Mengenai Saya

Foto saya
Pangandaran, West Java, Indonesia
Simple

Jumat, 13 Juli 2012

.::KISAH KOIN PENYOK ::.

Alkisah, seorang lelaki keluar dari pekarangan rumahnya, berjalan tak tentu arah dengan rasa putus asa. Sudah cukup lama ia menganggur. Kondisi finansial keluarganya morat-marit. Sementara para tetangganya sibuk memenuhi rumah dengan barang-barang mewah, ia masih bergelut memikirkan cara memenuhi kebutuhan pokok keluarganya sandang dan pangan.

Anak-anaknya sudah lama tak dibelikan pakaian, istrinya sering marah-marah karena tak dapat membeli barang-barang rumah tangga yang layak. Laki-laki itu sudah tak tahan dengan kondisi ini, dan ia tidak yakin bahwa perjalanannya kali inipun akan membawa keberuntungan, yakni mendapatkan pekerjaan.

Ketika laki-laki itu tengah menyusuri jalanan sepi, tiba-tiba kakinya
terantuk sesuatu. Karena merasa penasaran ia membungkuk dan mengambilnya.
“Uh, hanya sebuah koin kuno yang sudah penyok-penyok,” gerutunya kecewa. Meskipun begitu ia membawa koin itu ke sebuah bank.

“Sebaiknya koin in Bapak bawa saja ke kolektor uang kuno,” kata teller itu memberi saran. Lelaki itupun mengikuti anjuran si teller, membawa koinnya kekolektor. Beruntung sekali, si kolektor menghargai koin itu senilai 30 dollar.

Begitu senangnya, lelaki tersebut mulai memikirkan apa yang akan dia lakukan dengan rejeki nomplok ini. Ketika melewati sebuah toko perkakas, dilihatnya beberapa lembar kayu sedang diobral. Dia bisa membuatkan beberapa rak untuk istrinya karena istrinya pernah berkata mereka tak punya tempat untuk menyimpan jambangan dan stoples. Sesudah membeli kayu seharga 30 dollar, dia memanggul kayu tersebut dan beranjak pulang.

Di tengah perjalanan dia melewati bengkel seorang pembuat mebel. Mata
pemilik bengkel sudah terlatih melihat kayu yang dipanggul lelaki itu.
Kayunya indah, warnanya bagus, dan mutunya terkenal. Kebetulan pada waktu itu ada pesanan mebel. Dia menawarkan uang sejumlah 100 dollar kepada lelaki itu.
Terlihat ragu-ragu di mata laki-laki itu, namun pengrajin itu meyakinkannya dan dapat menawarkannya mebel yang sudah jadi agar dipilih lelaki itu. Kebetulan di sana ada lemari yang pasti disukai istrinya. Dia menukar kayu tersebut dan meminjam sebuah gerobak untuk membawa lemari itu. Dia pun segera membawanya pulang.

Di tengah perjalanan dia melewati perumahan baru. Seorang wanita yang sedang mendekorasi rumah barunya melongok keluar jendela dan melihat lelaki itu mendorong gerobak berisi lemari yang indah. Si wanita terpikat dan menawar dengan harga 200 dollar. Ketika lelaki itu nampak ragu-ragu, si wanita menaikkan tawarannya menjadi 250 dollar. Lelaki itupun setuju. Kemudian mengembalikan gerobak ke pengrajin dan beranjak pulang.

Di pintu desa dia berhenti sejenak dan ingin memastikan uang yang ia terima. Ia merogoh sakunya dan menghitung lembaran bernilai 250 dollar. Pada saat itu seorang perampok keluar dari semak-semak, mengacungkan belati, merampas uang itu, lalu kabur.

Istri si lelaki kebetulan melihat dan berlari mendekati suaminya seraya berkata, “Apa yang terjadi? Engkau baik saja kan? Apa yang diambil oleh perampok tadi?”

Lelaki itu mengangkat bahunya dan berkata, “Oh, bukan apa-apa. Hanya sebuah koin penyok yang kutemukan tadi pagi”.

Bila Kita sadar kita tak pernah memiliki apapun, kenapa harus tenggelam dalam kepedihan yang berlebihan?

Sebaliknya, sewajarnya kita bersyukur atas segala karunia hidup yang telah Tuhan berikan pada kita, karena ketika datang dan pergi kita tidak membawa apa-apa.





http://romdani45498.blogspot.com/2011/03/kisah-koin-penyok.html

RESIKO MEMAAFKAN

Memaafkan itu indah
Memaafkan itu sedekah
Memaafkan itu mengundang Maghfirah-Nya
Memaafkan itu mengundang Rahmah-Nya

Memaafkan itu nikmat
Memaafkan itu lezat
Memaafkan itu melapangkan perasaan
Memaafkan itu melapangkan kesusahan

Memaafkan itu membuka pintu-pintu cinta
Memaafkan itu membuka pintu-pintu dunia
Memaafkan itu membuka pintu-pintu bahagia
Memaafkan itu membuka pintu-pintu surga

