Mengenai Saya

Foto saya
Pangandaran, West Java, Indonesia
Simple

Sabtu, 25 Februari 2012

Perempuan Yang Dicintai Suamiku

“Pesan” dahsyat buat para suami (dan calon suami) untuk menjaga istrinya…
Dan motivasi hebat buat para istri (dan calon istri) untuk tetap mencintai suaminya…


 Kehidupan pernikahan kami awalnya baik2 saja menurutku. Meskipun menjelangpernikahan selalu terjadi konflik, tapi setelah menikah Mario tampak baik dan lebih menurutiapa mauku. Kami tidak pernah bertengkar hebat, kalau marah dia cenderung diam dan pergike kantornya bekerja sampai subuh, baru pulang ke rumah, mandi, kemudian mengantar anakkami sekolah. Tidurnya sangat sedikit, makannya pun sedikit. Aku pikir dia workaholic.Dia menciumku maksimal 2x sehari, pagi menjelang kerja, dan saat dia pulang kerja,itu pun kalau aku masih bangun.
 Karena waktu pacaran dia tidak pernah romantis, aku pikir,memang dia tidak romantis, dan tidak memerlukan hal2 seperti itu sebagai ungkapan sayang.Kami jarang ngobrol sampai malam, kami jarang pergi nonton berdua, bahkan makanberdua diluar pun hampir tidak pernah. Kalau kami makan di meja makan berdua, kami asyiksendiri dengan sendok garpu kami, bukan obrolan yang terdengar, hanya denting piring yangberadu dengan sendok garpu.Kalau hari libur, dia lebih sering hanya tiduran di kamar, atau main dengan anak2kami, dia jarang sekali tertawa lepas.
 Karena dia sangat pendiam, aku menyangka diamemang tidak suka tertawa lepas. Aku mengira rumah tangga kami baik2 saja selama 8 tahunpernikahan kami. Sampai suatu ketika, di suatu hari yang terik, saat itu suamiku tergoleksakit di rumah sakit, karena jarang makan, dan sering jajan di kantornya, dibanding makan dirumah, dia kena typhoid, dan harus dirawat di RS, karena sampai terjadi perforasi di ususnya.Pada saat dia masih di ICU, seorang perempuan datang menjenguknya. Dia memperkenalkandiri, bernama meisha, temannya Mario saat dulu kuliah.Meisha tidak secantik aku, dia begitu sederhana, tapi aku tidak pernah melihat matayang begitu cantik seperti yang dia miliiki.
 Matanya bersinar indah, penuh kehangatan danpenuh cinta, ketika dia berbicara, seakan2 waktu berhenti berputar dan terpan` dengankalimat2nya yang ringan dan penuh pesona. Setiap orang, laki2 maupun perempuan bahkanmungkin serangga yang lewat, akan jatuh cinta begitu mendengar dia bercerita.Meisha tidak pernah kenal dekat dengan Mario selama mereka kuliah dulu, Meishabercerita Mario sangat pendiam, sehingga jarang punya teman yang akrab. 5 bulan lalumereka bertemu, karena ada pekerjaan kantor mereka yang mempertemukan mereka. Meishayang bekerja di advertising akhirnya bertemu dengan Mario yang sedang membuat iklanuntuk perusahaan tempatnya bekerja.Aku mulai mengingat 2-5 bulan lalu ada perubahan yang cukup drastis pada Mario,setiap mau pergi kerja, dia tersenyum manis padaku, dan dalam sehari bisa menciumku lebihdari 3x.
 Dia membelikan aku parfum baru, dan mulai sering tertawa lepas. Tapi di saat lain,dia sering termenung di depan komputernya. Atau termenung memegang Hp-nya. Kalau akutanya, dia bilang, ada pekerjaan yang membingungkan.51Suatu saat Meisha pernah datang pada saat Mario sakit dan masih dirawat di RS. Akusedang memegang sepiring nasi beserta lauknya dengan wajah kesal, karena Mario tidak jugamau aku suapi. Meisha masuk kamar, dan menyapa dengan suara riangnya,“Hai Rima, kenapa dengan anak sulungmu yang nomor satu ini? tidak mau makanjuga? uhh… dasar anak nakal, sini piringnya”,


lalu dia terus mengajak Mario bercerita sambilmenyuapi Mario, tiba2 saja sepiring nasi itu sudah habis ditangannya.
 Dan….aku tidakpernah melihat tatapan penuh cinta yang terpancar dari mata suamiku, seperti siang itu, tidakpernah seumur hidupku yang aku lalui bersamanya, tidak pernah sedetikpun!Hatiku terasa sakit, lebih sakit dari ketika dia membalikkan tubuhnya membelakangiaku saat aku memeluknya dan berharap dia mencumbuku. Lebih sakit dari rasa sakit setelahoperasi caesar ketika aku melahirkan anaknya. Lebih sakit dari rasa sakit, ketika dia tidakmau memakan masakan yang aku buat dengan susah payah. Lebih sakit daripada sakit ketikadia tidak pulang ke rumah saat ulang tahun perkawinan kami kemarin. Lebih sakit dari rasasakit ketika dia lebih suka mencumbu komputernya dibanding aku.Tapi aku tidak pernah bisa marah setiap melihat perempuan itu.
 Meisha begitu manis,dia bisa hadir tiba2, membawakan donat buat anak2, dan membawakan ekrol kesukaanku.Dia mengajakku jalan2, kadang mengajakku nonton. kali lain, dia datang bersama suami danke-2 anakny` yang lucu2.Aku tidak pernah bertanya, apakah suamiku mencintai perempuan berhati bidadariitu? karena tanpa bertanya pun aku sudah tahu, apa yang bergejolak dihatinya.Suatu sore, mendung begitu menyelimuti jakarta, aku tidak pernah menyangka, hatikupun akan mendung, bahkan gerimis kemudian.Anak sulungku, seorang anak perempuan cantik berusia 7 tahun, rambutnya keritingikal dan cerdasnya sama seperti ayahnya. Dia berhasil membuka password email Papanya,dan memanggilku, “Mama, mau lihat surat papa buat tante Meisha?”Aku tertegun memandangnya, dan membaca surat elektronik itu,Dear Meisha,Kehadiranmu bagai beribu bintang gemerlap yang mengisi seluruh relung hatiku, akutidak pernah merasakan jatuh cinta seperti ini, bahkan pada Rima.
 Aku mencintai Rimakarena kondisi yang mengharuskan aku mencintainya, karena dia ibu dari anak2ku.Ketika aku menikahinya, aku tetap tidak tahu apakah aku sungguh2 mencintainya. Tidak adaperasaan bergetar seperti ketika aku memandangmu, tidak ada perasaan rindu yang tidakpernah padam ketika aku tidak menjumpainya. Aku hanya tidak ingin menyakitiperasaannya.Ketika konflik2 terjadi saat kami pacaran dulu, aku sebenarnya kecewa, tapi akutidak sanggup mengatakan padanya bahwa dia bukanlah perempuan yang aku cari untukmengisi kekosongan hatiku. Hatiku tetap terasa hampa, meskipun aku menikahinya.Aku tidak tahu, bagaimana caranya menumbuhkan cinta untuknya, seperti ketika cintauntukmu tumbuh secara alami, seperti pohon2 beringin yang tumbuh kokoh tanpa pernah52mendapat siraman dari pemiliknya.
Seperti pepohonan di hutan2 belantara yang tidakpernah minta disirami, namun tumbuh dengan lebat secara alami. Itu yang aku rasakan.Aku tidak akan pernah bisa memilikimu, karena kau sudah menjadi milik orang laindan aku adalah laki2 yang sangat memegang komitmen pernikahan kami. Meskipun hatikuterasa hampa, itu tidaklah mengapa, asal aku bisa melihat Rima bahagia dan tertawa, diabisa mendapatkan segala yang dia inginkan selama aku mampu.


