Mengenai Saya

Foto saya
Pangandaran, West Java, Indonesia
Simple

Kamis, 08 Maret 2012

Itu Bukan Masalahku

 Seekor tikus panik melihat petani menyiapkan beberapa jebakan tikus di sawah. Ia begitu ketakutan dan segera bergegas mencari bantuan. Saat bertemu ayam ia bercerita.
"Pak Tani memasang jebakan tikus, saya harus bagaimana?" tanyanya pada Ayam. "Wah itu bukan urusanku, mana aku tahu. Uruslah urusan masing-masing" jawab Ayam acuh. Tikus masih ketakutan ia datang menemui kambing. "Pak Tani memasang jebakan tikus, saya harus bagaimana?" tanyanya pada kambing. "Bukankah benda itu dinamakan 'jebakan tikus.' Jadi apa urusannya denganku. Kalau itu jebakan kambing baru aku boleh khawatir," jawab kambing seenaknya. Tikus tetap ketakutan, tapi masih ada harapan, ia pergi menemui sapi. "Pak Tani memasang jebakan tikus, saya harus bagaimana?" tanyanya pada sapi. "Hah jebakan tikus. Itu benda yang kecil sekali, Tidak ada pengaruhnya buat aku. Kenapa aku harus pikirkan." jawab Sapi sinis. Tikus benar-benar sedih, nampaknya benar-benar tidak ada yang mempedulikannya. Apalagi memang ayam, kambing dan sapi adalah peliharaan pak tani, sedangkan dia adalah buruannya pak tani. Malam itu tikus tidur semalaman, ia tidak berani mencari makan karena takut terkena jebakan tikus.
Subuh dini hari ketika hari masih gelap, Pak tani dan istrinya sepeti biasa pergi ke sawah. Mereka juga melihat apa jebakan tikus yang dipasang sudah berhasil menangkap tikus. Karena subuh masih sangat gelap, tanpa sengaja istri Pak tani memegang jebakan tikus yang ternyata menjepit ular berbisa. Ular tersebut sempat mematok istri Pak tani hingga terkena racun berbisa. Istri Pak tani langsung di bawa ke dokter. Karena tak sanggup membayar dokter, pak tani menyembelih ayamnya dan menjual dagingnya untuk membayar biaya dokter. Ternyata perawatan dokter saja tidak cukup untuk mengatasi bisa yang berbahaya ini. Maka terpaksa pak tani membawa istrinya masuk ke rumah sakit. Uang muka masuk rumah sakit cukup mahal. Pak tani terpaksa menyembelih kambingnya dan menjual dagingya ke pasar untuk menutupi uang muka ke rumah sakit. Ternyata biaya perawatannya sangat mahal. Perlu perawatan khusus untuk mengatasinya. Pak tani akhirnya terpaksa menyembeli sapinya dan menjual dagingnya untuk membayar biaya perawatan. Begitulah akhir kisah jebakan tikus. Sapi, kambing dan ayam tidak pernah menduga jebakan tikus yang diacuhkannya justru membuat mereka disembelih lebih cepat.
Apa hikmahnya? Seringkali kita menganggap masalah orang lain bukan masalah kita. Masalah lingkungan bukan masalah kita. Padahal jika kita telusuri bisa jadi masalah tersebut akan mempengaruhi hidup kita juga, atau mungkin keluarga kita. Ada teman atau kerabat kita terlibat narkoba kita biarkan karena itu urusan dia sendiri. Tapi ternyata kita jadi korban karena barang-barang kita dicuri untuk membeli narkoba. Lebih buruk lagi anak kita ikut menjadi candu narkoba akibat perbuatannya. Kita membuang sampah sembarangan, akibatnya terjadi banjir yang salah satunya akibat sampah yang kita buang. Kalaupun kita tidak jadi korban banjirnya, kita jadi korban macetnya. Karena itu jangan terlalu mudah mengabaikan masalah, karena mungkin kita jadi korbannya.
Tetangga kita masuk masa pensiun, ada juga yang di PHK yang di karenakan perusahaannya bangkrut atupun merger atau krisis yang melanda Negeri tsb. Hal ini sudah bukan hal aneh lagi pasti berlaku pada setiap yang bekerja. Akan ada masanya berhenti entah karena pensiun, sakit, PHK, perusahaan bangkrut ataupun kematian.
Seringkali kita abaikan kejadian tersebut. Seolah2 itu bukan urusan kita. Padahal cepat atau lambat hal tersebut akan menghampiri kita juga, sementara kebutuhan hidup tak jua berkurang ataupun semakin murah. Namun kenyataannya kita menutup mata hati dan telinga kita. Larut dalam zona nyaman. Sehingga mengabaikan kejadian tersebut yang akan menjadikan masa tua justru masih sibuk untuk bekerja. “Itu bukan urusan saya. Kalaupun iya, fikirkan nanti saja.”
Karena seringnya mengabaikan kejadian yang sering ada dan menganggap bukan urusan kita atau bagian dari kita, seringkali seseorang justru merasakan akibat buruknya lebih cepat.
Mari kita sama2 membuka mata hati dan telinga kita. Memahami yang mungkin bagi kita sekarang bukan hal yang mendesak namun pada intinya cepat atau lambat hal tersebut TERNYATA adalah hal yang akan kita alami. Lebih menyakitkan jika kita terlambat dalam menyikapinya.
 
 

