Mengenai Saya

Foto saya
Pangandaran, West Java, Indonesia
Simple

Rabu, 01 Agustus 2012

~..~ TIPS MENCARI JODOH ~..~

Assalamu' alaikum warohmatullahi wabarokatuh..

Bismillahirrahmanirrahim..

Hanya sekedar berbagi sedikit tips sahabat.. (pasti suka.. ? ayo ngaku saja, suka kan dengan tipsnya? hehe) tentang jodoh gitu.. siapa mau tahu?? (yuuk maree lanjut baca)

"JODOH itu harus diUSAHAkan dan diIKHTIARkan"


_tips singkat jodoh terbaik_
-------------------------------
-Niatkanlah hanya karen Allah.

-Semata hanya tuk harapkan ridho-Nya.

-Mengenal bukan berarti harus bertatap muka, becakap lngsung (suara dgn suara), boleh sentuh, sana sentuh sini. Atau lebih jelasnya untuk saling mengenal itu,"TIDAK" harus melalui aktifias "pacaran".
tapi, jika kita memang ingin mengenalnya. bisa mengikutinya secara diam-diam hanya untuk mengetahui aktifitas apa saja yg dia lakukan untuk mengetahui baik tidaknya. karena biasanya bisa diketahui dari aktifitas itu (ingat! jangan berlebihan) ,atau bisa dengan bertanya pada tetangga dekatnya (karena biasanya orang lain akan lebih mudah menilai), kalau memang sudah yakin baik, merupakan termasuk kreteria yang anda cari. Jadi? tunggu apa lagi!? ya, segera datangi orang tuanya-lah.. hehe (keburu ada yang ngasih tanda. patah hati dah lho nanti.. ?? :b )

-Lakukanlah dengan cara yg baik. Bukn berarti karena 'cinta' semua jadi halal adanya. Boleh tusuk sana, tusuk sini, dusta sana, dusta sini. Asal bisa terus maju untuk dapatkan apa yang dimau (lantas Allah dimana? bukankah Allh itu Maha Tau?)

-Selalu ingatkan pada diri.
"Pasangan hidup itu dicari" ,bukan karena kecantikan/ketampanan 'paras' yg dengan itu bisa dengan bangga dipamerkan. bukan karena banyaknya 'harta' yg tak kan habis tujuh turunan (tidak lihatlah..? jk Allah sudah berkehendak. dsunami datang menerjang.. harta benda yg menjadi kebanggaan tak akan ada arti lagi, nyawa saja tdk dapat tertolong karenanya).
Tapi, "Pasangan hidup itu dicari", karena kita sadar kita tidak akan pernah mampu untuk berjalan sediri dlm mengharungi ombak badai kehidupan ini, kita membutuhkan seseorang untuk selalu setia dlm mengarungi hari, dengan cuaca yg tak selalu pasti, setia dalam suka maupun duka, dalam tangis ataupun tawa, dalam mewujudkan mimpi dan harapan bersama (anak-anak yang sholeh dan sholehah, keluarga sakinah, mawaddah, warohmah, barokah, kecil, sederhana, bahagia) "rumahku surgaku=baitti jannati" dan terutama.. untuk menggapai ridho-Nya.
bersama didunia hingga Jannah-Nya yang abadi. (Amiin Ya Rabbal' alamiin ^^)

-Sabar, syukur, pasrah, yakin, percaya, dan do'a (Janji Allah itu pasti !! :))


Mungkin begitulah kurang lebihnya.. dalam usaha dan ikhtiar untuk dapat kan jodoh terbaik kita. Semoga dengan cara seperti di atas.. bisa memudahkan langkah kita untuk dapatkan Ridho-Nya. Mendapatkan pasangan yang insyaAllah sesuai dengan suara HATI. Pasangan yang 'sholeh' untuk para ukhti sholehah, muslimah, mbak, teteh, (pokona' yang bergelar kaum hawa-lah.. :) . dan Pasangan yang 'sholehah' untuk untuk para ikhwan sholeh, mukmin, mas, aa, (pokona' yang bergelar kaum adam-lah.. :)
Amiin Allahuma Amiin..


"Dan janganlah kamu menikahi wanita-wanita musrik sebelum mereka beriman. Sesungguhnya wanita budak yang hitam mukmin lebih baik dari wanita musrik, walaupun dia menarik hatimu" (QS. Al-Baqarah:221)

"Maka wanita-waniita yang sholehah ialah yang taat kepada Allah lagi memelihara dirinya, oleh karena itu Allah memelihara mereka" (QS. An-Nissa:34)

"Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji adalah untuk wanita-wanita yang keji, dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik" (QS, An-Nur:26)

semoga ada manfaatnya untuk sahabat semua..
yang baik datangnya dari Allah dan jika ada kekurangan datangnya dari saya sendiri..



Wallahua' lam bish shawwab





http://romdani45498.blogspot.com/2011/04/tips-mencari-jodoh.html

Sentuhan Rasa dari Bapak Ibu

Berawal dari seorang ayah yang menginginkan anaknya menjadi insinyur, ia merelakan uangnya untuk membeli laptop demi menunjang perkuliahan dan karir si anak. tetapi si anak kurang berbakat dalam hal mekanik,dan anak ini lebih berbakat dalam bidang photografi.
simaklah cuplikan dialog seorang ayah kepada anaknya ketika ia mencoba memahami apa yang di butuhkan dalam keperluan anaknya...
"aku akan mengembalikan laptop ini"
"nak,berapakah harga sbuah kamera profesional?"
"cukupkah apabila ditukar degan laptop ini?"
"jika masih kurang, bilang ayah ya naaak.."
begitulah kata2 ayahnya farhan dalam film 3 Idiots

coba kita renungkan:
berapa banyak pengorbanan kedua orang tua terhadap kita..
betapa sabar ibu kita ketika mengandung selama 9 bulan.
betapa giatnya ayah kita mencari nafkah untuk kita sekeluarga
berapa banyak pengeluaran uang untuk makanan dan minuman kita sejak di kandung hingga sekarang?
berapa banyak kasih sayang mereka?
siapa yang paling khawatir jika kita sedih dan punya masalah?
ketika kita sakit mereka selalu perduli, bahkan merelakan jam istirahatnya demi mengurus kita.
berapa banyak kita telah merepoti mereka?
berapa sering tangis mereka karena kita?
pernahkah kita membuat mereka bangga?
pernahkah kita menyenangkan hati mereka?
pernahkan kita membantu mereka?
pernahkah kita meringankan beban mereka?
pernahkah kita memberikan sesutu yang berarti bagi mreka?
pernahkah kita mengucapkan cinta dan sayang kepada mereka?
pernahkah kita mengucapkan kata terima kasih pada mereka?
atau bahkan kita sering bersikap acuh kepada mereka jika tidak mengabulkan permintaan kita?
seberapa seringkah kita bisa membuat tersenyum mereka?

mumpung masih ada kesempatan,renungkanlah wahai sahabat....
mumpung umur masih ada,kesempatan belum terlambat..
tanamkan dalam hatimu bahwa engkau bisa sukses dan bisa membuat mereka tersenyum bangga..






http://romdani45498.blogspot.com/2011/04/sentuhan-rasa-dari-bapak-ibu.html

Sketsa Kehidupan: Impian Semusim bag. II

Kupandangi mawar-mawar putih di sudut beranda. Tertata apik dan penuh pesona. Tanaman yang kau rawat dengan kesungguhan dan cinta. Kilauan embun yang terkena sinar mentari membuat mawar-mawar putih itu makin indah dan anggun seperti dirimu, bidadariku.

“Kemarilah, Kak. Lihatlah. Cantik sekali, bukan?! Katamu waktu itu, membanggakan mawar-mawarmu. Aku tersenyum. Kudekati dan kupeluk engkau dari belakang.

“Engkau jauh lebih cantik daripada beribu mawar yang berkilauan, sayaaaang.…” lembut kuberbisik di telinganya.

Secepat angin engkau membalikkan badan. Kedua tanganmu memegang pipiku, perlahan kau pejamkan matamu. Kupandangi kau lekat-lekat. Tiba-tiba kau belalakkan mata indahmu dengan jenaka.

“Terima kasih untuk rayuan pulau Seribunya, Kak.”

Aku benar-benar gemas dibuatnya. Kucubit hidungnya. Bukannya marah, engkau justru semakin menggodaku. Matamu mengerjap-ngerjap manja. Seperti kerlip kejora yang membiaskan sinarnya hingga ke lubuk hatiku.

Andai saja kau masih di sisiku saat ini, adek. Sedang apakah engkau di sana? Apakah engkau kini sedang menungguku dalam taman bunga di antara berjuta mawar yang semerbak harum mempesona? Ataukah kini engkau sedang bermain, bercengkerama dengan buah hati kita dan para bidadari surga?

Memilikimu adalah anugerah terindah bagiku. Seorang wanita cantik beralis tebal dan bermata sebening telaga. Mata yang mampu menyihirku dengan sorot teduhnya. Perangaimu pun sangat menawan. Lemah lembut dan halus dalam bertutur kata. Sungguh sangat sempurna. Kecantikan raga dan kecemerlangan otak yang membalut indahnya jiwa. Engkaulah bidadariku, adek. Bidadari yang Allah kirimkan untukku. Impian yang selalu ada di benakku, yang termohon dalam setiap doaku dulu. Impian yang ternyata hanya semusim kulalui bersamamu.

Seperti rangkaian slide, otakku memutar kembali peristiwa-peristiwa bersamamu.

“Semoga aku bisa menjadi istri yang sempurna untukmu, Kakak. Juga mampu menjadi ibu yang baik bagi anak-anak kita kelak. Mohon bimbingannya, Kak.”

Kucium keningmu dan kupeluk engkau erat. “Aamiin. Insya Allah, Dek. Akan kulakukan yang terbaik untukmu, sebisaku, semampuku.” kataku dalam hati.