Dia boleh mendapatkanseluruh hartaku dan tubuhku, tapi tidak jiwaku dan cintaku, yang hanya aku berikanuntukmu. Meskipun ada tembok yang menghalangi kita, aku hanya berharap bahwa engkaumengerti, you are the only one in myheart.yours,MarioMataku terasa panas. Jelita, anak sulungku memelukku erat.
 Meskipun baru berusia 7tahun, dia adalah malaikat jelitaku yang sangat mengerti dan menyayangiku.Suamiku tidak pernah mencintaiku. Dia tidak pernah bahagia bersamaku. Diamencintai perempuan lain. Aku mengumpulkan kekuatanku. Sejak itu, aku menulis surathampir setiap hari untuk suamiku. Surat itu aku simpan di amplop, dan aku letakkan di lemaribajuku, tidak pernah aku berikan untuknya.Mobil yang dia berikan untukku aku kembalikan padanya. Aku mengumpulkantabunganku yang kusimpan dari sisa2 uang belanja, lalu aku belikan motor untuk mengantardan menjemput anak2ku. Mario merasa heran, karena aku tidak pernah lagi bermanja danminta dibelikan bermacam2 merek tas dan baju. Aku terpuruk dalam kehancuranku.
Aku dulumemintanya menikahiku karena aku malu terlalu lama pacaran, sedangkan teman2ku sudahmenikah semua. Ternyata dia memang tidak pernah menginginkan aku menjadi istrinya.Betapa tidak berharganya aku. Tidakkah dia tahu, bahwa aku juga seorang perempuanyang berhak mendapatkan kasih sayang dari suaminya ? Kenapa dia tidak mengatakan saja,bahwa dia tidak mencintai aku dan tidak menginginkan aku ? itu lebih aku hargai daripadadia cuma diam dan mengangguk dan melamarku lalu menikahiku. Betapa malangnyanasibku.
 Mario terus menerus sakit2an, dan aku tetap merawatnya dengan setia. Biarlah diamencintai perempuan itu terus di dalam hatinya. Dengan pura2 tidak tahu, aku sudahmembuatnya bahagia dengan mencintai perempuan itu. Kebahagiaan Mario adalahkebahagiaanku juga, karena aku akan selalu mencintainya.**********Setahun kemudian…Meisha membuka amplop surat2 itu dengan air mata berlinang. Tanah pemakaman itumasih basah merah dan masih dipenuhi bunga.“Mario, suamiku….Aku tidak pernah menyangka pertemuan kita saat aku pertamakali bekerja di kantormu, akan membawaku pada cinta sejatiku.
 Aku begitu terpesonapadamu yang pendiam dan tampak dingin. Betapa senangnya aku ketika aku tidak bertepuk53sebelah tangan. Aku mencintaimu, dan begitu posesif ingin memilikimu seutuhnya. Akusering marah, ketika kamu asyik bekerja, dan tidak memperdulikan aku. Aku merasa di atasangin, ketika kamu hanya diam dan menuruti keinginanku… Aku pikir, aku si puteri cantikyang diinginkan banyak pria, telah memenuhi ruang hatimu dan kamu terlalu mencintaikusehingga mau melakukan apa saja untukku…..Ternyata aku keliru…. aku menyadarinya tepat sehari setelah pernikahan kita. Ketikaaku membanting hadiah jam tangan dari seorang teman kantor dulu yang aku tahu sebenarnyamenyukai Mario.Aku melihat matamu begitu terluka, ketika berkata, “kenapa, Rima? Kenapa kamumesti cemburu? dia sudah menikah, dan aku sudah memilihmu menjadi istriku?”


Aku tidak perduli,dan berlalu dari hadapanmu dengan sombongnya.Sekarang aku menyesal, memintamu melamarku.Engkau tidak pernah bahagiabersamaku.
 Aku adalah hal terburuk dalam kehidupan cintamu. Aku bukanlah wanita yangsempurna yang engkau inginkan.Istrimu, Rima”Di surat yang lain,“………Kehadiran perempuan itu membuatmu berubah, engkau tidak lagi sedingines. Engkau mulai terasa hangat, namun tetap saja aku tidak pernah melihat cahaya cinta darimatamu untukku, seperti aku melihat cahaya yang penuh cinta itu berpendar dari kedua bolamatamu saat memandang Meisha……”Disurat yang kesekian,“…….Aku bersumpah, akan membuatmu jatuh cinta padaku.Aku telah berubah, Mario. Engkau lihat kan, aku tidak lagi marah2 padamu, aku tidak lagisuka membanting2 barang dan berteriak jika emosi. Aku belajar masak, dan selalu kubuatkanmasakan yang engkau sukai. Aku tidak lagi boros, dan selalau menabung.
 Aku tidak lagi sukabertengkar dengan ibumu. Aku selalu tersenyum menyambutmu pulang ke rumah. Dan akuselalu meneleponmu, untuk menanyakan sudahkah kekasih hatiku makan siang ini? Akumerawatmu jika engkau sakit, aku tidak kesal saat engkau tidak mau aku suapi, akumenungguimu sampai tertidur disamping tempat tidurmu, di rumah sakit saat engkau dirawat,karena penyakit pencernaanmu yang selalu bermasalah…….Meskipun belum terbit juga, sinar cinta itu dari matamu, aku akan tetap berusaha danmenantinya……..”Meisha menghapus air mata yang terus mengalir dari kedua mata indahnya…dipeluknya Jelita yang tersedu-sedu disampingnya.Disurat terakhir, pagi ini…“…………..Hari ini adalah hari ulang tahun pernikahan kami yang ke-9. Tahun lalu engkautidak pulang ke rumah, tapi tahun ini aku akan memaksamu pulang, karena hari ini aku akanmasak, masakan yang paling enak sedunia.
 Kemarin aku belajar membuatnya di rumah Bude54Tati, sampai kehujanan dan basah kuyup, karena waktu pulang hujannya deras sekali, dan akuhanya mengendarai motor.Saat aku tiba di rumah kemarin malam, aku melihat sinar kekhawatiran dimatamu.Engkau memelukku, dan menyuruhku segera ganti baju supaya tidak sakit.Tahukah engkau suamiku,Selama hampir 15 tahun aku mengenalmu, 6 tahun kita pacaran, dan hampir 9 tahunkita menikah, baru kali ini aku melihat sinar kekhawatiran itu dari matamu, inikah tanda2cinta mulai bersemi dihatimu ?………”Jelita menatap Meisha, dan bercerita, “Siang itu Mama menjemputku dengan motornya, darijauh aku melihat keceriaan diwajah mama, dia terus melambai-lambaikan tangannyakepadaku.
Aku tidak pernah melihat wajah yang sangat bersinar dari mama seperti siang itu,dia begitu cantik. Meskipun dulu sering marah2 kepadaku, tapi aku selalu menyayanginya.Mama memarkir motornya di seberang jalan, Ketika mama menyeberang jalan, tiba2 mobilitu lewat dari tikungan dengan kecepatan tinggi…… aku tidak sanggup melihatnya terlontar,Tante….. aku melihatnya masih memandangku sebelum dia tidak lagi bergerak……”.Jelita memeluk Meisha dan terisak-isak. Bocah cantik ini masih terlalu kecil untukmerasakan sakit di hatinya, tapi dia sangat dewasa.Meisha mengeluarkan selembar kertas yang dia print tadi pagi. Mario mengirimkanemail lagi kemarin malam, dan tadinya aku ingin Rima membacanya.


