Mengenai Saya

Foto saya
Pangandaran, West Java, Indonesia
Simple

Kamis, 12 Juli 2012

Menanam Kebaikan

Pada suatu hari seorang kakek tua yang bijaksana berjalan melalui hutan bersama seorang anak muda yang terkenal tidak bertanggung jawab dan kepala batu.Setelah melakukan perjalanan sekian jam kakek tua itu menghentikan langkahnya, lalu menunjuk sebuah pohon yang masih kecil.
"Cabutlah pohon itu," kata sang kakek tua.
Segera pemuda itu membungkuk, dan hanya dengan dua jari saja ia dengan mudah dapat mencabut pohon itu.Setelah berjalan lebih jauh lagi, orang tua itu berhenti di depan sebuah pohon yang agak besar.
"Coba cabut pohon ini," kata sang kakek tua.Sekali lagi pemuda itu menuruti perintahnya, namun kali ini dia menggunakan kedua tangannya dan dengan sekuat tenaga mencabut akar pohon itu.Setelah itu mereka melanjutkan perjalanan kembali dan akhirnya mereka berhenti di depan sebuah pohon yang sangat besar.
"Sekarang, cabutlah pohon ini!" perintah sang kakek tua.
"Wah itu tidak mungkin!" protes pemuda itu. 
"Aku tidak mungkin dapat mencabut pohon sebesar ini. Untuk memindahkannya diperlukan sebuah buldoser". lanjut anak muda itu.
"Engkau benar sekali," jawab kakek tua itu seraya tersenyum.Dan begitulah sahabat, maka dari kisah diatas dapat ditarik kesimpulan, "Kebiasaan", entah baik ataupun buruk, sama seperti pohon-pohon itu:Kebiasaan yang belum berakar dalam, seperti pohon yang masih kecil. Dapat dicabut dengan sangat mudah.Kebiasaan yang akarnya mulai mendalam, seperti pohon yang sudah agak besar. Untuk mencabutnya di perlukan usaha dan tenaga yang sangat kuat.Kebiasaan yang sudah berakar kuat, seperti pohon besar yang menjulang tinggi kokoh.
Bahkan orang itu sendiri tak lagi mampu untuk mencabutnya.Maka dari itu sahabat, jagalah diri kita agar kebiasaan yang sedang kita tanamkan adalah kebiasaan-kebiasaan yang baik.Coba ambil waktu, lalu selidiki hatimu sahabat.
Adakah kebiasaan buruk yang masih sangat kecil tertanam di hatimu? Atau mungkin 'pohon buruk' yang sudah agak besar? Dan yang lebih penting, adakah 'pohon besar' yang tertanam begitu lama? Jika ada, segera carilah penyelesaian masalah atas kebiasan burukmu sahabat.
Tanya orang lain yang menurut sahabat bisa dipercaya dan mampu untuk membantu menyelesaikan masalah itu.Dan tidak hanya itu, berdo'a dan meohonlah kepada Allah agar dapat di berikan kemudahan dan petunjuk. Lalu cobalah untuk mengubah sedikit demi sedikit perilaku yang buruk menjadi lebih baik. Walau mungkin sesekali kita akan gagal, terus coba dan ulangi lagi. Dengan sikap yang ingin berubah dengan total.
Insya Allah.. kita akan lebih mudah untuk membuang 'akar jelek' tersebut.Marilah sama-sama kita mencoba untuk menjadi hamba-hamba yang lebih baik lagi. Jikapun memang benar keburukan kita tak tampak dimata manusia, tapi janganlah sampai kita lupa, ada Yang Maha Melihat atas apa-apa yang telah kita kerjakan, yaitu Allah SWT.
Janganlah sampai kita menyesal, karena setiap perbuatan pasti akan ada balasannya. Baik dan buruk? Ada syurga dan neraka yang telah menanti. Dan di mana tempat kita nanti? Itupun dapat di pengaruhi oleh 'pohon' yang kita tanam di hati. Pohon yang 'baik' ataukah Pohon yang 'buruk'? Semua itu adalah pilihan kita sendiri.
"Masuklah kamu ke pintu-pintu neraka jahanam, sedang kamu kekal di dalamnya. Maka itulah seburuk-buruknya tempat bagi orang yang sombong." (Qs. Al-Mu' min : 76) 
"Dan orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal-amal yang sholeh, sesungguhnya akan kami tempatkan mereka pada tempat-tempat yang tinggi di dalam syurga yang mengalir sungai-sungai di bawahnya, mereka kekal didalamnya. Itulah sebaik-baik balasan bagi orang-orang yang beramal, (yaitu) yang bersabar dan bertawakal kepada rabbinya." (Qs. Al-Ankabut : 58-59)




http://romdani45498.blogspot.com/2011/03/menanam-kebaikan.html 

...SALEH DAN MALU..

