Mengenai Saya

Foto saya
Pangandaran, West Java, Indonesia
Simple

Selasa, 06 Maret 2012

Keutamaan Sedekah

Dia mengarahkan langkahnya menuju ke suatu rumah. Dia telah menyiapkan kantong berisi seratus dirham untuk disedekahkan. Begitu sampai di rumah yang ditujunya, dia mengetuk pintu. Seorang lelaki berkumis tebal muncul dari dalam rumah. Setelah mengucapkan salam, dia memberikan kantong itu pada pemilik rumah, lalu mohon pamit. Kejadian itu ternyata diketahui oleh beberapa orang penduduk daerah itu....
----------Malam itu bulan bersinar terang di langit. Bintang bintang bertaburan. Subhanallah, alangkah indahnya. Seorang lelaki bernama Karim keluar dari rumahnya. Dulu, Karim dikenal gemar melakukan perbuatan yang dilarang agama. Namun, kini dia telah insaf dan bertobat. Sekarang, dia rajin shalat berjamaah di masjid. Dia juga tidak merasa malu untuk ikut mengaji dan belajar membaca Al Quran, bersama anak anak yang lebih muda usia nya.
Malam itu, setelah mendengar penjelasan dari imam masjid tentang keutamaan shadaqah atau sedekah, hati Karim tergerak.


Imam masjid menjelaskan, jika seseorang memiliki uang seribu dirham dan ia menyedekahkan tiga puluh dirham, maka yang tiga puluh dirham itulah yang akan kekal dan dapat dinikmati di akhirat. Sedangkan yang tujuh ratus dirham tidak membuahkan apa apa.
Bahkan, uang tiga puluh dirham yang disedekahkan, akan dilipatgandakan oleh Allah sebanyak tujuh ratus kali. Sedekah juga membuat harta dan rezeki yang ada menjadi penuh berkah.
Selama ini, Karim dikenal kaya dan kikir. Namun, sejak insaf dan tobat, dia telah berniat akan mengorbankan segala yang dimilikinya untuk memperoleh ridha Allah Swt. Sebagian hartanya telah dia rencanakan untuk disedekahkan dan diinfakkan di jalan Allah Swt.
Dia mengarahkan langkahnya menuju ke suatu rumah. Dia telah menyiapkan kantong berisi seratus dirham untuk disedekahkan. Begitu sampai di rumah yang ditujunya, dia mengetuk pintu. Seorang lelaki berkumis tebal muncul dari dalam rumah. Setelah mengucapkan salam, dia memberikan kantong itu pada pemilik rumah, lalu mohon pamit. Kejadian itu ternyata diketahui oleh beberapa oang penduduk daerah itu.
Pagi harinya, orang orang di pasar ramai membicarakan apa yang dilakukan Karim tadi malam.
Dua orang yang melihat Karim bersedekah berkata dengan nada mengejek, “Dasar orang tidak tahu agama, sedekah saja keliru, masak sedekah kok kepada seorang pencuri. Kalau mau sedekah itu, ya harusnya kepada orang yang baik baik!”
Obrolan orang di pasar itu sampai juga ke telinga Karim, ia hanya berkata dalam hati, “Alhamdullilah, telah bersedekah kepada pencuri!
Hari berikutnya, ketika malam tiba, dia kembali keluar rumah. Dia ingin kernbali bersedekah. Sama seperti malam sebelumnya, dia menyiapkan uang seratus dirham. Kali ini, dia memilih sebuah rumah di pinggir kota. Dia mengetuk pintu rumah itu. Seorang wanita membukakan pintu. Dia langsung menyerahkan sedekahnya pada perempuan itu lalu pulang.
Pagi harinya, pasar kembali ribut. Ternyata, ada orang yang mengetahui perbuatannya tadi malam.
Orang itu bercerita sinis, “Memang, Karim itu tidak jelas. Rajin pergi ke mesjid, tetapi memberi sedekah saja masih salah. Kemarin malam, dia memberi sedekah kepada seorang pencuri. Lha, tadi malam, dia memberi sedekah kepada seorang pelacur!”
Perbincangan orang di pasar itu sampai juga ke telinganya. Karim hanya berkata lirih, “Alhamdulilllah, telah bersedekah kepada seorang pelacur!”



Malam harinya, Karim kembali keluar rumah untuk sedekah. Dia memilih rumah yang ada di dekat pasar. Setelah mengantarkan sedekahnya, dia pulang. Kali ini Karim berharap, dia tidak keliru memberikan sedekahnya.
Pagi harinya, pasar lebih ribut dari sebelumnya. Seorang penjual daging berkata, “Nggak tahulah! Karim itu memang aneh. Mau sedekah saja kok kepada orang kaya. Padahal, orang yang miskin dan memerlukan uang untuk makan, masih banyak dan ada di mana mana!”
Ternyata, rumah yang didatangi Karim dan diberi sedekah tadi malam adalah rumah orang kaya. Mendengar berita dan omongan yang ada di pasar tentang kekeliruannya memberikan sedekah ia berkata, “Alhamdulillah, telah sedekah kepada pencuri, pelacur, dan orang kaya!”
Malam harinya, ia shalat tahajud, lalu tidur. Dalam tidurnya dia bermimpi didatangi oleh seseorang yang memberi kabar kepadanya, “Sedekahmu kepada pencuri, membuat pencuri itu insaf, sehingga dia kini tidak mencuri lagi. Sedekahmu kepada pelacur, membuat wanita itu tobat dan tidak berzinah lagi, dan sedekahmu kepada orang kaya, menjadikan orang kaya tersebut sadar dan merasa malu. Kini, orang kaya yang pelit itu mau mengeluarkan zakat dan infak. Sedekahmu yang ikhlas itu diridhoi Allah Swt.”
Setelah itu Karim semakin khusyuk beribadah dan banyak mengerjakan kebajikan. Dia sadar bahwa yang paling penting dalam ibadah adalah niat karena Allah. Bukan sekadar mengikuti perkataan orang banyak. Hanya Allah-lah yang berhak menilai, diterima atau tidaknya amal ibadah seseorang.


http://romdani45498.blogspot.com/2010/12/keutamaan-sedekah.html

** IZinkan Aku Mencintaimu Ya RAasul **

*** Bismillahirrahmanirrohim.....



Ya Rasul…
Izinkan aku mencintaimu…
Seperti mencintai diriku yang murni…

Ya Rasul…
Izinkan aku menyambung jasa`mu…
Seperti mengingat jasa orang tua`ku..