Dear Meisha,Selama setahun ini aku mulai merasakan Rima berbeda, dia tidak lagi marah2 danselalu berusaha menyenangkan hatiku. Dan tadi, dia pulang dengan tubuh basah kuyupkarena kehujanan, aku sangat khawatir dan memeluknya.
 Tiba2 aku baru menyadari betapaberuntungnya aku memiliki dia. Hatiku mulai bergetar…. Inikah tanda2 aku mulaimencintainya?Aku terus berusaha mencintainya seperti yang engkau sarankan, Meisha. Dan besokaku akan memberikan surprise untuknya, aku akan membelikan mobil mungil untuknya,supaya dia tidak lagi naik motor kemana-mana. Bukan karena dia ibu dari anak2ku, tapikarena dia belahan jiwaku….Meisha menatap Mario yang tampak semakin ringkih, yang masih terdudukdisamping nisan Rima. Di wajahnya tampak duka yang dalam. Semuanya telah terjadi,Mario……
 Kadang kita baru menyadari mencintai seseorang, ketika seseorang itu telah pergimeninggalkan kita.………………………………………


http://romdani45498.blogspot.com/2010/11/perempuan-yang-dicintai-suamiku.html

Kisah Wanita Yang Selalu Berbicara Dengan Bahasa Al-Qur’an

Semoga Catatan ini bisa menjadi bahan Renungan Buat Kita TentangPentingnya menjaga Lidah Kita karena kelak semua yang keluar dari mulut kita akandimintai pertangungjawaban
Berkata Abdullah bin Mubarak Rahimahullahu Ta’ala :
Saya berangkat menunaikan Haji ke Baitullah Al-Haram, lalu berziarah ke makamRasulullah sallAllahu ‘alayhi wasallam. Ketika saya berada disuatu sudut jalan, tiba-tiba sayamelihat sesosok tubuh berpakaian yang dibuat dari bulu. Ia adalah seorang ibu yang sudahtua. Saya berhenti sejenak seraya mengucapkan salam untuknya. Terjadilah dialog dengannyabeberapa saat.

Dalam dialog tersebut wanita tua itu , setiap kali menjawab pertanyaan Abdulah binMubarak, dijawab dengan menggunakan ayat-ayat Al-Qur’an. Walaupun jawabannya tidaktepat sekali, akan tetapi cukup memuaskan, karena tidak terlepas dari konteks pertanyaanyang diajukan kepadanya.
Abdullah : “Assalamu’alaikum warahma wabarakaatuh.”Wanita tua : “Salaamun qoulan min robbi rohiim.” (QS. Yaasin : 58) (artinya : “Salamsebagai ucapan dari Tuhan Maha Kasih”)
Abdullah : “Semoga Allah merahmati anda, mengapa anda berada di tempat ini?”Wanita tua : “Wa man yudhlilillahu fa la hadiyalahu.” (QS : Al-A’raf : 186 ) (“Barang siapadisesatkan Allah, maka tiada petunjuk baginya”)
Dengan jawaban ini, maka tahulah saya, bahwa ia tersesat jalan.
Abdullah : “Kemana anda hendak pergi?”Wanita tua : “Subhanalladzi asra bi ‘abdihi lailan minal masjidil haraami ilal masjidil aqsa.”(QS. Al-Isra’ : 1) (“Maha suci Allah yang telah menjalankan hambanya di waktu malam darimasjid haram ke masjid aqsa”)
Dengan jawaban ini saya jadi mengerti bahwa ia sedang mengerjakan haji dan hendakmenuju ke masjidil Aqsa.
Abdullah : “Sudah berapa lama anda berada di sini?”Wanita tua : “Tsalatsa layaalin sawiyya” (QS. Maryam : 10) (“Selama tiga malam dalamkeadaan sehat”)
Abdullah : “Apa yang anda makan selama dalam perjalanan?”Wanita tua : “Huwa yut’imuni wa yasqiin.” (QS. As-syu’ara’ : 79) (“Dialah pemberi akumakan dan minum”)
Abdullah : “Dengan apa anda melakukan wudhu?”Wanita tua : “Fa in lam tajidu maa-an fatayammamu sha’idan thoyyiban” (QS. Al-Maidah :6)(“Bila tidak ada air bertayamum dengan tanah yang bersih”)
Abdulah : “Saya mempunyai sedikit makanan, apakah anda mau menikmatinya?”Wanita tua : “Tsumma atimmus shiyaama ilallaiil.” (QS. Al-Baqarah : 187) (“Kemudiansempurnakanlah puasamu sampai malam”)Abdullah : “Sekarang bukan bulan Ramadhan, mengapa anda berpuasa?”Wanita tua : “Wa man tathawwa’a khairon fa innallaaha syaakirun ‘aliim.” (QS. Al-Baqarah:158) (“Barang siapa melakukan sunnah lebih baik”)
Abdullah : “Bukankah diperbolehkan berbuka ketika musafir?”Wanita tua : “Wa an tashuumuu khoirun lakum in kuntum ta’lamuun.” (QS. Al-Baqarah :184) (“Dan jika kamu puasa itu lebih utama, jika kamu mengetahui”)
Abdullah : “Mengapa anda tidak menjawab sesuai dengan pertanyaan saya?”Wanita tua : “Maa yalfidhu min qoulin illa ladaihi roqiibun ‘atiid.” (QS. Qaf : 18) (“Tiadasatu ucapan yang diucapkan, kecuali padanya ada Raqib Atid”)


Abdullah : “Anda termasuk jenis manusia yang manakah, hingga bersikap seperti itu?”Wanita tua : “Wa la taqfu ma laisa bihi ilmun. Inna sam’a wal bashoro wal fuaada, kulluulaaika kaana ‘anhu mas’ula.” (QS. Al-Isra’ : 36) (“Jangan kamu ikuti apa yang tidak kamuketahui, karena pendengaran, penglihatan dan hati, semua akan dipertanggung jawabkan”)
Abdullah : “Saya telah berbuat salah, maafkan saya.”Wanita tua : “Laa tastriiba ‘alaikumul yauum, yaghfirullahu lakum.” (QS.Yusuf : 92) (“Padahari ini tidak ada cercaan untuk kamu, Allah telah mengampuni kamu”)
Abdullah : “Bolehkah saya mengangkatmu untuk naik ke atas untaku ini untuk melanjutkanperjalanan, karena anda akan menjumpai kafilah yang di depan.”Wanita tua : “Wa maa taf’alu min khoirin ya’lamhullah.” (QS Al-Baqoroh : 197) (“Barangsiapa mengerjakan suatu kebaikan, Allah mengetahuinya”)
Lalu wanita tua ini berpaling dari untaku, sambil berkata :
Wanita tua : “Qul lil mu’miniina yaghdudhu min abshoorihim.” (QS. An-Nur : 30)(“Katakanlah pada orang-orang mukminin tundukkan pandangan mereka”)
Maka saya pun memejamkan pandangan saya, sambil mempersilahkan ia mengendaraiuntaku. Tetapi tiba-tiba terdengar sobekan pakaiannya, karena unta itu terlalu tinggi baginya.Wanita itu berucap lagi.
Wanita tua : “Wa maa ashobakum min mushibatin fa bimaa kasabat aidiikum.” (QS. Asy-Syura’ 30) (“Apa saja yang menimpa kamu disebabkan perbuatanmu sendiri”)
Abdullah : “Sabarlah sebentar, saya akan mengikatnya terlebih dahulu.”Wanita tua : “Fa fahhamnaaha sulaiman.” (QS. Anbiya’ 79) (“Maka kami telah memberipemahaman pada nabi Sulaiman”)
Selesai mengikat unta itu saya pun mempersilahkan wanita tua itu naik.
Abdullah : “Silahkan naik sekarang.”Wanita tua : “Subhaanalladzi sakhkhoro lana hadza wa ma kunna lahu muqriniin, wa inna ilarobbinaa munqolibuun.” (QS. Az-Zukhruf : 13-14) (“Maha suci Tuhan yang telah30menundukkan semua ini pada kami sebelumnya tidak mampu menguasainya. Sesungguhnyakami akan kembali pada tuhan kami”)
Saya pun segera memegang tali unta itu dan melarikannya dengan sangat kencang.
Wanitatua itu berkata lagi.Wanita tua : “Waqshid fi masyika waghdud min shoutik” (QS. Lukman : 19) (“Sederhanakanjalanmu dan lunakkanlah suaramu”)


