Mengenai Saya

Foto saya
Pangandaran, West Java, Indonesia
Simple

Selasa, 10 April 2012

Seandainya Aku Bisa Memilih…

Ketika ku menginjakkan kaki di sebuah peMAKAMan,
Ku merenung akan DIRI...
Bisakah aku MEMILIH?
Ku ingin saat ku ’berPULANG’...
...Sedang merasakan keIMANan yang tumbuh kepada-Mu
...Sedang meRINDUkan yang sangat akan perjumpaan dengan-Mu
...Sedang menCINTAi dan diCINTAi-Mu..
...Sedang meRIDLOi dan diRIDLOi-Mu

Sehingga pada saat ’kePULANGanku’...
Aku bisa TERSENYUM bahagia...
Sementara keluarga dan sahabatku melepasku dengan TANGISAN CINTA ...


Dan ku diSAMBUT oleh-Mu dengan keRIDLOan dan keCINTAan...
Dengan ucapan ’SELAMAT’ oleh penduduk langit
Atas keSUKSESanku melalui UJIAN dunia
Atas keSUKSESanku menTAZKIYAH jiwa
Atas keSUKSESanku terhindar dari tipu daya SYAITHAN
Dan atas AMAL KEBAIKAN yang telah ku lakukan
Sehingga diberi KABAR GEMBIRA dengan dibukanya pintu SURGA...

Sungguh... seandainya ku bisa MEMILIH...
Ku ingin...sambutan inilah yang kuHARAPkan kepada-Mu
”Wahai jiwa yang tenang...
Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang ridlo lagi diridloi-Nya.
Maka masuklah ke dalam jama'ah hamba-hamba-Ku,
Dan masuklah ke dalam surga-Ku.”
(QS Al Fajr:27-30)gg

Tapi jiwa ini LABIL..
Kadang IMANku NAIK...dan kadang TURUN
Kadang begitu RINGAN ku berIBADAH kepada-Mu
Tapi kadang begitu BERAT ku menTAATi-Mu.
Kadang ku mengorbankan HARTA dan DIRI untuk menggapai CINTA-Mu


Tapi kadang HARTA dan DIRI ini juga yang menghalangi untuk menCINTAi-Mu

Dalam hati ku ingat Firman-Mu...
Bahwa Engkau telah bersumpah dengan ciptaan-Mu yang luar biasa:
”Demi matahari dan cahayanya di pagi hari,
Dan bulan apabila mengiringinya,
Dan siang apabila menampakkannya,
Dan malam apabila menutupinya,
Dan langit serta pembinaannya,
Dan bumi serta penghamparannya,
Dan jiwa serta penyempurnaannya (ciptaannya),
Maka Allah mengILHAMkan kepada JIWA jalan KEFASIKAN dan KETAKWAAN,
Sesungguhnya berUNTUNGlah orang yang menSUCIkan JIWA itu,
Dan sesungguhnya meRUGIlah orang yang mengKOTORinya.”
(QS Asy Syams : 1-10)

Ku dapat jawaban...
Agar aku bisa MEMILIH...
Ku harus menSUCIkan jiwa dengan seluruh IBADAH kepada-Mu
Dengan mendawamkan ibadah FARDLU dan SUNNAH..
Dan menjauhi semuanya yang bisa mengKOTORi JIWAku


Dengan DOSA dan KEFASIKAN
Sehingga JIWA yang TAKWA inilah yang mendominasi seluruh keHIDUPanku
Dan tenggelamlah JIWA yang FASIK.

Ku ingat juga firman-Mu:
”Hai orang-orang yang beriman, berTAKWAlah kepada Allah dengan seBENAR-BENAR TAKWA kepada-Nya; dan JANGANlah sekali-kali kamu MATI melainkan dalam keadaan menjadi orang-orang yang TUNDUK dan BERSERAH DIRI (MUSLIM).”
 (QS Ali Imran : 102)

Agar aku bisa MEMILIH...
Ku harus mengISLAMkan seluruh keHIDUPanku
Jangan sekali-kali KUFUR kepada-Mu
Sehinggga setiap detik nafasku harus bernilai IBADAH kepada-Mu
Sampai datang waktu ’kePULANGanku’

Terima kasih Ya Allah...
Akhirnya aku bisa MEMILIH...
Jalan ISLAM adalah jawabannya
Dengan ISTIQAMAH selalu di jalan-Mu
Engkau yang mengUJIku...
Engkau pula yang meberiku PETUNJUK...


Engkau yang menjadikan HIDUPku  penuh COBAan
Engkau pula yang mendatangkan MALAIKAT-Mu membantuku
Karena aku MENGAKUI-Mu ...
Dan selalu ISTIQAMAH  akan PENGAKUANku

Ku ingat kembali akan firman-Mu:
”Sesungguhnya orang-orang yang mengakui: "Tuhan kami ialah Allah" kemudian mereka berISTIQAMAH, maka MALAIKAT akan turun kepada mereka (dengan mengatakan): "Janganlah kamu merasa TAKUT (dengan masa depanmu) dan janganlah kamu merasa SEDIH (dengan masa silammu); dan berGEMBIRAlah kamu dengan  SURGA yang telah dijanjikan Allah kepadamu".
(QS. Fushilat :30)

Katakanlah: "Sesungguhnya aku telah diTUNJUKi oleh TUHANku kepada JALAN yang LURUS, (yaitu) AGAMA yang BENAR; AGAMA IBRAHIM yang HANIF (lurus); dan IBRAHIM itu BUKANlah termasuk orang-orang yang MUSYRIK (menyekutukan Allah)".
Katakanlah: "Sesungguhnya SHALATku, IBADAHku, HIDUPku dan MATIku HANYAlah untuk Allah, Tuhan semesta alam, tiada sekutu bagi-Nya; dan demikian itulah yang diPERINTAHkan kepadaku dan aku adalah orang yang pertama-tama menyerahkan diri (kepada Allah)".
(QS. Al An’am : 161-163)

Setelah itu aku pulang dari pemakaman...
Dengan keMANTAPan IMAN dan keBENINGan JIWA
Bahwa AKU memang HARUS MEMILIH...
Apakah akan kalah dengan KEFASIKAN JIWA


Atau ISTIQAMAH di jalan TAKWA.


http://romdani45498.blogspot.com/2010/12/seandainya-aku-bisa-memilih.html

Ketika Bangsa JIN Menjawab dan Bangsa MANUSIA Terdiam

”Maka ni`mat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?”
(QS Ar Rahman :13)
Sahabat Hikmah...
Dalam Al Quran  surat Ar Rahman (Yang Maha Pengasih)
Allah ’Azza wa Jalla mengulang-ulangi 
satu pertanyaan penting yang ditujukan
untuk bangsa MANUSIA dan JIN sampai 31 kali.
Setiap kali Allah mengulangi pertanyaan yang sama,
di sela-sela pertanyaan itu Allah menyebutkan ragam nikmat-NYa,
(maka ni`mat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?)
Sahabat Hikmah...
Coba renungkan sejenak.
Tinggalkan –untuk sesaat- rutinitas bisnismu.
Tinggalkan obsesi-obsesimu.
Sejenak saja...
Untuk bersama menyambut dan menjawab pertanyaan ini.
Pertanyaan yang diulang-ulang oleh Allah...
Dzat yang telah memberimu nafas,
Dzat yang telah memberimu jantung,
Dzat yang telah memberimu mata, tangan, kaki,
dan beraneka nikmat lainnya.
Dzat yang telah memberi tempat tinggal yang asri,
Lengkap dengan  isteri, suami dan anak-anak.
Dzat yang  menghidupkan juga mematikanmu.
Kapan dan dimana serta bagaimanapun.
Karena sesungguhnya Dia-lah yang menggenggam jiwamu,
Dan karena Dia-lah yang melepaskannya.
Ketika Allah bertanya kepadamu;

