Mengenai Saya

Foto saya
Pangandaran, West Java, Indonesia
Simple

Kamis, 29 Maret 2012

Duhai Putriku…

Dengan Nama Allah Yang Maha Pengasih Maha Penyayang
Wahai putriku…… aku seorang bapak yang sedang berjalan memasuki usia enam puluh tahun. Usia muda telah aku lewati, aku tinggalkan kenangan,impian,lamunan dengan segala ujian-ujian dunia. Dengarlah ucapan dari kata-kataku ini. Ucapan-ucapan Haq, yang aku sampaikan secara jelas dan gamblang. mungkin engkau belum pernah atau tidak pernah atau malah tidak akan pernah mendengarnya dari orang lain.
Putriku . . !!
kau adalah bibit dari kebathilan atau kebaikan ... pintu perbaikan ada di hadapanmu. Kunci pintu itu ada di tanganmu. Engkau benar putriku,bahwa kaum prialah yang pertama melangkah menempuh jalan dosa, bukan wanita, tetapi ingat, bahwa tanpa kerelaanmu dan tanpa kelunakan sikapmu, mereka tidak akan berkeras melangkah maju. Engkau membuka pintu kepadanya untuk masuk.
Engkau berkata kepada pencuri : “ Silahkan masuk”………..dan setelah engkau kecurian barulah sadar. Baru engkau teriak…………tolong…………….tolong……………aku kecurian”.
Kalau engkau tahu bahwa laki-laki itu serigala dan engkau domba, pasti engkau akan lari, seperti larinya domba dalam ancaman cengkaraman serigala.
Kalau engkau sadar, bahwa semua laki-laki itu adalah pencuri, pasti engkau akan bersikap hati-hati dan selalu menjaga diri seperti waspadanya seorang kikir menghadapi pencuri. Kalau dikehendakinya serigala dari domba adalah dagingnya, maka yang diinginkan laki-laki adalah lebih dari itu. Laki-laki menginginkan lebih dari sekedar daging domba……………dan bagimu lebih buruk dari kematian domba itu. Laki-laki menghendaki yang paling berharga darimu……………yaitu harga diri dan kehormatanmu. Nasib seorang gadis yang direnggut kehormatannya lebih menyedihkan dari seekor domba yang dimakan serigala.
Wahai putriku………….. Demi Allah, apa yang dikhayalkan oleh pemuda saat melihat gadis ialah telanjang dihadapannya tanpa busana. Saya bersumpah lagi : “ Demi Allah, jangan percaya kepada omongan sebagian laki-laki, bahwa mereka memandangmu karena akhlak dan adabnya. Berbicara denganmu seperti sahabat dan apabila mencintanya hanyalah sebagai teman akrab”. Bohong………….bohong demi Allah ia bohong...
Apabila engkau mendengar sendiri pembicaraan antara mereka, engkau akan takut dan ngeri.
Tidak akan ada seorang pria melontarkan senyumannya kepadamu, berbicara dengan lembut dan merayu, memberikan bantuan dan pelayanan kepadamu, kecuali akan ada maksud-maksud tertentu. Setidak-tidaknya isyarat bagi dirinya bahwa itu adalah langkah awal. Apa sesudah itu wahai putriku? Renungkanlah!




http://romdani45498.blogspot.com/2010/12/duhai-putriku.html

Tersenyumlah Wahai Bidadari Berjilbab

 Ketika seorang muslimah mencoba menyempurnakan keislamannya dengan mulai mengenakan jilbab,terkadang terdengar segudang pertanyaan mengarah kepadanya,kenapa sich kamu kok pakek jilbab?Kamu cantik?Atau,pakek jilbab itu ribet,biaya juga banyak,! Sebagian wanita yang kurang percaya diri,dengan mudah menanggalkannya begitu saja.
Namun seorang Muslimah yang cantik jiwanya,tidak akan terpengaruh dengan kata-kata di atas.Mereka justru tersenyum,karena mereka tahu bahwa mereka memiliki alasan yang benar sebagai dasar pijakan mengapa mereka harus berjilbab,Melaksanakan Perintah Tuhan.
Hal yang paling utama bagi seorang Muslimah,adalah keikhlasan hati dalam melaksanakan segala atura syari'at.Rasa cinta Illahi akan timbul.


Takkala keiikhlasan ini memenuhi lubuk jiwanya sehingga segala perintah dan anjuran Tuhan,dengan mudah diindahkan dan di laksanakan.Allah ta'ala menjelaskan"Katakanlah kepada wanita yang beriman,dan hendaklah mereka,hendaklah mereka mereka menjaga pandangannya dan menutup kemaluannya,Dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya kecuali yang tampak darinya.Dan hendaklah menutup kain kudung di dadanya''.[Q.S An-Nur (24):31).
   Betapa besar pahala bagi mereka yang dengan tabah melaksanakan perintah-NYA.Semakin berat cobaan yang di lalui ,semakin tinggi nilai perbuatannya.Faktor lingkungan ,merasa kampungan ataupun cemohan,dari perbagai pihak adalah cobaan yang menghadang.Para Muslimah mengerti bahwa mereka harus tabah menghadapinya,karena Pahala Allah ta'ala jaug lebih baik dari itu semua.

SEBAGAI BUKTI KEHORMATAN DIRI
   Kehormatan adalah segala-galanya bagi seorang wanita.Karenanya,setiap wanita akan berusaha menjaga dan memeliharanya sekuat hati.Namun terkadang menjaga kehormatan terasa sangat kabur dengan adanya ajang mencari popularitas dan salah jaga image yang berlebihan.Hingga buka-bukaan tidak lagi di anggap sebagai hal negatif.Betapa para artis dengan tenang membuka aurat di depan khalayak ramai ,dan dengan bangga mereka bilang kalau diri mereka orang yang terhormat.Seharusnya kehormatan di jaga bukannya di obral dengan acara buka-bukaan.Wanita muslimah mengerti bahwa dengan  jilbabnya ia akan semakin tampak mempesona bukan hanya paras namunjuga  hati.Dengan begitu  bearti ia telah sabar dan ikhlas melaksanakan perintah syari'at islam.Keteguhan jiwa mereka menunjukan betapa tinggi kehormatan mereka baik di hadapan manusia,Terlebih di hadapan Allah ta'ala.
   Jilbab bukanlah hanya sekedar pakaian suplementer,seperti jas,atau ikat pinggang.Namun lebih dari itu'Jilbab adalah nilai kehormatan bagi setiap wanita.Bukanlah barang obralan yang di jual di pinggir-pinggir jalan justru akan membuatnya bernilai rendah,.Sebaliknya,jika di kemas dengan apik dan di jual di tepat mewah ,akan semakin bernilai tinggi.Dengan berjilbab berarti para Muslimah mencoba mengemas dirinya dengan apik dan sopan .Yang hal itu  akan membuat harga dirinya semakin mahal.

SEBAGAI WUJUD JATI DIRI
    Penampilan luar seseorang sangat menentukan penilaian orang lain terhadapnya.Ditempatumum misalnya,begitu banyak begitu banyak figur dengan segala kepribadiannya,


Penampilan merupakan wajah utama yang terlihat,orang akan menilai baik tidaknya seseorang yang memakai pakaian ''ala preman'' dan kurang sopan,meskipun ia orang baik-baik akan di nilai sebagai orang yang kurang sopan .Sebaliknya bila pakaiannya terlihat sopan dan menjaga aurat ,orang akan menganggapnya sebagai orang baik,meskipun sebenarnya mereka bukan orang baik.
  Saat itulah seorang Muslimah mengerti bahwa dengan jilbabnya----Menunjukan kepada dunia,bahwa dia adalah orang yang berkepribadian baik,seorang wanita shalehah yang taat menjaga aturan syari'at.
Selanjutnya,dekadensi moral besar-besaran yang terjadi di indonesia sangat berperan aktif menurunkan nilai spritual jilbab.Hingga jilbab tak lagi di pandang sebagai perintah Tuhan.namun lebih mengarah sebagai ajang menarik simpati dan mengikuti pakaian yang lagi trend.Pada bulan Ramadhan mereka berbondong-bondong memakai jilbab dan segala alasan.Namun pada dasarnya itu tak lebih dari sekedar ikut-ikutan saja .Dan ketika Ramadhan berlalu,hanya sebagian kecil dari mereka yang tetap mempertahankannya.Ironis.
   Seharusnya,mengenakan jilbab bukan atas dasar sedang trend atau program membebek pra artis.Jilbab di pakai karena anjuran syari'at dan perintah Allah ta'ala.Sekaran dan sampai kapanpun.Di sini dan di manapun.Mengenakan jilbab tak terpengaruh di bulan suci atau sedang laku di pasaran hingga timbul istilah ,pelaksanaan syari'at atau agama  bulanan.Juga bukan tempat suci atau daerah wajig berjilbab.Tapi sekali lagi ,Jilbab adalah perintah Allah ta'ala untuk menguji ketaatan hambanya yang shaleh.
Karena itulah para wanita shalehah dengan ikhlas dan tabah memegang erat  aturan ini.Mereka yakin akan janji Tuhan dan Balasan bagi mereka yang taat peraturan .Bahkan kewajiban ini tidak mereka rasakan sebagi suatu berat.Mereka justru tersenyum,karena mereka telah melaksanakan perintah Sang Kekasih.Mereka bangga dengan diri mereka sendiri.Karena berarti  mereka tidak hanya cantik wajah namun juga cantik hati.Karena mereka tak hanya jelita rupa,tapi juga jelita pekerti.KARENA MEREKALAH PARA BIDADARI BERJILBAB.




