Mengenai Saya

Foto saya
Pangandaran, West Java, Indonesia
Simple

Minggu, 05 Februari 2012

Dalam Keadaan Genting, Di Saat Menemui Jalan Buntu ...

Ketika itu Nabi Musa as memang benar-benar dalam keadaan genting. Ia dikejar-kejar Fir’aun dan bala tentaranya untuk dihabisi. Dan pada perjalanannya menghindari kejaran itu, mau tak mau ia harus berhenti karena terdesak oleh Laut Merah yang menghadang di depannya. Yang lebih naas lagi, Nabi Musa as tak sendirian. Ia bersama ribuan umatnya yang hendak diselamatkannya dari amukan Fir’aun. Dan jika umatnya tak segera diselamatkan, maka Fir’aun dan bala tentaranya tentu akan menghabisi mereka.
 Di saat-saat genting itulah  Musa as mendapat wahyu dari Allah SWT untuk memukulkan tongkatnya ke laut. Nabi Musa pun bahagia membayangkan bahwa dengan memukulkan tongkat itu ke laut, berharap laut akan terbelah. Dengan begitu ia dan umatnya dapat selamat dari amukan Fir’aun dan bala tentaranya yang kafir.
 Namun, sebagaimana diceritakan oleh Abu Muhammad Jabar dalam al-Maladz wal I’tishom, ketika Musa as memukulkan tongkatnya ke laut, ternyata tak ada reaksi apa-apa. Tak ada laut yang terbelah dan jalan yang terbentang untuk dilalui Musa as dan umatnya. Ia ulangi sekali lagi, dipukulkannya tongkat itu ke laut, tak juga laut terbelah. Masih diulang-ulang oleh Musa as, namun hingga sepuluh kali dilakukan, tak juga laut itu terbelah menjadi dua.
 Ia pun mengadukan semuanya pada Allah ‘azza wa jalla.
 “Robbi, bagaimana ini. Telah ku pukulkan tongkatku berkali-kali, tak juga laut terbelah?” ratapnya penuh harap akan solusi.
 Musa as sangat khawatir dengan umatnya yang sebentar lagi menjadi santapan amuk Fir’aun jika tak segera diselamatkan. Ia melihat wajah pucat pasi pada barisan belakang dari umatnya yang sedang berusaha menyelamatkan diri dari kejaran Fir’aun. Tentu saja mereka khawatir, karena Fir’aun dan bala tentaranya sudah tampak di kejauhan. Maka dari itu Musa as berusaha segera meminta solusi pada Tuhannya.
 Maka Allah berfirman:
 “Ucapkanlah shalawat untuk Muhammad. Setelah itu, pukulkan tongkat itu ke laut.”
Maka serta merta Nabi Musa as membaca shalawat untuk junjungan kita Nabi Agung Muhammad saw, dan tongkat miliknya pun ia pukulkan ke air laut. Seketika itu dengan izin Allah, air laut itu terbelah menjadi dua dan terciptalah jalan bagi Nabi Musa as dan umatnya untuk menyelamatkan diri dari amukan Fir’aun.
 Demikian pula ketika hendak menutup kembali air yang terbelah tadi, Musa as mulai memukul ke air dengan membaca shalawat untuk Nabi saw terlebih dahulu. Hingga kemudian Fir’aun dan bala tentaranya tewas tenggelam ditengah-tengah Laut Merah saat berada dalam pengejaran Nabi Musa as dan umatnya itu. Wallahu a’lam.* 
Kala kita terhadang pada permasalahan yang tak kunjung terselesaikan,
Perbanyaklah Sholawat !!
 Kala kita terpojok pada situasi yang menyulitkan dan menyudutkan,
Perbanyaklah Sholawat !!
 Dalam keadaan genting, di saat menemui jalan buntu .. Perbanyaklah Sholawat !!