(Maka ni`mat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?)
Bagaimanakah kamu menjawabannya ?
Jabir bin Abdillah radliyallahu ’anhu meriwayatkan bahwa Rasulullah shalallaahu ’alaihi wa sallam ketika membacakan surat Ar Rahman ini kepada para sahabatnya, beliau bersabda :
”Mengapa kalian terdiam saja? Sesungguhnya bangsa JIN lebih baik jawabannya ketika aku membaca Fabi ayyi aalaai rabbikumaa tukadzdzibaan ? (maka ni`mat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?) mereka (bangsa jin) menjawab, ”Duhai Tuhan kami, tidak ada satu nikmatpun yang kami dustai, segala puji hanya bagi-Mu semata.” (Lihat: Al Mustadrak ’Ala ash-shahihain 2/515. Hadits ini menurut Imam Adz Dzahabi shahih sesuai syarat Imam Bukhari dan Muslim)
Sahabat Hikmah...
Kalau saat ini Engkau tengah membuka mushaf Al Quran,
Bukalah ...surat Ar Rahman...lalu bacalah...renungkan...
Akan terasa bagimu sentuhan lembut kalam ilahi
begitu teduh menyapa nuranimu.
Karena pertanyaan yang berulang-ulang itu,
bertujuan untuk menggugah rasa TAKUTmu
Dan salah satu bentuk ancaman bagi para durjana
Yang coba-coba berani mengingkari nikmat-nnikmat-Nya.
Qois bin ’Ashim Al-Munqariy pernah meminta kepada Rasulullah  shalallaahu ’alaihi wa sallam, seraya berkata, ”Bacakanlah apa yang telah diwahyuka kepadamu!” Lalu Rasulullah shalallaahu ’alaihi wa sallam membacakan surat Ar Rahman.  Qois bin ’Ashim Al-Munqariy meminta untuk diulangi. Rasulullah  shalallaahu ’alaihi wa sallam  pun mengulangi sampai tiga kali. Akhirnya Qois bin ’Ashim Al-Munqariy menyatakan keislamannya; ”Demi Allah, betapa indah dan manisnya, di bawahnya meengalir air yang berlimpah, sedang di permukaannya buah-buahan yang ranum...Apakah gerangan yang diucapkan orang ini (maksudnya Rasulullah shalallaahu ’alaihi wa sallam)? Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan yang berhak disembah kecuali Allah, dan sesungguhnya Engkau (Muhammad) adalah uttusan Allah.” (Lihat: Tafsir Al Munir, Az Zuhail : 27/200)
Sahabat Hikmah...
Dalam surat Ar Rahman  ini Allah bertanya
kepada masing-masing diri,
tentang bagaimana kita bersikap
di hadapan nikmat-Nya yang begitu banyak.
Nikmat TERBESAR yang diberikan Allah
untuk hidup dan kehidupan,
untuk manusia dan kemanusiaan
adalah nikmat WAHYU (Al Quran).
Nikmat wahyulah yang mampu menjelaskan manusia dan jin
garis-garis besar aturan kehidupan.
Dengan wahyu perbedaan antara al-Haq dan al-Bathil
dapat teridentifikasi dengan jelas.
Wahyu pula-lah yang menuturkan kepada kita
mana yang halal dan yang haram.
Sahabat Hikmah...
Berawal dari INDERA
kita dapat mengidentifikasi segala hal.
Apa yang tidak dapat diketahui oleh indera
akan dijelaskan oleh AKAL.
Dan apa yang tidak terjangkau oleh akal
akan dituntun oleh WAHYU.
Wahyulah tempat bermuaranya segala jawaban
dari pertanyaan-pertanyaan yang musykil.
Dengan wahyu, segala pertanyaan akan terjawab.
Yakinlah!
Sahabat Hikmah...
Seberapa telah kita syukuri nikmat wahyu ini?
Ibnu Qayim rahimahullah menjelaskan
bahwa SYUKUR memiliki tiga rukun :
1.      Mengakui nikmat tersebut secara bathin.
2.      Menceritakannya secara zhahir
3.      Menggunakannya  dalam rangka taat kepada Allah
(Tazkiyatun Nufus, Ibnu Qayim)
Kalau kita ingin mengetahui kadar SYUKUR kita
kepada nikmat WAHYU (Al Quran) ini,
maka lihatlah bagaimana kwalitas dan kwantitas interaksi kita kepada Al Quran dan penjelasnya (As Sunnah).
Apakah kita sudah memanfaatkan secara maksimal
anugerah Allah yang paling bermanfaat di dunia ini.
Baik ’Ilman wa ’amalan..
baik sebagai  disiplin ILMU
atau sebagai AMALAN
yang teraktualisasi dalam kehidupan sehari-hari.
"Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu mema`lumkan: "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (ni`mat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (ni`mat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih." (QS Ibrahim : 7)
"Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk isi neraka Jahannam kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai." (QS Al-A'raf : 179)
 
 

Ketika Harus Memilih

Pada suatu kelas extention, seorang dosen mengadakan suatu permainan kecil kepada mahasiswanya yang
sudah berumah tangga.
"Mari Kita buat satu permainan, mohon satu orang bantu saya sebentar."
Kemudian salah satu mahasiswa berjalan menuju Papan Tulis.
Dosen: ”Silahkan Tulis 10 nama yg paling dekat dengan anda pada papan Tulis !”
Dalam sekejap sudah dituliskan semuanya oleh mahasiswa tersebut. Ada nama tetangganya, nama orang tuanya, kekasihnya, anaknya dan lain-lain.
Dosen: ”Sekarang silahkan coret 2 nama yg menurut anda tidak penting !”
Mahasiswa itu lalu mencoret nama tetangganya.
Dosen: ”Silahkan Coret 2 lagi !”
Mahasiswa itu lalu mencoret nama teman-teman kantornya.
Dosen: ”Silahkan Coret 1 lagi !”
Mahasiswa Itu mencoret lagi satu nama dari papan tulis dan seterus sampai tersisa 3 nama yaitu orang tuanya, istrinya, dan anaknya.
Suasana kelas hening. Mereka mengira semua sudah selesai dan tidak ada lagi yg harus dipilih.
Tiba tiba Dosen Berkata : ”Silahkan Coret 1 lagi !”
Mahasiswa itu perlahan mengambil pilihan yg amat sulit lalu dia mencoret nama orang tuanya secara perlahan.
Dosen: ”Silahkan Coret 1 lagi !”
Hatinya menjadi bingung. Kemudian mengangkat kapur dan lambat laun mencoret nama anaknya. Dalam sekejap waktu mahasiswa itupun menangis
Setelah suasana tenang sang Dosen bertanya kepada Mahasiswa itu. "Orang terkasihmu bukan orang tuamu dan anakmu? Orang tua yang membesarkan Anda, anak anda adalah darah daging anda , sedang istri itu bisa di cari lagi. Tapi mengapa anda berbalik memilih istri anda sebagai orang yang paling sulit untuk dipisahkan ?”
Semua orang didalam kelas terpana dan menunggu apa jawaban dari Mahasiswa tersebut.
Lalu mahasiswa itu perlahan berkata, "Sesuai waktu yang berlalu, orang tua akan pergi dan meninggalkan saya, sedang anak jika sudah dewasa setelah itu menikah pasti meninggalkan saya juga, yang benar-benar bisa menemani saya dalam hidup ini hanyalah istri saya.
Sahabat Hikmah...
Rugi dan binasalah suami-suami yang tidak menghargai isteri mereka.
Karena isteri inilah yang telah memberikan segalanya.
Dia telah memberikan kita anak, mengurus rumah, keuangan.
Menyiapkan makanan, baju dan menjadi penghibur kita .
Dan dia akan tetap setia menemani dan mengurus kita sampai ajal menjemput, walaupun yang lain telah pergi dengan urusannya.
Biarpun tak secantik bintang, tetapi  dia adalah isterimu.
Dan dialah yang halal untukmu.
Sayangi dan syukuri…..
Firman Allah :
"Dan bergaullah dengan mereka dengan cara yang patut. Kemudian apabila kamu tidak menyukai mereka (maka bersabarlah) karena mungkin kamu tidak menyukai sesuatu, padahal Allah menjadikannya kebaikan yang banyak."  (QS An-Nisaa:19) 
Dari Abu Hurairah ra., dia berkata :”Rasulullah SAW bersabda :”Janganlah seorang mukmin membenci mukminah, jika ia tidak suka salah satu akhlaq (istri)nya, ia menyukai daripadanya akhlaq yang  lain” –atau  beliau bersabda ; “sesuatu yang lainnya”. (HR.Muslim)
Dari Abu Hurairah ra., dia berkata :”Rasulullah SAW bersabda :”Berwasiatlah kepada wanita dengan baik,  sebab wanita itu diciptakan dari tulang rusuk, dan yang paling bengkok pada tulang rusuk adalah bagian atasnya. Maka apabila kamu langsung meluruskannya maka kamu telah mematahkannya. Dan apabila kamu membiarkannya, maka dia akan bengkok selamanya, maka berpesan-pesanlah kepada wanita”. (HR.Bukhari-Muslim)
”Wanita itu bagaikan tulang rusuk, jika kamu meluruskannya (secara paksa) maka kamu mematahkannya, dan jika kamu mencari kepuasan daripadanya maka kamu akan mendapatkannya, dan padanya tetap ada yang bengkok”. (HR.Bukhari-Muslim)
Dari Mu’awiyah Ibn Haidah ra, dia berkata :”Saya bertanya kepada Rasulullah : ”Wahai Rasulullah apa hak istri salah seorang kami atas suaminya ?”. Beliau menjawab :”Kamu memberinya makan kalau kamu makan, kamu memberinya pakaian kalau kamu berpakaian, jangan memukul wajah, jangan mencaci menjelek-jelekkan dan jangan berpisah ranjang dengannya kecuali dalam satu rumah”. *) (HR.Abu Daud, hadits hasan)
Dari Abddullah Ibn Umar Ibn Al-Ash ra., bahwasanya Rasulullah SAW bersabda : ”Dunia ini adalah kesenangan, dan sebaik-baik kesenangan dunia adalah wanita shalihah”. (HR.Muslim). 
 
 

Sirami Buah Hatiku Dengan Cinta

Aku ingin menemui suamiku yang sedang duduk dikursi depan sambil memegang mushaf ditangannya. Sepagi ini dia sudah bangun dan membaca alquran. Aku menghampirinya, berjongkok dikakinya, menyambut tangannya, dan dengan penuh takzim aku cium punggung tangannya. Suamiku, qowwamku tempat aku menyandarkan ketaatanku, karena aku sadar surgaku dititipkan Allah kepadaNya. Hanya dengan mentaati suamiku seperti yg diperintahkan Allah maka aku akan masuk surgaNya kelak.


