Mengenai Saya

Foto saya
Pangandaran, West Java, Indonesia
Simple

Sabtu, 24 Maret 2012

Wortel,,,Telur,,,Biji kopi…?

Seorang anak mengeluh pada ayahnya tentang hidupnya yang sulit. Ia tidak tahu lagi harus berbuat apa dan ingin menyerah saja. Ia lelah berjuang. Setiap saat satu persoalan terpecahkan, persoalan yang lain muncul. Ayahnya, seorang juru masak, tersenyum dan membawa anak perempuannya ke dapur. Ia lalu mengambil tiga buah panci, mengisinya masing-masing dengan air dan meletakkannya pada kompor yang menyala. Beberapa saat kemudian air dalam panci-panci itu mendidih. Pada panci pertama, ia memasukkan wortel. Lalu, pada panci kedua ia memasukkan telur. Dan, pada panci ketiga ia memasukkan beberapa biji kopi tumbuk.Ia membiarkan masing-masing mendidih.
Selama itu ia terdiam seribu basa. Sang anak menggereget gigi, tak sabar menunggu dan heran dengan apa yang dilakukan oleh ayahnya. Dua puluh menit kemudian, sang ayah mematikan api. Lalu menyiduk wortel dari dalam panci dan meletakkanya pada sebuah piring. Kemudian ia mengambil telur dan meletakkanya pada piring yang sama. Terakhir ia menyaring kopi yang diletakkan pada piring itu juga.
Ia lalu menoleh pada anaknya dan bertanya, "Apa yang kau lihat, nak?" "Wortel, telur, dan kopi, " jawab sang anak. Ia membimbing anaknya mendekat dan memintanya untuk memegang wortel. Anak itu melakukan apa yang diminta dan mengatakan bahwa wortel itu terasa lunak. Kemudian sang ayah meminta anaknya memecah telur. Setelah telur itu dipecah dan dikupas, sang anak mengatakan bahwa telur rebus itu kini terasa keras. Sang anak tersenyum saat mencicipi aroma kopi yang sedap itu. "Apa maksud semua ini, ayah?" tanya sang anak.Sang ayah menjelaskan bahwa setiap benda tadi telah mengalami hal yang sama, yaitu direbus dalam air mendidih, tetapi selepas perebusan itu mereka berubah menjadi sesuatu yang berbeda-beda. Wortel yang semula kuat dan keras, setelah direbus dalam air mendidih, berubah menjadi lunak dan lemah.Sedangkan telur, sebaliknya, yang semula mudah pecah, kini setelah direbus menjadi keras dan kokoh. Sedangkan biji kopi tumbuk berubah menjadi sangat unik. Biji kopi, setelah direbus, malah mengubah air yang merebusnyaitu. "Maka, yang manakah dirimu?" tanya sang ayah pada anaknya. "Di saat kesulitan menghadang langkahmu, perubahan apa yang terjadi pada dirimu?Apakah kau menjadi sebatang wortel, sebutir telur atau biji kopi?"
 
 

"Daftar Iblis Penggoda manusia."

