Mengenai Saya

Foto saya
Pangandaran, West Java, Indonesia
Simple

Jumat, 16 Maret 2012

Sebagian Bentuk Azab Setelah Kematian

============================ Prolog: Masih tentang BAB meninggalkan sholat atau orang2 yang suka menunda-nunda sholat hingga mengakhirkan waktunya. Notes yg bercerita tentang sholat saya rasa menjadi hal yg sangat penting karena SHOLAT adalah amal yg akan dihisab pertama kali di akherat. Semoga catatan berikut akan memberikan renungan sekaligus motivasi bagi kita semua untuk lebih memperhatikan bab tentang sholat. Note ini juga bisa dibaca di situs resmi RDM di link berikut: http://renungandanmotivasiiftaistianynotes.blogspot.com/2010/11/renungan-sebagian-bentuk-azab-setelah.html --------------------------------------------------------------- Al-Bukhari dan Muslim di dalam kitab al-Jami’ ash-Shahih meriwayatkan dari Samurah bin Jundab radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Sesungguhnya telah datang kepadaku dua malaikat tadi malam (dalam mimpi, red), yang keduanya diutus supaya mendatangiku. (Dalam mimpi itu) kami mendatangi seorang laki-laki yang sedang tidur telentang, sedangkan seorang laki-laki yang lain memegang batu besar. Batu itu lalu dijatuhkan ke kepala laki-laki yang telentang sehingga kepalanya pecah. Batu itu menggelinding di tempat itu, dan laki-laki yang menjatuhkannya mengikutinya lalu mengambilnya. Kemudian laki-laki yang dia jatuhi batu itu kepalanya utuh kembali seperti semula. Lalu laki-laki yang memegang batu mendatanginya lagi dan melakukan hal yang sama seperti yang dilakukannya pertama kali.” Dalam redaksi lengkap hadits itu terdapat penjelasan tentang keadaan laki-laki yang dijatuhi batu, bahwa ia adalah orang yang mengambil al-Qur’an, kemudian menentang isinya tetapi melalaikan sholat fardhu. Berkenaan dengan perbuatan maksiat ini, maka Allah subhanahu wata’ala berfirman, artinya, “Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat, (yaitu) orang-orang yang lalai dari shalatnya.” (QS. 107:4-5). Al Hafizh Ibnu Katsir berkata dalam tafsirnya, “Mereka adalah orang-orang yang lalai, baik mereka lalai dari mengerjakan shalat di awal waktunya, di mana mereka selamanya atau umumnya (biasa) mengakhirkannya hingga batas akhir waktunya, atau lalai dari rukun-rukun dan syarat-syaratnya yang telah diperintahkan kepadanya atau lalai dari kehusyu’an ketika menunaikannya atau lalai dari merenungkan makna bacaannya. Redaksi hadits tersebut mencakup semua hal tersebut, tetapi siapa yang ada padanya salah satu dari hal tersebut, maka ia terkena bagian dari ayat tersebut. Sedangkan siapa yang ada padanya semua hal tersebut maka ia akan mendapatkan balasan secara utuh dan telah sempurna kemunafikan dirinya (Tafsir Ibnu Katsir, 4/554). 1. Diceburkan ke Sungai Seperti Darah dan Mulutnya Disumpal Batu. Hadits tentang hal ini juga diriwayatkan oleh Samurah bin Jundab radhiyallahu ‘anhu, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, beliau bersabda, “Aku bermimpi, dan dalam mimpi itu kami mendatangi sebuah sungai yang airnya berwarna merah seperti darah. Di dalam sungai itu ada seorang laki-laki yang sedang berenang, di pinggir sungai berdiri seorang laki-laki yang di sampingnya terdapat tumpukan batu yang banyak. Laki-laki yang berenang menghampiri laki-laki yang berdiri di pinggir sungai sambil membuka mulutnya. Kemudian laki-laki yang berdiri di pingggir sungai melemparkan sebuah batu dan laki-laki yang berenang mencaplok batu itu kemudian ia pergi berenang kembali. Setelah itu ia menghampirinya lagi, dan setiap kali ia menghampiri laki-laki yang berdiri di pinggir sungai di samping tumpukan batu, maka laki-laki yang berenang itu selalu membuka mulutnya.” Dijelaskan bahwa laki-laki yang berenang dan mencaplok batu itu adalah pemakan riba. Ibnu Hubairah berkata, “Pemakan riba akan disiksa dengan cara disuruh berenang di sungai yang airnya berwarna merah dan mulutnya akan dijejali dengan batu. Karena asal riba itu terjadi dalam transaksi emas dan emas itu berwarna kemerah-merahan. Sedangkan malaikat yang menjejali mulutnya dengan batu adalah isyarat bahwa ia tidak pernah merasa puas dengan hasrat yang ada. Begitu pula halnya dengan riba, yakni pelakunya berkhayal bahwa hartanya terus bertambah padahal Allah subhanahu wata’ala membinasakannya di kemudian hari ” (Fath al-Bari 12/455). 2. Dibakar Dalam Tungku Api . Hadits yang menjelaskan tentang hal ini adalah sebagai berikut: “Kami datang ke sebuah tempat yang mirip tungku perapian -di dalam riwayat lain dikatakan, “Bagian atasnya sempit dan bagian bawahnya lebar lalu di bawahnya dinyalakan api-. Nabi saw bersabda, “Ketika itu di dalamnya terdengar suara gaduh dan jeritan.” Beliau mengatakan, “Kami mengintip keadaan di dalamnya, dan kami melihat sejumlah laki-laki dan wanita dalam keadaan telanjang, dan dari bawah mereka dinyalakan api yang berkobar. Setiap kali api dikobarkan dari bawah mereka, maka mereka menjerit kesakitan.” Dalam redaksi lengkap hadits tersebut dijelaskan bahwa mereka adalah para pezina, baik laki-laki maupun wanita. Al-Hafizh Ibnu Hajar menjelaskan bahwa keadaan mereka yang telanjang adalah disebabkan hak mereka yang harus ditelanjangi, karena kebiasaan mereka adalah menyepi (berkhalwat) di tempat mesum dan mereka disiksa dengan keadaaan sebaliknya. Sedangkan mengapa mereka disiksa dari bagian bawah, karena perbuatan dosa yang mereka lakukan erat kaitannya dengan anggota tubuh mereka bagian bawah (kelamin). (Fathul bari 12/443). Karena itu wajib bagi setiap muslim dan muslimah untuk menjauhkan diri dari perbuatan dosa-besar tersebut dan menjauhi sebab-sebab yang dapat menjerumuskan ke dalamnya seperti berduaan dengan lawan jenis yang bukan mahram dan melakukan hal-hal yang dapat menyebabkabn fitnah, misalnya; Mempertontonkan kemolekan tubuh; Memperlihatkan bagian tubuh yang mengundang fitnah; Membiasakan mata memandang yang haram; Membiasakan telinga mendengarkan lagu-lagu tentang syahwat yang menggiring kepada hal-hal yang keji dan sebab-sebab lainnya. 3. Mulut Dirobek dan Muka Dirusak Hadits yang berkaitan dengan hal ini, adalah hadits tentang mimpi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Beliau bersabda, “Kemudian kami mendatangi seorang laki-laki yang sedang bersandar pada tengkuknya, sedang seorang laki-laki lainnya berdiri di hadapannya sambil memegang besi bengkok, yakni besi yang dibengkokkan ujungnya. Kemudian laki laki yang memegang besi menghampiri salah satu belahan muka laki-laki yang sedang bersandar dan merusak mukanya dengan merobek mulutnya hingga ke tengkuknya (yakni merobek mukanya dari mulut hingga ke belakang, dari hidung hingga ke tengkuknya dan dari mata hingga ke tengkuknya.)”. Rasulullah bersabda, ” Setelah itu laki-laki yang memegang besi bengkok beralih ke belahan lain dari muka laki-laki yang sedang bersandar dan melakukan perbuatan yang sama seperti yang dilakukannya terhadap belahan muka yang pertama. Tidaklah laki-laki yang memegang besi selesai merobek belahan muka satunya lagi kecuali belahan muka lain utuh kembali seperti semula, dan laki-laki yang memegang besi menghampirinya kembali dan melakukan hal yang sama dengan yang dilakukannya pertama kali.” Dalam redaksi lengkap hadits tersebut dijelaskan bahwa laki-laki yang disiksa itu adalah orang yang keluar dari rumahnya di pagi hari dan melakukan kebohongan yang tersebar luas ke berbagai penjuru (pelosok). 4.Mencakar Muka dan Dada Sendiri dengan Kuku dari Tembaga Di antara orang-orang yang disiksa dalam kubur berdasar mimpi Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam adalah sejumlah kaum yang tergelincir ke dalam perbuatan ghibah (menggunjing dan mengumpat) yang diharamkan, sebagaimana hal itu dijelaskan dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad dan Abu Dawud dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, seraya berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Ketika aku dimi’rajkan, aku bertemu dengan suatu kaum yang memiliki kuku dari tembaga. Mereka mencakar muka dan dada mereka. Aku bertanya, “Siapakah mereka itu wahai Jibril?” Jibril menjawab, “Mereka itu ialah orang-orang yang suka memakan daging manusia (suka menggunjing) serta merusak kehormatannya.” (al-Musnad 3/224 dan Sunan Abu Dawud 4879) Sudahkah anda istiqomahkan sholat berjamaah dan tepat waktu...??