Tak terasa butiran air bening menetes dimataku. Suamiku diam saja ketika aku mencium tangannya dan menangis. Memang dia sudah paham kenapa aku menangis.
Yaa..aku menangis bukan sedih tapi menangis bahagia. Karena aku baru saja membuka surat darinya yg diselipkan dibawah bantalku tadi malam:
" Dek, istriku yang kucintai karena Allah. Aku selalu berharap cinta ini tetap tumbuh karenaNya. Dulu kita bertemu karenaNya, dan kelak kita akan berpisah juga karenaNya. Awal bulan depan, genap satu tahun pernikahan kita. Sementara bunga kecil di perutmu sudah mulai mendesak-desak ingin keluar, hmm... tak terasa sebentar lagi bunga itu akan keluar dan menghiasi harum rumah kecil ini. Dik, sungguh aku sudah tidak sabar untuk menciuminya sepuasku hingga tak satupun orang lain kuberikan kesempatan mencium dan memeluknya sebelum aku, ayahnya, bosan menciumnya.
Satu tahun empat bulan yang lalu, aku masih ingat saat datang ke rumahmu untuk berkenalan dengan keluargamu. Takkan pernah hilang dalam ingatanku, betapa kedatanganku yang ditemani beberapa sahabat untuk berkenalan malah berubah menjadi sebuah prosesi yang aku sendiri tidak siap melakukannya, yah... aku melamarmu dik....
Padahal, baru dua bulan sebelum itulah kita berkenalan di rumah salah seorang sahabatmu. Waktu itu, aku tak berani menatap wajahmu meski ingin sekali aku beranikan diri untuk mengangkat wajahku dan segera menatapmu. Tapi, entah magnet apa yang membuatku terus tertunduk. Kenakalanku selama ini ternyata tidak berarti apa-apa dihadapanmu, kurasakan sebuah gunung besar bertengger tepat di atas kepalaku dan membuatku terus tertunduk.
Dik, aku juga masih ingat dua hari setelah pernikahan kita, kamu masih tidak mau membuka jilbab didepanku meski aku sudah sah sebagai suamimu. Tidurpun, kita masih berpisah, kamu diatas kasur empuk yang aku belikan beberapa hari sebelum pernikahan, sementara aku harus kedinginan tidur dilantai beralaskan selimut.
Hmm, aku masih sering tersenyum sendirian kala mengingat kata-kataku untuk merayumu agar mau membuka jilbab. "Mas cuma ingin tahu, istri mas nih ada telinganya nggak sih". Kata-kata lembutku pada malam ketiga itu langsung disambar dengan pelototan mata indahmu. "Teruslah dik, mata melotot adik takkan pernah membuat mas takut atau menyerah, malaaah, adik makin terlihat cantik, makin jelas indahnya mata adik".
Setelah kata-kata itu meluncur dari mulut jahilku, bertubi-tubi pukulan sayang mendarat di tubuh dan kepalaku karena adik menganggap aku meledekmu. Tapi waktu itu, aku justru merasakan kehangatan pada setiap sentuhan tanganmu yang mengalir bak air di pegunungan. Karena aku yakin, dibalik pukulan-pukulan kecil itu, deras kurasakan cintamu seiring hujan yang turun sejak selepas maghrib.


Indah bunga mawar di taman mungkin takkan pernah bisa mengungkapkan eloknya cinta kita, cinta yang didasari atas kecintaan kepada Allah. Allah-lah yang menciptakan hati, jiwa dan ragamu begitu rupa sehingga aku mencintaimu. Aku pun berharap, atas dasar cinta Allah pulalah adik mencintaiku. Karena hanya dengan cinta karena Allah, cinta ini akan terus berbunga dan mewangi selamanya.
Cinta hakiki adalah cinta kepada zat yang menciptakan cinta itu sendiri, begitu seorang bijak berkata. Cinta tidak dirasa tanpa pengorbanan, kasih sayang bukan sekedar untaian kata-kata indah, dan kerinduan yang terus takkan pernah terwujud jika hanya sebatas pemanis bibir, tambah sang bijak.
Langit akan selamanya cerah, bila kita suburkan cinta ini. Mentari takkan pernah bosan bersinar selama kasih antara kita tetap terpatri dan rembulan pun tetap tersenyum, selama kita isi hari-hari dengan segala keceriaan yang jujur.
Tak terasa, malam semakin larut dik. Baru saja kudengar dentang jam berbunyi duabelas kali. Sementara tangan ini masih asik dengan pena dan secarik kertas putih. Kan kutulis semua rasa bathinku malam ini, semua keindahan, kehangatan, dan hidup dibawah naungan cinta bersamamu karena Allah. Tapi, maafkan aku dik, karena aku juga akan mengkhabarimu hal yang tidak pernah kuceritakan kepadamu sebelumnya.
Kau sandarkan kepalamu di dadaku, lelap sudah malam menghantarmu tidur. Tapi, ah... bunga kecil kita ternyata belum tidur dik... sesekali kurasakan sentuhan kakinya dari dalam perutmu. Rupanya bunga kecil itu sudah mengenaliku sebagai ayahnya, kurasakan berkali-kali diberbagai kesempatan berdampingan denganmu, tangan-tangan kecilnya berupaya menggapai dan menyentuhku seakan memintaku untuk segera menggendongnya.
Malam ini, ada tangis dihatiku yang tidak mungkin aku curahkan padamu. Karena aku tahu, kaupun sudah cukup sering menahan tangismu agar tidak terlihat olehku. Jadi, mana mungkin aku menambahinya dengan air mataku yang mulai menggenang di bibir kelopak mataku ini.
Sebagai suami, aku merasa belum mampu membahagiakanmu dik. Nafkah yang kuberikan kepadamu setiap bulan, tidak pernah cukup bahkan untuk dua minggu pun. Sehingga untuk keperluan dua minggu berikutnya, aku harus meminjamnya dari teman-temanku tanpa sepengetahuanmu dan aku hanya membisikimu, "rizqumminallaah".
Setahun kita menikah, tak sehelaipun pakaian kubelikan untukmu. Bahkan aku sering menangis, saat mengajakmu pergi, adik harus bingung mencari-cari sandal yang layak dipakai. Tak pernah aku mengajakmu untuk berjalan-jalan, karena aku selalu disibukkan dengan segala urusanku, tak peduli hari libur. Aku selalu berharap adik tampil cantik dan segar sepanjang hari, tapi tak pernah kubelikan adik alat-alat kecantikan.


Dan yang terakhir, aku tak kuasa mengingatnya dik, meski berat kita harus melalui saat-saat kita makan dengan makanan seadanya, bahkan tidak jarang kita berpuasa. Waktu itu adik bilang, "Biarlah mas, adik lebih rela makan sedikit dan seadanya daripada kita harus berhutang, karena hidup tidak akan tenteram dan selalu merasa dikejar-kejar".
Sebentar lagi, bunga kecil itu akan hadir dik. Akankah aku, ayahnya, membiarkannya tumbuh dengan apa adanya seperti yang aku lakukan terhadapmu dik. Bersyukurlah ia karena mempunyai ibu yang sholehah dan selalu menjaga kedekatannya dengan Allah. Karena, walau gizi yang diberikannya kelak tidak sebanyak kebanyakan anak-anak lainnya, tetapi ibunya akan mengalirkan gizi takwa dihatinya, mengenalkan Allah sebagai Rabb-nya, Muhammad sebagai tauladannya dan mengajarkan Al Qur'an sebagai petunjuk jalannya kelak
Ibunya akan mengajarkan kebenaran kepadanya sehingga mampu membedakan mana hak dan mana bathil.
Dik, jika ia lahir nanti, sirami hatinya dengan dzikir, suburkan jiwanya dengan lantunan ayat-ayat suci Al Qur'an, hangatkan tubuhnya dengan keteguhan menjalankan diennya, baguskan pula hatinya dengan mengajarkannya bagaimana mencintai Allah dan Rasul-Nya, ajarkan juga ia berbuat baik kepada orangtua dan orang lain, bimbinglah ia dengan ilmu yang kau punya, sehingga dengan ilmu itu ia tidak menjadi orang yang tertindas.
Jadikan jujur sebagai pengharum mulutnya serta kata-kata yang benar, baik, lembut dan mulia sebagai penghias bibirnya. Sematkan kesabaran dalam setiap langkahnya, taburi pula benih-benih cinta di dadanya agar ia mampu mengukir cinta dan kasih sayang dalam setiap perilakunya, dan yang terakhir kenakan takwa sebagai pakaiannya setiap hari.
Jika demikian, insya Allah harapan dan do'a kita untuk tetap bersama sampai di surga kelak akan lebih mudah kita gapai. Aku berharap, engkau membaca surat yang kuselipkan di bawah bantalmu malam ini. Dan jika kau telah membacanya esok pagi, jangan katakan apapun kecuali ciuman hangat di tanganku. Karena dengan begitu, aku tahu kau telah membacanya."




http://romdani45498.blogspot.com/2010/12/sirami-buah-hatiku-dengan-cinta.html

Tunjukkan Kasih Sayang Selagi Sempat

Ada seorang pengusaha muda yang pagi itu terburu-buru berangkat kantor karena ia bangun rada kesiangan. Sementara pagi itu ia ada meeting dengan rekan bisnisnya. Karena terburu-buru, ia tidak sempat menikmati sarapan pagi buatan isterinya. Ia lalu memutuskan untuk mampir ke sebuah toko untuk membeli roti sebagai ganti sarapan pagi. Pikirnya, "Nanti roti ini dimakan di kantor saja".
Ketika ia sedang memilih roti yang hendak dibelinya, matanya tertarik mengamati seorang anak kecil berusia kira-kira sepuluh tahun yang sedang memilih bunga di toko sebelah. Anak kecil ini terlihat sedang tawar menawar harga bunga dengan pelayan toko tersebut.


