Mengenai Saya

Foto saya
Pangandaran, West Java, Indonesia
Simple

Rabu, 08 Februari 2012

Harapan Di Tengah Keputusasaan

Ada seorang pemuda yang menderita penyakit merasa nyeri pada bagian kaki. Kakinya sering bengkak. Awalnya ketika dibawa ke dokter namun dokter menyebutnya sebagai bengkak biasa tetapi makin lama bukannya sembuh malah bertambah nyeri dan semakin sering. Akhir mendatangi dokter ahli, setelah pemeriksaan sakit yang dideritanya adalah 'nacreous'.


Mendengar nama penyakit itu membuat dirinya terkaget dan takut, Menurut dokter penyakit ini membahayakan ginjalnya bila dibiarkan terus, kalau sudah merusak ginjal maka keadaan akan semakin parah dan harapan sembuh akan tipis.
Tentu saja hal itu membuatnya terpukul dengan kenyataan itu. Dia teringat akan kedua orang tuanya, keinginan untuk membahagiakan menjadi terpupus selama-lamanya. Hati dalam kegelisahan, diselimuti oleh keputusasaan. Kebahagiaan dan tawa menjadi sirna dalam kabut yang menyelimuti hatinya. Beberapa beristighfar, memohon ampun kepada Allah. Air matanya mengalir dipipi, tak kuas menahan isak tangis. Hanya berharap dan memohon pertolonganNya. 'Ya Allah, ampunilah dosa-dosa hambaMu ini..' ucapnya lirih.
Dia kemudian tanpa menyia-nyiakan waktu untuk bersedekah dan berdoa bersama anak-anak Amalia. Kehadirannya nampak secercah harapan ditengah keputusasaannya. berdoa bersama memohon kepada Allah membawa ketenangan dalam hatinya. Dan alhamdulillah penyakit dikakinya sedikit demi sedikit menghilang dan beberapa hari kemudian dokter memberitahukan bahwa memiliki harapan untuk sembuh. Sampai akhirnya sembuh dan dalam keadaan sehat wal afiat. Allah memberikan kesembuhan baginya. Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam.


http://romdani45498.blogspot.com/2010/11/harapan-di-tengah-keputusasaan.html

Kisah Terbunuhnya Husain Bin Ali Bin Abi Thalib

------------------------------------artikel 1------------------------------------

(dinukil dari "Sejarah: Pertumbuhan dan Perkembangan Syi'ah",Dr. Ihsan Ilahi Zhahier, Al-Ma'arif Bandung, secara ringkas)
 Ketika Mu'awiyah wafat, para warga Kufa *) menulis kepada Husain,
 "Kami telah mengurung diri kami, demi membai'at anda. Kami hidupdan mati dalam mempertahankan bai'at kami. Maka selam ini kamitidak menghadiri shalat Jum'at, maupun shalat jama'ah."( "Murujudz-dzahab", jilid III/54, Al-Mas'usi, sejarawan Syi'ah)
 *)Kufa adalah sebaik-baik negeri, yang pernah menjadi pusat dantanah yang subur bagi kegiatan kaum Syi'ah, sehingga merkamengatakan, "Adapun Kufa dan sleuruh daerahnya, di sanalah tempatSyi'ah Ali bin Abi Thalib...." (Uyunul-akhbar, Arridha, dinukildari kitab "Syi'ah dalam sejarah").Diriwayatkan dari Ja'far bahwasanya ia berkata, "Allah, telahmenawarkan kesetiaan terhadap kita kepada rakyat-rakyat daribeberapa negeri. Tiada satu negeri pun yang rakyatnya menerimabaik tawaran Allah itu, kecuali warga Kufa." (dikutip dari kitab"Bahsairud-darajat", bagian kesepuluh)
 Telah sampai pula kepada Husain surat-surat lain, yang isinyaantara lain, "Kebun-kebun telah menghijau dan buah-buahan telahmasak. Bila anda suka, datanglah dengan membawa pasukan yangkuat." (Dari kitab "A'lamul-wara", oleh Ath-Thabrasi, hal. 223 dankitab Al-Irsyad, hal. 220, karangan Al-Mufid).


Ketika surat-surat dari Kufa itu berturut-turut, serta banyaksekali datang kepadanya, dan dalam pada itu warga Kufa dengankeras sekali meminta kedatangannya, maka ia mengutus Muslim binAqil bin Abi Thalib ke Kufa, dengan membawa suratnya, yang didalamnya ia memberitahu mereka bahwa ia segera berangkat (menujuKufa), sesampai suratnya itu kepada mereka. Ketika Muslim tipa diKufa, warga Kufa berkumpul menemui Muslim, dan menytakan sumpahsetia mereka kepada Husain, serta memberikan kepadanya janji yang sungguh-sungguh untuk membela dan mendukungnya, serta tetap setiakepadanya. (Tarikh Al-Ya'qubi, II/242)
 Al-Mufid menambahkan, "Warga Kufa memba'iatnya dengan menangis.Jumlah mereka lebih dari delapan belas ribu orang." (Al-Irsyad,220)
 Husain bersiap-siap untuk berangkat ke Kufa. Ibnu Abbas, panglimapasukan Ali dan sekaligus penasehat pribadinya, lagi pula seorangyang penuh pengalaman dan mengetahui dengan benar-benar watakkaum Syi'ah pada zamannya, datang kepada Husain dan memberinasehat agar mengurungkan niatnya pergi ke Kufa, karena warganyayang suka berkhianat. Lihat pesan Ibnu Abbas dalam Murujudz-dzahab, III/55. Demikian pula nasehat Ibnu Abbas didukung olehAbu Bakar bin Hisyam yang dikutip oelh Al-mas'udi dalam Murujudz-dzahab, III/56)
 Berita kedatangan Muslim bin Aqil di Kufa sampai kepada Yazid binMu'awiyah. Dan ia menulis kepada Ubaidillah bin Zayyad danmenyampaikan keputusan pengangkatannya sebagai Wali Kufa.
 Tidak akan diceritakan di sini apa yang terjadi secaralengkapnya, tentang terbunuhnya Muslim bin Aqil, Hani bin Urwahdan Abdullah bin Yaqthur.
 Berita kematian tiga orang ini sampai kepada Husain bin Aliketika berjumpa dengan Al-hurr bin Yazid Attamimi ketika sampaidi kota Qadisiah, dalam perjalanannya ke Kufa.
 Kemudian Husain berkhutbah di hadapan pengikut-pengikutnya,
 "Amma ba'du, telah sampai kepada kami berita yang amat dahsyat,yaitu terbunuhnya Muslim bin Aqil, Hani bin Urwah dan Abullah binYaqthur. Syi'ah kami (di Kufa) telah mengkhianati kami. Oleh sebabitu, barangsiapa di atnara kalian ingin meninggalkan kami,silahkan pergi, tanpa keberatan (dari pihak kami) dan tanpakehilangan kehormatan (dari pihak kalian)"
 Maka berpencaranlah pengikut-pengikut Husain, meninggalkannya.Mereka pergi ke jurusan kanan dan kiri; maka yang tingal bersamaHusain hanya orang-orang yang berangkat bersama dia dari Madinah,dan sekelompok kecil orang yang bergabung kepadanya....
 Husain kemudian berangkat menuju Kufa. Di tengah jalan iaberjumpa dengan salah seorang warga Kufa. Ia memberitahu Husainmengenai pengkhianatan, keengganan dan kelicikan orang-orangKufa. Orang itu berkata,


"Di Kufa anda tidak mempunyai pembela danpendukung; bahkan kami khawatir bahwa mereka akan bangkitmemerangi anda."
 Ketika Husain melihat bahwa lasykar Kufa dan pengikut-pengikutinya berpaling darinya dan sikap mereka (terhadapnya)malahan kebaikan dari apa yang mereka tulis (kepadanya) dan dariapa yang dikatakan oleh utusan-utusan mereka, bahakan merkamenyangkal apa yang mereka tulis kepadanya, ia berkta kepadasalah seorang pengikutnya,
 "Keluarkan dua kantong yang berisi surat-surat mereka, yang merekakirimkan kepadaku."
 Orang itu mengeluarkan dua kantong yang penuh berisi surat-surat;lalu Husain membeberkan surat-surat itu. Mereka menyangkal surat- surat tersebut. Kemudian Husain meneruskan perjalanannya, hingga mencapai Karbala. Melihat banyaknya pasukan yang menghadapinya,Husain sadar bahwasanya tiada tempat pelarian baginya. Ia laluberdo'a:
 "Allahumma, ya Allah. Berilah keputusan antara kami dan suatu kaumyang mengundang kami, dengan janji membela kami, lalu mereka itumalahan akan membunuh kami."
 Ia kemudian berjuang terus hingga jatuh terbunuh. Semoga rahmatdan keridhaan Allah dilimpahkan kepadanya. Nyatalah bahwa semuayang datang di medang perang Karbala, dengan tujuan memeranginyadan melaksanakan pembunuhan terhadapnya, adalah laskar Kufa,tiada seorang pun warga Syam yang ikut. (Murujudz-dzahab, III/61)
 Al-Ya'qubi, ahli sejarah, yang fanatik kepada aliran Syi'ahmenerangkan,
 "Sesudah gerombolan warga Kuga itu membunuh Husain, merekamerampok kemahnya, menawan kaum wanita, sanak kerabat Husainyang ikut bersamanya, dan mengangkat mereka ke Kufa. Ketikawanita-wanita itu memasuki Kufa, kaum wanita Kufa keluar, sambilmeratap dan menangis. Ali bin Husain (yang ikut dalam rombongantawanan itu) berkata, "Mereka ini menangisi kami; lalu siapakahyang membunuh kami?" (Tarikh Al-ya'qubi, I/235)
 Inilah yang terjadi pada Husain, demikian pula yang terjadi, baik pada masa Ali, maupun pada masa Ali dan Hasan serta pada masaaimam-imam dan pemimpin-pemimpin syi'ah lainnya.
 Apa komentar Welhausen, seorang orientalis Jerman, yangmenaruh simpati kepada kaum Syi'ah terhadap peristiwaterbunuhnya Husain dan sikap orang Syi'ah terhadap Husain.
 (dinukil dari "Sejarah: Pertumbuhan dan Perkembangan GerakanSyi'ah", Dr. Ihsan Ilahi Zahier, Al-Ma'arif Bandung,hal. 225-224)
 "Sebagian besar warga Kufa tidak mempunyai keinginan membelaPemerintah (kekuasaan Yazid bin Mu'awiyah),