Umar bin Khatab Radhiyallau 'Anhu berkata:
Jenis Iblis yang menjerumuskan manusia ke dalam jurang kesesatan itu banyak sekali. Bahkan ada ulama yang berpendapat bahwa dalam menyesatkan manusia Iblis itu mempunyai spesifikasi keahlian tersendiri sesuai dengan bidangnya. Yang ahli menggoda orang shalat tugasnya hanya menggoda orang shalat, yang ahli mengkufurkan orang yang beriman tugasnya hanya mengkufurkan dengan berbagai tipu daya dan propaganda yang menyesatkan, begitu seterusnya.
Mengenai hal ini ada keterangan yang bersumber dari Umar bin Khatab Radhiyallahu 'Anhu.  Bahwa Keturunan Iblis yang mempunyai tugas menggoda dan menjerumuskan manusia (ke lembah kesesatan) itu ada sembilan, yaitu:
Iblis Zailatun (زَيْلَة ٌ )
Iblis ini bertugas untuk menjerumuskan para pedagang di pasar agar berdusta, mau mengurangi timbangan, membuat onar diantara para pedagang, dan melakukan bujuk rayu kepada para pedagang agar melakukan penyimpangan dan kecurangan dalam aqad jual beli, dengan diiming-imingi agar cepat kaya.
Ajakan Iblis diatas itu jelas bertentangan dengan syari'ah, merusak ekonomi umat, menanamkan mental binatang yang segala cara dalam meraih kesuksesan, serta menumbuhkan jiwa egoistisme dan materialisme yang membabi-buta. Kalau ini sudah ditanamkan oleh Iblis, maka dengan sendirinya orang itu akan senang-berenang dalam lumpur kemaksiatan dan kedurhakaan.
Karena itu, ada ancaman berat bagi siapa saja yang mengikuti ajakan Iblis Zailatun untuk melakukan kecurangan dalam jual beli.
Ada keterangan yang bersumber dari Abu Dzar Radhiyallahu 'Anhu., ia berkata: Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wa sallam pemah bersabda:
ثَلاَثَةُلاَيَنْظُرُاللهُ اِلَيْهِِِمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِوَلاَ يُزكِّيْهِمْ وَلَهُمْ عَذَابٌ أَلِيْم
Ada tiga orang dimana Allah tidak akan melihat mereka pada hari kiamat (tidak memberikan rahmat), tidak membersihkan dosa mereka, dan mereka (juga) akan mendapat siksaan yang amat pedih. Abu Dzar ra berkata : "Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wa sallam mengatakan (hal tersebut) sampai tiga kali "Aku berkata: Mereka akan menyesal dan merugi, siapa mereka itu Ya Rasulullah?.
Lalu beliau bersabda:
1. Orang yang menurunkan kainnya (hingga menutupi kedua mata kakinya)
2. Orang yang suka mengungkit-ungkit pemberiannya.
3. Dan orang yang menjual barang dagangannya dengan sumpah palsu
(HR. Muslim).
Larangan untuk melakukan kecurangan dalam jual beli juga disebutkan dalam Al-Qur'an;
"Kecelakaan besarlah bagi orang-orang yang curang. (Yaitu) orang-orang yang apabila menerima takaran dari orang lain, mereka mengurangi. Dan apabila mereka menakar atau menimbang untuk orang lain, mereka mengurangi. Tidakkah orang-orang itu menyangka, bahwa sesungguhnya mereka akan dibangkitkan. Pada suatu hari yang besar (Yaitu) hari (ketika) manusia berdiri menghadap Tuhan."
(QS. Al-Muthaffifiin :1-6).
Itulah diantara ancaman siksa bagi orang yang mengikuti Iblis Zailatun, yang melakukan kecurangan dalam berdagang.
Cara Iblis Zailatun menjerumuskan para pedagang adalah dengan menakut-nakuti kebangkrutan jika berbuat jujur dalam berdagang, dan mengiming-imingi akan cepat kaya, cepat berhasil dan sukses jika mau berbuat curang dalam berdagang. jika orang yang berdagang itu lemah imannya, ambisius dan materialistis tentu ia akan mudah terjebak dalam bujuk rayu Iblis Zailatun. Akhimya ia akan menjadi pengikut setia Iblius Zailatun.
Iblis Wawatsin
Iblis Wawatsin dalah Iblis yang bertugas menggoda dan menjerumuskan orang yang beriman agar selalu menggerutu, tidak sabar dan tidak ikhlas setiap kali menerima musibah, atau cobaan dari Allah Ta'ala.
"Sesungguhnya wanita-wanita yang merintih (lantaran menerima musibah) ini akan dijadikan kelak di hari kiamat dua barisan dalam neraka jahannam, satu barisan berada disebelah kanan penduduk neraka dan satu barisan lagi berada disebelah kiri, akhirnya mereka menggonggong kepada penduduk ahli neraka, sebagaimana layaknya anjing-anjing yang menggonggong."
(HR. Ath-Thabrani).
Padahal orang yang meratapi musibah dengan menggerutu sampai merobek-robek pakaiannya adalah dosa. Tmdakan seperti ini merupakan cermin dari ketidak-ikhlasan atas takdir Allah, sepertinya ia menyalahkan Allah, yang menghilangkan kesenangan dirinya, padahal semua apa yang ada di alam ini telah ditentukan oleh Allah masanya atau kehancurannya. Oleh karena itu, syari'ah memerintahkan untuk bersabar dan ikhlas setiap kali menerima cobaan dan musibah dari Allah Ta'ala, sebab setiap musibah itu ada hikmah yang terkandung didalamnya. Allah mengancam akan menyiksa terhadap orang yang tidak bersabar dalam menerima musibah. Sebagaimana yang disabdakan oleh Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wa sallam dalam hadits yang lain disebutkan, bahwa Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wa sallam pernah bersabda:
"Tidak termasuk umat kami yang sempurna orang yang menampari pipinya sendiri (ketika menerima musibah), merobek-robek leher bajunya sendiri dan meratapi mayat, sebagaimana kebiasaan orang-orang jahiliyah".
(HR. Bukhari dan Muslim).
Demikianlah diantara ancaman siksa bagi orang yang mengikuti Iblis Wawatsin. Sehingga ia selalu mengerutu setiap kali menerima musibah. Iblis ini dalam menjerumuskan orang yang beriman ke dalam jurang kemaksiatan dan kekufuran adalah dengan menanamkan rasa ketidak-puasan terhadap takdir Allah, mempengaruhi jiwanya agar memberontak ketika menerima musibah, membakar emosinya dan menghilangkan sifat sabarnya.
Jika seseorang sudah tidak mampu mengendalikan emosinya, maka Iblis dengan mudah menjerumuskan dinnya ke dalam perbuatan munkar. Hanya keimanan dan ketakwaan yang kuat serta kesabaran yang tinggi yang dapat menangkalnya dari gangguan dan bujuk rayu Iblis*Wawatsin.
Iblis Akwan
lblis ini bertugas menyesatkan dan mempengaruhi para remaja dan pimpinan umat supaya selalu berbuat dzalim, menjauhi hal-hal yang ma'ruf, menanamkan kesenangan berbuat munkar dan maksiat.
Cara yang digunakan oleh Iblis Akwan dalam menjerumuskan remaja yang beriman ke dalam lembah kemaksiatan adalah bermacam-macam. Perbuatan yang jelas munkarnya itu dikemas dengan baik sehingga tidak terkesan sebagai perbuatan maksiat, hal ini dilakukan-oleh Iblis Akwan untuk menarik simpati dari remaja beriman agar mau melakukannya. Termasuk memperhalus istilah-istilah yang berbau maksiat dan munkar, ini dilakukan untuk menghilangkan kesan maksiat, dengan demikian remaja akan mudah dibujuk dan dirayu untuk dijebloskan ke dalam dunia sesat yang jauh dari tuntunan agama.
Hal ini telah dijelaskan oleh Allah dalam firman-Nya:
"... tetapi setan (Iblis) menjadikan umat-umat itu memandang baik perbutan mereka (yang buruk), maka setan menjadi pemimpin mereka di hari itu dan bagi mereka adzab yang sangat pedih.
(QS. An-Nahl 16:63)
Dalam menyesatkan para pemimpm umat, Iblis Akwan selalu mendorong para pemimpin itu untuk berbuat dzalim, merampas hak rakyat, bertindak sewenang-wenang, korupsi, manipulasi, serta Iblis Akwan juga menanamkan rasa ketakutan dihati para pemimpin akan kemiskinan jika mereka tidak mau berbuat dzalim, curang dalam bertindak, mumpung masih berkuasa agar kekuasaannya itu digunakan sebaik mungkin untuk berbuat munkar dan maksiat, baik teihadap rakyatnya maupun terhadap Allah. Kalau ini sudah berhasil, maka Iblis Akwan akan lebih mudah lagi menenggelamkan mereka kedalam lumpur kemaksiatan, akhimya jadilah mereka pemimpin yang durhaka.
Untuk para pemimpin yang berbuat dzalim seperti diatas itu, Allah mengancam akan menyiksanya dengan siksaan yang amat pedih. Sebagaimana disebutkan dalam FirmanNya:
"Sesungguhnya dosa itu atas orang-orang yang berbuat dzalim kepada manusia dan melampaui batas di muka bumi tanpa hak. Mereka itu mendapat adzab yang pedih".
(QS. Asy-Syuura 42:42)
Itulah diantara ancaman siksa bagi siapa yang berbuat dzalim di muka bumi ini dan mengikuti jejak Iblis Akwan.
Iblis Hafaf
Iblis ini bertugas menyesatkan dan menjerumuskan kaum muslimin ke lembah nista yang berlumur dosa dengan cara melakukan tipu daya dan bujukan agar kaum muslimin melanggengkan minum khamer. Sebab jika seseorang sudah minum khamer dan mabuk, maka segala bentuk kemungkaran yang lain dengan mudah ia laksanakan.
Seperti berzina, membunuh, berbuat aniaya, mencuri dan segala kemungkaran yang lain. Karena tingkah laku orang yang sedang mabuk itu tidak dapat dikendalikan oleh otaknya, jiwanya dan perasaannya sudah dikuasai oleh Iblis. Untuk itu, ia mudah dibimbing oleh Iblis guna dijebloskan ke dalam kemaksiatan dan kekufuran.
Banyak sekali orang yang tadinya tidak berani membunuh, merampok dan berzina, akan tetapi setelah ia menenggak khamer dan mabuk, maka segala bentuk kemaksiatan di atas itu dapat dilakukannya dengan mudah, sepertinya tidak ada beban baginya.
Agar tidak mudah tertipu oleh bujuk rayu Iblis Hafaf, Allah telah memperingatkan kaum muslimin agar tidak meminum khamer, karena khamer adalah identik dengan setan. Sebagaimana disebutkan dalam firman-Nya:
"Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum) khamer, berjudi, (berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah, adalah perbuatan keji termasuk perbuatan setan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan."
(QS. Al-Maidah 5:90)
Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wa sallam pernah bersabda:
"Jauhilah khamer, sesungguhnya khamer itu adalah sumber segala kejahatan (kemaksiatan).
Didalam hadits lain yang bersumber dari Anas ra, dikatakan sebagai berikut:
Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wa sallam melaknati sepuluh orang karena khamer, yaitu;
1. Orangyang memeras bahan khamer.
2. Orang yang minta diperaskan bahan khamer untuk diminumkan kepada orang lain.
3. Orang yang minum khamer