"Mbak, harga bunga ini berapa?" tanyanya kepada pelayan toko. "Lima puluh ribu rupiah", jawab rang pelayan. Kemudian ia memilih bunga yang lain dan bertanya kembali, "Kalau bunga yang ini berapa?". "Ini lebih mahal lagi, seratus lima puluh ribu rupiah!" jawab sang pelayan. "Kalau yang ini berapa?" tanyanya sambil menunjukkan bunga yang lebih bagus lagi. "Ini harganya dua ratus lima puluh ribu, nak!" jawab sang pelayan.
Anak ini terlihat bingung karena harga bunganya bertambah tinggi, sementara ia tidak menyadari bahwa bunga yang ia tunjuk itu bunga yang paling bagus. Dengan sedih ia bertanya, "Adakah bunga yang harganya lima ribu?" Anak ini ternyata hanya memiliki uang lima ribu rupiah walau keinginannya untuk mendapatkan bunga itu sangat besar. Belum sempat pelayan toko itu menjawab, pengusaha muda ini segera bertanya kepada sang anak, "Nak, kamu mau beli bunga buat siapa?" Kemudian anak ini menjawab, "Saya mau beli bunga buat mama, karena hari ini mama ulang tahun!" Pengusaha muda ini tersentak, dalam hatinya ia berkata, "Wah. mati aku, aku lupa! Hari ini isteriku ulang tahun. Aku belum mengucapkan selamat ulang tahun kepadanya. Kalau sampai aku lupa, ia bisa marah!" Segera ia berkata kepada pelayan toko, "Mbak, saya beli bunga ini. Saya beli dua ikat. Satunya buat anak ini. Tolong nanti antar bunga ini ke alamat rumah saya," katanya sambil memberikan kartu namanya. Kemudian pengusaha muda itu memberikan bunga tersebut kepada sang anak dan mengucapkan terima kasih sudah mengingatkannya bahwa hari ini ternyata isterinya juga berulang tahun. Anak itu kemudian pergi. Pengusaha ini segera bergegas ke mobilnya dan melanjutkan perjalanan ke kantor.
Ketika ia sedang mengendarai mobil, ia melewati anak kecil tadi sedang berjalan. Iapun berhenti dan bertanya apakah ia satu jurusan dengannya. Anak kecil itu mengiyakan dan kemudian masuk ke dalam mobilnya. Sampai di suatu tempat yang agak sepi anak ini minta turun. Pengusaha muda tersebut heran melihat anak kecil ini masuk melewati sebuah lorong kecil. Karena penasaran, ia mengikuti sang anak dari belakang. Betapa terkejutnya ia ketika melihat anak kecil ini menaruh bunganya di sebuah gundukan tanah kuning yang masih basah. Kemudian ia bertanya, "Nak, ini kuburan siapa?" Anak kecil itu kemudian menjawab, "Oom, hari ini mama ulang tahun. Tetapi sayang, mama baru saja meninggal dua hari yang lalu. Oleh sebab itu saya datang ke tempat ini untuk membawakan mama bunga dan mengucapkan selamat ulang tahun." Pengusaha muda begitu tersentak dengan perkataan anak ini. "Apakah isteriku masih hidup saat ini?" tanyanya dalam hati.
Segeralah ia berlari masuk ke mobil, mengendarainya dengan kecepatan tinggi dan menuju ke toko tadi. Dengan terengah-engah ia berkata kepada pelayan toko, "Mana bunga yang tadi saya beli? Bunganya tidak usah dikirim, biar saya saja yang langsung memberikannya ke tangan isteri saya." Dengan cepat ia menyambar bunga tersebut dan menyetir pulang. Sampai di rumah, ia segera berlari mendapatkan isterinya. "Alhamdulilah! Isteriku masih hidup!" Sambil memberikan bunga ia berkata, "Isteriku, selamat ulang tahun". Kemudian ia mencium dan memeluk isterinya kuat-kuat sambil mengucap syukur kepada Allah SWT. Sambil menangis ia berkata, "Terima kasih, Ya Allah. Engkau masih memberikan kesempatan kedua kepadaku."


Banyak diantara kita terlalu sibuk dengan aktifitas sehari-hari. Aktifitas dan rutinitas ternyata sudah 'membunuh' perhatian dan momen-momen penting yang harus dinikmati bersama orang-orang yang kita kasihi; orang tua, suami, isteri, anak-anak, dan saudara-saudara kita. Demi mengejar karier, uang dan jabatan bahkan pelayanan banyak orang melupakan keluarga. Seorang businessman hanya berpikir bahwa memenuhi kebutuhan materi isteri dan anak-anak sudah membuatnya merasa menjadi ayah yang baik. Seorangmanusia  berpikir bahwa dengan sibuk dalam pelayanan dan dikenal di mana-mana sudah membuatnya merasa menjadi orang yang benar di dalam keluarganya. Kita tidak sadar, kita sudah salah jika berpikir demikian.
Hari ini, kalau kita masih diberi kesempatan untuk hidup semua hanyalah rahmat Allah SWT. Oleh sebab itu, jangan tunggu sampai besok untuk menunjukkan kasih dan sayang kita kepada orang-orang di sekitar kita, terutama orang-orang yang paling dekat dengan kita. Jangan tunggu mereka mati kita baru menyadarinya. Jangan tunggu sampai besok! Karena kita tidak tahu apa yang akan terjadi dengan hari esok. Jika kita masih hidup pada hari ini berarti ini kesempatan kedua buat kita. Ambil kesempatan kedua yang Allah anugrahkan buat kita hari ini.


http://romdani45498.blogspot.com/2010/12/tunjukkan-kasih-sayang-selagi-sempat.html

Doa Tengah Malam,,,

Bismillahirrahmaanirrahiim

Asyhadu anLa Ilaaha illallah
Wa Asyhadu anna Muhammadurrasuulullah

Allahummaghfirlii…


Ya Rabb pemilik kekal diri ini, ampunilah  atas segala dosa diri ku
Yang mengulangi kesalahan di kala khilaf
Yang terkadang melupakan-Mu dan jauh dari-Mu
Tak terukur rasanya diri ini untuk melihat dosa bertumpuk besar yang kupikul
Setitik lubang yang kuharap dari Ampunan-Mu yang Maha Luas…
Berilah diri ini kesempatan

…menjadi insan yang Engkau ampuni
…menjadi hamba-Mu yang dekat dengan-Mu
dan hamba yang ikhlas atas segala keputusan-Mu
Duhai Robbi… kumemohon keridhoan-Mu…

Ya Rabbul ‘Izzati,
Diri ini hidup dari harapan dan harapan
dari mimpi dan kenyataan
Skenario-Mu senantiasa indah menghiasinya
Ku tak sanggup menentukannya sendiri…
Engkaulah pengatur segalanya
Karenanya, kumohon atas skenario-Mu yang terindah
skenario-Mu yang terbaik
atas hidupku, rizqiku, jodohku dan matiku…


Ya Allah….
Ku sangat iri atas kisah hidup Nabi Ayyub ‘alaihissalam
Yang Engkau dera dengan cobaan yang begitu berat
Namun beliau teramat sabar
sehingga mampu melewatinya, berkalungkan kasih sayang cinta dari-Mu
Sekiranya itu cara yang terbaik agar ku dapat dekat dengan-Mu….
Berilah aku ujian itu….
Ya Allah… ku teramat mencintai-Mu…

Ya Rahmaan…
Engkaulah yang Maha Kaya
Engkaulah yang Maha Adil

Ku sungguh bersyukur atas segala ni’mat dan anugerah-Mu
Ku masih dapat bisa merasakan sesuap nasi,
dibanding hamba-Mu di belahan bumi yang lain
Sekiranya Engkau ambillah sebagian jalur rizqiku untuk mereka,
untuk ringankan beban hidupnya
untuk merekahnya senyum-senyum kebahagiaan mereka
menyeka lelah keringatnya
menghapus derai airmatanya


Ya Rahiim,

Dera hati ini kian menjadi-jadi
entah sejauh apa harapan terus meluap
Ku amat membutuhkan tambatan hati, labuhan jiwa
Sebagai wanita yang layak mendapatkan kasih-sayang tertinggiku setelah ibuku
Selaksa Siti Hawa yang Engkau berikan untuk Adam ‘alaihissalam
Selaksa Khodijah yang Engkau temukan dengan Muhammad SAW

Yang menjadi penenang atas kegundahan hati ini
Yang menjadi cahaya di rumah ini
Yang menjadi sekolah bagi generasi penerusku
Yang menjadi teman dalam hidupku
Yang penuh dengan kasih sayang
Yang lembut hatinya
Yang taat dan baik akal budinya