tetapi sekalipundemikian, mereka tidak bergabung ke pihak-pihak musuh-musuhPemerintah; SAMPAI-SAMPAI MEREKA, YANG DAHULUNYA MENGIRIMSURAT KEPADA HUSAIN; YANG DIDALAMNYA MEREKA MENYATAKAN SUMPAHSETIA MEREKA TERHADAPNYA, TIDAK BERGABUNG KEPADA TENTARAHUSAIN MALAH MENINGGALKANNYA DI SAAT-SAAT IA DALAM KEMALANGAN,mereka tidak mengulurkan tangan untuk memberikan pertolongankepadanya. Paling banyak yang mereka lakukan ialah mengamatipertempuran dari jauh dan menyaksikan (dari jauh pula)pergolakan terakhir Husain, kemudian (atas kematiannya) merekamenangisinya. Sedikit sekali dari mereka yang bertekadmengikuti Husain, seta menemaninya dalam musibahnya. Darimereka ini dapt disebutkan antara lain Abu Tsumamah Ash-Sha'idi, pengawas Baitul-mal, dan Ibnu Usjah. Selain darimereka itu, orang-orang yang mengikuti Husain dalampergolakannya terdiri atas mereka yang menjumpainya dalamperjalanannya ke Kufa, kemudian mengikutinya, dan orang-orangyang yang terdorong oleh rasa kemanusiaan, untuk bergabungdengannya, pada-pada saat terkahir, sekalipun mereka ini,sebelumnya, tidak pernah mempunyai hubungan sesuatu pundengannya dan tidak termasuk dalam golongan Syi'ahnya. Padahalahli sejarah mengungkapkan kontradiksi ini, yakni antaraorang-orang wajib membela (yang memikul kewajiban membelaHusain), tetapi tidak melakukan sesuatu, dan orang-orangsukarelawan, yang dengan perbutan mereka (membela Husain)telah membuat malu golongan yang pertama. Para ahli sejarahterkadang memaparkan peristiwa tersebut secara dramatis. Yangmenarik perhatian ialah, bahwa kaum Anshar juga, jadi bukansaja kaum Quraisy, telah meninggalkan Husain, tiada seorangpun dari mereka yang keluar bersama Husain dari Madinah,sedang dalam kalangan syi'ah kufa terdapat sedikit sekali dariorang-orang asal anshar. Adapun pemberontakan yang meletus diMadinah, pada tahun 63 H., bukanlah pemberontakan untukmembala anak-cucu Ali, hal mana terbukti bahwa Ali bin Husainberlepas tangan dari pemberontakan itu.
 Di samping golongan pengecut dan yang tidak setia itu,terdapat pula golongan yang merupakan musuh-musuh Syi'ahdengan terang-terangan; mereka ini adalah pengikut-pengikutdan pegawai-pegawai Pemerintah Bani Umayah. Perbantahan yangdilakukan tidak berkisar sekeliling masalah-masalah agama dankeimanan." (Demikian Welhausen dalam bukunya yang berjudul,"Kaum Khawarij dan Syi'ah, hal. 134)

------------------------------------artikel 2------------------------------------
 Al-Hasan dan Al-Husein adalah putera dari Ali bin Abi Thalibradhiyallahu 'anhum, cucu Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallamdari anak perempuannya Fathimah radhiyallahu 'anha. Mereka termasukkalangan ahlul bait Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam yangmemiliki keutamaan-keutamaan yang besar dan mendapat pujian-pujianRasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, di antaranya beliaubersabda:



Sesungguhnya Al-Hasan dan Al-Husein adalah kesayanganku dari dunia.(HR. Bukhari dengan Fathul Bari, juz VII, hal. 464, hadits 3753 danTirmidzi, Ahmad dari Ibnu Umar)
 Juga bersabda:
 Al-Hasan dan Al-Husein adalah sayyid (penghulu) para pemuda ahluljannah. (HR. Tirmidzi, Hakim, Thabrani, Ahmad dan lain-lain dari AbiSa'id al-Khudri; dishahihkan oleh Syaikh AlAlbani dalam SilsilahHadits Shahih, hal 423, hadits no. 796 dan beliau berkata hadits inidiriwayatkan pula dari 10 shahabat)
Riwayat Hidup Al-Husein dan Peristiwa Pembunuhannya
Beliau dilahirkan pada bulan Sya'ban tahun ke-empat Hijriyah.Diriwayatkan bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam men-tahnik (yakni mengunyahkan kurma kemudian dimasukkan ke mulut bayidengan digosokkan ke langit-langitnya -pent.), mendoakan danmenamakannya Al-Husein. Demikianlah dikatakan oleh Ibnu Katsirdalam Al-Bidayah wan Nihayah, juz VIII, hal. 152.
Berkata Ibnul Arabi dalam kitabnya Al-Awashim minalQawashim: "Disebutkan oleh ahli tarikh bahwa surat-surat berdatangandari ahli kufah kepada Al-Husein (setelah meninggalnya Mu'awiyahradhiyallahu 'anhu). Kemudian Al-Husein mengirim Muslim Ibnu Aqil,anak pamannya kepada mereka untuk membai'at mereka dan melihatbagaimana keikutsertaan mereka. Maka Ibnu Abbas radhiyallahu 'anhumemberitahu beliau (Al-Husein) bahwa mereka dahulu pernahmengkhianati bapak dan saudaranya. Sedangkan Ibnu Zubairmengisyaratkan kepadanya agar dia berangkat, maka berangkatlah Al-Husein. Sebelum sampai beliau di Kufah ternyata Muslim Ibnu Aqiltelah terbunuh dan diserahkan kepadanya oleh orang-orang yangmemanggilnya. "Cukup bagimu ini sebagai peringatan bagi yang maumengambil peringatan" (kelihatannya yang dimaksud adalah ucapan IbnuAbbas kepada Al-Husein -pent.).
Tetapi beliau radhiyallahu 'anhu tetap melanjutkan perjalanannyadengan marah karena dien dalam rangka menegakkan al-haq. Bahkanbeliau tidak mendengarkan nasehat orang yang paling alim padajamannya yaitu ibnu Abbas radhiyallahu 'anhu dan menyalahi pendapatsyaikh para shahabat yaitu Ibnu Umar. Beliau mengharapkan permulaanpada akhir (hidup -pent.), mengharapkan kelurusan dalam kebengkokandan mengharapkan keelokan pemuda dalam rapuh ketuaan.
Tidak ada yang sepertinya di sekitarnya, tidak pula memiliki pembela-pembela yang memelihara haknya atau yang bersedia mengorbankandirinya untuk membelanya. Akhirnya kita ingin mensucikan bumi darikhamr Yazid, tetapi kita tumpahkan darah Al-Husein, maka datangkepada kita musibah yang menghilangkan kebahagiaan jaman. (lihat Al-Awashim minal Qawashim oleh Abu Bakar Ibnul 'Arabi dengan tahqiq danta'liq Syaikh Muhibbuddin Al-Khatib, hal. 229-232)


Yang dimaksud oleh beliau dengan ucapannya 'Kita ingin mensucikanbumi dari khamr Yazid, tetapi kita tumpahkan darah Al-Husein' adalahbahwa niat Al-Husein dengan sebagian kaum muslimin untuk mensucikanbumi dari khamr Yazid yang hal ini masih merupakan tuduhan-tuduhandan tanpa bukti, tetapi hasilnya justru kita menodai bumi dengandarah Al-Husein yang suci. Sebagaimana dikatakan oleh SyaikhMuhibbudin Al-Khatib dalam ta'liq-nya terhadap buku Al-AwashimMinal Qawashim.
Ketika Al-Husein ditahan oleh tentara Yazid, Samardi Al-Jausyanmendorong Abdullah bin Ziyad untuk membunuhnya. Sedangkan Al-Huseinmeminta untuk dihadapkan kepada Yazid atau dibawa ke front untukberjihad melawan orang-orang kafir atau kembali ke Mekah. Namunmereka tetap membunuh Al-Husein dengan dhalim sehingga beliaumeninggal dengan syahid radhiyallahu 'anhu. Inna Lillahi wa InnaIlaihi Raji'un.
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah berkata: "Al-Husein terbunuh di Karbaladi dekat Eufrat dan jasadnya dikubur di tempat terbunuhnya,sedangkan kepalanya dikirim ke hadapan Ubaidillah bin Ziyad di Kufah.Demikianlah yang diriwayatkan oleh Bukhari dalam Shahihnya dan daripara imam yang lain.
Adapun tentang dibawanya kepala beliau kepada Yazid telahdiriwayatkan dalam beberapa jalan yang munqathi' (terputus) dantidak benar sedikitpun tentangnya. Bahkan dalam riwayat-riwayattampak sesuatu yang menunjukkan kedustaan dan pengada-adaan riwayattersebut. Disebutkan padanya bahwa Yazid menusuk gigi taringnyadengan besi dan bahwasanya sebagian para shahabat yang hadir sepertiAnas bin Malik, Abi Barzah dan lain-lain mengingkarinya. Hal iniadalah pengkaburan, karena sesungguhnya yang menusuk dengan besiadalah 'Ubaidilah bin Ziyad. Demikian pula dalam kitab-kitab shahihdan musnad, bahwasanya mereka menempatkan Yazid di tempat 'Ubaidilahbin Ziyad. Adapun 'Ubaidillah, tidak diragukan lagi bahwa dialahyang memerintahkan untuk membunuhnya (Husein) dan memerintahkanuntuk membawa kepalanya ke hadapan dirinya. Dan akhirnya Ibnu Ziyadpun dibunuh karena itu.
Dan lebih jelas lagi bahwasanya para shahabat yang tersebut tadiseperti Anas dan Abi Barzah tidak berada di Syam, melainkan beradadi Iraq ketika itu. Sesungguhnya para pendusta adalah orang-orangjahil (bodoh), tidak mengerti apa-apa yang menunjukkan kedustaanmereka." (Majmu' Fatawa, juz IV, hal. 507-508)
Adapun yang dirajihkan oleh para ulama tentang kepala Al-Husein binAli radhiyallahu 'anhuma adalah sebagaimana yang disebutkan oleh az-Zubair bin Bukar dalam kitabnya Ansab Quraisy dan beliau adalahseorang yang paling 'alim dan paling tsiqah dalam masalah ini(tentang keturunan Quraisy). Dia menyebutkan bahwa kepala Al-Huseindibawa ke Madinah An-Nabawiyah dan dikuburkan di sana. Hal ini yangpaling cocok, karena di sana ada kuburan saudaranya Al-Hasan, pamanayahnya Al-Abbas dan anak Ali dan yang seperti mereka. (Dalamsumber yang sama, juz IV, hal. 509)