http://romdani45498.blogspot.com/2010/12/sebagian-bentuk-azab-setelah-kematian.html

Z.A.L.I.M

============================ Abu Dzar Al-Ghifari ra. berkata Nabi SAW mensabdakan firman Allah SWT., “Wahai hamba-Ku, sesungguhnya Aku telah mengharamkan kezaliman kepada diri-Ku dan Aku menjadikan kezaliman itu haram di antara kalian. Karena itu, jangan saling menzalimi. ‘Wahai hamba-Ku, kalian semua tersesat, kecuali yang Ku-beri petunjuk. Karena itu, mintalah petunjuk kepada-Ku, pasti Ku-beri petunjuk.’ ‘Wahai hamba-Ku, kalian semua lapar, kecuali yang Ku-beri makan. Karena itu mintalah makan kepada-Ku, pasti Ku-beri makan.’ ‘Wahai hamba-Ku, kalian semua telanjang, kecuali yang Ku-beri pakaian. Karena itu mintalah pakaian kepada-Ku, pasti Ku-beri pakaian.’ ‘Wahai hamba-Ku, sesungguhnya kalian semua berbuat salah di malam dan di siang hari. Sedangkan Aku mengampuni semua dosa. Karena itu mohonlah ampun kepada-Ku, pasti Ku-ampuni.’ ‘Wahai hamba-Ku, kalian tidak dapat menjangkau kemudharatan-Ku . Karena itu, sedikitpun kalian tidak mampu menimpakan mudharat kepada-Ku. Kalian juga tidak dapat menjangkau kemanfaatan-Ku. Karena itu, kalian sedikitpun tidak mampu memberi manfaat kepada-Ku.’ ‘Wahai hamba-Ku, andaikan kalian semua, yang pertama dan yang terakhir, dari bangsa manusia dan jin, mdnjadi seperti orang yang paling bertaqwa diantara kalian, sama sekali tidak menambah kekuasaan-Ku’ ‘Wahai hamba-Ku, , andaikan kalian semua, yang pertama dan yang terakhir, dari bangsa manusia dan jin, menjadi seperti orang yang paling jahat diantara kalian, sama sekali tidak mengurangi kekuasaan-Ku’ ‘Wahai hamba-Ku, , andaikan kalian semua, yang pertama dan yang terakhir, dari bangsa manusia dan jin, berkumpul di suatu dataran, mengajukan permintaan kepada-Ku, lalu masing-masing Aku kabulkan permintaannya. Hal itu sama sekali tidak mengurangi kekayaan-Ku, kecuali hanya seperti jarum yang dicelupkan ke laut’ ‘Wahai hamba-Ku, semua itu adalah amal perbuatan kalian. Aku hitung lalu Aku beri balasan. Karena itu, barang siapa mendapatkan kebaikan, hendaknya dia memuji Allah. Barang siapa yang mendapatkan selain itu, hendaknya dia tidak mencela kecuali dirinya sendiri.” (HR.Muslim) ====================== Sahabatku fillah.. Bergetarkah hati kita membaca hadist diatas???? Perlu dipertanyakankan, sejauh mana kezaliman kita dan sejauh apakah kita merasa butuh kepada Allah????


http://romdani45498.blogspot.com/2010/12/zalim.html

Arjuna dan Sang Bidadari

============================= PROLOG: Awal bulan puasa tahun kemarin, saya berkesempatan pergi ke Bandung untuk silaturahhim mengunjungi suami saya di tempatnya bekerja, melihat rumah kontrakannya, dan sedikit sekedar melepas rasa kangen di dada hihi..^_^. Di kesempatan itu juga saya dan suami berkesempatan mengunjungi Pesantren Daarut Tauhid milik Aa Gym yang terkenal itu. Kami berbuka puasa disana bersama beberapa santri. Tapi bukan itu yang menjadi luar biasa buat saya, melainkan seorang Sugiarto di mata saya. Sugiarto adalah sahabat kesayangan Aa Gym, kakinya cacat dan bicaranya terbata-bata. Tapi yang saya lihat pada dirinya adalah pancaran wajahnya begitu bersih bersinar, seolah-seolah selalu terbasuh air wudhu dan bayangan kecintaan kepada Raabnya tergambar jelas diwajahnya. Dia berada disana bersama sang istri bernama Kusminah yang..SUBHANALLAH, begitu tawadhu' dan taatnya pada suami. Pandangan matanya ke semua tempat lebih banyak menunduk daripada lurus atau menoleh-noleh. Saat buka bersama tersebut istrinya tidak malu-malu untuk menyuapi makan suaminya,dan mengelap sisa makanan yang ada di mulut sugiarto. Kemudian memyiapkan minuman dan membantunya berwudhu untuk sholat maghrib. Sungguh..pemandangan tersebut membuat saya iri dan terharu. Segala gerak-gerik Bidadari dari Darul Tauhid ini, benar-benar melekat dihati saya. Saya sempet melirik kepada suami saya, tapi dia cuma tersenyum. Saya tidak tahu apa yang ada dalam pikirannya. Dan note ini.., terinspirasi dari kisah Sugiarto dan Istrinya tersebut. --------------------------------------------------------------------------------- Namanya Arjuna, persis nama seorang tokoh dalam dunia pewayangan. Tapi ia tak tampan, tak gagah. Apalagi digila-gilai oleh wanita. Arjuna yang ini hanya seorang penjual ulat sebagai pakan burung yang penghasilannya tidak menentu. Tinggalnya di sebuah rumah sederhana dengan ibundanya yang sudah berusia 70 tahunan. Sejak usia 2 tahun Arjuna menderita lumpuh. Penyebabnya adalah demam yang sangat tinggi yang kemudian merusak syarafnya. Arjuna kini sudah berumur 40 tahun dan tetap lumpuh. Ia pun masih tetap ulet menjalankan profesinya yaitu menjual pakan burung. Sejak beberapa bulan ini ia mempunyai kegemaran baru, suka mengikuti pengajian dari masjid ke masjid. Dari pengembaraannya itu akhirnya ia jatuh cinta pada sebuah masjid di sebuah pondok pesantren yang dipimpin oleh seorang kyai yang masih muda dan berkharisma. Pagi itu Arjuna tampak rapi dan wangi. Ia menggunakan baju terbaiknya, sebuah baju koko berwarna putih yang dimintanya pada sang ibu untuk disetrika licin-licin. Ia sudah siap menuju pengajian di pondok pesantren. Jaraknya lumayan, kira-kira satu setengah jam dengan kendaraan umum. Apalagi bagi seseorang yang tak berfisik sempurna seperti Arjuna, jarak itu terasa lebih dari sekedar lumayan. Arjuna merangkak di depan rumahnya, lalu dengan suara cadelnya berteriak memanggil becak di ujung jalan. Sang tukang becak pun tanggap dengan panggilan Arjuna. Ia mafhum, Arjuna pasti akan pergi ke pondok pesantren. Arjuna duduk manis di dalam becak, hingga sampai ke jalan besar. Di jalan besar, sang tukang becak membantu memanggilkan taxi. Satu taxi lewat, taxi berikutnya juga, dan berikutnya, lalu berikutnya. Arjuna tetap duduk manis di dalam becak, tersenyum. Keringat mengucur di tubuh sang tukang becak yang tampak sedikit kesal tidak satu pun taxi yang mau berhenti. Membawa Arjuna sebagai penumpang taxi memang berbeda. Sang sopir taxi harus rela membantu menggendongnya. Maka tak heran kalau tak semua sopir taxi mau. Tapi Allah selalu memberikan pertolongan-Nya. Sebuah taxi meluncur pelan dan berhenti. Sampai di pondok pesantren Arjuna disambut oleh beberapa orang jemaah. Ia sama sekali tak dipandang sebelah mata. Justru banyak orang yang sayang padanya, termasuk sang kyai. Ceramah pun dimulai. Seperti kali yang lalu. kali ini Arjuna tak mampu membendung air matanya. Semangatnya membara. Bukan hanya itu bahkan bergejolak. Bagai sebuah handphone yang perlu di-charge, inilah saat-saat Arjuna menge-charge jiwanya. Total biaya Rp.50.000,- yang harus ia keluarkan untuk pulang pergi ke pondok pesantren, serasa tak ada harganya dibanding dengan setrum yang menyulut dirinya. Ajuna jadi lebih semangat bekerja, lebih semangat mengumpulkan uang untuk bisa datang ke pengajian. Arjuna sekarang jadi rajin ibadah malam. Sifat pemarahnya mulai hilang, jadi lebih sabar dan optimis. Pelan-pelan keinginan itu muncul. Suatu keinginan yang sama sekali tak pernah berani untuk ia mampirkan walau sekilas di kepalanya. "Ibu, Arjuna kepingin Nikah..!" Suara cadel Arjuna bagai geledek yang memecah kesunyian malam di telinga sang ibu yang sudah uzur tersebut. "Arjuna enggak mimpi kan?" sang ibu bertanya sambil menguncangkan tubuh Arjuna yang tergolek lemah di tempat tidur. " Eh ibu, Arjuna mah bangun. Ini enggak mimpi. Sungguhan, Arjuna kepingin nikah..." Sang ibu menelan ludahnya beberapa kali, miris. "Nak, kamu teh mau nikah sama siapa?" "Nggak tau. Tapi Arjuna sudah minta sama Allah." Mata sang ibu hampir-hampir tak kuat membendung air mata yang hendak tumpah. "Bener atuh, kalau memohon ya cuma sama Allah." Sang ibu bingung apa yang harus ia lakukan. Menghibur Arjuna dan membangun mimpi-mimpi indah yang kosong melompong. Atau membuatnya melek melihat kondisi cacatnya. Tapi itu sama saja artinya dengan menghempaskannya ke jurang dalam. Sang ibu cuma bisa menyerahkan pada Allah, apapun kehendak-Nya. Malam purnama. Arjuna baru saja selesai sholat tahajud. Ia merenungi keinginannya yang mulai menjadi azzam. Pikirannya berkecamuk. "Tapi, kalau nanti punya istri pasti biaya akan bertambah. Sekarang saja hidup sudah pas-pasan. Ah, rejeki kan sudah diatur oleh Allah, tinggal kita yang harus ikhtiar. Tapi, mau nikah sama siapa. Eh, iya ya. Siapa yang mau sama saya yang jalan aja mesti merangkak, mau ke mana-mana mesti digotong. Ah, itu kan sama juga, jodoh sudah diatur sama Allah. Tinggal ikhtiar saja. Besok saya akan bilang sama Pak Kyai, minta dicarikan istri." "Pak Kyai, saya kepingin nikah..!" Pak Kyai itu pun kaget tak beda seperti ekspresi sang ibu ketika mendengar ucapan Arjuna. Dengan sabar Kyai berkata, "Wah bagus itu. Menikah kan sunnah Rasulullah, apalagi kalau niatnya untuk ibadah." "Iya, iya, saya kepingin kawin karena kepingin ibadah. Kepingin punya anak-anak yang normal dan berjuang di jalan Allah." "Arjuna mau menikah dengan siapa?" "Saya ingin minta dicarikan sama Pak Kyai." Pak Kyai pun menggaruk-garuk kepalanya. Bukan amanah yang ringan. Sudah berkali-kali ia mempertemukan jodoh diantara santri-santrinya. Diantaranya ada juga yang tidak sekali langsung jadi. Itu pun santri-santri yang normal, tapi Arjuna...?! Sang Kyai bukan mengecilkan arti Arjuna. Semua orang sudah ditentukan takdirnya oleh Allah. Dan tak akan tahu takdirnya bagaimana kecuali dengan berusaha. Tapi usaha yang harus dilakukan untuk mencari istri untuk Arjuna bukan perkara mudah. Tapi Allah berkehendak lain. Sang Kyai akhirnya menemukan sang gadis. Gadis itu normal, juga sholehah. Ia salah satu jamaah yang kerap mengikuti pengajian Kyai. Kyai mengucap syukur yang tiada tara, karena akhirnya gadis itu mengucapkan kesediaannya menikah dengan Arjuna. Ina, gadis itu, jelas-jelas tahu Arjuna yang akan dinikahinya berfisik tak sempurna. Sangat jauh dari gambaran tokoh Arjuna yang ada di lirik lagu. "Kenapa Ina mau menikah dengan Arjuna?" tanya sang Kyai."Ina sudah tahu apa resikonya? Apa yang akan dihadapi di kemudian hari?" "Niat saya cuma ingin mencari keridhoan Allah. Saya ingin menjadi bidadari di syurga nantinya," kata sang gadis yang berusia 24 tahun itu dengan mantap. Pagi hari di bulan Maulid itu seakan bersinar lebih cerah dari biasanya bagi Arjuna. Sebelum berangkat, ia menangis. Bukan sedih, justru kebahagiaan luar biasa yang tak terbendung. Suatu keajaiban yang tak pernah ia bayangkan akan terwujud. Mulanya hanya sebuah keinginan, lalu menjadi tekad, dan kini menjadi nyata. Allah mengabulkan permohonannya. Terbata-bata Arjuna mengucapkan ijab kabul. Bukan karena grogi, tapi karena memang ia kesulitan mengucapkan kata-kata. Dua ratus pasang mata ikut berlinangan airmata, tak kuasa menahan haru yang tiba-tiba menyeruak. Arjuna menyerahkan mas kawin berupa 23 gram emas kepada istrinya. Lalu Arjuna bersujud di hadapan ibunya, menangis tersedu-sedu. Di hadapan para tamu, sang Kyai berkata, "Kita harus banyak belajar dari Arjuna, seseorang yang diberi ujian berupa kekurangan fisik dari Allah, namun tidak takut dan berani mengambil keputusan terhadap masa depannya. Arjuna adalah contoh seseorang yang berserah kepada Allah, yakin akan rejeki yang sudah ditetapkan-Nya. Semoga Allah memberkahi pasangan pengantin ini, menjadikannya sakinah, mawadah, warrahmah." Doa sang Kyai ini pun di amini oleh para tamu walimah. Arjuna memandangi istrinya penuh haru. Ina baru saja selesai mencuci baju. Arjuna senang sekali, kini ia tak lagi mencuci baju sendiri seperti ketika bujangan dahulu. Ina juga selalu merawat dengan penuh ikhlas dan telaten. Seorang gadis telah Allah kirim untuk menjadi pendampingnya di dunia. Arjuna berharap Ina juga akan menjadi bidadarinya di surga nanti.