4. Orang yang membawa khamer
5. Orang yang dituju untuk dibawakan khamer kepadanya.
6. Orang yang menuangkan khamer ke gelas atau lainnya.
7, Orang yang menjual khamer.
8. Orang yang memakan harta hasil penjualan khamer.
9. Orang yang membeli khamer.
10. Orang yang dibelikan khamer.
(HR. At-Tirmidzi dan Ibnu Majah)
Demikianlah ancaman bags orang yang mengikuti Iblis Hafaf, yang mau menenggak khamer dan benda yang memabukkan lainnya.
Iblis Wamurah
Iblis Wamurah ini bertugas menjerumuskan para penyanyi agar mendendangkan lagu yang penuh maksiat, mengajak berbuat munkar, serta lagu-lagu yang bersyair kebebasan tanpa etika. Juga menjerumuskan para penyanyi agar berpenampilan seronok, yang dapat mengundang luapan nafsu dan maksiat. Dengan demikian orang akan mudah digiring untuk dijebloskan dalam dunia munkar dan maksiat.
Nyanyian dan biduanitanya itu termasuk salah satu alat Iblis yang paling ampuh untuk menjerumuskan orang ke dalam jurang kesesatan yang penuh dengan lumuran dosa. Banyak sudah orang yang melakukan kemaksiatan karena terpengaruh oleh syair lagu-lagu maksiat, atau dikarenakan mencontoh tingkah laku artis yang diidolakan yang senang berbuat munkar, bergaul bebas dan akhlaknya yang buruk.
Oleh karena itu, untuk menangkal bujuk rayu dan propaganda yang menyesatkan yang ditiupkan oleh Iblis Wamurah adalah dengan menanamkan aqidah yang kuat dan akhlak yang mulia. Sebab dengan berpegang teguh pada kedua faktor diatas Insya Allah diri akan selamat dari godaan Iblis Yang jahat ini.
Iblis Laqwas
Iblis Laqwas adalah Iblis yang bertugas mempengaruhi manusia agar tetap kafir, tetap musyrik dan tetap menyembah berhala atau sesembahan lainnya selain Allah. Sudah banyak orang yang disesatkan oleh Iblis Laqwas, terkadang ia mengganti bentuknya seperti seorang syekh lalu memberikan pelajaran atau tuntunan yang mengarah kepada kemusyrikan dan pemurtadan dengan berbagai dalih serta promosi yang mengikat, sehingga banyak orang yang lemah imannya keluar dari jalur Islam karena mengikuti saran Iblis Laqwas, hanya demi mendapatkan sesuap nasi, jabatan, kedu­dukan, pekerjaan, fasilitas, bahkan ada yang rela melepaskan keimanannya demi sang kekasih.
Orang yang menyembah selain Allah, berarti dirinya menjadikan Iblis sebagai pelindungnya, yang harus diikuti tingkah lakunya. Mereka tidak sadar kalau dirinya telah disesatkan oleh Iblis untuk dijerumuskan ke dalam jurang kekufuran.
Sebagaimana disebutkan oleh Allah dalam firman-Nya:
'Sesungguhnya mereka menjadikan seran-setan pelindung (mereka) selain Allah, dan mereka mengira bahwa mereka mendapat petunjuk.'
(QS. Al-A'raf 7:30)
Di dalam ayat yang lain Allah Ta'ala telah memperingatkan kepada umat manusia agar tidak mudah ditipu oleh setan maupun Iblis, sebab makhluk jahat ini dalam menyesatkan dan mengkufurkan manusia menggunakan bujuk rayu dan tipu muslihat yang sangat memikat, maka tidak heran bila banyak orang yang lemah imannya menjadi korban tipu muslihatnya.
Mengenai hal ini Allah Ta'ala berfirman:
"Hai anak Adam, janganlah sekali-kali kamu dapat ditipu oleh setan sebagaimana ia telah mengeluarkan kedua ibu-bapakmu dari surga.
(QS. Al-A'raf 7:27).
Meskipun ada peringatan ayat diatas, masih banyak saja orang yang mengikuti Iblis Laqwas melakukan kekufuran dan kemusyrikan. Mereka mengira bahwa apa yang mereka perbuat itu merupakan jalan yang benar dan dapat memberi petunjuk kepada mereka, padahal jalan yang mereka tempuh itu sesat dan dapat mendatangkan siksa Allah. Itulah gambaran orang yang telah dijerumuskan oleh Iblis Laqwas kedalam kesesatan.
Iblis A'war
Iblis ini bertugas untuk mempengaruhi dan menggoda laki-laki dan wanita untuk melakukan perbuatan zina, atau melakukan perbuatan maksiat lainnya.
Iblis A'war menggunakan "Pandangan Mata" sebagai cara yang paling ampuh untuk membakar nafsu kaum lelaki dan wanita untuk berbuat maksiat.
Mujahid berkata : Ketika wanita itu menghadap, maka Iblis duduk di kepalanya untuk menghiasi Wajah wanita tersebut agar tampak menarik bagi orang yang melihatnya, dan jika wanita itu berpaling ke belakang, maka Iblis duduk di pantatnya untuk menghiasi pantat tersebut agar tampak menarik bagi orang yang melihatnya.
Apa yang dikatakan oleh Mujahid diatas itu memang benar, sebab umumnya lelaki bila melihat wanita ketika berhadapan, maka yang pertama kali diperhatikan adalah wajahnya, sedangkan ketika melihat wanita yang berjalan didepannya, maka yang pertama kali diperhatikan adalah pantatnya, karena itu memang tempatnya Iblis.
Nabi Yahya 'Alaihissalam  pernah ditanya:
"Apa yang menjadi penyebab perzinaan?".
Nabi Yahya 'Alaihissalam  menjawab:
"Yang menjadi penyebabnya adalah memandang wanita, lalu timbul dalam hati keinginan untuk berzina dengannya. Zina mata itu termasuk dosa kecil, dan hal ini dapat mendekatkan pada perbuatan dosa besar, yaitu zina farji. Oleh karena itu, barangsiapa yang tidak mampu menundukkan pandangannya, maka niscaya ia tidak akan mampu menjaga farjinya". Demikian jawaban Nabi Yahya 'Alaihissalam terhadap penanya tadi.
Nabi Isa 'Alaihissalam pernah berkata:
'Takutlah kamu memandang (wanita), karena sesungguhnya memandang itu dapat menumbuhkan syahwat didalam hati, dan ini sudah cukup mendatangkan fitnah".
Berkatalah Sa'ad bin Jubair Radhiyallahu 'Anhu:
"Sesungguhnya fitnah yang menimpa Nabi Daud as adalah dari memandang (wanita)".
Dan masih banyak orang laki-laki maupun wanita yang berbuat zina yang diawali dari kebiasaan memandang lawan jenisnya yang bukan muhrimnya. Karena memandang merupakan panah Iblis yang sangat ampuh untuk menjerumuskan laki-laki dan wanita ke dalam perbuatan nista yang penuh dengan dosa. Sekarang tidak sedikit orang yang menjadi budak Iblis A'war karena ingin melampiaskan nafsunya. Semoga kita dijauhkan oleh Allah dari godaan lblis ini.
Iblis ini tugasnya mengencingi orang supaya malas bangun untuk beribadah. Jika orang sudah malas bangun malam untuk beribadah berarti dirinya mementingkan tidurnya, tidak memikirkan tentang kehidupannya nanti di akhirat, tidak mau bermunajat kepada Allah berarti ada hal yang lebih penting selain bermunajat, apakah itu tidur atau kegiatan-kegiatan lain yang berbau duniawiyah. Kalau hal ini sudah menjadi kebiasaan seorang hamba, maka akan mempermudah Iblis menjauhkan dia dari kegiatan agama, lama kelamaan dirinya akan bisa meninggalkan aktivitas ibadah. Kalau sudah begini, Iblis tinggal menggiring dia untuk dijerumuskan ke dalam jurang kemaksiatan dan kekufuran.
Iblis Al-Wasnan
Banyak orang terjerumus menjadi ahli maksiat, bahkan dirinya sampai rela menanggalkan aqidahnya yang disebabkan oleh malas beribadah.
Malas beribadah itu menunjukkan lemah keimanannya, bahkan keimanannya bisa sebagai lipstik belaka, sebagai pemanis bibir saja, buktinya ia mengaku beriman tetapi tidak mau beribadah, bahkan perintah agama ia tentang, larangannya ia terjang. Orang-orang seperti inilah yang setia menjadi pengikut Iblis Al-Wasnan, yang malas beribadah tetapi senang bermaksiat. Al-Qur'an telah memperingatkan kaum muslimin agar tidak mengikuti langkah-­langkah Iblis, sebab Iblis itu menyesatkan, menyauhkan orang agar tidak beribadah kepada Allah Sebagaimana disebutkan dalam Al-Qur'an surat Al-An'am 142:
"Dan janganlah kamu mmglkuti langkah-langkah setan. Sesungguhnya setan itu musuh yang nyata bagimu.
(QS. Al An'am 6:142)"
Dengan demikian, bila ada orang malas beribadah, senang berbuat munkar, maka dia telah menjadi teman Iblis.
Iblis Dasim
Iblis yang satu ini~bertugas untuk mempengaruhi, menggoda dan mendorong suami istri untuk melakukan penyelewengan. Dengan terjadinya penyelewengan, maka sudah barang tentu rumah tangganya akan menjadi berantakan, tidak harmonis, jauh dari kebahagiaan yang pada akhimya nanti akan terjadi perceraian. Inilah yang diinginkan oleh Iblis Dasim.
Dengan terjadinya perceraian, maka orang akan mudah untuk digiring berbuat munkar dan maksiat, meskipun tidak sedikit orang yang tidak menikah juga tenggelam dalam dunia maksiat. Setidak-tidaknya orang yang sudah bercerai itu dapat dimanfaatkan oleh Iblis untuk dijerumuskan dalam perbuatan nista, seperti zina dan perbuatan munkar lainnya, karena ia sudah tidak mempunyai tempat untuk menyalurkan kebutuhan biologisnya secara halal. Karena diantara tujuan pernikahan adalah untuk menundukkan pandangan mata, menyalurkan kebutuhan biologis secara halal, untuk memperoleh keturunan, disamping menjalankan Sunnah Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wa sallam.
Dan masih banyak lagi bahaya atau madlarat yang disebabkan tidak menikah, dan keadaan inilah yang dimanfaatkan oleh Iblis Dasim untuk menjerumuskan kaum muslimin ke lembah nista yang penuh dengan dosa.
Oleh karena itu, Iblis sangat membenci terhadap keluarga yang rukun, damai dan sejahtera. Sebab kondisi keluarga seperti ini akan mendapat limpahan rahmat dan berkah dari Allah Ta'ala.
Itulah nama-nama Iblis yang dikatakan oleh Umar bin Khathab Radhiyallahu 'Anhu yang bertugas menyesatkan manusia untuk dijerumuskan ke dalam kefasikan, kemaksiatan, kemusyrikan dan kekufuran, yang nanti menjadi temannya di dalam neraka.
Semoga Allah menjauhkan dan menyelamatkan kita dari segala tipu daya Iblis ini.
Wallahu'alam..
qaala fabimaa aghwaytanii la-aq'udanna lahum shiraathaka almustaqiima
Artinya:
[16] Iblis menjawab: "Karena Engkau telah menghukum saya tersesat, saya benar-benar akan (menghalang-halangi) mereka dari jalan Engkau yang lurus,
tsumma laaatiyannahum min bayni aydiihim wamin khalfihim wa'an aymaanihim wa'an syamaa-ilihim walaa tajidu aktsarahum syaakiriina
Artinya:
[17]. kemudian saya akan mendatangi mereka dari muka dan dari belakang mereka, dari kanan dan dari kiri mereka. Dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur (ta'at).
(QS. Al-A'raf [7] :16-17).
 