Memaafkan itu melepaskan masalah
Memaafkan itu melepaskan rasa susah
Memaafkan itu melepaskan rasa serba salah
Memaafkan itu melepaskan berbagai rasa resah

Memaafkan itu melancarkan pernapasan
Memaafkan itu melancarkan hubungan
Memaafkan itu menambah ketampanan
Memaafkan itu menambah kejelitaan

Memaafkan itu mengikhlaskan
Memaafkan itu menyehatkan
Memaafkan itu mendewasakan
Memaafkan itu mencerdaskan

Memaafkan itu membersihkan diri
Memaafkan itu mengundang rejeki
Memaafkan itu menenangkan hati
Memaafkan itu mengundang ridho Ilahi

Dengan demikian,
jangan lagi kita mengatakan :
"Huh,enak banget dong kalau dia gue maapin, enek di die gak enak di gue..."
Lho?
Astaghfirullaahal'azhiim...

Wallahu a'lam





http://romdani45498.blogspot.com/2011/03/resiko-memaafkan.html

.::CINTA::.

…CINTA…

Jika ia sebuah CINTA,
dia tak hanya MENDENGAR,
melainkan senantiasa BERGETAR.

jika ia sebuah CINTA,

dia tak mungkin BUTA,
melainkan senantiasa MELIHAT dan MERASAKAN apa yang kita rasakan

jika ia sebuah CINTA,
dia tak akan membuat kita SEDIH,
melainkan senantiasa akan membuat kita BAHAGIA.

jika ia sebuah CINTA,
dia tak hanya BERUCAP,
melainkan senantiasa TULUS dari Dalam HATI.

jika ia sebuah CINTA,
dia hadir bukan karena PERMINTAAN,
melainkan HADIR karena KETENTUAN dan KATA HATI-lah yang MENGANTARKANNYA.

jika ia sebuah CINTA,
dia hadir juga bukan karena PAKSAAN,
melainkan senantiasa HADIR karena PENGORBANAN dan KESETIAAN.


Oleh : KAMILA VYNDARTI

"Dan adapaun orang-orang yang beriman amat sangat cintanya kepada Allah"
(QS Al-Baqarah:165)





http://romdani45498.blogspot.com/2011/03/cinta.html

Jamuan Makan Dengan Tuhan

Allah…Dialah Yang Maha Dekat. Bahkan Dia lebih dekat kepada hambanya daripada hambanya kepada dirinya sendiri. Terkadang kita masih menganggap bahwa Allah adalah sesuatu yang jauh dilangit, sehingga ketika berdoa, kita pun mengarahkan wajah kita ke langit.
Sahabatku…jika kita mencoba untuk mengenalNya lebih dalam, kita akan menyadari bahwa Ia begitu dekat dengan kita. Manifestasi sifat-sifatNya terpancar diseluruh alam semesta.

Dunia ini adalah tempat dimana Tuhan Yang Maha Esa termanifestasikan ke dalam berbagai bentuk yang berbeda-beda. Manifestasi dari sifat-sifatNya bisa kita lihat disekitar kita, sifat Ar-RahmanNya, Yang Maha Pengasih termanifestasikan dalam kasih sayang orang tua kepada anaknya, dalam kasih sayang induk ayam menemani anak-anaknya ketika mencari makan, dalam tetesan air hujan, hingga matahari yang memancarkan kehangatan sinarnya kepada bumi.

SifatNya Al-Badii’, Yang Maha Indah, terwujud dalam Keindahan bunga-bunga yang merekah, dalam indahnya warna-warni pelangi, dan juga dalam kicauan burung-burung yang terdengar begitu merdu di telinga kita. Dengan sifatNya Al-Hadi, Yang Maha Pemberi Petunjuk, Ia selalu membimbing kita dengan penuh Cinta dan kasih Sayang sehingga kita bisa mengerti tentang arti kehidupan. Ia memberi petunjuk kepada kita agar kita mengetahui mana yang baik bagi diri kita, dan mana yang buruk. Dia yang mengajarkan kita bagaimana caranya untuk mengenal dan mencintai DiriNya agar manusia merasa tenteram dalam hidupnya karena memang untuk itulah kita diciptakan.

Sahabatku…dimana kita bisa menemukan tempat yang tidak ada Dia? Tidak ada satu tempat pun tanpa keberadaanNya. Kemanapun wajah kita menghadap kita melihat manifestasi dari sifat-sifatNya.

