Mengenai Saya

Foto saya
Pangandaran, West Java, Indonesia
Simple

Rabu, 27 Juni 2012

"Memetik Hikmah KATA 'Pernikahan."

Isteriku,,,
maafkanlah aku.,,
Aku bukanlah yg terbaik seperti keinginanmu,
Aku akan berusaha 'menjadi' lebih baik seperti 'harapan'mu.

Isteriku,,,
maafkanlah aku..
bila selama ini belum dapat 'mewujudkan semua 'impian'mu
Maafkanlah atas segala khilaf yg tlah aku lakukan,,,
jangan pernah 'tanam'kan rasa kebencian itu padaku,,,
Dan jangan maafkan daku,,, karena keterpaksaan di hatimu,,,
by. Suami-mu,,,,:)

~Abriansyah M Noor.~

Jawaban Istrimu...

'Suamiku,,,
maafkan aku karena selalu menyusahkanmu!

Suamiku,,,
Aku ikhlas menjalani Taqdir Allah bersamamu!

Suamiku,,,
maafkan aku tarkadang aku lalai menjalankan kewajibanku,

Suamiku,,,
Kalau aku berbuat salah Aku selalu takut kau tak memaafkanku,,
tapi kamu selalu tersenyum dan berkata''Kau adalah istri terbaikku''

Terima kasih Suamiku.....

by. Rossita Khumairah Najwa

Sahabatku yang dicintai,,:)

