Mengenai Saya

Foto saya
Pangandaran, West Java, Indonesia
Simple

Kamis, 12 Januari 2012

20 kriteria ‘Ikhwan genit…

1. Ikhwan genit bergaya dia akan paham agama tapi sebenarnya biasa-biasa saja. .
2. Ikhwan genit jarang ke masjid, ke Masjidnya pas Jum'atan saja. Pas Jum'atan aja masih diselingi ngantuk, rame sendiri dan sibuk dengan HP nya.
3. Ikhwan genit, menyingsingkan celananya alias akan menjadi sosok cingklangers (biar gak isbal) di depan para akhwat, sedang klo Bertemu dengan cewek biasa diturunkan lagi celananya.
4. Ikhwan genit suka mengobrol dengan akhwat, diskusi dengan hal-hal yang ga perlu, katanya segh dakwah di dunia maya, tetapi yang jauh dari nilai diobrolkan Esensi dakwah.
5. Ikhwan genit suka nelpon-nelpon akhwat tanpa agenda yang jelas, lama banget, n mendayu-dayu, padahal sms saja bisa.

6. Ikhwan genit, Memanfaatkan amanah dakwah nya Kepentingan untuk dirinya, dan menseleksi akhwat, Menilai akhwat tidak layak untuk dirinya, tidak sekufu dengan dirinya, dan Orientasi pribadi lainnya.
7. Ikhwan genit Memanfaatkan keterampilan dalam Tertentu kepandaiannya untuk menarik akhwat, misal keahlian memperbaiki komputer, HP, pemrograman, buat blog (situs) dan buat proposal kerja atau teknis lainnya.
8. Ikhwan genit Berjalan suka jelalatan, klo ada akhwat yang melintas di depannya selalu memberi penilaian, "akhwat ini 80, akhwat itu 75 ... dsb"
9. Ikhwan genit, sok perhatian ke akhwat, mempunyai belas kasihan yang terlalu berlebihan, padahal biasa-biasa saja sebenarnya bisa.
10. Ikhwan genit, suka bercanda dan cair dengan akhwat, dan gak risih dengan Syuro yang berhadap-hadapan.
11. Ikhwan genit suka sekali sms tausiyah padahal sebenarnya dia lagi kangen sama akhwat saja idolanya, menurut saya etika sms tausiyah, "dikirimkan ke semua", ga ada spesifikasi untuk ikhwan / akhwat Tertentu, atau untuk lebih berhati-hati sms tausiyahnya ikhwan ke ikhwan dan akhwat ke akhwat.
12. Ikhwan genit yang kebetulan mendapat amanah di kaderisasi, perhatian n sok campur tangan dengan kaderisasi akhwat, padahal jelas-jelas kaderisasi ikhwan dan akhwat benar-banar sesuatu yang terpisah, dan semuanya sudah ada yang ngurusin.
13. Ikhwan genit suka menjanjikan "nikah" kepada seorang akhwat padahal itu masih lama banget menikahnya alias nge-tag duluan, n akhirnya yang terjadi adalah jalan belakang .. wew parah...!!
14. Ikhwan genit suka koleksi foto akhwat, dan suka tanaman menge-foto akhwat yang jadi idolanya, dan lebih gila lagi, atau menjadikannya latar belakang layar komputernya atau servernya di laptopnya.
15. Ikhwan genit suka koleksi teman-teman akhwat dengan FB, YM, dan sok perhatian ngasih komen di FB nya.
16. Ikhwan genit ga suka kajian, tapi seneng beli buku, padahal bukunya juga ga dibaca.
17. Ikhwan genit suka jalan-jalan di Minggu pagi dan melotot lihat akhwat cantik, n ga bisa ghadhul Bashar, ayo ikhwan Tundukkan pandanganmu, biar kami bisa leluasa kalau harus Berjalan di depanmu.


"Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman:" Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat ". Katakanlah kepada wanita yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya, ..." (QS. An-Nuur [24]: 30-31

18. Ikhwan genit teman sesamanya dalam obrolan yang dibicarakan selalu seputar akhwat, membahas minimnya ilmu dien, dan strategi dakwah.
19. Ikhwan genit sering berkunjung ke tempat akhwat, banyak sekali alasannya, entah mau pinjem buku, mau ngantar sesuatu, atau apalah tanpa ada alasan yang jelas.
20. Ikhwan genit suka tertawa terbahak-bahak kalau lagi ga karuan berkumpul sesamanya dan pada saat di internet dengan kata2 : "wkwkwkwk.... hihihihi.... huehehe,,, hahaha,,, dsb".
Padahal kelihatannya antheng & alim banget pas di depan akhwat & ketika syuro.
Umar bin Utsman berkata: “ Ilmu itu adalah pemimpin, takut adalah pengemudi, sedangkan nafsu adalah kuda yang mogok diantara keduanya yang menipu dan berpura-pura. Waspadalah dan jagalah dia dengan siasat ilmu dan kemudikan dia dengan ancaman ketakutan, maka engkau akan mendapatkan apa yang engkau harapkan.”

Abu Ja’far Al-Mihwali berkata: “Haram atas hati yang mencintai dunia untuk mendapatkan ketenangan dan kehormatan ilahi. Haram atas jiwa manusia yang senang keduniaan untuk mendapatkan kemanisan dan kelezatan akhirat. Haram atas orang alim yang tidak mengamalkan ilmunya untuk dijadikan imam bagi orang-orang yang bertakwa”
“ Dan barangsiapa yang bertakwa kepada Allah nisacaya Dia akan menghapus kesalahan-kesalahan dan melipat gandakan pahala baginya.” [QS Ath-Thalaq: 5]
Mohon maaf bila ad yg tersinggung (yang tersinggung berarti merasa)...Semua ini hanya utk dijadikan pelajaran, karena manusia adalah tempat salah dan khilaf, bukan hanya plajaran utk ikhwan tetapi jga pelajaran utk akhwat.. Wallahu'alam.