Ya Rabbi…

Luluhkanlah segala rintangan untuk mendapatkannya
Mudahkanlah…


Mudahkanlah Ya Allah…
Batu karang besar dapat Kau hancurkan
Dan itu tidak sulit bagi-Mu
Sekiranya permintaanku ini adalah permintaan yang mudah bagi-Mu
Ku mohon dengan sangat Ya Allah…
Ku mohon dengan sangat

Ya Malik… Yang Maha Raja
Sekiranya dunia ini sudah tiada artinya
Maka panggillah aku dengan segenap bekal terbaik menghadap-Mu
Ku ingin mati syahid di jalan-Mu
Penerus para syuhada
Meski dengan wujud yang hancur lebur
Namun darahnya halal dan mewangi
Senyumnya pun merekah,
Matanya terpejam…

Dan sempat mengucap: “Laa ilaaha illallaah… Muhammadurrasuulullah…”
Allahumma Inna nas’aluka ridhooka wal jannah wa na’udzubika min syakhotika wannaar
Allahummaghfirli, war hamni, wahdini, wajburni, wa ‘aafini, warzuqni, wara’ni
Allahumma a’inni ala dzikrika, wa shukrika, wa h usni iibaadatika


Allahumma ‘aafini fi badani, Allahumma ‘aafini, fi sam’i, Allahumma ‘aafini bi bashari

Allahumma anta Rabbi la ilaha illa Ant. Khalaqtaani wa ana ‘abduka wa ana ‘ala
ahdika wa wa’dika mastata’at. Audzubika min sharri ma sana’t. Abu’u laka bi ni’matika ‘alayya wa’bu’u bidzanbi faghfirli fa innahu la yaghfirudz-dzunuba illa ant.
Allahumma innaka ta’lamu anna haadzihil qulub, qodij tama’at ‘ala mahabbatik, wal taqot ‘ala thoatik, wa ta’ahadat ‘ala nasyroti syari’atik, fawasy syikil laahumma robithotaha wa adim wuddaha, wahdiha subullaha, wamla’ha bi nuurikal ladzi laa yahbu, wasyroh suduroha bi faidil iimaanibik, wajamilittawakkulli ‘alaik, wa ahyiha bima’rifatik, wa amitha ‘ala syahadati fi sabilik, innaka ni’mal maula ma ni’mal masyir, sholilahumma ‘ala syaidina muhammadiw wa’ala ‘alihi washohbihi wassalam
Robbana Dzollamna Anfusana Faillam Taghfirlana wa Tarhmna Lanakunanna Minal Khosirin
Robbana ‘atina fiddunya hasanah, wa fil aakhiroti hasanah, waqina ‘adza bannar
Subhanaka Robbil ‘Izzati ‘Amma Yasiifuun Wa salamun ‘alal mursalin wal hamdulillahirobbil ‘Alamiin.