Saudariku..,Kuingin Meraih Surga Bersamamu

Saudara dan saudariku fillah..
Izinkan saya bercerita tentang sedikit pengalaman pribadi saya. Tulisan ini bermula ketika kemarin pagi...seorang sahabat lamaku bersilaturahim kerumah. Aku melihat seorang sahabat lamaku yg dulu istiqomah dalam memakai jilbab, kini melepasnya tanpa alasan yg jelas. Ketika kutanya kenapa, ia menjawab dengan begitu simple, “ Sudah bosan ! “. Astaghfirullahaladzimmmm...Sedih..sedih dan menangis hati ini mendengarnya..
Memakai jilbab, untuk saat ini dan di negara ini, bukanlah berarti sebuah pengilmuan akan agama. Dulu aku pernah beranggapan bahwa seorang yang memakai jilbab adalah orang yang akan berusaha mempertahankan jilbabnya disebabkan proses pemakaian jilbab itu sendiri membutuhkan pergulatan di hati yang membuncah-buncah dan penuh derai air mata. Tapi sayangnya, makin bertambah usiaku, maka berubah pula anggapan itu disebabkan berbagai kenyataan yang kutemui.
Jujur..proses memakai jilbab itu sendiri bagiku merupakan pergulatan batin yg dahsyat sebelum aku benar2 memutuskan utk memakainya dengan cara yg benar2 syari, bukan hanya sekedar jilbab sebagai asesoris dan penutup kepala. Awalnya aku memakai jilbab kelas 1 SMA hingga lulus sekolah, dan ketika itu aku memakai jilbab hanya ketika bersekolah saja. Setelah pulang sekolah jilbab itupun aku lepas lagi dan mengganti dengan pakaian santai dirumah. Namun sejak aku berkenalan dengan sahabatku Ifta Istiany ketika pertama masuk bangku kuliah tingkat satu, dari situlah keinginan mengistiqomahkan memakai jilbab terpatri kuat dalam hati ini dan aku mulai berazzam: Tidak akan kulepas hijab ini sampai akhir hayat..!! Alhamdulillah keluargapu mendukung dan sampai saat ini masih istiqomah mengamalkannya.
Lalu aku baru menyadari ada sebagian wanita yang menggunakan jilbab hanya karena sekedar disuruh atau diwajibkan oleh orang tua, tempat belajar atau tempatnya bekerja. Jika telah keluar dari ‘aturan’ itu, maka lepas pula jilbab yang menutupi kepalanya.


Mungkin karena itulah kain-kain itu tidak menutup secara benar kepala dan dada mereka.
Sebagian lagi, memakai jilbab karena pada saat itu, jilbab terasa pas untuk dipakai dan lebih menimbulkan kesan ‘gaya’ dan kereligiusan agama. Apalagi jika diberi pernak-pernik di sana-sini. Jilbab yang seharusnya menutup keindahan wanita tersebut malah justru menambah keindahan itu sendiri. Ditambah lagi kesan agamis yang terasa nyaman di hati.
Aku juga pernah berpikir dan bertanya-tanya, bahwa orang-orang memakai cadar dan berjilbab lebar apakah tidak kepanasan dengan seluruh atributnya? Apakah tidak repot jika hendak keluar dimana mereka harus memakai seluruh kain panjang tersebut? Mulai dari baju, jilbab yang lebar, masih harus ditambah memakai kaus kaki! Ah! Dan di balik jilbab itu, ternyata masih ada jilbab lagi! Dan… apakah mereka bisa melihat dari balik cadar yang menutup matanya?
Untuk yang satu ini, waktu tidak cukup untuk menjawab semua pertanyaan itu. Karena butuh pengetahuan lain yang merasuk ke dalam hati untuk mendapatkan jawabannya. Pengetahuan akan indahnya Islam dengan segala pengaturan yang diberikan oleh Allah. Pengetahuan akan surga yang begitu indah dan damai dengan segala kenikmatannya. Pengetahuan bahwa surga tidak akan tercium oleh wanita yang mengumbar-umbar aurat di depan khalayak.
Pengetahuan bahwa penghuni neraka yang paling banyak adalah wanita. Ternyata kerepotan itu bukanlah kerepotan, melainkan sebuah usaha. Usaha dari seorang wanita muslimah untuk menggapai surga-Nya. Untuk bersanding dengan suaminya ditemani dengan bidadari cantik lainnya. Panas dari jilbab itu bukanlah rasa panas yang menyesakkan pikiran dan dada. Akan tetapi hanya sepercik penguji jiwa yang dapat meluruhkan dosa-dosa kecil dari seorang insan wanita. Bukankah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengatakan bahwa setiap kesusahan yang dialami muslim merupakan peluruh bagi dosa-dosanya.
Maka… hatiku kini pedih… Ketika kemarin melihat saudariku yang lain, seiring dengan berjalannya waktu, kini telah membuka jilbabnya. Sempat kutanyakan, “Di mana jilbabnya?”
Ia menjawab, “Tidak sempat kupakai.” Jawaban yang datar dan santai, sama sekali tidak nampak penyesalan dan dosa di wajahnya. Duh Allah..jaga hambaMu ini dari sikap lalai danmendzalimi diri sendiri.
Aih… waktu kutanyakan itu, memang pada saat dimana orang-orang sibuk menyelamatkan dirinya dikarenakan bencana alam. Aku hanya terdiam mendengar jawaban itu. Ah… mungkin karena sangat terkejutnya sehingga tidak sempat berbalik lagi untuk mengambil jilbab.
Tapi hari ini… kutemukan dia sudah menanggalkan jilbabnya sama sekali. Bahkan tak tersisa sedikitpun jejak bahwa ia pernah memakai jilbab. Kini ia telah bercelana pendek dengan pakaian yang pendek pula. Sesak rasanya dada ini. Tetapi belum ada daya dari diriku untuk bertanya lagi tentang sebuah kain yang menutupi kepala dan dadanya.


Masih tersisa di benakku, jika seseorang yang menggunakan jilbab melepas jilbabnya… maka habislah sudah… karena perenungan dan pergulatan hati ketika itu kini telah dikalahkan oleh hawa nafsu. Perenungan yang pernah mendapatkan kemenangan dengan dikenakannya jilbab itu kini justru bahkan tak mau diingat. Hanya kepada Allah-lah aku mengadu dan memohonkan hidayah itu agar tetap ada bersamaku dan kembali ditunjukkan kepadanya.
Saudariku… Tidakkah kau tahu bahwa kuingin meraih surga bersamamu. Dengan hijabmu dan selaras dengan akhlakmu sebagai perwujudan diri dari identitas muslimah itu yang insaallah akan mengantarkan kita di jannahNya.
Saudariku..cintaku yang kusayangi karena Allah..pakailah jilbabmu, pakailah ! Pakailah yg sesuai dengan syari dan tuntunan Rasulullah. Pakailah hijabmu yg dengan demikian engkapun terlihat mulia dan berharga di mata manusia juga di mata Allah. Maka, saat ini aku hanya bisa berdoa. Semoga kita bertemu di surga kelak…amin dan semoga.


http://romdani45498.blogspot.com/2010/12/saudarikukuingin-meraih-surga-bersamamu.html

PIlih Mana...? Kekayaan,Kesuksesan Atau Kasih Sayang…?