Terbayang betapa bingungnya aku ketika engkau sakit. Berhari-hari engkau mual dan hendak muntah. Aku kira maagmu kambuh atau asam lambungmu kembali mengganggu karena kebiasaan makan pedas yang paling sulit engkau bendung. Ternyata aku keliru. Betapa bahagianya waktu kutahu bahwa ada benihku yang bertumbuh di rahimmu. “Subhanallah, Alhamdulillah, Allahu Akbar.” Pekikku saat itu. Aku langsung sujud syukur begitu mengetahui berita kehamilanmu.

Sejak saat itu aku menjadi suami yang sangat-sangat protektif. Berbagai macam buku tentang kehamilan pun mendadak menjadi bacaan favoritku. Engkau begitu pengertian dengan segala perubahanku. Tak sedikit pun kau tampakkan ketidaknyamanan karena sikap tegas dan kerasku.

Pernah suatu kali kau katakan, “ Kakak, aku sangat bahagia. Merasakan perhatian dan kasih sayangmu. Menikmati peranku sebagai istri dan ibu dari calon jundullah kita. Tahukah engkau, Kakak? Aku sangat senang katika kau mencium perutku dan melantunkan ayat-ayat suci untuk janin di dalamnya. Tahukah juga, Kakak… waktu aku harus minum susu padahal aku sangat tak menyukainya? Aku menahan napas, dalam tiap tegukan, aku pejamkan mata dan bayangkan engkau tersenyum padaku.”

~~@~~

Pagi itu kau tampak begitu segar dengan gamis hijaumu. “Kakak, nanti pulangnya jangan sampai larut malam ya. Habis Isya, aku harus kontrol ke dokter kandungan.” pesanmu padaku sambil kau pasangkan dasi di kerah bajuku.

“Iya, adek sayaaaang. Insya Allah Kakak usahakan seawal mungkin. Kalau perlu ,hari ini Kakak cuti aja ya.”

“Ga usah, Kak. Periksanya kan masih ntar malam. Kerja pun suatu amanah yang harus Kakak lakukan sebaik mungkin.” Senyummu begitu manis, membuatku tak hanya ingin bersamamu sepanjang hari ini tapi juga setiap waktu di sampingmu.

Langit belum lagi gelap. Semburat merah saga menghias senja yang indah. Tak seperti sebelumnya, hari itu aku berhasil pulang lebih awal. Kulihat engkau di beranda bersama mawar-mawar putihmu. Wajahmu tampak lain dibanding biasanya. Terlihat bersinar memancarkan kecantikan yang sempurna. Engkau tampak sangat anggun dalam balutan gaun putih tulang yang melambai tertiup angin senja.

“Subhanallah, cantik nian istriku ini.” gumamku dalam hati.

“Assalamu’alaykum, Adek…”

“Wa’alaykum salam, Kakak….” engkau tersenyum manis. Penuh takzim kau cium tanganku.

Kucium pipinya. “Cantik sekali, Dek.”

“Terima Kasih Kakak. Semua ini untukmu.” Bagai seteguk air di gersangnya gurun. Terasa hilang segala penatku.

Aku merasa menjadi suami yang paling bahagia. Hidupku berlimpah cinta dan diperlakukan bak seorang raja.

“Kakak, maaf kalau kopinya kurang manis.”

“Tanpa gula pun akan berasa manis jika aku meminumnya sambil melihatmu, sayang.”

“Iiiihhhhh, Kakak! Apa-apaan sih.” dengan wajah pura-pura cemberut kau cubit pinggangku .

“Kak… Adek minta maaf jika selama ini belum bisa berlaku sebagai istri yang baik.”

Lembut kutarik tubuhmu dan kududukkan di pangkuanku. “Engkau tlah memberiku segalanya, memberi lebih dari yang aku minta. Dan nanti jika buah hati kita telah lahir, dia akan makin menyemarakkan dan memperindah hidup kita.”

Kulihat kepedihan di matanya. Kesedihan yang tak biasa. Tertumpah air mata meski tanpa kata. Kuseka buliran bening yang menetes di pipimu. “Adek, jangan bersedih dooooong. Ada apa sebenarnya? Coba ceritakan ke Kakak.”

Engkau mencoba tersenyum. Lagi-lagi tanpa kata. Ada sesuatu yang terasa begitu dingin menelusup hatiku. Dingin yang menusuk, perih tapi entah apa, aku sendiri tak tahu.

“Kakak… Ke luar bentar yuk. Kayaknya dah lama ga jalan-jalan petang. Sekalian nikmati senja.”

“Boleh tapi bentar aja ya. Dah mo Maghrib dan lagi, Adek harus jaga kesehatan. Jangan sampai kecapekan. Usia kandungannya masih empat bulan. Harus dijaga benar-benar.” Aku berusaha menuruti permintaanya supaya kesedihan itu lekas berlalu dari wajahnya.

“Iya, Kakak. Terima kasih banyak ya.” engkau kembali tersenyum. Kurasakan sesuatu bergejolak di hatiku. Entah mengapa aku merasa begitu takut kehilanganmu. Kutepis jauh-jauh perasaanku.

Kudekap engkau erat,“Adek, aku sangat mencintaimu.’ Tak terasa mataku berkaca-kaca.

“Aku juga Kak, Insya Allah selamanya meski maut memisahkan kita.” suaramu bergetar penuh kepedihan.

Kulepaskan dekapanku,” Sudah Adek, kok jadi bicara seperti itu. Ayo jalan-jalan, ntar keburu gelap.”

Senja masih memerah. Langit pun masih tampak sibuk. Burung-burung kecil beterbangan kembali ke sarangnya, ramaikan suasana senja. Tanganmu bergelayut erat di lenganku, seakan tak hendak lepas dan enggan jauh dariku.

“Kakak, saya ke super market seberang ya. Cuma bentar. Pengen beli es krim. Kakak tunggu aja di sini, ok?!” matamu tlah kembali berbinar.

“Engga ah, Kakak mo ikut.”

“Kakaaaaaaaak… Cuma sebentar, kayak mo ditinggal ke mana aja, sih.” engkau tersenyum sambil mengerlingkan matamu.

“Iya deh, tapi hati-hati ya.”

“Iya Kakak sayaaaaaang.”

Kuperhatikan engkau menyeberang jalan hingga masuk ke super market itu. Tak berapa lama berselang, engkau keluar sambil membawa dua buah es krim di masing-masing tanganmu. Kulihat engkau tersenyum sangat manis. Jalanmu begitu anggun.

Tiba-tiba, sebuah mobil melaju dengan sangat kencang. Tanpa ampun, menabrak tubuh indahmu. Aku segera berlari menghampirimu. Darah menetes deras dari tubuhmu. Memerah di putih bajumu. Kuangkat engkau. Kudekap kepalamu dan kuciumi wajah pucatmu. Hatiku serasa dirajam. Allah....

“Kakak… aku sangat mencintaimu. Maafkan aku….” engkau berkata dengan suara yang sangat lemah, hampir tak terdengar. Engkau tersenyum, begitu damai. Perlahan kau pejamkan matamu.

Aku tak mampu berkata-kata. Kuperiksa nadimu. Berhenti! Begitu juga dengan bumi yang aku pijak. Semua seperti berhenti. Angin menjadi diam. Langit pun menggelap dan tiba-tiba runtuh di atasku.

“Innalillahi wa inna illaihi raji’un….” jiwaku serasa turut melayang, mengunci waktu.

"Adeeeeeeeeeekkk...!"

~~@~~

Suara adzan membuyarkan lamunanku. Matahari telah tepat di atas kepala. Matahari yang sama, yang menyinari hari-hariku ketika bersamamu.

Allah, betapa cinta ini telah mengakar dalam hatiku. Menggema hingga ke lorong-lorong jiwaku. Aku sangat mencintainya, Rabb…. Ku bersyukur telah Engkau perkenankan aku hidup bersamanya. Inilah jalan takdir yang harus aku lalui. Kutahu ini adalah ujian bagiku. Ujian atas sebentuk cinta yang kurasa. Kecintaanku padanya adalah jalan tuk meraih cinta-Mu. Begitu juga ketika kuharus kehilangannya. Keikhlasanku tuk melepasnya adalah bentuk terbesar indah cintaku padanya dan ketaatanku sebagai hamba.

Bantu hamba ya Rabb… tabahkan hati yang rapuh ini. Penuhi jiwa hamba dengan ikhlas yang tak terbatas. Dan ijinkanlah cinta ini tetap bersemayam di kalbu hamba, cinta yang kan terbungkus dengan indah sebagai hadiah untuknya kelak.






http://romdani45498.blogspot.com/2011/04/sketsa-kehidupan-impian-semusim-bag-ii.html

BACAAN DZIKIR PAGI DAN PETANG

Semua hadits-hadits ini adalah shahih. Doa dan dzikir yang terkandung di dalamnya sangat penting untuk melindungi manusia dari setiap kejahatan dan menjaganya dari syetan, musuh, penyakit, kecemasan, dan semua madharat. Selain itu, pahala yang besar senantiasa me-nunggu orang yang mengucapkannya.

Tidak ada obat yang lebih manjur untuk penyakit hati selain daripada dzikir. Dzikir ibarat air untuk ikan dan air untuk tanaman. Dzikir akan menjernihkan hati, menyembuhkan dada dari kegelisahan dan kesempitan, memperkuat badan dan jiwa, melenyapkan kesusahan, meng-usir syetan, dan menurunkan malaikat, rahmat, dan ketenangan.

Setiap seseorang berdzikir, maka para malaikat akan membangun rumah untuknya di surga. Apabila ia berhenti berdzikir, malaikat pun juga berhenti membangun. Demikian juga, dzikir adalah penanam di surga. Apabila sese-orang berhenti berdzikir, maka penanam itu juga berhenti.

