Mengenai Saya

Foto saya
Pangandaran, West Java, Indonesia
Simple

Selasa, 10 Januari 2012

Pesan Akhwat untuk Ikhwan yang mau Ta’aruf

Afwan sebenarnya yang pengen ana sampaikan adalah pilihan kita untuk memilih pasangan. Bagi para ikhwan, pikirkanlah baik-baik (matang-matang, masak-masak) sebelum menawarkan sebuah jalinan bernama ta’aruf. Jangan mudah melontarkannya jika tak ada komitmen dan kesungguhan untuk meneruskannya. Mengertilah keadaan kami (akhwat). Antum tahu, bahwa sifat kaum hawa itu lebih sensitif. Kami mudah sekali terbawa perasaan. Disadari atau tidak, diakui atau tidak, kami adalah makhluk yang mudah sekali GeEr, suka disanjung, suka diberi pujian apalagi diberi perhatian lebih. Jadi saat kata ta’aruf atau mungkin khitbah itu keluar dari lisan seorang lelaki baik dan shalih seperti antum, tak ada alasan bagi kami untuk menolak. Karena jika kami menolak tanpa alasan yang jelas, maka hanya fitnah yang ada. Jadi, tolong tanyakan lagi pada diri antum, apakah kata-kata itu memang keluar dari lubuk hati antum yang terdalam? Apakah antum sudah memohon petunjuk kepada yang Maha Menguasai Hati? Apa antum benar-benar siap (ilmu, iman, mental, fisik, materi, dll) untuk menjalin ikatan suci bernama pernikahan?
Sekali lagi, berhati-hatilah dengan kata ta’aruf. Karena ta’aruf adalah gerbang menuju pernikahan. Kemudian timbul pertanyaan, seberapa jauhkah jarak pintu gerbang menuju pintu rumah antum? Padahal selama perjalanan akan banyak cobaan menghadang. Bunga-bunga indah di halaman rumah antum bisa membuat kami terpesona. Kolam ikan yang indah juga membuat kami terlena. Ingin sekali kami memetiknya, ingin sekali kami berlama-lama di sana menikmati keindahan dan kenikmatan yang antum sajikan. Tapi kami nggak berhak, kami belum mendapat izin dari si empunya rumah. Tadinya kami ingin segera mencapai sebuah keberkahan, tapi di tengah jalan antum menyuguhkan keindahan-keindahan yang membuat kami lupa akan tujuan semula.
Lebih menyakitkan lagi jika antum membuka gerbang itu lebar-lebar dan kamipun menyambut panggilan antum dengan hati berbunga-bunga. Tapi setelah kami mendekat dan sampai di depan pintu rumah antum, ternyata pintu rumah antum masih tertutup. Bahkan antum tak berniat membukakannya.
Saat itulah hati kami hancur berkeping-keping. Setelah semua harapan kami rangkai, kami bangun, tapi kini semua runtuh tanpa sebuah kepastian. Atau mungkin antum akan membukakannya, tapi kapan? Antum bilang jika saatnya tepat. Lalu antum membiarkan kami menunggu di teras rumah antum dengan suguhan yang membuat kami kembali terbuai, tanpa ada sebuah kejelasan. Jangan biarkan kami berlama-lama di halaman rumah antum jika memang antum tak ingin atau belum siap membukakan pintu untuk kami. Kami akan segera pulang karena mungkin saja kami salah alamat.

Siapa tahu rumah antum memang bukan tempat berlabuhnya hati ini. Ada rumah lain yang siap menjadi tempat bernaung bagi kami dari teriknya matahari dan derasnya hujan di luar sana. Kami tak ingin mengkhianati calon suami kami yang sebenarnya. Di istananya ia menunggu calon bidadarinya. Menata istananya agar tampak indah. Sementara kami berkunjung dan berlama-lama di istana orang lain.
Akhi, sebelum ijab qobul itu keluar dari lisan antum, cinta adalah cobaan. Cinta itu akan cenderung pada hawa nafsu. Cinta itu akan cenderung untuk mengajak berbuat maksiat . Itu pasti! Langkah-langkah syetan yang akan menuntunnya. Kita tentunya nggak mau memakai label “ta’aruf” untuk membungkus suatu kemaksiatan bukan? Hati-hatilah dengan hubungan ta’aruf yang menjelma menjadi TTM (Ta’aruf Tapi Mesum). Tolong hargai kami sebagai saudara antum. Kami bukan kelinci percobaan. Kami punya perasaan yang tidak berhak antum buat “coba-coba”. Pikirkanlah kembali. Mintalah petunjuk-Nya. Jika antum memang sudah siap dan merasa mantap, segera jemput kami.
Dan satu lagi yang perlu antum perhatikan adalah bagaimana cara antum menjemput. Tentunya kita menginginkan kata BERKAH di awal, di tengah, sampai di ujung pernikahan kan? Hanya ridho dan keberkahan-Nya lah yang menjadi tujuan. Pilihlah cara yang tepat dan berkah. Antum sudah merasa mantap pada akhwat itu. Antum yakin seyakin-yakinnya bahwa dialah bidadari yang akan menghias istana antum. Tapi antum tidak menggunakan cara yang tepat untuk menjemputnya. Sama halnya jika antum yakin dan mantap untuk menuju Surabaya. Tapi dari Jakarta antum salah memilih kendaraan, akibatnya antum gak akan pernah sampai ke Surabaya, malah nyasar. Ato kendaraannya sudah bener tapi nggak efektif. Terlalu lama di perjalanan. Masih keliling-keliling dulu. Akhirnya banyak waktu terbuang percuma selama perjalanan. So, antum juga harus memikirkan cara yang baik/ahsan, tepat dan berkah agar bahtera rumah tangga antum berjalan di atas ridho dan keberkahan-Nya. (Tuh kan jadi kemana-mana lagi. Tapi gak papa deh. Setidaknya unek-unek ana dah keluar, fiufh lega!)


http://romdani45498.blogspot.com/2010/11/pesan-akhwat-untuk-ikhwan-yang-mau.html

Bila belum sanggup meminangnya, cukup cintai ia dalam diam..!

Bila belum siap melangkah lebih jauh dengan seseorang, cukup cintai ia dalam diam ..
karena diammu adalah salah satu bukti cintamu padanya .. kau ingin memuliakan dia, dengan tidak mengajakanya menjalin hubungan yang terlarang, kau tak mau merusak kesucian dan penjagaan hatinya.
karena diammu memuliakan kesucian diri dan hatimu .. menghindarkan dirimu dari hal-hal yang akan merusak izzah dan iffahmu ..
karena diammu bukti kesetiaanmu padanya .. karena mungkin saja orang yang kau cinta adalah juga orang yang telah ALLAH swt. pilihkan untukmu ..
ingatkah kalian tentang kisah Fatimah dan ALi ?? yang keduanya saling memendam apa yang mereka rasakan ..
tapi pada akhirnya mereka dipertemukan dalam ikatan suci nan indah ..
karena dalam diammu tersimpan kekuatan .. kekuatan harapan .. hingga mungkin saja Allah akan membuat harapan itu menjadi nyata hingga cintamu yang diam itu dapat berbicara dalam kehidupan nyata .. bukankah Allah tak akan pernah memutuskan harapan hamba yanng berharap padanya ??
dan jika memang 'cinta dalam diammu' itu tak memiliki kesempatan untuk berbicara di dunia nyata, biarkan ia tetap diam ..
jika dia memang bukan milikmu, toh Allah, melalui waktu akan menghapus 'cinta dalam diammu' itu dengan memberi rasa yang lebih indah dan orang yang tepat ..
biarkan 'cinta dalam diammu' itu menjadi memori tersendiri dan sudut hatimu menjadi rahasia antara kau dengan Sang Pemilik hatimu ..

Malam Minggu nggak Punya Pacar?? Jomblo BERIMAN baca ini nih !!