Demikianlah Al-Husain bin Ali radhiyallahu 'anhuma terbunuh pada hari Jum'at, pada hari 'Asyura, yaitu pada bulan Muharram tahun 61 Hdalam usia 54 tahun 6 bulan. Semoga Allah merahmati Al-Husein danmengampuni seluruh dosadosanya serta menerimanya sebagai syahid.Dan semoga Allah membalas para pembunuhnya dan mengadzab merekadengan adzab yang pedih. Amin.
Sikap Ahlus Sunnah Terhadap Yazid bin Mu'awiyyah
Untuk membahas masalah ini kita nukilkan saja di sini ucapanSyaikhul Islam Ibnu Taimiyyah secara lengkap dari Fatawa-nya sebagaiberikut:
Belum terjadi sebelumnya manusia membicarakan masalah Yazid binMuawiyyah dan tidak pula membicarakannya termasuk masalah Dien.Hingga terjadilah setelah itu beberapa perkara, sehingga manusiamelaknat terhadap Yazid bin Muawiyyah, bahkan bisa jadi merekamenginginkan dengan itu laknat kepada yang lainnya. Sedangkankebanyakan Ahlus Sunnah tidak suka melaknat orang tertentu. Kemudiansuatu kaum dari golongan yang ikut mendengar yang demikian meyakinibahwa Yazid termasuk orang-orang shalih yang besar dan Imam-imamyang mendapat petunjuk.
Maka golongan yang melampaui batas terhadap Yazid menjadi dua sisiyang berlawanan:
Sisi pertama, mereka yang mengucapkan bahwa dia kafir zindiq danbahwasanya dia telah membunuh salah seorang anak perempuanRasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, membunuh shahabat-shahabatAnshar, dan anak-anak mereka pada kejadian Al-Hurrah (pembebasanMadinah) untuk menebus dendam keluarganya yang dibunuh dalam keadaankafir seperti kakek ibunya 'Utbah bin Rab'iah, pamannya Al-Walid danselain keduanya. Dan mereka menyebutkan pula bahwa dia terkenaldengan peminum khamr dan menampakkan maksiat-maksiatnya.
Pada sisi lain, ada yang meyakini bahwa dia (Yazid) adalah imam yangadil, mendapatkan petunjuk dan memberi petunjuk. Dan dia darikalangan shahabat atau pembesar shahabat serta salah seorang dariwali-wali Allah. Bahkan sebagian dari mereka meyakini bahwa diadari kalangan para nabi. Mereka mengucapkan bahwa barangsiapa tidakberpendapat terhadap Yazid maka Allah akan menghentikan dia dalamneraka Jahannam. Mereka meriwayatkan dari Syaikh Hasan bin 'Adi bahwadia adalah wali yang seperti ini dan seperti itu. Barangsiapa yangberhenti (tidak mau mengatakan demikian), maka dia berhenti dalamneraka karena ucapan mereka yang demikian terhadap Yazid. Setelahzaman Syaikh Hasan bertambahlah perkara-perkara batil dalam bentuksyair atau prosa. Mereka ghuluw kepada Syaikh Hasan dan Yazid denganperkara-perkara yang menyelisihi apa yang ada di atasnya Syaikh 'Adiyang agung -semoga Allah mensucikan ruhnya-. Karena jalan beliausebelumnya adalah baik, belum terdapat bid'ah-bid'ah yang sepertiitu, kemudian mereka mendapatkan bencana dari pihak Rafidlah yangmemusuhi mereka dan kemudian membunuh Syaikh Hasan bin 'Adi sehinggaterjadilah fitnah yang tidak disukai Allah dan Rasul-Nya.

Dua sisi ekstrim terhadap Yazid tersebut menyelishi apa yangdisepakati oleh para ulama dan Ahlul Iman. Karena sesungguhnya Yazidbin Muawiyyah dilahirkan pada masa khalifah Utsman bin 'Affanradliallahu 'anhu dan tidak pernah bertemu Nabi shallallahu 'alaihiwa sallam serta tidak pula termasuk shahabat dengan kesepakatan paraulama. Dia tidak pula terkenal dalam masalah Dien dan keshalihan.Dia termasuk kalangan pemuda-pemuda muslim bukan kafir dan bukan pulazindiq. Dia memegang kekuasaan setelah ayahnya dengan tidak disukaioleh sebagian kaum muslimin dan diridlai oleh sebagian yang lain.Dia memiliki keberanian dan kedermawanan dan tidak pernah menampakkankemaksiatan-kemaksiatan sebagaimana dikisahkan oleh musuh-musuhnya.
Namun pada masa pemerintahannya telah terjadi perkara-perkara besaryaitu:
1. Terbunuhnya Al-Husein radhiyallahu 'anhu sedangkan Yazid tidakmemerintahkan untuk membunuhnya dan tidak pula menampakkankegembiraan dengan pembunuhan Husein serta tidak memukul gigitaringnya dengan besi. Dia juga tidak membawa kepala Husein ke Syam.Dia memerintahkan untuk melarang Husein dengan melepaskannya dariurusan walaupun dengan memeranginya. Tetapi para utusannya melebihidari apa yang diperintahkannya tatkala Samardi Al-Jausyanmendorong 'Ubaidillah bin Ziyad untuk membunuhnya.Ibnu Ziyad punmenyakitinya dan ketika Al-Husein radhiyallahu 'anhu meminta agardia dibawa menghadap Yazid, atau diajak ke front untuk berjihad(memerangi orang-orang kafir bersama tentara Yazid -pent), ataukembali ke Mekkah, mereka menolaknya dan tetap menawannya. Atasperintah Umar bin Sa'd, maka mereka membunuh beliau dan sekelompokAhlul Bait radhiyallahu 'anhum dengan dhalim. Terbunuhnya beliauradhiyallahu 'anhu termasuk musibah besar, karena sesungguhnyaterbunuhnya Al-Husein -dan 'Utsman bin 'Affan sebelumnya- adalahpenyebab fitnah terbesar pada umat ini. Demikian juga pembunuhkeduanya adalah makhluk yang paling jelek di sisi Allah. Ketikakeluarga beliau radhiyallahu 'anhu mendatangi Yazid bin Mua'wiyah,Yazid memuliakan mereka dan mengantarkan mereka ke Madinah.
Diriwayatkan bahwa Yazid melaknat Ibnu Ziyad atas pembunuhan Huseindan berkata: "Aku sebenarnya meridlai ketaatan penduduk Irak tanpapembunuhan Husein." Tetapi dia tidak menampakkan pengingkaranterhadap pembunuhnya, tidak membela serta tidak pula membalasnya,padahal itu adalah wajib bagi dia. Maka akhirnya Ahlul Haqmencelanya karena meninggalkan kewajibannya, ditambah lagi denganperkara-perkara yang lain. Sedangkan musuh-musuh mereka menambahkankedustaan-kedustaan atasnya.
2. Ahlil Madinah membatalkan bai'atnya kepada Yazid dan merekamengeluarkan utusan-utusan dan penduduknya. Yazid pun mengirimkantentara kepada mereka, memerintahkan mereka untuk taat dan jikamereka tidak mentaatinya setelah tiga hari mereka akan memasukiMadinah dengan pedang dan menghalalkan darah mereka. Setelah tigahari, tentara Yazid memasuki Madinah an-Nabawiyah, membunuh mereka,merampas harta mereka, bahkan menodai kehormatan-kehormatan wanitayang suci, kemudian mengirimkan tentaranya ke Mekkah yang muliadan mengepungnya.


