Mengenai Saya

Foto saya
Pangandaran, West Java, Indonesia
Simple

Selasa, 14 Februari 2012

..:: Dunia ini tak kekal, sahabat.. semua hanyalah titipan Allah ::..

“Kekayaan bukanlah dengan banyaknya materi, tetapi kekayaan jiwa” HR. Bukhari Muslim
Subuh itu membangunkanku dengan suara telphon genggam yang berdering tepat pukul satu dini hari..
assalamu’alaikum…” salamku.
“wa’alaikumsalam” jawabnya.
“Ukhti, saya ingin bercerita..saya berfikir beberapa hal, yang membuat jalan hidup saya tidak menentu, saya ingin berkata jujur pada ukhti mengenai latar belakang keluarga saya.  Syukur Alhamdulillah Allah menitipkan hidupku terlahir dari dari keluarga yang sangat berkecukupan, dengan segala fasilitas yang lengkap. Di balik itu setelah saya beranjak dewasa dan saya mulai belajar mengelola perusahaan keluarga , saya menemukan beberapa ketimpangan dalam silsilah kekayaan ini, banyak hal-hal negative dalam mendapatkan kekayaan ini,


, ada hak orang lain yang terampas karena kepentingan kami, saya sudah berusaha merubah sistem dalam pengelolaan kekayaan pada keluarga kami, namun sangatlah sulit, banyak pertentangan diantara keluarga” ujarnya dengan nada serius.
Dalam diam aku mencoba memahami isi dari uraian sahabatku tersebut..
“Ya Allah ukhti…sungguh keinginan terbasar saya adalah hidup dalam keberkahan Allah, ingin rasanya lepas dari kehidupan saat ini. Dunia itu tidaklah kekal.. terkadang aku menangis dalam kesunyiann, apalah artinya tempat tinggal yang nyaman namun tak tenang didalamnya. Lihatlah contoh Allah sedang menguji kita beberapa saat yang lalu sunami datang menghadang harta yang porakporanda karena terjangannya, itulah dunia, dunia yang hanya titipan ukhti.”
“Dan jika Kami hendak membinasakan suatu negeri, maka Kami perintahkan kepada orang-orang yang hidup mewah di negeri itu (supaya mentaati Allah) tetapi mereka melakukan kedurhakaan dalam negeri itu, maka sudah sepantasnya berlaku terhadapnya perkataan (ketentuan Kami), kemudian Kami hancurkan negeri itu sehancur-hancurnya.” Al Isra’:16
“saya berkeinginan memulai hidup baru, dengan usaha baru agar berkah Allah selalu tercurah pada setiap langkah kaki yang saya ayunkan ukhti… saya ingin kehidupan akhirat yang kekal”
Allahu Robbi…
Sungguh tanpa sadar air mataku mengalir setelah mendengar pemaparan sahabatku itu.yang tanpa sadar menegur pula keimananku, menegur kembali niatku yang saat ini sedang goyah akan dunia. Sahabat yang menurutku seorang muslim yang kaya akan pemahaman akhirat, yang takut akan Allah. Sahabat yang ingin menyucikan kembali harta dunianya, dengan niat yang begitu besar, ringankanlah ya Allah segala langkahnya agar berkahMu selalu tercurah untuknya..
Allahu Robbi..
Malu,, malu diri ini ya Robb, malu akan niatanku yang salah akan hidup yang selalu mengejar keduniawian. Ampuni hambamu yang fakir ini ya Robb..
Lapangkanlah jalan kami menuju berkahMu ya Allah, berilah kepada kami petunjuk akan Maghfirah agar kami tak menyentuh azabMu yang pedih.
Ampuni kami Ya Allah…
:Muhasabahku berakhir pada tidak terpejamnya mataku dengan menangis di atas sajadah hingga subuh tiba.


http://romdani45498.blogspot.com/2010/11/dunia-ini-tak-kekal-sahabat-semua.html

PadaMu yang sungguh telah ku lukis begitu indahnya dalam hatiku

♥♥♫•*¨*•.¸¸¸¸.•*¨*•♫♥♥♥♥♥♥♫•*¨*•.¸¸¸¸.•*¨*•♫♥♥♥♥♥♥♥♥♥
Berdua denganMu sungguh tenang seakan ku duduk di pangkuanMu bermalam-malam denganMu sungguh nikmat seakan ku bermanja-manja denganMu bercerita masa-masaku berkeluh-kesah ini itu dan Engkau tunjukkan senyumMu dan ku menangis.
♥♥♫•*¨*•.¸¸ﷲ¸¸.•*¨*•♫♥♥♥♥♥♥♫•*¨*•.¸¸ﷲ¸¸.•*¨*•♫♥♥♥♥♥♥♥♥♥♥
Allah... Allah... Allah... ya, begitulah ku memanggilMu hingga ku bisa selalu mengingat namaMu dalam hatiku hingga tiada sedetik pun rasa ingin menjauh dariMu Allah... Allah... Allah... Kaulah sahabat terbaikku Kau selalu ada saat ku butuhkan Kau selalu menemani saat ku sendiri Kau Maha Mendengar segala curahan hatiku Kau tiada jenuh untuk mendengar do'a-do'aku Kau tiada keluh untuk menjawabnya.
dan hal yang baru ku akui Kaulah guruku yang terbaik mengajarkanku watak kehidupan lewat cahaya-cahaya cintaMu Kau terangi jalan untukku ya, baru ku akui Allah... Allah sayang sekali padaku ya, Allah sayang...
 ku dengar dari hati kecilku "Manusia acapkali menyukai sesuatu yang justru menjadi malapetaka untuknya dan tidak menyukai sesuatu yang justru menjadi kebaikan untuknya kebaikan selalu ada pada hal yang telah dipilihkan oleh Allah" begitulah Kau mengajariku.
kemudian terdengar lagi "bersabarlah karena setelah itu kan ada kebahagiaan" "keluarlah dari kesedihanmu karena sama halnya dengan membuang waktumu yang sungguh berharga, segeralah temukan impianmu yang baru, dan raihlah itu dengan penuh semangat" "Nikmati hari ini dan jangan gelisahkan hari esok" "Allah lah yang memilihmu di jalan ini, berarti Dia takkan menyia-nyia kanmu, Dia pasti merencanakan sesuatu yang lebih baik setelah ini".
karena suara-suara itulah aku yakin Engkau kan menjadikanku orang besar aku yakin Engkau adalah yang pertama di baris terdepan untuk membantuku meraih impianku karenaMu aku menjadi berbesar hati aku menjadi lebih dewasa Alhamdulillah... Alhamdulillah... Alhamdulillah... terima kasih yaa Allah...
dan sekarang ku nikmati hari-hariku tiada lagi kesedihan ku sambut hari itu hari saat ku raih impianku aaminnn...
 