http://romdani45498.blogspot.com/2010/12/tersenyumlah-wahai-bidadari-berjilbab.html

Dunia Maya Memesonakannya

Ia seorang ikhwan yang iltizam terhadap din. Penghafal Al-Quran yang juga sangat bersemangat dalam mempelajari sunnah Nabi, mempraktekkannya dan mendakwahkannya dalam kehidupan sehari-hari. Bolehlah sebut dia sebagai aktivis dakwah. Dengan cahaya ilmu dan amal yang menghiasi dirinya, maka tak bisa ditampik lagi, berbagai pujian pun mengalir untuknya. Keluarga, teman-teman dan orang yang mengenalnya memujinya. “Saleh” , “zuhud” , “alim” dan berbagai atribut sanjungan lainnya mereka sematkan untuknya.
Demikianlah keadaannya. Sampai ketika ia telah mengenal internet, di sinilah perubahan itu bermula. Ia yang walaupun latar belakangnya dari sekolah umum, namun sejak mengenal dakwah dan tarbiyah sudah mulai menjaga jarak dari lawan jenis, bahkan terputuslah komunikasi antaranya dengan lawan jenis, kecuali bila darurat atau ada hajat yang perlu ditunaikan. Tatkala ia membuka dan menjelajahi dunia maya, terkesiaplah ia. Ia melihat dunia baru yang belum pernah dikenalnya sebelumnya.
Ia terpana menyaksikan interaksi antara (sebagian) ikhwan dan akhwat di “dunia baru” ini. Kalau hubungan antara (sebagian) ikhwan dan akhwat terasa “dingin” di dunia nyata, namun di dunia maya, justru “kehangatan”lah yang terasa. Sekat yang selama ini membatasi pergaulan Ikhwan-akhwat dalam dunia nyata, seolah-olah tak teraba di dunia maya. Para ikhwan yang selama ini “kaku”, “jaim (jaga image)” di depan akhwat, begitu juga sebaliknya, namun di dunia maya semua itu seakan tinggal cerita. Yang ia saksikan justru “keramahan”: saling menyapa, canda dan curhat mesra. ”Pesona” seperti inilah yang ia saksikan hampir setiap hari di dunia maya. Terlihat “indah” memang. Namun, baginya “pesona” itu hanyalah kamuflase atau fatamorgana yang menipu. Ia tak menghiraukannya. Ia tetap istiqamah dalam ilmu dan amalnya.
Akan tetapi, betapapun jernihnya kaca, bila selalu terkena debu maka akan kusam pula akhirnya. Meskipun ia mengingkari “pesona” yang ada di depan matanya, namun ketika “pesona” itu berulang-ulang disaksikannya sehari-hari, tanpa disadari “pesona” itu meronai benaknya dan bergelayut di hatinya. Jadilah “pesona” itu seakan magnet yang menariknya untuk menghampiri dan menyambutnya. Maka tatkala luapan “pesona” itu telah tertambat kuat di hatinya dan membuncah di dadanya, tak sanggup lagilah ia untuk menjauhinya .


Ia pun menghampiri blog-blog para akhwat demi “maslahat dakwah”. Ia buka chatting dengan lawan jenis untuk suatu tujuan yang namanya “hidayah”.
Tak dinyana, ada “kehangatan” tersendiri baginya ketika itu. Maka ia pun makin bersemangat memberikan faidah atau nasehat kepada lawan jenisnya melalui komentar di blog maupun chatting. Demikianlah seterusnya, nasihat demi nasihat selalu mengalir darinya. Setelah berlalu beberapa waktu dilanjutkan dengan “nasihat akrab”: nasihat dengan sedikit canda agar menghilangkan “kekakuan”. Demikian seterusnya. Sampai akhirnya ia mengunjungi blog-blog para akhwat dan chatting dengan mereka hanya sekedar untuk bercanda, mengisi waktu luang dan mengobati kejenuhan.
Tanpa terasa adab-adab berbicara terhadap lawan jenis makin dilalaikan. Ilmu dan amal yang selama ini dikerjakan mulai ditinggalkan. Akhirnya pikirannya dipenuhi dengan “pesona dakwah“ yang dijalankannya. Di hatinya tersemai rindu untuk bertemu dengan “mad’u”nya. Bila satu hari saja tidak memberi “nasehat”, kegalauan mengurung hatinya dan menyesakkan dadanya.
Tak terasa hafalan Al-Qurannya pun terganggu. Kekhusyukannya dalam membaca dan merenungi kitabullah pun mulai luntur. Hari demi hari berlalu terasa makin sulit baginya untuk mentadaburi ayat-ayat Al-Quran yang dibaca atau didengarnya. Ia tidak bisa lagi mencecap manisnya menyelami Al-Quran seperti sebelumnya.
Apa yang salah denganmu, ya akhi? Kenapa hatimu menjadi keras? Mana air mata yang dulu meleleh di wajahmu tatkala ayat-ayat Allah dilantunkan? Mana semangat beramalmu yang dulu membara tatkala hadits Nabi disebutkan? Apa penyebab semua ini, wahai saudaraku?
Internet! Itulah jawaban dari semua pertanyaan tadi. Kamu telah menjadi korban internet. Internet, chatting, facebook dan yang semisalnya telah menjauhkanmu dari cahaya hidayah!
Internet memang merupakan salah satu kenikmatan yang diberikan Allah kepada kita semua di zaman ini. Namun siapa yang menyangka jika kenikmatan ini bisa berubah menjadi kebinasaan tatkala melampaui batas-batas hukum-Nya atau digunakan untuk selain yang diridhai-Nya.
Tak ada yang salah seorang ikhwan ingin mendakwahi atau memberikan faidah kepada akhwat, begitu juga seorang akhwat ingin mendakwahi atau memberikan faidah kepada ikhwan. Namun apa faidah yang ingin kamu sampaikan jika ada “sesuatu” pada hatimu tatkala menasehatinya? Apa faidah yang ingin kamu sampaikan jika pikiranmu membayangkan sosoknya? Apakah kata-kata mesramu itu bisa menunjukkannya pada hidayah? Apakah candamu itu bisa mendekatkannya kepada Allah?
Betul, di zaman salafus saleh memang ada surat-menyurat antara pria dan wanita. Melalui surat, mereka saling menegur, menasehati, memenuhi kebutuhan yang perlu diselesaikan.


Akan tetapi, sudahkah kamu menyamai mereka dari sisi ilmu dan ketakwaan? Apakah kamu telah meneladani mereka dalam menjaga adab-adab berbicara terhadap lawan jenismu? Apakah derajat ketakwaanmu telah menyamai mereka sehingga hatimu tak merasakan “apa-apa” tatkala menasihati “mad’u”mu?
Kalau jawabanmu belum, maka tutuplah “keindahan” dan “kerinduan” yang telah kamu rasakan ini. Gantilah itu dengan keindahan tangismu tatkala membaca ayat-ayat Rabbmu. Gantilah itu dengan kebahagiaan hatimu tatkala mempraktekkan sunnah Nabimu. Gantilah itu dengan kerinduanmu untuk bertemu dengan-Nya di akhirat kelak.
Kalau kamu merasa kebiasaan barumu itu sebagai sesuatu yang lumrah dan lazim, apalagi sampai menganggapnya sebagai sesuatu yang perlu diperjuangkan dan tidak semestinya dikekang, maka marilah kamu kami mandikan, kami kafankan, kami shalatkan, lalu kami kuburkan. Karena hatimu sudah beku, sekarat atau mati, meski masih bergerak jasadmu, masih menatap matamu,dan masih berbicara lisanmu. innaa lillahi wainnaa ilaihi raji'un…


http://romdani45498.blogspot.com/2010/12/dunia-maya-memesonakannya.html

Perbedaan Cara Berpikir Laki-Laki dan Perempuan ....

Tantangan besar yang dihadapi laki-laki adalah memahami perempuan secara benar, ketika ia mengungkapkan perasaannya. Bagi perempuan tantangan terbesarnya adalah memahami laki-laki secara benar ketika dia diam. Yaitu diam yang membingungkan yang tidak diketahui sebab-sebabnya oleh perempuan.