Dzikir dapat melenyapkan korosi 'karat' hati, menjernihkan jiwa, mendatangkan kecintaan kepada Allah, kemudian kepada manusia, mem-bangun tawakkal, serta mendatangkan ketenang-an dan keridhaan terhadap taqdir. Dzikir dengan segala macamnya ibarat apotik yang menyedia-kan berbagai macam obat untuk penyakit yang berbeda-beda. Di antaranya, ada yang dapat me-nyembuhkan dari kecemasan, yang lain dari ke-susahan, yang ketiga dari tidak bisa tidur, yang keempat dari rasa takut, yang kelima dari syetan, dan sebagainya. Sang Dokter yang bijaksana shallallahu ‘alaihi wa sallam menggambarkan-nya setara dengan seteguk pil, tiga teguk, enam teguk, dan seterusnya. Dzikir-dzikir pagi adalah sejak terbitnya fajar hingga terbitnya matahari. Sedangkan dzikir-dzikir sore adalah sejak ba’da ashar.

Al-faqir ilallah


Dr. Abdullah Azzam


1. Setelah shalat Shubuh tanpa mengubah sikap duduk, langsung membaca sebanyak sepuluh kali :
لَا إِلهَ إِلَّا اللهَ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ
“Tiada Dzat yang berhak disembah melain-kan hanya Allah semata. Tiada sekutu bagi-Nya. Ia memiliki kerajaan dan bagi-Nya segala puji. Ia Mahakuasa atas segala se-suatu.”

Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu me-riwayatkan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barang siapa mengucapkan di pagi hari, 'La ilaha illallah wahdahu la syarika kalah lahul mulku wa lahul hamdu wa huwa 'ala kulli syai-in qadir', sebanyak sepuluh kali, maka Allah menulis sepuluh kebaikan untuknya dan menghapus sepuluh keburukan. Kalimat ini sebanding dengan memerdekan empat orang hamba sahaya dan menjadi penjaga baginya hingga tiba waktu sore. Barang siapa meng-ucapkannya setelah shalat Maghrib, maka hal ini serupa dengan yang tadi hingga tiba waktu pagi.”

2. Membaca ayat kursi :

اَللهُ لَا إِلهَ إِلَّا هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّوْمُ لَا تَأْخُذُهُ سِنَةٌ وَلَا نَوْمٌ لَهُ مَا فِي السَّموتِ وَمَا فِي الْأَرْضِ مَنْ ذَا الَّذِيْ يَشْفَعُ عِنْدَهُ إِلَّا بِإِذْنِهِ يَعْلَمُ مَا بَيْنَ أَيْدِيْهِمْ وَمَا خَلْفَهُمْ وَلَا يُحِيْطُوْنَ بِشَيْءٍ مِنْ عِلْمِهِ إِلَّا بِمَا شَاءَ وَسِعَ كُرْسِيُّهُ السَّمواتِ وَالْأَرْضِ وَلَا يَؤُوْدُهُ حِفْظُهُمَا وَهُوَ الْعَلِيُّ الْعَظِيْمُ

“Allah, tidak ada tuhan melainkan Dia Yang Hidup Kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya); tidak mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya segala yang di langit dan di bumi. Tiada yang dapat memberi syafaat di sisi-Nya tanpa izin-Nya. Allah Me-ngetahui segala yang di hadapan mereka dan di belakang mereka, dan mereka tidak me-ngetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya. Kursi Allah me-liputi langit dan bumi. Dan Allah tidak me-rasa berat memelihara keduanya, dan Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar.”

Dari Ubay bin Ka’ab radhiyallahu ‘anhu bahwa ia memiliki timbunan kurma yang berkurang. Pada suatu malam, ia menjaga-nya. Tiba-tiba datanglah makhluk melata menyerupai seorang pemuda. Ubay meng-ucapkan salam kepadanya, lalu ia membalas salamnya. Ubay bertanya, “Kamu ini apa? Jin atau manusia?” Makhluk itu menjawab, “Jin.” Ubay berkata, “Tunjukkan tanganmu kepadaku!” Maka, makhluk itu menunjukkan tangannya. Ternyata, tangannya adalah tangan anjing dan rambutnya juga rambut anjing. Ubay bertanya, “Beginikah bentuk jin?” Makhluk itu menjawab, “Bangsa jin mengetahui bahwa di antara mereka ada yang lebih buruk dariku.” Ubay bertanya, “Mengapa engkau datang ke sini?” Makhluk itu menjawab, “Telah sampai berita kepada kami bahwa engkau suka bersedekah, maka kami datang untuk mengambil sebagian makananmu.” Ubay bertanya, “Apa yang dapat menyelamatkan kami dari kalian?” Makhluk itu menjawab, “Ayat ini yang terdapat dalam surat Al-Baqarah, yaitu Allahu la ilaha illa huwal hayyul qayyum… Barang siapa mengucapkannya di waktu sore, maka ia terselamatkan dari kami hingga pagi. Dan barang siapa mengucapkannya di waktu pagi, maka ia terselamatkan dari kami hingga sore.” Pada pagi harinya, Ubay bin Ka’ab datang kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk menceritakan kejadi-an pada malam itu. Rasulullah bersabda : “Makhluk jahat itu berkata benar.” (Shahih. HR An-Nasa’i dan Ath-Thabrany)

3. Akhir surat Al-Baqarah :

آمَنَ الرَّسُوْلُ ِبمَا أُنْزِلَ إِلَيْهِ مِنْ رَبِّهِ وَالْمُؤْمِنُوْنَ كُلٌّ آمَنَ بِاللهِ وَمَلاَئِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ لَا نُفَرِّقُ بَيْنَ أَحَدٍ مِنْ رُسُلِهِ وَقَالُوا سَمِعْنَا وَأَطَعْنَا غُفْرَانَكَ رَبَّنَا وَإِلَيْكَ الْمَصِيْرُ لَا يُكَلِّفُ اللهُ نَفْسًا إِلَّا وُسْعَهَا لهَاَ مَا كَسَبَتْ وَعَلَيْهَا مَا اكْتَسَبَتْ رَبَّنَا لَا تُؤَاخِذْنَا إِنْ نَسِيْنَا أَوْ أَخْطَأْنَا رَبَّنَا وَلَا تَحْمِلْ عَلَيْنَا إِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهُ عَلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِنَا رَبَّنَا وَلَا تُحَمِّلْنَا مَالَا طَاقَةَ لَنَا بِهِ وَاعْفُ عَنَّا وَاغْفِرْ لَنَا وَارْحَمْنَا أَنْتَ مَوْلاَنَا فَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِيْنَ

"Rasul telah beriman kepada Al-Qur'an yang diturunkan kepadanya dari Tuhannya, demikian pula orang-orang yang beriman. Semuanya beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, dan rasul-rasul-Nya. (Mereka mengatakan), 'Kami tidak membeda-bedakan antara seorang pun (dengan yang lain) dari rasul-rasul-Nya', dan mereka mengatakan, 'Kami dengar dan kami taat'. (Mereka berdo'a), 'Ampunilah kami ya Tuhan kami, dan kepada Engkaulah tempat kembali.' Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan ke-sanggupannya. Ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia men-dapat siksa (dari kejahatan) yang dikerja-kannya. (Mereka berdo'a), 'Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau bersalah. Ya Tuhan kami, jangan-lah Engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tidak sanggup kami memikulnya. Maafkanlah kami, ampunilah kami, dan rahmatilah kami. Engkau Pe-nolong kami, maka tolonglah kami dari kaum yang kafir.'" (QS Al-Baqarah [2] : 284-286)

Bersabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, "Barang siapa membaca dua ayat terakhir Surat Al-Baqarah pada malam hari, maka dua ayat tersebut sudah mencukupi-nya."
Arti sudah mencukupinya : cukup dari qiyamul lail atau melindungi dari kejahatan makhluk dan syetan.

4. Membaca :

قُلْ هُوَ اللهُ أَحَدٌ، قُلْ أَعُوْذُ بِرَبِّ الْفََلَقِ، قُلْ أَعُوْذُ بِرَبِّ النَّاسِ
masing-masing tiga kali.

Berkata Abdullah bin Khubaib : "Pada suatu malam yang hujan dan gelap gulita, kami keluar untuk mencari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam Tatkala kami menjumpai-nya, beliau bersabda 'Katakanlah!', tapi saya tidak mengatakan apa-apa. Kemudian beliau bersabda, 'Kata-kanlah!', tapi saya tetap tidak mengatakan apa-apa. Beliau bersabda, 'Katakanlah!' Lalu saya bertanya, 'Ya Rasulullah, apa yang harus saya katakan?' Beliau bersabda, 'Katakanlah bahwa Allah itu tunggal (surat Al-Ikhlash) dan mu'aw-widzatain (surat Al-Falaq dan An-Nas) di waktu pagi dan sore tiga kali. Ketiga surat itu akan melindungimu dari segala sesuatu." (Hadits shahih riwayat Abu Dawud dan At-Tirmidzy. At-Tirmidzy mengatakan : Hasan Shahih)

5. Subhanallah 33 kali, Alhamdulillah 33 kali, dan Allahu Akbar 34 kali.

Bersabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, "Siapa yang mengucapkan subhanallah setiap selesai shalat 33 kali, alhamdulillah 33 kali, dan allahu akbar 33 sehingga berjumlah 99 kali, lalu sebagai pe-nyempurna kebaikan ia mengucapkan,
لَا إِلهَ إِلَّا اللهَ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ
kesalahan-kesalahannya diampuni meskipun banyaknya seperti buih di lautan." (HR Muslim dari Abu Hurairah)

6. Hadits :

أَصْبَحْنَا وَأَصْبَحَ الْمُلْكُ للهِ وَالْحَمْدُ للهِ لَا شَرِيْكَ لَهُ، لَا إِلهَ إِلَّا هُوَ وَإِلَيْهِ النُّشُوْرُ

"Di pagi hari ini, kami dan segala kerajaan hanya milik Allah. Segala puji bagi Allah, tiada sekutu bagi-Nya. Tidak ada sembahan yang benar selain-Nya. Hanya kepada-Nya tempat kembali." (HR Al-Bizar dan Ibnu Suny dengan isnad jayyid dari Abu Hurairah)

