Mengenai Saya

Foto saya
Pangandaran, West Java, Indonesia
Simple

Sabtu, 28 Juli 2012

Duhai Diri....

Duhai diriku,
Jangan menyerah. Bukankah pekerjaanmu demi ibadah yang nyaman bagi dirimu. Agar kelak engkau tak lagi bersusah payah akan hari akhirat.

Basuh wajahmu dengan air wudhu. Sucikan. Sucikan. Ambil dua rakaat untuk menenangkan dan mendekatkan pada Robbmu. Bersihkan kembali hatimu dengan do'a dan istighhfar.

Maafkan kesalahan teman dan saudaramu. Maafkan semuanya. Agar, hatimu semakin lapang.

Duhai diriku,
Tiada yang terindah selain Dia meridhoi apa yang engkau lakukan. Betapa nilai keikhlasan menjadi tempat yang sejuk. Belaianya, mengubahmu selalu pada qona'ah dan kesyukuran.

Biarkan yang mencela, biarkan yang mencaci mengiris - iris hatimu. Biarkan saja. Bukankah, telah lama dan seringkali hatimu didera oleh berbagai perjuangan. Masihkah tak cukup waktu yang telah kau lewati. Lapangkanlah lagi. Ma'afkan lagi. Biarkan. Ikhlaskan.

Wahai jiwaku,
Engkau bersemayam dalam diriku. Jangan engkau hinakan dengan meminta selain dari dan atas-Nya. Jangan pula kau rendahkan dirimu dengan kesombongan.

Lalu jangan kau remehkan dirimu dengan merasa yang paling segalanya. Semakin engkau merendah, semakin tinggi dirimu dihadapan-Nya.
Selalu ku ingatkan sekali lagi. Jangan kau merasa bangga dengan apa yang ada.

Duhai diriku,
Dalam perjalanan hidup dan ibadahmu, tiidak selamanya berjalan sesuai dengan yang engkau inginkan. Lakukan dengan teratur dan ketenangan jiwa. Karena, hambatan bukan hanya duri-duri kecil dan parit serta benteng. Namun juga, undakan-undakan gunung hingga pasir yang tajam bisa melukaimu.

Lakukan dengan kesungguhan dan kesenangan. Agar rintangan menjadi seperti sapuan yang lembut kala duduk bersantai ria di pematang sawah, sambil menikmati segelas kopi dan pisang goreng.

Karena, sungguh tidak semua orang bisa menerima apa yang kita minta. Setiap yang benar, pun mesti dilakukan dengan cara yang benar. Lakukan dengan irama yang mengalun lembut dan ritme yang simfoni. Agar, denting demi denting terdengar nyaman di hati.

Duhai diriku,
Inginkah dirimu seperti itu?

Selalu lah kau iringi setiap tindakanmu dengan akhlak yang baik. Sempurnakan selalu jiwaku, sempurnakan akhlakmu terus dan terus.

Setiap penolakan dan tindakan bahkan kata-kata kasar, tidak hanya di dan berasal dari mulut sang pandir jiwaku. Tapi, kadang tidak sedikit bibir runcing berasal dari pria dan wanita berhijab. Tak usah kau sakit hati. Tak usah kau merasa tertusuk duri. Biarkan saja.

Sambutlah dengan senyuman. Sambut dengan ketulusan. Sambut dengan kelapangan. Sambut dengan akhlak yang indah dan menyejukkan. Kelak cermin itu akan memantul pada mereka. Karena kebenaran adalah pasti.

Jiwaku. Sebaik baik manusia adalah ia yang tiada pernah terhenti untuk memohon taubat. Aku dan dirimu wahai jiwaku, bagian yang tak terpisahkan. Kita milik-Nya dan akan kembali pada-Nya.

Duhai diriku,
Sungguh, diri ini, apa-apa yang melekat di tubuh dan yang mengelilingi kita adalah titipan belaka. Kelak sang Pemilik akan mengambilnya.

Duhai diriku,
Merayu dengan sepenuh cinta pada-Nya. Mari merayu. Kita ikuti. Terus cari dan cari semua ridho-Nya. Mimpi-mimpi manis tak akan pernah terjadi saat hati ini tak pernah merasa dekat dengan-Nya.

Syurgalah yang kita inginkan. Tapi, jiwaku, dirimu semakin hari semakin menit, kenapa tak kau teruskan pada keridhoan-Nya. Berbagai alasan selalu mengindahkan. Bahkan tidak jarang melalaikan perintah-Nya.

Ah, syurga hanyalah mimpi. Mimpi bagimu yang merasa diri mampu namun tak pernah dilakukan. Ibadah hanya di bibir. Camkan bahwa jangan seperti itu jiwaku. Jangan.


Duhai diriku,
Engkau hafal dengan seluk beluk syariat-Nya. Kadang tidak jarang engkau berani berdebat hanya karena tak mau kalah tentang keislamanmu. Ingat wahai jiwaku yang mendarah daging di dada ini, bahwa syarat mendapatkan cinta-Nya adalah beribadah dengan ikhlas.

Ilmu yang kau dapatkan meski setinggi langit sedalam lautan akan sia-sia belaka. Ucapan-ucapan yang engkau lontarkan di manapun, di banyak orang, di seminar-seminar, di buku lewat tulisan-tulisanmu, itu sia sia belaka. Sadarkah engkau jiwaku. Sadarkah?

Bahwa sekedar itu, tapi amalkan meski kau hanya tahu separuhnya. Atau, jangan-jangan kau lakukan semua itu demi keegoisanmu jiwaku? Agar engkau disanjung dan dibilang hebat atas semua karya dan ucapanmu?




http://romdani45498.blogspot.com/2011/04/duhai-diri.html