Dan Kisah dibawah ini mengajarkan sesuatu kepada kita bahwa Tuhan bukanlah sesuatu yang jauh disana, Ia bukanlah sesuatu di langit sana. Tetapi ia ada di sekeliling kita, Ia selalu menemani kita, Ia selalu hadir bersama kita sebagaimana seorang sufi Dhu ‘l-Nun mengatakan “Ya Tuhan, ketika aku mendengar suara binatang, suara pohon-pohon, suara percikan air, kicauan burung-burung, gemuruh angin dan gelegar halilintar, aku menyadari pada mereka bukti dari keEsaanMu, aku merasakan bahwa Engkaulah Sang Pencipta, Yang Maha Besar, Yang Maha Bijak, Yang Maha Adil”. Tidak sesuatu pun yang luput dari kehadiranNya. Semoga Dia selalu menjaga hati kita agar senantiasa peka terhadap kehadiranNya di dalam setiap nafas kehidupan kita. amin

Salah satu bangsa Israel mendatangi Musa dan mengatakan, “Tolong sampaikan kepada Tuhanmu bahwa kami mengundangnya untuk makan malam.” Musa menjawab bahwa Tuhan tidak makan ataupun datang ke jamuan makan malam. Namun, ketika suatu kali Musa ke Gunung Sinai, Tuhan berkata kepadanya, “Mengapa tidak kau sampaikan undangan jamuan makan malam dari hambaKu?”

Musa berkata, “Tapi Tuhanku, Engkau tidak makan.” Tuhan menjawab, “Rahasiakan apa yang kau ketahui antara dirimu dengan Ku. Katakan pada mereka bahwa Aku akan datang memenuhi undangannya.”

Musa turun dari Gunung Sinai dan mengumumkan bahwa Tuhan akan datang pada jamuan makan malam tersebut. Tentunya setiap orang mempersiapkan hidangan yang luar biasa, termasuk Musa. Pada saat mereka semua sibuk memasak, tiba-tiba muncul seorang kakek tua yang keletihan setelah melakukan perjalanan jauh.
“Aku sangat lapar,” dia berkata kepada Musa. “Tolong berikan aku sesuatu untuk dimakan.”
Musa menjawab, “Bersabarlah, Tuhan alam semesta akan datang. Ambil ember ini dan timbalah air disumur, kau juga bisa membantu kami menyiapkan hidangannya.”

Setelah ember terisi, kakek tua tersebut memberikannya kepada Musa dan sekali lagi meminta makanan kembali, tetapi tidak ada yang bisa memberikan ia makanan sebelum Tuhan datang. Ketika waktu yang ditentukan telah tiba, namun Tuhan tidak juga muncul. Setiap orang mulai menyalahkan Musa atas ajakannya yang tidak benar. Musa merasa sangat malu.

Keesokan harinya, Ia mendaki Gunung Sinai dan berkata, “Tuhanku, apa yang kau lakukan padaku? Aku berusaha meyakinkan setiap orang bahwa Engkau Wujud, Kau berkata bahwa Kau akan datang pada jamuan tersebut dan Kau tidak pernah muncul. Tidak seorang pun yang akan mempercayaiku lagi!”
Tuhan menjawab, “Aku datang, Aku sebenarnya mendekatimu, tetapi ketika Aku memberitahumu bahwa Aku lapar, kau menyuruhkKu menimba air. Aku kembali meminta, tetapi engkau menyuruhKu menyiapkan hidangan. Baik kamu maupun orangmu tidak mampu menyambutKu dengan hormat.”

“Tuhanku, seorang kakek tua datang kepadaku dan meminta makanan kepadaku. Tetapi ia hanyalah seorang mahluk hambaMU.”

“Aku bersama hambaKu yang kelaparan itu. Menghormatinya berarti menghormatiKu. Melayaninya berarti melayaniKu. Seluruh langit dan bumi terlalu kecil untuk menampungKu, tetapi tidak demikian dengan hati para hambaKu. Aku tidak makan, tidak pula minum, tetapi menghormati hambaKu yang kelaparan berarti menghormatiKu. Memperhatikan mereka yang kelaparan adalah memperhatikanKu.”
--------------------------------------------------

Dalam sebuah hadist qudsi disebutkan, dari Abu Hurairah Ra, ia berkata: Aku mendengar Kekasihku Rasulullah ShalallahuAlaihi Wassalam bersabda:” Sesungguhnya Allah SWT berfirman pada hari kiamat,” Wahai Anak Adam, Aku sakit namun engkau tidak menjengukKu. Aku lapar tapi engkau tidak memberiKu makan. Aku haus tapi engkau tidak memberiKu minum”.

Anak adam berkata,” Wahai Rabb, bagaimana aku menjengukMu sedangkan Engkau adalah Rabb semesta alam?”.
Allah berfirman,” Bukankah engkau mengetahui bahwa hambaKu si fulan sakit namun engkau tidak menjenguknya? Tidakkah engkau tahu bahwa jika engkau menjenguknya, niscaya engkau akan mendapatiKU bersamanya ?”

Anak adam berkata,” wahai Rabb, bagaimana aku memberimu makan sedangkan Engkau adalah Rabb semesta alam?”.
Allah berfirman,” Bukankah engkau mengetahui bahwa hambaKu si fulan ( pengemis ) meminta makan kepadamu namun engkau tidak memberinya makan? Tidakkah engkau tahu bahwa jika engkau memberinya makan, niscaya engkau mendapati pahalanya padaKU?”.

