Mengenai Saya

Foto saya
Pangandaran, West Java, Indonesia
Simple

Senin, 02 April 2012

Aku Tidak Lebih Dulu Ke Surga

Aku tidak tahu dimana berada. Meski sekian banyak manusia berada disekelilingku, namun aku tetap merasa sendiri dan ketakutan. Aku masih bertanya dan terus bertanya, tempat apa ini, dan buat apa semua manusia dikumpulkan. Mungkinkah, ah aku tidak mau mengira-ngira.
Rasa takutku makin menjadi-jadi, tatkala seseorang yang tidak pernah kukenal sebelumnya mendekati dan menjawab pertanyaan hatiku. “Inilah yang disebut Padang Mahsyar,” suaranya begitu menggetarkan jiwaku. “Bagaimana ia bisa tahu pertanyaanku,” batinku. Aku menggigil, tubuhku terasa lemas, mataku tegang mencari perlindungan dari seseorang yang kukenal.
Kusaksikan langit menghitam, sesaat kemudian bersinar kemilauan. Bersamaan dengan itu, terdengar suara menggema. Aku baru sadar, inilah hari penentuan, hari dimana semua manusia akan menerima keputusan akan balasan dari amalnya selama hidup didunia. Hari ini pula akan ditentukan nasib manusia selanjutnya, surgakah yang akan dinikmati atau adzab neraka yang siap menanti.
Aku semakin takut. Namun ada debar dalam dadaku mengingat amal-amal baikku didunia. Mungkinkah aku tergolong orang-orang yang mendapat kasih-Nya atau jangan-jangan ………
Aku dan semua manusia lainnya masih menunggu keputusan dari Yang menguasai hari pembalasan.


Tak lama kemudian, terdengar lagi suara menggema tadi yang mengatakan, bahwa sesaat lagi akan dibacakan daftar manusia-manusia yang akan menemani Rasulullah SAW di surga yang indah. Lagi-lagi dadaku berdebar, ada keyakinan bahwa namaku termasuk dalam daftar itu, mengingat banyaknya infaq yang aku sedekahkan. Terlebih lagi, sewaktu didunia aku dikenal sebagai juru dakwah. “Kalaulah banyak orang yang kudakwahi masuk surga, apalagi aku,” pikirku mantap.
Akhirnya, nama-nama itupun mulai disebutkan. Aku masih beranggapan bahwa namaku ada dalam deretan penghuni surga itu, mengingat ibadah-ibadah dan perbuatan-perbuatan baikku. Dalam daftar itu, nama Rasulullah Muhammad SAW sudah pasti tercantum pada urutan teratas, sesuai janji Allah melalui Jibril, bahwa tidak satupun jiwa yang masuk kedalam surga sebelum Muhammad masuk. Setelah itu tersebutlah para Assabiquunal Awwaluun. Kulihat Fatimah Az Zahra dengan senyum manisnya melangkah bahagia sebagai wanita pertama yang ke surga, diikuti para istri-istri dan keluarga rasul lainnya.
Para nabi dan rasul Allah lainnya pun masuk dalam daftar tersebut. Yasir dan Sumayyah berjalan tenang dengan predikat Syahid dan syahidah pertama dalam Islam. Juga para sahabat lainnya, satu persatu para pengikut terdahulu Rasul itu dengan bangga melangkah ke tempat dimana Allah akan membuka tabirnya. Yang aku tahu, salah satu kenikmatan yang akan diterima para penghuni surga adalah melihat wajah Allah. Kusaksikan para sahabat Muhajirin dan Anshor yang tengah bersyukur mendapatkan nikmat tiada terhingga sebagai balasan kesetiaan berjuang bersama Muhammad menegakkan risalah. Setelah itu tersebutlah para mukminin terdahulu dan para syuhada dalam berbagai perjuangan pembelaan agama Allah.
Sementara itu, dadaku berdegub keras menunggu giliran. Aku terperanjat begitu melihat rombongan anak-anak yatim dengan riang berlari untuk segera menikmati kesegaran telaga kautsar. Beberapa dari mereka tersenyum sambil melambaikan tangannya kepadaku. Sepertinya aku kenal mereka. Ya Allah, mereka anak-anak yatim sebelah rumahku yang tidak pernah kuperhatikan. Anak-anak yang selalu menangis kelaparan dimalam hari sementara sering*kubuang sebagian makanan yang tak habis kumakan.
“Subhanallah, itu si Parmin tukang mie dekat kantorku,” aku terperangah melihatnya melenggang ke surga. Parmin, pemuda yang tidak pernah lulus SD itu pernah bercerita, bahwa sebagian besar hasil dagangnya ia kririmkan untuk ibu dan biaya sekolah empat adiknya. Parmin yang rajin sholat itu, rela berpuasa berhari-hari asal ibu dan adik-adiknya di kampung tidak kelaparan. Tiba-tiba, orang yang sejak tadi disampingku berkata lagi, “Parmin yang tukang mie itu lebih baik dimata Allah. Ia bekerja untuk kebahagiaan orang lain.” Sementara aku, semua hasil keringatku semata untuk keperluanku.
Lalu berturut-turut lewat didepan mataku, mbok Darmi penjual pecel yang kehadirannya selalu kutolak, pengemis yang setiap hari lewat depan rumah dan selalu mendapatkan kata “maaf” dari bibirku dibalik pagar tinggi rumahku.


Orang disampingku berbicara lagi seolah menjawab setiap pertanyaanku meski tidak kulontarkan, “Mereka ihklas, tidak sakit hati serta tidak memendam kebencian meski kau tolak.”
Masya Allah murid-murid pengajian yang aku bina, mereka mendahuluiku ke surga. Setelah itu, berbondong-bondong jamaah masjid-masjid tempat biasa aku berceramah. “Mereka belajar kepadamu, lalu mereka amalkan. Sedangkan kau, terlalu banyak berbicara dan sedikit mendengarkan. Padahal, lebih banyak yang bisa dipelajari dengan mendengar dari pada berbicara,” jelasnya lagi.
Aku semakin penasaran dan terus menunggu giliranku dipanggil. Seiring dengan itu antrian manusia-manusia dengan wajah ceria, makin panjang. Tapi sejauh ini, belum juga namaku terpanggil. Aku mulai kesal, aku ingin segera bertemu Allah dan berkata, “Ya Allah, didunia aku banyak melakukan ibadah, aku bershodaqoh, banyak membantu orang lain, banyak berdakwah, izinkan aku ke surgaMu
Orang dengan wajah bersinar disampingku itu hendak berbicara lagi, aku ingin menolaknya. Tetapi, tanganku tak kuasa menahannya untuk berbicara. “Ibadahmu bukan untuk Allah, tapi semata untuk kepentinganmu mendapatkan surga Allah, shodaqohmu sebatas untuk memperjelas status sosial, dibalik bantuanmu tersimpan keinginan mendapatkan penghargaan, dan dakwah yang kau lakukan hanya berbekas untuk orang lain, tidak untukmu,” bergetar tubuhku mendengarnya.
Anak-anak yatim, Parmin, mbok Darmi, pengemis tua, murid-murid pengajian, jamaah masjid dan banyak lagi orang-orang yang sering kuanggap tidak lebih baik dariku, mereka lebih dulu ke surga Allah. Padahal, aku sering beranggapan, surga adalah balasan yang pantas untukku atas dakwah yang kulakukan, infaq yang kuberikan, ilmu yang kuajarkan dan perbuatan baik lainnya. Ternyata, aku tidak lebih tunduk dari pada mereka, tidak lebih ikhlas dalam beramal dari pada mereka, tidak lebih bersih hati dari pada mereka, sehingga aku tidak lebih dulu ke surga dari mereka.
Hinanya aku ini Ya Allah… Jam dinding berdentang tiga kali. Aku tersentak bangun dan, astaghfirullah ternyata Allah telah menasihatiku lewat mimpi malam ini.




http://romdani45498.blogspot.com/2010/12/aku-tidak-lebih-dulu-ke-surga.html

Alasan Menyukai Seseorang ( ? )

Hheu, aku kembali!!! ^.^ *halah!*
Huff, jadi ngerasa RDM-ku ini terasa sepi, yang punya sibuk wawe euy *lagaknyaaa*
Pada kesempatan kali ini aku pingin cerita hal yang nggak terlalu seru sebenernya buat diceritain, garing malah mungkin, ampuuun…kok jadi ngerasa males nulis gini siiih, cha? Huff..ada apakah?hhiks…
Kemarin pas mata kuliah bahasa Inggris Bab-nya ngebicarain genre contoh narrative gitu deh nggak ngerti dan narrative-nya itu berupa love story, baaaah…heboh lah satu kelas!
Ada contoh cerita cinta yang aneh banget di modul bahasa inggrisku, jadi tuh ceritanya ada seorang laki-laki yang mencintai seorang wanita teman kerjanya, tapi si wanita itu nggak suka si laki-laki itu karna bagi si wanita, laki-laki tersebut nggak romantis. Nah, Suatu hari si laki-laki mengetahui bahwa di kantor tempat ia bekerja ada computer yang bisa berbicara dan mengabulkan apapun yang diminta, the computer’s name is EPICAC .
Nah, si laki-laki itu minta ama si computer buat dibikinin puisi buat si wanita tersebut, dibuatin lah ama si computer, dan pas puisinya dikasih ke wanita itu,


si wanita langsung jatuh cinta ama si laki-laki dan mau menikah dengannya. Tapi ternyata, si computer yang benda mati itu juga cinta ama si wanita (ANEH BANGET KAAAN???), dan si computer berandai-andai kalau dia bisa jadi manusia *glek! Aya-aya wawe*, in the end, si Computer-nya patah hati gitu lah, aneh banget ceritanya nggak menarik buangep!
Nah, abis itu anak satu kelas ditanyain ama dosennya..* neh dosen jg kurang kerjaan sih..:D*
“If you love someone, what is the point which can make you love him / her?”
Gubraaakkkksss saudara saudari! Huff..aku tegang banget takut ditanya, dan ternyata….aku kena! Paraaah…akhire aku bingung pas ditodong ama pertanyaan itu ama Bu Lies (Dosen Basa Inggrisku), lama buangep aku mikir, temen sebangkuku sih manteb abis dan bisa buat satu kelas heboh dengan apa yang dia jawab, mau tau apa yang temenku itu bilang,
“I haven’t reason to love someone..”
Beuuuuhhhh..dahsyat dah! Hehe
Dia pun melanjutkan,
“Jika kita menyukai seseorang karna ketampanannya itu namanya nafsu, jika kita menyukai seseorang karena kepintarannya itu namanya kagum, jika kita menyukai seseorang karena kebaikannya itu namanya terima kasih,  tapi kalau kita menyukai seseorang tanpa alasan…itulah cinta…”
“Cieeeeeeeeeeeeeeeeeeeee………..!!!”, dan kelas pun heboh bersorak, ckcck..ampun deh kawan-kawanku itu, aku mah sih Cuma cecengiran nggak jelas, apakah benar begitu? Maklum deh my chairmate itu non-is…
Lanjut ke diriku…
“So, Icha, what is the reason which can make you love someone?”, Bu Lies pun mendesakku untuk menjawab *bener nggak ya Inggrisnya, ya kurang lebih begitu lah! :p*
Kelas pun hening, sunyi senyap, sumpe deh, bingung, kelas yang tadinya rame langsung sepi kyak kuburan gitu, aku stress, 1 dosen yang lain (di mata kuliah bahasa Inggris setiap ngajar langsung ada 2 dosen) pun ngeliatin aku, huaaah…
“Uhmmm…”, aku pun mikir, kira-kira alasan yang masuk akal apa coba!
“Ya..?”, Bu Lies pun kembali mendesak, hhiks…