 

Aku Iri Dengan Kesungguhan Itu

Bismillah…
Kesungguhan…
malam ini aku belajar tentang kesungguhan…
Sedikit bercerita, kami sedang ujian asrama, ujian materi-materi seperti yang selama ini kami pelajari (akhlak, fiqh, ushul fiqh dan aqidah)… jenis ujian pun bermacam-macam, ada yg close book, take home dan diskusi…
Pada saat ini, ujian fiqih ibadah, open book dan take home dengan soal yang sangat banyak dan jenis soal yang sangat memerlukan analisis dan penjabaran yang sangat panjang dan hanya diberi waktu yang cukup singkat. Malam ini terakhri pengumpulan, dan aku menyaksikan sebuah kesungguhan dari saudariku yang sangat menginspirasi.
Jika kita selama ini membayangkan pada jaman dahulu mereka para ulama pada malam hari bangun dan menggoreskan tinta meraup ilmu dan berkarya, maka tak perlu lagi aku membayangkan diriku ke arah sana, di hadapanku, seorang akhwat shalihah, dengan kesungguhannya meraup ilmu-ilmu  itu dengan sangat tekun. Membuka kitab satu per satu, membaca, menganalisis, lalu membuka kitab lain tak puas dengan hanya satu referensi. Bingung dengan suatu hal, ia cari hal tersebut pada kitab lainnya, sampai ia benar-benar mengerti dan kemudian ia ikat ilmu itu dengan menggoreskan pena di kertas putih yang akan menjadi saksi atas kesungguhannya kelak. Lambar demi lembar ia hiasi dengan ilmu yang telah melalui proses panjang analisis dari dalam pemikirannya.
Inilah dia… seorang penuntut ilmu sejati..  cahaya ilmu akan selalu menyinarinya kelak.
Saudariku ini mencabut kantuk dari bola mataku. Lihatlah, bagaimana aku bisa tidur terlelap sedangkan di depanku sedang ada yang bekerja keras dengan kesungguhannya dalam meraup ilmu. Sedangkan aku, baru begini saja terkadang sudah mengeluh. Atau mungkin lebih parah lagi cepat puas dengan apa yang sudah kudapatkan. Pantas saja ilmuku begini2 saja. Tugas take home yang harus kami kerjakan dalam waktu singkat ini membuat sebagian besar dari kami, termasuk saya sendiri, merasa ingin cepat menyelesaikannya dengan mengesampingkan kualitas. Tapi tidak buat beliau. Dengan tekun beliau mengedepankan kualitas di atas segalanya meski terbatas akan waktu…
Subhanallah…tak henti-hentinya bibir ini memuji keagunganNya melihat kesungguhan makhlukNya…


berkahilah ilmunya Ya Rabb..

Sungguh, aku iri.. iri akan kesungguhan itu…


http://romdani45498.blogspot.com/2010/11/aku-iri-dengan-kesungguhan-itu.html

Cinta dan Jodoh (1)

Pertengahan tahun 2009 lalu saya bertemu dengan Kaka El Faqeer, seorang sahabat karib semasa kuliah di Bandung dulu. Rasa senang seolah bercampur aduk menjadi satu, senang karena bertemu sahabat lama dan senang karena sedang jatuh cinta kepada seorang gadis keturunan Arab saat itu.
Saya ceritakan hal ini ke Kaka, dan ditanggapinya dengan sangat berkesan hingga selalu terngiang dalam benak saya,
“Dari dulu kamu tu pikirannya cewek terus, hahaha…”, kelakarnya
Kemudian dia melanjutkan,
“Kenapa kamu bingung memikirkan cinta dan jodoh? Kenapa kamu mesti bingung memikirkan sesuatu yang sudah pasti Allah beri dan janjikan? Carilah apa yang tidak Allah janjikan kepadamu dan jangan cari apa yang sudah pasti Allah beri dan janjikan.”
“Maksudnya?”, tanya saya penasaran.
“Bukankah setiap manusia yang terlahir kedunia ini sudah ditentukan jodoh, rezeki dan mautnya? Dan itu sudah dipastikan oleh Allah untuk manusia, jadi kenapa bingung? Sedangkan surga dan neraka adalah sesuatu yang tidak pernah Allah janjikan, karena itu semua tergantung pada amalan kita. Maka carilah rahmat Allah agar Dia berkenan berikan surgaNya untukmu, fokuslah untuk mencari rahmat Allah tersebut, karena kalau kamu hanya fokus memikirkan jodoh, dikhawatirkan itu akan membuatmu terlena. Jangan khawatir, jodoh pasti akan Allah hadirkan bila saatnya tiba”, jelasnya.
Terdiam saya beberapa saat, seraya memikirkan ada benarnya juga apa yang disampaikan oleh Kaka, bahwa jodoh pasti akan Allah beri untuk manusia, hamba-hambaNya.
Di kesempatan yang lain ia juga sempat menambahkan bahwa “tak akan lari jodoh dikejar”, sehingga praktis semakin terngianglah saya akan hal ini. Ya, jodoh adalah amanah, ia akan hadir bila kita dianggap telah sanggup mengemban amanah itu oleh Allah, dan dia tidak akan hadir bila kita dianggap tidak sanggup dalam mengemban amanah yang Allah beri, yaitu jodoh.
Banyak orang khawatir bila jodoh tak kunjung tiba, terutama kaum wanita. Bila saatnya tepat jodoh pasti akan hadir walaupun kita tidak menginginkannya untuk hadir, dan jika saatnya tidak tepat maka jodoh tidak akan hadir walau sehebat apapun kita menginginkan dan mengusahakannya untuk hadir. Allah pasti punya rencana terbaik untuk kita.


Dia tahu kapan saat yang tepat jodoh akan dihadirkanNya dan Dia juga tahu siapa jodoh yang terbaik untuk hamba-hambaNya. Bila kita memaksakannya sekarang untuk hadir, misal melalui jalan yang tidak diridhoiNya, maka kemudhorotanlah yang pasti akan muncul sebagai akibat sesudahnya. Entah rumah tangga yang penuh perselisihan, pertengkaran atau bahkan perselingkuhan alias rumah tangga yang tak barokah, na'udzubillaahimindzalik.
Tapi bukan berarti kita pasif, diam menunggu  akan hadirnya seorang jodoh tanpa sebuah ikhtiar / usaha. Jodoh harus tetap diusahakan dan cara mengusahakannya juga harus dengan cara yang baik (ma’ruf). Bukankah Rasul telah memberikan arahan pada kita, bahwa carilah jodoh karena empat hal, yaitu agama, paras, nasab dan hartanya? Dan jika ingin selamat maka pilihlah karena agamanya. Tapi alangkah indahnya jika keempat hal tersebut terpenuhi semuanya, sempurna rasanya hidup ini.
Dari sebuah novel islami yang pernah saya baca, dicontohkan bagaimana seorang laki-laki yang berniat mencari pasangan hidupnya setelah menyelesaikan studinya di Mesir yaitu dengan berusaha minta dikenalkan (ta’aruf) dengan kerabat-kerabat dekatnya akan seorang wanita (akhwat) yang sekiranya memang layak untuk dijadikan istri olehnya, tapi tanpa melalui suatu proses yang batil, pacaran misalnya. Berbagai usaha atau ta’aruf dia lakukan tapi akhirnya dia berjodoh dengan seorang akhwat yang proses ta’aruf dan pernikahannya sangat singkat, lalu jadilah mereka suami istri dengan tempo secepat itu. Maha Suci Allah jika Ia berkehendak maka jadilah apa yang dikehendakiNya, termasuk jodoh. Memang kalau sudah jodoh, pasti tak akan lari kemana.
Di tulisan berikutnya tentang jodoh Insya Allah akan saya tuliskan juga hubungan antara jodoh, cinta, rindu, dan jin (peran setan yang kadang tidak disadari oleh manusia). Bagaimana setan mengelabui hati manusia dengan ikut masuk dalam relung cinta dan rindu, serta bagaimana juga setan menipu daya manusia dengan dalih mencari jodoh melalui caranya yang sungguh licik dan halus. Hal ini ingin saya tulis, sehubungan dengan banyaknya orang yang mencintai pasangannya kelewat batas sampai merelakan kesucian dan harga dirinya. Atau bahkan mencintai yang harapannya berujung pada pernikahan tapi justru sebaliknya yang di dapat adalah perpisahan alias kandas di tengah jalan hingga hancurlah hati dan hidupnya.