Biasanya dalam kondisi ini perempuan akan memahaminya secara tidak benar. Menurut perempuan diamnya laki-laki adalah seperti teka-teki ( misteri) yang membingungkan.
Biasanya yang terjadi laki-laki diam secara tiba-tiba tanpa ada sebab. Ditengah – tengah laki-laki sedang bicara kemudian secara cepat ia berubah menjadi diam hal ini biasa bagi laki-laki. Bagi perempuan diam tersebut dipandang aneh karena perempuan memiliki tabiat selalu bicara.
Ketika laki-laki berhenti bicara dan tidak tanggap pada siapapun, awalnya perempuan akan menganggap laki-laki tersebut tuli. Karena tidak bisa mendengar orang disekitarnya. Inilah penyebab ia tidak bisa diajak bicara menurut anggapan perempuan.
Padahal sebenarnya ada sebab lain yang tidak terlintas dalam otak perempuan. Yaitu cara dan proses berfikir laki-laki secara umum berbeda dengan perempuan . Perempuan akan berfikir dengan mengeluarkan suara yang keras dan bisa di dengar kemudian orang lain akan ikut serta dalam proses tersebut. Artinya proses berfikirnya perempuan dengan bicara. Anehnya perempuan bisa menyingkap masalah sampai pada maksud yang dikehendakinya melalui cara berfikir dengan suara yang terdengar tersebut.
Cara berfikir perempuan adalah dengan memberikan tempat bagi pikirannya untuk bisa berjalan. Kemudian menjalankannya dengan mulut atau mengatakannya dengan suara yang bisa di dengar. Hal ini secara spontanitas akan membantu dirinya menghilangkan hambatan dan intuisi dirinya.
Proses berfikir seperti ini menjadi kebiasaan perempuan. Dan terkadang menjadi hal yang harus dilakukan
Sementara cara berfikir laki-laki berbeda sama sekali. Laki-laki sebelum mulai bicara, akan melakukan proses berfikir terhadap apa yang di dengar dan disaksikan. Laki-laki menggunakan cara berfikir terlebih dulu baru kemudian menemukan jawaban atau pemecahan yang tepat. Semua proses itu berjalan dalam otaknya tanpa dimunculkan melalui lidah. Ia berfikir dengan cara diam dan tidak mengatakan satu katapun. Setelah menemukan jawaban yang dicari atau pemecahan yang tepat, baru ia mulai berbicara.
Proses ini terkadang hanya memakan waktu singkat, tidak lebih dari satu menit atau lebih sedikit, namun terkadang juga menghabiskan waktu lebih lama, bahkan membutuhkan waktu berjam-jam. Tergantung pada masalah yang difikirkan.
Karena itulah , ketika laki-laki dan perempuan berbincang-bincang , kemudian diselingi pertanyaan dari perempuan maka perempuan akan menanti dulu jawaban dari laki-laki. Ketika laki-laki merasa kesulitan memberikan jawaban atau merasa tidak memiliki pengetahuan yang memadai atau akan memberikan jawaban yang tidak bisa diterima, maka ia akan mulai berfikir secara diam dan berusaha mendapatkan jawaban yang bisa disampaikan kepada perempuan.


Pada saat tersebut, saat diam yang kadang lama sekali, perempuan akan merasa bingung dan kadang menyebabkan ia marah.
Karena ia mengira laki-laki berpura-pura tidak tahu dan tidak tahu kalau ia mengajaknya berbicara.
Perempuan harus tahu bahwa dugaannya tersebut salah. Dan ia harus memahami laki-laki ketika dia diam.
Sebenarnya dengan cara diam tersebut seakan-akan dia mengatakan, “Sayangku, pertanyaanmu sulit sekali”.
Kamu berhak menanyakan hal tersebut dan aku berkewajiban menjawabnya. Tetapi sampai sekarang aku belum tahu apa jawaban yang akan kukatakan. Aku belum mendapat jawaban yang tepat. Namun kini aku sedang berfikir dan berusaha mendapatkan jawaban tersebut. Aku harap kamu memberikan waktu yang cukup kepadaku.”
Ia sama sekali tidak ingin mengatakan, “Aku tak ingin menjawab pertanyaanmu, sebab amat sulit, juga karena aku tidak perhatian padamu dan aku pura-pura tidak mendengarmu. Yang kamu katakan tersebut remeh sekali dan tidak berarti. Aku akan berpura-pura tidak tahu dan tidak akan kujawab.”
Biasanya perempuan sangat buruk dalam memahami diamnya laki-laki. Ukuran keburukan tersebut sangat bergantung pada keadaan jiwa perempuan saat itu. Juga segala yang ia alami pada hari itu....
Bila jiwa perempuan pada waktu itu sedang jatuh dan hari-harinya penuh dengan berbagai permasalahan, terkadang ia mulai membayangkan hal-hal yang paling buruk.......*
(Sumber : DR Thariq Kamal An-Nu’aimi “Psikologi Suami Istri”)

Semoga bermanfaat dan penuh Kebarokahan dari Allah.....

Marilah Setiap detak-detik jantung..,
selalu kita isi dengan..
Asma Teragung diseluruh jagad semesta raya ini...


http://romdani45498.blogspot.com/2011/01/perbedaan-cara-berpikir-laki-laki-dan.html 

Waktu-Waktu Mustajabah

Dari Abu Hurairah -radhiallahu anhu- bahwa Rasulullah -shallallahu ‘alaihi wasallam- bersabda:
أَقْرَبُ مَا يَكُونُ الْعَبْدُ مِنْ رَبِّهِ وَهُوَ سَاجِدٌ فَأَكْثِرُوا الدُّعَاءَ  
“Keadaan dimana seorang hamba menjadi paling dekat dengan Rabbnya adalah ketika dia dalam keadaan sujud, karenanya perbanyaklah doa (ketika sujud).” (HR. Muslim: 1/350)
 Dari Anas bin Malik -radhiallahu anhu- dia berkata: Rasulullah -shallallahu ‘alaihi wasallam- bersabda:
الدُّعَاءُ لَا يُرَدُّ بَيْنَ الْأَذَانِ وَالْإِقَامَةِ  
“Doa di antara azan dan iqamah tidak akan ditolak.” (HR. At-Tirmizi: 1/415 dan 5/577, Abu Daud: 1/144.


Dinyatakan shahih oleh Al-Albani dalam Irwa` Al-Ghalil: 1/261 no. 244, dan Shahih Al-Jami’: 3/150)
Dari Sahl bin Sa’ad -radhiallahu anhu- dia berkata: Rasulullah -shallallahu ‘alaihi wasallam- bersabda:
ثِنْتَانِ لَا تُرَدَّانِ أَوْ قَلَّمَا تُرَدَّانِ الدُّعَاءُ عِنْدَ النِّدَاءِ وَعِنْدَ الْبَأْسِ حِينَ يُلْحِمُ بَعْضُهُمْ بَعْضًا  
“Dua doa yang tidak akan ditolak atau jarang sekali ditolak: Doa ketika azan dan doa ketika terjadi peperangan tatkala mereka sudah saling menyerang.” (HR. Abu Daud: 3/21 dan Ad-Darimi: 1/217. Dinyatakan shahih oleh Al-Albani dalam Shahih Abu Daud: 2/483)
Dari Abu Hurairah -radhiallahu anhu- bahwa Rasulullah -shallallahu ‘alaihi wasallam- bersabda:
يَنْزِلُ رَبُّنَا تَبَارَكَ وَتَعَالَى كُلَّ لَيْلَةٍ إِلَى السَّمَاءِ الدُّنْيَا حِينَ يَبْقَى ثُلُثُ اللَّيْلِ الْآخِرُ فَيَقُولُ مَنْ يَدْعُونِي فَأَسْتَجِيبَ لَهُ وَمَنْ يَسْأَلُنِي فَأُعْطِيَهُ وَمَنْ يَسْتَغْفِرُنِي فَأَغْفِرَ لَهُ  
“Rabb kita -Tabaraka wa Ta’ala- turun setiap malam ke langit dunia ketika sudah tersisa sepertiga malam terakhir. Lalu Dia berfirman, “Siapa yang berdoa kepada-Ku maka Aku akan mengabulkannya, siapa yang meminta kepada-Ku maka Aku akan memberinya, dan siapa yang meminta ampun kepada-Ku maka Aku akan mengampuninya.” (HR. Al-Bukhari no. 1145 dan Muslim no. 758)
Dari Jabir -radhiallahu anhu- dia berkata: Aku mendengar Nabi -shallallahu ‘alaihi wasallam- bersabda:
إِنَّ فِي اللَّيْلِ لَسَاعَةً لَا يُوَافِقُهَا رَجُلٌ مُسْلِمٌ يَسْأَلُ اللَّهَ خَيْرًا مِنْ أَمْرِ الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ إِلَّا أَعْطَاهُ إِيَّاهُ وَذَلِكَ كُلَّ لَيْلَةٍ  
“Sesungguhnya di malam hari ada satu waktu, dimana tidak ada seorang muslimpun yang meminta kebaikan kepada Allah ada waktu itu -baik kebaikan dunia maupun akhirat-, kecuali Allah akan memenuhi permintaannya, dan satu waktu itu ada pada setiap malam.” (HR. Muslim: 1/521)

Penjelasan ringkas:
Pada dasarnya, kapanpun seorang berdoa kepada Allah -dengan memenuhi semua adab dan syaratnya serta tidak ada sesuatu yang menghalanginya-, maka pasti doanya akan dikabulkan oleh Allah Ta’ala. Hanya saja ada beberapa waktu yang ditunjukkan oleh nash-nash syara’ bahwa berdoa pada waktu-waktu tersebut lebih berpotensi untuk dikabulkan dibandingkan selainnya.