“Because He is Shalih and likes to go to mosque..”, jawabku asal, walaupun nggak sepenuhnya salah.. .
“Cieeeeeeeeeeeeeeeeeee…..!!!”, satu kelas pun koor lagi nyorakkin aku, hhuaaaaa…apa-apaan coba ih, menyebalkan!
“Good Reason, Icha..”, Bu Lies pun menanggapi sambil kedua matanya kedip-kedip, apa mksdnya coba..?
Yess..diriku tersenyum penuh kemenangan..:)
“Anak alim mah beda..!”, celetuk salah satu temenku di sudut belakang kelas.
Arrrggghhh..siapa pula yang ngomong gitu, kalo ketemu orangnya pingin rasanya diri ini menelannya bulat-bulat! *sadis mode ON*
Yang (mungkin) lucu tuh pas ada yang nyeletuk,
“Icha, suka ke masjidnya ngapain dulu nih? Jagain sandal atau bersihin WC..?”
Sontak satu kelas keras tertawa, aku Cuma manyun…
Satu suara lagi menimpali,
“ Icha mah sukanya ama Merbot masjid..”.
Kembali terdengar suara cekakakan dikelas. Huftt..entah berapa kali mukaku berubah dari merah, kuning, ijo, kembali ke merah lagi..* emang sih ni muka kyak rambu lampu merah*.
Kalu dipikir..,Emang alasanku itu salah, ya? *mikir*
Udah ah, gajebo euy, heheheu..Cuma pingin berbagi cerita ke-bete-anku walaupun kagak ada bagus-bagusnya, hehehe…
Sipsip,  belum ‘panas’ lagi nih buat nulis, semoga Ichaa segera kembali, aamiin..^ ^
Mari…


http://romdani45498.blogspot.com/2010/12/alasan-menyukai-seseorang.html

Bagaimana Anda Diciptakan…? RENUNGKAN !

Prolog:
Jika setelah membaca note ini kita tidak menangis dan merenungi betapa banyak kita telah berbuat dzalim dan dosa-dosa kepada Allah, maka merugilah dirimu ! Sungguh, saya khawatir, jangan2 kita adalah salah satu yg dimaksud rasulullah dalam sabdanya," Sesungguhnya butanya seseorang adalah bukan buta kedua matanya, tapi buta mata hatinya..".
Naudzubillah mindzalik...
===00==00==00==


Siapakah dirimu sehingga berani bersikap sombong di hadapan Allah Azza Wa Jalla? Siapakah kamu sehingga menolak mengenakan jilbab? Siapakah engkau, sehingga enggan mengerjakan shalat? Apakah engkau lupa bahwa telah datang kepadamu beberapa masa ketika engkau tak ada nilainya sama sekali? Allah Subhaanahu Wata’ala berfirman, artinya, “Bukankah telah datang atas manusia satu waktu dari masa, sedang dia ketika itu belum merupakan sesuatu yang dapat disebut?” (QS. al Insan: 1).
Perhatikanlah, kalimat al Qur’an menggunakan kata hiinun yang artinya bukan sehari atau dua hari. Al Qur’an juga menggunakan kata min ad-dahri yang artinya ‘dari masa’, dan tidak menggunakan ‘dari beberapa hari’. Maksudnya, wahai orang yang telah didatangi sebuah waktu dari masa ketika Anda belum menjadi apa-apa. Siapakah yang menjadikanmu? Siapakah yang menjadikanmu berada di alam semesta ini? Apakah Zat yang menciptakanmu wajib ditaati atau boleh didurhakai?
Permulaan dirimu adalah setetes mani. Renungkanlah wajah dan badanmu. Perhatikanlah kekuatan, pendengaran, penglihatan, dan rasio. Dirimu yang telah menikmati semua ini, dari apakah asalmu? Sesungguhnya, asalmu dari tanah ( Adam ) yg diinjak-injak oleh kaki. Dan dari apa jenismu? jenismu adalah dari setetes mani. Allah Azza Wajalla berfirman, artinya, “Dan apakah manusia tidak memerhatikan bahwa Kami menciptakannya dari setitik air (mani)? Maka tiba-tiba ia menjadi penantang yang nyata!” (QS. Yaasin: 77).
Apakah engkau yang dulunya setetes mani sekarang menjadi penantang Allah Azza Wajalla? Allah Subhaanahu Wata’ala berfirman, artinya, “Dan ia membuat perumpamaan bagi Kami; dan dia lupa kepada kejadiannya; ia berkata, "Siapakah yang dapat menghidupkan tulang belulang, yang telah hancur luluh?" Katakanlah, "Ia akan dihidupkan oleh Tuhan yang menciptakannya kali yang pertama, dan Dia Mahamengetahui tentang segala makhluk.” (QS. Yasin: 78-79).
Allah telah menentukan segala komponen dalam dirimu dan segala unsur dalam pembentukan jasadmu. Marilah kita mulai dari nuthfah (setetes air mani).
Allah Azza Wajalla menciptakan sel sperma dan menunjukkan jalannya hingga bisa menembus masuk ke dalam ovum.Allah Subhaanahu Wata’ala berfirman, artinya, “Dan bahwasanya, Dialah yang menciptakan berpasang-pasangan laki-laki dan perempuan. Dari air mani, apabila dipancarkan.” (QS. an-Najm: 45-46)
Setetes air mani bisa mengeluarkan laki-laki dan perempuan. Pernahkah suatu hari engkau memikirkan hal ini dan mengingat asal usulmu? Apa asal-usulmu, wahai engkau yang berasal dari tanagh dan berjenis setetes air mani?
Para ilmuwan berkata bahwa sel sperma yang telah masuk ke ovum akhirnya melebur dan bercampur dengan sel telur.


 Keduanya menyatu sehingga menjadi sel campuran antara sel sperma dan sel telur. engkau tentu pernah mendengarfirman Allah Azza Wajalla, artinya, “Sesungguhnya, Kami telah menciptakan manusia dari setetes mani yang bercampur yang Kami hendak mengujinya (dengan perintah dan larangan), karena itu Kami jadikan ia mendengar dan melihat.” (QS. al Insan: 2).
Sel sperma bercampur dengan sel telur di dalam rahim. Lantas apakah yang dimaksud dengan rahim? Perhatikanlah bagaimana Allah melindungi rahim. Rahim adalah tempat yang dipilih Allah demi penciptaan Anda. Ia dikelilingi tulang rusuk perempuan dari segala penjuru. Namun demikian, tidak hanya tulang rusuk saja yang melindungi rahim, otot-otot yang memperkuat tulang rusuk pun juga melindungi rahim.
Karena begitu kokohnya tulang rusuk dan kuatnya otot yang melindungi rahim, sampai-sampai beberapa dokter berkata, “Jika seseorang hendak membunuh seorang perempuan kemudian merobek-robeknya dengan pisau, niscaya ia tidak akan mampu merobek rahim. Jikalau seorang perempuan terjatuh dari tempat yang tinggi lalu tulang belulangnya patah, maka rahim akan tetap terjaga.” 
Perhatikan firman Allah Azza Wajalla, artinya, “Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari saripati (berasal) dari tanah. Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim).”  (QS. al Mukminun: 12-13). Subhanallah....T.T
Wahai, engkau yang berasal dari setetes mani! Wahai, engkau yang dilindungi dalam tempat yang kokoh. Masih beranikah menantang Rabb mu? Siapakah pelindungmu?
Wahai, para Ibu! Apakah engkau menjaga para bayi dengan kemampuan Ibu sendiri? Seorang wanita yang melahirkan enam kali atau tujuh kali, namun ia tidak mengetahui sedikit pun, kecuali hanya melahirkan. Perhatikanlah siapa yang menjaga, siapa yang membesarkan janin ini di perut, dan siapa yang melindunginya di tempat yang kokoh?
Betapa lemahnya dirimu. Bagaimana lalu engkau berani berkata, “Kalahkanlah aku dulu dengan dalil-dalil, karena aku tidak akan menaati Allah Azza Wajalla sebelum aku puas terlebih dahulu dengan dalil-dalil itu.
Lalu bagaimana bisa setelah itu seorang pemuda datang seraya berkata, “Aku tidak mampu meninggalkan dosa. Saya menyesal sekali. Saya tahu, tetapi saya tak mampu meninggalkannya.” Siapakah engkau sehingga berani berkata tidak kepada Allah. Lihatlah kembali ukuran dan perhatikan asal usulmu.
Kita renungkan bagaimana kita berkembang di perut ibu. Cairan putih ini akhirnya bercampur dengan darah merah,


 sehingga membentuk segumpal darah yang disebut dengan ‘alaqah. ‘Alaqah artinya sesuatu yang tergantung. Sebab, ia tergantung di dinding rahim. Kedokteran modern telah membuktikannya. Dan sebagai kaum muslimin, kita telah mengetahuinya sejak 14 abad silam. Allah Azza Wajalla berfirman, artinya, “Bacalah dengan nama Rabb-mu yang telah menciptakan. Dia menciptakan manusia dari segumpal darah.” (QS. al ‘Alaq: 1-2).
Perhatikanlah pemilihan kata ‘alaqah. Siapa yang mengajari Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam tentang segumpal darah yang tergantung di dinding rahim sehingga disebut ‘alaqah? Saat kita sudah menjadi ‘alaqah, apa makanan kita pada waktu itu? Makanan kita ialah darah. Darah yang mengalir dari kelenjar pembuluh darah rahim.

Berapakah ukuran panjang ‘alaqah? Panjang ‘alaqah bisa mencapai 2,5 sampai 4 milimeter. Dulu panjang kita tak lebih dari 4 mm. Namun, mengapa kita tak ingin mendengar ayat-ayat al Qur’an? Seharusnya seseorang merasa malu jika teringat dosa-dosanya yang telah lalu. Karena, sebelumnya ukurannya hanya 2 sampai 4 mm setelah berada 25 hari di rahim sang ibu.
‘Alaqah kemudian berkembang menjadi segumpal daging (mudghah). Segumpal daging ini mulai saling memisahkan diri. Ada yang di atas yang kelak akan menjadi tempat kepala. Ada potongan yang kelak akan menjadi tulang-tulang. Dan ada potongan yang kelak akan menjadi tangan. Bayangkanlah, subhanallah!
Dahulu engkau seperti itu. Tapi sekarang telah berani berkata, “Tidak, aku belum siap mengenakan jilbab.”
Allah Azza Wajalla berfirman, artinya, “Ketahuilah! Bahwa Ia mempunyai hak menciptakan dan memerintahkan.”(QS. al A’raf: 54). Zat yang menciptakanmu, Dialah yang memerintahkan engkau untuk berjilbab.
Wahai segumpal daging! Berapa ukuran tubuhmu pada waktu itu? Panjang badanmu waktu itu tak lebih dari 8 milimeter. Ketika daging ini membesar, ukurannya bisa mencapai 16 mm. Sedikit demi sedikit mulailah terjadi pemisahan daging ini. Subhanallah. Allah Subhaanahu Wata’ala berfirman, artinya, “Sesungguh-nya Kami telah menciptakan kamu (Adam), lalu Kami bentuk tubuhmu.” (QS. al A’raf: 11).
“Hai, manusia! Apakah yang telah memperdayakan kamu (berbuat durhaka) terhadap Tuhanmu yang Mahapemurah, yang telah menciptakan kamu lalu menyempurnakan kejadianmu dan menjadikan (susunan tubuh)mu seimbang? dalam bentuk apa saja yang Dia kehendaki, Dia menyusun tubuhmu.”(QS. al Infithaar: 6-8).