Ya Rasul…
Izinkan aku bersilahturami dengan`mu…
Seperti aku berjumpa dengan kekasih`ku…

Ya Rasul…
Ya Rasullullah habibullah`ku tercinta…
Hanya dengan mencintai`mu aku hidup…
Hanya dengan mengasihi`mu aku bersih….
Dan hanya dengan menyayangi`mu aku rindu..

Rindu ini tak terbendung, ingin sekali berjumpa dengan`mu…
Rindu ini tak kan sanggup, ingin sekali mendengar Al-Quran`mu…
Rindu ini tak kan rela jika kau jauh dari`ku…..


Aku hampa tanpa pengajaran`mu.. 
Seperti tak ada jantung dalam jasad`ku..
Apa yang ada dalam lisan, ucap, laku lampa`mu
Adalah semua cerminan perlakuan`ku..

Ya Rasul…
Ya Habibbullah kasih dan junjungan`ku….
Mata hati`ku adalah Mata hati`mu..
Islam`mu adalah Islam`ku…
Al-quran`mu adalah Al-Quran`ku….

Ya Rasul…
Ya Habibbullah ruh`ku….
Izinkan cinta ini bersemayan dalam hati`mu..
Izinkan cinta ini menyatu dalam gerak sholat`mu..
Izinkan cinta ini menyelaras dalam aura Sufi`mu…
Izinkan cinta ini dalam tarian Tasawuf`mu…
Izinkan cinta ini dalam energy Zuhud`mu…

Ya Rasul…
Ya Penghulu mulia yang ku kenal….


Izinkan aku mencintai`mu sampai titik jiwa ini hilang bersama`mu…
Aku mencintai`mu dalam kedamaian..
Iman`mu, tawakal`mu, dan pengajaran`mu…

Terimalah cinta ini yang ikhlas…
Terimalah jumpa ini yang ridha..
Terimalah gerak ini yang tawakal…

Ya Rasul…
Ya Khatamul Anbiya suci`ku.
Jadilah aku kekasih rasa`mu…
Kekasih dalam penantian tahajud`ku…
Kekasih separuh sayap`ku..

Kelak Kau mengajak aku 'tuk mi’raj bersama`mu lagi..
Menembus langit ke 7….
Dalam Sidratal muntaha`Nya...
Yaitu tempat paling tinggi,
Yang di atasnya tidak ada sesuatu lagi,
Dan di dekatnya jannatul Ma'waa,
Taman tempat tinggal, surga yang paling indah...


Yaa Rabbi..
Yaa Ilahhi kasih`ku..
Dengarkan perkataan qolbun`ku..
Percakapan lisan bhatin`ku..
Doa kekasih`MU,
Munajah hamba`MU yang dhoif..

Masukkanlah segala pinta`ku dalam daftar izin`MU,
Tuk miraj dalam Perjalanan Suci Ilahiyah`ku..
Bersama habibullah`ku terkasih dari yang kasih.
Tercinta dari yang cinta..
Dan Termulia dari yang mulia..
Dia`lah : Muhammad Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. 

"Allah umma salli ’ala muhammadin, wa ’ala ali muhammad, kama sallayta ’ala ibrahim wa ’ala ali ibrahim, innaka hamidum-majid. allahumma barik ’ala muhammad wa ’ala ali muhammad kama barakta ’ala ibrahim wa ’ala ali ibrahim, innaka hamidun majid"
"..Sesungguhnya pada mereka itu (Ibrahim dan umatnya) ada teladan yang baik bagimu; (yaitu) bagi orang-orang yang mengharap (pahala) Allah dan (keselamatan pada) Hari Kemudian. Dan barangsiapa yang berpaling, maka sesungguhnya Allah Dia-lah yang Maha kaya lagi Maha Terpuji." (QS. Al-Mumtahana 60: 6)
 Nabi SAW bersabda :
“Cintailah Allah karena Dia telah memberimu makan dan kenikmatan-Nya Dan cintailah aku dengan cinta Allah Swt kepadaku”


"...,Niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan." (Al-Mujadilah 58: 22)
"Dan sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam, Kami angkut mereka di daratan dan di lautan , Kami beri mereka rezeki dari yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah Kami ciptakan." (QS. Al Isra 17:70)
 "Ya Tuhan-ku, masukkanlah aku secara masuk yang benar dan keluarkanlah (pula) aku secara keluar yang benar dan berikanlah kepadaku dari sisi Engkau kekuasaan yang menolong ."Yang benar telah datang dan yang batil telah lenyap". Sesungguhnya yang batil itu adalah sesuatu yang pasti lenyap. (QS Al-Isra 17:80-81)

******


http://romdani45498.blogspot.com/2010/12/izinkan-aku-mencintaimu-ya-raasul.html 

Air Mata Mulia

Abdullah  bin Mas'ud adalah salah seorang yang dikenal sebagai Kaatibul Wahyi (penulis wahyu) Rasullallah SAW.

     Suatu hari Nabi berkata kepadanya :   " Hai Abdullah ,bacakan untukku sebagian Ayat-ayat  Alqur;an,agar aku dapat mendengarnya ."