 

"Apa masih mau Marah setelah baca ini ?"

Suatu waktu Ibnu Umar Radhiya Allahu 'anhu bertanya kepada Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wa sallam,
"Apa yang menjauhkanku dari murka Allah Azza Wa Jalla?"
Rasul langsung menjawab, "Jangan marah!."
Marah, menurut Imam Al-Ghazali, dalam bukunya yang terkenal, Ihya Ulumuddin, pada hakikatnya merupakan gejolak hati yang mendorong agresifitas. Energi marah ini meledak untuk mencegah timbulnya hal-hal negatif juga untuk melegakan jiwa dan sebagai pembalasan akibat hal-hal negatif yang telah menimpa seseorang.
Sering kita dengar orang lain berkata, “pokoknya gue harus ngomelin die…biar lega nih ati!”, atau “kalo gak dilabrak, manalah tenang.
Harus gue labrak dan gue gampar tuh orang!”, dan kalimat senada lainnya, yang terkesan amat sangat marah.
Betul bahwa marah itu manusiawi, semua orang pernah marah. Namun kita bisa bertaubat saat ini juga untuk mengubah kebiasaan marah agar lebih bernilai positif.
Jangan sampai syetan tertawa gembira melihat kita saat marah makin menjadi, lalu tertumpahlah darah, terputuslah persaudaraan, atau hancurlah berbagai fasilitas, yang paling dirugikan tentunya diri kita sendiri. Siapa yang puas ? (jelas Syaithan jawabannya).
"Mengekang hawa nafsu ketika terjadi kemarahan akan membuat aman dari terjadinya kerusakan."
(Ali bin Abi Thalib Radhiyallahu 'Anhu).
"Marah adalah nyala api dari neraka. Seseorang pada saat marah,mempunyai kaitan erat dengan penghuni mutlak kehidupan neraka, yaitu syetan saat ia mengatakan, Saya lebih baik darinya (Adam); Engkau ciptakan saya dari api sedangkan dia Engkau ciptakan dari tanah.Ini sesuai dengan firman Allah Subhanahu Wa Ta'ala dalam Al-Qur'an;
(Qaala maa mana'aka allaa tasjuda idz amartuka qaala anaa khayrun minhu khalaqtanii min naarin wakhalaqtahu min thiinin)
Artinya:
 Allah berfirman: "Apakah yang menghalangimu untuk bersujud (kepada Adam) di waktu Aku menyuruhmu?" Menjawab iblis "Saya lebih baik daripadanya: Engkau ciptakan saya dari api sedang dia Engkau ciptakan dari tanah".
(QS. Al-A'raf [7] : 12).
 Tabiat tanah adalah diam dan tenang, sementara tabiatapi adalah bergejolak, menyala, bergerak, dan berguncang."
Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wa sallam bersabda (yang artinya):
“Sesungguhnya marah itu bara api yang dapat membakar lambung anak adam. Ingatlah bahwa sebaikbaik orang adalah orang yang melambatkan (menahan) amarah dan mempercepat keridhaan, dan sejelek-jelek orang adalah orang yang mempercepat amarah dan dan melambatkan ridha”
(HR. Ahmad dari Abu Sa’ id al-Khudriy).
Kemarahan yang mempunyai tingkat ekstrim rendah ini ditandai dengan ketidak mampuan seseorang untuk marah, pun disaat yang sebenarnya mengharuskan orang tersebut marah. Seperti saat menghadapi kemungkaran dan musuh-musuh Allah.
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
(Muhammadun rasuulu allaahi waalladziina ma'ahu asyiddaau 'alaa alkuffaari ruhamaau baynahum taraahum rukka'an sujjadan yabtaghuuna fadhlan mina allaahi waridhwaanan siimaahum fii wujuuhihim min atsari alssujuudi dzaalika matsaluhum fii alttawraati wamatsaluhum fii al-injiili kazar'in akhraja syath-ahu faaazarahu faistaghlazha faistawaa 'alaa suuqihi yu'jibu alzzurraa'a liyaghiizha bihimu alkuffaara wa'ada allaahu alladziina aamanuu wa'amiluu alshshaalihaati minhum maghfiratan wa-ajran 'azhiimaan)
Artinya:
  "Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengan dia adalah keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka. Kamu lihat mereka ruku' dan sujud mencari karunia Allah dan keridhaan-Nya, tanda-tanda mereka tampak pada muka mereka dari bekas sujud [*]. Demikianlah sifat-sifat mereka dalam Taurat dan sifat-sifat mereka dalam Injil, yaitu seperti tanaman yang mengeluarkan tunasnya maka tunas itu menjadikan tanaman itu kuat lalu menjadi besarlah dia dan tegak lurus di atas pokoknya; tanaman itu menyenangkan hati penanam-penanamnya karena Allah hendak menjengkelkan hati orang-orang kafir (dengan kekuatan orang-orang mu'min). Allah menjanjikan kepada orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang saleh di antara mereka ampunan dan pahala yang besar.
[*] Maksudnya: pada air muka mereka kelihatan keimanan dan kesucian hati mereka.
(QS. Al-Fat'h [48 : 29).
(Yaa ayyuhaa alnnabiyyu jaahidi alkuffaara waalmunaafiqiina waughluzh 'alayhim wama'waahum jahannamu wabi'sa almashiiru)
Artinya: "Hai Nabi, berjihadlah (melawan) orang-orang kafir dan orang-orang munafik itu, dan bersikap keraslah terhadap mereka. Tempat mereka ialah jahannam. Dan itu adalah tempat kembali yang seburuk-buruknya."
(QS. At-Taubah [9] ; 73).
Aisyah Radhiyallahu ‘anha berkata, “Rasulullah Shalallahu ‘‘Alaihi wa Sallam tidak pernah marah jika disakiti. Tetapi jika hukum Allah dilanggar, maka beliau akan marah karena Allah.”
{HR. Muslim (6195) & Ahmad (25200)}.
Meluapkan kemarahan apalagi yang berlebihan, merupakan salah satu ekspresi memanjakan ego yang cenderung bersifat negatif, atau dalam Al-Qur’an sering disebut dengan nafsu amarah.
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
(Wamaa ubarri-u nafsii inna alnnafsa la-ammaaratun bialssuu-i illaa maa rahima rabbii inna rabbii ghafuurun rahiimun)
Artinya:
" Dan aku tidak membebaskan diriku (dari kesalahan), karena sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan, kecuali nafsu yang diberi rahmat oleh Tuhanku. Sesungguhnya Tuhanku Maha Pengampun lagi Maha Penyanyang."
(QS. Yusuf [12] : 53)
Kita sering beranggapan bahwa dengan meluapkan kemarahan, kita akan melegakan kemarahan, padahal sebenarnya yang terjadi sering kali membuat orang yang bersangkutan tidak dapat mengontrol dirinya.
Wallahu'alam bishawab.
Ada beberapa kiat untuk mengendalikan amarah, antara lain adalah:
Memaafkan, sikap lembut dan tegar dengan mengharap ridha dan balasan baik dari Allah."
Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman dalam Al-Qur'an:
( khudzi al'afwa wa/mur bial'urfi wa-a'ridh 'ani aljaahiliina
Artinya:
Jadilah engkau pema'af dan suruhlah orang mengerjakan yang ma'ruf, serta berpalinglah dari pada orang-orang yang bodoh.
(QS. Al-'A'raf [7]:199).
( Alladziina yunfiquuna fii alssarraa-i waaldhdharraa-i waalkaatsimiina alghayzha waal'aafiina 'ani alnnaasi waallaahu yuhibbu almuhsiniina).
Artinya:
  "(yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan mema'afkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan."
 (QS. Ali Imran [3] :134).
Mengingat qishas di akhirat, jika kita melampiaskan kemarahan. Riwayat Abu Ya’la ketika merasa kesal dengan Washif yang lambat melaksanakan tugas. Rasulullah menegurnya secara bijak seraya berkata, ” Kalaulah tidak mencemaskan pembalasan di akhirat, niscaya aku beri engkau pelajaran”