Lalu jalannya unta itu saya perlambat, sambil mendendangkan beberapa syair, Wanita tua ituberucap.
Wanita tua : “Faqraa-u maa tayassara minal qur’aan” (QS. Al- Muzammil : 20) (“Bacalahapa-apa yang mudah dari Al-Qur’an”)
Abdullah : “Sungguh anda telah diberi kebaikan yang banyak.”Wanita tua : “Wa maa yadzdzakkaru illa uulul albaab.” (QS Al-Baqoroh : 269) (“Dantidaklah mengingat Allah itu kecuali orang yang berilmu”)
Dalam perjalanan itu saya bertanya kepadanya.
Abdullah : “Apakah anda mempunyai suami?”Wanita tua : “Laa tas-alu ‘an asy ya-a in tubda lakum tasu’kum” (QS. Al-Maidah : 101)(“Jangan kamu menanyakan sesuatu, jika itu akan menyusahkanmu”)
Ketika berjumpa dengan kafilah di depan kami, saya bertanya kepadanya.
Abdullah : “Adakah orang anda berada dalam kafilah itu?”Wanita tua : “Al-maalu wal banuuna zinatul hayatid dunya.” (QS. Al-Kahfi : 46) (“Adapunharta dan anak-anak adalah perhiasan hidup di dunia”)
Baru saya mengerti bahwa ia juga mempunyai anak.
Abdullah : “Bagaimana keadaan mereka dalam perjalanan ini?”Wanita tua : “Wa alaamatin wabin najmi hum yahtaduun” (QS. An-Nahl : 16) (“Dengantanda bintang-bintang mereka mengetahui petunjuk”)
Dari jawaban ini dapat saya fahami bahwa mereka datang mengerjakan ibadah hajimengikuti beberapa petunjuk. Kemudian bersama wanita tua ini saya menuju perkemahan.
Abdullah : “Adakah orang yang akan kenal atau keluarga dalam kemah ini?”Wanita tua : “Wattakhodzallahu ibrohima khalilan” (QS. An-Nisa’ : 125) (“Kami jadikanibrahim itu sebagai yang dikasihi”) “Wakallamahu musa takliima” (QS. An-Nisa’ : 146)(“Dan Allah berkata-kata kepada Musa”) “Ya yahya khudil kitaaba biquwwah” (QS. Maryam: 12) (“Wahai Yahya pelajarilah alkitab itu sungguh-sungguh”)
Lalu saya memanggil nama-nama, ya Ibrahim, ya Musa, ya Yahya, maka keluarlahanak-anak muda yang bernama tersebut. Wajah mereka tampan dan ceria, seperti bulan yangbaru muncul. Setelah tiga anak ini datang dan duduk dengan tenang maka berkatalah wanitaitu.



Wanita tua : “Fab’atsu ahadaku bi warikikum hadzihi ilal madiinati falyandzur ayyuha azkaatho’aaman fal ya’tikum bi rizkin minhu.” (QS. Al-Kahfi : 19) (“Maka suruhlah salah seorangdari kamu pergi ke kota dengan membawa uang perak ini, dan carilah makanan yang lebihbaik agar ia membawa makanan itu untukmu”)
Maka salah seorang dari tiga anak ini pergi untuk membeli makanan, lalumenghidangkan di hadapanku, lalu perempuan tua itu berkata :
Wanita tua : “Kuluu wasyrobuu hanii’an bima aslaftum fil ayyamil kholiyah” (QS. Al-Haqqah : 24) (“Makan dan minumlah kamu dengan sedap, sebab amal-amal yang telah kamukerjakan di hari-hari yang telah lalu”)
Abdullah : “Makanlah kalian semuanya makanan ini. Aku belum akan memakannya sebelum kalian mengatakan padaku siapakah perempuan ini sebenarnya.”
Ketiga anak muda ini secara serempak berkata :
“Beliau adalah orang tua kami. Selama empat puluh tahun beliau hanya berbicaramempergunakan ayat-ayat Al-Qur’an, hanya karena khawatir salah bicara.”
Maha suci zat yang maha kuasa terhadap sesuatu yang dikehendakinya. Akhirnyasaya pun berucap :
“Fadhluhu yu’tihi man yasyaa’ Wallaahu dzul fadhlil adhiim.” (QS. Al-Hadid : 21)(“Karunia Allah yang diberikan kepada orang yang dikehendakinya, Allah adalahpemberi karunia yang besar”).


http://romdani45498.blogspot.com/2010/11/kisah-wanita-yang-selalu-berbicara.html

Pribadi Wanita Muslimah Sebagaimana Yang Dikehendaki Islam

Kita sangat perlu untuk membahas materi ini karena beberapa alasan. Diantara alasan tersebut adalah apa yang kita saksikan dalam kehidupan sebagian wanita muslimah di zaman ini. Kehidupan dengan segala bentuk ‘keanehannya’. Dalam beberapa hal begitu serius, tapi dalam hal-hal yang lain sangat kurang dan jauh dari nilai-nilai agama.
Sebagai contoh, kita bisa menyaksikan seorang wanita muslimah yang shalehah, melaksanakan syiar-syiar Islam. Namun, tidak menghiraukan kesehatan dan kebersihan mulut dan dirinya. Tidak peduli dengan kesehatan dan aroma yang keluar dari mulut atau tubuhnya. Atau sebaliknya, begitu besar perhatiannya terhadap kesehatan dan kebersihan dirinya tapi melalaikan ibadah dan pelaksanaan syiar-syiar Islam.Contoh lain, kita dapati ada seorang muslimah mencurahkan perhatiannya pada ibadah tapi tidak memiliki pandangan yang benar tentang Islam yang menyeluruh, ‘bagaimana Islam menyikapi alam, kehidupan dan manusia.’
Ada yang semangat belajar Islamnya baik. Antusias menghadiri majelis-majelis ilmu, tapi tidak menjaga lisannya dari ghibah (menggunjing) dan namimah (mengadu domba).
Ada yang hubungan pribadinya dengan Alloh Subhanahu wa Ta’ala baik, tapi tidak menjaga hubungan baik dengan tetangga dan teman-temannya.
Ada Yang hubungannya dengan teman-teman dan tetangganya baik tapi tidak melaksanakan dengan baik hak-hak orang tua. Kurang-kalau tidak dikatakan sama sekali tidak-mereka dalam berbakti kepada kedua orang tuanya.