Anak adam berkata,” wahai Rabb, bagaimana aku memberimu minum sedangkan Engkau adalah Rabb semesta alam?”.
Allah berfirman,” Bukankah engkau mengetahui bahwa hambaKu si fulan meminta minum kepadamu namun engkau tidak memberinya minum? Tidakkah engkau tahu bahwa jika engkau memberinya minum,niscaya engkau mendapati pahalanya padaKU ?” .( HR.Bukhari-Muslim dalam shahihnya ).





http://romdani45498.blogspot.com/2011/03/jamuan-makan-dengan-tuhan.html

Kutunggu engkau Di Pintu Neraka

Hari ini setan menghadiahiku sebuah surat, ditujukan untuk semua anak adam:

Aku melihatmu kemarin, saat engkau memulai aktivitas harianmu.
Kau bangun tanpa sujud mengerjakan subuhmu,
Bahkan kemudian, kau juga tidak mengucapkan "Bismillah" sebelum memulai sarapanmu,
Ketika pulang bekerja, kau juga tidak sempat mengerjakan shalat Isya' sebelum berangkat ketempat tidurmu, apalagi tahajud mana pernah kau sempat..hahaha..

Kaupun lebih suka menonton bola di TV 90 menit penuh tanpa beranjak, tapi membaca alquran 10 menit saja engkau tak pernah sempat..
Hmmm..Kau benar2 orang yang TIDAK bersyukur, Aku menyukainya..
Aku tak dapat mengungkapkan betapa senangnya aku melihatmu tidak merubah cara hidupmu.

Hai anak cucu adam yang Bodoh, Kalian millikku..
Ingat, kau dan aku sudah bertahun-tahun bersama,
dan aku masih belum bisa benar2 mencintaimu..
Malah aku masih membencimu, karena aku benci Allah.

Aku hanya menggunakanmu untuk membalas dendamku kepada Allah.
Dia sudah mencampakkan aku dari surga, dan aku akan tetap memanfaatkanmu
sepanjang masa untuk membalasnya..

Kau lihat, ALLAH MENYAYANGIMU dan dia masih memiliki rencana-rencana indah untukmu dihari depan.
Tapi kau sudah menyerahkan hidupmu padaku,dan aku akan membuat kehidupanmu seperti neraka.
Sehingga kita bisa bersama dua kali dan ini akan menyakiti hati ALLAH, dan itu membuatku senang..

Aku benar-benar berterimakasih padamu, karena aku sudah menunjukkan kepada NYA siapa yang menjadi pengatur dalam hidupmu dalam masa2 yang kita jalani.
Kita nonton film porno bersama, memaki orang, mencuri, berbohong, munafik, makan sekenyang-kenyangya, guyon2an jorok, bergosip, manghakimi orang, menyakiti tetangga, mengghibah orang dari belakang, tidak hormat pada orang tua, banyak tertawa yg membuatmu lupa akan kematian,memegang tubuh perempuan dalam pacaran..
Semua itu aku menyukainya..!!

Kau tidak pernah ke Masjid, berperilaku buruk, menyakiti hati teman dengan lisan,
engkau mengaku muslim tapi perkataan dan perbuatanmu dzalim..
engkau mengaku beriman tapi tidak mampu menjaga lisan..
TENTUNYA kau tak ingin meninggalkan ini begitu saja bukan...?

Ayolah, Hai Bodoh, kita terbakar bersama, selamanya di neraka..
Aku masih memiliki rencana2 hangat untuk kita kelak..
Ini hanya merupakan surat penghargaanku untukmu..

Aku ingin mengucapkan 'TERIMAKASIH' karena sudah mengizinkanku
memanfaatkan hampir di seluruh masa hidupmu.

Kamu memang sangat mudah dibodohi, aku menertawakanmu.
Saat kau tergoda berbuat dosa kamu menghadiahkan aku tawa.
Dan dosapun sudah mulai bertumpuk mewarnai hidupmu.

Kamu sudah 20 tahun lebih tua, dan sekarang aku perlu darah muda.
Jadi, pergi dan lanjutkanlah mengajarkan orang-orang muda bagaimana berbuat dosa, meminum khamer, berpacaran, durhaka kepada orang tua..semuanya....

Yang perlu kau lakukan adalah merokok, mabuk-mabukan, berbohong, berjudi, berzina,
bergosip, dan hiduplah se-egois mungkin.
Lakukan semua ini didepan anak-anak dan mereka akan menirunya.

Begitulah anak-anak..
Baiklah, aku persilahkan kau bergerak sekarang.
Aku akan kembali beberapa detik lagi untuk menggoda mu lagi.