· Mengingat pesan Rasulullah dalam hadits Abu Dawud, ” Duduk ketika sedang berdiri, tiduran ketika sedang duduk, jika masih marah, berwudhu atau mandilah dengan air dingin”
· Memikirkan kembali dengan tenang, tentang faktor yang menjadi pemicu marah, apakah memang sepatutnya disikapi dengan marah atau tidak.
· Tersenyum. Cobalah bercermm saat kita marah, dan lihatlah betapa jeleknya kita ketika marah dan tersenyumlah, percaya atau tidak, kemarahan yang kita rasakan akan sirna perlahan-lahan.
· Positif thinking (husnudzon) dan mencoba memahami alasan sikap dan prilaku orang lain.
· Berlatih menunda amarah, dengan tidak mealampiaskan marah secara spontan dan refleks
· Coba dekatkan diri secara fisik kepada seseorang yang kita cintai disaat kita marah untuk menetralisir kemarahan. Misalnya dengan menggenggam tangannya. Kiat ini juga bisa kita gunakan untuk meredam kemarahan orang yang kita cintai pada kita.
· Diam dan dengarkan
· Ungkapkan kemarahan dengan tulisan.
· Komunikasi dan proaktif. Jangan harap orang lain dapat membaca fikiran kita atau mengetahui apa yang kita inginkan
· Membaca taawwudz seraya berdoa kepada Allah agar terhindar dari provokasi syetan dan jebakan fitnah yang menyesatkan.
” Allahumma Rabban Nabi Muhammad, ighfirlii dzambi wa adzbib ghaiddha qoIbii wa ajimii min mudhilatil fitan”.
Ungkapkanlah kekesalan kita dengan tetap mengendalikan diri. Orang yang kuat menurut Islam bukanlah orang yang menakutkan ketika marah, melainkan orang yang mampu mengendalikan diri ketika marah sebagaimana hadits Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wa sallam yang diriwayatkan Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairoh,
” Bukanlah disebut kuat orang yang pandai bergulat. Sesungguhnya orang yang kuat adalah orang yang dapat menahan dirinya ketika ia marah”
Akhirnya, mari kita tingkatkan terus keimanan kita kepada Allah dengan mendekatkan diri pada-Nya. Karena letak iman berada di hati sedangkan hati bersifat tidak tetap, maka selain itu jangan pula kita pernah lupa untuk terus memanjatkan doa pada Allah Ta’ala, karena setiap tindakan/usaha tanpa dibarengi doa adalah ketakaburan dan sebaliknya doa tanpa dibarengi dengan usaha adalah kemalasan (Allah tidak akan mengubah keadaan seseorang kecuali orang itu yang mengubah dirinya dengan berusaha).
Doa adalah usaha dan usaha adalah doa. Keduanya tak dapat dipisahkan dalam suatu pencapaian yang besar.
“Ya Lathif, lembutkanlah hati kami, sehingga menjadi lembut pula setiap tindakan yang kami lakukan. Lembutkanla hati kami untuk mudah menerima setiap ketetapan-Mu, lembutkanlah hati kami untuk mudah menerima segala perintah-Mu,
sehinggga ia dapat kami jadikan sebagai penerang dalam hidup, sebagai pembimbing dalam langkah kami.
Ya Lathif, lembutkanlah hati kami, agar kami dapat memahami dan menjalani takdirmu dengan keikhlasan dan kelapangan Karena tiada yang dapat membuatnya menjadi lapang selain Engkau wahai menguasa jagad.
Ya Ghofar, ampunilah segala dosa kami dan kedua orang tua kami, ampunilah segala kehilafan dan kemarahan yang pernah kami lakukan, kemarahan yang pernah kami luapkan pada kedua orang tua kami, kemarahan yang pernah kami luapkan pada suami kami, anak-anak tak berdosa kami, teman-teman kami, tetangga-tetangga kami, guru-guru kami, murid-murid kami dan yang lainnya.
Ya Shabur, berikanlah kesabaran pada kami dalam menghadapi setiap cobaan yang engkau berikan, sehingga tidak ada kemarahan dalam menghadapi cobaan tersebut.
Ya Muqalibal Qulub, tetapkanlah hati kami, tetapkan ia untuk tetap komitmen dalam ikatanMu, tetapkan ia untuk terus mencari ridhaMu, sehingga setiap detik dari waktu yang kami lalui, setiap desah dari nafas yang terbuang, setiap tapak dari jalan yang kami susuri adalah ladang amal kebaikan, tetapkanlah hati kami, tetapkanlah ia pada jalan yang telah kau gariskan, tetapkanlah ia berpegang pada Qur’an dan SunahMu, sehingga kami tidak akan sesat pada jalan yang salah. Bersihkanlah ia dari penyakit-penyakit yang akan menggerogoti keimanan kam
Ya Lathif, Ya Ghofar, Ya Shobur, Ya Muqolibal qulub, Aamiin Yaa rabbal `Aalamiin.
Do'a menghilangkan rasa marah:
A’uzubillahi minasy syaitanir rajimi. Allahummagfirli zanbi wazhab gaiza qalbi wa ajirni minasy syaitanir rajimi.
Artinya: “Aku berlindung kepada Allah dari godaan syetan yang terkutuk. Ya Allah, ampunilah dosaku dan hilangkanlah kepanasan hatiku dan lepaskanlah aku dari gangguan syetan yang terkutuk.”
Do'a menghadapi orang yang sedang marah:
La ilaha illallahul halimul hakimu, subhanallahi rabbus samawatis sab’a wa rabbul ‘arsyil ‘azimi, la ilaha illa anta ‘azza jaruka wa jalla sana’uka.
Artinya: “Tiada Tuhan melainkan Allah yang Maha Kasih Yang lagi Maha Bijaksana, Maha suci Allah Tuhan yang memelihara tujuh langit dan yang memelihara ‘arsy yang besar tiada Tuhan melainkan Engkau, sangat kuat perlindungan-Mu dan Maha tinggi perlindungan-Mu.”
Do'a menjauhkan permusuhan:
Allahumma la tusymit bi ‘adwwi wa la tasu’ubi sadiqi wa la taj’al musibati fi dini wa la taj’alid dunya akbara hami wa la tusallit ‘alayya man la yarhaluni ya hayyu ya qayyumu.
Artinya: “Ya Allah, janganlah jadikan musuhku gembira karena kesusahanku, dan janganlah jadikan temanku membuat kejahatan terhadapku dan janganlah jadikan kemalanganku dalam urusan agamaku dan janganlah jadikan kepentingan dunia menjadi pusat perhatianku dan janganlah jadikan orang yang tidak berbelas kasihan ber maha raja lela atasku, wahai Tuhan yang hidup yang berdiri sendiri.”
Mari kita bershalawat yuk!? ~>(Shalawat Tafrijiyah)
Bismillaahirrahmaanirrahiim
Allahumma shalli shalatan kaamilataw wassalim salaaman taamman ‘alaa sayyidinaa muhaamadinil ladzii tanhallu bihil uqadu watanfariju bihil kurabu watuqdhaa bihil hawaa iju watunaalu bihirragaa ibu wahusnul khawaatimi wayustasqalgamaamu biwajhihil kariimi wa ‘alaa aalihi washashbihi fii kulli lamhatiw bi’ adadi kulli ma’luumillak
Artinya :
Yaa Tuhan kami, limpahkanlah kesejahteraan dan keselamatan yang sempurna atas junjungan kami Nabi Muhammad Shalallahu 'Alaihi Wa sallam
Semoga terurai dengan berkahnya segala macam buhulan dilepaskan dari segala macam kesusahan, ditunaikan segala macam hajat, tercapai segala macam keinginan dan husnul khatimah (saat akhir hayat yang baik), dicurahkan air hujan (rahmat) dengan berkah pribadinya yang mulia.
Kesejahteraan dan keselamatan yang sempurna itu semoga juga Engkau limpahkan atas para keluarga dan sahabatnya setiap kedipan mata dan hembusan nafas, bahkan sebanyak pengetahuan Engkau Yaa Tuhan kami.
آمِّينَ يَرَبَّلْ علَمِّينْ
"Barang siapa yang tidak tergetar dengan sesuatu yang timbul di dalam hatinya, kelak jika ajalnya telah dekat ia akan tetap berada dalam kelalaian, kehilangan semangat dan selalu menunda-nunda yang disertai penyesalan atas apa yang terlewatkan hingga kematian menjemputnya."
(Al-Imam Muhammad Al-Ghazali).

