Mengenai Saya

Foto saya
Pangandaran, West Java, Indonesia
Simple

Rabu, 04 April 2012

Membangun Akhlakul Karimah

“Jadilah engkau pema’af dan suruhlah orang mengerjakan yang ma’ruf, serta berpalinglah daripada orang-orang yang bodoh”. (Al-A’raaf: 199)
Ayat ini menurut Az-Zamaksyari dan Ibnu Asyur termasuk kategori “Ajma’u Ayatin fi Makarimil Akhlak”, ayat yang paling komprehensif dan lengkap tentang bangunan akhlak yang mulia, karena bangunan sebuah akhlak yang terpuji tidak lepas dari tiga hal yang disebutkan oleh ayat diatas, yaitu mema’afkan atas tindakan dan prilaku yang tidak terpuji dari orang lain, senantiasa berusaha melakukan dan menyebarkan kebaikan, serta berpaling dari tindakan yang tidak patut.
Imam Ar-Razi pula memahami ayat ini sebagai manhaj yang lurus dalam bermu’amalah dengan sesama manusia yang jelas menggambarkan sebuah nilai akhlak yang luhur sebagai cermin akan keluhuran ajaran Islam, terutama di tengah ketidak menentuan bangunan akhlak umat ini.


Secara tematis, mayoritas tema surah Al-A’raaf memang berbicara tentang prilaku dan perbuatan tidak bermoral dan jahil orang-orang musyrik, maka menurut Ibnu ‘Asyur, sesungguhnya ayat ini merupakan solusi yang ditawarkan oleh Al-Qur’an atas perilaku umumnya orang-orang musyrik. Bahkan posisi ayat ini yang berada di akhir surah Al-A’raaf sangat tepat dijadikan sebagai penutup surah dalam pandangan Sayid Quthb dalam tafsir Fi Dzilalil Qur’an karena merupakan arahan dan taujih langsung Allah swt kepada Rasul-Nya Muhammad saw dan orang-orang yang beriman bersama beliau saat mereka berada di Makkah dalam menghadapi kebodohan dan kesesatan orang-orang jahiliyah di Makkah pada periode awal perkembangan Islam.
Berdasarkan tematisasi ayat yang berbicara tentang akhlak mema’afkan, maka ayat yang mengandung perintah mema’afkan ternyata ditujukan khusus untuk Rasulullah SAW sebagai teladan dalam sifat ini. Dalam surah Al-Baqarah: 109 misalnya, Allah swt memerintahkan Nabi Muhammad saw agar tetap menjunjung tinggi akhlak mema’afkan kepada setiap yang beliau temui dalam perjalanan dakwahnya. Allah swt berfirman,
“Maka ma’afkanlah dan biarkanlah mereka, sampai Allah mendatangkan perintah-Nya Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu”.
Bahkan dalam surah Ali Imran: 159, Allah menggambarkan rahasia sukses dakwah Rasulullah saw yang dianugerahi nikmat yang teragung dari Allah swt yaitu nikmat senantiasa bersikap lemah lembut, lapang dada dan mema’afkan terhadap perilaku kasar orang lain ,
“Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu ma’afkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya”.
Secara redaksional, perintah mema’afkan dalam ayat Makarimil Akhlak di atas bersifat umum dalam segala bentuknya. Ibnu ‘Asyur menyimpulkan hal tersebut berdasarkan analisa bahasa pada kata “Al-Afwu” yang merupakan lafadz umum dalam bentuk “ta’riful jinsi” (keumuman dalam jenis dan bentuk mema’afkan). Mema’afkan disini bisa diartikan sebagai sikap berlapang dada, tidak membalas prilaku buruk orang, bahkan mendoakan kebaikan untuk mereka. Namun tetap keumuman Al-Afwu disini tidak mutlak dalam setiap keadaan dan setiap waktu, seperti terhadap orang yang membunuh sesama muslim dengan sengaja tanpa alasan yang benar, atau terhadap orang yang melanggar aturan Allah swt secara terang-terangan berdasarkan nash Al-Qur’an dan hadits yang mengecualikan keumuman tersebut.
Demi keutamaan dan keagungan kandungan ayat diatas, Rasulullah saw menjelaskannya sendiri dalam bentuk tafsir nabawi yang tersebut dalam musnad Imam Ahmad dari Uqbah bin Amir,


bahwa Rasulullah saw pernah memberitahukan kepadanya tentang kemuliaan akhlak penghuni dunia. Rasulullah saw berpesan:
“Hendaklah kamu menghubungkan tali silaturahim dengan orang yang justru berusaha memutuskannya, memberi kepada orang yang selalu berusaha menghalangi kebaikan itu datang kepadamu, serta bersedia mema’afkan terhadap orang yang mendzalimimu”.
Penafsiran Rasulullah saw terhadap ayat diatas sangat jelas korelasinya. Seseorang yang menghubungkan silaturahim kepada orang yang memutuskannya berarti ia telah mema’afkan. Seseorang yang memberi kepada orang yang mengharamkan pemberian berarti ia telah datang kepadanya dengan sesuatu yang ma’ruf. Serta seseorang yang memaafkan kepada orang yang telah berbuat aniaya berarti ia telah berpaling dari orang-orang yang jahil.
Bahkan secara aplikatif, perintah ayat ini mampu membendung emosi Umar bin Khattab saat mendengar kritikan pedas Uyainah bin Hishn atas kepemimpinan Umar. Uyainah berkata kepada Umar, “Wahai Ibnu Khattab, sesungguhnya engkau tidak pernah memberi kebaikan kepada kami dan tidak pernah memutuskan perkara kami dengan adil”. Melihat reaksi kemarahan Umar yang hendak memukul Uyainah, Al-Hurr bin Qays yang mendampingi saudaranya Uyainah mengingatkan umar dengan ayat Makarimil Akhlak,
“Ingatlah wahai Umar, Allah telah memerintahkan nabi-Nya agar mampu menahan amarah dan mema’afkan orang lain. Sungguh tindakan engkau termasuk prilaku orang-orang jahil”. Kemudian Al-Hurr membacakan ayat ini. Seketika Umar terdiam merenungkan ayat yang disampaikan oleh saudaranya. Dan semenjak peristiwa ini, Umar sangat mudah tersentuh dengan ayat-ayat Al-Qur’an yang menegur tindakan atau prilakunya yang kurang terpuji. (Hadits riwayat Bukhari dan Muslim dari Ibnu Abbas).
Sungguh dalam keseharian kita, di sekeliling kita, tipologi orang-orang jahil, orang-orang yang mengabaikan aturan, norma dan nilai-nilai kebaikan Islam akan sering kita temui. Jika sikap yang kita tunjukkan kepada mereka juga mengabaikan aturan Allah swt, maka bisa jadi kita memang termasuk kelompok orang-orang jahil seperti mereka. Namun kita berharap, mudah-mudahan nilai spritualitas dan moralitas yang telah tertanam selama proses madrasah Ramadhan kemarin masih tetap membekas dan mewarnai sikap dan prilaku kehidupan kita, sehingga tampilan akhlak yang mulia senantiasa menyertai ucapan, sikap dan tindakan kita terhadap sesama, untuk kebaikan bersama umat. Allahu A’lam.




http://romdani45498.blogspot.com/2010/12/membangun-akhlakul-karimah.html

Bagai Batu Karang…

*¨*•.¸¸¸¸.•*¨*•♫♥♥♥♥♥♥♫•*¨*•.¸¸¸¸.•*¨*•♫♥♥♥♥♥♥♥♥♥
Banyak orang yang merasa lemah, dan selalu merasa tidak kuat menjalani hidup ini kemudian.
Pergilah ke pantai atau ke laut…
lihatlah batu karang yang selalu setia berada di tempatnya…
mungkin Ia adalah guru bagi siapapun yang merasa kurang ‘tegar’…
Sebuah karang yg selalu mendengarkan seruan ombak, dengan deburan yang selalu menghantam dirinya…
Ia tetap tegar tidak tergoyahkan, teriakan, ledekan, cemoohan serta terjangan deras dari Sang Ombak, Tetapi tidak membuat sang karang sakit hati..
Pujian, sanjungan dan kata-kata indah dari Ombak yang baik pun, tidak membuatnya tinggi hati… Ia tetap tersenyum dan menyapa mereka dengan ramah…….
♫•*¨*•.¸¸ﷲ¸¸.•*¨*•♫♥♥♥♥♥♥♫•*¨*•.¸¸ﷲ¸¸.•*¨*•♫♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥
kepada ombak di pagi hari selalu berkata: “Selama Pagi.. terima kasih kalian telah memandikan aku pagi ini….”
Kepada ombak di Siang Hari: “, terima kasih di siang yang terik ini, kalian telah membasahi aku…
Kepada Ombak di malam hari: “walaupun aku merasa kedinginan, terima kasih karena kalian telah memberikan pukulan keras pada seluruh tubuhku, sehingga aku tetap merasa hangat, dan gelombang air yang menyelimuti aku, terasa sangat hangat… walau udaranya begitu dingin, terima kasih…….”
Walau tubuhnya perlahan mulai terabrasi, tetapi ia tetap berdiri tegar dan tersenyum pada gelombang ombak yg datang padanya, semua bebannya terbang bersama angin laut……..
Tegarlah saudaraku……. bangunlah… bangkitlah…
berjuanglah….. 
 