Jika kau cukup cerdas, kau pasti akan lari sembunyi dariku, dan bertaubat atas
dosa-dosamu.
Dan hidup untuk Allah dengan sisa umurmu yang tinggal sedikit,
Karena kaupun tak pernah tahu kapan kau akan mati bukan..?

Tapi memperingati orang bukan tabiatku, karena diusiamu sekarang dan tetap
melakukan dosa, sepertinya memang agak aneh.
Tapi begitulah, bukankah kaupun bangga denga dosa-mu..?

Maka lanjutkanlah..
Dan jangan salah sangka, aku masih tetap membencimu.
Hanya saja kau harus menjadi orang tolol yang lebih baik dimata ALLAH.

Hai anak adam, kekasihku dan sahabat sejatiku..
Sampai jumpa denganku di kehidupan akan datang,
KUTUNGGU ENGKAU DI PINTU NERAKA !!!
----------------------------------------------------

(Semoga surat ini akan membuat kita benar-benar berfikir)





http://romdani45498.blogspot.com/2011/03/kutunggu-engkau-di-pintu-neraka.html

Menjadi Bidadari Bumi

Siapa wanita yg tak ingin menjadi wanita sholehah alias bidadari Bumi? Semua wanita pasti menginginkannya, tidak terkecuali saya pribadi.
Kemarin iseng-iseng membuka-buka tumpukan perpustakaan pribadi dirumah, dan kutemukan sebuah koleksi buku yg sangat menginspirasi saya untuk berusaha keras menjadi "Bidadari Bumi' tersebut.
Berikut saya nukilkan Penggalan dalam buku Menjadi Bidadari Cantik ala Islam, karya Ummu Ahmad Rifqi, bagian yang paling ku sukai. Betapa bahwa menjadi seorang istri yang demikian tertulis di dalamnya memang sangat susah dan mahal untuk diperoleh.
--------------------------------------
Ada sebuah pengakuan yang sangat menarik dari seorang suami :
Aku rasa istriku adalah karunia terindah yang Allah berikan kepadaku. Saat di dalam rumah, ia selalu berusaha memanjakanku. Kebutuhanku selalu dia penuhi sebelum dirinya. Saat aku pergi meninggalkan rumah, tak ada gelisah atas anak-anak dan hartaku. Aku percaya ia tidak akan menelantarkan mereka. Aku yakin ia akan senantiasa menjaga kehormatan diri dan keluarganya.
Saat aku di tempat kerja, bahkan saat di luar kota, seringkali ia menelepon menanyakan keadaanku. Saat aku sakit, ia menjadi yang begitu prihatin dengan keadaanku. Dan dengan panggilan sayang yang sering ia ucapkan, aku menjadi begitu bahagia. Aku merasa, bahwa kehadiranku di dunia ini, keberadaanku di tengah-tengah mereka menjadi semakin berharga.

Istriku juga akan sangat bahagia saat aneka masakan dan kue yang dibuatnya lahap kami nikmati. Ia juga begitu senang saat dapat berbagi dengan para tetangga. Ia selalu mendukung setiap kebaikan yang aku lakukan. Ia pun tak pernah memberatkanku dengan segala macam tuntutan yang sulit aku penuhi. Ia lebih tenang dan senang berkumpul bersama kami di dalam rumah, daripada berkeliling di mal-mal atau tempat hiburan dan rekreasi.

Bahkan, saat kami kesulitan keuangan, ia tidak jarang harus menjual perhiasan yang dipakainya secara diam-diam. Menyadari segala kebaikan yang dipersembahkannya kepadaku, aku merasa sangat miskin kebaikan.

Aku merasa berutang budi begitu banyak terhadapnya. Sepertinya apa yang selama ini aku berikan sangat tidak sebanding dengan segenap kebaikan yang ia persembahkan. Dan aku menjadi semakin terharu, saat menawarkan sedikit kemewahan, tapi ia menolak dan lebih memilih hidup apa adanya.

Saat aku memberi sesuatu yang membahagiakannya, tak lupa ucapan terima kasih dan doa mengalir dari bibirnya. Ini semakin memacu semangatku untuk mengimbangi segala kebaikannya dengan mempersembahkan kebahagiaan untuknya.

Anak-anakku begitu bahagia saat berada di dekatnya. Kami merasa begitu sedih dan kehilangan saat ia marah karena sikap atau perkataan kami yang tak berkenan di hatinya. Dan aku menjadi semakin terharu, saat ia mengatakan tak keberatan untuk mencarikanku istri lagi. "Bagaimana mungkin aku membutuhkan wanita lain kalau kamu adalah wanita terbaik yang aku miliki? Apalagi yang aku cari dari seorang wanita?"