7. Hadits :

أَصْبَحْنَا عَلَى فِطْرَةِ الْإِسْلاَمِ، وَعَلَى كَلِمَةِ الْإِخْلاَصِ وَعَلَى دِيْنِ نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ ص، وَعَلَى مِلَّةِ أَبِيْنَا إِبْرَاهِيْمَ حَنِيْفًا وَمَا كَانَ مِنَ الْمُشْرِكِيْنَ

"Kami berpagi hari di atas fithrah (agama) Islam, di atas 'kalimat murni' (kalimat tauhid), di atas agama Nabi kami Muham-mad shallallahu ‘alaihi wa sallam, dan di atas agama bapak kami Ibrahim yang lurus. Dan dia tidak termasuk orang-orang yang musyrik." (HR Ahmad dan Ath-Thabrany dari Ubay bin Ka'ab. Rijal (orang-orang yang meriwayatkan)nya adalah rijal shahih)

8. Hadits :

أَللّهُمَّ مَا أَصْبَحَ بِيْ مِنْ نِعْمَةٍ أَوْ بِأَحَدٍ مِنْ خَلْقِكَ فَمِنْكَ وَحْدَكَ لاَ شَرِيْكَ لَكَ فَلَكَ الْحَمْدُ وَلَكَ الشُّكْرُ

"Ya Allah, segala kenikmatan yang tercurah di pagi hari ini padaku atau pada salah seorang di antara makhluk-Mu adalah dari-Mu semata; tiada sekutu bagi-Mu. Maka segala puji dan syukur hanya milik-Mu."
Dari Abdullah bin Ghanam Al-Bayadhy radhiyallahu 'anhu bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, "Barang siapa mengucapkan ketika pagi,
أَللّهُمَّ مَا أَصْبَحَ بِيْ مِنْ نِعْمَةٍ أَوْ بِأَحَدٍ مِنْ خَلْقِكَ فَمِنْكَ وَحْدَكَ لاَ شَرِيْكَ لَكَ فَلَكَ الْحَمْدُ وَلَكَ الشُّكْرُ
maka ia telah menunaikan syukurnya untuk sehari itu dan siapa yang mengucapkannya ketika sore maka ia telah menunaikan syukurnya untuk malam itu." (HR Abu Dawud, An-Nasa'i, dan Ibnu Hiban dalam shahihnya. Hadits ini hasan)

9. Hadits :

يَا رَبِّيْ لَكَ الْحَمْدُ كَمَا يَنْبَغِيْ لِجَلاَلِ وَجْهِكَ وَعَظِيْمِ سُلْطَانِكَ
"Ya Rabbi, bagi-Mu segala puji sebagai-mana yang layak bagi kemuliaan wajah-Mu dan keagungan kekuasaan-Mu. "

Dari Abdullah bin Umar radhiyallahu 'anhuma bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bercerita kepada para sahabat bahwa salah seorang hamba di antara hamba-hamba Allah mengucapkan, 'Ya Rabbi, lakal hamdu kama yanbaghi li jalali wajhika wa azhimi sulthanika.' Maka, ucapan ini menjadikan dua malaikat bingung se-hingga mereka tidak tahu bagaimana mereka harus menulis. Maka, naiklah keduanya ke-pada Allah, lalu berkata, 'Ya Tuhan kami, se-sungguhnya seorang hamba-Mu telah meng-ucapkan suatu perkataan yang kami tidak tahu bagaimana harus menulisnya.' Allah bertanya –padahal Dia Maha Mengetahui apa yang diucapkan oleh hamba-Nya—, 'Apa yang diucapkan oleh hamba-Ku?' Mereka menjawab, 'Ya Tuhan kami, sesungguhnya dia mengucapkan, 'Ya Rabbi, lakal hamdu kama yanbaghi li jalali wajhika wa azhimi sulthanika.' Kemudian Allah berfirman ke-pada mereka, 'Tulislah sebagaimana yang diucapkan hamba-Ku itu hingga dia bertemu Aku, maka Aku yang akan membalasnya." (HR Ahmad dan Ibnu Majah. Rijalnya tsiqat.)

10. Hadits :

رَضِيْتُ بِاللهِ رَبًّا وَبِالْإِسْلاَمِ دِيْنًا وَبِمُحَمَّدٍ نَبِيًّا وَرَسُوْلاً

"Aku rela Allah sebagai Tuhan, Islam se-bagai agama, dan Muhammad sebagai Nabi dan Rasul."
Dari Tsauban dan lainnya bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam ber-sabda, 'Barang siapa di kala pagi dan sore mengucapkan, 'Radhitu billahi rabba, wa bil Islami diina, wa bi Muhammadin Nabiyya wa Rasula", sungguh Allah akan meridhai-nya." (At-Tirmidzy mengatakan, "Hadits shahih.")

11. Hadits :

سُبْحَانَ اللهِ وَبِحَمْدِهِ عَدَدَ خَلْقَهِ وَرِضَى نَفْسِهِ وَزِنَةَ عَرْشِهِ وَمِدَادَ كَلِمَاتِهِ

"Maha Suci Allah dan segala puji bagi-Nya; sebanyak bilangan makhluk-Nya, serela diri-Nya, setimbangan 'arsy-Nya, dan sebanyak tinta (bagi) kata-kata-Nya." Tiga kali (HR Muslim dari Juwairiyah)

Dari Juwairiyah Ummul Mukminin radhiyallahu 'anha bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pergi meninggalkannya pagi-pagi untuk shalat Shubuh. Pada waktu itu Juwairiyah berada di masjid (ruangan tempat ibadah)nya. Kemudian, Nabi kembali di waktu dhuha sedangkan Juwairiyah masih duduk berdo'a. Nabi bersabda, "Engkau masih dalam keadaan seperti pada waktu aku meninggalkanmu?" Juwairiyah menjawab, "Iya." Bersabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, "Aku telah mengucapkan empat kalimat setelah meninggalkanmu –tiga kali— seandainya ditimbang dengan apa yang engkau ucapkan sejak hari ini pasti meng-imbanginya. Kalimat itu adalah 'Maha Suci Allah dan segala puji bagi-Nya; sebanyak bilangan makhluk-Nya, serela diri-Nya, se-timbangan 'arsy-Nya, dan sebanyak tinta (bagi) kata-kata-Nya.'"

12. Hadits :

Dari Aban bin 'Utsman bin 'Affan radhiyallahu 'anhu, bersabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam : "Tidaklah se-orang hamba pada pagi dan sore hari meng-ucapkan,

بِسْمِ اللهِ الَّذِيْ لَا يَضُرُّ مَعَ اسْمِهِ شَيْءٌ فِي الْأَرْضِ وَلَا فِي السَّمَاءِ وَهُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ -ثلاث مرات-

'Dengan nama Allah yang bersama nama-Nya tidak celaka segala sesuatu yang ada di bumi dan di langit. Dan Dia-lah yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui' se-banyak tiga kali, maka tidak ada sesuatu yang membahayakannya." (Hadits shahih diriwayatkan oleh imam yang empat. Al-Hakim menshahihkannya dan Adz-Dzahaby menyepakatinya.)
Adalah Aban bin 'Utsman menderita ke-lumpuhan sehingga orang-orang pun melihat kepadanya. Maka Aban berkata, "Apa yang engkau lihat? Hadits tersebut sebagaimana yang aku sampaikan kepadamu, akan tetapi aku tidak mengatakannya pada waktu itu agar Allah melaksanakan ketetapan-Nya."

13. Hadits :

أَللّهُمَّ إِنَّا نَعُوْذُ بِكَ مِنْ أَنْ نُشْرِكَ بِكَ شَيْئًا نَعْلَمُهُ وَنَسْتَغْفِرُكَ لِمَا لاَ نَعْلَمُهُ

"Ya Allah, sesungguhnya kami berlindung kepada-Mu dari menyekutukan-Mu dengan sesuatu yang kami ketahui, dan kami me-mohon ampun kepada-Mu untuk sesuatu yang tidak kami ketahui." (HR Ahmad dengan isnad jayyid dari Abu Musa)

Dari Abu Musa Al-Asy'ary radhiyallahu 'anhu berkata, "Pada suatu hari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berkhutbah ke-pada kami. Beliau bersabda, 'Wahai sekalian manusia! Hindarilah kesyirikan ini karena ia lebih samar dari semut yang merayap.' Maka, seseorang bertanya, 'Ya Rasululah, bagai-mana kami menghindarinya padahal ia lebih samar dari semut yang merayap?' Beliau bersabda, 'Ucapkanlah, Ya Allah, sesungguh-nya kami berlindung kepada-Mu dari me-nyekutukan-Mu dengan sesuatu yang kami ketahui, dan kami memohon ampun kepada-Mu untuk sesuatu yang tidak kami ketahui."

14. Hadits :

أَعُوْذُ بِكَلِمَاتِ اللهِ التَّامَّاتِ مِنْ شَرِّ مَا خَلَقَ (ثلاث مرات) [رواه مسلم عن أبي هريرة].

"Aku berlindung dengan kalimatullah yang sempurna dari kejahatan makhluk-Nya." Tiga kali. (HR Muslim dari Abu Hurairah)

"Barang siapa mengucapkan di sore hari –tiga kali— 'Aku berlindung dengan kalimatullah yang sempurna dari kejahatan makhluk-Nya', maka tidak akan membahaya-kannya patukan ular pada malam itu." (Hadits shahih riwayat At-Tirmidzy, Ibnu Hiban, dan Al-Hakim dari Abu Hurairah)

15. Hadits :

أّللّهُمَّ إِنِّيْ أَعُوْذُ بِكَ مِنَ الْهَمِّ وَالْحَزَنِ، وَأَعُوْذُ بِكَ مِنَ الْعَجْزِ وَالْكَسَلِ، وَأَعُوْذُ بْكَ مِنَ الْجُبْنِ وَالْبُخْلِ، وَأَعُوْذُ بِكَ مِنْ غَلَبَةِ الدَّيْنِ وَقَهْرِ الرِّجَالِ) [رواه أبو داود بإسناد جيد عن أبي سعيد الخدري].

"Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari rasa gelisah dan sedih, dari kelemahan dan kemalasan, dari sifat pengecut dan bakhil, serta dari tekanan hutang dan kesewenang-wenangan orang." (HR Abu Dawud dengan isnad jayyid dari Abu Sa'id Al-Khudry)

Dari Abu Sa'id Al-Khudry radhiyallahu 'anhu berkata, "Pada suatu hari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam masuk masjid dan mendapati seorang laki-laki dari kaum Anshar yang bernama Abu Umamah. Rasulullah bertanya, 'Wahai Abu Umamah, mengapa engkau duduk di masjid di luar waktu shalat?' Abu Umamah menjawab, 'Ke-sedihan dan hutang yang menimpaku, Ya Rasulullah.' Bersabda Rasulullah, 'Maukah engkau aku ajarkan perkataan yang jika engkau mengucapkannya, maka Allah akan menghilangkan kesedihanmu dan melunasi hutangmu?' Abu Umamah menjawab, 'Aku katakan, 'Iya, Ya Rasulullah.' Beliau ber-sabda, 'Katakanlah di pagi dan sore hari, ' Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu dari rasa gelisah dan sedih, dari kelemahan dan ke-malasan, dari sifat pengecut dan bakhil, serta dari tekanan hutang dan kesewenang-wenangan orang.' Abu Umamah mengata-kan, 'Aku kerjakan hal itu sehingga Allah menghilangkan kesedihanku dan melunasi hutangku.'" (HR Abu Dawud dengan isnad jayyid)

16. Hadits :

أَللّهُمَّ عَافِنِيْ فِي بَدَنِيْ، أَللَّهُمَّ عَافِنِيْ فِي سَمْعِيْ أَللّهُمَّ عَافِنِيْ فِي بَصَرِيْ، أَللّهُمَّ إِنِّيْ أَعُوْذُ بِكَ مِنَ الْكُفْرِ وَالْفَقْرِ وَأَعُوْذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ، لَا إِلهَ إِلَّا أَنْتَ

"Ya Allah, sehatkanlah badanku. Ya Allah, sehatkanlah pendengaranku. Ya Allah, sehat-kanlah penglihatanku. Ya Allah, aku ber-lindung kepada-Mu dari kekufuran dan ke-fakiran dan aku berlindung kepada-Mu dari adzab kubur. Tidak ada yang berhak diibadahi selain Engkau." (HR Abu Dawud. Dishahihkan oleh Al-Hakim dan disepakati oleh Adz-Dzahaby dari Abu Bakrah)

17. Hadits :

Diriwayatkan dari Syaddad bin Aus secara marfu', yaitu do'a sayyidul istighfar. Hendaklah engkau mengucapkan :

‘َللّهُمَّ أَنْتَ رَبِّيْ لَا إِلهَ إِلَّا أَنْتَ خَلَقْتَنِيْ وَأَنَا عَبْدُكَ وَأَنَا عَلَى عَهْدِكَ وَوَعْدِكَ مَا اسْتَطَعْتُ، أَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا صَنَعْتُ، أَبُوْءُ لَكَ بِنِعْمَتِكَ عَلَيَّ وَأَبُوْءُ بِذَنْبِيْ فَاغْفِرْ لِيْ فَإِنَّهُ لَا يَغْفِرُ الذُّنُوْبَ إِلَّا أَنْتَ

"Ya Allah, Engkaulah Tuhanku, tiada yang berhak disembah selain Engkau. Engkau ciptakan aku dan aku adalah hamba-Mu. Aku berada di atas janji-Mu semampuku. Aku mohon perlindungan kepada-Mu dari keburukan perbuatanku. Aku mengakui banyaknya nikmat (yang Engkau anugerah-kan) kepadaku dan aku mengakui dosa-dosaku, maka ampunilah aku karena se-sungguhnya tiada yang mengampuni dosa-dosa melainkan Engkau."

Barang siapa mengucapkannya men-jelang siang dan ia meyakininya, lalu pada hari itu ia mati, maka ia termasuk penduduk surga. Barang siapa mengucapkannya men-jelang malam dan ia meyakininya, lalu ia mati sebelum shubuh, maka ia termasuk penduduk surga. (HR Al-Bukhary)

18. Hadits :

Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu bahwa Abu Bakar Ash-Shiddiq ber-kata, "Ya Rasulullah, ajarilah aku sesuatu yang bisa kuucapkan di waktu pagi dan sore." Rasulullah bersabda, "Ucapkanlah,

أَللّهُمَّ عَالِمَ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ، فَاطِرَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ، رَبَّ كُلِّ شَيْءٍ وَمَلِيْكُهُ أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلهَ إِلَّا أَنْتَ، أَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّ نَفْسِيْ وَشَرِّ الشَّيْطَانِ وَشِرْكِهِ -وفي رواية- وَأَنْ أَقْتَرِفَ عَلَى نَفْسِيْ سُوْءٌ أَوْ أَجُرَّهُ إِلَى مُسْلِمٍ

Ya Allah Yang Maha Mengetahui yang ghaib dan yang nyata; Sang Pencipta langit dan bumi; Rabb segala sesuatu dan Pemiliknya; aku bersaksi bahwa tidak ada Dzat yang berhak disembah selain Engkau. Aku ber-lindung kepada-Mu dari kejahatan diriku dan kejahatan syetan serta sekutunya --dalam riwayat lain ditambahkan— (Dan aku berlindung dari) menganiaya diri sendiri dengan keburukan atau berbuat dosa kepada orang muslim.
Ucapkanlah di pagi dan sore hari dan jika engkau mau tidur."

Berkata At-Tirmidzy, "Hadits hasan shahih." Dishahihkan oleh Al-Hakim dan disepakati oleh Adz-Dzahaby. An-Nawawy berkata, "Wa syirkihi" diriwayatkan dengan dua bentuk; dengan mengkasrahkan syin "wa syirkuhu" yang berarti "sekutunya" dan dengan memfathahkan syin dan ra' "wa syarakihi" yang berarti "perangkapnya".

19. Hadits :

Berkata 'Abdullah bin 'Umar radhi-yallahu 'anhuma, "Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak pernah meninggalkan do'a-do'a ini ketika pagi dan sore,

أَللّهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ الْعَافِيَةَ فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ، أَللّهُمَّ إِنِّيْ أَسْأَلُكَ الْعَفْوَ وَالْعَافِيَةَ فِيْ دِيْنِيْ وَدُنْيَايَ وَأَهْلِيْ وَمَالِيْ، أَللّهُمَّ اسْتُرْ عَوْرَاتِيْ، وَآمِنْ رَوْعاَتِيْ، أَللّهُمَّ احْفَظْنِيْ مِنْ بَيْنَ يَدِيْ وَمِنْ خَلْفِيْ وَعَنْ يَمِيْنِيْ وَعَنْ شِمَالِيْ وَمِنْ فَوْقِيْ وَأَعُوْذُ بِعِظْمَتِكَ أَنْ ُأغْتَالَ مِنْ تَحْتِيْ

Ya Allah, aku memohon kepada-Mu ampun-an di dunia dan akhirat. Ya Allah, aku me-mohon kepada-Mu maaf dan ampunan dalam agamaku, duniaku, keluargaku, dan hartaku. Ya Allah, tutupilah auratku dan berilah ke-amanan terhadap rasa takutku. Ya Allah, jagalah aku dari depanku, belakangku, samping kananku, samping kiriku, dan dari atasku. Aku berlindung dengan keagungan-Mu agar tidak dibunuh dari arah bawahku." (HR Abu Dawud, An-Nasa'i, dan Ibnu Majah. Berkata Al-Hakim, "Shahih isnad-nya." Hadits ini disepakati oleh Adz-Dzahaby.)

Hadits ini termasuk petunjuk dan mu'jizat nubuwwah karena makna paling dekat dari ucapannya "Aku berlindung dengan ke-agungan-Mu agar tidak dibunuh dari arah bawahku" adalah ledakan ranjau dari bawah kedua kakinya yang merupakan senjata paling berbahaya dan paling mematikan.

20. Hadits :

أَسْتَغْفِرُ اللهَ الَّذِيْ لَا إِلهَ إِلَّا هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّوْمُ وَأَتُوْبُ إِلَيْهِ

"Aku mohon ampunan kepada Allah yang tiada Tuhan kecuali Dia, yang Maha Hidup kekal dan senantiasa mengurus (makhluk-Nya) dan aku bertaubat kepada-Nya."
Dari Ibnu Mas'ud secara marfu', "Barang siapa mengucapkan Astaghfirullahal ladzy la ilaha illa huwal hayyul qayyumu wa atubu ilahi, maka dosa-dosanya diampuni." (HR Abu Dawud, At-Tirmidzy, dan Al-Hakim. Isnad Al-Hakim adalah kuat.)

21. Hadits :

يَا حَيُّ يَا قَيُّوْمُ بِرَحْمَتِكَ أَسْتَغِيْثُ، أَصْلِحْ لِيْ شَأْنِيْ كُلُّهُ، وَلَا تَكِلْنِيْ إِلَى نَفْسِيْ طَرْفَةَ عَيْنٍ

"Wahai Dzat Yang Maha Hidup dan se-nantiasa Mengurus (makhluk-Nya); dengan rahmat-Mu aku memohon pertolongan; perbaikilah segala urusanku dan janganlah Engkau serahkan kepadaku sekali pun sekejap mata (tanpa mendapat pertolongan dari-Mu)."

Dari Anas bin Malik radhiyallahu 'anhu berkata, "Bersabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam kepada Fathimah, 'Apa yang menghalangimu untuk mengucapkan ketika pagi dan sore hari,

يَا حَيُّ يَا قَيُّوْمُ بِرَحْمَتِكَ أَسْتَغِيْثُ، أَصْلِحْ لِيْ شَأْنِيْ كُلُّهُ، وَلَا تَكِلْنِيْ إِلَى نَفْسِيْ طَرْفَةَ عَيْنٍ

(Hadits shahih diriwayatkan oleh An-Nasa'i, Al-Bizar, dan Al-Hakim)

22. Bershalawat atas Nabi sepuluh kali.

"Barang siapa bershalawat atasku ketika pagi dan sore hari sepuluh kali, maka ia akan mendapat syafa'atku pada hari kiamat." (HR Ath-Thabrany dari Abu Darda' secara marfu' dengan dua isnad; salah satunya jayyid)

23. سُبْحَانَ اللهِ وَبِحَمْدِهِ "Maha Suci Allah. Segala puji bagi-Nya." Seratus kali.

