa menerima nasib ini?"
Harga diri orang yang putus cinta selalu rendah. Penilaian diri terhadap dirinya sendiri menjunam ke paras terendah. Rasa hina (gagak di rimba) berbanding kekasihnya yang pergi (merak kayangan).
Sedangkan jika masih ada iman bersemi di dada... kita masih boleh berfikir dan berhenti seketika, lalu berkata, "Tuhan ada!"
Pujuklah hati dengan apa yang telah Allah tegaskan bahawa yang baik pada pandangan kita belum tentu baik dalam realitinya. Katakan, dia yang pergi itu bukan yang terbaik. Mungkin dia terbaik, tapi untuk orang lain. Dan yang terbaik untuk kita pasti datang sebagai gantinya!
Jangan katakan kenapa aku yang kena? Jangan labelkan aku yang malang. Tetapi katakan, aku yang terpilih. Terpilih untuk putus cinta dengan manusia supaya 'terpaksa' bercinta dengan Allah.
Memang begitulah rahmat Tuhan, kekadang DIA memutuskan untuk menyambungkan. Putus cinta dengan manusia, tersambung cinta dengan Allah. Inilah hikmah di sebalik kesusahan, kemiskinan, kegagalan, dan termasuklah putus dalam bercinta. Dalam ujian kesusahan selalunya manusia lebih mudah ingatkan Allah.
Alangkah indahnya jika orang yang frust cinta itu kembali kepada Allah secara sihat – maksudnya, bukan sekadar merintih, mengadu, merayu atau minta mati segera. Tetapi tersentak oleh satu kesedaran bahawa cinta Allah itulah yang sejati.
Allah tidak pernah mengecewakan seperti kekasih mengecewakan. Seorang filosof Barat, Hendrick berkata, "mencintai seorang yang tidak mencintai kamu adalah sia-sia, menyia-nyiakan orang yang mencintai adalah berbahaya." Cubalah fikirkan... siapa yang paling mencintai kita? Siapakah yang kita sia-siakan selama ini? Fikir...
Dan tersentak oleh hakikat itu, kita mula berfikir... barangkali putus cinta ini adalah rahmat yang tersirat, "Allah menjemput aku untuk mencintai-Nya!"
Sedarlah, bahawa Allah adalah Tuhan yang sentiasa mengasihi kita. Tetapi DIAlah Tuhan yang sering kita sia-siakan.
Frust cinta itu hakikatnya untuk menyambungkan cinta kepada-Nya. Ketika itulah orang yang frust cinta akan benar-benar terasa bahawa dia terpilih, bukan tersisih!
Saya punya banyak cerita betapa ramai pasangan suami-isteri yang bahagia bersama 'orang' yang mereka tidak sangka apalagi harapkan sebelumnya.
"Rugi, buang masa mengenang kekasih dulu."
"Allah ganti yang lebih baik."
"Tak sangka, kami akan serasi begini."
Begitulah suara-suara 'testimonial' daripada orang yang frust bercinta tetapi akhirnya berjaya melalui kehidupan berumah-tangga dengan orang yang lebih baik (untuk mereka).
Ya, pada waktu 'terkena' dulu belum nampak lagi, sebab itu terasa marah, kecewa, dendam dan benci. Tetapi apabila masa berlalu, segalanya bertukar menjadi syukur, beruntung dan terselamat. Mujur putus dengan dia. Beruntung tidak jadi dengan dia!
Begitulah ilmu kita yang terbatas dibandingkan dengan ilmu Allah yang Maha Luas. Yang penting dalam apa jua keadaan sekalipun, iman mesti diperkukuhkan dalam dada. Ingat Tuhan. Cintailah DIA, pasti Allah akan mendorong orang yang dicintai-Nya untuk mencintai kita. Cinta itu bagai 'mata rantai' yang sambung menyambung sesama manusia yang akhirnya bersambung kepada cinta Allah.
Percayalah frust dalam bercinta itu satu ujian. Ujian dalam kehidupan. Ingatlah bahawa alam adalah sebuah 'sekolah' yang besar. Setiap manusia adalah para pelajarnya. Dan kita terpaksa belajar berterusan. Hidup adalah satu siri pelajaran yang tersusun rapi untuk difahami dan dihayati sepanjang hayat.
Frust dalam cinta jika ditakdirkan berlaku kepada anda, adalah satu pelajaran juga. Kita perlu faham 'pelajaran' yang dibawa bersamanya.
Jika difahami, pelajaran-pelajaran ini akan memberi panduan dan suluhan untuk menjalani hidup dengan lebih tenang dan bahagia pada masa akan datang.
Tetapi sekiranya pelajaran ini gagal difahami, maka hidup akan huru-hara dan kita akan selalu menghadapi keadaan yang tidak menentu. Kemungkinan besar kita akan 'frust' berkali-kali.
Semasa kita di peringkat remaja ada 'pelajaran-pelajaran' tertentu yang perlu difahami benar-benar sebelum menghadapi usia dewasa yang jauh lebih mencabar.
Apakah 'pelajaran-pelajaran' itu dan apakah cara sebaik-baiknya mempelajarinya?
Inilah salah satu persoalan penting yang mesti dijawab oleh setiap remaja.
Jangan sampai pelajaran yang sepatutnya 'selesai' di alam remaja terpaksa dibawa ke peringkat tinggi. Kalau begitu rugilah, sama seperti siswa atau siswi yang terpaksa 'refer' atau 'repeat' akibat gagal dalam peperiksaan mereka.
Remaja adalah kelompok manusia yang sedang melalui satu proses transisi. Mereka telah meninggalkan alam kanak-kanak tetapi belum mencapai alam dewasa sepenuhnya. (I'm not a girl but not yet a women)
Keadaan transisi ini tidak stabil. Umpama air yang hendak bertukar menjadi wap, maka molekul-molekulnya terlebih dahulu bergerak dengan cepat dan tidak menentu.
Samalah dengan remaja, jiwa, akal, nafsu, emosi dan lain-lain elemen-elemen mereka sedang bergolak. Takah usia ini paling tidak stabil – tercari-cari identiti diri, krisis pemikiran, perubahan biologi dan macam-macam lagi.
Dan di tahap ini juga remaja akan menemui pelbagai situasi dan kondisi – suka dan duka, kejayaan dan kegagalan, permusuhan dan kasih-sayang, sempadan dan teladan. Muncul pelbagai individu dengan pelbagai kelakuan dan sikap.
Terjadi bermacam-macam peristiwa dengan membawa pelbagai kesan. Salah satunya frust dalam bercinta.
Semua ini tidak berlaku sia-sia melainkan ada 'pelajaran' yang dibawanya untuk difahami dan dihayati. Remaja mesti dapat membaca 'mesej' yang dibawa oleh setiap peristiwa, individu dan keadaan yang berlaku ke atas mereka.
Jika tidak, mereka terpaksa mengulangi pelajaran itu berkali-kali. Sebab itu kita pernah temui orang tertentu yang sentiasa berdepan dengan masalah yang sama berulang-ulangkali.