Jadi ditunggu saja, insya Allah.
Walloohu a’lam bishshowab…


http://romdani45498.blogspot.com/2010/11/cinta-dan-jodoh-1.html

7 Hari Yang Telah Lalu…Akankah Kembali Lagi

Hari per-1
tahajudku tertinggal, dan aku begitu sibuk akan duniaku hingga dzuhurku aku selesaikan saat ashar mulai memanggil. Dan sorenya kulewati saja masjid yang mengumandangkan adzan maghrib, dengan niat kulakukan bersama isya' , itupun terlaksana setelah acara tv selesai .
 Hari ke-2,
tahajudku tertinggal lagi, dan hal yang sama aku lakukan sebagaimana hari pertama .
 Hari ke-3,
aku lalai lagi akan tahajudku, temanku memberi hadiah novel best seller yang tebalnya lebih dari 200 halaman, namun dalam waktu tidak lebih dari 1 hari aku telah selesai membacanya . Tapi... enggan sekali aku membaca Al-qur'an walau cuma 1 juz. Al-qur'an yang 114 surat, hanya 1-2 surat yang kuhapal itupun dengan terbata-bata . Tapi... ketika temanku bertanya tentang novel tadi betapa mudah dan lancarnya aku menceritakannya .
 Hari ke-4,
kembali aku lalai lagi akan tahajudku. Sorenya aku datang ke selatan Jakarta dengan niat mengaji, tapi kubiarkan ustadzdku yang sedang mengajarkan kebaikan, kubiarkan ustadzku yang sedang mengajarkan panjang lebar tentang agamaku, aku lebih suka mencari bahan obrolan dengan teman yang ada disamping kiri & kananku, padahal ba'da maghrib tadi betapa sulitnya aku merangkai kata- kata untuk kupanjatkan saat berdoa.
 Hari ke-5,
kembali aku lupa akan tahajudku. Kupilih shaf paling belakang dan aku mengeluh saat imam sholat jum'at kelamaan bacaannya, padahal betapa dekat jaraknya aku dengan televisi dan betapa nikmat, serunya saat perpanjangan waktu sepak bola favoritku tadi malam .
 Hari ke-6,
aku semakin lupa akan tahajudku. Kuhabiskan waktu di mall & bioskop bersama teman-temanku, demi memuaskan nafsu mata & perutku sampai puluhan ribu tak terasa keluar . Aku lupa.. waktu di perempatan lampu merah tadi saat wanita tua mengetuk kaca mobilku, hanya uang dua ratus rupiah yang aku berikan itupun tanpa menoleh .


Hari ke-7,
bukan hanya tahajudku tapi shubuhku pun tertinggal. Aku bermalas-malasan di tempat tidurku menghabiskan waktu. Selang beberapa saat dihari ke-7 itu juga aku tersentak kaget mendengar khabar, bahwa temanku kini telah terbungkus kain kafan padahal baru tadi malam aku bersamanya & sepertiga malam tadi dia dengan misscall-nya mengingatkan aku tentang tahajud.

Kematian.... kenapa aku baru gemetar mendengarnya?
Padahal dari dulu sayap-sayapnya selalu mengelilingiku dan dia bisa hinggap kapanpun dia mau.
 Seperempat abad lebih aku lalai.... dari hari ke hari, bulan dan tahun
Yang wajib jarang aku lakukan apalagi yang sunnah
 Kurang mensyukuri walaupun KAU tak pernah meminta
 Berkata kuno akan nasehat kedua orang tua
Padahal keringat & airmatanya telah terlanjur menetes demi aku
 Duhai Allah, andai ini merupakan satu titik hidayah.....
walaupun imanku belum seujung kuku ....
aku hanya ingin detik ini hingga nafasku saat nanti tersisa,
tahajud dan sholatku meninggalkan bekas saat aku melipat sajadahku.....


http://romdani45498.blogspot.com/2010/11/7-hari-yang-telah-laluakankah-kembali.html

Aapakah Dirimu Rela Menjadi Hiasan Syaitan di Dunia Nyata & Dunia Maya ?

Adalah hal yang wajar apabila seorang wanita ingin terlihat cantik, asalkan ditujukan untuk suaminya sendiri. Lalu bagaimana apabila ada wanita yang ingin terlihat cantik dengan jilbabnya tapi bukan untuk dilihat suaminya? Pasang photo di FB agar semua mata memandangnya?
Duhai wanita muslimah yang merindukan Jannah, wanita macam apakah yang ingin selalu tampil cantik tapi bukan untuk suaminya?
Siapakah yang telah meracunimu sedemikian rupa?
Apakah dirimu rela menjadi hiasan syaitan?
Sungguh menyedihkan, sungguh memprihatinkan. Ingin menitik rasanya air mata ini menyaksikan polah tingkah wanita muslimah yang "berjilbab", tetapi tidak memahami hikmah dari disyari'atkannya jilbab bagi mereka.
Dengan "sepotong" kain yang hanya menutupi rambutnya, mereka katakan telah berjilbab. Dengan "selembar" kain yang diikat-ikatkan ke lehernya, mereka katakan telah berjilbab. Yang lebih menyedihkan lagi, mereka mengenakan celana jeans ketat agar dikatakan sebagai wanita muslimah yang dinamis. Bahkan berdandan menor agar terlihat cantik sehingga rela menjadi santapan mata para lelaki hidung belang. Allahul Musta'an.
Duhai wanita muslimah, saudariku fillah. Janganlah kau jadikan dirimu sebagai fitnah bagi laki-laki yang beriman. Janganlah kau jadikan dirimu hiasan syaitan.
Bukankah kehancuran Bani Israil –bangsa yang terlaknat– berawal dari fitnah (godaan) wanita? Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
لُعِنَ الَّذِيْنَ كَفَرُوا مِنْ بَنِي إِسْرَائِيْلَ عَلَى لِسَانؐ دَاوُدَ وَعِيْسَى ابْنِ مَرْيَمَ ذَلِكَ بِمَا عَصَوْا وَكَانُوا يَعْتَدُوْنَ. كَانُوا لاَ يَتَنَاهَوْنَ عَنْ مُنْكَرٍ فَعَلُوْهُ لَبِئْسَ مَا كَانُوا يَفْعَلُوْنَ
“Telah terlaknat orang-orang kafir dari kalangan Bani Israil melalui lisan Nabi Dawud dan Nabi ‘Isa bin Maryam. Hal itu dikarenakan mereka bermaksiat dan melampaui batas.