Suatu ketika, ada seorang wanita yang kembali pulang ke rumah dari perjalanannya keluar rumah, dan ia melihat ada 3 orang pria berjanggut yang duduk di halaman depan. Wanita itu tidak mengenal mereka semua.
Wanita itu berkata dengan senyumnya yang khas: "Aku tidak mengenal Anda, tapi aku yakin Anda semua pasti orang baik-baik yang sedang lapar. Mari masuk ke dalam, aku pasti punya sesuatu untuk mengganjal perut".
Pria berjanggut itu lalu balik bertanya, "Apakah suamimu sudah pulang?" Wanita itu menjawab, "Belum, dia sedang keluar". "Oh kalau begitu, kami tak ingin masuk. Kami akan menunggu sampai suamimu kembali", kata pria itu.
Di waktu senja, saat keluarga itu berkumpul, sang isteri menceritakan semua kejadian tadi. Sang suami, awalnya bingung dengan kejadian ini, lalu ia berkata pada istrinya, "Sampaikan pada mereka, aku telah kembali, dan mereka semua boleh masuk untuk menikmati makan malam ini".
Wanita itu kemudian keluar dan mengundang mereka untuk masuk ke dalam.
"Maaf, kami semua tak bisa masuk bersama-sama" , kata pria itu hampir bersamaan. "Lho, kenapa? tanya wanita itu karena merasa heran.
Salah seseorang pria itu berkata, "Nama dia Kekayaan," katanya sambil menunjuk seorang pria berjanggut disebelahnya, "sedangkan yang ini bernama Kesuksesan, sambil memegang bahu pria berjanggut lainnya.


Sedangkan aku sendiri bernama Kasih-Sayang. Sekarang, coba tanya kepada suamimu, siapa diantara kami yang boleh masuk kerumahmu."
Wanita itu kembali masuk kedalam, dan memberitahu pesan pria di luar. Suaminya pun merasa heran. "Ohho.menyenangka n sekali. Baiklah, kalau begitu, coba kamu ajak si Kekayaan masuk ke dalam. Aku ingin rumah ini penuh dengan Kekayaan."
Istrinya tak setuju dengan pilihan itu. Ia bertanya, "sayangku, kenapa kita tak mengundang si Kesuksesan saja? Sebab sepertinya kita perlu dia untuk membantu keberhasilan panen ladang pertanian kita."
Ternyata, anak mereka mendengarkan percakapan itu. Ia pun ikut mengusulkan siapa yang akan masuk ke dalam rumah. "Bukankah lebih baik jika kita mengajak si Kasih-sayang yang masuk ke dalam? Rumah kita ini akan nyaman dan penuh dengan kehangatan Kasih-sayang. "
Suami-istri itu setuju dengan pilihan buah hati mereka. "Baiklah, ajak masuk si Kasih-sayang ini ke dalam. Dan malam ini, Si Kasih-sayang menjadi teman santap malam kita."
Wanita itu kembali ke luar, dan bertanya kepada 3 pria itu. "Siapa diantara Anda yang bernama Kasih-sayang? Ayo, silahkan masuk, Anda menjadi tamu kita malam ini."
Si Kasih-sayang berdiri, dan berjalan menuju beranda rumah. Ohho.. ternyata, kedua pria berjanggut lainnya pun ikut serta. Karena merasa ganjil, wanita itu bertanya kepada si Kekayaan dan si Kesuksesan.
"Aku hanya mengundang si Kasih-sayang yang masuk ke dalam, tapi kenapa kamu ikut juga?"
Kedua pria yang ditanya itu menjawab bersamaan. "Kalau Anda mengundang si Kekayaan, atau si Kesuksesan, maka yang lainnya akan tinggal di luar. Namun, karena Anda mengundang si Kasih-sayang, maka, kemana pun Kasih sayang pergi, kami akan ikut selalu bersamanya. Dimana ada Kasih-sayang, maka kekayaan dan Kesuksesan juga akan ikut serta. Sebab, ketahuilah, sebenarnya kami berdua ini buta. Dan hanya si Kasih-sayang yang bisa melihat. Hanya dia yang bisa menunjukkan kita pada jalan kebaikan, kepada jalan yang lurus. Maka, kami butuh bimbingannya saat berjalan. Saat kami menjalani hidup ini."


http://romdani45498.blogspot.com/2010/12/pilih-mana-kekayaankesuksesan-atau.html

"Kata-Kata Khalifah."

"Diamnya orang yang bodoh merupakan tutup bagi kebodohannya."
"Sikap diam yang menyebabkan engkau menjadi mulia itu lebih baik , dari pada berkata yang menyebabkan engkau menyesal."
"Sikap diam yang menyebabkan engkau menjadi berwibawa itu lebih baik, dari pada berkata yang menyebabkan engkau tercela."
"Sikap diammu sehingga engkau diminta berbicara itu lebih baik, dari pada engkau banyak berbicara sehingga engkau diminta untuk diam."
(Ali bin Abi Thalib Radhiyallahu 'Anhu).
 "Orang yang berakal, jika diam ia berfikir, jika bersuara ia bedzikir, dan jika memandang ia mengambil pelajaran."
( Ali bin Abi Thalib Radhiyallahu 'Anhu ).
"Barang siapa yang menghindari berlebih-lebihan dalam berbicara, maka ia akan dianugerahi hikmah. Barang siapa yang menghindari berlebih-lebihan dalam melihat, maka ia akan dianugerahi hati yang khusyu. Barang siapa yang menghindari berlebih-lebihan dalam makan, maka ia akan dianugerahi kelezatan dalam beribadah.
Barang siapa yang menghindari berlebih-lebihan dalam bergurau, maka akan dianugerahi kewibawaan. Barang siapa yang meninggalkan rasa cinta terhadap dunia, maka ia akan dianugerahi kecintaan terhadap akhirat."
(Umar bin Khattab Radhiyallahu 'Anhu).
"Barang siapa yang banyak bicaranya, maka ia sering tergelincir dalam kesalahan. Barang siapa sering tergelincir, maka ia banyak dosa dan kesalahan.Barang siapa banyak dosa dan kesalahannya, maka neraka layak baginya."
(Umar bin Khattab Radhiyallahu 'Anhu).
"Barang siapa yang banyak tertawa, maka akan berkurang wibawanya. Barang siapa yang suka menghina orang lain, dia juga akan dihina. Barang siapa yang mencintai akhirat, dunia pasti menyertainya. Barang siapa menjaga kehormatan orang lain, pasti kehormatan dirinya akan terjaga."
( Umar bin Khattab Radhiyallahu 'Anhu ).
"Wadah ucapan adalah hati, gudangnya adalah fikiran, penguatnya adalah akal, pengungkapannya adalah lisan, jasadnya adalah huruf, ruhnya adalah makna, hiasannya adalah i'rab , dan aturannya adalah kebenaran."
( Ali bin Abi Thalib Radhiyallahu 'Anhu ).
"Luka yang disebabkan lidah (suatu omongan/pembicaraan/perkataan),
lebih sakit dari pada luka karena goresan pedang."
( Ali bin Abi Thalib Radhiyallahu 'Anhu ).
"Orang yang menasehatimu berarti ia telah memberikan cahaya penerangan kepadamu. Sedangkan yang merasa cukup dengan pendapatnya sendiri pasti kan binasa."