Muslim meriwayatkan dari Abu Hurairah berkata, "Bersabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, 'Barang siapa mengucap-kan ketika pagi dan sore hari, Subhanallah wa bi hamdihi, sebanyak seratus kali; maka tidakl ada orang yang datang pada hari kiamat dengan sesuatu yang lebih utama dari apa yang ia bawa kecuali orang yang meng-ucapkan seperti yang ia ucapkan atau melebihkannya."

24. Do'a penutup majelis :

سُبْحَانَكَ اللّهُمَّ وَبِحَمْدِكَ أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلهَ إِلَّا أَنْتَ أَسْتَغْفِرُكَ وَأَتُوْبُ إِلَيْكَ

"Maha Suci Engkau, ya Allah, dan segala puji bagi-Mu. Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan melainkan Engkau, aku mohon ampun dan bertaubat kepada-Mu."
Dari Abu Hurairah berkata, "Bersabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, 'Barang siapa duduk dalam suatu majelis dan banyak keributan di dalamnya, lalu ia berkata sebelum berdiri dari majelisnya itu, Subhana-kallahumma wa bi hamdika asyhadu alla ilaha illa anta astaghfiruka wa atubu ilaik, melainkan Allah akan menghapus kesalahan-nya ketika berada di majelis itu." (Berkata At-Tirmidzy, "Hasan shahih." Disepakati oleh Adz-Dzahaby dan Al-Albany.)

25. Hadits :

سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ وَسَلَامٌ عَلَى الْمُرْسَلِيْنَ وَالْحَمْدُ لِلّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ

"Maha Suci Tuhanmu yang mempunyai ke-perkasaan dari apa yang mereka katakan. Dan kesejahteraan dilimpahkan atas para rasul. Dan segala puji bagi Allah Rabb semesta alam." (HR Abu Ya'la dari Abu Said secara marfu'. Rijalnya tsiqat.)






http://romdani45498.blogspot.com/2011/04/bacaan-dzikir-pagi-dan-petang.html

Kiblat Kita Yang Satu

Apa hikmah kiblat kita satu? Sesungguhnya Allah SWT Maha Mengetahui akan rahsia dan hikmah setiap perkara yang diperintahkan oleh Nya kepada hamba-hamba Nya. Begitu juga dengan arah kiblat. Ini kerana bagi seorang Muslim yang tidak mempunyai aqidah yang kukuh ataupun orang kafir, mereka berpendapat bahawa Kaabah itu untuk disembah oleh orang Islam. Sedangkan pada hakikatnya Kaabah itu bukan sebuah binaan yang kita sembah tetapi yang disembah adalah Allah SWT. Allah SWT telah menentukannya sebagai arah kiblat. Rahsia dan hikmahnya kiblat ialah ia merupakan salah satu faktor penyatu seluruh umat Muslimin.
Satu Ummah Satu Kiblat
Kaabah merupakan satu kiblat yang tunggal yang menyatukan seluruh umat Muslimin dari berbagai-bagai negara dan dari berbagai-bagai bangsa, bahasa dan warna kulit. Ia merupakan satu kiblat yang sama, di mana seluruh umat Muslimin menghala kepadanya di merata pelosok Timur dan Barat di bumi ini. Dan di sana mereka merasa diri mereka selaku satu jisim dan satu diri yang menghadap satu matlamat dan berjuang untuk menegakkan sistem hidup yang sama, iaitu sistem hidup yang lahir dari hakikat diri mereka menyembah Tuhan yang sama dan beriman kepada rasul yang sama menghadap kiblat yang sama.
Demikianlah Allah menyatukan umat Muslimin. Dia menyatukan mereka dari segi Tuhan mereka, rasul mereka, agama mereka dan kiblat mereka. Dia menyatukan mereka dari berbagai-bagai negara, bangsa, warna dan bahasa. Allah tidak menyatukan mereka di atas landasan negara, bangsa, warna dan bahasa malah Dia menyatukan mereka di atas landasan aqidah dan kiblat walaupun mereka berbeza dari segi negara, bangsa, warna dan bahasa. Itulah kesatuan dan perpaduan yang layak untuk makhluk insan, kerana insan seharusnya bersatu dan berpadu di atas landasan aqidah hati nurani dan kiblat ibadat, sebagaimana haiwan bersatu dan berpadu di padang ragut dan dalam lingkungan pagar dan kandang. (Tafsir Fi Zilalil Quran Jilid 1 – Asy-Syahid Sayyid Qubt Rahimahullah)
وَمِنۡ حَيۡثُ خَرَجۡتَ فَوَلِّ وَجۡهَكَ شَطۡرَ ٱلۡمَسۡجِدِ ٱلۡحَرَامِ‌ۖ وَإِنَّهُ ۥ لَلۡحَقُّ مِن رَّبِّكَ‌ۗ وَمَا ٱللَّهُ بِغَـٰفِلٍ عَمَّا تَعۡمَلُونَ
"Dan dari mana sahaja engkau keluar (untuk mengerjakan sembahyang), maka hadapkanlah mukamu ke arah Masjidilharam (Kaabah) dan sesungguhnya perintah berkiblat ke Kaabah itu adalah benar dari Tuhanmu dan (ingatlah), Allah tidak sekali-kali lalai akan segala apa yang kamu lakukan."
(Surah Al-Baqarah 2: Ayat ke 149)





http://romdani45498.blogspot.com/2011/04/kiblat-kita-yang-satu.html

Rasulullah Teladan Terbaik

Di sudut pasar Madinah ada seorang pengemis Yahudi buta yang setiap harinya selalu berkata kepada setiap orang yang mendekatinya, "Wahai saudaraku, jangan dekati Muhammad, dia itu orang gila, dia itu pembohong, dia itu tukang sihir, apabila kalian mendekatinya maka kalian akan dipengaruhinya."
Namun, setiap pagi Muhammad Rasulullah SAW. mendatanginya dengan membawakan makanan, dan tanpa berucap sepatah kata pun, Rasulullah SAW. menyuapkan makanan kepada pengemis itu sedangkan pengemis itu tidak mengetahui bahawa yang menyuapinya itu adalah Rasulullah SAW.. Rasulullah SAW. melakukan hal ini setiap hari sampai baginda wafat.
Setelah wafatnya Rasulullah SAW., tidak ada lagi orang yang membawakan makanan setiap pagi kepada pengemis Yahudi buta itu. Suatu hari sahabat terdekat Rasulullah SAW. yakni Abu Bakar RA. berkunjung ke rumah anaknya, Aisyah RA. yang tidak lain tidak bukan merupakan isteri Rasulullah SAW. dan beliau bertanya kepada anaknya itu, "Anakku, adakah kebiasaan kekasihku yang belum aku kerjakan?"
Aisyah RA. menjawab, "Wahai ayah, engkau adalah seorang ahli sunnah dan hampir tidak ada satu kebiasaannya pun yang belum ayah lakukan kecuali satu saja."
"Apakah Itu?" tanya Abu Bakar RA..
"Setiap pagi Rasulullah SAW. selalu pergi ke hujung pasar dengan membawakan makanan untuk seorang pengemis Yahudi buta yang ada di sana," kata Aisyah RA..
Keesokan harinya Abu Bakar RA. pergi ke pasar dengan membawa makanan untuk diberikan kepada pengemis itu. Abu Bakar RA. mendatangi pengemis itu lalu memberikan makanan itu kepadanya. Ketika Abu Bakar RA. mulai menyuapinya, si pengemis marah sambil menghardik, "Siapakah kamu?"
Abu Bakar RA. menjawab, "Aku orang yang biasa (mendatangi engkau)."
"Bukan! Engkau bukan orang yang biasa mendatangiku," bantah si pengemis buta itu.
"Apabila ia datang kepadaku tidak susah tangan ini memegang dan tidak susah mulut ini mengunyah. Orang yang biasa mendatangiku itu selalu menyuapiku, tapi terlebih dahulu dihaluskannya makanan tersebut, setelah itu ia berikan padaku," pengemis itu melanjutkan perkataannya.
Abu Bakar RA. tidak dapat menahan air matanya, dia menangis sambil berkata kepada pengemis itu, "Aku memang bukan orang yang biasa datang padamu. Aku adalah salah seorang dari sahabatnya, orang yang mulia itu telah tiada. Ia adalah Muhammad Rasulullah SAW.."
Seketika itu juga pengemis itu pun menangis mendengar penjelasan Abu Bakar RA., dan kemudian berkata, "Benarkah demikian? Selama ini aku selalu menghinanya, memfitnahnya, dia tidak pernah memarahiku sedikitpun, dia mendatangiku dengan membawa makanan setiap pagi, dia begitu mulia...."
Pengemis Yahudi buta tersebut akhirnya bersyahadat di hadapan Abu Bakar RA. saat itu juga dan sejak hari itu dia menjadi Muslim.
Siapakah Suri Teladan Terbaik Selain Rasulullah?
Rasulullah merupakan ciptaan terbaik ALLAH yang dikurniakan kepada umat manusia untuk mendidik mereka tentang erti dan cara kehidupan yang berpaksikan keredhaan ALLAH.
Setiap perintah dan larangan ALLAH disampaikan kepada umat manusia dengan asbab Baginda Rasulullah. Setiap perintah yang memerlukan praktikalnya (ibadah), diajarkan ALLAH kepada umat manusia melalui asbab baginda Rasulullah. Setiap peraturan dan syari'at yang ditetapkan ALLAH disampaikan oleh baginda Rasulullah.
Akhlak bagi menjalani kehidupan dengan sisipan redha ALLAH, diteladani oleh baginda Rasulullah dalam kehidupan seharian baginda. Jika begitulah kesempurnaan yang ALLAH kurniakan kepada baginda Rasulullah sebagai seorang guru dan suri tauladan, patutkah kita sebagai umat baginda mencari selain baginda sebagai ikutan?
Wajibkah Menuruti Sunnah?
"Katakanlah (Muhammad); Jika benar engkau cintakan ALLAH, ikutlah aku, nescaya ALLAH akan mengasihimu dan mengampuni dosa-dosamu. Sungguh, ALLAH maha pengampun lagi maha pengasih."
Bukti kecintaan kita kepada ALLAH, tujuan kita diadili oleh al-Quran melalui keta'atan kita dalam menuruti sunnah baginda Rasulullah.
Jadi, masih perlukah kita bertanya tentang keperluan menuruti sunnah baginda? Bahawasanya, hanya sunnah baginda Rasulullah yang dapat menjamin kebahagian dan kejayaan umat manusia dalam kehidupan dunia maupun akhirat.