Bersamaan dengan umur janin yang menginjak pekan kedelapan, mulailah muncul beberapa otot. Muncul pula kerangka-kerangka besar dan kecil yang dibalut dengan daging yang ringan dan tipis.
Allah Azza Wajalla berfirman, artinya, “Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Mahasucilah Allah, Pencipta yang paling baik.” (QS. al Mu’minuun: 14).
Janin ini terus mengalami perkembangan, hingga pada usianya yang ke empat puluh pekan, hadirlah salah seorang hamba dari hamba-hamba Allah Subhaanahu Wata’ala. Kemudian lahirlah seorang anak.
Marilah kita mengingat asal pertama kalinya..:
 Berawal dari setetes mani, hingga keluar menjadi dua mata, dua telinga, lidah yang bisa berbicara, urat-urat saraf, dan seterusnya. Kemudian ia mampu mendengar, berbicara, dan memiliki kemampuan untuk bergerak dan berpikir. Siapakah yang menyuruh mata untuk melihat dan telinga untuk mendengar?
Mengapa kini engkau tak menggunakan mata itu memandang hal yang baik padahal Allah yang telah membukakannya? Ketika engkau melihat yang haram, tidakkah dirimu malu ketika menghadap Allah Azza Wajalla dan Dia mengatakan kepadamu, “Apakah Aku belum membukakan pendengaranmu dan membukakan matamu? Apakah kamu masih mendengarkan musik dan lagu-lagu haram dan mendendangkannya?”
Para pemuda maupun pemudi pengguna internet, atau melihat kanal-kanal parabola, dan menyaksikan pemandangan-pemandang-an porno, siapakah yang memberi nikmat mata kepada Anda? Pemuda dan pemudi saling menelpon dengan kata-kata yang bisa mengerutkan kening dan mengundang murka Allah. Demi Allah, siapakah yang menjadikan mereka berbicara dan memberikan mereka lidah?
Pernahkah kita memerhatikan jauhnya diri kita dari Allah setelah Dia menciptakan kita? Padahal asal muasal kita adalah setetes mani yang lemah. Setetes mani yang jika terkena udara sedikit saja, niscaya akan rusak dan mati. Setetes mani ini kemudian dijaga sehingga lahirlah kita. “Maka Maha sucilah Allah, Pencipta Yang Paling Baik.” (QS. al Mu’minuun: 14).




http://romdani45498.blogspot.com/2010/12/bagaimana-anda-diciptakan-renungkan.html

Saatnya Menjemput Aisyah

Tibalah waktu yang telah kurindu, tuk selalu bersama denganmu.
Telah terbuka pintu itu, Akad tlah terucap sudah, sumpah telah diikrarkan,

 Dan sekaranglah saatnya Dinda, marilah melangkah…

Kujemput Ma’isyah, Kugapai Aisyah
Sungguh sebuah ungkapan yg cukup indah dan bermakna dalam jika kita mampu mengaplikasikannya. Ma’isyah atau nafkah merupakan salah satu syarat awal yg sangat penting sebagai bekal melangkah saat engkau menjemput pujaanmu. Maaf, jika subjudul diatas seolah menyinggung perasaan kaum akhwat, seolah-olah engkau, para wanita, hanya patut dijadikan obyek yg hanya menunggu atau dijemput, sedangkan dilain pihak, laki-laki bebas untuk memilih alias menjemput.
Bukan pula maksud saya hendak merendahkan martabat Ibunda Aisyah istri rasulullah yg bgitu agung dan mulia. Hanya saja, siapa sih orangnya yg tidak menginginkan seorang pendamping hidup secantik dan seagung Ibunda Aisyah? Atau setampan dan segagah Sayidina Ali yg alim dan wara..? Dua nama tersebut yaitu Aisyah dan Sayidina Ali, yg sering dinisbatkan sebagai sosok harapan atau impian bagi setiap laki-laki dan perempuan yg hendak memilih pasangan hidup. Saya ingin menggunakan istilah tersebut, yaitu Ma’isyah atau nafkah, dan Aisyah atau calon istri ( pendamping hidup ), karena istilah tersebut sering digunakan oleh para aktivis dakwah.
Satu diantara prasyarat sebelum menikah adalah faktor yg disebut ‘MAMPU”, yaitu Ma’isyah alias kecukupan dalam hal ekonomi. Setelah berhasil menjemput Ma’isyah atau siap memberi nafkah, engkaupun berhak bahkan wajib utk melangkah ke jenjang selanjutnya, yaitu menggapai Aisyah, sang pujaan hati belahan jantung. Suatu saat saya pernah berdiskusi dgn beberapa teman ikhwan dan akhwat, membahas hal-hal yg selama ini sering menjadi problematika dikalangan para ikhwan. Yaitu dari segi Ma’isyah mungkin sudah siap, dan Aisyah pun sudah siap ‘dipetik’, tp ternyata pihak orang tua si wanita yg mempersulit. Alasannya takut anaknya terlantar, takut anaknya miskin, sengsara, tidak bisa makan, dan seterusnya.


Sebenarnya kekhawatiran seperti itu wajar diungkapkan oleh para orang tua. Sebagai orang tua yg maaf -- terkadang pemahaman agamanya masih minim -- kriteria seorang yg sholeh saja tidak cukup menjadi alasan yg kuat utk mengkhitbah anak gadisnya. Sehingga tidak heran, banyak para ikhwan yg penghasilan bekerjanya pas-pasan harus kelimpungan saat ditanya calon mertua: “ Kerjanya dimana Dik? Gajinya berapa sebulan? Nanti setelah menikah tinggal dimana?”..dll.
Keringat dinginpun mengucur. Berbagai pertanyaan yg lebih dahsyat daripada interview kerja akhirnya dihadapi para ikhwan dari orang tua si gadis. Ya, saya rasa engkau saudaraku para ikhwan lebih tahu bagaimna cara menjelaskannya. Misalnya: ”Pak, maaf saya memang tidak mempunya pekerjaan tetap, tapi insaAllah saya akan tetap bekerja”.
Atau,
” saya memang tidak berpenghasilan tinggi, tapi insaAllah gaji saya cukup untuk sebulan. Dan kedepannya insaAllah akan berusaha utk lebih baik lagi”.
Kepada pihak akhwatpun, sebaiknya juga memberi pengertian kpd orangtua bahwa masalah Maisyah atau nafkah adalah relative, artinya tidak harus mentargetkan calon menantunya harus orang kaya atau berpenghasilan tinggi. Karena rejeki yg didapat sedikit akan lebih mengharmoniskan rumah tangga jika iklas dan bersyukur daripada rejeki banyak tapi malah mendatangkan kekufuran.
--------------------------------------------------------------------------

AKUPUN MENYUSULMU
Saudara dan saudariku fillah..,kegagalan cinta yg pernah engkau jalin kepadanya, boleh jadi bukan lantaran dia sudah memiliki tambatan hati ataupun telah dijodohkan oleh orangtuanya. Mungkin juga sebenarnya dia mengharapkan yg lebih baik dari dirimu. Yaitu lebih sholeh atau sholehah, lebih mapan..dsb. Saya rasa engkaupun demikian. Sebagai manusia normal pasti mengharapkan pendamping hidup yg terbaik. Hal ini pun tidak dilarang dalam agama.
Nah, saat itulah upaya perbaikan diri dari hari ke hari harus senantiasa engkau lakukan. Karena ketika Allah sudah menganggapmu benar2 siap dan mampu, maka pasangan jiwa itu pun akan diberikan oleh Allah dgn penuh keridhoan. Saat itulah engkaupun dapat berkata: “Akupun telah menyusulmu. Akupun akhirnya menjemput karuniaNya, menyempurnakan separuh agama. Kita akan saling berlomba, saling berdoa, dan akan tetap menjadi saudara, dalam bingkai ketaatan dan takwa, dan tetap saling mengingatkan didalam kebaikan.”


Dan setelah itu, tiada ungkapan termulia yg dapat engkau ucapkan selain syukur kepada Allah yg telah memenuhi janjiNya bahwa dia akan memberikan pasangan hidup yg sudah lama engkau impikan. Yaa..puji Tuhan kepada Allah dan sujud syukur patut engkau lakukan ketika telah kau dapatkan pengganti dia. Menjemput atau dijemput pujaan hati belahan jiwa yg telah dijanjikan Allah. “ Dan diantara tanda2 kekuasaanNya adalah DIA menciptakan istri-istrimu dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesunguhnya pada yg demikian terdapat tanda2 kekuasaanya bagi kaum yg berfikir”. ( QS.Ar-Ruum; 21 ).
Subhanallah ! saat itulah yg paling membahagiakan, saat dua insan diikat dgn simpul agung yg kokoh, dibawah naungan iman, ditempa kalimat Rabbaniyah. Ketika dua hati telah menyatu, dua anak manusia berlainan jenis telah ditemukan dalam semulia-mulia ikatan. Menggapai mahligai suci yg dilandasi nilai2 keimanan.
Dan akhirnya kembali engkau bisa berucap dimalam pertamamu: “ Ya Rabbi, akhirnya kutemukan juga, dia yg akan menjadi pelipur lara. Dia yg akan mnjadi pengobat luka dan penentram jiwa. Ya Rabbi, betapa hamba pernah dzalim kepadaMU, betapa hamba prnh ragu akan janjiMU, betapa hamba prnh kcewa dgn keputusanMU. Namun kini hamba merasa seakan surga ada di pelupuk mata. Ampuni segala dosa dan khilaf hamba ya Rabb, sesungguhnya Engkau Yang Maha Mengampuni Dosa “.

NOBODY IS PERFECT !
Kini engkau telah mendapatkan pengganti si dia. Insaallah lebih baik dari dia yg dulu. Tapi lebih baik disini bukan berarti lebih cantik atau tampan. Tidak juga harus lebih kaya atau lebih tinggi pendidikannya. Tapi kesalehannya yg akan mengantarkan engkau ke surgaNya bersama-sama. Tentu saja jika engkau diberikan kesempurnaan dgn nikmat berlebih seperti pasanganmu yg sekarang lebih cantik atau lebih tampan dari yg dulu maka engkau harus lebih banyak bersyukur. Siapa yg tidak mau kalau begitu..??!
Disisi lain, janganlah sampai engkau merasa bahwa pasangan kita yg sekarang diberikan Allah, adalah lebih jelek dari yg dulu. Jangan sampai, baru melihat SEKILAS tp langsung mengambil kesimpulan. Sahabat, setiap orang psti memiliki kekurangan dan kelebihan, itu sudah sunatullah. Seseorang yg kau anggap special disatu sisi, psti jg memiliki kekurangan dilain sisi. Begitupun sebaliknya. Yaa, NO BODY IS PERFECT. Tiada seorangpun yg sempurna. Selalu akan engkau temui kekurangan dari pasanganmu yg sekarang.
Yang menjadi masalah sebenarnya bukan kekurangan yg ada pada dirinya, tetapi karena kita lebih menonjolkan kekurangan drpd menggali kelebihan. Kalau sudah bgitu, maka pasti tidak akan tumbuh sikap syukur dan Qusnudzon kepadaNya.