Kebanyakan manusia tidak begitu saja menempuh jalan yang disyariatkan penciptanya. Kadang mereka membuat aturan sendiri pada beberapa masalah. Pada masalah menjalin hubungan dengan lawan jenis ini kebanyakan manusia menempuh jalan awal pernikahan dengan pacaran, sesuatu yang tidak disyariatkan Sang Pencipta.
Melalui pacaran, pasangan yang berpacaran berharap bisa mengenal kepribadian dan seluk-beluk pasangannya sebelum akhirnya memutuskan untuk menempuh hidup bersama. Walaupun lazim dilakukan manusia saat ini, ada juga yang tidak mengambil jalan pacaran ini, mereka menjadi generasi muda tanpa pacar dan hidup tanpa pacaran, bahasa gaul saat ini mencap mereka dengan gelar jomblo. Beberapa macam alasan saat orang mengambil pilihan untuk menjadi jomblo.
1. Studi dulu
Sebagian anak muda merasa sadar akan pentingnya ilmu yang harus ia pelajari, sehingga mereka menunda masalah hubungan dengan lawan jenis dengan alasan karena masih sekolah/kuliah. Tidak bisa dipungkiri hubungan dengan lawan jenis berpotensi untuk mengganggu konsentrasi, apalagi jika hanya sekedar pacaran.
2. Kerja dulu
Kebanyakan orang tua juga setuju dengan alasan ini jika anaknya menjomblo. Biar kerja dulu, (agak) mapan dulu, biar bisa memberi makan anak orang, setelah itu silahkan pacaran!, demikianlah. Orientasi bekerja tentu saja mencari penghasilan. Dengan demikian, yang belum bekerja dan tak ingin merepotkan orang tuanya mengambil alasan ini untuk tidak berpacaran.

3. Tidak laku-laku
Orang yang seperti ini termasuk kategori menjomblo tidak sengaja, biasanya mereka tidak memilih untuk menjomblo. Jadi jangan terkejut jika yang seperti ini masih giat mencari lawan jenis untuk dijadikan pacar, kalau ada yang mau, YA… AYO…!
4. Malu kepada lawan jenis
Ini alasan yang berhubungan dengan kepribadian, pada dasarnya malu adalah sikap terpuji, dalam banyak hal seharusnya kita mempunyai akhlak malu ini.
Dari Ibnu Umar Radliyallahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallalahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Malu adalah sebagian dari iman." (Muttafaq Alaihi)
Dari Ibnu Mas'ud Radliyallahu 'anhu bahwa Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam bersabda: "Di antara nasehat yang di dapat orang-orang dari sabda nabi-nabi terdahulu ialah: Jika engkau tidak malu, berbuatlah sekehendakmu!" (HR. Bukhari)
Dalam pergaulan dengan lawan jenis, malu seharusnya lebih dikedepankan dan inilah sifat yang terpuji di mata syariat. Namun, adanya malu pada seseorang bisa jadi bukan karena orang itu sadar syariat, tetapi karena merasa tidak percaya diri, malu yang seperti ini bisa hilang ketika suatu saat kelemahan-kelemahan diri bisa diatasi. jadi jangan heran jika tiba-tiba si pemalu menjadi pemberani dalam pergaulan lawan jenis setelah kelemahannya teratasi.
5. Karena ALLAH Subhanahu wa ta’ala
Alhamdulillah inilah alasan yang tepat, mengapa menjomblo? karena pacaran TIDAK DISYARIATKAN dan SARAT MAKSIAT. Memang ketika ingin menikah harus mengenal dan mengetahui calon pasangan hidup, namun pacaran bukanlah cara yang mesti ditempuh. informasi mengenai calon pasangan hidup bisa diperoleh lewat sumber yang terpercaya; keluarganya, teman dekat maupun saudaranya tanpa harus mendekati si dia.
AGAR JOMBLO TETAP PD (Percaya Diri)
1. Niatkan karena Allah Subhanahu wata’ala
Inilah yang menyebabkan kita jadi percaya diri dalam status jomblo, ditengah-tengah kerumunan muda-mudi yang terjerumus dalam pacaran. InsyaAllah dengan berbekal niat seperti ini kita memperoleh pahala dari Allah Subhanahu wata’ala, sebab, kita meninggalkan perbuatan maksiat dalam rangka mendapatkan keridhoanNya.



2. Yakini bahwa aktivitas pacaran adalah maksiat
Di dalam pacaran ada serangkaian aktivitas maksiat yang mengantarkan pelakunya pada perbuatan zina. Mulai dari melihat, memegang, bersepi-sepi, dst. Yakini bahwa pacaran adalah perbuatan munkar, sehingga kita pun tenang mengatakan "ALHAMDULILLAH, AKU JOMBLO".
3. Tenang dengan takdir Allah Subhanahu wata’ala
Fitrah manusia memang selalu tertarik dengan lawan jenisnya, keinginan untuk menyalurkan ketertarikan kepada lawan jenis adalah sesuatu yang manusiawi. Namun jangan sampai hal ini membuat kita menempuh jala yang dilarang Allah Subhanahu wata’ala. Yakinlah dengan takdir Allah Subhanahu wata’ala, bahwa masa-masa itu akan datang (pernikahan).
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Allah telah menulis (di Lauhu Mahfuzh) segenap takdir makhluk 50.000 TAHUN sebelum Ia menciptakan langit dan bumi” (HR. Muslim)
Ibnu Umar berkata, "Demi Alah yang jiwa Ibnu Umar berada di tanganNya. Seandainya salah seorang dari mereka memiliki emas sebesar gunung Uhud lalu dia infakkan di jalan Allah, tidak akan diterima oleh Allah sebelum ia beriman kepada qadar/takdir."
4. Banyak-banyak melakukan amalan sholih
Gunakan setiap waktu yang diberikan oleh Allah Subhanahu wata’ala dengan memperbanyak amalan sholih yang sesuai. Misalnya puasa sunnah, sholat malam, menghafal Al-Qur’an, birrul walidayn, dsb. Kesibukan dalam hal kebaikan ini akan memupus keinginan hati terhadap hal-hal yang dimurkai oleh Allah Subhanahu wata’ala.
5. Gunakan waktu dengan sehebat mungkin
Jangan sampai waktu yang ada kita gunakan untuk hal-hal yang tidak bermanfaat bagi dunia dan akhirat kita, waktu luang yang tidak dimanfaatkan dengan baik merupakan penyakit berbahaya bagi pemikiran, akal dan badan.
6. Jauhi tontonan, bacaan dan hal-hal yang mendorong untuk berpacaran (termasuk di FACEBOOK)
Hati manusia itu lemah, bila dorongan untuk melakukan maksiat begitu besar maka seseorang akan mudah terpengaruh dalam perbuatan maksiat, dorongan itu bisa berasal dari tontonan, bacaan, lingkungan, yang dorongan tadi mesti ditepis jauh-jauh dengan menghindari sebab disisi lain, sepantasnya kita berusaha untuk mencari bacaan, tontonan dan lingkungan yang mendorong kita untuk semakin taat kepada Allah Subhanahu wata’ala.


http://romdani45498.blogspot.com/2010/11/malam-minggu-nggak-punya-pacar-jomblo.html

Sekedar mengulang kembali apa yang pernah tertuang disini…( kembali mengingatkan diri sendiri… )

BismiLlaahirrahmaanirrahiym
Wa al shalaatu wa al salaamu 'alaa RasuuliLlaah wa aalih... Allaahumma shalli 'alaa nabiyyina wa habibiyna Muhammadin wa 'alaa aalihi wa shahbihi wa sallim :)
Saudaraku karena Allaah, pernahkah mendengar doa yang berbunyi: Yaa Allaah, tutupilah segala kebaikan-kebaikanku ...?
AlhamduliLlaah dengan izin-NYA saya pernah mendengar seseorang melakukannya. Terus terang waktu mendengar orang tersebut berdo'a demikian, saya tertegun.. Saya tak menyangka betapa 'siap'nya ia untuk meraih ke-ikhlash-an ..
Duh, boro-boro minta ditutupi kebaikannya, krn secara pribadi do'a saya kurleb-nya: semoga Allah menutupi aib2 saya dan biarlah yang nampak yang baik-baiknya saja :)
Namun semnjak mendengar do'a agar Allah menutupi kebaikan2 diri tsb, saya jadi maluu sekali.. Bahkan alhamduliLlaah jadi merasa doa versi saya pribadi itu, jika "tidak hati-hati", bisa menjebak kearah riyaa' dan 'ujub (bangga diri), na'udzubiLlaahi min dzalik..