Di antara waktu-waktu itu -sebagaimana yang tersebut dalam dalil-dalil di atas- adalah:
1.    Saat sujud, baik di dalam maupun di luar shalat, baik sujud tilawah, sujud sahwi, dan sujud apa saja yang dilakukan untuk Allah Ta’ala.
2.    Di antara azan dan iqamah pada semua shalat yang disyariatkan padanya azan dan iqamah. Baik dia azan pada waktunya maupun azannya terundur dari waktu masuknya shalat.
3.    Ketika pasukan kaum muslimin sudah berhadapan dengan pasukan musuh dalam jihad fii sabilillah.
4.    Setiap malam pada 1/3 malam terakhir.

Beberapa waktu lain yang belum tersebut di atas:
1.    Satu waktu di hari jum’at.
Dari Abu Hurairah -radhiallahu anhu- bahwa Rasulullah -shallallahu alaihi wasallam- pernah menyebutkan tentang hari jum’at lalu beliau bersabda,  
“Padanya ada satu waktu dimana tidak ada seorang muslimpun yang sedang berdiri mengerjakan shalat pada waktu itu lalu dia meminta apapun kepada Allah Ta’ala kecuali Allah akan memenuhi permintaannya,” dan beliau berisyarat dengan tangannya untuk menunjukkan sangat sebentarnya waktu itu.” (HR. Al-Bukhari: 1/253 no. 935 dan Muslim: 2/583 no. 852)
Adapun waktu tepatnya maka dia adalah setelah ashar sampai maghrib.
Dari Abu Hurairah -radhiallahu anhu- bahwa Nabi -shallallahu alaihi wasallam- bersabda,
“Sesungguhnya pada hari jum’at betul-betul terdapat satu waktu dimana tidaklah seorang muslim meminta kebaikan kepada Allah pada waktu itu kecuali Dia akan memenuhi permintaannya, dan waktu itu setelah ashar.” (HR. Ahmad: 2/272 dan dia didukung oleh hadits setelahnya)
Dari Jabir -radhiallahu anhu- dari Nabi -shallallahu alaihi wasallam- beliau bersabda,
“Hari jum’at itu ada 12 waktu, di antaranya ada waktu dimana tidaklah ada seorang muslim yang meminta kebaikan kepada Allah pada waktu itu kecuali Allah akan memenuhi permintaannya, maka carilah waktu itu di waktu terakhir setelah ashar.”


(HR. Abu Daud: 1/275 no. 1048 dan An-Nasai: 3/99-100, dan sanadnya hasan)
Ibnu Al-Qayyim -rahimahullahu Ta’ala- dan ulama lainnya menguatkan bahwa waktu yang dimaksudkan pada hari jum’at adalah setelah ashar. (Lihat Zaad Al-Ma’ad: 2/388-397)
2.    Ketika meminum air zam-zam jika disertai dengan niat yang baik.
Dari Jabir -radhiallahu anhu- dari Nabi -shallallahu alaihi wasallam- beliau bersabda, “Air zam-zam itu untuk apa dia diminum.” (HR. Ibnu Majah: 2/1018 dan Ahmad: 3/357,372. Dinyatakan shahih oleh Al-Albani dalam Irwa` Al-Ghalil: 4/320 no. 1123, dalam Al-Ahadits Ash-Shahihah no. 83, dan selainnya)
3.    Setelah membaca shalawat untuk Nabi -shallallahu alaihi wasallam- pada tasyahud terakhir.
Dari Abdullah bin Mas’ud -radhiallahu anhu- dia berkata,  
“Aku sedang shalat sementara Nabi -shallallahu alaihi wasallam- sedang bersama Abu Bakar dan Umar. Tatkala aku sedang duduk (di dalam shalat), aku mulai memuji Allah kemudian bershalawatt kepada Nabi -shallallahu alaihi wasallam-, kemudian aku berdoa untuk diriku. Maka Nabi -shallallahu alaihi wasallam- bersabda, “Mintalah maka permintaanmu akan dipenuhi, mintalah maka permintaanmu akan dipenuhi.” (HR. At-Tirmizi: 2/488, An-Nasai, dan Ahmad: 1/26,38. Dinyatakan shahih oleh Al-Albani dalam Shahih At-Tirmizi no. 2765 dan dalam Shahih An-Nasai no. 1217)
Dari Fudhalah -radhiallahu anhu- bahwa Nabi -shallallahu alaihi wasallam- mendengar seorang lelaki shalat lalu dia mengangungkan Allah dan memuji-Nya serta bershalawat kepada Nabi -shallallahu alaihi wasallam-. Maka Nabi -shallallahu alaihi wasallam- bersabda,
“Berdoalah kamu maka doamu akan dikabulkan, dan mintalah kamu maka permintaanmu akan dipenuhi.” (HR. An-Nasai: 33/44,45 dan At-Tirmizi: 5/516. Dinyatakan shahih oleh Al-Albani dalam Shahih An-Nasai: 1/275)
4.    Ketika berdoa pada hari Arafah di padang Arafah bagi jamaah haji.
Dari Amr bin Syuaib dari ayahnya dari kakeknya bahwa Nabi -shallallahu alaihi wasallam- bersabda,
“Doa terbaik adalah yang diucapkan pada hari Arafah, dan ucapan terbaik yang saya dan para nabi sebelumku pernah ucapkan adalah, “Tidak ada sembahan yang hak selain Allah semata tidak ada sekutu bagi-Nya, hanya milik-Nya semua kekuasaan, hanya milik-Nya semua pujian, dan Dia Maha Mampu atas segala sesuatu.” (HR. At-Tirmizi dan Malik dalam Al-Muwaththa`: 1/422. Dinyatakan hasan oleh Al-Albani dalam Shahih At-Tirmizi: 3/184)


5.    Ketika ayam berkokok.
Nabi -shallallahu alaihi wasallam- bersabda,
“Jika kalian mendengar ayam berkokok maka mintalah keutamaan dari Allah karena sesungguhnya dia (ayam itu) melihat malaikat, dan jika kalian mendengar suara keledai maka berlindunglah kepada Allah dari setan karena sesungguhnya dia melihat setan.” (HR. Al-Bukhari: 4/89. Diriwayatkan juga oleh Muslim: 4/2092 dari hadits Abu Hurairah )

Pelajaran tambahan dari hadits-hadits di atas:
1. Disunnahkannya memperbanyak sujud, dan memperbanyak doa di dalamnya.
2. Penetapan sifat an-nuzul (turun ke langit dunia) bagi Allah Ta’ala, dengan sifat an-nuzul yang sesuai dengan keagungan-Nya, tidak serupa dengan sifat ‘turun’ makhluk dan tidak boleh membagaimanakannya. Dan sifat turun di sini tidak bertentangan dengan sifat istiwa` (tinggi) di atas arsy, karena pendapat yang paling kuat di kalangan ulama -dan ini yang dikuatkan oleh Ibnu Taimiah- bahwa ketika Allah turun ke langit dunia maka arsy-Nya tidaklah kosong.
Jadi, sifat an-nuzul di sini adalah haqiqi, yakin Allah Ta’ala turun dengan Zat-Nya. Berbeda halnya dengan mazhab Al-Mu’tazilah, Asy’ariyah, dan semacamnya yang menyatakan bahwa yang turun bukanlah Allah, akan tetapi yang turun adalah perintah atau rahmat-Nya. Ini jelas merupakan mazhab yang batil karena tahrif (memalingkan makna) kalam Allah dari maknanya yang haqiqi kepada makna yang tidak ditunjukkan oleh lafazh hadits.
Kami katakan: Bantahan kepada tahrif ini dari dua sisi:
1. Lanjutan haditsnya, “Siapa yang berdoa kepada-Ku maka Aku akan mengabulkannya, siapa yang meminta kepada-Ku maka Aku akan memberinya, dan siapa yang meminta ampun kepada-Ku maka Aku akan mengampuninya.” Dan yang bisa mengucapkan ucapan seperti ini hanyalah Allah Ta’ala.
2. Kalau memang yang turun adalah rahmat/perintah Allah, lantas apa manfaatnya buat manusia kalau rahmat dan perintah Allah hanya turun sampai di langit pertama, dan tidak turun ke bumi?!