http://romdani45498.blogspot.com/2010/12/arjuna-dan-sang-bidadari.html

Lembar Teguran

============================= Malam ini aku bermimpi tentangnya. Andai saja mimpi itu tak hadi di mimpiku, pasti aku takkan merasa resah dan rusuh begini. Mataku pun mungkin tak sembab gara-gara menangisikisah mimpi yang bagiku bukanlah lagi sebuah mimpi. Mungkin mimpiku semalam akan terjadi hari ini. Beginilah mimpi itu... "Elsa... Elsa..." ada sesuatu yang memanggilku dalam mimpi. "Elsa, " suara itu mengiang kembali di telinga. Kucari asal suara. Di rerumpunan rumput yang tengah mengeluarkan kapa di kuncupnyas. Di balik batu. Semak-semak. Aku berputar berkeliling mencari sumber suara yang memanggilku itu. Suara itu makin keras mengiang. Aku lantas berlari mengejar suara itu. Kususuri rumput-rumput yang tinggi. Perlahan aku pun lelah. Aku terengah. Aku menghentikan derap langkahku. Aku menghela nafas panjang. Suara itu kembali mengiang. Aku menoleh ke arah belakang. Terlihat sesosok wajah cahaya yang hadir. Subhanllah... benarkah ini dia? Pikirku. Dia yang senyumnya manis mengembang. Dia yang membuatku kagum. Dia yang selalu kupikirkan. Dia yang gagah, tampan, dan berkharisma. Dia yang selalu kutulis dalam diary. Oh... "Assalamualaikum, Ukhti!," Haa.. dia memanggilku "ukhti"? Benarkah ini? "Assalamualaikum, Ukhti!" dia mengulang salamnya kembali. Aku mengejap dalam pertanyaan hati. Dia tersenyum ikhlas. "Eee.. Waalaikumsalam..." jawabku. Dia lantas mengajakku duduk di sebuah kursi di bawah rindangnya pohon. Betapa bahagianya aku saat itu. Di kursi itu aku dan dia bercerita, saling menatap, dan tertawa. Dunia rasanya sangat indah dirasa. Pelangi pelangio hadir dalam mimpi. Bunga-bunga bertebaran di rerumputan. Sungai-sungai kecilmenyapa kaki merasakan sejuknya keindahan mimpi bersamanya. Hilanglah semua kegersangan hati yang mengganjal. Dia mempesona. "Ukhti cantik lho..." Haa, katanya aku cantik? Aku langsung tersipu. Apa benar katamu itu? Apa benar, Duta? "Oya?" jawabku. Dia kembali memujiku, "Iya, sumpah! Kaya Cleopatra deh kamu!". Ah, mendengar katanya aku jadi makin tersipu dan over dalam mimpi. Aku dan duta kembali bersama dalam mimpi. Meski mimpi ini terbilang Lebay tapi sungguh, aku mencintai mimpi ini. Kemudian dengan pelan ia ajak aku tuk berdiri. Aku pun lantas berdiri. Kutatap laket-lekat wajahnya yang tampan. Oh, dia amat mempesona. Dia tersenyum padaku. Tak pernah aku merasakan mimpi seindah ini. Dia lalu meneruh jari telunjuknya di bibirnya tanda aku untuk diam. Kemudian ia ada di belakangku dan menutup mataku dengan tangannya. Aku seakan menyipu malu. "Ssss...t!" demikian yang kudengar dari mulutnya. Pertanda bagiku untuk diam lagi. Dengan perlahan ia lepaskan tangan yang menutup mataku. Dan aku membuka mataku. Tapi... dan.... Kemana dia? Kenapa aku ditinggal sendiri? Apa maksudnya ini? Hatiku bertanya-tanya. Tiba-tiba tak ada lagi seorang yang kucinta. Dia begitu cepat pergi dan aku ditinggal sendiri. Dan sekejap alam pun berubah. Pelangi berubah jadi mendung-mendung yang tinggal menunggu waktu tuk jatuhkan hujan. Daun gugur. Sungai-sungai kecil kahabisan airnya. Aku tak tahu sekarang berada di mana dan tempat apa ini namanya. Mungkin inilah yang namanya dunia lebai. O, aku ingin pergi dari tempat ini... Tanah dan pasir menguapkan debu fatamorgana. Dunia terasa amat panas kurasa. Alam mencekam. Aku takut. Ngeri. Nuansa yang kutangkap ialah bau Neraka. Aku menangis disana. "Kembalikan aku ke duniaku!!!" jeritku. Dan satu detik kemudian aku terjaga. Rupanya aku bermimpi. Keningku penih simbah peluh ketakutan mimpi. Perlahan kukitarkan pandangan kea rah jam. Pukul tiga dini hari. Entah kenapa kurasakan detak bunyi jam dinding itu begitu kuat dan makin kuat. Jantungku pun berdebar amat kuat dan makin cepat, seumpama detakan derap langkah malaikat pencabut nyawa yang hendak merenggut nyawa manusia. Aku diam terpasung. Aku pesakitan dan menggigil. "Elsa… inilah waktumu…" entah dari mana asal suara itu menggema. Yang jelas suara itu begitu mengejutkanku dan membuatku takut. Aku makin tak kuasa menahan ketakutan yang mencekam. Jantungku serasa mau copot karena ia makin cepat berdetak. Aku panik. Tapi mulutku seakan terkunci. Lidahku kelu dan bibir pun membisu. Seluruh tubuh kaku membeku. Kenikmatan dunia jauh berlalu. Kakiku terasa dingin dan bergetar hebat. Mukaku pucat. Aku tak bisa melakukan apa-apa. Detakan jam terus berbunyi layaknya lonceng kematian yang mengejar. Kepanikanku memuncak. Di dalam kamar ini terasa roh-roh setan iblis berterbangan membujuk, merayu, dan menggangguku. Aku merasa dunia berbeda. Semua ketakutan, semua kegelisahan, kejadian yang pernah kualami berpendar dengan cepat di ingatan dan bercampur aduk dalam rasa. Ayah, Ibu, Saudara, Sahabat. Senyum Ibu, kebaikan Ayah. Dosaku pada mereka. Air mata Ibu. Tawa sahabatku yang pernah kulukai hatinya. Saudara-saudara yang kadang kuacuhkan. Aaaa. Aku rasanya seakan sudah gila. Kepalaku pusing luar biasa. Bayang bayangan dalam ingatan bagai puzzle-puzzle yang menghipnotis dan membuatku merasakan pesakitan yang dalam. Jauh lebih dalam. Hingga aku tak merasakan apa-apa lagi. * * * * * "Asyhadu ala illaha ilallah…" Sayup-sayup lantunan suara adzan mengiang. Aku terbangun. Kepalaku masih sedikit pusing. Ternyata aku tidak jadi mati. Untung aku hanya pingsan saja tadi. Adzan kali ini sangat indah untuk didengarkan. Perlahan kubuka jendela kamar untuk melihat keindahan alam surgawi subuh hari sambil mendengar seruan-Nya yang menyentuh qalbu. "Assholatu khoirum minan naum…" Lantunan syahdu itu menuntun kepalaku menatap kearah langit yang maha luas. Bintang-gemintang. Bulan. Nuansa langit subuh yang bersih dan indah. Ah, aku jadi teringat masa-masa kecil dulu, saat itu aku sangat suka melihat langit. "Oh Tuhan…, inikah saat