Adalah mereka tidak saling melarang dari kemungkaran yang mereka lakukan. Sangatlah jelek apa yang mereka lakukan.” (Al-Ma`idah: 79-78)
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
إِنَّ الدُّنْيَا حُلْوَةٌ خَضِرَةٌ، وَإِنَّ اللهَ مُسْتَخْلِفُكُمْ فِيْهَا فَيَنْظُرُ كَيْفَ تَعْمَلُوْنَ، فَاتَّقُوا الدُّنْيَا وَاتَّقُوا النِّسَاءَ، فَإِنَّ أَوَّلَ فِتْنَةِ بَنِي إِسْرَائِيْلَ كَانَتْ فِي النِّسَاءِ
“Sesungguhnya dunia itu manis dan hijau (indah memesona), dan Allah Subhanahu wa Ta’ala menjadikan kalian sebagai khalifah (penghuni) di atasnya, kemudian Allah Subhanahu wa Ta’ala memerhatikan amalan kalian. Maka berhati-hatilah kalian terhadap DUNIA dan WANITA, karena sesungguhnya awal fitnah (kehancuran) Bani Israil DARI KAUM WANITA.” (HR. Muslim, dari Abu Sa’id Al-Khudri radhiyallahu ‘anhu)
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam juga memperingatkan umatnya untuk berhati-hati dari fitnah wanita, dengan sabda beliau:
مَا تَرَكْتُ بَعْدِي فِتْنَةً أَضَرَّ عَلىَ الرِّجَالِ مِنَ النِّسَاءِ
“Tidaklah aku meninggalkan fitnah sepeninggalku yang lebih berbahaya terhadap kaum lelaki dari fitnah (godaan) wanita.” (Muttafaqun ‘alaih, dari Usamah bin Zaid radhiyallahu ‘anhuma)
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam juga bersabda:
الْمَرْأَةُ عَوْرَةٌ، فَإِذَا خَرَجَتِ اسْتَشْرَفَهَا الشَّيْطَانُ
“Wanita itu aurat, maka bila ia keluar rumah, syaitan menghiasnya (dalam pandangan pria sehingga terjadilah fitnah).” (Dishahihkan Syaikh Al-Albani rahimahullahu dalam Shahih At-Tirmidzi, Al-Misykat no. 3109, dan Al-Irwa’ no. 273. Dishahihkan pula oleh Al-Imam Muqbil ibnu Hadi Al-Wadi'i rahimahullahu dalam Ash-Shahihul Musnad, 2/36)
Sungguh, fitnah wanita termasuk cobaan terbesar dan paling mengerikan bagi kaum Adam. Karena wanita, dua orang laki-laki berkelahi. Lantaran wanita, dua kubu saling bermusuhan dan saling serang. Oleh sebab wanita, darah begitu murah dan mudah diguyurkan. Karena wanita, seseorang dapat terjatuh ke dalam jurang kemaksiatan. Bahkan, karena wanita, si cerdas yang baik dapat berubah menjadi dungu dan liar.
Jarir bin ‘Athiyyah al-Khathafi bersenandung:
إِنَّ العُيُوْنَ الَّتِيْ فِي طَرْفِهَا حَــوَرٌ قَتَلْنَنَا ثُمَّ لَمْ يُحْيِيْنَ قَتْــلاَناَ


يَصْرَعْنَ ذَا اللُّبِّ حَتَّى لاَ حَرَاكَ لَهُ وَهُنَّ أَضْعَفُ خَلْقِ اللّهِ إِنْـسَاناَ
Sesungguhnya indahnya mata-mata hitam wanita jelita
Telah membunuh kita dan tiada lagi menghidupkannya
Mereka pun taklukkan si cerdas hingga tiada berdaya
Sedang mereka manusia paling lemah dari ciptaan-Nya

Duhai wanita muslimah, saudariku fillah. Simaklah baik-baik firman Allah Ta'ala berikut ini, semoga Allah Ta'ala menjauhkan dirimu dari perbuatan "ingin terlihat cantik" kepada selain suami:
وَقَرْنَ فِي بُيُوتِكُنَّ وَلَا تَبَرَّجْنَ تَبَرّ ُجَ الْجَاهِلِيَّةِ الْأُولَى
“Dan tetaplah kalian tinggal di rumah-rumah kalian dan janganlah bertabarruj sebagaimana tabarrujnya orang-orang jahiliah yang awal.” (Al-Ahzab: 33)
وَإِذَا سَأَلْتُمُوهُنَّ مَتَاعًا فَاسْأَلُوهُنَّ مِنْ وَرَاءِ حِجَابٍ ذَلِكُمْ أَطْهَرُ لِقُلُوبِكُمْ وَقُلُوبِهِنَّ
“Apabila kalian meminta sesuatu keperluan kepada mereka maka mintalah dari balik hijab/ tabir, yang demikian itu lebih suci bagi hati kalian dan hati mereka.” (Al-Ahzab: 53)
Sungguh kusampaikan nasihat ini kepadamu, saudariku fillah, agar dirimu tidak temasuk orang-orang yang disebutkan dalam firman Allah Ta'ala berikut ini:
وَمِنَ النَّاسِ مَنْ يَقُولُ آمَنَّا بِاللَّهِ وَبِالْيَوْمِ الآخِرِ وَمَا هُمْ بِمُؤْمِ نِينَ
"Di antara manusia ada yang mengatakan: "Kami beriman kepada Allah dan Hari kemudian", padahal mereka itu sesungguhnya bukan orang-orang yang beriman." (Al-Baqarah: 8).
Modal mereka hanyalah makar dan tipu daya semata. Materi yang mereka miliki hanya dusta dan kebohongan belaka. Mereka memiliki otak materialis untuk sekedar memuaskan semua pihak, kaum mukminin dan orang-orang kafir, sehingga bisa aman berada di antara golongan mana pun. Allah Ta'ala berfirman:
يُخَادِعُونَ اللَّهَ وَالَّذِينَ آمَنُوا وَمَا يَخْدَعُونَ إِلا أَنْفُسَهُمْ وَمَا يَشْعُرُونَ



"Mereka hendak menipu Allah dan orang-orang yang beriman, pada hal mereka hanya menipu dirinya sendiri sedang mereka tidak sadar." (Al-Baqarah: 9)
Hati mereka sudah dipenuhi oleh penyakit syubhat dan syahwat, sehingga membinasakannya. Tujuan-tujuan buruk telah menguasai keinginan dan niat mereka sehingga merusaknya. Kerusakan mereka telah menghantarkan kepada kebinasaan sehingga para dokter yang ahli pun tidak mampu mengobatinya. Firman Allah Ta'ala:
فِي قُلُوبِهِمْ مَرَضٌ فَزَادَهُمُ اللَّهُ مَرَضًا وَلَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ بِمَا كَانُوا يَكْذِبُونَ
"Dalam hati mereka ada penyakit, lalu ditambah Allah penyakitnya; dan bagi mereka siksa yang pedih, disebabkan mereka berdusta." (Al-Baqarah: 10)
Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
كل بني آدم خطاء. وخير الخطائين التوابون
"Setiap anak Adam itu pasti bersalah (pernah berbuat salah). Dan sebaik-baik orang yang berbuat salah adalah orang-orang yang bertaubat (kepada Allah)." (Hadits shahih riwayat at-Tirmidzi, Ibnu Majah, dan selain keduanya)
Allah Ta'ala berfirman:
الَّذِينَ يَسْتَمِعُونَ الْقَوْلَ فَيَتَّبِعُونَ أَحْسَنَهُ أُولَئِكَ الَّذِينَ هَدَاهُمُ اللَّهُ وَأُولَئِكَ هُمْ أُولُو الألْبَابِ
"Mereka yang mendengarkan perkataan, lalu mereka mengikuti dengan sebaik-baiknya. Mereka itulah orang-orang yang diberi petunjuk oleh Allah dan mereka itulah orang-orang yang menggunakan akal." (Az Zumar: 18)
وَاللَّهُ يُرِيدُ أَنْ يَتُوبَ عَلَيْكُمْ وَيُرِيدُ الَّذِينَ يَتَّبِعُونَ الشَّهَوَاتِ أَنْ تَمِيلُوا مَيْلا عَظِيمًا
"Dan Allah hendak menerima taubatmu, sedang orang-orang yang mengikuti hawa nafsunya bermaksud supaya kamu berpaling sejauh-jauhnya (dari kebenaran)." (An Nisaa': 27)

Semoga bermanfaat....


http://romdani45498.blogspot.com/2010/11/aapakah-dirimu-rela-menjadi-hiasan.html

Kisah Yang Menyentuh Hati

Saat aku mengandung putriku, Afnan, ayahku melihat sebuah mimpi di dalam tidurnya. Ia melihat banyak buruk pipit yang terbang di angkasa. Di antara burung-burung tersebut terdapat seekor merpati putih yang sangat cantik, terbang jauh meninggi ke langit. Maka aku bertanya kepada ayah tentang tafsir dari mimpi tersebut. Maka ia mengabarkan kepadaku bahwa burung-burung pipit tersebut adalah anak-anakku, dan sesungguhnya aku akan melahirkan seorang gadis yang bertakwa. Ia tidak menyempurnakan tafsirnya, sementara akupun tidak meminta tafsir tentang takwil mimpi tersebut.