Beruntung, saya pernah mengenal tiga orang saleh, ketiganya tinggal di daerah yang berbedah, sikap dan pandangan agamis mereka berbeda, dan jenis kesalehan mereka pun berbeda. saleh pertama di klender, orang betawi campuran arab. ia saleh, semata karena namanya. orang menyukainya karena ia aktif siskamling meskipun bukan pada malam gilirannya. Orang kedua, Haji Saleh Habib Farisi, orang jawa. agak aneh memang, Habib Farisi sebuah nama jawa, ia saleh dalam arti sebenarnya, minimal kata para jamaah masjid kampung itu, jenggotnya panjang, peci putihnya tak pernah lepas, begitu juga sarung plekat abu2nya itu, tutur katanya lembut, seperti mas danarto. ia cekatan memberi senyum pada orang lain. Alasannya, " Senyum itu Sedekah ". Kepada anak kecil, ia sayang. Hobinya mengusap kepala bocah-bocah yang selalu berisik pada saat sholat jamaah berlangsung.
Usapan itu dimaksudkan agar anak-anak itu tak lagi bikin gaduh. Tapi yang namanya bocah ya tetap aja bocah, biar seribu kali kepala di usap, ribut tetap jalan. seolah mereka khusus dilahirkan buat bikin ribut di masjid.
" Ramai itu baik saja," Katanya dengan sabar ( ketika orang-orang lain pada marah ). " Karena ramai tanda kehidupan ", katanya lagi. " Lagi pula, kita harus bisa sholat khusuk dalam keramaian itu. " Mungkin ia benar, Buktinya ia betah berjam-jam Dzikir di masjid. Sering sholatnya sambung menyambung tanpa terputus kegiatan lain.
Selesai magrib, ia tetap berdzikir sambil kepalanya terangguk-angguk hingga Isya' tiba. Jauh malam, ketika orang masih lelap dalam mimpi masing-masing, ia sudah mulai sholat malam, kemudian dzikir panjang sampai subuh tiba. Selesai subuh dzikir lagi, mengulang-ulang Asmaul Husna dan beberapa Ayat pilihan sampai terbit matahari.
Ketika sholat Duha, tidur lagi satu jam, selebihnya dzikir..dzikir..dzikir. pas betul dengan nama yang disandangnya. Dasar sudah saleh, plus Habib ( nama sufi besar ) ditambah Farisi ( salah seorang sahabat Nabi .
Kalau kita sulit menemui Pejabat karena banyak acara, kita sulit menemui orang jawa ini, karena ibadahnya di masjid begitu padat. Para tetangga menaruh Hormat padanya, banyak pula yang menjadikannya Idola. Namun ia mempunyai kekurangan, ada dua macam cacat utamanya. Pertama,, kalau dalam sholat jamaah tak ditunjuk jadi Imam, ia tersinggung. Kedua, kalau orang tak sering Sowan ke rumahnya, ia tidak suka karena ia menganggap orang itu telah mengingkari eksistensinya sebagai orang ada di depan.
" Apakah ia dengan aktif di masjid karena ingin menjadi Tokoh ?. " Hanya Allah dan dia yang tahu. Pernah saya berdialog dengannya, setelah begitu gigih menanti dzikirnya yang panjang itu selesai. Saya katakan bahwa kelak bila punya waktu banyak, saya ingin selalu dzikir di masjid seperti dia, saya tahu, kalau sudah pensiun, saya akan punya waktu macam itu.
" Ya kalau sempat pensiun, " Komentarnya. " Maksud pak Haji ?. " Memangnya kita tahu berapa panjangnya usia kita ?. Memangnya kita tahu bakal mencapai usia pensiun ?. " Ya, ya benar pak Haji,". saya merasa terpojok.
" Untuk mendapat sedikit bagian dunia, kita rela  menghabiskan seluruh waktu kita. Mengapa kita keberatan menggunakan beberapa jam sehari buat hidup kekal abadi di surga ?. " Benar pak, Haji, orang memang senang mengejar dunia." Itulah, cari neraka saja mereka". Maka tak bosan-bosan saya ulang nasehat bahwa orang harus sholat sebelum di sholatkan. " Mungkin tak ada yang salah dari sikap pak Haji Saleh. " Tapi kalau saya takut, sebabnya kira-kira ia terlalu menggaris bawahi " Ancaman ".
Sya membandingkannya dengan orang Saleh ketiga, ia juga Haji, pedagang kecil, petani kecil, dan Imam di masjid kecil. Namanya bukan Saleh, melainkan Sanip, Haji Sanip, orang betawi asli. Meskipun Ibadahnya ( di masjid ) tak seperti Haji Saleh, kita bisa merasakan kehangatan Imannya. Waktu saya tanya, mengapa sholatnya sebentar, dan Do'anya begitu pendek, cuma melulu Istigfar ( mohon ampun ). ia bilang bahwa Ia tak ingin meminta aneh-aneh. ia malu kepada Allah.
Bukankah Allah sendiri menyuruh kita meminta dan bukankah Allah berjanji Mengabulkannya ?
" Itu betul, Tapi minta atau tidak, kondisi kita sudah dengan sendirinya kan. Kita ini cuma sekeping jiwa telanjang, dari hari ke hari nyandong Berkah-Nya, tanpa pernah memberi. Memang Allah Maha Pemberi, termasuk memberi kita rasa malu, Kalau Rezeki-Nya kita makan, mengapa rasa malu-Nya tak kita gunakan ?" katanya.Bergetar saya, untuk pertama kalinya saya merasa malu pada hari itu. Seribu Malaikat, Nabi-Nabi, Para wali, dan orang-orang suci langsung di bawah Komando Allah seperti serentak mengamini ucapan orang betawi ini.
