Mengenai Saya

Foto saya
Pangandaran, West Java, Indonesia
Simple

Jumat, 23 Maret 2012

Untuk Mu Ukhty…

Apa kabar ukhty ? Hope u well and do take care… Allah selalu bersama kita
Ukhtiku… Masihkah menungguku…? Hm… menunggu, menanti atau whatever-lah yang sejenis dengan itu kata orang membosankan. Benarkah?! Menunggu… Hanya sedikit orang yang menganggapnya sebagai hal yang ‘istimewa’ Dan bagiku, menunggu adalah hal istimewa Karena banyak manfaat yang bisa dikerjakan dan yang diperoleh dari menunggu Membaca, menulis, diskusi ringan, atau hal lain yang bermanfaat
Menunggu bisa juga dimanfaatkan untuk mengagungkan-Nya, melihat fenomena kehidupan di sekitar tempat menunggu, atau sekadar merenungi kembali hal yang telah terlewati Eits, Banyak hal lain yang bisa kau lakukan saat menunggu Percayalah bahwa tak selamanya sendiri itu perih Ngejomblo itu nikmat, jenderal! Ups, itu judul tulisanku beberapa waktu lalu
Bahwa di masa penantian, kita sebenarnya bisa lebih produktif Mumpung waktu kita masih banyak luang Belum tersita dengan kehidupan rumah tangga Jadi waktu kita untuk mencerahkan ummat lebih banyak Karena permasalahan ummat saat ini pun makin banyak
Karenanya wahai bidadari dunia… Maklumilah bila sampai saat ini aku belum datang Bukan ku tak ingin, bukan ku tak mau, bukan ku menunda Tapi persoalan yang mendera bangsa ini kian banyak dan kian rumit Begitu banyak anak tak berdosa yang harus menderita karena busung lapar, kurang gizi, lumpuh layuh hingga muntaber Belum lagi satu per satu perpisahan dimana – mana.Ditambah lagi bencana demi bencana yang melanda negeri ini Meski saat ini hidup untuk diri sendiri pun rasanya masih sulit
Namun seperti seorang ustadz pernah mengatakan bahwa hidup untuk orang lain adalah sebuah kemuliaan Memberi di saat kita sedang sangat kesusahan adalah pemberian terbaik Bahwa kita belumlah hidup jika kita hanya hidup untuk diri sendiri
Ukhtiku… Di mana pun engkau sekarang, janganlah gundah, janganlah gelisah Telah kulihat wajahmu dan aku mengerti, betapa merindunya dirimu akan hadirnya diriku di dalam hari-harimu Percayalah padaku aku pun rindu akan hadirmu Aku akan datang, tapi mungkin tidak sekarang Karena jalan ini masih panjang Banyak hal yang menghadang Hatiku pun melagu dalam nada angan Seolah sedetik tiada tersisakan Resah hati tak mampu kuhindarkan Tentang sekelebat bayang, tentang sepenggal masa depan Karang asaku tiada ‘kan terkikis dari panjang jalan perjuangan, hanya karena sebuah kegelisahan Lebih baik mempersiapkan diri sebelum mengambil keputusan Keputusan besar untuk datang kepadamu
Ukhtiku… Jangan menangis, jangan bersedih, hapus keraguan di dalam hatimu Percayalah pada-Nya, Yang Maha Pemberi Cinta, bahwa ini hanya likuan hidup yang pasti berakhir Yakinlah…saat itu pasti ‘kan tiba Tak usah kau risau karena makin memudarnya kecantikanmu Karena kecantikan hati dan iman yang dicari Tak usah kau resah karena makin hilangnya aura keindahan luarmu Karena aura keimananlah yang utama Itulah auramu yang memancarkan cahaya syurga, merasuk dan menembus relung jiwa