http://romdani45498.blogspot.com/2010/11/20-kriteria-ikhwan-genit.html

Panduan membentuk akhlak yang baik

Orang yang berakhlak mulia atau baik tentu tidak sewenang-wenangnya melakukan sesuatu untuk menyakiti atau menyusahkan orang lain apalagi terhadap orang yang sudah menjadi teman atau sahabat pada mereka. Akhlak mulia adalah menjadi matlamat asas bagi risalah Islam. Rasulullah s.a.w. telah bersabda yang bermaksud : "Sesungguhnya aku diutuskan hanyalah untuk menyempurnakan akhlak yang mulia."(Hadis Riwayat Mali, Ahmad Hakim, at-Tabrani dan al-Bukhari)
Di antara panduan membentuk akhlak mulia ialah :
a) Menundukkan pandangan Orang Islam sepatutnya menutup pandangan daripada perkara-perkara yang diharamkan oleh Allah kerana pandangan itu akan menimbulkan syahwat dan mendorong seseorang terjatuh ke dalam maksiat dan dosa. Rasulullah s.a.w. telah bersabda yang bermaksud : "Pandangan itu salah satu daripada panah-panah iblis."(Hadis Riwayat al-Hakim dan at-Tabrani)
b) Memelihara lidah Setiap orang wajar memelihara lidahnya daripada perkataan yang tidak memberi faedah atau sia-sia, percakapan yang kotor, omong kosong, mengumpat dan mengadu-domba. Rasulullah s.a.w. telah bersabda yang bermaksud : "Tidaklah hasil ucapan lidah manusia itulah yang telah menghujamkan muka mereka ke dalam neraka?"(Hadis Riwayat at-Tarmizi, an-Nasai, Ibnu Majah dan Ahmad)
c) Malu Sifat malu adalah salah satu daripada sifat orang berakhlak mulia, namun sifat malunya tidak menghalangi mereka daripada memperkatakan kebenaran. Telah diriwayatkan bahawa Rasulullah s.a.w. lebih pemalu daripada seorang gadis remaja dan baginda telah bersabda yang bermaksud : "Iman itu lebih daripada tujuh puluh atau lebih daripada enam puluh cabang, yang paling afdal ialah kalimah 'Lailahaillallah' dan yang paling rendah ialah membuang sesuatu yang boleh menyakitkan di jalan dan malu itu satu cabang daripada iman."(Hadis Riwayat al-Bukhari dan Muslim)
d) Bersifat benar dan jujur Orang-orang Islam dituntut supaya sentiasa bersifat benar dan jujur dan tidak berdusta dalam mengatakan sesuatu yang hak sekalipun terhadap dirinya dengan tidak berasa takut celaan manusia demi kepatuhan kepada Allah. Rasulullah S.A.W. telah bersabda yang bermaksud : "Sesungguhnya sifat benar itu membawa kepada kebaikan dan kebaikan itu membawa ke syurga dan seseorang itu terus bersifat benar sehinggalah beliau ditulis di sisi Allah sebagai orang yang bersifat benar. Sesungguhnya dusta itu membawa kepada kejahatan dan kejahatan itu membawa ke neraka, seseorang itu akan terus berdusta sehinggalah mereka ditulis di sisi Allah sebagai seorang pendusta." (Hadis Riwayat al-Bukhari dan Muslim)

e) Tawaduk Orang-orang Islam sepatutnya sentiasa bersifat tawaduk terutama di kalangan saudara-saudara Islamnya. Mereka sewajarnya mengamalkan sikap tidak ada perbedaan antara yang kaya dan miskin. Rasulullah s.a.w. telah bersabda yang bermaksud : "Tidak akan dimasukkan ke dalam syurga orang yang di dalam hatinya terdapat sebesar zarah sifat takabur."(Hadis Riwayat Muslim)
Secara rasionalnya setiap Muslim mau menjadikan diri mereka orang yang beragama dan berakhlak dengan akhlak yang baik dan tidak sekalipun ada terbersit di sudut hati mereka untuk menjadikan diri mereka dengan akhlak yang jahat. Tapi semua ini bergantung kepada keupayaan diri sendiri untuk menentukan ke arah mana sebenarnya mereka berada.
Akhir sekali, Rasulullah s.a.w. telah bersabda yang bermaksud : "Ingatlah dalam setiap jasad itu ada segumpal daging, apabila daging itu baik maka baiklah jasad itu keseluruhannya, apabila daging itu rusak maka rusaklah jasad itu keseluruhannya. Ingatlah daging itu ialah hati."(Hadis Riwayat al-Bukhari dan Muslim)

Barokallahu fikkum...


http://romdani45498.blogspot.com/2010/11/panduan-membentuk-akhlak-yang-baik.html

Atas Nama Cinta-Mu

Atas nama cinta. Dengan cara apapun, upayakan agar dalam hidup kita hanya ada satu kata cinta, “Cintailah Allah!” Jika kita mencintai Allah, maka Dia akan mencintai kita, dan memerintahkan seluruh makhluk-Nya untuk mencintai kita.
Bayangkan sejenak! Alangkah baik, indah dan nyamannya jika seluruh makhluk, baik makhluk yang tampak maupun makhluk ghaib yang tak kelihatan, semuanya mencintai diri kita. Semuanya akan mencintai kita jika berhak dimuliakan lantaran kita mencintai Allah, Tuhan kita dan Tuhan seluruh makhluk itu.
Dahsyatnya cinta suci ini dibenarkan Rasulullah SAW:
“Ketika Allah mencintai seorang hamba, Allah menyeru kepada malaikat Jibril, “Hai Jibril, sungguh Allah mencintai si Fulan, maka cintailah ia olehmu!” Jibril pun mencintainya. Kemudian Ia menyeru kepada seluruh penduduk langit, “Sungguh Allah mencintai si Fulan, maka cintailah ia oleh kalian!” Ia pun dicintai oleh penduduk langit. Setelah itu, ia diterima di muka bumi. Ketika Allah membenci seorang hamba, Allah menyeru kepada malaikat Jibril, “Hai Jibril, sungguh Allah membenci si Fulan, maka bencilah ia olehmu!” Jibril pun membencinya. Kemudian Ia menyeru kepada seluruh penduduk langit, “Sungguh Allah membenci si Fulan, maka bencilah ia oleh kalian!” Ia pun dibenci oleh penduduk langit. Setelah itu, kebencian diletakkan baginya di muka bumi” (HR Muslim dari Abu Hurairah RA).
Atas nama cinta. Cintailah Allah dengan sepenuh jiwa, agar Ia memerintahkan seluruh makhluk-Nya untuk mencintai diri kita. Agar dalam hidup kita penuh kemudahan, keindahan, kebahagiaan, kebaikan dan keselamatan...
Cinta kepada Allah adalah komoditas yang teramat mahal, tidak mudah meraihnya. Untuk mewujudkan hal itu perlu upaya dan kerja yang sungguh-sungguh takwa kepada Allah dalam keadaan apapun, mencintai Rasulullah berikut seluruh keluarganya, mencintai orang-orang shalih, menunaikan seluruh kewajiban, memperbanyak ibadah, rela berkurban untu kebaikan dan jihad fi sabilillah, menegakkan syariat Islam, dan seterusnya.
Untuk meraih cinta Ilahi, jangan lupakan faktor doa! Memperbanyak doa dapat memperlancar tercapainya cinta Allah. Berdoa dengan penuh cita dan sikap merendah (tadharru’) akan memuluskan jalanbagi tergapainya cinta Ilahi. Renungkanlah, Nabi Daud saja senantiasa berdoa memohon cinta kepada Allah:

“Di antara doa Nabi Daud alaihissalam adalah, “Ya Allah, sungguh hamba memohon cinta-Mu dan cinta orang yang mencintai-Mu, dan amalan yang dapat mengantarkan hamba untuk mencintai-Mu. Ya Allah, jadikanlah cinta-Mu lebih hamba cintai daripada cinta hamba kepada diri hamba sendiri, keluarga, dan air dingin sekalipun.” (HR Tirmidzi dari Abu Darda, hadits hasan).
Seorang Muslim yang telah mengikrarkan dua kalimat syahadat, maka ia harus memprioritaskan cintanya kepada Allah, kemudian kepada Rasulullah dan jihad fi sabilillah.
Mencintai istri, anak, keluarga, keturunan, harta, pangkat, takhta dan lain sebagainya (yang halal dicintai), tentu boleh-boleh saja sepanjang posisi cinta tersebut di bawah cinta utama kepada Allah Azza wa Jalla:“Dan di antara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan selain Allah; mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah. Adapun orang-orang yang beriman amat sangat cintanya kepada Allah” (Qs Al-Baqarah 165).
“Katakanlah: “Jika bapa-bapa, anak-anak, saudara-saudara, istri-istri, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai dari Allah dan Rasul-Nya dan dari berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya." Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang fasik” (Qs At-Taubah 24).
Di samping cinta, seorang yang telah berikrar dua kalimat syahadat harus memiliki sikap ridha (ar-ridha) dalam dirinya. Kita harus ridha kepada Allah dan Rasul-Nya dengan menaati seluruh keputusan Allah dan Rasul-Nya.
Ridha kepada Allah itu harus dilakukan dengan sepenuh keridhaan, lahir-batin tanpa ada sedikit pun rasa ketidakpuasan kepada ketetapan-Nya. Karena dalam Al-Qur’an, Allah Azza wa Jalla menafikan iman seseorang sebelum ia ridha bertahkim kepada Rasulullah SAW (Islam) dan menerima keputusan beliau dengan sepenuh hati, tanpa ada sedikitpun rasa haraj (penolakan dalam hati). Bahkan penolakan (nafi) itu didahului dengan sumpah Allah dengan diri-Nya sendiri:
“Maka demi Tuhanmu, mereka (pada hakikatnya) tidak beriman hingga mereka menjadikan kamu hakim terhadap perkara yang mereka perselisihkan, kemudian mereka tidak merasa dalam hati mereka sesuatu keberatan terhadap putusan yang kamu berikan, dan mereka menerima dengan sepenuhnya” (Qs An-Nisa’ 5).
Atas nama cinta. Cintailah Allah dengan sepenuh jiwa, agar Ia memerintahkan seluruh makhluk-Nya untuk mencintai diri kita. Agar dalam hidup kita penuh kemudahan, keindahan, kebahagiaan, kebaikan dan keselamatan.