    Lalu ibnu Mas'ud  membuka mushafn-nya  dan membaca  Surat An-Nisaa'.
Dengan penuh perhatian  ,Nabi mendengarkan bacaan ibnu Mas'ud ini , dan sampailah pada ayat ke 41 : "  Bagaimana kah jika kami tunjukkan saksi dari tiap-tiap umat, dan kami tunjukkan engkau (hai Muhammad) sebagai saksi atas mereka itu?'

    ketika sampai pada ayat itu,mata Nabi berlinang dan beliau berkata ; " Cukup...cukup....!




http://romdani45498.blogspot.com/2010/12/air-mata-mulia.html

Kisah Teladan Nabi Ayyub As

Nabi Ayyub Alaihissalam yang diuji oleh Allah dengan penyakit yang sangat buruk sehingga tidak ada sebesar lubang jarum pun dalam badannya yang selamat dari penyakit itu selain hatinya, seluruh hartanya telah habis tidak tersisa sedikitpun untuk biaya pengobatan penyakitnya dan untuk nafkah dirinya, seluruh kerabatnya meninggalkannya, tinggal ia dan isterinya yang setia menemaninya dan mencarikan nafkah untuknya. Musibah ini berjalan selama delapan belas tahun, sampai pada saat yang sangat sulit sekali baginya ia memelas sambil berdo’a kepada Allah:
“Dan ingatlah akan hamba Kami Ayuub ketika ia menyeru Tuhan-nya;” Sesungguhnya aku diganggu syaitan dengan kepayahan dan siksaan”.
Dan ketika itu Allah memerintahkan Nabi Ayyub Alaihissalam untuk menghantamkan kakinya ke tanah, kemudian keluarlah mata air dan Allah menyuruhnya untuk meminum dari air itu, maka hilanglah seluruh penyakit yang ada di bagian dalam dan luar tubuhnya. Begitulah ujian Allah kepada NabiNya, masa delapan belas tahun ditinggalkan oleh sanak saudara merupakan perjalanan hidup yang sangat berat, namun di sini Nabi Ayub Alaihissalam membuktikan ketangguhan imannya, tidak sedikitpun ia merasa menderita dan tidak terbetik pada dirinya untuk menanggalkan imannya. Iman seperti ini jelas tidak dimiliki oleh banyak saudara kita yang tega menjual iman dan menukar aqidahnya dengan sekantong beras dan sebungkus sarimi, karena tidak tahan menghadapi kesulitan hidup yang mungkin tidak seberapa bila dibandingkan dengan apa yang dialami oleh Nabi Ayyub Alaihissalam ini. 
sebaiknya  kita semua bisa  mencontohnya


http://romdani45498.blogspot.com/2010/12/kisah-teladan-nabi-ayyub-as.html

Pesan Untuk Saudariku Dimanapun Kalian Berada

Bismillah
Untuk saudaraku dimanapun kalian berada....
Sedikit Ingin saya sampaikan kepada kalian semua,
Kejadian ini sekitar dua bulan yang lalu,dialami oleh seorang wanita asal indonesia yang pergi merantau kenegri orang . Sebut saja namanya lia (nama samaran).
Singkat cerita...
Dalam  perjalanan waktu lia Berkenalan dengan seorang pria melalui Facebook,hari demi hari  liapun semakin akrab dengan pria yang dikenalnya Melalui Facebook itu.
Singkat cerita...
Laki2 itu meminta lia untuk kembali keindonesia dengan tujuan supaya hubungan mereka tidak sekedar teman di faceboook saja,Tanpa berfikir panjang liapun menuruti permintaan laki2 itu pulang ke indonesia,Namun  apa yang terjadi setelah lia tiba di indonesia,ternyata laki2 yang mengaku tinggal di daerah bandung itu hilang bagaikan ditelan bumi.wallohu a’lam
NB:
Untuk kebenaran cerita di atas penulis tidak bisa bertanggung jawab atas kebenarannya .
Namun sebagai hikmahnya kita bisa mengambil pelajaran dari kisah di atas janganlah kalian (wanita)mudah percaya dengan laki2 di facebook,kecuali kalian sudah mengenal sebelumnya.
jika kalian ingin berta’aruf dengan seorang laki2 wajib ada pihak ketiga.sekali lagi jangan kalian mudah percaya dengan laki2 di facebook, tanpa terkecuali !!!
Kurang & lebihnya mohon dimaafkan .


http://romdani45498.blogspot.com/2010/12/pesan-untuk-saudariku-dimanapun-kalian.html

NAsehat Bagi Saudariku Yang Tengah Menanati

Saya ingin meminta nasehat dari anda, Fadhilatusy Syaikh, pada satu masalah yang khusus bagi saya dan seluruh teman-teman saya dari kalangan wanita. Ketahuilah bahwa telah ditentukan oleh Allah bagi kami bahwa kami belum memiliki kesempatan untuk menikah, sementara kami telah melalui usia menikah dan mendekati usia lanjut.
Ini bisa diketahui dan bagi Allah segala pujian serta Allah-lah yang menjadi saksi atas perkataan saya ini. Padahal kami memiliki derajat akhlak dan seluruh dari kami telah meraih gelar kesarjanaan. Akan tetapi inilah nasib kami-Alhamdulilah-dan juga sisi materi, inilah yang menyebabkan tidak seorangpun berani untuk melakukan pernikahan dengan kami.
Sungguh keadaan pernikahan di negeri kami dilakukan atas kerja sama antara suami istri dengan pertimbangan apa yang akan terjadi di masa yang akan datang. Saya mengharap nasehat dan petunjuk bagi diri saya dan teman-teman.