Yang ada hanyalah keluhan, penyesalan serta rasa tidak puas dgn apa yg sudah dikaruniakan olehNya. Jangan sampai engkau berpikir seperti itu. Sudah bagus Allah memberikan engkau pasangan, apa jadinya jika Allah mentakdirkan engkau sendirian seumur hidup, engkau psti tidak mau bukan ? Maka tetaplah bersyukur siapa dan bagaimanapun pasangan kita yg sekarang.
---------------------------------------------------------

JANGAN SAKITI PERASAAN DIA
Rasulullah bersabda,” Orang islam ialah orang yg menyelamatkan orang islam lainnya dari lisan dan tangannya” (HR.Bukhari). Dengan sabda beliau yg lain:” Tidak beriman salah seorang diantara kamu hingga dia mencintai saudaranya sebagaimana dia mencintai dirinya sendiri ( HR.Bukhari ).
Lalu apa hikmah nilai dari kedua hadist tersebut..?? Saudaraku, biarpun ketika pujaan baru telah ditemukan, jangan sampai engkau menyakiti perasaan dia yg pernah singgah dihatimu, jangan sampai sakiti perasaan dia yg dulu pernah menolak cintamu. Apalagi engkau akan bersikap sombong dan mengatakan kepadanya: “Inilah aku. Akupun mampu mendapatkan pengganti yg jauh lebih baik dari dirimu”!. Jangan sampai hal itu engkau lakukan saudaraku. Karena itu akan melukai perasaannya.
Justru engkau harus berterimakasih kepada dia yg pernah mengobrak-abrik dinding hatimu, yg pernah menolak cintamu. Kenapa demikian? Karena, ketika Allah mentakdirkanmu mendapat pengganti yg ternyata jauh lbih baik dari dirinya, pada hakekatnya itu adalah merupakan ganti dari Allah krn engkau tidak jadi mendapatkan dirinya. Buah keikhlasanmu itulah yg menyebabkan Allah ridho sehingga memberikan yg lebih baik untukmu.
------------------------------------------------------------------------------

JANGAN SAKITI PERASAANNYA
Saudara dan saudariku fillah.., apa bedanya antara subjudul ini dgn subjudul sebelumnya: ‘Jangan Sakiti Perasaan Dia’ dan ‘Jangan Sakiti Perasannya’..? bedanya adalah, pernyataan yg pertama jangan engkau sakiti perasaan si dia yg telah mengecewakan cintamu dgn menolak cinta yg prnh engkau tawarkan, sedangkan pernyataan yg kedua adalah Jangan engkau sakiti pasangan yg sekarang menjadi pujaan hati belahan jiwamu yg sekarang mendampingimu.



Sungguh, akan sangat menyakiti hati dan perasaan pasanganmu..bila saat berdekatan dgn pendampingmu yg sekarang, tp hati dan pikiranmu ternyata masih memikirkan dirinya yg dulu. Apalagi jika engkau masih sering menyebut-nyebut namanya didepan pasanganmu kini. Duh, istighfarlah sahabat, betapa engkau telah kufur nikmat dan Allah pasti akan membalas kezalimanmu ! Yakinlah bahwa pasanganmu yg sekarang..suami atau istrimu, adalah pasti lebih baik dari yg dulu.
Mungkin dari segi fisik tidak sebaik dulu, tidak secantik atau setampan dia yg dulu. Tidak juga sekaya atau selevel dalam pendidikan tinggi drpd yg dulu. Namun, dari segi kemuliaan akhlak, budi pekerti dan pengetahuan agamanya justru lebih baik, bahkan diatas rata-rata. Nah, factor inilah yg akan membahagiakanmu lahir dan batin. Engkau akan menemukan penentram jiwa dan pelita hidupmu yg sebenarnya.
Nah, sahabatku..bila pasangan jiwamu telah engkau miliki sekarang, namun ternyata engkau masih memikirkan dia yg dulu, alangkah dzalim dan tidak bersyukurnya dirimu ! sudah diberikan yg halal dan ada didepan mata, namun engkau masih memikirkan yg tidak ada. Afwan, lantas apalagi sebutan yg pantas untukmu kalau begitu, Sahabat..??
-----------------------------------------------------------------

BILA RUMPUT ENGKAU LEBIH HIJAU
Sekarang, bagaimana bila rumput engkau lebih hijau? Dalam artian, bagaimana bila pasanganmu yg sekarang ternyata memang benar2 lebih baik dari dirinya yg dulu?
Yaa, tentunya engkau memang harus lebih banyak bersyukur berlipat-lipat. Kalau memang rumput sendiri lebih hijau, rasanya tidak perlu lagi melihat-lihat lagi rumput lain. Namun terkadang sifat manusia adalah serakah. Nabi SAW pun pernah memberikan gambaran: ” seandainya manusia diberikan dua buah bukit emas, apakah akan menjadikan mereka puas? Ternyata tidak ! Mereka pasti akan berusaha mencari bukit emas yang ketiga”.
Itulah manusia, tidak akan pernah puas kecuali setelah nafas sampai ke tenggorokan alias ajal datang merenggut nyawa. Ada seorang bijak yang berkata: “ Dunia sebenarnya sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan seluruh umat manusia, tetapi tidak akan pernah cukup untuk memuaskan keserakahan hanya bagi seorang anak adam saja” !
Dalam hal inipun demikian. Adakalanya seseorang yg sudah memiliki pasangan yg ideal, semua criteria sudah ada dalam diri pasangannya, ternyata masih juga melihat rumput lain milik teman dan milik tetangga. Memang, terkadang rumput tetangga atau orang lain kelihatan lebih hijau dari rumput sendiri.


Sebaliknya, orang lainpun mungkin justru menganggap rumput kita lebih hijau dari rumput miliknya.
Analoginya begini: Coba perhatikan pelangi. Pelangi itu tidak akan pernah berada diatas kepala kita sendiri. Orang lainpun demikian. Seakan-akan pelangi hanya berada diatas kepala teman2nya. Kalau sudah seperti itu, lantas kapan akan bersyukur..??! Padahal Allah sudah mengecam dengan keras: “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah nikmatKU kepadamu, dan jika kamu mengingkari nikmatKU, maka sesungguhnya azabku sangat pedih”. (QS.Ibrahim; 7 ).
Oleh karena itu saudaraku, mulai sekarang harus kau ingat: kalau memang engkau sudah mendapatkan pengganti dia, apalagi “lebih hijau” dari yang dulu, jangan sampai engkau ‘melihat-lihat dan melirik’ apalagi menjarah “rumput” lain. Awas ya, kalau malah jelalatan, engkau sendiri yg akan tanggung akibatnya !
--------------------------------------------------------

DUNIA ADALAH PANGGUNG SANDIWARA
Ada sebuah lagu ‘Dunia ini Panggung Sandiwara, ceritanya mudah berubah. Ada peran wajar dan ada peran berpura-pura” demikian kata lirik lagu tersebut. Jujur saya tidak tahu itu lagu siapa. Tapi yg jelas saya sangat setuju dengan lirik lagu tersebut. Bahwa dunia ini hanya panggung sandiwara, dan sang Sutradara Tunggal adalah tidak lain dan tidak bukan yaitu Allah ‘Azza Wajalla. Setiap orang akan memainkan perannya snediri2 di dunia ini. Ada yg berperan sebagai petani, guru, tentara , ustadz bahkan penjahat. Sementara scenario cerita sudah diatur secara lengkap dalam kitab induk: Al-Qur’an.
Lantas apa hubungannya….?? Saudaraku fillah, saya rasa engkau sudah tahu apa yg saya maksud. Kejadian apapun yg menimpa kita dulu, seperti tertolaknya cinta dan gagalnya pinangan yg engkau ajukan kepada dirinya dahulu, pada dasarnya adalah sudah tertulis alur ceritanya, yaitu di Lauh Mahfuzh ! sehingga, permasalahan apapun akan terasa ringan ketika engkau menganggap dunia ini adalah panggung sandiwara, tempat masing2 orang akan memainkan perannya sesuai scenario cerita.
Ketika engkau mengalami keberhasilan, engkau pun sadar bahwa ini adalah episodenya utk berhasil. Dan ketika mengalami kegagalan, engkau pun jg sadar bhwa itu adalah episode yg memang harus kau mainkan. Semuanya telah tertulis, dan segalanya telah tercatat. Sekecil-kecilnya, sedetail-detailnya. “ Tidak akan luput dari pengetahuan Tuhanmu sebesar zarrah (atom) yg ada dibumi ataupun dilangit. Tidak ada yg lebih kecil ataupun lebih besar dari itu, melainkan semua telah tercatat dalam kitab yang nyata ( Lauhul Mahfuzh ). (QS.Yunus; 61).


Jadi apapun yg menimpamu, kalau kita menganggap seperti aktris atau actor panggung sandiwara tersebut, insaAllah engkau tidak akan pusing, stress, apalagi sampai gila, karena engkau sadar bahwa dirimu hanyalah pemeran atau pelaku cerita.
Oleh karena itu, sekali lagi saya katakan..mulai saat ini, beranikan dan tegaskan dirimu untuk berkata: “ SELAMAT TINGGAL MASA LALU ”! dan sekarang sambutlah masa depanmu dengan Aisyah Sang Pujaan Baru ! amin dan semoga..^_^.




http://romdani45498.blogspot.com/2010/12/saatnya-menjemput-aisyah.html

Bagaimana Mendapatkan Hati Si Cantik…?

Prolog:
Note ini saya tujukan khusus bagi para ikhwan. Tapi bagi para akhwat juga mungkin berguna sebagai "Gambaran" bagaimana seh kriteria ikhwan idamanaku..??
So..here they are:


-----------------------
Ada 6 Hal Yang Paling Membuat Wanita ( akhwat ) Tertarik Pada Pria ( ikhwan ) :
Menurut riset pengamat antara hubungan pria dan wanita, ada 6 hal yg paling menjadi daya tarik terhadap wanita dari pria, yaitu..:
1. Kepemilikan ( kekayaan atau bahasa kerennya adalah "TAJIR" )
2. Kekuatan ( Kemampuan atau kekuatan pria melindungi wanita )
3. Ketenaran ( menjadi seorang Artis atau Bintang Sinetron )
4. Tampang ( termasuk tinggi badan, wnita cenderung menyukai cwok yg tinggi dan putih )
5. Keeksklusifan (Kekuasaan, kesiapan menikah, dll..)
6. Kepribadian ( Humor, Kreatifitas, Romantisme, Kecerdasan, dan Kesholehan )

Jadi..apa yg tidak kamu miliki diantara ke enam hal itu hai saudaraku para ikhwan..??
Mungkin kamu tidak memiliki kekayaan,dan kamu biasanya ingin membuat daya tarik dgn kekayaan. Berita buruknya kekayaan susah dan lama utk didapatkan, kecuali bagi mereka yg numpang kekayaan dari ortunya. Seorang akhwat yg sudah dewasa, cerdas dan mandiri, 90% dari mereka menyukai ikhwan yg berhasil mendapatkan kekayaan dg tangan sendiri,bukan nebeng kepunyaan bokap..saya yakin itu. Hampir sangat mustahil kamu akan mendapatkan kekayaan dalam seminggu atau mungkin bulan depan. Kecuali km bersekutu dg setan alias muja alias " NGEPET" hehehe... :-).
Kekuatan, ketenaran, tampang,dan keeksklusifan juga tidak mudah didapatkan dan sangat memakan waktu lama. Jadi hanya tinggal satu (1 ) lagi....yaitu KEPRIBADIAN !
Berita baiknya adalah bahwa asset terbaik dalam menjalin hubungan sukses dengan pasanganmu baik wanita yg ingin kamu nikahi atau sedang dalam proses taruf adalah dengan KEPRIBADIAN. Saya jamin semua ikhwan akan sukses 90% dengan cara ini. Untungnya...kepribadian merupakan hal yg bisa diubah. Kamu bisa mengubah kepribadianmu menjdi bgitu menarik dan membius khususnya utk para Aisyah pujaanmu dan semua wanita yg ingin kamu ajak taaruf pada umumnya.