Jadi langkah pertama supaya remaja 'lulus' dalam pelajaran mereka ialah mereka perlu akur bahawa setiap yang berlaku di alam remaja ada unsur pengajaran dan didikan buat mereka.
Frust cinta hakikatnya adalah 'guru' yang mengajar kita. Setiap guru mengajar sesuatu yang baik, walaupun kadangkala pahit, pedih dan sakit kita menerimanya.
Untuk itu, apabila putus cinta, hendaklah ditanyakan pada diri, "apakah pelajaran yang disebalik semua itu."Pandanglah semua yang berlaku ke atas kita ada tujuan yang tertentu, maka barulah hidup kita sentiasa bertujuan.
Kata ahli-ahli sufi, setiap yang berlaku dalam hidup ialah 'mehnah' – maksudnya didikan terus dari Allah.
Mereka berpendapat bahawa apa sahaja yang berlaku dalam hidup adalah ujian dan ujian itu hakikatnya adalah didikan terus daripada Tuhan.
Ahli sufi menambah lagi bahawa jika manusia tidak mampu dididik melalui didikan terus dari Allah (mehnah) maka manusia tersebut tidak akan dapat dididik lagi oleh sebarang manusia lain. Inilah yang ditegaskan oleh Ibnu Attoillah, seorang sufi yang terkenal dalam buku-buku karangannya.
Jika seorang datang membuat kita kecewa, maka dia adalah 'guru' yang hendak mengajar kita erti sabar.
Jika kita rasa kita sedang dikecewakan, itu menunjukkan kita sedang belajar untuk membina sikap tidak terlalu mengharap.
Begitulah seterusnya dalam apa jua situasi dan masa, kita hakikatnya sedang belajar dan dididik.
Memang pada lahirnya, manusia, peristiwa dan kejadian yang sedang bertindak ke atas kita tetapi sedarilah hakikatnya semua itu adalah datang dari Allah. Semuanya berlaku dengan izin Tuhan, yang dengan itu DIA hendak mendidik kita. Maka terimalah didikan itu dengan baik.
Apakah sebenarnya yang menjadi 'tujuan' di sebalik pelajaran-perlajaran yang datang dalam hidup kita?
Tujuan utamanya ialah untuk mengubah kita. Perubahan tidak dapat dielakkan justeru hidup adalah satu proses perubahan yang berterusan. Yang tidak berubah dalam hidup adalah perubahan itu sendiri. Perubahan sentiasa berlaku dan ia diluar kawalan kita. Kita tidak dapat mengawal hati 'kekasih hati' agar dia sentiasa setia.
Apa yang boleh kita ubah ialah diri kita sendiri. Jadi, berubahlah mengikut haluan dan kawalan kita sendiri. Jangan izinkan orang lain hatta kekasih kita mengawal hidup kita. Sehubungan itu, bijak pandai pernah berkata, "we cannot direct the wind but we can adjust our sail." Ertinya, walaupun kita tidak boleh menentukan takdir yang menimpa tetapi kita diberi kuasa oleh-Nya untuk mentadbir diri kita.
Malangnya, ramai manusia yang ingin memegang takdirnya sendiri. Dia seolah-olah ingin jadi 'Tuhan". Dia ingin semua keinginannya tercapai. Mustahil, manusia hakikatnya lemah. Dia tidak boleh mengawal hati kekasihnya. Dia tidak boleh memastikan kesetiaan kekasihnya. Ingat, mencintai seseorang bukanlah bererti mengatur segala langkah dan perbuatannya demi cinta. Kita tak akan mampu!
Ringkasnya, ujian hidup datang dengan pelajaran, dan pelajaran itu datang bersama tuntutan perubahan. Jika sudah berkali-kali pelajaran disampaikan, tetapi masih tidak ada perubahan, maka itu bermakna remaja gagal dalam 'sekolah' kehidupan mereka.
Frust cinta, hakikatnya adalah ujian yang ingin merubah kita untuk mula mencintai Allah.
Ingat, setiap kali sesuatu menimpa anda, samada baik atau buruk. Itu adalah pelajaran yang menuntut perubahan. Maka ubahlah diri kita selalu, ke arah yang baik, lebih baik dan cemerlang.
Setiap detik, setiap ketika, ada sahaja peristiwa yang akan anda hadapi... maka belajarlah secara berterusan, dan berubahlah secara berterusan... Nanti anda akan mencapai kebaikan secara berterusan pula.
Jangan sekali-kali menangguhkan pelajaran, nanti anda akan menangguhkan perubahan dan akhirnya menangguhkan datangnya kebaikan.
Belajarlah dari sekolah kehidupan semasa remaja lagi, supaya anda tidak diburu penyesalan apabila mencapai usia tua. Kata pepatah, "belajar sewaktu muda bagai melukis di atas batu, belajar sewaktu tua bagai melukis di atas air."
Teringat kata Dale Carnargie dalam bukunya Stop Worrying and start living, "Jangan gergaji abuk kayu!" Dan itulah nasib orang tua yang tidak belajar semasa mudanya!
Kita perlu sedar, hidup ini bagaikan satu siri gelombang yang datang secara bergilir-gilir. Ada ketikanya, gelombang kecil dan tenang dan ada ketikanya gelombang itu besar dan ganas. Pada ketika gelombang itu ganaslah, semuanya terasa serba tidak kena.
Tuhan menetapkan bahawa setiap manusia itu tidak akan mendapat kesenangan sahaja atau kesusahan sahaja.
Masing-masing daripada kita akan mengalami pasang-surut dalam hidup – ada masa senang, ada masa susah.
Justeru dalam kehidupan ini, kita tidak boleh terlalu gembira kerana selepas kegembiraan itu mungkin muncul kesusahan. Begitu juga kita tidak boleh terlalu sedih bila kesusahan kerana mungkin selepas itu Allah swt datangkan perkara-perkara yang menggembirakan.
Kesedaran tentang hukum Sunnahtullah ini akan memberi ketenangan dalam hidup. Apabila kita ditimpa kesusahan, rasakan dalam hati... ya, selepas ini akan datang kesenangan. Sabarlah sebentar.
Dan apabila datang kesenangan, kita tetap tidak alpa... ya, selepas ini akan datang kesusahan. Bersiap-sedialah.
Hakikatnya, tidak ada kesenangan dan kesusahan yang abadi di dunia ini. Kehidupan adalah satu pergiliran antara senang dan susah yang berterusan...
Cabaran kita bukan untuk mengawal perubahan 'cuaca' kehidupan itu tetapi mengubah diri bagi menyesuaikan diri dalam setiap keadaan yang berubah-ubah itu.
Fahamilah hakikat ini.
Apabila kita frust dalam bercinta terimalah bahawa itu adalah hakikat hidup. Hidup bukanlah yang serba kena, serba senang dan serba mudah. Hidup tidak selalu indah, kerana di situlah keindahan hidup!
Sematkan di hati kata pujangga ini: "Sesungguhnya orang yang berkali-kali gagal bercinta, pada suatu saat akan bertemu jua...cinta sejati yang ditunggunya!"