Masyaa Allah...orang2 beriman itu selalu ingin menutupi kebaikan2 mereka... Ini pasti karena sifat tawadhu dan ikhlash yang mereka miliki... Hati mereka terpaut erat dengan Allah Subhaanahu wa ta’aala.. Amalan-amalan mereka hanyalah bukti dari keimanan dan kecintaan mereka kepada Allaah dan RasuluLlaah shallaLlaahu ‘alayhi wassalaam.. Mereka pastilah rinduuu sekali akan perjumpaan dengan Kekasih sejati mereka. Maka mereka akan merasakan dunia sebagai penjara dari keinginan perjumapaan dengan Kekasih yang teramat sangat mereka rindu dan dambakan perjumpaan dengan-NYA..
Mereka tak ingin terjebak dengan daya tarik dan kemilau dunia. Komentar, pujian, sindiran, celaan manusia tak ingin mereka jadikan hal yang "memusingkan" diri mereka.
Tubuh mereka bekerja melakukan amalan-amalan yang Allah ridhai dengan sepenuh suka cita.
Dan hati mereka menjadi pembimbing yang baik tuk melakukan itu semua. Hati yang sehat... Qalbun saliym.. duh, Rabbi... Mereka ingin cepat-cepat menyelesaikan urusan didunia ini dengan sebaik-baiknya, karena mereka tau dunia ini adalah persinggahan mereka menuju "pelabuhan sejati" yang selama ini dinanti-nanti.
Jadi, tanpa perlu mereka sebut-sebut agar orang lain tau, mereka melakukan segala amal kebaikan yang Allah dan RasuluLlaah akan tersenyum karena ridha atas apa yang mereka kerjakan...
Mungkin itulah sebabnya mereka tak peduli orang lain tau atau tidak apa saja amalan baik mereka... Karena mereka hanya ingin Allah dan Rasul-NYA puas terhadap mereka..
Duh, sekarang ini adalah momen dimana Allah-lah yang langsung "mengambil" amalan-amalan kita, tanpa perantara :)
Semoga apa-apa yang kita kerjakan betul-betul untuk Allah, agar Allah ridha terhadap kita dan kita ridha kepada-NYA, berkat rahmah-NYA, aamiyn. Pujian orang lain atas amalan kita, seringkali justru membuat kita lupa untuk siapa sesungguhnya segala kerja keras yang kita lakukan. Semoga lisan, hati dan ruh kita selalu dimudah Allah untuk mengucap syukur alhamduliLlaah pada setiap waktu. SubhaanaLlaah...karena bahkan kemampuan untuk dapat merasakan syukur nikmat pun adalah rizqi yang besar dari Allaah... Bayangkan jika Allah tak membersitkan dalam hati kita untuk merasakan perasaan syukur nikmat akan anugrah-anugrah-NYA yang demikian melimpah..
Yaa Allaah...hidupkanlah hati kami untuk selalu mengingat-MU.. Jadikanlah kami orang yang mencintai-MU dengan sebenar-benar rasa cinta milik-MU dan jadikanlah kami hamba-hamba-MU yang selalu mensyukuri seluruh ni'mat-MU dengan semurni-murninya rasa syukur... Pertemukanlah kami dengan Diri-MU, duhai Dzat Yang Maha Mulia, Yang Maha Indah Izinkan kami menatap wajah-MU tuk menyampaikan rindu dan cinta kami yaa Rabb... Semua ini karena kekasih-MU yang telah membawa cahaya kebenaran yang haqq dari-MU, Rasul-MU, Rasul kami, nabi kami yang Kau jadikan ia rahmat bagi seluruh alam,

RasuluuLlaah ‘alayhi shalaatu wassalaam ... Berikanlah keutamaan dari seluruh keutamaan kebaikan dan cinta-MU terhadap beliau ‘alayhi shalaatu wassalaam beserta keluarga beliau shallaLlaahu ‘alayhi wasallam dan seluruh hamba-MU yang Engkau cintai.. Jadikanlah kami dapat berkumpul dengan beliau dan melihat senyum dan sinar kerinduan di mata beliau shallaLlaahu ‘alayhi wasallam terhadap kami yang lemah ini.. Yaa Allaah..Engkau-lah Sang Pecinta yang sesungguhnya Cinta-Mu meliputi segala ciptaan-MU Hamba yakin akan cinta-MU sambutlah do'a hamba-MU yang penuh dosa ini dengan rahmah-MU, dengan cinta-MU yang haqq, Yaa Hayyu...yaa Qayyuum... Yaa Rahmaan yaa Rahiym... aamiyn yaa Rabb..
Allaahumma shalli 'alaa sayyidina wa habibiyna Muhammadin wa 'alaa aalihi wa shahbihi wa sallim.


http://romdani45498.blogspot.com/2010/11/sekedar-mengulang-kembali-apa-yang.html

Jadikanlah Facebook untuk Mengenal Islam

Alhamdulillah wa shalaatu wa salaamu ‘ala Rosulillah wa ‘ala alihi wa shohbihi ajma’in.
Para pembaca yang semoga dirahmati oleh Allah Ta’ala. Belakangan ini di antara kita pernah mendengar mengenai fatwa haramnya Facebook, sebuah layanan pertemanan di dunia maya yang hampir serupa dengan Friendster dan layanan pertemanan lainnya. Banyak yang bingung dalam menyikapi fatwa semacam ini. Namun, bagi orang yang diberi anugerah ilmu oleh Allah tentu tidak akan bingung dalam menyikapi fatwa tersebut.
Dalam tulisan yang singkat ini, dengan izin dan pertolongan Allah kami akan membahas tema yang cukup menarik ini, yang sempat membuat sebagian orang kaget. Tetapi sebelumnya, ada beberapa preface yang akan kami kemukakan.Semoga Allah memudahkannya.
Dua Kaedah yang Mesti Diperhatikan
Saudaraku, yang semoga selalu mendapatkan taufik dan hidayah Allah Ta’ala. Dari hasil penelitian dari Al Qur’an dan As Sunnah, para ulama membuat dua kaedah ushul fiqih berikut ini:
Hukum asal untuk perkara ibadah adalah terlarang dan tidaklah disyari’atkan sampai Allah dan Rasul-Nya mensyari’atkan.
Sebaliknya, hukum asal untuk perkara ‘aadat (non ibadah) adalah dibolehkan dan tidak diharamkan sampai Allah dan Rasul-Nya melarangnya.
Apa yang dimaksud dua kaedah di atas?
Untuk kaedah pertama yaitu hukum asal setiap perkara ibadah adalah terlarang sampai ada dalil yang mensyariatkannya. Sebagaimana yang kita ketahui bahwa ibadah adalah sesuatu yang diperintahkan atau dianjurkan oleh Allah dan Rasul-Nya. Barangsiapa yang memerintahkan atau menganjurkan suatu amalan yang tidak ditunjukkan oleh Al Qur’an dan hadits, maka orang seperti ini berarti telah mengada-ada dalam beragama (baca: berbuat bid’ah). Amalan yang dilakukan oleh orang semacam ini pun tertolak karena Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam telah bersabda,
مَنْ عَمِلَ عَمَلاً لَيْسَ عَلَيْهِ أَمْرُنَا فَهُوَ رَدٌّ
“Barangsiapa melakukan suatu amalan yang bukan ajaran kami, maka amalan tersebut tertolak.” (HR. Muslim no. 1718)