Yazid meninggal dunia pada saat pasukannya dalamkeadaan mengepung Mekkah dan hal ini merupakan permusuhan dankedzaliman yang dikerjakan atas perintahnya.
Oleh karena itu, keyakinan Ahlus Sunnah dan para imam-imam umat iniadalah mereka tidak melaknat dan tidak mencintainya. Shalih binAhmad bin Hanbal berkata: Aku katakan kepada ayahku: "Sesungguhnyasuatu kaum mengatakan bahwa mereka cinta kepada Yazid." Maka beliaurahimahullah menjawab: "Wahai anakku, apakah akan mencintai Yazidseorang yang beriman kepada Allah dan hari akhir?" Aku bertanya:"Wahai ayahku, mengapa engkau tidak melaknatnya?" Beliaumenjawab: "Wahai anakku, kapan engkau melihat ayahmu melaknatseseorang?" Diriwayatkan pula bahwa ditanyakan kepadanya: "Apakahengkau menulis hadits dari Yazid bin Mu'awiyyah?" Diaberkata: "Tidak, dan tidak ada kemulyaan, bukankah dia yang telahmelakukan terhadap ahlul Madinah apa yang dia lakukan?"
Yazid menurut ulama dan Imam-imam kaum muslimin adalah raja dariraja-raja (Islam -pent). Mereka tidak mencintainya seperti mencintaiorang-orang shalih dan wali-wali Allah dan tidak pula melaknatnya.Karena sesungguhnya mereka tidak suka melaknat seorang muslimsecara khusus (ta yin), berdasarkan apa yang diriwayatkan olehBukhari dalam Shahih-nya dari Umar bin Khaththab radhiyallahu 'anhu:Bahwa seseorang yang dipanggil dengan Hammar sering minum khamr.Acap kali dia didatangkan kepada Rasulullah shallallahu 'alaihiwa sallam dan dicambuknya. Maka berkatalah seseorang: "Semoga Allahmelaknatnya. Betapa sering dia didatangkan kepada Nabishallallahu 'alaihi wa sallam." Maka Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Jangan engkau melaknatnya, sesungguhnya diamencintai Allah dan Rasul-Nya. " (HR. Bukhari)
Walaupun demikian di kalangan Ahlus Sunnah juga ada yang membolehkanlaknat terhadapnya karena mereka meyakini bahwa Yazid telahmelakukan kedhaliman yang menyebabkan laknat bagi pelakunya.
Kelompok yang lain berpendapat untuk mencintainya karena dia seorangmuslim yang memegang pemerintahan di zaman para shahabat dandibai'at oleh mereka. Serta mereka berkata: "Tidak benar apa yangdinukil tentangnya padahal dia memiliki kebaikan-kebaikan,atau dia melakukannya dengan ijtihad."
Pendapat yang benar adalah apa yang dikatakan oleh para imam (AhlusSunnah), bahwa mereka tidak mengkhususkan kecintaan kepadanya dantidak pula melaknatnya. Di samping itu kalaupun dia sebagai orangyang fasiq atau dhalim, Allah masih mungkin mengampuni orang fasiqdan dhalim. Lebih-lebih lagi kalau dia memiliki kebaikan-kebaikanyang besar.
Diriwayatkan oleh Bukhari dalam Shahihnya dari Ummu Harran bintiMalhan radhiyallahu 'anha bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wa sallambersabda:



...��������� ������ ���� �������� �������������������� ������������������ ������. (���� �������)
Tentara pertama yang memerangi Konstantiniyyah akan diampuni. (HR.Bukhari)
Padahal tentara pertama yang memeranginya adalah di bawah pimpinanYazid bin Mu'awiyyah dan pada waktu itu Abu Ayyub al-Anshariradhiyallahu 'anhu bersamanya.
Catatan:Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah melanjutkan setelah itu denganucapannya: "Kadang-kadang sering tertukar antara Yazid bin Mu'awiyah dengan pamannya Yazid bin Abu Sufyan. Padahal sesungguhnyaYazid bin Abu Sufyan adalah dari kalangan Shahabat, bahkan orang-orang pilihan di antara mereka dan dialah keluarga Harb (ayah AbuSufyan bin Harb -pent) yang terbaik. Dan beliau adalah salah seorangpemimpin Syam yang diutus oleh Abu Bakar ash-Shiddiqradhiyallahu 'anhu ketika pembebasan negeri Syam. Abu Bakar ash-Shiddiq pernah berjalan bersamanya ketika mengantarkannya, sedangkandia berada di atas kendaraan. Maka berkatalah Yazid bin AbuSufyan: "Wahai khalifah Rasulullah, naiklah! (ke atas kendaraan)atau aku yang akan turun." Maka berkatalah Abu Bakar: "Aku tidakakan naik dan engkau jangan turun, sesungguhnya aku mengharapkanhisab dengan langkah-langkahku ini di jalan Allah. Ketika beliauwafat setelah pembukaan negeri Syam di zaman pemerintahan Umarradhiyallahu 'anhu, beliau mengangkat saudaranya yaitu Mu'awiyahuntuk menggantikan kedudukannya.
Kemudian Mu'awiyah mempunyai anak yang bernama Yazid di zamanpemerintahan 'Utsman ibnu 'Affan dan dia tetap di Syam sampaiterjadi peristiwa yang terjadi. Yang wajib adalah untuk meringkasyang demikian dan berpaling dari membi-carakan Yazid bin Mu'awiyahserta bencana yang menimpa kaum muslimin karenanya dan sesungguhnyayang demikian merupakan bid'ah yang menyelisihi ahlus sunnah waljama'ah. Karena dengan sebab itu sebagian orang bodoh meyakini bahwaYazid bin Mu`awiyah termasuk kalangan shahabat dan bahwasanya diatermasuk kalangan tokoh-tokoh orang shalih yang besar atau imam-imamyang adil. Hal ini adalah kesalahan yang nyata." (Diambil dari Majmu'Fatawa, Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah, jilid 3, hal. 409-414)
Bid'ah-bid'ah yang Berhubungan dengan Terbunuhnya Al-Husein

Kemudian muncullah bid'ah-bid'ah yang banyak yang diadakan olehkebanyakan orang-orang terakhir berkenaan dengan perisiwaterbunuhnya Al-Husein, tempatnya, waktunya dan lain-lain. Mulailahmereka mengada-adakan An-Niyaahah (ratapan) pada hari terbunuhnya Al-Husein yaitu pada hari 'Asyura (10 Muharram), penyiksaan diri,mendhalimi binatang-binatang ternak, mencaci maki para wali Allah(para shahabat)


dan mengada-adakan kedustaan-kedustaan yangdiatasnamakan ahlul bait serta kemungkaran-kemungkaran yang jelasdilarang dalam kitab Allah dan sunnah Rasul-Nya shallallahu 'alaihiwa sallam serta berdasarkan kesepakatan kaum muslimin.
Al-Husein radhiyallahu 'anhu telah dimuliakan oleh Allah subhanahuwa ta'ala dengan mati syahid pada hari 'Asyura dan Allah telahmenghinakan pembunuhnya serta orang yang mendukungnya atau ridladengan pembunuhannya. Dan dia mempunyai teladan pada orangsebelumnya dari para syuhada, karena sesungguhnya dia dan saudaranyaadalah penghulu para pemuda ahlul jannah. Keduanya telah dibesarkanpada masa kejayaan Islam dan tidak mendapatkan hijrah, jihad, dankesabaran atas gangguan-gangguan di jalan Allah sebagaimana apa yangtelah didapati oleh ahlul bait sebelumnya. Maka Allah mulyakankeduanya dengan syahid untuk menyempurnakan kemulyaan dan mengangkatderajat keduanya.
Pembunuhan beliau merupakan musibah besar dan Allah subhanahu wata'ala telah mensyari'atkan untuk mengucapkan istirja' (Inna lillahiwa inna ilaihi raji'un) ketika musibah dalam ucapannya:
.... Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orangyang sabar,(yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, merekamengucapkan: "Innaa lillahi wa innaa ilaihi raaji'uun". Merekaitulah yang mendapatkan keberkatan yang sempurna dan rahmat dariRabbnya, dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk. (Al-Baqarah: 155-157)
Sedangkan mereka yang mengerjakan apa-apa yang dilarang oleh Nabishallallahu 'alaihi wa sallam dalam rangka meratapinya sepertimemukul pipi, merobek baju, dan menyeru dengan seruan-seruanjahiliyah, maka balasannya sangat keras sebagaimana diriwayatkandalam Bukhari dan Muslim dari Ibnu Mas'ud radhiyallahu'anhu, berkata: Bersabda Rasulullah shallallahu `alaihi wa sallam:
Bukan dari golongan kami, siapa yang memukul-mukul pipi, merobek-robek baju, dan menyeru dengan seruan-seruan jahiliyah. (HR. Bukharidan Muslim)
Dalam hadits lain, juga dalam Bukhari dan Muslim dari Abu Musa Al-Asy'ari radhiyallahu 'anhu, bahwa dia berkata: "Aku berlepas diridari orang-orang yang Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallamberlepas diri darinya, yaitu bahwasanya Rasulullah shallallahu'alaihi wa sallam berlepas diri dari al-haliqah, ash-shaliqah danasy-syaaqqah. (HR. Bukhari dan Muslim)
Dan dalam Shahih Muslim dari Abi Malik Al-Asy'ari bahwa Rasulullahshallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
Empat perkara yang terdapat pada umatku dari perkara perkarajahiliyah yang mereka tidak meninggalkannya: bangga dengankedudukan, mencela nasab (keturunan), mengharapkan hujan denganbintang-bintang dan meratapi mayit. (HR. Muslim)


Dan juga beliau shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
Sesungguhnya perempuan tukang ratap jika tidak bertaubat sebelummatinya dia akan dibangkitkan di hari kiamat sedangkan atasnyapakaian dari timah dan pakaian dada dari nyala api neraka. (HR.Ahmad, Thabrani dan Hakim)
Hadits-hadits tentang masalah ini bermacam-macam. Demikianlahkeadaan orang yang meratapi mayit dengan memukul-mukul badannya,merobek-robek bajunya dan lain-lain. Maka bagaimana jika ditambahlagi bersama dengan itu kezaliman terhadap orang-orang mukmin (parashahabat), melaknat mereka, mencela mereka, serta sebaliknyamembantu ahlu syiqaq orang-orang munafiq dan ahlul bid'ah dalamkerusakan dien yang mereka tuju serta kemungkaran lain yang Allahlebih mengetahuinya.
-----------Maraji':
-Minhajus-Sunnah, Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah.-Majmu' Fatawa, Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah.-Al-'Awashim Minal Qawashim, oleh Qadhi Abu Bakar-Ibnul Arabi dengan tahqiq dan ta'liq Syaikh Muhibbudin Al-Khatib.-Al-Bidayah wan Nihayah, Ibnu Katsir.-Fathul Bari Syarh Shahih Bukhari oleh Ibnu Hajar Al-Asqalani.-Shahih Muslim dengan Syarh Nawawi.-Silsilah Al-Ahadits Ash-Shahihah oleh Syaikh Muhammad Nashiruddin Al-Albani.