http://romdani45498.blogspot.com/2011/03/frust-dalam-bercinta.html

Amal Untuk Meraih Cinta Allah SWT

Ku cinta Dia. Kita mencintai Allah SWT. Adakah sekadar kata-kata cukup sebagai bukti?
" Tidak, cinta kepada-Nya tidak terbukti hanya melalui kata-kata. "
Hasan Al-Basri rahimahullah berkata:
Para sahabat Nabi SAW berkata: " Wahai Rasulullah! Sesungguhnya kami amat mencintai Allah SWT. " Kemudian Allah SWT mahu menjadikan tanda yang menunjukkan kecintaan kepada-Nya. Dengan itu Allah SWT menurunkan ayat berikut:
قُلْ إِنْ كُنْتُمْ تُحِبُّونَ اللَّهَ فَاتَّبِعُونِي يُحْبِبْكُمُ اللَّهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ
Katakanlah (wahai Muhammad): "Jika benar kamu mencintai Allah SWT maka ikutilah aku. Nescaya Allah SWT mencintai kamu serta mengampunkan dosa-dosa kamu. Dan Allah Maha Pengampun, lagi Maha Mengasihani.
(Ali 'Imran: 31)
Dari Abu Hurairah RA katanya :
Rasulullah s.a.w. bersabda :
Sesungguhnya Allah SWT berfirman: " Barangsiapa memusuhi kekasih-Ku, maka Aku memberitahu kepadanya bahawa dia akan Aku perangi. Dan tidaklah seseorang hamba-Ku itu mendekatkan diri kepada-Ku dengan sesuatu yang amat Aku cintai lebih daripada apabila dia melakukan apa yang telah Aku fardhukan kepadanya. Dan tidaklah seseorang hamba-Ku itu mendekatkan diri kepada-Ku dan melakukan perkara sunnah sehingga akhirnya Aku mencintainya. Maka apabila Aku telah mencintainya, Akulah telinganya yang dia gunakan untuk mendengar, Akulah matanya yang dia gunakan untuk melihat, Akulah tangannya yang dia gunakan untuk mengambil dan Akulah kakinya yang dia gunakan untuk berjalan. Andaikata dia meminta sesuatu kepada-Ku pastilah Aku beri, dan andaikata dia memohon perlindungan kepada-Ku pastilah Aku lindungi. "
(Riwayat Bukhari)
Saidina Umar al-Khattab r.a. pernah berkata :
" Amalan yang paling afdhal ialah melaksanakan amalan yang difardhukan oleh Allah SWT, menjauhi perkara yang diharamkan-Nya dan benarnya niat untuk mendapatkan apa yang ada di sisi Allah SWT semata-mata. "
Al-Quran
Di antara perkara sunat utama yang dapat mendekatkan diri kepada Allah SWT ialah membaca Al-Quran dan mendengarnya dengan penuh tafakkur, tadabbur serta memahaminya.
Firman Allah SWT :
يَا أَيُّهَا النَّاسُ قَدْ جَاءَتْكُمْ مَوْعِظَةٌ مِنْ رَبِّكُمْ وَشِفَاءٌ لِمَا فِي الصُّدُورِ وَهُدًى وَرَحْمَةٌ لِلْمُؤْمِنِينَ
Wahai manusia! Sesungguhnya telah datang kepada kamu Al-Quran yang menjadi nasihat pengajaran dari Tuhankamu, dan penawar bagi penyakit dalam dada kamu, dan hidayah petunjuk (untuk keselamatan), serta rahmat bagi orang-orang yang beriman.
( Surah Yunus: 57)
Sabda Rasulullah s.a.w yang bermaksud:
" Bacalah Al-Quran kerana ia akan memberi syafaat(pertolongan)kepada sesiapa yang membacanya pada hari akhirat kelak. "
Bukti DicintaiNya
Apabila seorang hamba dicintai oleh Allah SWT, maka ada buktinya dan ada tandanya.
Telinganya, hanya mendengar sesuatu yang berupa ketaatan kepada Allah SWT, tidak atas dorongan hawa nafsu dan syaitan.
Pandangan matanya, sentiasa dalam ketaatan kepada Allah SWT, jauh daripada dorongan kebinasaan hawa nafsu dan syaitan.
Tangan kaki dan pergerakannya, sentiasa dalam ketaatan kepada Allah SWT, bukan kemaksiatan kepadaNya.
"Kita muhasabah diri. Adakah terdapat pada diriku bukti-bukti itu? Adakah aku dicintaiNya?"
Asy-Syaukaani berpendapat :
" Allah SWT memberi kepada anggota-anggota tersebut nur-Nya (cahaya) yang menyuluh jalan hidayah dan menghindarkannya daripada kesesatan. "
Siapa Bertakhta Di Hati ?
Firman Allah SWT :
قُلْ إِنْ كَانَ أبَآؤُكُمْ وَأَبْنَآؤُكُمْ وَإِخْوَانُكُمْ وَأَزْوَاجُكُمْ وَعَشِيرَتُكُمْ وَأَمْوَالٌ اقْتَرَفْتُمُوهَا وَتِجَارَةٌ تَخْشَوْنَ كَسَادَهَا وَمَسَاكِنُ تَرْضَوْنَهَا أَحَبَّ إِلَيْكُمْ مِنَ اللَّهِ وَرَسُولِهِ وَجِهَادٍ فِي سَبِيلِهِ فَتَرَبَّصُوا حَتَّى يَأْتِيَ اللَّهُ بِأَمْرِهِ وَاللَّهُ لا يَهْدِي الْقَوْمَ الْفَاسِقِينَ
Katakanlah: " Jika bapa-bapa, anak-anak , saudara-saudara, isteri-isteri, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khuatiri kerugiannya, dan tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai daripada Allah SWT dan Rasul-Nya serta berjihad di jalan-Nya,maka tunggulah sehingga Allah SWT mendatangkan keputusan-Nya ". Dan Allah SWT tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang fasiq. "
(At-Taubah: 24)
Kecintaan kepada Allah SWT pasti membuahkan cinta kepada teman hidup dan keluarga. Cinta insani itu adalah buah daripada cinta kepada Allah SWT. Kecintaan kepada teman hidup dan keluarga perlu didasari dengan cinta kepada Allah SWT.
Kebahagiaan bergantung kepada sesuatu yang menjadi neraca nilai. Andai syara' diambil sebagai neraca nilai, kebahagiaan anugerah Allah SWT pasti bersama. Kebaikan adalah apa yang syara' tetapkan sebagai baik. Keburukan adalah apa yang syara' tetapkan sebagai buruk. Kehidupan dan interaksi indah dihiasi dengan nilai Islam.
Tiada ketaatan kepada makhluk dalam perkara maksiat kepada Pencipta. Allah Al-Khaliq. Harta adalah ujian. Andai dimanfaatkan ke jalan Islam, Insyaallah ianya adalah amal yang akan menghadirkan cinta Allah SWT. Jika yang sebaliknya berlaku, pasti mengundang kemurkaan dan azab-Nya.




http://romdani45498.blogspot.com/2011/03/amal-untuk-meraih-cinta-allah-swt_29.html

Girl Power! in Islam

“Oppression”
“They have to walk 10 steps behind their husband”
“They can’t even work”
Yeah! we heard it all before and probably a lot more. What is it with people thinking Islam treats women as second class citizens? Don’t tell me, you sometimes wonder that too?
Well STOP THERE, because you’ll be surprised just how many rights women are given in Islam. Not Convinced ? Read on ! You will soon realise that its not the Spice Girls who introduced 'Girl Power' but it was Islam.
Next time you think Islam oppresses women, a woman is worth half a man and that Islam treats them like second class citizens then never forget this:
What does Islam give to women? Islam elevated the status of women 1,400 years ago by declaring them equal to men, giving them the right to work, right to education to the highest level, right to vote, right to take public office, right to join the army, right to divorce (God forbid), right to inheritance, right to marry who she wishes (yippie!!) and so on and so forth, the list is endless….you got all day?

