Mengenai Saya

Foto saya
Pangandaran, West Java, Indonesia
Simple

Senin, 16 Juli 2012

Renungan di pagi hari : Kegigihan Si Cedal

Mungkin, kita bisa mengambil pelajaran dan ibroh dari humor yang akan penulis ceritakan di bawah ini. Sebab, orang yang berakal adalah, mereka yang mau mengambil pelajaran dari apa yang dilìhatnya, dan yang menggali serta merenungi hikmah dari apa yang didengarnya (al-aqil, man i'tabaroo bi maa ro-a, wa itta'adzo bi maa sami'a).
Juga, ambillah ilmu dari manapun sumbernya (khudz-il hikmata min ayyi wi'a-in khorojat) bukankah (al-hikmatu dzoollatul mu'min)? Ilmu apapun itu, adalah barang hilangnya tiap mu'min yang harus dicari, iya bukan? Walau humor sekalipun, cari ilmu sekaligus relaksasi atas urat syaraf yang mengalami ketegangan karena penat oleh berbagai macam problema hidup sehari-hari.
Sebuah cerita humor tentang pembelaan terhadap harga diri dan ketidak putus asaan sekaligus pantang mundur untuk menggapai sesuatu yang díinginkan.
Seorang cedal yang susah mengucapkan "R" masuk ke sebuah warung nasi goreng setelah menerima gaji pertamanya.
"Pak, nasi goyeng pedas satu piying", katanya dengan mantap.
"Nggak ada mas", kata penjual.
"Lhah, itu teltulis di tenda".
"Itu nasi goreng. Sana pulang dulu dan belajar bilang nasi goreng!"
Setelah seminggu berlatih, akhirnya dia bisa bilang "nasi gorrreng". Kembalilah dia ke warung tersebut.
"Pak, nasi gorrrreng pedas satu pirrrring !" Katanya dengan mantap.
"Ya, sebentar mas, pake apa?" "Telol", katanya pelan seraya bersedih hati.
Tiga hari kemudian ia balik lagi, "Pak, nasi goreng pedas satu piring pake telor", ujarnya riang.
"Telornya diapakan mas? Diceplok apa didadar?" kata si penjual menggoda, "Didadal", ucapnya sedih.
Si cedal nggak mau menyerah, tiga hari kemudian dia datang lagi, "Pak, nasi goreng pedas satu piring, pake telor didadar", pesannya.
Dan si penjual tanya lagi, "Oh, sebentar, minumnya apa mas?", lagi-lagi si cedal hanya murung, "Es jeyuk".
Tapi, karena saking pengennya nasi goreng, ia nggak mau menyerah, esoknya balik lagi, "pak, nasi goreng pedas satu piring, pake telor di dadar, minumnya es jeruk !" Katanya dengan bangga.
Setelah semuanya beres, si cedal pun membayar Rp.9500 dengan uang 10.000- an.
Si penjual iseng menggodanya lagi, "Kembaliannya berapa Dal?" Si cedal nampak berpikir sebentar, kemudian dengan penuh senyum kemenangan, dijawabnya mantap, "Gopek !!!"
Nah, setelah kamu sakit perut karena kebanyakan tertawa? Bisa tidak kamu ambil pelajaran dari ceritu itu?
Adalah tentu saja semangat juang yang tinggi. Kita kerap mengalami rasa patah semangat saat pertama kali gagal. Padahal semestinya,gagal adalah kesuksesan yang tertunda saja. Sebab tak selamanya sebuah usaha itu gagal. Batu besar yang hancur oleh pukulan godam,bukan hancur sebab pukulan terakhir,tetapi sebab rangkaian pukulan bertubi-tubi yang ia terima mulai awal tadi.
Sebuah kisah terkenal,bagaimana Thomas Alva Edison sukses membuat lampu bohlamnya menyala? Setelah gagal dalam 1000 kali eksperimen.
Seorang muslim yang baik,adalah yang memiliki daya juang tinggi,tidak takut akan kegagalan,dan gigih laksana baja. Memandang segala sesuatu dengan rasa optimis. Tentu saja disertai dengan rasa Tawakkal yang tinggi,setelah menempuh sebab. Karena kausalitas,merupakan sunnatullah,hukum alam yang berlaku. Kecuali jika Allah berkehendak lain. Tak sekali dua kali Nabi memotivasi umatnya agar selalu gigih dalam hal apapun.
Akhir catatan, Dalam al-Qur'an sendiri,kecaman buat orang yang mudah putus asa,sangat menyengat. Hikayat melalui Lisan Nabi Ya'qub saat memberi motivasi pada sepuluh anaknya,agar gigih menemukan kembali dua saudara mereka yang hilang,Yusuf dan Benjamin, dan tak berputus asa,sebab tidak lah berputus asa,kecuali orang-orang yang kafir,orang yang ingkar atas anugerah Allah.. Wallahu a'lam




http://romdani45498.blogspot.com/2011/03/renungan-di-pagi-hari-kegigihan-si.html