http://romdani45498.blogspot.com/2010/12/doa-tengah-malam.html

==Mudah..Sulit==

Tidak sedikit Ummat Islam berpendapat bahwa melaksanakan sholat tepat waktu, sholat berjamaah, sholat subuh berjamaah, Sholat dengan Khusyu’, melaksanakan shaum sunnah Rasul,
Menghafal Al-Qur’an, maupun melaksanakan ibadah-ibadah lainnya yang juga merupakan tuntunan dari Rasulullah SAW dikatakan sulit.
Namun, tidak sedikit pula juga Ummat Islam yang dimudahkan untuk melaksanakan serangkaian ibadah tersebut dalam kehidupan sehari-hari..
Iya, saya menyimpulkan sebagai suatu hal yang Mudah dan Sulit..Dua kata yang saling berlawanan. Tergantung dari bagaimana cara menyikapi (mengambil sikap) dari suatu permasalahan..
Alloh SWT telah memberikan banyaknya contoh perumpamaan terhadap suatu permasalahan dari suatu kaum. Begitupun suri tauladan kita Rasulullah Muhammad SAW yang telah begitu banyak memberikan contoh suri tauladan kepada ummat-nya yang tertuang dalam sebuah riwayat kisah maupun hadits.
Mudah..Sulit
Dua pilihan untuk satu tujuan,
Yang manakah anda pilih??
Bukankah Alloh telah menjelaskan dalam firman-Nya :
Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam); sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat. Karena itu barangsiapa yang ingkar kepada Thaghut dan beriman kepada Allah, maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang amat kuat yang tidak akan putus. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. (QS.2.256.)
Rasulullah shalallahu alaihi wa salam bersabda, ''Allah 'Azza wa Jalla berfirman, 'Barangsiapa yang melakukan kebajikan, maka ia mendapatkan pahala sepuluh kebajikan dan Aku tambah dan barangsiapa yang melakukan keburukan keburukan, maka balasannya satu keburukan yang sama, atau diampuni dosanya. Barangsiapa yang mendekat kepada-Ku sejengkal, maka Aku mendekat kepadanya sehasta dan barangsiapa yang mendekat kepada-ku sehasta, maka Aku mendekat kepadanya sedepa; barangsiapa yang datang kepada-ku dengan berjalan, maka Aku datang kepadanya dengan berlari. Barangsiapa yang menemui-Ku dengan dosa sepenuh bumi tanpa menyekutukan Aku dengan sesuatu apapun, maka Aku menemuinya dengan maghfirah yang sama.'' (HR. Muslim dan Ahmad)
Allah SWT berfirman : "Aku sesuai dengan prasangka hamba-Ku kepada diri-Ku. Aku bersamanya setiap kali ia mengingat-Ku. Jika ia mengingat - Ku ketika ia sendirian, maka Aku akan mengingatnya dalam kesendirian-Ku. Jika ia mengingat-Ku dalam kelompok, niscaya Aku mengingatnya dalam suatu kaum yang lebih baik daripada mereka.
Jika ia mengingat - Ku dalam jarak sejengkal, maka aku mendekatinya dengan jarak satu hasta. Jika ia mendekat kepada-Ku dalam jarak satu hasta, Aku akan mendekat padanya dalam jaran satu depa. Apabila ia datang kepada - Ku dengan berjalan, Aku akan datang kepadanya dengan berlari-lari kecil. (HR Ibnu Majah ; hadist sahih)
Terkait Dua kata yang saling berlawanan “Mudah dan Sulit”. Alloh menegaskan kembali dengan firman-Nya
Allah berfirman dalam Hadis Qudsi :
Barangsiapa yang tidak rela dengan ketentuan-Ku, tidak sabar dengan ujian-Ku, tidak bersyukur atas nikmat-Ku dan tidak pernah merasa cukup dengan pemberian-Ku, maka silahkan menghamba kepada tuhan selain Aku !
Dan barangsiapa yang bersyukur, maka sesungguhnya dia bersyukur untuk (kebaikan) dirinya sendiri, dan barangsiapa yang ingkar, maka sesungguhnya Tuhanku Maha Kaya lagi Maha Mulia. (QS An Naml: 40)
"Apa saja nikmat yang kamu peroleh adalah nikmat dari Allah, dan apa saja bencana yang menimpamu, maka dari (kesalahan) dirimu sendiri. Kami mengutusmu menjadi Rasul kepada segenap manusia. Dan cukuplah Allah menjadi saksi." (QS. an-Nisaa` 79)
“Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya : Aku adalah dekat”. (QS. Al-Baqarah : 186)
Dan demikianlah Kami menurunkan Al-qur’an dlm bhs Arab, dan kami tlh menerangkan dgn berulang kali, didlmnya sebahagian dr ancaman, agar mrka bertakwa atau (agar) Al-Qur’an itu menimbulkan pengajaran bgi mereka [Thaahaa QS 20:113]
Allah telah membuat satu perumpamaan (dengan) sebuah negeri yang dahulunya aman lagi tenteram, rezekinya datang kepadanya melimpah ruah dari segenap penjuru, tetapi (penduduknya) kufur (tidak bersyukur atau tidak bekerja untuk menampakkan) nikmat-nikmat Allah (yang terpendam). Oleh karena itu, Allah menjadikan mereka mengenakan pakaian kelaparan dan ketakutan disebabkan oleh perbuatan (ulah) yang selalu mereka lakukan (QS.An-Nahl [16]: 112).
"Dan jika kamu menghitung-hitung nikmat Allah, niscaya kamu tidak dapat menentukan jumlahnya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (Q.S. An-Nahl: 18).
“(Tuhan) Yang Maha Pemurah, Yang telah mengajarkan Al Qur’an. Dia menciptakan manusia, Mengajarnya pandai berbicara. Matahari dan bulan (beredar) menurut perhitungan.
Dan tumbuh-tumbuhan dan pohon-pohonan kedua-duanya tunduk kepada-Nya. Dan Allah telah meninggikan langit dan Dia meletakkan neraca (keadilan). Supaya kamu jangan melampaui batas tentang neraca itu. Dan tegakkanlah timbangan itu dengan adil dan janganlah kamu mengurangi neraca itu.  Dan Allah telah meratakan bumi untuk makhluk (Nya). di bumi itu ada buah-buahan dan pohon kurma yang mempunyai kelopak mayang. Dan biji-bijian yang berkulit dan bunga-bunga yang harum baunya. Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?” (Q.S. Ar-Rahman 55:1-13)  diulang sebanyak 31 kali, ini berarti jika dihitung secara matematis terdapat 40% dari total ayat di Surat Ar Rahman yang berjumlah 78 ayat.              
"Dan tidaklah mereka mengetahui bahwa Allah melapangkan rezeki dan menyempitkannya bagi siapa yang dikehendaki-Nya? Sesungguhnya, pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah bagi kaum yang beriman. Katakanlah, 'Hai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya, Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya, Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Dan kembalilah kamu kepada Tuhanmu, dan berserah dirilah kepada-Nya sebelum datang azab kepadamu kemudian kamu tidak dapat ditolong (lagi).'" (QS. az-Zumar: 52-54)
“Mungkin kamu tidak menyukai sesuatu, padahal Allah menjadikan padanya kebaikan yang banyak.” (Q.s. an-Nisa’: 19).           
***
Abdullah bin Mubarak rahimahullah berkata:
"Berapa banyak amalan kecil menjadi besar karena
niat, dan berapa banyak pula amalan besar menjadi kecil karena niat"
(Jami' Al-Ulum wa Al-Hikam,12)
***                              
Hati-hatilah merasa senang ketika berdosa, sesungguhnya yang senang ketika berbuat dosa lebih jelek dari perbuatan dosa itu sendiri. (Ali Zainal Abidin)
***   
Ibnul Qayyim rahimahullahu berkata: “Barangsiapa yang memerhatikan kondisi alam ini, niscaya ia akan mengetahui bahwasanya sebab dari semua kebaikan yang ada di muka bumi ini adalah beribadah hanya kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala semata (tauhidullah) dan taat kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Sedangkan sebab dari kerusakan, fitnah, bala`, paceklik, dan kekalahan dari musuh adalah menyelisihi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan menyeru kepada selain jalan Allah Subhanahu wa Ta’ala dan Rasul-Nya.” (Bada`i’ul Fawa`id, 3/17)
***   
Ibnu Katsir mengatakan: “Sesungguhnya peringatan (nasihat) itu akan bermanfaat bagi hati yang beriman.” (Tafsir Ibnu Katsir, 4/238)  
***                                                                                       
Rasulullah SAW pun menegaskan dalam sabdanya dalam kaitannya dengan kehidupan di dunia ini .
Besarnya pahala sesuai dengan besarnya ujian dan cobaan. Sesungguhnya Allah ‘Azza wajalla bila menyenangi suatu kaum Allah menguji mereka. Barangsiapa bersabar maka baginya manfaat kesabarannya dan barangsiapa murka maka baginya murka Allah. (HR. Tirmidzi)
Seorang hamba memiliki suatu derajat di surga. Ketika dia tidak dapat mencapainya dengan amal-amal kebaikannya maka Allah menguji dan mencobanya agar dia mencapai derajat itu. (HR. Ath-Thabrani) 
Semua umatku masuk surga kecuali orang yang menolaknya. Mendengar sabda tersebut para sahabat bertanya, “Siapa orang yang menolak itu, ya Rasulullah?” Rasulullah Saw menjawab, “Orang yang menentang (perintah dan larangan)ku adalah orang yang menolak masuk surga.” (HR. Bukhari)
Sa’ad bin Abi Waqqash berkata, “Aku bertanya kepada Rasulullah Saw, “Ya Rasulullah, siapakah orang yang paling berat ujian dan cobaannya?” Nabi Saw menjawab, “Para nabi kemudian yang meniru (menyerupai) mereka dan yang meniru (menyerupai) mereka. Seseorang diuji menurut kadar agamanya. Kalau agamanya tipis (lemah) dia diuji sesuai dengan itu (ringan) dan bila imannya kokoh dia diuji sesuai itu (keras). Seorang diuji terus-menerus sehingga dia berjalan di muka bumi bersih dari dosa-dosa. (HR. Bukhari)
Pesan terakhir yang paling baik adalah kalimat dari manusia terbaik yaitu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, dari Abu Sa’id Al-Khudry rodhiallahu’anhu, dia berkata. ‘Aku memasuki tempat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, dan beliau sedang demam. Lalu kuletakkan tanganku di badan beliau. Maka aku merasakan panas di tanganku di atas selimut. Lalu aku berkata. ‘Wahai Rasulullah, alangkah kerasnya sakit ini pada dirimu’. Beliau berkata: ‘Begitulah kami (para nabi). Cobaan dilipatkan kepada kami dan pahala juga ditingkatkan bagi kami’. Aku bertanya. ‘Wahai Rasulullah, siapakah orang yang paling berat cobaannya ? Beliau menjawab: ‘Para nabi.
Aku bertanya. ‘Wahai Rasulullah, kemudian siapa lagi? Beliau menjawab: ‘Kemudian orang-orang shalih. Sungguh salah seorang di antara mereka diuji dengan kemiskinan, sampai-sampai salah seorang diantara mereka tidak mendapatkan kecuali (tambalan) mantel yang dia himpun. Dan, sungguh salah seorang diantara mereka merasa senang karena cobaan, sebagaimana salah seorang diantara kamu yang senang karena kemewahan.’ (HR. Ibnu Majah, Al-Hakim, di shahihkan Adz-Dzahaby)
Barangsiapa diuji lalu bersabar, diberi lalu bersyukur, dizalimi lalu memaafkan dan menzalimi lalu beristighfar maka bagi mereka keselamatan dan mereka tergolong orang-orang yang memperoleh hidayah. (HR. Al-Baihaqi)
Rasulullah saw bersabda,”…Beramallah semaksimal yang kamu mampu, karena Allah tidak akan bosan sebelum kamu bosan, dan sesungguhnya amal yang paling dicintai Allah adalah amal yang kontinyu (terus-menerus) walaupun sedikit.” (H.R. Bukhari)
Betapa lengkapnya Rasulullah SAW memberikan tuntunan kepada kaum dan ummat-Nya dalam menjalani kehidupan ini..sehingga definisi Mudah dan Sulit. Dikembalikan kepada setiap individu yang menjalaninya.
Beberapa catatan yang mesti kita perhatikan diantaranya, Rasulullah SAW  meriwayatkan dalam sabdanya yang tertuang dalam hadits maupun hal lainnya baik itu meliputi tuntunan berupa kehidupan, adab sehari-hari(makan,minum, Tidur, adab silaturrahmi,berbuat kebaikan dan lain-lain), ibadah (Shalat, Puasa, Haji) dan beramal(zakat,Infak,Sedekah) dan masih banyak hal lainnya. Beberapa kecil penjelasan dalam tuntunan yang Rasulullah SAW berikan kepada ummat manusia meliputi :
Penjelasan Tentang saling mengasihi 
Allah telah menjadikan KASIH SAYANG-Nya terbagi dalam 100 bagian. Dia menahan 99 bagian di sisi-Nya dan menurunkan 1 bagian ke bumi. Dari 1 bagian itulah para makhluk saling KASIH-MENGASIHI sehingga seekor induk binatang mengangkat cakarnya dari anaknya karena takut melukainya. (HR. Muslim)
Rasulullah SAW bersabda“Jadilah kamu di dunia seperti orang asing atau orang yang sedang melakukan perjalanan.” (HR. Bukhari no. 6053)
Bukankah waktu itu selalu berjalan, bukankah dakwah itu merupakan pergerakan. Bukankah pergerakan itu selalu identik perubahan terus menjadi lebih baik. Maka, bergeraklah!! Lakukan perjalanan dalam mengukir sejarah di muka bumi ini. Torehkanlah apa pun yang dapat kamu torehkan untuk manfaat umat manusia di kehidupan dunia ini.
Penjelasan Tentang Kehidupan Dunia
Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wa sallam bersabda, “Demi Allah, DUNIA ini dibanding AKHIRAT ibarat seseorang yang mencelupkan JARINYA ke LAUT; air yang TERSISA di JARINYA ketika diangkat itulah NILAI DUNIA ( akhirat = LAUT) ” (HR Muslim).
Bagi tiap sesuatu terdapat ujian dan cobaan, dan ujian serta cobaan terhadap umatku ialah harta-benda. (HR. Tirmidzi)
Diriwayatkan dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah berkata: “Apakah kalian tahu siapakah orang-orang yang bangkrut?”. Para sahabat menjawab: “Yang bangkrut itu adalah orang yang tidak punya dirham (uang) dan tidak punya aset”. Maka Rasulullah bersabda: “Sesungguhnya orang yang bangkrut dari kalangan umatku adalah orang yang datang pada hari kiamat (menghadap Allah) membawa pahala shalatnya, puasanya dan zakatnya. Dia datang tetapi dia telah mencaci si ini, menuduh berzina si ini, memakan harta si ini, menumpahkan darah si ini dan memukul si ini. Maka diambillah semua kebaikannya, diberikan kepada si ini dan si ini. Jika kebaikannya telah habis sebelum lunas beban keburukannya tersebut, maka diambillah keburukan orang-orang (yang telah disakitinya) tersebut, lalu dibebankan kepadanya, lalu dia dilemparkan ke dalam neraka”. (HR Bukhari dan Muslim).
Rasulullah SAW bersabda: "Kamu adalah pemimpin yang akan ditanya terhadap kepemimpinanmu itu". (HR.Muslim)
Dari Abu Muhammad Al Hasan bin Ali bin Abu Thalilb, radliallahu’anhuma, berkata: “Aku telah hafal dari Rasulullah shalallahu’alaihi wa sallam: "Tinggalkan apa-apa yang meragukanmu kepada apa-apa yang tidak meragukanmu, sesungguhnya benar/jujur itu adalah ketenangan, dan dusta itu adalah keraguan” [Riwayat @t Tirmidziy]
Adab
Rasulullah SAW bersabda : Hak seorang anak atas orang tuanya adalah mendapatkan nama yang aik, pengasuhan yang baik, dan adab yang baik
Rasulullah Saw bersabda: “Bergaullah dengan orang yang apabila engkau memandangnya, dia akan mengingatkanmu kepada Allah, sedangkan perkataannya dapat menambah ilmumu, dan perbuatannya akan membantumu cenderung beramal untuk akhirat.” (Hadits)
Seorang yang baik keislamannya ialah yang meninggalkan apa-apa yang tidak berkepentingan dengannya. (HR. Tirmidzi)
Tidak ada sesuatu yang lebih berat dalam timbangan (pada hari kiamat) dari akhlak yang baik. (HR. Abu Dawud)
Mudah..Sulit merupakan dua kata yang takkan pernah habis untuk dikaji dan dikupas dalam beragam warna-warni episode kehidupan ini. Yang menjadi permasalahan adalah “Apa yang sudah anda lakukan &perbuat untuk hari ini dan esok ??”
Hidup ini adalah Pilihan..selamat memilih Saudara/i ku
Peliharalah (perintah dan larangan) Allah, niscaya kamu akan selalu merasakan kehadiran-Nya. Kenalilah Allah waktu kamu senang, niscaya Allah akan mengenalimu waktu kamu dalam kesulitan. Ketahuilah, apa yang luput dari kamu adalah sesuatu yang pasti tidak mengenaimu dan apa yang akan mengenaimu pasti tidak akan meleset dari kamu. Kemenangan (keberhasilan) hanya dapat dicapai dengan kesabaran. Kelonggaran bersamaan dengan kesusahan dan datangnya kesulitan bersamaan dengan kemudahan. (HR. Tirmidzi)
Telah aku tinggalkan kepadamu dua perkara, yang kalian tak akan tersesat bila berpegang pada keduanya : Kitabullah dan Sunnah Rasul-Nya.” (HR. Muslim)
 