Setelah itu aku melahirkan putriku, Afnan. Ternyata dia benar-benar seorang gadis yang bertakwa. Aku melihatnya sebagai seorang wanita yang shalihah sejak kecil. Dia tidak pernah mau mengenakan celana, tidak juga mengenakan pakaian pendek, dia akan menolak dengan keras, padahal dia masih kecil. Jika aku mengenakan rok pendek padanya, maka ia mengenakan celana panjang di balik rok tersebut.
Afnan senantiasa menjauh dari segenap perkara yang membuat murka Allah. Setelah dia menduduki kelas 4 SD, dia semakin menjauh dari segenap perkara yang membuat murka Allah. Dia menolak pergi ke tempat-tempat permainan, atau ke pesta-pesta walimah. Dia adalah seorang gadis yang berpegang teguh dengan agamanya, sangat cemburu di atasnya, menjaga shalat-shalatnya, dan sunnah-sunnahnya. Tatkala dia sampai SMP mulailah dia berdakwah kepada agama Allah. Dia tidak pernah melihat sebuah kemungkaran kecuali dia mengingkarinya, dan memerintah kepada yang ma'ruf dan senantiasa menjaga hijabnya.
Permulaan dakwahnya kepada agama Allah adalah permulaan masuk Islamnya pembantu kami yang berkebangsaan Srilangka.
Tatkala aku mengandung putraku, Abdullah, aku terpaksa mempekerjakan seorang pembantu untuk merawatnya saat kepergianku, karena aku adalah seorang karyawan. Ia beragama Nashrani. Setelah Afnan mengetahui bahwa pembantu tersebut tidak muslimah, dia marah dan mendatangiku seraya berkata: "Wahai ummi, bagaimana dia akan menyentuh pakaian-pakaian kita, mencuci piring-piring kita, dan merawat adikku, sementara dia adalah wanita kafir?! Aku siap meninggalkan sekolah, dan melayani kalian selama 24 jam, dan jangan menjadikan wanita kafir sebagai pembantu kita!!"
Aku tidak memperdulikannya, karena memang kebutuhanku terhadap pembantu tersebut amat mendesak. Hanya dua bulan setelah itu, pembantu tersebut mendatangiku dengan penuh kegembiraan seraya berkata: "Mama aku sekarang menjadi seorang muslimah, karena jasa Afnan yang terus mendakwahiku. Dia telah mengajarkan kepadaku tentang Islam." Maka akupun sangat bergembira mendengar kabar baik ini.
Saat Afnan duduk di kelas 3 SMP, pamannya memintanya hadir dalam pesta pernikahannya. Dia memaksa Afnan untuk hadir, jika tidak maka dia tidak akan ridha kepadanya sepanjang hidupnya. Akhirnya Afnan menyetujui permintaannya setelah ia mendesak dengan sangat, dan juga karena Afnan sangat mencintai pamannya tersebut.
Afnan bersiap untuk mendatangi pernikahan itu. Dia mengenakan sebuah gaun yang menutupi seluruh tubuhnya. Dia adalah seorang gadis yang sangat cantik. Setiap orang yang melihatnya akan terkagum-kagum dengan kecantikannya. Semua orang kagum dan bertanya-tanya, siapa gadis ini? Mengapa engkau menyembunyikannya dari kami selama ini?



Setelah menghadiri pernikahan pamannya, Afnan terserang kanker tanpa kami ketahui. Dia merasakan sakit yang teramat sakit pada kakinya. Dia menyembunyikan rasa sakit tersebut dan berkata: "Sakit ringan di kakiku." Sebulan setelah itu dia menjadi pincang, saat kami bertanya kepadanya, dia menjawab: "Sakit ringan, akan segera hilang insya Allah." Setelah itu dia tidak mampu lagi berjalan. Kamipun membawanya ke rumah sakit.
Selesailah pemeriksaan dan diagnosa yang sudah semestinya. Di dalam salah satu ruangan di rumah sakit tersebut, sang dokter berkebangsaan Turki mengumpulkanku, ayahnya, dan pamannya. Hadir pula pada saat itu seorang penerjemah, dan seorang perawat yang bukan muslim. Sementara Afnan berbaring di atas ranjang.
Dokter mengabarkan kepada kami bahwa Afnan terserang kanker di kakinya, dan dia akan memberikan 3 suntikan kimiawi yang akan merontokkan seluruh rambut dan alisnya. Akupun terkejut dengan kabar ini. Kami duduk menangis. Adapun Afnan, saat dia mengetahui kabar tersebut dia sangat bergembira dan berkata "Alhamdulillah... alhamdulillah... alhamdulillah." Akupun mendekatkan dia di dadaku sementara aku dalam keadaan menangis. Dia berkata: "Wahai ummi, alhamdulillah, musibah ini hanya menimpaku, bukan menimpa agamaku."
Diapun bertahmid memuji Allah dengan suara keras, sementara semua orang melihat kepadanya dengan tercengang!!
Aku merasa diriku kecil, sementara aku melihat gadis kecilku ini dengan kekuatan imannya dan aku dengan kelemahan imanku. Setiap orang yang bersama kami sangat terkesan dengan kejadian ini dan kekuatan imannya. Adapun penerjemah dan para perawat, merekapun menyatakan keislamannya!!
Berikutnya adalah perjalanan dia untuk berobat dan berdakwah kepada Allah.
Sebelum Afnan memulai pengobatan dengan bahan-bahan kimia, pamannya meminta akan menghadirkan gunting untuk memotong rambutnya sebelum rontok karena pengobatan. Diapun menolak dengan keras. Aku mencoba untuk memberinya pengertian agar memenuhi keinginan pamannya, akan tetapi dia menolak dan bersikukuh seraya berkata: "Aku tidak ingin terhalangi dari pahala bergugurannya setiap helai rambut dari kepalaku."
Kami (aku, suami dan Afnan) pergi untuk pertama kalinya ke Amerika dengan pesawat terbang. Saat kami sampai di sana, kami disambut oleh seorang dokter wanita Amerika yang sebelumnya pernah bekerja di Saudi selama 15 tahun. Dia bisa berbicara bahasa Arab. Saat Afnan melihatnya, dia bertanya kepadanya: "Apakah engkau seorang muslimah?" Dia menjawab: "Tidak."
Afnanpun meminta kepadanya untuk mau pergi bersamanya menuju ke sebuah kamar kosong. Dokter wanita itupun membawanya ke salah satu ruangan.