Jawaban :



Nasehat yang saya sampaikan kepada para wanita yang seperti ini keadaannya yang tertunda untuk menikah-sebagaimana yang telah diisyaratkan oleh penanya-untuk berserah diri kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dengan berdo’a dan menundukkan diri kepada-Nya agar Ia berkenan menyiapkan untuk mereka para suami yang diridhai agama dan akhlak mereka. Bila seseorang jujur niatnya di dalam berdo’a dan berusaha menyingkirkan penghalang-penghalang terkabulnya do’a,maka sungguh Allah Ta’ala berfirman:“Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah) bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdo’a apabila ia memohon kepada-Ku. (Al Baqarah:186)
“Dan Tuhanmu berfirman, Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu.” (Ghafir:60)
Allah Subhanahu wa Ta’ala mengurutkan terkabulnya do’a setelah seseorang menyambut panggilan (ajakkan) Allah dan mengimaninya. Maka saya tidak melihat sesuatu yang lebih kuat dibanding sikap berserah diri kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala,berdo’a dan tunduk kepada-Nya serta menunggu jalan keluar dengan sabar.
Telah tetap riwayat dari Nabi Shalallahu ‘alaihi wa sallam:“Ketahuilah bahwa sesungguhnya pertolongan (kemenangan) disertai dengan kesabaran, kelonggaran itu disertai dengan kesusahan, dan bersama kesulitan ada kemudahan.”Bagi para wanita tersebut dan yang seperti mereka keadaannya, mohonlah kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala agar Dia memudahkan urusan mereka dan disediakan bagi mereka pria-pria yang shaleh yang menginginkan kebaikkan agama dan dunia mereka. Allahu a’lam.


http://romdani45498.blogspot.com/2010/12/nasehat-bagi-saudariku-yang-tengah.html

Duhai Jiwa

Sepenggal cerita telah kuterima, sebuah kisah nyata yang membuatku merasa takut dan tersudut. Tentang seorang wanita yang mengenal lawan jenisnya di dunia maya. Wanita itu disapa seorang lelaki dengan kata-kata bijaksana. Hampir setiap hari, nasehat dan motivasi mengalir silih berganti. Lelaki itu tampak baik, sholeh, terpuji dengan pengetahuan agama yang mumpuni.
Simpati pun timbul, rasa suka itu muncul. Meski berbeda budaya dan dipisahkan oleh samudra hubungan itu terjalin begitu saja. Tak lagi peduli jilbab lebar yang ia kenakan, cinta dan suka tetap bisa melanda. Lelaki itu pun tampaknya bukan seorang pengecut, ia datangi rumah sang wanita dan bertemu dengan orang tuanya, kemudian berkata ingin menjalin hubungan yang tidak biasa.
Suatu ketika ada seorang perempuan yang tak dikenal menyampaikan sapaan pada sang wanita. Perempuan itu banyak bertanya kemudian mulai bercerita. Ia bercerita tentang lelaki yang sama, lelaki yang wanita kenal di dunia maya, yang pernah datang ke rumahnya. Tuturan si perempuan begitu mengejutkannya, membuat hatinya gundah. Bagaimana tidak? Lelaki yang ia sangka terpuji dengan pengetahuan agama mumpuni rupanya punya sisi tercela yang tak ia sangka.
Jauh hari sebelum ke rumah sang wanita, lelaki itu telah menjalin hubungan dengan si perempuan. Hubungan yang begitu dalam. Hubungan itu terjalin dengan cara yang sama, saling mengenal melalui dunia maya, kemudian kata-kata bijak juga ditebarkan, tempat tinggal yang berjauhan dan telah bertemu dengan orang tua si perempuan. Malah sang wanita menangkap bahwa si perempuan telah berbadan dua.
Saat lelaki itu dicecar dengan pertanyaan, ia mengakui semuanya dan memang sengaja menunggu hingga sang wanita tahu. Namun tak ada sesalan, tak ada ketegasan sikap, tak ada keberanian memutuskan pilihan atau keberanian mempertanggungjawabkan perbuatan dan terkesan menganggap itu bukanlah masalah besar. Dan lelaki ini pun berlindung di balik kata, "Biarlah nanti Allah yang menentukan."


Meski sudah diketahui belangnya, lelaki itu tetap saja memaksakan kehendaknya untuk menyunting sang wanita. "Bagaimana dengan perempuan itu?" tanya sang wanita. Dan dengan ringan lelaki itu menjawab, "Kalau pun ia nanti kunikahi aku juga akan tetap menikahimu."
"Rakus, egois, tidak tahu malu. Apakah semua lelaki seperti ini?" Batin wanita itu bertanya.
"Inikah lelaki? Yang hanya bisa merayu, mengumbar kata-kata bijaksana untuk melemahkan hati wanita kemudian mencampakkannya?"
"Inikah calon qowwam? inikah calon pelindung dan pembimbing keluarga? Begitu egoisnya dan mementingkan nafsunya semata?
"Inikah lelaki...?"
Dan aku hanya termenung bingung. Aku cuma bisa malu dengan yang dilakukan oleh kaumku. Kata pembelaan tak kusampaikan, karena pria seperti itu memang ada. Hanya kalimat pendek yang kukatakan, sebentuk cerminan asa yang menggumpal dalam dada, "Semoga tidak semua pria melakukan hal yang sama..."
Rasa takut terajut, ketakutan bahwa aku melakukan hal yang tak jauh berbeda. Mungkin pula tanpa sadar, kata-kata bijak, hikmah, nasehat, saran dan masukan berubah menjadi umpan untuk menarik perhatian. Betapa ruginya bila segala yang disampaikan berakhir sia-sia di sisi-Nya...
Dan entah dari mana, terngiang sebuah seruan yang menggema, menusuk-nusuk jiwa... duhai pemuda! Bencana! Duhai pemuda! Bencana!
Duhai pemuda, Bencana!
Saat kau hanya sibuk mengumbar kata di antara wanita. Berdalih menyerukan kebenaran dan menunjukkan jalan kebaikan. Namun kau begitu menikmati di kala wanita-wanita itu mengagumi dan menyukai setiap kata yang kau ucapkan. Tak kah kau sadari, lubang neraka sedang engkau masuki karena telah menyebabkan hati-hati itu tertambat pada selain Ilahi?
Duhai pemuda, Bencana!
Saat kamu tak juga menjaga pandangmu. Memilih dan memilah target dakwah hanya berdasar rupa dan jenis kelaminnya. Kamu demikian bangga saat komentar dan ucapan terima kasih dari lawan jenismu datang mengisi hari-harimu. Apa kamu kira berpahala di sisi-Nya? Apa kamu kira kau terpuji dan masuk surga ketika engkau mencari perhatian kaum wanita. Duhai meruginya saat syirik kecil dibiarkan bercengkrama di dasar hatinya.
 Duhai pemuda, Bencana!