http://romdani45498.blogspot.com/2010/11/atas-nama-cinta-mu.html

Cinta

Ibadah bukanlah sekedar gerakan jasad yang terlihat oleh mata, namun juga harus menyertakan yang lain. Sebagaimana seseorang yang sedang melaksanakan sholat, ia tidak hanya bergerak untuk melaksanakan setiap rukun dan wajib sholat, tetapi juga harus menghadirkan hati sebagai ruh sholat tersebut. Bahkan jika seseorang menampakkan kekhusyukan badan dan hatinya kosong dan bermain-main maka ia terjatuh dalam kekhusyukan kemunafikan.

Ketahuilah, bahwa ibadah seorang hamba harus dibangun oleh tiga pilar, dan ketiganya harus terkumpul seluruhnya dalam setiap muslim. Ibadah seseorang tidaklah akan benar dan sempurna kecuali dengan adanya pilar-pilar tersebut. Bahkan sebagian ulama mengatakannya sebagai ‘rukun ibadah’. Tiga hal itu adalah “cinta, takut dan harap”. Sehingga seorang salaf berkata, “Barang siapa beribadah kepada Alloh dengan cinta saja maka dia seorang zindiq, barang siapa beribadah hanya dengan khouf (takut) saja maka haruri (khowarij), barang siapa beribadah hanya dengan rasa harap saja maka dia seorang murji’ dan barang siapa yang beribadah dengan cinta, takut dan harap maka dia seorang mukmin.”
CintaCinta adalah rukun ibadah yang terpenting, karena cinta adalah pokok ibadah. Makna cinta tidak terbatas hanya kepada hubungan kasih antara dua insan semata, namun sesungguhnya makna dari cinta itu lebih luas dan dalam. Kecintaan yang paling agung dan mulia di dalam kehidupan kita ini adalah kecintaan kita kepada Alloh. Dimana jika seorang hamba mencintai Alloh, maka dia akan rela untuk melakukan seluruh hal yang diperintahkan dan menjauhi seluruh hal yang dilarang oleh yang dicintainya tersebut. Cinta kepada Alloh juga mengharuskan membenci segala sesuatu yang dibenci oleh Alloh. Sesungguhnya apabila ditanyakan kepada setiap muslim “Apakah anda mencintai Alloh?” maka tentu dia akan menjawab “Tentu saja”.
Namun pernyataan tanpa bukti tidaklah bermanfaat. Alloh tidak membutuhkan pernyataan belaka, Dia menginginkan agar kita membuktikan pernyataan kita “Aku cinta Alloh”. Oleh karena itulah, Alloh menguji setiap muslim dalam firman-Nya, “Katakanlah (wahai muhammad): Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu. Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (Ali Imran: 31). Ya, bukti kecintaan kita kepada Alloh adalah dengan mengikuti Rasululloh dalam segala hal. Bahkan kecintaan kita terhadap beliau harus lebih dari kecintaan kita terhadap diri sendiri dan keluarga. Beliaulah teladan baik dalam aqidah, ibadah, akhlak, muamalah dan sebagainya. Alloh berfirman, “Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.” (Al Ahzab: 21)
Maka jika kita mencintai Alloh, mari kita buktikan dengan menjadikan Rasululloh sebagai panutan kita, bukan dengan menjadikan orang-orang kafir sebagai panutan, walaupun mereka itu populer dan terkenal seperti artis, selebritis dan semacamnya. Karena sesungguhnya Rosululloh bersabda “Seseorang itu akan bersama dengan orang yang dicintainya (di hari akhirat nanti).” (HR. Muslim). Dimana makna dari hadits ini adalah jika ketika di dunia kita mencintai orang-orang shaleh (seperti para rosul dan nabi) dan menjadikan mereka teladan, maka di akhirat nanti kita akan bersama mereka, dan sebaliknya jika ketika di dunia kita mencintai orang-orang kafir dan menjadikan mereka teladan, maka di akhirat nanti kita pun akan bersama mereka. Bukankah tempat mereka di akherat merupakan seburuk-buruk tempat. Duhai, betapa musibah yang sangat besar!



TakutPilar lainnya yang mesti ada dalam ibadah seorang muslim adalah rasa takut. Dimana dengan adanya rasa takut, seorang hamba akan termotivasi untuk rajin mencari ilmu dan beribadah kepada Alloh semata agar bebas dari murka dan adzab-Nya. Selain itu, rasa takut inilah yang juga dapat mencegah keinginan seseorang untuk berbuat maksiat. Alloh berfirman, “(Yaitu) orang-orang yang takut akan (azab) Tuhan mereka, sedang mereka tidak melihat-Nya, dan mereka merasa takut akan (tibanya) hari kiamat.” (Al Anbiya: 49)
Rasa takut ada bermacam-macam, namun yang takutnya seorang muslim ialah takut akan pedihnya sakaratul maut, rasa takut akan adzab kubur, rasa takut terhadap siksa neraka, rasa takut akan mati dalam keadaan yang buruk (mati dalam keadaan sedang bermaksiat kepada Alloh), rasa takut akan hilangnya iman dan lain sebagainya. Rasa takut semacam inilah yang harus ada dalam hati seorang hamba.
HarapPilar berikutnya yang harus ada dalam ibadah seorang hamba adalah rasa harap. Rasa harap yang dimaksud adalah antara lain harapan akan diterimanya amal kita, harapan akan dimasukkan surga, harapan untuk berjumpa dengan Alloh, harapan akan diampuni dosa, harapan untuk dijauhkan dari neraka, harapan diberikan kehidupan yang bahagia di dunia dan akhirat dan lain sebagainya. Rasa harap inilah yang dapat mendorong seseorang untuk tetap terus berusaha untuk taat, meskipun sesekali dia terjatuh ke dalam kemaksiatan namun dia tidak putus asa untuk terus berusaha sekuat tenaga untuk menjadi hamba yang taat. Karena dia berharap Alloh akan mengampuni dosanya yaitu dengan jalan bertaubat dari kesalahannya tersebut dan memperbanyak melakukan amal kebaikan. Sebagaimana firman Alloh “Wahai hamba-hamba-Ku yang malampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dia-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (Az Zumar: 53)
Harapan berbeda dengan angan-angan. Sebagai contoh orang yang berharap menjadi orang baik maka ia akan melakukan hal-hal yang merupakan ciri-ciri orang baik, sedangkan orang yang berkeinginan menjadi orang baik namun tidak berusaha untuk melakukan kebaikan maka orang-orang inilah yang tertipu oleh angan-angan dirinya sendiri.
Urgensi Cinta, Takut dan Harap Dalam Ibadah
Ketiga pilar yang telah disebutkan di atas harus terdapat dalam setiap ibadah seorang hamba. Tidaklah benar ibadah seseorang jika satu saja dari ketiga hal tersebut hilang. Seseorang yang memiliki rasa takut yang berlebihan akan menyebabkan dirinya putus asa, sedangkan jika rasa takutnya rendah maka dengan mudahnya dia akan bermaksiat kepada Tuhannya.
Kebalikannya seseorang yang berlebihan rasa harapnya akan menyebabkan dia mudah bermaksiat dan jika rendah rasa harapnya maka dia akan mudah putus asa. Sedangkan kedudukan cinta, maka cinta inilah yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Sehingga diibaratkan bahwa kedudukan ketiga pilar ini dalam ibadah bagaikan kedudukan seekor burung, dimana rasa takut dan harap sebagai kedua sayapnya yang harus seimbang dan rasa cinta sebagai kepalanya yang merupakan pokok kehidupannya.