Setelah itu dokter wanita itu kemudian mendatangiku sementara kedua matanya telah terpenuhi linangan air mata. Dia mengatakan bahwa sesungguhnya sejak 15 tahun dia di Saudi, tidak pernah seorangpun mengajaknya kepada Islam. dan di sini datang seorang gadis kecil yang mendakwahinya. Akhirnya dia masuk Islam melalui tangannya.
Di Amerika, mereka mengabarkan bahwa tidak ada obat baginya kecuali mengamputasi kakinya,karena dikhawatirkan kanker tersebut akan menyebar sampai ke paru-paru dan akan memarikannya akan tetapi Afnan sama sekali tidak takut terhadap amputasi, yang dia khawatirkan adalah perasaan kedua orangtuanya.
Pada suatu hari Afnan berbicara dengan salah satu temanku melalui Messenger. Afnan bertanya kepadanya: "Bagaimana menurut pendapatmu, apakah aku akan menyetujui mereka untuk mengamputasi kakiku?" Maka dia mencoba untuk menenangkannya, dan bahwa mungkin kaki palsu sebagai gantinya. Maka Afnan menjawab dengan satu kalimat: "Aku tidak memperdulikan kakiku, yang aku inginkan adalah mereka meletakkanku di dalam kuburku sementara aku dalam keadaan sempurna. " Temanku tersebut berkata: "Sesungguhnya setelah jawaban Afnan, aku merasa kecil di hadapan Afnan, Aku tidak memahami sesuatupun, seluruh pikiranku saat itu tertuju kepada bagaimana dia nanti akan hidup, sedangkan fikirannya lebih tinggi dari itu, yaitu bagaimana nanti dia akan mati."
Kamipun kembali ke Saudi setelah kami amputasi kaki Afnan, dan tiba-tiba kanker telah menyerang paru-paru!!
Keadaannya sungguh membuat putus asa, karena mereka meletakkannya di atas ranjang, dan disisinya terdapat sebuah tombol. Hanya dengan menekan tombol tersebut maka dia akan tersuntik dengan jarum bius dan jarum infus.
Di rumah sakit tidak terdengar suara adzan dan keadaannya seperti orang yang koma. Tetapi hanya dengan masuknya waktu shalat dia terbangun dari komanya, kemudian meminta air, kemudian wudhu dan shalat, tanpa ada seorangpun yang membangunkannya!!
Di hari-hari terakhir Afnan, para dokter mangabari kami bahwa tidak ada gunanya lagi ia di rumah sakit. Sehari atau dua hari lagi dia akan meninggal. Aku ingin dia menghabiskan hari-hari terakhirnya di rumah ibuku.
Di rumah, dia tidur di sebuah kamar kecil. Aku duduk di sisinya dan berbicara dengannya.
Pada suatu hari, istri pamannya datang menjenguk. Aku katakan bahwa dia berada di dalam kamar sedang tidur. Ketika dia masuk ke dalam kamar, dia terkejut kemudian menutup pintu. Akupun terkejut dan khawatir terjadi sesuatu pada Afnan. Maka aku bertanya kepadanya, tetapi dia tidak menjawab. Maka aku tidak mampu lagi menguasai diri, akupun pergi kepadanya. Saat aku membuka kamar, apa yang kulihat membuatku tercengang.


Saat itu lampu dalam keadaan dimatikan, sementara wajah Afnan memancarkan cahaya di tengah kegelapan malam. Dia melihat kepadaku kemudian tersenyum.
Dia berkata: "Ummi kemarilah, aku mau menceritakan sebuah mimpi yang telah kulihat."
Kukatakan: "(Mimpi) yang baik Insya Allah. "
Dia berkata: "Aku melihat diriku sebagai pengantin di hari pernikahanku, aku mengenakan gaun berwarna putih yang lebar. Engkau dan keluargaku, kalian semua berada disekelilingku. Semuanya berbahagia dengan pernikahanku, kecuali engkau ummi."
Akupun bertanya kepadanya: "Bagaimana menurutmu tentang tafsir mimpimu tersebut."
Dia menjawab: "Aku menyangka, bahwasanya aku akan meninggal, dan mereka semua akan melupakanku, dan hidup dalam kehidupan mereka dalam keadaan berbahagia kecuali engkau ummi. Engkau terus mengingatku, dan bersedih atas perpisahanku."
Benarlah apa yang dikatakan Afnan. Aku sekarang ini, saat aku menceritakan kisah ini, aku menahan sesuatu yang membakar dari dalam diriku, setiap kali aku mengingatnya, akupun bersedih atasnya.
Pada suatu hari, aku duduk dekat dengan Afnan, aku dan ibuku. Saat itu Afnan berbaring diatas ranjangnya kemudian dia terbangun. Dia berkata: "Ummi, mendekatlah kepadaku, aku ingin menciummu." Maka diapun menciumku. Kemudian dia berkata: "Aku ingin mencium pipimu yang kedua ." Akupun mendekat kepadanya, dan dia menciumku, kemudian kembali berbaring di atas ranjangnya. Ibuku berkata kepadanya: "Afnan, ucapkanlah la ilaaha illallah."
Kemudian dia menghadapkan wajah ke arah qiblat dan berkata: "Asyhadu allaa ilaaha illallaah." Dia mengucapkannya sebanyak 10 kali. Kemudian dia berkata: "Asyhadu allaa ilaaha illallahu wa asyhadu anna muhammadan rasuulullaah." Dan kelurlah rohnya.
Maka kamar tempat dia meninggal di dalamnya dipenuhi oleh aroma minyak kesturi selama 4 hari. Aku tidak mampu untuk tabah, kelurgaku takut akan terjadi sesuatu terhadap diriku. Maka merekapun meminyaki kamar tersebut dengan aroma lain sehingga aku tidak bisa lagi mencium aroma Afnan. Dan tidak ada yang aku katakan kecuali alhamdulillah rabbil 'aalami...


http://romdani45498.blogspot.com/2010/11/kisah-yang-menyentuh-hati.html

Membersihkan Qalbu

Manusia sering kali melakukan sesuatu atas dasar hawa nafsunya yang mengakibatkan perbuatan tersebut berdampak negative ditengah-tengah masyarakat. Untuk menghindari penyesalan diakhir perbuatan yang akan dilakukan, maka seyogyanya bertanyalah pada hati kecil, baik dan buruknya perbuatan tersebut. Oleh karena itu setiap manusia dituntut untuk memahami hatinya atau bahasa lain adalah "Qolbu".
Pengertian "Qolbu" :
Menurut Syekh Abu al-Hasan Ali bin Muhammad bin Ali al-Husaini al-Jurjaniy didalam kitabnya "at-Ta'rifat" : Qolbu adalah sifat lembutnya Ketuhanan yang terdapat dalam jiwa manusia.


Dalam hadis Rasulullah Saw: Dari Nu'man bin Basyir berkata: saya mendengar Rasulullah Saw. Bersabda:
ألا وإن في الجسد مضغة إذا صلحت صلح الجسد كله وإذا فسدت فسد الجسد كله ألا وهي القلب
Artinya: " Ketahuilah,sesungguhnya dalam jasad terdapat segumpal daging, apabila dia baik maka jasad tersebut akan menjadi baik, dan sebaliknya apabila dia buruk maka jasad tersebut akan menjadi buruk, Ketahuilah segumpal daging tersebut adalah "Qolbu" yaitu hati ". ( Hadis Riwayat Bukhori ).
Jika kita pahami secara mendalam hadis tersebut, maka hati sangat berperan dalam kehidupan jiwa manusia, karena hati yang bersih akan melahirkan jiwa yang bersih dan selalu taat serta tunduk terhadap titah dari Sang Ilahi Rabbi. Sebaliknya jiwa yang kotor disebabkan karena jiwa tersebut memiliki hati yang tidak baik dan selalu melanggar aturan yang telah digariskan oleh Allah Swt.
Tanda-tanda hati yang kotor atau sakit.
Fitrah manusia adalah suci dan bersih dalam menjalankan perintah agama,namun terkadang dalam perjalanan kehidupannya, manusia sering lupa dan lalai serta terjerumus dalam sifat-sifat "syaithoniyah". Untuk mengenal lebih jauh tanda-tanda hati manusia yang telah kotor atau sakit, berikut ini salah satu tandanya :
Adanya sifat nifaq ( Munafik ) dalam jiwa manusia, mari kita renungkan firman Allah Swt. Dalam surat al-Baqarah :
وَمِنَ النَّاسِ مَنْ يَقُولُ آمَنَّا بِاللَّهِ وَبِالْيَوْمِ الْآخِرِ وَمَا هُمْ بِمُؤْمِنِينَ . يُخَادِعُونَ اللَّهَ وَالَّذِينَ آمَنُوا وَمَا يَخْدَعُونَ إِلَّا أَنْفُسَهُمْ وَمَا يَشْعُرُونَ .فِي قُلُوبِهِمْ مَرَضٌ فَزَادَهُمُ اللَّهُ مَرَضًا وَلَهُمْ عَذَابٌ أَلِيمٌ بِمَا كَانُوا يَكْذِبُونَ .