ku pergi?" tanyaku dalam hati. Lambat laun ada tetesan tak berbunyi mengalir di pipi. Ada haru yang dalam dalam jiwa. Di satu sisi aku mencintainya, dan di sisi satunya aku takut laknat-Nya. Ah, yang pasti kan terjadi adalah sebentar lagi aku akan menutup mata. Allah… inikah saat ku pergi? * * * * * Setelah berwudhu dan sholat subuh, bada salam aku memohon pada Allah ampunan. Terutama ampunan karena aku yang lebih memikirkan makhluk-Nya ketimbang diri-Nya. Jika Allah mencabut nyawaku saat ini tentu aku belum sanggup. Meski yang kini aku rasakan Ku tahu semua dari-Mu ya Allah Hidup matiku adalah kuasa-Mu Sembah sujudku ya Rabbi Ampuni segala dosaku… Usai sholat kembali kubuka jendela kamar. Benderang purnama masih menyinari di langit barat. Bintang masih menjadi hiasan langit. Kembali kujatuhkan air mata. Betapa besarnya karunia Allah dan betapa kufurnya aku dengan nikmat-Nya. Betapa banyak anugerah-Nya tapi setengah hati aku syukur. Betapa Maha Besarnya Ia, tapi aku congak dengan tanda-tanda kebesaran-Nya. Astaghfirullah… beri aku waktu lagi, Allah! Tiba-tiba ada sesuatu yang merembes dari dalam hidung. Kuraba hidungku. Darah. Aku mimisan. Namun aku tak sepanik tadi, langsung ku lap darah yang keluar dari hidung. Dan kembali kutatap jauh mega-mega di langit itu. Astaghfirullah… ampuni aku, Allah! Kembali aku menangis. Hari ini mungkin adalah saat terakhirku merasakan keindahan-keindahan seperti ini. "Ya Allah… janganlah Kau cabut nyawaku. Masih banyak keagungan-Mu yang belum kusyukuri. Allah… jangan ambil diriku! Masih ingin aku melihat kebesaran-Mu. Allah… jangan ambil nikmat-nikmat itu!" Dengan perlahan kuambil diary-ku. Dan kutulis dengan rapi apa yang kurasai mulai dari mimpi hingga kini Embun di pagi buta Menebarkan bau basah Detik demi detik kuhitung Inikah saat ku pergi..?


http://romdani45498.blogspot.com/2010/12/lembar-teguran.html

Dimana Pangeranku…?

============================ "Wahai para pemuda, barang siapa telah mampu di antara kalian, handaklah melaksanankan pernikahan karena ia dapat menundukkan pandangan dan menjaga kehormatan.. " (H.R Bukhari, Muslim, Abu Daud, Tirmidzi dan Nasa’i) Setelah sujud terakhir shalat malam yang panjang, tunduk. Ada tetesan tak berbunyi bergulir di atas pipi. Kesunyian itu tiba-tiba datang lagi tanpa meminta izin lebih dahulu. Sebenarnya ada rasa malu mengakui, mengingat materi2 yang telah diterima setelah berdekatan dengan kajian Islam selama dua tahun. Bahkan sebagian sudah dinasehatkan kepada orang lain. "Muslimah itu harus berjiwa tegar, militan, jangan cengeng terhadap hal remeh". "Mengapa kader terbina masih mikirin soal cinta-mencinta, jodoh-menjodoh, bukan zamannya lagi!" Iya…iya..ngerti. Tapi, Ya Allah maafkan, aku tetap kesepian. Rindu dia pada yang belum diketahui namanya. Dia yang akan menggenapkan setengah dien bersama-sama. Dia yang akan dihormati, senyumi, cemberuti, dan dilembuti. Dia yang sepanjang perjalanannya akan saya temani. Hatiku menjerit pelan.."Di mana engkau pangeranku?" Allah, betapa ridho diri ini tunduk pada perintahMU, perintah menundukkan pandangan, perintah mengulurkan jilbab, perintah terus memperbaiki diri dari hari ke hari. Menanti janjiMu ádalah aliran air tersegar yang tak akan putus. "...Dan wanita2 yang baik ádalah untuk laki2 yang baik dan laki2 yang baik ádalah untuk wanita2 yang baik pula"(Qs. An Nuur:26) Tetapi, bolehkah hamba bercerita pada MU wahai Rabb? Bahwa hati ini begitu cepat terbolak-balik. Kadang ia kuat bak benteng kokoh, tapi sering pula ia rapuh bak rumah kardus di bawah kolong jembatan. Dan syaitan tahu itu, Ya Allah. Mereka begitu senangnya berlomba menggoda. Sehingga dalam penantian yang panjang ini, terselip pandangan yang belum halal, ada perkataan yang belum halal, ada usaha mencari perhatian yang belum halal. Ahh..., Kau tahu lebih dari yang hamba ceritakan. Allah, betapa takutnya hamba membuat Kau cemburu. Allah hamba tak mengerti, mengapa tak ada gerak dalam hati mereka untuk tidak terus memanjai angan2? Apakah terlalu berat ya Allah bagi mereka untuk mengambil kenikmatan yang Engkau janjikan? "Tak cukup mapan, masih kuliah, belum dapat izin orang tua" Alasan2 seperti itu apakah Kau bisa terima? Sementara seorang Sugiarto, nama lengkap Ato, seorang pembelajar sejati, sahabat kesayangan Aa Gym yang ditakdirkan bertubuh tidak lengkap. Lelaki yang berjalan terseok-seok hanya bertumpu dengan kakinya yang kecil. Lelaki yang harus bersusah payah untuk mengucapkan kata per kata itu berani mengambil keputusan. "Belhalap pa..da Allah sa…ja," ujarnya terbata2. Dan Allah memudahkan bagi mereka yang hanya memercayakan semua pada-Nya. Ato dan istrinya sekarang hidup tenang dalam kesahajaan dan mempunyai seorang anak, anak yang sehat! Sahabat, sesungguhnya cerita ini bukan untuk diri saya sendiri. Saat ini, di tengah malam ini, mari kita tengok ke jendela2 yang terbuka. Di atas ribuan sajadah, bersimpuh perempuan2 yang sedang merindu. Tetesan2 air mata mereka terus membasahi bumi, air mata mujahidah yang sangat takut tergelincir kepada kemaksiatan. Tak perih jua kah mereka melihatnya? Tak ada kah sepotong hati untuk meringankan beban itu? Dan sahabat, bila kau salah satu dari perempuan bersimpuh itu, sabarlah. Benar, tidak mudah. Tapi tidak ada yang salah dengan janji Nya. Janji Nya adalah keniscayaan terindah, walau itu harus kau tebus denagn kesabaran yang berdarah-darah. Jangan lelah muliakan dirimu. Bukan untuk dia. Juga bukan untuk dirimu sendiri. Tapi semata hanya untuk Rabb-Mu. Sungguh, itu bagian dari tarbiyah dengan cara yang berbeda. Dan Mahabenar Allah, lelaki mulia itu akan datang atas nama kemuliaan pernikahan. Tanpa kau perlu teriaki, dia telah mendengar dengan kesediaan tertinggi akan seruan lembut Tuhan-Nya, yang disampaikan kepada hamba terkasih dan utusan-Ny.