 

Uruslah Dirimu Sendiri…

*¨*•.¸¸¸¸.•*¨*•♫♥♥♥♥♥♥♫•*¨*•.¸¸¸¸.•*¨*•♫♥♥♥♥♥♥♥♥♥
Siapapun tidak mau apalagi senang ditipu,
tidak senang digosipkan, apalagi difitnah tiada yang mau,
tidak mau kehilangan muka bahkan kalau perlu mencari muka,
tidak suka kesepian apalagi merasa di tinggalkan.

Maka dari itu uruslah dirimu sendiri!



Perhatikan dan sadarilah semua tentang dirimu sendiri….
untuk apa cape-cape urusin masalah orang lain, karena mengurus masalah sendiri saja susah.
Kecuali bertekad menjadikebaikan bagi yang lain.
Maka jadilah dulu kebaikan bagi dirimu sendiri dan orang lain.

Jangan menipu kalau tidak mau di tipu,
Jangan memfitnah atau  mengosipkan orang, karena kalau terjadi pada diri sendiri, pasti akan sangat tidak menyenangkan.
Jangan berbuat jahat walau dengan pikiran, ucapan dan perbuatan.
sebaliknya banyaklah berbuat kebaikan.

Bergaullah dan bersosialisasilah perbanyak teman, maka kau tidak akan pernah kesepian.
Teman sahabat dan keluarga serta kerabat selalu bersamamu dan berjalan bersama dalam suka cita.
Kembangkan potensi diri, melangkah maju.

Jangan pernah takut untuk melangkah, karena bila takut sampai kapanmu kau akan tetap jalan di tempat.
Jatuh bangun hal biasa… karena pernah terjatuh,
maka baru tahu rasanya sakit, dan jangan biarkan jatuh lagi dong…

Jangan selalu ikut campur masalah orang, karena tiada orang yang tidak bermasalah.


tetapi bantulah mereka yang membutuhkan nasihat atau saranmu, sesuai dengan kemampuan dan kebijaksanaanmu bila diminta atau diperlukan.
Bila tidak yahh be a nice person aja deh….
tetapi ingat jangan karena sibuk mengurusi masalah orang lain.
hidup sendiri terbengkalai, perasaan sendiri jadi tidak karuan hahahhaaa
bijaksanalah dan Bahagialah semuanya.
Semoga semua menjadi lebih baik lagi dari sebelumnya.
Semoga semua bertambah bahagia dan damai.


http://romdani45498.blogspot.com/2010/12/uruslah-dirimu-sendiri.html 

Sholat Dhuha

*¨*•.¸¸¸¸.•*¨*•♫♥♥♥♥♥♥♫•*¨*•.¸¸¸¸.•*¨*•♫♥♥♥♥♥♥♥♥♥ 
Status sunnah sholat dhuha tentu saja tidak berangkat dari ruang kosong. Berdasarkan tinjauan agama, paling tidak beragam keutamaanya (fadilah ) yang bisa ditarik:

PERTAMA:
Sholat dhuha merupakan ekspresi terimakasih kita kepada Allah SWT, atas nikmat sehat bugarnya setiap sendi tubuh kita. menurut Rasulullah SAW, setiap sendi ditubuh kita berjumlah 360 sendi yang setiap harinya harus kita beri sedekah sebagai makanannya. Dan kata Nabi SAW, sholat dhuha adalah makanan sendi – sendi tersebut.
“Pada setiap manusia diciptakan 360 persendian dan seharusnya orang yang bersangkutan (pemilik sendi) bersedekah untuk setiap sendinya.” Lalu, para sahabat bertanya:” Ya Rasulullah SAW, siapa yang sanggup melakukannya? ” Rasulullah SAW menjelaskan: “Membersihkan kotoran yang ada di masjid atau menyingkirkan sesuatu


 ( yang dapat mencelakakan orang ) dari jalan raya, apabila ia tidak mampu maka sholat dhuha dua raka‘at, dapat menggantikannya” ( H.R. Ahmad bin Hanbal dan Abu Daud )

KEDUA:
Sholat dhuha merupakan wahana pengharapan kita akan rahmat dan nikmat Allah sepanjang hari yang akan dilalui, entah itu nikmat fisik maupun materi.
Rasulullah SAW bersabda, ” Allah berfirman, “Wahai anak Adam, jangan sekali kali engkau malas melakukan sholat empat raka’at pada pagi hari, yaitu sholat dhuha, niscaya nanti akan Kucukupi kebutuhanmu hingga sore harinya.” ( H.R. al-Hakim dan at-Tabrani).
Lebih dari itu, momen sholat dhuha merupakan saat dimana kita mengisi kembali semangat hidup baru. Kita berharap semoga hari yang akan kita lalui menjadi hari yang lebih baik dari hari kemarin. Disinilah, ruang kita menanam optimisme hidup. Bahwa kita tidak sendiri menjalani hidup. Ada Sang Maha Rahman yang senantiasa akan menemani kita dalam menjalani hidup sehari-hari.

KETIGA:
Sholat dhuha sebagai pelindung kita untuk menangkal siksa api neraka di Hari Pembalasan (Kiamat) nanti. Hal ini ditegaskan Nabi SAW dalam haditsnya,
“Barangsiapa melakukan sholat fajar, kemudian ia tetap duduk ditempat shalatnya sambil berdzikir hingga matahari terbit dan kemudian ia melaksanakan sholat dhuha sebanyak dua raka’at, niscaya Allah SWT, akan mengharamkan api neraka untuk menyentuh atau membakar tubuhnya” (H.R.al-Baihaqi)

KEEMPAT:
Bagi orang yang merutinkan shalat dhuha, niscaya Allah mengganjarnya dengan balasan surga. Rasulullah SAW bersabda,
“Di dalam surga terdapat pintu yang bernama bab ad-dhuha ( pintu dhuha ) dan pada hari kiamat nanti ada orang yang memanggil,” Dimana orang yang senantiasa mengerjakan sholat dhuha ? Ini pintu kamu$2C masuklah dengan kasih sayang Allah.” ( H.R. at-Tabrani).


Bila menilik serangkaian fadilah di atas, cukup beralasan, bila Nabi SAW menghimbau umatnya untuk senantiasa membiasakan diri dengan sholat dhuha ini. Kendati demikian, untuk meraih fadilah tersebut, beberapa tata cara pelaksanaannya, kiranya perlu diperhatikan
Jadi apakah dengan meluangkan waktu +/- 7 menit disela-sela kesibukan duniawi, kita merasa rugi karenanya?




http://romdani45498.blogspot.com/2010/12/sholat-dhuha.html

Hati Yang Kosong Dan Jiwa Yang Keruh

‘Setiap tarikan nafas yang dihembuskan, di dalamnya ada ketentuan Allah. jangan kosongkan hati dari mengingat Allah, sebab akan dapat memutuskan muraqabah anda dari hadirat-Nya. janganlah keheranan karena terjadinya hal-­hal yang mengeruhkan jiwa, karena itu sudah menjadi sifat dunia selama anda berada di dalamnya. “

♫•*¨*•.¸¸ﷲ¸¸.•*¨*•♫♥♥♥♥♥♥♫•*¨*•.¸¸ﷲ¸¸.•*¨*•♫♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥
Di dalam perjalanan hidup anak Adam di permukaan bumi ini, tidaklah seorang hamba terlepas dari problema yang berlaku pula bagi manusia lainnya. Setiap tarikan nafas anak Adam, menjadi pertanda bahwasanya persoalan-persoalan yang sama selalu berulang. Karena segala yang belum terjadi, sudah terjadi dan akan terjadi berjalan di atas rencana Allah jua. Dan semua ketetapan dan rencana Allah berlaku untuk setiap orang, dimana anda berada di dalamnya. Tugas hamba Allah dalam mengikuti rencana-Nya, tidak lain mentaati hukum-Nya, mengikuti takdir-Nya dengan hati rida dan sabar.
♫•*¨*•.¸¸ﷲ¸¸.•*¨*•♫♥♥♥♥♥♥♫•*¨*•.¸¸ﷲ¸¸.•*¨*•♫♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥

Di samping itu berikhtiar penuh waspada dan tawakal. Terus menerus taqarrub kepada Allah dengan mujahadah yang teratur, dan jangan membiarkan hati kita kosong dari zikrullah agar hubungan dengan-Nya selalu hidup serta menempatkan diri benar-benar sebagai hamba yang patuh. Membiarkan hati kosong dari Allah, akan memudahkan setan mendapat peluang menggerogoti keyakinan iman yang sedang tumbuh merekah. Lakukan ibadah salat dengan penuh kesadaran dalam muraqabah, karena itulah jalan menguatkan iman dan mengisi sepenuhya hati kita.
Jangan sampai seorang hamba terpengaruh oleh keajaiban dunia yang hiruk pikuk sehingga jiwa kita tergoda dan keruh, karena memang demikian irama hidup dan langgam dunia. Sudah dimaklumi bahwasanya hidup dunia ini ibarat panggung sandiwara. Apabila seorang hamba memikirkan hidup dunia semata-mata dalam rangka hidup saja, tentu ia akan berkeluh kesah, jiwanya akan terganggu dan hatinya menjadi keruh. Akan tetapi, hamba yang menjadikan hidup dunia ini semata-mata hanya salah satu dari bagian perjalanan yang masih jauh ditempuh, pasti ia tidak akan meratapi hidup ini dengan penuh keluhan tanpa ujung.
Si hamba akan mengembalikan melalui ikhtiar-ikhtiamya, segala sesuatu kepada-Nya.