Saat hati telah terkotori syahwat syaithoni. Sungguh dakwah picisanmu tak ada nilainya. Sedang nabi saja ditegur oleh-Nya dengan surat 'Abasa, karena lebih senang menyampaikan ajaran Islam dan berbincang dengan para pemuka dari pada dengan seorang yang buta.
Duhai pemuda, Bencana!
Dan apa yang akan kau katakan? Pembelaan? Beralasan dengan dalil "Semua tergantung pada niatnya."? Apakah kau pikir niat baik saja cukup untuk membuat amal yang kau lakukan diterima di sisi-Nya tanpa ittiba' pada Nabi-Nya? Apakah Rasulullah mengkhususkan untuk menyapa kaum wanita saja? Apakah Rasulullah menggunakan kata-kata bijaksana untuk merayu lawan jenisnya? Apakah Rasulullah berlama-lama dalam berbincang tanpa tujuan dengan kaum hawa yang bukan mahromnya?
Duhai pemuda, sayangilah dirimu. Sebelum ketentuan-Nya berlaku, dan tak ada lagi pintu yang dibuka untukmu. Ia memang pengasih, namun adzab-Nya pun juga pedih.
Dan bagi kalian, Wahai kaum Hawa.
Dunia maya memang penuh tipu daya. Saat ada pria yang sering mengumbar kata-kata penuh makna, cukuplah ambil ilmu yang ada. Tak perlu kau tanya ia siapa. Karena seseorang tidak bisa dinilai baik akhlaknya cuma dengan kata-kata di dunia maya.
Wahai kaum hawa,
waspadailah buaya maya. Di awal mungkin ia bijaksana, selanjutnya saat kau mulai tertambat, ia akan sesumbar dengan janji-janji tak benar. Meski mungkin kau tahu bahwa ia biasa disebut "ikhwan" bisa jadi dia tak lebih baik dari bajingan. Karena label 'ke-ikhwan-an" hanya ada di lisannya bukan di hatinya. Karena ketakwaannya hanya saat berada bersama orang-orang, namun ketika sendirian tak lebih seperti melatanya binatang tanpa keimanan.
Wahai kaum hawa,
Peliharalah dirimu. Karena bisa jadi kalianlah yang sengaja menarik kaum pria. Dengan sengaja atau tidak sengaja. Melalui kata tanya yang tak berguna, atau gambar rupa yang membuat mereka tak melepas pandangnya. Murahnya kalian jika demikian. Kau umbar dirimu tanpa sungkan yang menyebabkan dirimu sendiri terjebak dalam kubang kesulitan (atau kenistaan di hadapan pencipta alam?). Duhai Wanita kehormatan itu demikian berharga.. demikian berharga...

Wallahu a'lam..


http://romdani45498.blogspot.com/2010/12/duhai-jiwa.html

Keutamaan Menghadiri Shalat Jum'at Dengan Berjalan Kaki

Sesungguhnya hari Jum’at merupakan hari terbaik bagi kaum muslimin dalam satu pekan. Diriwayatkan dari Abu Hurairah radliyallaahu 'anhu, Rasulullah shallallaahu 'alaihi wasallam bersabda,
خَيْرُ يَوْمٍ طَلَعَتْ عَلَيْهِ الشَّمْسُ يَوْمُ الْجُمُعَةِ فِيهِ خُلِقَ آدَمُ وَفِيهِ أُدْخِلَ الْجَنَّةَ وَفِيهِ أُخْرِجَ مِنْهَا
Hari terbaik yang disnari matahari adalah hari Jum’at. Nabi Adam dicipatakan pada hari itu, dimasukkan dan dikeluarkan dari surge juga pada hari itu.” (HR. Muslim)
Dan pada hari terbaik tersebut banyak kebaikan yang tidak didapatkan pada hari-hari lainnya. Salah satunya adalah menghadiri shalat Jum’at dengan berpagi-pagi dan dengan berjalan kaki.
Diriwayatkan dari Aus bin Aus radliyallah 'anhu, berkata, "Aku mendengar Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
مَنْ غَسَّلَ يَوْمَ الْجُمُعَةِ وَاغْتَسَلَ ثُمَّ بَكَّرَ وَابْتَكَرَ وَمَشَى وَلَمْ يَرْكَبْ وَدَنَا مِنْ الْإِمَامِ فَاسْتَمَعَ وَلَمْ يَلْغُ كَانَ لَهُ بِكُلِّ خُطْوَةٍ عَمَلُ سَنَةٍ أَجْرُ صِيَامِهَا وَقِيَامِهَا
"Barangsiapa mandi pada hari Jum'at, berangkat lebih awal (ke masjid), berjalan kaki dan tidak berkendaraan, mendekat kepada imam dan mendengarkan khutbahnya, dan tidak berbuat lagha (sia-sia), maka dari setiap langkah yang ditempuhnya dia akan mendapatkan pahala puasa dan qiyamulail setahun." (HR. Abu Dawud no. 1077, al-Nasai no. 1364 Ahmad no. 15585. Dishahihkan oleh Al-Albani dalam Shahih al-Jami’, no. 6405)
Sebuah karunia dari Allah yang sangat istimewa bagi hamba-hambanya, dalam setiap langkah yang ditapakkannya untuk menghadiri shalat Jum’at terhitung pahala puasa qiyamullail satu tahun. Sebuah hitungan pahala yang tiada terkira.
Imam al-Khathabi menjelaskan tentang lafadz وَمَشَى وَلَمْ يَرْكَبْ berjalan kaki dan tidak berkendaraan” makna keduanya satu (sama) dan berfungsi sebagi ta’kid (penguat), Ini adalah pendapat Al-Atsram dari sahabat Imam Ahmad. Maknanya yang kedua menguatkan yang pertama.
Lafadz di atas juga menjadi bantahan bagi orang yang memahami kata al-masyu (berjalan) sebagai pergi (mendatangi shalat jum’at) walaupun dengan berkendaraan atau orang yang memahaminya, yang penting ada berjalannya walaupun di sebagian jalan sedangkan di sebagian lainnya menggunakan kendaraan.
Sesunguhnya berjalan kaki menuju masjid menunjukkan sikap tawadlu’. Imam al-Syafi’i dalam Al-Umm menyebutkan, “Dan Jum’atan tidak didatangi kecuali dengan berjalan kaki.” (Al-Umm: 1/226)