Ukhuwah fillah


http://romdani45498.blogspot.com/2010/11/kisah-terbunuhnya-husain-bin-ali-bin.html

Buah Keikhlasan

Fajar menjelang subuh, seorang ibu terlihat mengikhlaskan uang yang dimilikinya sebesar Rp 5000,- untuk disedekahkan kepada seorang tukang becak di pinggir jalan. Ibu itu bukan tergolong orang yang mampu. Baginya uang senilai Rp 5000,- tidaklah kecil, karena kehidupannya yang sangat miskin, uang Rp 5000,- tentu sangatlah berarti baginya. Penuh harapannya bahwa Allah akan memberikan rezeki untuknya pada hari itu sekedar untuk menyambung hidup diri dan anak-anaknya.
Ternyata harapannya tidaklah sia-sia, Allah sungguh Tuhan Yang Maha Mendengar. Tanpa diduga, siang harinya, Allah membalas kebaikan ibu tersebut dengan memberikannya rezeki sebesar Rp. 150.000,-  melalui tangan seorang wanita yang menghampirinya, sebutlah namanya Bu Rahma, seorang wanita pengusaha.
Seperti halnya ibu yang bersedekah sebesar Rp. 5000,- tadi, Bu Rahma pun berniat untuk memohon pertolongan pada Allah atas masalah keuangan yang dihadapinya melalui sedekah yang dilakukannya tadi. Di sini keajaiban terjadi, lagi-lagi Allah sungguh Maha Mendengar dan Maha Melihat.
Tepat di hari yang sama, seorang rekan bisnis Bu Rahma menghubungi dirinya dan mengatakan bahwa hutang-hutang Bu Rahma sebesar Rp.150 juta dihapuskan atau dianggap lunas karena rekan bisnisnya itu baru saja mendapatkan proyek dengan nilai yang sangat besar, dan sebagai ungkapan kegembiraannya ia menghapuskan piutang yang dimilikinya sebesar Rp 150 juta kepada Bu Rahma.
Betapa bahagianya Bu Rahma, karena Allah telah mendengar doa-doanya. Dan betapa gembiranya Ibu pemberi sedekah ke tukang becak tadi, karena Allah telah menyambung rezeki untuk hidup diri dan anak-anaknya pada hari itu.


Sungguh Allah Tuhan Yang Maha Kaya, Sang Pemberi Rezeki seluruh makhluk, Sang Penebar Kekayaan Seluruh Alam, Sang Penyelesai Masalah Seluruh Hamba, dan yang selalu menepati janji kepada hamba-hambaNya yang bertakwa dan memohon kepadaNya.
Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipatgandakan (ganjaran) bagi siapa saja yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas KaruniaNya lagi Maha Mengetahui.” (QS. Al-Baqoroh 261).


http://romdani45498.blogspot.com/2010/11/buah-keikhlasan.html 

Surat Kepada Tuhan...

Tuhan...
Malam ini kembali aku mengetuk pintu Mu
Lewat derasanya doa dan pujian yang terlantun
Dalam isak tangis yang mengiba
Ku bersimpuh di haribaan Mu
Pada setiap waktu ku yang tersisa
Berusaha untuk tetap tegak dan tegar
Menghadang setiap badai dalam hidup
Menepis gemuruh ragu dalam kalbu
Illahi Rabb....
Engkau lah kekuatan dalam setiap jengkal nadi ku
Mencengkram erat di setiap hembusan nafas ku
Membuncah rasa rindu ku pada Mu
Menggema di dalam relung kalbu
Aku takut yaa Rabb...
Tak bisa penuhi setiap janji yang terucap
Tak bisa menahan kenikmatan dunia yang mempesona
Bahkan tak bisa kendalikan nafsu angkara yang membelenggu
Yah nafsu ini begitu kuat menggoda


Berusaha luruhkan rasa Cinta ku pada Mu
Mengesampingkan nikmat yang telah Engkau beri
Menafikkan Engkau seakan Kau tiada
Bantu aku ya Rabbi...
Tepiskan segala resah yang menyelimuti hati
Hilangkan semua gelisah yang memeluk raga
Buang setiap keraguan yang mendekap kalbu
Ulurkan tangan Mu di sepanjang jalan ku
Berikan Cahaya Mu menerangi langkah ku
Jangan biarkan aku terjerebab lagi dalam lumpur dosa
Pegang aku ya Allah...
Pegang erat jiwa ku yang selalu ingin mengembara
Berkelana mencari cinta hakiki Mu
Mengeja ayat demi ayat di dalam Kitab Suci Mu
Agar kau tak berpaling dari ku
Tuhan...
Tutup semua pintu dosa ku
Jangan biarkan lautan dosa menenggelamkan ku
Dalam buih-buih kenistaan yang menggunung
Ijinkan aku menapaki kaki-kaki langit
Mencari dan menemukan cinta sejatiku


Karena ku tahu ya Rabbi...
Hanya cinta Mu yang paling hakiki

>>>*<<<


http://romdani45498.blogspot.com/2010/11/surat-kepada-tuhan.html 

Kesetiaan dan Kesabaran Seorang Suami

Kembali cerita berikut sedikit saya ambilkan dari kisah seorang sahabat di Surabaya, tempat saya berdomisili saat ini. Sebuah contoh kesabaran dan kesetiaan seorang suami pada istrinya yang patut dijadikan teladan bagi kita semua.
Rumah kontrakan kecil di wilayah kecamatan Wonokromo Surabaya, yang berisi kamar tidur dan sebuah dapur mini menjadi saksi bisu keindahan hidup suami istri ini, Rofi dan Tini. Kesederhanaan telah menjadi gambaran keseharian mereka. Rofi lelaki asal Surabaya,


berprofesi sebagai tenaga kontrak sebuah perusahaan kontraktor bangunan di kota asalnya, dan Tini, istrinya, adalah seorang wanita lugu asal kota Reog, Ponorogo, yang berprofesi sebagai penjual bakso di depan rumah kontrakan mereka.
 Rofi adalah tipe lelaki kurus, pendiam dan bersahaja yang hampir setiap hari selalu menyempatkan diri untuk sholat berjamaah di mushola dekat rumahnya. Sedangkan Tini,  wanita yang bertubuh agak gemuk, suka bercanda namun tetap bersahaja seperti halnya suaminya. Dalam kesehariannya, jarang sekali perselisihan ditemukan dalam rumah tangga mereka, sehingga para tetangga menganggap mereka sebagai pasangan yang harmonis.
 Hampir sepuluh tahun sudah perjalanan rumah tangga Rofi dan Tini, tapi sayang belum seorang anak pun yang Allah amanahkan kepada mereka. Resah yang Tini rasakan, apalagi jika melihat suaminya sering menggendong anak kecil, entah anak saudaranya ataupun anak tetangganya. Sedih pula hati kecilnya ketika ia merasa belum bisa memberikan keturunan untuk suaminya dari rahimnya sendiri.
 Tapi Tini bukanlah wanita yang lemah dan cengeng, walaupun kondisi fisiknya memburuk karena sakit dan berwajah tak secantik wanita pada umumnya, tapi ia adalah sosok wanita yang tegar dan ikhlas. Tegar tatkala ujian seperti ini datang melanda dirinya dan ikhlas tatkala mengizinkan suaminya untuk menikah lagi dengan wanita lain agar bisa mendapatkan keturunan dari darah dagingnya sendiri. Tapi dibalik tegar dan ikhlas yang coba ia tanamkan dalam benaknya, ada jerit tangis yang menyayat dalam jiwanya, jerit tangis seorang wanita. Selayaknya wanita lainnya, ia pun sebenarnya tak ingin dimadu dalam hidupnya. Tapi apa boleh buat, kenyataan membuatnya harus menerima keadaan ini.
 Lain halnya dengan Rofi, Rofi tidaklah lelaki seperti kebanyakan. Sebagaimana istrinya, ia pun bukan lelaki lemah yang mudah tergoda bujuk rayu wanita lain meski telah mendapat izin dari istrinya untuk menikah. Ia adalah tipe laki-laki yang sabar dan setia. Namun sebagai laki-laki normal tentu besar pula  keinginannya untuk memiliki anak dari darah dagingnya sendiri sebagai penghibur dirinya tatkala lelah menghampiri, tapi ia tepiskan keinginannya itu jauh-jauh demi menjaga perasaan istrinya.
 Lama sudah rasa resah itu melanda hati Tini. Bertambahlah resah itu saat Rofi, lelaki yang dicintainya, mendapat tugas kerja untuk jangka waktu yang lama di kota Sorong, Papua. Sebuah kota yang jauh dari tempat tinggalnya sekarang, Surabaya. Apalagi untuk orang kecil sepertinya, sebuah tiket pesawat ke Papua tentu menjadi barang yang mahal untuk ia dapatkan.
 Setahun berlalu sejak keberangkatan suaminya ke Sorong, tak jarang hati Tini merasakan kerinduan yang teramat sangat. Apalagi sejak pertama berangkat hingga kini, belum sekalipun suaminya pulang untuk menjenguknya. Hanya melalui telepon, suara Rofi yang gagah layaknya seorang laki-laki perkasa dari seberang sanalah yang sanggup meredam kerinduannya walau hanya sesaat. Itupun tidak setiap hari,


