Mengenai Saya

Foto saya
Pangandaran, West Java, Indonesia
Simple

Rabu, 28 Maret 2012

Sepotong Doa Dari Pelangi Nila

Belakangan ini aku sering melamun dan berfikir, mencoba muhasabah diri.
Allah..
aku hanyalah segelintir dari sebagian besar hambamu yang menghiba di fajar siddiq. Saat munculnya cahaya membentang di cakrawala, Tiadalah hamba dapat bangun dihari-hari sebelumnya semenjak sepertiga malam tadi  jika bukan suara-suara 'Angel dan Pelangi-pelangi' lain yang membisikkan lembut ke telinga kananku, “Nila bangun sayang, malaikat menunggumu bermunajah, mari terbang tinggi bersama kami..”
Sementara setan dari sisi kiri tempat tidurku berbisik,
“ Nila, semalam kamu pulang kerja pukul 00.30, hari ini kamu pun masuk pagi pukul 08.00, besok sajalah kamu bangun, ketika waktumu dimalam hari tak tersita di depan meja kerja” , Lalu Tubuhku limbung bersama rasa kantuk yang luar biasa menyerang, hoaaamm…!! Setanpun bersorak menang menyaksikan kekalahanku.
Tiiittt…tiiiittt… Suara dering ponsel kembali memekakkan telingaku, pukul 02.30 pagi. sebuah sms masih sempat kubaca:
" Sahabat cantikku Pelangi Nila, aku dan pelangi2 yang lain sedang menunggumu untuk terbang tinggi ke Istana pelangi. Ibu Peri dan Angel menunggumu disana.." ( From Pelangi Ungu ).
Saat ingin kuletakkan ponselku dan kembali memejamkan mata, sebuah bunyi sms kembali masuk:
“ Pelangi Nila , bangun sayang…  Sungguh hamba Allah yg bertakwa diantara kamu adalah yg bangun diwaktu malam dan sedikit tidur. Sekarang sudah saatnya terbang tinggi. Ayok kita temui DIA bersama-sama, hanya ada aku, kau, dan DIA...” (From Angel)
Huaaa… indah kata-kata itu, sontak aku bangun dengan kekuatan entah dari mana.


Perasaanku penuh seketika oleh cinta pelangi yang membumbungkan jiwa-jiwa hausku. Kubasuh muka dan sebagian tubuh dengan air wudhu, kubentangkan sajadah, berharap menjadi armada terbang sebagai permadani menuju langit tempat kami para pelangi berkumpul bermunajah. Ah…rindunya… nila kangen dengan Angel.
=O=0==0==0*******==0==0=0
Dalam sujudku aku menangis tersedu, aku teringat sebuah kejadian yang menguras habis airmataku dan pelangi lain. Ada luka yang tertoreh, ada bekas lecutan hangus yang menjelaga dinding hati, ketika sebuah kecemburuan menguasai hati kami dalam perebutan tahta dihati Angel. Lalu entah mengapa aku mempunyai kesimpulan bahwa semua yang terjadi ini adalah salah satu bentuk teguran dari Sang Maha Cinta, bukan sebagai ujian, karena aku bukanlah orang suci yang patut di uji. Aku adalah pendosa yang lebih pantas di timpa Azab, dan semoga beserta keikhalasanku ada dosa yang Allah perkenankan kekurangannya.
Allah..,
hamba yang fakir iman berharap cinta yang sedikit ini tak terbagi. Berharap ketika datang kepadaMU ,aku tak ingin cintaku sudah berkurang. Aku tak ingin mencintai Angel dan pelangi-pelanginya yang lain melebihi cintaku kepadaMU yang memang sudah semestinya lebih besar. Aku hanya ingin cintaku kepada sahabat2 pelangiku yg lain semata-mata untuk lebih mendekatkanku kepadaMu.
Allah… Aku ingin mandiri dalam mendirikan sholat malamku, Karena tak selamanya tangan Angel akan mampu meraihku, Karena tak selamanya suara-suara lembut Sahabat Pelangi–ku akan memerdukan desau angin malamku, Karena tak selamanya aku menggantungkan sisa kantukku dengan hentakan suara ponsel, Karena tak selamanya aku bangun dengan cinta mereka yang kadang membuatku buta dan membuatMu cemburu.
Tidak ya Allah…!!! Jangan ya Allah, setan selalu pandai menipu kami atas nama cinta dan ukhuwah, kepicikannya dalam menyesatkan kami selalu tak terlihat oleh beningnya mata-mata kami yang jeli. Namun bukankah itu semua tak luput dari KemahaanMu sebagai dzat yang Maha melihat, Maha mengetahui lagi Maha meluruskan dari kealpaan yang mambuat kami menyesatkan diri.
Hati Nila semakin terbebani saat diingatnya bahwa biasanya sahabatnya selalu datang menawarkan pelukan saat dia ingin menangis seperti saat ini.
Malam masih sepi, menyisakan hembusan beku. Suasana  musim hujan semakin menambah kekakuan yang tercipta. Nila masih ditengah tangisan malamnya ketika dia rasakan sebuah hawa hangat pelan-pelan menyentuh pundaknya.