Imam al-Nawawi berkata, “Imam al-Syafi’i dan para pengikutnya serta yang lainnya bersepakat disunnahkan menuju Jum’atan dengan berjalan kaki dan tidak menunggang sesuatu dalam perjalanannya kecuali karena adanya uzur seperti sakit dan semisalnya.” (Al-Majmu’: 4/544)
Ibnu Qudamah dalam al-Mughni mengatakan, “Dan disunnahkan untuk berjalan kaki dan tidak berkendaraan berdasarkan sabda Nabi shallallaahu 'alaihi wasallam, وَمَشَى وَلَمْ يَرْكَبْ berjalan kaki dan tidak berkendaraan
“Dan disunnahkan untuk berjalan kaki dan tidak berkendaraan berdasarkan sabda Nabi shallallaahu 'alaihi wasallam, berjalan kaki dan tidak berkendaraan” Ibnu Qudamah
Beliau menguatkan lagi dengan riwayat lain bahwa Nabi shallallaahu 'alaihi wasallam tidak berkendaraan saat menuju shalat Ied dan dalam mengantarkan janazah, dan Jum’atan masuk di dalam makna keduanya. Kenapa Nabi tidak menyebutkannya secara eksplisit? Karena pintu rumah beliau berada di sisi masjid sehingga beliau menuju masjid dari pintu tersebut sehingga tidak disinggung berkendaraan. Dan pahala ditentukan oleh langkah-langkah kaki.
Demikian juga pendapat para ulama ahli hadits, mereka memahaminya dari makna dzahir yang terdapat dalam hadits di atas. Karenanya dapat disimpulkan bahwa disunnahkan berjalan kaki ketika menuju ke masjid untuk melaksanakan shalat Jum’at dan tidak naik kendaraan baik itu sepeda ontel, sepeda motor, mobil, atau hewan tunggangan seperti unta dan kuda ataupun yang lainnya.
Disunnahkan berjalan kaki ketika menuju ke masjid untuk melaksanakan shalat Jum’at dan tidak naik kendaraan baik itu sepeda ontel, sepeda motor, mobil, . . .
Berjalan kaki ini menjadi salah satu syarat untuk mendapatkan pahala besar, yaitu dijadikan setiap langkah menuju ke Jum’atan berpahala puasa dan shalat malam selama setahun. Karena itu pantaslah kita untuk berusaha menggapai pahala besar yang telah dijanjikan ini dengan berusaha berjalan kaki menuju shalat Jum’at. Dan terakhir kita memuji Allah atas karunia yang besar kepada umat Muhammad shallallaahu 'alaihi wasallam ini.


http://romdani45498.blogspot.com/2010/12/keutamaan-menghadiri-shalat-jumat.html

" Sex Before Mariage " Bukan Cinta Sejati

Dua sejoli itu duduk berdampingan di sebuah taman yang rindang yang penuh pepohonan. Mereka berdua sebenarnya tidak sendirian. Karena tak jauh dari tempat mereka bercengkerama, belasan pasangan laki perempuan yang lain juga duduk menyepi.



Apakah yang duduk-duduk ini pasangan suami istri? Bukan. Mereka adalah pasangan muda-mudi yang menumpahkan perasaan kasmarannya. Sayangnya, cara yang mereka tempuh adalah cara yang keliru. Pemandangan seperti itu bukan lagi hal yang asing ditemukan. Bahkan tak jarang aktivitas pacaran tersebut dilakukan di rumah Allah, yaitu di masjid. Kebanyakan muda-mudi yang belum punya status nikah tetap nekad bermaksiat di tempat mulia semacam itu.

Pacaran Sudah Jelas Jalan Menuju Zina
Wahai muda-mudi ... Jalan manakah lagi yang lebih dekat pada zina selain pacaran? Bukankah banyak kasus zina berawal dari tindak tanduk perkenalan diri lewat pacaran? Hal ini tidak bisa disangkal lagi, apalagi untuk sekarang ini. Sudah banyak berita yang kita saksikan. Hanya karena kenalan lewat media FB, hingga suka sama suka, dua sejoli dan yang satunya masih duduk di bangku kelas 2 SMP (14 tahun) akhirnya jalan berdua dengan kenalannya hingga si gadis kecil dibawa lari jauh dari ortunya. Terjadilah apa yang terjadi. Si gadis kecil pun dirayu-rayu oleh si laki-laki hingga akhirnya mau melepaskan keperawanannya hanya karena rayuan gombal.
Lihatlah adik-adikku ... Bukankah pacaran ini benar-benar jalan menuju zina? Awalnya dari kenalan. Lalu beranjak janjian kencan. Lalu dibawa ke tempat sepi. Setelah itu beranjak ke yang lebih parah. Maka terjadilah zina yang tidak disangka-sangka dari awal, hanya karena alasan true love, membuktikan cinta yang sebenarnya.
Semoga kita bisa merenungkan ayat yang mulia,
وَلَا تَقْرَبُوا الزِّنَا إِنَّهُ كَانَ فَاحِشَةً وَسَاءَ سَبِيلًا
Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk.”(QS. Al Isro’: 32).
Ulama terkemuka yaitu Muhammad bin ‘Ali Asy Syaukani rahimahullah menjelaskan, “Allah melarang mendekati zina. Oleh karenanya, sekedar mencium lawan jenis saja otomatis terlarang. Karena segala jalan menuju sesuatu yang haram, maka jalan tersebut juga menjadi haram. Itulah yang dimaksud dengan ayat ini.”[1]
Coba perhatikan penjelasan di atas wahai adikku ... Kita dapat suatu pelajaran bahwa setiap hal yang dapat mengantarkan pada yang haram atau dosa besar, maka itu semua menjadi terlarang. Ingatlah bahwa ayat di atas bukan hanya memperingatkan perbuatan zina yang merupakan dosa besar. Namun ayat yang mulia di atas juga memperingatkan segala jalan yang dapat mengantarkan pada zina. Segala jalan menuju zina saja dilarang karena kita dilarang mendekati zina, maka melakukan zina lebih-lebih terlarang lagi.