 hanya pada saat-saat tertentu saja suaminya menelpon dirinya.
 Bila kemudian kerinduan itu datang lagi menerpa, kembali rasa resah dan gundah menghantui dirinya. Resah jika suaminya menikah lagi tanpa sepengetahuan dirinya. Dan gundah jika suaminya enggan kembali ke Jawa lantaran telah memiliki keluarga baru di sana dengan seorang istri yang cantik dan anak yang lucu. Tapi ia tetap berusaha tegar dan ikhlas dengan apapun yang terjadi. Hanya doa-doa manis penenang jiwalah yang bisa ia panjatkan sekedar untuk menenangkan hatinya yang gelisah itu.
 Belakangan, sudah beberapa lama ini Rofi, suaminya, tak kunjung menelpon dirinya. Tapi ia tetap bersikap tenang. Diingatnya sejumlah dialog yang pernah terjadi diantara mereka sebelum Rofi berangkat ke Sorong, Papua. Dialog seorang istri yang sedih lantaran ditinggal ke luar kota oleh suaminya dalam waktu yang lama, dan dialog seorang istri yang dengan berat hati mengizinkan suaminya untuk menikah kembali dengan wanita lain. Tapi ada satu dialog yang selalu kan diingat dan dikenang olehnya, suatu jawaban bijak dari Rofi atas pertanyaan yang ditujukan kepadanya yang cukup membuat hati Tini menjadi tenang,
 “Sayang, kamu adalah segalanya bagiku. Allah anugerahkan kamu untukku sebagai pelangi yang senantiasa mewarnai hidupku. Senyummu adalah semangat jiwaku dan tangismu adalah duka batinku.
 Jikalau Allah berkehendak mengamanahkan seorang anak untuk kita, tentulah teramat mudah bagiNya. Tapi jika Allah belum menghendaki seorang anakpun untuk kita, mungkin ada rahasia Allah dibalik itu yang takkan mudah kita pahami karena keterbatasan ilmu kita, manusia. Bila waktunya tiba, anak akan hadir walaupun kita tidak menginginkannya hadir, dan sebaliknya, anak tak akan hadir walau sesusah apapun kita menginginkannya untuk hadir. Karena itu adalah hak prerogatif Allah sepenuhnya yang telah dicatat olehNya dalam Lauhul Mahfudz.
Allah tahu apa yang terbaik untuk kita sekarang. Anak adalah amanah, anak adalah titipan, dan anak adalah tanggung jawab. Mungkin Allah menganggap kita belum mampu dan belum siap untuk memikul amanah itu sehingga Allah menundanya untuk kita. Seandainya Allah kirimkan seorang anak saat ini, mungkin kamu akan terlalu sibuk mengurus anak kita sampai tak sempat lagi mengurus aku, suamimu, sehingga akupun menjadi terabaikan dan cemburu pada anak kita. Atau mungkin aku masih belum pantas menjadi seorang ayah karena Allah menganggap aku belum sanggup merawat anak kita lantaran berbagai keterbatasan yang kumiliki.
Sayang, mungkin Allah hendak menjadikan kita selayaknya Nabi Zakariyya yang dengan kesabarannya lalu dianugerahkan padanya seorang anak yang soleh padahal usianya sudah sangat renta. Atau mungkin Allah tak hendak menjadikan kita selayaknya Nabi Nuh yang diberikannya seorang anak namun kafir lagi mendurhakai Allah, Tuhannya, padahal ayahnya seorang nabi untuk umat di zamannya. Allah lebih tahu apa yang terbaik untuk kita.


Sayang, aku tahu kamu punya banyak kekurangan. Tapi tak selayaknya aku biarkan kekuranganmu itu menjadi aib bagimu. Aku adalah pakaian terindah untukmu dan kamu adalah pakaian terindah untukku, pakaian untuk menutup segala kekurangan yang ada dalam diriku dan dirimu. Betapapun banyaknya pakaian mahal dan indah yang bisa kubeli dan kupakai, tapi hanya ada satu pakaian terbaik yang melekat dalam tubuhku, dan pakaian itu adalah kamu. Pakaian yang lain mungkin akan pudar dimakan zaman, pakaian lain mungkin akan luntur ditelan waktu, tapi kamu, adalah pakaian yang tak akan pernah pudar dan luntur selamanya, karena kamu adalah pakaian terbaik hidupku yang Allah persembahkan untuk aku. Lalu masih pantaskah aku untuk mencari pakaian-pakaian yang lain? Yang belum tentu bisa kudapatkan pakaian sebaik dan seindah kamu?
 Seandainya aku jadi kamu dan aku menyuruhmu menikah lagi hanya karena aku tak dapat memberikanmu seorang anak, betapa naifnya aku telah menyia-nyiakanmu. Tak terbayangkan olehku betapa sakitnya hati yang kurasakan melihat kamu bercumbu mesra dengan orang lain yang menjadi maduku. Tak terbayangkan pula olehku melihat kamu tersenyum bahagia padahal hatiku hancur luluh lantah bagai ditelan bumi. Demikian juga halnya denganku. Tak ingin rasanya aku melihatmu menangis karena tak kuasa menahan sakitnya hati diduakan. Dan tak ingin pula aku tersenyum di atas derita batin yang kamu rasakan. Kamu adalah milikku satu-satunya di dunia ini dan begitu pula aku adalah milikmu satu-satunya dalam hidupmu yang tak akan pernah tergantikan oleh siapapun. Kamu tercipta untukku dan aku tercipta untukmu.
Sekarang kamu tenang ya sayang, jangan bersedih lagi. Insya Allah aku akan menjaga cinta ini untukmu selalu.”
 Tit..tit..tit..tit.....
Getar suara pesan singkat dari handphone milik Tini mengejutkan keheningan malamnya. Sambil membuka pesan singkat yang baru diterimanya, diambilnya sebuah bingkai foto Rofi, suaminya, lalu didekapnya erat-erat dalam hangat peluknya.


http://romdani45498.blogspot.com/2010/11/kesetiaan-dan-kesabaran-seorang-suami.html

~ Ternyata Hari Jum’at itu Istimewa~

Saudariku, kabar gembira untuk kita semua bahwa ternyata kita mempunyai hari yang istimewa dalam deretan 7 hari yang kita kenal. Hari itu adalah hari jum’at. Saudariku, hari jum’at memang istimewa namun tidak selayaknya kita berlebihan dalam menanggapinya. Dalam artian, kita mengkhususkan dengan ibadah tertentu misalnya puasa tertentu khusus hari Jum’at, tidak boleh pula mengkhususkan bacaan dzikir, do’a dan membaca surat-surat tertentu pada malam dan hari jum’at kecuali yang disyari’atkan. Semoga dengan kita memahami keutamaannya, kita bisa lebih bersemangat untuk memaksimalkan dalam melaksanakan amalan-amalan yang disyari’atkan pada hari itu, dan agar bisa meraih keutamaan-keutamaan tersebut.
Keutamaan Hari Jum’at
1. Hari paling utama di dunia
Ada beberapa peristiwa yang terjadi pada hari jum’at ini, antara lain:
  • Allah menciptakan Nabi Adam ‘alaihissallam dan mewafatkannya.
  • Hari Nabi Adam ‘alaihissallam dimasukkan ke dalam surga.
  • Hari Nabi Adam ‘alaihissallam diturunkan dari surga menuju bumi.
  • Hari akan terjadinya kiamat.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata:
“Hari paling baik dimana matahari terbit pada hari itu adalah hari jumat, pada hari itu Adam diciptakan, dan pada hari itu pula Adam dimasukkan ke dalam surga, serta diturunkan dari surga, pada hari itu juga kiamat akan terjadi,
 pada hari tersebut terdapat suatu waktu dimana tidaklah seorang mukmin shalat menghadap Allah mengharapkan kebaikan kecuali Allah akan mengabulkan permintannya.” (HR. Muslim)
 2. Hari bagi kaum muslimin
Hari jum’at adalah hari berkumpulnya umt Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam masjid-masjid mereka yang besar untuk mengikuti shalat dan sebelumnya mendengarkan dua khutbah jum’at yang berisi wasiat taqwa dan nasehat-nasehat, serta do’a.
Dari Kuzhaifah dan Rabi’i bin Harrasy radhiyallahu ‘anhuma bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata, “Allah menyesatkan orang-orang sebelum kami pada hari jum’at, Yahudi pada hari sabtu, dan Nasrani pada hari ahad, kemudian Allah mendatangkan kami dan memberi petunjuk pada hari jum’at, mereka umat sebelum kami akan menjadi pengikut pada hari kiamat, kami adalah yang terakhir dari penghuni dunia ini dan yang pertama pada hari kiamat yang akan dihakimi sebelum umat yang lain.” (HR. Muslim dan Ibnu Majah)
3. Hari yang paling mulia dan merupakan penghulu dari hari-hari
Dari Abu Lubabah bin Ibnu Mundzir radhiyallahu ‘anhu berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata, “Hari jum’at adalah penghulu hari-hari dan hari yang paling mulia di sisi Allah, hari jum’at ini lebih mulia dari hari raya Idhul Fitri dan Idul Adha di sisi Allah, pada hari jum’at terdapat lima peristiwa, diciptakannya Adam dan diturunkannya ke bumi, pada hari jum’at juga Adam dimatikan, di hari jum’at terdapat waktu yang mana jika seseorang meminta kepada Allah maka akan dikabulkan selama tidak memohon yang haram, dan di hari jum’at pula akan terjadi kiamat, tidaklah seseorang malaikat yang dekat di sisi Allah, di bumi dan di langit kecuali dia dikasihi pada hari jum’at.” (HR. Ahmad)
 4. Waktu yang mustajab untuk berdo’a
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menyebut hari jum’at lalu beliau Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Di hari jum’at itu terdapat satu waktu yang jika seseorang muslim melakukan shalat di dalamnya dan memohon sesuatu kepada Allah Ta’ala, niscaya permintaannya akan dikabulkan.” Lalu beliau memberi isyarat dengan tangannya yang menunjukkan sedikitnya waktu itu. (HR. Bukhari Muslim)
 Namun mengenai penentuan waktu, para ulama berselisih pendapat. Diantara pendapat-pendapat tersebut ada 2 pendapat yang paling kuat:
a. Waktu itu dimulai dari duduknya imam sampai pelaksanaan shalat jum’at
Dari Abu Burdah bin Abi Musa Al-Asy’ari radhiyallahu ‘anhu bahwa ‘Abdullah bin ‘Umar radhiyallahu ‘anhuma berkata padanya, “Apakah engkau telah mendengar ayahmu meriwayatkan hadits dari Rasulullah sehubungan dengan waktu ijaabah pada hari jum’at?” Lalu Abu Burdah mengatakan, “Aku mendengar Rasulullah bersabda, ‘Yaitu waktu antara duduknya imam sampai shalat dilaksanakan.’” (HR. Muslim)
Imam Nawawi rahimahullah menguatkan pendapat di atas. Sedangkan Imam As-Suyuthi rahimahullah menentukan waktu yang dimaksud adalah ketika shalat didirikan.
 b. Batas akhir dari waktu tersebut hingga setelah ‘ashar
Dari Jabir bin ‘Abdillah radhiyallahu ‘anhu, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Hari jum’at itu dua belas jam. Tidak ada seorang muslimpun yang memohon sesuatu kepada Allah dalam waktu tersebut melainkan akan dikabulkan oleh Allah. Maka peganglah erat-erat (ingatlah bahwa) akhir dari waktu tersebut jatuh setelah ‘ashar.” (HR. Abu Dawud)
Dan yang menguatkan pendapat kedua ini adalah Imam Ibnul Qayyim rahimahullah, beliau mengatakn bahwa, “Ini adalah pendapat yang dipegang oleh kebanyakan generasi salaf dan banyak sekali hadits-hadits mengenainya.”
 5. Dosa-dosanya diampuni antara jum’at tersebut dengan jum’at sebelumnya
Dari Salman Al-Farisi radhiyallahu ‘anhu mengatakan bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Tidaklah seseorang mandi pada hari jum’at dan bersuci semampunya, berminyak dengan minyak, atau mengoleskan minyak wangi dari rumahnya, kemudian keluar (menuju masjid), dan dia tidak memisahkan dua orang (yang sedang duduk berdampingan), kemudian dia mendirikan shalat yang sesuai dengan tuntunannya, lalu diam mendengarkan (dengan seksama) ketika imam berkhutbah melainkan akan diampuni (dosa-dosanya yang terjadi) antara jum’at tersebut dan jum’at berikutnya.” (HR. Bukhari)
 Amalan-Amalan yang Disyari’atkan pada Hari Jum’at
1. Memperbanyak shalawat
Dari Abu Umamah radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata, “Perbanyaklah shalawat kepadaku setiap hari jum’at karena shalawatnya umatku akan dipersembahkan untukku pada hari jum’at, maka barangsiapa yang paling banyak bershalawat kepadaku, dia akan paling dekat derajatnya denganku.” (HR. Baihaqi dengan sanad shahih)
2. Membaca surat Al Kahfi
Dari Abu Sa’id Al-Khudri radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Barangsiapa membaca surat Al-Kahfi pada hari jum’at akan diberikan cahaya baginya diantara dua jum’at.” (HR. Al Hakim dan Baihaqi dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani)
3. Memperbanyak do’a (HR Abu Daud poin 4b.)
4. Amalan-amalan shalat jum’at (wajib bagi laki-laki)
  • Mandi, bersiwak, dan memakai wangi-wangian.
  • Berpagi-pagi menuju tempat shalat jum’at.
  • Diam mendengarkan khatib berkhutbah.
  • Memakai pakaian yang terbaik.
  • Melakukan shalat sunnah selama imam belum naik ke atas mimbar.
Saudariku, setelah membaca artikel tersebut semoga kita bisa mendapat manfaat yang lebih besar dengan menambah amalan-amalan ibadah yang disyari’atkan. Sungguh begitu banyak jalan agar kita bisa meraup pahala sebanyak-banyaknya sebagai bekal perjalanan kita di akhirat kelak.
Wallahu a’lam.
^__^
 