http://romdani45498.blogspot.com/2010/12/waktu-waktu-mustajabah.html

Doa-Doa Yang Tertolak

Dari Abu Hurairah -radhiallahu anhu- dari Nabi -shallallahu ‘alaihi wasallam- beliau bersabda:
لَا يَزَالُ يُسْتَجَابُ لِلْعَبْدِ مَا لَمْ يَدْعُ بِإِثْمٍ أَوْ قَطِيعَةِ رَحِمٍ مَا لَمْ يَسْتَعْجِلْ. قِيلَ: يَا رَسُولَ اللَّهِ مَا الِاسْتِعْجَالُ؟ قَالَ: يَقُولُ: قَدْ دَعَوْتُ وَقَدْ دَعَوْتُ فَلَمْ أَرَ يَسْتَجِيبُ لِي. فَيَسْتَحْسِرُ عِنْدَ ذَلِكَ وَيَدَعُ الدُّعَاءَ
“Doa seseorang senantiasa akan dikabulkan selama dia tidak berdoa untuk perbuatan dosa ataupun untuk memutuskan tali silaturahim, serta selama dia tidak tergesa-gesa.” Seorang sahabat bertanya, “Wahai Rasulullah, apakah yang dimaksud dengan tergesa-gesa?” beliau menjawab: “Yakni dia mengatakan, “Aku telah berdoa dan terus berdoa tetapi belum juga dikabulkan.” Setelah itu, dia merasa putus asa dan berhenti berdoa.” (HR. Al-Bukhari no. 6340 dan Muslim no. 2735)
Dari Jabir -radhiallahu anhu- dia berkata: Saya mendengar Rasulullah -shallallahu ‘alaihi wasallam- bersabda:
مَا مِنْ أَحَدٍ يَدْعُو بِدُعَاءٍ إِلَّا آتَاهُ اللَّهُ مَا سَأَلَ أَوْ كَفَّ عَنْهُ مِنْ السُّوءِ مِثْلَهُ مَا لَمْ يَدْعُ بِإِثْمٍ أَوْ قَطِيعَةِ رَحِمٍ  
“Tidaklah seseorang berdoa dengan sebuah doa melainkan Allah memberikan kepadanya apa yang dia minta atau menolak keburukan darinya yang semisalnya, selama dia tidak berdoa untuk perbuatan dosa atau pemutusan hubungan kekerabatan.” (HR. At-Tirmizi no. 3573 dan dinyatakan hasan oleh Al-Albani dalam Shahih Al-Jami’ no. 5637)
Dari Abu Hurairah -radhiallahu anhu- dia berkata: Rasulullah -shallallahu ‘alaihi wasallam- bersabda:
أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّ اللَّهَ طَيِّبٌ لَا يَقْبَلُ إِلَّا طَيِّبًا, وَإِنَّ اللَّهَ أَمَرَ الْمُؤْمِنِينَ بِمَا أَمَرَ بِهِ الْمُرْسَلِينَ. فَقَالَ: { يَا أَيُّهَا الرُّسُلُ كُلُوا مِنْ الطَّيِّبَاتِ وَاعْمَلُوا صَالِحًا إِنِّي بِمَا تَعْمَلُونَ عَلِيمٌ } وَقَالَ: { يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُلُوا مِنْ طَيِّبَاتِ مَا رَزَقْنَاكُمْ } ثُمَّ ذَكَرَ الرَّجُلَ يُطِيلُ السَّفَرَ أَشْعَثَ أَغْبَرَ يَمُدُّ يَدَيْهِ إِلَى السَّمَاءِ: يَا رَبِّ يَا رَبِّ, وَمَطْعَمُهُ حَرَامٌ وَمَشْرَبُهُ حَرَامٌ وَمَلْبَسُهُ حَرَامٌ وَغُذِيَ بِالْحَرَامِ فَأَنَّى يُسْتَجَابُ لِذَلِكَ  
“Wahai sekalian manusia, sesungguhnya Allah itu baik. Dia tidak akan menerima sesuatu melainkan yang baik pula. Dan sesungguhnya Allah telah memerintahkan kepada orang-orang mukmin seperti yang diperintahkan-Nya kepada para Rasul. Dia berfirman, “Wahai para Rasul! Makanlah makanan yang baik-baik (halal) dan kerjakanlah amal shalih. Sesungguhnya Aku Maha Mengetahui apa yang kalian kerjakan.” Dan Allah juga berfirman, “Wahai orang-orang yang beriman! Makanlah rezeki yang baik-baik yang telah Kami rezekikan kepadamu.” Kemudian beliau -shallallahu ‘alaihi wasallam- menceritakan tentang seorang laki-laki yang telah lama berjalan karena jauhnya jarak yang ditempuhnya. Sehingga rambutnya kusut dan kakinya berdebu. Orang itu mengangkat kedua tangannya ke langit seraya berdo’a, “Wahai Rabbku, wahai Rabbku.” Padahal, makanannya dari barang yang haram, minumannya dari yang haram, pakaiannya dari yang haram, dan diberi makan dengan makanan yang haram. Maka bagaimanakah Allah akan memperkenankan doanya?” (HR. Muslim no. 1015)


Dari Huzaifah bin Al-Yaman dari Nabi -shallallahu ‘alaihi wasallam- beliau bersabda:
وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ لَتَأْمُرُنَّ بِالْمَعْرُوفِ وَلَتَنْهَوُنَّ عَنْ الْمُنْكَرِ أَوْ لَيُوشِكَنَّ اللَّهُ أَنْ يَبْعَثَ عَلَيْكُمْ عِقَابًا مِنْهُ ثُمَّ تَدْعُونَهُ فَلَا يُسْتَجَابُ لَكُمْ  
“Demi Zat yang jiwaku berada di tangan-Nya, hendaknya kalian beramar ma’ruf dan nahi munkar. Jika tidak maka niscaya Allah akan mengirimkan siksa-Nya dari sisi-Nya kepada kalian seluruhnya, kemudian kalian memohon kepada-Nya namun do’a kalian tidak lagi dikabulkan.” (HR. At-Tirmizi no. 2169 dan dinyatakan hasan oleh Al-Albani dalam Shahih Al-Jami’ no. 7070)
Penjelasan ringkas:
Sebagaimana doa mempunyai adab-adab yang bisa mempercepat atau memperbesar peluang terkabulnya, maka doa juga mempunyai sebab-sebab yang bisa menghalangi atau memperlambat diterimanya doa. Hanya saja yang perlu ditekankan di sini bahwa ketika kehendaknya tidak terwujud, bukanlah berarti doanya tidak dikabulkan, karena bisa saja Allah Ta’ala mengabulkannya dalam bentuk yang lain -dan Dia Maha Tahu apa yang pantas buat hamba-Nya-, misalnya dihilangkan kejelekan darinya atau balasannya Dia simpan dan akan Dia berikan pada hari kiamat. Karenanya seorang muslim tidak boleh berputus asa dalam berdoa walaupun apa yang dia doakan itu tidak terwujud.
Di antara sebab-sebab tertolaknya doa dari dalil-dalil di atas adalah:
1.    Kandungan atau kelaziman doanya adalah kemaksiatan.
2.    Kandungan atau kelaziman doanya adalah pemutusan silaturahmi.
3.    Tidak tergesa-gesa dalam berdoa, dan makna tergesa-gesa telah ditafsirkan langsung oleh Nabi -alaihishshalatu wassalam-.
4.    Doa setiap muslim pasti dikabulkan, hanya saja Allah Ta’ala mengabulkan untuk masing-masing orang sesuai dengan yang pantas untuknya. Ada yang dikabulkan permintaannya, ada yang tidak dikabulkan keinginannya tapi digantikan  dengan ditolaknya kejelekan dari dirinya, dan ada yang tidak mendapatkan keduanya namun Allah menyiapkan untuknya di hari kiamat.
5.    Memakan makanan atau minuman yang haram, baik haram zatnya seperti bangkai, babi, khamar, dan semisalnya, maupun yang haram dari sisi cara mendapatkannya, seperti hasil pencurian, penipuan, dan seterusnya.
6.    Memakai pakaian yang haram, baik yang haram zatnya semisal sutera bagi lelaki maupun haram dari sisi mendapatkannya.
7.    Tidak memerintahkan kepada kebaikan.
8.    Membiarkan kemungkaran di depan matanya tanpa adanya pengingkaran.


 http://romdani45498.blogspot.com/2010/12/doa-doa-yang-tertolak.html

Menghidupkan Sunnah Nabi yg Kian Terasing

Dahulu Rasulullah pernah mewasiatkan umat agar berpegang dgn kuat pada ajaran beliau. Namun kini umat lbh banyak yg meninggalkan ajaran nabi meski di sana menanti adzab yg keras dari Allah.
Sunnah Nabi sebuah istilah yg kerap kita mendengarnya. Bahkan sering pula mengucapkan krn Sunnah adl sesuatu yg menjadi landasan hidup kita sebagai penganut ajaran Islam. Kita semua sepakat utk menjunjung tinggi dan mengagungkan Sunnah dan bersepakat pula bahwa yg merendahkan berarti menghinakan Islam dan ajaran Nabi.
Namun jika kita menengok realita yg ada apa yg dilakukan kaum muslimin dlm mengagungkan Sunnah Nabi nampak sudah jauh dari yg semestinya. Bahkan keadaan sangat parah.