Namun, untuk perkara ‘aadat (non ibadah) seperti makanan, minuman, pakaian, pekerjaan, dan mu’amalat, hukum asalnya adalah diperbolehkan kecuali jika ada dalil yang mengharamkannya. Dalil untuk kaedah kedua ini adalah firman Allah Ta’ala,
هُوَ الَّذِي خَلَقَ لَكُم مَّا فِي الأَرْضِ جَمِيعاً
“Dia-lah Allah, yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu”. (QS. Al Baqarah: 29). Maksudnya, adalah Allah menciptakan segala yang ada di muka bumi ini untuk dimanfaatkan. Itu berarti diperbolehkan selama tidak dilarangkan oleh syari’at dan tidak mendatangkan bahaya.
Allah Ta’ala juga berfirman,
قُلْ مَنْ حَرَّمَ زِينَةَ اللّهِ الَّتِيَ أَخْرَجَ لِعِبَادِهِ وَالْطَّيِّبَاتِ مِنَ الرِّزْقِ قُلْ هِي لِلَّذِينَ آمَنُواْ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا خَالِصَةً يَوْمَ الْقِيَامَةِ كَذَلِكَ نُفَصِّلُ الآيَاتِ لِقَوْمٍ يَعْلَمُونَ
“Katakanlah: "Siapakah yang mengharamkan perhiasan dari Allah yang telah dikeluarkan-Nya untuk hamba-hamba-Nya dan (siapa pulakah yang mengharamkan) rezki yang baik?" Katakanlah: "Semuanya itu (disediakan) bagi orang-orang yang beriman dalam kehidupan dunia, khusus (untuk mereka saja) di hari kiamat ." Demikianlah Kami menjelaskan ayat-ayat itu bagi orang-orang yang mengetahui.” (QS. Al A’raaf: 32). Dalam ayat ini, Allah Ta’ala mengingkari siapa saja yang mengharamkan makanan, minuman, pakaian, dan semacamnya.
Jadi, jika ada yang menanyakan mengenai hukum makanan “tahu”? Apa hukumnya? Maka jawabannya adalah “tahu” itu halal dan dipdrbolehkan.
Jika ada yang menanyakan lagi mengenai hukum minuman “Coca-cola”? Apa hukumnya? Maka jawabannya juga sama yaitu halal dan diperbolehkan.
Begitu pula jika ada yang menanyakan mengenai jual beli laptop? Apa hukumnya? Jawabannya adalah halal dan diperbolehkan.
Jadi, untuk perkara non ibadah seperti tadi, hukum asalnya adalah halal dan diperbolehkan kecuali ada dalil yang mengharamkannya. Makan bangkai menjadi haram, karena dilarang oleh Allah dan Rasul-Nya. Begitu pula pakaian sutra bagi laki-laki diharamkan karena ada dalil yang menunjukkan demikian. Namun asalnya untuk perkara non ibadah adalah halal dan diperbolehkan.
Oleh karena itu, jika ada yang menanyakan pada kami bagaimana hukum Facebook? Maka kami jawab bahwa hukum asal Facebook adalah sebagaimana handphone, email, website, blog, radio dan alat-alat teknologi lainnya yaitu sama-sama mubah dan diperbolehkan.



Hukum Sarana sama dengan Hukum Tujuan
Perkara mubah (yang dibolehkan) itu ada dua macam. Ada perkara mubah yang dibolehkan dilihat dari dzatnya dan ada pula perkara mubah yang menjadi wasilah (perantara) kepada sesuatu yang diperintahkan atau sesuatu yang dilarang.
Syaikh ‘Abdurrahman bin Nashir As Sa’di –rahimahullah- mengatakan,
“Perkara mubah dibolehkan dan diizinkan oleh syari’at untuk dilakukan. Namun, perkara mubah itu dapat pula mengantarkan kepada hal-hal yang baik maka dia dikelompokkan dalam hal-hal yang diperintahkan. Perkara mubah terkadang pula mengantarkan pada hal yang jelek, maka dia dikelompokkan dalam hal-hal yang dilarang.
Inilah landasan yang harus diketahui setiap muslim bahwa hukum sarana sama dengan hukum tujuan (al wasa-il laha hukmul maqhosid).”
Maksud perkataan beliau di atas:
Apabila perkara mubah tersebut mengantarkan pada kebaikan, maka perkara mubah tersebut diperintahkan, baik dengan perintah yang wajib atau pun yang sunnah. Orang yang melakukan mubah seperti ini akan diberi ganjaran sesuai dengan niatnya.
Misalnya : Tidur adalah suatu hal yang mubah. Namun, jika tidur itu bisa membantu dalam melakukan ketaatan pada Allah atau bisa membantu dalam mencari rizki, maka tidur tersebut menjadi mustahab (dianjurkan/disunnahkan) dan akan diberi ganjaran jika diniatkan untuk mendapatkan ganjaran di sisi Allah.
Begitu pula jika perkara mubah dapat mengantarkan pada sesuatu yang dilarang, maka hukumnya pun menjadi terlarang, baik dengan larangan haram maupun makruh.
Misalnya : Terlarang menjual barang yang sebenarnya mubah namun nantinya akan digunakan untuk maksiat. Seperti menjual anggur untuk dijadikan khomr.
Contoh lainnya adalah makan dan minum dari yang thoyib dan mubah, namun secara berlebihan sampai merusak sistem pencernaan, maka ini sebaiknya ditinggalkan (makruh).
Bersenda gurau atau guyon juga asalnya adalah mubah. Sebagian ulama mengatakan, “Canda itu bagaikan garam untuk makanan. Jika terlalu banyak tidak enak, terlalu sedikit juga tidak enak.” Jadi, jika guyon tersebut sampai mel`laikan dari perkara yang wajib seperti shalat atau mengganggu orang lain, maka guyon seperti ini menjadi terlarang.



Oleh karena itu, jika sudah ditetapkan hukum pada tujuan, maka sarana (perantara) menuju tujuan tadi akan memiliki hukum yang sama. Perantara pada sesuatu yang diperintahkan, maka perantara tersebut diperintahkan. Begitu pula perantara pada sesuatu yang dilarang, maka perantara tersebut dilarang pula. Misalnya tujuan tersebut wajib, maka sarana yang mengantarkan kepada yang wajib ini ikut menjadi wajib.
Contohnya : Menunaikan shalat lima waktu adalah sebagai tujuan. Dan berjalan ke tempat shalat (masjid) adalah wasilah (perantara). Maka karena tujuan tadi wajib, maka wasilah di sini juga ikut menjadi wajib. Ini berlaku untuk perkara sunnah dan seterusnya.
Intinya, Hukum Facebook adalah Tergantung Pemanfaatannya
Jadi intinya, hukum facebook adalah tergantung pemanfaatannya. Kalau pemanfaatannya adalah untuk perkara yang sia-sia dan tidak bermanfaat, maka facebook pun bernilai sia-sia dan hanya membuang-buang waktu. Begitu pula jika facebook digunakan untuk perkara yang haram, maka hukumnya pun menjadi haram. Hal ini semua termasuk dalam kaedah “al wasa-il laha hukmul maqhosid (hukum sarana sama dengan hukum tujuan).” Di bawah kaedah ini terdapat kaedah derivat atau turunan lainnya yaitu:Maa laa yatimmul wajibu illah bihi fa huwa wajib (Suatu yang wajib yang tidak sempurna kecuali dengan sarana ini, maka sarana ini menjadi wajib)Maa laa yatimmul masnun illah bihi fa huwa masnun (Suatu yang sunnah yang tidak sempurna kecuali dengan sarana ini, maka sarana ini menjadi sunnah)Maa yatawaqqoful haromu ‘alaihi fa huwa haromun (Suatu yang bisa menyebabkan terjerumus pada yang haram, maka sarana menuju yang haram tersebut menjadi haram)Wasail makruh makruhatun (Perantara kepada perkara yang makruh juga dinilah makruh)
Maka lihatlah kaedah derivat yang ketiga di atas. Intinya, jika facebook digunakan untuk yang haram dan sia-sia, maka facebook menjadi haram dan terlarang.
Kita dapat melihat bahwa tidak sedikit di antara pengguna facebook yang melakukan hubungan gelap di luar nikah di dunia maya. Padahal lawan jenis yang diajak berhubungan bukanlah mahram dan bukan istri. Sungguh, banyak terjadi perselingkuhan karena kasus semacam ini. Jika memang facebook banyak digunakan untuk tujuan-tujuan semacam ini, maka sungguh kami katakan, “Hukum facebook sebagaimana hukum pemanfaatannya. Kalau dimanfaatkan untuk yang haram, maka facebook pun menjadi haram.”
Waktu yang Sia-sia Di Depan Facebook
Saudaraku, inilah yang kami ingatkan untuk para pengguna facebook. Ingatlah waktumu! Kebanyakan orang betah berjam-jam di depan facebook, bisa sampai 5 jam bahkan seharian, namun mereka begitu tidak betah di depan Al Qur’an dan majelis ilmu. Sungguh, ini yang kami sayangkan bagi saudara-saudaraku yang begitu gandrung dengan facebook. Oleh karena itu, sadarlah!!