"Taubat."

Ku tatap batas yang tergores membatasi langit dan lautan
Telingaku mencermati camar yang memekik dan mencecah kakinya
 pada laut yang tak pernah luka
Dentuman debur menghantam karang
Dan sisanya membuih membasahi ujung jemariku yang terendam pasir
Ada titik permata jatuh pada pipiku
Lalu mentari memberinya warna warni pada bulatnya yang penuh
Sebelum jatuh dan terisap pasir-pasir pantai
Jeritan hatiku yang terasa memberat pada mulutku
Terlebih pada dadaku yang terdalam
Kusadari bahwa jalan menuju surga dan ridhaMu memang berat
Ya Allah… Betapa sulit menggapai-Mu…
Cukupkah waktuku tuk menuju keribaan-Mu…
Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wa sallam bersabda, artinya:
“Tidaklah seseorang wafat kecuali dia menyesal, apabila dia orang yang baik dia menyesal kenapa tidak lebih baik dan apabila dia orang jahat dia menyesal kenapa dia tidak bertaubat.”
...(HR.Imam At-Tirmidzi dari Abu Hurairah Rhadiyallahu ‘Anhu)...
Dari Abdullah bin Mas'ud Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wa sallam bersabda:
"Orang beriman memandang dosa-dosanya seolah batu besar di puncak bukit, ia takut kalau-kalau menimpanya."
(HR. Bukhari. No.5949).
 
 

Dua Sisi Dalam Diri Kita

♥♥♫•*¨*•.¸¸ﷲ¸¸.•*¨*•♫♥♥♥♥♥♥♫•*¨*•.¸¸ﷲ¸¸.•*¨*•♫♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥
Seseorang mungkin saja menghiasi hati kita, dengan canda tawanya, dengan cinta kasihnya, dengan perhatiannya. Pada saat itu hanya kebahagiaan dan kebahagiaan yang kita rasakan. Tetapi sadarilah semua orang tidak selamanya dalam keadaan yang sama. Suka dan Duka selalu berganti, senang dan sedih itu satu paket. Jadi seseorang pun dapat berubah menjadi seseorang yang tidak kita harapkan. Ia pun dapat menghiasi kita dengan emosinya, amarahnya, kebenciannya, kekalutannya, keserakahannya, dan mungkin kekanak-kanakannya. dan pada saat itulah ‘neraka’ berada di depan kita. Memang tidak mudah untuk menerima dua sisi kehidupan ini…
Manusia memiliki sifat, dan sifat  itu terdiri dari dua sisi. baik dan buruk. siapa yang biasa melatih sisi baiknya maka kelihatan ia akan memiliki mood yang selalu baik, ia akan menjadi sahabat yang menyenangkan, menjadi orang yang memberikan motivasi bagi hidup kita. tetapi bukan berarti ia tidak memiliki sisi buruk. Sisi buruknya pun dapat muncul sewaktu-waktu, dan karena sisi baiknya telah memberikan aura yang kuat bagi dirinya maka sisi buruk jarang memiliki kesempatan untuk keluar. tetapi jangan senang dulu, begitu sisi buruk ini dapat keluar, ia mungkin akan menjadi sesuatu yang ‘luar biasa’, jadi… sadarilah.. orang yang ramah pun masih memiliki emosi, jangan pancing dia untuk emosi maka bisa ‘meledak’. Orang sabar pun, bisa kehilangan  kesabarannya, jadi jangan pancing dia untuk terus-terusan menahan kesabarannya… hehehhehe…. ternyata susah juga jadi orang baik yah hehehhee… ini juga ’sadari’ dan lihatlah sewajarnya jadi kamu tidak kecewa bila melihat sahabatmu yang paling baik sekalipun masih bisa marah, bisa kesel dan bisa ‘ngamuk’ .
Demikian dengan orang yang memiliki sifat yang kurang baik, bukan berarti dia tidak memiliki sifat baik…, hanya saya ia akan sulit untuk mengontrol sisi baiknya tersebut… karena auranya lebih dominan dengan sisi buruk. Sekuat-kuatnya ia berbuat baik, tetap saja terlihat buruk oleh orang lain, karena ia tidak mampu mengekpresikan sifat baiknya. setulus-tulusnya ia mengerjakan sesuatu tetap masih dilihat tidak tulus oleh mereka yang dibantunya… karena ia pun tidak mampu mengekspresikan ketulusan itu sendiri. Akhirnya ia akan beranggapan dari pada tanggung berbuat baik, lebih baik tidak sama sekali.
Nah sebagai sahabat, sudah sebaiknya kita belajar untuk membantu mereka yang memiliki sifat yang seperti ini untuk memberikan kondisi yang baik kepadanya. memberikan kesempatan kepadanya untuk terus mencoba dan mencoba. Hasilnya jangan kaget, bila sesorang yang dengan tekad yang kuat dan bantuan dari semuanya, bisa berubah menjadi orang yang menyenangkan. karena secara pengalaman orang seperti ini lebih berwarna, memiliki banyak pengalaman, dan begitu menemukan cinta kasih dan kasih sayang yang tulus dari sahabat yang membantunya.. percayalah auranya akan berubah dari merah tua menjadi merah muda… ‘pink’ colour telah mewarnai hidup barunya….
Setelah membaca catatan ini percayalah tidak ada yang tidak bisa berubah, semua bisa menjadi indah atau tidak tergantung bagaimana kita memerankan dua sisi dalam hidup kita. Semua itu butuh perhatian khusus dan tidak mudah.
"Lebih sulit mempertahankan kebaikan, dan lebih mulia lagi mengubah keburukan menjadi keindahan……"
♥♥♫•*¨*•.¸¸ﷲ¸¸.•*¨*•♫♥♥♥♥♥♥♫•*¨*•.¸¸ﷲ¸¸.•*¨*•♫♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥

Semua Terdapat Tidak Jauh Darimu

♥♥♫•*¨*•.¸¸ﷲ¸¸.•*¨*•♫♥♥♥♥♥♥♫•*¨*•.¸¸ﷲ¸¸.•*¨*•♫♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥
Apa yang kau cari disana? ternyata berada di depan dirimu.
Apa yang kau mau disana? ternyata tidak jauh dari dirimu.
Apa yang kau bingungkan disana? ternyata hanya dalam pikiranmu.
Apa yang kau harapkan disana? ternyata ada dalam setiap usahamu.
Apa yang kau inginkan di sana? ternyata tepat terdapat dalam dirimu.
Sebenarnya semakin lelah kau mencari sebesar itulah yang tak pernah kau dapatkan.
Dan apa yang kau telah dapatkan, itulah yang harus kau nikmati…
♥♥♫•*¨*•.¸¸ﷲ¸¸.•*¨*•♫♥♥♥♥♥♥♫•*¨*•.¸¸ﷲ¸¸.•*¨*•♫♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥
Dan sesungguhnya tidak perlu dicari lagi apa yang seharusnya menjadi ‘milikmu’, pasti akan dapat menjadi ‘milikmu’ cepat lambat itu hanya waktu. Sebaliknya apa yang bukan milikmu, Walau kau kejar, semakin jauh… Cepat atau lambat hanya lelah yang kau dapatkan…
Syukurilah apa yang telah kau dapatkan… merasa puaslah atas segala yang telah diusahakan. terus berusaha mengisi setiap harimu dengan hal yang bermanfaat, dengan segala motivasi dari ‘perubahan diri’ untuk lebih bijaksana lagi dalam berpikir, bertindak dan bersikap.
♥♥♫•*¨*•.¸¸ﷲ¸¸.•*¨*•♫♥♥♥♥♥♥♫•*¨*•.¸¸ﷲ¸¸.•*¨*•♫♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥
Percayalah apa yang kau butuhkan berada selalu di dekatmu dan tidak pernah meninggalkanmu, hanya menunggu waktu yang tepat untuk berbuah sesuai dengan apa yang kau tanam. Bahkan kekuatan ter’agung’ sekalipun berada tepat di dalam dirimu dan tidak pernah meninggalkan dirimu.
 