Btw..kualitas yg paling baik yg menjadi daya tarik wanita ( akhwat ) kepada pria ( ikhwan ) bukanlah tampang yg cool atau ganteng, kekayaan, ketenaran, ataupun keeksklusifan ( mungkin iya tp tidak 100% )..melainkan PERASAAN ketika mereka berada didekat kamu. Jadi, kamu tinggal menjadikan KEPRIBADIAN kamu untuk ‘memanfaatkan’ perasaan mereka, utk membuat mereka ( para wanita ) itu menjadi senang didekatmu. Tapi INGAT..: Harus memperhatikan rambu-rambu dan aturan yang syari’.
Ingatlah penelitian di Amerika dan eropa jg beberapa negara di Asia yg mengatakan: - Pria berpikir dan mengambil keputusan 80% berdasarkan LOGIKA. - Wanita berpikir dan mengambil keputusan 80% berdasarkan EMOSI.
Jika para pria berpikir bgini: " Aku sudah membelikan pacarku barang2 mahal, apa yg dia mau aku beri, Aku antar kemana saja seolah2 aku ini pembantunya, tapi apa..? dia malah berkencan dgn lelaki lain yg sama sekali dibawahku dalam segala hal. apa yg kurang dalam diriku..? ". Nah,..pernahkah kamu menemui pri` yg mengeluh sperti ini..? Klo aku ketemu pria sperti ini, aku katakan padanya..kamulah yg bodoh !
Kedengarannya sadis ya? memang..! Knapa dia melakukan bgitu? karena pria itu berpikir 80% dgn logikanya. Dia berharap dgn memberikan segalanya, mengorbankan sekian ratus jamnya dlm sebulan utk wanita itu, tp akhirnya toh ditinggalkan juga..,KENAPA? karena dia menggunakan LOGIKA.
Wanita benci LOGIKA. saya ulangi..wanita benci LOGIKA..!!! Karena pada umumnya wanita selalu mengedepankan perasaannya, dalam segala hal.
Saya akan memberi analogi dgn beberapa pertanyaan seperti ini:
- Mengapa wanita suka Novel ?
- Mengapa wanita suka drama atau film misteri ?
- Mengapa wanita suka gosip dan ngerumpi ?
- Mengapa wanita suka drama2 cengeng seperti Meteor Garden atau Boys Before Flowers..?
Jawabannya adalah: karena semua hal itu berkaitan dgn EMOSI. Karena semua hal itu mengendalikan dan memancing rasa emosi mereka. Perasaan sedih, senang, marah, takut,l ucu, penasaran,dll campur aduk jadi satu.
Kenapa wanita suka mengidolakan artis seperti Duta SO7, Pasha Ungu, Ariel Peterpan,Piyu PADI..dll..?? karena para musisi itu mengendalikan emosi wanita itu dgn musik mereka. EMOSI akan membuat wanita tergila-gila dgn seseorang, tidak peduli siapa laki2 itu.


Lihatlah kasus Perceraian Tamara Blezinky yg katanya syang anak? Dewi Sandra yg meninggalka Surya Saputra yg Tampan dan gagah demi seorang Glen Fredly..? Donna Agnesia yg meninggalkan Oka Kornelius yg tinggal beberapa bulan lgi menikah tp lebih memilih Darius Sinartya yg baru dikenal sebulan? Atau Brithney Spears yg rela menggunduli kepalanya krn ditinggalkan Justin Timberlake yg hanya Penari Latarnya..??
Lalu apkh para wanita itu wanita intelek..? YA tentu saja.
Apakah tindakan para wanita itu tindakan INTELEKTUAL atau EMOSIONAL..? Sudah tentu EMOSIONAL..!!
Karena emosi adlh hal-hal yg tidak masuk akal, tp itulah kenyataannya. Mulailah mengerti wanita dgn mengerti apa saja hal2 yg memancing emosi mereka. Ingat...EMOSI..bukan LOGIKA !
Dan 1 hal jangan salah paham. krn ini akibatnya akan fatal jika kmu salah menafsirkan. Yaitu EMOSI dalam hal ini adalh sgala sesuatu yg berhubungan dgn suasana hati sperti Rasa senang,lucu,kaget,takut,kawatir,dll..
Bukan EMOSI dalam arti Amarah,Murka,Tampang kelam membesi, dll...
Knapa EMOSI bisa demikian dahsyat mempengaruhi wanita dan membuat jatuh cinta kepadamu..?? Nantikan berikutnya di Bagian 2.., Penasaran ???
Bersambung Part 2.. 


http://romdani45498.blogspot.com/2010/12/bagaimana-mendapatkan-hati-si-cantik.html 

Dibawah Naungan Cinta Ilahi

Kisah ini terinspirasi dari seorang sahabat, yang terukir dalam masa Penantian diri. Dari seorang ukhti di salah satu perguruan tinggi di jogya. Diceritakan kepada saya melalui email, setelah melalui sedikit pengeditan sana sini, dan akhirnya saya publish disini setelah mendapat izin yg bersangkutan.
             Kisah ini dimulai ketika tanggal 7 April 2010 hingga saat ini, yaitu ada seorang ikhwan yang berazam dan berkata kepada sahabat saya itu ,"Ukhti, boleh gak ketika dah lulus nanti aku menjemputmu untuk menjadi “ustadzah” bagi anak2ku di rumahku nanti" ucapnya kepada seorang akhwat. Ikhwan tersebut sebut saja akhi...ia menyukai seorang akhwat yang satu kampus dengannya. Ketertarikannya karena kelembutan sikap dan kesolehannya. Perasaanya pun tumbuh entah dari kapan, namun ia ingin selalu menjaga dirinya dari apa yang tidak Allah Ridhoi dan Tidak Allah sukai, entah sesungguhnya perasaan akhwat itu memahami atau tidak.



          Perasaan itupun tumbuh di dasar hatinya yang semakin subur, semakin lama semakin subur. Akhi menyadari bahwa cintanya masih belum pada waktunya. Ia menyadari bahwa dirinya hanyalah seorang mahasiwa yang belum punya apa2 untuk bisa dipertanggungjawabkan ataupun untuk menjemputnya.
           Setelah sekian lama Akhi pun berfikir."Ya Robb..Baikkah diriku untuknya?" lamunnya sambil mencoba memandangi diri dihadapan sebuah cermin. Perasaan inipun kian mengusik kehidupannya, terkadang terasa duka dan kadang terasa suka. Disinilah awal dari Cinta yang mendorong Cinta Illahi.
            Akhirnya Akhi memutuskan untuk menulis sebuah surat kepada ukhti di penantian.
Yth Ukhti,
Engkau tahu bahwa diriku bukanlah siapa-siapa, bahkan hari ini pun aku masih berfikir baikkah diriku untukmu. UKhti,  ana menyadari bahwa ana dah berazam untuk menjemput ukhti suatu hari nanti. Ukhti, dengan segala kelemahan diri ini, ana sampaikan bahwa azam ini akan berakhir ketika;
           1. Engkau menemukan ikhwan yang lebih baik daripada aku, lebih baik dari sikapku, ucapanku dan lebih baik dari akhlakku karena aku menyadari bahwa dirku bukanlah sesempurna yang engkau lihat. Diriku hanyalah seorang manusia yang Allah tutupkan aibnya, namun kalau Allah bukakan tentang aibku pasti engkau tahu bahwa aibku sungguh sangat banyak. Aku tidak punya kelebihan apa2 untuk dibangggakan dan untuk diberikan kepadamu kecuali Allah yang selalu menjadi pegangan  dan harapan didalam hidupku. Sementara engkau adalah seorang akhwat yang solehah, ta’at, lembut ucapmu, bagus akhlakmu  dan  cerdas, aktivis dakwah yg mumpuni,dan  mempunyai banyak kemampuan dan keinginan yang mulia, memiliki harapan yang diimpi-impikan yaitu mendamba seorang suami yang soleh, yang manjadi nakhoda dalam menjalani kehidupan ini. Namun diriku belum sesempurna yang engkau harapkan.
            Ukhti, maka jika ukhti menemukan  ikhwan yang lebih baik dari pada aku terutama lebih baik dalam masalah pemahaman agama dariku, maka silahkan ukhti pilihlah ikhwan tersebut agar ukhti bisa bahagia dunia akhirat. kebahagian ukhti adalah kebahagiaan aku, meski entah hati ini akan bisa menerima atau tidak namun..........Insyaallah itu adalah yang terbaik buatmu, yang akan menjadi ladang pahala menuju Keridhoan-Nya.

1.      Ketika ada hal yang aku lakukan bertentangan dengan Syariah Islam. Ukhtii, diriku bukanlah seorang ustad  (berilmu) dan mafhum (Faham) dalam masalah agama dengan baik. Aku hanyalah seorang insan pembelajar yang sedang memahami dan belajar mengenal islam, pemahamanku tentang islam masih sangat terbatas, namun keinginan yang besar untuk tetap istiqomah dalam meningkatkan kualitas diri dihadapan Robb-Nya.
Maka Sangat besarlah kemungkinan kesalahan yang ada pada diriku baik kesalahan ucap maupun prilakuku, maka apabila engkau temukan hal tersebut pada diriku, maka ukhti silahkan sampaikan bahwa diriku tidak perlu lagi menjemputmu.
           Meski demikian, dengan segala kelemahan diri  dan kekurangan yang ada pada diriku, aku masih  berharap engkau tetap istiqomah menanti diriku untuk menjemputmu. Meski sekarang ini kita jarang saling berkomunikasi dan saling menyapa, namun dirimu tetap dihati ini, yang terukir indah di sanubari, karena sebelum di ijab-kabulkan syari;ah tetap menjadi batasan dari interkasi kita. Berlindung kepada Allah atas segala kegundahan dan keraguan didalam hati ini.
        Sejujurnya aku tidak tahu apakah engkau masih istiqomah menungguku..?? namun keyakinan kepada Allahlah yang membuatku yakin bahwa ia akan memberikan yang terbaik kepada hambaNya  dalam setiap segi-kehidupannya, yang tidak pernah mendzalimi hambaNya dan selalu setia mendengarkan setip keluh-kesah hambaNya, meski hambaNya terkadang memalingkan wajahNya dari petunjuk dan aturan dariMu.
     Ukhti, demikian surat ini ditulis untuk menyerahkan semuanya kepada Illahi Robbi, sebagai ketawakallan diriku untuk memohon yang terbaik dari sisiNya. Aku memohon ma’af kalau selama ini kita sering bertemu tapi tidak pernah bertutur sapa itu tiada lain hanyalah untuk menjaga izzah (kemuliaan )dirhmu  dan Iffah (Kehormatan) dirimu sebagai seorang muslimah yang solehah, aku yakin bahwa engkau akan mendapatkan  ikhwan yang terbaik dari Allah apakah diriku ataupun Ikhwan Lain.
Sekian lama azam ini diucapkan namun, Allahlah yang lebih tahu tentang hati setiap manusia, perasaanya di serahkan kembali kepada Allah karena Dialah yang menitipkan perasaaan ini. Namun Akhi masih meyakini bahwa "Dirimu adalah seorang akhwat terbaik dalam hidupku, namun aku belum tentu yang terbaik untukmu".
Apabila Ukhti sudah membaca surat ini dan masih tetap istiqomah menungguku  maka,  "Nantikanku dibatas waktu".
----------------------------------------------
dan surat itu pun sampai pada yang dituju. Kemudian, ukhti membaca surat itu, lalu membalasnya...
yth Akhi..,
dengan segala kerendahan hati ana katakan, ana sudah paham apa yang antum ingin capai kelak pd masanya. Dan ana katakana pula, sungguh bahagia seseorang yang akan antum jemput itu...