" Perhatikan di masjid-masjid, Jamaah yang meminta Allah kekayaan, tambahan Rezeki, naik gaji, naik pangkat.
Mereka pikir Allah itu Kepala Bagian Kepegawaian di kantor kita. Allah kita Puji-puji karena akan kita mintai sesuatu, ini bukan Ibadah, Tapi dagang, mungkin bahkan pemerasan yang tak tahu malu, Allah kita sembah, lalu kita perah Rezeki dan Berkah-Nya, bukannya kita sembah karena memang seharusnya kita menyembah, seperti tekad Al-Adawiyah itu, " katanya lagi.
Nafas saya sesak , saya tatap wajah orang ini baik-baik. Selain keluhuran batin, di wajah yang mulai menampakkan tanda ketuaan itu terpancar ketulusan Iman. Kepada saya, pak. Haji itu jadinya menyodorkan sebuah cermin.
Tampak disana, wajah saya retak-retak, saya malu melihat diri sendiri. Berapa banyak saya meminta selama ini, tapi betapa sedikit saya memberi. Mental korup dalam Ibadah itu, ternyata bagian hangat dari kehidupan pribadi saya juga.

~~~~~~










http://romdani45498.blogspot.com/2011/03/saleh-dan-malu.html

Aku tahu…. Kalau aku tak tahu diri……….

*¨*•.¸¸¸¸.•*¨*•♫♥♥♥♥♥♥♫•*¨¸¸¸¸.•*¨*•♫♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥


Aku tahu…………bahwa dunia ini fana, tapi aku mengejarnya

Aku tahu bahwa menuju akhirat adalah perjalanan yang panjang, tapi aku tidak mempersiapkan bekal

Aku tahu bahwa neraka itu benar-benar ada, tapi aku berusaha menjauhinya

Aku tahu bahwa surga itu mahal harganya, tapi aku beramal asal-asalan

Aku tahu bahwa ‘adzab ALLAH itu pedih, tapi aku masih berbuat dosa

Aku tahu bahwa Allah Maha Mengabulkan do’a, tapi aku meminta kepada manusia

Aku tahu bahwa Allah Maha Adil, tapi aku membalas kedhaliman manusia

Aku tahu bahwa harta itu bisa membaut hisabku diakhirat menjadi lama, tapi aku mnegumpulkannya

Aku tahu bahwa waktu adalah nafas yang tiada kembali, tapi aku berbuat sia-sia

Aku tahu bahwa Al-Qur’an itu kelak bisa menjadi hujjah bagiku ( membelaku ) dan bisa menjadi hujjah atasku ( mendebatku ) tapi aku tidak cemas akan hal itu

Aku tahu bahwa do’a orang yang terdholimi itu tanpa hijab dengan Allah, tapi aku suka menyakiti saudaraku

Aku tahu bahwa kenikmatandunia bisa jadi istidraj, tapi aku tidak khawatir tentangnya

Aku tahu bahwa penyakit itu menghapus dosa-dosa, tapi aku membencinya

Aku tahu bahwa cobaan itu meningkatkan iman, tapi aku mengeluh tentangnya

Aku tahu bahwa istri/suami adalah manusia, tapi aku menuntutnya sempurna

Aku tahu bahwa setan itu musuh yang ingin mengajakku ke neraka, tapi aku menuruti bisikannya

Aku tahu bahwa ajal datang tiba-tiba, tapi aku selalu menunda persiapan

Aku tahu…. Kalau aku tak tahu diri……….




 http://romdani45498.blogspot.com/2011/03/aku-tahu-kalau-aku-tak-tahu-diri.html

Gagal maning, gagal maning

Sahabat masing ingat kan film Tuyul & Mbak Yul? Kita tidak asing dengan katakata yang di ucapkan Bonggol kepada rekannya Sontong untuk menangkap si Ucil yang telah melanggar komitmennya menjdi tuyul. "Waduh, kepriben Son? gagal maning gagal maning..." Ada apa dengan kata-kata ini?
Ungkapan diatas mungkin sangat akrab pada diri kita, ketika suatu targetan yang telah kita patok tidak mampu kita raih. Entah dalam masalah akademik, pekerjaan, atau hal yang berkaitan dengan kehidupan yang kita jalani. Sesungguhnya kegagalan itu bukan merupakan sebuah dosa yang kita mesti bersih darinya. Suatu hal yang wajar, lazim, dan pastinya pernah dialami setiap orang yang hidup dimuka bumi ini. Ujian kegagalan inilah yang membuat seseorang menjadi berbeda dengan orang lain, yaitu bisa dilihat dari cara dan sikapnya dalam menghadapi kegagalan ini.
Kegagalan merupakan harga yang seharusnya kita bayar dengan kesuksesan, sesuai dengan firman Alloh SWT : Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. QS. al-Insyirah (94) : 5-6
Bahkan Rasulullah pun berpesan pada kita, "tidak mungkin satu kegagalan(kesulitan) bisa mengalahkan dua kemudahan(kesuksesan)"
Dalam hal ini harusnya kita memiliki falsafah para petinju. Setiap mereka kalah pada sebuah pertandingan, mereka akan berkata " Give me one round!", berikan satu ronde lagi, maka aku akan raih sabuk kemenangan itu! Sobat, kesuksesan hari ini yang belum kita raih, bisa jadi ini adalah bagian dari skenario Sang Pencipta untuk mengakumulasikan kesuksesan-kesuksesan kecil yang belum nampak oleh kita menjadi kesuksesan besar yang tidak tanggung-tanggung pada saat momentum tertentu.