 

"Agama dan Kekayaan Harta"

Mungkin kita pernah mendengar dari temen atau saudara semuslim kita yang mengeluh akan kehidupan mereka dengan mengatakan,
            “Mengapa ya, hidupku kok masih saja susah? Padahal ku kan selalu rajin sholat.”
Atau mungkin,
            “Mengapa ya, rejeki ku kok masih juga seret? Padahal aku kan rajin sodaqoh.”
Atau masih banyak lagi keluhan-keluhan yang ditimpahkan kepada Allah karena keadaan yang terjadi.
Pernah juga satu kali, aku mendengarkan curhat dari seorang friend yang non muslim, yang di situ dia bercerita, kalau setelah dia rajin pergi ke rumah ibadah, rejeki yang di peroleh dari usahanya semakin bertambah dan mudah dalam mendapatkan harta.
Sedangkan di satu sisi dia juga menceritakan bagaimana kodisi salah satu dari keluarganya yang menjadi seorang mualaf, ternyata kehidupan ekonominya menjadi serba susah dan berkesulitan.
Pada saat itu karena tidak mau berkonfrontasi maka saya hanya tersenyut dan terus menikmati ceritanya yang sebenarnya membuat saya geli.
Bagaiamana sebenarnya hubungannya antara Agama dan Harta ( Rejeki ) itu?
Apakah benar dengan memeluk agama tertentu maka akan mendapatkan kekayaan dan hidup menjadi serbah mudah dalam segala hal?
Apakah pernah ada seorang utusan Tuhan menjanjikan kekayaan harta pada pengikutnya?
Apakah benar dengan selalu mengahadiri masjlis taklim maka pendapatan harta akan bartambah?
Dan apakah benar bila tidak selalu menghadiri majlis taklim maka sumber pendapatan harta akan berkuran?   
Apakah harta dan kekayaan dapat menjadi ukuran sesorang itu dekat dengan Tuhan? Lalu apakah kemiskinan merupakan bukti murka Tuhan?
Apabila seperti itu bukankah sama halnya kita beragama untuk mendapatkan kekayaan, kamakmuran, kedudukan dan menghindari kemiskinan di dunia ini?
Untuk mengerti itu semua, ada baiknya kita memahami bagaiaman kekayaan itu dan bagaimana sebenarnya agama itu.
Mengenai kekayaan, bukankah tidak dapat disangkal bahwa didunia ini berlaku juga hukum alam yang selaras dengan hukum sebab akibat yang konstan."Dan engkau tidak akan menemukan perubahan dalam aturan Allah." Dan kekayaan atupun kemiskinan tidaklah di kecualikan dari hukum alam. Seseorang, aktif di pengajian ataupun tidak aktif,  bisa menjadi kaya karena sebab-sebab yang tersedia di hadapannya, seperti waktu, tempat, relasi dan, jangan juga, "keinginan untuk kaya" serta usaha yang sangat gigih untuk menjadi kaya.
Sedangkan mengenai agama, secara epitemologi, kata “agama” dalam bahasa Sansekerta adalah “kumpulan aturan”. Dengan akar kata “gam” yang berarti “pergi” dan awalan “a” berarti “tidak”, maka “agama” berarti “tidak pergi” atau “yang tidak berubah”. Kalau “gama” diartikan “kacau”, maka “agama” artinya “yang tidak kacau” atau “teratur.”
Sedangkan secara terminologi , agama merupakan pedoman dasar untuk membuat manusia pemeluknya hidup teratur sesuai dengan yang diajarkan agama itu.
Agama diklaim sebagai “kebenaran mutlak” karena dipercayai ajarannya bukan berasal dari manusia melainkan dari Tuhan yang diturunkan kepada manusia melalui utusanNya.
Jadi ternyata secara epitemologi ataupun terminologi bahwa agama itu hanya mengatur manusia untuk dapat hidup secara benar sebagai manusia, sehingga tidak terjatuh pada kekacauan dan tingkah laku yang di luar fitrah manusia.
Contoh dari aturan-aturan tersebut adalah meliputi mana sesuatu yang boleh di lakukan dan mana yang tidak boleh di lakukan dalam hidup ini, serta penjelasan-penjelasan bagaimana kita seharusaya berbuat di dunia ini.
Misalnya pada harta, maka di dalam agama ada aturan-aturan bagaiamana kita seharusnya mendapatkan harta dengan baik dan bukanya mengambil hak orang lain,  seperti merampok.
Dan pada harta yang dimiliki itupun juga ada aturan-aturan bagaimana membelanjakannya. Jadi didalam agama bukanlah di tunjukkan cara untuk mendapatkan harta yang banyak akan tetapi bagaimana mendapatkan harta dengan cara yang baik dan benar.
Dan tidaklah benar bahwa amalan yang kita lakukan di dunia ini maka akan dibalas secara instan di dunia ini oleh Allah dan dosa yang kita lakukan akan mendapat balasan secara instan juga di dunia ini oleh Allah, sebab apabila hal itu terjadi maka adanya surga dan neraka di hari pembalasan akan menjadi sia-sia.
Lalu bagaimana dengan al-Quran pada surat Ibrahim, ayat 7?
Yang berbunyi:
“ Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih." “
Sering kali dipahami penambahan nikmat pada ayat itu adalah dengan bertambahnya kekayaan atau sesuatu yang telah di dapatkan akan bertambah secara instan, bukannya lebih ideal apabila memahami penambahan nikmat itu adalah sebuah penambahan kemuliaan seorang yang telah bersyukur itu di akherat kelak, atau lebih mudahnya penambahan pahala Sebab bukankah Nabi tidak pernah mengiming-imingi umatnya dengan harta materi dan kekayaan, akan tetapi berusaha mendidik manusia untuk menjadi mulia di dunia dan akherat.
Lain dari pada itu kata “fid-dun’ya hasanah” berarti menjadi baik di dunia, dan bukanlah menjadi kaya di dunia, sebab ukuran suatu kemuliaan dalam agama adalah menjadi baik sesuai dengan tuntunan agama itu.
Sehingga tidaklah benar kita menilai kemuliaan seseorang itu dari kekayaan dan menilai kemiskinan seseorang itu sebagai suatu kehinaan, melaikan merupakan ujian Tuhan bagi hamba-hamba Nya.
Seperti halnya yang di jelaskan dalam al-Quran surat Al-Fajr, ayat : 15 dan 16, yaitu :
15. “ Adapun manusia apabila Tuhannya mengujinya lalu dia dimuliakan-Nya dan diberi-Nya kesenangan, maka dia akan berkata: "Tuhanku telah memuliakanku." “
16. Adapun bila Tuhannya mengujinya lalu membatasi rizkinya maka dia berkata: "Tuhanku menghinakanku"[1575].
[1575]. Maksudnya: ialah Allah menyalahkan orang-orang yang mengatakan bahwa kekayaan itu adalah suatu kemuliaan dan kemiskinan adalah suatu kehinaan seperti yang tersebut pada ayat 15 dan 16. Tetapi sebenarnya kekayaan dan kemiskinan adalah ujian Tuhan bagi hamba-hamba-Nya.
Wallahu a’lam
 
 