silakan antum berazam, silakan antum tunggu hingga saatnya... dan ukhti pun akan menunggu hingga saatnya...
namun untuk saat ini, ukhti mohon agar kita bisa saling menjaga hati. ukhti sadari diri ini belum bisa menjaga hati dengan baik.
ukhti kutip sepenggal surat itu, "Aku memohon ma’af kalau selama ini kita sering bertemu tapi tidak pernah bertutur sapa itu tiada lain hanyalah untuk menjaga izzah (kemuliaan) dirimu sebagai seorang muslimah yang solehah,"
dan sikap tersebut adalah lebih baik menurut ukhti, ukhti mohon maaf jika ada sikap yang mengecewakan antum. jika antum sudah mengerti maksud ukhti, ukhti harap ini adalah komunikasi kita yang terakhir yang membahas hubungan yang belum saatnya ini, hingga saatnya nanti, agar hati ini bisa terjaga. atas dasar saling percaya, mudah-mudahan antum bisa percaya bahwa ukhti akan tetap menunggu antum hingga saatnya. ukhti tunggu di Juni 2012 ya, mudah-mudahan saat itu antum sudah siap dengan segalanya, begitu juga ukhti.
selamat berjuang mencari Ridho Illahi
Wassalamu’alaikum
ditutupnya surat itu dan dikirimkan, dengan harapan hati bisa terus terjaga, sikap pun bisa terus terjaga... hati dan sikap ukhti dan akhi bisa terus terjaga... semoga...
dan ukhti itu berazam untuk tetap menunggu, hingga masanya...
*******-----*******---------*******
Saudara dan saudariku fillah..
Hikmah dan pelajaran apa yg bisa kita ambil dari cerita diatas..?????
Ketahuilah..,Diantara hubungan tersebut tidak ada ikatan yang mengikat, karena sesungguhnya ikatan yang mengikat menurut pandangan syariah hanyalah ikatan pernikahan. Sementara azam hanyalah suatu keinginan yang kuat dengan berdasarkan syari’ah islam serta tetap memohon agar Allah memberikan yang terbaik untuk kita,.
           Oleh karena itu tidak ada hak dan kewajiban yang harus tertunaikan karena ukhti masih ghoir muhson (akhwat yang bukan muhrim), maka tidak menutup kemungkinan kalo ukhti tersebut menerima dan memilih seorang ikhwan yang lebih baik dari si akhi tersebut.



           Barakallah fik ..semuanya dikembalikan kepada Allah karena Dialah yang Maha Mengetahui yang terbaik buat Hamba-Nya dengan tetap berhusnudzan kepada-Nya.
           "Boleh jadi kamu mencintai sesuatu padahal itu buruk buatmu dan boleh jadi engkau membenci sesuatu padahal itu baik buatmu". Yakinlah atas keputusan dan kehendak dari Allah.
           "Ya Robb, kami serahkan semuanya kepada-Mu, karena kami yakin engkau akan memberikan yang terbaik buat kami karena Engkau tidak pernah mendzalimi hambaMu sedikitpun".
Aminnnnnnnnn Ya Robbal ’alamin.


http://romdani45498.blogspot.com/2010/12/dibawah-naungan-cinta-ilahi.html

Mencintai Sejantan Ali

Ada rahasia terdalam di hati ‘Ali yang tak dikisahkannya pada siapapun. Fathimah.
Karib kecilnya, puteri tersayang dari Sang Nabi yang adalah sepupunya itu, sungguh memesonanya.
Kesantunannya, ibadahnya, kecekatan kerjanya, parasnya.
Lihatlah gadis itu pada suatu hari ketika ayahnya pulang dengan luka memercik darah dan kepala yang dilumur isi perut unta.
Ia bersihkan hati-hati, ia seka dengan penuh cinta. Ia bakar perca, ia tempelkan ke luka untuk menghentikan darah ayahnya. Semuanya dilakukan dengan mata gerimis dan hati menangis. Muhammad ibn ’Abdullah Sang Tepercaya tak layak diperlakukan demikian oleh kaumnya! Maka gadis cilik itu bangkit. Gagah ia berjalan menuju Ka’bah.
Di sana, para pemuka Quraisy yang semula saling tertawa membanggakan tindakannya pada Sang Nabi tiba-tiba dicekam diam. Fathimah menghardik mereka dan seolah waktu berhenti, tak memberi mulut-mulut jalang itu kesempatan untuk menimpali. Mengagumkan!
‘Ali tak tahu apakah rasa itu bisa disebut cinta. Tapi, ia memang tersentak ketika suatu hari mendengar kabar yang mengejutkan. Fathimah dilamar seorang lelaki yang paling akrab dan paling dekat kedudukannya dengan Sang Nabi.
Lelaki yang membela Islam dengan harta dan jiwa sejak awal-awal risalah.
Lelaki yang iman dan akhlaqnya tak diragukan; Abu Bakr Ash Shiddiq, Radhiyallaahu ’Anhu.
”Allah mengujiku rupanya”, begitu batin ’Ali.
Ia merasa diuji karena merasa apalah ia dibanding Abu Bakr. Kedudukan di sisi Nabi? Abu Bakr lebih utama,
mungkin justru karena ia bukan kerabat dekat Nabi seperti ’Ali, namun keimanan dan pembelaannya pada Allah dan RasulNya tak tertandingi.
Lihatlah bagaimana Abu Bakar menjadi kawan perjalanan Nabi dalam hijrah sementara ’Ali bertugas menggantikan beliau untuk menanti maut di ranjangnya..
Lihatlah juga bagaimana Abu Bakar berda’wah.
Lihatlah berapa banyak tokoh bangsawan dan saudagar Makkah yang masuk Islam karena sentuhan Abu Bakar; ’Utsman, ’Abdurrahman ibn ’Auf, Thalhah, Zubair, Sa’d ibn Abi Waqqash, Mush’ab..
Ini yang tak mungkin dilakukan kanak-kanak kurang pergaulan seperti ’Ali.
Lihatlah berapa banyak budak muslim yang dibebaskan dan para faqir yang dibela Abu Bakr; Bilal, Khabbab, keluarga Yassir, ’Abdullah ibn Mas’ud..
Dan siapa budak yang dibebaskan ’Ali?
Dari sisi finansial, Abu Bakr sang saudagar, insyaallah lebih bisa membahagiakan Fathimah.
’Ali hanya pemuda miskin dari keluarga miskin.
”Inilah persaudaraan dan cinta”, gumam ’Ali.
”Aku mengutamakan Abu Bakr atas diriku, aku mengutamakan kebahagiaan Fathimah atas cintaku.”
Cinta tak pernah meminta untuk menanti.
Ia mengambil kesempatan atau mempersilakan.
Ia adalah keberanian, atau pengorbanan.
Beberapa waktu berlalu, ternyata Allah menumbuhkan kembali tunas harap di hatinya yang sempat layu.
Lamaran Abu Bakar ditolak.
Dan ’Ali terus menjaga semangatnya untuk mempersiapkan diri.
Ah, ujian itu rupanya belum berakhir.
Setelah Abu Bakr mundur, datanglah melamar Fathimah seorang laki-laki lain yang gagah dan perkasa,
seorang lelaki yang sejak masuk Islamnya membuat kaum muslimin berani tegak mengangkat muka,
seorang laki-laki yang membuat syaithan berlari takut dan musuh-musuh Allah bertekuk lutut. Diaalah ’Umar ibn Al Khaththab. Ya, Umar Al Faruq, sang pemisah kebenaran dan kebathilan itu juga datang melamar Fathimah.
’Umar memang masuk Islam belakangan,
sekitar 3 tahun setelah ’Ali dan Abu Bakr.
Tapi siapa yang menyangsikan ketulusannya?
Siapa yang menyangsikan kecerdasannya untuk mengejar pemahaman agama dari sang nabi?
Siapa yang menyangsikan semua pembelaan dahsyat yang hanya ’Umar dan Hamzah yang mampu memberikannya pada kaum muslimin?
Dan lebih dari itu, ’Ali mendengar sendiri betapa seringnya Nabi berkata,
”Aku datang bersama Abu Bakr dan ’Umar, aku keluar bersama Abu Bakar dan ’Umar, aku masuk bersama Abu Bakar dan ’Umar..”
Betapa tinggi kedudukannya di sisi Rasul, di sisi ayah Fathimah.
Lalu coba bandingkan bagaimana dia berhijrah dan bagaimana ’Umar melakukannya.
’Ali menyusul sang Nabi dengan sembunyi-sembunyi, dalam kejaran musuh yang frustasi karena tak menemukan beliau Shallallaahu ’Alaihi wa Sallam.
Maka ia hanya berani berjalan di kelam malam. Selebihnya, di siang hari dia mencari bayang-bayang gundukan bukit pasir. Menanti dan bersembunyi.
’Umar telah berangkat sebelumnya.
Ia thawaf tujuh kali, lalu naik ke atas Ka’bah.
”Wahai Quraisy”, katanya.
”Hari ini putera Al Khaththab akan berhijrah. Barangsiapa yang ingin isterinya menjanda, anaknya menjadi yatim, atau ibunya berkabung tanpa henti, silakan hadang ’Umar di balik bukit ini!”
’Umar adalah lelaki pemberani.
’Ali, sekali lagi sadar. Dinilai dari semua segi dalam pandangan orang banyak, dia pemuda yang belum siap menikah.
Apalagi menikahi Fathimah binti Rasulillah! Tidak.
’Umar jauh lebih layak. Dan ’Ali ridha.
Cinta tak pernah meminta untuk menanti.
Ia mengambil kesempatan.
Itulah keberanian.
Atau mempersilakan.
Yang ini pengorbanan.
Maka ’Ali bingung ketika kabar itu meruyak. Lamaran ’Umar juga ditolak.
Menantu macam apa kiranya yang dikehendaki Nabi?
Yang seperti ’Utsman sang miliarder kah yang telah menikahi Ruqayyah binti Rasulillah?
Yang seperti Abul ’Ash ibn Rabi’ kah, saudagar Quraisy itu, suami Zainab binti Rasulillah?
Ah, dua menantu Rasulullah itu sungguh membuatnya hilang kepercayaan diri.
Di antara Muhajirin hanya ’Abdurrahman ibn ’Auf yang setara dengan mereka.
Atau justru Nabi ingin mengambil menantu dari Anshar untuk mengeratkan kekerabatan dengan mereka?
Sa’d ibn Mu’adz kah, sang pemimpin Aus yang tampan dan elegan itu?
Atau Sa’d ibn ’Ubadah, pemimpin Khazraj yang lincah penuh semangat itu?
”Mengapa bukan engkau yang mencoba kawan?”, kalimat teman-teman Ansharnya itu membangunkan lamunan.
”Mengapa engkau tak mencoba melamar Fathimah? Aku punya firasat, engkaulah yang ditunggu-tunggu Baginda Nabi..”
”Aku?”, tanyanya tak yakin.
”Ya. Engkau wahai saudaraku!”
”Aku hanya pemuda miskin. Apa yang bisa kuandalkan?”
”Kami di belakangmu, kawan! Semoga Allah menolongmu!”
’Ali pun menghadap Sang Nabi.
Maka dengan memberanikan diri, disampaikannya keinginannya untuk menikahi Fathimah.
Ya, menikahi.
Ia tahu, secara ekonomi tak ada yang menjanjikan pada dirinya. Hanya ada satu set baju besi di sana ditambah persediaan tepung kasar untuk makannya. Hanya bermodalkan Hati ( Iman ) dan pedang.
Tapi meminta waktu dua atau tiga tahun untuk bersiap-siap?
Itu memalukan! Meminta Fathimah menantikannya di batas waktu hingga ia siap?
Itu sangat kekanakan. Usianya telah berkepala dua sekarang.
”Engkau pemuda sejati wahai ’Ali!”, begitu nuraninya mengingatkan.
Pemuda yang siap bertanggungjawab atas rasa cintanya.
Pemuda yang siap memikul resiko atas pilihan-pilihannya.
Pemuda yang yakin bahwa Allah Maha Kaya.
Lamarannya berjawab, ”Ahlan wa sahlan!”
Kata itu meluncur tenang bersama senyum Sang Nabi.
Dan ia pun bingung. Apa maksudnya?;/span>
Ucapan selamat datang itu sulit untuk bisa dikatakan sebagai isyarat penerimaan atau penolakan.
Ah, mungkin Nabi pun bingung untuk menjawab. Mungkin tidak sekarang. Tapi ia siap ditolak. Itu resiko.
Dan kejelasan jauh lebih ringan daripada menanggung beban tanya yang tak kunjung berjawab.
Apalagi menyimpannya dalam hati sebagai bahtera tanpa pelabuhan. Ah, itu menyakitkan.
”Bagaimana jawab Nabi kawan? Bagaimana lamaranmu?”
”Entahlah..”
”Apa maksudmu?”
”Menurut kalian apakah ’Ahlan wa Sahlan’ berarti sebuah jawaban!”
”Dasar tolol! Tolol!”, kata mereka,
”Eh, maaf kawan.. Maksud kami satu saja sudah cukup dan kau mendapatkan dua!
Ahlan saja sudah berarti ya. Sahlan juga. Dan kau mendapatkan Ahlan wa Sahlan kawan! Dua-duanya berarti ya!”
Dan ’Ali pun menikahi Fathimah.
Dengan menggadaikan baju besinya.
Dengan rumah yang semula ingin disumbangkan kawan-kawannya tapi Nabi berkeras agar ia membayar cicilannya.
Itu hutang.
Dengan keberanian untuk mengorbankan cintanya bagi Abu Bakr, ’Umar, dan Fathimah.
Dengan keberanian untuk menikah.
Sekarang, Bukan janji-janji dan nanti-nanti. ’Ali adalah gentleman sejati.
Tidak heran kalau pemuda Arab memiliki yel, “Laa fatan illa ‘Aliyyan! Tak ada pemuda kecuali Ali!”
Inilah jalan cinta para pejuang. Jalan yang mempertemukan cinta dan semua perasaan dengan tanggungjawab.
Dan di sini, cinta tak pernah meminta untuk menanti. Seperti ’Ali. Ia mempersilakan.
Atau mengambil kesempatan.
Yang pertama adalah pengorbanan.
Yang kedua adalah keberanian.
Dan ternyata tak kurang juga yang dilakukan oleh Putri Sang Nabi,
dalam suatu riwayat dikisahkan
bahwa suatu hari (setelah mereka menikah)
Fathimah berkata kepada ‘Ali,
“Maafkan aku, karena sebelum menikah denganmu. Aku pernah satu kali merasakan jatuh cinta pada seorang pemuda”
‘Ali terkejut dan berkata, “kalau begitu mengapa engkau mau manikah denganku? dan Siapakah pemuda itu”
Sambil tersenyum Fathimah berkata, “Ya, karena pemuda itu adalah Dirimu”
Kisah ini disampaikan disini, bukan untuk membuat kita menjadi mendayu-dayu atau romantis-romantis-an Kisah ini disampaikan agar kita bisa belajar lebih jauh dari ‘Ali dan Fathimah
bahwa ternyata keduanya telah memiliki perasaan yang sama semenjak mereka belum menikah tetapi
dengan rapat keduanya menjaga perasaan itu
Perasaan yang insyaAllah akan indah ketika waktunya tiba.