Ada yang berbakti kepada kedua orang tuanya tetapi tidak memenuhi hak-hak suaminya. Tampil dengan dandanan indah saat menghadiri pertemuan-pertemuan dengan para wanita tetapi tidak pernah memperbaiki penampilannya di depan suaminya.
Ada yang berbakti kepada suaminya tetapi tidak membantu suaminya untuk berbakti kepada kedua orang tuanya. Atau tidak mendukung suaminya untuk berbuat kebajikan, bertakwa dan beramal shaleh.
Ada yang berbakti kepada suaminya tapi kurang memperhatikan pembinaan dan pembentukan kepribadian anak-anaknya. Kurang memperatikan perkembangan kejiwaaan dan akal mereka. Kurang memperhatikan lingkungan sekitarnya yang memberikan pengaruh kepada putra-puterinya.
Ada yang memperhatikan itu semua terapi kurang silaturahimnya kepada saudara-saudaranya.
Ada yang silaturahim terhadap keluarganya baik, tapi hubungannya dengan lingkungan sekitarnya tidak baik. Sibuk dengan urusan pribadinya. Tidak peduli dengan persoalan kaum muslimin dan muslimat.
Ada yang memperhatikan persoalan pribadi dan umat islam tetapi kurang memperhatikan pengembangan pengetahuannya. Tidak menambah pengetahuannya dengan belajar dan terus membaca.
Ada yang sibuk dengan belajar tetapi mengabaikan urusan rumah tangga, putera puterinya dan suaminya.
Kalau kita merasa heran dari ini semua, keheranan kita akan bertambah ketika kita mengetahui bahwa itu semua muncul dari para wanita muslimah yang memiliki tingkat kesadaran yang cukup baik terhadap agama ini. Dari para wanita muslimah yang tumbuh dalam lingkungan Islam dan memiliki bekal pengetahuan agama yang tidak sedikit! Ini kadang-kadang dikarenakan tidak peduli atau tidak memiki pandangan yang utuh yang telah diajarkan Islam. Pandangan yang menyeluruh tentang manusia, kehidupan, dan alam sekelilingnya. Pandangan yang mendorong seseorang untuk melihat segala sesuatu dengan seimbang. Tidak memprioritaskan satu aspek dengan mengorbankan aspek lain.
Orang yang memperhatikan dengan cermat ayat-ayat Qur’an dan hadits-hadits akan mendapati begitu banyaknya  dalil yang menjelaskan perilaku yang seharusnya dimiliki wanita muslimah dalam hubungannya dengan Rabbnya, pembentukan pribadinya dan hubungannya dengan orang lain. Tatanan hidup yang mengatur segala sesuatu dari yang besar sampai yang kecil. Semua nash tersebut akan memberikan rambu-rambu yang mengantarkan pada kehidupan yang terarah dan seimbang. Kehidupan yang menjamin kebahagiaan, kesuksesan di dunia dan dan keberuntungan yang sangat besar di hari kemudian.


Semua ini yang telah digariskan oleh Islam dalam Al-Qur’an  dan sunnah akan mengantarkan seorang wanita muslimah mendapatkan kepribadiannya yang asli. Kepribadian yang sejalan dengan fitrahnya. Sehingga melahirkan wanita muslimah yang unggul, mulia dan istimewa dalam perasaan, pemikiran, prilaku dan hubungannya.
Mencapai tingkat tersebut sangatlah  penting bagi kehidupan umat manusia secara umum karena wanita memiliki pengaruh yang sangat besar bagi kehidupan generasi mendatang, mencetak para pejuang, menanamkan nilai-nilai, menghiasi kehidupan dengan cinta, kasih sayang dan keindahan serta memenuhi rumah tangga dengan rasa aman, tenang, tentram dan damai.
Wanita muslimah adalah satu-satunya wanita yang sanggup menerangi dunia wanita modern yang telah jenuh dengan filsafat materialisme dan pola hidup jahiliyah yang mendominasi kehidupan masa kini. Hal itu dengan mengenalkan dirinya, menghadapkan dirinya pada sumber permikiran yang murni untuk kemudian menata kembali kepribadiannya yang asli yaitu kepribadian yang telah dibentuk oleh Al-Qur’an dan As Sunnah.
Mudah-mudahan Allah Subhaanahu Wata’aala memberikan taufiq pada kita semua untuk istiqamah dalam agama yang telah dibawa Rasul-Nya shallallaahu ‘alaihi wa sallam.


http://romdani45498.blogspot.com/2010/11/pribadi-wanita-muslimah-sebagaimana.html

Faktor Penyebab Tidak Terkabulnya Doa

Dikisahkan bahwa suatu hari, Ibrahim bin Ad-ham RAH melintas di pasar Bashrah, lalu orang-orang berkumpul mengerumuninya seraya berkata,
“Wahai Abu Ishaq, apa sebab kami selalu berdoa namun tidak pernah dikabulkan.?”

Ia menjawab,

“Karena hati kalian telah mati oleh 10 hal:
Pertama, kalian mengenal Allah tetapi tidak menunaikan hak-Nya.
Ke-dua, kalian mengaku cinta Rasulullah SAW tetapi meninggalkan sunnahnya.
Ke-tiga, kalian membaca al-Qur’an tetapi tidak mengamalkannya.
Ke-empat, kalian memakan nikmat-nikmat Allah SWT tetapi tidak pernah pandai mensyukurinya.
Ke-lima, kalian mengatakan bahwa syaithan itu adalah musuh kalian tetapi tidak pernah berani menentangnya.
Ke-enam, kalian katakan bahwa surga itu adalah haq (benar adanya) tetapi tidak pernah beramal untuk menggapainya. Ke-tujuh, kalian katakan bahwa neraka itu adalah haq (benar adanya) tetapi tidak mau lari darinya.


Ke-delapan, kalian katakan bahwa kematian itu adalah haq (benar adanya) tetapi tidak pernah menyiapkan diri untuknya.
Ke-sembilan, kalian bangun dari tidur lantas sibuk memperbincangkan aib orang lain tetapi lupa dengan aib sendiri. Ke-sepuluh, kalian kubur orang-orang yang meninggal dunia di kalangan kalian tetapi tidak pernah mengambil pelajaran dari mereka.”


http://romdani45498.blogspot.com/2010/11/faktor-penyebab-tidak-terkabulnya-doa.html