Semoga beberapa nasehat ulama kembali menyadarkanmu tentang waktu dan hidupmu.
Imam Asy Syafi’i rahimahullah pernah mengatakan, “Aku pernah bersama dengan seorang sufi. Aku tidaklah mendapatkan pelajaran darinya selain dua hal. Pertama, dia mengatakan bahwa waktu bagaikan pedang. Jika kamu tidak memotongnya (memanfaatkannya), maka dia akan memotongmu.”
Lanjutan dari perkataan Imam Asy Syafi’i di atas, “Kemudian orang sufi tersebut menyebutkan perkataan lain: Jika dirimu tidak tersibukkan dengan hal-hal yang baik (haq), pasti akan tersibukkan dengan hal-hal yang sia-sia (batil).” (Al Jawabul Kafi, 109, Darul Kutub Al ‘Ilmiyah)
Ibnul Qayyim rahimahullah mengatakan, “Waktu manusia adalah umurnya yang sebenarnya. Waktu tersebut adalah waktu yang dimanfaatkan untuk mendapatkan kehidupan yang abadi dan penuh kenikmatan dan terbebas dari kesempitan dan adzab yang pedih. Ketahuilah bahwa berlalunya waktu lebih cepat dari berjalannya awan (mendung). Barangsiapa yang waktunya hanya untuk ketaatan dan beribadah pada Allah, maka itulah waktu dan umurnya yang sebenarnya. Selain itu tidak dinilai sebagai kehidupannya, namun hanya teranggap seperti kehidupan binatang ternak.”
Ingatlah ... kematian lebih layak bagi orang yang menyia-nyiakan waktu.
Ibnul Qayyim mengatakan, “Jika waktu hanya dihabiskan untuk hal-hal yang membuat lalai, untuk sekedar menghamburkan syahwat (hawa nafsu), berangan-angan yang batil, hanya dihabiskan dengan banyak tidur dan digunakan dalam kebatilan, maka sungguh kematian lebih layak bagi dirinya.” (Al Jawabul Kafi, 109)
Marilah Memanfaatkan Facebook untuk Dakwah
Inilah pemanfaatan yang paling baik yaitu facebook dimanfaatkan untuk dakwah. Betapa banyak orang yang senang dikirimi nasehat agama yang dibaca di inbox, note atau melalui link mereka. Banyak yang sadar dan kembali kepada jalan kebenaran karena membaca nasehat-nasehat tersebut.
Oleh karena itu, jadilah orang yang bermanfaat bagi orang lain apalagi dalam masalah agama, yang tentu saja dengan bekal ini akan mendatangkan kebahagiaan di dunia dan akhirat.
Dari Jabir, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
خيْرُ النَّاسِ أَنْفَعُهُمْ لِلنَّاسِ



“Sebaik-baik manusia adalah yang paling memberikan manfaat bagi orang lain.” (Al Jaami’ Ash Shogir, no. 11608)
Dari Abu Mas’ud Al Anshori, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ دَلَّ عَلَى خَيْرٍ فَلَهُ مِثْلُ أَجْرِ فَاعِلِهِ
“Barangsiapa memberi petunjuk pada orang lain, maka dia mendapat ganjaran sebagaimana ganjaran orang yang melakukannya.” (HR. Muslim)
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam juga bersabda,
لأَنْ يَهْدِىَ اللَّهُ بِكَ رَجُلاً وَاحِدًا خَيْرٌ لَكَ مِنْ أَنْ يَكُونَ لَكَ حُمْرُ النَّعَمِ
"Jika Allah memberikan hidayah kepada seseorang melalui perantaraanmu maka itu lebih baik bagimu daripada mendapatkan unta merah (harta yang paling berharga orang Arab saat itu)." (HR. Bukhari dan Muslim)
Lihatlah saudaraku, bagaimana jika tulisan kita dalam note, status, atau link di facebook dibaca oleh 5, 1o bahkan ratusan orang, lalu mereka amalkan, betapa banyak pahala yang kita peroleh. Jadi, facebook jika dimanfaatkan untuk dakwah semacam ini, sungguh sangat bermanfaat.
Penutup: Nasehat bagi Para Pengguna Facebook
Imam Asy Syafi’I mengatakan, “Jika dirimu tidak tersibukkan dengan hal-hal yang baik, pasti akan tersibukkan dengan hal-hal yang sia-sia (batil)”.( Al Jawabul Kafi, 109)
Semoga kita selalu disibukkan dengan hal yang dapat memberikan manfaat pada orang lain. Alangkah bagusnya jika status, note dan link yang kita berikan pada saudara-saudara kita berisi siraman-siraman rohani. Itu lebih baik dan lebih bermanfaat dibandinga dengan mengisi status di FB dengan hal-hal yang sia-sia atau bahkan dosa.
Kami hanya bisa berdoa kepada Allah, semoga Allah memberikan taufik dan hidayah bagi orang yang membaca tulisan ini. Semoga kita dimudahkan oleh Allah untuk memanfaatkan waktu dengan baik, dalam hal-hal yang bermanfaat.
Alhamdulillahilladzi bi ni’matihi tatimmush sholihaat. Wa shallallahu ‘ala nabiyyina Muhammad wa ‘ala alihi wa shohbihi wa sallam.


http://romdani45498.blogspot.com/2010/11/jadikanlah-facebook-untuk-mengenal.html

Coret-coret about Ulang Tahun

Jazakumullah Khairon Katshiroh ya buat tman-tman facebookers semua yg udah mndo'akan kebaikan tuk diriku... semoga Allah mengabulkannya, amien...dan semoga do'a itu juga menjadi kebaikan buat antum semua...Allahumma Amien...:)
.......Tapi
Di dalam do'a itu ada yg nyempil [bukan upil lho], tapi ada kata2 yg nyempil disitu..yg mengotori suci do'a, yaitu
"Met Ultah", "Met Milad", dan "Met Happy B'Day yaaaa"...
..........................-----> BS
Duh..sebenernya aga males juga nulis tntang Ultah [enaknya copy paste] hehe..
tapi Bang Samson merasa tertantang wat nyoret2 tentang ultah.. yg penting nulis dulu, kritikan blakangan..[blajar dari jurnalis H--kong nih]
Sebenernya tradisi ngucapin selamat ulang tahun emang bukan dari Islam. Simpelnya kita ga nemuin dalil dari Al-Quran maupun Sunnah Rasulullah SAW tentang kewajiban atau anjuran atau keutamaan mengucapkan selamat ulang tahun pada seseorang.
Artinya, itu memang tidak punya dasar dari ajaran Islam.
Trus kenapa emangnya klo bukan ajaran Islam..?
Gini sob, klo bukan ajaran Islam berarti kan ajaran selain islam..atau budaya selain Islam.. sedangkan Rosulullah Muhammad SAW pernah bersabda "MAN TASABBAHA BIQOUMIN FAHUWA MINHUM" artinya "barangsiapa yang menyerupai/mengikuti suatu kaum maka dia termasuk kedalamnya.."
Nah lho.. Secara'.. budaya itu budaya yahudi-nasrani, klo qta ikut2an berarti kita juga jadi kaumnya dia...!!
bukan bang samson lho yg bilang..tapi Nabi Utusan ALLAH yg bilang..
gimana sob..? jelas ya...?



Oke..oke.. mngkin temen2 ada bertanya :
1. Kan ucapan itu adalah do'a... masa kita ga boleh do'ain sodara kita sih...??
2. Kan ngucapin selamet itu ga ada salahnya..malah ada baiknya.. jadi boleh dong..??
3. Itukan perkara duniawi, jadi ga masalah kita ngikutin mereka...
4. Kan supaya membuat kita mengingat-Nya mengingat umur kita telah berkurang...masa dilarang..??
5. ..........dll
jawaban bang samson :
untuk so'al no.1 :
- betuk sekali bahwa ucapan seorang muslim adalah do'a, dan kita boleh bahkan dianjurkan untuk mendo'akan saudaranya dlm kebaikan..
tapi ingat, kita ga boleh mengkultuskan hari-hari yg istimewa untuk kita selain Idul Fitri & Idul Adha saja.. cuma 2 hari itu saja yg boleh kita rayakan menurut ajaran Islam.. adapun hari2 selain itu maka itu adalah bukan dari Islam..Right
nah, jadi dalam mendo'akan saudara/teman/orang tua ga mesti di hari2 tertentu saja.. kita boleh mendo'akan di selain hari itu,
Kita ga mesti mendo'akan ibu kita ketika hari Ibu,
Kita ga mesti mendo'akan ayah kita ketika hari Ayah,
Kita ga mesti mendo'akan anak kita ketika hari anak,
Kita ga mesti bersholawat kepada Nabi kita ketika hari Maulid,
dan lain sebagainya...
jika kita mendo'akannya dihari itu dikhawatirkan terkena Hadits diatas tadi..yaitu kita termasuk kaum yahudi-nashrani (karena ikut mendukung tradisi mereka). oya, perlu diketahui.. mengucapkan selamat ultah kpd seseorang bagi kaum yahudi n nashrani adalah do'a lho..
betapa banyak tanggal2 di kalender yg kita lingkari untuk kita ingat2..??