Namun banyak muda-mudi yang kami sayangkan belum memahami ayat tersebut. Allah Ta’ala sebenarnya cukup menyampaikan ayat yang ringkas saja, namun cakupannya luas untuk melarang hal-hal lainnya. Dari sini, maka aktivitas berdua-duaan antara lawan jenis itu terlarang dan aktivitas menyentuh lawan jenis juga terlarang. Apalagi dua aktivitas yang kami sebutkan ini ada larangan khususnya.
Untuk aktivitas berdua-duaan antara lawan jenis, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
أَلاَ لاَ يَخْلُوَنَّ رَجُلٌ بِامْرَأَةٍ لاَ تَحِلُّ لَهُ ، فَإِنَّ ثَالِثَهُمَا الشَّيْطَانُ ، إِلاَّ مَحْرَمٍ
Janganlah seorang laki-laki berduaan dengan seorang wanita yang tidak halal baginya karena sesungguhnya syaithan adalah orang ketiga di antara mereka berdua kecuali apabila bersama mahromnya.”[2
 Ini menunjukkan terlarangnya kholwat (berdua-duaan antara lawan jenis).
Untuk aktivitas menyentuh lawan jenis, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tunjukkan larangannya dalam sabdanya,
كُتِبَ عَلَى ابْنِ آدَمَ نَصِيبُهُ مِنَ الزِّنَى مُدْرِكٌ ذَلِكَ لاَ مَحَالَةَ فَالْعَيْنَانِ زِنَاهُمَا النَّظَرُ وَالأُذُنَانِ زِنَاهُمَا الاِسْتِمَاعُ وَاللِّسَانُ زِنَاهُ الْكَلاَمُ وَالْيَدُ زِنَاهَا الْبَطْشُ وَالرِّجْلُ زِنَاهَا الْخُطَا وَالْقَلْبُ يَهْوَى وَيَتَمَنَّى وَيُصَدِّقُ ذَلِكَ الْفَرْجُ وَيُكَذِّبُهُ
Setiap anak Adam telah ditakdirkan bagian untuk berzina dan ini suatu yang pasti terjadi, tidak bisa tidak. Zina kedua mata adalah dengan melihat. Zina kedua telinga dengan mendengar. Zina lisan adalah dengan berbicara. Zina tangan adalah dengan meraba (menyentuh). Zina kaki adalah dengan melangkah. Zina hati adalah dengan menginginkan dan berangan-angan. Lalu kemaluanlah yang nanti akan membenarkan atau mengingkari yang demikian.”[3]
Artinya, menyentuh lawan jenis yang bukan mahrom termasuk keharaman karena dinamakan dengan zina yang juga haram.
Penjelasan di atas sebenarnya sudah cukup menyatakan bahwa pacaran itu terlarang. Jika ada yang masih mengatakan bahwa ada pacaran yang halal yaitu pacaran Islami, maka cukup kami jawab, Bagaimana mau dikatakan halal sedangkan pelanggaran di atas masih ditemui? Jika kita nekad mengatakan ada pacaran Islami, maka kita juga seharusnya berani mengatakan ada zina Islami, khomr Islami, judi Islami dan sebagainya.
Hanya Allah yang beri taufik.

Lebih Parah Dari Itu



Kalau duduk merapat, berangkulan, berciuman dan sejenisnya yang dilakukan oleh laki perempuan non mahrom yang tak diikat tali pernikahan saja sudah tidak boleh dan dilarang oleh ajaran Islam, bagaimana jika lebih dari itu? Namun inilah yang disayangkan tersebar luas di kalangan muda-mudi. Mereka begitu mudahnya membuktikan cinta, namun dengan jalan yang keliru yaitu dengan “sex before marriage (SBM)”, atau istilah kerennya adalah dengan “making love”. Sekeren apapun namanya namun hakekatnya tetap sama yaitu menerjang larangan Allah dengan melakukan dosa besar zina. Inilah yang dikatakan oleh mereka-mereka sebagai pembuktian cinta. Inilah yang katanya true love, cinta sebenarnya. Bagaimana mungkin zina dinamakan true love sedangkan di sana menerjang larangan Allah yang termasuk dosa besar?
Bukankah Allah Ta’ala telah menyebutkan dalam kitabnya yang mulia,
وَلَا تَقْرَبُوا الزِّنَا إِنَّهُ كَانَ فَاحِشَةً وَسَاءَ سَبِيلًا
Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk.”(QS. Al Isro’: 32)?
Lihatlah bahwa zina di sini disebut dengan perbuatan yang keji dan sejelek-jelek jalan.
Dalam ayat lainnya, Allah Ta’ala berfirman,
وَالَّذِينَ لَا يَدْعُونَ مَعَ اللَّهِ إِلَهًا آَخَرَ وَلَا يَقْتُلُونَ النَّفْسَ الَّتِي حَرَّمَ اللَّهُ إِلَّا بِالْحَقِّ وَلَا يَزْنُونَ وَمَنْ يَفْعَلْ ذَلِكَ يَلْقَ أَثَامًا
Dan orang-orang yang tidak menyembah tuhan yang lain beserta Allah dan tidak membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya) kecuali dengan (alasan) yang benar, dan tidak berzina, barang siapa yang melakukan yang demikian itu, niscaya dia mendapat (pembalasan) dosa(nya).” (QS. Al Furqon: 68).
Artinya, orang yang melakukan salah satu dosa yang disebutkan dalam ayat ini akan mendapatkan siksa dari perbuatan dosa yang ia lakukan.
Ada seseorang yang bertanya kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam,
Wahai Rasulullah, dosa apa yang paling besar di sisi Allah?
Beliau bersabda, “Engkau menjadikan bagi Allah tandingan, padahal Dia-lah yang menciptakanmu.
Kemudian ia bertanya lagi, “Terus apa lagi?