http://romdani45498.blogspot.com/2010/12/kata-kata-khalifah.html 

"Kegelapan & Penerangnya."

1. Cinta pada dunia adalah gelap,
sedangkan lampunya adalah taqwa kepada-Nya.

2. Dosa adalah kegelapan,
sedangkan lampu penerangnya adalah taubat.

3. Kubur adalah gelap,
sedangkan lampu penerangnya adalah kalilat:
"Laa ilaaha illallaah Muhammad Rasulullah".

4. Akhirat adalah gelap,
sedangkan lampunya adalah amal shaleh.

5. Titian jembatan di atas neraka adalah gelap,
sedangkan lampunya adalah yakin."


[Abu Bakar Ash-Shidiq Radhiyallahu 'Anhu]


http://romdani45498.blogspot.com/2010/12/kegelapan-penerangnya.html 

"Kata-Kata Hikmah Ustman bin Affan Radhiyallahu'Anhu."

  • -"Saya heran kepada orang yang tahu akan datangnya mati, namun ia tertawa.
  • -Saya heran kepada orang yang tahu bahwa dunia ini akan rusak, namun ia menyukainya.
  • -Saya heran kepada orang yang tahu bahwa semua urusan itu berjalan sesuai keputusan Allah Subhanahu Wa Ta'ala, namun ia masih bingung karena urusan itu terkadang terlewati.
  • -Saya heran kepada orang yang telah mengetahui adanya hisab, namun ia berlomba-lomba mengumpulkan harta.
  • -Saya heran kepada orang yang mengetahui adanya neraka, namun ia malah berbuat dosa.
  • -Saya heran kepada orang yang telah meyakini adanya Surga, namun ia bersenang-senang dengan dunia.
  • -Saya heran kepada orang yang mengetahui setan sebagai musuh, namun ia menaati ajakannya."
~ "Ustman bin Affan Radhiyallahu'Anhu."~


http://romdani45498.blogspot.com/2010/12/kata-kata-hikmah-ustman-bin-affan.html 

"Jangan Yang Muluk-Muluk Dulu...

Apa rencana kita hari ini?
Target apa hari ini?
Apa pun yang akan kita lakukan berusahalah untuk menjadi pribadi yang baik.
Maka lakukanlah hal-hal yang baik. Walau pun itu kecil, Tidak mungkin kita naik tangga langsung ada di atas, pasti semuanya sepakat berawal dari tangga yang paling bawah.
Niatkan hari ini dengan perubahan yang baik. lakukan hal-hal yang baik, jangan terlalu muluk-muluk, yang ringan-ringan saja. Bantu orang tua melakukan pekerjaannya,merawatnya dikala beliau sedang sakit, membantu saudara yang lagi kesusahan, menghiburnya, pasti mereka  akan mengucapkan banyak terima kasih.
Bantulah tetangga kita, pasti mereka akan senang mendapatkan bantuan kita.
Bersihkan hati,  bersihkan lingkungan lingkungan sekitar kita, pasti orang-orang pun akan berbuat seperti kita.
Bayangkan jika setiap orang hari ini melakukan kebaikan. dunia ini akan seperti apa ya...?
Subhanallah!!!
Apalagi jika itu dilakukan setiap hari. Damai, tentram, tenang, nyaman. Kita akan aman bepergian kemana saja yang kita mau. Sampai kapan pun kita meninggalkan tidak akan merasa khawatir walau tidak di kunci.
Semua pasti menginginkan hal itu. Berbuat baiklah hari ini, untuk diri kita sendiri, untuk orang lain, untuk sekitar kita, untuk bangsa ini, untuk agama ini. Apa pun yang kita lakukan pasti ada balasannya.
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman (yang artinya)
"Berlomba-lombalah kamu (dalam berbuat) kebaikan. dimana saja kamu berada, pasti Allah akan mengumpulkan kamu sekalia (pada hari kiamat). Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu."
( Qs.Al-Baqarah [2] : 148)
"Dan berbuatlah baik karena sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik."
(Qs. Al-Baqarah [2] : 195).
"Selamat Anda hari ini telah berbuat baik."
TETAP SEMANGAT DAN OPTIMIS SELALU.
"Janganlah kamu menjadi orang yang "ikut-ikutan" dengan mengatakan "Kalau orang lain berbuat kebaikan, kami pun akan berbuat baik dan kalau mereka berbuat zalim kami pun akan berbuat zalim". Tetapi teguhkanlah dirimu dengan berprinsip, "Kalau orang lain berbuat kebaikan kami berbuat kebaikan pula dan kalau orang lain berbuat kejahatan kami tidak akan melakukannya".
(HR. Tirmidzi).
"Orang yang memberi petunjuk kepada kebaikan sama pahalanya seperti orang yang melakukannya."
(HR. Bukhari).
 