 Tidak perlu keluh kesah, tidak perlu hati menjadi keruh, karena segala sesuatu telah diatur oleh Allah Ta’ala sendiri serta menempatkan setiap orang pada bagian dan proporsinya masing-masing. Yang penting dipahami bahwa Allah Ta’ala akan menguji kebenaran iman hambanya, dan tidak membiarkan hamba-Nya jatuh kepada perbuatan yang kotor dan sengsara, selama si hamba masih tetap berada dalam hukum-hukum Allah.
Hidup dunia itu penuh fitnah, karena selama anak Adam berada di dalamnya, berarti selama itu pula sifat tamak anak Adam, tetap menjadi pakaian manusia. Adapun tamak itu akan menumbuhkan fitnah, dan fitnah akan membawa kehancuran. Allah Swt. menjelaskan hal ini dalam AI­-Qur’an surat Al-Anbiya’ ayat 35, “Dan Kami menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan .sebagai cobaan (fitnah), dan Pada Kami niscaya kamu akan dikembalikan. “


http://romdani45498.blogspot.com/2010/12/hati-yang-kosong-dan-jiwa-yang-keruh.html

~~Seputih Melati~~

TAHUKAH ENGKAU BAGAIMANA MELATI ITU??? ;-)

Melati tak pernah berdusta dengan apa yang ditampilkannya. Ia tak memiliki warna dibalik warna putihnya
Ia juga tak pernah menyimpan warna lain untuk berbagai keadaannya, apapun kondisinya, panas, hujan, terik ataupun badai yang datang ia tetap putih.
Kemanapun dan dimanapun ditemukan, melati selalu putih.
Putih, bersih, indah berseri di taman yang asri. Pada debu ia tak marah, meski jutaan butir menghinggapinya.
Pada angin ia menyapa, berharap sepoinya membawa serta debu-debu itu agar ianya tetap putih berseri. Karenanya, melati ikut bergoyang saat hembusan angin menerpa.
Kekanan ia ikut, ke kiri iapun ikut. Namun ia tetap teguh pada pendiriannya, karena kemanapun ia mengikuti arah angin, ia akan segera kembali pada tangkainya.

♥●♥__♥●♥



Pada hujan ia menangis, agar tak terlihat matanya meneteskan air diantara ribuan air yang menghujani tubuhnya.
Agar siapapun tak pernah melihatnya bersedih, karena saat hujan berhenti menyirami, bersamaan itu pula air dari sudut matanya yang bening itu tak lagi menetes.
Sesungguhnya, ia senantiasa berharap hujan kan selalu datang, karena hanya hujan yang mau memahami setiap tetes air matanya. Bersama hujan ia bisa menangis sekeras-kerasnya, untuk mengadu, saling menumpahkan air mata dan merasakan setiap kegetiran.
Karena juga, hanya hujan yang selama ini berempati terhadap semua rasa dan asanya. Tetapi, pada hujan juga ia mendapati keteduhan, dengan airnya yang sejuk.
Pada tangkai ia bersandar, agar tetap meneguhkan kedudukannya, memeluk erat setiap sayapnya, memberikan kekuatan dalam menjalani kewajibannya, menserikan alam.
Agar kelak, apapun cobaan yang datang, ia dengan sabar dan suka cita merasai, bahkan menikmatinya sebagai bagian dari cinta dan kasih Sang Pencipta. Bukankah tak ada cinta tanpa pengorbanan?
Adakah kasih sayang tanpa cobaan?
Pada dedaunan ia berkaca, semoga tak merubah warna hijaunya. Karena dengan hijau daun itu, ia tetap sadar sebagai melati harus tetap berwarna putih. Jika daun itu tak lagi hijau, atau luruh oleh waktu, kepada siapa ia harus meminta koreksi atas cela dan noda yang seringkali membuatnya tak lagi putih?
Pada bunga lain ia bersahabat. Bersama bahu membahu menserikan alam, tak ada persaingan, tak ada perlombaan menjadi yang tercantik, karena masing-masing memahami tugas dan peranannya.
Tak pernah melati iri menjadi mawar, dahlia, anggrek atau lili, begitu juga sebaliknya. Tak terpikir melati berkeinginan menjadi merah, atau kuning, karena ia tahu semua fungsinya sebagai putih.
Pada matahari ia memohon, tetap berkunjung di setiap pagi mencurahkan sinarnya yang menghangatkan. Agar hangatnya membaluri setiap sel tubuh yang telah beku oleh pekatnya malam.
Sinarnya yang menceriakan, bias hangatnya yang memecah kebekuan, seolah membuat melati merekah dan segar di setiap pagi. Terpaan sinar mentari, memantulkan cahaya kehidupan yang penuh gairah,


 pertanda melati siap mengarungi hidup, setidaknya untuk satu hari ini hingga menunggu mentari esok kembali bertandang.

♥●♥__♥●♥
Pada alam ia berbagi, menebar aroma semerbak mewangi nan menyejukkan setiap jiwa yang bersamanya. Indah menghiasharumi semua taman yang disinggahinya, melati tak pernah terlupakan untuk disertakan.
Atas nama cinta dan keridhoan Pemiliknya, ia senantiasa berharap tumbuhnya tunas-tunas melati baru, agar kelak meneruskan perannya sebagai bunga yang putih. Yang tetap berseri disemua suasana alam.
Pada unggas ia berteriak, terombang-ambing menghindari paruhnya agar tak segera pupus. Mencari selamat dari cakar-cakar yang merusak keindahannya, yang mungkin merobek layarnya dan juga menggores luka di putihnya.
Dan pada akhirnya, pada Sang Pemilik Alam ia meminta, agar dibimbing dan dilindungi selama ia diberikan kesempatan untuk melakoni setiap perannya. Agar dalam berperan menjadi putih, tetap diteguhkan pada warna aslinya, tidak membiarkan apapun merubah warnanya hingga masanya mempertanggungjawabkan semua waktu, peran, tugas dan tanggungjawabnya. Jika pada masanya ia harus jatuh, luruh ke tanah, ia tetap sebagai melati, seputih melati. Dan orang memandangnya juga seperti melati.
Dan kepada melatiku, tetaplah menjadi melati di tamanku. Karena, aku akan menjadi angin, menjadi hujan, menjadi tangkai, menjadi matahari, menjadi daun dan alam semesta.
Tetapi takkan pernah menjadi debu atau unggas yang hanya akan merusak keindahannya, lalu meninggalkan melati begitu saja.