Sejujurnya kuakui, setelah Allah dan RasulNya, ia adalah sumber kebahagiaan kami. Tapi saat aku mengakui dengan sejujurnya akan hal itu kepadanya, ia hanya tertawa dan menganggapnya hanya rayuan belaka. Wahai sayangku, semoga Allah membalas semua kebaikanmu dengan surga-Nya yang terindah. Engkau adalah bidadari yang Allah karuniakan padaku di dunia.
--------------------------------

Itulah sepenggal kisah yg dituangkan oleh seorang suami dalam buku tersebut. Sebuah kisah nyata tentunya.
Subhanallah, betapa mulianya jika seorang istri mampu menjadi pendamping setiap bagi sang suami. Dan betapa agung kedudukannya di hati sang suami saat ia mampu memikat perasaan sang suami dengan segala kemuliaan yang ada dalam dirinya. Dan saat suaminya berkata kepadanya, ia akan mengatakan, "Aku mendengar dan menaati", persis seperti yang dikabarkan Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wasallam kepada para sahabatnya.

"Maukah aku kabarkan kepada kalian tentang istri kalian yang berada di surga?" Kami berkata, "Ya wahai Rasulullah." Beliau bersabda : "Dia adalah wanita yang sangat mencintai lagi subur, bila sedang marah atau sedang kecewa atau suaminya sedang marah maka ia berkata, 'Inilah tanganku aku letakkan di tanganmu dan aku tidak akan memejamkan mata sebelum engkau ridha kepadaku' " (HR.Imam Thabrani dalam Al-Ausath (5806))

"Saya melihat neraka yang tidak pernah aku lihat seperti hari ini, dan saya melihat penghuni terbanyak dari kalangan wanita." Mereka bertanya, "Kenapa wahai Rasulullah?" Beliau bersabda : "Karena pengingkaran mereka." Beliau ditanya, "Apakah karena ingkat kepada Allah?" Beliau bersabda : "Mereka membangkang dan mengingkari kebaikan suami. Jika engkau berbuat baik kepada salah seorang di antara mereka sepanjang tahun, lalu ia melihat darimu sesuatu (yang tidak disukai), maka ia berkata, 'Saya belum pernah melihat darimu kebaikan sama sekali.' " (HR.Imam Bukhari dalam shahih-nya (1052) dan Imam Muslim dalam shahih-nya (907))
Dari Abu Umamah bahwa Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wasallam bersabda :
Tidak ada perkara yang lebih bagus bagi seorang mukmin setelah bertakwa kepada Allah daripada istri yang shalihah, bila ia menyuruhnya maka ia menaatinya, bila ia memandangnya membuat hati senang, bila bersumpah maka ia mendukungnya dan bila ia pergi maka ia dengan tulus menjaga diri dan hartanya." (HR.Imam Ibnu Majah dalam sunan- nya (1857))
"Maukah kalian aku tunjukkan harta simpanan yang paling baik bagi laki-laki, yaitu wanita shalihah. Bila dipandang menyenangkan, bila diperintah menaatinya dan jika pergi jauh ia menjaganya." (HR.Abu Dawud 1664 dari Abdullah bin Abbas dan Hakim di Mustadrak (1/567, 2/363)
"Jika seorang wanita shalat lima waktu, berpuasa bulan Ramadhan, menjaga kemaluannya dan menaati suaminya, maka ia akan masuk surga dari pintu mana saja yang ia sukai." (Shahih diriwayatkan Imam Ibnu Hibban dalam shahih-nya (4151))
Subhanallah, hiks, pingin nangis bacanya.
Semoga aku, kita semua, baik yang belum, sudah, atau akan menikah, bisa menjadi istri dan wanita shalihah dengan predikat Bidadari Bumi seperti yang dijelaskan di atas. Aamiin.





http://romdani45498.blogspot.com/2011/03/menjadi-bidadari-bumi.html

Lukisan yang rusak

Suatu hari ada seorang pelukis terkenal sedang menyelesaikan lukisannya dan lukisan ini adalah lukisan yang sangat bagus. dan lukisan ini dipakai pada saat pernikahan putri diana.
Sang pelukis ketika menyelesaikan lukisannya sangat senang dan memandangi lukisan yang berukuran 2×8 m dan sambil memandanginya pelukis tersebut berjalan mundur. dan ketika berjalan mundur pelukis tersebut tidak melihat ke belakang. dia terus berjalan mundur dan dibelakang adalah ujung dari gedung tersebut yang tinggi sekali dan tinggal satu langkah lagi dia mengakhiri hidupnya.
tapi tidak jadi karena dia berpikir sekali dia berteriak pelukis tersebut malah bisa jatuh. Kemudian orang yang melihat pelukis tersebut mengambil kuas dan cat yang ada didepan lukisan tersebut lalu mencoret-coret lukisan tersebut sampai rusak.
Pelukis tersebut sangatlah marah dan maju hendak memukul orang tersebut. tetapi beberapa orang yang ada disitu menghadang dan memperlihatkan posisi pelukis tadi yang nyaris jatuh.