Kegagalan ini adalah bagian dari ujian fase-fase kehidupan yang kita jalani di dunia ini sobat, apakah kita mampu melewati ujian tersebut dengan segera bangkit lagi untuk meraih kesuksesam tersebut atau kita malah menjadi orang yang malas dan pasrah terhadap hasilnya.
"Maha Suci Allah Yang di tangan-Nyalah segala kerajaan, dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu. Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun," QS. al-Mulk (67) : 1-2
Sobat, Manusia hanya bisa berencana. Alloh lah yang menentukan kesuksesan tersebut. Maka berencanalah sebanyak-banyaknya untuk kehidupanmu. Tapi ingatlah rencana kesuksesan itu disandarkan pada niat ikhlas yang ditujukan hanya untuk-Nya dan sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang telah Alloh tetapkan. Jadikan kesuksesan yang telah engkau raih sebagai kendaraan untuk menjemput surga yang telah Alloh janjikan wahai sobat.
Selamat berpetualang didunia ini sobat!!! Goreskan tinta-tinta emasmu dalam rangka menggapai janji-NYA...





http://romdani45498.blogspot.com/2011/03/gagal-maning-gagal-maning.html 

Bekerja Sepenuh Hati

Suatu Ketika Mercedez Benz owner memiliki masalah dengan kran air di kamar mandi dalam rumahnya. Kran tersebut selalu bocor sampai Big Bos Marcedez itu khawatir akan keselamatan anaknya yang mungkin saja dapat terpeleset dan jatuh.
Mengikuti rekomendasi temannya, Mr. Benz menghubungi tukang ledeng agar memperbaiki kran miliknya. Akhirnya dibuat perjanjian untuk memperbaiki yaitu 2 hari kemudian. Karena si tukang ledeng cukup sibuk. Sama sekali si Tukang ledeng tidak mengetahui bahwa si penelpon adalah termasuk orang penting, pemilik perusahaan mobil terbesar di Jerman.
Setelah ditelpon, satu hari kemudian si tukang ledeng menghubungi Mr. Benz untuk menyampaikan ucapan terima kasih karena telah bersedia menunggu hingga satu hari lagi.
Mr. Benz-pun kagum atas pelayanan si tukang ledeng dan cara berbicaranya.
Hari berikutnya pada hari yang telah ditentukan, si tukang ledeng datang untuk memperbaiki kran yang bocor di rumah Mr. Benz.
Setelah diutak-atik, akhirnya kran pun selesai diperbaiki dan setelah menerima pembayaran atas jasanya, si tukang ledeng pulang .
Sekitar 2(dua) minggu kemudian setelah hari itu, si tukang ledeng menelpon Mr. Benz untuk menanyakan apakah kran yang telah diperbaiki sudah benar-benar beres dan tidak ada masalah yang timbul? Ternyata Mr. Benz puas akan kerja si tukang ledeng dan mengucapkan terima
kasih atas pelayanan si tukang ledeng. Mr. Benz berpikir, bahwa orang ini pasti orang yang hebat walaupun hanya tukang ledeng.
Beberapa bulan kemudian Mr. Benz merekrut si tukang ledeng untuk bekerja di perusahaannya. Tahukah Anda siapa namanya?
Ya, dialah Christopher L. Jr. Saat ini jabatannya adalah General Manager Customer Satisfaction and Public Relation di Mercedez Benz !
=========================================
Sahabat fillah, tahukah anda apa makna dari cerita diatas. Cerita diatas memberikan motivasi kepada kita untuk memberikan yang terbaik di kehidupan ini apapun posisi kita saat ini. Kita tidak tahu, sebenarnya posisi kehidupan kita dimana, namun dengan memberikan yang terbaik, kita tidak akan menoleh kebelakang melihat goresan cerita kehidupan kita dengan kekecewaan. Yang ada hanyalah senyum kepuasan akan apa yang telah kita lakukan.
Kehidupan ini hanyalah panggung sandiwara, maka sebaik-baik pemain adalah yang bermain sebaik mungkin dengan kesadaran bahwa perannya hanya sementara.
Ada naskah dan skenario Sang Pencipta yang tidak kita tahu.
Dibalik kebahagiaan, terkadang skenario selanjutnya adalah kesediihan, begitu pula terkadang dibalik kesedihan, skenario selanjutnya adalah kebahagiaan.
Hanya 2 hal yang dapat kita lakukan, yaitu meyakini bahwa skenario yang Allah berikan adalah yang terbaik dan berbuat yang terbaik dalam melalui setiap peristiwa kehidupan kita.
Maka jika Sahabat fillah dalam kesedihan, kegalauan hati, keresahan jiwa, ingatlah bahwa itu hanya sementara…
La Tahzan...Innallaha ma"anna...Sesudah kesulitan pasti ada kemudahan.