 

==Rezeki Halal & Baik==

Ada dua karakteristik rezeki yang direkomendasikan dalam Islam, yaitu Halal dan Baik. Ada rezeki yang baik tapi tidak halal, dan ada pula rezeki yang halal tapi tidak baik.
Rezeki yang baik tapi tidak halal, contohnya makanan yang baik dan segar tapi prosedur mendapatkannya dengan cara mencuri. Sebuah mobil Kijang Innova, makanan Burger di MC Donald, pakaian yang indah dan menarik, kalau hal tersebut didapat dengan cara mencuri, atau uang yang digunakan untuk membelinya merupakan hasil mencuri, adalah contoh jenis rezeki yang baik tapi tidak halal.
Sedangkan rezeki yang halal tapi tidak baik, contohnya seperti nasi (milik kita) yang sudah basi, buah-buahan yang sudah rusak dan mulai membusuk.


Bahkan, jika jelas makanan tersebut sudah rusak dan jika dikonsumsi akan mendatangkan penyakit, maka makanan tersebut bukan hanya tidak baik, tapi juga tidak halal.
Apa keuntungan kita menkonsumsi rezeki yang baik dan halal?
Rezeki yang baik akan berdampak pada pemeliharaan kesehatan, tersedianya zat-zat, vitamin dan lainnya yang sangat diperlukan oleh tubuh secara fisik, sehingga pada gilirannya kesehatan akan terjaga. Ketika tubuh kita sehat, maka kitapun siap beraktifitas.
Sedangkan Rezeki yang halal akan berdampak pada network dan jaringan komunikasi antara seorang hamba dengan Allah selaku pencipta dan pemancar frekuensi kepada seluruh makhluknya.
Rezeki yang halal memiliki sinyal yang kuat untuk menangkap gelombang cahaya Allah, sehingga apabila seseorang telah memperoleh cahaya Allah yang akan tembus langsung ke dalam hati dna kehidupannya, maka aktivitas dan amal orang tersebut akan senantiasa berpedoman oleh nilai-nilai agama.
Ada sebuah kisah, Tatkala Tsabit bin Ibrahim melewati sebuah jalan setapak di samping sebuah kebun, tiba-tiba jatuh sebuah apel. Tsabit mengambil dan memakannya separuh. Dia teringat bahwa apel itu bukan haknya.
Dia masuk ke dalam kebun dan bertanya pada tukang kebun, "Saya telah memakan separuh apel ini. Mohon anda mengikhlaskan apel yang telah saya makan dan ambillah sisanya.
Tukang kebun itu berkata, "Saya tidak memiliki hak untuk mengikhlaskan apel itu. Karena kebun itu bukan milik saya."
Tsabit bertanya, "Siapa pemilik kebun ini?"
Tukang kebun itu menjawab, "Tempat tinggal pemilik kebun ini amat jauh. Untuk mencapainya harus menghabiskan waktu sehari-semalam."
Tsabit berkata, "Saya tetap akan pergi ke sana. Meskipun jalan yang harus saya tempuh amatlah jauh. Karena tubuh ini akan tumbuh dan menjadi bagian dari siksa neraka (jika yang saya makan tidak halal). Hal ini sebagaimana yang dijelaskan oleh Rasulullah SAW."
Tsabit pergi berjalan menuju tempat tinggal pemilik kebun. Dia pergi dengan tujuan untuk meminta keridhaan atas separuh apel yang telah dimakannya. Setelah sehari semalam, Tsabit sampai di rumah pemilik kebun itu. Dia mengetuk pintu. Pintu itu dibuka oleh pemilik kebun. Setelah memperkenalkan diri Tsabit berkata,


"Saya mohon keridhaan tuan, atas apel yang telah saya makan. Sedangkan ini sisanya."
Pemilik kebun itu memandang dengan penuh kekaguman dan berkata, "Saya akan mengikhlaskan apel itu, namun dengan 1 syarat."
Tsabit bertanya, "Apa syaratnya."
Pemilik kebun itu menjawab, "Engkau harus menikahi putri saya.'
Tsabit menjawab dengan mantap, "Saya terima nikahnya."
Pemilik kebun itu berkata lagi, "Saya akan menceritkan kepadamu keadaan putri saya itu."
Tsabit menjawab, "Baik."
Pemilik kebun menjelaskan, "Dia buta, tuli, bisu dan cacat –tidak dapat berjalan-."
Tsabit kembali menjawab dengan mantap, "Baik, saya tetap menerima nikahnya. Saya akan serahkan semuanya kepada Allah SWT."
Setelah akad nikah selesai. Tsabit menemui istrinya. Dia masuk ke dalam kamar dan mengucapkan salam, "Assalamu 'alaikum." Padahal dia tahu bahwa istrinya tuli tidak dapat mendengar. Dia tahu juga bahwa istrinya bisu, sehingga tidak mungkin dia akan menjawab salamnya. Hanya saja Tsabit mengucapkan salam, agar dijawab oleh para malaikat. Namun ternyata tidak seperti yang dibayangkannya. Dia terkejut. Karena istrinya tersebut menjawab salam yang diucapkannya. Tsabit melihat padanya. Dia bergerak menghampiri Tsabit dengan kedua kakinya. Dia melihat pada Tsabit. Ternyata istrinya adalah seorang gadis yang amat cantik dan baik.
Tsabit bertanya padanya, "Ayahmu telah memberitahuku bahwa engkau tuli, bisu, cacat dan buta. Namun saya tidak melihat hal itu ada pada dirimu."
Istrinya menjawab, "Ayah saya memberitahumu bahwa saya buta. Saya memang buta, namun saya buta dari hal-hal yang haram. Karena mata saya tidak melihat kepada hal-hal yang diharamkan Allah. Saya memang tuli. Tapi tuli dari suara-suara yang tidak diridhai oleh Allah. Saya memang bisu. Karena saya hanya menggunakan lidah saya untuk berdzikir saja. Saya dikatakan cacat. Karena kaki saya hanya digunakan untuk melangkah ke tempat yang tidak menimbulkan kemarahan Allah."
Subhanallah ! Mereka hidup bersama dalam ketaatan pada Allah swt. Istri Tsabit itu melahirkan anak, yang kemudian menjadi seorang imam, dan terkenal dengan nama Imam Abu Hanifah. Nama aslinya Nu'man bin Tsabit –semoga Allah memberinya rahmat-.