Kadang-kadang kita telah melukiskan masa depan kita dengan sangat bagus dan memimpikan suatu hari yang indah bersama dengan pasangan yang kita idamkan. tetapi lukisan itu kelihatannya dirusak oleh Tuhan, karena Tuhan melihat bahaya yang ada pada kita kalau kita melangkah. Kadang-kadang kita marah dan jengkel terhadap Tuhan atau juga terhadap pemimpin kita. tapi perlu kita ketahui Tuhan selalu menyediakan yang terbaik.





http://romdani45498.blogspot.com/2011/03/lukisan-yang-rusak.html

"Hikmah Hadits"

Diriwayatkan dari Abu Hurairah Radhiyallahu‘Anhu, bahwa Rasulullah Shalallahu‘Alaihi Wa sallam bersabda, yang artinya:

“Sesungguhnya Allah meridhai kalian pada tiga perkara dan membenci kalian pada tiga perkara pula;

Allah meridhai kalian bila kalian:

(1) Hanya beribadah kepada Allah semata,

(2) Dan tidak mempersekutukan-Nya,

(3) Serta berpegang teguh pada tali (agama) Allah seluruhnya, dan janganlah kalian berpecah belah,


Dan Allah membenci kalian bila kalian:

(1) Suka qiila wa qaala (berkata tanpa dasar),

(2) Banyak bertanya (yang tidak berfaedah),

(3) Menyia-nyiakan harta”

(HR. Muslim no. 1715).




http://romdani45498.blogspot.com/2011/03/hikmah-hadits.html

MENCINTAMU SEBAGAIMANA ADAMU...