http://romdani45498.blogspot.com/2010/12/dimana-pangeranku.html

Perpisahan

============================== Note singkat ini bisa dibilang curhat pribadi, atau apapun istilahnya terserah yg koment saja nanti. Karena itu di judulnyapun tidak ada kata sakti "Renungan" atau "Motivasi" seperti yg sudah-sudah. Kali ini aku menyatakan pamit sebenar-benarnya. Serius. Tidak seperti yang sebelum-belumnya aku pamit hanya berbilang detik, jam, paling lama hari. Kini aku pamit dalam hitungan bulan. Pagi ini merupakan awal baru bagiku, dan akhir bagi kisah lalu yang menggoreskan begitu banyak kenangan. Tidak! Bukan akhir! Aku tidak mau mengatakan ini akhir karna itu menyalahi yang seharusnya, taqdir belum terjawab, aku tidak boleh menarik kesimpulan atas pemikiranku sendiri. Allah knows what is the best for his Hamba. And I trust it. Konyol memang, aku menangis pagi ini. Bayangkan, kemarin semua masih dapat dibilang normal tapi pagi ini semua hancur berkeping-keping karena sebuah kesalahan yang kuperbuat sendiri. Mau menyalahkan siapa? Tak ada yang perlu kusalahkan, tak ada guna, semua sudah terjadi, ya terjadilah, Qodarullah... Mungkin kalian berpikir, aku berbicara apa? Ya, aku menceracau tak jelas karna perasaanku sedang kalut. Tapi itu tadi, beberapa menit yang lalu. Kemudian sesuatu menepukku. Rasa Percaya. Bodohnya aku menangis, buat apa? Hah, sekalipun orang yang paham agama, yang namanya wanita dewasa sepertiku, bisa berbuat apa bila ia dihinggapi cinta? Dan ketika mimpinya sedang jauh, dia terbangun dari tidur panjangnya, jatuh dari tempat tidurnya. Sakit kan? Ya, sangat sakit. Tapi dia menyimpan mimpinya dalam arsip harapan. Walaupun hanya sekedar mimpi, toh, kita tidak tahu apa yang terjadi nanti kan? Jadi, kulakukan ini semua. Aku tahu taqdir yang akan menjawab, sekarang semua seperti ini pun sudah merupakan taqdirNya. PERCAYA, VA.. ! Ya, aku percaya, aku berusaha mengikhlaskan semuanya, walaupun lagi-lagi kenangan menari di benakku, terpampang slide-slide kehidupan itu. Tapiiii, seorang Iva tidak boleh dan tidak akan lemah dan jatuh hanya karna masalah seperti ini! Lagi-lagi Taqdir. Iman ke-6 ku sedang diuji... dijontok abis-abisan, aku harus kuat, seberapa besar rasa sedihku, rasa cintaku, dan mungkin rasa rinduku kelak, lebih banyak hal lain yang bisa difikirkan, bukan berarti aku melupakan semua itu, tidak, tapi, lebih banyak yang bisa kuperbuat setelah hari ini lewat, selain hanya bersedih karna patah hati. Hey..! Kata siapa aku patah hati? TIDAK. BELUM setidaknya. Aku tidak mau mendahului taqdir Allah. Siapa tahu aku kelak bertemu dengannya dalam keadaan yang lebih baik dan indah, atau kalaupun tidak, siapa tahu skenario-skenario Sang Sutradara jauh lebih indah lagi dari apa yang kuharap. Wallahu A'lam. Kita tidak akan pernah tahu sampai waktu yang akan menjawab... Ok, sudah waktunya aku pamit. Banyak hal yang harus kulakukan hari ini. Me-refresh hidupku salah satunya. Heheh. Well, tak bisa dipungkiri hatiku sedang panas sekarang, tapi tak ada guna larut dalam kesedihan, aku tau itu, tak cuma satu kali aku mengecap sakit hati, walaupun bukan karna cinta, hhe, tapi terbukti, seorang Iva bisa melewati itu semua.. aamiin, I hope.. Alasan aku pamit dari RDM ini, tadi abis subuh malah pas lagi kalut banget aku mau delete nih account, tapi sayang ini bukan milikku, ini account milik saudariku Ifta Istiany tempat ia berdakwah dan menimba serta berbagi ilmu yg maslahat, betapa dzalimnya aku jika mendelete account ini. Dia yg mengajariku menulis dan mengajakku bergabung jadi admin Page ini untuk menebar ilmu bagi umat, alangkah tak tahu dirinya aku jika itu kulakukan, dan aku mengorbankan semua kenangan disini hanya karna masalah kecil. Aku hanya butuh hibernate sebentar. Menetralisir fikiranku, menjernihkan hati, mengupgrade diri untuk lebih baik. Dan itu lebih baik kalau kulakukan dengan meninggalkan tempat yang membuat kenangan itu datang. Salah satunya page RDM ini. Tapi, suatu hari aku akan kembali, dengan membawa sejuta mimpi,*insya Allah... Mungkin ini akan menjadi modalku untuk menulis. Heheh. Doain aja pas kembali lagi nanti ke dunia maya di RDM ini aku sudah merampungkan sebuah buku yang siap terbit, wehehe, mungkin kalian akan terkekeh, tapi aku serius, semoga aku bisa... aamiin...( Maaf mbak ifta, jenengan pasti terkejut mendengar ini kan..? nanti aja ceritanya..hehe ). Kalau ada yang perlu denganku, bisa SMS aja ya atau titip amanahnya ke mb.ifta ini insaallah akan sampai kepadaku, soale email juga gak akan kubuka sepertinya. FB juga dah kunonaktifkan, YM pun demikian. Bener-bener pingin lenyap dulu aku dari dunia maya. Kalau aku masih ada utang sesuatu atau ada yang pingin ditanyakan, silahkan ke wall RDM saja, terakhir sampai sore ini.. (udah kayak apa aja, hhe). Aku baru merasakan gejolak masa-masa itu. Ini masa-masa sulit dalam hidupku. Hhi. Soale, kan banyak yang bilang, masa remaja itu masa paling rentan, padahal aku bukan remaja lagi atuh. nah sebelum hari ini aku berpikir, "Mana rentannya, wong masa remajaku udah lewat tuh...", tapi ternyata mulutku bungkam hari ini. Hhe.. Siplah. Mohon maaf atas kesalahanku selama ini yang sebesar-besarnya. Terima kasih atas banyak cinta yang sudah diberikan. Terima kasih banyaaaak. Akan banyak hal yang kurindukan disini, tapi... hidup ini adalah sebuah pilihan. Dan inilah pilihanku. Insya Allah memang yang terbaik, aamiin. Ilal Liqo Ma'assalamah... Jazakumullah Khoiron Katsir... Pelangi, bagiku Pelangi Cinta itu tidak akan pernah tiada. Ketika malam tak terlalu purnama, lalu kausaksikan bintang-bintang membentuk rasi menurut keinginan-Nya, cari aku di Pelangii Cinta. Aku tetap akan ada di sana. Tersenyumlah.. Allah mencintaimu lebih dari yang kamu perlu. Kepada orang 'penting' itu. Terima Kasih sudah mengajariku tentang Taqdir. Fii Lauhimmahfudz, tuntas sudah. Doa dan Usaha. Sekarang tinggal menunggu keputusan final dariNya. Ini yang terbaik, aku tahu itu. Ilal Liqo pada waktu dan tempat yang lebih baik. Insya Allah. Aamiin. Berbahagialah sahabat2 pelangiku...


http://romdani45498.blogspot.com/2010/12/perpisahan.html

Nafsu..Duh Yaa Allah !