♥●♥__♥●♥


http://romdani45498.blogspot.com/2010/12/seputih-melati.html 

Indah Akhlak,Sejahtera Hidup

Sholawat beserta salam kita panjatkan kehadirat,baginda Rasulullah SAW,yang menyempurnakan Akhlak mulia,sehingga baginda menjadi tauladan sebagai Al Akhlaqul Kharimah,yang mendapat gelaran Al Insan Kamil.
Akhlak adalah sifat dan watak yang menggambarkan kepribadian,keadaan bathin dan rohani seseorang.Diatas sifat dan watak inilah seseorang akan dibangkitkan pada hari pembalasan/hisab diwaktu Kiamat,ketika itu ditampakkan berbagai hal secara terbuka.
         Biasanya,apabila penampilan fizikal seseorang itu terlihat kemas dan baik,ia akan dikatakan berpenampilan baik,yakni dalam segi zahirnya.Begitu pula penampilan bathin(dalaman)seseorang.Apabila dihiasi berbagai sifat dan watak ,ia dikatakan berpenampilan bathin yang baik,ataupun berakhlak baik.Penampilan bathin inilah yang selalu dilihat oleh Allah,dan dengan penampilan bathin, seseorang itu akan dibangkitkan pada hari kiamat kelak.
        Penampilan luaran seseorang belum tentu akan sama dengan penampilan dalamannya.Seseorang yang berpenampilan kemas ,apabila mempunyai tingkah laku yang mencerminkan kerendahan adab,sombong,dan perangai lain yang bersumber dari penyakit hati ,hanya akan menimbulkan perasaan benci oleh orang-orang sekitarnya.Dan bila seseorang luarannya biasa saja,ataupun sederhana,apabila menghiasi akhlaknya dengan perangai terpuji,penyayang,murah hati,lapang dada,Qanaah,tawadhu dll, tentu orang lain akan mencintainya.Dan tentunya lebih beruntung lagi apabila seseorang itu menghiasi, memiliki keduanya,yaitu luaran dan dalaman yang baik adanya.
        Seorang mukmin yang bijak mesti mencurahkan perhatiannya untuk berusaha meluruskan akhlaknya,dan mempunyai sifat-sifat yang dicintai oleh Allah.Seorang mukmin berkewajiban menyahut misi pengutusan Rasulullah sebagai nabi,seperti yang disabdakan baginda dalam hadistnya yang bermaksud:
“Aku hanya diutus untuk menyempurnakan akhlak-akhlak yang mulia.”(Riwayat Al-Bukhari).
        Sebahagian orang bijak pandai di Yaman pada masa lalu,berkata,”Barang siapa lebih sibuk mendandani jasmaninya daripada rohaninya,hendaklah ia menuntut upah kepada ulat dan cacing,yang nanti akan menjadikannya santapan.”
         Mengapa begitu? Sebab jika seseorang hanya sibuk mendandani jasmaninya,tidak sibuk mendandan rohani dan budi pekertinya


,sebenarnya ia hanya melayani ulat dan cacing,yang nanti akan menjadikannya mangsa(ketika ia sudah menjadi mayat dalam kubur)
         Menjadi orang berakhlak mulia ataupun menyampaikan syiar dan dakwah kepada orang lain supaya berakhlak mulia,memiliki resiko dan cabaran yang besar,yaitu mungkin akan dilabel sebagai orang gila atau kurang waras.Hal ini sebagaimana yang disebutkan dalam firman Allah yang bermaksud :
“Nuun…Demi pena dan apa yang mereka tulis,Engkau (wahai Muhammad)-dengan sebab nikmat pemberian Tuhanmu-bukanlah seorang gila (sebagaimana yang dituduh kaum musyrik,bahkan engkau adalah seorang bijaksana).Dan sesungguhnya engkau tetap beroleh pahala yang amat besar,yang tidak putus-putus,(sebagai balasan bagi menjalankan ajaran Islam),dan sesungguhnya engkau mempunyai akhlak yang amat mulia.”(Surah Al-Qalam,ayat 1-4).
Akhlak yang telah disempurnakan oleh Nabi Muhammad SAW dengan ajaran Islam,juga merupakan dasar Aqidah (dasar dan sendi pokok Agama Tauhid) yang telah menyempurnakan Islam sebagai agama akhir Zaman.
Sabar,Bijak,dan Murah Hati.
          Akhlak dan dakwah mempunyai kaitan penting dengan kesabaran,karena dengan akhlak inilah para Nabi  menerapkan para sahabat dan pengikutnya.Allah SWT menghiasi tingkah laku mereka dengan kesabaran,sehingga mereka menjadi ikutan dan tauladan bagi orang lain.
          Sabar adalah prajurit akal yang dapat mengendalikan gerak-gerik seseorang.Kesabaran juga dapat menegakkan keadilan dimata masyarakat.Kesabaran dapat mendorong seseorang agar tidak menjadikan hawanafsu sebagai hakim.Salah satu  bentuk kesabaran adalah kesanggupan seseorang dalam menjalani rasa susahnya beramal ibadah,baik wajib maupun sunnah,dan melaksanakan kegiatan2 yang mengandungi maslahat dan manfaat bagi kehidupan dunia dan akhirat.Kesabaran juga mendorong ketekunan dan ketabahan dalam menunaikan amalan baik.
           Bentuk sabar yang lain dan juga yang utama,ialah kesanggupan seseorang dalam menahan diri  dari kesenangan yang diingini oleh nafsu.Seorang mukmin akan diperingatkan oleh akal,dan memberitahu, bahwa setiap yang diingini dan yang diperturutkan oleh nafsu tersebut terkandung kemudharatan.Jika disentuh begitu saja ia akan membawa dirinya kepada kenistaan dan petaka.Lalu nafsu orang tersebut akan bertahan (sabar) untuk tidak menyentuhnya sebelum pertimbangan akal (padahal ia sangat menginginkannya) ,karena tahu akibat yang akan terjadi.
        Dengan tertanamnya sifat sabar yang terlatih pada bathin sesorang itu,maka tumbuh pula sifat kebijaksanaan (hilm).Bijaksana juga merupakan sifat yang diberikan Allah kepada para Nabi dan RasulNYA.


Dan Allah Maha Bijaksana akan menganugerahkan hilm kepada yang dikehendakiNYA sebagai balasan diatas kesabaran seorang mukmin dalam melatih dirinya untuk berakhlak mulia.Bijaksana juga adalah kemampuan seseorang dalam mengendalikan amarah.
          Diantara akhlak yang berkaitan dengan sikap bijaksana,yang setiap mukmin dan muslim dianjurkan memilikinya ,adalah murah hati (samahah).Sikap ini harus diterapkan oleh seorang mukmin dalam kehidupannya dan ketika bermuamalah dengan orang lain dalam bermasyarakat.
Dalam Islam,murah hati merupakan salah satu akhlak yang diajar oleh Nabi Muhammad SAW.Ketika berdakwah dengan para pengikutnya dan orang-orang beriman.Baginda bersabda,maksudnya:
“Allah sangat sayang kepada orang yang murah hati ketika menjual,murah hati ketika membeli,murah hati ketika membayar,dan murah hati ketika menagih.”(Riwayat Bukhari).
        Rasulullah SAW mengajar kita doa untuk mendapatkan akhlak yang mulia.Diriwayatkan bahwa baginda berdoa, “Ya Allah,tunjukkanlah kepadaku keindahan akhlak yang tidak dapat menunjukkan keindahannya melainkan Engkau semata-mata,Dan palingkanlah dariku keburukan akhlak yang tidak dapat memalingkan keburukannya ,melainkan Engkau semata-mata.”(Riwayat Muslim)
        Dalam hadis lain diriwayatkan bahwa Rasulullah SAW meminta perlindungan dari keburukan akhlak,keburukan watak dan kerendahan adab .Baginda berdoa maksudnya:”Ya Allah,sesungguhnya aku berlindung kepadaMU dari kemungkaran akhlak,amal-amal perbuatan ,hawa nafsu dan penyakit-penyakit (hati).”(Riwayat At-Tirmidzi dan Ath-Thabrani) .
        Pada masa kini ,Negara kita sedang berhadapan dengan keruntuhan akhlak yang amat serius.Bangsa kita yang dulunya dikenali dengan berbudaya elok, sikap bersopan santun,tenang dan tenteram dengan semboyan “gemah lipah lhoh jinawi”,ramah dan bersahabat,akhir-akhir ini berubah menjadi bangsa yang kasar,bengis ,egois dan sombong.Setiap hari kita menyaksikan media massa menayangkan berita-berita kriminal,Ada anak yang sanggup menghabisi nyawa orang tuanya,perampokan ,pelecehan hak asasi manusia,bahkan ada yang sanggup membuang bayinya sendiri. 
         Oleh itu sudah menjadi tugas kita bersama sebagai mukmin dalam bernegara,untuk memperbaiki keruntuhan akhlak dan kerendahan adab,di Ibu  Pertiwi,Negara kita tercinta ini .Sememangnya memerlukan kesadaran dari setiap individu,dan bermula dari diri kita sendiri. Dengan menjadikan akhlak mulia sebagai tauladan,dan kemudian menampilkan budi pekerti dan tingkah laku yang mendatangkan maslahat dan manfaat kepada orang lain dan masyarakat pada umumnya.Ini karena akhlak mulia merupakan ciri seorang mukmin sejati.


Dengan tersebarnya akhlak mulia dan menjadi acuan oleh para pemimpin terutamanya,Insya Allah, bangsa dan Negara kita  perlahan-lahan akan segera bangkit dari keterpurukan dan berubah kearah yang lebih baik.Amien Allahuma Amien.


http://romdani45498.blogspot.com/2010/12/indah-akhlaksejahtera-hidup.html 

” Wahai Pemuda-Pemudi Kembalilah Ke Jalan Yang Lurus "

Segala Puja dan puji hanya milik Alloh Ta’ala. kita memuji, meminta pertolongan, memohon ampun kepada-Nya, kta berlindung kepada-Nya dari keburukan perbuatan kita. Barangsiapa yang diberi petunjuk oleh Alloh, maka tidak ada yang bisa menyesatkannya. Dan sebaliknya, barangsiapa yang disesatkan oleh Alloh Azza wa Jalla, maka tidak ada yang memberi petunjuk kepadanya. Kita bersaksi tidak ada yang berhaq disembah melainkan Alloh satu-satu-Nya, tidak ada sekutu bagi-Nya.