“ Angka cepuluh, nich yeeeee….” masih terngiang olokan adekku tadi sore. Mbak Vita, kakak perempuanku yang mendengar waktu itu pun ikut senyum-senyum, sementara ibu yang menegur adikku tampak sekali untuk tidak terpancing dengan situasi yang ada. Aku hanya cemberut tanpa bisa berkata apa-apa.
Postur tubuhku memang lumayan semampai, dengan tinggi 165 cm dan berat badan 54 kg. Sedangkan suamiku bertubuh gemuk dengan tinggi badan 155 cm. Seringkali ada rasa malu yang menghinggapiku jika harus berjalan berdua. Jika bepergian bersama, aku lebih memilih naik sepeda motor dibanding naik kendaraan umum. Acapkali aku merasa tak nyaman dengan pandangan orang-orang.
Hari Ahad besok ada undangan walimah di tempat saudara sepupu. Sebenarnya aku sangat senang karena kemungkinan besar bakal berjumpa dengan saudara-saudaraku yang sudah cukup lama tak bertemu, akan tetapi aku mendadak jadi badmood. “ Adek sayang, motornya belum sempat diservis. Tadi pagi remnya kurang makan. Besok kita naik angkot aja ya,” suamiku berkata penuh kelembutan.
“ Ga mau, ah… Pokoknya naik motor aja. Lagian ngapain juga motornya ga dikasih makan sampe kenyang,” aku menjawab seenaknya. Terbayang di benakku orang-orang yang memandang aneh dan berbisik-bisik karena melihat kami.
“Ayolah Kak, bawa ke bengkel sekarang aja. Paling-paling cuma beberapa menit dah beres lagi. Kalo naik angkot kan lebih lama,” kataku kemudian sambil merajuk.
“Iya-iya, tapi jangan lupa siapin jahe hangatnya ya. Dah mendung banget, sepertinya bentar lagi bakal turun hujan.”
“Baik, Kakak sayaaaaang,” senyumku pun mengembang. Lega rasanya karena besok tidak jadi naik angkot.
~~@~~
Di tengah perjalanan, aku dikejutkan dengan pemandangan yang luar biasa. Mataku yang waktu itu mulai mengantuk tiba-tiba terbelalak. Tampak sepasang suami istri yang sangat mesra. Sang istri menggamit erat lengan suaminya. Bukan hanya kemesraannya yang mengagetkanku tetapi postur tubuh sepasang sumi istri itu yang tak jauh berbeda dengan kami, bahkan suaminya jauh lebih gemuk dibanding suamiku.
Belum habis keterkejutanku, tiba-tiba suamiku menghentikan motornya. “Assalamu’alaikum…,” sapa suamiku.
“Wa’alaikum salam… Waaaaah, lama tak jumpa,” dia menjabat erat tangan suamiku sementara istrinya mengangguk dan tersenyum padaku. Ternyata orang itu adalah sahabat suamiku, Andri Priyatna yang biasa diceritakan tapi baru saat ini aku berkesempatan bertemu beliau dan istrinya. Aku pun berkenalan dan berbincang akrab dengan Yuni, istrinya yang sebaya denganku.
~~@~~
Alhamdulillah hari ini aku libur sedangkan suamiku ada acara dadakan di kantornya. Terpikir untuk berkunjung ke rumah mbak Yuni. Kutelpon suamiku, “ Assalamu’alaikum, Kakak. Di rumah sepi banget, bolehkah adek silaturahmi ke tempat mbak Yuni?”
“Wa’alaikum salam waramah. Mbak Yuni yang mana ya?” suamiku malah balik bertanya.
“Aduuuhh kakaaaaak… Itu lho mbak Yuni istrinya mas Andri, sahabat kakak,” jawabku gemes.
“Ooo… hehehe… iya, maaf kakak lupa. Maklumlah, Cuma ada satu wanita manis yang paling kakak ingat. Anne Susanti tersayang. Adek sudah punya alamat rumahnya atau belum?”
“ Kakak lebay, hehehe… Udah dong Kak. Adek berangkat dulu ya. Assalamu’alaikum, Kakak sayaaang,” penuh riang kujawab pertanyaan suamiku.
“Wa’alaikum salam warahmah, hati-hati Dek. Pulangnya jangan terlalu sore ya,” pesan suamiku.
“Iya, Kak. Terima kasih,” segera kuakhiri pembicaraan. Mumpung belum terlalu siang, aku segera bergegas mengayun langkah ke luar rumah.
~~@~~
Alhamdulillah sampai juga. Butuh sekitar tiga puluh menit hingga tiba di rumah kontrakan mbak Yuni. Tak ada halaman, hanya teras kecil yang dipakai untuk berjualan gorengan. Kontrakannya pun tidak luas, berbeda sekali dengan rumah kontrakan kami yang jauh lebih luas dan asri.
Kulihat mbak Yuni sedang sibuk melayani pembeli. Kutunggu beberapa saat hingga mulai sepi dan kuucapkan salam. Dia segera menjawab salam dan menyambut kehadiranku.
“Maaf ya mbak An, jadi sungkan nich. Koq ga kasih kabar kalau mau ke sini. Ayo masuk dulu,” tersungging senyum manisnya.
“Ga pa-pa mbak, aku yang minta maaf. Jadi merampas waktu mbak Yuni,” gantian aku yang merasa sungkan.
“ Mbak Anne, kaya’ nemuin siapa aja sich. Aku ini cuma penjual gorengan bukan pejabat atau politisi yang super sibuk, hehehe,” kelakar mbak Yuni mencairkan suasana.
Cukup lumayan lama kami berbincang tentang banyak hal. Hingga tiba-tiba terdengar suara orang mengucapkan salam. Serentak kami menjawabnya. Kulihat mbak Yuni segera mematut diri. Wajahnya tampak sangat riang. Segera disambutnya lelaki itu, yang tak lain adalah suaminya. Penuh takzim dia cium tangan suaminya.
“Sepertinya Abang capek sekali, Yuni bikinin es teh dulu ya,” diusapnya peluh yang menetes di dahi suaminya.
“Iya dek, tadi salah satu ban gerobaknya pecah, makanya Abang pulang lebih awal. Maaf ya dek, baksonya belum banyak yang kejual. Insya Allah habis dzuhur Abang betulin dulu,”
“Ga pa-pa, Bang. Yang penting Abang baik-baik saja. Soal bakso kan bisa dijual besok lagi,” tampak senyum ketulusan di wajah mbak Yuni.
“Eh, ada tamu. Maaf mbak. Saya permisi ke dalam dulu ya,” suami mbak Yuni tampak sungkan karena tak menyadari kehadiranku di situ. Beliau segera masuk kamar.
Belum sempat aku menjawab, mbak Yuni sudah berkata,”Astaghfirullah, mohon maaf ya mbak Ann, sampai dianggurin kaya gini.”
“Ngga pa-pa kok mbak, kebetulan juga saya mau pamit. Sekalian mau belanja kebutuhan rumah. Terima kasih ya mbak, sudah meluangkan waktu untuk saya. Kalau mbak Yuni ada waktu, silaturahmi ke tempat saya ya,” aku beranjak dari tempat dudukku dan menyalaminya.
“Jangan kapok ya, insya Allah saya akan ke sana. Terima kasih sudah berkenan datang ke sini,” tersirat kesungguhan dalam kata-katanya.
“Sama-sama, Mbak. Assalamu’alaikum….”
“Wa’alaikum salam,” diantarnya aku hingga di teras kecilnya.
~~@~~
Matahari makin terik ketika kulangkahkan kaki menuju rumah. Sambil berjalan, kuingat kejadian-kejadian di tempat mbak Yuni. Banyak hikmah yang kupetik dari silaturahmi tadi. Aku merasa malu sekali pada diriku sendiri. Selama ini aku tak pernah bersikap seperti itu.
Mulai saat ini, aku, Anne Susanti akan berubah menjadi istri yang benar-benar manis. Tidak akan mudah merajuk lagi dan bersyukur dengan segala keadan suamiku. “I love you, Kakak. Sudah semestinya aku bangga mempunyai suami yang begitu perhatian dan sabar seperti engkau,” kataku dalam hati.





http://romdani45498.blogspot.com/2011/03/mencintamu-sebagaimana-adamu.html