Tidak tanggung-tanggung di antara mereka ada yg menolak dgn terus-terang Sunnah yg tdk mutawatir1 dan mengatakan hadits ahad bukan hujjah dlm masalah akidah.
Ada pula yg menolak dan mengingkari Sunnah Nabi secara total dgn berkedok mengikuti Al Qur’an saja. Padahal Al Qur’an tdk mungkin dipisahkan dari Sunnah. Al Qur’an memerintahkan utk mengambil apa saja yg datang dari Nabi yaitu Sunnahnya.
Bentuk yg lbh parah dari ‘sekedar’ menolak adl mengolok-olok Sunnah dan orang2 yg mencoba berjalan di atasnya. Ada pula yg dgn terang-terangan menolak hadits Nabi krn dinilai tdk sesuai dgn akal.
Sangat disayangkan sikap-sikap seperti ini justru sering dimiliki oleh orang2 yg terjun ke kancah dakwah. Padahal lisan mereka juga mengatakan bahwa kita wajib mengagungkan Sunnah.
Mengagungkan Sunnah adl perkara yg besar dan bukan sekedar isapan jempol. Ia butuh bukti nyata dan praktek dlm kehidupan. Namun kini keadaan justru sebalik banyak orang menolaknya.
Nabi telah mengisyaratkan akan datang keadaan ini:
“Sungguh-sungguh aku akan dapati salah seorang dari kalian bertelekan di atas dipan datang kepada sebuah perintah dari perintahku atau larangan dari laranganku lalu dia mangatakan: ‘Saya tdk tahu itu apa yg kami dapatkan dlm kitab Allah yg kami ikuti.’”{Shahih HR Ahmad Abu Dawud At Tirmidzi dari Abu Rafi’ dishahihkan oleh Asy Syaikh Al Albani dlm Shahihul Jami’ 7172)

Makna Sunnah Nabi
Yang dimaksud dgn Sunnah Nabi adl petunjuk dan jalan yg ditempuh oleh Rasulullah  shallallahu'alaihi wasallam. Di dalm mencakup perkara-perkara yg hukum wajib maupun sunnah yg berkaitan dgn akidah maupun ibadah dan yg berkaitan dgn muamalah maupun akhlak.
Para ulama Salaf mengatakan bahwa Sunnah arti mengamalkan Al Qur’an dan hadits serta mengikuti para pendahulu yg shalih serta ber-ittiba’ dgn jejak mereka.
Ibnu Rajab menjelaskan bahwa yg dimaksud dgn As Sunnah pada asal adl jalan yg ditempuh dan itu meliputi sikap berpegang teguh dgn apa yg dijalani oleh Nabi dan para khalifah baik keyakinan amalan maupun ucapan. Dan inilah makna As Sunnah secara sempurna.



Itulah yg kami maksud dlm pembahasan ini sehingga kami tdk terpaku pada istilah Sunnah menurut ahli fikih atau sunnah menurut ahli ushul fikih atau Sunnah dlm arti akidah tetapi mencakup itu semua.
Sebagaimana tersebut dlm hadits Nabi:“Wajib atas kalian berpegang dgn Sunnahku dan Sunnah para Al Khulafa Ar Rasyidin”{Shahih HR Ahmad Abu Dawud dan At Tirmidzi dishahihkan oleh Asy Syaikh Al Albani dlm Shahihul Jami’ 2549)
Perintah Memuliakan SunnahAllah berfirman “Dan apa yg diberikan Rasul kepada kalian mk ambillah sedang apa yg beliau larang dari mk berhentilah.”
Asy Syaikh Abdurrahman As Sa’di mengatakan: “Perintah ini mencakup prinsip-prinsip agama dan cabang-cabang baik lahir maupun batin dan bahwa yg dibawa oleh Rasul mk tiap hamba harus menerima dan tdk halal menyelisihinya. Apa saja yg disebut oleh Rasul seperti apa yg disebut oleh Allah tdk ada alasan bagi seorangpun utk meninggalkan dan tdk boleh mendahulukan ucapan siapapun atas ucapan Rasul.
”“Barangsiapa yg mentaati Rasul berarti ia mentaati Allah.”
Maksud tiap orang yg taat kepada Rasul dlm perintah dan larangan berarti ia taat kepada Allah krn Nabi tdk memerintah atau melarang kecuali dgn perintah dari Allah. Ini berarti pula terlindungi Nabi dari kesalahan krn Allah memerintahkan kita utk taat kepada secara mutlak. Kalau seandai beliau tdk ma’shum pada apa yg beliau sampaikan dari Allah tentu Allah tdk akan memerintahkan taat kepada secara mutlak dan tdk memujinya.
“Dan tidaklah ada pilihan bagi seorang mukmin atau mukminah jika Allah dan Rasul-Nya telah memutuskan sebuah perkara pada urusan mereka.”
Ibnu Katsir mengatakan: “Ayat ini umum pada seluruh perkara yaitu jika Allah dan Rasul-Nya menetapkan hukum sebuah perkara mk tdk boleh bagi seorangpun utk menyelisihinya. Tidak ada peluang pilihan ide atau pendapat bagi siapapun di sini.”
Ketiga ayat ini menunjukkan secara jelas bagaimana semesti kita menempatkan Sunnah Nabi yakni wajib mengambil dan merupakan keharusan yg tdk ada tawar-menawar lagi. Kemudian menjadikan Sunnah tersebut sebagai pedoman dlm melangkah melakukan ketaatan kepada Allah. Hal itu krn Allah jadikan Nabi-Nya sebagai penjelas Al Qur’an sebagaimana dlm firman-Nya:
“Dan kami turunkan kepadamu Al Qur’an agar engkau terangkan kepada manusia apa yg diturunkan kepada mereka.”
Selanjut kita lihat bagaimana hadits-hadits yg memerintahkan utk mengikuti Sunnah di antaranya:Dari Al Irbadh bin Sariyah ia berkata:


“Rasulullah memberikan sebuah nasehat kepada kami dgn nasehat yg sangat mengena hati menjadi gemetar dan matapun menderaikan air mata karena mk kami katakan:’ Wahai Rasullullah seolah-olah ini nasehat perpisahan mk berikan wasiat kepada kami’ lalu beliau katakan: ‘Saya wasiatkan kalian utk bertakwa kepada Allah mendengar dan taat walaupun yg memimpin kalian adl seorang budak krn sesungguh barangsiapa yg hidup sepeninggalku ia akan melihat perbedaan yg banyak mk wajib atas kalian bepegang teguh dgn Sunnahku dan Sunnah para Al Khulafa Ar Rasyidin gigitlah dgn gigi-gigi geraham kalian dan jauhilah oleh kalian perkara-perkara yg baru krn sesungguh semua bid’ah itu sesat.”
Demikian Nabi mewasiatkan kepada para sahabat beberapa wasiat penting di antara perintah utk berpegang teguh dgn Sunnah dan Sunnah para Khulafa Ar Rasyidin. Bahkan beliau menyuruh utk menggigit dgn gigi kita yg paling kuat. Di masa sahabat saja Rasulullah telah berwasiat demikian lebih-lebih di zaman sepeninggal beliau di mana kondisi masyarakat dari sisi keagamaan semakin buruk dgn muncul berbagai perselisihan dan bid’ah pada perkara-perkara yg prinsipil.
Datang beberapa orang kepada istri Nabi menanyakan amalan yg dilakukan oleh Nabi di saat sendirian. Setelah mendengar jawaban merekapun menganggap diri mereka sangat jauh dari apa yg dilakukan oleh Nabi sehingga masing-masing menetapkan azamnya.
Salah satu dari mereka berkata: “Saya tdk akan menikahi wanita.” Yang lain mengatakan: “Saya tdk akan makan daging” dan yg lain mengatakan: “Saya tdk akan tidur di kasur.” Sampailah berita itu kepada Nabi mk beliaupun berpidato dgn memuji Allah dan menyanjung-Nya lantas berkata:
“Mengapa ada orang–orang yg mengatakan demikian dan demikian saya bangun shalat malam dan saya juga tidur saya puasa dan saya terkadang tdk berpuasa dan saya juga menikahi wanita. mk barangsiapa yg tdk suka dgn Sunnahku dia bukan dari golonganku.”
Coba kita amati kisah ini. Beberapa sahabat datang dgn maksud baik lalu mereka berazam utk meninggalkan beberapa keni’matan dgn tujuan memperbanyak ibadah sehingga bisa mendekati amalan Nabi. Namun pada niatan itu mengakibatkan ditinggalkan beberapa Sunnah petunjuk dan jalan Nabi yaitu menikah memberikan hak jasmani dgn tdk puasa tiap hari dan tdk bangun sepanjang malam walaupun utk ibadah.
Maka Nabi menganggap hal itu tdk baik sehingga mengatakan: “Barangsiapa yng benci terhadap Sunnahku mk bukan dari golonganku.”
Sekedar niat baik saja tdk cukup bila tanpa disertai cara yg baik pula. Kalau keadaan mereka saja seperti ini lalu bagaimana dgn yg sengaja meninggalkan Sunnah Nabi dgn niat jelek? Lalu bagaimana lagi yg menghina Sunnah Nabi atau bahkan mengingkarinya?!