Sebab - Sebab Musibah

FIRMAN ALLAH
“Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya.
Maka apakah penduduk negeri-negeri itu merasa aman dari kedatangan siksaan Kami kepada mereka di malam hari di waktu mereka sedang tidur? Atau apakah penduduk negeri-negeri itu merasa aman dari kedatangan siksaan kami kepada mereka di waktu matahari sepenggalahan naik ketika mereka sedang bermain? Maka apakah mereka merasa aman dari azab Allah (yang tidak terduga-duga)? Tiadalah yang merasa aman dari azab Allah kecuali orang-orang yang merugi.” (QS. Al A`rof: 96-99)
PEMBAHASAN AYAT
Ayat di atas berhubungan erat dengan musibah dan siksaan Allah, karena tercantum di dalamnya ”siksaan Kami” dan kalimat yang artinya siksaan, musibah dan hukuman. (lihat Tafsir Al Qurthuby 7/253).
Sebagian ahli tafsir berpendapat bahwa termasuk yang terkena ”makar Allah” adalah orang yang lalai dari ibadah kepada Allah dan menekuni dunia belaka. Amirul Mukminin Umar bin Khotob berkata, ”Barangsiapa dilapangkan urusan duniawinya, ia tidak sadar bila hal itu makar Allah, maka orang itu tertipu dan gila.” (Lihat Mufrodat Al Fadhil Qur`an, Ar Raghib Al Ashfahany, 772).
PENYEBAB MUSIBAH
Kita harus meyakini bahwa semua kejadian yang menimpa makhluk, hanyalah Allah Penentu dan Penciptanya, sebagaimana firman-Nya:
Katakanlah, “Sekali-kali tidak akan menimpa kami melainkan apa yang telah ditetapkan oleh Allah bagi kami.” (QS At Taubah: 51)
Namun perlu difahami bahwa Allah menakdirkan sesuatu adakalanya dengan sebab, seperti menakdirkan orang berilmu sebab dia belajar, menakdirkan orang punya anak karena dia menikah dan contoh lainnya. Demikian pula dengan musibah pun ada sebabnya, antara lain:
1. Kezhaliman penguasa dan hartawan
Tidak sedikit kita ketahui di dalam sejarah bahwa kehancuran umat pada zaman dahulu karena kezhaliman penguasa dan orang kaya mereka. Dengan kekuasaan dan hartanya mereka menindas rakyat dan durhaka kepada Penciptanya.
”Dan jika kami hendak membinasakan suatu negeri, maka kami perintahkan kepada orang-orang yang hidup mewah di negeri itu (supaya mentaati Allah) tetapi mereka melakukan kedurhakaan dalam negeri itu, maka sudah sepantasnya berlaku terhdapnya perkataan (ketentuan Kami), kemudian Kami hancurkan negeri itu sehancur-hancurnya. ”(QS Al Isra`: 16)
Kenyataan kezhaliman penguasa dan hartawan ini dapat kita saksikan dengan membaca sejarah kehidupan para utusan. Para utusan Allah selalu dimusuhi oleh pembesar di negerinya. Perhatikan siapa musuh Nabi Nuh, Nabi Ibrahim, Nabi Musa, Nabi Isa, Nabi Muhammad? Siapa yang menzhalimi Imam Ahmad, Ibnu Taimiyah dan para duat ahli sunnah. Perhatikan firman Allah
” Dan seperti itulah, telah Kami adakan bagi tiap-tiap nabi, musuh dari orang-orang yang berdosa. Dan cukuplah Tuhanmu menjadi pemberi petunjuk dan penolong.” (QS. Al Furqan:31)
Perhatikan apa yang dilakukan Fir`aun kepada pembesar dan rakyatnya ketika dia tidak mampu membantah Nabi Musa, Fir`aun mengeluarkan doktrin:
” Dan berkata Fir`aun (kepada pembesar-pembesarmya), ’Biarkanlah aku membunuh Musa dan hendaklah ia memohon kepada Tuhannya, karena sesungguhnya aku khawatir dia akan menukar agamamu atau menimbulkan kerusakan di muka bumi.” (QS Ghofir:26)
2. Mendustakan utusan Allah
Ibnu Katsir menafsirkan surat Al A`raf: 98-99 atau ayat di atas, ”Tetapi mereka mendustakan utusan Allah, maka kami siksa mereka dengan kehancuran karena mereka melanggar larangan dan berbuat dosa.”
(Tafsir Ibn Katsir 3/404)
3. Perbuatan zhalim
”’Dan sesungguhnya Kami telah membinasakan umat-umat yang sebelum kamu, ketika mereka berbuat kezhaliman, padahal rasul-rasul mereka telah datang kepada mereka dengan membawa keterangan-keterangan yang nyata, tetapi mereka sekali-kali tidak hendak beriman. Demikianlah Kami memberi pembalasan kepada orang-orang yang berbuat dosa.” (QS. Yunus: 13)
4. Karena mereka ”Mujrin” (berbuat dosa)
”Maka jadilah mereka tidak ada yang kelihatan lagi kecuali (bekas-bekas) tempat tinggal mereka. Demikianlah kami memberi balasan kepada kaum yang berdosa.” (QS. Al Ahqof: 25)
5. Menghina ulama sunnah
Ingatlah ketika Nabi Hud diejek oleh pemimpin yang zhalim,
”Maka berkatalah pemimpin-pemimpin yang kafir dari kaumnya: ”Kami tidak melihat kamu, melinkan (sebagai) seorang manusia (biasa) seperti kami, dan kami tidak melihat orang-orang yang mengikuti kamu melainkan orang-orang yang hina dina diantara kami yang lekas percaya saja, dan kami tidak melihat kamu memiliki sesuatu kelebihan apapaun atas kami, bahkan kami yakin bahwa kamu adalah orang-orang yang dusta.” (QS Hud: 27)
6. Merasa aman dari makar dan adzab Allah
Sebagaimana keterangan ayat di atas.
 
 

Kasih Sayang Itu Telah Mengubah Sikapnya

Ada satu kisah seorang pemuda yang sejak kecil berprilaku kasar dengan orang lain, memperlakukan buruk kepada siapapun. Kata-katanya seringkali menyakiti hati orang lain. Pemuda itu tinggal disatu kontrakan yang dikelola oleh seorang bapak paruh baya dan istrinya. Karena perilakunya yang buruk membuat dirinya dijauhi oleh setiap orang. Sampai pada satu hari, ditengah malam pemuda itu mengalami sakit perut. Ditengah kesakitannya berteriak-teriak dengan kerasnya. Membuat setiap penghuni kontrakan terbangun, termasuk sang pemilik kontrakan.
Kemudian pemuda itu dibawa ke rumah sakit, setelah diperiksa dokter mengatakan bahwa pemuda itu menderita radang usus yang harus dioperasi dengan segera. bila tidak, bisa berakibat kematian pada dirinya. Pemilik kontrakan memutuskan menanggung semua biaya operasi. Sampai operasi itu dilaksanakan berjalan dengan lancar.
Dengan sabarnya pemilik kontrakan dan istrinya menjaganya. Menyuapinya dan mengelap tubuhnya. Berhari-hari mereka menjaga pemuda itu. ia diizinkan pulang. Ketika berada dirumah kontrakan tidak dibiarkan begitu saja sampai dirinya benar-benar pulih dan sehat kembali.
Kasih sayang pasangan suami istri pemilik kontrakan telah membuat pemuda itu menjadi berubah. prilakunya yang kasar mulai ditinggalkan. Kata-kata yang tidak pantas sudah tidak lagi diucapkan. Ibadah sholatnya semakin rajin. Pemilik kontrakan bersyukur kepada Allah karena ada perubahan positif pada dirinya. Seriring waktu berjalan. Pemuda itu menyelesaikan kuliahnya dan diterima bekerja pada sebuah perusahaan ternama yang ditempatkan diluar kota. Memaksanya harus berkemas dari kontrakan. Sebelum keluar untuk berpamitan, pasangan suami istri pemilik kontrakan telah menunggu dan menangis.
Istri pemilik kontrakan bertanya, 'Sudahkah semua barang kau kemasi?' pemuda itu menjawab, 'Sudah.' Ibu itu berkata,' tapi masih ada dua koper lagi..'Pemuda itu terkejut mendengarnya. 'Dua koper yang mana lagi?' tanyanya terheran. ' Sang Ibu pemilik kontrakan menjawabnya, 'Koper pertama, berisi cinta kami kepadamu dan koper kedua, berisi cintamu kepada kami. Bagaimanapun kamu tidak akan sanggup membawanya pergi karena semua itu ada di dalam hati kami.' Pemuda itu menangis, meneteskan air mata, merasakan cinta dan kasih sayang mereka. Dirinya berjanji akan senantiasa mengunjungi mereka karena sudah dinggapnya seperti orang tuanya sendiri. Cinta dan kasih sayang mereka yang tulus telah merubah sikapnya menjadi lebih baik. Subhanallah.