Mengenai Saya

Foto saya
Pangandaran, West Java, Indonesia
Simple

Sabtu, 11 Februari 2012

Musyawarah

Sebahagian orang tua merasa berhak memaksa anak-anaknya agar mengikuti kemauan orang tua itu sendiri, tanpa perlu bermusyawarah sedikitpun bahkan pemeberitahuan.  Tapi tidak demikian dengan Nabi Ibrahim as terhadap anaknya, Ismail as. Meskipun diketahui itu suatu pesan dari Allah SWT lewat mimpi, Nabi Ibrahim tidak begitu saja mem-Veto anaknya.  Beliau membuka ruang musyawarah dengan kepala dingin, meskipun dengan anaknya sendiri.
 “Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka pikirkanlah, apa pendapatmu?” (QS. Ash Shaaffaat:102).
Terbukti hingga sekarang, musyawarah menjadi suatu cara penting dalam hidup dalm ber-kelurga,bermasyarakat atw ber negara.  Antara lain bertujuan untuk meraih partisipasi ,pendapat orang banyak.  Apalagi, masing-masing manusia dikaruniai akal dan hati, sehingga setiap orang punya pikiran dan pertimbangan.  Namun, manusia juga memiliki kelemahan, sehingga berpeluang memberi pengaruh lemah terhadap kualitas keputusan. 


Untuk menghasilkan keputusan yang berkualitas, perlu dibantu dengan pendapat-pendapat dari orang lain.
 Cara musyawarah Nabi Ibrahim dengan anaknya sepatutnya dicontoh oleh setiap orang tua ataw para pemimpin  Mengikutsertakan anak dalam pembuatan suatu keputusan merupakan suatu proses belajar langsung. Apalagi anak kelak juga akan menjadi ayah (atau ibu) ataw pemimpin.  Karena itu perlu belajar berbicara dengan .. sopan, terutama dengan orang tua, apapun nanti hasil keputusan yang akan dibuat. Sebagaimana dicontohkan Ismail:   “wahai Bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar” (QS. Ash Shaaffaat:102). semoga kita jadi orang tua yang suka bermusyawarah seperti nabi Ibrahim as.dan punya anak anak yang sholeh dan sopan seperti nabi Ismail as,Amiin Allahuma amiin.(anda bersedia memulai nya???


http://romdani45498.blogspot.com/2010/11/musyawarah.html