 Tsabit selalu dituntun oleh ketakwaan kepada Allah. Istrinya juga merupakan wanita yang shalihah. Maka tidaklah aneh bila anak yang dilahirkan menjadi orang yang shaleh, seorang yang alim, bahkan menjadi imam besar. Dialah Abu Hanifah An-Nu'man pelopor madzhab Hanafi.
******************
Kunci-kunci pembuka rezeki
Pertama : Mensyukuri Segala Nikmat
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
“Dan ingatlah tatkala Rabbmu mengumandangkan : “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku) maka sesungguhnya adzab-Ku sangat pedih” [Ibrahim : 7]
Pada ayat lain, Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman.
“Dan barangsiapa yang bersyukur, maka sesungguhnya ia bersyukur demi (kebaikan) dirinya sendiri” [An-Naml : 40]
Imam Al-Qurthubi rahimahullah berkata :”Manfaat bersyukur tidak akan dirasakan, kecuali oleh pelakunya sendiri. Dengan itu, ia berhak mendapatkan kesempurnaan dari nikmat yang telah ia dapatkan, dan nikmat tersebut akan kekal dan bertambah. Sebagaimana syukur, juga berfungsi untuk mengikat kenikmatan yang telah didapat serta menggapai kenikmatan yang belum dicapai” [Tafsir Al-Qurthubi, 13/206]
Kedua : Membayar Zakat (Sedekah)
“Allah memusnahkan riba dan menyuburkan sedekah” [Al-Baqarah : 276]
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda.
“Tiada pagi hari, melainkan ada dua malaikat yang turun, kemudian salah satunya berkata (berdo’a) : “Ya Allah, berilah pengganti bagi orang yang berinfak”, sedangkan yang lain berdo’a :”Ya Allah, timpakanlah kepada orang yang kikir (tidak berinfak) kehancuran” [Muttafaqun alaih]
Ketiga : Bekerja Mencari Rizki Dengan Hati Qona’ah, Tidak Dipenuhi Ambisi dan Tidak Serakah



“Sesungguhnya Allah Yang Maha Luas Karunia-nya lagi Maha Tinggi, akan menguji setiap hamba-Nya dengan rizki yang telah Ia berikan kepadanya. Barangsiapa yang ridha dengan pembagian Allah Subhanahu wa Ta’ala, maka Allah akan memberkahi dan melapangkan rizki tersebut untuknya. Dan barangsiapa yang tidak ridha (tidak puas), niscaya rizkinya tidak akan diberkahi” [HR Ahmad dan dishahihkan oleh Al-Albani]
Al-Munawi rahimahullah menyebutkan : “Penyakit ini (yaitu tidak puas dengan apa yang telah Allah Subhanahu wa Ta’ala karuniakan kepadanya, pent) banyak dijumpai pada pemuja dunia. Hingga engkau temui salah seorang dari mereka meremehkan rizki yang telah dikaruniakan untuknya ; merasa hartanya sedikit, buruk, serta terpana dengan rizki orang lain dan menganggapnya lebih bagus dan banyak. Oleh karena itu, ia akan senantiasa membanting tulang untuk menambah hartanya , sampai umurnya habis, kekuatannya sirna ; dan ia pun menjadi tua renta (pikun) akibat dari ambisi yang digapainya dan rasa letih. Dengan itu, ia telah menyiksa tubuhnya, menghitamkan lembaran amalannya dengan berbagai dosa yang ia lakukan demi mendapatkan harta kekayaan. Padahal, ia tidak akan memperoleh selain apa yang telah Allah Subhanahu wa Ta’ala tentukan untuknya. Pada akhir hayatnya, ia meninggal dunia dalam keadaan pailit. Dia tidak mensyukuri yang telah ia peroleh, dan ia juga tidak berhasil menggapai apa yang ia inginkan”
(Faidhul Qadir, 2/236)
Keempat : Bertaubat Dari Segala Perbuatan Dosa
Allah Subhanahu wa Ta’ala menceritakan tentang Nabi Hud Alaihissallam bersama kaumnya.
“Dan (Hud berkata) : Hai kaumku, beristighfarlah kepada Rabbmu lalu bertaubatlah kepada-Nya, niscaya Dia menurunkan atasmu hujan yang sangat deras, dan Dia akan menambahkan kekuatan kepada kekuatanmu dan janganlah kamu berpaling dengan berbuta dosa” [Hud : 52]
Akibat kekufuran dan perbuatan dosa kaum ‘Ad –berdasarkan keterangan para ulama tafsir- mereka ditimpa kekeringan dan kemandulan, sehingga tidak seorang wanita pun yang bisa melahirkan anak. Keadaan ini berlangsung selama beberapa tahun lamanya. Oleh karena itu, Nabi Hud Alaihissallam memerintahkan mereka untuk bertaubat dan beristighfar. Sebab, dengan taubat dan istighfar itu, Allah Subhanahu wa Ta’ala akan menurunkan hujan, dan mengaruniai mereka anak keturunan.
[Tafsir Ath-Thabari (15/359) dan Tafsir Al-Qurthubi (9/51)]
Kelima : Menyambung Tali Silaturahmi
“Barangsiapa yang senang untuk dilapangkan (atau diberkahi) rizkinya, atau ditunda (dipanjangkan) umurnya, maka hendaknya ia bersilaturrahim” [Muttafaqun ‘alaih]


Yang dimaksud dengan ditunda ajalnya, ialah umurnya diberkahi, diberi taufiq untuk beramal shalih, mengisi waktunya dengan berbagai amalan yang berguna bagi kehidupannya di akhirat, dan ia terjaga dari menyia-nyiakan waktunya dalam hal yang tidak berguna. Atau menjadikan nama harumnya senantiasa dikenang orang. Atau benar-benar umurnya ditambah oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala.
[Lihat Syarhu Shahih Muslim (8/350) dan Aunul Ma’bud (4/102)]
Keenam : Mencari Rizki Dari Jalan Yang Halal
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda.
“Janganlah kamu merasa bahwa rizkimu datangnya terlambat. Karena sesunguhnya, tidaklah seorang hamba akan meninggal, hingga telah datang kepadanya rizki terakhir (yang telah ditentukan) untuknya. Maka, tempuhlah jalan yang baik dalam mencari rizki, yaitu dengan mengambil yang halal dan meninggalkan yang haram” [HR Abdur-Razaq, Ibnu Hibbanm dan Al-Hakim]
Salah satu yang mempengaruhi keberkahan ini ialah praktek riba. Perbuatan riba termasuk faktor yang dapat menghapus keberkahan.
“Allah memusnahkan riba dan menyuburkan sedekah” [Al-Baqarah : 276]
Ibnu Katsir rahimahullah berkata :”Allah Subhanahu wa Ta’ala mengabarkan bahwa Dia akan memusnahkan riba. Maksudnya, bisa saja memusnahkannya secara keseluruhan dari tangan pemiliknya, atau menghalangi pemiliknya dari keberkahan hartanya tersebut. Dengan demikian, pemilik riba tidak mendapatkan manfaat dari harta ribanya. Bahkan dengan harta tersebut, Allah Subhanahu wa Ta’ala akan membinasakannya dalam kehidupan dunia, dan kelak di hari akhirat Allah Subhanahu wa Ta’ala akan menyiksanya akibat harta tersebut” [Tafsir Ibnu Katsir, 1/328]
Bila mengamati kehidupan orang-orang yang menjalankan praktek riba, niscaya kita dapatkan banyak bukti bagi kebenaran ayat dan hadits di atas. Betapa banyak pemakan riba yang hartanya berlimpah, hingga tak terhitung jumlahnya, akan tetapi tidak satu pun dari mereka yang merasakan keberkahan, ketentraman dan kebahagiaan dari harta haram tersebut.
Begitu pula dengan meminta-minta (mengemis) dalam mencari rizki, termasuk perbuatan yang diharamkan dan tidak mengandung keberkahan. Dalam salah satu hadits, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjelaskan sebagian dampak hilangnya keberkahan dari orang yang meminta-minta.



“Tidaklah seseorang terus-menerus meminta-minta kepada orang lain, hingga kelak akan datang pada hari Kiamat, dalam keadaan tidak ada secuil daging pun melekat di wajahnya” [Muttafaqun alaih]
Ketujuh : Bekerja Saat Waktu Pagi.
waktu yang paling baik untuk memulai bekerja dan mencari rizki, ialah waktu pagi. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah memanjatkan do’a keberkahan.
“Ya Allah, berkahilah untuk ummatku waktu pagi mereka” [HR Abu Dawud, At-Tirmidzi, An-Nasa-i, Ibnu Majah dan dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani]
Hikmah dikhususkannya waktu pagi dengan doa keberkahan, lantaran waktu pagi merupakan waktu dimulainya berbagai aktifitas manusia. Saat itu pula, seseorang merasakan semangat usai beristirahat di malam hari. Oleh karenanya, beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam mendo’akan keberkahan pada waktu pagi ini agar seluruh umatnya memperoleh bagian dari doa tersebut.
Sebagai penerapan langsung dari doa ini, bila mengutus pasukan perang, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam melakukannya di pagi hari, sehingga pasukan diberkahi dan mendapatkan pertolongan serta kemenangan.
Contoh lain dari keberkahan waktu pagi, ialah sebagaimana yang dilakukan oleh sahabat Shakhr Al-Ghamidi Radhiyallahu ‘anhu. Yaitu perawi hadits ini dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Shakhr bekerja sebagai pedagang. Usai mendengarkan hadits ini, ia pun menerapkannya. Tidaklah ia mengirimkan barang dagangannya kecuali di pagi hari. Dan benarlah, keberkahan Allah Subhanahu wa Ta’ala dapat ia peroleh. Diriwayatkan, perniagaannya berhasil dan hartanya melimpah ruah. Dan berdasarkan hadits ini pula, sebagian ulama menyatakan, tidur pada pagi hari hukumnya makruh.


http://romdani45498.blogspot.com/2010/12/rezeki-halal-baik.html