Shalat Milyuner

Diantara shalat sunnan non-rawatib Lainnya adalah Shalat Dhuha. Shalat ini termasuk yang amat dianjurkan (muakkadah). Rasulullah saw biasa melaksanakannya dengan rutin, menganjurkan ornag lain untuk melakukannya, dan menekannkan keutamaannya.
Saudaraku, apakah Anda biasa melakukan sholat dhuha? Tanpa harus memuji berlebihan, saya rasa anda akan menjawab "Iya!"
Waktu pelaksanaan shalat ini adalah sepertiga jam setelah terbitnya matahari, sampai sekitar sepertiga jam menjelang masuknya waktu dhuhur. Rasulullah saw bersabda, "Ketika memasuki pagi hari, setiap persendian kalian akan mengandung potensi shadaqah. Setiap tasbih adalah shadaqah, setiap tahmid adalah shadaqah, setiap tahlil adalah shadaqah, dan setiap takbir adalah shadaqah. Setiap perintah untuk berbuat kebajikan adalah adalah shadaqah, dan setiap larangan berbuat kejelekan adalah juga shadaqah. Semua itu bisa tergantikan  oleh dua rekaat yang dilakukan pada waktu dhuha." (HR, Muslim, Abu Daud dan Imam Ahmad)
Ada sekitar 360 buah persendian dalam tubuh kita. Jadi, saudaraku, mari kita bersedekah sejumlah persendian kita!
Tapi, siapa yang mampu melakukan itu? Puji syukur kehadirat Allah yang telah mensyariatkan Shalat Dhuha (sebagai gantinya). Dengan shalat ini , kita betul-betul menjadi milyuner!
Diriwayatkan juga dari Abu Hurairah r.a. Beliau berkata, "Kekasihku (Rasulullah saw) berpesan 3 hal kepadaku yang tidak akan pernah aku abaikan: yaitu agar aku tidak memulai tidur kecuali setelah melakukan shalat witir, juga agar aku tidak meninggalkan sholat Dhuha, sebab shalat ini adalah shalatnya orang-orang ahli ibadah, dan agar aku  melakukan puasa tiga kali dalam sebulan."
(HR. AL-Bukhari, Muslim, An-Nasai, dan Ahmad)
Saudaraku, jadikanlah diri anda termasuk orang-orang ahli ibadah............................Kerjakanlah shalat dhuha dengan rajin!
Lalu bagaimana dengan jumlah rekaatnya?


Shalat dhuha paling sedikit dilakukan dua rekaat, dan paling banyak delapan rekaat. Diriwayatkan dari Ummu Hani' bahwa Rasulullah saw, biasa melaksanakan shalat dhuaha sebanyak delapan rekaat, dengan melakukan salam setiap dua rekaat." (HR, Al-Bukhari, Muslim, At -Thurmudzi, An-Nasa'i dan Ibnu Majah)
Segala yang sedikit tapi rutin selalu lebih baik dibanding banyak tapi tidak kontinyu. Mulailah dengan dua rekaat akan tetapi terus berkesinambungan. Anda akan meraih sekian banyak shadaqah yang harus anda dermakan!


http://romdani45498.blogspot.com/2010/11/shalat-milyuner.html

Kunci Mendidik Anak

Sahabat Taqwa, prosa berikut mungkin telah sering kita baca, sering pula kita dengar.
Kali ini mungkin ada baiknya kita mengulang kembali prosa ini dengan makna yang lebih dalam sembari mengoreksi diri, Adakah kita telah berlaku aniaya kepada buah hati kita atau pada anak didik kita.
Bisakah kita mengharapkan anak-anak yang shalih dari perilaku yang kurang mendidik.Selamat menyimak
_______________________________________________________
Jika anak dibesarkan dengan celaan, ia belajar memaki
Jika anak dibesarkan dengan permusuhan, ia belajar berkelahi
Jika anak dibesarkan dengan ketakutan, ia belajar gelisah

Jika anak dibesarkan dengan rasa iba, ia belajar menyesali diri
Jika anak dibesarkan dengan olok-olok, ia belajar rendah diri
Jika anak dibesarkan dengan iri hati, ia belajar kedengkian
Jika anak dibesarkan dengan dipermalukan, ia belajar merasa bersalah
Jika anak dibesarkan dengan dorongan, ia belajar percaya diri
Jika anak dibesarkan dengan toleransi, ia belajar menahan diri
Jika anak dibesarkan dengan pujian, ia belajar menghargai
Jika anak dibesarkan dengan penerimaan, ia belajar mencintai
Jika anak dibesarkan dengan dukungan, ia belajar menyenangi diri
Jika anak dibesarkan dengan pengakuan, ia belajar mengenali tujuan
Jika anak dibesarkan dengan rasa berbagi, ia belajar kedermawanan
Jika anak dibesarkan dengan kejujuran dan keterbukaan, ia belajar kebenaran dan keadilan
Jika anak dibesarkan dengan rasa aman, ia belajar menaruh kepercayaan
Jika anak dibesarkan dengan persahabatan, ia belajar menemukan cinta dalam kehidupan
Jika anak dibesarkan dengan ketentraman, ia belajar berdamai dengan pikiran.
____________________________________________
Ayo sahabat, kita
Lindungi anak kita dari pengaruh negatif lingkungannya,
Lindungi anak kita dari kebiasaan buruk teman-temannya,
Tapi terutama,
Lindungi mereka dari ketidakbaikan kita sendiri...


http://romdani45498.blogspot.com/2010/11/kunci-mendidik-anak.html

Tukang Becak Yang Luar Biasa

Berbagai keutamaan sedekah sering kita dengar, begitu pula kisah balasan yang mereka terima dan akibat baik yang mereka peroleh. Kisah berikut ini adalah kisah nyata yang terjadi di daratan Cina dan dialami seorang kaket tua yang mulia.
Seutama-utama sedekah adalah di kala susah, dan seutama-utama pemberian adalah yang dilandasi ketulusan, silakan menyimak, sahabatku...
----------------------------------------------------------------------------------
Kisah Bai Fang Li ini saya harap menjadi pelajaran hidup bagi kita semua untuk saling membantu sesama kita yang kesusahan, walaupun hidup serba pas-pasan tetapi tetap membantu orang tanpa pamrih.
Tak perlu menggembar-gemborkan sudah berapa banyak kita menyumbang orang karena mungkin belum sepadan dengan apa yang sudah dilakukan oleh Bai Fang Li. Kebanyakan dari kita menyumbang kalau sudah kelebihan uang. Jika hidup pas-pasan keinginan menyumbang hampir tak ada.


Bai Fang Li berbeda. Ia menjalani hidup sebagai tukang becak. Hidupnya sederhana karena memang hanya tukang becak. Namun semangatnya tinggi. Pergi pagi pulang malam mengayuh becak mencari penumpang yang bersedia menggunakan jasanya. Ia tinggal di gubuk sederhana di Tianjin , China .
Ia hampir tak pernah beli makanan karena makanan ia dapatkan dengan cara memulung. Begitupun pakaiannya. Apakah hasil membecaknya tak cukup untuk membeli makanan dan pakaian? Pendapatannya cukup memadai dan sebenarnya bisa membuatnya hidup lebih layak. Namun ia lebih memilih menggunakan uang hasil jerih payahnya untuk menyumbang yayasan yatim piatu yang mengasuh 300-an anak tak mampu.
Tersentuh
Bai Fang Li mulai tersentuh untuk menyumbang yayasan itu ketika usianya menginjak 74 tahun. Saat itu ia tak sengaja melihat seorang anak usia 6 tahunan yang sedang menawarkan jasa untuk membantu ibu-ibu mengangkat belanjaannya di pasar. Usai mengangkat barang belanjaan, ia mendapat upah dari para ibu yang tertolong jasanya.
Namun yang membuat Bai Fang Li heran, si anak memungut makanan di tempat sampah untuk makannya. Padahal ia bisa membeli makanan layak untuk mengisi perutnya. Ketika ia tanya, ternyata si anak tak mau mengganggu uang hasil jerih payahnya itu untuk membeli makan. Ia gunakan uang itu untuk makan kedua adiknya yang berusia 3 dan 4 tahun di gubuk di mana mereka tinggal. Mereka hidup bertiga sebagai pemulung dan orangtuanya entah di mana.
Bai Fang Li yang berkesempatan mengantar anak itu ke tempat tinggalnya tersentuh. Setelah itu ia membawa ketiga anak itu ke yayasan yatim piatu di mana di sana ada ratusan anak yang diasuh. Sejak itu Bai Fang Li mengikuti cara si anak, tak menggunakan uang hasil mengayuh becaknya untuk kehidupan sehari-hari melainkan disumbangkan untuk yayasan yatim piatu tersebut.
Tak Menuntut Apapun
Bai Fang Li memulai menyumbang yayasan itu pada tahun 1986. Ia tak pernah menuntut apa-apa dari yayasan tersebut. Ia tak tahu pula siapa saja anak yang mendapatkan manfaat dari uang sumbangannya. Pada tahun 2001 usianya mencapai 91 tahun. Ia datang ke yayasan itu dengan ringkih. Ia bilang pada pengurus yayasan kalau ia sudah tak sanggup lagi mengayuh becak karena kesehatannya memburuk. Saat itu ia membawa sumbangan terakhir sebanyak 500 yuan atau setara dengan Rp 675.000.
Dengan uang sumbangan terakhir itu, total ia sudah menyumbang 350.000 yuan atau setara dengan Rp 472,5 juta. Anaknya, Bai Jin Feng, baru tahu kalau selama ini ayahnya menyumbang ke yayasan tersebut. Tahun 2005,