Untuk Kaum Hawa ( Akhwat ).. Resapi, Pahami, dan Jadikan Pelajaran !

Sebagai Proses Penjajakan, Percayalah Kepada Cowok...( mksdnya percayalah dgn note ini..!!! )
PROLOG:.
Jangan salah persepsi. Tulisan ini sama sekali tidak membenarkan judul di atas. Hanya sebagai umpan untuk menarik perhatian pembaca.


Tulisan kali ini barangkali terkesan sangat ekstrim. Apapun penilaian anda, saya hanya ingin tegaskan dari awal bahwa tulisan ini TIDAK BERMAKSUD mendiskriminasi salah satu pihak ( Khususnya pria / ikhwan ), tetapi hanyalah sebuah hasil cipta perenungan yg dituangkan dalam tulisan demi melihat lingungan disekitar yg telah jauh 'Rusak dan Melenceng' dari norma2 yg diajarkan Islam. Sehingga tulisan ini hanya sekedar sebagai 'Peringatan' yg tidak dinyatakan secara langsung tetapi hanya secara implisit disini.
Dan akhirnya, mohon maaf utk segala salah dan khilaf dalam tulisan ini !
---------------------------------------------------------------
Berdasarkan dari betapa mudahnya wanita diperdaya oleh lelaki. Bahkan dengan sangat angkuhnya wanita sering berpendapat bahwa dirinya tidak akan mudah termakan rayuan gombal lelaki. Itu benar, karena dimasa sekarang ini tidak ada lelaki yang bibirnya bisa mengucapkan rayuan gombal seperti film-film Indonesia tempo dulu. Tetapi dengan pendidikan dan teknologi yang berkembang, metode kami ( cowok pemburu wanita ) sudah berubah .
Kami bisa memanfaatkan semua SDM dan SDA yang ada di sekitar kami untuk menunjang tegaknya diagnosa “SERIUS” dihadapan target (wanita). Apakah property “nebeng”? Oh tidak! Bahkan hanya dengan KESEDERHANAAN, malah jadi pamungkas yang cukup jitu untuk meluluhkan hati wanita incaran kami. Karena dengan kesederhanaan dan property seadanya, akan mendatangkan kesan ketulusan dan bersahaja. Yang kemudian menimbulkan cinta sepenuh hati, berakibat kepasrahan. Ini fokusnya, kepasrahan yang artinya diriku sepenuhnya kuserahkan padamu, termasuk my virgin (kalo masih).
Wahai wanita, tidak semua diantara kami kaum lelaki mengincar hartamu, yang merupakan incaran kami sebenarnya adalah SEX, sejauh mana dirimu memberikan rasa penasaran kepada kami, selama itu pula kami sanggup bersandiwara dengan sekuat tenaga kami. Mengapa kami sebut sandiwara? Karena kami menyimpulkan bahwa yang telah beristeri saja masih banyak yang selingkuh (meski tidak semuanya).
Pernikahan yang kejelasan statusnya dilindungi oleh hukum agama dan UU Negara, masih sering kami injak-injak. Apalagi status pacaran? Yang sama sekali tidak dikuatkan oleh peraturan manapun. Artinya seorang pria bisa saja berpacaran dengan sepuluh wanita dalam waktu bersamaan atau sebaliknya. Maka jadilah pemuda-pemudi bangsa ini sebagai pakar zina, dari yang kecil sampai yang besar.
Tapi masalah mau jadi apa bangsa ini bukan urusan kami, selagi kami masih bisa menikmati kenikmatan dunia lewat tubuh wanita secara free, maka paradigma “Pacaran sebagai proses penjajakan” akan selalu kami sebarkan dengan cara apapun.



Sex dengan pacar sendiri sangat berbeda rasanya dengan sex dengan pelacur manapun dengan harga pakai berapapun. Sebab wanita yang selalu jadi target kami tentunya bersih, sehat, bebas penyakit menular seks (PMS), terawat dan terdidik.
Soal kaya atau miskin si target itu bisa disesuaikan. Maksudnya apabila kami telah sukses memperdaya hati target, maka keadaan keuangan akan sangat mudah dikendalikan berdasarkan scenario “rasa pengertian” yang kami ciptakan di hati target. Pulsa yang kami keluarkan untuk menjalin kedekatan tidak sebanding dengan kenikmatan yang menanti kami.

TARGET BERJILBAB..? BISA SUKSES BISA JUGA TIDAK !.
Usaha kami dalam berburu “kenikmatan” terhadap target berjilbab memerlukan beberapa trik tambahan. Tetap bersikap sederhana, apa adanya, bersahaja, pengakuan terhadap kekurangan diri, bersikap humoris dan sedikit bumbu religi yang didapat dari ceramah ustadz-ustadz di televisi bisa jadi referensi tambahan.
Usaha kami sukses terhadap target yang berjilbab yang juga masih berpakaian ketat, sehingga jilbab kadang-kadang hanya menutupi rambutnya dan tidak menutupi ukuran “hardware” indahnya. Kulit target yang halus mulus karena sering tertutup dari polusi udara dan matahari memberikan sensasi yang tidak sama dengan target tidak berjilbab pada umumnya.
Luar biasa!!!
Usaha kami gagal apabila target berjilbab tapi juga berpakaian yang lebar, sehingga tidak tampak keindahannya lewat mata secara fisik, tapi kami sangat yakin dibalik pakaian yang lebar itu tersimpan lebih banyak keindahan. Kami kurang pasti penyebab kegagalan usaha kami terhadap target tersebut, bisa jadi keteguhan target dalam memegang keyakinan bahwa keindahan yang mereka miliki merupakan “harta berharga” yang hanya akan disuguhkan kepada suami mereka nantinya.
Kenyataan yang menggembirakan adalah target “kokoh” semacam ini berjumlah sangat sedikit jika dibandingkan dengan total target “empuk” yang banyak tersedia di sekitar kami.
Pada umumnya target menginginkan “keseriusan”. Ketidaktahuan mereka terhadap makna kata serius ini yang sering kami manfaatkan sebagai peluluh hati mereka. Trik yang kami gunakan bermacam-macam, mulai dari kirim sms yang bertuliskan “Aku serius lho sama kamu”, telepon diatas jam 23.00 (tarif murah) untuk bicara panjang lebar dengan topik yang dipilih secara random.