 

"Berkawan jangan 'Tertawan'"

  • Pentingkah Memilih Teman?
Teman merupakan salah satu faktor yang berperan dalam proses pendidikan kita di sekolah dan masyarakat. Karena teman adalah tempat berinteraksi dan tempat membaur selain di keluarga yang mempunyai peran dominan dalam perkembangan sifat, perilaku dan kepribadian. Itulah pentingnya teman, sehingga teman yang baik akan menularkan kita kepribadian yang baik begitu juga sebaliknya. Maka dari itu, memilih teman sangat penting agar kita tidak terpengaruh pada kejelekan.
  • a) Musuh jadi teman.
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman (yang artinya);“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil musuh-Ku dan musuhmu menjadi teman-teman setia yang kamu sampaikan kepada mereka (berita-berita Muhammad), Karena rasa kasih sayang; padahal Sesungguhnya mereka telah ingkar kepada kebenaran yang datang kepadamu, mereka mengusir Rasul dan (mengusir) kamu Karena kamu beriman kepada Allah, Tuhanmu. jika kamu benar-benar keluar untuk berjihad di jalan-Ku dan mencari keridhaan-Ku (janganlah kamu berbuat demikian). kamu memberitahukan secara rahasia (berita-berita Muhammad) kepada mereka, Karena rasa kasih sayang. Aku lebih mengetahui apa yang kamu sembunyikan dan apa yang kamu nyatakan. dan barangsiapa di antara kamu yang melakukannya, Maka Sesungguhnya dia Telah tersesat dari jalan yang lurus.”
(Q.S Al Mumtahanah: 1)
Sebab turunnya ayat ini adalah kisah Hathib bin Abi Baha’ah yang dianggap sebagai orang munafik karena ia membuka rahasia Rasul kepada musuh Rasul.
 Sehingga dalam ayat ini Allah melarang orang yang beriman itu berkawan, meminta pendapat atau nasehat kepada musuh Allah. Namun, pada ayat selanjutnya (ayat 7-9), membuka harapan bahwa mungkin Allah akan mengubah keadaan orang-orang yang semula menjadi musuh akan menjadi kawan setelah masuk Islam serta beriman.
Allah tidak melarang hambaNya berperilaku baik terhadap orang-orang yang tidak memeranginya dan agamanya.
Seorang yang dianggap musuh tidak boleh dijadikan teman setia. Larangan ini boleh jadi suatu sikap andai suatu saat nanti berbalik menyerang/memusuhi. Musuh yang dimaksud disini hanya orang yang memerangi Allah dan agamanya. Namun, tidak dilarang berbuat baik kepada orang selain itu. agar kita bisa mengajak kepada kebenaran.
  • b) Teman yang burukHadits perumpaan teman yang shalih dan buruk
عن أبي موسى،عن النبي صلى الله عليه وسلم قال “إنما مثل الجليس الصالح والجليس السوء، كحامل المسك ونافخ الكير. فحامل المسك، إما أن يحذيك، وإما أن تبتاع منه، وإما أن تجد منه ريحا طيبة. ونافخ الكير، إما أن يحرق ثيابك، وإما أن تجد ريحا خبيثة”.
“Perumpamaan teman yang shalih dan teman yang buruk ialah seperti pembawa minyak wangi dan pandai besi. Pembawa minyak wangi mungkin akan memberi minyak kepadamu, kamu membeli darinya, atau kamu mencium baunya yang harum. Sedangkan pandai besi mungkin akan membakar pakaianmu atau kamu mencium bau yang tidak sedap.” 
(HR. Bukhari no. 5214).
Lihatlah teman kita apakah semua bebas dari kemaksiatan? Berbagai bentuk maksiat telah menyelimuti kita, tanpa hidayah Nya kita tidak akan bisa lepas. Banyak factor sehingga teman kita terperangkap kemaksiatan, seperti halnya
akibat pergaulan yang salah. Pergaulan dengan teman yang salah mempengaruhi pemikiran kita jauh dari kebenaran.
 Teman yang shaleh diibaratkan oleh hadits diatas sebagai pembawa minyak wangi dan teman yang buruk diibaratkan pandai besi.
Teman yang shaleh bisa menunjukan kebaikan kepada kita serta menganjurkan kita untuk melaksanakannya dan juga bisa menjelaskan kepada kita tentang kejelekan dan mengingatkan kita untuk tidak melakukannya. Teman yang buruk mengajak kepada suatu keburukan dan menghalangi dari kebaikan.
Teman itu ada ada tiga macam menurut Syaikh Bakr Abu Zaid, yaitu teman manfaat, teman kenikmatan dan teman kemuliaan. Teman manfaat adalah orang yang hanya berteman selama masih bisa mengambil manfaat darimu. Jika manfaat itu sudah tidak ada, maka ia berbalik menjadi musuhmu. Teman kenikmatan merupakan orang yang berteman semata-mata agar dia bisa bersenang-senang denganmu untuk ngobrol, santai, dan begadang. Teman jenis ini hanya membuang waktu karena tidak ada manfaat yang diberi dan yang diambil. Teman kemuliaan yaitu teman yang bisa mengajakmu pada keutamaan dan mencegahmu dari perbuatan buruk. Teman jenis ini ibarat “mata uang yang langka” atau sulit didapat dimana dengannya bisa saling mendapat keutamaan.
Bukan berarti secara total kita menghindar dari teman yang buruk sifatnya itu, jika bisa dan lebih baik lagi antarkan temanmu kearah kebaikan, yang justru mendapat manfaat jika berteman denganmu.Dua orang lebih teman akan mirip perilaku dengan satunya karena ibarat besi yang bertemu magnet. Kuatnya pengaruh teman jika mendapat teman baik, baiklah kita. Jika mendapat teman buruk, buruk pula kita.
Memilih teman menurut Syeh Az-Zarnuji yaitu,
a. Memilih teman yang tekun.
b. Memilih teman yang wira’i.
c. Memilih teman yang berwatak jujur.
d. Memilih teman yang mudah memahami masalah.
e. Menghindari teman yang malas.
f. Menghindari teman yang pengangguran.
g. Menghindari teman yang cerewet.
h. Menghindari teman yang mengacau.
i. Menghindari teman yang gemar memfitnah.
C. Sikap Bersahaja dalam BerkawanMakna bersahaja itu sendiri adalah sikap atau perilaku seseorang sesuai dengan kemampuan yang dimiliki disesuaikan dengan kebutuhan. Jadi tidak didasarkan pada keinginan semata.
  • a) Tidak berlebihan dalam berteman
Jika kaitannya bersahaja dengan teman maka seperti hadits ini.
عن أبي هريرة أراه رفعه قال: (أحبب حبيبك هونا ما، عسى أن يكون بغيضك يوما ما، وأبغض بغيضك هونا ما، عسى أن يكون حبيبك يوما ما)
 Dari Abu Hurairah berkata,”Cintailah kekasihmu dengan sederhana saja. Boleh jadi kelak akan menjadi musuhmu dan bencilah musuhmu dengan sederhana saja. Boleh jadi suatu saat dia akan menjadi kekasihmu.
(HR. Turmudzi no.2065) Disahihkan oleh Imam Al Muhadhis Al Albani.
 Hadits diatas menjelaskan bahwa dalam berkawan bahkan mencintai secukupnya saja tidak perlu berlebihan dalam sikap, manusia itu tidak selalu konsisten dalam sikapnya. Timbullah penyesalan ketika cinta yang amat sangat berubah menjadi benci atau justru malu ketika tiba-tiba jadi mencintai orang yang dulu sebagai musuh. Hal ini terjadi karena tidak ada jaminan seseorang akan selalu tetap ada disamping kita, kelak akan berpisah juga. Saat sikap yang sederhana dalam cinta dan benci, jika perpisahan itu terjadi penyesalan yang timbul tidak akan sangat kehilangan.
  • b) Jangan sombong
“Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri.”
(Q.S Luqman: 18)
Kata (مخثل) mukhtal diambil dari kata yang sama dengan خيال karenanya kata ini pada mulanya berarti orang yang tingkah lakunya diarahkan oleh khayalan, bukan oleh kenyataan yang ada pada dirinya. Bisaanya orang ini berjalan angkuh dan merasa dirinya memiliki kelebihan dibanding orang lain. Kuda dinamai khail (خيل) karena cara jalannya mengesankan keangkuhan sehingga membanggakan apa yang dimilikinya bahkan tidak jarang membanggakan yang bukan miliknya.
Mukhtal dan fakhur sama-sama membanggakan diri. Mukhtal lebih kepada tingkah laku sedang fakhur dominan pada ucapan.
Kita dilarang memalingkan muka dari manusia. Memalingkan muka tentu saja karena sombong. Orang sombong adalah orang yang merasa lebih dan menganggap diri lebih mulia jika dibandingkan dengan orang lain.
Orang sombong bisa saja karena pintar, bisa saja karena kaya, bisa karena kuat, bisa karena bagus fisik dan tidak cacat, bisa karena keturunan bangsawan dan sebagainya. Maka bentuk kesombongan itu adalah menghindari diri dari bergaul dengan orang bodoh, orang miskin atau orang yang serba berkekurangan.
Bila kita merasa lebih dari orang lain, maka disinilah munculnya dan tumbuhnya perasaan dan sikap sombong. Bila menghindari diri dari orang-orang yang serba kurang baik, niscaya kita akan medapat resiko yang lebih jelek. Satu hal yang tidak boleh dilupakan dan dikhianati adalah dalam proses pendidikan merupakan sarana pergaulan orang bodoh dengan orang pintar yang wajib dilaksanakan. Makanya kehidupan dalam masyarakat yang harmonis adalah dengan membangun kerukunan sesama warga.
 Fungsi-fungsi yang wajib dijalankan adalah yang kaya menyantuni yang miskin, yang pintar mengajar orang bodoh, yang kuat melindungi yang lemah, yang mampu membantu yang serba berkekurangan. Tidak sebaliknya yakni “
memalingkan muka dari manusia “ atau menzalimi sesama dalam masyarakat. 
 
