Mengenai Saya

Foto saya
Pangandaran, West Java, Indonesia
Simple

Senin, 07 Mei 2012

Aku, Kau dan Mereka Dalam Berkeyakinan

Berbicara tentang keyakinan tentu sudah tak asing lagi bagi kita semua, setiap insan pasti punya keyakinan, baik itu atas adanya tuhan ataupun atas tiadanya tuhan.
Melihat dari makna keyakinan itu berdasarkan Wikipedia Indonesia, maka keyakinan bermakna suatu sikap yang di tunjunkan oleh manusia saat ia merasa cukup tahu dan menyimpulkan bahwa dirinya telah mencapai kebenaran.
Seperti halnya segala sesuatu di alam semesta ini pastilah membutuhkan proses sebelum mencapai hasil, tidak ada satupun di alam ini yang terjadi atau menghasilkan sesautu tanpa melalui sebuah proses terlebih dahulu, maka seperti halnya segala sesuatu yang ada di alam ini, untuk mencapai sebuah keyakinanpun pastilah akan memutuhkan proses juga.
Dan setiap keyakinan pasti akan membutuhkan pengetahuan atau data-data yang menunjang mengenai sesuatu yang akan di yakini, begitu juga dalam keyakinan beragama.
Sedangkan pengetahuan sendiri dipengaruhi oleh berepa hal, di antaranya adalah pengalaman, tingkat pendidikan, lingkungan, media, serta informasi. Sehingga secara tidak langsung akan mempengaruhi keyakinan itu sendiri.
Yang sering terjadi akhir-akhir ini adalah kita tidak begitu memperhatikan bagaimana sesorang itu mencapai keyakinannya, akan tetapi lebih cenderung kepada apa yang mereka yakini saat itu sehingga pada akhirnya kita akan menyalahkan seseorang atas apa yang mereka yakini.
Padahal sangat logis apabila dengan usaha yang telah mereka lakukan dan dengan cara yang mereka lakukan dalam mencari kebenaran saat itu hingga mereka mencapai suatu tahapan yang telah mereka yakini sebagai sesuatu yang benar, maka akan sangat tidak adil apabila kita menyalahkan keyakinan mereka sebagai sebuah hasil dari proses pencarian yang telah mereka lakuakan dengan kerja keras dan dengan segala kemampuan yang telah dimilikinya.
Dan sangat logis juga kemungkinan terjadi yaitu apa yang kita yakini benar adanya saat ini akan berubah pada esok hari, sesuai dengan pengetahuan yang baru yang mungkin baru kita dapatkan atupun temukan dan biasanaya sering kita sebut dengan mendapat hidayah.



Akan tetapi yang sering kali terjadi adalah kita masing-masing sibuk untuk menghakimi dan saling menyalahkan satu sama lain yang di sebabkan dari hasil keyakinan yang berbeda dari sebuah proses dan tingkat pengetahuan ataupun pengalaman hidup yang berbeda dalam jalan mencari kebenaran tersebut, meskipun bahkan sangat mungkin kita yang menghakimi keyakinan orang lain tersebut  saat ini, pada keesokan harinya akan memiliki keyakinan yang sama dengan mereka yang sebelumnya kita hakimi keyakinanya apabila mungkin ada pengetahuan yang baru yang kita dapatkan yang menunjang kita untuk meyakini keyakinannya.
Yang misalnya mereka yang pada akhirnya menjadi Muallaf dan juga tidak sedikit dari saudara-saudara kita xang menjadi Murtad karena informasi-informasi yang salah yang mereka dapatkan.
Sebuah contoh :
Apabila ada sekelompok orang di sebuah pulau yang tak terjangkau oleh peradaban saat ini dan oleh informasi mengenai sebuah ajaran, lalu dengan informasi yang mereka miliki, dan pengalaman selama mereka hidup di pulau itu hingga pada akhirnya mereka berkesimpulan dan meyakini bahwa sebuah pohon yang paling besar dan tumbuh di tengah-tengah kampung, mereka anggap sebagai Tuhan mereka dan merekapun menyebahnya, lalu apakah serta merta kita akan mengatakan mereka sesat? pada hal sejauh yang mereka tahu adalah seperti itu. Dan kita menhakimi mereka dengan pengetahuan yang kita yakini terbaik pada saat ini yang bahkan begitupun mereka yang di kepulauan terpencil itu yang meyakini bahwa apa yang telah mereka lakukan adalah yang terbaik dengan segala usaha yang mereka lakukan dengan kondisi mereka pada saat itu.
Begitupula dengan saudara-saudara kita yang mungkin mendapatkan informasi yang berbeda, penjelasan yang berbeda, pengalaman yang berbeda, pendidikan yang berbeda, keadaan yang berbeda dan pemahaman yang berbeda namun sama2 berada dalam satu jalan yaitu mencari kebenaran, akan tetapi kita menghukumi mereka dengan apa yang kita ketahui dan yang kita anggap benar adanya. Bukankah itu suatu tindakan yang tidak adil adanya? Bahkan sesorang yang mendapatkan informasi yang sama pun sangat mungkin untuk memahaminya secara berbeda?
Akan sangat bijak apabila kita menghormati dan menghargai apa yang orang lain yakini namun dari pada itu, kitapun melakukan apa yang kita yakini benar saat ini sambil terus berproses mencari kebenaran yang sejati dan tidak lupa untuk selalu meminta petunjuk dan ampunan kepada Allah SWT agar apabila dalam hasil usaha kita dalam meyakini kebenaran masih jauh dari yang Allah inginkan, maka semoga kita akan diberi ampunan oleh-Nya dan diberi petunjuk, agar kita mampu untuk mencapai kebenaran yang sejati dan apabila apa yang kita yakini dan amalkan saat ini telah sesuai dengan yang Allah inginkan, maka semoga Allah senantiasa menjaga kita di jalan yang telah kita lalui tersebut.
Wallahu a'lam



http://romdani45498.blogspot.com/2011/01/aku-kau-dan-mereka-dalam-berkeyakinan.html