mulai dari tahun baru, valentine, aprli mop, maulid, isro mi'roj, waisak, nyepi, natal, ulang tahun si anu si eta si ono dll...
apa bedanya..?????? apa bedanya...???
apalagi sebagian teman2 yg sedikit agamis, mengganti Met B'day dengan Met Milad... Maaf bagi saya ini sama aja...!!
cuma beda bahasa, met ulang tahun, met b'day, met milad... sory ye, saya udah gede..!![mksdnya g mau diboongin]
ga ada bedanya met ultah, met milad, met b'day dengan met tahun baru, met natal dll... kecuali Idul Fitri n Idul Adha.
tahukah anda ( bg yg suka ngerayain Maulid), anda mengatakan itu adalah merayakan hari lahir nabi Muhammad SAW, ya kan..?? Padahal bersamaan dengan itu anda telah merayakan Hari Meninggal Nabi Muhammad, karna nabi lahir pada tgl 12 Robi'ul awwal, dan meninggal pada tanggal 12 robi'ul awwal..Hayoo, sudahlah.. beristighfarlah dan berhenti dari merayakan hari2 yg tidak ada contohnya dari Rosul.
untuk so'al no. 2 :
- anda bilang tidak ada salahnya../ baik jika tidak ada salahnya dan ada baiknya..
kenapa dahulu Rosulullah tidak mengucapkan Met Ultah kepada Para Sahabat...??
kenapa Abu Bakar Ash Shiddiq tidak mengucapkan Met Milad kepada Umar bin Khottob..??
kenapa Ali bin Abi Tholib tidak mengucapkan Met B'Day kepada Utsman bin Affan...??
kenapa Siti Aisyah tidak mendo'akan Rosulullah ketika tanggal 12 Robi'ul Awwal..??
kenapa..............??
tahukah anda, jika seandainya mengucapkan itu adalah baik dan tidak ada salahnya, maka "Rosul dan para sahabatnya adalah orang yg paling sering merayakan hari ulang tahun dan hari2 raya lainnya".. Right
artinya, perbuatan (mengucapkan Ultah) itu Ada Salahnya...!!



untuk so'al no. 3 :
- Sekali lagi, bagi kaum yahudi-nashrani mengucapkan selamat ultah itu bukan hanya sebagai tradisi semata..melainkan juga do'a
do'a adalah bagian dari ibadah.. jadi bagaimana mungkin anda mengatakan bahwa itu adalah perkara dunia..??
toh anda juga meyakini bahwa setiap perkataan adalah do'a kan...?? ya sudah..berhentilah berdo'a di hari ulang tahun saja..
kita masih boleh mengikuti mereka dlm perkara dunia, tp tidak utk perkara ibadah (akhirat)
contoh perkara dunia ; makan pake sendok, adzan pake Mix, bikin bangunan, belajar akuntansi, komputer, ekonomi, pembangunan, sosial, dll... itu dibolehkan... dan tahukah anda, ilmu yg saat ini berkembang dibarat adalah Ilmu Islam yg mereka Rampok dari Ummat Islam.
untuk so'al no 4 :
- Mengingat Allah dan mengingat kematian adalah hal yg sangat diwajibkan.. bahkan sebaik2 mengingat adalah mengingat kematian..!!
termasuk menyadari berkurangnya usia... anda membatasi berkurangnya umur pada hitungan tahun..? ya kan...
jika saat ini anda umur 20, maka tahun depan usia anda berkurang 1 tahun.. sebagian ada yg menyadari itu..Right..?
tapi tahukah anda, Hari2 kita juga adlah Umur, Jam kita adalah umur, Menit dan Detik kita adalah umur kita... Semakin waktu itu berlalu, semakin berkuranglah jatah hidup kita.. Right
So, jika alasan anda utk mengingat nikmat2 Allah dan mengingat berkurangnya umur pas hari ulang tahun adalah kurang tepat.. karna umur anda Berkurang Bersama Berputarnya jarum Jam..
Right.. temen2 sekalian ada kisi2 dari ane,
untuk soal no 1.
Mari kita do'akan saudara kita, orang tua, sahabat dan teman kita dalam sholat kita.. ada Hadits yg berbunyi kurang lebih, Allah akan mengabulkan do'a seseorang kepada saudaranya pada saat saudaranya itu tidak tahu.. artinya kita mendo'akan tanpa dia memintanya.
dan itu kita do'akan disetiap sholat kita.. Jangan setahun sekali pas hari lahirnya.. Right

untuk soal no 2.
Islam juga ada cara mengucapkan selamat kpd saudaranya lho.. diantaranya :
Assalamu'alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh | Jazakallah/Jazakillah/Jazakumullah | Barokallahu Fiiek/Barokallahu Fiekum | dsb
mengucapkannya setiap kali berjumpa ya... dan jangan disingkat2..!!
tahukah anda, makna Assalamu'alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh adalah do'a yg paling Mantep untuk sodara kita.. jadi Jangan disingkat2..!! yg paling parah ketika ada yg menyingkat dengan kata "Ass".. Ass dalam bahasa Inggris adalah Pantat..!!
Bagaimana mungkin anda mengaku Muslim, tapi Salam Islam anda ganti dengan Pantat..??? Istighfar dan berhentilah mengetik di Hp/Keyboard dengan kata Ass..
untuk soal no. 3.
Lebih baik, untuk urusan duniawi or akhirat..kita berkiblat saja ke Islam selagi itu ada..
kedokteran Islam sekarang sudah banyak, Sains Islam sekarang sudah mendunia, militer Islam sekarang ditakuti Barat..dll
Termasuk mendo'akan..kita pakai cara islam dalam berdo'a
untuk soal no. 4
Ingatlah Allah kapanpun dimanapun kita berada, baik dlm keadaan berdiri, duduk dan berbaring kita harus mengingatnya... paling efektif adalah ketika sholat.. mengingat kematian juga ketika Sholat sangat tepat.. Anggaplah Sholat kita adalah sholat terakhir..itu khasiatnya subhanallah..
untuk soal no 5 :
tahukah anda, bagaimana bang samson mensosialisasikan tentang ultah ini...??
yaitu dengan mengganti tanggal lahir setiap hari..di Facebook dan jejaring sosial lainnya..sehingga orang2 akan mengomentari wall kita..
takukah anda, bahwa di internet tidak selamanya data itu falid, jadi buat apa mengucapkan selamat kepada orang yg datanya palsu..?


http://romdani45498.blogspot.com/2010/11/coret-coret-about-ulang-tahun.html

Hidayah Hanyalah Milik Allah

Para pembaca yang semoga dirahmati Allah ta’ala, mungkin kita sering berfikir, sudah banyak sekali cara kita untuk menyadarkan seseorang yang kita cintai, untuk merubah sifat seseorang yang sangat disayangi. Akan tetapi, segala cara dan upaya kita, ternyata tidak mampu untuk merubahnya menjadi seseorang yang baik. Sebenarnya apa yang salah dengan upaya kita, bagaimanakah caranya agar kita dapat merubah seseorang?
Mengenai hal ini, perlu kita ketahui, hidayah atau petunjuk hanyalah milik Allah, bagaimana pun upaya kita untuk merubah seseorang, bagaimana pun kerja keras kita untuk menyadarkan seseorang, maka itu tidak ada artinya jika Allah tidak menghendaki hidayah kepadanya, orang tersebut tidak akan berubah sampai Allah memberikannya hidayah. Allah berfirman yang artinya "Sesungguhnya kamu tidak akan dapat memberi petunjuk kepada orang yang kamu kasihi, tetapi Alloh memberi petunjuk kepada orang yang dikehendaki-Nya, dan Alloh lebih mengetahui orang-orang yang mau menerima petunjuk.” (QS Al Qashash: 56).
Ibnu katsir mengatakan mengenai tafsir ayat ini, “Allah mengetahui siapa saja dari hambanya yang layak mendapatkan hidayah, dan siapa saja yang tidak pantas mendapatkannya”.
Syaikh Muhammad ibnu Shalih Al-Utsaimin menerangkan, “Hidayah di sini maknanya adalah hidayah petunjuk dan taufik. Allah Subhanahu wa Ta’ala berikan hidayah ini kepada orang yang pantas mendapatkannya, karena segala sesuatu yang dikaitkan dengan kehendak Allah Subhanahu wa Ta’ala, maka mesti mengikuti hikmah-Nya.”
Nabi Yang Mulia Sendiri Tidak Dapat Memberi Hidayah Taufik
Turunnya ayat ini berkenaan dengan cintanya Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam kepada pamannya Abu Tholib. Akan tetapi, segala cara dan upaya yang dilakukan beliau untuk mengajak pamannya kepada kebenaran, tidak sampai membuat pamannya menggenggam Islam sampai ajal menjemputnya. Seorang rosul yang kita tahu kedudukannya di sisi Allah saja tidak mampu untuk memberi hidayah kepada pamannya, apalagi kita yang keimanannya sangat jauh dibandingkan beliau.
Tidakkah kita melihat perjuangan Nabi Allah Nuh di dalam menegakkan tauhid kepada umatnya? Waktu yang mencapai 950 tahun tidak dapat menjadikan umat nabi Nuh mendapatkan hidayah Allah, bahkan untuk keturunannya sendiri pun ia tidak dapat menyelamatkannya dari adzab, Allah berfirman yang artinya “Dan Nuh memanggil anaknya yang berada di tempat yang jauh, ‘Wahai anakku! Naiklah bahtera ini bersama kami dan janganlah kamu bersama orang-orang kafir’. Dia berkata, ‘Aku akan berlindung ke gunung yang akan menghindarkanku dari air bah. Nuh berkata, ‘Hari ini tidak ada lagi yang bisa melindungi dari adzab Allah kecuali Dzat Yang Maha Penyayang.’ Dan gelombang pun menghalangi mereka berdua, maka jadilah anak itu termasuk orang-orang yang ditenggelamkan.” (QS. Hud:42-43)