http://romdani45498.blogspot.com/2010/11/cinta.html

Musuh dan Teman Syetan

Allah SWT telah memerintahkan agar syetan menemui Rasulullah dan menjawab semua pertanyaan yg diajukan oleh beliau. Maka datanglah setan pada suatu hari menghadap Rasulullah dengan menyerupakan dirinya sebagai seorang tua yang bersih air mukanya dan membawa tongkat.
Maka bertanyalah Rasulullah, "Siapakah Engkau?"
"Aku adalah iblis yaa Rasulullah." jawab iblis
"Apa maksud kedatanganmu?", tanya Rasulullah
"Allah telah memerintahkan aku datang kepadamu dan menjawab apa2 yang kautanyakan.", kata Iblis lagi.
Kemudian Rasulullah mulai bertanya, "Yaa iblis, dari semua umatku, berapa banyakkah musuhmu?"
Iblispun mulai menjawab :" Lima Belas"


"Satu; Engkau sendiri hai Muhammad!"
"Dua; Imam atau pemimpin yang adil"
"Tiga ; Orang kaya yang tawadhu (rendah hati)!"
"Empat ; pedagang yang jujur
"Lima ; orang alim yang mengerjakan shalat dengan khusu'! "
"Enam : Orang mukmin yang memberi nasehat !"
"Tujuh : Orang mukmin yang penuh kasih sayang !"
"Delapan ; orang yang cepat-cepat dan tetap bertobat !"
"Sembilan ; Orang yang menjauhkan diri dari segala yang haram."
"Sepuluh ; Orang mukmin yang selalu dalam keadaan suci "
"Sebelas ; Orang mukmin yang dermawan dan banyak bersedekah"
"Duabelas ; Orang mukmin yang banyak budi pekertinya"
"Tigabelas; Orang yang yang bermanfaat bagi orang lain"
"Empatbelas; Orang yang hapal Al Qur'an dan selalu membacanya"
"Limabelas ; Orang yang mendirikan shalat di tengah malam selagi orang-orang lain tidur"
Lalu Rasulullah bertanya kembali, "Berapa banyakkah temanmu dari umatku hai Iblis?"
Lalu iblis menjawab, "Sepuluh"
"Satu ; hakim yang aniaya dan tidak adil"
"Dua ; Orang kaya yang sombong"
"Tiga ; pedagang yang khianat"
"Empat ; orang yang pemabuk/peminum arak"
"Lima ; orang yang memutuskan tali silaturahim/persahabatan"

"Enam ; Pemilik harta riba"
"Tujuh ; Pemakan harta anak yatim"
"Delapan ; orang yang selalu lengah dalam shalat dan meninggalkan shalat"
"Sembilan ; Orang yang kikir dn enggan memberikan zakat"
"sepuluh ; Orang yang panjang angan-angan/menghayal'
Demikianlah pengakuan setan sendiri kepada Rasulullah SAW.
Allah SWt juga telah mengingatkan agar manusia memusuhi setan dan tidak menjadikan setan sebagai teman dalam firmanNya;
"Sesungguhya syaithan itu adalah musuh bagimu, maka anggaplah ia musuh(mu) karena sesungguhnya syaithan-syaitan itu hanya mengajak golongannya supaya mereka menjadi penghuni neraka yang menyala-nyala."
(QS Al Fathir :6)
"Barangsiapa yang berpaling dari pengajaran Rabb Yang Maha Pemurah (Al Qur'an), kami adakan baginya syaithan yang menyesatkan maka syaithan itulah yang selalu menjadi teman yang menyertainya". (QS Az Zukhruf : 36)


http://romdani45498.blogspot.com/2010/11/musuh-dan-teman-syetan.html

Apa yang kita sombongkan?

Seorang pria yang bertamu ke rumah Sang Guru tertegun keheranan. Dia melihat Sang Guru sedang sibuk bekerja; ia mengangkuti air dengan ember dan menyikat lantai rumahnya keras-keras. Keringatnya bercucuran deras. Menyaksikan keganjilan ini orang itu bertanya, “Apa yang sedang Anda lakukan?”
Sang Guru menjawab, “Tadi saya kedatangan serombongan tamu yang meminta nasihat. Saya memberikan banyak nasihat yang bermanfaat bagi mereka. Mereka pun tampak puas sekali. Namun, setelah mereka pulang tiba-tiba saya merasa menjadi orang yang hebat. Kesombongan saya mulai bermunculan. Karena itu, saya melakukan ini untuk membunuh perasaan sombong saya.”
Sombong adalah penyakit yang sering menghinggapi kita semua, yang benih-benihnya terlalu kerap muncul tanpa kita sadari. Di tingkat terbawah, sombong disebabkan oleh faktor materi. Kita merasa lebih kaya, lebih rupawan, dan lebih terhormat daripada orang lain.
Di tingkat kedua, sombong disebabkan oleh faktor kecerdasan. Kita merasa lebih pintar, lebih kompeten, dan lebih berwawasan dibandingkan orang lain.
Di tingkat ketiga, sombong disebabkan oleh faktor kebaikan. Kita sering menganggap diri kita lebih bermoral, lebih pemurah, dan lebih tulus dibandingkan dengan orang lain.Yang menarik, semakin tinggi tingkat kesombongan, semakin sulit pula kita mendeteksinya. Sombong karena materi sangat mudah terlihat, namun sombong karena pengetahuan, apalagi sombong karena kebaikan, sulit terdeteksi karena seringkali hanya berbentuk benih-benih halus di dalam batin kita.
Akar dari kesombongan ini adalah ego yang berlebihan. Pada tataran yang lumrah, ego menampilkan dirinya dalam bentuk harga diri (self- esteem) dan kepercayaan diri (self-confidence). Akan tetapi, begitu kedua hal ini berubah menjadi kebanggaan (pride), Anda sudah berada sangat dekat dengan kesombongan. Batas antara bangga dan sombong tidaklah terlalu jelas.
ada saat terlahir ke dunia, kita dalam keadaan telanjang dan tak punya apa-apa. Akan tetapi, seiring dengan waktu, kita mulai memupuk berbagai keinginan, lebih dari sekadar yang kita butuhkan dalam hidup. Keenam indra kita selalu mengatakan bahwa kita memerlukan lebih banyak lagi.Perjalanan hidup cenderung menggiring kita menuju kutub ego. Ilusi ego inilah yang memperkenalkan kita kepada dualisme ketamakan (ekstrem suka) dan kebencian (ekstrem tidak suka). Inilah akar dari segala permasalahan.
Perjuangan melawan kesombongan merupakan perjuangan menuju kesadaran sejati. Untuk bisa melawan kesombongan dengan segala bentuknya, ada dua perubahan paradigma yang perlu kita lakukan. Pertama, kita perlu menyadari bahwa pada hakikatnya kita bukanlah makhluk fisik, tetapi makhluk spiritual.