Are Muslim women allowed to work?
There is NO legal provision in either the Qur’an or the Sunnah (sayings & way of life, of the Prophet ( blessings and peace be upon him)) which prevents a woman from seeking a career or a job. Women are permitted to take up such important professions as teaching, medicine, lawyers, accountants, MP, journalist – just to name a few!
In British and other western countries women don’t even get paid equally for doing the same job as a man!
The money a Muslim woman earns is her own. In the Western world, on the other hand, any property a woman possessed, belonged exclusively to her husband. WHAT? It’s true.
So I hope that’s made things crystal clear!

Are Muslim women allowed to seek Education?
You bet they are! Acquiring knowledge in Islam, is a duty binding both males and females. In a hadith (saying) of the Prophet (Blessing and peace be upon him) it states:
“It is a duty on both men and women to seek knowledge (religious and secular)”
(Ibn Maajah)
Yet, it was not until the beginning of the 20th Century that Western women were allowed to attend University. Shocking!
So girls, get yourselves down to college/University!

STATUS OF THE MOTHER
Do you want to know something that will make you fall of your seat? Around that time the child was only recognised to have one parent – the father! In Islam, however, the status of the mother is so high, that the Prophet said – “Jannah ( Paradise) is at the feet of the Mother”.(Bukhari & Muslim )

POLITICAL RIGHTS
Islam gave women political rights including voting and taking part in political activities such as sitting in parliament and becoming MPs. Lets not forget that women only got the right to vote in Britain in the beginning of the 20th century!
It took three generations for the British woman to win the most basic rights. Outrageous!Women underwent arrest, humiliation, hunger strikes, protest marches – JUST TO GET THE RIGHT TO VOTE!
Voting was secured as late as 1918. Society was very hostile towards women, regarding them as, wait for it – Deviants. Yet Islam gave women these rights 1400 years ago without them even asking for it!

What rights does a Muslim woman have over her husband?
If there’s one thing that the West believe to be true – is that a Muslim woman has to walk 10 steps behind her husband, she has no say in any matter and she’s there to cook, clean and look beautiful for her ‘Purpose in life’ (husband) to appear. YEAH RIGHT!
Just get your head around some of the rights Islam has provided for women and realise what real GIRL POWER is all about:-
Any money she earns or inherits is her own and her husband still has to provide for her… now we're talking about girl power!
On Marriage, she is entitled to receive a gift, Mahr, (which is usually in the form of money) and this is her own property.
Under Islamic Law a woman cannot be married off without her consent. She has final approval on a marriage partner and she can refuse and cancel a marriage arranged without her consent.
She is not required to change her maiden name upon marriage, as Islam recognizes her independent legal personality.
A great number of Jurists, say that the wife is not required to perform the household chores! ( Malik & Shafi – schools of thought).
Although the Prophet was such a great leader, he assisted in the house cleaning and mended his own clothes. SO HUSBANDS DO SOME HOUSEWORK PLEASE!
It is the husbands duty and full responsibility to provide expenses for: food, clothing, recreation etc, even if his wife is filthy rich!
Contrary to common belief – in the Islamic law a husband cannot, I repeat cannot, beat his wife or even mistreat his wife.
There is a saying of the Prophet ( Blessings and peace be upon him) “ … The best of those are those that are best to their wives”. (Tirmidi)
She also has the right to initiate a separation from marriage if her rights under marriage are not being granted. SO A WOMAN DOES HAVE THE RIGHT TO DIVORCE(or we call it as Fasakh).
Widows have the right to remarry, and they are in fact encouraged to do so.
The Customs of dowry, is a practice which has never been sanctioned by Islam.

I’ve got to stop or I’ll end up writing a book. Believe me this list is endless!

“Why do Muslim women have to cover? This is oppression surely!”
Nowadays, topless and mini skirts are OK but covering yourself is 'oppression'… Who you trying to fool? Take a good look around, be honest – do you think women are being degraded? Yep, so do I.
Women wearing next to nothing selling cars, plastered upon bill boards, upon magazines, the internet and just about anywhere and everywhere. Blimey, if that’s not degrading, what is? Islam emphasizes on modesty. No person should be seen as a sex object. Men also have to dress modestly.

What are the benefits in covering?
When a woman puts on her hijab, dresses moderately and steps out. She’s sending out a message LOUD & CLEAR – “Deal with my mind and not my body”. What will happen:-
Men will stop flirting with you, they’ll start talking to you.
You’ll be taken seriously, because they won’t be looking elsewhere.
There will be no arm around the shoulder or waist, they’ll stand almost a yard apart.

Ask any sister who dresses Islamically, and she’ll tell you, that by behaving like a Muslimah, she attracts a GREAT AMOUNT OF RESPECT.

BLAME MEN NOT ISLAM
Not Islam, but sadly some Muslim men, do oppress women today. This is because of their cultural habits or their ignorance about Islam.





http://romdani45498.blogspot.com/2011/03/girl-power-in-islam.html

Kenapa Aku Bertudung?

Sudah hampir setahun aku memakai tudung.
Dan selama setahun juga soalan dan kata-kata ini diajukan padaku:
"Wah, dah bertudung! Kenapa kau bertudung?"
"Apa mimpi kau bertudung?"
"Baguslah kau dah insaf, macam poyo!"
"Macam baik sangat pakai tudung."
"Aku rasa kau lagi cantik tak bertudung."
"Bertudung bukan untuk orang kampung je ke?"
Macam-macam kerenah telah ku jumpa, tapi paling best sekali yang berkata begini pada ku,
"Baru MASUK ISLAM ke kak?"
Dan kenapa aku memilih untuk bertudung? Biar aku kongsikan bersama mengapa aku bertudung.
Peristiwa Pertama
Hampir setahun lalu, aku duduk berhampiran tingkap memandang ke luar.
Aku melihat burung-burung yang berterbangan dan awan yang biru di kaki langit.
Tiba-tiba hatiku berdetik, kalau suatu hari nanti jika aku ditimpa masalah macam mana ye?
Adakah kawan-kawanku akan bersama denganku? Atau mereka akan menjauhkan diri?
Hampir sejam aku memikirkan jawapannya.
Dan dengan itu, hatiku berdetik, apabila aku dilanda masalah, kawan-kawanku mungkin lari, tetapi Allah sentiasa bersamaku.
Dia sentiasa bersama hamba-hambanya.
"..cukuplah Allah menjadi penolong kami dan Allah adalah sebaik-baik pelindung, maka mereka kembali dengan nikmat dan kurnia (yang besar) daripada Allah, mereka tidak mendapat bencana apa-apa, mereka mengikuti keredhaan Allah. Dan Allah mempunyai kurnia yang besar." - Surah Ali -Imran:173-174
Peristiwa Kedua
Aku membaca sebuah berita kematian. Seorang pemuda yang lebih muda daripadaku meninggal dunia (sebab kematian tidak diingati).
Hatiku berdetik, bagaimana aku kelak di dalam kubur.
Pasti aku diazab dengan azab yang paling pedih. Kerana amalanku tidak sebagus mana.
Peristiwa Ketiga
Aku melihat berita di televisyen. Kisah seorang remaja wanita yang rosak akhlaknya.
Aku melihat ibu bapa remaja tersebut menangis semahu-mahunya megenang perilaku anaknya. Aku menjadi sebak.
Lantas terdetik di hatiku, bagaimana anakku kelak, akan beginikah sikapnya nanti?
Rentetan-rentetan ini yang membuka hatiku untuk bertudung. Agar aku mendapat keredhaan Allah SWT.
Apabila aku bertudung aku merasa ketenangan. Ketenangan yang ku cari selama ini.
Diriku tidak sempurna mana kerana aku insan biasa yang punya kelemahan dan kekurangan. Aku masih memperbaiki kelemahan diri.
Dekatkanlah diri dengan Penciptamu, kerana di situ ketenanganmu.
Peganglah pada tali yang satu; tali agamamu kerana tali agamamu tidak akan putus dan ia akan membantumu.
Jadi selepas ini, aku berharap tidak akan ada lagi yang bertanya mengapa aku bertudung.
Sebaliknya, ucapkanlah Alhamdullilah apabila melihat perubahanku.