============================== Judulnya serem yak, hehe. Lagi pingin ngomongin soal Nafsu, atau Syahwat. Fitrah manusia yang udah gak bisa ditawar-tawar, gak mungkin gak ada dalam diri manusia yang masih normal, insya ALLAH. Kenapa ini tiba-tiba ngomongin soal Nafsu? Jadi begini ceritanya sodara-sodari, hari ini, tadi pagi-pagi sekali sebuah sms yang cukup panjang masuk ke inbox HP-ku. Dari adik kelas sahabat SMP-ku dulu. Dia bercerita puanjaaaang lebar tentang hubungan dirinya dengan pacarnya tercinta. Aku menangkap perasaan bahagia yang teramat dari rangkaian kata-katanya di sms itu. Walaupun aku harus agak berkerut-kerut muka karna penulisan sms-nya rada aneh. Maklum lah, bahasa anak remaja sekarang . Temanku itu cerita, ternyata dia adalah pacar pertama (dan semoga terakhir) si cowoknya itu. Hmm... Dulu dia temen deketku. Deket banget. Kita punya hobi yang sama, dulu pas aku masih 'nge-dunia' banget, kita sama-sama suka grup band Guns n Roses dari Amrik sono. Sama-sama suka banget baca komik. Aku bisa gambar karna ngeliat gambar temanku itu yang subhanallah bagus banget, kayak komik profesional! Hoh, mantabs! Dulu kita juga pernah Juara 1 lomba bikin komik bareng-bareng. Sejak pertemuan pertama kami di GOR Manahan Solo pas mau outbond ke Jogya, kita pun jadi deket. Banyak banget kesamaan kami. Sama-sama lahir bulan desember, cuma beda 5 hari. Sama-sama ada turunan timur tengah..hallahhhhh. Pokoe hobi kita hampir semuanya sama. Bahkan kita punya sifat sama-sama keras kepala, yang bikin kita sering berantem, tapi gak lama kemudian baikkan lagi. Itu dulu. Ketika kami sama-sama belum bisa dewasa . Temenku itu cantiiiiik banget. Putih, hidungnya mancung. Giginya berbaris rapi kayak gigi kelinci, bagus banget. Makanya dulu, inget banget deh, awal-awal masa SMP banyak yang ngejer dia, mulai dari temen seangkatan, ampe kakak kelas. Aku yang temen deketnya jadi perantara. Hueh, cuapek deh. Tapi dia waktu itu cuek beybeh aja, gak peduli, sampai ada satu orang kakak kelas yang membuatnya jatuh hati... Mereka pun pacaran. Sempet putus karna mereka tau, mereka gak boleh pacaran, tapi kemudian bersambung lagi. Kalo dihitung-hitung umur hubungan mereka sekarang hampir 4 taun. 4 taun! Bayangkan.. Awetnya.. Padahal pada awalnya aku rada-rada gak peduli juga, ah, cinta monyet anak SMP, nanti juga berakhir seperti kisah remaja kebanyakkan, tapi semua itu tidak terbukti sampai saat ini. Belum. Curhatan temanku itu tadi siang cukup membuatku kaget. Padahal teman dekatku itu lumayan alim. Ya, lumayan. Dia tau hukum Islam gini.. gini.. gini.. tapi ternyata, dia tak cukup kuat untuk mengamalkannya di dunia nyata. Karna apa? NAFSU...Ya Nafsu ! Siang tadi cukup banyak yang dia ceritakan, dan yang bikin aku kaget, dia berbicara soal nafsu.. Ya, nafsu. Dia dengan pacarnya itu yang dia panggil Aa', panggilan khas orang sunda ke laki-laki yang lebih tua, sudah mulai tak terbendung. Nafsu membuat mereka jadi sering pergi berdua. Nafsu membuat mereka jadi, mulai bergandengan tangan. Mulai...dan mulai... Temanku itu bilang, pingin banget ketemu aku, pingin curhat dan bertanya akan sebuah solusi. Dia bilang bahwa suatu malam sempat dia berdiskusi dengan Aa'nya itu. Merenungi apa yang telah mereka perbuat, ya, sudah mulai bergandengan tangan, dll. Dan mereka menikmati itu semua. Nafsu Ya Allah.. Nafsu... "Mbak, aku tau aku dan Aa' sama-sama saling sayang. Tapi kenapa mesti di ungkapin dengan sikap?". Kata-katanya di SMS itu mengungkapkan sebuah penyesalan. "Kita udah sepakat, kalau kita ketemu, kita berusaha untuk nahan diri, gak gandengan tangan ato yang lainnya.. Qt mutusin buat nunggu sampai datangnya waktu yang tepat sampai aku halal buat dia.. Qt sadar, sekarang qt cuma bisa berusaha untuk jadi orang yang lebih baik lagi." Entah apa yang harus aku katakan. Hukumnya berpacaran temanku itu dan pacarnya sudah tau. Sangat tahu. Menyuruh mereka putus? Ah, belum kusuruh aja temanku itu sudah berkata lagi dgn smsnya, "Mbak, tolong kasih solusi, tapi jangan nyuruh aku putus ama Aa'. Aku gak mau..." Huff, beraaaaatttt.. beraaaattt banget Ya ALLAH. Kalu hati sudah diselimuti nafsu,beginilah jadinya. Aku tahu rasanya jatuh cinta, tapi aku nggak tahu rasanya orang yang sudah berkomitmen dalam bentuk pacaran, aku nggak tahu... makanya aku bingung harus gimana. Apakah pacaran itu sudah sedemikian membutakan? Hati terbelenggu nafsu.. Ya Allah... lagi-lagi nafsu... "Udah sedemikian yakin kamu ama Aa'mu itu, neng?" Hanya itu jawabanku. "Iya mbak.. aku udah yakin banget, Insya Allah, kita udah sama-sama cocok.. Huff, berat. Tambah berat. Temanku itu masih tetap keras kepala. Sudah sifatnya." "Sabar neng.. tahan nafsu. Yang penting kamu udah tau hukumnya kan? Aku cuma bisa bilang sabar... nafsu itu fitrah, karna kita manusia, bukan malaikat, tapi apakah harus sampai seperti itu? Kita jangan mau kalah ama syaitan.. jangan.. Aku bukan mau sok nasehatin.. aku cuma ngingetin karna aku sayang ama kamu neng.." Hanya itu balasan smsku. Udah bingung mau berkata apa lagi aku ini. "Terus aku musti gimana mbak? Aku gak mau putus ama Aa'. Pokoknya jangan nyuruh aku putus.." Huaaaaa. Udah jadi tambah bingung aja jawab SMS-nya. Hhiks. "Solusinya nikah, mau?" Jawab smsku denga tegas. Udah mentok. Got Stuck. Ga tau mau ngasih jawaban apa lagi. "Mau bangeeeet..."Aku ama Aa' udah mikir ampe sana coba. Sampai kita pernah bilang, kalo umur segini di Indonesia boleh nikah, qt mending nikah sekarang. Hoho. Malu aku.." Aku cuma bisa tersenyum sembari menghembuskan nafas pelan. Permasalahan remaja sekarang. Banyak remaja, jangan remaja deh, beberapa temanku saja, yang terjerat dengan yang namanya virus merah jambu, sering mengeluhkan "Andai di Indonesia umur segini udah boleh nikah..". Kenyataannya saat ini, sepertinya lebih dihalal-kan berpacaran daripada menikah di usia muda. Entahlah.. "Kamu mah udah boleh neng, umur 16, kalo laki-laki 21 kalo gak salah. Lulus SMA aja neng langsung nikah.. daripada numpuk dosa, mending milih mana?" Agak lama balasannya sampai... "ahaha.. kagak bakal boleh mbak ama ortuku. Aku aja niat nikah umur 21/22. Aa' niat pingin umur 24. Biar kelar S1 dulu. Biar dapet kerja dulu. Huaaa.. pokoknya aku kalo dikasih solusi gak mau solusinya disuruh putus, ya.." Lagi-lagi aku tersenyum. Perencanaan masa depan temanku itu terjabar jelas. Huff, aku udah bingung. "Yawdah aku cuma bisa bilang sabar neng sabar.. Akan indah pada waktunya kelak, insya Allah. Jangan nurutin hawa nafsu. Nurutin Syaitan. Ntar kita ketemu aja deh ya neng, biar lebih enak ngobrolnya. Insya Allah.." Nyerah. Yang penting udah gugur kewajibanku untuk mengingatkan. "Iya, makasih Ya mbak. Semoga mbak tetep kuat ya. Jangan lakuin apa yang aku dan Aa' lakuin hehehe..". Aku nyengir baca terakhir smsnya. Udah gak kubalas lagi SMS-nya. Hanya merenung. Tersenyum. Pertanyaan yang sama yang sering menari di benakku. RENUNGKAN..! Lagi-lagi.., Apakah nafsu sedemikian kuatnya sampai orang yang tau agama sekalipun bukan berarti terbebas dari yang namanya pacaran? Wallahu A'lam. Kembali lagi kepada pribadi kita masing-masing. Semoga ada ibrah yang bisa diambil. Bukan untuk mengumbar aib orang, tidak, insya Allah orang yang bersangkutan ridha kisahnya dijadikan pelajaran, asal tidak menyebutkan namanya. Nafsu.. Huff.. Manusia...!!