Beliau bersabda, “Engkau membunuh anakmu yang dia makan bersamamu.
Kemudian ia bertanya lagi, “Terus apa lagi?
Beliau bersabda,
ثُمَّ أَنْ تُزَانِىَ بِحَلِيلَةِ جَارِكَ
Kemudian engkau berzina dengan istri tetanggamu.
Kemudian akhirnya Allah turunkan surat Al Furqon ayat 68 di atas.[4]
Di sini menunjukkan besarnya dosa zina, apalagi berzina dengan istri tetangga.
Dalam hadits lainnya, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِذَا زَنَى الرَّجُلُ خَرَجَ مِنْهُ الإِيمَانُ كَانَ عَلَيْهِ كَالظُّلَّةِ فَإِذَا انْقَطَعَ رَجَعَ إِلَيْهِ الإِيمَانُ
Jika seseorang itu berzina, maka iman itu keluar dari dirinya seakan-akan dirinya sedang diliputi oleh gumpalan awan (di atas kepalanya). Jika dia lepas dari zina, maka iman itu akan kembali padanya.” [5]
Meski larangan-larangan zina dalam berbagai dalil di atas begitu tegas dan ancamannya begitu berat ternyata banyak remaja yang terjebak dalam perbuatan keji tersebut. Survey, data yang diperoleh dan dipublikasikan oleh banyak kalangan semakin membuat hati miris. Kadang timbul pertanyaan setelah membacanya? Sudah benar-benar rusakkah pemuda Islam kita?

Haruskah Membuktikan True Love Lewat Making Love?
Mereka yang melakukan aktivitas pacaran, memberikan alasan bahwa seks sebelum nikah (sex before marriage) adalah bukti cinta sejati. Logika mereka, yang namanya cinta itu butuh pengorbanan. Nah, kalau wanita yang diajak pacaran, maka ia harus mau berkorban. Apa bentuk pengorbanannya? Tak lain dan tak bukan adalah mengorbankan kesucian mereka. Naudzu billah.
Tentu ini adalah alasan yang dibuat-buat untuk memperturutkan hawa nafsu rendahan. Yang benar adalah bila seseorang cinta pada seseorang pasti ia akan berusaha memberikan kebaikan kepada orang yang dicintainya dan tak rela bila kekasihnya terjerumus dalam kesengsaraan. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
وَالَّذِى نَفْسِى بِيَدِهِ لاَ يُؤْمِنُ عَبْدٌ حَتَّى يُحِبَّ لأَخِيهِ مَا يُحِبُّ لِنَفْسِهِ مِنَ الْخَيْرِ


Demi yang jiwaku berada di tangan-Nya, seorang hamba tidak beriman (dengan iman yang sempurna) hingga ia mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya mendapat kebaikan.”[6]
Bila kita benar-benar cinta kepada seorang wanita dan sebaliknya, maka kita akan bersungguh-sungguh menjaga kesuciannya karena itu adalah suatu kebaikan sebagaimana kita pula ingin memperolehnya. Tentu hal itu tidak ditempuh lewat jalan pacaran dan berhubungan seks di luar jalan yang benar. Pengorbanan yang benar dalam cinta bukan berkorban untuk maksiat, namun berkorban dengan mengerahkan seluruh kemampuan menjaga kesucian diri dan orang yang dicinta serta berusaha meraih hubungan yang dihalalkan oleh Allah. Yakinlah adikku, jika kita benar-benar tulus ingin menjaga kesucian diri dan meraih yang halal, Allah pasti akan menolong.
Ingat selalu sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,
ثَلاَثَةٌ حَقٌّ عَلَى اللَّهِ عَوْنُهُمُ الْمُجَاهِدُ فِى سَبِيلِ اللَّهِ وَالْمُكَاتَبُ الَّذِى يُرِيدُ الأَدَاءَ وَالنَّاكِحُ الَّذِى يُرِيدُ الْعَفَافَ
Tiga orang yang berhak mendapatkan pertolongan Allah, yaitu orang yang berjihad di jalan Allah, budak mukatab yang ingin membebaskan dirinya, dan orang yang menikah yang ingin menjaga kehormatan dirinya.”[7]
Oleh karenanya, jika seseorang betul-betul ingin menjaga kesucian dirinya, maka tempuhlah jalan yang benar yaitu melalui jenjang pernikahan, niscaya pertolongan Allah akan terus datang. Yakinlah!
Jadi cinta sejati dibuktikan lewat jalan yang benar yaitu lewat jalan menikah. Jika belum mampu, maka bersabarlah. Sibukkanlah diri dengan hal-hal yang baik. Jauhi pergaulan dengan lawan jenis kecuali jika darurat. Banyak memohon kepada Allah agar diberikan kemudahan untuk terlepas dari zina dan segala jalan menuju perbuatan yang keji tersebut.

Semoga Allah senantiasa memberi taufik kepada setiap muda-mudi yang membaca risalah ini.


http://romdani45498.blogspot.com/2010/12/sex-before-mariage-bukan-cinta-sejati.html