http://romdani45498.blogspot.com/2011/03/bekerja-sepenuh-hati.html 

Menyuap Malaikat Untuk Membeli Syurga

Jarang dikaji. Aktivitas membeli surga adalah diantara fenomena cukup ngetrend mewabah frekuensi gelombang kemajemukan simbolis religius bangsa kita dasawarsa ini. Identiknya, ironisme berasumsi bisa menyuap Malaikat Rokib sang pencacat amal ibadah, sekalian(berasumsi bisa) mengelabuhi Malaikat Atid sang pencatat segala macam kemaksiatan seluruh makhluk itu.
Hemat saya(pribadi). Hal itu, adalah geliat pragmatisme ibadah, konsekuensi dari dilematis(beragama) bagi Muslimin dalam menghadapi kompleksnya fenomena tantangan globalisasi.
Esensinya, sebagai pelarian akibat semakin terpuruknya kualitas istiqomah(kontinuitas) beribadah, sedangkan aktivitas hidupannya over dosis memuja harta(hedonisme). Mereka(pelaku) panik, dan sedikit menyadari telah terpolusinya keimanannya. Maka maraklah aktivitas membeli surga, dianggap jalur pintas untuk menjauhi neraka.
Makelar Surga Para artis dan para koruptor, yang mulutnya sering meletup-letup memproklamirkan diri katanya cinta agama, mayoritas -untuk dimaksud tidak semuanya-- mereka itulah Makelar surga paling berpengaruh. Mempromosikan kepada publik, bahwa surga adalah komoditas bisa diraih dengan bermodal materi. Kalaulah hal itu dianggap ibadah sampingan, tentu tidak masalah. Ironisnya mengesampingkan esensialitas ibadah kepada Allah SWT. Memang, dalam hati kecilnya, mereka pun mungkin takut atas dosa-dosanya(?). Namun magnet godaan setan dengan umpan fatamorgana duniawi eksis lebih kuat mengalahkan keimanannya.
Kroposnya akar-akar Islam di lapangan Ibadah, baik vertikal(kepada Allah) maupun horisontal(sesama ummat beragama), adalah resiko dominan dari komoditas surga. Faktor utamanya, mereka(pelaku) berpikir pragmatis, bahwa dalam konteks ibadah cukup mengeluarkan sebagian duitnya saja. Naifnya lagi, sering tanpa memperdulikan uang halal atau haram. Menggelikannya, banyak orang berceletuk : "Berbuat demikian itu lebih baik, daripada sama sekali tidak beramal ".
Marak para koruptor-pecandu mengeruk duit rakyat itu, atau artis(tak terkecuali artis bintang porno), mempublikasikan diri melalui berbagai media massa(yang dikontraknya), mereka berebut membangun megah masjid-masjid atau menyantuni para yatim piatu.
Seolah-olah mereka adalah "teladan beribadah bagi segenap Muslimin. Padahal selain unsur membeli surga, juga sering adanya faktor politis(bagi para koruptor) dan komersialis(mencari penggemar) bagi para artis. Jelaslah fenomena-fenoma tidak prosedural atau jauh dari autentisitas ibadah.

Kaveling Surga
Perspektif Tauhid(ilmu ketuhanan) adalah hak perogratif Allah SWT untuk membagi kebijakan sifat Rakhman dan Rakhim-Nya. Siapa yang akan dimasukkan ke surga atau neraka? Sesuai dengan keagungan Qudroth dan Irodath-Nya.
Entah ahli ibadah atau pecandu berbuat dosa, bahkan Muslim atau Kafir sekalipun? Menentukan masuk surga atau neraka adalah hak otoritas Tuhan yang tidak bisa diintervensi oleh siapapun!
"Dia(Allah) mengampuni bagi siapa yang dikehendaki-Nya dan menyiksa siapa yang dikehendaki-Nya. Kepunyaan Allah-lah kerajaan antara keduanya. Dan kepada Allah-lah kembali (segala sesuatu" (QS 5:18).
Sekali lagi, biarlah Allah SWT menentukan otoritas Rakhman-Rakhim-Nya kepada segenap makhlukNya. Adalah kesalahan fatal, bila ada manusia bermaksud "mengaveling surga", apalagi hanya dengan mengandalkan seonggok harta. Dan sedikitpun manusia tidak ada kelayakan ber-action jadi "agen surga".

Esensi Ibadah
Saya tidak bermaksud menjadi "sales surga". Tetapi, esensialitas persoalannya, perspektif hukum fiqih, empat madzahib fuqoha ahlissunnah waljama'ah(Hambali, Maliki Hanafi, Syafi'i) konsesus(ittifaq) bahwa generalitas dalam beribadah : Selain ada rukun yang dilaksanakan, juga sebelum memulai ibadah terlebih dulu harus memperhatikan terhadap syarat-syaratnya.
Selain ada syarat diwajibankannya(beribadah), utamanya harus memenuhi syarat syah, agar sesuai prosedur (ibadah)nya menjadi syah.