Demikian ayat dan hadits mendudukkan Sunnah Nabi yaitu pada tinggkat yg sangat tinggi. Oleh karena kita dapati para sahabat Nabi benar-benar menghargai dan menjadikan sebagai panutan hidup bahkan sangat takut jikalau mereka menyelisihi Sunnah sehingga menyebabkan sesat mereka dari jalan yg lurus.
Kita dapati Abu Bakar Ash Shiddiq mengatakan: “Saya tdk meninggalkan sesuatu yg Rasulullah melakukan kecuali aku pasti melakukan juga dan saya takut jika saya tinggalkan sesuatu dari lalu saya sesat.”
Wahai saudarakuorang yg paling jujur khawatir terhadap diri utk tersesat jika menyelisihi sesuatu dari jalan Nabi. mk bagaimana jadi dgn sebuah jaman yg penduduk mengolok-olok Nabi mereka dan perintah-perintah bahkan berbangga dgn menyelisihi dan mengolok-oloknya.
Kami memohon kepada Allah perlindungan dari perbuatan salah dan memohon keselamatan dari amal yg jelek. Demikian dikatakan oleh Ibnu Baththah seorang ulama akidah yg hidup pada abad keempat hijriyah dlm kitab Al Ibanah1/246 dan Ta’dhimus Sunnah 24.
Lalu bagaimana jika beliau hidup di jaman kita? Apa yg kira-kira akan beliau katakan?
Seorang tabi’in bernama Abu Qilabah mengatakan: “Jika kamu ajak bicara seseorang dgn Sunnah lalu dia mengatakan: ‘Tinggalkan kami dari ini dan datangkan Kitabullah.’ mk ketahuilah bahwa dia sesat.”
Demikian pula yg enggan menerima Sunnah Nabi krn lbh cenderung kepada pendapat seseorang mk dia berada dlm bahaya besar.
Seperti dikatakan Abdullah bin Abas ketika datang kepada seseorang yg yg seolah-olah mengadu Sunnah Nabi dgn pendapat Abu Bakar dan Umar mk Abdulllah bin Abbas mengatakan:
“Hampir-hampir turun kepada kalian bebatuan dari langit aku katakan Rasullullah berkata demikian dan kalian katakan berkata Abu Bakar dan Umar demikian?!”
Maka sangat mengherankan kalau seseorang tahu Sunnah lalu meninggalkan dan mengambil pendapat yg lain sebagaimana dialami oleh Imam Ahmad:
“Saya merasa heran dari sebuah kaum yg tahu sanad hadits dan keshahihan lalu pergi kepada pendapat Sufyan padahal Allah berfirman mk hendaklah berhati-hati orang yg menyelisihi perintah Rasul-Nya utk tertimpa fitnah atau tertimpa adzab yg pedih . Tahukah kalian apa arti fitnah? Fitnah adl syirik.” .
Demikian pula suatu saat Imam Syafi’i dita tentang sebuah masalah mk beliau mengatakan bahwa dlm masalah ini diriwayatkan demikian dan demikian dari Nabi.


mk si pena mengatakan: “Wahai Imam Syafi’i apakah engkau berpendapat sesuai dgn hadits itu?”
mk beliau langsung gemetar lalu mengatakan: “Wahai bumi mana yg akan membawaku dan langit man` yg akan menaungiku jika aku riwayatkan hadits dari Nabi kemudian aku tdk memakainya?! Tentu hadits itu di atas pendengaran dan penglihatanku.” .
Dalam kesempatan lain beliau dita dgn pertanyaan yg mirip lalu beliau gemetar dan menjawab: “Apakah engkau melihat aku seorang Nasrani?
Apakah kau melihat aku keluar dari gereja? Ataukah engkau melihat aku memakai ikat di tengah badanku ? Saya meriwayatkan hadits dari Nabi lalu saya tdk mengambil sebagai pendapat saya?!”
Demikian tinggi nilai Sunnah Nabi dlm dada mereka sehingga rasa sangat mustahil mereka meninggalkannya. Bahkan tdk terbayang ada seorang muslim yg berani meninggalkan Sunnah Nabi yg telah diketahui.
Pahala bagi Orang yg Berpegang dgn Sunnah NabiKarena penting mengagungkan Sunnah Nabi sekaligus berat tantangan bagi yg mengagungkan mk Allah sediakan pahala yg besar bagi mereka yg berpegang teguh dengan dan menjunjung tinggi-tinggi. dlm sebuah hadits disebutkan:
“Sesungguh di belakang kalian ada hari-hari kesabaran kesabaran di hari itu seperti menggenggam bara api bagi yg beramal pada saat itu akan mendapatkan pahala lima puluh.” Seseorang bertanya: “Limapuluh dari mereka wahai Rasulullah?” Rasulullah menjawab: “Pahala limapuluh dari kalian.”
Dalam hadits yg lain Nabi bersabda:“Sesungguh Islam berawal dgn keasingan dan akan kembali kepada keasingan sebagaimana awal mk maka bergembiralah bagi orang2 yg asing.”
Rasulullah ditanya: “Siapa mereka wahai Rasulullah?” Jawab beliau: “Yaitu yg melakukan perbaikan ketika manusia rusak.”
Demikian pula Allah menjamin hidayah bagi orang2 yg mengikuti Nabi dlm firman-Nya:“Dan jika kalian mentaati niscaya kalian akan mendapatkan hidayah.”
Hidayah utk menempuh jalan yg lurus baik dgn ucapan atau perbuatan di mana tdk ada jalan menuju kepada hidayah kecuali dgn taat kepada Rasulullah. Adapun tanpa itu mk tdk mungkin bahkan mustahil .
Semakna dgn ayat itu hadits Nabi yg berbunyi:


“Sesungguh tiap amalan itu ada masa giat dan tiap giat itu ada masa jenuh mk barangsiapa yg jenuh itu kepada Sunnahku berarti ia mendapatkan petunjuk dan barangsiapa yg masa jenuh itu kepada selain mk ia binasa.”
Selama seseorang berada di atas Sunnah Nabi mk dia tetap berada di atas istiqamah. Sebalik jika tdk demikian berarti ia telah melenceng dari jalan yg lurus sebagaimana dikatakan oleh Ibnu Umar:
“Manusia tetap berada di atas jalan yg lurus selama mereka mengikuti jejak Nabi.” .
‘Urwah mengatakan: “Mengikuti Sunnah-Sunnah Nabi adl tonggak penegak agama.”
Seorang tabi’in bernama Ibnu Sirin mengatakan: “Dahulu mereka mengatakan: selama seseorang berada di atas jejak Nabi mk dia berada di atas jalan yg lurus.”
keterangan:
———–1 Hadits mutawatir adl hadits yg diriwayatkan oleh para rawi dlm jumlah yg banyak dan mustahil mereka sepakat utk berdusta atau kebetulan sama-sama berdusta sedang hadits ahad adl yg selain itu. Ahlussunnah berpendapat bahwa hadits ahad yg shahih harus diterima dan diamalkan.


http://romdani45498.blogspot.com/2010/12/menghidupkan-sunnah-nabi-yg-kian.html

Ketika Futur Menyapa…

Dulu aku setegar karang..
Berdiri tegak tak tergoyahkan..
Menantang segala kebathilan yang menghadang..
Memberantas kekufuran yang membentang..
Meneriakkan kebenaran dengan lantang..

Dulu ku begitu menjaga kehormatan..
Bertemu yang bukan mahrom ku tundukkan pandangan..
Berbicara pada yang tak sejenis ku kan keringatan..
Rasanya ingin lari dari hadapan..
Tak ingin bertemu tanpa hijab membentang.


Dulu ku idealis dalam pemikiran..
Segala sesuatu ku ukur dengan matang..
Benarkah telah sesuai dengan Sunnah dan Al-Qur'an..
Adakah perilakuku yang tak sejalan..
Jika ku tahu itu tak beanar, takkan ragu ku tinggalkan..

Tahu kah kenapa kawan..?
Karena ada kalian yang menjagaku dalam pengawasan..
Ada saudaraku yang senantiasa mengingatkan..
Ada saudaraku yang senantiasa menguatkan..
yah kalian saudara yangbterikat dalam kekuatan iman..

Ketika ku keceplosan..
Istigfar langsung kau katakan..
Ketika ku cengengesan..
Ku temukan senyum lembutmu yang mengingatkan..
Ketika ku sedih dalam tekanan..
Kau pun memelukku dengan penuh ketentraman..

Ada Murobbiyah yang selalu mengajarkan..
Betapa ku takut dan menyadari ada Allah yang diriku dalam pengawasan..


Bahwa semua gerak-gerikku akan dimintai Pertanggungjawaban..
Betapa hari-hariku hanya Rabbku dalam ingatan..
Selalu ada dzikir senantiasa terucap dari lisan...
Tapi itu dulu, ketika tanganmu dan tanganku masih bergandengan..
Ketika hari-hariku kulewati dalam majelis dzikir yang memberi ketentraman..