Kesejatian kita adalah spiritualitas, sementara tubuh fisik hanyalah sarana untuk hidup di dunia. Kita lahir dengan tangan kosong, dan (ingat!) kita pun akan mati dengan tangan kosong. Pandangan seperti ini akan membuat kita melihat semua makhluk dalam kesetaraan universal. Kita tidak akan lagi terkelabui oleh penampilan, label, dan segala “tampak luar” lainnya. Yang kini kita lihat adalah “tampak dalam”. Pandangan seperti ini akan membantu menjauhkan kita dari berbagai kesombongan atau ilusi ego. Kedua, kita perlu menyadari bahwa apa pun perbuatan baik yang kita lakukan, semuanya itu semata-mata adalah juga demi diri kita sendiri. Kita memberikan sesuatu kepada orang lain adalah juga demi kita sendiri.
Dalam hidup ini berlaku hukum kekekalan energi. Energi yang kita berikan kepada dunia tak akan pernah musnah. Energi itu akan kembali kepada kita dalam bentuk yang lain. Kebaikan yang kita lakukan pasti akan kembali kepada kita dalam bentuk persahabatan, cinta kasih, makna hidup, maupun kepuasan batin yang mendalam. Jadi, setiap berbuat baik kepada pihak lain, kita sebenarnya sedang berbuat baik kepada diri kita sendiri. Kalau begitu, apa yang kita sombongkan?


http://romdani45498.blogspot.com/2010/11/apa-yang-kita-sombongkan.html

Benarlah katamu…Wahai Sahabatku…

Wahai kau sahabatku,setelah aku penat berjalan..mencari mutiara persahabatan,aku masih keliru diselimuti kelam,tertipu dengan dunia dan permainan,Allah menghantarku sahabat,membukakan mataku melihat hikmahNyamendongakkan kepala melihat langitNya,terbentang luas saujana kasih sayangNya.benarnya katamu menunjukiku.terima kasih wahai sahabatku...
Sahabatku berkata...Jalan hidup ini jauh membentangmenanjak dan berliku tajam,semoga banyak pohon rendanguntuk sejenak berteduh kepanasan,untuk sejenak singgah bersemayam,memulihkan tenaga dan fikiran,merenungi dan mempelajari diri,mencapai hikmah yang tertinggi,buat bekalan untuk perjalanan nanti,yang lebih jauh dan mendaki lagi.
Ya...sahabatku berkata lagi,semoga Allah memberkatimu,jangan kau pandang bulan,pandanglah Yang menciptakan bulan,keindahan bulan hanya sementara,tapi keindahan Yang nyata,terselit termetri di dalam rasa,menambah menguatkan iman semata, hingga mendapat cinta sebenarnya,kalau hanya sebagai pungguk,bulanpun hanya sebagai khayal tak bermakna,tapi kalau sebagai hamba Allah, bulanpun tetap sebagai hikmah berkawan.
Ya... sahabatku berkata lagi,cantik juga sajak cintanya..senyum ya,cinta itu seharusnya membawa manfaat,tapi kenapa cinta yang selalu menjadi korban, tatkala ada perpisahan ada perceraian,tatkala ada permusuhan ada kesedihan,ada kecewa selalu cinta yang dipersalahkan,kasihan cinta ya...seharusnya cinta tu sebagai tempat pemujaan lagi suci,menjadi amal yang manis tuk dirasakan,bagaimana manisnya iman,cintailah karena Allah dan Rasul-Nya.
Semoga rahmat dan berkat Allah untuk sahabat-sahabatku ...dan semoga kalian dipelihara Allah selalu dimanapun berada.amin


http://romdani45498.blogspot.com/2010/11/benarlah-katamuwahai-sahabatku.html

Jadi Ikhwan Jangan Cengeng

Dikasih amanah pura-pura batuk.. Nyebutin satu persatu kerjaan biar dikira sibuk.. Afwan ane sakit.. Afwan PR ane numpuk.. Afwan ane banyak kerjaan, kalo nggak selesai bisa dituntut.. Afwan ane ngurus anu ngurus itu jadinya suntuk.. Terus dakwah gimana? digebuk?
Jadi Ikhwan jangan cengeng.. Dikit-dikit dengerin lagunya edcoustic.. udah gitu yang nantikanku di batas waktu, bikin nyelekit.. Ke-GR-an tuh kalo ente melilit.. Kesehariannya malah jadi genit.. Jauh dari kaca jadi hal yang sulit.. Hati-hati kalo ditolak, bisa sakiiiittt…
Jadi Ikhwan jangan cengeng.. Dikit-dikit SMSan sama akhwat pake Paketan SMS biar murah.. Rencana awal cuma kirim Tausyiah.. Lama-lama nanya kabar ruhiyah.. sampe kabar orang rumah.. Terselip mikir rencana walimah? Tapi nggak berani karena terlalu wah! Akhirnya hubungan tanpa status aja dah!
Jadi Ikhwan jangan cengeng.. Abis nonton film palestina semangat membara.. Eh pas disuruh jadi mentor pergi entah kemana.. Semangat jadi penontonnya luar biasa.. Tapi nggak siap jadi pemainnya.. yang diartikan sama dengan hidup sengsara.. Enak ya bisa milih-milih yang enaknya aja..
Jadi Ikhwan jangan cengeng.. Ngumpet-ngumpet buat pacaran.. Ketemuan di mol yang banyak taman.. Emang sih nggak pegangan tangan.. Cuma lirik-lirikkan dan makan bakso berduaan.. Oh romantisnya, dunia pun heran.. Kalo ketemu Murabbi atau binaan.. Mau taruh di mana tuh muka yang jerawatan? Oh malunya sama Murabbi atau binaan? Sama Allah? Nggak kepikiran.. Yang penting nyes nyes romantis semriwing asoy-asoy-yaannn. .
Jadi Ikhwan jangan cengeng.. Disuruh infaq cengar-cengir. . Buat beli tabloid bola nggak pake mikir.. Dibilang kikir marah-marah dah tuh bibir.. Suruh tenang dan berdzikir.. Malah tangan yang ketar-ketir. . Leher saudaranya mau dipelintir!