 Dan kita bersaksi bahwa Rasululloh Muhammad Shallallahu’ Alaihi Wa Sallam adalah hamba dan utusan-Nya. Amma Ba’du.
” Sebaik-baik petunjuk ialah Kitabullah (Al-Qur’an), serta sebaik-baik petunjuk ialah petunjuk Rasulullah yakni Sunnahnya, dan seburuk-buruk perbuatan dan perkataan ialah yang diada-adakan dan setiap yang diada-adakan ialah Bid’ah dan setiap KeBid’ahan itu sesat serta setiap kesesatan itu ialah tempatnya di dalam Naar (Neraka) “.
Tema Bahasan:
” Wahai Pemuda Kembalilah kejalan yang Lurus “
Assalamu’alaikum. Warahmatullohi Wabarakatuh
Segala kebenaran dan perlindungan hanya patut kita sembah hanya kepada Alloh Rabbul Izzati yang mana telah memberikan kita kehidupan di dunia ini. Oleh sebab itu wahai para Pemuda dambaan Islam cintailah Alloh saja serta kedua Orang tua kita serta janganlah kalian mengikuti langkah-langkah Perilaku juga jalan-jalan Syaithan dan orang Kafir yang dilaknat Alloh, maka kalau kalian mengakui bahwa kalian sebagai muslim pelajarilah ilmu Islam ini dengan baik karena tidak ada kemuliaan selain mempelajari Syari’at Alloh yang mulia yang terdapat dari dalam Al-Qur’an yang mulia sebagaimana Rasululloh Shallallahu’ Alaihi Wa Sallam bersabda: ” Sebaik-baik kalian adalah yang mempelajari Al-Qur’an “. (Al-Hadist). Maka dari itu wahai Pemuda Islam janganlah kalian berpaling dalam mencari hakikat kebenaran yang hakiki sebab kebenaran yang hakiki dan sejati hanyalah kalian wahai para Pemuda Islam harusnya pelajari Al-Qur’an dan menghayati makna yang terkandung di dalamnya.
Sedangkan Al-Imam Ibnul Qayyim Al-Jauziyyah Rahimahulloh berkata: ” Hayatilah Al-Qur’an jika anda menginginkan petunjuk, karena ilmu itu ada di balik penghayatan Al-Qur’an. (lihat dan bacalah Buku Indahnya Hidup bersama Al-Qur’an, Karya: Syaikh Shalih Al-Fauzan
Hal. 53, Terbitan: Pustaka Al-Sofwa, Jakarta juga Buku Kedudukan Sunnah Rasulullah Shallallahu’ Alaihi Wa Sallam dalam Islam, Karya: Syaikh Nasiruddin Al-Albani, Terbitan: Kanzul ‘Ilmi, Bandung serta Buku bagus Terbitan: Darul Falah, Jakarta tentang, Pelaksanaan WASIAT berdasarkan Al-Qur’an dan Sunnah, Karya: Syaikh Shalih bin Abdurrahman Al-Athram). Oleh karena itu wahai pemuda dambaan Islam pelajarilah dan perdalamlah Al-Qur’an dan As-Sunnah Rasul-Nya Muhammad Ibnu Abdillah Shallallahu’ Alaihi Wa Sallam karena Alloh telah memberikan kepada kita melalui Rasul-Nya Shallallahu’ Alaihi Wa Sallam yang mulia dengan Al-Qur’an dan As-Sunnahnya yang dijamin akan kebenaran didalamnya. Ingatlah akan sabda Nabi Shallallahu’ Alaihi Wa Sallam beliau bersabda: “Menuntut ilmu agama ini adalah wajib atas setiap Muslim (pria maupun wanita).” (HR. Ibnu Majah & Baihaqi).



 Jadi wahai para Ayah dan Ibu janganlah engkau tidak membolehkan anak kalian kesekolah/madrasah serta universitas yang Islami maka kami himbau kepada para orang tua agar didiklah anak-anak kalian untuk perdalami ilmu agama islam ini dengan baik melalui lembaga tersebut dan melalui para Ulama yang konsisten terhadap Islam juga bacaan buku Islam yang bermutu yang berlandaskan kepada pemahaman Ahlus Sunnah wal Jama’ah itulah pedoman kita.
Dan ingatlah wahai para Orang tua jadikanlah anak-anak kalian sejarah yang membela agamanya dan melindungi agamanya dari berbagai fitnah dan budaya Syaithan dan orang Kafir yang dilaknat. Maka jadikanlah anak-anak kalian sebagai pengantar kalian keSyurga agar terhindar dari api neraka yang panas. (Lihatlah dan pelajarilah Buku Jagalah dirimu dan keluargamu dari Api Neraka, Karya: Syaikh Muhammad bin Jamil Zainu, Terbitan: Cahaya Tauhid Press, serta Buku Anak Muda nyalakan semangatmu!, Karya: Syaikh DR. Raghib As-Sirjani, Terbitan: Samudera).
Maka oleh karena itu marilah kita pelajari islam ini dengan sungguh-sungguh janganlah kalian berkiblat kepada Syaithan dan Orang Kafir serta Negara Kafir karena Alloh sangat murka apabila kita berpaling terhadap-Nya. Dan inilah sebagian contoh penyimpangan yang dilakukan oleh para Pemuda-pemudi:
1). Berkhayal/Zina Hati.
Ingatan yang terus menerus, rasa rindu, dsb: menyebabkan pikiran dan perasaan disibukkan dengan urusan pacar (duniawi) akibatnya lupa untuk berdzikir pada Alloh Azza wa Jalla Rabb semesta alam. Rasululloh Shallallahu’ Alaihi Wa Sallam bersabda: ” Telah tertulis atas anak Adan nasibnya dari hal zina. Akan bertemu dalam hidupnya, tidak dapat tidak. Zina dua mata adalah melihat, zina dua tangan adalah menyentuh, zina dua kaki adalah berjalan, zinanya hati adalah menginginkan dan berangan-angan dan kemaluan membenarkan semua itu atau mendustakan “. (HR. Muslim dari Abu Hurairah dengan Sanad Shahih).
2). Memandang dengan bersyahwat.
” Hai Ali, janganlah sampai pandangan yang pertama di ikuti pandangan lagi. Sesungguhnya buatmu pertama, bukan yang kedua, dan dosa atas yang kedua “. (HR. Abu dawud dengan Sanad Hasan Shahih). Islam menyuruh umatnya untuk menundukkan pandangan (godhul Bashor), karena berawal dari pandangan itulah biasanya ketertarikan muncul. Lihat QS. An-Nuur: 30-31.
3). Pembicaraan yang manja/dibuat-buat untuk merayu.
Firman Alloh Azza wa Jalla: ” Jangan kalian rendahkan (merdukan) dalam berbicara, sebab akan tergoda orang-orang yang didalam hatinya ada penyakit dan ucapkanlah kata-kata yang baik (biasa) “. (QS. Al-Ahzab: 32). Kalaupun kesannya diam, tapi mengatur gerakan anggota tubuh, sehingga membuat orang terpesona juga dilarang, yaitu dalam QS. An-Nuur: 30-31 yang artinya:


” Hendaklah mereka menahan pandangannya dan memelihara pandangannya yang demikian itu ialah lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Alloh Azza wa Jalla Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan (30) “. ” Janganlah hentakan kaki-kaki mereka (dengan maksud) agar supaya diketahui apa-apa yang tersembunyi dari perhiasan mereka (31) “.
4). Bersentuhan
Menyentuh lawan jenis dengan sengaja dalam keadaan tidak darurat hukumnya haram. Rasululloh Shallallahu’ Alaihi Wa Sallam bersabda: ” Sungguh, kepala salah seorang diantara kamu ditikam dengan jarum besi lebih baginya daripada ia menyentuh seorang perempuan yang tidak halal baginya “. (HR. Tirmidzi dan Baihaqi dengan Sanad Hasan Shahih).
5). Memakai Parfum/Wangi-wangian. Hukumnya haram kecuali kepada Suami dan Mahramnya.
Parfum merupakan sarana yang paling halus dalam menyebarkan maksiat. Bentuk tubuh atau kecantikan bisa disembunyikan namun dengan berparfum semerbak orang yang disekatnya dapat merasakan dan berkhayal jauh. Maka Syari’at Islam melarang penggunaan
parfum yang tidak pada tempatnya. Di ambil dari Fatwa Al-Imam Al-Allamah Syaikhuna Abdul Aziz bin Abdullah bin Baaz Rahimahulloh. Rasululloh Muhammad ibnu Abdillah Shallallahu’ Alaihi Wa Sallam bersabda: ” Siapapun wanita yang memakai parfum/wangi-wangian melewati sekumpulan laki-laki maka wanita itu adalah wanita yang sudah berzina (tuna susila/PSK). (HR. An-Nasa’i, Abu dawud, Tirmidzi dengan Sanad Jayyid).
6). Khalwat
Khalwat ialah menyendiri atau bersepi-sepi dengan lawan yang bukan mahram. Rasululloh Shallallahu’ Alaihi Wa Sallam bersabda: ” Janganlah seorang laki-laki dan seorang perempuan bersepi-sepi, sebab Syaithan Laknatulloh’ Alaik menemaninya “. Dan janganlah seorang diantra kami bersepi-sepi dengan seorang perempuan kecuali dengan disertai mahramnya “. (HR. Muthafaqun’ Alaih yakni Imam Bukhari & Imam Muslim dengan Sanad Shahih).
7). Ikhtilat (Campur baur antara Pria (Ikhwan) dan Wanita (Akhwat)).
Fatwa Al-Lajnah Ad-Da’imah, Kerajaan Saudi Arabia (KSA) dan Fatwa Al-Imam Al-Allamah Syaikhuna Muhammad bin Shalih Al-’Utsaimin Rahimahulloh berpendapat bahwa Ikhtilat yaitu bercampur baurnya laki-laki dan perempuan dalam satu tempat yang memungkinkan saling satu sama lainnya. Serta menurut Ulama Salaf orang yang belum menikah dianjurkan (wajib) untuk bershaum (puasa) kalau melanggar dari norma-norma ajaran agama Islam maka haruslah didera 100 kali lalu diarak serta ditonton keliling kota/desa serta dilempar oleh batu hingga meninggal.