Apakah sesuai prosedur, mencuci lantai masjid dengan air kencing? Menyantuni para anak yatim dengan uang hasil korupsi? Atau membangun pesantren dengan uang hasil memamerkan aurat badan di berbagai media massa? Jelas tidak, bukan? Sesuai Qowa'id al-Fiqh : al-Ashlu baqou ma kana a'la makanan (hukum sesuatu hal, itu sesuai dengan kondisi asalnya). Umpamanya, uang haram dijariahkan ke masjid, maka tetap haramlah hukum menyalurkan duit(haram) itu.
Sedekah atau dermawan, memang dianjurkan. Namun dengan harta haram, dalam konteks ibadah, hal itu hanya melaksanakan rukun, sedangkan menafikan syarat(ibadah) tentunya menyebabkan tidak syah.
Dan memang, harta itu, hisabnya(pertanggung jawaban di hadapan Allah) dua hal ; dari mana(dengan cara apa, pen) diperoleh, dan untuk apa dipergunakan. (HR. at-Tirmidzi dari Abu Barzah R.A.). Maka, tidak tepat, menjadikan hal haram atau subhat itu, sebagai argumentasi
"untuk mencari modal" beribadah. Bukankah sangat banyak jalan untuk mencari rezeki sekaligus tanpa mencampakkan konstitusi(syariat) Ilahi?
Pun autentisitas total ibadah(bertakwa) bukanlah berorientasi meraih surga atau menjauhi neraka. Tapi Li-Allahi Ta'ala(karena Allah Ta'ala) murni menjalankan kewajiban hamba atas perintah Kholiq(Sang Pencipta).
Bila beribadah orientasinya masuk surga-menjauhi neraka, otomatis signifikan mengikis kualitas orisinilitas ibadah. Perspektif Tauhid adalah termasuk asy-Syirku al-Asghor(bagian dari penyekutuan kepada Allah SWT).

Efek Samping
Kompleksnya sistem media informasi, berperan aktif menularkan hedonisme. Kenaifan itu pun telah kronis mewabah ke plosok-plosok. Kini di daerah-daerah pun telah "ngetrend" terjangkit virus "Menyuap Malaikat-Membeli Surga". Berujung semakin terpinggirkannya implementasi kualitas ibadah. Fenomenanya, mereka mau menyumbangkan materi untuk pembangunan masjid, namun berat untuk melangkahkan kaki sholat berjamaah ke masjid. Atau marak pula(orang-orang daerah) gemar menyumbangkan duit untuk acara-acara pengajian/majlis ta'lim, namun enggan mengikuti pengajian di majlis yang didonasinya itu. Lebih parahnya, untuk golongan(orang daerah) semacam ini, sering berasumsi :"bahwa pendidikan bukanlah(lagi) hal terpenting dalam kehidupan manusia.
Utamanya memandang negatif kepada komunitas pelajar jurusan agama(Islam) karena dianggap tidak prospektif menghasilkan bongkahan-bongkahan materi". Meskipun realitasnya, terdapat jutaan orang-orang bergelar "sarjana ekonomi plus" berstatus pengangguran. Namun belum juga terbuka mata hati kaum hedonis itu.
Bagi mereka, yang terpenting adalah : "Bagaimana putra-putrinya secepat mungkin bisa meraup materi, misalnya berdagang, dengan tanpa membutuhkan pendidikan tinggi, toh ijazah pun(utamanya ijazah pendidikan agama) tidak menjamin masa depan". Itulah yang ada dibenak mereka. Sungguh naif! Ironisme mewabah adalah, dengan berprinsip" demikian itu, mereka pun sering ditemukan meninggalkan fardu ain(kewajiban personal) seperti sholat lima waktu dan atau puasa Ramadan. Dominan sibuk dengan aktivitas duniawi.
Inilah, diantara imbas hedonisme(pemuja harta). Terkesan "berprinsip": Boleh berpuas-puas berbuat dosa dengan kemewahan harta, termasuk cara(haram) memperoleh hartanya. Toh, dengan harta itu, akan mampu menyuap malaikat sekaligus membeli surga! . Sungguh memilukan! Firman Allah Ta'ala, (QS. Asy-Syu'araa': 88-89), akan datang suatu hari: "Yaitu pada hari di mana tidak bermanfaat lagi harta dan anak-anak. Kecuali orang-orang yang menghadap Allah dengan hati yang bersih."
Insya Allah Ta'ala, dengan ketakwaan. Manusia akan diberi rahmat dijauhkan dari neraka dan dimasukkan surga oleh Dzat Maha Segalanya, yang "staffNya"(para malaikat) itu tidak bisa dikelabuhi dengan rekayasa fatamorgana materi. Dan memang, surga tidak bisa "dibeli"(dengan materi).
Ilmiahnya. Melaksanakan segala perintah dan menjauhi larangan Allah SWT sesuai orisinilitas syariatNya, itulah esensi dari kehidupan manusia berperadaban untuk estafet meraih honoris causa takwa. Sekaligus upaya prosedural "menyuap Malaikat-Membeli Surga!"




http://romdani45498.blogspot.com/2011/03/menyuap-malaikat-untuk-membeli-syurga.html 

Adam Dan Hawa

Adam..
Kau bilang dirimu hebat dan kuat ibarat pahlawan,
Gagah perkasa seperti Badang,
Kau gunakan Hawa sebagai umpan,
Untuk membuktikan kelelakianmu yang hanya temberang.
Hawa..