Wahai perhiasan terindah… Hidupmu jangan kau pertaruhkan, hanya karena kau lelah menunggu. Apalagi hanya demi sebuah pernikahan. Karena pernikahan tak dibangun dalam sesaat, tapi ia bisa hancur dalam sedetik. Seperti Kota Iraq yang dibangun berpuluh tahun, tapi bisa hancur dalam waktu sekian hari. Jangan pernah merasa, hidup ini tak adil Kita tak akan pernah bisa mendapatkan semua yang kita inginkan dalam hidup
Pasrahkan inginmu sedalam qalbu, pada tahajjud malammu Bariskan harapmu sepenuh rindumu, pada istikharah di shalat malammu Pulanglah pada-Nya, ke dalam pelukan-Nya Jika memang kau tak sempat bertemu diriku, sungguh…itu karena dirimu begitu mulia, begitu suci Dan kau terpilih menjadi Ainul Mardhiyah di jannah-Nya
Ukhtiku… Skenario Allah adalah skenario terbaik Dan itu pula yang telah Ia skenariokan untuk kita Karena Ia sedang mempersiapkan kita untuk lebih matang, merenda hari esok seperti yang kita harapkan nantinya Untuk membangun kembali peradaban ideal seperti cita kita
Ukhtiku… Ku tahu kau merinduiku, bersabarlah saat indah ‘kan menjelang jua Saat kita akan disatukan dalam ikatan indah pernikahan
Apa kabarkah kau disana? Lelahkah kau menungguku berkelana? Lelahkah menungguku kau disana? Bisa bertahankah kau disana? Tetap bertahanlah kau disana… Aku akan segera datang, sambutlah dengan senyum manismu Bila waktu itu telah tiba, kenakanlah mahkota itu, kenakanlah gaun indah itu… Masih banyak yang harus kucari, ‘tuk bahagiakan hidup kita nanti…
Ukhtiku… Malam ini terasa panjang dengan air mata yang mengalir Hatiku terasa kelu dengan derita yang mendera, kutahan derita malam ini sambil menghitung bintang Cinta membuat hati terasa terpotong-potong Jika di sana ada bintang yang menghilang, mataku berpendar mencari bintang yang datang Kalau memang kau pilihkan aku, tunggu sampai aku datang… Ku awali hariku dengan tasbih, tahmid dan shalawat Dan mendo’akanmu agar kau selalu sehat, bahagia, dan mendapat yang terbaik dari-Nya Aku tak pernah berharap, kau ‘kan merindukan keberadaanku yang menyedihkan ini Hanya dengan rasa rinduku padamu, kupertahankan hidup Maka hanya dengan mengikuti jejak-jejak hatimu, ada arti kutelusuri hidup ini Mungkin kau tak pernah sadar betapa mudahnya kau ‘tuk dikagumi Akulah orang yang ‘kan selalu mengagumi, mengawasi, menjaga dan mencintaimu
Ukhtiku…Jangan pernah berhenti berharap, Karena harapan-harapanlah yang membuat kita tetap hidup
Hanya engkau yang aku harap Telah lama kuharap hadirmu di sini Meski sulit, harus kudapatkan Jika tidak kudapat di dunia… ‘kan kukejar sang Ainul Mardhiyah yang menanti di surga Waktu pun terus berlalu dan aku kian mengerti… Apa yang akan ku hadapi Dan apa yang harus kucari dalam hidup Kurangkai sebuah tulisan sederhana ini, untuk dirimu yang selalu bijaksana Aku goreskan syair sederhana ini, untuk dirimu yang selalu mempesona Memahamiku dan mencintaiku apa adanya Semoga Allah kekalkan nikmat ini bagiku dan bagimu Semoga…
Ya Allah… ringankanlah kerinduan yang mendera kupanjatkan sepotong doa setiap waktu, karena keinginan yang menyeruak di dalam diriku Ya Allah… ampuni segala kekhilafan hamba yang hina ini ringankan langkah kami beri kami kekuatan dan kemampuan tuk melengkapkan setengah dien ini, mengikuti sunnah RasulMu jangan biarkan hati-hati kami terus berkelana tak perpenghujung yang hanya sia-sia dengan waktu dan kesempatan yang telah Engkau berikan Aamiin.