MAHABBAH atau "Cinta itu adalah kecenderungan hati kepada sesuatu. Kecenderungan ini boleh jadi disebabkan lezatnya yang dicintai atau karena manfaat yang diperoleh daripadanya. Cinta sejati antar manusia terjalin bila ada sifat-sifat pada yang dicintai sesuai dengan sifat yang didambakannya. Rasa inilah yang menjalin pertemuan antara kedua pihak dalam saat yang sama dicintai dan mencintai."
MAWADDAH, Yaitu sesuatu di atas cinta yang seharusnya mengikat hubungan suami istri.
Mawaddah, maknanya berkisar pada kelapangan dan kekosongan . Kelapangan dada dan kekosongan jiwa dari kehendak buruk. Demikian menurut pakar M. Quraish Shihab.
Mawaddah itu adalah cinta plus. Bukankah yang mencintai, -disamping akan terus berusaha mendekat dan mendekat- sesekali hatinya kesal juga, sehingga cintanya pudar, bahkan putus.
Sedang bagi orang yang didalam hatinya bersemi mawaddah atau cinta plus itu, dia tidak akan memutuskan hubungan, seperti yang biasa terjadi pada orang yang bercinta.
Ini disebabkan hatinya begitu lapang dan kosong dari keburukan, sehingga pintunya pun sudah tertutup, tidak bisa dihinggapi keburukan lahir dan batin, yang mungkin datang dari pasangannya. Mawaddah adalah cinta plus yang tampak dampaknya pada perlakuan, serupa dengan tampaknya kepatuhan akibat rasa kagum dan hormat kepada seseorang.
Rahmah adalah kondisi psikologis, yang muncul di dalam hati, akibat menyaksikan ketidak berdayaan, sehingga mendorong yang bersangkutan untuk melakukan pemberdayaan.
Karena itu, dalam kehidupan keluarga masing-masing suami dan istri akan bersunguh-sungguh , bahkan bersusah payah, demi mendatangkan kebaikan bagi pasangannya. Rahmah itu menghasilkan kesabaran, murah hati, tidak angkuh, tidak mencari keuntungan bagi diri sendiri, tidak pemarah dan tidak pendendam.
Ia menutupi segala sesuatu dan sabar menanggung segalanya. Sementara mawaddah tidak mengenal batas dan tidak berkesudahan. Mengapa Al Quranul Karim menggaris bawahi hal ini dalam rangka jalinan perkawinan. Agaknya karena betapapun hebatnya seseorang , pasti dia memiliki kelemahan.
Dan betapapun lemahnya seseorang pasti ada juga unsur kekuatannya. Suami dan istri tidak luput dari keadaan demikian, sehingga suami dan istri harus berusaha untuk saling melengkapi.
(Q.S. An Nisa : 1) Artinya : Dialah yang menciptakan kamu dari diri yang satu dan menciptakan darinya (diri itu) pasangannya
(Q.S. Ar Rum : 21) Artinya : Allah menjadikan dari diri kamu pasangan ?
Firman-firman tersebut mengandung isyarat, bahwa suami dan istri harus dapat menjadi diri pasangannya dalam arti masing-masing harus merasakan dan memikirkan apa yang dirasakan dan dipikirkan oleh pasangannya dan masing-masing harus mampu memenuhi kebutuhan pasangannya itu.
(Q.S. Al Baqarah : 187) Artinya : Istri-istri kamu adalah pakaianmu dan kamu adalah pakaian mereka Ayat tersebut tidak hanya mengisyaratkan, bahwa suami dan istri saling membutuhkan, melainkan juga berarti, suami dan istri --masing-masing menurut kodratnya memiliki kekurangan, --harus dapat berfungsi menutup kekurangan pasangannya itu.
Sahabat calon suami- istri serta sahabat rahimakumullah. Para pakar mengatakan, bahwa kasih sayang disuburkan dengan kesadaran, tak seorang pun yang sempurna. Kekurangan yang dimiliki istri boleh jadi dimiliki juga oleh suami dalam bentuk yang lain. Kesalahan yang dilakukan oleh suami dapat juga dilakukan oleh istri dalam bentuk yang sama atau yang lain. Kesadaran demikianlah yang dapat memelihara dan menyuburkan kasih sayang. Akan tetapi jika kasih sayang itu pun putus, jangan putuskan pernikahan, karena ada amanah yang harus dipertahankan.
AMANAH. Istri adalah amanah bagi sang suami dan suamipun amanah bagi sang istri. Tidak mungkin orang tua dan keluarga dari masing-masing akan merestui suatu pernikahan tanpa adanya rasa percaya dan aman.
Suami, demikian juga istri, tidak akan menjalin hubungan kecuali jika masing-masing merasa aman dan percaya kepada pasangannya. Penikahan ini bukan hanya amanat dari mereka, melainkan juga amanat dari Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Bukankah ia dijalin atas nama Allah dengan menggunakan kalimat-Nya.
Sahabat Rahimakumullah,,,
Ada seorang pria datang kepada saidina Umar Radhiyallahu 'Anhu dan menyampaikan rencananya menceraikan istrinya. Umar, Kahalifah Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wa sallam yang kedua itu berkomentar antara lain : Dimana engkau letakkan amanah yang telah engkau terima itu.
Lalu beliau membaca firman Allah : (Q.S. An Nisa: 19) Artinya : Seandainya kamu tidak menyukai mereka (maka bersabarlah/jangan ceraikan ). Mungkin kamu tidak mrnyukai sesuatu, padahal Allah menjadikan padanya kebaikan yang banyak.
Sahabat yang dicintai, calon suami istri, Rahimakumullah,,,
Amanah itu terpelihara dengan mengingat Allah. Kebesaran, kekuasaan dan kemurahan-Nya. Ia dipelihara dengan melaksanakan tuntunan agama.
Siramilah amanah itu dengan shalat walau pun hanya lima kali sehari. Bersama kita Camkan beberapa ketentuan dan nasehat berikut ini:
(QS. Al Maidah:1) Artinya:
"Wahai orang-orang yang beriman! Penuhilah akad-akad perjanjian ."
(Q.S. At Thalaq:6). Artinya :
"Tempatkanlah mereka (istri) itu dimana kamu bertempat tinggal menurut kemampuanmu dan janganlah kamu menyusahkan mereka untuk menyempitkan (hati) mereka.
(Q.S. Al Baqarah:228). Artinya :
"Para istri mempunyai hak yang seimbang dengan kewajibannya menurut cara yang makruf , dan para suami mempunyai satu derajat di atas para istri Tahukah ananda, apa yang dimaksud dengan derajat itu? Derajat itu adalah kelapangan dada suami terhadap istri untuk meringankan sebagian kewajiban istri.
SAHABAT YANG DICINTAI, MARI BERSAMA KITA LAKSANAKANLAH SEMUA PERINTAH ALLAH SUBHANAHU WA TA'ALA DAN JANGAN LANGGAR LARANGANNYA, ANTARA LAIN ADALAH :
(Q.S. Al Isra' : 23). Artinya:
"Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu tidak menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik kepada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang diantara keduanya atau kedua-duanya berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan akh dan janganlah kamu membentak mereka, dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia."
Allah subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
“Dan diantara tanda-tanda kekuasaannya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tentram kepadanya, dan dijadikannya di antaramu rasa kasih sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir.” (QS. Ar-rum: 21).
Allah Subhanahu Wa Ta'alaa berfirman tentang beberapa sifat para hamba-Nya:
“Dan orang-orang yang berkata: "Ya Rabb kami, anugerahkanlah kepada kami isteri-isteri kami dan keturunan kami sebagai penyejuk hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa.”
(QS. Al-Furqan: 74).
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu 'Anhu berkata: Rasulullah Shalallaahu 'Alaihi Wa salam bersabda:
“Orang mu’min yang paling sempurna imannya adalah yang paling baik akhlaknya, dan orang yang paling baik diantara kalian adalah yang paling baik terhadap para isterinya.”
(HR. Turmizi, ia berkata: hadits hasan shahih).
Dari Ibnu Umar Radhiyallahu 'Anhu dari Nabi Shalallaahu 'Alaihi Wa salam, beliau bersabda:
“Setiap kalian adalah pemimpin, dan setiap kalian bertanggung jawab terhadap yang dipimpinnya. Amir adalah pemimpin, dan orang laki-laki adalah pemimpin keluarganya. Orang perempuan adalah pemimpin rumah dan anak-anak suaminya. Maka setiap kalian adalah pemimpin, dan setiap kalian akan diminta pertanggungjawaban terhadap yang dipimpinnya.”
(Muttafaq 'Alaih).
Orang bijak berkata:
Wahai anakku,
"Jadilah terhadap suamimu bumi tempat dia berpijak, niscaya dia akan menjadi bagimu langit tempat engkau berteduh.Terimalah pemberiannya, walaupun sedikit, dengan penuh rasa syukur dan perkenankanlah permintaanya dengan penuh rasa hormat. Perhatikanlah arah matanya tertuju dan hidungnya mengendus. Jangan sampai kedua matanya melihat sesuatu yang buruk dari penampilanmu dan jangan pula hidungnya mengendus, kecuali harum semerbak dari dirimu."




http://romdani45498.blogspot.com/2011/03/memetik-hikmah-kata-pernikahan.html