Kau bangga dengan kecantikan lahiriah yang ada padamu,
Kau sanjung tinggi Adam yang terpikat dengan keindahan rupamu,
Kau tersenyum manis saat Adam melihat lenggok tubuhmu,
Tapi kau marah dan benci bila ada segelintir Adam yang menegurmu.
Adam..
Kadangkala kekacakan yang ada padamu,
Bisa membuat Hawa lemah dan cair ibarat ais terkena api,
Hati yang rapuh mudah luluh dan tunduk pada nafsu,
Jiwa yang halus mudah pula jatuh hati.
Hawa..
Iblis menggunakanmu sebagai umpan untuk memerangkap Adam,
Ambillah kesempatan ini untuk memperdayakan Iblis,
Selamatkanlah Adam dari cengkaman api yang tidak akan terpadam,
Jatuhkanlah musuh Islam dengan akal satumu yang genius.
Adam..
Kata-kata manis nistamu bisa menggoda sanubari Hawa,
Senyum nakalmu membuatkan Hawa semakin suka,
Lembutmu dalam berbicara membuatkan Hawa senang mendekatimu,
Sikap prihatinmu menjadikan Hawa tergilakan perhatianmu.
Hawa..
Sikap tak endahmu menjadikan Adam berani terhadapmu,
Berani mengambil peluang untuk menyentuh maruahmu,
Ketidaktegasanmu membuatkan Adam semakin suka akan dirimu,
Hingga kau pun hanyut dengan dunia cinta palsu.
Adam..
Kau bilang akalmu sembilan mengalahkan nafsumu yang satu,
Gunakanlah akalmu itu untuk mendidik nafsumu yang boleh membinasakan Hawa,
Cerdikkanlah akalmu itu dengan berjihad menentang nafsu,
Agar Hawa terpelihara sentiasa dalam jagaan taqwa.
Hawa..
Lenggok tubuhmu bisa membuat Adam terpaku dan mata menjadi sepi,
Lembut suaramu bisa mencairkan hati lelaki Adam,
Longgarkanlah pakaianmu agar tubuhmu tertutup rapi,
Tegaskanlah suaramu supaya syaitan tidak berpeluang merasuk Adam.
Oleh itu Adam..
Bersikap tegaslah dengan Hawa dalam setiap urusanmu,
Kau harus kuat dan sabar dalam membimbing Hawa yang semakin liar,
Kau harus terus berjuang menentang hawa nafsumu,
Agar nafsu Hawa tidak terus-terusan menular.
Adam..
Di mana imanmu saat matamu melihat Hawa berpakaian tidak cukup kain?
Di mana kau letakkan Allah saat hawa nafsu menjadi Tuhanmu?
Hawa meminta agar kau bersikap tegas dan berani dalam perjuangan,
Agar Hawa takut untuk menggoda dan mendekatimu.
Begitu juga Hawa..
Di mana malumu saat kau menayangkan perhiasanmu kepada ajnabi?
Di mana taqwamu saat syaitan menempiaskan bisikannya untuk menggoda Adam?
Adam menyeru agar kau pelihara maruahmu supaya tidak dicemari,
Agar kawalan nafsu sentiasa  berada dalam pegangan iman Adam.
Hawa..
Mahalkanlah senyummu yang bisa menawan hati lelaki,
Jagalah dan peliharalah aurat dan maruah dirimu,
Untuk membentengi nafsu yang sangat dibenci,
Agar kau suci terpelihara saat Adam datang menyuntingmu.
Hawa..
Memang Adam mudah cair dengan keanggunan wajahmu,
Namun, itu bukanlah yang Adam impikan,
Adam mengimpikan Hawa yang kuat pegangan agama sebagai penyuci kalbu,
Adam juga menginginkan Hawa yang sopan berpakaian dan memelihara pandangan.
Untukmu Adam :
Jadilah Adam yang berpendidikan tinggi dalam bab agama agar bisa membimbing Hawa dari menjadi mangsa godaan syaitan. Jadilah Adam yang murah dengan kata-kata nasihat dan teguran yang boleh memperbaiki Hawa. Jadilah Adam yang sentiasa berjuang menentang nafsu dan memelihara dirinya untuk Hawa tercinta, iaitu, isteri. Jadilah juga Adam yang bertanggungjawab menjadi ketua keluarga, imam dalam solat jemaah dan pemimpin agama seperti yang diimpi oleh kebanyakan Hawa.
Untukmu Hawa :
Jadilah Hawa yang tinggi dengan didikan agama, merendah diri dengan akhlak mulia dan baik hati. Jadilah Hawa yang malu dan menjaga aurat serta maruah diri dari sewenang-wenangnya ditonton oleh ajnabi. Jadilah Hawa yang sentiasa haus akan ilmu nasihat dan teguran sebagai persiapan menjadi Hawa yang solehah untuk suami tercinta. Jadilah juga seorang Hawa yang bisa menjadi anak, ibu dan isteri solehah serta hambaNya yang beriman dan bertaqwa seperti yang diidami oleh kaum Adam.