 

"A L A M A T T E T A P"

Pada saat dan ketika ini, satu angkatan tentara sedang menuju ke arah diri kita? datangnya untuk menamatkan riwayat hidup kita! Langkahnya tidak pernah henti, semakin hari semakin dekat, dan hentakan kakinya bisa menggoncangkan jantung kita.
Angkatan tentara ini terus melangkah setapak demi setapak ke arah kita... tujuannya hanya satu, untuk 'membunuh kita!. Tiada seorangpun yang bisa menghindarinya... Tiada kekuatan Bala Tentara manapun yang bisa menandinginya... Tiada sebarang kerajaan di dunia pun yang dapat menghalanginya.
Itulah "Tentara Malaikat Maut" yang menjalankan perintah ALLAH untuk memayatkan kita karena kita sebenarnya telah di jatuhkan ketetapan mati sebelum kita lahir! kita telah di jatuhkan hukuman sejak dari dalam perut Ibu.



 ***
 Tetapi manusia memilih lalai dan alpa. Pada waktu tengah hari, ketika Adzan Dzuhur sedang berkumandang, mereka memenuhi Bank Islam, Pasar Islam, Kedai Makan Islam, Museum Islam, Perpustakaan Islam... sedangkan Rumah Tuhannya orang Islam kosong...
Matahari mulai tergelincir. Kelihatan manusia mulai pulang dari tempat kerja masing-masing... Ada yang cedera di tempat kerja, tetapi esok akan tetap datang bekerja. Ada yang bertengkar dan bergaduh di tempat kerja, tetapi esok akan tetap datang lagi dan teruskan bekerja seperti biasa...
Dalam dunia ini terdapat banyak manusia yang perasaan sibuk dengan hal keduniaan, dan tidak suka dengan perbincangan mengenai MATI karena bimbang kelezatan dunia akan hilang. JIka di bincang tentang MATI sekalipun, apa yang di bincangkan hanyalah tentang keburukan mati karena dengan kematian itu, mereka akan kehilangan uang dalam bank, harta, tanah, anak istri, mobil mewah dan segala kelezatan dunia yang lainnya.
Tetapi manusia masih perasaan sibuk... Pada petang hari, setelah pulang dari kerja-kerja dunia yang memenatkan, manusia mulai menambah penat dengan berolah raga sehingga maghrib... dengan alasan untuk hilangkan stress...
Dan pada waktu malamnya pula, manusia mulai bergerak mencari hiburan, juga untuk menghilangkan stress... nonton film, nonton TV, ngobrol larut di kedai kopi, berkaraoke dan lain2 lagi...
"mau hilangkan stresslah, sudah sehari suntuk bekerja..." Itulah alasan yang sering di berikan sekiranya di pertanyakan. Pada ketika ini masih memilih lalai dan alpa... masih berseronok mencari hiburan duniawi...
Di dalam kubur, ada yang ketika di dunia dahulu pandai menyanyi tetapi sekarang senyap membisu... ada yang melupakan mati tetapi sekarang sedang menjadi mangsanya...
Dan apa yang perlu takut dan risaukan adalah, kita masih belum mengetahui ALAMAT TETAP KITA...
Apa alamat tetap di masa depan kita?, Syurga? atau Neraka?