Bai Fang Li meninggal setelah terserang sakit kanker paru-paru.
Melihat semangatnya untuk menyumbang, Bai Fang Li memang orang yang luar biasa. Ia hidup tanpa pamrih dengan menolong anak-anak yang tak beruntung. Meski hidup dari mengayuh becak (jika diukur jarak mengayuh becaknya sama dengan 18 kali keliling bumi), ia punya kepedulian yang tinggi yang tak terperikan.


http://romdani45498.blogspot.com/2010/11/tukang-becak-yang-luar-biasa.html

Dukungan Kita Adalah Segalanya Bagi Dirinya

Sahabatku, pernahkah kita bertanya bagaimanakah anak-anak kita dididik di sekolahnya. Apakah dia diperlakukan selayaknya insan pembelajar atau sekedar manusia pecundang. Ataukah dia diposisikan sebagai pengejar kesuksesan ataukah sekedar pemburu nilai kelulusan.
Mari pula merenung, tentang bagaimana kita memperlakukan dia kala dirumah, Apakah kita tetap mendukung dan mencintainya meskipun nilai-nilainya berantakan dan berselimut kesedihan, `taukah kita justru berang meradang penuh kemarahan jika dia gagal dalam studinya. Kisah inspiratif berikut dialami seorang tokoh nasional kita, semoga hikmahnya mampu membuka mata hati kita semua. Selamat membaca
___________________________________________________________



LIMA belas tahun lalu saya pernah mengajukan protes pada guru sebuah sekolah tempat anak saya belajar di Amerika Serikat. Masalahnya, karangan berbahasa Inggris yang ditulis anak saya seadanya itu telah diberi nilai E (excellence) yang artinya sempurna, hebat, bagus sekali. Padahal dia baru saja tiba di Amerika dan baru mulai belajar bahasa. Karangan yang dia tulis sehari sebelumnya itu pernah ditunjukkan kepada saya dan saya mencemaskan kemampuan verbalnya yang terbatas. Menurut saya tulisan itu buruk, logikanya sangat sederhana.
Saya memintanya memperbaiki kembali,sampai dia menyerah.Rupanya karangan itulah yang diserahkan anak saya kepada gurunya dan bukan diberi nilai buruk, malah dipuji. Ada apa? Apa tidak salah memberi nilai? Bukankah pendidikan memerlukan kesungguhan? Kalau begini saja sudah diberi nilai tinggi, saya khawatir anak saya cepat puas diri. Sewaktu saya protes, ibu guru yang menerima saya hanya bertanya singkat. “Maaf Bapak dari mana?” “Dari Indonesia,” jawab saya. Dia pun tersenyum.
Budaya Menghukum
Pertemuan itu merupakan sebuah titik balik yang penting bagi hidup saya. Itulah saat yang mengubah cara saya dalam mendidik dan membangun masyarakat. “Saya mengerti,” jawab ibu guru yang wajahnya mulai berkerut, namun tetap simpatik itu.“Beberapa kali saya bertemu ayah-ibu dari Indonesia yang anakanaknya dididik di sini,” lanjutnya. “Di negeri Anda, guru sangat sulit memberi nilai. Filosofi kami mendidik di sini bukan untuk menghukum, melainkan untuk merangsang orang agar maju. Encouragement!” Dia pun melanjutkan argumentasinya.
“Saya sudah 20 tahun mengajar. Setiap anak berbeda beda. Namun untuk anak sebesar itu, baru tiba dari negara yang bahasa ibunya bukan bahasa Inggris, saya dapat menjamin, ini adalah karya yang hebat,” ujarnya menunjuk karangan berbahasa Inggris yang dibuat anak saya.
Dari diskusi itu saya mendapat pelajaran berharga. Kita tidak dapat mengukur prestasi orang lain menurut ukuran kita.Saya teringat betapa mudahnya saya menyelesaikan study saya yang bergelimang nilai “A”, dari program master hingga doktor.
Sementara di Indonesia, saya harus menyelesaikan studi jungkir balik ditengarai ancaman drop out dan para penguji yang siap menerkam. Saat ujian program doktor saya pun dapat melewatinya dengan mudah.
Pertanyaan mereka memang sangat serius dan membuat saya harus benar-benar siap. Namun suasana ujian dibuat sangat bersahabat. Seorang penguji bertanya dan penguji yang lain tidak ikut menekan, melainkan ikut membantu memberikan jalan begitu mereka tahu jawabannya.
Mereka menunjukkan grafik grafik yang saya buat dan menerangkan seterang-terangnya sehingga kami makin mengerti. Ujian penuh puja-puji, menanyakan ihwal masa depan dan mendiskusikan kekurangan penuh keterbukaan.