http://romdani45498.blogspot.com/2010/12/nafsuduh-yaa-allah.html

Keistimewaan Puasa Dzulhijah

============================ “Tidak ada hari-hari yang amal sholehnya paling disukai Allah Swt daripada hari-hari ini, yaitu sepuluh hari pertama bulan dzulhijah. Para sahabat bertanya,”Sekalipun jihad fisabilillah ya rasulullah?”, Rasulullah menjawab,”Ya..sekalipun jihad fisabilillah,kecuali seorang yang keluar ( jihad fisabilillah ) dengan dirinya dan hartanya kemudia tidak kembali”. ( HR.Bukhari ) Dimata kaum muslimin, siapakah yg dapat menolak keistimewaan bulan dzulhijah? Hal ini dikarenakan: pertama, di bulan inilah kaum muslimin sedunia merayakan kembali lebaran untuk yg kedua kali yakni hari raya idul adha. Kedua, di bulan Dzulhijah inilah moment akbar terjadi. Yakni dimana umat islam dari seluruh penjuru dunia berkumpul menunaikan ibdaha haji bagi yang memiliki kemampuan melakukannya. Rasulullah saw bersabda:” Tidak ada hari yang lebih dicintai Allah daripada penghambaan seseorang kepadaNya pada sepuluh hari pertama bulan Dzulhijah. Puasa satu hari pada hari itu, sama dengan puasa satu tahun. Dan setiap malamnya adalah sama dengan malam lailatul Qodr”. ( HR.Tirmidzi dan Ibnu Majah ). Lebih dari itu, diriwayatkan dari Ibnu Abbas ra, bahwa Rasulullah bersabda, yang artinya: “ Hari pertama bulan Dzulhijah adalah hari dimana Allah swt mengampuni dosa nabi Adam as, karena itu siapa yang berpuasa pada hari itu maka Allah swt akan mengampuni segala dosanya”. “ Hari kedua ialah hari dimana Alah swt mengabulkan doa nabi Yunus as dengan mengeluarkannya dari perut ikan, barangsiapa yg berpuasa pada hari itu, seakan-akan ia telah beribadah selama setahun penuh tanpa disertai kemaksiatan sekejap mata sekalipun”. “ Hari ketiga adalah hari dimana Allah swt mengabulkan doa Nabi Zakaria as, barangsiapa yg berpuasa pada hari itu maka Allah swt akan mengabulkan doanya”. “ Hari keempat adalah hari dimana Nabi Isa as dilahirkan. Barangsiapa yg berpuasa pada hari itu maka Allah menyelamatkannya dari kesengsaraan, kemiskina dan penyakit”. “ Hari kelima adalah hari dimana Nabi Musa as dilahirkan. Barangsiapa berpuasa pada hari itu,maka Allah swt akan membebaskannya dari kemunafikan dan siksa kubur”. “ Hari keenam adalah hari dimana Allah swt membuka pintu kebajikan bagi para NabiNya. Barangsiapa yg berpuasa pada hari itu, maka pada hari kiamat akan dipandang Allah swt dengan pandangan rahmat dan tidak akan disisihkan”. “ Hari ketujuh adalah hari dimana Allah swt menutup pintu-pintu Jahanam dan tidak akan dibuka kembali sebelum hari yg kesepuluh. Barangsiapa berpuasa pada hari itu, maka Allah swt akan menutup tigapuluh pintu kesusahan dan membuka tigapuluh pintu kesenangan dan kemudahan bagi hambaNya”. “ Hari kedelapan ialah hari Tarwiyah. Barangsiapa yg berpuasa pada hari itu, maka akan memperoleh pahala yg besarnya tidak diketahui kecuali Allah swt. Allah swt yg akan memberinya pahala yg Dia kehendaki”. “ Hari kesembilan adalah hari Arafah. Barangsiapa berpuasa pada hari itu, maka puasanya akan menjadi tebusan dosa untuk setahun yg lalu dan setahun yg akan datang. Pada hari itu turunlah ayat: “ Pada hari ini telah Aku sempurnakan bagimu agamamu dan telah Aku cukupkan nikmatKu kepadamu. Dan telah Aku ridhai Islam sebagai agama bagimu ...” [Qs.Al-Maa’idah: 3]”. “ Hari kesepuluh adalah hari Idul Adha (berkurban). Barangsiapa yg menyembelih kurban pada hari itu, maka dari tetes pertama yg mengalir dari darah hewan kurban itu, Allah swt akan mengampuni dosa-dosanya dan dosa keluarganya. Barangsiapa pada hari itu memberi makan kepada seorang fakir miskin dan bersedekah, akan dibangkitkan Allah swt pada hari kiamat dalam keadaan aman dan amal salehnya lebih berat dari gunung uhud”. ******------****** Meskipun begitu, dalam hadist yg diriwayatkan oleh Bukhari bahwa Aisyah ra berkata:” Aku tidak melihat rasulullah saw berpuasa dalam sepuluh hari itu”. Hal ini maksudnya bahwa Nabi tidak melakukan puasa terus menerus sepanjang sepuluh hari pertama bulan dzulhijah, melainkan berpuasa di sebagian besar harinya saja. Dan dalam hadist2 shahih disebutkan bahwa Rasulullah saw sangat menjaga puasa pada tanggal 9 dzulhijah atau hari Arafah. Demikian sedikit tambahan sharing ini dari saya. Semoga bermanfaat..mari kita isi 10 hari pertama bulan Dzulhijah ini dengan memperbanyak amal-amal sholeh.


http://romdani45498.blogspot.com/2010/12/keistimewaan-puasa-dzulhijah.html

Berapa Harga Dirimu, Ukhti...?