Artinya : " Dan diantara manusia ada yang berkata " kami beriman kepada Allah dan hari akhir ", padahal sesungguhnya mereka itu bukanlah orang2 yang beriman. Mereka menipu Allah dan orang2 yang beriman, padahal mereka hanyalah menipu diri sendiri tanpa mereka sadari. Dalam hati mereka ada penyakit ( Nifaq ), lalu Allah menambah penyakitnya itu, dan mereka mendapat adzab yang pedih, karena mereka berdusta ". ( QS.al-Baqarah : 8-10 )
Jika kita perhatikan ayat-ayat tersebut, maka sifat munafik akan menjadikan hati manusia bertambah kotor dan rusak, karena pada dasarnya manusia yang memiliki sifat nifaq akan terlihat diluar dirinya manis akan tetapi dalam bathinnya dia memiliki sifat-sifat syaithoniyyah, apa saja sifat-sifat tersebut,


Syekh az-Zamakhsyari dalam kitab tafsirnya "al-Kassyaf", menggambarkan hati yang sakit karena sifat nifaq dalam diri manusia adalah selalu condong untuk berbuat maksiat kepada Allah Swt. Sedangkan Syekh Abu Zahrah dalam kitab tafsirnya "Zahratu at-Tafasir", bahwasanya hati akan menjadi keras karena sifat nifaq yang selalu menanamkan kedengkian dan selalu menghinakan orang2 yang beriman. Penyakit hati tersebut menurut beliau tidak ada obatnya, na'udzubillah.
Membersihkan hati yang kotor
Ketika manusia sudah mulai malas beribadah kepada Allah Swt. Maka sebaiknya bersegeralah beristighfar untuk mendapatkan ampunan dari Allah Swt. Karena ketika kita membiarkan diri kita jauh dari Allah Swt. maka hati sedikit demi sedikit akan kotor dan jika tidak segera di obati hati tersebut akan mengeras, sebagaimana di isyaratkan dalam al-Quran surat al-Baqarah :
ثُمَّ قَسَتْ قُلُوبُكُمْ مِنْ بَعْدِ ذَلِكَ فَهِيَ كَالْحِجَارَةِ أَوْ أَشَدُّ قَسْوَةً وَإِنَّ مِنَ الْحِجَارَةِ لَمَا يَتَفَجَّرُ مِنْهُ الْأَنْهَارُ وَإِنَّ مِنْهَا لَمَا يَشَّقَّقُ فَيَخْرُجُ مِنْهُ الْمَاءُ وَإِنَّ مِنْهَا لَمَا يَهْبِطُ مِنْ خَشْيَةِ اللَّهِ وَمَا اللَّهُ بِغَافِلٍ عَمَّا تَعْمَلُونَ
Artinya : " Kemudian setelah itu hatimu menjadi keras, sehingga hatimu seperti batu, bahkan lebih keras. Padahal dari batu2 itu pasti ada sungai2 yang airnya memancar daripadanya. Adapula yang terbelah lalu kaluarlah mata air daripadanya. Dan adapula yang meluncur jatuh karena takut kepada Allah Swt. Dan Allah tidak lengah terhadap apa yang kamu kerjakan ". ( QS.al-Baqarah : 74 )
Oleh karena itu untuk menghindari kerasnya hati cepatlah kembali kepada Allah dengan memohon ampunan dari-Nya, sebagaiman Allah perintahkan kepada orang2 yang beriman  :
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا تُوبُوا إِلَى اللَّ هِ تَوْبَةً نَصُوحًا عَسَى رَبُّكُمْ أَنْ يُكَفِّرَ عَنْكُمْ سَيِّئَاتِكُمْ وَيُدْخِلَكُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ يَوْمَ لَا يُخْزِي اللَّهُ النَّبِيَّ وَالَّذِينَ آمَنُوا مَعَهُ نُورُهُمْ يَسْعَى بَيْنَ أَيْدِيهِمْ وَبِأَيْمَانِهِمْ يَقُولُونَ رَبَّنَا أَتْمِمْ لَنَا نُورَنَا وَاغْفِرْ لَنَا إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ
Artinya : " Wahai orang2 yang beriman! Bertobatlah kepada Allah dengan tobat yang semurni-murninya, mudah2an Tuhan kamu akan menghapus kesalahan2 mu dan memasukkan kamu kedalam surga2 yang mengalir dibawahnya sungai2, pada hari ketika Allah tidak mengecewakan Nabi dan orang2 yang beriman bersama dengannya, sedang cahaya mereka memancar dihadapan dan disebelah kanan mereka, sambil mereka berkata, " Ya Tuhan kami, sempurnakanlah untuk kami cahaya kami dan ampunilah kami, sungguh Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu". (SQ.at-Tahrim:8)
Syekh al-Hafidz Ibnu katsir dalam kitabnya "Tafsir al-Quran al-'Adzim", menjelaskan bahwasanya seseorang yang bertobat kepada Allah Swt, dia sungguh menyesali dosa2 yang telah ia lakukan dan tidak akan mengulanginya lagi.


Perbuatan manusia bersumber dari hatinya, maka ketika hatinya selamat dari sifat2 yang kotor maka perbuatan tersebut akan mencerminkan prilaku yang islami dan jauh dari maksiat kepada Allah Swt.
Maka marilah sama2 selamatkan hati kita dari sifat-sifat yang dapat menjerumuskan diri manusia kedalam jurang kehinaan didunia maupun diakherat kelak. Karena semua yang kita miliki baik harta benda maupun keturunan kita tidak dapat menolong diri kita selamat dihari hisab nanti kecuali jiwa tersebut diiringi dengan hati yang bersih ( Qolbu as-Salim ), sebagaimana diisyaratkan oleh Allah Swt, dalam surat as-Syu'ara :
يَوْمَ لَا يَنْفَعُ مَالٌ وَلَا بَنُونَ . إِلَّا مَنْ أَتَى اللَّهَ بِقَلْبٍ سَلِيمٍ
Artinya : " Pada hari ketika harta dan anak-anak tidak berguna. Kecuali orang-orang yang menghadap Allah Swt. dengan hati yang bersih". (QS.as-Syu'ara: 88-89 )
Maka ketika hati setiap jiwa manusia bersih, prilaku dia akan baik pula. Ketika prilaku baik akan menghasilkan ketaatan kepada Allah Swt. dimanapun dia berada, dan itulah cita-cita terbesar dalam kehidupan ummat manusia.
Mudah-mudahan Allah Swt. selalu membersihkan hati kita dari sifat-sifat kotor yang dapat menjerumuskan jiwa dan raga kita jauh dari Allah Swt menuju kepada hati yang bersih dan selamat.
Dan semoga di mana pun kita berada dan tinggal mudah-mudahan selalu bisa menjaga kebersihan hati kita,,
terutama bagi kita sekalian yang hidup dalam perantauan,,,
begitu banyak cobaaan dan ujian,,seperti angin menerpa,,kapas yang terlalu ringan bisa terombang ambing oleh angin,
namun jangan lah menjadi kapas yang terbang ke sana kemari karena terbawa angin, tapi jadi kan keputihan kapas dan kehalusan nya sebagai cerminan hati kita.