http://romdani45498.blogspot.com/2011/04/rasulullah-teladan-terbaik.html

Cinta Dunia dan Cinta Akhirat

Setiap manusia mempunyai perasaan cinta dan menyintai. Cinta itu juga mempunyai tafsiran yang luas dan berbeda-beda. Rasa cinta dan sayang itu bukanlah hanya terbatas kepada lelaki dan wanita sahaja. Cinta itu sangat universal dan boleh dizahirkan dalam apa jua bentuk dan apa jua keadaan. Rasa cinta itu boleh diterjemahkan kepada rasa cinta terhadap kerjaya atau kerja, harta, ilmu dan sebagainya.
Namun dalam dunia serba moden ini, apabila menyentuh mengenai cinta ia akan ditujukan kepada sama ada cinta antara lelaki dan wanita ataupun cinta manusia kepada kebendaan iaitu harta dan kemewahan. Pemikiran jumud begini boleh menjadikan manusia hamba duit tanpa memikirkan mengenai akhirat.
Namun begitu masih ada yang bijak menguasai dunia dan mengharapkan kebaikan di akhirat. Mereka ini adalah golongan yang beruntung kerana diberikan ni'mat untuk merasai kedua-duanya. Dan seharusnya mereka memperolehi keberkatan ini hanyalah kerana pencarian mereka yang seimbang antara dunia dan akhirat tanpa lalai walaupun dalam seminit.
Sesungguhnya mereka seperti ini telah disebutkan oleh Allah SWT yang bermaksud, "Dan bersabarlah kamu bersama dengan orang-orang yang menyeru Tuhannya di pagi hari dan senja hari dengan mengharapkan keredaan-Nya; dan janganlah kamu mengikuti orang yang hatinya telah Kami lalaikan dari mengingati Kami, serta menuruti hawa nafsunya dan adalah keadaannya itu melewati batasnya ." (Surah al-Khafi : 28)
Sebagai seorang Muslim yang akan dibangkitkan pada hari kiamat kelak perlu mempersiapkan diri untuk mendapat kecintaan yang hakiki di akhirat nanti. Memang benar, kehidupan di dunia juga perlu dititikberatkan bagi membawa satu imej yang hebat di mata-mata musuh Islam. Namun begitu, segala kekayaan dan kemewahan itu pula, hendaklah jangan kedekut untuk dibelanjakan bagi mencapai kesenangan di akhirat.
Itulah yang dinamakan keseimbangan antara kehendak dunia dan keperluan akhirat. Namun, ramai yang pada hari ini apabila sudah menemui kejayaan di dunia akan melupakan kehidupan selepas kematian nanti. Ketika itulah segala amalan di dunia akan diambil kira. Segenap 'sen' harta akan dihisap sama ada digunakan ke jalan Allah ataupun segala kemewahan itulah yang melalaikan hamba-Nya ini.
Penuhi amal dan iman
Satu jalan mudah untuk menjauhi sifat kedekut yang menandakan itulah perasaan terlalu cintakan dunia ialah penuhi dengan amal dan iman. Dua perkara ini mampu membersihkan jiwa dan hati daripada menjadi keras daripada hanya memikirkan dunia semata-mata.
Pernah berkata, Al-imam Sufyan al-Tsauri r.h.m. "Telah sampai kepadaku bahawasanya akan datang satu masa kepada umat manusia di mana pada masa itu semua hati-hati manusia dipenuhi oleh kecintaan terhadap dunia, sehingga hati-hati tersebut tidak dapat dimasuki rasa takut terhadap Allah SWT.Dan itu dapat engkau ketahui apabila engkau telah memenuhi sebuah bakul kulit dengan sesuatu hingga penuh kemudian engkau cuba memasukkan barang lain ke dalamnya namun engkau tidak mendapati ruang untuknya lagi,".





http://romdani45498.blogspot.com/2011/04/cinta-dunia-dan-cinta-akhirat.html

Mukmin Itu Bersaudara

Keimanan sejati hanya akan wujud dengan adanya tali persaudaraan yang sebenar dan persaudaraan murni tidak akan bermakna jika seseorang muslim tidak pernah mahu ikut merasai kesedihan dan penderitaan saudaranya.
Rasa cinta dan belas kasihan di antara mereka ini membuahkan sikap saling bantu-membantu, tolong-menolong dan bergotong-royong dalam apa juapun tugas-tugas dan kewajipan yang dibebankan ke atas mereka, apatah lagi dalam keadaan susah dan penderitaan yang menimpa saudara-saudara mereka.
Bantulah Saudaramu
Jama'atul muslimin hakikatnya adalah wihdatul ummah. Ia merupakan batu asas bagi tegaknya bangunan khulafah. Jama'ah yang dengannya umat Islam bersatu tenaga untuk melaksanakan syariat Allah, merupakan realiti sejarah yang pernah dibuktikan oleh Rasulullah s.a.w dan para sahabatnya.
Nabi s.a.w bersabda yang bermaksud: "Seorang muslim adalah saudara bagi muslim yang lainnya. Maka ia tidak akan menzalimi dan membiarkannya (menderita)." (Hadith Riwayat Imam Al-Bukhari)
إِنَّمَا ٱلۡمُؤۡمِنُونَ إِخۡوَةٌ۬ فَأَصۡلِحُواْ بَيۡنَ أَخَوَيۡكُمۡ‌ۚ وَٱتَّقُواْ ٱللَّهَ لَعَلَّكُمۡ تُرۡحَمُونَ
Sebenarnya orang-orang yang beriman itu adalah bersaudara, maka damaikanlah di antara dua saudara kamu (yang bertelingkah) itu dan bertakwalah kepada Allah supaya kamu beroleh rahmat
(Surah Al-Hujraat 49: Ayat ke 10)