 

Sudah bagaimanakah kehidupan Islam sehari-hari kita?

Tadi sehabis sholat maghrib di musholla griya puspa RSUP Persahabatan, Rawamangun Jakarta saya melihat di dindingnya ada tertempel catatan yang isinya sangat bagus. Kebetulan karena saat itu saya habis pulang kuliah dan kebetulan lagi bawa notebook jadi saya sempatkan mengetik catatan tersebut. Jadi sekarang saya pengen share catatan tersebut, semoga bermanfaat.


KEHIDUPAN KEISLAMAN KU SEHARI-HARI
 - Apakah engkau melakukan shalat fajar di masjid setiap harinya secara berjamaah?
- Apakah engkau menjaga seluruh shalat-shalat m(fardhu 5 waktu) secara berjamaah?
- Apakah hari ini engkau telah membaca sesuatu dari kitabullah (Al Quran)?
- Apakah engkau terus menerus (menjaga) zikir-zikir dan wirid-wirid tiap selesai shalat?
- Apakah engkau menjaga sunah0sunah rawatib sebelum dan sesudah (shalat fardhu 5 waktu)?
- Apakah engkau telah khusyu' pada hari ini dalam shalat-shalat mu dengan memahamiapa yang engkau ucapkan??
- Apakah engkau telah mengingat kematian dan kubur?
- Apakah engkau telah mengingat hari akhir dan kengeriannya serta kegoncangan-kegoncangannya?
- Apakah engkau telah meminta kepada Allah 3 kali agar Allah memasukkan ke dalam surga?karena sesungguhnya barang siapa yang meminta kepada Allah agar memasukkannya kedalam surga, maka surga akan berkata: "wahai Allah masukkanlan dia ke dalam surga".
- Apakah engkau telah meminta perlindungan kepada Allah dari siksa api neraka sebanyak 3 kali?karena sesungguhnya barang siapa yang melakukan hal tersebut maka neraka berkata: "wahai Allah, lindungilah dia dari neraka".- Apakah engkau telah membaca sesuatu dari hadis-hadis Rasul Shalallahu Alaihi Wasallam?
- Apakah engkau telah berfikir untuk menjauh dari teman-teman duduk yang jelek?
- Apakah engkau telah berusaha untuk menjauhi dari memperbanyak tertawa dan bercanda?
- Apakah engkau hari ini telah menangis karena takut kepada Allah?
- Apakah engkau telah berzikir dengan zikir pagi dan petang?
- Apakah engkau hari ini telah meminta ampun kepada Allah dari dosa-dosa mu?
- Apakah engkau meminta kepada Allah mati syahid dengan jujur?



Karena sesungguhnya Rasul SAW telah bersabda barang siapa yang meminta kepada Allah natu syahid maka Allahakan sampaikan dia kepada tingkatan-tingkatan (derajat) para syuhada meskipun diameninggal diatas tempat tidurnya.
- Apakah engkau telah berdoa kepada Allah agar Allah mengokohkan hatimu diatas agama Nya?
- Apakah engkau telaj mengoptimalkan (memanfaatkan) waktu-waktu yang mustajab(dikabulkan) dan berdoa pada waktu-waktu tersebut?
- Apakah engkau telah membeli sebuah kitab Islam yang baru yang engkau bertafaqquh (belajar)darinya dalam agama mu?
- Apakah engkau telah meminta ampun untuk kaum mukmin dan mukminah? Karena sesungguhnyaengkau dengan meminta ampunmu atas setiap mukmin dan mukminah merupakan sebuah kebaikan.
- Apakah engkau telah memuji Allah atas nikmat Islam?- Apakah engkau telah memuji Allah atas nikmat pendengaran, penglihatan, hati dan(juga) atas setiap nikmat-nikmat lainnya yang telah engkau terima?
- Apakah engkkau pada hari ini telah bershadakah kepada orang fakir dan yang membutuhkan?
- Apakah engkau telah meninggalkan kemaranahan larena membela dirimu dan engkau alihkan kepada tidak marah melainkan karena Allah Tabarakah Wata'ala- Apakah engkau telah menjauhkan dirimu dari sikab sombong dan merasa mulia dengan dirimu?
- Apakah engkau telah mengunjungi (ziyarah) saudaramu karena Allah?
- Apakah engkau telah berbuat baik terhadap kedua orang tuamu?
- Apakah jika menimpamu sesuatu musibah lalu engkau mengatakan inna Lillahi wainna Ilaihi rajiun?
- Apakah engkau telah berdoa pada hari ini dengan doa ini:"Ya Allah sesungguhnya aku berlindung kepada Mu dari menyekutukanmu dalam keadaanaku mengetahuinya dan aku meminta ampun terhadap apa-apa yang tidak aku ketahui"?Karena barang siapa yang mengucapkannya Allah akan menghilangkan darinya syirik yang besar dan syirik yang kecil

Dikutip dari buku "Prahara Alam Kubur" Husain Al Awayisah


Catatan diatas sangat bagus sekali untuk mengingatkan kita. Sebenarnya masih banyak lagi hal2 untuk mengukur keIslaman kita sehari-hari yang belum tertulis di catatan diatas seperti apakah hari ini kita telah menghisab diri kita dan beristigfar untuk setiap kesalahan dan kelalaian yang kita lakukan, atau apakah kita telah melakukan sholat malam, namun yang tertulis di catatan tersebut sudah cukup bagus. Apabila sebagian besar dari hal2 diatas atau bahkan semua hal2 diatas merupakan aktivitas rutin kita, maka bersyukurlah kepada Allah karena itu artinya kita telah diberi petunjuk dan kekuatan oleh Allah.