8). Memperlihatkan Aurat.
Wanita diawajibkan menutup auratnya sesuai dengan QS. An-Nuur: 30-31 yang artinya: ” Dan hendaklah menutupkan kain ke dadanya, dan janganlah menampakkan perhiasan mereka…”.
9). Berhias/Tabaruj
Menurut Al-Allamah Syaikh Zamakhsyari Rahimahulloh, Tabaruj ialah memperlihatkan sesuatu yang seharusnya disembunyikan. Bisa berupa gerakan, cara bicara, berdandan, dll. Firman Alloh Azza wa Jalla: “…Dan janganlah kalian berhias dan bertingkah laku seperti
orang-orang jahiliah dulu…”. (QS. Al-Adzhab: 33)
10). HomoSeks/Liwath.
Firman Alloh Azza wa Jalla: ” Dan orang-orang yang menjaga kemaluannya, kecuali terhadap isteri-isteri mereka, maka sesungguhnya mereka dalam hal ini tercela. Barangsiapa mencari di balik itu, maka mereka itulah orang-orang yang melampaui batas “. (QS. Al-Mu’minun: 5-7).
11). Onani/Istimta’
Yaitu mencapai kepuasan seksual dengan menggunakan tangan. Jadi ini termasuk zina tangan. Supaya tidak melakukan Rasululloh mengingatkan dengan sebuah hadist yang artinya: ” Wahai sekalian pemuda, barangsiapa yang sudah mempunyai bekal untuk kawin maka kawinlah sebab itu dapat menundukkan pandangan dan memelihara kemaluan dan barangsiapa yang belum mampu maka berpuasalah itu sebagai pelindung baginya “. (HR. Imam Bukhari & Imam Muslim).
12). Zina/hubungan Seks.
Puncak petaka dari pacaran ialah adanya hubungan seks diluar nikah. Islam sejak dini telah melarangnya, bahkan untuk mendekatinya saja sudah dilarang. Alloh berfirman: ” Dan janganlah kamu mendekati zina, sesungguhnya zina itu ialah suatu perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk “. (QS. Al-Isra’: 32). Hukuman bagi sang pezina dalam Al-Qur’an sangat berat, yaitu didera seratus kali bagi yang belum menikah atau di rajam sampai mati bagi yang sudah menikah.
13). Para Pemuda-pemudi tidak membiasakan dirinya memberi hormat secara Islami dengan mengucapkan Assalamu’alaikum Wr. Wb tetapi mereka mengantinya dengan kata-kata: Selamat Pagi, Selamat Sore, Selamat datang dan selainnya dari kalimat-kalimat yang biasa digunakan oleh golongan di luar Islam yang ditiru oleh kaum muslimin;


 sehingga merekaa tidak mendapatkan tiga puluh kebaikan dari salam yang syar’i sebagaiman dalam hadist yang benar (shahih).
14). Para Pemuda-pemudi jika menelpon seseorang muslim maka akan segera mendapat jawaban dengan perkataan ” hallo “, berasal dari bahasa Inggris yang artinya ” saya terima “, ada dua kesalahan dalm kalimat ini, kesalahan pertama meniru orang kafir, dan kedua meninggalkan salam yang syar’i.
15). Para Pemuda-pemudi jika berpisah mengatakan bye…bye (atau da…da…, bahasa Belanda) yang semua itu dari bahasa asing, dan menanamkan pada dirinya, agar cinta dan terbiasa meniru orang kafir, padahal seharusnya Pemuda mengucapkan lafadz penghormatan yang ada dalam Al-Qur’an dan As-Sunnah yaitu dengan mengucapkan Assalamu’alaikum bukan bahasa asing tersebut.
16). Para Pemuda-pemudi berjabat tangan dengan bukan sesamanya, yakni pria dengan pria dan wanita dengan wanita sehingga terbiasa dengan adat istiadat orang-orang kafir yang diharamkan oleh Islam, sebab Rasululloh bersabda: ” Sesungguhnya saya tidak pernah berjabatan tangan dengan para wanita “. (Hadist Shahih Riwayat Tirmidzi). Dan juga sabda Rasululloh kembali: ” Sesungguhnya kepala seorang laki-laki ditusuk dengan jarum besi adalah lebih baik dari pada memegang perempuan yaang tidak halal baginya “. (Hadist Shahih Riwayat Tabrani).
17). Para Pemuda-pemudi lebih cinta kepada nama-nama yang tidak Islami seperti kalau Pria: Andri, Gunawan, Johan, dll serta Wanitanya: Susan, Diah, Susi, dll tetapi tidak mau menganti dan memakai nama yang Islami seperti kalau Pria: Ahmad, Hasan, Abdurrahman, Umar, dll sedangkan Wanitanya: Hasanah, Sumaiyah, Khadijah, Aisyah, Halimah, dll, Rasululloh bersabda: ” Sebaik-baiknya nama kalian adalah Abdullah, Abdurrahman, dan Al-Harist “. (Hadist Shahih Riwayat Tabrani, lihat Shahih Jami’ 2369). Maka seharusnya kita harus bangga menggunakan nama yang Islami bukan yang tidak Islami.
18). Para Pemuda-pemudi sekarang gampang terayu dalam bujukkan Syaithan untuk memakai Obat-obatan terlarang apalagi Minuman Keras. Bukankah apa-apa yang meracuni tubuh kita itu dosa dan termasuk perbuatan Haram begitupula dengan Merokok yang sangat merusak tubuh kita lihatlah dan bacalah Buku mengenai Rokok Karya: Syaikh Abu Muhammad bin Ismail ar-Ramiih dengan Judul Rokok Haramkah Hukumnya?, Terbitan: Gema Insani Press, Jakarta.
19). Para Pemuda-pemudi lebih cinta kepada Produk pakaian Kafir daripada produk Islami dengan memakai Gamis, Jubah atau baju koko dan sarung sedangkan untuk pemudinya diwajibkan untuk mengenakan Jilbab yang Syar’i dan pakaian yang syar’i lagi longgar yang tidak terlihat tubuhnya dan memakai Cadar lebih baik dibandingkan tidak memakai, dan janganlah takut kita dibilang Ninja jika memakai Cadar dan perkataan yang keji tetapi takutlah dengan hukum Alloh dan Rasul-Nya untuk lebih jelas tentang penyimpangan terhadap Wanita lihatlah Buku Penyimpangan Kaum Wanita,