============================ Prolog: Note yang saya tulis kali ini mungkin bahasanya terkesan agak kasar. Karena itu sebelumnya saya mohon maaf yg sebesar-besarnya bila nanti ada pihak dari saudara2ku yg mungkin merasa tersinggung, terutama kaum wanita atau akhwat. Dari judulnya pun sudah terkesan kasar. Entahlah, saya tidak tahu harus memakai judul apa agar terasa lebih santun. Tapi apapun itu, what ever lah, sebuah peringatan dan jalan menuju kebaikan memang tidak selamanya datar. Tahu kan maksud saya..?? ------------------------------------------------------------------------------------------- Berapa harga dirimu, ukhti? Begitu judul note ini. Waduh, seakan-akan harga diri bisa ditakar dengan materi. Emang begitu kan kondisi saat ini. Yang namanya harga diri, murah banget. Diobral seribu tiga juga banyak yang mau. Kok bisa? Coba kamu amati lingkungan sekitarmu. Harga diri, terutama kaum perempuan alias cewek, sudah banting harga di mana-mana. Mulai dari gaya berpakaian yang kelihatan pusar, You Can See, Tank Top, underwear alias kaos daleman, sampai berpakaian tapi telanjang. Yaitu berpakaian tapi semua lekuk tubuhnya kelihatan dengan amat sangat jelas bentuk dan ukurannya. Dikomporin oleh sinetron kacangan di TV yang isinya melulu pacaran dan pacaran, remaja kita jadi ikutan. Tubuh cewek, bagian mana yang belum terekspos oleh lawan jenisnya (baca “ pacarnya”) sih? Dalih palsunya sih biasanya sebagai bukti cinta. Padahal mah, pelecehan harga diri yang seharusnya nggak boleh dibiarkan begitu saja. Tapi kalo mau sama mau, kan nggak ada hukumnya tuh. Nah loh, bingung juga kan? Yuk, kita preteli satu per satu masalah ini. Cewek dan Harga Sebuah Diri Perkembangan jaman modern bukannya diikuti dengan perkembangan pola pikir yang modern pula. Tapi pola pikir hingga pola sikap berkembang ke arah jahiliyah (kebodohan). Hanya saja kali ini memakai bungkus baru: jahiliyah modern. Lomba-lomba kecantikan yang semua ujung-ujungnya pamer aurat, digelar di mana-mana. Mulai tingkat RT hingga dunia. Dari ajang Miss Abang – None, Miss Indonesia, bahkan Miss Universe yg paling menyesatkan. Bahkan institusi kampus yang katanya tempatnya intelektual muda, juga terkontaminasi dengan pagelaran miss kampus. Baju minim dan seronok namun berharga mahal jadi gaya hidup. Lenggak-lenggok di atas panggung jadi kebanggaan. Paling banter harga dari diri yang dipajang itu cuma sebuah piala dari kuningan dan karton satu lembar bertuliskan angka nominal sejumlah uang.Ckckckck... Bagi mereka yang nggak kebagian lenggak-lenggok di atas pentas, ada cara lain yang bisa ditempuh untuk menikmati dunia kemilau itu. Malakin cowok tajir. Si cowok juga nggak kalah ‘cerdik’ yaitu dengan memanfaatkan cewek rese dan matre untuk mendapatkan kemauannya. Mau dibawa kemana aja asal pulang dibelikan HP. Mau diapa-apakan saja asal ada ongkos ganti pulsa. Halahhh...! Akhirnya muncul istilah cewek bispak, bisa dipake. Dipake betulin genting, mompa air atau ngayuh becak? Ya nggaklah. Bisa dipake di sini maksudnya buat hal-hal yang tak bermoral. Kenapa stasiun TV atau pemerintah sekarang ini tidak pernah mengadakan lomba atau acara akbar yg mendidik rakyatnya agar lebih bermartabat, seperti ajang mencari ‘Dai Muda Indonesia' misalnya..? atau ajang ‘Wanita Berbusana Muslimah Terbaik 2010’, ‘Pemilihan Wanita Muslimah Intelek 2010’, atau bahkan ‘Pemilihan Dai-Dai Cilik Indonesia’..? dan ajang-ajang yg semacamnya? Sudah tidak adakah pemikiran seperti ini dari 200 juta lebih penduduk indonesia? Cewek, Kok Mau Dihargai Rendah? Kalo dipikir-pikir, kenapa pula para cewek itu mau dihargai rendah ya? Para cewek yang seharusnya punya rasa malu yang tinggi melebihi kaum adam, jadi berubah. Sudah aurat dipamerkan ke mana-mana, mereka ini mudah banget dijadikan mangsa oleh cowok-cowok tak bertanggung jawab. Seakan-akan mereka pasrah dan tak punya sikap untuk menentukan apa yang terbaik bagi dirinya. Kondisi ini diperparah dengan kurangnya kontrol masyarakat sekitar. Mereka cuek bebek dengan merosotnya moral para remaja, terutama ceweknya. Tak ada lagi sanksi sosial semisal didatangi pak RT bila ada cowok bertandang ke rumah cewek hingga larut malam. Dan semakin lengkap keparahan ini ketika negara sebagai penegur utama tak berdaya. Tak ada KUHP atau hukum perdata yang bisa menjerat cowok yang wakuncar (waktu kunjung pacar) ke ceweknya. Lha wong suka sama suka, bisa-bisa malah dilindungi sama sistem yang bernama sekulerisme. Apalagi cuma sekadar pakaian yang kelihatan pusar. Dalih kebebasan perempuan akan menjadi senjata andalan bila ada yang berusaha mengingatkan. Gaya hidup mewah adalah penyebab lain dari fenomena cewek murah harga diri. Semua ini akibat dari kehidupan yang mengagungkan materi alias materialistis. Materi oriented ini adalah khas milik kapitalisme. Sebuah paham yang sangat memuja kepemilikan modal atau kapital. Sistem inilah sebetulnya yang kudu bertanggung jawab terhadap merebaknya cewek-cewek tak berharga diri. Udah ceweknya lemah iman, dikomporin pake kemilau fana duniawi. Klop, jadi pada lupa daratan. Cewek, Kamu Bisa Apa? Biar pun berjenis cewek, perempuan juga manusia. Dengan kemanusiaan ini pula cewek juga dikaruniai akal untuk membedakan mana baik dan buruk. Sayangnya, seringkali otak cewek nggak dipake. Bawaannya silau mulu kalo liat bar`ng mewah sampai harga diri tergadaikan nggak jadi masalah. Akal yang dipunya cewek, nggak beda dengan yang dipunya cowok. Tapi seringkali cewek sendiri yang membuat rendah dirinya sehingga mudah saja dipermainkan cowok. Bukan hanya cowok, tapi pemilik modal juga ikut menghinadinakan kaum cewek dengan mengeksploitasi keindahan fisik. Oya, sebelum saya diprotes oleh kaum cowok baik-baik atau seorang ikhwan, saya ingin tekankan bahwa nggak semua cowok suka mempermainkan cewek. Ada kok cowok baik-baik yang menghargai cewek dengan harga sangat tinggi. Karena tingginya, harganya sebanding dengan surga. Dengan potensi akal ini, cewek bisa memilih jalan hidupnya. Mau dijadikan objek ketelajangan dan permainan jaman edan bernama modern ini atau sebaliknya. Cewek sebagai subjek perubah dan pelaku sejarah sebuah peradaban. How? Gimana caranya? Saudariku yg saya cintai.., cewek kudu nyadar untuk apa sih dia hidup di dunia ini. Untuk hura-hura, senang-senang dan foya-foya? Hmm.. cewek kudu nyadar bahwa hidup ini sementara. Kalo ada sementara pasti ada yang selamanya. Kalo bermakna selamanya berarti bukan di dunia. Nggak ada orang hidup kekal di dunia ini. Lha wong dunianya aja fana, kok penghuninya minta kekal. Bila sudah menyadari kenyataan dunia fana ini, ingatlah bahwa semua yang bernyawa pasti mati. Kalo sudah mati, lihat tuh jadi teman cacing tanah dan belatung di tanah pekuburan. Ternyata manusia itu hina ya. Cuma sebegitu aja akhir hidupnya. Kalau ingat kematian, manusia normal mana pun juga pasti akan berpikir. Merenung dan berinsaf diri. Apalagi cewek yang memang dasarnya bersifat peka. Maka akan mudah tersentuh hatinya dengan ajakan mengingat kematian ini. Kecuali orang-orang bebal yang telah ditutup hatinya oleh Allah. Mereka ini adalah yang enggan membicarakan kematian. Bahkan ada yang dengan sengaja mengolok dan mencemooohnya loh. Dengan mengingat kematian, manusia termasuk para cewek tergugah untuk mencari makna hidupnya. Tak lain dan tak bukan, ternyata hidup ini adalah sarana saja untuk sebuah kehidupan kekal abadi di akhirat kelak. Bila ini sudah kamu sadari dan terpatri kuat di otakmu, maka sesungguhnya uang, kartu kredit, mobil dan gaya hidup mewah jadi tak ada artinya lagi. Ada sesuatu yang lebih penting dari itu semua. Beramal untuk akhirat Jangan bayangkan beramal untuk akhirat ini hanya dengan sibuk sholat, dzikir, puasa dan ngaji saja. Bukan! Aktivitas-aktivitas ini memang harus tapi tidak berhenti di situ saja. Bumi dan seisinya perlu dimakmurkan dengan karya nyata kamu, para cewek. Kamu bisa jadi apa pun yang kamu mau, sukses dunia tapi punya investasi juga untuk akhirat. Dengan menjadi ahli lomputer untuk mengacak-acak radar musuh Islam yang akan menyerang negeri muslim, misalnya. Atau menjadi bisnis woman yang berhasil dan sebagian laba untuk kepentingan dakwah dan perjuangan menegakkan Islam sebagai ideologi negara di bawah naungan Daulah Khilafah. Gimana, keren kan? Cewek, punyai harga diri! Harga diri bukan barang obralan yang gampang banget dibeli dengan gepokan rupiah atau kartu kredit. Masalahnya, gimana caranya agar cewek mempunyai harga diri yang menjadikannya mulia? Karena di bahasan awal tadi kita sudah tahu bahwa hidup ini sementara dan kudu nurut sama aturan Sang Pencipta, maka inilah langkah praktis itu: Pertama: hiasi diri dengan rasa malu. Malu akan menjadi tameng seorang cewek dari perbuatan maksiat. Kedua: tundukkan pandangan. Dengan menundukkan pandangan, cewek akan menjadi makhluk berharga di muka bumi karena nggak jelalatan. Ketiga: tutupi auratmu. Auratmu yang indah bukan untuk pajangan apalagi pameran. Oleh karena itu tutupi dengan pakaian takwa berupa kerudung dan jilbab. Keempat: jaga interaksi pergaulan. Langkah di atas nggak bakal ada gunanya kalo kamu masih enteng aja colak-colek sama cowok. Batasi interaksi dengan mereka seperlunya dan sewajarnya. Nggak perlu over. Kelima: dekatkan dirimu pada Allah. Dekat dengan Allah itu artinya nggak ada satu celah kecil pun kamu berbuat dosa. Meski nggak ada kakak pembina pengajian, ortu nggak liat, atau nggak ada satu orang pun menyaksikan, kamu nggak bakal bisa lari dari pengawasanNya. Karena Allah Maha Melihat lagi Menatap. Keenam: last but not least, proaktif ! Kalo kamu udah menjadi cewek baik-baik, jangan simpen sendiri. Ajak teman-teman dan sodara-sodara kamu untuk baik juga. Kalo kamu segan untuk negur secara lisan, bisa juga pake tulisan. Berikan lembaran Studia ini untuk dibaca mereka, misalnya. Nah, ternyata nggak susah kan untuk membangun harga diri pada seorang cewek. Murah meriah kecuali berbekal kemauan aja. Tips di atas bisa kamu amalkan tuh. Nggak berhenti di sini aja, ternyata memutus rantai rusak ini kamu nggak bisa sendirian. Ajak teman-teman dan sodaramu untuk bareng-bareng merusak rantai ini. Kita ganti dengan rantai baru yang indah dalam balutan ukhuwah Islamiyah, dasarnya akidah Islam. Setuju kan? Jadi kalo ada yang nanya berapa sih harga diri seorang cewek? Kamu bisa dengan bangganya menjawab: ‘Ridho Allah plus surga dengan segala isinya’. Bila ini yang jadi jawabanmu, maka gepokan rupiah, kinclongnya mobil nggak bakal bisa mengusikmu. Harga dirimu bukan lagi obralan seribu tiga. Harga dirimu saat ini cuma surga yang mampu membeli. Jangan ragu, teriakkan dengan lantang bahwa harga diri seorang cewek cuma satu jawabnya: ISLAM ! Oke?


http://romdani45498.blogspot.com/2010/12/berapa-harga-dirimu-ukhti.html