http://romdani45498.blogspot.com/2011/04/mukmin-itu-bersaudara.html

Aura dan Getaran: Tenaga Dari Manusia Yang Hebat

Aura dan getaran adalah dikaitkan dengan gelombang elektromagnetik pada frekuensi tertentu yang berlegar di sekitar tubuh manusia. Ia juga dikaitkan perlanggaran atom, elektron dan elemen di sekitar tubuh yang menghasilkan tenaga. Kesan kekuatan gelombang ini boleh dilihat dengan pandangan fizikal ke atas mereka yang mempunyai banyak aura dan getaran positif.
Begitu banyak kajian dilakukan oleh golongan barat dan pengkaji-pengkaji biologi tentang kewujudan aura dan getaran. Seorang saintis Rusia contohnya menghabiskan 50 tahun mengkaji tentang aura dan pembacaannya menggunakan kesan Kirlian. Malah sudah ada pengusaha di serata dunia menggunakan kesan Kirlian untuk membaca aura seseorang bagi mengesan masalah kesihatan mereka.
Tapi adakah aura ini wujud dalam Islam? Adakah ini semua ajaran karut yang membuat manusia memikirkan seseorang itu boleh mempunyai tenaga baik dan tenaga jahat yang boleh mempengaruhi seseorang? Hakikatnya ia telah ada dalam Islam dan dikenali sebagai NUR.
Apakah itu Nur? Nur berasal daripada perkataan Arab yang bermaksud cahaya. Ia bukanlah cahaya fizikal tetapi cahaya mental atau kesan refleksi tenaga yang mana boleh dilihat penzahirannya daripada cara hidup seseorang. Nur bukan sahaja dikaitkan penzahirannya melalui tenaga malah penzahirannya kepada fizikal seseorang.
Di dalam Islam, kekuatan Nur seseorang itu akan lebih terserlah daripada Iman dan amalan hidup Islamnya yang mana amalan tersebut dipenuhi dengan nilai positif, keikhlasan, keyakinan, kebenaran dan semangat.
Wajah seseorang yang mempunyai Nur itu sentiasa bersih dan menyegarkan mata orang lain yang memandang. Kedapatan hadis sahih yang menggambarkan Rasulullah S.A.W. itu mempunyai wajah yang berseri-seri, berkulit bersih, alisnya yang lentik, tidak kurus atau gemuk serta wajah yang rupawan.
Begitu juga dikatakan ucapannya itu menyejukkan kalbu mereka yang mendengar. Hadirnya Rasulullah S.A.W. dirasai mereka seolah sedang datang ketenangan dan kegembiraan kepada mereka. Ini sebenarnya yang dikatakan Nur dan mungkin dikatakan sebagai getaran aura bagi pengkaji bukan Islam.
Mari kita lihat hasil kajian orang bukan Islam tentang aura dan ajaran Islam yang sedia ada.
Persekitaran
Kajian menjelaskan peranan persekitaran terhadap aura seseorang. Seseorang yang rajin menghirup udara segar, melihat matahari terbit serta menjaga kebersihan alam persekitarannya dikatakan mampu memperbaiki aura dirinya.
Ia lebih dikaitkan dengan satu kaedah dan cara kehidupan yang lebih sihat, sempurna, jauh dari pencemaran serta banyak berhubung dengan alam semulajadi.
Dalam Islam pula sememangnya telah diajar umat tentang pentingnya menjaga kebersihan dan terdapat dalil yang menyokong perkara ini. Selain itu, orang Islam diseru supaya tidak tidur apabila matahari terbit kerana ia mampu menjemput penyakit.
Dalam perihal alam semulajadi pula, kedapatan hadis yang menerangkan tentang perlunya menjaga alam contohnya sabda Rasulullah S.A.W. "Dunia ini hijau dan cantik, dan Tuhan telah melantik kamu sebagai pengurusnya. Dia melihat apa yang kamu lakukan." Hadis riwayat Muslim.
Oleh yang demikian haruslah kita ingat bahawa perlunya kita mengambil tahu tentang pemeliharaan dan pemuliharaan alam, kebersihan persekitaran dan tempat tinggal serta peranan waktu pagi dalam kehidupan. Kita tidak sedar agama telah pun mengajar kita menjaga aura dan getaran dengan penghayatan alam.
Nutrisi dan Pemakanan
Kajian mengatakan makanan yang bersih serta segar mampu menaikkan aura seseorang. Selain itu, hanya bahagian-bahagian terpilih yang tertentu pada makanan yang berzat dan tidak mempunyai elemen kekotoran sahaja yang harus dimakan.
Apa kurangnya Islam yang sememangnya mempunyai panduan khas dalam pemakanan yang suci dan halal. Islam lebih teliti dan tersusun dalam menentukan kesucian pemakanan dan sememangnya ada kategori dan bahagian tertentu pada haiwan makanan itu tidak digalakkan untuk dimakan sungguhpun halal contohnya bahagian darah dan dalaman seperti hati, limpa, dan organ dalaman.
Malah Islam mengajar lebih lagi daripada itu iaitu mempastikan kesucian makanan itu pada zahir dan batinnya. Batin itu bermaksud menjaga sumber rezeki supaya halal. Haramnya sumber itu menjadikan makanan yang fizikalnya halal menjadi haram. Maka telah terbukti ajaran Islam memberi panduan yang lebih jelas dan mendalam tentang fakta ini.
Senaman
Kajian seterusnya menjelaskan perlunya senaman untuk menjaga kesihatan bagi mereka yang ingin membangkitkan aura. Melalui senaman, tubuh dan organnya akan menjadi lebih aktif dan sihat bagi menghasilkan aura dan getaran yang lebih positif.
Solat adalah senaman yang pasti bagi orang Islam yang mengerjakan solat lima (5) waktu sehari semalam. Sama ada seorang Islam itu bersenam atau tidak, tanpa disedari mereka telah pun melakukan senaman paling asas lima (5) kali sehari.
Selain itu kedapatan perkara lain dalam ajaran Islam yang menggalakkan umatnya menggerakkan tubuh badan antara diberikan pahala bagi setiap langkah orang yang ke masjid. Maka mereka yang berjalan ke masjid itu bersenam sambil membuat pahala.
Adakah kita sedar betapa ruginya kita yang sering meninggalkan solat dan jarang ke masjid? Mungkin kita harus sedar Allah itu menyayangi kita dan mahukan hamba-hambanya sihat dan memperoleh kesihatan serta getaran walaupun dalam urusan pengabdian kepadanya.
Tafakur
Tafakur atau dalam bahasa Inggeris 'meditation' ditafsirkan oleh barat sebagai aktiviti mendiamkan diri dalam posisi tertentu, pada tempoh tertentu untuk memperoleh ketenangan. Tujuannya adalah untuk merehatkan otak yang mana otak yang sihat ini dapat memandu tubuh badan menjadi lebih sihat dan produktif. Seterusnya aura dan getaran seseorang itu lebih tulen.
Tafakur bukanlah perkara yang asing dalam Islam. Terlalu banyak panduan yang digariskan dalam Islam yang boleh dikaitkan dengan tafakur dan juga objektif tafakur itu sendiri. Antaranya beriktikaf dalam masjid untuk mengingati Allah melalui amalan zikir serta amalan lain seperti membaca al-Quran. Solat itu sendiri mempunyai kesamaan objektifnya dengan tafakur.
Seorang yang khusyuk dalam solat akan melupai apa yang berlaku di sekelilingnya dan melatih seseorang menjadi lebih fokus. Selepas solat, maka disunatkan kita berzikir dan berdoa. Ia adalah amalan untuk kita lebih menenangkan diri melalui zikir dengan mengingati Allah dan menaikkan keyakinan seseorang bahawa Allah itu sentiasa mendengar melalui aktiviti doa.
Banyak lagi panduan melalui amalan ketuhanan dalam Islam yang mempunyai objektif yang sama seperti tafakur dan ia bukan sahaja memberi ketenangan di dalam jiwa, malah membina sifat sabar, yakin, syukur, tabah dan berserah.
Tidur
Kajian mengatakan lagi perlunya seseorang itu mempunyai tidur yang cukup dan bangun secara semulajadi. Ia bagi membolehkan tubuh badan manusia itu memperoleh cukup istirehat agar ia boleh berfungsi dengan baik setiap hari. Tubuh yang kurang tidur dikaitkan dengan kebarangkalian seseorang itu memperoleh penyakit. Tubuh yang tidak sihat umpama mesin yang tidak produktif. Aura dan getaran amat kurang pada tubuh yang kurang rehat.
Dalam surah an-Naba' ayat ke-9, Allah berfirman yang bermaksud "Jadikanlah tidur kamu itu satu istirehat". Selain itu dalam surah al-Qasas dari ayat 71-73, Allah banyak menjelaskan tentang tidur ia juga merupakan ayat yang dijadikan rujukan bg membuat panduan tentang tidur dalam Islam. Sememangnya penjelasan Islam tentang tidur dan istirehat darinya digariskan dalam perbincangan yang tersusun termasuklah adab-adab tidur itu sendiri sama ada seseorang itu mendapatkan tidurnya pada waktu siang atau waktu malam untuk merehatkan tubuh badan.
Hubungan Kemanusiaan
Kajian barat lagi menggariskan bahawa seseorang itu membangkitkan aura dan getaran mereka melalui hubungan kemanusiaan yang positif, hubungan kekeluargaan dan setiakawan, hubungan dengan komuniti yang positif serta hubungan dengan orang-orang yang progresif. Hubungan yang positif menghasilkan gelombang aura dan getaran semulajadi daripada nilai positif itu sendiri.
Perkara ini telah banyak dibincangkan dalam konsep muamalat dalam Islam. Terlalu banyak panduan Islam tentang hubungan kekeluargaan, sahabat, kemasyarakatan serta hubungan dengan para ilmuan yang progresif. Apa yang perlu adalah cuma mencarinya dengan mudah di internet atau ke toko buku dengan mendapatkan penulisan tentang perkara tersebut dalam Islam. Ia telah ada beribu tahun yang dahulu.
Apa Kata Anda?
Adakah kajian orang barat itu perkara sia-sia sedangkan semua itu telah pun diajar di dalam Islam? Hakikatnya ia adalah perkara yang baik untuk dikaji dan dijelaskan dalam susunan. Mungkin selama ini orang Islam tidak sedar bahawa ajaran Islam itu sendiri mempunyai banyak hikmah di sebaliknya. Maka dengan penemuan sains dan kajian, menjelaskan lagi bahawa doktrin Islam ini penuh dengan perkara hikmah yang masih lagi boleh digali dan dicari kelebihannya.
Berbalik kepada aura dan getaran. Apakah moral di sebalik perbincangan ini? Sekiranya kita melihat kembali isi dan pengisian tentang aura dan getaran itu sendiri mengajar kita untuk menjadi manusia yang mulia. Berbeza daripada amalan yang berada dalam kehidupan kita sekarang yang terlalu banyak mencemarkan cara hidup serta alam.
Kehidupan kini penuh dengan persepsi negatif, kelakuan negatif, konsep negatif, panduan negatif, idea negatif dan pendek kata kehidupan manusia yang semakin canggih kini semakin membuahkan banyak perkara negatif. Maka tidak hairan mengapa manusia berlumba-lumba mencari kehidupan yang ditafsirkan mereka sebagai kejayaan tetapi sangat ramai juga yang memberitahu mereka masih belum menemui kehidupan.
Selain itu aura dan getaran ini adalah satu tips bagi mereka dalam membina kehidupan baik dari segi kerjaya, perniagaan, perhubungan dan sebagainya. Aura dan getaran kini menjadi salah satu topik hangat bagi individu yang membina kerjaya mereka bagi memperoleh kesan dan hasil yang memberangsangkan. Amat rugi bagi orang Islam yang tidak mendalami ilmu Islam itu sendiri dan masih tertanya-tanya mengapakah aku seorang Islam tetapi hidup dalam keadaan terumbang-ambing. Silapnya ialah kita sendiri kurang menghayati agama.
Oleh yang demikian, luangkanlah masa untuk agama. Agama Islam bukanlah kisah ketuhanan atau sembahyang. Islam sebenarnya adalah cara hidup. Orang Islam yang rosak itu adalah mereka yang mengaku Islam tetapi tidak mengikut ajaran Islam yang sebenar. Jadi tidak hairanlah, seorang Islam itu masih terkapai-kapai dalam kekayaan, masih hidup dalam keganasan dan minda yang tertutup, masih mencari penyelesaian lain yang hakikatnya telah ada dalam Islam. Ini semua adalah kerana, mereka tidak mendapatkan ajaran Islam yang sebenar dan mereka tidak menghayati ajaran yang telah pun mereka temui.
Sesekali carilah individu yang mempunyai Nur. Individu seperti ini sangat banyak di kalangan ulama dan ahli Agama yang menghayati Islam. Raut wajah mereka sangat bersih dan menenangkan mata yang memandang. Usah dinilai daripada foto dan gambar tetapi carilah peluang bertemu mereka untuk melihat Nur yang Allah kurniakan kepada hambanya yang taat dan menghargai agama. Anda sendiri akan merasa adanya ketenangan walaupun hanya dengan mendampingi mereka.




http://romdani45498.blogspot.com/2011/04/aura-dan-getaran-tenaga-dari-manusia.html