Karya: Syaikh Abdullah bin Abdurrahman al-Jibrin, Terbitan: Darul Haq dan Buku Hijab Pakaian Penutup Aurat Istri Nabi, Karya: Wan Muhammad bin Muhammad Ali, Terbitan: Citra Risalah juga Buku Ketika Kehormatan dicampakkan, Karya: Syaikh Faishal bin Sa’id Az-Zahrani, Terbitan: Pustaka At-Tibyan.
20) Para Pemuda-pemudi merayakan/mengadakan dan mengikuti Hari Valentine’s Day yang nyatanya hari tersebut adalah hari peringatan untuk mengenang Pendeta Staint Valentine lebih jelas Bacalah Buku Ada apa dengan Valentine’s Day, Disusun oleh: Tim Pustaka Al-Sofwa, Terbitan, Pustaka Al-Sofwa, Jakarta juga Buku Nasihat Kepada kaum Muslimin, Karya: Syaikh Muhammad bin Shalih Al-’Utsaimin, Terbitan: Dar El-Hujjah
21) Para Pemuda-pemudi mereka merayakan/mengadakan dan mengikuti Perayaan Hari Ulang Tahun dan Hari pergantian Tahun (Happy New Year/Selamat Tahun Baru) padahal Rasululloh dan para Shahabatnya tidak pernah melakukannya karena tidak pernah dicontohkan, dan Rasululloh bersabda: ” Barangsiapa yang mengadakan suatu amalan yang tidak ada contohnya dariku maka amalanya tertolak “.(Hadist Shahih Riwayat Muttafaq’ Alaih) Serta perbuatan tersebut adalah hukumnya Haram termasuk perbuatan Bid’ah yakni tidak ada contoh dari Rasululloh dan Shahabatnya tapi mereka mengadakan, serta masih banyak lagi sederet penyimpangan yang dilakukan oleh para Pemuda-pemudi Islam. Wallohu’ Ta’ala A’lam.
Nah, wahai para Pemuda-pemudi itulah beberapa contoh kesalahan yang anda lakukan serta masih banyak lagi penyimpangan yang anda lakukan. Juga kami menghimbau marilah kalian mencari kawan atau sahabat yang selalu mengingatkan akan kebenaran. Dan suatu hari Rosululloh kedatangan seseorang yang menanyakan tentang sahabat yang Shahih (baik). Beliau Shallallahu’ Alaihi Wa Sallam menjawab: ” Sebaik-baik dia antara kamu ialah dia yang mengingatkan kamu kepada Alloh Azza wa Jalla, ucapannya menambah ilmumu dan perbuatannya mendorongmu beramal untuk Akhirat “. (HR. Al-Hakim, Tirmidzi dari Ibnu Amru bin Ash). Pertanyaan serupa, pernah diajukan oleh Nabiyulloh Isa Alaihi’ Sallam: ” Wahai Rosululloh Isa Alaihi’ Sallam: Siapa yang dapat dijadikan teman duduk? ” Jawab Isa Alaihi’ Sallam: ” Dia yang ucapannya menambah ilmu, dan menasihatimu, serta dapat mengingatkan kamu kepada Alloh Tabarokta wa Ta’ala dan amalannya dapat mendorongmu beramal untuk Akhirat “.
Memilih sahabat, merupakan pekerjaan yang gampang-gampang susah. Gampang, bila peruntukannya pada hal yang melalaikan, bersift gebyar, hura-hura dan kecenderungan pada jalan kefasikan. Namun akan terasa sulit, bila memilih mereka yang dapat menuntun kepada jalan kebenaran dan keimanan. Sampai-sampai secara khusus Rasululloh Shallallahu’ Alaihi Wa Sallam mengingatkan: ” Kepribadian seseorang seiring dengan karakter kawan akrabnya. Oleh karena itu berhati-hatilah dalam memilih kawan (Sahabat) “. (HR. Ahmad).
Serta dalam hadistnya yang lain, Nabi Shallallahu’ Alaihi Wa Sallam menyatakan: ” Persahabatan yang baik merupakan sebagian dari Iman “.


 (HR. Al-Hakim, Ad-Dailami dari Aisyah’, tapi entah ini hadis palsu, lemah ataukah sahih???)). Bentuk persahabatan yang baik tidak bercirikan llai, gebyar, hura-hura dan mengantar kepada jalan kefasikan dan kemungkaran, itulah yang disebut sebagai ” Persahabatan yang baik “.
Yakni persahabatan yang akan mempersubur tumbuhnya iman dan mengantarkan kita selamat di dunia hingga kampung akhirat. Insya Alloh Ta’ala. bijaklah memilih sahabat dengan mengambil mereka yang berkriteria antara lain sebagai berikut:
Memilih sahabat yang berakal dan bertakwa juga beriman serta berTauhidnya benar.Cari yang memiliki Aqidah & Akhlak baik dan rajin beribadah dengan benar.
Mencari sahabat yang menyukai kebenaran dan keadilan.Menjauhi orang yang selalu berbuat kefasikan dan kemungkaran serta kedzholiman.Jauhi yang cinta kepada dunia.
Hindari yang suka berbuat dosa, maksiat dan kedustaan.
Jauhi mereka yang berbuat buruk. Karena ditegaskan oleh Nabi Shallallahu’ Alaihi Wa Sallam: ” Menyendiri lebih baik daripada berkawan dengan yang buruk, dan bergaul dengan orang shaleh lebih baik daripada menyendiri. Berbincang-bincang yang bermanfaat lebih baik daripada berdiam dan berdiam adalah lebih baik daripada berbincang (ngobrol) yang buruk “. (HR. Al-Hakim).
Ali Radhiyallohu’ anhu Wajhah Berpesan: ” Saudaramu yang sebenarnya adalah yang bersamamu, yang sanggup berkorban demi kebahagiaanmu, kalau ada sesuatu yang menimpamu ia sanggup meninggalkan siapapun untuk bersamamu “.
Semoga saja kalian paham akan isi Risalah yang mulia ini walaupun isinya sangat tidak berbobot tapi semoga saja banyak faedah ilmu agama yang sangat banyak. Untuk lebih yakin akan kebenaran Islam yang mulia marilah kita bersama-sama mencari kemulian dalam meniti Shirothol Mustaqiem (Jalan yang Lurus) dengan mempelajari Islam yang mulia melalui Ulama yang terpercaya otoritas ilmu agamanya yang dijamin oleh Alloh. Beberapa Untaian Nasehat berharga, “Barangsiapa yang Alloh kehendaki kebaikannya, niscaya Alloh jadikan dia paham terhadap agama-Nya.” (HR. Bukhari). “Jika seorang anak Adam wafat maka terputus amalannya kecuali tiga perkara: “shodaqoh jariyah (mengalir pahalanya), ilmu yang bermanfaat dan anak sholih yang mendo’akan orang tuanya.” (HR. Muslim). “Alloh mengangkat derajat orang-orang beriman dari kalian dan orang-orang yang berilmu tentang agama ini dengan beberapa derajat”. (QS. Al Mujadalah:11).
Wallohu’ Ta’ala A’lam, Sekian, Semoga tulisan ini bermanfaat. Wa’akhiru Dakwathuna. Subhanakallohumma’ Wabihamdikaa’ Ashadu’alaa ‘illaa Anta Astaqfiruka Wa’athubuhu ‘Ilaika. Nun Wal Qolami Wamaa’ Yasthurun, Walhamdulillahirobbil Alamien. Wallohu’ Ta’ala A’lam bish Showab.


Dan segala puji bagi Alloh Robb semesta alam dan shalawat dan salam atas nabi kita Muhammad Ibnu Abdillah Shallallahu’ Alaihi wa Sallam dan keluarganya dan para shahabatnya serta orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik sampai hari kiamat.
Semoga Alloh selalu merahmati kita dengan ilmu yang hakiki, Amien…!. Pesan Kami: Ingat 5 sebelum 5 yakni: ” Kehidupanmu sebelum datang matimu, Kesehatanmu sebelum datang sakitmu, Waktu luangmu sebelum datang kesibukanmu, Masa mudamu sebelum datang masa tuamu, Kekayaanmu sebelum datang kemiskinanmu “. (HR. Muslim).




http://romdani45498.blogspot.com/2010/12/wahai-pemuda-pemudi-kembalilah-ke-jalan.html

""Karena Sabar Menjadi Besar""

Sahabatku, Allah menyebut kata “sabar” di 90 tempat dalam al-Quran. Ini menunjukkan betapa pentingnya sabar bagi kita. Menurut para ulama tafsir, jika satu kata/ kalimat sering diulang-ulang dalam al-Quran, itu artinya kata/ kalimat tersebut harus kita camkan baik-baik.


Sudahkah kita bersabar? Sungguh, ini bukan perkara mudah, bagi siapapun orangnya. Karena makna sabar sendiri adalah separuh dari iman. Sedangkan iman itu sangat luas cakupannya. Artinya, sabar meliputi setiap sisi kehidupan.
Kesabaran Nabi dan Rasul ditempatkan pada tempat tertinggi karena merekalah yang mendapat ujian dan cobaan terbesar yang pernah dialami umat manusia. Dengan kata lain, kesabaran sangat erat kaitannya dengan keimanan seseorang. Semakin tinggi iman seseorang, semakin ia diuji dan dicoba. Ketinggian iman para Nabi dan Rasul sudah tidak diragukan lagi.
Kita harus banyak mengetahui keutamaan sabar, karena dengannya kita menjadi lebih termotivasi untuk bersabar. Kesabaran para Nabi dan Rasul adalah kesabaran ideal yang hendaknya kita melihat, mencontoh dan meneladaninya. Berikut ini teladan kesabaran empat orang Nabi. Sengaja saya hanya mengambil empat orang Nabi karena mewakili jenis-jenis kesabaran yang ada.