http://romdani45498.blogspot.com/2011/03/kenapa-aku-bertudung.html

Layakkah Kita Bergelar Saudara?

"Umi!!!!" Khalid menjerit nyaring.
Sebaris rumah baru sahaja dihancurkan oleh jentolak di hadapan matanya. Khalid yang bersembunyi di sebalik batu-batu yang ada hampir sahaja menjerit ketakutan, mujur suaranya itu tersekat di kerongkong sehinggalah tentera-tentera kejam itu berlalu pergi... Jika tidak, entahkan hidup entahkan tidak lagi dirinya di muka bumi ini.
"Umi!!!" Khalid menjerit lagi.
Kanak-kanak berusia 6 tahun itu berlari-lari di atas serpihan batu-bata,t erpaksa memungkinkan bahawa ibunya ada di situ... Cuaca yang panas terik tidak memberhentikan kakinya daripada terus melangkah, berlari ke segenap penjuru mencari insan yang paling dikasihinya.
"Khalid.. Khalid anak umi..."
Suara lembut itu membuatkan kepala Khalid menoleh ke arah sisinya. Wajahnya yang dibasahi peluh tersenyum senang melihat kehadiran Nur Laili, satu-satunya ahli keluarganya yang masih hidup pada saat itu. Khalid berlari ke arah Nur Laili, Nur Laili mendakapnya senang...
"Umi, Khalid ingat umi dah tinggalkan Khalid macam abi..."
* * *
"Khalid... Mari cepat pergi ke masjid, sekejap lagi azan ni!"
Kedengaran suara Salman Al-Farisi memanggil dari luar rumah. Khalid yang baru sahaja keluar dari bilik air terkedek-kedek lari mendapatkan bapanya.
"Umi, Khalid pergi dulu..." ucapnya seraya melangkah pergi...
"Abi, kenapa kita kena solat di masjid?. Umi tak pergi masjid pun abi..." Khalid bertanya. Matanya yang bening memandang tepat ke dalam anak mata Salman Al-Farisi.
Salman Al-Farisi menarik nafas panjang.
"Kita kan orang Islam sayang, kita lelaki, lelaki kuat, jadi kena solat di masjid. Umi tak apa solat di rumah. Lagipun, bila ramai-ramai orang Islam berkumpul di masjid, orang kafir pun akan gerun, nampaklah orang Islam ni bersatu, bila bersatu, kita akankuat kan sayang?" Salman Al-Farisi cuba menerangkan seringkas mungkin buat kanak-kanak berusia 6 tahun itu.
"Tapi abi...."
"Kenapa Khalid?"
"Kenapa dulu masjid kosong saja, sekarang ni baru nampak penuh... Bukankah sekarang ni banyak tentera, kat setiap penjuru ada tentera, dulu tak ada tentera kenapa orang tak sibuk ke masjid?" Penuh ketulusan suara itu bertanya.
Salman Al-Farisi termenung jauh. Tangannya yang memimpin tangan Khalid digenggam seerat mungkin. Bagaimanakah cara terbaik untuknya menerangkan keadaan ummah pada masa kini kepada kanak-kanak sekecil Khalid.
"Khalid... Kalau Khalid dapat apa yang Khalid nak, tapi Khalid degil, tak mahu dengar cakap abi.. Tiba-tiba satu hari semua tu abi ambil balik , Khalid hidup susah, baru Khalid rasa betapa bermaknanya kesenangan yang lalu kan?"
Angguk.
"Macam tu jugalah keadaan sekarang ni. Dulu, Allah bagi nikmat banyak sangat... Tapi manusia tak mahu bersyukur malah manusia tak nak dengar cakap Allah. Sekarang ni, bila dah susah baru semua tahu betapa pentingnya sesuatu arahan Allah. Mustahil arahan daripadaNya itu sia-sia."
"Abi, Khalid tak mahu lawan cakap Allah!" Khalid bersemangat.
"Ya sayang, Khalid kena jadi macam Khalid Al-Walid. Dia seorang panglima perang yang hebat, dia tak pernah gentar dalam mempertahankan agama Islam bahkan dia rela mati di jalan Allah". Bersemangat Salman Al-Farisi memberi kekuatan buat si anak kecil itu. Satu-satunya anak yang masih tinggal untuk bersama-samanya berjuang di jalan Allah.
"Macam abang-abang?" Khalid bertanya lagi.
Terlalu perit kenangan yang lalu itu untuk dikenang. Anak-anaknya semua berjumlah 5 orang. Kelima-limanya adalah lelaki dan 4 orang daripadanya telah pun syahid di jalan Allah. Biarpun perit, namun Salman Al-Farisi tetap bersyukur kerana mempunyai anak-anak yang bergelar mujahid fi sabilillah!
"Abi....."
Khalid mula menyorok di belakang Salman Al-Farisi.
Lamunan Salman Al-Farisi terhenti. Matanya tertancap, melihat objek-objek yang bergerak di hadapannya. Kelihatan beberapa orang tentera berlegar-legar dengan senapang di sisi. Salman Al-Farisi memandang Khalid di sisi yang ketakutan.
Allah... lindungilah anak yang tidak berdosa ini...
Salman Al-Farisi mendukung tubuh kecil Khalid dan melangkah gagah menuju ke masjid yang berada beberapa langkah lagi di hadapannya. Khalid menangis semahunya di bahu abi tercinta...
* * *
Pom! Pom!
Bunyi ledakan peluru membantutkan konsentrasi seluruh jemaah yang sedang bersolat. Khalid terpaku melihat beberapa baris jemaah yang telah pun rebah ke bumi akibat ditembak ketika sedang bersolat. Sebentar sahaja, dan tentera-tentera kejam itu pun pergi meninggalkan mayat-mayat bergelimpangan di dalam masjid.
Khalid mula tidak keruan. Di mindanya tergambar wajah abi tercinta... Khalid mundar-mandir. Satu persatu wajah para syuhada' yang berada di lantai masjid di tatapnya. Dan...
"Abi!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!"
Khalid meraung. Wajah insan yang amat disayanginya berada di situ. Kepala Salman Al-Farisi berlubang ditembusi peluru. Darah yang berwarna merah pekat mengalir membasahi separuh mukanya.Mengerikan.
"Abi... Kenapa tinggalkan Khalid..."
Pandangan Khalid mulai kelam dan Khalid rebah di situ...
* * *
"Umi..." Khalid bersuara dalam sendunya yang masih berbaki.
Nur Laili yang asyik mengelamun tersentak.
"Ya sayang.." Tangan yang mampu menggoncang dunia itu mengusap lembut kepala Khalid. Penuh kasih.
"Kenapa negara Islam yang lain tak bantu kita?"
Nur Laili terdiam, terpegun dengan pertanyaan si anak kecil yang dimatangkan dengan kesusahan hidup, kengerian peperangan, melarat tanpa insan bergelar ayah di sisi.
"Mereka bantu sayang, mereka beri duit, makanan.."
"Tapi umi, Khalid nak senjata! Khalid nak lawan tentera-tentera yang zalim tu!"
Nur Laili tersentak sekali lagi.
"Umi..." Perlahan, Khalid memanggil.
"Ya sayang..."
"Adakah mereka mendoakan kita?".
"Siapa?"
"Semua orang Islam. Orang Islam semua bersaudara, kan umi?"
Nur Laili terdiam. Kepetahan Khalid membuatkan jiwanya bergelora.
Ya Allah, adakah kami berada dalam ingatan saudara-saudara kami yang sedang hidup dalam kesenangan sekarang???.
"Umi..."
Khalid memanggil lagi.
"Ya..."
"Tidak malukah mereka apabila ditanya di Padang Mahsyar nanti apa yang mereka telah lakukan untuk saudara mereka yang berada dalam kesusahan seperti kita?".
"Siapa?"
"Semua orang Islam. Orang Islam semua bersaudara, kan umi?"
Diam.
"Umi.."
"Ya nak.."
"Apa yang telah mereka lakukan untuk kita?". Khalid yang selesa berada dalam pelukan seorang wanita bergelar umi menggenggam erat tangan wanita solehah itu.
"Siapa?"
"Semua orang Islam. Orang Islam semua bersaudara, kan umi?"
Ayat yang sama diulang-ulang oleh anak kecil itu. Mata Nur Laili mula digenangi air...
"Umi tidak tahu sayang..."
''Oh Allah... Masihkah kami layak bergelar saudara???''.
"Umi..."
"Ya sayang..."
Nur Laili mengucup penuh kasih dahi anak kecil itu. Khalid tidak seharusnya merasai suasana seperti ini, terlalu kejam buat dirinya...
"Umi... Abi pernah kata kalau perang, seharusnya mereka berperang dengan tentera sahaja, bukan orang awam macam kita. Betulkah umi?"
"Ya sayang.."
"Jadi mengapa kita digelar pengganas umi?"
Nur Laili tidak mampu lagi menahan air matanya daripada tumpah. Setitik demi setitik, dia tidak tahu mengapa mereka digelar pengganas. Mungkinkah faktor media massa atau apa?. Itu semua dia tidak kisah tapi mengapa ada juga segelintir umat Islam yang mengatakan mereka pengganas?. Tidakkah mereka tahu keadaan saudara mereka ketika ini...
"Kenapa umi menangis?"
Khalid yang merasa titisan air mata jatuh ke atas kepalanya lantas bangun dan mengelap air mata itu..
"Umi, di padang Mahsyar nanti, air mata ini bakal menjadi saksi buat saudara-saudara kita yang diam, membisu tanpa memberi bantuan, kan umi?".
Angguk.
Pom!!!.
Ledakan peluru itu tepat mengenai dada Nur Laili... Khalid terperanjat. Ini merupakan kali kedua insan kesayangannya rebah di hadapan matanya. Khalid menangis.. Tangannya yang kecil menggoncang-goncang tubuh Nur Laili yang kaku. Sekejap sahaja, tangannya merah dibasahi darah umi tercinta.
"Umi, siapa lagi yang akan menerangi malam Khalid..."
Tentera-tentera kejam itu mara menghampiri Khalid. Senapang diacukan ke kepala kanak-kanak kecil itu. Khalid memandang dengan perasaan amarah kerana maruah dia dan keluarganya telah dirobek-robek. Dia tidak lagi gentar. Batu di sebelahnya di genggam kemas, dan..
"Aku mahu jadi seperti Khalid Al-Walid. Allahu akbar!!" Khalid bangun dan melontar batu itu ke arah tentera yang hampir dengannya. Serentak dengan itu juga bunyi ledakan peluru kedengaran lagi, tepat menembusi kepala Khali. Khalid rebah di samping uminya...
"Umi.... Kita dapat jumpa abi dan abang-abang nanti..."
Dan mata Khalid terpejam jua, untuk selamanya....