Melihat anaknya yang tenggelam, Nabi Nuh berdoa (yang artinya),“Dan Nuh pun menyeru Rabbnya, ‘Wahai Rabbku, sesungguhnya anakku termasuk keluargaku, dan sesungguhnya janji-Mu adalah janji yang benar, dan Engkau adalah Hakim yang seadil-adilnya.’ Allah berfirman, ‘Wahai Nuh, sesungguhnya dia bukan termasuk keluargamu (yang diselamatkan), sesungguhnya amalannya bukanlah amalan yang shalih. Maka janganlah engkau meminta kepada-Ku sesuatu yang tidak engkau ketahui. Sesungguhnya Aku peringatkan engkau agar jangan termasuk orang-orang yang jahil.” (QS. Hud: 45-46)
Contoh lainnya adalah apa yang dialami oleh Nabi Allah, Ibrohim. Berada ditengah-tengah orang-orang yang menyekutukan Allah, ia termasuk orang yang mendapat petunjuk. Allah dengan mudahnya memberikan hidayah kepada seseorang yang dikehendakinya, padahal tidak ada seorang pun yang mengajarkan dan menerangkan kebenaran kepadanya, Allah berfirman yang artinya “Dan demikianlah Kami perlihatkan kepada Ibrahim tanda-tanda keagungan yang ada di langit dan di bumi, agar dia termasuk orang-orang yang yakin. Ketika malam telah gelap, dia melihat bintang, lalu berkata, ‘Inilah rabbku’. Tetapi tatkala bintang itu tenggelam, dia berkata, ‘Aku tidak suka pada yang tenggelam’. Kemudian ketika dia melihat bulan terbit, dia berkata, ‘Inilah rabbku’. Tetapi setelah bulan itu terbenam, dia berkata, ‘Sesungguhnya jika Rabbku tidak memberi petunjuk padaku, pasti aku termasuk orang-orang yang sesat. Kemudian tatkala dia melihat matahari terbit, dia berkata, ‘Inilah rabbku, ini lebih besar’. Tatkala matahari itu terbenam, dia pun berkata, ‘Wahai kaumku, sesungguhnya aku berlepas diri dari apa yang kalian persekutukan! Sesungguhnya aku menghadapkan diriku kepada Rabb yang menciptakan langit dan bumi dengan cenderung kepada agama yang benar, dan aku bukanlah termasuk orang-orang yang menyekutukan-Nya’.” (QS. Al-An’am: 75-79)
Dari hal ini, sangat jelaslah bagi kita, hidayah hanyalah milik Allah, dan Allah memberi hidayah kepada orang yang dikehendakinya. Barangsiapa yang Allah beri hidayah, tidak ada seorang pun yang bisa menyesatkannya dan barangsiapa yang telah Allah sesatkan, tidak ada seorang pun yang bisa memberi hidayah kepadanya. Allah berfirman yang artinya “Allah memberikan hidayah kepada siapa yang dikehendaki-Nya kepada jalan yang lurus.” (QS. Al-Baqarah: 213) dan Allah berfirman yang artinya “Dan barangsiapa yang disesatkan Allah, niscaya tak ada baginya seorang pemberi petunjuk.” (QS. Az-zumar:23).
Cara Menggapai Hidayah
Setelah mengetahui hal ini, lantas bagaimana upaya kita untuk mendapatkan hidayah? Bagaimana caranya membuat orang lain mendapatkan hidayah?
Di antara sebab-sebab seseorang mendapatkan hidayah adalah:




1. Bertauhid
Seseorang yang menginginkan hidayah Allah, maka ia harus terhindar dari kesyirikan, karena Allah tidaklah memberi hidayah kepada orang yang berbuat syirik. Allah berfirman yang artinya “Orang-orang yang beriman dan tidak mencampuradukkan iman mereka dengan kesyirikan, mereka itulah yang mendapat keamanan dan mereka itu adalah orang-orang yang mendapat petunjuk.” (QS. Al-an’am:82).
2. Taubat kepada Allah
Allah tidak akan memberi hidayah kepada orang yang tidak bertaubat dari kemaksiatan, bagaimana mungkin Allah memberi hidayah kepada seseorang sedangkan ia tidak bertaubat? Allah berfirman yang artinya “Sesungguhnya Allah menyesatkansiapa yang Dia kehendaki dan menunjuki orang-orang yang bertaubat kepada-Nya".
3. Belajar Agama
Tanpa ilmu (agama), seseorang tidak mungkin akan mendapatkan hidayah Allah. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda yang artinya “Jika Allah menginginkan kebaikan (petunjuk) kepada seorang hamba, maka Allah akan memahamkannya agama” (HR Bukhori)
4. Mengerjakan apa yang diperintahkan dan menjauhi hal yang dilarang.
Kemaksiatan adalah sebab seseorang dijauhkan dari hidayah. Allah berfirman yang artinya “Dan sesungguhnya kalau mereka melaksanakan pelajaran yang diberikan kepada mereka, tentulah hal yang demikian itu lebih baik bagi mereka dan lebih menguatkan (iman mereka),dan kalau demikian, pasti Kami berikan kepada mereka pahala yang besar dari sisi Kami,dan pasti Kami tunjuki mereka kepada jalan yang lurus.” (An-nisa: 66-68).
5. Membaca Al-qur’an, memahaminya mentadaburinya dan mengamalkannya.
Allah berfirman yang artinya “Sesungguhnya Al Quran ini memberikan petunjuk kepada (jalan) yang lebih lurus” (QS. Al-Isra:9)
6. Berpegang teguh kepada agama Allah
Allah berfirman yang artinya “Barangsiapa yang berpegang teguh kepada (agama) Allah, maka sesungguhnya ia telah diberi petunjuk kepada jalan yang lurus.” (QS. Ali-Imron:101).