Kesabaran Nabi Ayyub As.
Pada mulanya Nabi Ayub As. dikenal sebagai orang yang sangat kaya raya, gagah nan tampan rupawan, dan juga beristri banyak, namun secara sangat cepat pula semuanya hilang. Allah memberinya ujian dan cobaan berupa penyakit kulit yang susah untuk disembuhkan.
Berkat kesabaran dan sikap berserah dirinya kepada Allah, kemudian Allah menyembuhkan penyakitnya dengan memerintahkannya agar dia menghentakkan kakinya ke bumi. Nabi Ayyub menaati perintah itu maka keluarlah air dari bekas kakinya atas petunjuk Allah, Nabi Ayyub pun mandi dan minum dari air itu, sehingga sembuhlah dia dari penyakitnya, dikembalikan segala apa yang dipunya sebelumnya, ditambah lagi kemuliaannya, dan dicatat sebagai orang yang sabar. “...Sesungguhnya Kami dapati dia (Ayyub) seorang yang sabar. Dialah sebaik-baik hamba. Sesungguhnya dia amat taat (kepada Tuhan-nya).” (QS. Shaad: 44).
Nabi Ayyub adalah contoh teladan seorang Nabi dalam menghadapi cobaan berupa penyakit. Sesungguhnya mereka yang kini sedang terbaring sakit atau yang sedang menderita suatu penyakit, mestilah membaca kisah tentang Nabi Ayyub ini, mudah-mudahan dapat memberi motivasi untuk lebih bersabar.

Kesabaran Nabi Yusuf As.
Kehidupan Nabi Yusuf As. dipenuhi dengan ujian dan cobaan, mulai dari masa remajanya yang menjadi budak, hadirnya seorang wanita cantik yang mengajaknya berzina,


 hingga kemudian difitnah dan dipenjara.
Penolakannya terhadap ajakan berzina Zulaikha telah menjadi “legenda” yang dikenang sepanjang masa. Padahal saat itu kesempatan untuk berzina sangat terbuka lebar. Tapi Nabi Yusuf dengan kekuatan imannya, menolak dengan tegas dan berkata: “Ma’adzallahi, innahu rabbii ahsana matswaay – Aku berlindung kepada Allah, sungguh tuanku telah memperlakukan aku dengan baik.” Hingga akhirnya Zulaikha menarik baju Yusuf bagian belakang hingga koyak, yang pada saat itu Yusuf As. hendak menjauh dari Zulaikha. “Demikianlah, agar Kami memalingkan dari padanya kemungkaran dan kekejian. Sesungguhnya Yusuf itu termasuk hamba-hamba Kami yang terpilih.” (QS. Yusuf: 24).
Sosok pejuang yang sabar dalam menundukkan hawa nafsu telah melekat pada diri Nabi Yusuf As.. Namanya menjadi mulia dan kedudukannya terus naik menjulang. Hingga beliau diangkat menjadi seorang menteri yang cerdas dan memiliki kemampuan dalam menyingkap tabir mimpi.
Hendaknya kita menjadikan kisah Nabi Yusuf As. ini sebagai motivasi untuk bersabar dalam menjauhi segala bentuk kemaksiatan. Allah Swt. berfirman dalam surat Yusuf ayat 7: “Sesungguhnya ada beberapa tanda-tanda kekuasaan Allah pada (kisah) Yusuf dan saudara-saudaranya bagi orang-orang yang bertanya.”

Kesabaran Nabi Zakariya As.
Nabi Zakariya As. sudah sangat tua dan istrinya wanita yang mandul, tapi keinginannya sangat kuat untuk memiliki seorang anak. Beliau terus berikhtiar, bersabar, dan sering berdoa dengan doa: “Rabbi habli min ladunka dzurriyyatan thayyibah. Innaka samii’ud du’aa’ – Ya Tuhanku, berilah aku dari sisi Engkau seorang anak yang baik. Sesungguhnya Engkau Maha Pendengar doa.”
Kemudian Allah mengabulkan doa Nabi Zakariya tersebut. Terlahirlah kelak seorang anak yang shaleh, yang menjadi teladan, pejuang kebenaran dan keadilan, dan mujahid yang syahid, Yahya As..
Bagaimana kehamilan itu bisa terjadi? Bukankah pintu kemungkinan itu – secara rasional – sudah tertutup? Allah Swt. berfirman dalam surat Ali Imran ayat 40: “Kadzalikallahu yaf’alu maa yasyaa’ – Demikianlah, Allah berbuat apa yang dikehendaki- Nya.”
Bagi mereka yang kini belum diberi keturunan, bersabarlah! Dekatkanlah dirimu kepada Allah. Kencangkanlah doa-doamu seperti Nabi Zakariya berdoa. Tidak ada yang tidak mungkin bagi Allah kalau kita sudah mengikuti apa yang diperintahkan- Nya.


Kesabaran Nabi Muhammad Saw.
Hampir tidak terhitung banyaknya ujian dan cobaan yang mendera Nabi, mulai dari penghinaan, penyiksaan, penindasan, pemboikotan, wafatnya kedua orang yang dicintai saat beliau sangat membutuhkan pembelaan keduanya, hingga wafatnya satu demi satu putra-putra beliau, sehingga orang-orang kafir mengejeknya dengan gelar “batara” (terputus), yaitu terputus keturunannya karena semua anak laki-lakinya wafat.
Namun kemudian sesudah gelapnya malam penderitaan, datanglah fajar kebahagiaan. Nabi Saw. menuai hasil apa yang selama ini diyakininya; dakwah Islam semakin tersebar luas, pahala yang tak terputus-putus (wainna laka la ajron ghayra mamnuun), Makkah dapat direbut dari tangan kafir Quraisy, kemenangan demi kemenangan di medan tempur, dan harta ghanimah yang semakin melimpah. Dan penghargaan yang jauh lebih hebat dari itu semua adalah namanya disandingkan dengan nama Allah dalam kalimat syahadat dan Allah memujinya dengan berfirman: “Wa innaka la’alaa khuluqin adziim – Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung.”

Pelajaran Berharga
Entah bagaimana jadinya jika Nabi Ayyub As. tidak mau bersabar dengan penyakitnya; Nabi Yusuf As. tidak bersabar dalam menundukkan hawa nafsunya, Nabi Zakariya tidak bersabar dalam menanti buah hatinya tercinta; dan Nabi Muhammad Saw. tidak bersabar dalam mengemban dakwah Islam untuk umat sepanjang masa.
Nabi Ayyub pasti akan menjadi orang yang berputus asa dan karena itulah penyakitnya bisa bertambah parah, karena penyakit kulit bisa bertambah parah jika penderitanya mengalami stres dan tekanan mental. Nabi Yusuf pasti akan menjadi anak jalanan atau pelacur yang mengobral nafsunya dimana-mana. Nabi Zakariya pasti akan berhenti berharap memiliki seorang anak yang kelak menjadi sosok teladan umat manusia. Nabi Muhammad pasti akan menghentikan dakwahnya dan mengurung diri di dalam rumah, hingga tak ada generasi beriman dikemudian hari, termasuk kita!
Wahai sahabatku, reguklah mata air kecemerlangan dari kesabaran empat orang Nabi itu. Dekatkanlah dirimu kepada Allah dan kuatkanlah kesabaranmu dengan berlipat ganda. Karena dari sanalah engkau akan merasakan manisnya iman dan bersinarnya matahari kebahagiaan di dalam hatimu.
Apa yang tidak mungkin bagi Allah? Sesungguhnya engkau bergantung pada Zat yang Maha Kuasa atas segala sesuatu. Zat yang mampu membuat dingin api yang membakar tubuh Nabi Ibrahim.


 Zat yang membelah lautan untuk menyelamatkan Nabi Musa dan kaumnya. Zat yang membolak-balikkan hati dari kafir menjadi beriman; dari keras menjadi lembut seperti yang terjadi pada diri Umar bin Khaththab. Zat yang dapat memenangkan pasukan beriman meskipun jumlah pasukan musuh berlipat-lipat seperti yang terjadi pada perang Badar.
Syaratnya hanya satu: kembalilah kepada Allah dengan sebenar-benarnya kembali. Janganlah engkau berpaling dari selain-Nya. Sesungguhnya kemenangan itu sangatlah dekat masanya, hanya saja kita sering sekali tergesa-gesa dan mudah berputus asa. Padahal bisa jadi, setelah kita berhenti berharap, justru disana terdapat kejayaan.
Ya Allah Ya Tuhan kami, berikanlah kesabaran kepada kami dan jadikanlah kami bagian dari orang-orang yang sabar. Janganlah Engkau sesatkan kami setelah Engkau beri petunjuk kepada kami.
Kuatkanlah iman kami. Kokohkan akidah kami.
Teguhkanlah pendiri kami diatas jalan-Mu yang lurus, Ya Allah Ya Arhamar Rahimin.


http://romdani45498.blogspot.com/2010/12/karena-sabar-menjadi-besar.html