http://romdani45498.blogspot.com/2011/03/layakkah-kita-bergelar-saudara.html

Harus Ke Penjara Untuk Kenal Tuhan

Pada tengah hari setelah berbagai penjelasan berjalan dari jam 9 pagi berkaitan Pelatihan Solat Khusyuk, tiba-tiba seorang anak muda mendekati saya:
"Pak... terima kasih", katanya terisak.
"Kenapa anda ada disini?, tanya saya.
"Saya dihukum seumur hidup pak."
"Kenapa...?"
"Saya membunuh satu keluarga", katanya datar.
"Ooo yaa...", mata saya menatapnya sejenak.
"Bapak mungkin masih ingat, pembunuhan satu keluarga di Belakang Balok Bukittingi. Nah pembunuhnya itu adalah saya...", sang anak muda seperti melamunkan kejadian itu kembali.
"Kenapa?"
"saya sakit hati kepada keluarga itu...", katanya mantap.
***beberapa pembicaraan lain saya skip***
"Pak... selama saya di sini di setiap khutbah saya selalu merasa tercabik-cabik, karena khatibnya selalu bercerita tentang azab neraka. Rasanya saya memang sudah pantas untuk masuk ke dalam kerak neraka. Sedang syurga rasanya nggak akan pernah saya rasakan. Bertahun-tahun saya dan teman-teman di penjara ini merasakan hal seperti itu. Penjara bukannya tempat kami bisa menemukan diri kami kembali. Tapi penjara hanyalah tempat perpindahan hidup kami dari alam merdeka ke alam gelap menakutkan di sini...", dia bercerita dengan mata redup.
"Tapi pak... hari ini ada benih-benih kebahagiaan muncul di dalam hati saya. Benih itu begitu cepat mekar dan berbunga. Hari ini, untuk pertama kalinya saya merasa begitu berbahagia. Rasanya bahagia itu begitu dalam... tak berdasar. Semakin saya menyelam... bahagia itu semakin pekat", matanya mulai kembali bersinar oleh sebutir cairan bening yang jatuh dari sudut matanya.
"Kenapa anda begitu bahagia...?", selidik saya..
"Hari ini untuk pertama kalinya dalam hidup ini, saya merasa punya ALLAH...", isaknya mulai memburu.
"Iya pak... Allah saya begitu lembutnya menyentuh hati saya, sehingga dada saya tadi begitu lega dan bahagia. Beban saya bertahun-tahun seperti lenyap seketika saat Alah saya menyentuh dada saya. Allah saya ternyata sangat berbeda dengan gambaran yang yang sering disampaikan orang kepada saya selama ini. Ternyata Allah saya bukan sesuatu yang sangat menakutkan. TIDAK. Allah saya adalah Allah yang sangat menyayangi saya. Ternyata untuk mengenal Allah saya yang sekarang, saya harus terlebih dahulu masuk kedalam penjara ini...", matanya sejenak seperti terpejam.
"Pak... saya sekarang punya Allah...", suaranya mulai serak.
"Ya Allah... Ya Allah...", dadanya kembali bergemuruh.
"Ya Allaaaaaah... Ya Allaaaahhh", jantungnya mulai menggelepar...
"Ya Allah... Ya Allah...", ruhaninya pun meluncur...
Dia tersungkur sujud, sambil menangis dengan suara keras.
Saya pegang pundaknya dengan lembut dan berkata :
"Letakkan semua tangis dan suaramu itu didalam hatimu...!"
Lalu... dia diam... yang ada hanya seonggok tubuh yang sedang sujud. Yang ada hanya butiran air matanya yang mengalir deras. Yang ada hanya gerakan keluar masuk nafasnya yang lembut. Tanda kehidupan.
Kemudian saya ajak dia memuja Allah...
"Subhanallah.... Alhamdulillah, laa ilaha Illallah, Allahu Akbar," dia ikuti semua itu dengan lirih.
Saya minta dia segera memperbaharui syahadatnya dan bershalawat untuk Nabi. Dia lakukan semua itu dengan tubuh menggigil.
Lalu dia beranjak kepojok masjid yang ada di dalam penjara itu, dan dia melakukan shalat yang alangkah panjangnya....
Saat saya pamit mau ke penjara narkoba, saya mencari-cari si pemuda tadi. Tidak ketemu....
"Mana dia...?" bisik hati saya.
Tiba-tiba seseorang mengatakan kepada saya: "Pak si fulan itu..., sedang shalat pak dari tadi..."
Lalu dari mulut saya menggurimin sebait do'a: "Ya Allah... berkehendaklah untuknya ya Allah..."
Dan saya pun berlalu dengan bahagia....