7. Mengerjakan sholat.
Di antara penyebab yang paling besar seseorang mendapatkan hidayah Allah adalah orang yang senantiasa menjaga sholatnya, Allah berfirman pada surat al-baqoroh yang artinya “Aliif laam miim, Kitab (Al Quran) ini tidak ada keraguan padanya dan merupakan petunjuk bagi mereka yang bertaqwa.”Siapa mereka itu, dilanjutkan pada ayat setelahnya “yaitu mereka yang beriman kepada hal yang ghoib, mendirikan sholat dan menafkahkah sebagian rizki yang diberikan kepadanya” (QS. Al-baqoroh:3).
8. Berkumpul dengan orang-orang sholeh
Allah berfirman yang artinya “Katakanlah: "Apakah kita akan menyeru selain daripada Allah, sesuatu yang tidak dapat mendatangkan kemanfaatan kepada kita dan tidak (pula) mendatangkan kemudharatan kepada kita dan (apakah) kita akan kembali ke belakang, sesudah Allah memberi petunjuk kepada kita, seperti orang yang telah disesatkan oleh syaitan di pesawangan yang menakutkan; dalam keadaan bingung, dia mempunyai kawan-kawan yang memanggilnya kepada jalan yang lurus (dengan mengatakan): "Marilah ikuti kami." Katakanlah:"Sesungguhnya petunjuk Allah itulah (yang sebenarnya) petunjuk; dan kita disuruh agar menyerahkan diri kepada Tuhan semesta alam.” (QS. Al-An’am:72).
Ibnu katsir menafsiri ayat ini, “Ayat ini adalah permisalan yang Allah berikan kepada teman yang sholeh yang menyeru kepada hidayah Allah dan teman yang jelek yang menyeru kepada kesesatan, barangsiapa yang mengikuti hidayah, maka ia bersama teman-teman yang sholeh, dan barang siapa yang mengikuti kesesatan, maka ia bersama teman-teman yang jelek. “
Dengan mengetahui hal tersebut, marilah kita berupaya untuk mengerjakannya dan mengajak orang lain untuk melakukan sebab-sebab ini, semoga dengan jerih payah dan usaha kita dalam menjalankannya dan mendakwahkannya menjadi sebab kita mendapatkan hidayah Allah. Syaikh Abdullah Al-bukhori mengatakan dalam khutbah jum’atnya “Semakin seorang meningkatkan ketaqwaannya kepada Allah, niscaya bertambah hidayah padanya. Seorang hamba akan senantiasa ditambah hidayahnya selama dia senantiasa menambah ketaqwaannya. Semakin dia bertaqwa, maka semakin bertambahlah hidayahnya, sebaliknya semakin ia mendapat hidayah/petunjuk, dia semakin menambah ketaqwaannya. Sehingga dia senantiasa ditambah hidayahnya selama ia menambah ketaqwaannya.”
Semoga Allah senantiasa memberikan hidayah kepada kita dan orang-orang yang ada disekeliling kita, aamiin. Washallallahu ‘ala nabiyyina Muhammad wa ‘ala alihi washahbihi ajma’in.


http://romdani45498.blogspot.com/2010/11/hidayah-hanyalah-milik-allah.html

Ya Robb .....Jangan biarkan aku sendiri

Air mata ini sering berjatuhan...
Kepahitan ini sering kurasakan...
Rabb..kalau bukan diri-Mu yang ku kenal...
Niscaya aku tidak akan pernah mampu tersenyum kembali...

Sakit itu sering kurasakan...
Luka itu sudah menjadikanku teman..
Rabb..andai bukan diri-Mu yg menyembuhkan...
Ku yakin..tiada dokter yang mampu menyelamatkan...

Aku sayang pada-Mu ya..Rabb...
Tapi..masih saja aku mengeluh akan dukaku..
Aku rindu pada-Mu ya..Rabb...
Tapi..masih saja aku takut..Kau marah padaku




Jangan biarkan aku seorang diri ya..Rabb...
Karena ku takut berjalan sendiri di sini...
Jangan tinggalkan aku sendiri ya..Rabb...
Karena ku takut tak bisa kembali...

Ketika kita merasa amat membutuhkan hadirnya seorang pendamping...
KeTika kita terbelenggu merasa terbebani oleh beberapa masalah...
saat hati kita dicekam oleh kesedihan karena tidak adanya teman sejati ...
atau ketika jiwa dipenuhi kerinduan untuk menimang buah hati yang lucu...
PANJATKAN DOA INI :
رَبِّ لا تَذَرْنى فَرْداً وَأَنْتَ خيْرُ الوارِثينَ
“Ya Tuhanku janganlah Engkau membiarkan aku hidup seorang diri dan Engkaulah Waris Yang Paling Baik” (QS. Al-Anbiya’ Ayat 89)

Ketika terasa sepi yang mencekam...
Agar tetap ada senyum di hatimu...
agar ikhtiar terus di sempurnakan...
agar doa-doa tak bosan kau senandungkan...
agar Iblis tak menggodamu yang menyebabkan engkau futur...
PANJATKAN DOA INI :
رَبِّ لا تَذَرْنى فَرْداً وَأَنْتَ خيْرُ الوارِثينَ
“Ya Tuhanku janganlah Engkau membiarkan aku hidup seorang diri dan Engkaulah Waris Yang Paling Baik” (QS. Al-Anbiya’ Ayat 89)

Sesungguhnya ini adalah do’a yang dipanjatkan oleh Nabi Zakariya As. untuk menghapus kesendiriannya....
Dr Note Masaji Antoro 
Smoga bermanfaat.....Barokllahu fikkum...


http://romdani45498.blogspot.com/2010/11/ya-robb-jangan-biarkan-aku-sendiri.html

Pengorbanan Cinta

Dalam cahaya lampu remang-remang, bulu-bulu halus pun menggelinjang. Azizah gemetar, sungguh mengapa ia mau dibohongi untuk singgah di rumah kekasihnya, Martin. Tapi sungguh mati, ia tidak tahu orang tua Martin sedang berlibur di Jepang, sehingga rumah itu lenggang, hanya ditunggui seorang pembantu tua yang telah mendengkur di kamar belakang. Dan kini, yang ditakutkan Azizah telah membayang, ketika Martin dengan napas mendesah mendekatinya di sofa.
"Azizah, engkau mencintai aku bukan?" tanya sang kekasih. Matanya agak gelisah, ada kilatan nafsu di dalamnya.
Si gadis mengangguk dalam, seraya menghela napas,"Cintaku suci, Mas."
"Aku tahu. Untuk itu aku rela mengorbankan apa saja agar mendapatkanmu. Seribu langit boleh menindih diriku, tapi aku akan tetap menikahimu."
"Terima kasih, Mas."


"Aku ingin membuktikan, apakah engkau rela berkorban untukku," ucap Martin sambil nepasnya terdengar kian memburu.
"Apa maksudmu, Mas?"
"Ah, tidak apa-apa. Maksudku bagi kita yang akan menikah, sekarang atau kelak sama saja bukan?"
"Tentu. Sekarang aku mencintaimu, kelak juga aku mencintaimu," jawab Azizah. Ia berusaha tetap tenang.
"Nah, itulah yang kuharapkan. Aku ingin meminta buktinya darimu. Selama ini aku gelisah, benarkah yang kucintai ini masih belum dijamah lelaki lain?"
"Aku kurang paham, Mas."
"Begini, mumpung rumahku sedang sepi, aku ingin engkau menyerahkan sekaligus membuktikan kesucianmu."
Azizah terbelakak. Ia tahu apa yang diinginkan Martin. Dan ia amat tersinggung. Ia hendak marah. Ia hendak memberontak. Tapi ia sangat mencintai Martin. Maka dengan halus ia menjawab.
"Mas, untukmu apalagi sekedar mahkota kehormatanku, nyawa pun akan kukorbankan sebagai tanda cintaku kepadamu. Tapi engkau juga mencintai aku bukan? "
"Jangan kuatir, takkan ada orang lain lagi dalam hidupku."
"Dan engkau bersedia berkorban demi cintamu ?" desak Azizah.
"Seperti engkau juga, segala-galanya akan kukorbankan untuk membahagiakan hidupmu."
"Jika demikian tentramlah perasaanku."
"Maksudmu?"
"Kalau engkau menuntut begitu besar dariku,dan aku bersedia meluluskan permintaanmu, pasti engkau juga bersedia meluluskan permintaanku yng jauh lebih kecil."
"Apa permintaanmu?"
"Urungkan niatmu, korbankan hawa nafsumu, dan singkirkan rasa curiga kepadaku. Kalau nanti setelah resmi menjadi suami istri ternyata aku bukan perawan lagi, gebahlah aku dari kamar pengantin seperti seekor anjing buduk. Tapi sebelum itu, bebaskan aku dari ancaman dosa besar.

Ketahuilah Mas, diantara yang bakal membahagiakan hidupku selama-lamanya adalah jika aku hanya melepaskan dan menyerahkan kesucian serta kehormatanku kepada seorang suami yang dengan penuh iman mencintaiku, sehingga tidak membiarkan diriku ternoda sebelum ijab-qabul kita lakukan di depan penghulu."
Martin tersentak. Azizah terisak. Dan malam itu Setan menangis karena masih ada remaja yang shalihah di zaman bobrok ini.


http://romdani45498.blogspot.com/2010/11/pengorbanan-cinta.html