http://romdani45498.blogspot.com/2010/12/l-m-t-t-e-t-p.html

*** Nakalnya Cinta ***

"..Lihatlah dan engkau pun pasti pernah atau bahkan sedang merasakan nakalnya cinta. Ia mengetuk pintu air mata. Jadilah mata berkaca dan tetesan bening pun berlinang menyusuri pipi. Pun, tak ada tangan lembut yang menyeka.."
**************************************************
Kembali pena ini hadirkan tentang cinta karena ia menyusup dalam kehidupan tanpa meminta dan dipinta. Cinta memberikan warna dalam kanvas kehidupan walaupun manusia belum memahami makna kehidupan itu sendiri. Cinta memberi bekas dalam hidup. Kadang bekas itu berupa luka maupun dentuman bahagia. Tanpa sadar harus dan telah memilih, manusia bisa menjadi digdaya atau bahkan gila karena cinta. Maka, bukankah hanya kepada Pemilik dan Penganugerah Cinta lah kita pasrahkan jiwa??
>>Kenakalan Cinta. . .
Cinta itu nakal. Lincah, pula. Dibuatnya bayi menangis, menjerit dan berteriak hanya untuk menggapai susu sang ibu.
Cinta itu nakal. Lihatlah disana. Betapa banyak anak gadis tersihir rayuan gombal cinta dari lelaki. Betapa banyak anak lelaki ingusan harus berlagak pahlawan di depan wanita yang dicinta. Ia harus tersulap dan bertopeng menjadi laki-laki bijaksana nan arif. Penampilan pun berubah baik dari pakaian, parfum dan gaya berjalan hanya untuk sekedar menepati janji pertemuan dengan si dia.
Sungguh nakal cinta itu. Lihatlah si kaya memiskinkan diri agar meraih kenikmatan sesaat dengan kekasih hati yang tak sah secara syar’i. Lihatlah pula si miskin, ia mengkayakan dirinya agar terlihat “wah” di depan sang pujaan. Para wanita pun dibuat nakal oleh cinta. Jadilah mereka tak bermalu. Jadilah mereka begitu mudah terayu. Jadilah mereka diobral. Secara sadar atau tidak, mereka mengatasnamakan cinta sejati. Mereka rela berkorban segalanya demi pria yang dikasihi.
Nakalnya cinta. Atas namanya lah seorang muda-mudi berzina. Mereka robohkan keimanan dan kehormatan diri.
Aiiiiiiiiiiih..
Karena kenakalan cinta, seorang suami kerap kali berbohong menutupi jati dirinya karena khawatir isterinya akan kecewa. Kekecewaan sang isteri adalah rasa sakit yang menyesakkan dadanya. Maka tak usah kaget ketika sang isteri baru tahu belakangan sang suami adalah koruptor..
Bisa jadi sang suami yang begitu baik, santun dan penuh kasih itu ternyata seorang berdarah dingin yang bisa membunuh ratusan orang dengan kesadisannya.
Demi kebahagiaan sang anak, atas nama cintalah orang tua harus bermaksiat kepada Allah. Jadilah ayah seorang pencuri. Jadilah ia pemakan riba. Jadilah ia pendusta. Jadilah ia menghalalkan yang haram atau mengharamkan yang halal.
Aduhai. .
Nakalnya cinta. Ia hadir dan bereaksi dalam jiwa dan membuat letupan-letupan makna yang kerap mengejutkan. Dan jiwa pun tak sadar kapan ia bergemuruh di langit hati. .
Terlalu banyak manusia yang menjadi korban kenakalan cinta. Bertumpuk-tumpuk novel-novel picisan menglamorkan kisah para korban cinta itu dalam adegan-adegan heroik. Padahal siapaun tahu kalau adegan tersebut adalah kecelakaan yang menonjok jiwa sekaligus menumbuhkan dosa.
“dijadikanlah indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia dan di sisi Allah lah tempat kembali yang baik (surga)..”[1]
>>Mendayung Hati di Telaga Cinta Sejati. .
Adalah Allah azza wajalla telah selipkan teori mengakali cinta dalam lengkap, agung dan paripurnanya ajaran islam sebagai risalah langit. Hanya islam lah yang mampu jelmakan cinta menjadi anugerah. Hanya islamlah yang mampu menempatkan cinta pada rel yang sebenarnya.
Untukmu saudaraku,
Untukmu saudariku,
Sekiranya cinta tidak ditundukkan dan di akali maka ia lah yang akan mengakali jiwa yang menjadi tempatnya ber-inang. Setelah itu, ia akan mendikte pikiran. Ia akan membodohi diri. Lalu ia akan menghentakkan anggota badan untuk memperagakan kemaksiatan. Tak lah bisa selanjutnya dibedakan hitam dan putih sehingga menubruk dosa yang mengkaratkan hati.
Menundukkan cinta sama lah artinya dengan membangun ketundukan dengan penuh kepatuhan dan penyerahan diri terhadap Sang Penganugerah cinta itu sendiri. Dialah Allah Yang Maha Rahman dan Maha Rahiem.
Dialah yang menciptakan langit tanpa tiang penyangga. Dialah Allah yang menjadikan malam bertabur gemerlapnya bintang dan memoles langit malam dengan kemuning rembulan. Dialah Allah yang menerbitkan mentari di ufuk timur lalu disambut kicauan burung-burung. Beberapa waktu kemudian datanglah hangatnya waktu dhuha seiring keringnya embun di dedaunan.
Dialah Allah yang membenamkan mentari dengan warna mewah memerah. Telah tiba saatnya hewan-hewan kembali ke sarangya. Telah tiba saatnya adzan berkumandang.
Dialah Allah yang mentakdirkan kemarau datang bertandang. Setelah itu datang lah musim hujan. Allah lah yang menyiramkan air ke bagian permukaan bumi yang Dia kehendaki. Basah lah bumi itu. Dialah Allah yang menguncupkan dedaunan muda dan menghijau sejuk dipandang.
Dialah Allah yang menghembuskan udara yang mengalir diantara langit dan bumi. Sementara burung-burung mengepakkan sayapanya sambil berpurtar-putar di udara. Dialah Allah yang menggerakkan awan menyusuri langit biru.