http://romdani45498.blogspot.com/2010/11/sudah-bagaimanakah-kehidupan-islam.html

Pesan Tersirat di Balik Pesona Idul Adha

♥♥♫•*¨*•.¸¸¸¸.•*¨*•♫♥♥♥♥♥♥♫•*¨*•.¸¸¸¸.•*¨*•♫♥♥♥♥♥♥♥♥♥
"Selamat datang wahai Idul Adha" apakah hanya kata itulah yang sanggup kita bahasakan untuk menyambut hari raya Idul adha? Apakah hanya itu?, Padahal seabrek hikmah yang terkandung di dalamnya, apakah kita hanya melewatinya saja atau hanya sekedar mengatahui atau yang lebih menakutkan lagi adalah tidak mengerti hikmah yang terkandung di dalamnya?, ya.. Tuhan seberapa besarkah pengetahuanku tentang agama-Mu yang Rahmatan lil 'alamin ini, padahal engkau telah memberikan ilmu kepada seluruh manusia dari mulai Nabi Adam as. hingga manusia yang menemui hari akhirat itu pun hanya setetes dari samudra ilmu-Mu, lalu di manakah letak ilmuku? Ampunkan lah aku ya Allah, aku terlalu sombong.
Mungkin itulah yang menjadi seonggok perasaan yang terbersit di dalam hati kita ketika hanya mengetahui Idul Adha sebagai hari raya, hari berpesta, hari hura-hura, atau hari yang lainnya. Tidak demikian wahai anak cucu Adam, tidak sama sekali! tetapi hari yang penuh dengan hikmah, yaitu di saat pengorbanan adalah utama, di saat dimuliakannya manusia, dan di saat pengabdian bagi seorang yang benar-benar hamba,


 lalu di saat manakah kita sudah mendapatkannya? Apakah kita mendapatkan ketiga-tiganya, atau hanya satu saja, atau bahkan tidak sama sekali? jangan sampai penantian selama satu tahun sia-sia, tanpa adanya pengorbanan, pemuliaan, dan penghambaan.
♥♥♫•*¨*•.¸¸ﷲ¸¸.•*¨*•♫♥♥♥♥♥♥♫•*¨*•.¸¸ﷲ¸¸.•*¨*•♫♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥
 Ingatkah engkau wahai saudaraku, ketika Allah menyuruh Nabi Ibrahim as. menyembelih anaknya yang sangat di cintainya yaitu Nabi Ismail as. melalui mimpinya "Sesungguhnya kamu telah membenarkan mimpi itu sesungguhnya demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik"? Ingatkah wahai kawanku ketika Nabi Ibrahim as. menyampaikannya kepada Nabi Ismail as. perihal perintah Allah SWT. untuk menyembelihnya "Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka fikirkanlah apa pendapatmu!"? Ingatkah wahai sahabatku ketika Nabi Ismail as. menjawab dengan hati yang penuh dengan kebijaksanaan dan kesabaran "Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar"
Telah terbayanglah bagaimana pengorbanan Nabi Ibrahim as. dan Nabi Ismail as. adalah pengabdian yang telah mencakup tiga pesona baik pengorbanan, pemuliaan, dan penghambaan. Pertama pesona pengorbanan, di mana Nabi Ibrahim as. hendak menyembelih anaknya yang sangat di cintainya bahkan anak yang sangat di tunggu kedatangannya "Ya Tuhanku, anugrahkanlah kepadaku (seorang anak) yang termasuk orang-orang yang saleh. Maka Kami beri dia kabar gembira dengan seorang anak yang amat sabar", tetapi ketika sudah tumbuh dewasa Allah memerintahkan untuk menyembelihnya "Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: "Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka fikirkanlah apa pendapatmu?". Coba kita bayangkan ketika kita berada seperti Nabi Ibrahim as. Dan Nabi Ismail as., apakah yang kita lakukan? Coba pikirkanlah sejenak.
 Kedua pesona pemuliaan, di mana Nabi Ibrahim as. dan Nabi Ismail as. menjalankan perintah Allah SWT. walaupun itu sangat berat sekali, oleh karena Allah SWT. adalah Maha Pengasih lagi Maha Penyayang maka Allah SWT. berfirman: "Sesungguhnya ini benar-benar suatu ujian yang nyata. Dan Kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar. Kami abadikan untuk Ibrahim itu (pujian yang baik) di kalangan orang-orang yang datang kemudian. (yaitu) "Kesejahteraan dilimpahkan atas Ibrahim"" begitulah Allah SWT. menguji dan memuliakan seorang yang benar-benar shalih, karena semakin kuat Iman seseorang maka ujian pun semakin kuat, bukan kah Allah SWT. memberikan ujian sesuai dengan kemampuan seseorang. Iman itu bagaikan sebuah pohon, ketika pohon itu masih tunas maka angin yang berhembus pun kecil, tetapi ketika pohon itu semakin menjulang tinggi maka angin semakin kencang menerpanya, lalu apakah pohon itu kuat menahan terpaan angin tersebut atau sebaliknya, roboh tanpa berarti. Begitulah kiasan iman seseorang.



Ketiga pesona penghambaan, penghambaan Nabi Ibrahim as. dan Nabi Ismail as. adalah penghambaan yang benar-benar hamba, karena sebagai seoarang hamba haruslah menjalankan perintah majikannya dengan penuh keikhlasan dan kesabaran, begitulah hal yang tercermin dari kedua hamba Allah SWT. yang sangat taat ini. Ketika penghambaan itu benar-benar mencapai puncaknya maka akan datanglah kenikmatan kasih sayang Allah SWT. kepada hambanya "Tatkala keduanya telah berserah diri dan Ibrahim membaringkan anaknya atas pelipis(nya), (nyatalah kesabaran keduanya). Dan Kami panggillah dia: "Hai Ibrahim. sesungguhnya kamu telah membenarkan mimpi itu sesungguhnya demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik. Sesungguhnya ini benar-benar suatu ujian yang nyata. Dan Kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar"
Dari ketiga pesona di atas lah maka peristiwa ini menjadi dasar disyariatkannya kurban yang dilakukan pada hari Raya Haji. Bukan menyembelih manusia tetapi menyembelih hewan kurban seperti domba, Sapi, Unta atau sejenisnya. Tiada kata yang terucap di alat indra pengecap sebuah ungkapan rasa syukur kepada Allah SWT. atas segala rahmat dan inayah-Nya. Masya Allah, walhamdulillah.
 Oleh karena itu sudah selayaknya lah kita sebagai seorang yang benar-benar hamba Allah SWT. untuk berkurban demi kemakmuran dan kejayaan Islam, dan hal ini pun akan mengikat perasaan di antara kaum Muslimin untuk saling memberi dan saling membantu agar terciptalah hubungan horizontal yang indah dan penuh dengan kebahagiaan.
Tiada kata untuk tidak berkurban, walaupun belum bisa berkurban dalam artian menyembelih hewan kurban, tetapi alangkah indahnya jika kita berkurban dalam artian yang berbeda yaitu berkurban jiwa, harta, dan waktu demi agama yang mulia ini, yaitu agama Islam. Wallahu 'Alam.
♥♥♫•*¨*•.¸¸ﷲ¸¸.•*¨*•♫♥♥♥♥♥♥♫•*¨*•.¸¸ﷲ¸¸.•*¨*•♫♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥


http://romdani45498.blogspot.com/2010/11/pesan-tersirat-di-balik-pesona-idul.html

Suara hati Seekor Anak Sapi

Di hari pertama aku bertemu denganmu adalah hari kelahiranku, Muda dan bulat, oh aku sungguh montok. Bersama Ibu aku bersenda gurau dengan gembira. Dengan kasih engkau memandangku, memuji, “Oh, kau sungguh bulat, betapa lucunya!”  Setiap hari engkau datang berkunjung, membawa air sejuk dan hidangan vegetarian yang lezat. Ibu dan aku sangat tersentuh, kebaikanmu lebih berharga dari emas. Aku menjalani kehidupan yang damai di bawah pemeliharaan dan perlindunganmu. Seiring dengan berlalunya waktu aku semakin montok, hanya makan, istirahat, dan bermain saja…
Begitu indahnya pagi ini, di kala awan sedang melayang melintasi langit, aku dan Ibuku berdekapan erat. Tak sadar akan tragedi yang akan menimpa!Dua pria muda berotot, kuat laksana macan dan gajah, melumatkan tubuh kecilku, masuk ke dalam sangkar kengerian! Tidak ada jalan untuk lolos! Oh Tuhan, api pencucian apakah ini? aku meratap dalam ketakutan dan kengerian, Ibu, oh Ibu, tolong selamatkan aku! Oh pemeliharaku, tolong segera datang lindungi aku! Selamatkan hidupku, aku masih muda! Ibuku menjerit dalam duka. Air mata putus asa memenuhi matanya. Surga yang tak terukur tak dapat menampung. Derita yang tak terkira ini! Pengurusku berpaling pergi, tangannya sibuk menghitung tumpukan uang.
 Dengan malang aku terguncang-guncang dalam peti barang. Hati yang hancur lebih sakit daripada penderitaan tubuh! Dua pria muda itu berkelakar “Anak sapi ini akan sangat lezat! Besok kita akan menyembelihnya Untuk merayakan kelahiran bayiku yang baru lahir!” Oh, betapa ironisnya hidup ini!Jiwaku dihancurkan, Air mata mengalir dalam hatiku laksana darah mengalir dalam anak sungai.


Aku kira kau mencintaiku memeliharaku sampai dewasa. Tetapi semua ini hanyalah pura-pura bagimu, ini hanyalah keuntungan dan uang!
 Besok tubuhku akan disembelih menjadi potongan kecil, daging dan tulangku berubah menjadi siksaan belaka. Hanya agar mereka dapat tertawa dalam keriangan di pesta dan pertemuan bahagia mereka. Untuk anakmu yang baru lahir dan yang lainnya. Aku berharap agar mereka panjang umur Agar keluargamu dapat berkumpul bersama. Dan tidak perlu menanggung nasib seperti diriku. Aku berdoa agar seluruh keluargamu hidup dengan mulia Untuk menjadi manusia dalam banyak kehidupan. Dan tak pernah dilahirkan sebagai sapi yang selalu membayar hutang!
 Oh, selamat tinggal kehidupan… Aku rindu pada ibuku yang menderita. Dengan berlinang air mata aku berteriak… Oh, Ibu! Ibu… Ibu…

Cerita ini sangat bagus untuk membuka hati anak-anak supaya lebih welas asih terhadap hewan.


http://romdani45498.blogspot.com/2010/11/suara-hati-seekor-anak-sapi.html