Ya muqallibal qulub tsabbit  quluu bana 'ala dinik.


http://romdani45498.blogspot.com/2010/11/membersihkan-qalbu.html

*** Penjual Tempe ***

Peristiwanya terjadi di sebuah desa di Jawa Tengah. Seorang ibu setengah baya tersebut sehari-harinya adalah penjual tempe di desanya. Tempe yang dijualnya merupakan tempe yang dibuatnya sendiri.
Pada suatu hari, seperti biasanya, pada saat ia akan pergi ke pasar untuk menjual tempenya. Ternyata pagi itu, tempe yang terbuat dari kacang kedelai itu masih belum jadi tempe, alias masih setengah jadi. Ibu ini sangat sedih hatinya. Sebab jika tempe tersebut tidak jadi berarti ia tidak akan mendapatkan uang karena tempe yang belum jadi tentunya tidak laku dijual. Padahal mata pencaharian si ibu hanyalah dari menjual tempe saja untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari.
Dalam suasana hatinya yang sedih, si ibu langsung berdoa “ Ya Allah aku mohon kepadaMu agar kedelai ini bisa menjadi tempe sekarang juga, Amin."Demikian doa singkat si Ibu yang dipanjatkannya dengan sepenuh hatinya. Ia yakin dan percaya pasti Tuhan menjawab doanya. Lalu, dengan tenang ia menekan-nekan dengan ujung jarinya bungkusan bakal tempe tersebut. Dengan hati yang deg-deg-an ia mulai membuka sedikit bungkusannya untuk melihat mujizat kedelai jadi tempe terjadi. Lalu apa yang terjadi, dengan kaget dia mendapati bahwa kedelai tersebut ........................ masih tetap kedelai.
Si Ibu tidak kecewa. Ia berpikir bahwa mungkin doanya kurang jelas didengar Tuhan. Lalu kembali ia tumpang tangan di atas batangan kedelai tersebut. "Ya Allah, aku tahu bahwa bagiMu tiada yang mustahil. Tolonglah aku supaya hari ini aku bisa berdagang tempe karena itulah mata pencaharianku Aku mohon dengan namaMu ya Allah jadikanlah kedelai ini menjadi tempe. Amin."Dengan yakin ia pun kembali membuka sedikit bungkusan tersebut. Lalu apa yang terjadi ? Dengan kaget ia melihat bahwa kacang kedelai tersebut masih tetap begitu ! Sementara hari semakin siang dimana pasar tentunya akan semakin ramai. Si Ibu dengan tidak merasa kecewa atas doanya yang belum terkabul, merasa bahwa bagaimanapun ia akan tetap pergi ke pasar membawa keranjang berisi barang dagangannya itu.


Ia berpikir mungkin mujizat Tuhan akan terjadi di tengah perjalanan ia pergi ke pasar.
Lalu ia pun bersiap-siap untuk berangkat ke pasar. Semua keperluannya untuk berjualan tempe seperti biasanya sudah disiapkannya. Sebelum beranjak dari rumahnya, ia sempatkan untuk berdoa sekali lagi. "Ya Allah, aku percaya Engkau akan mengabulkan doaku. Sementara aku berjalan menuju ke pasar, Engkau akan mengadakan Mujizat buatku, Amin."Lalu ia pun berangkat. Di sepanjang perjalanan didalam hatinya ia tidak lupa selalu berdoa dan berharap. Tidak lama kemudian sampailah ia di pasar. Dan seperti biasanya ia mengambil tempat untuk menggelar barang dagangannya. Ia yakin bahwa tempenya sekarang pasti sudah jadi. Lalu iapun membuka keranjangnya dan pelan-pelan menekan-nekan dengan jarinya setiap bungkusan yang ada. Perlahan ia membuka sedikit daun pembungkusnya dan melihat isinya. Apa yang terjadi ? Ternyata saudara-saudara, tempenya benar-benar ...... belum jadi !
Si Ibu menelan ludahnya. Ia tarik napas dalam-dalam. Ia mulai kecewa pada Tuhan karena doanya tidak dikabulkan. Ia merasa Tuhan tidak adil. Tuhan tidak kasihan kepadanya. Ia hidup hanya mengandalkan hasil menjual tempe saja. Selanjutnya, ia hanya duduk saja tanpa menggelar dagangannya karena ia tahu bahwa mana ada orang mau membeli tempe yang masih setengah jadi.Sementara hari semakin siang dan pasar sudah mulai sepi dengan pembeli. Ia melihat dagangan teman-temannya sesama penjual tempe yang tempenya sudah hampir habis. Rata-rata tinggal sedikit lagi tersisa. Si ibu tertunduk lesu. Ia seperti tidak sanggup menghadapi kenyataan hidupnya hari itu. Ia hanya bisa termenung dengan rasa kecewa yang dalam. Yang ia tahu bahwa hari itu ia tidak akan mengantongi uang sepeserpun.
Tiba-tiba ia dikejutkan dengan sapaan seorang wanita. "Bu ?..! Maaf ya, saya mau tanya. Apakah ibu menjual tempe yang belum jadi ? Soalnya dari tadi saya sudah keliling pasar mencarinya". Seketika si ibu tadi terperangah. Ia kaget. Sebelum ia menjawab sapaan wanita di depannya itu, dalam hati cepat-cepat ia berdoa "Ya Allah ... Saat ini aku tidak butuh tempe lagi. Aku tidak butuh lagi. Biarlah daganganku ini tetap seperti semula. Amin." Tapi kemudian, ia tidak berani menjawab wanita itu. Ia berpikir jangan-jangan selagi ia duduk-duduk termenung tadi, tempenya sudah jadi. Jadi ia sendiri saat itu dalam posisi ragu-ragu untuk menjawab ya kepada wanita itu.
"Bagaimana nih ?" ia pikir. "Kalau aku katakan iya, jangan-jangan tempenya sudah jadi. Siapa tahu tadi sudah terjadi mujizat Tuhan ?" Ia kembali berdoa dalam hatinya, "Ya Allah, biarlah tempeku ini tidak usah jadi tempe lagi. Sudah ada orang yang kelihatannya mau beli. Tuhan tolonglah aku kali ini. Tuhan dengarkanlah doaku ini ..." ujarnya berkali-kali.Lalu, sebelum ia menjawab wanita itu, ia pun membuka sedikit daun penutupnya. Lalu ? Apa yang dilihatnya Saudara-Saudara ? Ternyata ..... ternyata ..... memang benar tempenya belum jadi Ia bersorak senang dalam hatinya. Alhamdulillah….Alhamdulillah… katanya. Singkat cerita wanita tersebut memborong semua dagangan si ibu itu.
Sebelum wanita itu pergi, ia penasaran kenapa ada orang yang mau beli tempe yang belum jadi. Ia bertanya kepada si wanita.


Dan wanita itu mengatakan bahwa anaknya di Yogya mau tempe yang berasal dari desa itu.Berhubung tempenya akan dikirim ke Yogya jadi ia harus membeli tempe yang belum jadi, supaya setibanya di sana, tempenya sudah jadi. Kalau tempe yang sudah jadi yang dikirim maka setibanya di sana nanti tempe tersebut sudah tidak bagus lagi dan rasanya sudah tidak enak lagi.
Apa yang bisa kita simpulkan dari cerita ini ?
Pertama : Kita sering memaksakan kehendak kita kepada Allah pada waktu kita berdoa padahal sebenarnya Tuhan lebih mengetahui apa yang kita perlukan.
Kedua : Allah menolong kita dengan caraNya yang sama sekali diluar perkiraan kita sebelumnya.
Ketiga : Tiada yang mustahil bagi Allah.
Keempat : Percayalah bahwa Allah akan menjawab doa kita sesuai dengan rancanganNya 


http://romdani45498.blogspot.com/2010/11/penjual-tempe.html