Pada saat kembali ke Tanah Air, banyak hal sebaliknya sering saya saksikan. Para pengajar bukan saling menolong, malah ikut “menelan” mahasiswanya yang duduk di bangku ujian.
Ketika seseorang penguji atau promotor membela atau meluruskan pertanyaan, penguji marah-marah, tersinggung, dan menyebarkan berita tidak sedap seakanakan kebaikan itu ada udang di balik batunya. Saya sempat mengalami frustrasi yang luar biasa menyaksikan bagaimana para dosen menguji, yang maaf, menurut hemat saya sangat tidak manusiawi. Mereka bukan melakukan encouragement, melainkan discouragement. Hasilnya pun bisa diduga, kelulusan rendah dan yang diluluskan pun kualitasnya tidak hebat-hebat betul. Orang yang tertekan ternyata belakangan saya temukan juga menguji dengan cara menekan.Ada semacam balas dendam dan kecurigaan.
Saya ingat betul bagaimana guru-guru di Amerika memajukan anak didiknya. Saya berpikir pantaslah anak-anak di sana mampu menjadi penulis karya-karya ilmiah yang hebat, bahkan penerima Hadiah Nobel. Bukan karena mereka punya guru yang pintar secara akademis, melainkan karakternya sangat kuat: karakter yang membangun, bukan merusak. Kembali ke pengalaman anak saya di atas, ibu guru mengingatkan saya.
“Janganlah kita mengukur kualitas anak-anak kita dengan kemampuan kita yang sudah jauh di depan,” ujarnya dengan penuh kesungguhan. Saya juga teringat dengan rapor anak-anak di Amerika yang ditulis dalam bentuk verbal.
Anak-anak Indonesia yang baru tiba umumnya mengalami kesulitan, namun rapornya tidak diberi nilai merah, melainkan diberi kalimat yang mendorongnya untuk bekerja lebih keras, seperti berikut. “Sarah telah memulainya dengan berat, dia mencobanya dengan sungguh-sungguh. Namun Sarah telah menunjukkan kemajuan yang berarti.
Malam itu saya mendatangi anak saya yang tengah tertidur dan mengecup keningnya. Saya ingin memeluknya di tengah-tengah rasa salah telah memberi penilaian yang tidak objektif. Dia pernah protes saat menerima nilai E yang berarti excellent (sempurna), tetapi saya mengatakan “gurunya salah”. Kini saya melihatnya dengan kacamata yang berbeda.
Melahirkan Kehebatan
Bisakah kita mencetak orang-orang hebat dengan cara menciptakan hambatan dan rasa takut?
Bukan tidak mustahil kita adalah generasi yang dibentuk oleh sejuta ancaman: gesper, rotan pemukul, tangan bercincin batu akik, kapur, dan penghapus yang dilontarkan dengan keras oleh guru,sundutan rokok, dan seterusnya. Kita dibesarkan dengan seribu satu kata-kata ancaman: Awas...; Kalau,...; Nanti,...; dan tentu saja tulisan berwarna merah menyala di atas kertas ujian dan rapor di sekolah.


Sekolah yang membuat kita tidak nyaman mungkin telah membuat kita menjadi lebih disiplin. Namun di lain pihak dia juga bisa mematikan inisiatif dan mengendurkan semangat. Temuan-
temuan baru dalam ilmu otak ternyata menunjukkan otak manusia tidak statis, melainkan dapat mengerucut (mengecil) atau sebaliknya,dapat tumbuh.Semua itu sangat tergantung dari ancaman atau dukungan (dorongan) yang didapat dari orang-orang di sekitarnya. Dengan demikian kecerdasan manusia dapat tumbuh, sebaliknya dapat menurun. Seperti yang sering saya katakan, ada orang pintar dan ada orang yang kurang pintar atau bodoh.
Tetapi juga ada orang yang tambah pintar dan ada orang yang tambah bodoh. Mari kita renungkan dan mulailah mendorong kemajuan, bukan menaburkan ancaman atau ketakutan. Bantulah orang lain untuk maju, bukan dengan menghina atau memberi ancaman yang menakut-nakuti.


http://romdani45498.blogspot.com/2010/11/dukungan-kita-adalah-segalanya-bagi.html

Ketika Jilbab Terasa Berat

♥♥♫•*¨*•.¸¸¸¸.•*¨*•♫♥♥♥♥♥♥♫•*¨*•.¸¸¸¸.•*¨*•♫♥♥♥♥♥♥♥♥♥
Aku persembahkan untaian mawar kata yang tak akan engkau lupa selamanya.
Ingat-ingat selalu…dan pahamilah sebaik-baiknya!
• Berjilbab sebelum menghadapi hisab.
• Wanita tak berjilbab bagai rumah tak berpagar.
• Kerudung lambang ketakwaan dan Islam …kerudung bukti rasa malu dan kesusilaan….kerudung menjaga kewibawaan dan kehormatan…kerudung mahkota terindah untuk kecantikanmu dan bukti terbesar atas kesopanan serta kesempurnaan dirimu.
 • Hai wanita mukmin yang mulia, lindungilah tubuhmu dari sorot tajam mata-mata keranjang…bentengi dengan perisai kesusilaan untuk melumpuhkan panah-panah tajam.
• Bukankah satu hal konyol sekaligus memperhatiakan bila kita melihat wanita tua menambal garis-garis keriput di wajahnya dengan kosmetik dan mengenakan pakaian laki-laki seperti celana panjang dan t-shirt??
• Betapa ruginya wanita yang tak berjilbab…ia sesat dan lalai…ia jual surga dengan harga murah untuk membeli neraka jahim dengan harga mahal.
Apakah diantara wujud iman kepada Allah itu mendahulukan maksiat kepada-Nya ketimbang manaati-Nya? Duh betapa ruginya para wanita, kala mereka rela melepaskan sesuatu yang lebih baik dan mengambil yang tidak bergarga. Yakni ketika mereka memilih bertabarruj menggantikan busana jilbab. Sepadankah budaya buka-bukaan, ugal-ugalan ketelanjangan bila dibandingkan dengan budaya malu, kesusilaan dan kewibawaan ? Modal menikmati masa muda bagaimana yang engkau inginkan, selentara saat keluar ke jalan tanpa berhijab hakikatanya engkau melakukan dosa setiap orang memandangmu? Hitung setiap hari, berapa jumlah dosa yang engkau pikul akibat tabarrujmu saat beribu-ribu pasangmata laki-laki menatapmu.
Berpikirlah wahai wanita, betapa sering engkau melakukan dosa besar ini dan mempertontonkan aurat! Betapa banyak kehormatan yang telah engkau rampas! Banyak sudah fitnah yang engkau bangkitkan! Berapa banyak mata tajam yang telah menelan dangingmu dan menikmati kecantikanmu? Dan berapa banyak jiwa kotor yang ingin menjalin hubungan denganmu? Totallah jumlah dosa-dosa ini setiap kali engkau keluar dan pergi sepanjang hayatmu, niscaya engkau mendapatinya sebagai dosa yang sangat berat, membuatmu tertatih-tatih memikulnya. Dan engkau tak kan sanggup membawanya di hari kiamat. Beginikah cara menikmati masa muda wahai wanita malang, tanpa batas dan aturan-aturan syariat?!


Sesungguhnya jika ia mau merenungkan barang sebentar hal tersebut, pasti wajahnya merah merona karena malu dan ia akan menutup kecantikan dan perhiasannya dari mata-mata buas yang tak tau malu. Tidak berarti ketika memakai jilbab engkau hidup introvert, menjauh dari pergaulan masyarakat. Sama sekali tidak. Bahkan sebaliknya, Islam menghendakimu menjadi pribadi yang supel, mudah akrab dan ramah dengan orang lain: enerjik dengan tetap menjaga rasa malu: rendah hati tapi tidak rendah diri; memiliki harga diri tanpa di bumbui kesombongan.
Pemalu, tidak suka menyakiti, jujur, tidak banyak bicara, banyak berbuat, hati-hati, berbakti lagi suka menyambung silaturahmi, tahu terimakasih lagi penyebar, Siapa melihatmu , siapa berkawan denganmu ia mencintaimu. Dan, seorang wanita yang murah senyum serta berpandangan luas. Renungkanlah sendiri betapa berat beban dosa-dosa ini. Dan untuk selanjutnya, ingat kembali misimu dalam kehidupan ini, untuk apa engkau diciptakan? Engkau akan menemukan jawaban yang benar-benar kontras dengan realita yang engkau jalani. Maka segeralah melakukan taubat tulus kepada Allah sebelum perjalanan ke negeri akhirat keburu lepas.
♥♥♫•*¨*•.¸¸ﷲ¸¸.•*¨*•♫♥♥♥♥♥♥♫•*¨*•.¸¸ﷲ¸¸.•*¨*•♫♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥


http://romdani45498.blogspot.com/2010/11/ketika-jilbab-terasa-berat.html