Jadi Ikhwan jangan cengeng.. Semangat dakwah ternyata bukan untuk amanah.. Malah nyari Aminah.. Aminah dapet, terus Walimah.. Dakwah pun hilang di hutan antah berantah.. Dakwah yang dulu kemanakah? Dakwah kawin lari.. lari sama Aminah.. Duh duh… Amanah Aminah.. Dakwah.. dakwah.. Kalah sama Aminah..
Jadi Ikhwan jangan cengeng.. Buka facebook liatin foto akhwat.. Dicari yang mengkilat.. Kalo udah dapet ya tinggal sikat.. Jurus maut Ikhwan padahal gak jago silat.. “Assalammu’alaykum Ukhti, salam ukhuwah.. udah kuliah? Suka coklat?” Disambut baik sama ukhti, mulai berpikir untuk traktir Es Krim Coklat .. Akhwatnya terpikat.. Mau juga ditraktir secara cepat.. Asik, akhirnya bisa jg ikhtilat… yaudah.. langsung TEMBAK CEPAT! Akhwatnya mau-mau tapi malu bikin penat.. badan goyang-goyang kayak ulat.. Ikhwannya nyamperin dengan kata-kata yang memikat.. Kasusnya sih kebanyakan yang ‘gulat’.. Zina pun menjadi hal yang nikmat.. Udah pasti dapet laknat.. Duh.. maksiat.. maksiat…
Jadi Ikhwan jangan cengeng.. Ilmu nggak seberapa hebat.. Udah mengatai Ustadz.. Nyadar diri woi lu tuh lulusan pesantren kilat.. Baca qur’an tajwid masih perlu banyak ralat.. Lho kok udah berani nuduh ustadz.. Semoga tuh otaknya dikasih sehat..
Jadi Ikhwan jangan cengeng.. Status facebook tiap menit ganti.. Isinya tentang isi hati.. Buka-bukaan ngincer si wati.. Nunjukkin diri kalau lagi patah hati.. Minta komen buat dikuatin biar gak mati bunuh diri.. Duh duh.. status kok bikin ruhiyah mati.. Dikemanakan materi yang ustadz sampaikan tadi?
Jadi Ikhwan jangan cengeng.. Ngeliat ikhwan-ikhwan yang lain deket banget sama akhwat mau ikutan.. Hidup jadi kayak sendirian di tengah hutan rambutan.. Mau ikutan tapi udah tau kayak gitu nggak boleh.. tau dari pengajian.. Kepala cenat-cenut kebingungan. . Oh kasihan.. Mendingan cacingan..
Jadi Ikhwan jangan cengeng.. Ngeliat pendakwah akhlaknya kayak preman.. Makin bingung nyari teladan.. Teladannya bukan lagi idaman.. Hidup jadi abu-abu kayak mendungnya awan.. Mau jadi putih nggak kuat nahan.. Ah biarlah kutumpahkan semua dengan cacian makian.. Akhirnya aku ikut-ikutan jadi preman.. Teladan pun sekarang ini susah ditemukan..
Jadi Ikhwan jangan cengeng.. Diajakain dauroh alasannya segudang.. Semangat cuma pas diajak ke warung padang.. Atau maen game bola sampe begadang.. Mata tidur pas ada lantunan tilawah yang mengundang.. Tapi mata kebuka lebar waktu nyicipin lauk rendang.. Duh.. berdendang…
Jadi Ikhwan jangan cengeng.. Bangga disebut ikhwan.. hati jadi wah.. Tapi jarang banget yang namanya tilawah.. Yang ada sering baca komik naruto di depan sawah.. Hidup sekarang jadinya agak mewah.. Hidup mewah emang sah.. Tapi.. kesederhanaan yang dulu berakhir sudah?
Jadi Ikhwan jangan cengeng.. Dulunya di dakwah banyak amanah.. Sekarang katanya berhenti sejenak untuk menyiapkan langkah.. Tapi entah kenapa berdiamnya jadi hilang arah.. Akhirnya timbul perasaan sudah pernah berdakwah..

Merasa lebih senior dan lebih mengerti tentang dakwah.. Anak baru dipandang dengan mata sebelah.. Akhirnya diam dalam singgasana kenangan dakwah.. Dari situ bilang.. Dadaaahhh.. Saya dulu lebih berat dalam dakwah.. Lanjutin perjuangan saya yah…
Jadi Ikhwan jangan cengeng.. Nggak punya duit jadinya nggak dateng Liqo.. Nggak ada motor yaa halaqoh boro-boro.. Murabbi ikhlas dibikin melongo.. Binaan nggak ada satupun yang ngasih info.. Ngeliat binaan malah pada nonton tv liat presenter homo.. Adapula yang tidur sambil meluk bantal guling bentuk si komo..
Oh noo…
Jadi Ikhwan jangan cengeng… Jadi Ikhwan jangan cengeng… Jadi Ikhwan jangan cengeng… Jadi Ikhwan jangan cengeng… Jadi Ikhwan jangan cengeng........


http://romdani45498.blogspot.com/2010/11/jadi-ikhwan-jangan-cengeng.html

Nasihat Agung bagi Wanita Muslimah

Segala Puji bagi Allah Rabb Semesta Alam, Shalawat dan Salam semoga terlimpah kepada Pemuka Para Rasul Sayyiduna Muhammad SAW dan keluarga beliau beserta para sahabat dan orang-orang yang diberi petunjuk dengan petunjuk beliau dan mengikuti jejak beliau hingga Hari Pembalasan kelak.
Saudari-saudari ku, Para Akhwat Muslimah yang mulia. Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Sudah lama saya merasa terbebani untuk bisa mengungkapkan kepada kalian apa yang sedang dialami oleh Umat Islam saat ini mulai, dari peristiwa-peristiwa besar hingga situasi-situasi yang sulit, akan tetapi keadaan saya dan kalian jauh berbeda. Dan inilah saatnya saya berbicara kepada saudari-saudariku yang terhormat, akan tetapi akan saya mulai untuk Keluarga dan Sanak Saudara di Negeri kami yang tercinta. Saya katakan kepada mereka: Kami di sini dalam keadaan sehat wal afiat serta dalam naungan nikmat Allah SWT, hati dan jiwa kami selalu bersama kalian walau jarak jauh membentang diantara kita.
Beginilah dunia, pertemuan dan perpisahan akan senantiasa menyelimuti kita dan kami menganggap saya berada dalam kebenaran sedang kebenaran tersebut telah memanggil kami, sebagaimana Firman Allah Ta’ala:
“Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah (pula) kamu bersedih hati, padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang-orang yang beriman” (Qs. Ali Imran 139).
Semoga kita bias bertemu kembali tak lama lagi Insya Allah karena sesungguhnya kemudahan Allah telah dekat dan jika pertolongan-Nya telah datang maka tidak ada yang bias menghalanginya dengan izin-Nya Ta’ala.



Dan setelah keluarga dan kerabat, saya tujukan kata-kata saya ini untuk para Akhwat terhormat dalam Umat Muslim kita yang berharga. Saya khususkan untuk menyebut Akhwat kita yang tercinta yang sedang ribath di Tanah Jihad di belahan dunia, dan Para Ibu kita yang telah mempersembahkan sebagian hati mereka fie Sabilillah dan dalam menolong diennya. Oleh karena itu mereka tak pernah takut dan bosan untuk menolong Dien ini, berapa banyak mereka persembahkan Para Suami, Anak-anak dan Saudara, berapa banyak pula mereka diuji fie Sabilillah, maka keadaan kami semua dalam keadaan yang serupa.
Para wanita yang sedang ribath dan berjihad serta diuji fie Sabilillah, mereka mempersembahkan apa yang mereka miliki untuk mereka korbankan akan tetapi –dan Allah lah yang tiada ilah selain-Nya- semua itu tidak bahkan tidak akan menyurutkan satu langkah pun dalam membela Dien kita ini walaupun apa saja telah kita alami di jalan ini seperti kehilangan orang yang tercinta dan jauh dari sanak saudara, akan tetapi –walaupun begitu- kami tidak mendapatkan kecuali manisnya apa yang kami alami dan ridha terhadap Rabb kami yang telah memuliakan kami dan menyucikan kami dengannya tanpa ibadah lainnya yaitu dengan memberi rizki kami untuk bias berjihad fie sabilillah, membela dien-Nya dan meninggikan kalimat-Nya. Akan tetapi di tengah ujian yang menghadang, kami masih mampu untuk bisa bertahan hidup atas kemulian dan karunia dari Allah SWT.
Saudari-saudari ku yang tercinta dan terhormat,
Teguh, teguh di jalan ini -jihad- dan kami tidak akan bisa dihentikan oleh kekuatan super power maupun aliansi Negara-negara karena Allah Azza wa Jalla bersama kami, Dia lah cukup bagi kami dan kami serahkan semuanya pada-Nya, kami pun tidak akan pernah takut kepada siapapun juga kecuali kepada-Nya SWT. Dan kami dengan apa saja yang kami hadapi selama ini –Alhamdulillah- tetap teguh dan gembira dengan apa yang telah dijanjikan Allah SWT dalam firman-Nya:
“Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum datang kepadamu (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu? Mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan bermacam-macam cobaan) sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya: "Bilakah datangnya pertolongan Allah?" Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat” (Qs. Al-Baqarah 214).
Kemenangan sudah dekat dengan izin Allah, dan Rabb kami tidak akan pernah lalai dengan janji-Nya Insya Allah, entah itu dengan Kemenangan maupun dengan syahadah (mati syahid), keduanya lebih manis dari yang lain. Dan kami tidak akan pernah muundur dari membela Dien kami karena itu lebih berharga bagi kami.
Saya mengharap kepada Allah untuk diberikan kesabaran bagi kami dan saudari-sadari kami di penjuru dunia –terutama di bumi ribath seperti Palestina, Irak, Chechnya, Afghanistan dan Somalia- serta keteguhan hingga ajal menjemput, entah itu dengan kemenangan maupun syahadah.