Ini trik yang paling sederhana dan cukup jitu untuk target yang masih lugu atau pura-pura lugu soal keseriusan hubungan. Maksudnya walau target sudah mengerti tentang trik yang kami jalankan dalam meraih target, tapi seiring waktu dan semangat kami yang tidak berputus asa dalam menjalankan skenario, cepat lambat target yang dulunya pura-pura lugu akan luluh akhirnya melihat semangat tulus palsu kami.
Jika tujuan utama kami yaitu tubuh indah target belum didapatkan, maka bukti keseriusan palsu kami dapat dikuatkan dengan memboyong mereka ke orang tua kami atau sebaliknya, kami bersedia diboyong ke orang tua target. Sampai disini saja keberanian kami untuk bermain dengan kata serius, untungnya karena 99% target telah takluk pada level trik ini.
Kenyataan yang juga menggembirakan kami adalah apabila ternyata orang tua kami atau orang tua target juga memiliki paradigma: “Pacaran adalah proses penjajakan” atau “Pacaran adalah proses yang harus dilalui oleh remaja normal”.
Luar biasa!!!
Target yang telah beranggapan bahwa “inilah jodohku”, dengan paradigma ini kami telah mendapatkan kepercayaan penuh dari segala pihak untuk memperlakukan target semau kami. Termasuk menikmati kenyamanan sensasi seks penuh gratisan yang kami tunggu-tunggu selama perjuangan. Tidak perlu buru-buru, karena kami sangat dan sangat memperhatikan situasi, kondisi dan domisili.
Soal dikemudian hari kami bosan dengan target yang sudah habis manisnya karena kami hisap atau muncul target baru yang lebih segar, maka skenario pelepasan diri dapat dijalankan dengan berbagai alasan. Sangat mudah melakukannya mengingat semua manusia memiliki kekurangan, kekurangan inilah yang harus diangkat ke permukaan dan menjadi pokok bahasan yang berlanjut dengan putusnya hubungan. Alasan ketidakcocokan bisa menjadi penangkal pertanyaan orang tua masing-masing pihak.

Putus...!!!
Juga merupakan jalan baru bagi kami untuk memulai skenario pengejaran target baru. Tampang berduka, bahkan tampang tegar paska putus pun bisa menjadi pesona di hadapan target baru ini. Tentunya kami tidak meninggalkan trik-trik peluluhan hati yang kami terapkan terhadap target-terget sebelumnya seperti sederhana, tampil apa adanya, bersahaja, sedikit ditambah bumbu humoris karena target pada umumnya ingin dekat dengan orang yang selalu bisa membuatnya tersenyum dalam setiap keadaan. Target selalu ingin merasakan aman, nyaman, disayang, diperhatikan (beberapa).


Maka sedaya upaya kami akan ciptakan suasana tersebut hanya didekat kami. Persepsi bahwa di dekat kami maka target merasa aman, nyaman, tenang, tersenyum, dan damai merupakan paradigma yang harus kami ciptakan di dalam kepala target.
Untuk kesekian kalinya kami selalu sukses dalam pencapaian tujuan kami, menjadikan kami sangat berpengalaman dan cerdas dalam program ini, dengan atau tanpa hambatan sama sekali. Sungguh indah dunia ini, dipenuhi dengan target-target berpendidikan tapi bodoh yang menunggu giliran untuk kami habisi.
“Ahh, saya kan gak pernah serius klo pacaran, ngapain takut!”
Jika terget berfikiran seperti kata-kata di atas, maka pemikiran seperti ini juga merupakan peluang besar bagi kami untuk memulai skenario peluluhan hati. Yang kami utamakan lebih dahulu adalah mengadakan ikatan super tidak jelas bernama Pacaran, soal cinta atau tidak, itu cuma masalah waktu. Trik-trik yang kami lancarkan akan mengubah keadaan hati target seiring waktu yang dilalui bersama-sama dan komitmen semu tentang pacaran yang kami atau orang lain ciptakan.
“Ahh, tidak semua cowok seperti itu, cowokku ga gitu and ga mungkin begitu!”.
Kata-kata sejenis ini merupakan tolak ukur keberhasilan skenario BHSP (Bina Hubungan Saling Percaya) yang nantinya menjadi peluang besar untuk mendapatkan tubuh target di kemudian hari. Karena salah satu yang kami ingin bentuk adalah pendapat target bahwa kami adalah cowok yang berbeda dengan cowok pada umumnya.
Jika Anda wanita berpenampilan menarik atau tidak, bertubuh indah baik tertutup atau tidak, mencari keseriusan hubungan, mencari cinta dari sesama manusia tanpa pemahaman agama yang jelas…
Maka Anda target kami berikutnya!!!
Wahai wanita, ketahuilah bahwa seorang laki-laki yang benar-benar serius terhadapmu akan datang kepada orang tuamu dengan berkata “Pak, saya ingin menikahi putri Bapak, sekarang saya punya penghasilan Rp…perbulan, dst”,
Sedangkan laki-laki yang benar-benar serius ingin menghabisimu akan datang langsung kepadamu dengan berkata “Maukah kamu jadi pacarku?”.
Puncak kehinaan wanita ketika ia menerima tembakan seorang lelaki untuk jadi kekasihnya.



Puncak kemuliaan wanita ketika orang tua/walinya mempertimbangkan lamaran seorang lelaki baik2 untuk jadi isterinya.
Hancurkan harga diri dengan pacaran, muliakan diri dengan …..
Tidak ada solusi termuat dalam tulisan titik-titik ini, meskipun solusinya tertulis tetapi tidak akan menghentikan kegiatan kami, kami hanya bisa berhenti jika semua target mengaplikasikan solusi yang sebenarnya sudah mereka tahu.
Pacaran sebagai proses penjajakan, penjajakan = peng”injak-injakan” atau pen”jaja”an.
Jika Anda belum pacaran, Nantikan kehadiran kami di sisi Anda!
Jika Anda telah putus, Nantikan juga kehadiran kami di sisi Anda!
Jika Anda masih pacaran, maka tunggu tanggal “main” kami bersama Anda!

Wallahua’lam bisshawab..
Pesan :
Inti yang ingin saya sampaikan dalam tulisan ini adalah: JAUHI PACARAN, HENTIKAN PACARAN..DAN TINGGALKAN PACARAN !! Masyaallah..BENTENGI DIRI KALIAN DENGAN IMAN, DAN PEGANG TEGUH ISTIQOMAHNYA ! 




http://romdani45498.blogspot.com/2010/12/untuk-kaum-hawa-akhwat-resapi-pahami.html

"Pedagang Buta"

“Krupuk, rasa ikan. Gurih, renyah rasa krupuk”! Saban hari saya mendengar suara itu melalui pengeras suara. Awalnya, saya tak tertarik.  Menurut saya saat itu, pengeras suara hanya sebuahlah trik pria penjual krupuk itu. Makin keras dan luas jangkauan suaranya, makin laris manis pula dagangannya. Pria itu sedikit kreatif tapi saya kira dia bukan satu-satunya. Saya juga bukan penggemar krupuk meskipun kadang-kadang menikmatinya saat menyantap nasi goreng. Karena itu, saya tidak terlalu peduli dengan si penjual krupul dan jualannya.
Suatu kali, saya sedang berada di depan teras kontrakan, jaraknya hanya dua meter atau lebih sedikit dari jalan kecil yang membelah deteran rumah di kompleks kami. Persis di saat yang sama, saya mendengar suara khas pria penjual krupuk itu. Sepintas saya memperhatikan gayanya. Pria itu kira-kira berusia 40 tahunan. Memakai topi dan kaca mata hitam. Ia menjajakkan dagangan dengan menggunakan sebuah tongkat pikul.


Krupuk yang terbungkus plastik transparan diletakkan di kedua ujung tongkat tersebut. Sekali lagi ia bersuara menawarkan dagangannya, “krupuk, rasa ikan. Gurih, renyah rasa krupuk”!
Di waktu berikutnya, saya berhadapan langsung dengan si pedagang krupuk. Astaga! Saya terkejut sekaligus kagum. Karena apa? Ia sangat berbeda dari pedagang lainnya, bukan hanya karena menggunakan pengeras suaranya. Bukan juga karena ia berkeliling sepanjang hari; pagi segera setelah fajar terbit, siang di bawah sengatan terik, atau sore menjelang malam tiba. Bukan pula karena topi dan kacamata hitamnya. Hal yang amat berbeda adalah ia masih menggunakan tongkat lain selain tongkat pikulannya.
Sementara tangan kirinya menahan tongkat pikulan dan pengeras suara. Tangan kanannya menguasai sebuah tongkat terbuat dari  besi berwarna perak agak mengkilap. Panjangnya tak lebih dari 120cm. Tongkat itu bergerak menyilang mendahului langkahnya atau bergerak di kedua sisinya. Tongkat itu adalah mata. Memastikan bahwa tak ada sesuatu yang membuatnya terantuk. Menuntun langkah-langkah bergerak pelan tapi pasti. Ya, pria itu pedagang istimewa justru karena kedua matanya buta. Dan ia berkeliling bermodal tongkat dan pengeras suara.
Pedagang-buta itu tak biasa di kota seperti Jakarta. Rekan-rekan senasibnya (yang catat) banyak yang memilih –meskipun kadang kala bukan pilihan mereka sendiri- untuk duduk di jembatan penyeberangan, jembatan busway, di perempatan atau pertigaan lampu merah, di pinggir toko, di pintu atm, dll. Kawan-kawan sepenanggungan itu mengadu belas kasihan. Menadahkan tangan, topi, atau kaleng menanti tangan-tangan yang menyulurkan lembaran atau kepingan uang. Kadang orang buta lainnya dituntun seorang normal untuk meminta ”sumbangan” dan sejenisnya. Pria pedagang-buta itu makin terlihat istimewa. Ia gagah berjalan melawan kekurangannya.
Saya jadi teringat salah satu film favorit saya, The Knight’s Tale. Bercerita tentang seorang anak berasal dari rakyat biasa namun bercita-cita menjadi ksatria. Sebagai dukungan ayah sang anak memberi nasihat bijak berikut “change your star and follow your feet”. Tidak perlu ragu untuk bercita-cita dan yakinlah dengan langkahmu. Sang anak mematri pesan bijak itu dalam memorinya. Kelak -saat anak itu sudah menjadi ksatria dan di saat yang sama ayah sudah menjadi buta- kata-kata yang sama menjadi password sang anak  agar tetap mudah dikenali ayahnya.
Ya, mungkin si pria pedagang-buta tak (akan) pernah menyaksikan The Knight’s Tale tetapi sesungguhnya ia sedang berproses menjadi seorang ksatria. Tongkat penuntunnya berubah menjadi pedang yang membelah setiap lorong dan jalan yang dilalui. Ia sedang mengubah bintangnya (nasib) dan percaya pada langkah kakinya bisa menuntunnya pergi dan kembali dengan selamat. Ia berjuang untuk hidupnya dan mungkin orang lain. Secara tak langsung ia telah menolak menjadi alat orang lain, misalnya menjadi pengemis demi memperkaya orang lain.



Pria itu benar-benar ksatria. Ketangguhan menjalankan hidup bisa m.enjadi inspirasi rekan-rekan senasibnya. Lebih daripada itu, ia telah menginspirasi saya, mudah-mudahan Anda semua juga, bahwa hidup adalah sebuah perjuangan untuk mengubah ”bintang”. Melawan kekurangan, sekaligus mengubahnya menjadi kelebihan. Pantang menyerah. Dari ”krupuk, rasa ikan. Gurih, renyah rasa krupuk”, kelak pedagang-buta itu menikmati hidup ”se-gurih dan se-renyah” krupuk yang dijualnya….
HIKMAH; ALLAH memberikan kita kesempurnaan jasmani,,syukurilah pemberian ALLAH  SWT,Jangan memanfaatkan kekurangan kita untuk meminta minta,,,karena lebih baik tangan diatas daripada tangan dibawah,,Jadilah Pribadi yang mampu untuk menopang semua beban dan cobaan dari ALLAH SWT,,karena ALLAH tidak akan memberikan cobaan kepada umat-NYA melebihi kemampuan umat-NYA itu sendiri,

Yang Cacat saja mampu ,,,kenapa yang sempurna harus putus asa...????


http://romdani45498.blogspot.com/2010/12/pedagang-buta.html