http://romdani45498.blogspot.com/2011/03/harus-ke-penjara-untuk-kenal-tuhan.html

Demi Cinta

Hidup terlalu singkat untuk membenci. Memaafkan pasangan hidup kita seperti memaafkan diri sendiri! Kesalahannya yang besar sekalipun wajar dimaafkan apatah lagi yang sengaja diperbesar-besarkan oleh kita sendiri.
Tirulah sifat Al A'ffu (Maha Pemberi Maaf) Allah SWT... yang terus-terusan memaafkan kesalahan hamba-Nya selagi kitam sudi bertaubat. Hanya dosa syirik, selain itu... pengampunan Allah tidak bertepi dan "bertapi" lagi.
Jadi siapakah kita yang tidak mahu memaafkan kesalahan suami atau isteri kita? Kita hanya manusia yang turut berdosa... Apakah kita terlalu suci untuk tidak memaafkan dosa orang lain? Sesungguhnya, manusia lain berhak mendapat kemaafan sesama manusia. Dan manusia yang paling berhak mendapatkan kemaafan itu tidak lain tidak bukan ialah isteri atau suami kita.
Kerana cinta Allah terus sudi memaafkan, dan kerana cinta jugalah kita seharusnya sudi memaafkan kesalahan pasangan kita hanya kerana mengharapkan kemaafan Allah. Ingatlah, kita mencintai mereka bukan kerana mereka mencintai kita, tetapi kerana perintah Allah agar mencintai mereka!
Katakan kepada diri, betapa sukar sekalipun, kau wajib memaafkan. Memang kadangkala ada tingkah lakunya, tutur katanya atau sikapnya yang terlalu menyakitkan hati... Ditahan-tahan rasa, ditutup-tutup mata, dipujuk-pujuk jiwa, tetapi kesalahan itu terbayang dan terkenang jua. Hendak melupakan? Ah, jauh sekali. Sekadar memaafkan pun begitu berat terasa di hati.
Bila datang perasaan semacam itu di hati mu... sedarlah ketika itu Allah menguji cinta mu! Allah bukan sahaja menguji cinta mu kepadanya, tetapi menguji cinta mu kepada-NYA..
Pada ketika itu terujilah cinta kita, apakah benar-benar cinta kerana Allah atau cinta hanya mengikut perasaan atau cinta nafsu? Memang, orang yang paling dapat membuat diri mu marah ialah orang yang paling kau cintai. Jadi bila kita diuji begini katakan pada diri... Oh, Tuhan Kau sedang mengajarku erti cinta dan sabar.
Jika benar cintakan dia kerana cintakan DIA (Allah), maka mudahlah kita mengorbankan perasaan marah. Justeru sesungguhnya cinta itu sentiasa mengatasi dan mendahului rasa marah. Jika cinta kalah oleh marah, itu menunjukkan cinta kita belum benar-benar cinta! Kita bukan cintakannya, tetapi hanya cintakan diri kita sendiri.
Kemaafan itu akan memberi ketenangan bukan sahaja untuk isteri atau suami mu tetapi buat hati mu sendiri. Percayalah, kebencian dan kemarahan kita terhadap seseorang (lebih-lebih lagi kepada orang yang kita cintai) adalah lebih menyeksa diri sendiri berbanding dia yang kita marahkan.
Kemarahan seumpama 'bom jangka' yang menunggu saat untuk meledak di dalam diri kita.Ia boleh menjelma menjadi satu penyakit cinta yang sangat menyakitkan. Nama penyakit itu ialah "benci tapi rindu".
Sekali lagi, untuk mendapat ketenangan dalam hidup... berilah kemaafan. Kata ahli psikologi, bila kita memaafkan barulah kita 'bebas' dari belenggu individu, peristiwa dan keadaan yang kita marahkan itu.
Selagi belum memaafkan, selagi itulah apa yang kita marahkan sentiasa melekat pada diri dan hati kita.Kemarahan itu adalah "api" dalam hati kita. Ia panas dan membahang dalam diri. Manakala kemaafan umpama salju dingin yang akan memadamkannya.
Justeru, memaafkan pasangan adalah tradisi atau "life style" orang-orang yang soleh. Sayidina Umar memaafkan isteri yang meleterinya. Sayidina Ali pernah memaafkan Siti Fatimah yang pernah mengguris perasaannya. Kita tentu ingin meneladani mereka bukan? Bermulalah dengan sesuatu yang mudah, maafkan orang yang hampir dengan kita. Siapa lagi, kalau bukan isteri atau suami?
Islam menuntut kita memaafkan musuh kita sekalipun... Apatah lagi memaafkan isteri atau suami sendiri. Ingat, kita tidak akan bahagia selagi orang di sisi kita tidak bahagia. Bahagia itu bukan dengan mendapat, tetapi dengan memberi. Bukan hanya memberi keperluan fizikal dan material tetapi keperluan jiwa dan emosi, itulah kemaafan. Dan hakikatnya suami atau isteri kita lebih berhak untuk mendapat kemaafan itu sebelum kita memaafkan orang lain!
Anehnya kita sukar memaafkan orang yang masih hidup. Kita lebih mudah memaafkan orang yang telah mati. Sedangkan kemaafan itu penting untuk orang yang nasuh hidup, bukan untuk orang yang telah mati.
Bayangkan, isteri atau suami kita tiba-tiba sahaja meninggal dunia dan kita tidak sempat memaafkannya, tenangkah hati kita ketika ditinggalkan oleh sidia buat selama-lamanya? Sedangkan masih ada yang "tidak selesai" antara hati-hati kita berdua?
Atau kita sendiri yang tiba-tiba meninggal dunia, bolehkah kita kembali dengan tenang sebelum memberi kemaafan kepada orang lain? Jangan bertangguh lagi, maafkanlah, kerana tanpa kemaafan itu kita akan diburu rasa bersalah sepanjang hayat sekiranya salah seorang kita pergi menghadap Ilahi dahulu.