Dialah Allah yang mengabulkan seluruh do’a hambanya. Dia anugerahkan dan membagikan rizki. Dialah Allah Yang Maha Pengasih lagi Penyayang melebihi kasih sayang seorang ibu yang bercucur mata karena begitu cinta kepada sang anak.
Dialah yang menjadikan surga dan kenikmatannya teruntuk orang-orang yang bertauhid dengan benar. Pula Dia sediakan neraka dan adzabnya bagi kaum yang ingkar lagi kufur.
Allah lah pula yang menurunkkan agama yang mulia melalui malaikat yang mulia dengan kitab yang paling mulia kepada seorang manusia yang paling mulia. Dialah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam yang sangat cinta kepada umatnya. Amat menginginkan kita masuk surga dan terhindar dari adzab neraka. Dialah lelaki yang selalu mencintai dan selalu dicintai.
Maka dari itu, Allah dan Rasul-Nya lah menjadi muaranya cinta. . .
>>Ada Allah Tempat Adukan Rasa. .
Ibarat koin, cinta itu bermuka dua. Ia bisa mendatangkan bahagia dan pula penghias jiwa. Namun di sisi yang lain, ia bisa guncangkan derita. Kerapkali jiwa dibuatnya merana. Kerap kali ia goreskan luka. Terlalu sering diundangnya duka di hati. Jadilah hati berkarat dosa nan menanggung derita.
Lihatlah dan engkau pun pasti pernah atau bahkan sedang merasakan nakalnya cinta. Ia mengetuk pintu air mata. Jadilah mata berkaca dan tetesan bening pun berlinang menyusurupi pipi. Pun, tak ada tangan lembut yang menyeka.
Namun begitu, ada Allah tempat mengadu. Para pendahulu baik para nabi dan orang-orang shalih pun mengadukan kepada Allah terhadap peliknya masalah yang mereka hadapi. Mengadu yang bukan menggugat namun menumpahkan rasa dan menyemburatkan do’a penuh harap.
Adalah Yusuf ‘alaihissalam mengadukan rasa kepada Allah ketika dia harus digoda seorang wanita cantik dalam ruangan yang tertutup di istana raja. Nakalnya cinta tengah bereaksi hebat. Dan dengan keteguhan imannya, Yusuf ‘alaihissalam pun diselamatkan Allah dari maksiat yang menggoda hati dan menggelorakan nafsu. .
Subahanallah, Dialah yang menolong hamba-Nya. Dan memang kepada-Nya lah meminta pertolongan.
“iyyaaka na’budu wa iyyaka nasta’ien.”
“hanya kepada-Mu lah kami beribadah dan hanya kepada-Mu lah kami pinta pertolongan”[2]
>>Saatnya Mengakali Nakalnya Cinta. . .
Telah tiba saatnya seorang balita harus berhenti diberikan ASI. Namun ketika ia masih ketagihan, seorang ibu harus mengakalinya. Entah harus memolesi jejamuan pahit di [maaf] puting susu atau dengan cara lain agar sang balita sedikit “kapok”.
Begitulah cinta. Harus pula diakali dan disiasati agar tak menguasai dinasti hati..
Kecintaan berlebih terhadap makanan dan minuman harus diakali dengan puasa sehingga tak rakus lagi mengejar nikmat perut semaunya.
Kecintaan berlebih terhadap syahwat akan menggelorakan nafsu. Diakalilah ia dengan menikah atau puasa bujang (shaumul ‘uzzab) bagi yang belum mampu berumah tangga. Lalu melunaklah nafsu yang bergejolak sehingga ia tak berlagak dan merusak. Tak terceburlah diri dalam dosa.
>>Senarai Harapan. .
Tetaplah berada pada kesadaran bahwa cinta itu sebagai penghias jiwa, bukan menguasai jiwa. Jadikanlah cinta itu indah sesuai dengan ketentuan agama yang mulia. Oleh karena itu, memahami islam dengan benar adalah kunci utamanya. Pelajari lah tauhid agar memebersihkan karat-karat hati.
Jadikanlah cinta sebagai alat memburu kebahagiaan hakiki. Hiasilah hati dengan cinta sejati yahtu cinta yang dikelola agar benar-benar bermuara dan berlabuh syahdu di dermaga cinta-Nya. Maka cinta lain akan tunduk dan mendahului kecintaan kepada Allah.
“pokok-pokok iman yang paling kuat adalah mencintai karena allah dan membenci karena Allah.” [3]
Tak usahlah bersikap jumawa untuk tidak berdo’a dan meminta pertolongan kepada Allah dalam berbagai masalah. Hanya dengan pertolongan Allah lah terselamatkan dari jerat-jerat cinta.
Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam berkata kepada Ibnu Abbas:
“sekiranya engkau hendak pinta pertolongan, pintalah kepada Allah..” [4]
Akhirnyaaaa…
Cintailah siapapun, cintailah apapun selama cinta itu bermakna dan berguna untuk kehidupan dunia maupun kelak dihari kebangkitan. . .
Wallahu a’lam. Subahanaka allahumma wa bihamdika asyhadu alla ila hailla anta astaghfiruka wa atuubu ilaika. .
******************
Penulis : Rufaidah Kiky & Fachrian Almer Akiera
Editor : Fachrian Almer Akiera
Footnotes:
[1]. QS. Al-Imran: 14
[2]. QS. Al-Fatihah: 5
[3]. HR. Ath-Thabrani dalam Mu’jam Al-Kabir, No. 11537; Ibnu Syaibah dalam Al-Iman, hlm. 110, dan dishahihkan oleh Al-Albani dalam Silsilah Al-Ahadits Ash-Shahihah, No. 1728
[4]. Diriwayatkan oleh At-Tirmidzi IV : 667, oleh Al-Hakim dalam Al-Mustadrak III : 623, Al-Haitsami dalam Majma’uz Zawa-id VII : 189 dan Ahmad dalam Musnad-nya I : 293.
all of u can share or copas all articles in this blog without get my permision but i think u should copy-paste and than tag your friends. I hope u appear the link of this blog as your articles source. May Allah bless us n u. Aamiin