Dan entah bagaimana, Nila tak pernah tahu, pelukan hangat yang merangkulnya kali ini tak bisa digantikan meskipun dari Ibu Peri maupun si Angel yang mampu memberikan kehangatan yang mengaliri seluruh tubuhnya melebihi jaket bulu panjang yang sering dikenakannya saat musim dingin.
Sentuhan hangat itu semakin terasa merengkuhnya. Seolah terbawa dalam hangatnya kasih, Pelangi Nila semakin larut dalam tangisannya didekap pelukan tak bertuan. Dan ketika Nila mulai menyadari bahwa tak seorangpun yang memeluknya, ia kemudian tahu bahwa yang kini mendekapnya dengan kehangatan adalah kasih sayang Allah Sang Maha Segalanya.
Allah Yang Maha Mulia yang kini sedang memeluknya dengan kehangatan yg merasuk kedalam dada dan sanubarinya. Pelukan tangan Ilahi yang sangat menentramkan dan menghangatkan jiwanya yg pilu. Yaa..disaat semua kemungkinan tidak mungkin lagi terjadi, saat itulah usapan tangan Allah menepis airmata yang berjatuhan. Nila kini tak sendirian lagi, Nila kini tak nelangsa lagi. Nila mendekap balik kehangatan yang sekarang dirasakannya, "Nila sayang Allah..Angel, Ibu peri, dan sahabat2 pelangiku yang lain", akunya.
Duh Sahabatku para pelangi disana..apakah engkau juga merasakan hal yang sama dengan apa yg Nila rasakan..? Didunia nyata kita tak pernah bertemu, tapi di keheningan malam di kaki tahajud subuh kita bisa berkumpul bersama, bersatu dalam batin, mendekap dalam dekapan ukhuwah yg agung untuk saling mendoakan didalam kebaikan, keselamatan, kemudahan rejeki, kesehatan dan nikmat iman.
Astaghfirullah… Yaa… Ghofar… kepadaMu kami kembali, menyerahkan sekeping hati yang Engkau titipkan, mempertanggungjawabkan apa yang telah kami isikan di dalamnya (hati), menerima segala bentuk dera siksa jika apa yang kami isikan tidak sesuai dengan risalah kitabullah dan sunnah-sunnah RosulMu. Lindungi kami dari segala kesia-siaan waktu mendamba selainMu, sucikanlah cinta kami yaa Muqollibal Qulub, tsabit qolbi ‘ala dynika. Dan rengkuhlah kami dalam naungan cintaMu di akhir masa nanti, dalam cinta yang berbingkai namaMu dan kekasihmu Muhammad sholallahu ‘alaihi wasalam.
Amin, Yaa Robal ‘alamin…


http://romdani45498.blogspot.com/2010/12/sepotong-doa-dari-pelangi-nila.html