Percayalah! Saya pernah mendengar cerita betapa ada seorang suami yang kematian isteri, yang hingga kini masih terseksa jiwanya akibat tidak memaafkan isterinya yang tiba-tiba mati dalam satu kemalangan yang tidak disangka-sangkanya. Mintalah kemaafan, dan berilah kemaafan, jika benar kita sedari mati itu datang tiba-tiba!
Telah berapa kali saya ulangi bahawa jika kita tidak maafkan orang lain, samalah dengan tidak memaafkan diri sendiri. Hati kita akan lebih menderita kerana itu. Telah terbukti ramai penghuni rumah sakit jiwa adalah terdiri daripada mereka yang bakhil... Bakhil kerana harta? Bukan! Tetapi terlalu bakhil untuk memberi satu kemaafan. Jangan lokek untuk memberi maaf, jika tidak, hidup kita akan sentiasa diselubungi stres, murung dan resah walaupun mungkin tidak sampai dihantar ke rumah sakit jiwa.
Kekusutan fikiran bukan disebabkan oleh sakit urat saraf tetapi kerana emosi kehampaan, kekecewaan, kekhuatiran, kerisauan dan ketakutan akibat benci dan marahkan sesuatu, seseorang atau keadaan. Penyakit ini tidak dapat diubati oleh sebarang pil, antibodi ataupun vaksin... tetapi hanya oleh tindakan memaafkan orang lain. Memberi maaf itu adalah terapi dan penawar jiwa yang lara.
Seorang ahli falsafah, Plato pernah berkata,"kesalahan ahli perubatan ialah cuba mengubat tubuh badan tanpa mengubat fikiran. Sedangkan fikiran dan jasad adalah satu dan tidak harus dirawat berasingan." Insya-Allah, sekiranya penyakit jiwa dan fikiran diubati terlebih dahulu maka penyakit lahiriah akan dapat diubati dengan mudah. Siapa doktornya? Bukankah diri kita sendiri? Apakah ubatnya? Ya, sikap pemaaf.
Justeru antara adab tidur yang dianjurkan oleh Rasulullah SAW untuk diamalkan oleh kita ialah memaafkan kesalahan orang lain. Setelah membaca "4 Qul", doa tidur dan zikir-zikir yang lain, kita diminta memaafkan semua kesalahan orang lain pada hari itu. Dan "orang lain" yang paling dekat dan hampir dengan kita ialah teman tidur di sebelah... siapa lagi kalau bukan isteri atau suami kita.
Maafkanlah kesalahan pasangan kita sebelum episod hari itu berakhir. Jangan simpan dalam "fail" di hati sanubari kita. "Delete" segera sebelum ia bertukar menjadi virus yang akan merosakkan rasa cinta, sayang, kemesraan dan kerinduan antara kita suami isteri. Jangan lagi fikirkan "sepatutnya, dia tidak boleh buat begitu atau begini..." Selagi masih ada fikiran yang semacam itu, maka selagi itulah tidak akan ada rasa ingin memaafkan atau meminta maaf.
Siapa kita yang sepatutnya dilayan, dihormati dan dibelai mengikut jangkaan kita sendiri? Sebenarnya, jangkaan kita dalam satu-satu itulah yang menyebabkan berlakunya keretakan.
"Isteri ku sepatutnya bersikap begini terhadap ku. "
"Suami ku tidak sepatutnya bersikap begitu dengan ku."
Jangkaan-jangkaan inilah yang menimbulkan kekecewaan apabila ia tidak berlaku seperti yang kita jangkakan. Dan anehnya itulah yang sentiasa berlaku. Kenapa? Jawabnya mudah, dunia dan kehidupan tidak seperti yang kita jangkakan. Oleh itu jangan menempah sakit jiwa dengan sering menjangkakan sesuatu yang tidak mampu dan tidak sepatutnya dijangka. Sebaliknya, terima atau jangkalah sesuatu yang tidak dijangkakan!
Justeru, bila berlaku sesuatu yang tidak dijangkakan bersumber dari pasangan kita, maka sikap memaafkan adalah penawar yang paling melegakan. Oh, sepatutnya begitu, tetapi dia begini, tak apalah... aku maafkan. Aku akan terus mengingatkannya, mendidiknya dan mendoakannya. Semua itu kerana aku masih dan terus cintakannya. Bila ada maaf, itu petanda ada cinta. Tiada ungkapan, "tiada maaf bagi mu" selagi ada rasa cinta.
Kekadang ada yang terlalu sukar memaafkan pasangannya. Mereka ini sentiasa kesal, menyesal dan kecewa atas kesalahan, kekurangan dan kelemahan suami atau isterinya. Mereka yang diserang penyakit "benci tapi rindu" ini akan menyeksa diri sendiri. Kekadang isteri dimarahi, diherdik dan dicaci pada siang hari, namun pada malamnya dia akan tidur bersamanya lagi. Rasulullah SAW sangat membenci sikap suami yang begitu.
Mereka yang sukar memaafkan pasangan hidup akan terseksa sepanjang hidup. Hidup dalam kebencian, kesepian, kemurungan dan rasa bosan yang berpanjangan. Bila dekat timbul jemu, bila jauh timbul rindu.
Jadi maafkanlah selagi dia menjadi teman hidup mu. Petanda cinta mu akan ke syurga ialah rumah tangga mu di dunia menjadi tenang, damai dan harmoni. Apalagi yang boleh menyumbangkan ke arah itu kalau bukan kemaafan?
Kata ahli psikologi, "Tuhan boleh mengampunkan segala dosa kita, tetapi sistem saraf kita tidak." Maksudnya, sistem saraf tidak akan bertolak ansur dengan ketegangan dan kerisauan. Dan jauh lebih lama sebelum itu Rasulullah SAW telah mengingatkan, matilah kamu dengan marah mu!
Saudara/i ku, aku yang menulis ini pun masih bermujahadah untuk memaafkan.




http://romdani45498.blogspot.com/2011/03/demi-cinta.html