http://romdani45498.blogspot.com/2011/03/adam-dan-hawa.html 

Seorang Muslimah Sejati

Seorang muslimah sejati,
yang lembut fitrah tercipta,
halus kulit, manis tuturnya,
lentur hati,
telus wajahnya,
setelus rasa membisik di jiwa,
di matanya cahaya,
dalamnya ada air,
sehangat cinta,
sejernih suka,
sedalam duka,
ceritera hidupnya...
seorang gadis itu...
hatinya penuh manja,
penuh cinta, sayang semuanya,
cinta untuk diberi,
cinta untuk dirasa...
namun manjanya,
bukan untuk semua,
bukan lemah,
atau kelemahan dunia...
ia bisa kuat,
bisa jadi tabah,
bisa ampuh menyokong,
pahlawan-pahlawan dunia...
begitu unik tercipta,
lembutnya bukan lemah,
tabahnya tak perlu pada,
jasad yang gagah...
seorang gadis itu...
teman yang setia,
buat Adam dialah Hawa,
tetap di sini...
dari indahnya jannah,
hatta ke medan dunia,
hingga kembali mengecap nikmatNya...
seorang gadis itu...
bisa seteguh Khadijah,
yang suci hatinya,
tabah dan tenang sikapnya,
teman Ar-Rasul,
pengubat duka dan laranya...
bijaksana ia,
menyimpan lmu,
si teman bicara,
dialah Ishah,
penyeri taman Rasulullah,
dialah Hafsah,
penyimpan mashaf pertama kalamullah...
seorang gadis itu...
bisa setabah Maryam,
meski dicaci meski dikeji,
itu hanya cerca manusia,
namun sucinya ALLAH memuji...
seperti Fatimah kudusnya,
meniti hidup seadanya,
puteri Rasulullah,
kesayangan ayahanda...
suaminya si panglima agama,
di belakangnya dialah pelita,
cahya penerang segenap rumahnya,
ummi tersayang cucunda Baginda...
bisa dia segagah Nailah,
dengan dua tangan,
tegar melindung khalifah,
meski akhirnya bermandi darah,
meski akhirnya khalifah rebah,
syaheed menyahut panggilan ALLAH...
seorang gadis itu...
perlu ada yang membela,
agar ia terdidik jiwa,
agar ia terpelihara...
dengan kenal Rabbnya,
dengan cinta Rasulnya,
dengan yakin Deennya,
dengan teguh Aqidahnya,
dengan utuh cinta yang terutama,
ALLAH jua RasulNya,
dalam ketaatan penuh setia,
pemelihara maruah dirinya,
agama, keluarga dan ummahnya...
seorang gadis itu...
melenturnya perlu kasih sayang,
membentuknya perlu kebijaksanaan,
kesabaran dan kemaafan,
keyakinan dan penghargaan,
tanpa jemu dan tanpa bosan...




http://romdani45498.blogspot.com/2011/03/seorang-muslimah-sejati.html 

18 ciri-ciri suami yang soleh

1)Suami yang taat dalam melaksanakan perintah serta ...suruhan Allah dan RasulNya dan dapat pula membimbing isterinya
2)Suami yang mampu memberikan nafkah sama ada zahir ataupun batin
3)Suami yang sedia memberikan nasihat, bimbingan , dorongan , didijan dan tunjuk ajar dalam melaksanakan tugas serta tanggungjawab rumah tangga dan juga terhadap Allah S.W.T.
4)Suami yang bijak dalam menyelesaikan permasalahan isteri yang timbul bersama jiran tetangga atau sebagainya.
5)Suami yang dapat memberikan pemerhatian dalaam hal keselamatan, kebajikan dan kesihatannya.
6)Suami yang dapat menyediakan tempat tinggal, pakaian dan makanan yang sempurna mengikut kemampuannya
7)Suami yang penyabar dan tidak mengggunakan kekerasan dalam menyelesaikan sesuatu masalah atau untuk mendapatkan sesuatu.
8)Suami yang tidak cemburu buta tanpa asas terhadap isterinya yang mana boleh merosakkan keutuhan rumah tangga mereka.
9)Suami Sentiasa memberikan kasih sayang, belas kasihan dan pergaulan yang baik terhadap isterinya.
10)Suami yang sentiasa menjaga rahsia isterinya dan tidak didedahkan kepada orang lain.
11Suami yang ikhlas dan jujur serta dapat menepati janji terhadap isteri dan anak-anak.
12)Suami yang menjauhkan diri dari perbuatan maksiat seeprti meminum minuman keras, berjudi, berzina, menipu, mencuri dan sebagainya.
13)Suami yang dapat memberikan penjagaan dan pemerhatian yang baik terhadap isterinya. Penjagaan ini meliputi semua hal termasuk kehormatannya.
14)Suami mestilah bijak memahami persaan dan hati isteri sama ada dengan perbuatan atau perkataan, jangan biarkan dirinya dalam keadaaan bersedih.
15)Suami yang sentiasa mengutamakan kebersihan diri, zahir dan batin.
16)Suami mestilah menahan dirinya dari bergaul secara bebas dengan wanita lain.
17)Suami yang dapat menyelidiki secara cermat dan teliti segala hal yang disampaikan oleh orang lain yang berkaitan dengan isterinya.
18)Suami yang bijak dalam memimpin rumah tangganya dan melaksanakan tugas dengan penuh amanah serta bertanggungjawab.




http://romdani45498.blogspot.com/2011/03/18-ciri-ciri-suami-yang-soleh.html