“Dan Allah berkuasa terhadap urusan-Nya, tetapi kebanyakan manusia tiada mengetahuinya” (Qs. Yusuf 21).
Saya ingatkan diri saya sendiri dan para akhwat muslimah yang tercinta terhadap para Shahabiyah Mukminah yang berjihad dan berhijrah, merekalah sebaik-baik tauladan bagi kita, dari merekalah kami mencontoh dan dengan mereka lah kami menghibur diri karena berapa banyak ibroh dan ketetapan yang bisa kita ambil dari siroh mereka harum. Mereka tidak pernah mundur dan bosan dalam mengabdi kepada Dien kita ini dan kami –Insya Allah- dalam jalan mereka. Sebaik-baik tauladan bagi kami adalah Sayyidah Khodijah ra. Saat beliau menolong Rasulllah SAW dalam menjalankan dakwahnya dan berkata: “Demi Allah, Allah tidak akan pernah menghinakanmu selamanya karena engkau adalah orang yang menyambung tali silaturahmi, berkata jujur, menolong yang lemah dan membela kebenaran”
Begitu pula Sayyidah Shofiyah ra, beliau adalah wanita yang pemberani, saat Kaum Yahudi melewati sebuah benteng kaum muslimin dan kemudian mengepungnya sedangkan ketika itu kaum muslimin sedang menghadapi musuh-musuh mereka di garis depan, maka beliau ra segera turun dan membunuh seorang Yahudi dengan sebuah tongkat tanpa ada rasa takut dan cemas. Sungguh beliau ini lebih pemberani dari pada kebanyakan para lelaki pada zaman ini.
Begitu pula Sayyidah Ummu ‘Imaroh ra saat melindungi Rasulullah SAW pada Perang Uhud dan terluka dengan 12 luka serta terputus tangan beliau ketika Perang Yamamah dengan 11 luka di selain tangan beliau.
Maka dari mereka lah kami mencontoh dalam membantu suami-suami kami untuk menegakkan kebenaran serta dalam keberanian dan pengorbanan karena kami tidak takut kepada siapapun kecuali hanya Allah SWT.
Adapun Risalah saya yang kedua, saya tujukan kepada Para Akhwat Muslimah yang ditahan di Penjara-Penjara Thoghut:
Saya katakan kepada mereka:
Kalian berada dalam hati kami dan tidak akan pernah kami lupakan karena Insya Allah kami tidak akan menyurutkan kesungguhan kami untuk membebaskan kalian. Kalian adalah harga diri kami dan kami adalah saudari kalian yang tidak akan pernah menyerah selamanya dan Allah mengetahui bahwa kami senantiyasa berdoa supaya Allah menjaga kalian dari segala kejahatan dan keburukan serta membebaskan kalian.
Risalah yang ketiga ini saya tujukan kepada Seluruh kaum Muslmah di Dunia:
Pertama-tama saya serukan kepada mereka untuk senantiyasa beriltizam kepada Hukum-hukum Islam secara keseluruhan karena di dalamnya ada kebahagiaan di dunia dan kemenangan di akhirat dan khususnya untuk beriltizam terhadap Hijab,

karena itu adalah pertanda seorang Muslimah yang mengabdi kepada Rabbnya dan Taat terhadap perintah-perintah Nya dan jika ia meninggalkannya maka sesungguhnya ia telah taat kepada Syaithon, sebagaimana kalian ketahui wahai Para Akhwat Muslimah sesungguhnya Penentangan terhadap Hijab adalah termasuk Peperangan besar yang terjadi anata Islam dan Kafir. Orang-orang kafir yang jahat itu menginginkan agar Para wanita melepaskan diennya dan yang pertam-tama bisa melepaskan oleh seorang wanita adalah penampilan dan pelindungnya, karena jika seorang wanita sudah bisa lepas dari penampilan dan pelindungnya maka dengan mudah akan melepaskan pula dien nya yang lain.
Maka wajib bagi seorang wanita Muslimah untuk memperhatikan hal ini baik-baik.
Sebagaimana kalian ketahui pula wahai Para Akhwat Muslimah bahwa barat tidak menginginkan kalian tidak lain hanya untuk menjadikan kalian barang dagangan yang bisa dijual dan menghapus cirri khas keislaman dari diri kalian. Dan Hijab bagi seorang wanita muslimah adalah ciri khas pertama dari ciri-ciri keislaman yang ada karena didalamnya ada kehormatan, kesucian dan pelindung kalian.
Dunia Barat Kafir tidak menginginkan kalian beriltizam terhadap hijab karena iltizamnya seorang wanita terhadap hijab akan bisa menyingkap kebobrokan mereka dan menghinakan akhlak mereka serta melemahkan perkumpulan mereka, maka kemudian Barat Kafir tersebut mulai memperdagangkan para wanita dan menggambarkan bahwa seorang wanita itu adalah barang dagangan yang murah dan bagi mereka wanita itu tidaklah terlindungi dan tidak pula terhormat akan tetapi wanita itu bagi mereka adalah sarana dalam bisnis kotor dan kemaksiatan. Na’udzubillah mindzalik dari ini semua.
Ketahuilah bahwa seorang Wanita Muslimah yang berhhjab itu terlindungi kesuciannya dan terhormat di dalam maupun di luar rumah, ia adalah permata yang tersembunyi dan mutiara yang berharga, sebagaimana dalam firman Allah SWT:
“Hai Nabi katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang mukmin: "Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka". Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu. Dan Allah adalah Maha pengampun lagi Maha penyayang” (Qs Al-Ahzab 59). Ini adalah firman Allah Azza wa Jalla kepada Rasul-Nya SAW untuk menasehati istri-istri beliau, putri-putri beliau dan kaum muslimah sekalian , maka oleh karena itu wajib bagi kita wahai saudariku mukminah untuk beriltizam kepada hijab syar’i dan itu lebih baik bagi kita dalam dien maupun kehidupan dunia.
Kedua kalinya saya wasiatkan kepada saudariku muslimah untuk mendidik anak-anak mereka untuk taat kepada Allah SWT dan mencintai Jihad fie sabilillah serta memotivasi para ikhwan, para suami dan anak-anak untuk mempertahankan tanah kaum muslimin dan kekayaannya serta mengembalikannya dari tangan para penjarah yang telah menjarah negeri-negeri kaum muslimin dan merampas kekayaannya, begitu pula untuk menyadarkan umat Islam untuk berlepas diri dari orang-orang ingin bersekutu dengan musuh dan orang-orang yang lalai di bumi Islam.