Namun sekarang kawan..
Tahukah diri ini mulai menjauh dari kebenaran..
Betapa mudah diri ini melakukan kemaksiatan..
Seolah lupa ada Allah yang selalu memberi pengawasan..
Celana gantung semakin memanjang..
Jilbab lebar berubah pendek dan mulai ku lilitkan..
Pikirku "Ah, gak papa di bandingkan yang lain, toh aku masih mendingan"
orang yang lebih buruk selalu menjadi dasar perbandingan..
Yah jelaslah ku kan semakin jauh meninggalkan..

Ketika pakaian modis semakin menarik untuk dikenakan..
Apa lagi ketika ku coba wajah ini makin tampan dan rupawan..
Hati goyah iman pun tak tenang..
Akhirnya pakaian syar'i pun mulai ku tinggalkan..
Dan ku menjelma menjadi pemuda zaman sekarang..


Hemm.. ada lagi yang menggoyahkan iman..
Diluar sana banyak lawan jenis yang menggiurkan..
Pengen rasanya mencoba gimana rasa pacaran..
Dan syaitan begitu lihai mengambil peran..
Di tampakkan di mataku betapa sempurnanya dia menjadi pasangan..
Wajah rupawan, juga sangat perhatian..
Mungkin inilah jodoh yang ditakdirkan..
Tapi ku harus tahu lebih dalam dengan penjajakan..
janganlah dikatakan pacaran..
Bagaimana kalo di ganti dengan ta'arufan..
Toh ini lebih islami ketimbang pacaran..

oh.. ternyata pacaran sangat menyenagkan..
Tiap hari ada yang memperhatikan..
Dapat SMS sayang dan selalu telponan..
Ada yang ingatin jika belum makan..
Ternyata ini asiknya punya pasangan..
Dan semua kemaksiatan mulai menjadi kebiasaan..
Alangkah Futur telah menggerogoti jiwa dan kehormatan..
Semua idealis dan keimanan seolah melayang..
Terutup oleh dunia dan semua semunya keindahan..


Sungguh syaitan menguasai hati dan telah mengambil peran..

Tahukah kenapa kawan?
Karena kini tak ada dirimu yang menjadi pertahanan..
Tak bersama kau saudaraku yang senantiasa mengingatkan..
Seolah diri ini telah luput dari pangawasan..
Ilmu tarbiyah tak melekat lagi dalam fikiran..
Majelis ilmu rasanya membosankan..
Bertemu ikhwan/akhwat serasa menjelma kampungan..
Pakaian syar'i terlihat begitu ketinggalan zaman..
Ilmu hilang imanpun melayang..

Betapa hati mulai digerogoti syaitan..
Ilmu syar'i malah jadi cemoohan..
Bahkan kadang ku mulai mengungkit-ungkit semua yang kau lakukan dalam kekhilafan..
Ku katakan dalam hati kau pun tak sesuci malaikat kawan..
Dan semua usahamu untuk menyadarkanku ku jadikan cemoohan..
Ah, apa urusanmu dengan hidupku sekarang..
Toh, kita semua akan mempertanggungjawabkan..

Kau heran dengan semua yang kualami dalam perubahan..


Busana syar'i ku berubah dan menghilang..
Pergaulanku berubah semakin jauh dari kebenaran..
Kau tanya ke mana semua ilmu yang ku dapatkan..
Ku katakan, telah melayang ke awang-awang..

Kini ku terjebak dalam liputan zaman..
Sungguh ku telah menjadi orang yang tergantikan..
Ku sesali ini namun begitu sulit ku tinggalkan..
Adakah kalian sudi mengulurkan tangan..
Kumohon tarik aku kembali dalam lingkaran..
Bantu aku kembali dalam keimanan..
Raih tanganku dalam genggaman..
Jangan biarkan ku menjadi budak syaitan..

Dengarlah jeritan hatiku kawan..
Diriku dalam futur yang berkepanjangan..
Ku rindu tawadhu dan tundukan pandangan..
Ku rindu nasihat2 dalam tarbiyah yang menentramkan..
Ku mohon.. Bantu aku kawan..
Jangan tinggalkan..
*************************************************


Buat sudara-saudariku, yang mulai melangkah jauh dari syariat.. kembalilah..
Jangan mau jadi yang tergantikan.. Selagi masih muda dan nyawa masih dalam raga..
Ukir namamu dalam tinta sejarah.. ambil alih dalam barisan dakwah..
Ada tidaknya kita, Islam tetap kan Menang, kita yang butuh dakwah, bukan dakwah yang butuh kita..


http://romdani45498.blogspot.com/2010/12/ketika-futur-menyapa.html

Menyikapi Mantan Taaruf yang Masih Sakit Hati

BANYAK kisah taaruf –proses saling mengenal antara laki-laki dan perempuan dalam upaya menuju pernikahan tanpa pacaran– yang kandas di tengah jalan. Banyak pula penyebab dan alasannya. Bisa jadi karena orang tua tidak setuju, perbedaan prinsip, perbedaan karakter, tidak ada kecocokan satu sama lain, dan berjuta penyebab lain. Apapun alasannya, satu hal yang pasti terjadi di antara mereka, bukan jodoh.
Bila alasan satu ini dipahami dengan benar, insya Allah tak akan ada sakit hati yang menyertai ketika akhirnya semua prose situ harus berakhir ataupun diakhiri. Masing-masing pihak akan berbesar hati dan tidak saling membenci. Bahkan sebaliknya, ukhuwah bisa terjalin di sana dengan saling menutup aib masing-masing dan menumbuhkan rasa persaudaraan menggantikan rasa ‘harap’ sebelumnya yang sempat ada. Tapi ternyata, kenyataan di lapangan tak seindah teori untuk memaafkan ataupun melupakan seseorang yang pernah melakukan taaruf tersebut.
Ada yang memutuskan hubungan sama sekali ketika ta'aruf tak bisa berlanjut. Bahkan jangankan saling sapa, menyebut nama saja sudah enggan. Seluruh hal tentang dirinya baik nomer HP, sms-sms, email dan biodata semua dibuang ke tong sampah. Bila pun ada yang orang yang menyebut nama si mantan taaruf ini, hatinya langsung bergemuruh dipenuhi rasa yang menyakitkan hati. Dalam skala lebih jauh, orang dengan tipe ini bukan tak mungkin melakukan pembunuhan karakter pada si mantan taaruf. Misalnya saja ia akan menyebarkan hal-hal buruk tentang si ‘mantan’ agar tak ada yang mau mendekat.
Ada juga orang yang masih melakukan kontak seperlunya dengan si mantan taaruf meskipun sudah tak terjalin apa-apa lagi di antara mereka. Hubungan mereka sebatas teman seperti sebelumnya. Sekilas, seolah semua berjalan baik-baik saja. Tapi sikap salah satunya berubah ketika si mantan taaruf ternyata mendapat pasangan lebih cepat dari dirinya. Rencana pernikahan si ‘mantan’ membuatnya bak cacing kepanasan karena merasa didahului. Sikapnya pun berubah sinis dan ketus.
Uniknya, ada juga yang kebalikan dari fenomena di atas. Ketika dirinya sudah bertaaruf lagi dengan yang lain dan berencana mau menikah duluan, hatinya masih dipenuhi rasa tidak terima taaruf sebelumnya harus putus di tengah jalan. Walhasil, ia yang seharusnya bahagia menjelang hari pernikahannya, hatinya malah dipenuhi syak wasangka bahwa si ‘mantan’ taaruf akan merusak suasana. Yang terjadi kemudian adalah ketika ia menikah duluan dan si ‘mantan’ mengucapkan selamat dan doa penuh ketulusan, dijawabnya dengan ketus dan penuh kecurigaan.
….Urusan hati memang tidak sederhana, tapi jangan diperumit dengan hal-hal yang tak seharusnya ada. Jodoh adalah rahasia-Nya yang hanya bisa diikhtiari….
Urusan hati memang tidak sederhana. Tapi sesuatu yang tidak sederhana ini jangan diperumit dengan hal-hal yang tak seharusnya ada. Jodoh adalah rahasia-Nya yang hanya bisa diikhtiari tanpa berusaha mendikte ataupun memaksakan kehendak. Allah tak akan pernah salah menjodohkan hamba-Nya.


Maka berprasangka baiklah pada-Nya ketika taaruf tak bisa berjalan sesuai rencana. Tak perlu su’udzhon pada mantan taaruf, tak perlu pula memutuskan ukhuwah yang pernah terjalin meskipun saat ini telah berbeda jalinan cerita.
Dunia akan lebih indah apabila hati ini dipenuhi husnuzhon, baik terhadap takdir Allah ataupun terhadap si ‘mantan’. Dunia pun akan lebih cerah dan berwarna bila sikap diri tak dipenuhi sinis dan antipati hanya karena si dambaan hati tak menjadi milik diri. Memang bukan hal yang mudah, tapi juga bukan suatu yang mustahil untuk dilakukan. So, bersihkan hati dan ikhlaskan diri ini menerima takdir Ilahi.


http://romdani45498.blogspot.com/2010/12/menyikapi-mantan-taaruf-yang-masih.html