Saya wasiatkan kepada mereka juga untuk membantu para mujahidin dengan doa dan harta serta membantu mujahidin yang terluka dan para tawanan dengan harta dan penghidupan bagi anak-anak dan istri-istri mereka karena mereka sangat membutuhkan orang-orang yang membantu kebutuhan hidupnya.
Saya ingatkan para akhwat deangan sabda Nabi SAW:
"الصَّوْمُ جُنَّةٌ وَالصَّدَقَةُ تُطْفِئُ الْخَطِيئَةَ كَمَا يُطْفِئُ الْمَاءُ النَّارَ"
“Puasa adalah perisai, dan sedekah itu menghapuskan kesalahan sebagaimana air memadamkan api” (Diriwayatkan oleh At Tirmidzi, beliau berkata: Hadist Hasan Shohih). Saya ingatkan pula dengan sabda Nabi SAW:
يَا مَعْشَرَ النِّسَاءِ تَصَدَّقْنَ فَإِنِّي رَأَيْتُكُنَّ أَكْثَرَ أَهْلِ النَّارِ"
“Wahai para wanita, bersedekahlah kalian, karena aku melihat wanita adalah yang paling banyak dari penghuni neraka” (HR Bukhari).
Saya tekankan pula bagi para akhwat muslimah di belahan dunia bahwa peranan wanita muslimah sangatlah penting sekali dalam amal islami, karena wanita itu adalah saudara kandung para lelaki, maka wajib bagi bagi wanita muslimah untuk berusaha bersama para lelaki untuk membela dien dan bangsanya dengan jiwanya, apabila belum mampu maka dengan hartanya dan jika belum mampu maka dengan dakwah di jalan diennya yaitu dengan berdakwah kepada para akhwat muslimah di masjid-masjid, di sekolah, pesantren dan rumah, jika belum mampu juga bisa lewat media internet, kalian bisa berdakwah dengan menulis di dalamnya dan menyebarkannya serta menyebarkan dakwah-dakwahnya para mujahidin dan insya Allah akan sampai dan akan kalian dapati telinga-telinga yang mendengarkan serta hati-hati yang berteriak. Maka saya berharap dari kalian wahai para akhwat muslimah untuk tidak mundur dan bosan-bosannya untuk membela dien kita ini dengan wasilah apapun jua semampu kita.
Sering kali ada pertanyaan tentang apa peran para wanita dan jihad sekarang ini, maka saya katakan: Sesungguhnya Jihad (pada hari ini -pent.) adalah Fardhu ‘Ain bagi setiap Muslim dan Muslimah, akan tetapi jalan untuk menuju peperangan bukanlah hal yang mudah bagi wanita karena dibutuhkan adanya mahrom karena seorang Muslimah itu wajib harus beserta mahromnya apabila dalam perjalanan hingga kembali, akan tetapi kita pun tetap harus membela dien kita ini dengan berbagai macam jalan yang ada, dan kita harus mempersiapkan diri kita dalam menolong para Mujahidin, apapun yang mereka butuhkan dari kita, kita harus siap memenuhinya, entah itu berupa bantuan dengan harta, pelayanan bagi mereka, bantuan berupa informasi, pendapat dan ikut serta dalam peperangan ataupun bahkan hingga amaliyah istisyhadiyah. Berapa banyak Para Muslimah yang melakukan amaliyah istisyhadiyah di Palestina, Irak, dan Chechnya hingga bisa menewaskan para musuh dan mengantarkan mereka kepada kekalahan. Kami berharap semoga Allah menerima amalan mereka dan mendapatkan kebaikan.


Akan tetapi peran kita yang terpenting adalah –semoga Allah menerima amalan kita ini- menjaga Para Mujahidin yaitu dengan menjaga anak-anak mereka, tempat tinggal mereka dan rahasia-rahasia mereka, serta membantu mereka dengan memberikan pendidikan yang terbaik bagi anak-anak mereka.
Ketahuilah bahwa para akhwat yang sedang hijrah disini –bagi Allah lah segala puji dan anugerah- mereka sedang menjalankan peranan yang besar dalam ruang lingkup hal ini. Mereka senantiasa diselimuti kesabaran, keteguhan, keberanian, zuhud terhadap dunia dan cinta akan akhirat yang mereka dambakan di tengah kesempitan hidup yang mereka hadapi yang berupa kehilangan suami, anak dan orang tua, tempat tinggal yang berpindah-pindah, bahkan sebagian mereka ada yang diuji dengan menjadi tawanan, akan tetapi mereka tetap sabar dan mengharap kepada Allah semata, bagi Allah lah segala puji dan anugerah.
Sebagai penutup saya ingatkan Para Akhwat sekalian bahwa Ajal dan Rizqi itu sudah tertulis di sisi Allah dan Jihad itu tidak mempercepat Ajal maupun mengurangi rizqi. Sesungguhnya Jihad pada hari ini menjadi Fardhu ‘Ain, karena musuh bule kafir telah menjajah Negeri Kaum Muslimin dan tempat suci yang tiga (Makkah, Madinah dan Al-Aqsha –pent.) dibawah control dan jajahan mereka, begitu juga kaum muslimin telah dikuasai oleh Penguasa Murtad, sedangkan Para Ulama telah berijma’ tentang wajibnya menumbangkan kemurtadan.
Sebagaimana perkataan Syahidul Islam –sebagaimana kita harapkan- Asy Syaikh Abdullah Azzam rahimahullah bahwa sesungguhnya Jihad hukumnya telah menjadi Fardhu ‘Ain bagi seluruh Umat Islam sejak jatuhnya kekuasaan di Andalusia.
Begitu pula para komandan mujahidin juga menyerukan kepada Umat Islam untuk berangkat ke medan-medan Jihad, maka bagi kita kaum muslimah yang tercinta supaya jangan sampai ketinggalan dalam melaksanakan Kewajiban Syar’ie ini, serta mengobarkan semangat jihad kepada yang lain.
Saya kabarkan kepada kalian bahwa Jihad ini sedang berada dalam kemenangan dan kesuksesan dan ketahuilah bahwa Media Barat yang walaupun memberikan pernyataan tentang kerugian Armada Salibis dan Yahudi di banyak medan-medan Jihad akan tetapi sesungguhnya hal itu adalah sebagian kecil dari yang sebenarnya serta menyembunyikan sebagian besar fakta yang ada, maka hendaklah kalian berpedoman kepada Media Mujahidin yang memberikan fakta langsung dari lapangan serta menyingkap kebohongan Media Barat.
Dan inilah kami di depan kalian yang masih diberikan kehidupan dan menunjukkan ketidakberdayaan Para Salibis. Jauh sebelum 8 tahun yang lalu sejak dimualinya Perang Salib, kami masih –dengan idzin Allah- bisa berjihad dari Chechnya hingga Maghrib Islami (Maroko), maka bertaqwalah kalian dengan pertolongan Allah yang telah berfirman dalam kitab-Nya yang mulia:


“Orang-orang yang beriman berperang di jalan Allah, dan orang-orang yang kafir berperang di jalan thaghut, sebab itu perangilah kawan-kawan syaitan itu, karena sesungguhnya tipu daya syaitan itu adalah lemah” (Qs. An-Nisa’ 76).
Puji bagi Allah Rabb Semesta Alam dan Salawat Allah teruntuk Nabi Muhammad beserta keluarga dan para sahabatnya.


http://romdani45498.blogspot.com/2010/11/nasihat-agung-bagi-wanita-muslimah.html